FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

20
Volume I (2), 2019 ISSN 2685-8851 167 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya 1 , Sadari 2 INISA Tambun-Bekasi Email: [email protected] Abstrak Materi merupakan inti dari segala yang ada di muka bumi, mulai dari manusia yang tercipta dari tanah, malaikat dari cahaya, iblis dari api, meja dari kayu, guci dari tanah liat dan lain sebagainya. Namun yang tidak patut dipikirkan adalah materi apa yang menyebabkan Allah tercipta. Begitulah paham yang diorasikan oleh tokoh filsuf Karl Marx dari Jerman dengan aliran Materialism, Kapitalisme, Dan Sosialisme yang bermuara pada Komunis yang tidak mempercayai akan adanya tuhan dan agama. Dalam Islam hal tersebut sangat bertolak belakang dengan syariat, baik dalam bidang ekonomi, sosial, dan ketuhanan. Materialisme yang secara garis besar dikatakan sebagai aliran dengan menuhankan benda tanpa percaya adanya tuhan, dibantah oleh kisah Amr bin Jamuh yang menemukan bahwa sebuah benda tidak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah. Tanpa disadari bahwa tuhan dan agama amat sangat berpengaruh dalam setiap tatanan kehidupan manusia. Dengan bisa lebih beriman pada Allah dan mentarbiyahkan hati agar terhindar dari penyakit hati maka kitapun sebagai seorang muslim akan mengatakan bahwa paham tersebut adalah tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Kata Kunci : Materialisme; Materi; Ketauhidan

Transcript of FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Page 1: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Volume I (2), 2019 ISSN 2685-8851

167 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

FIQIH ANTI MATERIALISME

Mawar Monica Desya1, Sadari

2

INISA Tambun-Bekasi

Email: [email protected]

Abstrak

Materi merupakan inti dari segala yang ada di muka bumi,

mulai dari manusia yang tercipta dari tanah, malaikat dari cahaya,

iblis dari api, meja dari kayu, guci dari tanah liat dan lain

sebagainya. Namun yang tidak patut dipikirkan adalah materi apa

yang menyebabkan Allah tercipta. Begitulah paham yang

diorasikan oleh tokoh filsuf Karl Marx dari Jerman dengan aliran

Materialism, Kapitalisme, Dan Sosialisme yang bermuara pada

Komunis yang tidak mempercayai akan adanya tuhan dan agama.

Dalam Islam hal tersebut sangat bertolak belakang dengan

syariat, baik dalam bidang ekonomi, sosial, dan ketuhanan.

Materialisme yang secara garis besar dikatakan sebagai

aliran dengan menuhankan benda tanpa percaya adanya tuhan,

dibantah oleh kisah Amr bin Jamuh yang menemukan bahwa

sebuah benda tidak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah.

Tanpa disadari bahwa tuhan dan agama amat sangat berpengaruh

dalam setiap tatanan kehidupan manusia. Dengan bisa lebih

beriman pada Allah dan mentarbiyahkan hati agar terhindar dari

penyakit hati maka kitapun sebagai seorang muslim akan

mengatakan bahwa paham tersebut adalah tidak sesuai dengan

ajaran agama Islam.

Kata Kunci : Materialisme; Materi; Ketauhidan

Page 2: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

168 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

Pendahuluan

Pada zaman sekarang bukan suatu hal yang langka ketika

sesorang lebih cenderung lebih mencintai harta, uang, emas dan

lain sebaginya. Karena pada zaman ini dari segi ekonomi

mengalami kenaikan dari segala bidang, seperti segala kebutuhan

menjadi lebih mahal. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat

lebih mengutamakan materi untuk kebutuhan sehari-hari dan

kepuasan pribadi. Seperti contoh lain, kegiatan apapun yang

dilakukan masyarakat saat ini harus berlandaskan materi,

mengharapkan balasan materi, sampai ketika melakukan suatu

kebaikan mengharapkan imbalan yang sepadan. Bisa dikatakan,

”dikit-dikit duit” yang dalam masyarakat kita sering disebut

matre.

Kata matre jika diartikan secara harfiah berasal dari

materi atau materialistis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) materi berarti benda, bahan, atau segala sesuatu yang

nampak. Sedangkan materialistis berarti hal yang bersifat

kebendaan, mengenai benda, harapannya tidak berdasarkan

keinginan.1 Jadi apa-apa yang dikakukan berlandaskan pada suatu

benda. Dengan hal ini terdapat istilah dikalangan masyarakat

yang mengatakan cewek matre, walau bukan hanya perempuan

yang dikatakan matre laki-laki pun bisa dikatakan matre. Dengan

bersikap baik jika ada maunya saja, yakni benda atau materi.

Jika dilihat dari konteks kebendaan maka materialistis

behubungan dengan paham materialisme dalam paham filsafat

modern. Filsafat berasal dari bahasa Yunani philos yang berarti

suka, cinta kecenderungan terhadap sesuatu dan shopia yang

berarti kebijaksanaan. Jadi, philoshopia adalah kecenderungan

pada kebijaksanaan. Bisa dikatakan pula filsafat merupakan

sebuah disiplin ilmu yang terkait dengan perihal kebijaksanaan.

Perenungan yang mendalam mengenai sesuatu yang dianggap

atau dinilai bermanfaat bagi kehidupan manusia.2

Dalam Islam-pun filsafat berkembang pada masa

kekuasaan Dinasti Abbasiyah di Baghdad antara tahun 750-1250

M dengan upaya kuat menerjemahkan pemikiran filsafat yunani

ke dalam bahasa Arab juga melahirkan aliran-aliran dalam Islam

yang juga melahirkan filsuf-filsuf muslim. Dalam filsafat Islam

1Armin Martajasa, Cewek Matre Dalam Pandangan Islam, diakses

dari http://www.armin.web.id/2017/03/cewek-matre-arti-islam.html, pada

tanggal 7 april 2018 pukul 20.14 2 Nina W. Syam, Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2010), 80

Page 3: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

| Mawar Monica Desya1, Sadari2

169 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

terdapat beberapa konsepsi pemikiran aliran-aliran Islam, yaitu qadariyah, khawarij, jabariyah, mu‟tajilah dan lain-lain yang

kemudian dibahas dalam ilmu kalam.3

Sedangkan materialism secara bahasa, materialism

berasal dari kata “materi” dan “isme”. Pengertian materi yang

sudah dijelaskan di awal yaitu tentang kebendaan. Sedangkan

isme memiliki arti dan menandakan paham atau ajaran atau

kepercayaan.4 Materialisme merupakan teori dalam filsafat yang

menyatakan bahwa semua hal yang ada dan maujud di alam ini

hanya bisa dimengerti jika substansinya dijelaskan melalui

materi.5

Para ahli filsafat berpendapat bahwa segala yang ada di

bumi ini berasal dari sebuah materi, seperti dalam kimia

disebutkan bahwa atom adalah partikel terkecil. Lebih mudahnya,

materialisme adalah sebuah paham atau aliran atau pandangan

hidup yang berdasarkan kebendaan saja dengan

mengesampingkan hal-hal yang dapat dilihat oleh panca indra.

