EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan...

169
EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN SENDOK TAKAR SEDIAAN CAIR ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA, RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE JUNI – JULI 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Diana Novitasari NIM : 078114034 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan...

Page 1: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN SENDOK TAKAR SEDIAAN CAIR ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA, RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA PERIODE JUNI – JULI 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Diana Novitasari

NIM : 078114034

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

ii

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN SENDOK TAKAR SEDIAAN CAIR ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA, RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA PERIODE JUNI – JULI 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Diana Novitasari

NIM : 078114034

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

iii

EVALUATION OF AVALAIBILITY AND BEHAVIOUR USAGE DOSING SPOONS IN ORAL LIQUID MEDICINE OF YOGYAKARTA Dr.

SARDJITO HOSPITAL KIMIA FARMA PHARMACY CUSTOMERS IN JUNE – JULY OF 2010 PERIOD

SKRIPSI

Presented as Partitial Fulfilment of the Requirement

to Obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)

In Faculty of Pharmacy

By:

Diana Novitasari

NIM : 078114034

FACULTY OF PHARMACY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2010

Page 4: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

iv

SKRIPSI

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN

SENDOK TAKAR SEDIAAN CAIR ORAL PADA PENGUNJUNG

APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI 2010

Skripsi yang diajukan oleh :

Diana Novitasari

NIM: 078114034

telah disetujui oleh:

tanggal: 29 November 2010

Page 5: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

v

Page 6: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Cintailah banyak hal, karena di situlah terletak kekuatan sesungguhnya. Mereka yang mencintai banyak-banyak akan mampu melakukan dan mencapai banyak hal.

Dan apapun yang dikerjakan atas nama cinta, pasti terselesaikan dengan baik.

Kupersembahkan karya sederhana ini bagi:

Jesus Christ, my savior

Kedua orang tuaku tercinta

Adikku tersayang

Sahabat dan teman-temanku

My love.....

Almamaterku ….

Page 7: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Diana Novitasari

Nomor Mahasiswa : 07 8114 034

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN SENDOK

TAKAR SEDIAAN CAIR ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEK KIMIA

FARMA RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE JUNI – JULI 2010

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 1 Desember 2010

Yang menyatakan

(Diana Novitasari)

Page 8: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plahiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 1 Desember 2010

Penulis

Diana Novitasari

Page 9: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

ix

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul ”Evaluasi Ketersediaan Dan Perilaku Penggunaan Sendok

Takar Sediaan Cair Oral Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma,

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Juni-Juli 2010”. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

Farmasi (S. Farm.), Program Studi Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas

Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh

bantuan, bimbingan, dan pengarahan, serta dukungan dari berbagai pihak. Rasa

terimakasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah mendukung

terwujudnya skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Manager Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito , Bapak Nurtjahjo Walujo

Wibowo, Apt yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan

penelitian di Loket Apotek Kimia Farma RSUP DR. Sardjito.

2. Manager Apotek Kimia Farma Distrik Yogyakarta, Bapak Soemarsono, Apt

yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di

Apotek Kimia Farma RSUP DR. Sardjito.

3. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Rita Suhadi, M.Si., Apt, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, waktu, semangat, saran, dan kritik dalam proses penyusunan

skripsi.

Page 10: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

x

5. Ipang Djunarko, S.Si, M.Sc, Apt selaku dosen pembimbing akademik dan

Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

6. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran kepada penulis

7. Dian Shintari, S.Si, Apt; Gina Arifah S.Farm, Apt; Sari Rahmawati, S.Farm,

Apt selaku Apoteker Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito,Yogyakarta

dan seluruh karyawan Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

yang telah memberikan bimbingan selama proses pengambilan data di Apotek

Kimia Farma Sardjito

8. Seluruh pasien dan pengunjung Apotek Kimia Farma Rumah Sakit Dr.

Sardjito Yogyakarta yang secara tidak langsung telah membantu dan

mendukung penelitian ini.

9. Orang tuaku tercinta Bapak Drs. Agustinus Darto Harnoko dan Ibu Erna

Susiyanti atas doa, cinta, dan dukungan yang telah memberikan semangat bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi.

10. Adikku tersayang Laksito Aji Kusuma Wardhana atas bantuan, dukungan,

perhatian, dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.

11. Mama Antini, Mbok Yem, Om Deni, Mbak Eni, Mbak Tia, Mbak Mita, Mas

Agus, Yola, Mas Adi atas cinta, kerjasama, kekompakan, dukungan, bantuan,

dan kebersamaan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

12. Teman-teman skripsi Linda, Aming, Tegal, Indri, terima kasih atas bantuan,

dukungan, suka duka yang selalu kita lalui bersama-sama saat pengambilan

data dan penyusunan skripsi ini.

Page 11: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xi

13. Teman-teman kos Ria, Hetty, Reni,Yuli, Nita, Mbak Desi, Mbak Deta, Mbak

Vira, atas dukungan, cinta, semangat, dan bantuannya kepada penulis. Terima

kasih untuk kenangan indah kita, semoga persahabatan kita abadi.

14. Sahabat-sahabatku Dewi, Novi, Nuki, Eka, Sisca, Paulina, Santi, Siwi, Mbak

Rara, Tika, Afni, Lina, Kiki terima kasih untuk kenangan indah kita,

dukungan, semoga persahabatan kita abadi.

15. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2007 kelas A dan kelas Farmasi

Klinis Komunitas A (FKK A) terima kasih atas kebersamaan, keceriaan, suka

duka kita selama ini.

16. Teman teman KaNOPI Hani, Lius, Emza, Tinus, Ardian, Ocha dan anak-anak

OMK Gereja Kidul Loji.

17. Teman-Teman di Poskes Kotabaru dan rekan-rekan PCE 2009 dan 2010

terima kasih atas segala dukungan dan kebersamaan sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka

penulis ingin mengucapkan maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang

berkenan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi

ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Page 12: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….....

HALAMAN JUDUL………………………………………………………....

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………....

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….......

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………....

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................................

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………........

PRAKATA .........................................................................................................

DAFTAR ISI……………………………………………………………….......

DAFTAR TABEL………………………………………………………….......

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………......

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………......

INTISARI………………………………………………………………….......

ABSTRACT……………………………………………………………….........

BAB I. PENGANTAR…………………………………………………….......

A. Latar Belakang……………………………………………………........

1. Permasalahan……………………………………………….….......

2. Keaslian penelitian……………………………………………........

3. Manfaat penelitian……………………………………………….....

B. Tujuan Penelitian…………………………………………………........

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………….......

