FS-MP RSUD Muara Teweh_Akhir_05 BAB 5_Kesimpulan Kelayakan

4
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara 2015 V - 1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN PENGEMBANGAN RSUD MUARA TEWEH 5.1. Kesimpulan dan Rekomendasi Kelayakan 5.1.1. Kesimpulan Dari uraian kajian dan analisis kebutuhan pengembangan RSUD Muara Teweh diatas dapat ditarik kesimpulan ringkas sebagai berikut: Tabel NO ASPEK KELAYAKAN 1 Analisis Eksternal a) Kebijakan pengembangan rumah sakit Di Dalam RPJMD Kabupaten Barito Utara 2013-2018 perlu merubah arah kebijakan dan target pelayanan kesehatan menjadi lebih baik setiap 5 tahunan hingga Tahun 2036, hingga mencapai standar internasional. b) Proyeksi populasi penduduk Populasi penduduk Kabupaten Barito Utara hingga Tahun 2036 diperkirakan meningkat 14,94% dari Tahun 2013, atau rata-rata tumbuh 0,68%/tahun, dengan karakteristik penduduk terbanyak pria dengan risiko sakit lebih banyak. c) Geografis Jarak tempuh penduduk yang dilayani terjauh 100 Km, yang layak dilayani dengan cepat pada radius tempuh 30 Km. Kecamatan rentan penyakit yaitu Kecamatan Teweh Selatan, Kecamatan Gunung Timang, Kecamatan Teweh Timur dan Kecamatan Lahei Barat (PHBS,2013) Waktu tempuh ke RSUD Kelas B Provinsi 7 jam perjalanan darat. Sangat tidak layak. d) Sosial ekonomi budaya masyarakat Kurangnya kesadaran menjaga bayinya, kebiasaan merokok tinggi pada pria, gangguan asap pembakaran lahan menjadi penyebab ISPA e) SDM Tenaga Kerja Kesehatan Ketersediaan jumlah SDM kesehatan memadai pada tahun berjalan. Perlu peningkatan jumlah SDM hingga Tahun 2036 f) Derajat Kesehatan Masyarakat Berat badan bayi dibawah garis merah makin menurun, pemberian sumpelen vitamin balita meningkat, meningkatnya pemberian ASI, angka kematian ibu dan bayi menurun, sarana kesehatan (puskesmas, pustu) tersebar merata.

description

laporan

Transcript of FS-MP RSUD Muara Teweh_Akhir_05 BAB 5_Kesimpulan Kelayakan

Page 1: FS-MP RSUD Muara Teweh_Akhir_05 BAB 5_Kesimpulan Kelayakan

Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara 2015

V - 1

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN

PENGEMBANGAN RSUD MUARA TEWEH 5.1. Kesimpulan dan Rekomendasi Kelayakan

5.1.1. Kesimpulan

Dari uraian kajian dan analisis kebutuhan pengembangan RSUD Muara Teweh

diatas dapat ditarik kesimpulan ringkas sebagai berikut:

Tabel

NO ASPEK KELAYAKAN

1 Analisis Eksternal

a) Kebijakan pengembangan rumah sakit

Di Dalam RPJMD Kabupaten Barito Utara 2013-2018 perlu merubah arah kebijakan dan target pelayanan kesehatan menjadi lebih baik setiap 5 tahunan hingga Tahun 2036, hingga mencapai standar internasional.

b) Proyeksi populasi penduduk

Populasi penduduk Kabupaten Barito Utara hingga Tahun 2036 diperkirakan meningkat 14,94% dari Tahun 2013, atau rata-rata tumbuh 0,68%/tahun, dengan karakteristik penduduk terbanyak pria dengan risiko sakit lebih banyak.

c) Geografis Jarak tempuh penduduk yang dilayani terjauh 100 Km, yang layak dilayani dengan cepat pada radius tempuh 30 Km. Kecamatan rentan penyakit yaitu Kecamatan Teweh Selatan, Kecamatan Gunung Timang, Kecamatan Teweh Timur dan Kecamatan Lahei Barat (PHBS,2013)

Waktu tempuh ke RSUD Kelas B Provinsi 7 jam perjalanan darat. Sangat tidak layak.

d) Sosial ekonomi budaya masyarakat

Kurangnya kesadaran menjaga bayinya, kebiasaan merokok tinggi pada pria, gangguan asap pembakaran lahan menjadi penyebab ISPA

e) SDM Tenaga Kerja Kesehatan

Ketersediaan jumlah SDM kesehatan memadai pada tahun berjalan. Perlu peningkatan jumlah SDM hingga Tahun 2036

f) Derajat Kesehatan Masyarakat

Berat badan bayi dibawah garis merah makin menurun, pemberian sumpelen vitamin balita meningkat, meningkatnya pemberian ASI, angka kematian ibu dan bayi menurun, sarana kesehatan (puskesmas, pustu) tersebar merata.

