FIX. Lap. Pembuatan Amilum

9
Laporan hasil praktikum farmakognosi  PEMBUATAN AMILUM (PATI) ” Kelompok I-B: Annisa Nurul Azzahra 11 11102000029 Karimah Y u lianti A. 1111102000033 Laila Novilia Makmun 111110200000 Arini !ka "rati#i 11 1110200001 $%aima 11111020000& Ati Mar%anti 11 1110200003' !vi Nurul (i)a%ati 1111102000113 M. $aiful Amin 111 11020000*3 PROGRAM STUDI FARMASI III B FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SARIF HIDAATULLAH !AKARTA "#$" BAB $

Transcript of FIX. Lap. Pembuatan Amilum

Laporan hasil praktikum farmakognosi PEMBUATAN AMILUM (PATI)

Kelompok I-B:

Annisa Nurul Azzahra1111102000029Karimah Yulianti A.1111102000033Laila Novilia Makmun1111102000050

Arini Eka Pratiwi1111102000051Syaima1111102000056

Ati Maryanti1111102000037Evi Nurul Hidayati1111102000113M. Saiful Amin 1111102000043PROGRAM STUDI FARMASI III BFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2012

BAB 1PENDAHULUANa. Latar Belakang

Fungsi amilum dalam dunia farmasi tergolong banyak dan penting. Bahkan sudah ada sediaan amilum yang dipasarkan, misalnya Volex. Amilum digunakan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dan amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria. Amilum hidroksi-etil adalah bahan semisintetik yang digunakan sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengobatan tambahan untuk kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Karena pentingnya peranan amilum dalam dunia farmasi, kemampuan untuk dapat membuat amilum sangat dibutuhkan.b. Rumusan Masalah1. Bagaimana cara membuat amilum yang baik sesuai persyaratan amilum untuk keperluan kefarmasian?c. Tujuan

Setelah melakukan percobaan mahasiswa mampu membuat amilum yang baik sesuai persyaratan amilum untuk keperluan kefarmasian.BAB II

KAJIAN PUSTAKAAmilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi jagung(Gunawan, 2004).Amilum juga disebut dengan pati. Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah Zea mays(jagung), Oryza sativa (beras), Solanum tuberosum (kentang), Triticum aesticum (gandum),Maranta arundinacea (garut), Ipomoea batatas (ketela rambat), Manihot utilissima (ketela pohon)(Gunawan, 2004).

Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 28 %) dan sisanya amilopektin.a). Amil amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.

b). Amil amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terdjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).

Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah C6H11O6 dan rumus bangun dari - D- glukosa.Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dan mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan jagungmempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk awur dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).Amylum jagung (pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 m sampai 23 m atau butir bulat dengan diameter 25 m sampai 32 m, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.Fungsi amylum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan penghancur atau pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan (Syamsyuni, 2007).BAB III

MEKANISME KERJA

I. BAHAN UJI, PEREAKSI DAN ALAT

a. BAHAN UJI

Pipilan jagung kering 500 gram

b. PEREAKSI

Aquades

Larutan Na-bisulfit 0,2 %

NaOH 0,1 N

c. ALAT

Gelas Obyek

Gelas Penutup

Mikroskop

Beker Glass

Pipet Tetes

Tabung reaksi kecil

Kain penyaring berpori kecil Blender

Oven

Baskom

II. METODOLOGI PRAKTIKUM

1. Disiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan

2. Pipilan jagung kering dicuci. Kemudian ditiriskan dan dimasukkan ke dalam baskom.

3. Pipilan jagung yang sudah dibersihkan direndam dengan larutan Na-bisulfit 0,2 % selama 48 jam.

4. Pipilan jagung ditiriskan dari larutan Na-bisulfit.

5. Pipilan jagung dihaluskan dengan digiling menggunakan blender.

6. Kemudian disaring dengan kain berpori halus/kecil sehingga dihasilkan tepung jagung.

7. Tepung jagung ditambahkan aquades sehingga terbentuk bubur jagung. Kemudian dibiarkan sehingga terjadi pengendapan, air dibuang.

8. Endapan ditambahkan NaOH 0,1 N. Kemudian diaduk selama 10 menit, setelah itu lakukan pengendapan selama 1 jam. Setelah 1 jam larutan NaOH dibuang.

