Farmakologi 6
-
Upload
cynthiaanggipradita -
Category
Education
-
view
92 -
download
2
Transcript of Farmakologi 6
![Page 1: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM VI FARMAKOLOGI
Uji Analgesik Metode Refleks Geliat (Writhing Reflex)
Disusun oleh :
KELOMPOK : 4
KELAS PRAKTIKUM : FARMASI B
Chairul Isa (201310410311064)
Dwi Fuji Lestari (201310410311039)
Cynthia Anggi Pradita (201310410311040)
Novia Rizky Nurlaily (201310410311049)
Rosalina Widyasari (201310410311050)
Amelia Wulandari (201310410311060)
Nurika Murbarani (201310410311070)
Chicy Anita H. (201310410311078)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014 – 2015
![Page 2: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini tentang menguji obat Analgesik dengan
Metode Refleks Geliat (Writhing Reflex) yang diuji cobakan pada mencit.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan di masa mendatang.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Malang, Oktober 2014
Penulis
![Page 3: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/3.jpg)
PRAKTIKUM VIUji Analgesik Metode Refleks Geliat (Writhing Reflex)
I. Tujuan Instruksional Khusus1. Mengamati respon geliat atau writhing reflex pada mencit akibat induksi
kimia
2. Mengetahui mula kerja obat ( onset of action ), lama kerja obat ( duration of
action ) dan saat obat mencapai efek maksimum.
II. PendahuluanAnalgesik adalah obat yang dapat menghilangkan rasa sakit atau nyeri. Nyeri
merupakan sensasi yang subyektif yang diakibatkan oleh persepsi terhadap suatu
impuls. Rasa nyeri atau pain adalah suatu fenomena komplek yang melibatkan
aktivitas neuron dan respon penderita terhadap aktivitas saraf tersebut terhadap
aktivitas saraf tersebut. Stimulus nyeri antara lain terdiri dari :
o Stimulus termis
o Stimulus fisis
o Stimulus mekanis
o Stimulus kimiawi
o Senyawa kimia endogen. Senyawa kimia endogen dapat menyebabkan nyeri,
antara lain senyawa dengan aktivitas allogenik seperti :
• 5-HT (5-hidroksi triptamin atau serotonim)
• Badikinin. Keduanya dapat menyebabkan nyeri pada kadar <1 nm.
• K+ pada dosis >/ 0,5 mg/ml.
Pada metode geliat, mekanisme aksi stimulus nyeri berdasarkan pada produksi
nyeri yang disebabkan oleh cairan tubuh :
Pelepasan cairan tubuh tertentu ke dalam peritoneum, dapat mengakibatkan
rasa nyeri yang parah. Hal ini dapat menyebabkan bahwa bagian pariental
dari rongga peritoneum sangat sensitive terhadap stimulus fisik dan kimiawi,
walaupun tanpa efek inflamasi.
Pelepasan cairan gastrik ke dalam perforasi gastrik atau ulser duodenum,
atau kebocoran dari kantong empedu, cairan pancreas, atau urine ke dalam
rongga peritoneum, dapat berakibat rasa nyeri yang parah.
![Page 4: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/4.jpg)
Cairan gastrik dapat menyebabkan rasa nyeri yang parah, apabila ekspose
dengan ujung nyeri pada ulser peptik terutama disebabkan oleh asam HCL.
Urine, dapat menyebabkan rasa nyeri sebagai akibat dari sifat hipertoniknya,
atau disebabkan oleh kandungan campuran buffer natrium osfat serta ion
kalium.
Nyeri akibat cairan pankrea, disebabkan oleh kandungan tripsin dan
kallikerin.
