Filsafat Ilmu Bela Diri Jepang

download Filsafat Ilmu Bela Diri Jepang

of 3

Transcript of Filsafat Ilmu Bela Diri Jepang

Tugas oleh:putri wicky w.r(106474058) :pen.kep.or 2010B

FILSAFAT BELA DIRI JEPANG(AKIDO,KARATE,DLL)YANG DIKENAL DENGAN ISTILAH SHIKAKU

Dalam Beladiri Jepang (Aikido, Karate dll) dikenal istilah Shikaku, Shikaku adalah posisi dimana sudut mata sudah mencapai batas penglihatan secara normal, dan itu adalah kurang lebih 60 derajat diambil dari centerline kearah luar. Shikaku merupakan posisi dimana lawan kesulitan untuk mendeteksi dan mengcounter serangan yang kita masukkan. Shikaku bisa juga disebut sebagai Blind Spot. Dalam beberapa (mungkin juga semua) aliran beladiri ini merupakan satu teknik wajib. Silat Betawi dan Silat Sunda ada istilah Suliwa, Suliwa bisa diartikan sulaya tina panyangka terjemahan bebasnya diluar sangkaan. Padanan kata Suliwa dalam Bahasa jawa adalahslewah yang bermakna menyelinap, berbelok, atau menyerong. Jadi satu kesimpulan, kata slewah dalam bahasa jawa adalah tidak lurus yaitu miring atau serong, satu hal yang tidak lazim yang dilakukan oleh pihak pertama yang berbeda dg yang dipikirkan oleh orang kedua, yang lazim bagi orang awam itu yang lurus. Di Taijiquan disebut sebagai Si Dian () atau titik mati. Adanya di sisi setiap contact point. Teknik yang digunakan untuk masuk ke sini disebut Ban Quan Da Ren () atau setengah lingkaran memukul orang. Disini tergambar dengan jelas bahwa dalam Taijiquan, setiap terjadi kontak dengan lawan, maka ada unsur controlling (atau dalam bahasa Mandarinnya disebut Na) sehingga menyebabkan lawan mati langkah. Dan untuk mengontrol lawan dengan baik, diperlukan kemampuan untuk mengontrol Center lawan. Dalam Filipino Martial Arts (FMA) Blind Spot digambarkan dalam penerapan Foot Work Female Triangle. Jadi dalam setiap pergerakan dalam FMA, tujuannya lebih kepada diagonal movement atau pergerakan serong, untuk mendekatkan diri secara aman terhadap lawan adalah dengan mencapai posisi Shikaku tersebut. Untuk lebih menjelaskan proses belajar dan terdiskripsi dalam Shikaku, dalam FMA ada satu system yang dinamakan Espada y Daga, disini tangan utama dipersenjatai Pedang Panjang dan tangan suport dipersenjatai Pisau, versi lain yang sering digunakan dalam pelatihan adalah Olisi y Daga, yaitu pedang diganti dg Olisi atau stick rotan

Dalam Sistem ini, ada beda dimensi dan beda terhadap jarak. Espada y daga akan melatih kewaspadaan akan serangan lanjutan, karena tangan support lawan dipersenjatai dengan sesuatu yang tajam yang justru punya peran lebih. Ini cukup rumit untuk dipelajari, tetapi hasil yang didapat adalah satu bentuk movement yang nantinya akan bener2 mensuport pelajaran tangan kosong yang pada kurikulum diletakkan pada bagian akhir. Untuk mendapatkan posisi ini tidak gampang dan rata rata harus menunggu serangan lawan dulu baru bisa masuk Shikaku area. inti dari pencapaian Shikaku ini adalah lawan harus lengah dan membuka pertahanan dan salah satu cara membuka pertahanan lawan adalah membiarkan lawan menyerang duluan. Meski memang ada banyak macam cara untuk mendapatkan Shikaku ini, tapi cara yang paling umum dilakukan adalah diawali dengan teknik hindaran keluar dan menyerang lawan dari posisi luar. Yang di maksud posisi luar ini adalah posisi menyambut serangan dari luar (dalam silat dikenal juga dengan teknik sambut luar. aplikasi teknik ini adalah dengan cara menghindar serangan lawan (baik pukulan atau tendangan lurus) kearah kanan lawan dengan membentuk sudut tertentu terhadap posisi lawan (biasanya sudut serangnya adalah 45 derajat). Di beberapa aliran silat teknik dari Shikaku ini di barengi juga dengan serangan masuk dari arah samping luar lawan (biasanya jika lawan memukul dengan tangan kanan, kita akan sambut dari arah tangan kanan luar). bentuk serangan masuk bisa pukulan atau tendangan. Bahkan ada juga yang sambil menyerang melakukan kawalan terhadap tangan kanan lawan dan biasanya yang dikawal itu adalah sikut dari tangan kanan lawan. kawalan sikut ini dalam melakukan teknik Shikaku berguna untuk menjaga agar lawan tidak bisa menggunakan tangan kanan untuk melakukan belaan atas serangan yang dilakukan dari Shikaku area. Teknik mendapatkan posisi Shikaku ini memang perlu ketekunan dan kesabaran dalam melatihnya agar senantiasa mendapatkan posisi Shikaku yang paling sempurna. saya yakin semua aliran beladiri memanfaatkan posisi ini sebagai titik serangan balik bagi lawan yang cukup mereportkan (kalau tidak disebut mematikan). Dalam aikido, Shikaku ini sangat mendominasi hampir semua teknik yang digunakan,

salah satunya adalah dalam teknik Irimi nage.

Dalam Tinju, yang sangat diperhitungkan adalah tangan utama lawan, kalau Ortodoks adalah tangan kanan, dimana itu merupakan senjata andalan bisa berupa Cross, Hook atau Upercut yang bisa berdampak fatal, hal ini terkait juga dg footwork tinju dimana lead kaki selalu memakai kaki kiri didepan, hingga dalam match selalu ada kecenderungan petinju selalu bergerak ke bagian kiri lawan (melawan arah jarum jam), Inipun sebenarnya mempunyai tujuan untuk mencari posisi Shikaku lawan. Tinju dalam tekniknya spesifik terhadap pembagian kiri dan kanan, Petinju yang Soutpaw (Kidal) biasanya bisa membinggungkan oleh lawan yang tidak terbiasa, karena pergerakan yang berlawanan.

Sumber :

indonesianmartialart.blogspot.comUSEP NURULHAZAN Pecinta Seni Beladiri Http://mangrus.wordpress.com/2010/09/02/shikaku-sudut-mati-lawan/