A. Penggolongan Obat di Indonesia…… …………...................................

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

xv

xvii

xix

xx

xxi

xxii

1

3

3

3

4

5

6

9

Page 13: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xiii

B. Sediaan Cair Oral…………………………........................................

C. Penggunaan Sendok takar dan Obat Cair Oral …………....................

D. Pengobatan Sendiri...............................................................................

E. Apotek ……………………………....................................................

F. Peran Apoteker di Apotek...................................................................

G. Pelayanan Informasi Obat...................................................................

H. Pharmaceutical Care..............................................................................

I. Perilaku……………………………………………………………......

1. Pengetahuan……………………………………………………......

2. Sikap……………………………………………………………......

3. Tindakan…………………………………………………………....

J. Registrasi Sediaan Farmasi ...............................................................

K. Keterangan Empiris …………………………………...........................

BAB III. METODE PENELITIAN……………………………..…………......

A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………......

B. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................

C. Definisi Operasional…………………………………...........................

D. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………....

E. Subjek Penelitian……………………………………………………....

F. Sampel dan Populasi ..............................................................................

G. Bahan Penelitian ....................................................................................

H. Instrumen Penelitian ..............................................................................

I. Jalannya Penelitian…………………………………………………....

9

10

13

14

15

16

19

20

22

23

24

25

29

30

30

31

32

35

35

36

37

38

39

Page 14: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xiv

1. Tahap Pra Penelitian ……………………………………...............

2. Tahap Pengumpulan Data……………………………………….....

3. Tahap Pengolahan Data ...................................................................

J. Skema Jalannya Penelitian .....................................................................

K. Tata Cara Analisis Data…………………………………………….....

L. Kesulitan Penelitian …………………………………………..............

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………......

A. Ketersediaan Sendok Takar yang terdapat dikemasan obat cair di

Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito……………............................

1. berdasarkan bentuk sediaannya …....................................................

2. berdasarkan golongan obat dan nomor registrasi...........…...............

3. berdasarkan kelas terapi dan sub kelas terapi...................................

4. berdasarkan ketersediaan alat bantu ukur.........................................

B. Perilaku Responden terhadap penggunaan Sendok Takar dan Obat

Cair Oral ……………….........................................................................

1. Karakteristik Responden…………………………………………….

a. Usia responden……………………………………..................

b. Jenis Kelamin Responden ……………………………….........

c. Tingkat Pendidikan Responden…………………….................

d. Jenis Pekerjaan Responden………………………………........

e. Frekuensi Penggunaan Sendok Takar Sediaan cair Oral ............

f. Frekuensi Pembelian Obat di Loket Apotek Kimia Farma

Sardjito .....................................................................................

39

41

43

44

46

49

51

51

52

53

56

58

61

61

62

64

65

66

67

68

Page 15: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xv

g. Frekuensi konsultasi obat dengan Apoteker…........................

2. Perilaku Responden Terhadap Penggunaan Sendok Takar Dan

Sediaan Cair Oral.............................................................................

1. Aspek Pengetahuan responden tentang penggunaan sendok

takar dan obat cair oral ……………………………….............

2. Aspek Sikap responden tentang penggunaan sendok takar dan

obat cair oral ……………………………………………….....

3. Aspek Tindakan responden tentang penggunaan sendok takar

dan obat cair oral …………………………………………......

C. Informasi yang diberikan Apoteker kepada pengunjung Apotek

Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito........................................

1. Durasi pemberian informasi obat kepada pasien ...........................

2. Sumber informasi obat yang digunakan apoteker.......................

3. Informasi obat yang diberikan oleh Apoteker ...............................

4. Teknik Pemberian informasi obat cair oral oleh Apoteker ............

5. Kendala yang terjadi dalam pemberian informasi obat .................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….....

A. KESIMPULAN…………………………………………………….......

B. SARAN…………………………………………………………….......

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. ...

LAMPIRAN........................................................................................................

BIOGRAFI PENULIS...................................................................................,,,,,

70

72

72

82

94

101

101

102

104

106

108

110

110

110

111

118

147

Page 16: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Tabel II.

Tabel III.

Tabel IV.

Tabel V.

Tabel VI.

Tabel VII.

Tabel VIII.

Tabel IX.

Tabel X.

Tabel XI.

Tabel XII.

Tabel XIII.

Cara penyimpanan obat dengan benar.......................................

Aturan penyimpanan obat menurut Farmakope Indonesia IV........…

Enam hal informasi minimal yang harus diberikan kepada pasien......

Penggolongan obat cair oral berdasarkan kelas terapi dan sub

kelas terapi..............................................................................

Ketersediaan alat bantu ukur dalam kemasan obat cair oral di

Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-

Juli 2010……………………………..............................................

Persentase usia responden yang menggunakan obat cair

oral………......................................................................................

Aspek pengetahuan responden terhadap penggunaan sendok

takar dan sediaan cair oral..............................................................

Aturan penyimpanan pada etiket obat cair yang tersebar di

Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-

Juli 2010..........................................................................................

Aspek Sikap responden terhadap penggunaan sendok takar dan

sediaan cair oral..............................................................................

Alasan sikap responden tentang pemilihan sumber informasi obat

Peran apoteker menurut responden penelitian................................

Pendapat responden terhadap obat cair yang telah disimpan lama

Variasi ukuran sendok makan dan sendok teh yang beredar di

Kelurahan Ngupasan Kecamatan Gondoamanan, Yogyakarta......

9

10

19

57

60

63

73

76

83

84

85

86

90

Page 17: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xvii

Tabel XIV.

Tabel XV.

Tabel XVI.

Asumsi responden dalam menuangkan obat cair ke dalam sendok

takar.................................................................................................

Aspek tindakan responden terhadap penggunaan sendok takar

dan sediaan cair oral........................................................................

Alasan tindakan responden memilih menggunakan sendok

makan atau sendok teh....................................................................

92

94

95

Page 18: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

Gambar 7.

Gambar 8.

Gambar 9.

Gambar 10.

Gambar 11.

Gambar 12.

Gambar 13.

Gambar 14.

Gambar 15.

Logo obat bebas.....................……………………………..........

Logo obat bebas terbatas………………......................................

Tanda peringatan pada obat bebas terbatas………….............

Logo obat keras dan psikotropika……………….......................

Logo obat narkotika….................................................................

Alat ukur obat cair cup,sendok takar dan droppers…….............

Alat takar obat cair dengan standar pengukuran yang telah

terkalibrasi…………………………………................................

Skema teori Parsons……………….............................................

Skema teori Weber……………………………………..............

Bagan ruang lingkup penelitian………………..........................

Bagan pra penelitian dan pembuatan kuesioner………............

Bagan cara kerja pengambilan subyek penelitian ……..............

Persentase obat cair oral berdasarkan bentuk sediaan di Apotek

Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito periode Juni – Juli

2010..............................................................................................

Persentase obat cair oral berdasarkan golongan obat menurut

Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/IV/2000 di Apotek

Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito periode Juni – Juli

2010………………………..........................................................

