FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA...

134
FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA KORUPTOR PEREMPUAN PADA RUBRIK TOPIK KITA DI MAJALAH NOOR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Transcript of FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA...

Page 1: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA

KORUPTOR PEREMPUAN PADA RUBRIK TOPIK KITA DI

MAJALAH NOOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Aulia Rahmi

NIM. 1110051100055

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN
Page 3: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN
Page 4: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

LEMBAR PERNYATAAN

Denganinisayamenyatakanbahwa:

1. Skripsiinimerupakanhasilkaryasaya yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatupersyaratanmemperolehgelarStara 1 (S1)

UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Semuasumber yang sayagunakandalampenulisanini,

telahsayacantumkansesuaidenganketentuan yang belaku di UIN

SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Jikakemudianhariterbuktibahwakaryainihasilplagiatatauhasiljiplakankarya

orang lain, makasayabersediamenerimasanksi yang berlaku di UIN

SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Desember 2014

AuliaRahmi

Page 5: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

ABSTRAK

Aulia Rahmi

Feminisme Liberal DalamWacana Fenomena Koruptor Perempuan Pada

Rubrik Topik Kita di Majalah Noor.

Majalah merupakan salah satu media komunikasi massa dalam

menyampaikan pesan kepada khalayak dengan sangat terperinci karena memiliki

karkteristik yang berbeda dari media cetak lainnya. Pemberitaan di majalah

dihadirkan dalam bentuk yang menarik dan isinya yang lebih imajinatif. Salah

satu pemberitaan yang menjadi topik hangat di media cetak beberapa waktu lalu

adalah kasus korupsi yang melibatkan banyak pejabat perempuan. Namun,

diantara beberapa media, baik media elektronik maupun media cetak yang

memuat berita mengenai fenomena koruptor perempuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teks yang dibangun

oleh majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan ?Bagaimana kognisi

sosial yang melatar belakangi wacana yang dibentuk pada rubrik topik kita di

majalah Noor? Bagaimana pula kontekssosial yang melatar belakangi wacana

dalam pemberitaan mengenai fenomena koruptor perempuan pada rubrik topik

kita di majalah Noor?

Teori yang digunakan dalam instrument penelitian ini adalah teori

feminisme liberal yang diuraikan dalam buku Feminist Thought karya Rosmarie

Putnam Tong, dimana penganut aliran feminisme liberal menekankan bahwa

keadilan gender menuntut kita untuk membuat aturan permainan yang adil, yang

didalamnya perempuan dapat merasakan hak yang sama dengan laki-laki baik

dalam memperoleh pendidikan dan bermanfaat di ruang publik. Karena itu,

penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif untuk menjelaskan keterikatan

antara teori feminisme liberal dengan permasalahan mengenai koruptor

perempuan menggunakan pisau analisis wacana kritis milik Teun. A. Van Dijk.

Metodologi penelitian ini menggunakan paradigm kritis dengan

pendekatan kualitatif. Paradigma kritis bersumber pada bagaimana berita tersebut

diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan dan media bersangkutan dalam

keseluruhan proses produksi berita. Metode ini menekankan pada level teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial yang berhubungan dengan berita yang

ditampilkan pada rubrik topic kita di majalah Noor agar menjadi sebuah

pembelajaran untuk dapat menyampaikan pesan komunikasi dengan baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada berita terdapat makna teks yang

meliputi enam struktur teks. Selain itu terdapat kognisi sosial yang meliputi empat

skema berupa skema person, skema diri, skema peran, dan skema peristiwa.

Pemberitaan tersebut juga dilatarbelakangi oleh konteks sosial berupa praktik

kekuasaan dan akses yang mempengaruhi wacana di dalamnya.

Kata kunci: Media cetak, Feminisme liberal, Rubrik topik kita, Koruptor

perempuan.

Page 6: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT ., Tuhan

semesta alam yang senantiasa melimpahkan nikmat, karunia, dan ridhoNya .

Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada baginda Rasulullah

Muhammad SAW, beserta para sahabat dan keluarganya, yang telah menjadi

panutan yang baik bagi umat Muslim di seluruh dunia. Serta hidayah dan

inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Selama kurang lebih enam bulan lamanya, akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Kritis Citra Koruptor

Perempuan Pada Rubrik Topik Kita di Majalah Noor”, yang disusun guna

memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Program Studi Jurnalistik, Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Terselesaikannya skripsi ini juga berkat doa, bantuan, dan dukungan dari

berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu peneliti bermaksud untuk

mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa dalam

penyelesaian skripsi ini. Mereka adalah:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.A. Wakil Dekan I

Bidang Akademik, Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D. Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, Drs. Jumroni, M.Si, serta Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan, H. Sunandar, M.A.

Page 7: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

ii

2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si. serta Sekretaris

Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang telah

meluangkan waktunya untuk sekedar berkonsultasi dan meminta

bantuan dalam hal perkuliahan. Tak lupa penulis haturkan terima

kasih kepada Ketua dan Sekretaris terdahulu, Rubiyanah, MA. dan

Ade Rina Farida, serta Dosen Pembimbing Akademik Dr. Rully

Nasrullah, atas bantuan dan petuahnya kepada peneliti selama ini.

3. Dosen Pembimbing, Wati Nilamsari, M. Si., yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan,

memberikan banyak pelajaran, baik dari segi keilmuan maupun

tulisan, dan selalu memotivasi peneliti agar dapat menyelesaikan

skripsi dengan baik. Semoga Ibu selalu dilimpahkan karunia dan

nikmat serta senantiasa selalu mendapat perlindungan dari Allah

SWT.

4. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat

bermanfaat bagi penulis, .

5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi yang telah menyediakan buku serta fasilitas lainnya

sehingga penulis mendapat banyak referensi dalam penelitian ini.

6. Narasumber Penelitian, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jetti R.

Hadi, Wartawan Penulis Badriyah Fayumi, serta Sekretaris Redaksi

Page 8: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

iii

Majalah Noor, Riri atas bantuannya guna melengkapi syarat

penelitian ini.

7. Orangtua tercinta, Ayahanda Drs. Gustiri MAK dan Ibunda Ende Juju

Julaeha serta keluarga besar yang tiada henti menyemangati peneliti

agar dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu, serta memberikan

dukungan berupa doa, moril, dan materil yang tak terhingga

jumlahnya. Semoga Allah senantiasa memberikan mereka nikmat

sehat dan umur panjang agar bisa menjadi saksi hingga anaknya

menjadi pribadi yang sukses serta berguna bagi nusa dan bangsa.

8. Fajar Febrianto, yang senantiasa membantu peneliti dalam hal

apapun, termasuk dalam doa, semangat, serta tidak pernah lelah

mengingatkan peneliti agar menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan

bermanfaat. Terima kasih atas segala perhatian yang telah diberikan.

Semoga Allah membalas budi baikmu.

9. Sahabat terbaikku yang senantiasa menjadi pelipur lara, Norma

Gustiany, Athifa Rahmah, Dea Nuva, Bella Stevany, Ira Wati,

Latifah, Ika Suci Agustin, Revalia Ayunda, Alica, Faradilla Nurul

Rahma, Vera. Terima kasih kalian selalu berhasil membuat saya

tertawa bahagia.

10. Teman-teman seperjuangan Konsentrasi Jurnalistik 2010, Jurnalistik

A, Septinia, Tezar Aditya, beserta teman Najua lainnya, teman-teman

Jurnalistik C, dan khususnya Jurnalistik B, Ntep, Diyah, Damar, Tyo,

Damar, Bunbun, Nissa, Sri, Fauziah dan teman-teman JB lainnya

yang tidak dapat peneliti tuliskan satu-persatu. Terima kasih untuk

Page 9: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

iv

kenangan selama empat tahun lamanya, dalam belajar, berkarya,

berimajinasi, dan belajar bersama menjadi calon Jurnalis yang baik

11. Keluarga besar Radio Dakwah dan Komunikasi (RDK FM), yang

telah memberikan banyak pelajaran berharga. Terima kasih telah

memberikan pengalaman yang terbaik bagi peneliti untuk terus

belajar dan belajar.

12. Keluarga besar Unity Agency, khususnya Terry Sintawati Latif yang

telah banyak memberikan peneliti waktu untuk dapat menyelesaikan

skripsi dengan baik. Terima kasih atas motivasi dan pelajaran yang

selalu diberikan.

13. Teman-teman KKN SIMFONI 2013 Tanjakan Mekar. Terima kasih

atas pengalaman hidup selama satu bulan, dan canda tawa yang kita

lalui bersama dengan penuh rasa kekeluargaan.

Pada penulisan skripsi ini, peneliti sadar masih banyak kekurangan dan

masih jauh dari kata sempurna. Namun, peneliti telah semaksimal mungkin

berupaya agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga skripsi ini

menjadi manfaat bagi yang membacanya. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 12 Desember 2014

Aulia Rahmi

Page 10: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR…………………………………………………....…........i

DAFTAR ISI……………………………………………………………....…..…v

DAFTAR TABEL……………………………………………………….….....viii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………...................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………….....1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………..………...6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………...7

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian……………………….…..…8

2. Pendekatan Penelitian………………................…9

3. Metode Penelitian………………………….….....11

4. Teknik Pengumpulan Data………….…………....11

5. Teknik Analisis Data……………………….....…14

6. Subjek dan Objek Penelitian…………................15

7. Waktu dan Tempat Penelitian……….………......15

Page 11: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

vi

E. Tinjauan Pustaka……………………………….…..…...15

F. Sistematika Penulisan……………………..………..…..17

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Landasan Teori

1. Feminisme……………………………………….19

a. Feminisme Liberal………………………......23

2. Analisis Wacana………………………………....25

a. Analisis Wacana Kritis Van Dijk……….......28

B. Kerangka Konseptual

1. Korupsi

a. Pengertian Korupsi……………….……….…35

b. Korupsi di Indonesia………………….……..38

2. Perempuan dalam Perspektif Islam……………..40

3. Media Massa

a. Pengertian Media Massa……………..….…..45

b. Fungsi Sosial Media Massa………………....48

c. Media Cetak……………………………..….49

BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH NOOR

A. Gambaran Umum Majalah Noor……………...…...53

1. Visi dan Misi Majalah Noor……………......…56

2. Logo Majalah Noor………………………........57

3. Struktur Redaksi Majalah Noor……….....…....57

Page 12: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

vii

B. Gambaran Umum Rubrik Topik Kita

1. Rubrik Topik Kita…………………..……..…...59

2. Karakteristik Pembaca Majalah Noor…...…......60

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Struktur Teks Berita……………………….………62

1. Analisis Teks Berita “Agar Perempuan Tak

Rentan”…….............................................................63

2. Analisis Teks Berita “Peta Identitas Perempuan: Menyikapi

Fenomena Koruptor Perempuan (31/12/2013)….…......74

B. Analisis Level Kognisi Sosial………………………........…88

C. Analisis Level Konteks Sosial……………………………....93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………97

B. Saran…………………………………………………….....99

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………100

LAMPIRAN…………………………………………………………………..103

Page 13: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

viii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel 1: Struktur Teks Analisis Wacana Van Dijk……………………………...31

Tabel 2: Elemen Teks pada Wacana Teun A. Van Dijk………………………...32

Tabel 3: Skema pada Level Kognisi Sosial……………………………………..33

Tabel 4: Struktur Redaksi Majalah Noor……………………………...………..58

Tabel 5: Analisis Level Teks Berita Berjudul “Agar Perempuan Tak Rentan”....70

Tabel 6: Analisis Level Teks Berita Berjudul Peta “Identitas Perempuan:

Menyikap Fenomena Koruptor Perempuan”……………………………………82

Page 14: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

Gambar 1: Logo Majalah Noor………………………………………………….32

Page 15: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Realitas dunia tidak bisa hanya diamati melalui mata dan telinga

saja, perlu pihak ketiga yaitu media massa.1 Media massa memiliki peran

penting dalam komunikasi. Media massa itu sendiri sebagai alat yang

berfungsi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Media massa

adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran

informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal.2

Sedangkan komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media

massa (media cetak dan elektronik). Pada awal perkembangannya,

komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass

communication (media komuniksi massa) yang dihasilkan oleh teknologi

modern.3

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi komunikasi

media massa mengalami kemajuan yang pesat. Kemajuan teknologi

tersebut telah mengantarkan masyarakat agar semakin mudah dalam

berhubungan antara satu dengan lainnya. Seiring berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi, beredar surat kabar sebagai sumber informasi

media cetak pertama kali. Media cetak adalah berita-berita yang disiarkan

1Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h.2.

2 Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi (Jakarta: Kencana, 2008), h.72.

3 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h.3

Page 16: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

2

melalui benda cetak.4 Keberadaan surat kabar sebagai media cetak pertama

kali dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg di

Jerman. Sedangkan keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan

perjalanan panjang melalui lima periode, yakni masa penjajahan Belanda,

masa penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan,

serta zaman orde lama dan orde baru.

Setelah beredarnya surat kabar di Indonesia, munculah komunikasi

berupa tulisan yang lebih beragam konten beserta isinya, yaitu majalah.

Majalah merupkan salah satu media komunikasi massa dalam

menyampaikan pesan kepada khalayak dengan sangat terperinci karena

memiliki karakteristik yang berbeda dari media cetak lainnya.

Karakteristik dari majalah dapat dilihat dari isi pesan yang disajikan.

Dalam penyajian pesannya, majalah menyajikan pesan lebih banyak serta

memiliki cover/sampul sebagai daya tarik.

Majalah terbit secara berkala dan isinya meliputi beragam liputan

jurnalistik, pandangan tertentu, topik aktual yang layak diketahui

konsumen pembaca, artikel, dan sastra. Penerbitan majalah dibedakan atas

majalah mingguan, bulanan, dan sebagainya. Menurut pengkhususan

isinya, majalah dibedakan atas majalah wanita, berita, remaja, olahraga,

sastra, dan ilmu pengetahuan tertentu. Dan segmentasi pembacanya pun

berbeda-beda. Salah satu majalah wanita yang ada di Indonesia yaitu

majalah Noor.

4 Zaenudin HM, the journalist (Jakarta: Prestasi Pusta Karya, 2007), h.12

Page 17: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

3

Majalah Noor adalah majalah wanita yang terbit bulanan, dimana

di dalam majalah ini terdapat beberapa rubrik yang dapat menjadi inspirasi

bagi para pembacanya seperti info kesehatan, perjalanan, karier,

kecantikan dan berbagai hal menarik di dalamnya. Majalah yang

mempunyai tagline “Yakin Cerdas Bergaya” ini merupakan majalah yang

bernafaskan Islam. Konten yang terdapat didalamnya terdiri dari 11 rubrik.

Salah satu rubrik yang menarik dan membedakan majalah Noor dengan

majalah lainnya adalah rubrik Topik Kita. Rubrik topik kita merupakan

rubrik tentang pengetahuan yang didalamnya terdapat pandangan Islam.

Rubrik topik kita hadir di setiap edisi majalah Noor dengan ulasan tema

yang berbeda-beda setiap bulannya.

Salah satu tema yang dihadirkan dalam rubrik topik kita yaitu

tentang fenomena koruptor perempuan pada majalah Noor edisi Vol X th.

XI/2013. Dalam rubrik edisi tersebut membahas tentang persoalan politik

yang kian ramai diperbincangkan. Dan tidak hanya dituliskan tentang

fenomena yang sedang terjadi, tetapi dijelaskan juga mengenai pandangan

dalam Islam terhadap perempuan.

Perempuan merupakan makhluk yang sangat dimuliakan. Hal

tersebut yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, dimana beliau

sangat menghormati ibunya. Pada hakikatnya, perempuan tercipta untuk

menjadi makmum (orang yang berdiri di belakang imam), tetapi seiring

berkembangnya zaman, perempuan tidak hanya menjadi seorang pengikut

laki-laki dan berproses menjadi seorang pemimpin layaknya kaum pria.

Page 18: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

4

Dalam fikih siyasah (politik) maupun fikih munakahah

(pernikahan), kaum perempuan dipandang tak berhak menjadi pemimpin

sebagai kepala pemerintahan maupun kepala keluarga.5 Realitanya, banyak

kaum perempuan yang didaulat sebagai seorang pemimpin. Dimulai dari

hal kecil, kedudukan ketua kelas yang semula hanya dipimpin oleh kaum

lelaki, sekarang perempuan pun bisa menjadi seorang ketua kelas. Dalam

sejarah politik Indonesia, tercatat Indonesia pernah memiliki seorang

pemimpin Negara dari kaum perempuan yaitu Megawati Soekarno Putri.

Dan kini semakin marak perempuan yang mencalonkan dirinya sebagai

pemimpin penyalur aspirasi rakyat Indonesia.

Menjadi seorang pemimpin bukan hal yang mudah karena

bertanggung jawab atas banyak jiwa. Tetapi banyak diantara pemimpin

wanita yang mencalonkan dirinya untuk menunggang popularitas saja.

Dalam suatu Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan: “Dari Ibnu

Umar ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas

kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarga, dan akan dimintai

pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Isteri adalah pemimpin di

rumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas

kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelola harta

tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Oleh karena itu, kalian sebagai pemimpin akan dimintai

5 Nasarudin Umar, Fikih Wanita untuk Semua, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2010),

h.169

Page 19: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

5

pertanggungjawaban kalian atas kepemimpinannya.”6 Dalil tersebut

menjelaskan bahwa apabila sudah diberi amanat berupa jabatan yang baik

lalu tidak dapat mempertanggungjawabkannya dengan baik seperti berbuat

curang yaitu dengan melakukan tindak pidana korupsi, maka Allah akan

meminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat.

Meskipun tindak korupsi merupakan tindakan terlarang baik secara

hukum maupun agama, tidak sedikit pemimpin yang melakukannya.

Fenomena koruptor di Indonesia kian merajalela, dan pelakunya bukan

hanya dari kalangan pria, tetapi juga wanita. Wanita yang terdaftar sebagai

koruptor di Indonesia, beberapa diantaranya ialah Angelina Sondakh,

Miranda Goeltom, Nunun Nurbaeti, Siti Hartati Murdaya,dan Gubernur

Banten Ratu Atut Chosiyah.

Menurut survey yang dilakukan oleh pihak Transparency

International Indonesia (TII), Indonesia menempati urutan ke-118 dalam

urutan Negara terkorup. Pihak TII juga melansir Indonesia berada di empat

Negara terbawah dalam urutan tingkat korupsi dengan kondisi yang

semakin memburuk.7 Kondisi tersebut membuat tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap institusi-institusi Negara dalam upaya pemberantasan

korupsi menurun.

Melihat realitas yang ada, menimbulkan ketertarikan bagi penulis

untuk meneliti fenomena koruptor perempuan di Indonesia dalam rubrik

6 Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid Satu, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999), h.

604. 7 Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, Membasmi Kanker Korupsi,

(Jakarta Pusat, T. Np, 2005), h. 223.

Page 20: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

6

topik kita di majalah Noor yang akan diteliti dengan cara mencari makna

tersembunyi (latent) pada suatu teks di media yang menjadi rujukan utama

dalam penelitian. Untuk menganalisis sebuah makna yang terkandung

dalam sebuah teks dapat diteliti melalui sebuah studi analisis data

kualitatif, berupa analisis wacana.

Penelitian ini difokuskan pada pemberitaan mengenai koruptor

perempuan tentang Fenomena Koruptor Perempuan dan Agar Perempuan

Tak Rentan edisi Desember 2013, karena melihat pada bulan tersebut isu

ini sedang ramai diperbincangkan. Maka Penelitian ini mengangkat judul

“Feminisme Liberal dalam Wacana Fenomena Koruptor Perempuan

Pada Rubrik “Topik Kita” di Majalah Noor.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar lebih fokus dalam penelitian ini, maka penulis membatasi

masalah Analisis wacana pada fenomena koruptor perempuan pada

majalah Noor yaitu dalam rubrik Topik kita di majalah Noor edisi Vol X

th. XI/2013.

Terdapat kurang lebih tiga berita mengenai hal ini dalam majalah

Noor pada bulan Desember 2013. Namun, peneliti fokus pada dua berita.

Dari pembatasan masalah tersebut perumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana teks yang dibangun oleh majalah Noor mengenai fenomena

koruptor perempuan?

Page 21: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

7

2. Bagaimana kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang

dibentuk majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan?

3. Bagaimana konteks sosial yang melatarbelakangi wacana dalam

pemberitaan fenomena koruptor perempuan di majalah Noor?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang tertulis di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui makna teks yang terdapat pada rubrik topik kita di

majalah Noor tentang fenomena koruptor perempuan di Indonesia.

2. Untuk mengetahui kognisi sosial ditinjau dari analisis wacana terhadap

majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan dalam rubrik

topik kita.

3. Untuk mengetahui konteks sosial ditinjau dari analisis wacana

terhadap majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan dalam

rubrik topik kita

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif bagi pengembangan wacana keilmuan tentang gejala sosial yang

tengah terjadi di masyarakat. Seperti hal-hal yang enggan dan dianggap

tabu untuk diberitakan, sama halnya dengan apa yang terjadi ditengah

masyarakat Indonesia khususnya dalam kancah politik.

Page 22: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

8

2. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif

khususnya pada bidang ilmu komunikasi, terutama dalam konteks analisis

wacana, serta rubrik yang terkait dengan bidang sosial, ekonomi dan

politik.

3. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi peneliti,

praktisi komunikasi, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tim

redaksi majalah, dan berbagai konten masyarakat lainnya bahwa dalam

produksi suatu berita, teks tidak berdiri secara netral. Namun, banyak

aspek yang ikut mempengaruhi di dalam memproduksi sebuah berita.

Termasuk kondisi kognisi wartawan dan pandangan masyarakat dalam

melihat suatu isu yang ditampilkan oleh suatu media. Penelitian ini juga

guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam mempelajari

praktik karya jurnalistik.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma

kritis. Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap

media dan teks berita yang dihasilkan. Paradigma kritis bersumber pada

bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan

Page 23: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

9

dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi berita.8 Dalam

pandangan kritis, realitas merupakan kenyataan semu yang telah terbentuk

oleh proses kekuatan sosial, politik, dan ekonomi.

Analisis wacana dalam pandangan kritis menekankan pada

konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi

makna.9 Analisis wacana kritis tidak dipusatkan pada benar atau tidaknya

struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada analisis

konstruktivisme, karena pada paradigma kritis kelompok dominan sangat

berperan dan terlihat ingin menunjukan diri mereka dengan mengemas

sebuah wacana untuk selanjutnya dilemparkan ke publik sehingga

dianggap sebagai nilai yang dapat diterima bersama oleh khalayak.

2. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum

yang mendasari suatu perwujudan makna dari gejala-gejala sosial di

masyarakat.10

Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan

metode pengumpulan data dan analisis yang bersifat non-kuantitatif.

Karena dalam melakukan penelitian kualitatif adalah dengan

menggunakan instrumen wawancara mendalam dan pengamatan.