III. Alat dan Bahan
1. Mencit2. Asam asetat 0.05 - 0.1 % 0.1 ml/20 gram3. Aquadest4. Asetosal 52 mg/kg BB5. Infus lempuyang pahit 30mg/10 g BB6. Infus lempuyang pahit 90mg/10 g BB 7. Infus lempuyang pahit 300mg/10 g BB
IV. Prosedur Kerja
Cara menghitung % Efektivitas Bahan Uji
% E = Persen efektivitas bahan uji
% E = (K-U) / K x 100%
5 mencit diberikan masing-masing
Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5
Aquades Asetosal Infus Infus Infus 52 mg/kg BB 30mg/10 g BB 90mg/10 g BB 300mg/10 g BB
Ditunggu selama 15 menit
Diinduksi asam asetat glacial secara intraperitonial
Amati reflex geliat per 5 menit (selama 60 menit)
![Page 5: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/5.jpg)
K = Respon (detik) kelompok kontrol
U = Respon (detik) kelompok uji
V. PERHITUNGAN DOSIS
Mencit 1 = 24 gram
Mencit 2 = 20 gram
Mencit 3 = 22 gram
Mencit 4 = 23 gram
Mencit 5 = 19 gram
Asetosal 52 mg/kg BBMencit 2 = 20 gram 52 mg/1000 g = x mg/20 gram
x = 1,04 mg
asetosal yang tersedia 80 mg/10 ml : 80 mg/10 ml = 1,04 mg/x ml x = 0,13 ml
Infus lempuyang pahit 70% (70 g/100 ml)
• Infus lempuyang pahit 30 mg/10 g BB
Mencit 3 = 22 gram
30 mg/10 g = x mg/22 gramx = 66 mg = 0,066 g
70 mg/100 ml = 0,066 g/x ml x = 0,0943 ml
• Infus lempuyang pahit 90 mg/10 g BB
Mencit 4 = 23 gram
90 mg/10 g = x mg/23 gramx = 207 mg = 0,207 g
70 g/100 ml = 0,207 g/x ml x = 0,2957 ml
• Infus lempuyang pahit 300 mg/10 g BB
Mencit 5 = 19 gram
300mg/10 g = x mg/19 gram x = 570 mg = 0,570 g
70 mg/100 ml = 0,570 g/x ml x = 0,8143 ml
![Page 6: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/6.jpg)
Asam asetat glacial 0.1 ml/20 g
• Mencit 1 = 24 gram
0,1 ml/20 g = x ml/24 gram Xx = 0,12 ml
• Mencit 2 = 20 gram•
0,1 ml/20 g = x ml/20 gram Xx = 0,10 ml
• Mencit 3 = 22 gram
0,1 ml/20 g = x ml/22 gram Xx = 0,11 ml
• Mencit 4 = 23 gram
0,1 ml/20 g = x ml/23 gram Xx = 0,115 ml
• Mencit 5 = 19 gram
0,1 ml/20 g = x ml/19 gram Xx = 0,095 ml
VI. HASIL
Tabel 1. Jumlah geliat tiap 5 menit
PerlakuanMenit ke-
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60Kontrol
negative
(aquadest)
- 5 13 8 7 2 2 1 3 2 - -
Kontrol
positif
(Asetosal)
- 1 1 2 - 1 - - - - - -
Infus
30mg/10gBB- - 6 3 5 4 3 2 3 - - -
Infus
90mg/10gBB- - 2 3 7 6 5 - 1 1 - -
Infus
300mg/10gBB- - - - - 2 2 1 - - - -
![Page 7: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/7.jpg)
Tabel 2. Respon Awal dan Jumlah Geliat Selama 1 Jam
% Efektivitas Bahan Uji (Kontrol negatif : infus 30 mg/10 g BB)% E = (K-U) / K x 100% = (3,58 – 2,17) / 3,58 x 100% = 39,39%
% Efektivitas Bahan Uji (Kontrol negatif : infus 90 mg/10 g BB)% E = (K-U) / K x 100% = (3,58 – 2,08) / 3,58 x 100% = 41,90%
% Efektivitas Bahan Uji (Kontrol negatif : infus 300 mg/10 g BB)% E = (K-U) / K x 100% = (3,58 – 0,42) / 3,58 x 100% = 88,27%
VII. PEMBAHASAN
Metode pengujian di sini mempergunakan pembandingan asetosal, yang
merupakan prototipe obat non narkotik; kerja obat analgetik dan narkotik yang
diketahui adalah dengan jalan mempengaruhi prostaglandin yang berfungsi merespon
nyeri, sehingga terjadi penurunan jumlah infus nyeri pada saraf pusat.
Pada Tabel 1 terlihat kelompok asetosal memiliki jumlah geliat yang rendah, yang
berarti adanya kemampuan menekan jumlah geliat tertinggi dan mempunyai efek
analgetik tertinggi. Selain asetosal, pada pengujian ini infus lempuyang 300mg/10g BB
memiliki kemampuan yang sama dengan asetosal dalam menekan jumlah geliat.
Sedangkan infus lempuyang pahit dosis 90mg/10gBB memiliki jumlah geliat lebih
banyak daripada infus lempuyang pahit 300mg/10gBB, dan infus lempuyang pahit
300mg/10gBB memiliki jumlah geliat yang terbanyak dari semua perlakuan yang
diberikan. Ini berarti, dalam pemberian dosis infus lempuyang dapat disimpulkan
bahwa makin besar dosis yang diberikan maka sebanding dengan kemampuan infus
Perlakuan Respon Awal (detik) Rata-ratajumlah
GeliatKontrol negatif (aquadest) 7 menit x 60 = 420 3,58Kontrol positif (Asetosal) 8 menit x 60 = 480 0,42Infus 30mg/10gBB 13 menit x 60 = 780 2,17Infus 90mg/10gBB 14 menit x 60 = 840 2,08Infus 300mg/10gBB 28 menit x 60 = 1680 0,42
![Page 8: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/8.jpg)
untuk menekan jumlah geliat atau semakin besar dosis yang diberikan maka semakin
besar pula efek analgetik yang muncul.