9. Kemudian dilakukan pencucian sebanyak 3 kali untuk membersihkan NaOH yang bersisa dengan aquadesdengan cara endap tuang.

10. Pada tahap akhir lakukan pemisahan dengan sentrifuge. Endapan dipisahkan dari supernatannya.

11. Endapan kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 50C selama 8 jam.

12. Hitung rendemen yang dihasilkan.

13. Periksa pati yang dihasilkan secara organoleptis dan mikroskop.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah kerja dari pembuatan amilum jagung yang pertama adalah persiapan alat dan bahan yang digunakan. Biji jagung dipisahkan dari bonggolnya karena yang digunakan dalam pembuatan amilum hanya bijinya saja. Kemudian pipilan jagung dicuci dengan air, hal ini bertujuan agar sampel yang akan digunakan bebas dari kotoran atau benda-benda asing yang menempel. Selanjutnya direndam dengan larutan Na-bisulfit 0,2 % selama 48 jam. Tujuannya adalah agar dihasilkan tepung yang berwarna putih. Pipilan jagung diblender sampai halus karena ukuran partikel yang kecil akan mempermudah proses penarikan amilum dari jagung. Setelah itu hasil blender jagungdisaring menggunakan kain saring berpori kecil sambil diperas secara perlahan untuk memisahkan filtrat dan residunya. Hasil saringannya (filtrat) diambil dan diendapkan sedangkan residu atau yang tertinggal pada saringan dibuang. Setelah mengendap, dibuang air rendamannya dan endapannya disalin pada wadah yang lain. Pengendapan dimaksudkan untuk memisahkan pati murni dari bagian lain seperti ampas dan unsur-unsur lainnya. Pada pengendapan ini akan terdapat butiran pati termasuk protein, lemak, dan komponen lain yang stabil dan kompleks. Jadi akan sulit memisahkan butiran pati dengan komponen lainnya. Bahkan terdapat berbagai senyawa sehingga dapat menimbulkan bau yang khas. Kecepatan endapan sangat ditentukan oleh besarnya butiran pati, keasaman air rendaman, kandungan protein yang ikut, ditambah zat koloidal lainnya. Perendaman selanjutnya dengan menggunakan NaOH bertujuan agar proses pengendapan amilum berjalan lebih cepat. Kemudian dilakukan pencucian sebanyak 3 kali dengan aquadest untuk membersihkan NaOH yang bersisa dengan cara endap tuang. Selanjutnya pengeringan endapan dilakukan agar air (pelarut) dapat menguap dan meninggalkan amilum murni. Suhu yang digunakan 40-50oC karena jika dibawah dari itu air akan sulit diuapkan sedangkan jika diatas dari suhu tersebut akan berpengaruh pada amilum karena pemanasan berlebih.

Setelah kering, amilum jagung yang didapat berwarna putih dan berbentuk serbuk, tidak berbau dan rasa tawar. Berat amilum jagung yaitu 7,1 gr. Berikut adalah hasil pengamatan amilum jagung secara mikroskopi dengan perbesaran 12,5 x 40.

Tanaman Asal

: Zea mays L. Familia

: Poaceae

Kandungan Kimia: Zat pati, saponin, flavon, hars, minyak atsiri, minyak lemak, dan zat pahit. Kegunaan

: Biji dipakai untuk ramuan pelancar ASI

Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L. (Familia Poaceae).

Bentuk mikroskopik amilum jagung: butir bersegi banyak, bersudut. Hilus di tengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella.BAB V

KESIMPULAN1. Pada praktikum pembuatan amilum dari bahan jagung ini didapatkan amilum sebanyak 7,1 gram dari bahan awal berupa pipilan jagung seberat 500 gram.

2. Ciri organoleptis dari amilum yang didapat adalah berwarna putih, tidak berbau, dan tidak berasa (tawar).

3. Ciri mikroskopi amilum jagung yang didapat adalah butir bersegi banyak, bersudut. Hilus di tengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella.

DAFTAR PUSTAKAPoedjiadi. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia PressGunawan, D. dan Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta.

Syamsuni, H.A.2007. Ilmu Resep. Jakarta: penerbit buku kedokteran.