Fitokim 7 Fix

download Fitokim 7 Fix

of 4

description

fito

Transcript of Fitokim 7 Fix

MAKALAH FITOKIMIA

FRAKSINASI DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM

Arjuni Sita Heni Astuti

201010410311058Dinia Imroatul Karimah 201010410311151

Yudi Coirudin Ashari

201110410311017

Shabrina Aulia Putri

201110410311195

Juanita Trisan Selvanury 201110410311203

Adek Bela Anggraeni

201110410311230

Dea Fenty K.

201110410311271

Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

TUGAS 7FRAKSINASI DENGAN KROMATOGRAFI KOLOMPendahuluanPrinsip dari fraksinasi adalah penggabungan senyawa berdasarkan bercak noda pada lempeng dengan pengamatan pada UV 254 nm dan 360 nm. Tujuan dilakukan penggabungan adalah untuk memisahkan dan memperoleh senyawa dalam jumlah yang maksimal. Dimana penggabungannya didasarkan pada nilai Rf yang sama dan penampakan warna yang ditujukan itu sama.

Fraksinasi merupakan prosedur pemisahan yang bertujuan untuk memisahkan golongan utama kandungan yang satu dari kandungan yang lain. Senyawa yang bersifat polar akan masuk ke pelarut polar dan senyawa non polar akan masuk ke pelarut non polar komatografi kolom menunjukkan adanya prinsip yang sama yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis yang dapat diterapkan dalam skala besar untuk pemisahan campuran. Kromatografi kolom seringkali digunakan untuk pemurnian senyawa di laboratorium. Kromatografi kolom adalah kebalikan dari kromatografi lapis tipis dimana noda akan bergerak dari atas ke bawah. Zat yang peling atas akan turun paling awal, dan paling bawah adalah yang terakhir.

Penetesan kromatografi kolom diatur waktunya, jika penetesan terlalu cepat, pemisahan akan tidak sempurna, kolom digunakan terbuat dari kaca.

Manfaat kromatografi diantaranya yaitu dlam penentuan baik kualitatif maupun kwantitatif senyawa dalam protein, diaplikasikan dalam pemisahan molekul molekul penting, dalam dunia klinik dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit dengan cairan tubuh sehingga dapat dideteksi lebih dini dan cepat.

7.1. TUJUAN

Mahasiswa mampu melakukan fraksinasi suatu ekstrak menggunakan kromatografi kolom.

7.2. PROSEDUR KERJA

1. Lakukan optimasi eluen dengan cara uji KLT terhadap ekstrak dengan mengganti-ganti eluen sampai diperoleh pemisahan yang baik. Eluen tersebut akan digunakan untuk fraksinasi.

2. Siapkan 50gram silica gel.

3. Siapkan eluen (dari no. 1) sebanyak 300ml.

4. Silica gel dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian tambahkan eluen. Kocok selama 10menit.

5. Kemudian silica gel + eluen dituangkan ke dalam kolom sampai setinggi 10cm dari atas.

6. Tuangkan eluen ke dalam kolom sampai penuh, tutup dengan aluminium foil dan biarkan selama semalam.

7. Timbang ekstrak sebanyak 1% dari jumlah silica gel yang digunakan. Ekstrak dicampur dengan silica gel sama banyak, diaduk-aduk memakai gelas pengaduk sampai homogeny dan kering. Bila belum kering ditambah silica gel sampai kering.8. Eluen dialirkan sampai permukaannya 0.5cm diatas permukaan silica gel.

9. Ekstrak yang sudah dikeringkan dengan silica gel dimasukkan ke dalam kolom (diatas permukaan silica gel), lalu ditambahkan eluen kira-kira setinggi 3cm. kemudian diatas ekatrak diberi silica gel kering setinggi 2cm. eluen dialirkan atau diteteskan sambil dituangi eluen baru sampai eluen tidak berwarna. Bila sudah tidak berwarna, kolom diisi eluen sampai penuh, sementara penetesan tetap dilakukan.

10. Kecepatan penetesan tetap dilakukan.

11. Penampungan eluen tiap vial sebanyak 5ml.

12. Dilakukan uji KLT pada vial tiap kelipatan 10 vial (vial no. 1, 10, 20, 30, 40, dst). Uji KLT menggunakan eluen yang pada kromatografi kolom.

13. Bila uji KLT menghasilkan noda sama, maka fraksi diantara kedua vial tersebut dicampur atau digabung.

14. Bila uji KLT menghasilkan noda yang tidak sama, maka uji KLT dilakukan pada vial diantaranya (misalnya pada vial no. 10 dan 20 nodanya berbeda, maka no. 15 diuji KLT).

15. Penetesan dihentikan bila vial terakhir sudah tidak memberikan noda pada uji KLT.7.3. HASIL PENGAMATAN Uji KLT pertama pada vial 1, 10, 20, 30, 40, 50, 60 ( noda pada vial Uji KLT kedua pada vial 1, 5, 15, 25, 50, 60

Uji KLT ketiga pada vial 8, 13, 28, 50, 60

Uji KLT keempat pada vial 1, 7, 9, 10, 12, 16, 28, 30, 43, 50

Uji KLT kelima pada vial 7, 9, 11, 27 ( vial gabungan

Uji KLT keenam pada vial 29

Dan pada uji KLT yang terakhir didapatkan 4 titik ( 1-11, 12-19, 20-40, 41-60) dengan nilai Rf :

Fraksi I : Rf = 1.3cm 5cm = 0.26

Rf = 1.6cm 5cm = 0.35

Rf = 2.3cm 5cm = 0.42Rf = 2.65cm 5cm = 0.53

Rf = 3cm 5cm = 0.6

Fraksi II : Rf = 0.35cm 5cm = 0.07

Rf = 2.52cm 5cm = 0.50

Rf = 3.05cm 5cm = 0.61

Fraksi III : Rf = 0.35cm 5cm = 0.07

Rf = 0.65cm 5cm = 0.13

Rf = 3.05cm 5cm = 0.61

Fraksi IV : Rf = 1.2cm 5cm = 0.247.4. KESIMPULAN

Hasil dari fraksinasi kelompok kami didapat 4 titik akhir dengan noda berwarna hijau. Tidak ada warna yang bervariasi karena pemakaian eluen ( 4 : 1 ) ( etil asetat : n-heksana ), kemudian ditengah praktikum terjadi kesalahan pembuatan eluen ( 4 : 1 ) ( n-heksana : etil asetat ) sehingga eluen bersifat polar yang menyebabkan semua ekstrak tertarik ke bawah.