Farmakognosi II Amilum

22
FARMAKOGNOSI II Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur hendaknya penulis panjatkan kehadirat Allah AWT., atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktikum Farmakognosi dengan percobaan Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik”. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada seluruh pihak, khususnya kepada asisten atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam membimbing sehingga laporan ini dapat selesai. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf sebesar-besarnya serta kritik dan saran sangat diperlukan yang membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap laporan pengamatan ini kedepannya dapat berguna bagi pembaca. Kendari, April 2016 Penulis ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

description

farmakognosi

Transcript of Farmakognosi II Amilum

Page 1: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hendaknya penulis panjatkan kehadirat Allah AWT., atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya lah, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktikum

Farmakognosi dengan percobaan Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik”.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada

seluruh pihak, khususnya kepada asisten atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam

membimbing sehingga laporan ini dapat selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan laporan ini, karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari

kesalahan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf sebesar-besarnya serta kritik dan saran

sangat diperlukan yang membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap laporan

pengamatan ini kedepannya dapat berguna bagi pembaca.

Kendari, April 2016

Penulis

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 2: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

2

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam

air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan

utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa

(sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.

Pati adalah suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan

amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari butir-

butir pati yang terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain

melalui ikatan α-1,4-glikosidik. Amilosa merupakan bagian dari pati yang larut

dalam air, yang mempunyai berat molekul antara 50.000-200.000, dan bila

ditambah dengan iodium akan memberikan warna biru. Amilopektin

merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati, terdiri atas molekul-

molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan 1,4-glikosidik

dengan percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik pada setiap 20-25 unit

molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian dari pati yang tidak larut

dalam air dan mempunyai berat molekul antara 70.000 sampai satu juta.

Amilopektin dengan iodium memberikan warna ungu hingga merah.

Pati telah lama digunakan sebagai bahan makanan maupun bahan

tambahan dalam sediaan farmasi. Penggunaan pati dalam bidang farmasi

terutama pada formula sediaan tablet, baik sebagai bahan pengisi, penghancur

maupun sebagai bahan pengikat. Namun dalam pembuatan tablet cetak

langsung, pati tidak dapat digunakan karena pati berupa serbuk halus dan

dalam keadaan aslinya pati tidak mempunyai sifat alir dan daya kompresibilitas

yang baik. Hal ini tidak lepas dari pengaruh komponen-komponen penyusun

utamanya yaitu amilosa dan amilopektin.

Perlakuan pada amilum dapat dilakukan melalui uji kimia dan uji

mikroskopik. Uji kimia dapat dilakukan dengan penambahan iodium. Warna

biru akan terbentuk yang berasal dari amilum yang diberikan penambahan

iodine. Bila amilum dipanaskan, spiral merenggang, molekul-molekul iodine

terlepas sehingga warna biru hilang namun saat dingin iodine terlepas akan

terikat kembali dan terbentuk biru kembali. 2Uji mikroskopik dilakukan dengan

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 3: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

3

Ditimbang amilum sebanyak 100 mg dan diletakkan pada gelas objek.

Selanjutnya ditambahkan 2 tetes aquadest, lalu diamati bentuk hilus, lamela

dari amilum jagung di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana mengetahui

dan membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam

sediaan farmasi secara kimiawi dan mikroskopik ?

3. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah dapat mengetahui dan dapat

membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan

farmasi secara kimiawi dan mikroskopik.

4. Manfaat

Manfaat dari percobaan ini adalah dapat mengetahui dan membedakan

macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi secara

kimiawi dan mikroskopik.

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 4: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

4

B. TINJAUAN PUSTAKA

Amilum merupakan campuran duamacam stuktur polisakarida yang

berbedayaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin (83-80%). Amilum juga

didefinisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari tanaman, sebagai

hasilfotosintesis,yang disimpan dalam bagian tertentu tanaman sebagai cadangan

makanan. Amilum yang sering digunakan dalam industri farmasi dapat dibagi

menjadi 2 yaitu amilum alami dan amilum modifikasi. Amilum alami (native starch)

adalah amilum yang dihasilkan dari sumber umbi-umbian dan belum mengalami

perubahan sifat fisika dan kimia atau diolah secara fisika-kimia. Jika amilum alami

digunakan sebagai eksipien dalam tablet maka terdapat dua kekurangan yang

berpengaruh terhadap sifat fisik granul yaitu mempunyai daya alir dan

kompaktibilitas yang kurang baik (Priyanta, dkk. 2009).

Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas

amilosa dan amilopektin. Pati dapat diperoleh dari biji-bijian, umbi-umbian,

sayuran, maupun buah-buahan. Sumber alami pati antara lain adalah jagung, labu,

kentang, ubi jalar, pisang, barley, gandul, beras, sagu, amaranth, ubi kayu, ganyong,

dan sorgum (Herawati, 2011).

Pati merupakan karbohidrat yang disimpan tanaman dalam biji, umbi akar

dan batang. Pati penting untuk bahan makanan dan juga untuk aplikasi non

makanan. Pati secara alami disimpan dalam sel tanaman sebagai granula-granula

kecil (Susiana, dkk., 2013).

Pati adalah polisakarida alami dengan bobot molekul tinggi yang terdiri dari

unit-unit glukosa. Umumnya pati mengandung dua tipe polimer glukosa, yaitu

amilosa dan amilopektin. Amilosa bersifat tidak larut dalam air dingin tetapi

menyerap sejumlah besar air dan mengembang. Amilopektin memiliki daya ikat

yang baik, yang bias memperlambat disolusi zat aktif (Lukman, dkk., 2013).

Pati dari berbagai macam umbi merupakan bahan baku pembuatan

bioetanol. Substrat pati mencakup biji jagung, butir padi, ubi kentang, ubi kayu dan

lain-lain, mengkontribusi 50-70% sebagai energi untuk kehidupan manusia.

Kontradiksi dengan selulose, pati dengan mudah didegradasi oleh enzim hidrolisis

pati (starch-hydrolyzing enzymes) yang terdapat banyak dalam binatang, mikroba

dan tumbuh-tumbuhan (Hargono, 2015).

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 5: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

5

Amilum biasanya tampak terdapat adanya lapisan mengelilingi titik atau

hilum, yang disebut lamela. Apabila hilum terletak di pinggir, disebut amilum

eksentris. Lapisan dalam amilum (lamella) terbentuk karena pemadatan molekul

dan perbedaan kadar air pada awal tiap pertumbuahn tiap lapisan. Amilum tunggal

atau monoadelf adalah butir amilum yang mempunyai sebuah hilum yang dikelilingi

oleh lamela, misalnya pada ubi jalar. Amilum setengah majemuk atau diadelf

adalah butir amilum yang mempunyai lebih dari satu hilum yang masing-masing

dikelilingi oleh lamel, dan diluarnya dikelilingi oleh lamella bersama, misalnya pada

umbi kentang. Amilum majemuk atau poliadelf adalah butir amilum yang

mempunyai lebih dari satu hilum, masing-masing dikelilingi oleh lamela, dan

diluarnya tidak dikelilingi oleh lamela bersama. Misalnya pada padi (Mulyani,

2006).

Pada reaksi reduksi-oksidasi dan pembentukan kompleks amilum-iodium

sesuai dengan reaksi berikut :

IO3- + 5I- + 6H- + 3I3

- + 3H2O (1)

I3- + Amilum I2-Amilum (2)

Iodium dan amilum akan membentuk kompleks amilum-iodium yang ditandai

dengan terbentuknya warna biru (Febrianti, dkk., 2013).

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 6: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

6

C. BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Tepung jagung (Amilum maydis)

2. Tepung kentang (Amilum solani)

3. Tepung beras (Amilum orizae)

4. Tepung sagu (Amilum sago)

5. Tepung ubi (Amilum manihot)

Klasifikasi

1. Jagung (Purwono dan Rudi, 2005)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

2. Kentang (Setiadi, 2009)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L.

3. Padi (Suprapti, 2005)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Famili : Graminae

Genus : Oryza

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 7: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

7

Spesies : Oryza sativa L.

4. Sagu (Dalimartha, 1999)

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliphyta

Class : Liliopsida

Ordo : Arecales

Family : Arecaceae

Genus : Metroxylon

Spesies : Metroxylon sagu Rottb.