Persentase Suplemen berdasarkan izin registrasi menurut

PerMenKes RI Nomor 949/Menkes/VI/2000 dan PerMenKes

6

6

7

7

8

11

12

22

25

31

44

45

52

54

Page 19: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xix

Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Gambar 19. Gambar 20. Gambar 21. Gambar 22. Gambar 23. Gambar 24. Gambar 25.

RI Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 yang terdapat di Apotek

Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-Juli

2010..............................................................................................

Persentase Ketersediaan Alat Bantu Ukur Dalam Kemasan

Obat Cair Oral di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr.

Sardjito Periode Juni-Juli 2010....................................................

Macam sendok takar yang ada di kemasan obat ...................

Persentase jenis kelamin responden.............................................

Persentase tingkat pendidikan responden....................................

Persentase jenis pekerjaan responden..........................................

Persentase responden yang pernah menggunakan sediaan cair

oral bersendok takar.....................................................................

Persentase jumlah responden yang membeli obat di loket

Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode

Juni-Juli 2010...............................................................................

Persentase jumlah responden yang konsultasi obat dengan

apoteker........................................................................................

Hasil Survei Sendok Makan dan Sendok Teh yang Terdapat di

Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan,

Yogyakarta...................................................................................

Gambar ukuran sendok takar dan volumenya yang beredar

dalam kemasan obat cair oral.......................................................

56

59

61

64

65

66

67

68

70

89

92

Page 20: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xx

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

DAFTAR LAMPIRAN

Karakteristik Responden......................................................

Dokumentasi penelitian........................................................

Daftar Obat Cair Oral Bulan Juni-Juli di Apotek Pelengkap

Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito ........................................

Kuesioner…………………………………………………..

Panduan wawancara responden dan apoteker......................

Contoh kuesioner dengan jawaban………………………..

Hasil wawancara apoteker..................................................

Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas ………….........

Ijin penelitian dari Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP

Dr.Sardjito..........................................................................

Hasil kuesioner……………………………………………

119

120

121

132

136

137

140

141

142

143

Page 21: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xxi

INTISARI

Ketepatan penggunaan suatu obat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu terapi karena dapat meningkatkan dampak terapi serta kualitas kehidupan pasien. Pengambilan volume yang tidak tepat pada sediaan cair mengakibatkan pangambilan dosis tidak akurat. Penyebab utama kesalahan dosis yakni akibat ketidaktersedianya alat ukur dalam obat cair dan adanya kesalahan interpretasi yang berbeda pada pasien mengenai cara mengukur dengan alat takar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi ketersediaan dan penggunaan sendok takar dalam obat cair pada pengunjung apotek serta relevansi informasi penggunaan obat cair yang diberikan apoteker Apotek Pelengkap Kimia Farma Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian survai deskriptif melalui pendekatan kualitatif melalui kuesioner dan wawancara. Data dianalisis dengan statistik deskriptif sedangkan hasil wawancara dipaparkan sebagai data kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan perilaku penggunaan sendok takar sediaan obat cair pada pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma tergolong cukup baik dengan presentase pengetahuan (63,7%), sikap (65,8%), tindakan (70,9%). Ketersediaan obat cair yang menyertakan sendok takar dalam kemasan sebesar 57,5%. Informasi yang diberikan oleh apoteker pada saat menyerahkan obat cair oral mencakup nama obat, aturan penggunaan, dan peringatan. Kata kunci : sediaan cair oral, sendok takar, ketersediaan, dan cara

penggunaan.

Page 22: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

xxii

ABSTRACT

The accuracy of use of medicines is very influential on success of therapy because it can increase the impact of therapy and quality of life for patients. Taking the volume of improper liquid preparation resulted in inaccurate doses. The main cause dose errors due to not avalaible for measurement of liquid medicines and a different misinterpretation from patients on how this measurement tools is used.

This study aims to identify and evaluate the availability and use of oral liquid medicine spoon of visitor of Kimia Farma Pharmacy Pharmacist Hospital Dr. Sardjito and information on the use of pharmacies as well as the relevance of a given oral liquid medicine.

This study is a non-experimental conducted with descriptive survey research design through a qualitative approach with questionnaires and interviews. Data were analyzed using descriptive statistics while the results of interviews presented as qualitative data.

The results shows the use of spoon and oral liquid medicine on visitors of Kimia Farma Pharmacy has been quite good with percentages of knowledge (63.7%), attitude (65.8%), action (70.9%). Availability of medicines that included its spoons liquid in the packaging are aprroximately 57.5%. Information provided by the pharmacist while delivery oral liquid medicine including name, use directions, and cautions (warnings).

Key word : oral liquid medicine, dosing spoon, avalability and how usage

Page 23: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Di Indonesia, penduduk yang mengalami keluhan kesehatan selama 1

bulan terakhir pada tahun 2008 sebanyak 33,24%. Upaya pencarian pengobatan

yang dilakukan masyarakat yang mengeluh sakit sebagian besar adalah

pengobatan sendiri (87,37%). Sisanya mencari pengobatan antara lain ke

puskesmas, paramedis, dokter praktik, dan rumah sakit (Departemen Kesehatan,

2008).

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu pengobatan adalah

“dosis”. Secara sederhana, dosis yang berlebihan akan berbahaya karena

menimbulkan efek samping tertentu, sebaliknya dosis yang kurang juga akan

mengakibatkan tujuan pengobatan tidak tercapai.

Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah pada penggunaaan alat

takar dan sediaan obat cair yang mempengaruhi ketepatan dosis. Dua penyebab

utama kesalahan dosis yakni akibat ketidaktersedianya alat ukur dalam obat cair

dan adanya kesalahan interpretasi yang berbeda pada pasien mengenai cara

mengukur dengan alat takar (Litovitz, 1992). Pengambilan volume yang tidak

tepat pada sediaan cair mengakibatkan pangambilan dosis yang tidak akurat.

Penggunaan sendok teh atau sendok makan sebagai alat pengukuran obat dalam

bentuk cair merupakan salah satu penyebab ketidakakuratan jumlah obat yang

masuk dalam tubuh kita.

Page 24: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

2

Dari hasil penelitian terhadap 195 mahasiswa di Amerika ini dibuktikan

sebanyak 8,4% kekurangan dosis akibat penggunaan sendok medium dan sendok

teh dan 11,6% kelebihan dosis akibat penggunaan sendok makan. Hasil ini

dipercaya bahwa penggunaan sendok rumah tangga tidak sama volumenya dengan

sendok takar kemasan obat (Wansink dan van Ittersum, 2010).

Food and Drugs Administration (FDA) merekomendasikan tidak lagi

menggunakan peralatan dapur sebagai cara untuk mengukur dosis sediaan obat

cair. Jika ukuran sendok teh di sediaan obat cair sama seperti yang ada di pasaran

lebih atau kurang dari 5 ml, seseorang bisa terkompensasi kekurangan dosis atau

kelebihan dosis (Anonim, 2009a). Lebih aman dan efektif menggunakan sendok

takaran, dropper, dan dosis injeksi untuk menyalurkan obat cair daripada menakar

jumlah tuangan dosis dengan sendok rumah tangga (Wansink dan van Ittersum,

2010).