Dalam melakukan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif,

terdapat beberapa kriteria, diantaranya ialah kredibilitas yang digunakan

8 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h.

31. 9 Eriyanto, Analisis Wacana, h.48

10Eriyanto, Analisis Wacana, h.302.

Page 24: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

10

untuk mendeskripsikan/memahami fenomena yang menarik perhatian dari

suatu sudut pandang. Kedua, transferabilitas yang merujuk pada tingkat

kemampuan hasil penelitian kualitatif yang dapat masuk akal. Ketiga,

dependabilitas yang secara esensial berhubungan dengan kemungkinan

memperoleh hasil yang sama sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.

Keempat, konfirmabilitas yang berasumsi bahwa setiap peneliti membawa

perspektif yang unik ke dalam penelitian.11

Selain kriteria, hal yang juga

sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah objek analisis.

Objek analisis dalam pendekatan kualitatif ialah makna dari gejala-

gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari

masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai

kategorisasi tertentu.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penulis

menyandingkan dengan pisau analisis wacana yang dikemukakan Teun A.

Van Dijk. Analisis wacana diartikan sebagai suatu upaya pengungkapan

maksud tersembunyi dari subjek yang mengemukakan suatu pernyataan.

Terdapat perbedaan antara analisis wacana dengan analisis isi kualitatif

yaitu analisis wacana lebih melihat kepada bagaimana (how) dari suatu

pesan atau teks komunikasi, sedangkan analisis isi lebih menekankan pada

pernyataan apa (what) dalam sebuah teks.12

11

Prof. Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Raja Grafindo, 2009), h.

12 Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: Rosdakarya, 2001), h.68.

Page 25: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

11

3. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif model Analisis Wacana Kritis. Dalam penelitian ini,

teori yang digunakan adalah teori milik Teun A. Van Dijk, dimana teks

memiliki ideologi dan kecenderungan tertentu terhadap suatu pemberitaan.

Dalam menganalisis menggunakan Analisis Wacana Kritis model Van

Dijk diperlukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana

tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.13

Analisis wacana berfokus pada pencarian makna terhadap suatu

pesan yang sifatnya tersembunyi (latent). Dalam perangkat wacana milik

Van Dijk, jika ada suatu teks yang memarjinalkan wanita, dibutuhkan

suatu penelitian lebih dalam untuk melihat bagaimana produksi teks itu

bekerja, kenapa teks itu memarjinalkan wanita. Dan penelitian ini sangat

khas Van Dijk karena melibatkan suatu proses yang disebut sebagai

kognisi sosial.14

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya adalah sebagai berikut:

13

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

h. 201 14

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

h. 221.

Page 26: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

12

a. Observasi Non Partisipan

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi non

partisipan. Observasi berupa pengamatan langsung dilakukan

kepada teks yang akan diteliti yaitu teks berita mengenai fenomena

koruptor perempuan pada rubrik Topik Kita di Majalah Noor edisi

Desember 2013. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

penelitian non partisipan dimana peneliti mengobservasi tanpa

bantuan dari partisipan.15

b. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data

yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan

masalah tertentu yang sesuai dengan data.16

Wawancara yang

dilakukan pada penelitian ini menggunakan wawancara mendalam

kepada narasumber terkait yaitu Jetti Rosilla Hadi (Pemimpin

Redaksi Majalah Noor) dan Badriyah Fayumi (Penulis dan

Redaktur rubrik Topik Kita).

Wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wawancara

terstruktur dan wawancara tak terstruktur (wawancara secara

mendalam). Wawancara terstruktur adalah wawancara yang

pertanyaannya telah ditetapkan sebelumnya dan telah disediakan

pilihan jawabannya, sedangkan wawancara tak terstruktur disebut

15

John W. Creswell, Research Design. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h. 268. 16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

Bhineka Cipta, 1996), cet ke-10, h.72.

Page 27: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

13

sebagai wawancara mendalam (intensif) yang bertujuan untuk

mendapatkan bentuk-bentuk informasi dari semua responden yang

disesuaikan dengan cirri-ciri setiap responden.17

Wawancara dalam penelitian kualitatif berlangsung dari

alur umum ke alur khusus. Wawancara pada tahap pertama

biasanya hanya bertujuan untuk memberikan deskripsi dan

orientasi awal periset perihal masalah dan subjek yang dikaji.

Tema-tema yang muncul kemudian diperdalam, dikonfirmasikan

pada wawancara berikutnya, dan demikian seterusnya hingga

mencapai titik jenuh. Periset kualitatif dalam melakukan

wawancara dapat melakukan loncatan materi wawancara kepada

responden yang secara natural memiliki informasi yang lebih

banyak dan menjadi informan yang lebih penting.18

c. Dokumentasi

Dokumentasi berupa data tertulis yang berisikan keterangan

dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang bersifat

aktual.19

Dokumentasi pada penelitian ini berupa foto, arsip,

dokumen, dan catatan-catatan yang terdapat di majalah Noor.

d. Studi Pustaka

17

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2001), h.

103. 18

Agus Salim MS, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana,

2006), h. 17. 19

Kunto, Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek, h. 77.

Page 28: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

14

Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data-data

dari beberapa buku, jurnal, kamus, dan artikel media lain yang

berhubungan dengan penelitian.

5. Teknik analisis data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan analisis

wacana Teun A. Van Dijk. Analisis wacana oleh Van Dijk digambarkan

sebagai analisis yang mempunyai tiga dimensi didalamnya, yaitu: level

teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Kesimpulan dari analisis ini adalah

menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut kedalam satu kesatuan

analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks

dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu.

Pada level kognisi sosial, dipelajari proses produksi teks berita yang

melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga

mempelajari bangunan wacana yang berkembang di masyarakat dalam

suatu masalah.20

Setelah data terkumpul secara rapi dan lengkap, data yang

didapatkan adalah hasil dari wawancara, arsip-arsip serta dokumentasi

majalah Noor yang kemudian dikelompokkan sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu dianalisis dan diberikan interpretasi dengan cara

mengklasifikasikannya dengan kerangka teori dan dibuat kesimpulan.

6. Subjek dan objek penelitian

20

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

h. 224.

Page 29: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

15

Subjek yang diteliti adalah pihak redaksi majalah Noor, sedangkan

objek penelitiannya adalah teks berita dengan judul “Menyingkap

Fenomena Koruptor Perempuan” dan “Agar Perempuan Tak Rentan”

pada rubrik topik kita edisi Vol X th. XI/2013 di majalah Noor.

7. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kantor Majalah Noor yang terletak di Jalan

Karang Pola VI No. 7A, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540

dan waktu penelitian dilaksanakan pada 07 Mei – 16 Juni 2014.

8. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan ini mengacu pada buku pedoman penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang

diterbitkan oleh CeQDA (Centre for Quality Development and Assurance)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

9. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengdakan tinjauan

pustaka ke perpustakaan yang berada di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dan dari hasil pencarian, penulis belum menemukan judul yang sama

persis dengan judul yang akan diteliti. Hanya terdapat beberapa judul yang

hampir sama dengan menemukan persamaan dan perbedaan yang terdapat

di dalamnya. Skripsi yang dimaksud diantaranya ialah sebagai berikut:

Page 30: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

16

a. Analisis Wacana Citra Perempuan dalam Tabloid Nova Edisi

Khusus Kecantikan Tanggal 21-27 November 2011 yang ditulis

oleh Tiara Mustika mahasiswa Jurusan Konsentrasi Jurnalistik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2012.

Pada skripsi ini terdapat kesamaan yaitu menggunakan analisis

teks yang sama yaitu analisis wacana dengan model analisis

wacana Teun A. Van Djik. Dan perbedaan yang terdapat di

dalamnya adalah teori yang digunakan yaitu teori labeling, dan

skripsi ini menggunakan tabloid Nova sebagai subjek dalam

penelitiannya.

b. Analisis Wacana Karakteristik Islam Rubrik Mutiara Dakwah

pada majalah Ummi Edisi Maret-Juni 2009 yang ditulis oleh

Erma Mulyana mahasiswa Jurusan konsentrasi Jurnalistik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2004. Pada skripsi ini tidak

dijelaskan paradigma apa yang digunakan penulis, apakah

paradigm positivis, konstruktivisme, ataupun kritis. Selain itu,

media yang digunakan dalam penelitian adalah majalah UMMI

dan lebih menekankan kepada penelitian karakteristik

keislamannya.

Dari beberapa skripsi tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa belum ada mahasiswa yang meneliti judul skripsi Analisis Wacana

Teun A. Van Dijk pada rubrik topik kita mengenai fenomena koruptor

perempuan di majalah Noor.

Page 31: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

17

F. Sistematika Penulisan

Agar penelitian skripsi ini lebih sistematis, penulisan ini disusun

dengan lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub bab, yaitu:

BAB I

Penulis akan menjabarkan tentang Latar Belakang Masalah ,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustka, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II

Penulis akan menjelaskan pengertian umum tentang Teori

Feminisme, Feminisme Liberal, Analisis Wacana, Analisis Wacana

Kritis Van Dijk, Korupsi, Media Massa, serta perempuan dalam

pandangan Islam.

BAB III

Menggambarkan secara umum tentang profil majalah Noor,

sekilas tentang rubrik topik kita yang didapat dalam wawancara

dengan tim redaksi.

BAB IV

Bab ini berisi hasil temuan dari hasil penelitian yang diperoleh

penulis pada saat penelitian.

Page 32: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

18

BAB V

Bab ini berisi tentang kesimpulan atas analisis penelitian juga

kritik dan saran dari permasalahan yang diangkat disertai dengan

beberapa lampiran yang didapat.

Page 33: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

19

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Landasan Teori

1. Feminisme

Feminisme merupakan istilah yang digunakan oleh para kaum feminis

kultural untuk mendeskripsikan ideologi superioritas wanita. Secara umum,

istilah „feminisme‟ merujuk pada pengertian ideologi pembebasan wanita,

karena yang melekat dalam semua pendekatannya ialah bentuk keyakinan

bahwa wanita mengalami ketidakadilan karena jenis kelaminnya.21

Feminisme

pada umumnya adalah tentang bagaimana pola relasi laki-laki dan perempuan

dalam masyarakat, serta bagaimana hak, status, dan kedudukan perempuan di

sektor domestik dan publik.

Rosmarie Putnam Tong dalam bukunya yang berjudul Feminist

Thought menyebutkan bahwa teori feminisme terbagi menjadi beberapa jenis,

di antaranya adalah feminisme liberal, feminisme radikal libertarian dan

radikal kultural, feminisme marxis dan sosialis, feminisme psikoanalisis dan

gender, feminisme ektensialis, feminisme postmodern, feminisme

multikultural dan global, serta feminisme ekofeminisme.22

Feminisme radikal menekankan bahwa budaya patriarkal ditandai oleh

adanya kuasa, dominasi, hirarki, dan kompetisi.23

Laki-laki hanya diizinkan

untuk menunjukkan karakteristik maskulin, sedangkan perempuan

21

Kasiyan, Manipulasi dan Dehumanisasi Wanita dalam Iklan, (Yogyakarta: T.pn.,

2008), h. 73. 22

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada

Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 1-10. 23

Page 34: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

20

karakteristiknya hanya feminin saja. Maka feminisme radikal-liberal berfokus

pada seks, gender, reproduksi. Seks, gender, dan reproduksi yang dimaksud

Tong disini adalah jenis kelamin, sifat maskulin/feminin, dan apa yang

dihasilkan perempuan dan laki-laki. Seperti, laki-laki tidak bisa melahirkan,

menyusui layaknya seorang perempuan.24

Berbeda dengan Feminisme radikal-libertarian, feminisme radikal-

kultural bersifat ekslusifitas seksual di mana laki-laki dan perempuan tidak

bisa dipersatukan. Dalam pandangan Tong, ekslusif seksual adalah perempuan

termasuk dalam golongan yang tidak diizinkan untuk menikah dengan laki-

laki. Bahkan untuk bekerja di ruang publik sekalipun, tidak diperbolehkan.

Hal yang ingin diperjuangkan dalam gerakan feminisme ini adalah

mengembalikan hak-hak kebebasan perempuan yang sangat mendasar.25

Gerakan feminisme marxis dan sosialis terbentuk karena adanya

tuntutan ekonomi sehingga perempuan terpaksa terjun ke ranah publik untuk

menghasilkan uang dan akhirnya hanya menguntungkan pihak laki-laki.

Tujuan dari gerakan feminisme marxis dan sosialis adalah agar ada kesetaraan

antara laki-laki dan perempuan sehingga kepentingan laki-laki tidak terlalu

diutamakan atas kepentingan perempuan.26

Berbeda dengan feminisme marxis dan sosialis, dalam feminisme

psikoanalisis dan gender, laki-laki menganggap bahwa dirinya sebagai

24

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 3.

25 Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada

Aliran Utama Pemikiran Feminis, h. 5. 26

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 188.

Page 35: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

21

maskulin dan perempuan menganggap bahwa dirinya sebagai feminin.

Padahal dalam realitanya, laki-laki juga memiliki sifat feminin dalam dirinya,

hal tersebut terbukti dari tingkat emosional yang laki-laki miliki. Sementara

perempuan juga memiliki sifat pemberani dalam dirinya seperti laki-laki.

Tujuan gerakan feminisme ini adalah untuk menuju masyarakat yang

androgini, yaitu perempuan memiliki kedua sifat tersebut, feminin dan

maskulin.27

Contohnya, laki-laki juga bisa menangis saat kehilangan

seseorang yang disayang. Sedangkan perempuan single parent yang mampu

menghidupi anak, baik sebagai ibu maupun sebagai seorang ayah, yaitu

mengasuh anak dan mencari nafkah yang seharusnya menjadi tugas suami.

Aliran feminisme yang lain yaitu, feminisme eksistensialis. Menurut

Beauvoir, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan perempuan dalam

mencapai suatu perubahan. Pertama, perempuan bisa bekerja di lingkungan

yang kebanyakan adalah laki-laki. Kedua, perempuan bisa membuat

perubahan dengan cara pandangannya sendiri dalam suatu pekerjaan. Ketiga,

perempuan dapat bekerja untuk mencapai perubahan sosial khususnya di

masyarakat.28

Gerakan selanjutnya yaitu feminisme posmodern yang ditujukan untuk

mencapai kebebasan perempuan dari perbedaan ras, kelas, kecenderungan

seksual, etnisitas, kebudayaan, umur, agama, dan sebagainya. Feminisme

posmodern berkaitan dengan pemikiran posmodernisme yang secara garis

27

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 190.

28 Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada

Aliran Utama Pemikiran Feminis, h. 274-275.

Page 36: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

22

besar menekankan bahwa perempuan bisa mengeskpresikan dirinya sebagai

perempuan, karena perempuan dan laki-laki berbeda. 29

Sedangkan pada feminisme multikultural dan global cenderung

menekankan pada perbedaan antara perempuan kulit hitam dan perempuan

kulit putih. Beberapa perempuan diuntungkan hanya karena ras dan kelas

mereka. Di mana perempuan kulit hitam hanya boleh berbicara atau

mengemukakan pendapat atas perempuan kulit hitam lainnya, dan begitu pula

dengan perempuan kulit putih. Sedangkan feminisme global menekankan pada

bergantung apakah seorang perempuan dalam menghadapi perannya sebagai

warga negara.30

Aliran feminisme yang selanjutnya adalah ekofeminisme. Ekofeminis

berpendapat ada hubungan konseptual, simbolik, dan linguistik antara feminis

dan isu ekologi. Dalam ekofeminisme, terdapat hubungan antara perempuan

dengan alam. Di mana laki-laki dianggap yang paling dominan dalam merusak

alam, sehingga adanya gerakan ini untuk mencapai kesetaraan baik laki-laki

maupun perempuan dalam memperbaiki lingkungan tanpa adanya dominasi

dari kedua belah pihak.31

Dari berbagai macam aliran feminisme yang ada,

aliran feminisme yang digunakan dalam penelitian ini adalah feminism liberal.

29

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 283.

30 Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada

Aliran Utama Pemikiran Feminis, h. 309. 31

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, h. 359.

Page 37: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

23

a. Feminisme Liberal

Feminisme liberal merupakan aliran yang ada sejak abad ke-18. Akar

feminisme liberal berawal dari pemikiran Alison Jaggar pada abad ke-18 dan

ke-19 yang mengamati pemikiran politis liberal yang mempunyai konsepsi

atas sifat manusia, yang menempatkan keunikan kita sebagi manusia dalam

kapasitas untuk bernalar.32

Pada abad ke-18, pekerjaan produktif (pekerjaan

yang menghasilkan pendapatan untuk menghidupi sebuah keluarga) telah

dilakukan di sekitaran rumah, baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi

kemudian kekuatan kapitalisme industri mulai menarik tenaga kerja keluar

rumah, dan kemudian memasuki ruang kerja publik.

Pada mulanya, proses ini bergerak perlahan dan tidak teratur, dan

meninggalkan dampaknya yang paling besar pada perempuan borjuis yang

sudah menikah.33

Perempuan kelompok ini tidak intensif bekerja di luar rumah

karena rata-rata menikah dengan seorang pengusaha kaya raya. Sedangkan

perempuan kelas menengah juga tidak mempunyai kebebasan, bahkan dalam

hal bernalar sekalipun. Wollstonecraft menegaskan bahwa jika nalar adalah

kapasitas yang membedakan manusia dari binatang, yakni masyarakat wajib

memberikan pendidikan kepada perempuan, seperti halnya juga dengan laki-

laki. Karena setiap manusia berhak mendapat kesempatan yang setara untuk

mengembangkan kapasitas nalar dan moralnya.

32

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada

Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h.15. 33

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada

Aliran Utama Pemikiran Feminis, h. 18.

Page 38: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

24

Pada abad ke-19, John Stuart Mill dan Hariet Taylor (Mill),

memandang nalar tidak saja secara moral, namun sebagai kapasitas untuk

mengambil keputusan secara otonom, tetapi juga melalui pemikiran yang hati-

hati. Mill dan Taylor mengklaim cara yang dapat memaksimalkan kegunaan

yang total (kebahagiaan/kenikmatan), adalah dengan membiarkan setiap

individu untuk mengejar apa yang mereka inginkan.34

Jika masyarakat ingin

mencapai kesetaraan seksual, dan keadilan gender, maka masyarakat harus

membiarkan perempuan hak politik dan kesempatan, seta pendidikan yang

sama dengan laki-laki.

Mill berpendapat bahwa setelah perempuan mendapat pendidikan

penuh dan hak pilih, kebanyakan dari mereka akan memilih untuk tetap berada

di dalam lingkungan ranah pribadi untuk “mempercantik diri” dan bukan

untuk “mendukung” kehidupan. Sebaliknya, Taylor berpendapat dalam tulisan

berjudul Enfranchisment of Women bahwa tugas perempuan dan laki-laki

adalah sama-sama untuk “mendukung” kehidupan.35

Perempuan seharusnya

tidak hanya mencari kesempatan untuk membaca buku dan memasukkan suara

dalam pemilu. Mereka juga harus dapat menjadi partner laki-laki dalam

usaha, keuntungan, risiko, dan pendapatan dari industri produktif. Taylor

bersikeras, bahwa secara psikologis, sangatlah penting bagi seorang

perempuan untuk bekerja, tidak masalah apakah pekerjaan yang dilakukan

akan menghasilkan kegunaan atau tidak.

34

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada

Aliran Utama Pemikiran Feminis, h. 23. 35

Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada

Aliran Utama Pemikiran Feminis, h.24.

Page 39: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

25

Mill juga menyampaikan bahwa salah satu perbedaan yang terdapat

pada perempuan dan laki-laki terdapat pada pencapaian intelektualnya, di

mana laki-laki lebih lengkap menerima pendidikan dibandingkan perempuan,

dan posisi laki-laki yang lebih diuntungkan.

2. Analisis Wacana

Istilah wacana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kontemporer

mencakup tiga hal. Pertama, percakapan, ucapan, dan tutur kata. Kedua,

keseluruhan tutur atau cakapan yang merupakan suatu kesatuan. Ketiga,

satuan bahasa terbesar, terlengkap yang terealisasi pada bentuk karangan yang

utuh seperti novel, buku, dan artikel.36

Ismail Marahimin mengartikan wacana

sebagai “kemampuan untuk maju (dalam pembahasan menurut urut-urutan

yang teratur dan semestinya, serta komunikasi buah pikiran, baik lisan

maupun tulisan yang resmi dan teratur”.37

Menurut Riyono Pratiko, proses berpikir seseorang sangat erat

kaitannya dengan ada tidaknya kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang

disajikannya.38

Semakin baik cara atau pola berpikir seseorang, pada

umumnya makin terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu.

Kajian terhadap wacana tersebut sering disebut sebagai analisis

wacana. Menurut pandangan Littlejohn, terdapat beberapa rangkaian tentang

36

Peter Y Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer,

(Jakarta: Modern English Press, 2002), h.1709 37

Ismail Muhaimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1994), h.26. 38

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotika dan Analisis Framing, (cet ke-5; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.10.

Page 40: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

26

analisis wacana. Pertama, seluruhnya tentang analisis wacana disusun, prinsip

yang digunakan oleh komunikator untuk menghasilkan dan memahami

percakapan atau tipe-tipe pesan lainnya. Kedua, wacana dipandang sebagai

aksi, yaitu dengan cara melakukan segala hal, biasanya dengan kata-kata. Ahli

analisis wacana berasumsi bahwa pengguna bahasa mengetahui bukan hanya

aturan tata bahasa kalimat, namun juga aturan-aturan untuk mengetahui unit

yang lebih besar dalam menyelesaikan tujuan-tujuan pragmatic dalam situasi

sosial. Ketiga, analisis wacana adalah suatu pencarian prinsip-prinsip yang

digunakan oleh komunikator aktual melalui perspektif mereka seperti, ia tidak

memedulikan ciri atau sifat psikologis tersembunyi atau fungsi otak, namun

terhadap problema percakapan sehari-hari yang dikelola dan dipecahkan.39

Analisis wacana muncul sebagai suatu reaksi terhadap suatu linguistik

murni yang tidak bisa mengungkap hakikat bahasa yang sempurna. Analisis

wacana mengkaji bahasa secara terpadu, dalam arti tidak terpisah-pisah seperti

unsur bahasa terikat pada konteks pemakaian. Berdasarkan analisisnya, ciri

dan sifat wacana itu dapat dikemukakan antara lain: Analisis wacana

membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat, analisis wacana

merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks, dan situasi,

analisis wacana merupakan suatu pemahaman rangkaian tuturan melalui

interpretasi semantik, analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa

dalam berbahasa, analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa

secara fungsional.40

Dari kelima ciri dan sifat wacana berdasarkan analisisnya,

39

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 40

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotika dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 49-50

Page 41: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

27

dapat disimpulkan bahwa analisis wacana berkaitan pada bahasa untuk

mencari makna yang terdapat pada teks.