5. Ubi (Rukmana, 1997)

Regnum : Plantae

Division : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Family : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilissima Pohl.

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 8: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

8

D. DESKRIPSI TANAMAN

1. Pati Jagung (Amilum maydis)

Rumput berumah satu, tegak, dengan sistem perakaran terdiri dari akar

serabut. Batang biasanya tunggal. Daun tumbuh berseling pada sisi yang

berlainan pada buku, dengan helaian daun yang bertumpang tindih, aurikel

diatas; helaian daun memita-memanjang. Perbungaan jantan dan betina

terpisah pada satu tumbuhan yang sama; bunga jantan merupakan malai

terminal. Perbuahan yang masak dalam bentuk tongkol. Bijinya biasanya

lonjong, warna bervariasi dari putih hingga kuning, merah atau keunguan hingga

hitam (Tjitrosoepomo, 2000).

2. Pati Kentang (Amilum solani)

Tumbuhan terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk

membulat hingga menjorong, warnanya sangat beragam, kulit umbi bersisik

atau halus, biasanya terdapat beberapa mata tunas. Batang biasanya berongga,

bersayap. Daun berseling, bertangkai, majemuk menyirip gasal, dengan atau

tanpa banyak pinak daun, pinak daun samping berhadapan atau berseling,

membundar telur hingga menjorong-membundar telur, pinak daun yang terkecil

agak duduk, berbentuk membundar telur hingga agak membundar, pinak daun

ujung biasanya yang terbesar. Semua pinak daun berbulu padat, berwarna hijau

gelap, berurat daun menyirip. Perbungaan malai. Bunga putih atau putih

ditutupi dengan merah jambu atau ungu, ditengah kuning kehijauan; kelopak

menggenta, bagian luar berbulu; mahkota bagian luar berbulu. Buah buni agak

membulat, berwarna hijau-kuning, berbiji banyak, beracun. Biji pipih, berbentuk

agak membundar hingga membundar telur, berwarna kuning pucat kecoklatan

(Tjitrosoepomo, 2000).

3. Pati Beras (Amilum oryzae)

Rumput semusim, tingginya 50-130 cm. Akar berserabut, batang tegak,

tersusun dari deretan buku-buku dan ruas, jumlahnya tergantung pada kultivar

dan musim pertumbuhannya; masing-masing buku dengan daun tunggal,

kadang-kadang juga dengan akar, ruas biasanya pendek pada pangkal tanaman.

Daun dalam 2 peringkat; pelepah saling menutupi satu sama lain membentuk

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 9: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

9

batang semu, terakhir membungkus ruas; helaian daun memita. Perbungaan

malai, di ujung ranting, buliran tunggal, melonjong sampai melanset, berisi

bunga biseksual tunggal. Buah jali bervariasi dalam ukuran, bentuk dan warna,

membulat telur, menjorong atau menyilinder, seringkali berwarna kuning

keputihan atau coklat (Tjitrosoepomo, 2000).

4. Pati Sagu (Amilum sagu)

Tinggi batang 10-15 m, tebal kulit 2-3 cm. Dauunya berwarna hijau tua

dengan tangkai daun berwarna hijau kekuningan. Panjang tangkai daun sekitar

6,85 m, sedangkan panjang pelepah daun sekitar 2,71 m, tangkai daun berduri

pada pangkal sampai ujung pinggiran daun. Pada anakan sagu, durinya sangat

banyak dan rapat. Setiap tangkai daun terdiri atas 100-200 helai daun dengan

panjang 151-155 cm, dan lebar 8,1 sampai 9,1 cm. Termasuk tumbuhan

monokotil. Habitat: Tanaman yagn dapat tumbuh baik di daerah khatulistiwa, di

daerah tepi pantai dan sepanjang aliran sungai pada ketinggian 300-700 m di

atas permukaan laut (Tjitrosoepomo, 2000).