Berdasarkan keadaan ini maka diperlukan peranan apoteker untuk

memberi informasi lebih dalam mengenai penggunaan sendok takar dan sediaan

obat cair oral sehingga dapat meningkatkan kualitas pengobatan yang sedang

dijalani pasien.

Penelitian ini mengambil tempat di Apotek Pelengkap Kimia Farma (KF)

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Yogyakarta. Apotek KF RSUP Dr.

Sardjito adalah salah satu apotek penunjang pelayanan medik yang berada di

RSUP Dr. Sardjito dibawah tanggung jawab Perseroan Terbatas Kimia Farma

Apotek. PT Kimia Farma Apotek bersama RSUP Dr Sardjito bekerja sama

dalam menyediakan pelayanan kefarmasian bagi pasien rawat jalan dan rawat inap

Page 25: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

3

yang terwujud dengan adanya Apotek KF RSUP Dr. Sardjito. Apotek KF RSUP

Dr. Sardjito dipilih sebagai tempat penelitian karena memiliki jumlah pengunjung

pasien rawat jalan yang membeli obat di loket KF hingga mencapai 130 orang per

hari selain itu ada pertimbangan bahwa Apotek KF RSUP Dr. Sardjito telah

memiliki Standard Operational Prosedure mengenai pelayanan kepada pasien di

tiap loket penyerahan obat dan tersedia 5 loket apotek yang tersebar di dalam

rumah sakit.

Dari uraian di atas mendorong peneliti untuk mengadakan survai

penelitian terhadap ketersediaan sendok takar dan obat cair oral dan survei

informasi apa saja yang diberikan apoteker yang ada di apotek rumah sakit serta

mengevaluasi perilaku cara penggunaan sediaan cair oral pada pengunjung apotek

rumah sakit.

1. Permasalahan

a. Berapakah persentase ketersediaan sendok takar yang terdapat pada

kemasan obat cair oral di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito ?

b. Bagaimana perilaku penggunaan sendok takar dan sediaan cair oral pada

rersponden berdasarkan hasil kuesioner di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito ?

c. Informasi apa saja yang diberikan apoteker terhadap responden mengenai

penggunaan sediaan cair oral yang menyertakan sendok takar di Apotek

KF RSUP Dr. Sardjito?

2. Keaslian penelitian

Penelitian survai mengenai sendok takar belum pernah dilakukan dan

belum ditemukan penelitian terkait di wilayah DIY. Penelitian yang telah

Page 26: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

4

ditelusuri oleh peneliti terkait penggunaan sendok takar sebelumnya secara

ekperimental pernah dilakukan berjudul:

a. Spoons Systematically Bias Dosing of Liquid Medicine (Wansink dan van

Ittersum, 2010).

b. The Accuracy And Quality Of Household Spoons And Enclosed Dosing

Devices Used In The Administration Of Oral Liquid Medications In Ghana

(Bayor, 2010).

c. Inaccurate Dosage; Result From The FIP-LPS Collaborative Study (Bica,

Farinha, 2005).

Penelitian yang dilakukan penulis ini berbeda dalam hal metode yaitu

non eksperimental berupa survai deskriptif yang mengevaluasi penggunaan obat

cair dan profil ketersediaan sendok takar serta informasi obat yang diberikan di

apotek.

3. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan

dan sebagai sumber referensi di bidang kesehatan dan komunitas sebagai

sumber kajian mengenai penggunaan sendok takar dan bentuk sediaan obat

cair oral yang tepat untuk masyarakat.

b. Manfaat praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat terkait informasi obat dan cara penggunaan sendok

Page 27: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

5

takar pada masyarakat sehingga dapat meningkatkan perilaku pengobatan

yang rasional acuan bagi pihak apotek untuk memberi informasi dan edukasi

pada pasien terkait cara penggunaan sediaan cair secara benar dan tepat.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi

ketersediaan dan penggunaan sendok takar dan bentuk sediaan cair oral pada

pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito.

2. Tujuan khusus

Dalam penelitian ini, tujuan khusus yang ingin dicapai adalah mengetahui:

a. persentase ketersediaan obat cair oral yang menyertakan sendok takar

dalam obat cair oral yang ada di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP

Dr.Sardjito.

b. perilaku penggunaan sendok takar dan penggunaan sediaan cair oral pada

responden di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr.Sardjito

berdasarkan hasil kuesioner

c. informasi yang diberikan apoteker terhadap responden mengenai

penggunaan sendok takar dan sediaan cair oral di Apotek Pelengkap Kimia

Farma RSUP Dr. Sardjito.

Page 28: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Penggolongan Obat di Indonesia

Obat yang beredar di Indonesia menurut Permenkes RI Nomor

949/Menkes/Per/IV/2000 digolongkan menjadi 5 golongan yaitu:

1. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa

resep dokter, tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).

Gambar 1. Logo obat bebas

2. Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi

masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter. Obat bebas terbatas

merupakan obat daftar W (Waarschuwing) dimana obat tersebut artinya harus

disertai tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam (Direktorat

Bina Farmasi Komunitas Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

2006).

Gambar 2. Logo obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas mencantumkan tanda peringatan yang berupa empat persegi

panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat

pemberitahuan berwarna putih.

Page 29: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

7

Gambar 3. Tanda peringatan pada obat bebas terbatas

3. Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.

Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah

dengan garis tepi berwarna hitam. Obat keras juga disebut obat daftar G

(Gevaarlijk) artinya berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep

dokter (Direktorat Bina Farmasi Komunitas Klinik Ditjen Bina Kefarmasian

dan Alat Kesehatan, 2006).

4. Menurut UU RI No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika, obat psikotropika

adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (Direktorat

Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 1997a).

Gambar 4. Logo obat keras dan psikotropika

Menurut UU No. 22 tahun 1997, obat narkotika adalah obat yang berasal dari

tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan

Page 30: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

8

ketergantungan (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 1997b).

Gambar 5. Logo obat narkotik

5. Menurut Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990 obat wajib apotek

adalah obat keras yang dapat dibeli dengan resep dokter atau tanpa resep dokter

dengan jumlah tertentu oleh apoteker di apotek (Menteri Kesehatan RI, 1990b).

Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non

Propietary names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku

standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Menteri Kesehatan RI,

2010). Obat generik ini dibagi menjadi generik berlogo dan generik bermerek

(branded generic). Obat Generik Berlogo adalah obat yang menggunakan nama

zat berkhasiatnya dan mencantumkan logo perusahaan farmasi yang memproduksi

kemasan obat sedangkan Obat Generik Bermerek adalah obat yang diberi merek

dagang oleh perusahaan farmasi yang memproduksinya.