Bisa dikatakan orang yang memiliki paham materialisme tidak

percaya akan hal ghaib atau metafisik dan juga tidak

mempercayai adanya tuhan, menjadikan alat indra sebagai satu-

satunya cara untuk menggapai ilmu, dan juga bagi yang

berpaham materialisme menggunakan ilmu dalam menetapkan

suatu hukum ketimbang agama.

Pengertian maupun ciri-ciri dari materialisme dapat

disimpulkan bahwa hal tersebut sangat bertolak belakang dengan

ajaran agama terutama ajaran agama Islam. Karena dalam Islam

sungguh jelas diajarkan tentang rukun iman, yakni mengimani

Allah sebagai tuhan kita semua dan juga mengimani segala hal

yang ghaib. Jika kita sebagai manusia tidak mengimani hal ghaib

dan adanya tuhan pasti kita sudah tidak dikatakan sebagai

seorang muslim.

Kesalahan paham materialisme yang lain adalah mereka

berpendapat bahwa hakikat manusia yakni thing, benda materi,

yang dalam hal itu manusia disamakan dengan benda. Hal ini

3Nina W. Syam, Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2010), 43. 4 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Materialism, diakses dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Materialisme, padatanggal 7 april 2018 pukul

20.20. 5Yapi Tambayong, Kamus Isme-Isme: Filsafat, Teologi, Seni, Social,

Politik, Hukum, Psikologi, Biologi, Medis (Bandung: Nuansa Cendikia, 2013),

155.

Page 4: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

170 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

yang menyebabkan kritikan dari paham filsafat lain, yakni paham

eksistensialisme. Paham eksistensialisme mengkritik bahwa

manusia tidak bisa disamakan dengan benda seperti pohon, meja,

dan lain-lain. Materialisme hanya melihat asal manusia berasal

dari hukum-hukum alam, kimia, biologi. Tanpa berfikir manusia

dari sisi lain, seperti manusia mengalami sisi emosional yakni

kecewa, bahagia, menangis dan sebagainya.6 Hal itu yang sangat

membedakan manusia dengan benda lain.

Islam-pun mengkritik adanya pendapat paham

materialisme yang mengatakan manusia tak ada bedanya dengan

benda, yakni manusia adalah sebaik-baiknya ciptaan yang telah

Allah ciptakan.7 Dari segi kedudukan, manusia dijadikan sebagai

khalifah di bumi yang menjadikan para malaikat iri. Kemudian,

manusia dianugerahi selengkap yang tidak dimiliki oleh malaikat

maupun hewan, manusia dianugerahi mempunyai akal dan juga

nafsu untuk merealisasikan tujuan hidupnya.

Materialisme dalam Pandangan Islam

Islam merupakan agama yang sempurna. Banyak aspek

yang bisa dilihat dari kacamata Islam. Materialism jika dilihat

dari pandangan Islam jelas sangat melenceng dari Islam itu

sendiri. Karena Islam sangat bertolak belakang dengan paham

materialism. Adapun hal dapat dikritik dari paham mareialisme

sebagai berikut:

a. Paham Materialism tidak Meyakini Adanya Alam Ghaib

Dalam Islam mengimani atau mempercayai adanya hal

ghaib adalah perkara yang wajib. Allah sudah menjelaskan

bahwasanya jika kita beriman maka kita wajib beriman pada hal

yang ghaib. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah

ayat 3:

بلغيب ويقيمون الصلة وما رزق ناهم ي نفقون الذين ي ؤمنون Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang

gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki

yang Kami anugerahkan kepada mereka.“

6Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Materialism, diakses dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Materialisme, padatanggal 7 april 2018 pukul

21.14. 7 QS. at-Tin ayat 4.

Page 5: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

| Mawar Monica Desya1, Sadari2

171 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

Pertama, hal ghaib yang wajib diimani adalah Allah. Jelas Allah adalah yang pertama wajib kita imani karena Allah-lah

tuhan semesta alam yang telah menciptakan alam semesta dan

isinya. Mengapa Allah dikatakan sebagai hal yang ghaib? Karena

kata ghaib disini memiliki maksud dapat diartikan dengan yang

tidak dapat disaksikan oleh panca indera, tidak tampak oleh mata,

tidak dapat didengar oleh telinga, namun keberadaannya dapat

dirasakan.8 Allah memang tidak nampak oleh mata kita, namun

bagi kita yang beriman pada Allah kita dapat merasakan

keberadaan Allah. Allah berfirman dalam surat Qaff ayat 16:

ن ون علم ما ت وسوس به نس حبل من إليه أق رب ونن ۥن فسه ۦولقد خلقنا ٱل ٱلوريد

Artinya:“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan

manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan

Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya“

Dijelaskan juga dalam hadits Nabi Saw yang artinya:

“ Sesungguhnya Allah Swt mengampuni apa yang terlintas dalam

benak umatku, selama ia benar-benar belum terucapkan dan

belum terlaksanakan” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam surat Qaff tersebut dijelaskan bahwa Allah lebih

dekat pada kita hambanya melebihi urat lehernya. Lebih dekat ini

dimaksudkan bahwa malaikat sebagai perantara Allah yang selalu

mengikuti manusia dan mencatat amal perbuatan manusia.

Sampai seperti yang diperjelas dalam hadits nabi atas mengenai

niat manusia yang lebih dulu diketahui oleh Allah Swt yang

dengan jelas niat manusia itu berawal dari hati yang orang lain saja tidak tau, namun Allah sudah lebih dulu mengetahui.

Jadi, walaupun Allah ghaib tidak terlihat dan tidak terlihat

oleh mata, namun Allah sangat terasa keberadaannya di setiap

gerak gerik dan diri manusia yang beriman.

Kedua, hal ghaib yang wajib diimani adalah malaikat.