5. Pati Ubi (Amilum manihot)

Batang tanaman ubi kayu berkayu, beruas-ruas, dan panjang, yang

ketinggiannya dapat mencapai 3 meter atau lebih. Warna batang bervariasi,

tergantung kulit luar, tetapi batang yang masih muda pada umumnya berwarna

hijau dan setelah tua berubah menjadi keputih-putihan, kelabu, hijau kelabu,

atau coklat abu. Empulur batang berwarna putih, lunak, dan strukturnya empuk

seperti gabus. Daun ubi kayu mempunyai susunan berurat menjari dengan

canggap 5-9 helai. Ubi yang terbentuk merupakan akar yang berubah bentuk

dan fungsinya sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan. Bentuk ubi

biasanya bulat memanjang, daging ubi mengandung zat pati, berwarna putih

gelap atau kuning gelap, dan tiap tanaman dapat menghasilkan 5-10 ubi

(Rukmana, 1997).

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 10: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

10

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

a. Identifikasi Amilum Secara Kimiawi

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO

NO. SAMPEL SEBELUMPENAMBAHAN

IODIN (I2)

SETELAHPENAMBAHAN

IODIN (I2)

SETELAH

PEMANASAN

1 Pati beras(Amylum oryzae)

Putih Biru Putih Keruh

2 Pati ubi (Amylum manihot)

Putih Biru Putih Kekuningan

3 Pati jagung(Amylum maydis)

Putih Biru Putih Kekuningan

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 11: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

11

4 Pati kentang(Amylum solani)

Putih Biru Keruh Hitam Keruh

5 Pati sagu (Amylum

metroxylon)

BiruPutih Keruh

b. Identifikasi Amilum Secara Mikroskopi

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IILABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO

NO. SAMPEL GAMBAR KETERANGAN

1.Pati beras

(Amylum oryzae)1

1. Butiran tunggal, bulat

2. Hilus

2.Pati ubi

(Amylum manihot) 1

1. Butiran tunggal, agak bulat, bersegi banyak

2. Hilus

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Putih

Page 12: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

12

3.Pati jagung

(Amylum maydis)

1. Butiran agak bulat, bersudut, atau bulat telur

2. Hilus

4. Pati kentang (Amylum solani)

1. Butiran bulat telur

2. Hilus

5.Pati sagu (Amylum

metroxylon)

1. Butiran tunggal, oval, bulat, atau bersegi banyak

2. Hilus

2. Pembahasan

Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud

bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilum sering disebut juga dengan

sebutan pati. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan

untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka

panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang

penting. Amilum mempunyai rumus molekul (C6H10O5)n, densitas 1.5 g/cm3.

Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila suspensi dalam air

dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang kental, memberikan warna

ungu pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam

sehingga menghasilkan glukosa.

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin,

dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera)

sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Pati atau amilum berbentuk

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 13: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

13

butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50 nm,

banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang

merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai jenis

umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.

Percobaan ini dilakukan identifikasi terhadap amilum dari segi mikroskopis

dan secara kimiawi. Secara mikroskopis bertujuan untuk mengetahui bentuk

dan tipe amilum pada masing-masing sampel. Identifikasi ini dilakukan dengan

mengamati serbuk pati yang telah diberi air menggunakan mikroskop.

Sedangkan secara kimiawi, bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya

karbohidrat dalam amilum masing-masing sampel. Sampel yang diidentifikasi

amilumnya adalah amilum jagung (Amylum maydis), padi (Amylum orizae), sagu

(Amylum metroxylon), ubi (Amylum manihot) dan kentang (Amylum solani).

Identifikasi secara mikroskopis dilakukan dengan membasahi serbuk pati

pada object glass dan ditutup dengan deck glass kemudian diamati

menggunakan mikroskop. Hasil pengamatan diketahui bahwa amilum jagung

memiliki butir bersegi banyak dengan jumlah hilus tunggal atau majemuk yang

berbentuk bulat telur. Tipe hilusnya adalah kosentris dan tidak terlihat jelas.

Tidak tedapat lamella. Pada amilum jagung asli terdapat lebih banyak butir

amilum dibanding amilum jagung yang diproduksi pabrik. Pada amilum kentang

butir amilum ada yang tunggal dengan bentuk tidak beraturan atau bulat telur

dan butir majemuk jarang yang terdiri 2-4 hilus pada satu butir amilum. Hilus

berupa titik pada ujung yang sempit (eksentris) dan lamella konsentris jelas.