Berdasarkan kegunaan, obat digolongkan untuk menyembuhkan

(terapeutic), mencegah (prophylactic) dan mendiagnosa (diagnostic). Berdasarkan

cara penggunaannya, obat dibagi menjadi pemakaian dalam (medicamentum ad

usum internum) melalui oral dengan tanda etiket putih dan pemakaian luar

(medicamentum ad usum externum) dengan etiket biru (Wibowo, 2010).

Page 31: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

9

B. Sediaan Cair Oral

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat imia

yang terlarut, misal terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau

campuran pelarut yang saling bercampur (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat

dan Makanan RI, 1995).

Sediaan cair oral terdiri dari suspensi, sirup dan emulsi. Suspensi adalah

sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam

fase cair. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia

yang terlarut. Emulsi adalah sistem dua fase, dimana salah satu fase terdispersi

dalam fase yang lain, dan terbentuk dalam bentuk tetesan kecil. Eliksir adalah

larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).

Beberapa anjuran dalam menyimpan obat, yaitu : Tabel I. Cara penyimpanan obat dengan benar

No. Cara penyimpanan 1. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat 2. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti

yang tertera pada kemasan.

3. Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan.

4. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.

5. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak. 6. Jauhkan dari jangkauan anak-anak (Direktorat Bina Farmasi Komunitas Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).

Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, seperti yang dimaksud dalam

Farmakope Indonesia IV menyatakan bahwa wadah tertutup rapat harus

melindungi isi dari masuknya bahan cair, bahan padat atau uap dan mencegah

Page 32: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

10

kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya bahan selama penanganan,

pengangkutan, distribusi dan harus dapat ditutup rapat kembali. Penyimpanan

yang dari terlindung cahaya seperti yang dimaksud adalah wadah tidak tembus

cahaya dalam Farmakope Indonesia IV yaitu wadah harus dapat melindungi isi

dari pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang bersifat menahan cahaya.

Tabel II. Aturan Penyimpanan Obat Menurut Farmakope Indonesia IV Aturan penyimpanan Suhu Penyimpanan

Dingin Tidak lebih dari 8° Lemari pendingin antara 2° dan 8° Lemari pembeku antara -20° dan -10°

Sejuk suhu antara 8° dan 15° bila perlu disimpan dalam lemari pendingin.

Suhu kamar antara 15° dan 30° Hangat antara 30° dan 40°

Panas berlebih Di atas 40° (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995)

C. Penggunaan Sendok Takar dan Obat Cair Oral

Pada label produk sediaan obat cair akan menyarankan kepada pasien

sesuai aturan pakai menggunakan sendok teh atau sendok makan sebagai takaran

dosis. Ukuran kesetaraan dosis 5ml = 5cc = 1 sendok teh; 15ml = 15cc = 3

sendok teh = 1 sendok makan dan 30ml = 30cc = 2 sendok makan= 1 fluid ounce

(Maw, Son, Thompson, 2002a).

Berdasarkan atas hasil pengukuran bobot metrik yang dilakukan pada

tahun 1971, kesetaraan dosis obat itu dihitung dalam 5ml dosis dan British

Standard Pharmacopeia ukuran sendok 5ml itu diputuskan. Namun kapasitas

sendok yang beredar di setiap negara sebenarnya sangat jauh bervariasi. Untuk

Page 33: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

11

membuat dosis lebih akurat, setiap negara memproduksi ukuran sendok takar obat

yang sesuai (Maw, Sam, Thompson, 2002b).

American National Standart Institute menyatakan variasi ukuran sendok

teh di Amerika sebesar 4,93 ± 0,24 ml. Pengukuran volume obat cair

menggunakan sendok hanya diperbolehkan jika takaran sendok memperlihatkan

takaran sebesar 5 ml. Hal ini juga telah disetujui oleh United States Pharmacopeia

(Remington, 2006). Sendok teh yang beredar di masyarakat umumnya berkisar

2,5-9,7 ml (Matter, Markello,Yaffe, 1997; Kimminau, 1979). Menurut Farmakope

Indonesia III, sendok kecil volumenya 5 ml, sendok besar volumenya 15 ml

(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1974).

Menggunakan peralatan dapur yang bukan merupakan perangkat

pengukuran yang sesuai dengan obat dapat mengakibatkan pemberian dosis yang

salah, terlalu banyak atau terlalu sedikit obatnya. Misalnya, sendok makan besar

dapat memegang dua kali cairan sebanyak ukuran sendok makan dari yang ada di

takaran obat (Wang, 2008).

Gambar 6. Alat ukur obat cair seperti cup,sendok takar dan droppers

(Bayor, Kipo, Kwakye, 2010).

Pada beberapa kasus ditemukan sendok makan, sendok teh, cup, yang

rata-rata 25% lebih besar kapasitasnya daripada kuantitasnya secara teori yang

diberikan. Farmasis sebaiknya merekomendasikan penggunaan ukuran seperti

Page 34: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

12

droppers obat, sendok teh yang terkalibrasi ukuran 5ml, gelas obat (Remington,

2006).

Gambar 7. Alat takar Obat Cair dengan Standar Pengukuran yang telah terkalibrasi

(Remington, 2006)

Pemberian obat cair oral dalam suatu pengobatan pada pasien harus

memenuhi beberapa langkah yang tepat dalam pemberian. Hal ini untuk

mengantisipasi potensi kesalahan dosis obat yang diberikan, yang harus

dipersiapkan adalah:

1. mengidentifikasi ukuran yang diinginkan pada sendok takar obat. Jika sudah

ditemukan kemudian tandai dosis dengan pena untuk meyakinkan ukuran garis

takar.

2. mengocok terlebih dahulu obat cair oral

3. memegang tegak sendok takar obat cair oral

4. menuangkan obat cair ke dalam sendok takar dengan benar dengan melihat

tanda batas garis di samping sendok sebagai panduan.

5. melakukan pengecekan level takaran dengan mengangkat sendok takar ke arah

sejajar dengan mata untuk menyamakan level takaran sendok takar. Sebelum

diberikan obat cair yang dituang harus diyakinkan bahwa tidak melebihi dari

dosis takaran.

Page 35: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

13

6. membilas sendok takar obat dengan air hangat setelah selesai digunakan

(Anonim, 2008).

FDA menganjurkan penggunaan sendok takar atau syringe dalam

pemberian obat cair oral yang berbentuk suspensi untuk mengurangi efek samping

yang mungkin timbul dari zat yang terkandung dalam obat (Waknine, 2008).

D. Pengobatan Sendiri

Perawatan sendiri atau self care adalah proses perawatan kesehatan yang

terdiri dari peningkatan kesehatan, pengambilan keputusan, pencegahan,

penyidikan, dan penyembuhan penyakit yang dikelola oleh diri sendiri

sepenuhnya (Holt dan Hall, 1990).