Kita tidak bisa serta merta melihat malaikat. Namun malaikat

Allah ciptakan dan ada disekeliling kita untuk menjalankan tugas

dari Allah untuk mengawasi kita. Seperti contoh, kita percaya

kepada malaikat dengan yakin bahwa apapun yang kita lakukan

8 Makin Tau, Pengertian Beriman Kepada Hal Yang Ghoib, diakses

dari https://www.makintau.com/2015/05/pengertian-beriman-kepada-yang-

ghaib.html, pada tanggal 7 april 2018 pukul 22.17.

Page 6: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

172 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

terdapat malaikat rakib dan atid yang mencatat amal kita yang

kelak akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah.

Ketiga, hal ghaib yang wajib diimani adalah hari akhir.

Dunia merupakan tempat yang sementara, sedangkan akhirat

adalah tempat yang kekal. Jika di ibaratkan, dunia adalah tempat

bekerja yang dimana kita sedang bekerja mengumpulkan bekal

sebelum kita pulang ke rumah kita. Semakin banyak bekal yang

kita kumpulkan maka semakin senang dan tenang ketika kita

pulang kerumah.

Begitu pula dengan dunia, kita harus mengumpulkan

bekal yakni amal shaleh yang akan kita bawa untuk hari akhirat

kelak, yang amal shaleh kita itu bisa menentukan dimana tempat

kita di akhirat, apakah surga atau neraka.

Dengan mengimani hari akhirat maka kita dapat semakin

termotivasi untuk melakukan amal shaleh.

b. Memposisikan Ilmu Sebagai Pengganti Agama dalam

Peletakan Hukum

Setiap agama pasti memiliki suatu hukum yang mengikat

pengikutnya, guna mencapai sebuah tujuan dari agama itu sendiri

yang salah satunya adalah mendapatkan kebahagiaan di

kehidupan selanjutnya. Hukum-hukum tersebut lebih

berkonsentrasi dalam perbuatan kebaikan dan meninggalkan

keburukan. Dalam Islam sendiri contohnya, Islam mengajarkan

berbuat dan mengajak pada kebaikan juga diperintahkan untuk

menghindari segala sesuatu yang buruk.9 Caranya adalah dengan

penetapan hukum agama, seperti larangan mencuri, larangan

membunuh, dan larangan lainnya. Larangan tersebut memiliki

aturan hukum sendiri, seperti jika seseorang mencuri maka

hukuman-nya adalah potong tangan, jika membunuh maka

hukuman-nya adalah qisas dan sebagainya. Hal ini merupakan

ketetapan Allah dalam agama yang harus ditaati setiap umatnya.

Hal lain tentang sebuah hukum, yakni hukum halal dan

haram. Semuanya sudah diatur dalam Islam. Dalam Islam sudah

memiliki sumber hukum, yaitu:

a) Al-Qur’an

Merupakan jelas kalam atau kalimat yang berasal dari

Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui malaikat

Jibril. Al-Qur‟an memuat berbagai pembahasan, seperti akhlaq,

ibrah, tarikh juga hukum. Dalam hal ini al-Qur‟an dijadikan

sebagai sumber hukum pertama umat muslim. Setiap

9 QS. Lukman ayat 17

Page 7: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

| Mawar Monica Desya1, Sadari2

173 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

permasalahan mengenai hukum, maka al-Qur‟an dapat menjadi dasar penetapan hukum tersebut.

b) Hadits

Merupakan penjelas daripada al-Qur‟an yang berasal dari

perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah Saw yang

merupakan kekasih Allah dimana segala perilakunya bagaikan al-

Qur‟an yang berjalan. Hadits ini dijadikan sumber hukum kedua

dalam Islam.

c) Ijma’ Merupakan hasil keputusan para ulama ketika

menemukan permasalahan pada era sekarang yang dimaknai

hukum dalam al-Qur‟an dan hadist lebih cenderung pada hukum

pada masa terdahulu. Seperti hukum haramnya minum khamr,

jelas bahwa khamr adalah haram. Namun pada masa kini

muncullah narkoba dengan cara kerja yang sama dengan khamr.

Maka para ulama melakukan qiyas dan bersepakat membentuk

hukum baru terhadap narkoba.

Jadi, yang membuat Islam bertolak dengan paham

materialisme dalam segi penetapan hukum adalah penetapan

hukum dalam Islam berlandaskan pada sumber-sumber di atas.

Bertolak belakang dengan paham materialism yang mengatakan

bahwa ilmu merupakan hal yang digunakan dalam penentuan

hukum ketimbang agama. Betul jika ilmu itu merupakan hal

penting, karena tanpa ilmu kita bukanlah apa-apa. Namun bukan

berarti mengesampingkan agama yang setiap individu harus

memiliki agama dan juga agama yang memiliki sumber-sumber

hukum sendiri yang berasal dari Allah dan Rasulullah.

c. Menyamakan Manusia dengan Benda

Hal ini sangat bertolak belakang dengan Islam karena

manusia seperti yang kita ketahui diciptakan oleh Allah dengan

sebaik-baik ciptaan yang jelas berbeda dengan benda yang tidak

memiliki akal dan pikiran. Tidak memiliki rasa, seperti kecewa,

senang, bahagia, sedih dan lainnya. Sedangkan benda atau hewan

hanya bisa terdiam tidak memiliki akal pikiran untuk mengalami

perubahan atau berevolusi menjadi makhluk yang lebih baik lagi.

Sedangkan kebanyakan dari benda hanya mengikuti apa yang

dilakukan oleh subjek-nya.

Larangan Menuhankan Sesuatu

Makna Tuhan dalam KBBI mengartikan sebagai sesuatu

yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang

Page 8: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

174 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

Maha Kuasa.10

Namun dalam bahasa melayu kata tuhan berasal

dari kata “tuan” yakni yang memiliki kepemilikan, seperti tuan

rumah, tuan tanah dan sebagainya. Jika diartikan dalam bahasa

arab atau dalam konteks agama samawi yakni Islam menuliskan

tuhan menggunakan huruf “T” yang capital yang mengacu pada

kata Allah dan tuhan sama dengan kata Rabb yang artinya

pemilik, penguasa, pengatur, pencipta dan lain sebaginya.11

Menuhankan berarti menjadikan sesuatu sebagai Tuhan,

memuja sesuatu itu bagaikan dia memuja Tuhan. Adapun tujuan

atau manfaat yakni dengan kita mnegimani Tuhan maka kita akan

menggapai tujuan tersebut seperti, menginginkan kebahagiaan,

kedamaian, merasa aman. Namun orang yang mengikuti paham

materialisme ketika mendapatkan kebahgiaan maka kebahagiaan

itu bukanlah kebahagiaan yang hakiki dan kekal melainkan hanya

fatamorgana, ia merasakan namun hanya sesaat.

