Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Hayati Sediaan Oral

7
Faktor yang mempengaruhi ketersediaan hayati sediaan oral : 1. Fisiologi Anatomi saluran pencernaan : A. Mulut o Per oral, obat segera ditelan waktu transit singkat o Tablet hisap, air liur berfungsi untuk mempermudah liberasi zat aktif o Tablet sublingual, air liur yang berlebihan dapat mengurangi absorbsi (obat dapat tertelan) B. Esofagus o Saluran sempit, diameter ± 3cm; panjang 25cm o Obat dapat tertelan gerakan peristaltik, bukan karena gravitasi o Obat sampai lambung dalam 2-10 detik tanpa absorbsi C. Lambung o Berbentuk kantung dengan panjang ± 25cm dan 10cm saat kosong, volume 1-5L pada orang dewasa o Bagian atas dinamakan Fundus dan bagian bawah diakhiri dengan Pylorus o Pengaruh lambung terhadap bavailabilitas : a. Keasaman (pH) - Mempengaruhi pelarutan zat aktif dan absorbsi - Keadaan patologik dapat mengubah pH lambung, sehingga dapat mempengaruhi liberasi dan absorbsi zat aktif dari bentuk sediaan. b. Volume cairan lambug - Puasa, sekresi cairan 10-60 ml/ jam, dapat memperlambat disintegrasi, liberasi dan disolusi zat padat/ sediaan. c. Konsistensi isi lambung Viskositas yang tinggi menurunkan disintegrasi, liberasi, dan disolusi serta mempengaruhi waktu transit dan kecepatan absorbsi. d. Tegangan Permukaan

description

faktor yang mempengaryhi ketersediaan hayati

Transcript of Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Hayati Sediaan Oral

Faktor yang mempengaruhi ketersediaan hayati sediaan oral :1. FisiologiAnatomi saluran pencernaan:A. Mulut Per oral, obat segera ditelan waktu transit singkat Tablet hisap, air liur berfungsi untuk mempermudah liberasi zat aktif Tablet sublingual, air liur yang berlebihan dapat mengurangi absorbsi (obat dapat tertelan)B. Esofagus Saluran sempit, diameter 3cm; panjang 25cm Obat dapat tertelan gerakan peristaltik, bukan karena gravitasi Obat sampai lambung dalam 2-10 detik tanpa absorbsiC. Lambung Berbentuk kantung dengan panjang 25cm dan 10cm saat kosong, volume 1-5L pada orang dewasa Bagian atas dinamakan Fundus dan bagian bawah diakhiri dengan Pylorus Pengaruh lambung terhadap bavailabilitas :a. Keasaman (pH) Mempengaruhi pelarutan zat aktif dan absorbsi Keadaan patologik dapat mengubah pH lambung, sehingga dapat mempengaruhi liberasi dan absorbsi zat aktif dari bentuk sediaan.b. Volume cairan lambug Puasa, sekresi cairan 10-60 ml/ jam, dapat memperlambat disintegrasi, liberasi dan disolusi zat padat/ sediaan.c. Konsistensi isi lambungViskositas yang tinggi menurunkan disintegrasi, liberasi, dan disolusi serta mempengaruhi waktu transit dan kecepatan absorbsi.d. Tegangan PermukaanCairan lambung 38-47 dyn/ cm3, mampu membasahi zat aktif, sehingga mudah larut dan menstimulasi aliran ke doudenum.e. Gerakkan dan waktu transit/ lewat Gerakan peristaltik Makanan memperlambat liberasi, disolusi dan absorbsi sehingga bioavailabilitasnya menurun Waktu transiy/ tinggal lambung dapat diperlambat oleh faktor : Volume/ isi Konsistensi isi lambung Keasaman Sifat zat dalam saluran cerna: berlemak, asam lemah, gula Hipertonis Emosi, pylorus menutup Posisi tidur, pada sisi kanan Waktu pengosongan lambung dapat dipercepat oleh faktor : Kebasaan Gas CO2 meningkatkan kontraksi Posisi tidur, pada posisi kiri Aktivitas : berjalanD. Usus Halus2. Fisiko Kimiaa. pKa dan Derajat IonisasiObat berupa larutan dalam air dapat diklasifikasi menjadi 3 kategori, yaitu : Elektrolit kuat ; seluruhnya berupa ion (contoh : Na, K, Cl) Non elektrolit ; tidak terdisosiasi (contoh : gula, steroid) Elektrolit lemah ; campuran bentuk ion & molekulKonsentrasi relatif bentuk ion/molekul bergantung pada pKa obat dan pH lingkungan. Kebanyakan obat dalam bentuk asam lemah atau basa lemah, yang terabsorpsi secara difusi aktif, sehingga hanya bentuk molekul (tidak terionisasi) yang terabsorpsi. Akibatnya perbandingan ion/molekul sangat menentukan absorpsi. Konsentrasi ion dari obat berupa asam lemah (misal asetosal) meningkat dengan peningkatan pH media air. Sebaliknya Konsentrasi molekul dari obat berupa asam lemah (misal alkaloid)meningkat dengan apeningkatan pH media air. Sehingga asam lemah lebih banyak diabsorpsi pada suasana asam (di lambung, pH 1-3), sedangkan basa lemah lebih banyak diabsorpsi di usus (pH 6-8).b. Koefisien Partisi Lemak-AirKoefisien partisi menunjukkan rasio konsentrasi obat dalam 2 cairan yang tidak bercampur. Koefisien partisi merupakan indeks dari solubilitas komparatif suatu zat dalam 2 solven. Koefisien partisi lemak-air digunakan sebgai indikator penumpukan obat di dalam lemak tubuh. Normal lemak dalam tubuh adalah 10 - 25%, pada keadaan obesitas dapat menjadi 50% atau lebih. Pada penderita obesitas, obat dengan daya larut lemak tinggi akan menumpuk pada lemak-tubuh dalam jumlah besardan menjadi depo di mana obat dilepaskan secara perlahan. Pada pemberian barbiturate, pelepasan obat diperlama dari depo, menyebabkan kondisi hang-overc. UkuranPartikel Kecepatan disolusi obat berbanding lurus dengan luas permukaan yang kontak dengan cairan. Semakin kecil partikel, semakin luas permukaan obat, semakin mudah larut. Dengan memperkecil ukuran partikel, dosis obat yang diberikan dapat diperkecil pula, sehingga signifikan dari segi ekonomis. Terdapat hubungan linier antara kecepatan absorpsi obat dengan logaritma luas permukaan. Sebagai contoh, pemberian 500 mg griseofulvin bentuk mikro memberikan kadar plasma yang sama dengan 1 g griseofulvin bentuk serbuk. Bahan-bahan obat yang memberikan perbedaan absorpsi antara bentuk halus dan tidak halus antara lain, acetosal, barbiturate, calciferol, chloramphenicol, digoxin, griseofulvin, hydroxyprogesterone acetate, nitrofurantoine, spironolactone, sulfadiazine, sulfamethoxine, sulfathiazole, sulfasoxazole, tetracycline, tolbutamide