Suatu survei di Amerika menyebutkan bahwa terjadi peningkatan

perilaku pengobatan mandiri di kalangan masyarakat dengan beberapa

parameter yaitu:

1. tingkat kepuasan konsumen terhadap keputusan mereka sendiri dalam

mengatasi masalah kesehatannya

2. kecenderungan melakukan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep untuk

mengatasi gejala yang dirasakan dan penyakit ringan yang umum diderita

3. keyakinan bahwa obat tanpa resep aman digunakan apabila dipakai sesuai

petunjuk

4. keinginan agar beberapa obat yang saat ini harus diperoleh dengan resep

dokter, diubah menjadi tanpa resep

Page 36: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

14

5. kesadaran membaca label sebelum memilih dan menggunaan obat tanpa resep,

terutama mengenai aturan pakai dan cara pakai serta efek samping obat

(Pal, 2002).

Obat yang dapat diserahkan tanpa resep menurut Permenkes

919/MENKES/PER/X/1993 harus memenuhi kriteria:

1. tidak dikontra indikasikan untuk wanita hamil, anak di bawah umur 2 tahun

dan orang tua di atas 65 tahun.

2. pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada

kelanjutan penyakit.

3. penggunaannya tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus dilakukan

oleh tenaga kesehatan.

4. penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di

Indonesia.

5. obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dipertanggung jawabkan

untuk pengobatan sendiri (Menteri Kesehatan RI, 1993a).

E. Apotek

Berdasarkan Kepmenkes No. 1027 tahun 2004, Apotek adalah tempat

tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,

perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Seiring berkembangnya zaman,

apotek menjadi salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu

mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang dimaksukan mencakup pelayanan kefarmasian

(Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004a).

Page 37: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

15

Menurut Kepmenkes No. 1027 tahun 2004, pelayanan kefarmasian

(pharmaceutical care) adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung

profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup

pasien (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004a).

Pengelolaan apotek menurut Permenkes No:922/Menkes/PER/X/1993

tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik, pengelolaan apotek

meliputi:

1. pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk campuran,

penyimpanan

2. pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi

lainnya.

3. pelayanan informasi mengenai perbelakan farmasi (Menteri Kesehatan RI,

1993b).

F. Peran Apoteker di Apotek

Menurut Kepmenkes No. 1027 tahun 2004, apoteker harus memberikan

konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan

lainnya sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan

terhindar dari bahaya penyalahgunaan satau penggunaan salah sediaan farmasi

atau perbekalan kesehatan lainnya (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan

Alat Kesehatan, 2004a). Farmasis adalah role penyedia pelayanan informasi obat

yang utama (Watanabe, Conner, 1982).

Page 38: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

16

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah

dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini. Informasi obat pada

pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan

obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari selama terapi (Hartini dan Sulasmono, 2007). Proses komunikasi

diantara Farmasis dan pasien mempunyai 2 fungsi yaitu:

1. membangun relasi antara tenaga kesehatan dan pasien.

2. menyediakan pertukaran informasi yang diperlukan untuk mengakses kondisi

pasien menurut penuturan pasien itu sendiri, kemudian Farmasis

mengimplementasikan terhadap treatment problem kesehatan pasien yang

diterima dan Farmasis akan mengevaluasi efek dari treatment jika diberikan

pada kualitas hidup pasien (Tindall, Beardsley, Kimberlin, 1994).

Informasi yang diterima pasien mengenai obat, khususnya obat dengan

resep hanya bisa diperoleh dari dokter dan petugas penyerah obat di apotek,

dengan tanggung jawab terbesar mengenai informasi berada di apotek sebagai

komponen pelayanan kesehatan terakhir yang berinteraksi langsung dengan pasien

atau orang yang menerima obat (Andayani, Satibi dan Handayani, 2004).

Page 39: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

17

G. Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat adalah suatu kegiatan untuk memberikan

pelayanan informasi obat yang akurat dan obyektif dalam hubungannya dengan

perawatan konsumen. Individu yang dapat mengajukan pertanyaan adalah seluruh

pengelola dan pengguna obat yaitu: dokter, apoteker, asisten apoteker, dan

perawat. Informasi yang diperlukan oleh konsumen paling tidak mencakup dua

hal, yaitu informasi mengenai jenis penyakit dan pengobatannya serta informasi

tentang obat yang diberikan oleh konsumen (Pratiwiningsih, 2008). PIO

(Pelayanan Informasi Obat) didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan

pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif,

terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat maupun pihak yang memerlukan

(Anonim, cit Ikasari, 2008).

Apoteker adalah sumber utama informasi obat bagi dokter, perawat,

pasien dan profesional kesehatan lainnya. Informasi obat harus dievaluasi oleh

Apoteker guna memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif. Pasien

membutuhkan informasi tentang obat mereka misalnya hubungan obat dengan

penyakitnya, cara penggunaan obat, cara penyimpanan, efek samping serta cara

menangani efek samping, cara memantau efek obat (Siregar, 2006).

Suatu sistem pelayanan kesehatan dapat menyediakan obat bermutu

tinggi tetapi jika obat yang digunakan tidak tepat, maka pasien mengabaikan

manfaat atau bahkan menimbulkan efek merugikan. Meskipun akses kepada

informasi obat yang baik, tidak menjamin penggunaan obat yang tepat, informasi

Page 40: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

18

obat yang benar dapat menjadi persyaratan dasar penggunaan obat yang rasional

(Siregar, 2006).

Menurut Kepmenkes No. 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek mengenai informasi obat disebutkan bahwa Apoteker

harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat,

tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-

kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu

pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama

terapi. Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan

pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti

kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya (Direktorat

Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004a).

Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,

pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki

kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya

penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita penyakit

tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya,

apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan (Direktorat Jendral

Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004a).

Menurut Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Farmasi Rumah Sakit. Kegiatan dalam pelayanan informasi obat antara

lain memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan

pasif, menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,

Page 41: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

19

surat atau tatap muka, membuat buletin, leaflet, label obat (Direktorat Jendral

Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004b).

Pemberian informasi obat mungkin tidak semua harus dikemukakan, tapi

setidaknya pasien harus diingatkan efek sampingnya. Alasan didatangai banyak

pasien bukan alasan yang dapat dibenarkan secara hukum untuk tidak

memberikan informasi yang benar kepada pasien (Vries, 1994).

Tabel III. Enam hal informasi minimal yang harus diberikan kepada pasien 1 Efek obat mengapa obat itu diperlukan; gejala mana yang akan hilang dan

mana yang tidak, kapan efek obat diharapkan mulai terlibat atau

terasa; apa yang akan terjadi jika obat diminum dengan cara tidak

benar

2 Efek samping efek samping apa yang mungkin timbul; bagaimana

mengenalinya; berapa lama akan berlangsung, seberapa parah;

apa yang harus dilakukan

3 Instruksi bagaimana cara meminum obat, kapan meminum, berapa lama

pengobatan berlangsung, bagaimana cara menyimpan, apa yang

dilakukan jika lupa meminum obat

4 Peringatan kapan minum obat harus dihentikan, berapa dosis terbanyak,

mengapa obat harus diminum sampai habis

5 Kunjungan

berikutnya

kapan pasien harus kembali

6 Sudah jelaskah

semuanya

menanyakan apakah sudah dimengerti pasien, minta pasien

mengulang informasi

(Vries, 1994).

Pelayanan informasi obat kepada pasien tidak lepas dari peran seorang

farmasis. Farmasis, sebagaimana halnya tenaga kesehatan lainnya bertanggung

jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan terapi obat yang tepat, efektif,

dan aman (Jones, 2008).

Page 42: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

20

H. Pharmaceutical Care

Pharmaceutical care dideskripsikan yaitu bagaimana farmasis dapat

berkontribusi untuk meningkatkan outcome terapi pengobatan pasien sehingga

dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas (Sexton, Nickless, Green, 2006).

Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian adalah suatu praktek yang

dilakukan dengan tanggung jawab kepada kebutuhan yang berhubungan obat

individu pasien dan diselenggarakan berdasarkan komitmen tanggung jawab

tersebut. Tanggung jawab tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:

(1) menjamin semua terapi yang diterima oleh individu pasien sesuai

(appropriate), paling efektif (the most effective possible), paling aman (the safest

available), and praktis (convenient enough to be taken as indicated); (2)

mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegah permasalahan berhubungan terapi

dengan obat yang menghambat pelaksanaan tanggung yang pertama (Strand,

Morley, Cipolle, 2004 dan Rovers, Currie, Hagel, McDonough, Sobotka, 2003).

Program pharmaceutical care dapat menurunkan kejadian merugikan

pada penggunaan obat, terutama obat untuk penyakit jangka panjang. Dilaporkan

pharmaceutical care meningkatkan kesadaran pasien akan efek merugikan dari

obat (Fischer, Defor, Cooper, Scott, Boonstra, Eelkema, Goodman, 2002) dan

pencegahan serta pengatasan Drug Therapy Problems adalah langkah penting

dalam pharmaceutical care.

Page 43: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

21

I. Perilaku

Perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat

sederhana maupun bersifat kompleks. Perilaku manusia adalah semua kegiatan

atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak

dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2002). Perilaku manusia merupakan

hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar

maupun dari dalam dirinya (Sarwono, 1997).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang atau

organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua

unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan (Notoatmodjo, 2002).

Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan

sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice), sedangkan

stimulus atau rangsangan di sini terdiri atas 4 unsur pokok, yakni sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, dan lingkungan (Notoatmodjo, 2002).

Perilaku kesehatan melibatkan banyak faktor, Green (cit., Notoadmodjo,

2002) menyebutkan perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

1. Faktor predisposisi (predisposing factor)

Faktor-faktor ini merupakan faktor yang dapat mempermudah

terwujudnya perilaku. Hal-hal yang termasuk dalam faktor predisposisi adalah

Page 44: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

22

pengetahuan, sikap, persepsi, keyakinan, dan nilai. Hal tersebut dapat menjadi

motivasi/pemicu seseorang atau kelompok untuk bertindak.

2. Faktor pendukung (enabling factor)

Faktor-faktor ini adalah faktor yang mendukung/memungkinkan

terwujudnya perilaku kesehatan. Hal-hal yang termasuk dalam faktor pendukung

adalah ketersediaan sarana-prasarana/fasilitas kesehatan bagi masyarakat.

3. Faktor penguat (reinforcing factor)

Hal-hal yang termasuk dalam faktor penguat adalah sikap dan perilaku

tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas kesehatan termasuk

juga Undang-Undang kesehatan dari pusat atau daerah. Menurut Teori Parsons,

perilaku merupakan tahapan lanjutan adanya sistem sosial, sistem budaya, dan

sistem kepribadian (Sarwono, 1997).

Gambar 8. Skema teori Parsons (Sarwono, 1997)

1. Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup di

dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan, yakni:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

Sistem Sosial Sistem Budaya Sistem Kepribadian

Perilaku Individu

Page 45: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

23

kembali terhadap suatu yang spesifik atas seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata atau sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi (Notoatmodjo, 2002).

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu

masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

laku terbuka (Azwar, 1995).

Page 46: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

24

Mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang

saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif

(affective), dan komponen konatif (conative). Komponen kognitif merupakan

representasi yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif

merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif

merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang

dimiliki oleh seseorang (Azwar, 2007).

Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoadmojo (2002),

sikap mempunyai pokok, yakni:

a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap sesuatu

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Sikap mencakup 4 tingkatan yaitu menerima (receiving), merespon (responding),

menghargai (valuing), dan bertanggung jawab (responsible) (Notoadmodjo,

2002).

3. Tindakan

Tindakan dilakukan untuk memenuhi suatu kebutuhan. Terdapat dua

kondisi yang memacu tindakan untuk pemenuhan kebutuhan, yaitu intrinsic

motivation dan extrinsic motivation. Aspek dalam diri meliputi potensi,

kemampuan, ketrampilan, koordinasi motorik, pengalaman masa lalu, pelaksanaan

kerja dan motivasi. Aspek luar diri meliputi jabatan, pekerjaan, dan upah.

Page 47: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

25

Tindakan pada dasarnya didasari oleh adanya stimulus, hal ini sesuai teori Weber

(Sarwono, 1997). Teori Weber dapat digambarkan dengan skema:

Gambar 9. Skema teori Weber (Sarwono, 1997)

J. Registrasi Sediaan Farmasi

Menurut PerMenKes RI Nomor 949/Menkes/VI/2000 tentang registrasi obat jadi

yang menjadi pertimbangan registrasi obat jadi dinyatakan sebagai berikut:

Untuk melindungi masyarakat dari peredaran obat jadi yang tidak memenuhi persyaratan khasiat, keamanan, mutu dan kemanfaatannya (Menteri Kesehatan RI, 2000)

1. Kode Nomor Pendaftaran Obat Jadi

Nomor pendaftaran untuk Obat terdiri dari 15 digit yaitu 3 digit pertama

berupa huruf dan 12 digit sisanya berupa angka. Tiga (3) digit yang pertama

mempunyai arti sebagai berikut :

a. Digit ke-1 menunjukkan jenis atau kategori obat,seperti :

D berarti Obat dengan merek dagang (Paten)

G berarti obat dengan nama generik

b. Digit ke-2 menunjukkan golongan obat, seperti :

B berarti golongan obat bebas

T berarti golongan obat bebas terbatas

K berarti golongan obat keras

P berarti golongan obat Psikotropika

Stimulus

Individu Pengalaman Persepsi Pemahaman Penafsiran

Tindakan

Page 48: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

26

N berarti golongan obat Narkotika

c. Digit ke-3 menunjukkan lokasi obat tersebut di produksi atau tujuan

diproduksinya obat tersebut, seperti :

L berarti obat tersebut diproduksi di dalam negeri atau yang

diproduksi dengan lisensi.