Pada amilum beras/padi, butir amilumnya bersegi banyak, tunggal atau

majemuk dengan bentuk bulat. Hilus berada di tengah (kosentris) tidak terlihat

jelas, tidak ada lamella konsentris. Pada amilum beras asli terlihat butiran

amilum yang lebih besar dibanding amilum beras yang diproduksi pabrik. Pada

amilum sagu, butirannya bulat atau butir telur, tunggal. Amilumnya bertipe

kosentrik, terdapat hilus dan lamela, namun hilus dan lamelanya tidak terlalu

jelas kelihatan.

Identifikasi secara kimiawi, serbuk pati sampel dimasukkan ke dalam

tabung reaksi dan dilarutkan dengan akuades. Larutan amilum kemudian

ditambahkan beberapa tetes larutan Iodium (I2). Penambahan ini berfungsi

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 14: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

14

untuk mengidentifikasi ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam amilum

sampel. Parameter adanya karbohidrat ditandai dengan perubahan warna

larutan menjadi biru hingga biru kehitaman. Semakin banyak kandungan

karbohidrat dalam amilum, maka warnanya semakin biru kehitaman. Timbulnya

warna ini disebabkan karena terbentuknya kompleks antara amilum pada

sampel dengan iodium yang menyebabkan warna larutan yang mengandung

karbohidrat berubah menjadi biru.

Fungsi amilum dalam bidang farmasi tergolong banyak dan penting,

sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi

bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara

suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap

keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan

sebagai basis untuk supositoria.

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 15: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

15

F. PENUTUP

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah identifikasi amilum dapat dilakukan

dua pengujian yaitu secara kimiawi dan mikroskopik. Uji secara kimiawi yaitu

mendeteksi kandungan amilum dengan proses kimiawi penambahan I2 dan

pemanasan sedangkan secara mikroskopik yaitu dilakukan dengan mengamati

serbuk pati yang telah diberi air menggunakan mikroskop untuk mengetahui

adanya hilus dan bentuk amilumnya.

2. Saran

Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya saat mengamati amilum

dibawah mikroskop, sebaiknya medium yang digunakan jangan terlalu banyak,

karena akan mempengaruhi penampang yang diamati. Jika terlalu banyak

medium, globul air akan mempersulit kita untuk mengamati hilus dan lamella

yang terbentuk.

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 16: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

16

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya : Jakarta.

Febrianti, S., Hermin, S., dan Atikah. 2013. Penentuan Kadar Iodida Secara Spektrofotometri Berdasarkan Pembentukan Kompleks Amilum-Iodium Menggunakan Oksidator Iodat. Kimia.Student Journal, Vol. 1(1).

Hargono. 2015. Pemanfaatan Umbi Gadung Beracun (Dioscorea hispida) sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol untuk Bahan Bakar Kompor Rumah Tangga: Perancangan Distilasi Satu Tahap. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”.

Herawati, H. 2011. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna Sebagai Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian ,Vol. 30(1).

Lukman, A., Deni, A., Noveri, R., dan Nani Suhaeni. 2013. Pembuatan dan Uji Sifat Fisikokimia Pati Beras Ketan Kampar yang Dipragelatinasi. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, Vol. 1(2).

Priyanta, R. B. S., Cokorda, I. S. A., dan I G.N. Jemmy A. P. 2009. Sifat Fisik Granul Amilum Jagung Yang Dimodifikasi Secara Enzimatis Dengan Lactobacilus acidophilus Pada Berbagai Waktu Fermentasi.

Purwono dan Budi, H. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Seri Agribisnis : Bogor.

Setiadi. 2009. Budi Daya Kentang. Swadaya : Jakarta.

Suprapti, L. 2005. Tepung Tapioka. Kanisius : Yogyakarta.

Susiana, E., Tesri, M., dan Mansyurdin. 2013. Analisis Morfologi Granula Pati dan Kristal Pada Beberapa Jenis Talas. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.), Vol. 2(4).

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017

Page 17: Farmakognosi II Amilum

FARMAKOGNOSI II

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik

17

Tjitrosoepomo, Gembong. 2000. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Madha University Press : Yogyakarta.

ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017