3. pH

4. Konsentrasi zat aktif

Modifikasi Kimiawi Obat:a. Pembentukan GaramObat yang terionisasi lebih mudah dalam air dari[pada bentuk tidak terionisasi. Pembentukan garam ini terutama penting dalam hal zat aktif berada dalam saluran cerna, kelarutan modifikasi sewaktu transit di dalam saluran cerna, karena perbedaan pH lambung dan usus. Peningkatan kecepatan pelarutan obat dalam bentuk garam berlaku untuk obat-obat berikut : penicilline, barbiturate, tolbutamide, tetracycline, acetosal, dextromethorphane, asam salisilat, phenytoine, quinidine, vitamin-vitamin larut air, sulfa, quinineb. Pembentukan EsterDaya larut dan kecepatan melarut obat dapat dimodifikasi dengan membentuk ester. Secara umum, pembentukan ester memperlambat kelarutan obat. Beberapa keuntungan bentuk ester, antara lain : Menghindarkan degradasi obat di lambung Ester dari erythromycin (misalnya erythromycine succinat) memungkinkan obat tidak rusak pada suasana asam dilambung. Ini merupakan semacam pro-drug, dalam suasana lebih basa di usus, terjadi hidrolisis erythromycine ethylsuccinat. Memperlama masa kerja obatMisalnya esterifikasi dari hormon steroid. Menutupi rasa obat yang tidak enakContohnya adalah ester dari kloramfenikol. Kloramfenikol palmitat dan Kloramfenikol stearat dihidrolisis di usus halus untuk melepaskan kloramfenikol.Modifikasi Bentuk Fisik Obat:a. Bentuk Kristal atau AmorfBentuk amorf tidak mempunyai struktur tertentu, terdapat ketidakteraturan dalam tiga dimensinya. Secara umum, amorf lebih mudah larut daripada bentuk kristalnya. Misalnya Novobiocin, kelarutan bentuk amorf 10 x dari bentuk Kristal.b. Pengaruh PolimorfismeFenomena polimorfisme terjadi jika suatu zat menghablur dalam berbagai bentuk Kristal yang berbeda, akibat suhu, teakanan, dan kondisi penyimpanan. Polimorfisme terjadi antara lain pada steroid, sulanilamida, barbiturat, kloramfenikol. Kloramfenikol palmitat terdapat dalam bentuk polimorf A, B, C, dan amorf. Tetapi hanya bentuk polimorf B dan bentuk amorf yang dapat dihidrolisis oleh usus.c. Bentuk Solven dan HidratSewaktu pembentukan Kristal, cairan-pelarut dapat membentuk ikatan stabil dengan obat, disebut solvat. Jika pelarutnya dalah air, ikatan ini disebut hidrat. Bentuk hidrat memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan bentuk anhidrat, terutama kecepatan disolusi. Ampisilina anhidrat lebih mudah larut daripada Ampisilian trihidrat.

