PEMBAHASAN CHF

24
PEMBAHASAN CHF A. Definisi Gagal Jantung (Heart Failure) adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat- zat makanan. B. Etiologi Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh: 1. Kelainan otot jantung pada gagal jantung sering terjadi saat penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial, dan penyakit degeneratif atau inflamasi. 2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpuikan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) 1

description

chf

Transcript of PEMBAHASAN CHF

PEMBAHASAN CHFA. DefinisiGagal Jantung (Heart Failure) adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.

B. EtiologiGagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh:1. Kelainan otot jantung pada gagal jantung sering terjadi saat penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial, dan penyakit degeneratif atau inflamasi.2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpuikan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitaas menurun.3. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mngakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.5. Penyakit jantung lain, gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang ssecara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikardium, perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan mendadak afterload6. Faktor sistemik. Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misalnya : demam, tirotoksikosis), hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitas elekttronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

C. Faktor Resiko1. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi :a. Kadar kolesterol darah yang tinggi n : 190 mg/dlb. Kadar LDL ( Low Density Lipoprotein ) yang tinggi n : < 115 mg/dlc. Kadar trigliserid yang tinngid. Hipertensi e. Diabetes n glukosa 120/menit).

H. PenatalaksanaanGagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan dari : Beban awal, Kontraktilitas, dan Beban akhir. Prinsip penatalaksanaan Congestive Heart Failure adalah:1. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi O2 melalui istirahat/pembatasan aktivitas.2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung, mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tirotoksikosis, miksedema, dan aritmia.Digitalisasi :a) Dosis digitalis :Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 2 mg dalam 4-6 dosis selama 24 jam dan dilanjutkan 2 x 0.5 mg selama 2-4 hariDigoksin iv 0,75-1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.Cedilanid iv 1,2-1,6 mg dalam 24 jam.b) Dosis penunjang untuk gagal jantung : digoksin 0,25 mg sehari.Untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikanc) Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mgd) Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang berat :Digoksin 1-1,5 mg iv perlahan-lahanCedilanid 04-0,8 mg iv perlahan-lahan.3. Menurunkan beban jantungMenurunkan beban awal dengan diet rendah garam, diuretic dan vasodilatora) Diet rendah garamPada gagal jantung dengan NYHA kelas IV, penggunaan diuretic, digoksin dan penghambat angiotensin converting enzyme (ACE), diperlukan mengingat usia harapan hidup yang pendek. Untuk gagal jantung kelas II dan III diberikan : Diuretik dalam dosis rendah atau menengah (furosemid 40-80 mg) Digoksin pada pasien dengan fibrilasi atrium maupun kelainan sinus Penghambat ACE (captopril mulai dari dosis 2 X 6,25 mg atau setara penghambat ACE yang lain, dosis ditingkatkan secara bertahap dengan memperhatikan tekanan darah pasien); isorbid dinitrat (ISDN) pada pasien dengan kemampuan aktivitas yang terganggu atau adanya iskemia yang menetap,dosis dimulai 3 X 10-15 mg.Semua obat harus dititrasi secara bertahap.b) DiuretikYang digunakan furosemid 40-80 mg. Dosis penunjang rata-rata 20 mg. Efek samping berupa hipokalemia dapat diatasi dengan suplai garam kalium atau diganti dengan spironolakton. Diuretik lain yang dapat digunakan antara lain hidroklorotiazid, klortalidon, triamteren, amilorid, dan asam etakrinat.Dampak diuretic yang mengurangi beban awal tidak mengurangi curah jantung atau kelangsungan ,tapi merupakan pengobatan garis pertama karena mengurangi gejala dan pengobatan dan perawatan di rumah sakit. Penggunaan penghambat ACE bersama diuretic hemat kalium harus berhati hati karena memungkinkan timbulnya hiperkalemia.c) Vasodilator Nitrogliserin 0,4-0,6 mg sublingual atau 0,2-2 g/kg BB/menit iv. Nitroprusid 0,5-1 g/kgBB/menit iv Prazosin per oral 2-5 mg Penghambat ACE: kaptopril 2 X 6,25 mg.

Prosedur Tetap Penanganan Gagal Jantung

1. Segera baringkan ke tempat tidur, dengan posisi duduk2. Berikan O2 3-6 liter/menit3. Digitalisasi misalkan dengan Cedilanid IV 1,2-1,6 mg/24 jam, Digoxin IV 0,75 1mg dalam 4 dosis/24 jam atau oral 0,5-2mg dalam 4 dosis/24 jam dilanjut 2x0,5mg selama 2-4 hari4. Pasang infus Dextrose 5% atau NaCl 0,9% dapat ditambahkan aminofilin 1-2 ampul. Aminofilin dapat juga diberikan bolus 1 ampul IV pelan5. Dapat diberikan lasix 1-2 ampul IV (40-80mg) dosis penunjang rata-rata 20mg6. Beri tablet Kalium (Aspar K atau KSR)7. Untuk NYHA kelas III dan IV dirawat di ICU

I. Komplikasi1. TromboemboliResiko terjadinya bekuan vena ( trombosis vena dalam DVT/deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan emboli sistemik tinggi, terutama pada CHF berat. Bisa diturunkan dengan pemberian warfarin.2. Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada CHF yang menyebabkan perburukan dramatis. Dapat diberikan digoxin atau -Bloker dan pemberian warfarin.3. Kegagalan pompa kongestifBisa terjadi karena penggunaan diuretik dengan dosis yang ditinggikan.4. Aritmia VentrikelSering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop atau kematian jantung mendadak ( 25-50% kematian pada CHF ).5. Efusi PleuraMerupakan akibat dari peningkatan tekanan dikapiler pleura, transudasi dari kapiler ini memasuki rongga pleura. Efusi pleura ini biasanya terjadi pada lobus sebelah kanan bawah.6. Trombus pada ventrikel kiriPada kejadian gagal jantung kongestif akut ataupun kronik, dimana terjadinya pembesaran dari ventrikel kiri dan penurunan cardiac output hal ini akan meningkatkan kemungkinan pembentukan thrombus diventrikel kiri, sehinggaAmerican college of cardiology dan AHA merekomendasikan pemberian antikoagulan pada pasien dengan gagal jantung kongestif dan atrial fibrilasi atau fungsi penurunan ventrikel kiri (misalnya ejection fraction kurang dari 20%). Sekali terbentuk trombus, hal ini bisa menyebabkan penurunan kontraksi ventrikel kiri, penurunan cardiac output dan kerusakan perfusi pasien akan menjadi lebih parah. Pembentukan emboli dari thrombus juga mungkin mengakibatkan terjadinyacerebrovaskular accident (CVA).

DAFTAR PUSTAKA

1. Kasper, Dennis L. dkk.2005.Harrisons internals medicine edition 17. Chicago: Medical Publishing Division. 2. Aru, Sudoyo.2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.3. Thaler, Malcolm S. 2009. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Jakarta : EGC.

5