Dari beragam ciri dan sifatnya, analisis wacana memiliki tiga

pandangan mengenai bahasa. Pandangan pertama diwakili oleh kaum

positivisme-empiris.41

Oleh penganut aliran ini, bahasa dilihat sebagai

jembatan antara manusia dengan objek di luar dirinya. Maksudnya ialah

adanya pemisahan antara pemikiran dan realitas. Dalam kaitannya,

konsekuensi logis dari pemikiran ini adalah orang tidak perlu mengetahui

makna subjektif dari sebuah teks, karena yang terpenting ialah apakah

pernyataan itu dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan

semantik. Oleh karena itu, tata bahasa, kebenaran sintaksis merupakan bidang

utama dari aliran positivism-empiris tentang wacana.

Pandangan kedua disebut sebagai pandangan konstrutivisme.

Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran fenomenologi.42

Aliran ini

adalah kebalikan dari aliran positivism-empiris, karena di dalam pandangan

kostruktivisme, subjek dan objek bahasa tidak dapat dipisahkan.

Konstruktivisme menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan

wacana serta hubungan-hubungan sosialnya.

Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis. Pandangan ini

mencoba mengoreksi pandangam konstruktivisme yang kurang sensitif pada

proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun

41

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

h.4. 42

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 5.

Page 42: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

28

institusional.43

Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada

konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pandangan yang ketiga yaitu

pandngan kritis atau analisis wacana kritis.

a. Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk

Analisis Wacana Kritis dibangun oleh sekelompok pengajar Universitas

East Angelia pada tahun 1970-an. Dalam Analisis Wacana Kritis, wacana

tidak dipahami semata-mata sebagai suatu studi bahasa. Bahasa dianalisis

bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga

menghubungkan dengan konteks yang ada.44

Dalam analisis wacana kritis,

bahasa dilihat sebagai suatu faktor yang penting, yakni bagaimana bahasa

digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan yang terjadi dalam suatu

masyarakat.

Terdapat beberapa Analisis Wacana dengan Paradigma kritis,

beberapa diantaranya yaitu Fairclough dan Wodak, serta Teun A. Van Dijk.

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis menyelidiki bagaimana

melalui bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung dan mengajukan

versinya masing-masing.45

Analisis Wacana Kritis milik Fairclough dan

Wodak melihat wacana pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai

43

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 6. 44

Aris Badara, Analisis Wacana; Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana

Media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.27-28. 45

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

h.7

Page 43: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

29

bentuk dari praktik sosial.46

Praktik sosial dimaksudkan sebagai pihak yang

memiliki kekuasaan dalam memaknai suatu teks bahasa.

Dalam Analisis Wacana Kritis, terdapat lima karakteristik diantanya

sebagai berikut:47

Pertama, tindakan, prinsip pertama wacana ditandai sebagai

sebuah tindakan, dimana seseorang menulis, berbicara, dan menggunakan

bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Kedua,

konteks, wacana dalam analisis wacana kritis dipandang diproduksi,

dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Ketiga, historis, wacana

baru akan dipahami apabila kita bisa memberikan konteks historis di mana

teks itu diciptakan. Keempat, kekuasaan, dalam analisis wacana kritis terdapat

elemen kekuasaan di dalam analisisnya. Karena di setiap wacana yang muncul

dalam analisis wacana kritis dipandang sebagai sesuatu yang bersifat alamiah,

wajar, dan netral, tetapi juga merupakan bentuk pertarungan kekuasaan.

Kelima, ideologi. Ideologi dalam analisis wacana kritis dibangun oleh

kelompok yang dominan dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegitimasi

dominasi mereka. Pandangan semacam ini, wacana tidak dipahami sebagai

sesuatu yang netral dan berlangsung secara alamiah, karena dalam setiap

wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh.

Kekuatan yang dimiliki Analisis Wacana Kritis (AWK) adalah

kemampuannya dalam melihat dan membongkar politik ideologi di dalam

media. Hal tersebut menjadi sangat penting karena dalam wacana yang

bersifat kritis diyakini bahwa teks merupakan bentuk dari praktik ideologi atau

46

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 7. 47

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 8-14.

Page 44: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

30

peencerminan ideologi tertentu.48

Dalam buku “Analisis Wacana Pengantar

Analisis Teks Media” karangan Eriyanto, didalamnya terdapat tokoh-tokoh

yang mengembngkan analisis wacana. Tokoh-tokoh yang terkenal dan

dikemukakan oleh Eriyanto tersebut, di antaranya Roger Fowler dkk (1979),

Norman Fairclough (1998) yaitu mengenai wacana tentang ideologi, Sara

Mills (1992) yang menitikberatkan perhatian kepada wacana mengenai

feminism, Theo Van Leeuwen (1986) adalah analisis yang diperuntukkan

untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang

yang dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Dari banyaknya tokoh

yang mengembangkan analisis wacana, model van Dijk adalah model yang

paling sering digunakan dalam berbagai penelitian teks media. Meski pada

umumnya penelitian Van Dijk mengenai rasialisme namun tidak menutup

kemungkinan terhadap objek penelitian atau teks berita lainnya untuk diteliti.

Teun A. Van Dijk memiliki tiga kerangka analisis, diantaranya sebagai

berikut:

1. Dimensi Teks

Dalam melihat suatu teks, Van Dijk memiliki beberapa

struktur/tingkatan masing-masing yang saling mendukung. Tingkatan

tersebut terdiri atas 3 (tiga) bagian, meliputi: struktur makro, superstruktur,

dan struktur mikro. Jika digambarkan maka struktur teks adalah sebagai

berikut:

48

Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya dalam Wacana

Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 7-8.

Page 45: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

31

Tabel 1.49

Struktur Teks Analisis Wacana Van Dijk

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari

topik/tema yang diangkat oleh suatu teks.

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi,

penutup, dan kesimpulan.

Struktur mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari

pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu

teks.

Dalam dimensi teks ini, teks tidak semata dipahami melalui suatu

teks berita, tetapi juga elemen yang nembentuk teks berita, kata, kalimat,

paragraf, dan proposisi. Sehingga bisa diketahui lebih dalam maknanya,

seperti bagaimana cara media dalam menyampaikan pesan tersebut, dan

retorika seperti apa yang digunakan.50

Dalam pandangannya Van Dijk

menilai, bahwa segala teks dapat dianalisis dengan menggunakan elemen

teks ini. Meski terdiri atas berbagai elemen, semua elemen itu merupakan

kesatuan, saling berhubungan, dan mendukung satu sama lainnya.

Terdapat 15 elemen yang mendasari wacana Van Dijk, diantaranya

yaitu tematik, skematik, latar, detil, maksud, koherensi, koherensi

kondisional, koherensi pembeda, pengingkaran, bentuk kalimat, kata ganti,

leksikon, praanggapan, grafis, dan metafora. Semua elemen tersebut

sangat berkaitan dengan struktur wacana khususnya dimensi teks, dimana

49

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

h. 227. 50

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotika dan Analisis Framing, (cet ke-5; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.74

Page 46: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

32

semuanya adalah bagian dari struktur wacana makro, superstruktur, dan

struktur mikro.

Tabel 2.51

Elemen Teks pada Wacana Teun A. Van Dijk

Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema/topik yang

dikedepankan dalam

suatu berita.

Topik

Superstruktur Skematik

Bagaimana bagian dan

urutan berita diskemakan

dalam teks berita utuh.

Skema

Srtuktur Mikro Semantik

Makna yang ingin

ditekankan dalam teks

berita. Misalnya, dengan

member detil pada satu

sisi atau membuat

eksplisit dan mengurangi

detil sisi lain.

Latar, Detil,

Maksud, Pra-

anggapan,

Nominalisasi.

Struktur Mikro Sintaksis

Bagaimana kalimat

(bentuk, susunan) yang

dipilih.

Bentuk kalimat,

Koherensi, Kata

ganti.

Struktur Mikro Stilistik

Bagaimana pilihan kata

yang dipakai dalam teks

berita.

Leksikon

Struktur Mikro Retoris

Bagaimana dan dengan

cara penekanan

dilakukan.

Grafis, Metafora,

Ekspresi

2. Kognisi Sosial

Dalam kerangka analisis Van Dijk, dimensi kognisi sosial sangat

penting karena ada peran wartawan di dalamnya. Kesadaran mental

51

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 228-229.

Page 47: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

33

wartawan membentuk makna dari suatu teks tersebut. Setiap teks pada

dasarnya terbentuk lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau

pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa. Peristiwa dipahami berdasarkan

skema atau model. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental

yang di dalamnya terdapat cara pandang terhadap manusia, peranan sosial,

dan peristiwa. Beberapa skema atau model yang digunakan dalam analisis

kognisi sosial digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.52

Skema Pada Level Kognisi Sosial

Skema person (Person Schemas)

Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang

menggambarkan dan memandang orang lain.

Skema Diri (Self Schemas)

Skema ini berhubungan dengan bgaimana diri sendiri

dipandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.

Skema Peran (Role Schemas)

Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang

memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang

ditempati seseorang dalam masyarakat.

Skema Peristiwa (Event Schemas)

Skema ini merupakan skema yang paling sering digunakan,

karena setiap hari selalu ada peristiwa yang terjadi. Dan dari

setiap peristiwa tersebut selalu dapat ditafsirkan dan dimaknai

dalam skema tertentu.

Dalam dimensi kognisi sosial dijelaskan bagaimana cara

wartawan dalam mempresentasikan kepercayaan atau prasangka dan

pengetahuan strategi dalam pembentun teks peristiwa yang spesifik dan

52

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 260.

Page 48: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

34

tercermin melalui berita. Dan skema yang tersedia menunjukan bahwa kita

menggunakan struktur mental untuk menyeleksi dan memproses informasi

yang dating dari lingkungan sekitar.

3. Konteks Sosial

Dalam analisis sosial model Van Dijk mengenai masyarakat ini,

ada dua poin yang penting, yaitu: kekuasaan (power), dan akses (access).

Berikut akan dijelaskan beberapa faktor tersebut:

a. Praktik kekuasaan

Teun A. Van Dijk mendefinisikan kekuasaan sebagai kepemilikan

yang dimiliki oleh suatu kelompok untuk mengontrol kelompok dari

kelompok lain. Selain berupa control yang sifatnya langsung dan tidak

langsung, kekuasaan juga dipahami Van Dijk yang berbentuk persuasif

yang secara tidak langsung mengontrol dengan jalan mempengaruhi

kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan.

Analisis wacana memberikan perhatian yang besar terhadap apa

yang disebut dominasi. Dominasi direproduksi oleh pemberian akses yang

khusus pada suatu kelompok dibandingkan kelompok lain (diskriminasi).

b. Akses mempengaruhi wacana

Dalam buku milik Eriyanto dijelaskan bahwa Van dijk

mendefinisikan kekuasaan sebagai alat kontrol yang bersifat langsung dan

fisik, serta berbentuk persuasif, yaitu kepercayaan, sikap, dan

pengetahuan. Sedangkan akses adalah jalan masuk antara masing-masing

Page 49: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

35

kelompok dalam suatu masyarakat. Pada umumnya, kelompok elit

memiliki akses yang lebih besar dibandingakan kelompok yang tidak

berkuasa.53

Oleh karena itu, kelompok elit mempunyai kesempatan yang

lebih besar dalam mempengaruhi khalayak melalui akses media yang

dimiliki.

Struktur teks, kognisi sosial, maupun konteks sosial adalah bagian

yang integral dalam kerangka analisis wacana milik Van Dijk. Dan akses

yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk mengontrol

kesadaran khalayak lebih besar, tetapi juga menentukan topik apa dan isi

wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak.54

B. Kerangka Konseptual

1. Korupsi

a. Pengertian Korupsi

Korupsi merupakan permasalahan serius di banyak negara Asia.

Perkembangan korupsi mengakibatkan terancamnya stabilitas dan

keamanan masyarakat nasional dan internasional, melemahkan institusi

dan nilai-nilai demokrasi dan keadilan serta membahayakan pembangunan

berkelanjutan dan penegakan hukum. Di Indonesia, dari waktu ke waktu

tindak pidana korupsi sudah begitu meluas dalam masyarakat. Perluasan

itu tidak hanya dalam jumlah kerugian keuangan negara dan kualitas

tindak pidana yang dilakukan, tetapi korupsi semakin sistematis dan

meluas sehingga menimbulkan bencana terhadap perekonomian nasional

53

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 272-273. 54

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 274.

Page 50: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

36

dan juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak

ekonomi masyarakat.

DR. Kartini Kartono dalam bukunya yang berjudul Patologi Sosial

menyatakan bahwa korupsi adalah tingkah laku yang menggunakan

wewenang dan jabatan guna mendapat keuntungan pribadi yang

merugikan kepentingan umum dan negara.55

Dan semakin hari tingkat

praktik korupsi semakin meningkat.

Praktik korupsi sudah banyak meruak di Indonesia. Melihat kondisi

tersebut, dalam tiga tahun terakhir lembaga riset Political and Economic

Risk Consultancy (PERC) selalu menempatkan Indonesia sebagai juara

korupsi di Asia. Predikat tersebut juga datang dari Transparency

International yang selalu menempatkan Indonesia sebagai salah satu

Negara terkorup di dunia.56

Akibatnya negara Indonesia yang seharusnya

dapat menjadi negara yang bersih dari praktik korupsi masih menjadi

wacana yang hingga kini belum terealisasikan karena banyaknya peluang

di pemerintahan untuk para pejabat melakukan tindak pidana korupsi.

Korupsi dapat terjadi jika ada peluang, keinginan, dan bobroknya

system pengawasan dalam waktu bersamaan. Korupsi dapat dimulai dari

mana saja: suap ditawarkan pada seorang pejabat, atau sebaliknya seorang

pejabat meminta (atau bahkan dengan cara memaksa) dengan uang

pelican. Orang menawarkan sesuatu karena ingin memperebutkan apa

yang bukan haknya (uang rakyat). Namun kasus korupsi yang terjadi tidak

55

DR. Kartini Kartono, Patologi Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), h. 80. 56

Masyarakat Transparansi Indonesia, Di balik Palu Mahkamah Konstitusi, Jakarta: T.

Np, 2005.

Page 51: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

37

pandang dia laki-laki ataupun perempuan. Semakin banyaknya kasus

korupsi di Indonesia yang melibatkan perempuan di dalamnya membuat

Indonesia membenah diri dengan sistem hukumnya.

Sistem hukum yang wajib dibenahi dan dikaji lebih dalam lagi,

dimaksudkan agar Indonesia tidak kehilangan peran hukum di dalamnya.

Hilangnya peran hukum yang adil dalam kehidupan sosial politik di

berbagai Negara modern mengakibatkan perjalanan bangsanya terganggu,

tidak terarah, dan menimbulkan korupsi dengan berbagai corak dan

variasinya.57

Korupsi politik tidak hanya terjadi di negara Asia, tetapi juga

di Timur Tengah, Afrika, Eropa, Amerika Latin, maupun Amerika Utara.

Korupsi di dunia politik tidak terlepas dari faktor kekuasaan, struktur

sosial politik yang tidak adil dan lemahnya kontrol sosial, kontrol politik,

dan kontrol hukum.

Sedangkan terjadinya korupsi disebabkan oleh beberapa hal

diantaranya ialah sebagai berikut58

:

1. Adanya nafsu politik untuk mempertahankan dan

memperluas kekuasaan, karena kekuasaan adalah

kewenangan untuk mengatur kehidupan kewarganegaraan.

Terutama kewenangan dalam mendistribusikan ekonomi

dan sumber daya alam, serta kekuasaan untuk

melaksanakan kebijakan politik.

57

Artidjo Alkostar, Korupsi Politik di Negara Modern, Yogyakarta: FH UII Press, 2008,

hal.382. 58

Artidjo Alkostar, Korupsi Politik di Negara Modern, hal. 383.

Page 52: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

38

2. Tersedianya sarana dan prasarana ekonomi dan politik yang

steril dari budaya dialogis.

3. Tidak adanya kontrol yang efektif dari rakyat.

4. Faktor iklim sosial dan politik yang krisis akan keteladanan

dan kevakuman moral.

5. Faktor iklim penegakan hukum yang tragikomis, dimana

kredibilitas penegak hukum merosot, karena adanya krisis

institusi dan mental dari aparat penegak hukum itu sendiri.

b. Korupsi di Indonesia

Pada 29 November 2002, terbentuklah RUU mengenai

pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) yang

terdiri atas 12 bab dan 17 pasal didalamnya dan telah disetujui oleh DPR.59

Terbentuknya RUU mengenai pembetukan KPK cukup membantu dalam

pemberantasan korupsi di Indonesia yang dinilai sebagai salah satu negara

terkorup di dunia. Korupsi di Indonesia semakin menjadi saat negeri ini

beranjak menuju demokratisasi. Pasca lengsernya rezim otoriter Soeharto,

kasus korupsi merebak dimana-mana, dan dilakukan oleh berbagai

kalangan. Semua lembaga pemerintah yang dibentuk untuk kepentingan

publik terjangkiti korupsi.60

Padahal, pembahasan mengenai korupsi sudah

dilakukan juga oleh semua kalangan.

59

Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, Membasmi Kanker

Korupsi (Jakarta Pusat: T.pn., 2004), h. 211. 60

Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, Membasmi Kanker

Korupsi, h. 223.

Page 53: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

39

Di Indonesia, sudah banyak membuat perangkat hukum dengan

tujuan untuk memberantas korupsi. Seperti UU No. 3/1971 tentang

pemberantasan korupsi. Bahkan, jauh sebelum itu pada tahun 1950-an dan

1960-an juga sudah muncul peraturan-peraturan yang terkait dengan upaya

pemberantasan korupsi. Tap. MPR No. XI/MPR/1998 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, dan UU No.

31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Antikorupsi).

Terakhir, UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi juga sudah ditetapkan.61

Namun, peraturan-peraturan tersebut

tampaknya belum terlihat bukti jelasnya, terbukti skala korupsi semakin

tinggi.

Korupsi kian menjadi-jadi karena beberapa hal, diantaranya yaitu

sistem pemerintahan/negara yang memberi peluang untuk korupsi,

rendahnya moralitas dan kesadaran masyarakat, serta tidak ada kontrol

yang ketat dan serius baik dari masyarakat maupun pihak yang berwenang.

Dan sebab korupsi lainnya adalah pandangan dunia (mind-set) sebagian

masyarakat yang keliru, yang terpengaruh oleh nilai-nilai agama dan

budaya yang tidak kondusif bagi kehidupan yang bersih tanpa korupsi.62

Ada sebab, pasti ada akibat atau dampak dari perilaku tindak pidana

korupsi. Dampaknya tidak hanya bersifat ekonomis dan politik seperti

high cost economy dan kerugian negara, tetapi juga bersifat moral dan

budaya.

61

Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, Membasmi Kanker

Korupsi, h. 224. 62

Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, Membasmi Kanker

Korupsi, h. 231.

Page 54: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

40

2. Perempuan dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, wanita bukanlah musuh atau lawan kaum laki-laki.

Sebaliknya wanita adalah bagian dari laki-laki demikian pula laki-laki

adalah bagian dari wanita, keduanya bersifat saling melengkapi. (QS. Al-

Imran (3) : 195). Di sisi lain, banyak para filosofis yang menganggap

wanita sebagai penyebab terjadinya berbagai bentuk bencana dan tindak

kriminalitas di dunia. Negara hancur karena wanita. Seorang pangeran

bahkan ada yang rela menanggalkan mahkota kerajaannya karena wanita.

Pertikaian muncul akibat perebutan wanita. Bahkan muncul permasalahan

dari kaum agama bahwa wanitalah yang menyebabkan Nabi Adam as

turun ke bumi. Wanita dianggap penyebab terjadinya dosa. Pada dasarnya,

wanita dan laki-laki diciptakan dengan potensi yang berbeda-beda, tetapi

dalam agama Islam, wanita adalah makmum dari kaum pria. Namun,

banyak yang menilai, bahwa sejak munculnya emansipasi wanita, para

wanita bebas melakukan apa yang laki-laki lakukan, sehingga

kepempimpinan pun menjadi salah satu pekerjaan wanita pada saat ini.

Sebagai contoh, pada zaman Nabi, Ummul Mukminin Aisyah

menjadi perempuan yang terkenal dengan kebijaksanaan dan ketajaman

dalam membaca situasi.Padazaman modern, beberapa Negara yang

dipimpin oleh wanita seperti Swiss, Finlandia, Denmark, dan Belgia.

Banyaknya jabatan yang dipegang perempuan di eksekutif, yudikatif, dan

legislatif menjadi faktor penting yang mengantarkan Negara-negara ini

menjadi Negara maju. Peran media massa khususnya majalah Noor

Page 55: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

41

terhadap perempuan sangatbesar, karena majalah Noor adalah majalah

wanita yang berlandaskan Islam.

Dalam Al-Quran juga disebutkan bahwa perempuan ditempatkan

pada posisi sederajat dengan laki-laki dalam aktivitas kehidupan di dalam

bermasyarakat. Namun pada realitanya, sebuah data menyebutkan bahwa

perempuan di Indonesia yang menjadi kepala keluarga, 1 dari 10 kepala

keluarga miskin adalah kepala keluarga perempuan yang jumlahnya

diperkirakan sekitar 1,2-1,5 juta jiwa dan rata-rata berpendidikan tidak

tamat SD. Hal ini juga pernah ditegaskan oleh data dari Badan Pusat

Statistik tahun 1999, sebagaimana dilaporkan dalam harian umum Media

Indonesia, bahwa 13,2% rumah tangga di Indonesia dikepalai oleh

perempuan.

Soal kepemimpinan perempuan sampai saat ini masih menjadi

sebuah kontroversi yang menimbulkan perdebatan menarik, baik

kepemimpinan di keluarga maupun di area publik. Karena sebuah

kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam kehidupan berkeluarga ataupun

bermasyarakat dan bernegara.63

Sedangkan dalam Islam sejak masa Rasul SAW, perempuan sudah

banyak tampil sebagai sosok yang dinamis. Hal tersebut didorong oleh

semangat kitab suci Al-Qur‟an yang memberikan jaminan pada perempuan

63

Subhan, Zaitunah, Menggagas Fiqh Pemberdayaan Perempuan, Jakarta: El-Kahfi,

2008, hal.93

Page 56: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

42

untuk ikut berpartisipasi dan berkiprah dalam semua aspek kehidupan

bermasyarakat, termasuk di dalamnya peran publik sebagai pemimpin.64

Setiap muslim dalam ajaran Islam wajib melakukan amar ma‟ruf

nahi munkar sebagai tanggung jawab dan amanah bersama dalam rangka

memperbaiki kehidupan sosial. Sehingga berkiprah di politik juga

merupakan implementasi dari tugas manusia (laki-laki atau perempuan)

sebagai khalifah fil ardl. Karena perempuan dan laki-laki memiliki tugas

untuk saling bekerja sama dalam kebaikan.

Allah SWT menegaskan dalam surat At Taubah ayat 71 mengenai

ajaran amar ma‟ruf nahi munkar baik laki-laki maupun perempuan.