Page 2: FS-MP RSUD Muara Teweh_Akhir_05 BAB 5_Kesimpulan Kelayakan

Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara 2015

V - 2

Hanya ketersediaan tempat tidur di RSUD Muara Teweh yang jauh dibawah standar, tersedia 70 TT, seharusnya 125 TT

2 Analisis Internal

a) Kualitas pelayanan sarana kesehatan

RSUD masih Kelas C Klasifikasi pelayanan medis sederhana Peralatan yang tersedia sederhana hingga canggih Metoda pelayanan dokter, operator secara manual

b) Pola penyakit dan epidemilogi

Terbanyak: 1) ISPA 2) Diare 3) Hipertensi 4) Gastritis

c) Teknologi Pelayanan dan Peralatan

Keterbatasan peralatan yang ada masih belum dapat menangani pasien dengan kasus penyakit berat

d) SDM rumah sakit untuk peningkatan pelayanan kelas

Jumlah yang ada saat ini masih kurang untuk pelayanan hingga Tahun 2036. Minimal dibutuhkan 54 dokter (spesialis) dan 216 tenaga keperawatan.

e) Kebutuhan organisasi

Menyesuaikan Permen Kesehatan Nomor 1045/MENKES/ PER/XI/2006 untuk RSU Kelas B Non Pendidikan

f) Kinerja dan Keuangan

Indikator kinerja RSUD Muara Teweh secara keseluruhan masih berada di bawah standar.

Pemerintah Daerah masih melakukan subsidi biaya operasional sebesar 56,66% pada Tahun 2014 (pendapatan defisit setiap tahun).

3 Analisis Permintaan

a) Ketersediaan lahan Ketersediaan lahan yang potensial untuk ditata ulang yaitu seluas 3,643 Ha, memadai. Lahan cadangan 2,15 Ha.

b) Kapasitas lahan untuk RSUD Kelas B

Kapasitas lahan untuk RSUD Muara Teweh Kelas B masih memadai/layak.

c) Topografi lahan Elevasi lahan RSUD lebih rendah dibandingkan Jl. Yetro Sinseng. Perlu perbaikan rencana jaringan drainase yang baik dan RTH yang tersedia luas sangat penting.

d) Daya dukung tanah Kedalaman tanah sangat keras pada titik 14,60 – 17,70 meter dibawah permukaan tanah. Pondasi dalam merupakan pilihan tepat.

e) Jenis layanan dan layanan unggulan

Sesuai dengan standar minimal RSUD Kelas B non Pendidikan, dengan layanan unggulan pada Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT)

4 Analisis Kebutuhan

a) Kebutuhan ruang NO. JENIS RUANG INTENSITAS (%)

LUAS RUANG (M2)

1 Lahan Terpakai RSUD Muara Teweh 36.430,00

2 Rencana Bangunan Gedung Kelas B 33.275,00

3 Sirkulasi dan Koridor Bangunan Gedung 30 9.982,00

Page 3: FS-MP RSUD Muara Teweh_Akhir_05 BAB 5_Kesimpulan Kelayakan

Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara 2015

V - 3

4 Luas Bangunan dan Sirkulasi 43.275,00

5 KLB 200

6 KDB 30 10.929,00

7 RTH 50 18.215,00

8 RTNH 20% 7.286,00

9 Lahan Cadangan 22.000,00

b) Peralatan medis dan non medis

Sesuai dengan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas B yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2010

c) Kebutuhan SDM Jumlah kebutuhan keseluruhan dokter (umum, gigi, spesialis) hingga Tahun 2036 sebanyak 58 orang. Jumlah kebutuhan seluruh tenaga non medik hingga Tahun 2036 lebih kurang 472 orang.

d) Kebutuhan organisasi

5 Kepuasan Pelayanan Rumah Sakit

a) Pelayanan Ketersediaan instalasi perawatan kurang, mahalnya biaya perawatan, ketersediaan peralatan medis kurang lengkap.

b) Kondisi dan Ketersediaan sarana

Fasilitas ruang-ruang perawatan kurang, ketersediaan fasilitas umum dan perawatan lansekap kurang, dan tingkat keamanan yang buruk.

6 Analisis Keuangan

a) Rencana Investasi dan Sumber Dana

Rencana pembiayaan pembangunan diperkirakan akan mencapai Rp.573.393.750.000,- yang terdiri dari biaya konstruksi fisik, biaya sarana dan peralatan medik, dan sarana dan peralatan non medik.

5.1.2. Rekomendasi

Pada saat sedang disusunnya FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan

Page 4: FS-MP RSUD Muara Teweh_Akhir_05 BAB 5_Kesimpulan Kelayakan

Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara 2015

V - 4

RSUD Muara Teweh Kabupaten Barito Utara saat ini, data profil keuangan yang ada pada

manajemen hanya diperoleh untuk Tahun 2013-2014, sehingga menjadi sulit untuk

dilakukan pekerjaan analisis keuangan untuk proyeksi ke Tahun 2036. Oleh karena itu

asumsi rencana pendapatan akan dihitung berdasarkan angka rencana mulai operasional

untuk RSUD Kelas B, sejak Tahun 2016.

Kinerja RSUD Muara Teweh yang sangat kurang adalah pada pengelolaan

operasional rumah sakit yang disebabkan rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana yang ada, bukan karena kualitas SDM yang ada. Secara kuantitas untuk

pelayanan waktu berjalan sudah cukup memadai, hanya sedikit kualitas SDM perlu

ditingkatkan sebagaimana rencana penyediaan tenaga medik dan non medik pada Bab

4.1.3. Diperlukan divisi/bagian tersendiri untuk mengelola sarana dan prasarana rumah

sakit. Untuk struktur organisasi perlu disiapkan sesuai dengan Permenkes Nomor

1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan

Departemen Kesehatan.