Pendidikan Bela Negara

70
KEMENTERIAN PERTAHANAN RI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENDIDIKAN BELA NEGARA KURSUS MANAJEMEN ADMINISTRASI PELAKSANAAN ANGGARAN PERTAHANAN

description

pendidikan bela negara

Transcript of Pendidikan Bela Negara

50Budaya Kerja Organisasi Pemerintah12

KEMENTERIAN PERTAHANAN RIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PENDIDIKAN BELA NEGARAKURSUS MANAJEMEN ADMINISTRASI PELAKSANAAN ANGGARAN PERTAHANAN

DITANDATANGANI DI JAKARTAPADA TANGGAL 21 JANUARI 2015KEMENTERIAN PERTAHANAN RI

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMHAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHANNOMOR : KEP / 985 / VI / 2011

TENTANG

BAHAN PEMBELAJARAN KURSUS MANAJEMEN ADMINISTRASI PELAKSANAAN ANGGARAN PERTAHANANMenimbang:Bahwa dalam rangka penyusunan Bahan Pembelajaran Kursus Kepemimpinan Manajemen Pertahanan, perlu dikeluarkan Keputusan.

Mengingat:1. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 16 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan.

2.Keputusan Kabadiklat Kemhan Nomor : Kep/1171/X/2010 tanggal 29 Oktober 2010 tentang Pedoman Penyusunan Bahan Pembelajaran Diklat/Kursus di Iingkungan Badiklat Kemhan.

3. Keputusan Kabadiklat Kemhan Nomor : Kep/1480/ XII/2013 tanggal 23 Desember 2014 tentang Program Kerja dan Anggaran Badiklat Kemhan T.A. 2014.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN PERTAHANAN TENTANG BAHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN BELA NEGARA.KESATU

: MengesahkanBahan Pembelajaran Pendidikan Bela Negara.KEDUA

:Hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan memerlukan pengaturan lebih lanjut, akan diatur dengan keputusan tersendiri.

KETIGA

:Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal Desember 2014 Kepala

Badan Pendidikan dan Pelatihan,

Hartind Asrin S.IP, M.Sc

Mayor Jenderal TNI

Kata PengantarDengan mengucapkan Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka tersusunlah Bahan Pembelajaran (Hanjar) "Pengantar Organisasi". Bahan pembelajaran ini berisi antara lain tentang Pengertian Organisasi, Unsur Pokok Organisasi, Jenis Organisasi, Fungsi Organisasi dan Pengembangan Organisasi. Dasar hukum dari organisasi adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat serta memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara individu ataupun kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai perwujudan hak asasi manusia. Sebelum mempelajari materi tentang organisasi perlu diketahui bahwa terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan yang mengatur mengenai: pengertian; asas, ciri, dan sifat; tujuan, fungsi, dan ruang lingkup; pendirian; pendaftaran; hak dan kewajiban; organisasi, kedudukan, dan kepengurusan; keanggotaan; AD dan ART; keuangan; badan usaha; dan pemberdayaan Ormas. Selain itu, Undang-Undang ini mengatur mengenai ormas yang didirikan oleh warga negara asing ataupun ormas asing yang beraktivitas di Indonesia; pengawasan; penyelesaian sengketa organisasi; larangan; dan sanksi. Pengaturan tersebut diharapkan dapat menjadi aturan yang lebih baik dan memberikan manfaat kepada sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Materi ini diperuntukkan sebagai salah satu acuan referensi pembelajaran bagi peserta Kursus Dasar Manajemen Pertahanan agar peserta memahami tentang organisasi.Hanjar ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta Kursus Dasar Manajemen Pertahanan agar memahami tentang pengertian, unsur, fungsi sampai dengan pengembangan organisasi. Widyaiswara yang mengampu bahan pembelajaran ini wajib memberikan kesempatan kepada peserta Diktat untuk membaca referensi/buku-buku lain yang relevan dengan materi ini dengan bimbingan Widyaiswara atau pembimbing yang telah ditunjuk dari Pusdiklatjemenhan Badikiat Kemhan. Bahan Pembelajaran ini adalah sebagai suatu referensi pembelajaran yang diambil dari berbagai sumber baik dari literatur, kepustakaan dan Internet.Semoga Hanjar ini bermanfaat bagi peserta Diktat selama mengikuti proses pembelajaran di Iembaga ini dan menambah wawasan ilmu pengetahuan sehingga mampu mengembangkan dan mengimplementasikan dengan baik.