Konsep menuhankan ini bisa kita lihat dari segi

ketauhidan (ilmu ketuhanan dalam islam) dan juga dari segi

muamalah (tentang sosial). Pandangan dan contoh dari

menuhankan sebagai berikut:

a) Larangan Menuhankan Berdasarkan Ketauhidan

Tauhid adalah ilmu yang mempelajari tentang ketuhanan,

tentang bagaimana kita mengenal Allah, bagaimana zat Allah,

bagaimana sifat Allah, bagaimana ketentuan Allah, larangan

mempersekutukan Allah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kita

dilarang mempersekutukan Allah atau musyrik yaitu menduakan

Allah dengan hal apapun, baik itu benda, seseorang atau apapun

dan musyrik termasuk kedalam dosa besar. Hal ini sangat amat

bertolak belakang dengan paham materialisme yang menjadikan

benda atau materi sebagai landasan mereka.

Tentu jika diukur dalam menggapai kebahagiaan dan

sebagainya adalah dengan menuhankan atau menyembah sesuatu

kecuali Allah maka tidak akan maksimal dan hanya sesaat.

Seperti perkataan Amr bin Jamuh: Demi Allah jika memang engkau Tuhan

Pasti tidak akan terikat bersama bangkai anjing di dalam sumur Segala puji bagi Allah Yang Maha Tinggi dan pemberi karunia Yang memberi rezeki dan menurunkan agama

10

KBBI co.id, arti kata “Tuhan” menurut KBBI, diakses dari

http://googleweblight.com/i?u=http://kbbi.co.id/arti-kata/Tuhan&hl=en-ID,

pada tanggal 12 april 2018 pukul 21.20. 11

Wikipedia, Tuhan, diakses dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tuhan, pada tanggal 12 april 2018 pukul 21.33.

Page 9: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

| Mawar Monica Desya1, Sadari2

175 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

Dia-lah Zat yang telah menyelamatkanku Sebelum aku menjadi tawanan di dalam kubur yang gelap Karena jasa Ahmad, sang pemberi petunjuk dan Nabi yang menawan

12

Amr bin Jamuh merupakan sabahat Rasulullah yang pada

awalnya dia hanya menyembah berhala dan agama nenek

moyangnya. Dan pada awalnya pun dia menjadi petinggi dari

kaum bani salamah, yang tanpa ia ketahui kebanyakan dari

kaumnya mengikuti baiat kubro bersama rasulullah untuk

mengutarakan keimanan-nya kepada Allah dan rasulnya.

Termasuk anaknya, Mu‟adz bin Amr bin Jamuh yang mengikuti

sahabat ayahnya yaitu Abdullah bin Amr bin Haram untuk

mengikuti baiat kubro.

Ketika kebanyakan kaumnya pergi untuk melakukan

baiat, Amr bin Jamuh sangat sedih dan kesepian. Setelah baiat

selesai dan rombongan pulang, Amr bin Jamuh merasa senang.

Namun apa yang terjadi? Anak dan sahabat yang dinantikannya

ketika kembali ke Yastrib mengalami perubahan. Tidak menyapa

Amr bin Jamuh, terutama anaknya ketika pulang dari baiat

Mua‟dz bin Amr bin Jamuh tidak ingin menemui ayahnya. Yang

dilakukan Abdullah bin Amr bin Haram dan Mu‟adz bin Amr bin

Jamuh adalah semata-mata keimanan yang sudah melekat pada

dirinya dan ditambah dengan kebencian kepada orang-orang yang masih menyembah berhala, termasuk ayahnya. Seperti yang

sudah diajarkan oleh nenek moyang-nya, ketika mengalami

kesulitan dan kesedihan maka mereka mendatangi berhala-nya

dan berputar-putar mengelilingi berhala tersebut.

Melihat hal itu sekelompok pemuda Bani Salamah yang

sudah masuk Islam makin geram. Akhirnya suatu malam mereka

merencanakan sesuatu yang diikuti juga oleh anaknya yaitu

Mu‟adz bin Amr bin Jamuh. Pada malam itu mereka mengambil

berhala ayahnya dan membuang ke tempat kubangan yang berisi

kotoran manusia. Keesokan harinya Amr bin Jamuh marah

karena tuhan nya hilang dan ditemukan pada tempat yang kotor.

Kemudian dibawalah berhala yang dianggapnya tuhan kerumah

dan disucikan sedemikian rupa.

Para pemuda tidak hanya sampai disitu, setiap malam

setelah itu mereka selalu melakukan hal yang sama terhadap

tuhan dari Amr bin Jamuh. Karena sudah berkali-kali terjadi,

akhirnya Amr bin Jamuh kesal dan berkata: “celakalah dia

(berhala), jika malam ini dia tidak dapat membela dirinya

12

Ali Sami An-Nasyar, Kisah Para Syuhada Di Zaman Nabi Saw

(Jakarta: Lentera, 2003), 112-113.

Page 10: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

176 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

sendiri”. Benar saja, malam itu tidak ada reaksi apapun dari

berhalanya sampai Amr bin Jamuh mendapatkan pemahaman

bahwa berhala itu bukanlah tuhan-nya dan akhirnya ia mengimani

adanya Allah dan Muhammad sebagai Rasulullah.

Dari cerita di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dipertuhankan oleh Amr bin Jamuh adalah hanya sebuah benda

yakni patung yang jelas tidak dapat memberikan kenyamanan dan

kedamaian yang diharapkan. Patung adalah benda mati yang

tidak bisa memberikan apapun kecuali Allah. Benar penjelasan

dalam al-Qur‟an bahwasanya Allah-lah satu-satunya tuhan yang

wajib disembah dan menjadi tempat bergantung bukan benda,

materi, juga makhluk.

Kisah Amr bin Jamuh juga mengajarkan kita bahwa benda

tidak bisa melakukan apapun termasuk melindungi dan menjaga

kita yang menyembahnya, bahkan dia tidak dapat melindungi

dan juga memberi selamat pada dirinya sendiri.

Jika kita menuhankan sesuatu selain Allah, maka kita

sebagai muslim dapat dikatakan sebagai orang musyrik yakni

pelaku dari perbuatan syirik, yang dimana syirik tersebut

dikategorikan sebagai dosa paling besar yakni sudah

menyekutukan Allah dengan sesuatu baik materi, benda maupun

makhluk.

b) Larangan Menuhankan Sesuatu Berdasarkan Muamalah

Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang

mengatur hubungan seseorang bersama orang lain, baik seseorang

pribadi maupun badan hukum seperti yayasan dan Negara.