Kapsul = lepas cepat , cepat hilangTablet salut = dilepas di saluran cerna aar terhindar/ melindungi dari asam lambungKapsu dengan penyalutan drug pellet = lepas pelan pelan dengan indeks terapu luas Matrix tablet = lepas pelan pelan . dipengaruhi oleh matrix . pada kondisi terentu akan mengembang . maksimal dosis 50 mg

Ada beberapa alasan mengapa obat diberikan sebelum dan setelah makan bahkan ada yang bersamaan saat makan serta waktu-waktu tertentu seperti sebelum tidur.

Pertama, obat mempunyai tingkat keasaman, seperti yang biasa anda ketahui zat atau obat yang 'berpangkat' HCl atau asam yang lainnya harus diminum setelah makan, karena kalau sebelum makan keadaan lambung kita masih aktif mengeluarkan asam lambung.So, jika obat diminum sebelum makan lambung akan semakin asam, yang ada malah mengiritasi lambung kita. Sebalknya jika obat bersifat basa akan diberikan sebelum makan.

Kedua, semua obat dapat diserap dalam kondisi tertentu, ada yang diserap dalam suasana asam dan ada pula yang dalam keadaan normal (setelah makan) dan sebagainya.

Ketiga, obat yang ditujukan untuk sasaran tertentu, contohnya obat diabetes ada yang diminum satu jam sebelum makan, satu jam setelah makan dan saat makan. Jika obat diminum beberapa saat sebelum makan, karena kerja obat itu sendiri yang aktif saat glukosa (gula) tinggi dalam darah yang disesuaikan dengan waktu puncak aktif obat dalam tubuh. Logikanya, obat mempunyai puncak aktif satelah 3 jam diminum, sedangkan glukosa bisa mencapai kadar tinggi dalam darah kurang lebih 2 jam, jadi (3 jam - 2 jam = 1jam). Begitu juga dengan obat yang diminum 1 jam setelah makan. Ada juga obat kolesterol yang harus diminum sebelum tidur, ini dikarenakan sistem tubuh yang berkaitan dengan penyakit tersebut aktif saat malam hari maka harus dinonaktifkan.

Keempat, obat infus diberikan tidak melihat apakah orang sudah atau belum makan. Ini karena obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah dan langsung menuju sasaran dalam waktu yang singkat, tentunya tidak melihat asam atau tidaknya kondisi lambung.

Bagaimana kalau minum obat yang diminum tidak sesuai dengan waktunya? Misalnya obat yang seharusnya diminum setelah makan tetapi diminum sebelum makan. Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, ini masalah kepatuhan dalam mengkonsumsi obat, jiaka ingin cepat sembuh ikutilah aturan pakai.

Asam urat adalah asam diprotic dengan pKa1 = 5,4 dan pKa2 = 10,3. Jadi, dalam alkali kuat pada pH tinggi ia akan membentuk ion urat bermuatan ganda penuh, tetapi pada pH biologis atau dalam kehadiran asam karbonat atau ion karbonat akan membentuk senyawa dengan ion bermuatan hidrogen tunggal atau ion asam urat dengan pKa2-nya yang lebih besar daripada pKa1 dari asam karbonat. Sebagai ionisasi keduanya yang begitu lemah, garam-garam urat penuh cenderung kembali terhidrolisa menjadi garam urat hidrogen dan sebagai basa bebas pada pH sekitar netral. Senyawa baru ini merupakan senyawa aromatik karena merupakan gugus fungsional purin.