Jakarta, Desember 2014Kepala

Pusdikiat Manajemen Pertahanan,

Jan Pieter Ate, M.BusBrigadir Jenderal TNI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahananan Negara menjelaskan bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Atas dasar tersebut, Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara bagi seluruh warga negara adalah hal yang penting dan tidak dapat ditawar lagi. Pendidikan Bela Negara dipandang relevan dan strategis, disamping untuk pembinaan pertahanan negara juga berguna untuk meningkatkan pemahaman dan penanaman jiwa patriotisme dan cinta tanah air. Jadi sudah sepatutnya kesadaran berbangsa dan bernegara yang dilandasi wawasan kebangsaan sejogyanya terus ditumbuhkembangkan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.Dalam melaksanakan pembinaan kesadaran Bela negara, Kementerian Pertahanan dalam hal ini Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) menggelar pendidikan dan pelatihan (Diklat) Bela Negara bagi organisasi kepemudaan, dan tokoh adat di seluruh wilayan Indonesia. Pendidikan kesadaran Bela Negara diberikan kepada kelompok agen perubahan di lingkungan pendidikan, lingkungan pekerjaan dan lingkungan pemukiman. Pada Lingkungan Pendididkan, Pembinaan kesadaran bela negara diberikan kepada para Guru TK, SD, SMP dan SMA/sederajad, dengan tujuan agar materi nilai-nilai Bela Negara dapat diintegrasikan dengan materi pelajaran yang diampu Para Guru di Sekolah.Penguatan Kapasitas Dosen Kewarganegaraan di perguruan tinggi, diberikan dengan tujuan materi Bela Negara masuk dalam materi pendidikan kewarganegaraan sebagai materi wajib bagi mahasiswa. Bimbingan teknis dan pelatihan Bela Negara kepada para mahasiswa, pramuka, Menwa juga terus dilakukan. Tujuannya agar kesadaran Bela Negara dapat disosialisasikan dan diinternalisasikan di lingkungannya masing-masing, sehingga nilai-nilai Bela Negara menjadi landasan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Di lingkungan pekerjaan, pembinaan kesadaran Bela Negara diberikan kepada para aparat/birokrat di lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Pegawai BUMN dan swasta serta Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Dengan tujuan agar kesadaran Bela Negara dapat disosialisasikan dan diinternalisasikan di lingkungannya masing-masing, sehingga nilai-nilai Bela Negara menjadi landasan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Di lingkungan pemukiman, pembinaan kesadaran Bela Negara diberikan kepada para Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama, Ormas, Parpol, Seniman/Budayawan, dan lain-lain. Dengan tujuan agar kesadaran bela Negara dapat disosialisasikan dan diinternalisasikan di lingkungannya masing-masing, sehingga nilai-nilai bela Negara menjadi landasan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.B. Deskripsi Singkat Mata diklat ini membahas tentang pengertian bela negara, tujuan bela negara, sejarah bela negara, tataran dasar bela negara serta hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara.C. Manfaat HanjarManfaat Bahan Pelajaran (Hanjar) Kursus Dasar Manajemen Pertahanan, untuk membantu peserta dalam memahami materi yang disampaikan oleh Widyaiswara, sehingga dapat membekali dan menambah ilmu pengetahuan bagi peserta Diklat dalam hal bela negara.D. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar.Setelah mempelajari materi ini peserta mampu memahami tentang hak dan kewajiban warga negara sehingga dapat menumbuhkembangkan semangat bela negara.2. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta:a. Mampu menjelaskan tentang pengertian bela negara;b. Memiliki sikap dan perilaku serta tindakan bela nega;c. Memiliki rasa cinta tanah air;

d. Memiliki keyakinan bahwa pancasila sebagai ideologi negara;

e. Memiliki sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara;

f. Memiliki kemampuan awal bela negara.3. Pokok Bahasana. Pendahuluan b. Pengertian Bela Negarac. Tujuan Bela Negarad. Sejarah Bela Negarae. Tataran Dasar Bela Negaraf. Hak dan Kewajiban Warga Negarag. Penutup4.Petunjuk BelajarHanjar Mata Diklat Kurs Dasar Manajemen Pertahanan ini bersifat teori yang dilengkapi dengan Contoh Soal (Kasus), sebagai salah satu upaya untuk mempermudah peserta Diklat dalam memahami dan mendalami materi Pendidikan Bela Negara, maka peserta dapat mendiskusikan di kelas dengan Widyaiswara yang mengampu Mata Diklat ini maupun diskusi dengan sesama peserta Diklat.

.BAB IIPENGERTIAN, UNSUR-UNSUR DAN DASAR HUKUM BELA NEGARA

E. Umum.

Bangsa Indonesia dengan ideologi Pancasilanya tak luput dari dampak globalisasi yang telah mendorong bangsa Indonesia memasuki era reformasi. Pada masa inilah ideologi Pancasila yang diyakini oleh bangsa Indonesia sebagai pemersatu bangsa diuji kebenarannya. Globalisasi diyakini berpengaruh besar terhadap kehidupan suatu bangsa, globalisasi akan menimbulkan ancaman dan tantangan yang dapat berdampak negatif bagi bangsa dan negara, namun di sisi lain globalisasi memberikan peluang yang berdampak positif bagi kemajuan suatu bangsa. Salah satu sisi negatif dari globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah semakin menguatnya nilai-nilai materialistis pada masyarakat bangsa Indonesia. Di sisi lain nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, keramah tamahan sosial dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia semakin pudar.

Hal ini dimungkinkan akibat dan sikap traumatis dari pengalaman masa lalu, atau dapat pula karena terlahir generasi baru yang menganggap bahwa sejarah perjuangan bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan hanya sebatas wacana belaka. Distorsi pemahaman dan implementasi yang terjadi saat ini, dapat kita amati fenomenanya antara lain :

1. Terjadinya kemerosotan (dekadensi) moral, watak, mental dan perilaku/ etika hidup bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.

2. Gaya hidup yang materialistik konsumtif dan cenderung melahirkan sifat ketamakan atau keserakahan, serta mengarah pada sifat dan sikap individualistik.

3. Timbulnya gejala politik yang berorientasi kepada kekuatan, kekuasaan dan kekerasan, sehingga hukum sulit ditegakkan.

4. Persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, beda pendapat yang berujung bermusuhan, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung anarkhis.

Peranan seluruh komponen bangsa pada saat ini tidak dihadapkan lagi dengan upaya merebut kemerdekaan dari tangan bangsa penjajah, namun akan berperan lebih berat lagi karena tuntutan dewasa ini adalah bagaimana mempertahankan kemerdekaan dengan melakukan aktivitas pembangunan, serta bagaimana mempertahankan kekokohan NKRI di tengah-tengah derasnya arus globalisasi yang terus melaju menerjang seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Oleh karena itulah maka konsepsi tentang upaya bela negara harus dipahami dan dihayati seluruh komponen bangsa ini, terutama bagi generasi muda.F.Pengertian Bela NegaraApa sesungguhnya yang dimaksud dengan Bela Negara itu? Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan istilah bela sebagai menjaga baik-baik, memelihara, merawat, melepaskan dari bahaya, memihak untuk melindungi dan mempertahankan sesuatu. Sesuatu yang harus dijaga, dipelihara, dirawat, dilindungi dan dipertahankan dalam konteks ini adalah negara. Tegasnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dengan demikian, membela negara dapat kita artikan sebagai menjaga, memelihara, melindungi dan mempertahankan eksistensi negara, bahkan melepaskannya dari bahaya.Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.

Bagi warga negara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara.Secara luas pengertian bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.

Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.

Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Hal ini terjadi sejak seseorang lahir, tumbuh dewasa serta dalam upayanya mencari penghidupan.

Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa.

Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Nasionalisme adalah rangkaian kecintaan dan kesadaran dalam proses berkehidupan dalam negara dan bangsa, serta upaya untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air. Selain itu, pembelaan bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan keaktifan dalam berperan aktif untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard.

Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personel militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.G.Unsur-Unsur Dasar Bela NegaraDidalam proses pembelaan negara, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting, diantaranya adalah :

1. Cinta Tanah Air 2. Kesadaran Berbangsa & bernegara

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara (Empat Konsensus Nasional : Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI)4. Rela berkorban untuk bangsa & Negara

5. Memiliki kemampuan awal bela Negara

Contoh-contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan bela negara diantaranya adalah melestarikan budaya, belajar dengan rajin bagi para pelajar, taat akan hukum dan aturan-aturan negara dan lain-lain.

Kelima dasar bela negara ini hendaknya dipandang sebagai keutamaan-keutamaan hidup yang harus dihayati oleh para warga negara di semua lapisan. Harapannya adalah seluruh warga negara sadar akan hak dan kewajibannya membela negara, mampu menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.Dari unsur yang ada tersebut, bisa disebutkan mengenai beberapa hal yang menjadi contoh proses pembelaan negara. Beberapa contoh tersebut diantaranya adalah :

1. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam, sehingga hal ini bisa mencegah adanya pengakuan dari negara lain yang menyebutkan kekayaan daerah Indonesia sebagai hasil kebudayaan asli mereka.

2. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar, sehingga nantinya akan memunculkan sumber daya manusia yang cerdas serta mampu menyaring berbagai macam informasi yang berasal dari pihak asing. Dengan demikian, masyarakat tidak akan terpengaruh dengan adanya informasi yang menyesatkan dari budaya asing.

3. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku. Hal ini sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bela bangsa. Karena dengan taat pada hukum yang berlaku akan menciptakan keamanan dan ketentraman bagi lingkungan serta mewujudkan rasa keadilan di tengah masyarakat.

4. Meninggalkan korupsi. Korupsi merupakan penyakit bangsa karena merampas hak warga negara lain untuk mendapatkan kesejahteraan. Dengan meninggalkan korupsi, kita akan membantu masyarakat dan bangsa dalam meningkatkan kualitas kehidupan.H.Konsep Bela NegaraMengapa negara harus dibela? jawabannya sederhana, yaitu karena negara sebagai kesatuan sosial politik masyarakat memainkan fungsi dan peran yang sangat besar dan penting bagi semua warganya dalam kerangka pengembangan dirinya sebagai manusia maupun sebagai bangsa. Dalam konteks ini, patut disimak bahwa dimanapun di dunia ini, negara memangku dan mengembangkan 3 tugas pokok sebagai berikut, yaitu :

1.Melindungi seluruh penduduk dan wilayah kekuasaannya terhadap :

a. Segala ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.

b. Ancaman penyakit dan atau segala macam bentuk bahaya lainnya, termasuk bencana alam, bahaya lalu lintas, terorisme, narkoba, ideologi yang membahayakan dll.

2. Mendukung atau langsung menyediakan berbagai pelayanan bagi kehidupan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan, termasuk pelayanan kesehatan, pendidikan, pembangunan jalan, dan pengadaan sarana-sarana lalu lintas, fasilitas pos dan telekomunikasi, radio dan televisi serta berbagai pelayanan sosial lainnya. Negara menciptakan dan atau memberi bantuan bagi lembaga-lembaga kultural, berbagai cara untuk mengembangkan kemampuan ekonomis bangsa, dengan tujuan agar semua anggota masyarakat minimal dapat hidup bebas dari kondisi ini dan ketergantungan ekonomis yang berlebihan.

3.Menjadi wasit yang tidak memihak salah satu pihak dalam suatu konflik sosial dengan menyediakan suatu sistem peradilan/yudisial yang menjamin keadilan dasar dalam hubungan sosial masyarakat.

Singkatnya, dengan adanya negara, harapan serta cita-cita setiap dan semua warganya dapat terwujud. Dengan kata lain, tanpa negara semua harapan dan cita-cita warga negara sulit dibayangkan.

Perihal cara dan bentuk membela negara tentu saja ada bermacam-macam. Dalam konteks kita, pembelaan itu dilakukan melalui pembangunan dan pengembangan suatu postur pertahanan bela negara yang tangguh, berdaya pikat, berdaya tahan dan berdaya saing tinggi. Pertahanan seperti itu dimaksudkan untuk mencegah, menghadapi, dan mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa, baik yang bersifat militer maupun non militer.

Akan tetapi harus disadari sepenuhnya bahwa kesadaran bela negara bukanlah sesuatu yang tumbuh dengan sendirinya dalam diri para warga negara. Hal itu perlu proses yang panjang dan berkesinambungan oleh semua pihak.

Ketentuan tentang hak dan kewajiban bela negara termuat dalam :

1.Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

2.Pasal 30 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan negara dan usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

3.Pasal 68 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia: Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

4.Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara : Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

Bela negara bukanlah semata-mata amanat konstitusi negara, yang pelaksanaannya bersifat perintah, melainkan amanat kodrat kemanusiaan. Kodrat kita sebagai homo sociale-lah yang menggerakkan kita sebagai warga negara untuk membela mati-matian negara, apa pun konsekuensi yang harus dihadapi. Kita adalah makhluk ciptaan yang selalu ingin hidup bersama orang lain dalam suatu jaringan saling ketergantungan dengan orang lain dalam berbagai ikatan sosial. Itulah sebabnya, maka tugas membela negara merupakan suatu kewajiban, bahkan suatu keharusan dan keniscayaan eksistensi warga negara, baik kedaulatannya, keutuhan wilayahnya, maupun keselamatan segenap rakyatnya, dari segala bentuk ancaman, fisik dan non fisik, militer dan non militer adalah tugas eksistensial yang bersifat tetap dari sebuah negara setelah terbentuk dan sepanjang sejarahnya. Bela negara tidak hanya dipandang sebagai suatu tugas kenegaraan, melainkan juga sebagai suatu kehormatan dan kepercayaan yang diberikan negara kepada setiap warga negara yang patut dibanggakan dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, penuh semangat rela berkorban demi pengabdian kepada ibu pertiwi, bangsa dan negara.

I.Dasar Hukum Bela NegaraBeberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

8. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih

Untuk mewujudkan kesadaran dan menyatukan konsep pembelaan negara di tengah masyarakat, salah satunya dilakukan melalui penciptaan lagu Mars Bela Negara. Mars ini digubah oleh salah seorang musisi Indonesia yang memiliki nasionalisme, yaitu Dharma Oratmangun.

Selain itu, dalam upaya menjaga kesadaran bela negara, dibuatlah sebuah momen untuk memperingatinya. Hari yang sudah ditetapkan sebagai hari Bela Negara dipilih tanggal 19 Desember. Penetapan ini dimulai tahun 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dituangkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006.

J.RangkumanK.EvaluasiBAB IIITUJUAN BELA NEGARA

L.Umum.

Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal tersebut, bisa menjadi semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab, komitmen dan motivasi dari setiap anggota dalam sebuah kelompok.M.Rangkuman

1.Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.2.Tujuan dari sebuah organisasi sangat mempengaruhi kinerja dari organisasi itu sendiri maupun untuk mencari massa atau anggota baru dalam pengembangan sebuah organisasi dan untuk menjaga kaderisasi anggota.3.Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi yaitu tercapainya sebuah tujuan, melatih mental bicara di publik dan mudah memecahkan masalah.L.Evaluasi

1.Jelaskan pengertian organisasi menurut para pakar, minimal 3 pakar2.Jelaskan Manfaat dan tujuan organisasi

BAB III

CIRI-CIRI UNSUR POKOK DAN PRINSIP ORGANISASI

J.Umum.Ilmu organisasi merupakan ilmu yang penting dimiliki, karena dalam kehidupan kita tidak lepas dari organisasi. Di mulai dari lingkungan yang sederhana dari keluarga, hingga struktur yang rumit seperti organisasi pemerintahan.Organisasi memiliki ciri-ciri yang jelas yang juga disebut sebagai syarat terciptanya organisasi, yaitu diantaranya harus terdiri dari sekelompok orang atau lebih untuk melakukan kerjasama serta memiliki tujuan dan sasaran yang jelas. Dalam organisasi modern bahkan organisasi harus memiliki prinsip-prinsip dan azas-azas organisasi serta memiliki identitas dan unsur-unsur yang lebih lengkap.

K.Criri-ciri, Tipe dan Sasaran Pokok Organisasi

Berdasarkan penjelasan di atas tentang definisi dan pengertian organisasi maka dapatlah di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan mempunyai ciri-ciri dan tipe tertentu, yang antara lain sebagai berikut:1. Ciri-ciri dari organisasi adalah :

a. Adanya komponen ( atasan dan bawahan).

b. Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang.

c. Adanya tujuan.

d. Adanya sasaran.

e. Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati.

f. Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.

g. Adanya komunikasi antar suatu anggota dengan yang lain.

Menurut Berelson dan Steiner (1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a.Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

b.Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.

c.Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala birokrasi.

d.Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu. 2.Tipe Organisasi

Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

a.Organisasi Formal Resmi

Organisasi formal/ Resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal dalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).

b.Organisasi informal

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.3.Organisasi Berdasarkan Sasaran Pokok

Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:

a. Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.

b. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.

c. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)d. Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)e. Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations).f. Organisasi-organisasi sosial (social organizations)g. Organisasi-organisasi politik.L.Unsur-unsur Organisasi

Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah :1. Man

Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

2. Kerjasama

Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

3. Tujuan Bersama

Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network).4. Peralatan (Equipment)

Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).

5. Lingkungan (Environment)

Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan dan juga beberapa tujuan tertentu.M.Prinsip-Prinsip Organisasi

Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi. Diantaranya adalah:1. Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.

2. Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.

3. Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit kerja.

4. Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.

5. Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.

6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah) akan nampak.

7. Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin cepat tercapai.

N.Rangkuman1.Menurut Berelson dan Steiner (1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : yaitu formalitas, hierarki, besar dan kompleks serta lamanya atau eksistensi dari organisasi tersebut.2.Organisasi formal adalah Organisasi formal/ Resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum.3.Organisasi informal adalah keanggotaan dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut.4.Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.5.Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi yang diantaranya mencakup perumusan tujuan yang jelas, pembagian kerja, pengawasan dan kesatuan perintah.O.Evaluasi

1.Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri organisasi

2.Jelaskan organisasi berdasarkan tipe dan organisasi berdasarkan sasaran pokoknya.3.Sebutkan dan jelaskan tentang unsur-unsur organisasi

4.Sebutkan dan jelaskan minimal 5 prinsip organisasiBAB IV

BENTUK DAN STRUKTUR ORGANISASI

P.Umum.Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan Pengorganisasian yang dapat diartikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil dari pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Struktur organisasi adalah sekumpulan komponen-komponen (unit-unit kerja) yang telah disusun dalam organisasi. Struktur organisasi berguna untuk menunjukkan adanya beberapa pembagian kerja, rantai perintah dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda agar bisa dikoordinasikan . Selain itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.Struktur Organisasi juga merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi, yang berhubungan dengan fungsi, wewenang dan tanggung jawab untuk mencerminkan mekanisme-mekanisme formal pada pengelolaan organisasi.Untuk mencapai tujuannya, dalam pelaksanaannya organisasi harus berpedoman pada prinsip-prinsip organisasi, yaitu prinsip perumusan tujuan, prinsip pembagian kerja, prinsip pendelegasian kekuasaan/wewenang, prinsip tingkat pengawasan, prinip rentan manajemen, prinsip kesatuan perintah, dan prinsip koordinasi.

Q.Bentuk Struktur Organisasi1.Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :

a. Bentuk VertikalDalam bentuk ini, sistem organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.

b. Bentuk Mendatar / HorizontalDalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau digariskan dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.

c.Bentuk LingkaranDalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.

d.Bentuk Setengah LingkaranDalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya

e.Bentuk EllipticalDalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah digambarkan dengan pusat Elips kearah bidang elips

f.Bentuk Piramid terbalikDalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan organisasi atau pejabat terendah digambarkan dalam susunan berbentuk piramid terbalik.

Skema atau bagan organisasi adalah suatu lukisan tentang organisasi yang dimaksudkan untuk menggambarkan susunan dari organisasi baik mengenai fungsi, bidang, tingkatan maupun rentang kendalinya.

R.Macam-macam Skema Organisasi: a. Skema Organisasi Fungsional: Dalam skema organisasi fungsional, menjelaskan tentang letak dari fungsi-fungsi tugas dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang lain.

b. Skema Organisasi Jabatan Dalam skema organisasi jabatan, menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan jabatan masing-masing.

c. Skema Organisasi Nama Dalam skema organisasi nama, menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan nama-nama para pejabat yang bersangkutan.

d. Skema Organisasi Nama dan Jabatan Dalam skema organisasi nama dan jabatan, menggabungkan antara masing-masing jabatan dengan masing-masing nama para pejabat dalam suatu organisasi.

e. Skema Organisasi Struktur Dalam skema organisasi truktur, menjelaskan tingkatan jenjang antara unit-unit dalam organisasi tersebut

3.Bentuk Organisasi Menurut Para Ahlia. Organisasi Lini/Garis (Line Organization)Organisasi Lini/Garis diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.

Ciri-ciri Organisasi Lini adalah :

1) Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dan memilikiJumlah karyawan yang sedikit

2) Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi

3) Belum terdapat spesialisasi Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan

4) Struktur organisasi sederhana dan stabil Organisasi tipe garis ini biasanya diterapkan kepada organisasi kecil yang disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

Contoh bagan Organisasi Lini :

b. Organisasi Lini Dan Staf (Line And Staff Organization)Organisasi Garis dan Staf diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi Garis dan Staf Merupakan bentuk organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya pengawasan secara langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi staf seperti adanya spesialisasi kerja. Organisasi Garis dan Staf merupakan kombinasi dari organisasi lini dan azas komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan untuk memberi masukan, bantuan pikiran, saran-saran, dan data informasi yang dibutuhkan.

Memiliki Ciri-ciri:

1) Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung

2) Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff

3) Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff

4) Jumlah karyawan banyak Organisasi besar, bersifat komplek Adanya spesialisasi

Contoh bagan organisasi garis dan staf :

c. Organisasi Fungsional (Functional Organization)Organisasi Fungsional diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan pada sifat dan macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan. masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.

Memiliki Ciri-ciri:

1) Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan

2) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan

3) Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis

4) Target-target jelas dan pasti Pengawasan ketat

5) Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi

Contoh Bagan Organisasi Bentuk Fungsional :

d. Organisasi Lini Dan Fungsional (Line And Functional Organization)Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit (Kepala Bagian) untuk mengambil keputusan dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.

Memiliki Ciri-ciri:

1) Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.

2) Terdapat spesialisasi yang maksimal dan tidak menonjolkan perbedaan tingkatan dalam pembagian kerja

Contoh bagan organisasi Lini dan Fungsional :

e. Organisasi Lini, Fungsional Dan Staf (Line, Functional And Staff Organization)Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut atau merupakan gabungan dari organisasi yang berbentuk lini fungsional dan staf..

Memiliki Ciri-ciri:

1) Organisasi besar dan kadang sangat ruwet

2) Jumlah karyawan banyak.

3) Mempunyai

4) unsur karyawan pokok: Karyawan dengan tugas pokok (line personal), Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal), Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)

f. Organisasi Komite (Commite Organization)Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksanakan secara kolektif.

Organisasi komite terdiri dari :

1) Executive Committee (Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini

2) Staff Committee, yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf

Memiliki ciri-ciri :

1) Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif

2) Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan.

3) Asas musyawarah sangat ditonjolkan

4) Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana

5) Biasanya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.

Adapun hal-hal penting yang perlu dipenuhi dalam membentuk suatu organisasi agar suatu organisasi dapat berjalan dengan efektif adalah:a. Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamami pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.

b. Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan memanjakan, yang akan menimbulkan efek negatif. Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.

c. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.

d. Komunikator harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.

e. Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

f. Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.

BAB V

TEORI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

S.UmumMasalah organisasi adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dan setiap masalah memerlukan pemecahan tersendiri. Usaha untuk memecahkan berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi. Dari usaha intelektual itu kemudian berkembanglah berbagai teori organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya. (Wursanto, 2002:259).Untuk dapat bertahan, organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaruan tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai proses organization development.T.Pengertian dan Macam Teori Organisasi

Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih berhasil sehingga organisasi dapat mencapai sasaran yang ditetapkan yang dimaksud dengan masalah adalah segala sesuatu yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.Terdapat 9 (sembilan) macam teori organisasi (Wursanto, 2002:259), yaitu:

1. Teori Organisasi KlasikTeori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi, teori formalism, teori struktur (the structure theory of organization). Teori klasik muncul sebagai akibat dari usaha yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi dengan menentukan prinsip-prinsip yang dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi para manajer dalam melaksanakan tugas. Prinsip-prinsip ini memberikan pedoman kepada manajer untuk menyusun suatu sistem tugas dan wewenang. Prinsip-prinsip ini merupakan prinsip umum yang dapat diterapkan pada setiap organisasi apapun sehingga merupakan prinsip yang bersifat universal. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuassan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang bekerjasama.2. Teori BirokrasiDalam arti yang netral birokrasi berarti suatu pemerintahan yang dijalankan melalui biro-biro. Keterlambatan pelayanan atau tidak baiknya pelayanan kepada masyarakat sebenarnya bukan disebabkan oleh birokrasi tetapi disebabkan kurang baiknya birokrasi. Birokrasi sebenarnya merupakan inti daripada setiap organisasi modern, kkarena tanpa birokrasi yang baik dan kuat, organisasi tidak akan dapat berjalan.

Pada dasarnya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi (Wursanto, 2002:263), sebagai berikut:a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus sehingga para pemegang pekerjaan dapat menjadi ahli dalam pekerjaan masing-masing. Strategi ini dikenal dengan prinsip spesialisasi.b. Setiap anggota hanya bertanggung jawab secara langsung kepada seorang atasan (satu orang satu atasan langsung = one man one leader atau one man one boss). Strategi ini dikenal dengan prinsip rantai komando atau prinsip hirarki.c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang. Strategi ini dinamakan prinsip loyalitas.d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara zakelijk, dalam arti tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal.e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Berdasarkan kepada tata-aturan yang abstrak itu akan diperoleh keseragaman atau uniformitas dan koordinasi dari setiap tugas dan pekerjaan yang berbeda-beda. Strategi yang demikian dikenal dengan prinsip uniformitas.3. Teori Organisasi Human RelationsTeori organisasi human relations disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antar manusia, teori hubungan kerja kemanusiaan, atau the human relations theory. Teori organisasi hubungan kemanusiaan berangkat dari suatu anggapan bahwa dalam kenyataan sehari-hari organisasi merupakan hasil dari hubungan kemanusiaan (human relations). Teori ini beranggapan bahwa organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan apabila di dalam organisasi itu terdapat hubungan antar-pribadi yang serasi. Hubungan itu dapat berlangsung antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat, antara pimpinan dengan bawahan, antara bawahan dengan pimpinan, antara bawahan dengan bawahan. Tujuan dilaksanakannya human relations ialah untuk mendapatkan (Wursanto, 2002:264):a. Kepuasan psikologis para karyawan.b. Moral yang tinggi,c. Moral yang tinggi,d. Disiplin yang tinggi,e. Loyalitas yang tinggi, danf. Motivasi yang tinggi. Apabila di dalam organisasi ada kepuasan psikologis pada diri para anggota, ada moral, disiplin dan motivasi yang tinggi, maka organisasi akan dapat diurus dengan mudah, dan dapat berjalan lancar menuju sasaran yang telah ditetapkan.4. Teori Organisasi PerilakuTeori organisasi perilaku atau The Behaviour Theory of Organization adalah suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil atau tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan adalah tergantung dari perilaku atau sikap kelakuan (behaviour) dari para anggotanya. Dengan demikian menurut teori ini masalah utama yang dihadapi organisasi adalah bagaimana mengarahkan para anggota untuk berpikir, bersikap, bertingkah laku atau berperilaku sebagai manusia organisasi yang baik. Yang dimaksud dengan perilaku dapat berupa sikap, tindakan atau tingkah laku. Perilaku dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: perilaku formal, perilaku informal, dan perilaku non formal. (Wursanto, 2002:265)

5. Teori Organisasi ProsesTeori organisasi proses atau The Process Theory of Organization adalah suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerja sama antara sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal (Wursanto, 2002:266). Oleh karena itu teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan di dalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum, universal. 6.

Teori Organisasi KepemimpinanKepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para pengikut, para bawahan) sehingga orang lain mau mengikuti apa yang menjadi kehendaknya. Orang yang mampu mempengaruhi orang lain sehingga mau mengikuti kehendaknya disebut pemimpin atau leader. Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung dari sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mau bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif. Teori organisasi kepemimpinan dapat dibedakan menjadi : a. teori otokratis, b. teori demokratis, c. teori kebebasan, d. teori paternalisme, e. teori personal, dan f. teori non-personal. (Wursanto, 2002:267).7.Teori Organisasi FungsiPada dasarnya fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau sebagai manajer guna mencapai tujuan organisasi. Teori ini dilandaskan suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan lancar dan berhasil mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan apabila pimpinan organisasi mampu menjalankan sekelompok kegiatan yang telah menjadi fungsi dari seorang manajer yang terdiri dari: kegiatan menyusun perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memberikan motivasi atau pemberian bimbingan (motivating), pengawasan (controlling), dan pengambilan keputusan (decision making). (Wursanto, 2002:268).8.Teori Pengambilan KeputusanTeori ini berlandaskan kepada suatu pemikiran bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan tergantung dari berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat di setiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak (keputusan administratif), keputusan di tingkat menengah (keputusan eksekutif), maupun keputusan di tingkat bawah (keputusan operatif). (Wursanto, 2002:271).9.Teori KontingensiTeori kontingensi (contingency theory) disebut juga teori kemungkinan, teori lingkungan atau teori situasi. Setiap organisasi apapun selalu menghadapi situasi tertentu. Situasi yang dihadapi setiap organisasi berbeda-beda, baik organisasi pemerintah, organisasi niaga, maupun organisasi sosial. Oleh karena itu teori kontingensi berlandaskan pada suatu pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi. Tidak ada prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk segala situasi. Setiap situasi harus dianalisis sendiri. (Wursanto, 2002:272).U.Pengembangan OrganisasiPengertian dari Pengembangan organisasi adalah perubahan yang terencana (planned change). Perubahan, dalam bentuk pembaruan organisasi dan pengembangan organisasi terus-menerus terjadi dan mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat saat ini.Organisasi beserta warganya yang membentuk masyakat pengembangan organisasi, mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini. Perubahan perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat katagori, yaitu perkembangan teknologi, perkembangan organisasi, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin singkatnya daur hidup para pengembangan organisasi, serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku, gaya hidup, nilai-nilai dan harapan tiap orang.Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi, perilaku dan harapan semua anggota organisasi, pengembangan organisasi di definisikan sebagai upaya pimpinan yang terencana dalam meningkatkan efektivitas organisasi, dengan menggunakan cara intervensi (oleh pihak ketiga) yang didasarkan pada pendekatan perilaku manusia. Dengan kata lain penerapan pengembangan organisasi dalam organisasi dilakukan dengan bantuan konsultan ahli, sistemis, harus didukung oleh pimpinan serta luas aplikasinya.1. Tujuan Pengembangan Organisasia. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi;b. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka;c. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi;d. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri.2. Sifat-Sifat Dasar Pengembangan Organisasia. Pengembangan Organisasi merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, perubahan yang dimaksud harus mempunyai sasaran yang jelas dan didasarkan pada suatu diagnosis yang tepat mengenai permasalahan yang dihadapi oleh organisasi;b. Pengembangan Organisasi harus berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang akan mengalami dampak perubahan yang akan terjadi, keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi harus mendapat perhatian;c. Program Pengembangan Organisasi menekankan cara-cara baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja seluruh anggota organisasi;d. Pengembangan Organisasi mengandung nilai-nilai humanistik dalam arti bahwa dalam meningkatkan efektifitas organisasi, potensi manusia harus menjadi bagian yang penting;e. Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan kesisteman yang berarti selalu memperhitungkan pentingnya inter relasi, interaksi dan inter dependensi;f. Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan ilmiah untuk mencapai efektivitas organisasi.3. Nilai-Nilai Dalam Pengembangan Organisasia. Penghargaan akan orang lain;b. Percaya dan mendukung orang lain, sedangkan individu sendiri harus mempunyai tanggung jawab;c. Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang);d. Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan);e. Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi dalam proses pengembangan organisasi).4. Proses Pengembangan Organisasia. Pengenalan masalah

b. Diagnosis Organisasional

c. Pengembangan strategi perubahan

d. Intervensi

e. Pengukuran dan Evaluasi5. Teknik dan Strategi Pengembangan OrganisasiTeknik pengembangan oraganisasi pada hakekatnya adalah strategi interfensi yang dapat dipergunakan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi atau di dalam melakukan perubahan-perubahan. Sampai sekarang cukup banyak teknik pengembangan organisasi yang telah dikembangkan oleh para pakar. Di antara teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Latihan Kepekaan (sensitivity taining). Merupakan teknik pengembangan yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6-10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar pribadi;b. Kisi Pengembangan Organisasi. Pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi;c. Survai Umpan Balik. Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survei ini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif;d. Konsultasi Proses. Dalam Process consultation, konsultan pengembangan organisasi mengamati komunikasi, pola pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya, serta menganjurkan tindakan koreksi;e. Pembentukan Tim. Adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik tim building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks;f. Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan;g. Intergroup Activities. Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar kelompok. Ketergantungan antar kelompok, yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut;h. Third-party Peacemaking. Dalam menerapkan teknik ini, konsultan pengembangan organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar individu dan kelompok.

6.Teori dan Praktik Pengembangan OrganisasiTeori dan praktik pengembangan organisasi didasarkan pada beberapa asumsi penting yakni :

1) Manusia sebagai individu, dua asumsi penting yang mendasari pengembangan organisasi adalah bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan orang tidak hanya berpotensi, dan berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak mungkin pada organisasi. Pengembangan organisasi bertujuan untuk menghilangkan faktor-faktor dalam organisasi yang menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk berkontribusi demi tercapainya sasaran organisasi.

2) Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok. Organisasi yang menerapkan pengembangan organisasi harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima dan diakui perannya oleh kelompok kerjanya. Dalam organisasi perlu ditumbuhkan keterbukaan agar para anggotanya dapat dengan leluasa mengungkapkan perasaannya dan pikirannya. Dalam keterbukaan , orang akan mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi, sehingga dengan demikian performansi kelompok akan lebih efektif.

3) Manusia sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok-kelompok dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok tersebut. Misalnya bila komunikasi antar kelompok hanya terjadi pada tingkat manajernya, koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif daripada bila segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi.

7.Sasaran pengembangan organisasiAtas dasar asumsi asumsi diatas, proses pengembangan organisasi diterapkan dengan sasaran :

1) Hubungan yang lebih efektif antara departemen , divisi dan kelompok kelompok kerja dalam organisasi

2) Hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan karyawan pada semaua jenjang organisasi

3) Terhapusnya hambatan hambatan komunikasi antara pribadi dan kelompok

4) Berkembangnya iklim yang ditandai dengan saling percaya, dan keterbukaan yang dapat memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi

8.Tahap-tahap Penerapan pengembangan organisasiDalam menerapkan pengembangan organisasi, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change), dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik pengembangan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan pengembangan organisasi dilakukan dalam empat tahap :

1) Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data. Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah :

a) Fungsi utama tiap unit organisasi;b) Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi;c) Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing masing unit;d) Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar kelompok dan antar individu dalam organisasi.2)Tahap diagnosis dan umpan balik. Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi . Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, diantaranya :

a) Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi;b) Tanggung jawab, kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi;c) Identitas, kejelasan misi dan peran masing masing unit;d) Komunikasi, kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi;e) Integrasi, hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan krisis;f) Pertumbuhan, iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama.3) Tahap pembaruan dalam organisasi. Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak.