Contoh dari hukum Islam yang berhubungan dengan muamalah

adalah jual beli, sewa menyewa dan juga perserikatan.13

Muamalah bisa dihubungkan dengan hal sosial yang

dalam dijelaskan pada ilmu sosiologi. Sosiologi merupakan ilmu

pengetahuan yang mempelajari masyarakat dalam

keseluruhannya dan hubungan antara orang-orang dalam

masyarakat.14

Bisa dikatakan muamalah atau sosiologi membahas

tentang bagaimana hubungan kita terhadap lingkungan dan

masyarakat sekitar. Adapun pandangan muamalah tentang

menuhankan sesuatu bisa kita lihat dari interaksi lingkungan

13

Azyumarzi Azra, “Muamalah”, Dalam Armando, Ensiklopedia

Islam, Jilid 5 (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), 49. 14

Nuraini Soyomukti, Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori &

Pendekatan Menuju Analisis Masalah-Masalah Social, Perubahan Social, &

Kajian-Kajian Strategis (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016 ), 58.

Page 11: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

| Mawar Monica Desya1, Sadari2

177 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

sekitar. Kita ambil garis besar kasus menuhankan sesuatu dalam hal menuhankan uang contohnya pasti akan merusak

keharmonisan lingkungan sekitar.

Seyogyanya dalam suatu lingkungan menciptakan

lingkungan yang damai, asri, memiliki sikap gotong royong yang

tinggi, bekerja sama, tolong menolong, memiliki loyalitas, dan

tidak bersikap apatis. Ketika semua itu sudah terealisasi dalam

suatu lingkungan, semua itu akan hilang seketika jika diantara

salah satu masyarakat bersikap egois, mementingkan diri sendiri,

juga matre.

Matre disini bisa kita hubungkan dengan paham

materialsme yang menuhankan sesuatu. Seperti melakukan

apapun dalam lingkungan itu mengharapkan imbalan. Seperti

ketika tetangga kita meminta bantuan, yang kita tanyakan adalah

„apa imbalan yang akan saya terima?‟, ketika ada kerja bakti kita

mengeluhkan „ah gak ada uang-nya, males ah‟, juga ketika kita

sudah menolong tetangga kita melakukan sesuatu dan tidak diberi

imbalan maka kita merasa kesal.

Sikap seperti itu yang nantinya akan membuat

kerenggangan diantara masyarakat sekitar. Mengapa tidak?

Karena hal itu juga akan menghilangkan kewajiban-kewajiban

yang harus dimiliki dalam bermasyarakat, yang mengakibatkan

hilangnya keharmonisan dalam masyarakat. Dengan hal itu maka

masyarakat tersebut lebih cenderung apatis atau memiliki sikap

masa bodo dan menjadi masing-masing dalam bermasyarakat.

Maka betul jika dilihat dari segi muammalah melarang

menuhankan sesuatu, karena memiliki dampak buruk terhadap

hubungan manusia dengan manusia yang lain-nya.

a. Larangan Menuhankan Dalam Ekonomi

Menuhankan ekonomi yang dilarang dalam Islam adalah

dengan mengejar kekayaan tanpa memperdulikan urusan akhirat

atau urusan ibadah kepada Allah. Mencari rejeki adalah suatu

kewajiban teutama untuk para laki-laki yang menjadi suami yang

berkewajiban memberi nafkah kepada keluarganya. Hal tersebut

merupakan suatu yang lumrah. Namun dalam Islam sudah

dianjurkan bahwa kita harus memiliki sikap seimbang dalam

mengejar dunia maupun akhirat.

Konteks menuhankan dalam bidang ekonomi adalah lagi-

lagi menduakan Allah dengan memprioritaskan materi ketimbang

Allah.

Materialisme sangat berhubungan erat dengan paham

kapitalisme yang dimana perekonomian suatu wilayah dipegang

Page 12: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

178 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

oleh orang-orang kaya saja, yang tidak memikirkan sesame yang

kekurangan. Jika dibandingkan perbedaan ekonomi Islam dan

ekonomi dalam materialism yaitu jika kita bandingkan dengan

zakat. Jika Islam melihat zakat adalah system perekonomian yang

baik yakni dengan mensejahterakan semua kalangan baik yang

kaya maupun miskin terutama miskin dengan manfaat

mendekatkan diri pada Allah dan meyakini jika kita zakat atau

beramal maka harta kita akan bersih dan harta kita akan berkah

berlipat ganda. Namun sebaliknya dengan paham materialsme

yang menganggap bahwa zakat merupakan hal yang sia-sia

dengan kata lain, orang itu sudah mengumpulkan uang dengan

susah payah kemudian dihamburkan dengan memberi orang

miskin yang bisa dibilang sebagai orang kikir.

Namun apakah seorang muslim yang berkerja sebagai

guru ngaji contohnya tidak perlu mengharapkan imbalan atau

gaji. Tentu tidak gaji dalam pekerjaan sudah diatur juga dalam

Islam, bahkan ada salah satu hadits yang mengajakan pemberian

“upah harus diberikan kepada pekerja sebelum keringat pekerja

itu menetes”. Dan dalam hal itu mengharapkan gaji dalam Islam

sebagai maslahat yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah

tangga. Dengan catatan tidak boleh mengharapkan lebih dan

ikhlas karena Allah.

Tahapan Untuk Menghindari Materialism

Sudah dijelaskan bahwa paham materialism sangat

bertolak belakang dalam Islam, baik dalam masalah ketuhanan

dan muamalah. Paham materialism ini juga memberikan sedikit

banyak kerugian terutama bagi kita umat muslim yang percaya

hanya kepada Allah. Untuk menghindarkan sikap menuhankan

sesuatu, berlaku hanya karena sesuatu hal, ada beberapa cara

yang perlu diperhatikan, diantaranya seperti:

a. Meyakini bahwa semua dari Allah dan kembali kepada Allah

Meyakini adanya Allah merupakan kewajiban kita sebagai

seorang muslim yang merupakan rukun iman yang pertama.

Yakinkan hati kita bahwa Allah itu ada di sekitar kita. Segala

yang ada di langit dan di bumi berasal dari Allah yakni diciptakan

oleh Allah.15

Setelah diyakini akanadanya Allah maka hendaknya

ketika kita melakukan suatu hal harus berdasar kepada Allah

karena hakikatnya segala sesuatu berasal dari Allah dan kembali

15

Qs. At-Thalaq Ayat 12.

Page 13: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

| Mawar Monica Desya1, Sadari2

179 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

kepada Allah, yang artinya jadikan Allah sebagai tujuan hidup kita. Apapun yang kita lakukan hanya semata-mata karena Allah

dan berharap ridha dari Allah bukan karena materi yang memang

bukan tujuan akhir dari setiap prilaku kita. Seperti kalimat yang

tidak asing lagi ditelinga kita yakni kalimat istirja‟, inna lillahi

wa innaa ilaihi raaji‟un yang juga termasuk kedalam ayat al-

Qur‟an ayat 156 yang artinya ”sesungguhnya kami adalah

kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali”.

Jika sudah demikian maka apapun yang kita lakukan akan

berlandaskan Allah dan terhindar dari sikap matre.

b. Ikhlas

Makna ikhlas tidak jauh berbeda dengan yang sudah

diurai diatas, yakni memiliki makna segala yang ada di langit dan

dibumi akan kembali kepada Allah. Karena makna ikhlas akan

berhujung pada kembalinya sesuatu baik itu materi maupun diri

kita kehadapan Allah. Dengan kata lain lillahi ta‟alaapa yang kita

lakukan hanya karna Allah, dan berusaha menjauhi sifat riya‟,

sum‟ah, ujub, sombong dan penyakit hati lainnya.16

Namun jika

kita melakukan perbuatan yang justru tidak berlandaskan kepada

Allah tidaklah disebut ikhlas. Seperti yang Rasulullah jelaskan

dalam hadits nya:

ان ما العم ال بلن يات وان ا لكل امرئ م ا ن وىArtinya : “sesungguhnya semua amalan itu bergantung

pada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa

yang di niatkan”

Menutut syekh amr Khalid, didalam bukunya hati

sebening mata air beliau menjelaskan.

“ ada tiga makna ikhlas yang sering diungkapkan oleh

para ulama. Pertama, ikhlas ialah mengkhususkan tujuan semua

perbuatan kepada Allah semata. Kedua, ikhlas adalah melupakan

pandangan manusia, sehingga hanya melihat sang pencipta saja.

Ketiga, ikhlas diartikan dengan tidak memasukkan perbuatan

agar disaksikan orang, tapi memasukan agar amal itu hanya

dilihat oleh Allah saja”17

Makna ikhlas yang saya pahami yakni, ikhlas itu tidak

tertulis karena tidak tertulis maka tidak dapat terbaca. Karena

16

Genta Hidayah, Hari-Hari Bersama Rasulullah (Surabaya: Genta

Hidayah, 2017), 43. 17

Rois Almaududy, Allah Subhanahu Wa Ta‟ala Is Goal Tetap

Bersama Allah, Apapun Yang Terjadi, Teguh Dijalan Allah, Apapun Yang

Dihadapi (Solo: Tiga Serangkai, 2017), 31.

Page 14: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

180 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

tidak terbaca, maka tidak dapat terucap. Karena tidak terucap

maka tidak dapat terdengar. Karena tidak terdengar maka tidak

bisa diketahui oleh orang lain melainkan hanya kita dan Allah

yang mengetahui.

Kata ikhlas juga bisa dipahami bagaikan kata ikhlas dalam

surat al-Ikhlas yang berbeda dengan surat an-Nas dan surat al-

Falaq. Mengapa demikian? Pertama, nama surat an-Nas dikutip

dari kata an-Nas yang berarti manusia pada setiap ayat suratnya.

Kedua, nama surat al-Falaq dikutip dari kata al-Falaq yang

terdapat pada ayat pertama dalam surat al-Falaq. Sedangkan, kata

ikhlas dalam surat al-Ikhlas tidak terdapat sama sekali dalam ayat

surat tersebut. Bisa disimpulkan bahwa kata ikhlas itu tidak mesti

ditampakkan.

Seperti yang dikatakan oleh syeikh As-Susiy tentang

ikhlas, “ikhlas itu ialah ketiadaan melihat ikhlas. Karena

barangsiapa menyaksikan keikhlasan di dalam keikhlasan, maka

keikhlasannya membutuhkan keikhlasan”.18

Diketahui dari pengertian di atas, jika kita melakukan

sesuatu karena Allah dan memiliki hati yang ikhlas tanpa

penyakit hati seperti sombong, maka kita tidak akan termakan

oleh paham materialsme dalam filsafat atau kata matre dalam arti

di sekitar kita.

c. Sabar

Kata sabar berasal dari bahasa arab yaitu براص ,يصبر ,صــبر

yang dari segi bahasa artinya menahan dan mencegah. Sedangkan

dari segi istilahnya sabar yakni menahan diri dari sifat

kegundahan dan sikap buruk seperti emosi, juga menahan lisan

dari ucapan yang menyakiti, serta menahan anggota tubuh dari

perbuatan yang tidak terarah.19

Sabar juga termasuk ciri dari pada orang mu‟min atau

orang beriman. Sebagaimana saba nabi Muhammad Saw:

“Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman,

karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan

kenikmatan ia bersyukur karena (ia mengetahui) bahwa hal

tersebut memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah

atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal

tersebut baik baginya” (HR. Muslim).

18

Imam Al-Ghazali, Mukhtashar Ihya „Ulumuin, Terj. Zeid Husein

Al-Hamid (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), 435. 19

Islam Itu Indah, Makna Sabar dan Bersabar, diakses dari

https://googleweblight.com/i?u=https://saputra51.wordpress.com/2011/11/24/

makna-sabar/&hl=en-ID, pada tanggal 15 april 2018 pukul 7.30.

Page 15: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

| Mawar Monica Desya1, Sadari2

181 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

Salah satu nasihat dari al-Haris al-Muhasibi, yakni seorang ulama yang menonjol di bidang tasawuf pada masanya.

Lahir di Basrah pada tahun 165 H/781 M, kemudian pindah ke

Baghdad hingga ia dewasa dan menjai guru kenamaan di

Baghdad. Al-haris al-Muhasibi juga belajar dan menekuni ilmu

hadits juga fiqih pada ulama terkenal salah satunya yaitu imam

syafi‟i.20

Beliau mengatakan:

”Ketahuilah, sabar bagi iman bak kepala bagi badan.

Jika kepala putus, matilah badan. Jika kau dengar perkataan

yang membuatmu marah, maafkan dan ampunilah. Yang

demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.”21

Sudah jelas bahwa sabar merupakan ciri keimanan. Dalam

sabar, bukan hanya ketika mendapatkan suatu musibah melainkan

jika seorang mendapatkan kesenanganpun harus bersabar guna

menghindarkan diri dari sikap takabur, sombong dan tinggi hati.