Ajaran amar ma‟ruf nahi munkar dapat disebut sebagai salah satu bentuk

aktivitas politik. Ayat ini mempertegas bahwa sebagian dari masyarakat,

laki-laki dan perempuan memiliki kewajiban dan mempunyai hak

melakukan hal yang baik untuk publik.65

Terbukti dalam ayat tersebut,

baik laki-laki maupun perempuan berhak menyuruh mengerjakan yang

ma‟ruf dan mencegah yang munkar, mencakup segala segi kebaikan,

termasuk memberi masukan dan kritik terhadap penguasa.

Bidang politik merupakan bagian dari pergaulan sosial

kemasyarakatan, maka perempuan memiliki kesempatan yang sama

dengan laki-laki., tidak terdapat diskriminasi yang didasarkan pada

perbedaan jenis kelamin. Tetapi pada realitanya, perempuan dianggap

64

Subhan, Zaitunah, Menggagas Fiqh Pemberdayaan Perempuan, Jakarta: El-Kahfi,

2008, hal.95 65

Istibsyaroh, Hak-hak Perempuan; Relasi Jender menurut Tafsir Al-Sya‟rawi, Jakarta :

Teraju, 2004, hal.182-183

Page 57: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

43

sebelah mata dan dianggap sebagai suatu kaum minoritas oleh beberapa

kalangan. Padahal di dalam Islam, perempuan dan laki-laki mempunyai

fungsi, dan eksistensi yang sama di mata Allah SWT. Posisi laki-laki dan

perempuan juga sama di bidang publik, tidak ada peraturan dalam Islam

yang secara tekstual menempatkan perempuan sebagai pihak kedua.66

Dalam Qur‟an surat An-Nisa ayat 34 ditegaskan bahwa laki-laki

merupakan pemimpin wanita.

Artinya:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,

oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian dari mereka (laki-

laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dank arena mereka (laki-

laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu

maka, wanita yang shalehah ialah yang taat kepada Allah lagi

memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah

memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan

nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanklah mereka

ditempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika

mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan

untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi

Maha Besar.”

Kalimat ar-rijal qawwamun ala an-nisa yang terdapat dalam surat

di atas menjadi salah satu alasan (dasar normatif) suprioritas laki-laki

terhadap perempuan. Dalam tafsir al-Manar disebutkan (Rasyid Ridla,

1973, I:608) bahwa laki-laki lebih utama dari pada perempuan, sehingga

lebih pantas untuk memimpin. Argumen yang dimunculkan dalam ayat ini,

66

Tari Siwi Utami, “Realitas Politik Perempuan di Indonesia,” dalam Proseding

Seminar Internasional, Keterwakilan Perempuan dan Sistem Pemilihan Umum, Jakarta: National

Democratic dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI, 2001, hal. 106.

Page 58: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

44

mengapa kaum laki-laki bisa menjadi kaum perempuan, adalah karena dua

hal, yaitu: pertama, ketentuan Allah yang telah melebihkan sebagian dari

mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan). Kedua, karena

kaum laki-laki (suami) memberikan nafkah kepada istri.

Akan tetapi, Al-Qur‟an hanya mengatakan bahwa laki-laki adalah

qawwam (lebih unggul/kuat) dimana menurut gramatikal bahasa Arab:

posisi kata dalam kalimat tersebut adalah sebagai khabar (predikat) dan

tidak mengatakan bahwa mereka “harus” menjadi qawwam. Bila susunan

Al-qur‟an itu menyatakan “harus” maka ayat ini merupakan sebuah

pernyataan normatif dan yang demikian ini akan mengikat bagi kaum

perempuan pada semua masa dan dalam semua keadaan, meskipun

sebenarnya tidak demikian.67

Peran suami memberikan nafkah kepada istri

bukan merupakan keadaan “hakiki”, melainkan hanya perbedaan

“fungsional” saja.

Senada dengan argumentasi di atas, Imam Khomeini mengatakan

bahwa perempuan dalam Islam memiliki peranan penting dalam

pembangunan masyarakat Islam, sehingga kaum perempuan juga memiliki

tanggung jawab yang sama beratnya dengan laki-laki dalam mengatasi

problematika di pemerintahan Islam.68

Karena perempuam Islam di masa

Rasulullah juga tidak takut untuk bertindak terhadap pemimpin Negara

apabila terjadi kesalahan dalam suatu pemerintahannya.

67

Zaitunah Subhan, Perempuan dan Politik dalam Islam, Jakarta: LkiS Pelangi Aksara,

2004, hal. 26-31. 68

Imam Khomeini, Kedudukan Wanita dalam Pandangan Imam Khomeini, Jakarta:

Lentera, 2004, hal. 79-98

Page 59: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

45

Dalam realitas sosial, banyak diantara kaum perempuan yang

mandiri secara ekonomi, bahkan menjadi tulang punggung keluarga.

Makna sosiologis atas laki-laki itu berjalan (bergerak) dan berusaha di

ruang publik, sedangkan perempuan tinggal di rumah. Dan konsekuensi

yang didapatkan dari pemikiran logis tersebut adalah jika perempuan lebih

aktif dibandingkan laki-laki, maka perempuan tersebut akan menjadi laki-

laki jika dilihat dari sudut pandang sosiologis.

Dari pemaparan di atas, terlihat bahwa para perempuan di awal

Islam telah memerankan kiprah politik (publik) yang cukup penting.

Apalagi jika dilihat dari latar belakang sosial seorang perempuan, yang

awalnya tidak diperhitungkan sama sekali oleh masyarakat Arab jahiliyah.

Meskipun kiprah perempuan sangat sederhana, tetapi setidaknya dapat

disimpulkan bahwa peran dan politik perempuan adalah bukan barang

haram dalam Islam. Dengan melihat peran perempuan awal Islam ini,

banyak pihak yang pada akhirnya mengakui bahwa kiprah politik bukan

hanya persoalan jenis kelamin. Tetapi persoalan tanggung jawab bersama

untuk memperbaiki kehidupan sosial.

3. Media Massa

a. Pengertian Media Massa

Secara etimologi media massa berasal dari dua term bahasa yaitu

media dan massa. Media merupakan jamak dari bahasa Latin, yaitu

“median” yang berarti perantara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

media diartikan sebagai alat komunikasi seperti koran, radio, televisi, film,

Page 60: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

46

poster, dan spanduk.69

Media tersebut merupakan media penyampai pesan

dengan cara berbeda sesuai dengan kategorinya.

Menurut Marshall McLuhan (1964), media merupakan pesan itu

sendiri. Artinya media menjadi pembawa pesan dari informasi bagi

organisasi media kepada khalayak.70

Media sebagai suatu alat untuk

menyampaikan pesan berupa berita, penilaian atau gambaran umum

tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai

institusi yang dapat membentuk opini publik, antara lain, karena media

yang dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide atau

gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia representasikan

untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris.

Kemudian menurut Antonio Gramsci, media merupakan arena

pergulatan antar ideologi yang saling berkompetensi (the battle ground for

competing ideology).71

Gramsci memberikan penjelasannya tentang media

sebagai ruang di mana berbagai ideologi dipresentasikan. Artinya, satu sisi

media bisa menjadi sarana penyebaran sebuah ideologi baik dari ideologi

yang berkuasa maupun dari ideologi yang berlawanan dengan penguasa.

Sedangkan massa merupakan khalayak. Media massa (pers) sering

disebut juga the fourth estate (kekuatan keempat) dalam kehidupan sosial-

ekonomi dan politik. Hal ini terutama disebabkan oleh suatu persepsi

tentang peran yang dimainkan oleh media massa dalam kaitannya dengan

69

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Edisi III, h. 726. 70

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006) h. 31. 71

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 30.

Page 61: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

47

pengembangan kehidupan sosial-ekonomi dan politik masyarakat.72

Untuk

itu hal terpenting dalam memahami media massa adalah bagaimana media

massa merekonstruksi nilai-nilai masyarakat untuk kemudian disampaikan

kepada khalayak. Seperti yang dikatakan oleh Gramsci media menjadi

arena perang antar ideologi tentu menjadi dasar bahwa realitas yang

ditampilkan kepada khalayak tidak terlepas dari cara pandang yang

dimiliki oleh komunikator media tersebut. Sesuai yang dikatakan oleh

Tony Bennet, media dianggap sebagai agen konstruksi sosial yang

didefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya.73

Artinya, media

bukan hanya dapat berperang ideology dalam mendefinisikan suatu

realitas, tetapi juga mengkonstruksi apa yang terjadi sesuai dengan

kepentingan yang ada di dalam suatu media.

Lebih jelas lagi tentang media massa, Dennis McQuail menyatakan

media massa merupakan filter yang menyaring sebagian pengalaman dan

menyoroti pengalaman lainnya dan sekaligus kendala yang menghalangi

kebenaran. Artinya berita pada suatu media massa adalah suatu cara untuk

menciptakan realitas yang diinginkan mengenai peristiwa atau kelompok

orang yang dilaporkan. Dengan kata lain, berita yang terdapat pada suatu

media tidak hanya menyampaikan, melainkan juga menciptakan makna.

Makna tidak secara sederhana dianggap sebagai reproduksi bahasa tetapi

sebuah pertentangan sosial (social struggle), sebuah perjuangan dalam

memenangkan wacana.74

Dalam hal ini berarti titik tekannya pada

72

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 30. 73

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

h. 36. 74

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 40.

Page 62: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

48

bagaimana media melakukan politik pemaknaan. Dalam sebuah

tulisannya, “The Rediscovery of Ideology: Return of The Repressed in The

Media Studies,” Stuart Hall – kutip Erianto – menyatakan, makna tidak

bergantung pada struktur makna itu sendiri, tetapi lebih kepada praktik

pemaknaan. Dalam pandangan Hall, makna adalah suatu produk sosial,

suatu praktek konstruksi. Media massa, menurut Hall, pada dasarnya tidak

mereproduksi, melainkan menentukan (to define) realitas melalui

pemaknaan kata-kata terpilih.75

Media massa pada dasarnya terbagi

menjadi dua kategori, yakni media massa elektronik dan media massa

cetak. Media massa cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media

massa adalah surat kabar dan majalah.76

Baik surat kabar maupun majalah,

keduanya sama-sama memiliki fungsi sosial di dalam menyampaikan

pesan.

b. Fungsi Sosial Media Massa

Setiap media massa mempunyai bentuk yang berbeda, tetapi fungsi

sosial pada media massa satu dengan yang lain adalah sama. Harold

Laswell menyatakan bahwa media memiliki tiga fungsi sosial, yakni:77

Pertama, fungsi pengawas sosial (the surveillance of the

environment), adalah upaya media massa dalam menyebarkan informasi

agar lingkungan masyarakat terkendali. Media menjadi pengamat

lingkungan yang objektif.

75

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 37. 76

Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2004), h. 103. 77

Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), h. 32-33.

Page 63: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

49

Kedua, fungsi korelasi sosial (the correlation of part of society

inresponding to the environment), yaitu media massa melakukan korelasi

antara informasi dan antara kelompok sosial yang ada agar tercipta

kesepakatan.

Ketiga, fungsi sosialisasi budaya (the transmission of the social

heritage from one generation to the next), bertujuan sebagai pewaris dan

penyalur nilai-nilai budaya kepada generasi-generasi selanjutnya.

Disamping tiga fungsi utama seperti yang dikemukakan Lasswell

tersebut, Charles R. Wright, dalam bukunya Mass Communication A

Sociological Perspective, fungsi media massa dinyatakan sebagai

berikut: “Communicative acts primarily intended for amusement

irrespective of any instrumental effect they might have”. Maksudnya,

media massa sebagai penyaji sarana komunikasi juga memiliki fungsi

hiburan. Demi menjaga ketertarikan masyarakat media memberikan

hiburan-hiburan populer kepada masyarakat lewat kontennya. Bahkan,

terkadang karena fungsi hiburan inilah khalayak mengonsumsi media

massa.78

c. Media Cetak

Media cetak berupa surat kabar merupakan media massa yang

paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Pada awalnya

pesan disampaikan dengan menggunakan selebaran/manuskrip dan

penyebarannya pun masih menggunakan tenaga manusia untuk membawa

pesan tersebut pada tujuan. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar

78

Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan.

Page 64: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

50

dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg pada

abad ke-14 di Jerman.79

Media cetak memiliki fungsi tersendiri yakni informasi, edukasi,

hiburan, dan persuasif. Fungsi yang paling menonjol pada media cetak

adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca

surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di

sekitarnya. Tetapi tidak dikesampingkan juga dengan fungsi hiburan

karena tersedianya rubrik-rubrik dengan artikel ringan.80

Jenis media cetak

yang memiliki rubrik menarik dan penuh warna yaitu majalah. Keberadaan

majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar, sejarah

majalah diawali dari negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat.

Menurut Kurniawan Djunaedhi, majalah merupakan penerbitan pers

berkala yang memuat bermacam-macam tulisan yang dihiasi foto-foto.81

Majalah merupakan media cetak yang dapat menarik minat pembaca

dengan warna dan foto yang menarik.

Meskipun pada dasarnya setiap media cetak, baik koran maupun

majalah merupakan jenis media cetak, tetapi majalah memiliki

karakteristik tersendiri dalam penyajiannya, yaitu sebagai berikut82

:

1. Penyajian lebih dalam

79

Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2007), h. 105. 80

Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, h. 111. 81

Kurniawan Djunaedhi, Ensiklopedia Pers Indonesia,( Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama, T.T) , hal. 154-155.

82 Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2004), h. 121-122.

Page 65: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

51

Pada umumnya, frekuensi terbit majalah adalah mingguan, dwi

mingguan, bahkan bulanan. Majalah berita biasanya terbit mingguan,

sehingga para reporternya mempunyai waktu yang cukup lama untuk

memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Analisis beritanya dapat

dipercaya dan didasarkan pada buku referensi yang relevan dengan

peristiwa yang disajikan menjadi sebuah berita. Selain itu, berita-berita

yang disajikan dalam majalah lebih lengkap karena ditambahkan dengan

latar belakang peristiwa. Unsur why dan how dikemukakan secara lengkap

dan jelas.

2. Nilai aktualitas lebih lama

Koran sebagai jenis media cetak lain hanya berumur satu hari,

sedangkan majalah memiliki nilai aktualitas lebih lama sampai dengan

satu minggu atau lebih.

3. Gambar/foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain

penyampaian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan

gambar/foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan berwarna. Foto-foto

yang ditampilkan dalam majalah memiliki daya tarik yang membuat

pembaca merasa tertarik untuk terus membaca.

4. Kover sebagai daya tarik

Selain gambar/foto yang menarik, kover atau sampul majalah juga

memiliki daya tarik tersendiri. Kover majalah biasanya menggunakan

kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik. Menarik

Page 66: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

52

tidaknya kover suatu majalah tergantung pada tipe majalahnya, serta

konsistensi atau keajegan majalah tersebut dalam menampilkan ciri

khasnya. Misalnya majalah Noor, pada majalah Noor selalu menampilkan

sosok perempuan berhijab dalam setiap kovernya.

Selain karakteristik, di dalam majalah juga terdapat bagian-bagian

atau disebut juga sebagai rubrik. Rubrik merupakan kepala ruangan, bab,

atau pasal. Di dalam surat kabar atau majalah, rubrik diartikan sebagai

“ruangan”, misalnya rubrik tinjauan Luar Negeri, rubrik ekonomi, rubrik

olahraga, dan rubrik kewanitaan.83

Sedangkan Onong Uchjana Effendi

dalam bukunya Ilmu Komunikasi dan Praktek menyatakan bahwa rubrik

adalah ruangan pada surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya,

mengenai aspek atau kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat, seperti

rubrik kewanitaan, rubrik olahraga, serta rubrik lainnya yang bersangkutan

dengan kehidupan bermasyarakat.84

83

Komarudin Hidayat, Kamus Istilah skripsi dan Tesis, (Bandung, Angkasa. 1985), h.74 84

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.149-150.

Page 67: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

53

BAB III

GAMBARAN UMUM MAJALAH NOOR

A. Gambaran Umum Majalah Noor

Majalah noor adalah majalah yang berdiri sejak tahun 2003. Majalah

Noor terbit atas kehendak mewujudkan media cetak yang dapat membawa

bangsa khususnya muslimah menjadi berkualitas serta mampu memberikan

informasi yang dapat membuka mata khalayak lebih luas dengan wawasan

ilmu pengetahuan yang disertai dengan nilai keagamaan di dalamnya.

Kemunculan majalah Noor awalnya dilatarbelakangi oleh adanya rasa prihatin

melihat banyaknya majalah yang menyajikan berita tanpa syiar islam.

Majalah Noor merupakan salah satu majalah yang didalamnya terdapat

pesan dakwah. Majalah muslimah Indonesia dengan tagline “Yakin Cerdas

Bergaya” ini, terus berusaha memberikan kontribusi yang terbaik yang

berhubungan dengan nilai-nilai islam dalam kehidupan bagi pembaca. Majalah

Noor hadir di tengah banyaknya informasi budaya asing yang masuk ke

Indonesia. Selain penyajian beritanya yang menarik, tampilan majalah Noor

pun didesain dengan sangat menarik sehingga tidak heran jika majalah Noor

masih dapat menunjukan eksistensinya hingga sekarang.

Majalah yang terbit pada tahun 2003 ini diprakarsai oleh tiga wanita

hebat, yakni Ratih Sanggarwati, Sri Artaria Alisjahbana, Jetti Rosilla Hadi dan

juga didukung oleh Mario Alisjahbana dan Isson Khairul. Majalah ini juga

ingin membuat pencitraan bahwa Islam identik dengan kecerdasan, kekinian,

dan modis.

Page 68: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

54

Sesuai dengan tagline-nya, yakin “yakin, cerdas, bergaya”, majalah

Noor ingin menjadi media yang dapat memberikan pesan kepada para

pembaca khususnya muslimah, bahwa sebagai muslimah harus memiliki

keyakinan terhadap apa yang sedang dijalani berdasarkan al-Qur‟an dan as-

Sunnah, pemikiran yang cerdas dalam mengimplementasikan apa yang

seharusnya dipahami dalam kehidupan sehari-hari, serta harus memiliki

pemikiran yang cerdas, dan bergaya adalah bonus dari kedua hal baik

tersebut.85

Majalah Noor hadir sebagai satu-satunya majalah yang tidak hanya

memuat unsur-unsur budaya tetapi juga nilai-nilai Islam di dalamnya, yang

diterbitkan oleh Group Pin Point Publications sebagai perusahaan besar.

Kantor redaksi majalah Noor berada di kawasan industri Jati Padang, Pasar

Minggu, tepatnya di Jalan Karang Pola VI No. 7A, Jakarta Selatan.

Pencitraan Islam yang dilakukan oleh majalah Noor sesuai dengan

sasaran dan target pasar yang ditujukan kepada kalangan menengah atas, dan

lebih disarankan kepada kalangan elite.86

Respon masyarakat Indonesia cukup

baik sejak awal mula terbitnya majalah Noor, sehingga majalah Noor selalu

mengembangkan produksinya menjadi 20.000 eksemplar setiap bulannya yang

disebar hingga seluruh Indonesia. Bahkan pada tiga tahun pertama, pembaca

majalah Noor ada yang berasal dari Irian Jaya. Hal tersebut membuktikan

85

Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Ekslusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta 86

Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Ekslusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta

Page 69: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

55

bahwa eksistensi majalah Noor tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di

daerah terpencil.87

Sasaran pembaca dari majalah ini ialah perempuan muslim, dengan

usia kisaran 25-45 tahun, berpendidikan, berkeluarga, status ekonomi sosial

kelas menengah dan atas, berpikiran maju, dan mempunyai minat terhadap

agama dan kesetaraan gender, serta suka mengikuti kegiatan bakti sosial.

Tidak lengkap rasanya apabila didukung oleh mekanisme kerja yang baik,

oleh karena itu mekanisme yang diberlakukan oleh majalah Noor dilakukan

dengan sangat baik melalui rapat redaksi dan rapat perencanaan. Pada setiap

rapat redaksi yang dilangsungkan, seluruh staff berpartisipasi dalam

memberikan ide-ide terbaiknya. Rapat redaksi dilaksanakan satu kali dalam

seminggu, tepatnya hari senin. Sedangkan rapat perencanaan dilaksanakan

pada awal tahun dalam rangka menyusun dan membahas topik-topik yang

akan diangkat selama satu tahun.88

Topik-topik tersebut tidak terlepas dari sesuatu yang memiliki maksud

baik untuk perempuan yang ditulis berdasarkan al-qur‟an dan hadits, karena

pada dasarnya majalah Noor adalah majalah wanita muslimah dimana setiap

topik yang diberitakan di beberapa rubrik berkaitan dengan perempuan dan

Islam. Dalam hal pemberian nama majalah, para pendiri memilih nama Noor

agar mudah diingat oleh para pembaca, namun tetap memiliki arti yang baik.

Noor yang dimaksud adalah Nuur yang memiliki makna cahaya. Pemberian

nama Noor ini diharapkan bisa menjadi cahaya bagi pembacanya.

87

Jetti Rosila Hadi, Wawancara Ekslusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta. 88

Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Ekslusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta.

Page 70: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

56

Selain ulasan topik yang sangat bermanfaat, majalah Noor didesain

dengan tampilan yang menarik. Majalah ini memiliki perbedaan dengan

majalah lainnya yaitu Ruh nya. Maksud Ruh disini adalah setiap tulisan yang

terdapat di majalah Noor merujuk pada Al-Qur‟an dan Hadits. Sehingga setiap

tulisan di majalah Noor memiliki Ruh. Oleh karena itu, tidak sedikit penulis

yang berasal dari luar (kontributor) menyumbangkan idenya dalam suatu

tulisan yang nantinya akan dimuat di majalah Noor. Semua tulisan yang

masuk ke majalah Noor akan dibaca oleh ahli agama yang memiliki

background pesantren, lulusan sekolah Mesir, dan yang terpenting adalah yang

hafal Al-Qur‟an dan Hadits. Sehingga apabila ada kesalahan penulisan, dapat

dipertanggungjawabkan. Hal tersebut dikarenakan majalah ini sangat

mengedepankan Islam di dalam setiap penulisannya.

1. Visi dan Misi Majalah Noor

Visi:

a. Majalah Noor hadir karena melihat banyaknya majalah yang

kurang mendidik, tidak berbentuk syiar Islam, dan tidak

ditujukan untuk muslimah/banyak mudharatnya.

b. Ingin menghadirkan majalah Islami yang memiliki perspektif

ke-Indonesiaan, kekinian, dan menjadikan kaum muslimah

sebagai sosok yang yakin, cerdas, bergaya.

Misi:

a. Untuk selalu menjadi jembatan informasi seputar dunia Islam

dengan cara mensyiarkan Islam dengan gaya bahasa ringan dan

Page 71: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

57

mudah dimengerti oleh pembaca melalui media berupa

majalah.