4) Tahap implementasi pembaruan. Tahap akhir dalam penerapan pengembangan organisasi adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja secaa penuh dengan staf manajemen dan para penyelia. Kegiatan implementasi perubahan meliputi :

a) perubahan struktur;b) perubahan proses dan prosedur;c) penjabaran kembali secara jelas tujuan sera sasaran organisasi;d) penjelasan tentang peranan dan mis masing masing unut dan anggota dalam organisasi.V.Rangkuman

1.Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih berhasil sehingga organisasi dapat mencapai sasaran yang ditetapkan.yang dimaksud dengan masalah adalah segala sesuatu yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.2.Pengertian dari Pengembangan organisasi adalah perubahan yang terencana (planned change). Perubahan, dalam bentuk pembaruan organisasi dan pengembangan organisasi terus-menerus terjadi dan mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat saat ini.Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi, perilaku dan harapan semua anggota organisasi, pengembangan organisasi di definisikan sebagai upaya pimpinan yang terencana dalam meningkatkan efektivitas organisasi, dengan menggunakan cara intervensi (oleh pihak ketiga) yang didasarkan pada pendekatan perilaku manusia.3.Teknik pengembangan oraganisasi pada hakekatnya adalah strategi interfensi yang dapat dipergunakan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi atau di dalam melakukan perubahan-perubahan. Sampai sekarang cukup banyak teknik pengembangan organisasi yang telah dikembangkan oleh para pakar.W.Evaluasi1.Jelaskan tentang definisi teori organisasi

2.Sebutkan beberapa teori organisasi dan penjelasannya2.Jelaskan tentang definisi pengembangan organisasi

3.Jelaskan tujuan dan sasaran pengembangan organisasi4.Jelaskan tentang teknik dan strategi pengembangan organisasi5.Jelaskan tahap-tahap pengembangan dan penerapan organisasi.

BAB VI

PENUTUP

X.Rangkuman1.Manusia atau individu merupakan anggota dari suatu organisasi dan akan memperoleh hasil yang lebihh besar daripada dikerjakan sendiri, karena anggota lain dalam organisasi ikut berperan dalam mencapai hasil tersebut.

2.Pengertian organisasi dapat dilihat dari pendapat para pakar bahwa Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah.

3.Dari beberapa teori bisa disimpulkan bahwa organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoodinasikan secara sadar, yang memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah. Organisasi dibutuhkan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi mempunyai dua buah pengertian yang tidak dapat terpisahkan sebagai suatu keutuhan, bagaikan dua sisi mmata uang.

4. Kerja sama yang didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan. Adanya tujuan organisasi akan mencermikan hak dan tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan organisasi. Kerja sama yang harmonis merupakan suatu kiat untuk mencapai keberhasilan organisasi. Tetapi koordinasi yang baik tesebut harus tetap harus didasari oleh hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing individu, untuk mencegah adanya kerja yang tumpang tindih, ataupun seorang merampas tugas dan pekeriaan orang lain. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing individu mutlak perlu disadari agar tidak terjadi mismanagement.

5.Kunci Organisasi. Sebagai wadah dan sifat organisasi, maka organisasi selalu berusaha untuk mempertahankan keberadaannya (existence) dan berusaha untuk mengembangkan diri (develop). Untuk dapat mempertahankan hal tersebut, sebaggai kunci keberhasilan organisasi adalah efektivitas. Apabila suatu organisasi dirasakan tidak efektif , maka secepatnya organisasi tersebut harus segera dibenahi.

Y.Tindak Lanjut

1. Widyaiswara Mereview materi pengantar organisasi dari pokok bahasan yang disajikan sebelumnya untuk mengantisipasi jika ada peserta Diklat yang belum memahami materi.2. Memberikan penugasan membuat ringkasan atau resume tentang materi pengantar organisasi kepada peserta Diklat.3. Agar peserta Diklat belajar dari materi-materi lain yang berkaitan dengan organisasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang organisasi4. Widyaiswara memberikan motivasi kepada peserta Diklat terkait dengan materi teori yang sudah diterima dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.5. Sebaiknya peserta Diklat setelah mempelajari materi pengantar organisasi yang terdiri dari pengertian, unsur, prinsip, bentuk dan tipe organisasi, teori organisasi dan pengembangan organisasi perlu selanjutnya mempelajari materi terkait dengan perilaku organisasi dan budaya organisasi.DAFTAR PUSTAKAFathoni, Abdurrahmat, 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutarto. 2002. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Widyatmini & Izzati A, Pengantar Organisasi & Metode, Jakarta: Gunadarma, 1996.Wursanto. 2005. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi.http://kahfiehudson.wordpress.com/2011/12/18/pengembangan-organisasi/

http://www.anneahira.com/pengertian-organisasi.htmhttps://belajarmanagement.wordpress.com/2010/02/24/bentuk-bentuk-organisasi/http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial/http://hudda7x.wordpress.com/2011/03/10/tipe-bentuk-struktur-skema-organisasi/http://pmpjuned33.blogspot.com/2013/09/bentuk-bentuk-organisasi_26.htmlhttp: //blog.unila.ac.id/yuci/keorganisasian/Keorganisasianhttp: //sepriblog.blogspot.com/2010/10/prinsip-prinsip-organisasi.html, Prinsip-Prinsip Organisasi

http: //www.fedri-hidayat.co.cc/2010/05/prinsip-prinsip-organisasi.html, Prinsip-Prinsip Organisasi

Indikator keberhasilan yang akan dicapai pada BAB II ini adalah peserta mampu menjelaskan secara ringkas tentang pengertian bela negara, unsur-unsur dasar bela negara, konsep bela negara serta dasar hukum bela negara.

Indikator keberhasilan yang akan dicapai pada BAB III adalah setelah selesai mengikuti kegiatan belajar ini peserta mampu menjelaskan dan memahami tentang ciri-ciri organisasi, unsur-unsur organisasi dan prinsip-prinsip organisasi

Indikator keberhasilan yang akan dicapai pada BAB IV adalah setelah selesai mengikuti kegiatan belajar ini peserta dapat menjelaskan tentang bentuk-bentuk organisasi, jenis-jenis organisasi dan struktur organisasi

Indikator keberhasilan yang akan dicapai pada BAB V adalah setelah selesai mengikuti kegiatan belajar ini peserta dapat menjelaskan tentang teori organisasi dan pengembangan organisasi baik dari tujuan, sasaran, nilai-nilai, strategi dan teknik pengembangan dan penerapan organisasi.