Selain itu sabar untuk menahan diri dari nafsu, yakni menahan

diri dari perbuatan yang tidak baik. Termasuk perbuatan yang

menjurus pada paham materialism atau bisa dikatakan matre.

Melakukan segala perbuatan karena mengharapkan sebuah

materi.

Allah lah sebagai tujuan akhir kita dalam melakukan

segala perbuatan. Lillahi ta‟alaa hanya untuk Allah. Jika sudah

demikian, apapun hasilnya maka kita akan sabar dan menahan

diri untuk tidak mengharapkan materi atau imbalan melainkan

hanya mengharap pada ridho Allah semata.

d. Tidak Mengungkit Pemberian

Pemberian dari seseorang untuk orang lain banyak

bentuknya, seperti zakat, sedekah juga hibah atau hadiah. Bentuk

tersebut memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri, hibah

contohnya hibah memiliki ketentuan tidak diperbolehkannya

mengambil lagi apa yang sudah diberikan kepada orang tua dan

orang lain.

Dalam hal ini mengungkit pemberian bukanlah hal yang

wajar bahkan aneh dalam memberi sesuatu pada seseorang.

Karena akan tergambar landasan orang itu dalam memberi. Atas

dasar ikhlas, atau memberi karena mengharap imbalan, seperti

20

Murid Aswaja NU, Tokoh Sufi (30) Al-Haris Al-Muhasibi, diakses

padahttps://googleweblight.com/i?u=https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/

04/04/tokoh-sufi-30-haris-al-muhasibi/&hl=en-I, pada tanggal 16 april 2018

pukul 22.20. 21

Shalih Al-Syami, Kitab Nasihat, Terj. Muhammad Al-Faiz (Jakarta:

Zaman, 2018), 225.

Page 16: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

182 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

dalam filsafat yang ada di dalam faham deontology imperative

hipotesis yang melihat latar belakang orang melakukan suatu

tindakan seperti memberi karena adanya motif atau tujuan lain

atau mengharap imbalan. Jika memang itu dasarnya maka akan

nampak ketika seseorang meminta kembali atau mengungkit

pemberiannya guna memberi peringatan bahwa dia sudah

memberikan itu semua dan biasanya ketika motif atau tujuannya

tidak tercapai, maka bisa dikatakan apa yang dia berikan

bukanlah karena Allah ta‟ala yang artinya tidak ikhlas melainkan

mengharapkan motif tertentu.

Hal tersebut banyak terjadi dalam masyarakat. Namun

bagaimana jika orang mengkiblat pada al-Qur‟an surat ar-

Rahman ayat 60:

ح س ان حس ان ال ال ه ل ج زاء ال Artinya: “tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan

pula”

Tidak ada yang salah ketika kita berkiblat kepada ayat

Allah dengan itu kita berarti mengimani al-Qur‟an. Namun

bagaimana dengan surat ar-Rahman ayat 60 di atas yang merujuk

pada kebaikan akan dibalas kebaikan, yang artinya ketika kita

melakukan kebaikan maka kita akan berharap kebaikan itu akan

kembali pada diri kita. Berbeda halnya dengan paham deontology

imperative kategoris yang bertolak belakang dengan deantology

imperative hipotesis yang mengatakan bahwa tindakan apapun

yang dilakukan karna sesuai hati nurati bukan mengharap suatu

imbalan kembali.

Betul jika paham tersebut mengatakan demikian. Lalu

dengan surat ar-Rahman? Menurut saya tidak masalah pula kita

mengaharapkan suatu kebaikan itu kembali kepada diri kita.

Namun yang perlu diingat adalah kepada siapa pengharapan

kembalinya kebaikan itu kita tujukan kepada Allah ataukah

kepada makhluk yang terlah kita berikan sesuatu. Tentunya

kepada Allah, jika kepada Allah kebaikan itu pasti akan turun

atau kembali kepada diri kita karena Dia lah yang maha pengasih

lagi penyayang.

Namun jika pengharapan itu kita tujukan pada makhluk

maka bersiaplah kita menerima suatu kekecewaan, karena

makhluk tidaklah memiliki daya upaya apapun untuk itu.

Kalaupun diberikan-nya kebaikan kepada kita, tentu berbeda

dengan kebikan yang diberikan Allah kepada kita.

Page 17: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

| Mawar Monica Desya1, Sadari2

183 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

Mengungkit pemberian juga dilarang oleh Allah dalam al-Qur‟an dalam surat al-Baqarah ayat 262-264:

ه م ذي ن ي ن فق ون اموال م ف سبي ل الله ث ل ي تبعون م ا ان ف قوا م نا ول أذى ل ال عرف ومغفرة خي ر م ول خوف عل يهم ول ه م يزن ون . ق ول م أجرهم ع ند رب

ن صدقة ي ت ب ع ها أذى والله غن ي حل يم . ي اي ها الذي ن ام ن وا ل ت بطلوا م صدقت كم بلم ن والذى كالذي ي ن فق م اله رئ اء الناس ول ي ؤم ن بالله والي وم

ه كمثل صف وان عليه ت راب فاصابيه وابل ف ت ركه صلدا ل ي قدرون الخر فم ث ل ا كسب وا والله ل ي هد الق وم الءكفرين. على شيء م م

Artinya:“orang yang menginfakkan hartanya di jalan

Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu

dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima),

maka mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak

ada rasa takut pada dirinya dan mereka tidak bersedih hati.

Perkataan yang baik dan pemberiaan maaf lebih baik

daripada sedekah yang diiringi tindakan menyakiti. Allah

Mahakaya, Maha penyantun. () Wahai orang-orang beriman!

Jangan lah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-

nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima, seperti orang yang

menginfakkan hartanya karena pamer kepada manusia dan dia

tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Perumpamaan

(orang itu) seperti batu licin yang diatasnya terdapat debu,

kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu licin

itu lagi. Mereka tidak menerima sesuatu apapun dari apa yang

mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang kafir (264).

Bahkan rasulullah juga bersabda yang artinya:

Dari Abu Dzar ra, rasulullah saw bersabda, “pada hari

kiamat, ada tiga orang yang Allah tidak mau berbicara

dengannya, tidak mensucikannya, dan tidak melihatnya, dan bagi

mereka siksa yang sangat pedih; orang yang mengungkit

pemberian, yang sarung atau jubahnya melebihi mata kaki, dan

orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu” (HR.

muslim)

Sudah jelas bahwa mengungkit pemberian merupakan

suatu perbuatan yang tidak memiliki manfaat dan sia-sia juga

dilarang oleh Allah dan juga nabi Muhammad. Maka dengan kita

tidak mengungkit pemberian karena landasan ikhlas karena Allah

maka kita tidak tergolong orang seperti paham materialism.