2. Logo Majalah Noor

Gambar 189

Logo Majalah Noor

Logo majalah Noor dirancang dengan sangat menarik, simple, dan

mempunyai ciri khas tersendiri. Di logo terdapat tagline yaitu “Yakin Cerdas

Bergaya” yang memiliki arti bahwa setiap perempuan harus memiliki keyakinan

terhadap Islam, harus yakin terhadap al-Qur‟an

Al-Qur‟an merupakan pedoman hidup yang diturunkan untuk sepanjang

zaman. Cerdas yaitu sebagai perempuan kita harus cerdas dalam

mengimplementasikan apa yang kita pahami dalam kehidupan. Sedangkan gaya

bukan merupakan fokus utama dari tujuan yang ingin disampaikan oleh majalah

Noor.90

3. Struktur Redaksi Majalah Noor

Pada awal terbentuknya majalah Noor, tercetus ide agar di dalam struktur

kredaksian semuanya perempuan, namun pada kenyataannya, tidak bisa

dipungkiri bahwa tenaga laki-laki juga dibutuhkan dalam keredaksian. Maka

89

Data Transkip milik Majalah Noor. 90

Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Ekslusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta.

Page 72: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

58

karyawan pun tidak hanya dari golongan perempuan saja, tetapi untuk perempuan

dan laki-laki. Hanya saja karena majalah ini merupakan majalah bernafaskan

Islam, maka karyawan harus beragama Islam. Berikut struktur keredaksian

majalah Noor.

Tabel 4.91

Struktur Redaksi Majalah Noor

Struktur Redaksi Majalah Noor

Pemimpin Umum Sri Artaria

Pemimpin Perusahaan Mario Alisjahbana

Pemimpin Redaksi Jetti R. Hadi

Redaktur Pelaksana Roos Farieanna Rowi

Gita Wirasti

Redaksi Yudiana Tirta

Ade Nur Sa‟adah

Putri Wulan M

Sekretaris Redaksi Riri

Redaktur Ahli Ratih Sanggarwati

Badriyah Fayumi

Aju Isni Karim

Kontributor Amelia Prihanto

Ade Aprilia

Artistik Mardi Santoso

Panca Akbari

Fotografer Ramsy

Promosi Osep Rahmat

Majalah Noor terbit setiap satu bulan sekali, untuk itu redaksi mempunyai

agenda rapat yang dilakukan setiap hari senin dan kamis di setiap minggunya.

Hal-hal yang dibicarakan setiap rapat ialah tema majalah untuk edisi berikutnya,

pembagian tugas dan pencarian berita, dan penentuan narasumber.

Setelah berita selesai dihimpun, maka tugas selanjutnya adalah menyusun

berita tersebut dengan space yang telah ditentukan, maksudnya setiap rubrik

91

Transkip Data milik Majalah Noor.

Page 73: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

59

memiliki space yang berbeda untuk pemberitaan yang disajikan maka penyusunan

berita pun disesuaikan dengan space pada rubrik yang ada. Kemudian berita

diserahkan kepada pihak redaktur untuk proses editing, dan selesai pengeditan,

naskah dilayout oleh bagian artistik. Selesai dilayout dengan warna hitam putih,

maka selanjutnya naskah diserahkan kepada pemimpin redaksi untuk diedit.

Setelah selesai proses pengeditan, persetujuan naskah, maka naskah siap naik

cetak dan kemudian didistribusikan.

B. Gambaran Umum Rubrik Topik Kita

1. Rubrik Topik Kita

Kehadiran rubrik topik kita merupakan salah satu rubrik diantara

banyaknya rubrik yang dihadirkan oleh majalah Noor sejak awal berdirinya

majalah Noor tahun 2003. Rubrik topik kita hadir sebagai tulisan mengenai apa

yang sedang dan telah terjadi pada bulan tersebut dengan mengedepankan fiqih

di dalam setiap ulasannya. Sehingga pembaca tidak hanya disuguhkan dengan

pemberitaan yang bersifat umum tetapi juga dari sudut pandang agamis.

Beberapa rubrik lainnya antara lain Sampul Kita, Noor Craft, Perjalanan,

Seni Budaya, Jendela Dunia, Profil, Kisah Noor, Info Kesehatan, Info Halal,

serta Menu Utama. Namun diantara beragam rubrik, rubrik topik kita

merupakan rubrik yang selalu terbit setiap bulannya dengan ciri khas yang

mengedepankan fiqih dalam membahas persoalan di dalamnya. Salah satu tema

di rubrik topik kita yang terbit pada bulan Desember tahun 2013 adalah

mengenai Perempuan, dimana perempuan pada tahun tersebut banyak yang

terlibat kasus korupsi.

Page 74: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

60

Permasalahan tersebut menjadi suatu ketertarikan bagi penulis untuk

dibahas sebagai bahan renungan yang bermanfaat. Perempuan yang berada di

ruang publik banyak yang terjerat korupsi, hal itu yang melatarbelakangi

ditulisnya tema ini. Perjuangan perempuan semakin berat karena banyak

anggapan bahwa pada dasarnya perempuan mudah tergoda oleh uang, padahal

orang jahat tidak bisa dikategorikan hanya dari jenis kelamin saja. Sosok

koruptor perempuan pada dasarnya selalu dipojokkan apabila melakukan

kesalahan, namun di topik kita edisi perempuan ini, perempuan direpreentasikan

sebagai pihak yang tetap baik. 92

Berangkat dari fenomena sosial yang konkrit, didalamnya ingin

membangun suatu kesadaran bahwa perempuan tetap bisa berpolitik,

berkontribusi, dan menjalankan kewajibannya sebagai Ibu Rumah Tangga yang

bisa membebaskan diri sendiri dari lingkungan dan keinginan korupsi. 93

2. Karakteristik Pembaca Majalah Noor

Sama hal nya dengan majalah lainnya, setiap majalah memiliki

karakteristik dan target pembacanya sendiri. Berikut adalah target dan

karakteristik pembaca di majalah Noor: Perempuan Muslim dengan usia 20 – 45

tahun, Berkeluarga, Sosial Ekonomi Status (SES) A & B+, Modern : mengikuti

trend/perkembangan terkini dalam berbagai bidang aktif di : Dunia Profesi,

Organisasi Sosial, dan Pengajian, Pendidikan S1 dan Akademi, perhatian

terhadap Agama dan kesetaraan Gender, menyukai gaya hidup modern, gemar

92

Wawancara langsung dengan Badriyah Fayumi, Penulis rubrik Topik Kita di Majalah Noor, 16 Juni 2014

93 Wawancara langsung dengan Badriyah Fayumi, Penulis rubrik Topik Kita di Majalah

Noor, 16 Juni 2014

Page 75: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

61

meng-update ilmu pengetahuan dan keep up dengan perkembangan teknologi,

passion terhadap fashion, memiliki strong bonding dengan pers, concern

terhadap gaya hidup sehat, pekerjaan : Profesional dan Ibu Rumah Tangga, serta

suka travelling dan kegiatan sosial.

Page 76: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

62

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian analisis wacana

berita koruptor perempuan terkait dengan maraknya perempuan yang terlibat

kasus tindak pidana korupsi dengan menggunakan analisis wacana milik Teun A.

Van Dijk, yang terdiri dari struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

Kasus mengenai fenomena koruptor perempuan disajikan dengan cara

berbeda oleh majalah Noor edisi 31 Desember 2013. Terdapat dua berita yang

saling terkait terhadap pemberitaan koruptor perempuan, diantaranya ialah berita

berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, dan Peta Identitas Perempuan (menyikapi

fenomena koruptor perempuan). Kedua judul tersebut menceritakan tentang posisi

perempuan di ruang public yang berkenaan dengan status perempuan dalam

agama Islam.

Berita mengenai koruptor perempuan sebenarnya telah banyak beredar di

berbagai media massa, baik media cetak maupun elektronik. Namun dari banyak

media yang memberitakan sisi negatif seorang koruptor perempuan, majalah Noor

menyajikan dengan dua sudut pandang di dalamnya, yaitu sudut pandang secara

umum dan secara khusus. Sudut pandang secara umum disini maksudnya adalah

anggapan dari masyarakat sekitar, sedangkan sudut pandang secara khususnya

ialah pandangan dari agama Islam.

A. Analisis Struktur Teks Berita

Dalam model analisis wacana milik Teun A. Van Dijk terbagi menjadi tiga

tingkatan yang saling berkaitan satu sama lain. Tingkatan pertama, struktur

Page 77: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

63

makro: tematik yang berarti makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari

topik/tema yang diangkat oleh suatu teks. Tingkatan kedua, superstruktur yang

merupakan kerangka suatu teks, seperti pendahuluan, isi, penutup, dan

kesimpulan.94

Dan tingkatan ketiga, struktur mikro yang terdiri dari semantik

(latar, detail, praanggapan), sintaksis (koherensi, bentuk kalimat, kata ganti),

stilistik (leksikon), dan retoris (grafis).

1.Analisis Level Teks Berita judul Agar Perempuan Tak Rentan (31/12/13)

a. Struktur Makro; Tematik

Gagasan utama atau makna global yang diambil dalam berita berjudul

Agar Perempuan Tak Rentan yang terbit pada 31 Desember 2013 yang ditulis

oleh Badriyah Fayumi ini mengenai banyaknya perempuan yang terkait kasus

korupsi dan sebagian diantaranya ialah sepasang suami istri. Berita ini

menggambarkan bahwa bias gender terjadi ketika perempuan yang berkiprah di

ranah publik bermasalah seperti melakukan tindak pidana korupsi, perempuan

akan dipandang buruk dengan membahas jenis kelamin sebagai kritikan. Padahal

fakta yang terjadi, pelaku korupsi lebih banyak adalah laki-laki. Hal ini sesuai

dengan wawancara yang dilakukan dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan

Penulis Rubrik Topik Kita, majalah Noor sebagai berikut:

“Saya membuat berita ini karena menurut saya perempuan adalah

makhluk yang harus dihormati dan dihargai, karena tanpa peran

perempuan kita bukan apa-apa di dunia ini. Namun banyak anggapan

buruk tentang perempuan hanya karena beberapa perempuan melakukan

94

Eriyanto, Analisis Wacana (Yogyakarta: LKIS, 2011), h. 227.

Page 78: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

64

tindak pidana korupsi bukan berarti semua perempuan buruk. Dan baik

perempuan, maupun laki-laki sama-sama mulia di mata Allah SWT…”95

b.Superstruktur; Skematik

Superstruktur menurut Van Dijk terdapat dua kategori skema besar.

Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen antara lain judul

dan lead. Kedua, story, yakni isi berita secara keseluruhan. Story terbagi menjadi

dua sub-kategori yakni proses jalannya suatu peristiwa dan komentar yang

dimunculkan dalam teks.96

Dalam superstruktur terdapat pendahuluan, isi, dan

penutup dalam bagian berita yang merupakan urutan kejadian yang diceritakan

dalam sebuah berita.

Pendahuluan – berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, pada Lead penulis

menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki senantiasa saling membantu dalam

mengemban amanah sebagai khalifah Allah.

“Perempuan dimotivasi oleh Allah agar menjadi pribadi termulia,

bersama laki-laki harus saling membantu karena mengemban amanah

yang sama sebagai khalifah Allah…”97

Bagian Isi - berita ini menjelaskan bahwa tradisi, pandangan, serta relasi

pergaulan sehari-hari menjadi pangkal banyaknya perempuan melakukan korupsi

karena hal tersebut membuat perempuan tumbuh dan terpengaruh menjadi

manusia seadanya yang kurang terobsesi untuk menjadi pribadi yang sukses

sebagai hamba Allah dan menjadi khalifah Allah dalam mempertahankan

integritas diri tatkala berada di sebuah lingkungan yang mengajak berbuat maksiat

seperti tindak pidana korupsi.

95

Wawancara dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis Rubrik Topik Kita majalah

Noor pada 16 Juni 2014. 96

Eriyanto, Analisis Wacana (Yogyakarta: LKIS, 2011), h. 232. 97

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan (Noor, Edisi 31/03/13).

Page 79: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

65

Penutup – pada bagian penutup berita ini berisi pesan dari penulis dalam melihat

realitas yang terjadi terhadap maraknya koruptor perempuan. Penulis menegaskan

bahwa dengan kekuatan iman, ilmu, dan akhlak yang baik, perempuan akan

menjadi pribadi yang mampu menjadi mitra kolaborasi laki-laki dalam melakukan

kebaikan.

c. Struktur Mikro; Semantik

Latar – Maraknya kasus korupsi yang melibatkan kaum perempuan adalah

disebabkan kurangnya iman, dan pengaruh dari lingkungan pergaulan. Hal

tersebut bertentangan dengan Qur‟an Surat at-Taubah/9: 71). Seperti yang

diberitakan sebagai berikut:

“mukmin dan mukminah harus berkolaborasi dalam melakukan

amar ma‟ruf nahi munkar, mendirikan solat, berzakat, dan taat kepada

Allah dan Rasullulah. Mereka yang berkolaborasi untuk melakukan hal-

hal inilah yang akan mendapat rahmat Allah, bukan yang berkolaborasi

dalam kemunkaran, seperti korupsi…”98

Detil – Dalam berita tersebut terdapat beberapa surat Al-qur‟an yang dipaparkan

bersama realitas yang terjadi pada kaum perempuan saat ini dan pada masa

kenabian. Seperti berikut ini:

“Khazanah Islam tak kurang teladan dan acuan. Kehebatan

perempuan-perempuan mukmin teladan yang kuat iman dan teguh

pendirian seperti Aisyah, istri Fir‟aun, dan Maryam telah disebutkan

dalam Al-Qur‟an surat at-Tahrim/66 ayat 11 dan 12. Walau bersuamikan

Fir‟aun Raja Diraja yang memiliki segalanya, Aisyah tak terpengaruh

keimanannya…” 99

98

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 5 (Noor, Edisi 31/12/13) 99

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 8 (Noor, Edisi 31/12/13)

Page 80: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

66

Maksud – Terdapat elemen maksud eksplisit pada berita ini yang menjelaskan

bahwa perempuan juga memiliki hak yang sama untuk berada di ruang publik

dalam menjalankan amanah rakyat. Hal tersebut dijelaskan pada paragraf 1,

“Padahal harapannya, semakin banyak perempuan aktif

mengelola negara, negara makin bersih dari korupsi dan Indeks

Pembangunan Manusia meningkat. Seperti yang terjadi di negara-negara

Skandinavia; Swiss, Finlandia, Denmark, dan Belgia. Banyaknya jabatan

yang dipegang perempuan di Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif menjadi

faktor penting yang mengantarkan negara-negara ini sebagai negara

maju dan makmur di dunia, serta bersih dari korupsi…”100

Pra-anggapan – Terdapat elemen pra-anggapan pada paragraf 2 berita ini,

“Kalau mau jujur dan dihitung semuanya, pelaku korupsi dan

jumlah yang dikorupsi laki-laki jauh lebih banyak…”101

Dan terdapat pula pra-anggapan pada paragraf 3,

“Jika perempuan kurang berkualitas, atau kurang maksimal

bekerja gender perempuannya pun disebut. Apalagi jika ia korupsi.

Padahal, pejabat, pegawai atau pengusaha laki-laki yang rendah kualitas,

malas, dan korup juga banyak. Namun, tidak disebut jenis kelaminnya.

Inilah fakta bias gender…”102

Kalimat-kalimat tersebut seakan menyiratkan adanya ketidaksetujuan

penulis terhadap beberapa pemberitaan yang kian marak memojokkan perempuan.

Maka penulis menempatkan dirinya jika berada di posisi tersebut. Karena seperti

banyaknya informasi yang beredar di masyarakat, perempuan seakan menjadi

tersangka hanya karena faktor keserakahan saja. Dan saat perempuan tersebut

100

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 1 (Noor, Edisi 31/12/13) 101

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 2 (Noor, Edisi 31/12/13)

102

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 3 (Noor, Edisi 31/12/13)

Page 81: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

67

tersangkut kasus korupsi, maka jenis kelamin akan menjadi sorotan utama

masyarakat.

d.Struktur Mikro (Sintaksis)

Bentuk Kalimat – pada paragraf pertama, “Semakin banyak perempuan mengelola

negara, negara makin bersih dari korupsi…”103

Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari

pernyataannya.104

Kalimat tersebut menunjukkan bahwa perempuan terlihat lebih

memiliki kekuasaan. Seperti penuturan penulis saat di wawancarai berikut ini:

“Di dalam pembahasan rubrik Topik Kita saya ingin menonjolkan

sisi positif perempuan, sekalipun dalam pembahasan ini mengenai

korupsi, tapi saya tetap ingin menonjolkan sisi baik dari perempuan…”105

Koherensi – terdapat pada paragraf 2,

“Sebab, kalau mau jujur dan dihitung semuanya, pelaku korupsi

dan jumlah yang dikorupsi laki-laki jauh lebih banyak. Hanya saja,

masyarakat tidak pernah mempermasalahkan jenis kelamin saat

pelakunya laki-laki…”106

Elemen koherensi diatas menjelaskan mengenai sebab perempuan yang

melakukan tindak pidana korupsi akan mendapat citra yang buruk dari

masyarakat. Padahal jika mau ditelusuri, pelaku korupsi lebih banyak adalah

kaum laki-laki.

Koherensi Kondisional - pada paragraf 7 terdapat kalimat,

“Tradisi, pandangan, pola asuh, dan relasi sehari-hari yang umum

terjadi seputar kita, disadari atau tidak, telah menghasilkan perempuan-

103

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 1 (Noor, Edisi 31/12/13) 104

Eriyanto, Analisis Wacana (Yogyakarta: LKIS, 2011), h. 251. 105

Wawancara dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis Rubrik Topik Kita majalah Noor pada 16 Juni 2014.

106 Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 2 (Noor, Edisi 31/12/13)

Page 82: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

68

perempuan yang rentan dan rapuh menghadapi godaan dan ujian yang

mempertaruhkan integritas pribadi…”107

Pada kalimat tersebut bermakna bahwa penulis/wartawan ingin

memberikan penekanan terhadap penyebab perempuan-perempuan terlibat dalam

tindak pidana korupsi. Kalimat ini bermakna positif untuk mengingatkan khalayak

khususnya perempuan bahwa tradisi, pandangan, dan hubungan sehari-hari yang

baik merupakan hal penting untuk terhindar dari kegiatan yang merugikan.

Kata Ganti – terdapat pada paragraf 8,

“Kita dan anak-anak perempuan kita sudah saatnya hidup dalam

pandangan, cerita, materi ajar, dan pola asuh yang memotivasi diri

menjadi “muslimah sukses” sebagai hamba dan khilafah Allah dalam arti

sesungguhnya…”108

Pemakaian kata ganti “kita” menciptakan perasaan bersama di antara

wartawan dan khalayak. Sehingga tidak ada batasan antara wartawan dan

khalayak, karena pendapat khalayak diwakili oleh wartawan.109

Pengingkaran - terdapat pada paragraf 3,

“Padahal, pejabat, pegawai, atau pengusaha laki-laki yang rendah

kualitas, malas, dan korup juga banyak. Namun, tidak disebut jenis

kelaminnya. Inilah fakta bias gender…”110

Kalimat ini jelas menyiratkan sebuah kecurigaan majalah Noor terhadap

keberpihakan berbagai media yang selalu menyudutkan peran perempuan ketika

seorang perempuan dinyatakan sebagai koruptor. Hal ini juga diperkuat oleh

tanggapan Pimimpinan Redaksi yang menyatakan sebagai berikut:

107

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 7 (Noor, Edisi 31/12/13) 108

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 8 (Noor, Edisi 31/12/13) 109

Eriyanto, Analisis Wacana (Yogyakarta: LKIS, 2011), h. 254. 110

Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan,Paragraf 3 (Noor, Edisi 31/12/13)

Page 83: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

69

“peran perempuan seharusnya tidak dipandang sebelah mata,

karena bagaimana pun, perempuan juga makhluk sosial yang bisa berbuat

salah. Namun, ketika perempuan salah seharusnya tidak usah

mempermasalahkan tentang bias gendernya…”111

e. Struktur Mikro (Stilistik)

Leksikon – terdapat kata mengelola negara dan mengantarkan negara-negara

(paragraf 1) kata mengelola dan mengantarkan adalah bentuk harapan masyarakat

agar perempuan dalam mengelola negara dapat mengantarkan negara tersebut

menjadi negara yang lebih baik dan terbebas dari korupsi. Masyarakat tidak

mempermasalahkan jenis kelamin saat pelakunya laki-laki…(paragraf 2) kata

mempermasalahkan dinilai bahwa masih banyak pihak yang kontra terhadap peran

perempuan di ranah publik. Bias gender (paragraf 3) kata tersebut menjadi sesuatu

yang bersifat diskriminatif karena menyinggung masalah gender hanya karena

pelakunya adalah perempuan. Membeda-bedakan, mengemban amanah, dan

berkolaborasi (paragraf 4) kata-kata tersebut menunjukan bahwa di dalam al-

Qur‟an sudah terdapat bukti nyata bahwa agama tidak pernah membeda-bedakan

laki-laki dan perempuan serta tugas dan kewajiban di dunia untuk menyerukan

kebaikan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah swt. Sering terpolusi oleh

tradisi…(paragraf 7) kata terpolusi menjelaskan bahwa perempuan yang

melakukan tindak pidana korupsi disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan

sekitar serta pola fikir yang salah. Sirah nabawiyah dan Ummul mukminin

(paragraf 8) mencerminkan sosok perempuan pada zaman nabi Muhammad saw

yang berjuang dengan integritas dan iman yang kuat serta perjuangan nyata dalam

memajukan Islam dan masyarakat.

111

Wawancara dengan Jetti R. Hadi, Redaktur dan Penulis Rubrik Topik Kita majalah Noor pada 07 Mei 2014.

Page 84: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

70

f. Struktur Mikro (Retoris)

Grafis – terdapat lead dengan tulisan tebal, dan sebagai sebuah kalimat pembuka,

lead tersebut cukup mengundang pertanyaan karena tidak ada kelanjutan antara

lead dengan berita utama. Terdapat pula lima sub-judul dengan huruf lebih

tebaldan diberi warna coklat antara lain yaitu: Bahan Muhasabah, Kembali

Kepada al-qur‟an, Sering Terpolusi, Motivasi “Muslimah Sukses”, dan Tak Perlu

Khawatir. Tepat di sebelah kanan judul terdapat gambar keretakan tanah dengan

bunga di atasnya, yang maksudnya ialah bunga sebagai perempuan dan tanah

adalah sebagai iman.

Metafora – bias gender adalah produk pemikiran manusia yang sangat

dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan tradisi (paragraf 4) kalimat ini

menjelaskan bahwa bias gender hanyalah bentuk pola pikir manusia yang tidak

sesuai dengan pernyataan al-Quran yang sifatnya sudah pasti dan tidak dapat

diubah.

Tabel 5.

Analisis Level Teks Berita Berjudul Agar Perempuan Tak Rentan

No Struktur Wacana Elemen Hasil Analisis

1. Struktur Makro Tema Perempuan yang terkait kasus

korupsi dan sebagian

diantaranya ialah sepasang

suami istri.

Page 85: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

71

2. Superstruktur Skema Pendahuluan, Lead

pembuka penulis

menyatakan bahwa

perempuan dan laki-laki

senantiasa saling

membantu dalam

mengemban amanah

sebagai khalifah Allah.

Isi, tradisi, pandangan,

serta relasi pergaulan

sehari-hari menjadi

pangkal banyaknya

perempuan melakukan

korupsi karena hal

tersebut membuat

perempuan tumbuh dan

terpengaruh menjadi

manusia seadanya yang

kurang terobsesi untuk

menjadi pribadi yang

sukses sebagai hamba

Allah dan menjadi

khalifah Allah dalam

mempertahankan

integritas diri tatkala

berada di sebuah

lingkungan yang

mengajak berbuat

maksiat seperti tindak

pidana korupsi.

Penutup, pesan dari

penulis dalam melihat

realitas yang terjadi

terhadap maraknya

koruptor perempuan.

3. Struktur Mikro

(Semantik)

Latar Latar masalah ini adalah

maraknya kasus korupsi yang

melibatkan kaum perempuan

yang disebabkan kurangnya

iman, dan pengaruh dari

lingkungan pergaulan.

Detil Terdapat beberapa surat Al-

qur‟an yang dipaparkan bersama

realitas yang terjadi pada kaum

perempuan saat ini dan pada

masa kenabian.

Page 86: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

72

Maksud Pada paragraf 1, terdapat

penjelasan mengenai hak

perempuan di ruang publik.

Pra-anggapan Paragraf 2, “Kalau mau

jujur dan dihitung

semuanya, pelaku

korupsi dan jumlah yang

dikorupsi laki-laki jauh

lebih banyak.”

Paragraf 3, “ Jika

perempuan kurang

berkualitas, atau kurang

maksimal bekerja gender

perempuannya pun

disebut. Apalagi jika ia

korupsi. Padahal,

pejabat, pegawai atau

pengusaha laki-laki yang

rendah kualitas, malas,

dan korup juga banyak.

Namun, tidak disebut

jenis kelaminnya. Inilah

fakta bias gender.”

4. Struktur Mikro Bentuk

Kalimat

Pada paragraf pertama, Semakin

banyak perempuan mengelola

negara, negara makin bersih

dari korupsi.

Koherensi Paragraf 2, Sebab, kalau mau

jujur dan dihitung semuanya,

pelaku korupsi dan jumlah yang

dikorupsi laki-laki jauh lebih

banyak. Hanya saja, masyarakat

tidak pernah

mempermasalahkan jenis

kelamin saat pelakunya laki-laki.

Koherensi

kondisional

Paragraf 7, Tradisi, pandangan,

pola asuh, dan relasi sehari-hari

yang umum terjadi seputar kita,

disadari atau tidak, telah

menghasilkan perempuan-

perempuan yang rentan dan

rapuh menghadapi godaan dan

ujian yang mempertaruhkan

integritas pribadi.

Page 87: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

73

Kata Ganti Paragraf 8, “Kita dan anak-anak

perempuan kita sudah saatnya

hidup dalam pandangan, cerita,

materi ajar, dan pola asuh yang

memotivasi diri menjadi

“muslimah sukses” sebagai

hamba dan khilafah Allah dalam

arti sesungguhnya.”

Pengingkaran Paragraf 3, Padahal, pejabat,

pegawai, atau pengusaha laki-

laki yang rendah kualitas,

malas, dan korup juga banyak.

Namun, tidak disebut jenis

kelaminnya. Inilah fakta bias

gender.

5. Struktur MIkro

(Stilistik)

Leksikon Mengelola negara dan

mengantarkan negara-negara

(paragraf 1), Masyarakat tidak

mempermasalahkan jenis

kelamin saat pelakunya laki-

laki…(paragraf 2), Bias gender

(paragraf 3), Membeda-bedakan,

mengemban amanah, dan

berkolaborasi (paragraf 4),

Sering terpolusi oleh

tradisi…(paragraf 7), Sirah

nabawiyah dan Ummul

mukminin (paragraf 8).

6. Struktur Mikro

(Retoris)

Grafis Terdapat lead dengan tulisan

tebal, dan sebagai sebuah

kalimat pembuka, lead tersebut

cukup mengundang pertanyaan

karena tidak ada kelanjutan

antara lead dengan berita utama.

Terdapat pula lima sub-judul

dengan huruf lebih tebaldan

diberi warna coklat antara lain

yaitu: Bahan Muhasabah,

Kembali Kepada Al-qur‟an,

Sering Terpolusi, Motivasi

“Muslimah Sukses”, dan Tak

Perlu Khawatir. Tepat di

sebelah kanan judul terdapat

gambar keretakan tanah dengan

bunga diatasnya, yang

maksudnya ialah bunga sebagai

perempuan dan tanah adalah

sebagai iman.

Page 88: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

74

Metafora Bias gender adalah produk

pemikiran manusia yang sangat

dipengaruhi oleh latar belakang

budaya dan tradisi (paragraf 4).

2. Analisis Teks Berita Berjudul Peta Identitas Perempuan: Menyikapi

Fenomena Koruptor Perempuan (31/12/2013)

a. Struktur Makro; Tematik

Pada struktur makro yang diutamakan adalah gagasan inti atau tema yang

akan diungkapkan oleh wartawan penulis, Badriyah Fayumi dan Umar Fayumi,

melalui berita ini. Maka, tema yang dapat diangkat dari berita yang terbit pada 31

Desember 2013 berjudul Peta Identitas Perempuan: Menyikapi Fenomena

Koruptor Perempuan adalah wartawan penulis ingin mempertegas bahwa

maraknya koruptor perempuan merupakan bagian dari dinamika sosial yang harus

disikapi secara benar dan bijaksana.

b. Super Struktur; Skematik

Pada pendahuluan - berita berjudul Peta Identitas Perempuan: Menyikapi

Fenomena Koruptor Perempuan menjadi elemen utama yang pada umumnya

menunjukkan tema yang ingin ditampilkan oleh wartawan dalam pemberitaannya.

Selain itu pemberitaan ini dianggap sangat penting karena merupakan isu besar

yang terjadi di Indonesia.

Bagian isi – berita ini menjelaskan bahwa perbedaan antara perempuan dan laki-

laki juga menjadi penyebab maraknya kasus korupsi di kalangan perempuan.

Perbedaan tersebut antara lain secara alamiah, biologis, dan secara psikologis.

Page 89: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

75

Namun, diantara ketiga perbedaan tersebut, terdapat perbedaan umum yang

mendasari perempuan melakukan tindak pidana korupsi yaitu pada struktur dan

fungsi kerja otak yang memunculkan perbedaan dalam cara berpikir dan reaksi-

reaksi psikologis tertentu, sehingga keduanya punya kecenderungan mental dan

pola perilaku yang berbeda-beda.

Penutup – terdapat pandangan dari wartawan penulis mengenai emansipasi

perempuan yang secara artifisial bisa dikatakan cukup sukses diterapkan di

Indonesia. Hal tersebut dikatakan juga harus dibarengi dengan pendidikan

karakter dan penguatan moral keagamaan yang kokoh.

c. Struktur Mikro; Semantik

Latar – pada awal berita ini diceritakan mengenai hasil studi dan kajian dari

beberapa Universitas terkemuka di dunia, salah satunya Universitas Sussex (tanpa

tahun), Dewan Eropa (2004), TI (2007), dan GTZ (2004) yang menunjukkan tidak

adanya pengaruh gender dengan korupsi.

“Jika akses terhadap kekuasaan dibuka, belum tentu perempuan

tak korupsi dan lebih tak korup. Lihat saja apa yang terjadi di Indonesia

belakangan setidaknya menguatkan hasil temuan ini…”112

Detil – terdapat detil mengenai persamaan dan perbedaan antara laki-laki

perempuan. detil mengenai persamaan terdapat di paragraf 4,

“Persamaan antara laki-laki dan perempuan juga tampak pada

kecenderungan-kecenderungan naluriah yang dimiliki oleh setiap

manusia; seperti keinginan kuat untuk dapat bertahan hidup,

112

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 2 (Noor, Edisi 31/12/13).

Page 90: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

76

mendapatkan status sosial yang terhormat, hidup serbakecukupan atau

bahkan berlebih, dan sebagainya…”113

Sedangkan perbedaannya terdapat pada paragraf 5,

“Adapun perbedaan alamiah yang bersifat mendasar diantara

keduanya juga tidak sedikit. Secara biologis, misalnya, perempuan

dianugerahi rahim, sementara laki-laki tidak…”114

Dari detil tersebut dapat diketahui bahwa di antara laki-laki dan

perempuan terdapat perbedaan yang sangat berpengaruh terhadap fungsi sosial

keduanya. Dan dari segi perbedaan pola pikir juga sangat berpengaruh di ruang

publik karena keduanya akan menghasilkan kecenderungan mental dan pola

perilaku yang berbeda.

Maksud – Pada paragraf enam dijelaskan secara implisit bahwa perempuan

hakikatnya memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki di ruang publik tapi

perempuan mempunyai batasan karena harus membagi tugas sebagai istri, dan ibu

rumah tangga yang baik. Karena pada dasarnya, mencari nafkah adalah tugas

suami. Namun hal tersebut tidak berpengaruh, karena perempuan kebanyakan

memiliki sifat kosumtif berlebih dibandingkan dengan laki-laki. Pernyataan

tersebut bertentangan dengan berita yang dimuat oleh wartawan penulis.

“Dengan demikian, menganalisis fenomena perempuan dan

korupsi dengan cara pandang esensialis yang melihat perempuan sebagai

identitas jenis kelamin yang bersifat homogen, yang karenanya perempuan

dimanapun dianggap sama, bahwa mereka akan berperilaku dan berpikir

serta mempunyai kepentingan yang sama, tentunya kurang tepat dan akan

mengaburkan banyak fakta…”115

Dan terdapat pula maksud eksplisit pada paragraf 12,

113

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 4 (Noor, Edisi 31/12/13). 114

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 5 (Noor, Edisi 31/12/13). 115

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor Perempuan,

Paragraf 6 (Noor, Edisi 31/12/13).

Page 91: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

77

“Oleh sebab itu, diperlukan adanya proses pendidikan dan

pendewasaan terus-menerus, sehingga baik laki-laki maupun perempuan

bisa sama-sama hadir mengisi ruang-ruang kekhilafahan di bumi dengan

integritas diri dan kepribadian yang luhur dan bermanfaat bagi banyak

orang, bukan sebaliknya menyakiti dan menyengsarakan banyak

orang…”116

Pra-anggapan – Terdapat pra-anggapan pada paragraf 6 mengenai pernyataan

wartawan penulis tentang perempuan.

“Sebab identitas gender perempuan sebetulnya sangat majemuk.

Identitas itu tidak bisa dilepaskan dari berbagai macam faktor yang saling

mempengaruhi, seperti kelas sosial, ideologi, afiliasi politik, pendidikan

dan pengalaman hidup, tradisi dan budaya yang telah dan sedang

berkembang, kepentingan, preferensi pribadi, akses pada sumber daya

dan kekuasaan, dan sebagainya. Semua itu tentu akan sangat berpengaruh

terhadap cara pandang dan perilaku perempuan. dalam hal ini

perempuan dan laki-laki adalah sama…”117

Elemen wacana pra-anggapan merupakan pernyataan yang digunakan

untuk mendukung makna dari suatu teks.118

Nominalisasi – Nominalisasi dalam elemen wacana digunakan untuk menjabarkan

fakta. Dalam berita ini terdapat nominalisasi terhadap kategorisasi antara

perempuan dan laki-laki pada paragraf 7 yang disebutkan seperti berikut,

“Dalam tinjauan filsafat Islam, persamaan dan perbedaan antara

laki-laki dan perempuan itu digambarkan dalam dua kategori, yaitu

dengan melihat keduanya sebagai makhluk hidup secara biologis (basyar)

dan sebagai makhluk sosial yang berbudaya (insan)…”119

116

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 12 (Noor, Edisi 31/12/13). 117

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 6 (Noor, Edisi 31/12/13). 118

Eriyanto, Analisis Wacana (Yogyakarta: LKIS, 2011), h. 256. 119

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 7, (Noor, Edisi 31/12/13).

Page 92: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

78

d. Struktur Mikro; Sintaksis

Bentuk kalimat – Dalam berita ini terdapat penjelasan dari informasi yang bersifat

umum ke informasi yang lebih khusus atau jenis paragraf deduktif yang

berkenaan dengan konsep Islam. Bentuk kalimat aktif terdapat pada paragraf 9,

“Pada titik inilah Islam hadir untuk mengajarkan nilai-nilai

keluhuran dan tata aturan tentang kewenangan, hak dan tanggung jawab

masing-masing, sehingga cita-cita penebaran kerahmatan bagi alam

semesta yang menjadi risalah utamanya bisa benar-benar

diwujudkan…”120

Pada paragraf 13,

“Dengan rasa empati yang kuat sebagai hamba manusia dapat

menempatkan dirinya di tengah-tengah manusia lainnya sebagai sosok

yang “berkerahmatan”…”121

Dan pada paragraf 14 terdapat kalimat aktif yang dibarengi dengan kalimat

pasif, namun diantara keduanya, dalam berita ini kalimat aktif lebih ditonjolkan

daripada kalimat pasif.

“Prinsip empati itu mengajarkan kepada manusia agar senantiasa

bisa menyelami serta memahami keadaan yang sedang dialami orang lain,

bagaimana dia bisa mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya

sendiri, menghormati dan menghargai orang lain sebagaimana ia suka

dihormati dan dihargai, membantu orang lain sebagaimana ia suka

dibantu, dan seterusnya…”122

Koherensi – Koherensi pada elemen wacana digunakan untuk melihat bagaimana

seseorang secara strategis menggunakan wacana untuk menjelaskan suatu fakta

dan peristiwa. Dan dalam berita ini terdapat pada paragraf 1,

120

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 9, (Noor, Edisi 31/12/13). 121

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 13, (Noor, Edisi 31/12/13). 122

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 14, (Noor, Edisi 31/12/13).

Page 93: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

79

“Gejala itu pada gilirannya mematahkan argumen dan teori yang

pernah menjadi refrensi; seperti hasil studi Universitas Maryland (1999),

Bank Dunia (1999), Transparency International (TI) Kenya (2001),

Universitas Queensland (tanpa tahun), dan Ricol, Lasterie & associates

(2007) yang menyatakan bahwa lebih jarang perempuan membayar suap

dan korupsi akan turun apabila lebih banyak perempuan terwakili di

parlemen…”123

Kalimat tersebut menyatakan bahwa sudah banyak studi kasus yang

menguji tentang fenomena koruptor perempuan di ranah politik. Tetapi banyaknya

perempuan yang menjadi koruptor bisa diatasi dengan banyaknya perempuan

yang menjadi wakil di parlemen.

Koherensi Pembeda – terdapat kalimat koherensi pembanding pada paragraf 9,

“Teologi Islam juga menegaskan bahwa sebagai basyar baik laki-

laki ataupun perempuan keduanya sama-sama tunduk kepada hukum

kehidupan (biologis), sedangkan sebagai insan keduanya juga harus

tunduk kepada kode etik dan norma kemanusiaan…”124

Pernyataan wartawan penulis yang didasarkan dari konsep teologi islam

tersebut bahwa baik perempuan maupun laki-laki sebagai insan manusia harus

tunduk kepada kode etik dan norma kemanusiaan. Kata tunduk mengartikan

bahwa sebagai makhluk hidup, apapun jenis kelaminnya harus mentaati norma-

norma yang berlaku, baik norma adat, norma hukum, maupun norma agama.

Kata Ganti – pada paragraf tiga terdapat kalimat kata ganti berupa kita. Kata kita

disini memiliki arti jamak yang menciptakan perasaan bersama di antara

wartawan dan khalayak.

123

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 1, (Noor, Edisi 31/12/13). 124

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 9, (Noor, Edisi 31/12/13).

Page 94: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

80

“Kita semua maklum bahwa di antara laki-laki dan perempuan

secara umum memang terdapat persamaan dan perbedaan…”125

e. Struktur Mikro; Stilistik

Leksikon – terdapat kalimat, lebih jarang perempuan membayar suap (Paragraf 1)

kata suap bermakna bahwa perempuan yang tidak melakukan kecurangan dengan

uang. Proses dialektika psikologis dan budaya (Paragraf 3) kata dialektika

maksudnya adalah antara perempuan dan laki-laki seharusnya memiliki

komunikasi dua arah agar tidak ada salah paham yang juga menjadi salah satu

penyebab perempuan korupsi. Keduanya juga sama-sama punya sistem kontrol

diri (kesadaran; akal budi) dan buaian-buaian nafsu duniawi yang bisa

menjadikannya sebagai pribadi yang luhur budi dan bermartabat atau sebalinya

menjadi individu yang bejat jahat (paragraf 4) kata buaian-buaian bermakna

rayuan, kata luhur budi maksudnya ialah agar perempuan memiliki perilaku yang

bisa dijadikan contoh oleh khalayak khususnya khalayak perempuan. sedangkan

kata bejat pada paragraf 4 ini bermakna sebagai perempuan sudah sepantasnya

ketika bertindak selain mengandalkan pikiran juga harus melibatkan hati nurani.

Kata bejat memiliki arti sangat jahat atau buruk. Identitas gender perempuan

sebetulnya sangat majemuk (paragraf 6) kata identitas gender bermakna seseorang

yang memiliki kepribadian maskulin dan feminim. Konsepsi Insan dan Basyar

(Paragraf 7) kata Insan dan Basyar merupakan suatu konsep Islam dimana Insan

berarti makhluk sosial yang berbudaya dan Basyar memiliki arti sebagai makhluk

hidup secara biologis.

125

Berita berjudul Peta Identitas Perempuan; Menyikapi Fenomena Koruptor

Perempuan, Paragraf 3, (Noor, Edisi 31/12/13).

Page 95: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

81

f. Struktur Mikro; Retoris

Grafis – Terdapat penebalan huruf pada judul dan diberi dua variasi warna yaitu

hitam dan oranye. Judul dibuat dengan font huruf kapital secara keseluruhan.

Tidak hanya judul yang dibuat menarik, tetapi juga gambar yang mendukung

judul dan tema mengenai koruptor perempuan. Pada gambar terdapat sebuah tas

berisi uang berserakan, yang bermakna bahwa uang berserakan tersebut adalah

milik rakyat bukan milik pelaku tindak pidana korupsi. Dalam berita berjudul Peta

Identitas Perempuan ini, dilengkapi dengan beberapa konsep Islam yang

dituliskan dengan garis miring seperti Insan, Basyar, serta konsep „Ubudah.

Metafora – Beberapa kata yang mengandung elemen metaofa dalam berita ini,

diantaranya hubungan kausalitas (Paragraf 2) hubungan kausalitas diartikan

sebagai hubungan sebab akibat antara peningkatan partisipasi perempuan dan

penurunan korupsi. Insan dan Basyar (Paragraf 8) Insan diartikan sebagai

makhluk sosial yang berbudaya, baik laki-laki maupun perempuan hakikatnya

adalah sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan Basyar yang bermakna

makhluk hidup secara biologis, karena secara biologis, baik laki-laki dan

perempuan memiliki persamaan dan perbedaan yang harus di mengerti satu sama

lainnya. Teologi Islam (Paragraf 9) merupakan sebuah ilmu ketuhanan yang wajib

dimiliki setiap makhluk hidup yang bernyawa, baik laki-laki maupun kaum

perempuan. Artifisial (Paragraf 16) kata ini mengandung makna tidak alami atau

buatan, karena pada dasarnya emansipasi terhadap perempuan bisa berlangsung

perlahan-lahan karena sebuah proses.

Page 96: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

82

Tabel 6.

Analisis Level Teks Berita Berjudul Peta Identitas Perempuan

No Struktur Wacana Elemen Hasil Analisis

1. Struktur Makro Tema wartawan penulis ingin

mempertegas bahwa maraknya

koruptor perempuan

merupakan bagian dari

dinamika sosial yang harus

disikapi secara benar dan

bijaksana.

2. Superstruktur Skema Pendahuluan, Bagian

awal berita ini berjudul

Peta Identitas

Perempuan: Menyikapi

Fenomena Koruptor

Perempuan.

Isi, berita ini

menjelaskan bahwa

perbedaan antara

perempuan dan laki-

laki juga menjadi

penyebab maraknya

kasus korupsi di

kalangan perempuan.

Perbedaan tersebut

antara lain secara

alamiah, biologis, dan

secara psikologis.

Namun, diantara ketiga

perbedaan tersebut,

terdapat perbedaan

umum yang mendasari

perempuan melakukan

tindak pidana korupsi

yaitu pada struktur dan

fungsi kerja otak yang

memunculkan

perbedaan dalam cara

berpikir dan reaksi-

reaksi psikologis

tertentu, sehingga

keduanya punya

kecenderungan mental

Page 97: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

83

dan pola perilaku yang

berbeda-beda.

Penutup, terdapat

pandangan dari

wartawan penulis

mengenai emansipasi

perempuan yang secara

artifisial bisa dikatakan

cukup sukses

diterapkan di

Indonesia. Hal tersebut

dikatakan juga harus

dibarengi dengan

pendidikan karakter

dan penguatan moral

keagamaan yang

kokoh.

3. Struktur Mikro

(Semantik)

Latar Paragraf 1, Jika akses

terhadap kekuasaan dibuka,

belum tentu perempuan tak

korupsi dan lebih tak korup.

Lihat saja apa yang terjadi di

Indonesia belakangan

setidaknya menguatkan hasil

temuan ini.

Detil Paragraf 4, Persamaan antara

laki-laki dan perempuan juga

tampak pada kecenderungan-

kecenderungan naluriah yang

dimiliki oleh setiap manusia;

seperti keinginan kuat untuk

dapat bertahan hidup,

mendapatkan status sosial

yang terhormat, hidup

serbakecukupan atau bahkan

berlebih, dan sebagainya.

Paragraf 5, Adapun perbedaan

alamiah yang bersifat

mendasar diantara keduanya

juga tidak sedikit. Secara

biologis, misalnya, perempuan

dianugerahi rahim, sementara

laki-laki tidak.

Page 98: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

84

Maksud Paragraf 6, Dengan

demikian, menganalisis

fenomena perempuan

dan korupsi dengan

cara pandang

esensialis yang melihat

perempuan sebagai

identitas jenis kelamin

yang bersifat homogen,

yang karenanya

perempuan dimanapun

dianggap sama, bahwa

mereka akan

berperilaku dan

berpikir serta

mempunyai

kepentingan yang

sama, tentunya kurang

tepat dan akan

mengaburkan banyak

fakta.