Dari informasi ilmiah, rimpang lempuyang pahit mengandung minyak atsiri,
sterol, asam lemak, tanin, glikosida(poliosa), saponin, senyawa pereduksi. Salah satu
sifat minyakatsiri antara lain sebagai analgesik, seperti terlihat juga pada minyak atsiri
rimpang Kaempheria galanga L. Kemungkinan adanya efek analgesik dari lempuyang
pahit disebabkan karena adanya kandungan minyak atsiri, walaupun tidak tertutup
kemungkinan kandungan lainnya.
Pada Tabel 2. Terlihat bahwa infus lempuyang pahit dosis 30mg/10g BB
memiliki respon awal yang lebih cepat atau menimbulkan gerakan geliat, sedangkan
infus lempuyang pahit dosis 90mg/10g BB memiliki respon awal yang lebih cepat
kedua setelah infus lempuyang pahit dosis 30mg/10g BB, dan infus lempuyang
300mg/10gBB memiliki respon awal lebih lama.
Dari nilai % Efektivitas Bahan Uji terbesar dimiliki oleh Infus 300mg/10gBB ini
membuktikan Infus 300mg/10g BB memiliki efektivitas analgetik lebih tinggi.
Sedangkan infus lempuyang dosis 90mg/10g BB dan 30mg/10g BB memiliki nilai %
efektivitas rendah. Ini membuktikan bahwa makin besar dosis yang diberikan maka
semakin besar pula efek analgetik yang ditimbulkan.
KANDUNGAN DARI KONTROL (OBAT) YANG DIGUNAKAN DALAM
PERCOBAAN INI.
Asetosal
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal adalah analgesik dan
antiinflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Selain
sebagai prototipe, obat ini merupakan standar dalam menilai efek obat sejenis (Wilmana
dan Gan, 2007).
Asetosal mempunyai berat molekul 180,16. pemerian berupa hablur tidak berwarna
atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam, agak sukar
larut dalam air (Anonim, 1979).
Asetosal adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam
asetilasi siklooksigenase ireversibel. Asetosal cepat diasetilasi oleh esterase dalam
tubuh, menghasilkan salisilat yang mempunyai efek antiinflamasi, antipiretik, dan
analgesik (Mycek et al., 2001).
![Page 9: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/9.jpg)
Infus Lempuyang Pahit
Lempuyang pahit termasuk suku Zingiberaceae, secara empirik dapat mengobati
demam, reumatik, sakit perut stomatik, desentri, kepala pusing, kurang nafsu makan,
cacing gelang, cacing kremi. Tunas yang masih muda biasanya untuk lalap makan. Pada
rimpang ngandung minyak atsiri 0,6% komponen ul keton, sa- ponin dan flavonoid
(3,4,5).
Dari informasi ilmiah, rimpang pahit menganduk minyak atsiri, sterol, asam lemak,
tanin, glikosida (poliosa), saponin, senyawa pereduksi. Salah satu sifat minyak atsiri
antara lain: analgesik seperti terlihat juga pada miyak atsiri rimpang. Kaempheria
galanga L. Kemungkinan adanya efek analgesik dari lempuyang pahit disebabkan
karena adanya kandungan minyak atsiri, walaupun tidak tertutup kemungkinan
kandungan lainnya.
ASAM ASETAT GLACIAL
Asam asetat glacial adalah cairan higroskopis tidak berwarna dan memiliki titik
beku 16,70C. asam asetat glacial dapat menyebabkan nyeri apabila diinduksikan ke
dalam darah hewan coba karena asam asetat glacial ini digunakan sebagai cairan
penginduksi karena aspirin sendiri dibuat dari mereaksi asam salisilat dengan anhidrida
asam asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi.
KESIMPULAN
![Page 10: Farmakologi 6](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080900/55a71dbd1a28ab444a8b4637/html5/thumbnails/10.jpg)
Bahwa infus lempuyang pahit dosis 30mg/10g BB dan infus lempuyang pahit
dosis 90 mg/10g BB memiliki respon awal lebih cepat atau menimbulkan gerakan
geliat, sedangkan infus lempuyang 300mg/10g BB memiliki respon awal lebih lama
dibandingkan dengan kedua infus yang digunakan. Nilai % Efektivitas Bahan Uji
terbesar dimiliki oleh infus lempuyang pahit dosis 300mg/10g BB, ini membuktikan
infus lempuyang pahit dosis 300mg/10g BB memiliki efektivitas analgetik lebih tinggi.
Sedangkan infus lempuyang dosis 90mg/10g BB dan 90mg/10g BB memiliki nilai %
efektivitas rendah. Ini membuktikan bahwa makin besar dosis yang diberikan maka
semakin besar pula efek analgetik yang ditimbulkan.
Asam asetat glacial adalah cairan higroskopis tidak berwarna dan memiliki titik
beku 16,70C. asam asetat glacial dapat menyebabkan nyeri apabila diinduksikan ke
dalam darah hewan coba karena asam asetat glacial ini digunakan sebagai cairan
penginduksi karena aspirin sendiri dibuat dari mereaksi asam salisilat dengan anhidrida
asam asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi.