farmakoterapi

14

Click here to load reader

Transcript of farmakoterapi

Page 1: farmakoterapi

ARITMIAPresented by:

Najmie AriefErfan SatriaRatna Kurnia WSiti RohanahAttami FassyaPutri Utami CAgus IrmawanEva Novita SariBulandika Padmasari

Page 2: farmakoterapi

Pengertian

Aritmia merupakan abnormalias kecepatan jantung (ritmi)-Aritmia merupakan gangguan daya atau konduksi impuls listrik di dalam jantung.

Page 3: farmakoterapi

Penyebab / EtiologiEtiologi dari aritmia jantung dalam garis besarnya adalah dapat disebabkan oleh:

a.Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi). 

b.Gangguan sirkulasi koroner (arterosklerosis koroner / spasire arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.

c.Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat antiritmia lainnya.

d.Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

e.Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung.

f.Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

g.Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).

h.Gangguan endokrin (hiperthyroidisme, hypothyroidisme).

i.Gangguan irama jantung akibat gagal jantung. 

j.Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.

k.Gangguan tumor jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi jantung).

l.Hambatan pada hantaran (konduksi) aliran rangsang yang disebut Blokade.

Page 4: farmakoterapi

PatofisiologiGangguan irama jantung (aritmia) merupakan jenis komplikasi yang paling sering

terjadi pada infark miokardium di mana insidennya sekitar 90 %. Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan ini bermanifestasi dengan perubahan bentuk potensial aksi, yaitu rekaman

grafik aktifitas listrik sel. Misalnya, perangsangan simpatis akan meningkatkan depolarisasi spontan, dengan meningkatkan kecepatan denyut jantung.

Secara klinis, diagnosis aritmia berdasarkan pada interpretasi elektrokardiogram. Kecepatan denyut jantung normal berkisar antara 60 – 100 denyutan/menit (DPM). Kecepatan denyut jantung di bawah 60 DPM dinamakan bradikardia, sedangkan

takikardia manyatakan kecepatan denyut jantung lebih dari 100 DPM.

 

Page 5: farmakoterapi

Lanjutan….Kedua kelainan kecepatan denyut jantung ini dapat mempengaruhi fungsi

jantung. Karena kecepatan denyut jantung merupakan penentu utama dari curah jantung (curah jantung = frekuensi denyut jantung x curah sekuncup), maka pengurangan/peningkatan berlebih pada kecepatan denyut jantung dapat mengurangicurah jantung.

Takikardia mengurangi curah jantung dengan memendekkan waktu pengisian ventrikel dan curah sekuncup, dan bradikardia mengurangi curah jantung denganmengurangi frekuensi ejeksi ventrikel.

Karena curah jatnung turun, tekanan arteria dan perfusi perifer berkurang. Lagipula takikardia dapat memperberat iskemia dengan meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium, sementara juga mengurangi lama waktu diastolic, yaitu masa di mana aliran koroner paling besar, dan dengan demikian mengurangi suplai oksigen ke arteri koronaria.

Page 6: farmakoterapi

Faktor ResikoPenyakit arteri koroner

Penyempitan arteri jantung, serangan jantung, katub jantung abnormal, kardiomiopati, dan kerusakan jantung lainnya adalah faktor resiko untuk hampir semua jenis aritmia jantung

Tekanan darah tinggiTekanan drah dapat meningkatkan resiko terkena arteri koroner. TD juga menyebabkan dinding ventrikel kiri menjadi kaku dan tebal, yang dapat mengubah jalur impuls elektrik dijantung.

Page 7: farmakoterapi

Penyakit jantung bawaan.Terlahir dengan penyakit jantung dapat mempengaruhi irama jantung.

Masalah pada tiroidMetabolisme tubuh dipercepat ketika kelenjar tiroid ketika kelenjar melepaskan hormon tiroid terlalu banyak. Hali ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi cepat san tidak teratur sehingga menyebabkan fibrasi atrium (atrial fibrilation). Sebaliknya, metabolisme melambat ketika kelenjar tiroid tidak cukup melepaskan hormon tiroid, yang dapat menyebabkan bradikardi.

Page 8: farmakoterapi

Obat dan suplemenObat batuk dan flu serta obat lain yang mengandung pseudo efedrin dapat berkontribusi pada terjadinya aritmia.

ObesitasSelain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat meningkatkan resiko aritmia jantung.

Page 9: farmakoterapi

DiabetesResiko terkena penyakit jantung koroner dan TD akan meningkat akibat diabetes tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah (hipoglikemia) juga dapat memicu terjadinya aritmia.

Obstruktive sleep apneaDisebut juga gangguan pernafasaan saat tidur. Nafas yang terganggu, misalnya mengalami henti nafas saat tidur dapat memicu aritmia jantung dan fibrasi atrium.

Page 10: farmakoterapi

Ketidakseimbangan elektrolitZat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (elektrolit), membantu memicu dan mengantur impuls elektrik pada jantung. Tingkat elektrolit yang tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi impuls elektrik pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya aritmia jantung.

Page 11: farmakoterapi

Terlalu banyak minum alkoholTerlalu banyak minum alkohol dapat mempengaruhi impuls elektrik didalam jantung serta dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium (atrial fibrilation). Penyalah gunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak kurang efektif dan dapat menyebabkan kardiomiopati.

Page 12: farmakoterapi

Konsumsi kafein atau nikotinKafein, nikotin dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan dapat berkontribusi terhadap resiko aritmia yang lebih serius. Obat-obatan ilegal seperti amfetamin dan kokain dapat mempengaruhi jantung dan mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak fibrilasi ventrikel (ventrikulat fibrilation).

Page 13: farmakoterapi

Tujuan terapiMengembalikan irama jantung yang normal

(rhythm control)Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate

control)Mencegah terbentuknya pembekuan darah

Page 14: farmakoterapi

penatalaksanaan