Paragraf 12, Oleh

sebab itu, diperlukan

adanya proses

pendidikan dan

pendewasaan terus-

menerus, sehingga baik

laki-laki maupun

perempuan bisa sama-

sama hadir mengisi

Page 99: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

85

ruang-ruang

kekhilafahan di bumi

dengan integritas diri

dan kepribadian yang

luhur dan bermanfaat

bagi banyak orang,

bukan sebaliknya

menyakiti dan

menyengsarakan

banyak orang.

Pra-anggapan Paragraf 6, Sebab identitas

gender perempuan sebetulnya

sangat majemuk. Identitas itu

tidak bisa dilepaskan dari

berbagai macam faktor yang

saling mempengaruhi, seperti

kelas sosial, ideologi, afiliasi

politik, pendidikan dan

pengalaman hidup, tradisi dan

budaya yang telah dan sedang

berkembang, kepentingan,

preferensi pribadi, akses pada

sumber daya dan kekuasaan,

dan sebagainya. Semua itu

tentu akan sangat

berpengaruh terhadap cara

pandang dan perilaku

perempuan. dalam hal ini

perempuan dan laki-laki

adalah sama.

Nominalisasi Paragraf 7, kata dua kategori

4. Struktur Mikro

(Sintaksis)

Bentuk

Kalimat

Pada titik inilah Islam

hadir untuk

mengajarkan nilai-

nilai keluhuran dan

tata aturan tentang

kewenangan, hak dan

tanggung jawab

masing-masing,

sehingga cita-cita

penebaran kerahmatan

bagi alam semesta

yang menjadi risalah

utamanya bisa benar-

benar diwujudkan

(Paragraf 9).

Page 100: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

86

Dengan rasa empati

yang kuat sebagai

hamba manusia dapat

menempatkan dirinya

di tengah-tengah

manusia lainnya

sebagai sosok yang

“berkerahmatan”

(Paragraf 13).

Prinsip empati itu

mengajarkan kepada

manusia agar

senantiasa bisa

menyelami serta

memahami keadaan

yang sedang dialami

orang lain, bagaimana

dia bisa mencintai

orang lain

sebagaimana

mencintai dirinya

sendiri, menghormati

dan menghargai orang

lain sebagaimana ia

suka dihormati dan

dihargai, membantu

orang lain

sebagaimana ia suka

dibantu, dan

seterusnya (Paragraf

14).

Koherensi Paragraf 1, “Gejala itu pada

gilirannya mematahkan

argumen dan teori yang

pernah menjadi refrensi;

seperti hasil studi Universitas

Maryland (1999), Bank Dunia

(1999), Transparency

International (TI) Kenya

(2001), Universitas

Queensland (tanpa tahun), dan

Ricol, Lasterie & associates

(2007) yang menyatakan

bahwa lebih jarang

perempuan membayar suap

dan korupsi akan turun

apabila lebih banyak

perempuan terwakili di

Page 101: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

87

parlemen.”

Koherensi

Pembeda

Paragraf 9,“Teologi Islam

juga menegaskan bahwa

sebagai basyar baik laki-laki

ataupun perempuan keduanya

sama-sama tunduk kepada

hukum kehidupan (biologis),

sedangkan sebagai insan

keduanya juga harus tunduk

kepada kode etik dan norma

kemanusiaan.”

Kata Ganti Paragraf 3, “Kita semua

maklum bahwa di antara laki-

laki dan perempuan secara

umum memang terdapat

persamaan dan perbedaan.”

5. Struktur Mikro

(Stilistik)

Leksikon Suap (Paragraf 1), dialektika

(Paragraf 3), buaian-buaian

nafsu duniawi dan bejat jahat

(paragraf 4), Identitas gender

(Paragraf 6), Insan dan Basyar

(Paragraf 7).

6. Struktur Mikro

(Retoris)

Grafis penebalan huruf pada

judul dan diberi dua

variasi warna yaitu

hitam dan oranye.

Judul dibuat dengan

font huruf kapital.

Terdapat gambar

sebuah tas berisi uang

berserakan.

Terdapat beberapa

konsep Islam yang

dituliskan dengan garis

miring seperti Insan,

Basyar, serta konsep

„Ubudah.

Metafora hubungan kausalitas (Paragraf

2), Insan dan Basyar (Paragraf

8), Teologi Islam (Paragraf 9),

Artifisial (Paragraf 16).

Page 102: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

88

B. Analisis Level Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya dibatasi pada struktur teks, karena struktur

wacana itu sendiri menunjukkan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Dalam

hal tersebut, pengetahuan wartawan juga turut memberikan pengaruh terhadap

bagaimana suatu peristiwa diproduksi dalam media.126

Pandangan dan

pengetahuan wartawan penulis terhadap penulisan berita dianggap sangat

berpengaruh terhadap suatu tulisan.

Dalam berita ini, menurut hasil wawancara dengan Badriyah Fayumi

(redaktur dan wartawan penulis majalah Noor), yang membawahi berita ini, beliau

menyebutkan bahwa seorang wartawan penulis tidak harus memiliki latar

belakang sesuai apa yang dijadikan bahan berita. Tetapi ketika seseorang

memutuskan untuk menjadi wartawan maka beliau harus dapat memposisikan

dirinya sebagai pihak yang netral dan bersifat general. Berikut ini adalah kutipan

wawancara dengan Badiyah Fayumi:

“Kalau mau menjadi seorang wartawan, yang pertama harus

berani, berani dalam artian, berani mencari tahu dan menuliskan apa

yang kita pikirkan yang menurut kita bermanfaat bagi orang lain. Tetapi

tidak hanya itu, seorang wartawan tidak boleh memihak/netral, karena

tugas seorang wartawan adalah untuk memberikan informasi, bukan

malah memanas-manasi. Selain itu, menjadi wartawan selain mencari

tahu tentang berita yang sedang di buat, Dia juga harus tahu segala hal,

caranya bisa dengan bertanya kepada wartawan senior agar lebih

memperluas wawasan…”127

Setiap media mempunyai sistem kerja berbeda dan khusus terkait dengan

pencarian dan pengumpulan berita, dalam hal ini majalah Noor mengumpulkan

126

Teun Van Dijk, Discourse, Knowledge Power and Politics (Barcelona: Pompeu Fabra

University, 2008), hal. 4. Artikel diakses pada www.discourses.com. 127

Transkip Wawancara langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis

Majalah Noor pada 16 Juni 2014.

Page 103: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

89

berita dengan menugaskan wartawan penulis untuk meliput pada tema dan tempat

yang sudah ditentukan. Siapapun wartawan yang ditugaskan maka harus meliput

kejadian tersebut berdasarkan dimana dan apa tema yang ditugaskan, bukan

terkait darimana wartawan berasal. Karena majalah Noor merupakan majalah

yang terbit satu bulan sekali, maka dimanapun dan apapun tema yang ditugaskan,

wartawan mengerjakan secara professional.

Kasus korupsi misalnya, wartawan yang ditugaskan dalam peliputan

adalah wartawan yang sudah siap di tempat yang berhubungan dengan kasus

korupsi tersebut. Dalam hal ini, majalah Noor menugaskan wartawannya untuk

mencari data ke tempat yang berhubungan dengan kasus korupsi dan perempuan

itu sendiri.

Dari hasil wawancara dengan Badriyah Fayumi dikatakan apabila terdapat

data-data yang kurang lengkap, biasanya data dapat diambil dari orang-orang yang

pernah bertugas meliput tentang korupsi. Selain mengumpulkan berita dari

beberapa tempat, majalah Noor juga mengambil dari Al-quran dan Hadits karena

menurut penulis, Al-qur‟an dan Hadits adalah sumber pokok ajaran umat Islam.

Jadi, di setiap beritanya, majalah Noor selalu menyelipkan konsep yang ada di

dalam Islam terkait masalah yang sedang dibahas. Berikut merupakan analisis

Kognisi Sosial dalam Skema yang diringkas oleh Eriyanto dalam buku Analisis

Wacana:

1. Skema Person (Person Schemas)

Wartawan penulis berita mengenai kasus korupsi yang melibatkan

beberapa perempuan ini merupakan wartawan penulis yang ditugaskan

Page 104: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

90

mengisi tempat-tempat yang berkaitan dengan perkara (misalnya KPK,

ORMAS Perlindungan Perempuan dll). Wartawan Noor tidak harus memiliki

latar belakang tertentu dalam menuliskan suatu berita. Namun, majalah Noor

merupakan majalah yang bernafaskan Islam yang dalam beritanya didasarkan

pada ajaran-ajaran Islam. Meskipun beritanya mengenai koruptor perempuan

yang di beberapa media lain justru memojokkan kaum perempuan karena

melakukan tindak pidana korupsi, majalah Noor memiliki pandangan yang

berbeda dengan majalah lain yang memberitakan hal sama yaitu tentang

perempuan yang terlibat kasus korupsi.

2. Skema Diri (Self Schemas)

Badriyah Fayumi, wartawan penulis yang juga menjadi redaktur

majalah Noor, mengatakan bahwa beliau tertarik meliput berita ini karena

yakin dan ingin membuktikan bahwa perempuan yang terlibat kasus korupsi

pada dasarnya tidak sepenuhnya salah. Karena beberapa diantara terlibat kasus

korupsi diakibatkan oleh suami yang korupsi dan istri hanya menerima uang

hasil pekerjaan suami yang disebut sebagai nafkah. Tetapi nafkah yang

diberikan dan merupakan kewajiban suami terhadap istri justru membuat istri

dipojokkan dan dianggap bersalah. Dan dalam kondisi seperti ini, banyak

masyarakat Indonesia yang membandingkan laki-laki dengan perempuan. Saat

perempuan melakukan kesalahan maka jenis kelaminnya akan disebut-sebut.

Padahal pelaku tindak pidana korupsi kebanyakan adalah kaum laki-laki.

Menurut Badriyah Fayumi Indonesia wajib melihat suatu permasalahan tidak

hanya dari satu sudut pandang:

Page 105: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

91

“Sebagai penulis, saya tertarik buat berita ini karena berita itu

sedang mencuat di masyarakat saat itu, dan yang lebih membuat saya

tertarik karena masalah ini merupakan masalah yang dilatarbelakangi

oleh sosiologis dan politis dimana perempuan dianggap sebagai sosok

yang dapat membebaskan sebuah Negara dari Korupsi. Hal tersebut

terbukti di beberapa Negara, diantaranya: Skandinavia, Swedia,

Finlandia, dan Belgia. Diantara beberapa Negara yang bisa dikatakan

kuat dari korupsi tersebut, keterwakilan perempuan di parlemennya

sangat tinggi. Tetapi ternyata fenomena di Indonesia tidak

demikian…”128

3. Skema Peran (Role Schemas)

Majalah Noor merupakan majalah yang bernafaskan Islam, terlihat

dari organisasi medianya, dan dari berbagai berita yang didasarkan pada

ajaran-ajaran Islam. Tujuan penulisan berita ini dibuat adalah agar tidak lagi

terjadi misrepresentasi terhadap perempuan, dan perempuan tidak lagi

dianggap sebelah mata. Terkait adanya berita ini, majalah Noor ingin

menegaskan kepada pemerintah agar banyak wanita yang terwakilkan di

parlemen. Dan terhadap masyarakat agar masyarakat sadar bahwa peran

perempuan di ruang publik juga penting karena sosok perempuan juga

memiliki integritas yang cukup baik,

“Masyarakat sekarang ini kan stigmanya sudah negatif

terhadap perempuan, maka sudah seharusnya kita sebagai pemberi

informasi meluruskan stigma buruk tersebut menjadi baik. Sudah

sepatutnya, baik perempuan maupun laki-laki berkolaborasi dalam

kebaikan. Menurut saya, isu ini sifatnya sensitif sampai

membandingkan jenis kelamin. Tulisan ini dibuat juga agar

pemerintah melakukan sesuatu agar tidak lagi terjadi hal seperti ini.

Misalnya, buat perkumpulan perempuan untuk belajar bersama dalam

128

Transkip Wawancara langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis

Majalah Noor pada 16 Juni 2014.

Page 106: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

92

hal-hal yang dapat memajukan Negara ini. Berita ini pun saya buat

dengan hati-hati, agar tidak ada salah paham dari pembaca…”129

Majalah Noor mengambil perannya berbeda dengan biasanya karena

menganggap bahwa permasalahan ini memiliki sangkut paut dengan hak

perempuan pada umumnya. Selain itu majalah Noor menyajikan berita ini

secara berbeda dengan media lain karena bagi majalah Noor baik perempuan

maupun laki-laki pada dasarnya baik, yang membedakan hanyalah pola pikir

dan perbuatannya. Berikut merupakan hasil wawancara dengan Jetti R. Hadi:

“Majalah Noor ini kan memang majalah perempuan islami.

Jadi pembahasannya memang lebih ke perempuan, lebih condong

begitu maksudnya. Seperti misalnya masalah haji, kami memfokuskan

hanya pada perempuan seperti seleb berhaji, begitu juga saat ada

masalah korupsi, karena pada dasarnya memang kami mau

menonjolkan sisi baik perempuan…”130

4. Skema Peristiwa (Event Schemas)

Menurut Badriyah Fayumi, wartawan penulis berita mengenai koruptor

perempuan, dia melihat bahwa peristiwa ini adalah peristiwa yang sensitif dan

telah diketahui motif umumnya seperti apa, namun belum diketahui motif

khusus dari tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh perempuan tersebut.

“Tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh perempuan di

Indonesia sebenarnya sudah berlangsung lama, dan bisa dikatakan

banyak pelakunya. Padahal sebetulnya masih lebih banyak koruptor

laki-laki. Mengapa ketika laki-laki yang berbuat tindak pidana korupsi

hanya disebut koruptor, sementara ketika perempuan yang melakukan

tindak pidana korupsi, gendernya dipermasalahkan, dan seolah tidak

dilihat rekam jejaknya…”131

129

Transkip Wawancara Langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis

Majalah Noor pada 16 Juni 2014. 130

Transkip Wawancara Langsung dengan Jetti R. Hadi, Pimimpinan Redaksi Majalah

Noor pada 7 Mei 2014. 131

Transkip Wawancara Langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis

Majalah Noor pada 16 Juni 2014.

Page 107: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

93

Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Jetti R. Hadi, perempuan

adalah harapan bangsa yang seharusnya berfikir cerdas ketika akan

melakukan sesuatu terlebih sesuatu itu lebih banyak manfaat atau

mudharatnya. Pada wawancara yang dilakukan peneliti kepada dua

narasumber, yakni Badriyah Fayumi (Redaktur dan Wartawan Penulis

Majalah Noor) dan Jetti R. Hadi (Pimpinan Redaksi Majalah Noor)

mengatakan hal yang sedikit berbeda mengenai berita ini.

Badriyah sendiri berpandangan bahwa berita ini muncul sarat akan

motif politik yang juga berkaitan dengan sosiologis, dan agamis. Sementara

Jetti menilai bahwa permasalah ini adalah isu yang dimunculkan oleh banyak

media untuk menarik simpati dari rakyat, tetapi di majalah Noor isu ini

kemudian diangkat dengan cara penyampaian yang berbeda.

C. Analisis Level Konteks Sosial

1.Praktik Kekuasaan

Media merupakan institusi sosial yang penting karena memiliki peran

yang sangat penting bagi kemajuan perempuan, yang bertindak sebagai

penentu makna dan memainkan sebuah peran dalam menentukan dan

mempertahankan definisi cultural mengenai gender. Selain itu, media juga

sebagai pemberi informasi kepada khalayak. Sehingga dalam hal ini media

memiliki kuasa yang besar terhadap informasi yang meluas dan penting

dalam masyarakat. Dalam kutipan terhadap wawancara tertulis kepada

Badriyah Fayumi (Wartawan Penulis rubrik Topik Kita) mengatakan bahwa

masyarakat perlu mengingat bahwa perempuan bukan semata berperan

Page 108: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

94

sebagai istri tetapi juga berhak melakukan aktifitas positif yang dilakukan

oleh laki-laki.

Majalah Noor dengan kekuasaannya sebagai media massa yang

berlandaskan Islam telah membawa opini masyarakat mengenai kasus

korupsi yang melibatkan banyak perempuan dengan sudut pandang yang

berbeda. Majalah Noor sebagai majalah perempuan muslim membawa opini

masyarakat menjadi positif karena di dalam pemberitaannya, majalah Noor

memberitakan tidak hanya dari satu sudut pandang saja. Dalam pemberitaan

mengenai koruptor perempuan, pemimpin redaksi, Jetti R. Hadi menyatakan

bahwa majalah Noor ingin menampilkan sisi baik seorang perempuan agar

perempuan terus dapat berkarya dengan percaya diri di ruang publik.

Indonesia sebagai negara yang mayoritasnya adalah beragama Islam

seharusnya memiliki pola pikir untuk dapat memaknai suatu berita dari dua

sisi, dari sisi agama maupun hukum undang-undang yang berlaku. Namun,

realitanya, dalam pemberitaan mengenai kasus korupsi yang dilakukan oleh

beberapa kaum perempuan, sebagian media memberitakan dari sudut

pandang masyarakat yang berlaku dan dari hukum yang berlaku saja, serta

membawa perempuan dalam posisi yang didiskriminasi di dalam ruang

publik. Seperti hasil wawancara dengan pihak majalah Noor, Badriyah

Fayumi:

“Ya kebayang kan giliran laki-laki yang berbuat korupsi eh

masyarakat sudah biasa saja dan tidak terlalu menanggapi, giliran

perempuan yang korupsi, malahan gendernya yang disebut-sebut.

Padahal perempuan juga berhak mendapatkan kepercayaan di

parlemen seperti layaknya laki-laki. Perempuan juga bisa

melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki namun masih dalam

Page 109: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

95

koridornya. Dimana wanita harus dapat memainkan perannya

dengan baik. Perannya sebagai seorang istri, seorang ibu, dan

seorang yang bisa menjadi manfaat bagi masyarakat banyak.

Tetapi, banyak masyarakat yang menganggap bahwa perilaku

korupsi yang dilakukan oleh beberapa perempuan tersebut adalah

karena mereka terlalu konsumtif dalam membelanjakan sesuatu

sehingga tidak bersyukur terhadap apa yang mereka punya yang

menyebabkan mereka melakukan tindak keji tersebut. Nah, disini

majalah Noor ingin mengikis pemberitaan miring tentang

perempuan…”132

Namun, pemikiran penulis mengenai perempuan tidak selalu

disambut baik oleh masyarakat. Banyak juga masyarakat yang sudah

terdoktrin terhadap pemberitaan buruk perempuan, dan di sisi yang lain,

banyak juga masyarakat yang sependapat dengan pemberitaan yang

memperlihatkan dua sisi menjadi sebuah berita seperti yang terangkum

jelas dalam majalah Noor.

2.Akses Mempengaruhi Wacana

Majalah Noor merupakan majalah wanita muslimah yang sangat

mengutamakan nilai Ke-Islaman di dalam pemberitaannya khususnya pada

rubrik Topik Kita. Dalam pemberitaan mengenai tindak pidana korupsi

yang dilakukan oleh beberapa perempuan, beberapa media cetak maupun

media elektronik semuanya berisi memojokkan perempuan karena

perempuan dinilai tidak layak untuk berada dan bekerja di ruang publik.

Perempuan dianggap hanya sebagai pelaku konsumtif yang tidak pernah

puas terhadap apa yang diperoleh nya dan menjadikan hal tersebut menjadi

isu terjadinya fenomena koruptor perempuan di Indonesia.

132

Transkip Wawancara Langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis Majalah Noor pada 16 Juni 2014.

Page 110: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

96

Majalah Noor memberi pandangan lain mengenai hal tersebut

dengan isi berita yang berbeda. Dalam pemberitaannya mengenai

fenomena korupsi yang sebagian besar dilakukan oleh perempuan di

Indonesia, di wacanakan dengan positif dan tidak memojokkan perempuan

dengan unsur Islam di dalamnya. Pada dasarnya majalah Noor ingin

menghadirkan opini baik masyarakat terhadap sosok perempuan.

Page 111: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teks yang dibangun oleh majalah Noor dalam kedua berita berjudul

“Agar Perempuan Tak Rentan” dan “Fenomena Koruptor Perempuan”, tidak

hanya menyampaikan pemberitaan dari satu sudut pandang saja, namun dari

dua sisi , yaitu konsep Islam yang telah diuraikan di analisis pada bab empat.

Hal ini memang tidak secara eksplisit ditulis oleh majalah Noor. Namun, hal

ini dapat diartikan dari bagaimana majalah Noor menyusun berita dan dari

narasumber yang dipilih sehingga menjadi sebuah wacana. Dalam wacananya,

teks dibangun meliputi beberapa struktur di dalamnya. Yaitu struktur makro

(tematik) yang menggambarkan tentang pandangan terhadap perempuan yang

bekerja di ruang publik dan fenomena korupsi yang melibatkan banyak

perempuan. Selain itu, terdapat pula super struktur (skematik) berupa

pendahuluan, isi, dan penutup dalam berita. Struktur mikro (semantik) berupa

latar, detil, maksud, praanggapan, dan nominalisasi yang terdapat dalam kedua

berita tersebut. Dan struktur teks lainnya, yaitu struktur mikro (sintaksis)

berupa koherensi, koherensi kondisional, kata ganti, pengingkaran, struktur

mikro (stilistik) berupa leksikon, struktur mikro (retoris) berupa grafis dan

metafora. Keseluruhan struktur tersebut terdapat dalam kedua berita tersebut.

Kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk majalah

Noor meliputi empat skema yaitu skema person, dalam penulisan beritanya,

penulis tidak memiliki latarbelakang korupsi namun penulis banyak mencari

Page 112: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

98

refrensi dari sumber yang terpercaya. Dan dalam pemberitaan mengenai

koruptor perempuan, majalah Noor tetap memunculkan sisi baik perempuan.

Skema diri, Badriyah Fayumi, wartawan penulis yang juga menjadi redaktur

majalah Noor ingin membuktikan bahwa perempuan yang terlibat kasus

korupsi tidak sepenuhnya salah. Skema peran, majalah Noor mengambil

perannya dalam mensterilkan pikiran buruk masyarakat terhadap perempuan

yang melakukan tindak pidana korupsi. Skema peristiwa, kasus korupsi yang

marak terjadi dan melibatkan perempuan merupakan masalah yang sangat

sensitif, berkaitan dengan politik, sosiologis, dan agamis.

Konteks sosial yang melatarbelakangi yaitu adanya praktik kekuasaan

dan akses yang mempengaruhi wacana tersebut. Praktik kekuasaan, majalah

Noor dengan kekuasaannya sebagai media cetak yang berlandaskan Islam

membawa opini masyarakat dengan sudut pandang berbeda dalam menyikapi

kasus korupsi yang melibatkan sejumlah perempuan di dalamnya. Sedangkan

akses yang mempengaruhi wacana, majalah Noor mewacanakan berita dengan

positif dan tidak memojokkan perempuan serta berlandaskan Qur‟an dan

Hadits dalam pemberitaanya.