Page 18: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

184 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

Penutup

Sebagai seorang yang beriman, mengimani Allah

termasuk perkara yang ghaib merupakan suatu kewajiban.

Melainkan bukan menuhankan sesuatu atas Allah baik itu benda,

materi makhluk yang sifat-nya tidak hakiki. Namun ada

sekelompok orang berpaham materialism dengan arti tidak

menuhankan benda dan tidak percaya akan hal ghaib, juga

menjadikan agama sebagai nomor kesekian dalam mengambil

perkara hukum. Bahkan Karl Mark seorang filsuf dari jerman

yang mengatakan agama merupakan alasan mengapa para buruh

tidak bisa menjadi kaya. Hal itu sangat bertolak belakang dalam

Islam.

Kemudian paham materialism dalam pandangan Islam

tentang ketuhanan yang mendekatkan kepada syirik atau

mempersekutukan Allah. Belum lagi dalam soal muamalah dan

ekonomi yang justru sangat bersebrangan dengan Islam.

Dalam segi ekonomi yang lebih condong dalam paham

ini, yakni dengan menggebu-gebu untuk mengejar materi.

Apapun yang diperbuat karna menginginkan sesuatu atau

imbalan. Serta bertujuan memperkarya diri, jika sudah kaya maka

akan menguasai perekonomian yang sering dikenal dengan

kapitalisme yakni perekonomian bangsa atau daerah dipegang

oleh orang-orang kaya atau yang mempunyai banyak uang.

Kedua paham ini (materialism dan kapitalisme) akan berujung

pada paham komunis yang tidak mempercayai akan agama, akan

tuhan. Oleh karena itu Islam sangat kontra dengan paham

tersebut.

Adapun langkah yang dilakukan untuk menghindari

paham materialism dalam pola pikir kita yakni dengan kembali

kepada Allah bertawakal kepada, menambah keimanan kita

kepada Allah, meyakini bahwa apa yang ada di langit dan di bumi

merupakan hasil karya Allah Swt selain itu tanamkan dalam hati

kita kesabaran, sabar dalam menerima apapun yg Allah berikan

juga sabar menerima balasan apapun entah baik atau buruk atas

kebaikan yang sudah kita lakukan. Selanjutnya ikhlas ketika

melakukan sesuatu hanya karena Allah yang terakhir adalah

berusaha untuk tidak mengungkit pemberian.

Page 19: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

| Mawar Monica Desya1, Sadari2

185 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

Mengapa harus dengan langkah demikian, karena jika kita sudah yakin adanya Allah dan semuanya akan kembali pada

Allah kita akan sabar menghadapi apa yang Allah berikan kepada

kita. Jika kita sudah bisa bersabar maka kita akan bisa ikhlas atas

apa yang terjadi pada kita meskipun buruk sekalipun. Jika sudah

yakin pada Allah, sabar dan ikhlas maka kita tidak akan

mengungkit pemberian yang sudah kita berika kepada penerima

sebagaimana yang sudah Allah jelaskan dalam surat al-Baqarah

ayat 262-264.

Daftar Pustaka

Al-Ghazali, Imam, Mukhtashar Ihya „Ulumuin, Terj. Zeid Husein

Al-Hamid, Jakarta: Pustaka Amani, 2007.

Almaududy, Rois, Allah Subhanahu Wa Ta‟ala Is Goal Tetap

Bersama Allah, Apapun Yang Terjadi, Teguh Dijalan

Allah, Apapun Yang Dihadapi, Solo: Tiga Serangkai,

2017.

Al-Syami, Shalih, Kitab Nasihat, Terj. Muhammad Al-Faiz,

Jakarta: Zaman, 2018.

An-Nasyar, Ali Sami, Kisah Para Syuhada Di Zaman Nabi Saw.

Jakarta: Lentera, 2003.

Azra, Azyumarzi, “Muamalah”, Dalam Armando, Ensiklopedia

Islam, Jilid. 5, Jakarta: 2005.

Hidayah, Genta, Hari-Hari Bersama Rasulullah. Surabaya: Genta

Hidayah, 2017.

Indah, Islam Itu. 2011. Makna Sabar Dan Bersabar, diakses dari

https://googleweblight.com/i?u=https://saputra51.wordpress.com/

2011/11/24/makna-sabar/&hl=en-ID, pada tanggal 15

april 2018 pukul 7.30

KBBI co.id. arti kata “Tuhan” menurut KBBI, diakses dari

http://googleweblight.com/i?u=http://kbbi.co.id/arti-

kata/Tuhan&hl=en-ID, pada tanggal 12 april 2018 pukul

21.20

Martajasa, Armin, Cewek Matre Dalam Pandangan Islam,

diakses dari http://www.armin.web.id/2017/03/cewek-

matre-arti-islam.html, pada tanggal 7 april 2018 pukul

20.14.

Murid Aswaja, Tokoh Sufi (30) Al-Haris Al-Muhasibi, diakses

padahttps://googleweblight.com/i?u=https://wakidyusuf.w

ordpress.com/2017/04/04/tokoh-sufi-30-haris-al-

Page 20: FIQIH ANTI MATERIALISME Mawar Monica Desya , Sadari …

Fiqih Anti Materialisme |

186 | Zhafir |Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking

muhasibi/&hl=en-I, pada tanggal 16 april 2018 pukul

22.20.

Soyomukti, Nuraini, Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori

& Pendekatan Menuju Analisis Masalah-Masalah Social,

Perubahan Social, & Kajian-Kajian Strategis.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Syam, Nina W, Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi,

Bandung: Simbiosa, 2010.

Tambayong, Yapi. 2013. Kamus Isme-Isme: Filsafat, Teologi,

Seni, Social, Politik, Hukum Psikologi, Biologi, Media.

Bandung : Nuansa Cendikia.

Tau, Makin, Pengertian Beriman Kepada Hal Yang Ghoib,

diaksesdarihttps://www.makintau.com/2015/05/pengertia

n-beriman-kepada-yang-ghaib.html, pada tanggal 7 april

2018 pukul 22.17

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Materialism, diakses dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Materialisme, padatanggal 7 april

2018 pukul 20.20.

Wikipedia, Tuhan, diakses dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tuhan, pada tanggal 12

april 2018 pukul 21.33.