Page 113: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

99

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai fenomena koruptor

perempuan, peneliti memiliki saran sebagai berikut:

1. Majalah Noor sebagai media cetak khusus perempuan yang

berlandaskan Islam, seharusnya lebih melihat suatu

permasalahan dalam teks berita selain dari pandangan

perempuan, juga harus ada pandangan laki-lakinya. Agar tidak

ada ketimpangan dalam suatu berita, maka suatu berita

seyogyanya dituliskan berdasarkan dua sudut pandang sesuai

dengan etika jurnalistik, sehingga lahir pemikiran kritis dan

cerdas pada masyarakat dalam pemahaman suatu berita.

2. Dalam kognisi sosialnya, majalah Noor seharusnya selain

memiliki empat skema yaitu skema person, skema peran,

skema diri, dan skema peristiwa, harus lebih berjalan

beriringan dalam mengomentari permasalahan yang terjadi agar

tidak memunculkan informasi yang berat sebelah.

3. Dalam konteks sosialnya, majalah Noor khususnya rubrik topik

kita, sudah sangat terlihat kekuasaannya dalam hal ingin

memajukan perempuan dan pemberitaannya pun sudah cukup

mempengaruhi dalam wacana yang diberitakan.

Page 114: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

100

DAFTAR PUSTAKA

Alkostar, Artidjo. Korupsi Politik di Negara Modern. Yogyakarta: FH UII Press,

2008.

Ardianto, Elvinaro, dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2004.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Bhineka Cipta, 1996.

Badara, Aris. Analisis Wacana; Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana

Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Cet. Ke 3. Jakarta: Kencana, 2008.

Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo,

2006.

Djunaedhi, Kurniawan. Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, T.T.

Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

Rosdakarya.

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo,

2009.

Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS,

2001.

Page 115: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

101

HM, Zaenudin. The Journalist. Jakarta: Prestasi Pusta Karya, 2007.

Istibsyaroh. Hak-hak Perempuan; Relasi Jender menurut Tafsir Al-Syara‟wi,

Jakarta: Teraju, 2004.

Kartono, Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003.

Kasiyan, Manipulasi dan Dehumanisasi Wanita dalam Iklan. Yogyakarta: T. pn,

2008.

Khomeini, Imam. Kedudukan Wanita dalam Pandangan Imam Khomeini. Jakarta:

Lentera, 2004.

Muhaimin, Ismail. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya, 1994.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya, 2001.

Nawawi, Imam. Terjemah Riyadhus Shalihin, Jilid 1. Jakarta: Pustaka Amani,

1999.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011.

Peter Y Salim dan Yenny Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta: Modern English Press, 2002.

Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah. Membasmi Kanker

Korupsi. Jakarta: T. Np, 2005.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 2013.

Page 116: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

102

Putnam Tong, Rosmarie. Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif

Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra, 2004.

Salim MS, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2006.

Sastro Subroto, Darwanto. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2007.

Siwi Utami, Tari. “Realitas Politik Perempuan di Indonesia,” dalam Proseding

Seminar Internasional, Keterwakilan Perempuan dan Sistem Pemilihan Umum.

Jakarta: National Democratic dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI,

2001.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Rosdakarya, 2001.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Cet. Ke-5. Bandung: Rosdakarya, 2009.

Umar, Nasarudin. Fikih Wanita untuk Semua. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,

2010.

W. Creswell, John. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010.

Zaitunah, Subhan. Menggagas Fiqh Pemberdayaan Perempuan. Jakarta: El-Kahfi,

2008.

Page 117: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

103

Lampiran. 3

TRANSKIP WAWANCARA

Pimpinan Redaksi Majalah Noor, Jetti R. Hadi

Kantor Redaksi Majalah Noor/07 Mei 2014

1. Pada tahun berapakah majalah Noor berdiri?

Majalah Noor berdiri pada tahun 2003.

2. Bagaimana sejarah awal berdirinya majalah Noor?

Majalah Noor hadir atas gagasan saya sendiri, dibantu oleh Ria Aptaria,

Ratih Sangkarwati, dan disemangati juga oleh Mario Alisyjahbana. Kita

ingin sebetulnya para perempuan umumnya, dan para muslimah khususnya

memiliki ilmu yang lebih dalam tentang Islam dan mau berbagi tentang

ilmu-ilmu Islam. Kami ingin para muslimah beragama Islam bukan hanya

di Kartu Tanda Pengenal (KTP), di KTP Islam tetapi tidak mengerti akan

Islam. Jadi melalui majalah Noor, diharapkan agar kita dapat sama-sama

belajar supaya kita memiliki gaya hidup Islami yang sesuai dengan ajaran

Al-qur‟an dan hadits. Majalah noor adalah sebuah media pembelajaran

bagi setiap muslimah yang ingin memperdalam Islam. Selain itu, majalah

Noor merupakan majalah gaya hidup Islami. Jika berbicara mengenai

majalah Noor, tentu majalah yang menarik untuk dibaca. Waktu sebelum

membentuk majalah Noor saya melakukan survey ke beberapa perempuan

di Indonesia yaitu bagaima ketertarikan mereka dalam mempelajari Islam,

ternyata mereka tertarik dengan yang ada ilmunya tapi tidak panjang,

disampaikan dengan bahasa sederhana tapi nyaman, tidak menghakimi dan

Page 118: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

104

tidak menggurui. Kemudian, 10 tahun yang lalu kira-kira tahun 2003 kita

ketahui bahwa perempuan-perempuan di Indonesia belum memiliki

kebiasaan membaca yang cukup baik. Jadi, kita berikan artikel yang

pendek-pendek, dan perempuan juga menyukai sesuatu yang bersifat

entertainment, seperti fashion, hiburan, kuliner, dan lain-lain. Sebetulnya

itu hanya untuk penunjang agar pembaca tidak merasa bosan. Oleh karena

itu majalah Noor punya tagline “yakin, cerdas, bergaya.”

3. Apa arti dari tagline “yakin, cerdas, bergaya”?

Yakin karena setiap perempuan harus yakin dulu terhadap apa yang ia

ketahui tentang agamanya. Karena di dalam Islam, di dalam qur‟an

disampaikan “Jangan kamu lakukan apa-apa yang kamu tidak punya

ilmunya”, jadi perempuan itu harus berilmu dalam melakukan apapun

juga. Seperti dalam melakukan sholat, harus tahu ilmunya sholat.

Kemudian kalau kita sudah yakin, kita harus cerdas, sebagaimana Al-

Qur‟an yang tidak pernah termakan oleh zaman. Setelah kita yakin

terhadap apa yang kita pelajari dan pahami, lalu bagaimana cerdas dalam

mengimplementasikannya. Sedangkan gaya itu merupakan bonusnya.

Gaya bukan menjadi sesuatu yang utama disini.

4. Bagaimana perkembangan majalah Noor dari tahun ke tahun,

apakah ada perubahan pada setiap edisinya?

Setiap tahun selalu ada rapat kerja yang pada bahasannya meliputi pada

lima tahun pertama, sampul majalah Noor hanya portrait saja bentuknya.

Dan sekarang cover majalah Noor adalah perempuan yang memiliki

sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi setiap muslimah.

Page 119: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

105

5. Bagaimana proses pendistribusiannya?

Setelah berita selesai dikumpulkan menjadi satu, tugas selanjutnya adalah

menyusun berita dengan space yang telah disesuaikan. Kemudian berita

diserahkan kepada pihak redaktur untuk proses editing, dan setelah selesai

pengeditan, naskah dilayout oleh bagian artistik. Selesai dilayout, naskah

diserahkan kepada pemimpin redaksi untuk di edit, setelai selai diedit,

naskah disetujui, barulah bisa naik cetak untuk kemudian didistribusikan.

Untuk distribusinya sendiri, kita mendistribusi 20.000 eksemplar setiap

edisinya yang tersebar ke seluruh Indonesia.

6. Apa visi dan misi majalah Noor?

Visinya yaitu pertama, majalah Noor hadir karena melihat banyaknya

majalah yang kurang mendidik, tidak berbentuk syiar Islam, dan tidak

ditujukan untuk muslimah/banyak mudharatnya. Kedua, Ingin

menghadirkan majalah Islami yang memiliki perspektif ke-Indonesiaan,

kekinian, dan menjadikan kaum muslimah sebagai sosok yang yakin,

cerdas, bergaya. Misinya yaitu untuk selalu menjadi jembatan informasi

seputar dunia Islam dengan cara mensyiarkan Islam dengan gaya bahasa

ringan dan mudah dimengerti oleh pembaca melalui media berupa

majalah.

7. Bagaimana struktur redaksi majalah Noor?

Waktu awal berdirinya sih saya mempunyai ide agar dalam struktur

keredaksiannya semua perempuan. Tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa

tenaga laki-laki juga dibutuhin dalam keredaksian. Maka sekarang ini,

Page 120: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

106

karyawan tidak hanya perempuan, tetapi laki-laki juga. Untuk struktur

redaksinya seperti ini:

Struktur Redaksi Majalah Noor

Pemimpin Umum Sri Artaria

Pemimpin Perusahaan Mario Alisjahbana

Pemimpin Redaksi Jetti R. Hadi

Redaktur Pelaksana Roos Farieanna Rowi

Gita Wirasti

Redaksi Yudiana Tirta

Ade Nur Sa‟adah

Putri Wulan M

Sekretaris Redaksi Riri

Redaktur Ahli Ratih Sanggarwati

Badriyah Fayumi

Aju Isni Karim

Kontributor Amelia Prihanto

Ade Aprilia

Artistik Mardi Santoso

Panca Akbari

Fotografer Ramsy

Promosi Osep Rahmat

8. Dalam majalah Noor terbagi atas berapa rubrik? Dan apa saja rubrik

tersebut?

Dalam majalah Noor terbagi atas 11 rubrik, diantaranya Sampul Kita,

Noor Craft, Perjalanan, Seni Budaya, Jendela Dunia, Profil, Kisah Noor,

Info Kesehatan, Info Halal, Menu Utama, serta Topik Kita.

9. Bagaimana kebijakan pihak redaksi majalah Noor dalam

menentukan suatu isu yang akan ditampilkan?

Majalah Noor terbit setiap satu bulan sekali, untuk itu redaksi mempunyai

agenda rapat yang dilakukan setiap hari senin dan kamis di setiap

minggunya. Hal-hal yang kita bahas setiap rapat adalah tema majalah

untuk edisi berikutnya, pembagian tugas dan pencarian berita, serta

Page 121: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

107

penentuan narasumber. Untuk isu, biasanya kami melihat masalah yang

sedang terjadi dan sedang hangat dibicarakan.

10. Apa latar belakang terbentuknya suatu tema di majalah Noor?

Suatu tema terbentuk dilatarbelakangi oleh permasalahan dan isu yang

terjadi serta ketertarikan wartawan penulis dalam menampilkan berita

tersebut kepada masyarakat agar menjadi sebuah tema yang layak

ditampilkan. Tema kita tidak selalu berat bahasannya, tapi untuk satu

rubrik, rubrik topik kita memang majalah noor lebih mengedepankan

perempuan.

11. Apakah dalam setiap berita di majalah Noor khususnya rubrik topik

kita selalu mengarah kepada perempuan?

Majalah Noor pada dasarnya memang majalah perempuan muslimah tapi

tidak selalu pemberitaannya condong kepada perempuan, tetapi khusus

rubric topik kita, majalah Noor memang lebih mengedepankan perempuan

itu seperti apa. Misalnya dalam kasus korupsi yang dilakukan oleh

sejumlah perempuan, majalah Noor hadir dengan menampilkan bahasan

yang sifatnya tidak memojokkan tetapi menengahkan.

12. Bagaimana pendapat Ibu tentang perempuan di zaman sekarang ini?

Perempuan zaman sekarang ini sudah sangat modern, dari cara bicaranya,

dari cara berbusananya. Dan dari tingkat konsumtif nya sebagai

perempuan.

Page 122: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

108

13. Berdasarkan pemberitaan yang terdapat dalam rubrik topik kita

mengenai perempuan yang terlibat kasus korupsi, bagaimana

majalah Noor memandang permasalahan ini?

Majalah Noor, khususnya saya pribadai dalam hal ini, memandang bahwa

permasalahan ini bisa saja terjadi karena mungkin perempuan yang

seharusnya berada di rumah tidak dibiarkan untuk berkreasi dalam

menjalankan perannya di luar rumah. Dan kurangnya iman yang

menjadikan manusia sendiri tidak menjalankan ajaran agama Islam untuk

amar ma‟ruf nahi munkar. Permasalahan ini menurut saya adalah isu yang

dimunculkan di beberapa media untuk menarik simpati dari rakyat. Tetapi

kemudian kami ingin mengemasnya dengan cara berbeda.

14. Informasi seperti apa yang ingin majalah Noor sampaikan kepada

publik perihal kasus korupsi yang menimpa sejumlah perempuan di

Indonesia?

Saya ingin masyarakat tetap memandang baik perempuan, karena memang

saya akui perempuan adalah pelaku konsumtif kelas satu, tapi yang perlu

diketahui, perempuan merupakan harapan bangsa yang seharusnya dapat

berfikir dengan cerdas ketika akan melakukan sesuatu, terlebih sesuatu itu

banyak manfaat atau mudharatnya.

Page 123: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

109

Lampiran. 4

TRANSKIP WAWANCARA

Redaktur Ahli dan Wartawan Penulis Rubrik Topik Kita, Badriyah Fayumi

Kantor Redaksi Majalah Noor/16 Juni 2014

1. Aspek apa yang melatarbelakangi terciptanya tema tentang

perempuan yang belakangan ini diisukan terjerat kasus korupsi?

Itu memang ada latarbelakang sosiologis, ada latarbelakang poloitis,

ada juga latarbelakang agama. Latarbelakang sosiologisnya,

perempuan kan sering dianggap sebagai orang yang bisa membebaskan

sejumlah bangsa dan negara dari korupsi. Itu terbukti di beberapa

negara di negara-negara makmur di dunia itu, keterwakilan perempuan

di parlemen itu menciptakan tingkat korupsi yang rendah. Tapi justru

fenomenanya di Indonesia, banyak perempuan yang terlibat dalam

korupsi. Sehingga pada tahun 2004, 2009, itu kita mengkampanyekan

sebuah gerakan perempuan politik di Indonesia dalam kampanye untuk

memilih perempuan karena suatu tawarannya adalah perempuan

dijanjikan akan dapat mensejahterakan bangsa, bisa meminimalisir

angka korupsi, tapi ternyata kenyataannya kok berbeda. Perempuan

baik di parlemen, di eksekutif, dan di yudikatif itu kok ada saja

perempuan yang terjerat kasus korupsi. Hal itu kemudian yang

melatarbelakangi saya menulis tema tentang perempuan dan korupsi di

majalah ini. Itu latarbelakang sosio-politiknya. Ini menjadikan

perjuangan perempuan semakin berat, karena itu seolah-olah

menegukkan stigma bahwa perempuan memang mudah tergoda oleh

Page 124: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

110

uang, sehingga hal ini juga menginspirasi mengapa tulisan ini ada.

Tapi juga kita melihat, menginginkan bahwa sebetulnya Islam itu kan

tidak menilai baik buruknya seseorang berdasarkan jenis kelaminnya,

tapi berdasarkan perbuatannya. Makanya laki-laki dan perempuan

seharusnya dapat berkolaborasi dalam kebaikan. Dan sebagai seorang

perempuan jangan juga sampai melakukan hal-hal yang membuat

korupsi. Misalnya, ketika perempuan memainkan perannya sebagai

istri kemudian perempuan banyak tuntutan sehingga mendorong laki-

laki untuk berbuat korupsi dan ujung-ujungnya perempuan juga bisa

tersangkut kasus korupsi tersebut. Dan untuk perempuan sendiri,

mulailah lebih bersyukur dengan apa yang dimiliki. Seharausnya

perempuan bisa menjadi penyeimbang dalam kehidupan. Korupsi bisa

dilakukan siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. dan

perempuan idealnya memang memiliki kekuatan, disitulah perlu ada

pemberdayaan perempuan sehingga perempuan dapat memiliki

integritas yang baik, tidak gampang terpengaruh sekalipun ia berada

dalam lingkungan politik yang rawan sekali korupsi.

2. Apa tujuan dari penulisan berita mengenai perempuan yang

korupsi di rubrik topik kita?

Tujuan adalah agar perempuan bisa berdaya, perempuan bisa mandiri,

perempuan bisa berintegritas, dengan berpegang teguh pada spirit

Islam. jadi berangkat dari fenomena sosial yang konkrit itu tapi

kemudian kita ingin membangun satu kesadaran bahwa perempuan tuh

gaboleh begini karena kita bisa memainkan peran untuk tetap

Page 125: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

111

berpolitik, berkontribusi, berumah tangga. Dan kita buktikan bahwa

perempuan bisa terbebas dari korupsi dan yang kedua kita bisa

membebaskan lingkungan kita dari korupsi. Jadi ada sprit idealisnya

ya.

3. Mengapa berita ini dibuat, sebenarnya makna apa yang ingin

anda sampaikan kepada publik?

Saya membuat berita ini karena menurut saya perempuan adalah

makhluk yang harus dihormati dan dihargai, karena tanpa peran

perempuan kita bukan apa-apa di dunia ini. Namun banyak anggapan

buruk tentang perempuan hanya karena beberapa perempuan

melakukan tindak pidana korupsi bukan berarti semua perempuan

buruk. Dan baik perempuan, maupun laki-laki sama-sama mulia di

mata Allah SWT.

4. Untuk rubrik topik kita, apakah perempuan selalu menjadi yang

utama untuk diberitakan?

Iya. Di dalam pembahasan rubrik Topik Kita saya ingin menonjolkan

sisi positif perempuan, sekalipun dalam pembahasan ini mengenai

korupsi, tapi saya tetap ingin menonjolkan sisi baik dari perempuan.

5. Pada rubrik topik kita, apakah ada narasumber khusus?

Sayangnya di dalam rubric kami tidak mencantumkan footnote. Tetapi

saya sebagai wartawan penulis memiliki pertanggungjawaban terhadap

apa yang saya tulis.

6. Seperti apa anda memposisikan diri anda dalam pemberitaan ini?

Page 126: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

112

Saya memposisikan diri saya sebagai pihak yang netral dan bersifat

general.

7. Maksudnya bagaimana?

Kalau mau menjadi seorang wartawan, yang pertama harus berani,

berani dalam artian, berani mencari tahu dan menuliskan apa yang kita

pikirkan yang menurut kita bermanfaat bagi orang lain. Tetapi tidak

hanya itu, seorang wartawan tidak boleh memihak/netral, karena tugas

seorang wartawan adalah untuk memberikan informasi, bukan malah

memanas-manasi. Selain itu, menjadi wartawan selain mencari tahu

tentang berita yang sedang di buat, Dia juga harus tahu segala hal,

caranya bisa dengan bertanya kepada wartawan senior agar lebih

memperluas wawasan.

8. Dalam hal peliputan berita, bagaimana majalah Noor

melakukannya?

Dalam Kasus korupsi misalnya, wartawan yang ditugaskan dalam

peliputan adalah wartawan yang sudah siap di tempat yang

berhubungan dengan kasus korupsi tersebut. Dalam hal ini, majalah

Noor menugaskan wartawannya untuk mencari data ke tempat yang

berhubungan dengan kasus korupsi dan perempuan itu sendiri. Apabila

terdapat data yang kurang lengkap biasanya saya ambil data dari

orang-orang yang pernah bertugas meliput tentang korupsi. Selain

mengumpulkan berita dari beberapa tempat, majalah Noor juga

mengambil dari Al-quran dan Hadits karena menurut saya, Al-qur‟an

dan Hadits adalah sumber pokok ajaran umat Islam. Jadi, di setiap

Page 127: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

113

beritanya, majalah Noor selalu menyelipkan konsep yang ada di dalam

Islam terkait masalah yang sedang dibahas.

9. Sebagai majalah yang bernafaskan Islam, peran apa yang ingin

ditonjolkan majalah Noor dalam meluruskan stigma negatif

masyarakat terhadap perempuan yang melakukan tindak pidana

korupsi?

Benar, Masyarakat sekarang ini kan stigmanya sudah negatif terhadap

perempuan, maka sudah seharusnya kita sebagai pemberi informasi

meluruskan stigma buruk tersebut menjadi baik. Sudah sepatutnya,

baik perempuan maupun laki-laki berkolaborasi dalam kebaikan.

Menurut saya, isu ini sifatnya sensitif sampai membandingkan jenis

kelamin. Tulisan ini dibuat juga agar pemerintah melakukan sesuatu

agar tidak lagi terjadi hal seperti ini. Misalnya, buat perkumpulan

perempuan untuk belajar bersama dalam hal-hal yang dapat

memajukan Negara ini. Berita ini pun saya buat dengan hati-hati, agar

tidak ada salah paham dari pembaca.

10. Bagaimana anda dalam melihat kasus ini?

Tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh perempuan di Indonesia

sebenarnya sudah berlangsung lama, dan bisa dikatakan banyak

pelakunya. Padahal sebetulnya masih lebih banyak koruptor laki-laki.

Mengapa ketika laki-laki yang berbuat tindak pidana korupsi hanya

disebut koruptor, sementara ketika perempuan yang melakukan tindak

pidana korupsi, gendernya dipermasalahkan, dan seolah tidak dilihat

rekam jejaknya.

Page 128: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

114

11. Bagaimana tanggapan anda terhadap pemberitaan ini?

Ya kebayang kan giliran laki-laki yang berbuat korupsi eh masyarakat

sudah biasa saja dan tidak terlalu menanggapi, giliran perempuan yang

korupsi, malahan gendernya yang disebut-sebut. Padahal perempuan

juga berhak mendapatkan kepercayaan di parlemen seperti layaknya

laki-laki. Perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh

laki-laki namun masih dalam koridornya. Dimana wanita harus dapat

memainkan perannya dengan baik. Perannya sebagai seorang istri,

seorang ibu, dan seorang yang bisa menjadi manfaat bagi masyarakat

banyak. Tetapi, banyak masyarakat yang menganggap bahwa perilaku

korupsi yang dilakukan oleh beberapa perempuan tersebut adalah

karena mereka terlalu konsumtif dalam membelanjakan sesuatu

sehingga tidak bersyukur terhadap apa yang mereka punya yang

menyebabkan mereka melakukan tindak keji tersebut. Nah, disini

majalah Noor ingin mengikis pemberitaan miring tentang perempuan.

Page 129: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

115

Lampiran. 5

FOTO WAWANCARA

Wawancara dengan Pimpinan Redaksi Majalah Noor, Jetti R. Hadi di Kantor

Redaksi Majalah Noor, Rabu (7/5/14)

Wawancara dengan Redaktur Ahli dan Penulis pada Rubrik Topik Kita, Badriyah

Fayumi di Kantor Redaksi Majalah Noor, Senin (16/6/14)

Page 130: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

116

Lampiran. 6

Page 131: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

117

Page 132: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

118

Page 133: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

119

Page 134: FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26570/1/AULIA... · Aulia Rahmi NIM. 1110051100055 . KONSENTRASI JURNALISTIK . JURUSAN

120