I berarti obat diproduksi di luar negeri atau obat impor.

X berarti obat yang dibuat dengan tujuan khusus atau program

khusus,misalnya obat-obat untuk program keluarga berencana.

Contoh - contoh arti kode nomor pendaftaran obat sebagai berikut :

a. DBL Golongan obat bebas dengan nama dagang (Paten) produksi

dalam negeri atau lisensi.

b. DTL Golongan obat bebas terbatas dengan nama dagang (Paten)

produksi dalam negeri atau lisensi.

c. GKL Golongan obat keras dengan nama generik produksi dalam negeri

atau lisensi.

d. DKL Golongan obat keras dengan nama dagang (paten) produksi dalam

negeri atau lisensi.

e. DKI Golongan obat keras dengan nama dagang (paten) produksi luar

negeri atau impor.

f. GPL Golongan obat psikotropika dengan nama generik produksi dalam

negeri atau lisensi.

g. DPL Golongan obat psikotropika dengan nama dagang (paten) produksi

dalam negeri atau lisensi.

Page 49: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

27

h. DPI Golongan obat psikotropika dengan nama dagang (paten) produksi

luar negeri atau impor.

i. GNL Golongan obat narkotika dengan nama generik produksi dalam

negeri atau lisensi.

j. DNL Golongan obat narkotika dengan nama dagang (paten) produksi

dalam negeri atau lisensi.

k. DNI Golongan obat narkotika dengan nama dagang (paten) produksi

luar negeri atau impor.

l. DKX Golongan obat keras dengan nama dagang (paten) untuk program

khusus (Menteri Kesehatan RI, 2000).

2. Kode Nomor Pendaftaran Obat Tradisional

Menurut PerMenKes RI Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin

Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional , dinyatakan

sebagai berikut:

Untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang dapat mengganggu dan merugikan kesehatan perlu dicegah beredarnya obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, kegunaan dan mutu antara lain dengan pengaturan, perizinan dan pendaftaran (Menteri Kesehatan RI, 1990a)

Nomor pendaftaran obat tradisional terdiri dari 11 digit yaitu 2 (dua) digit

pertama berupa huruf dan 9 (sembilan) digit kedua berupa angka. Digit ke-1

menunjukkan obat tradisional, yaitu dilambangkan dengan huruf T. Digit ke-2

menunjukkan lokasi obat tradisional tersebut diproduksi. Kode nomor pendaftaran

untuk obat tradisional sebagai berikut :

Page 50: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

28

1. TR obat tradisional produksi dalam negeri

2. TL obat tradisional produksi dalam negeri dengan lisensi

3. TI obat tradisional produksi luar negeri atau impor

4. BTR obat tradisional yang berbatasan dengan obat produksi dalam negeri.

5. BTL obat tradisional yang berbatasan dengan obat produk dalam

negeri dengan lisensi.

6. BTI obat tradisional yang berbatasan dengan obat produksi luar

negeriatau impor.

7. SD Suplemen makanan produksi dalam negeri

8. SL Suplemen makanan produksi dalam negeri dengan lisensi

9. SI Suplemen makanan produksi luar negeri atau impor (Menteri

Kesehatan RI, 1990a)

3. Kode Nomor Pendaftaran Makanan dan Minuman

Nomor pendaftaran makanan dan minuman terdiri dari 14 digit yaitu 2

(dua) digit pertama berupa huruf sedangkan 12 digit berikutnya berupa

angka.Huruf pada digit pertama menunjukkan Makanan atau Minuman dan

dilambangkan dengan huruf M, sedangkan huruf pada digit ke-2 menunjukkan

lokasi makanan atau minuman tersebut diproduksi. Contoh kode nomor

pendaftaran makanan atau minuman sebagai berikut :

1. MD makanan atau minuman produksi dalam negeri atau lisensi.

2. ML makanan atau minuman produksi luar negeri atau impor.

Page 51: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

29

3. BMD produk makanan atau minuman yang berbatasan dengan obat,

produksi dalam negeri atau lisensi.

4. BML produk makanan atau minuman yang berbatasan

dengan obat, produksi luar negeri atau impor (Menteri Kesehatan RI, 1990a).

Kode BMD dan BML sekarang tidak digunakan lagi untuk makanan atauu

minuman tetapi telah digantikan dengan kode untuk suplemen makanan seperti

telah dijelaskan sebelumnya. Bagi industri rumah tangga yang telah mengikuti

penyuluhan, akan diberi Sertifikat Penyuluhan dan untuk makanan atau minuman

yang diproduksinya akan diberi kode nomor pendaftaran SP (Sertifikat

Penyuluhan) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi (Menteri Kesehatan

RI, 1990a).

Keterangan Empiris

Penelitian ini bersifat deskriptif untuk memberi gambaran mengenai

ketersediaan takaran dalam produk obat cair oral, ketersediaan informasi yang

diberikan oleh apoteker terkait cara penggunaan sediaan obat cair oral,

memaparkan gambaran informasi perilaku penggunaan sendok takar dan

penggunaan sediaan obat cair yang dikonsumsi pasien pengunjung apotek melalui

pengambilan data secara kuesioner dan wawancara mendalam.

Page 52: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang evaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan

sendok takar bentuk sediaan cair oral pada pengunjung Apotek KF RSUP Dr.

Sardjito termasuk dalam jenis penelitian non-eksperimental atau observasional.

Penelitian observasional merupakan penelitian dengan melakukan pengamatan

terhadap sejumlah variabel subjek menurut keadaan yang apa adanya, tanpa

intervensi dari peneliti (Pratiknya, 1993).

Berdasarkan setting tempat, penelitian ini dilakukan di komunitas yaitu

apotek. Berdasarkan setting waktu penelitian ini termasuk dalam penelitian

prospektif. Berdasarkan cara dan waktu pengambilan sampel, penelitian ini

termasuk dalam penelitian deskriptif dengan studi cross-sectional. Peneliti

melakukan observasi atau “memotret” frekuensi dan karakter serta paparan faktor

penelitian pada saat tertentu saja dan setiap subyek hanya dikenai satu kali

observasi.

Rancangan penelitian ini adalah survei deskripif melalui pendekatan

kualitatif yang didesain untuk memberi suatu gambaran secara mendalam

mengenai fenomena yang ditemukan serta tidak melakukan analisis terhadap

hubungan antar variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan

informasi tentang kedaan-keadaan nyata sekarang atau sementara yang bersifat

prospektif (Sevilla, Ochave, Punsalam, Regala, Uriarte, 1993).

Page 53: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

31

Metode pengambilan sampel dilakukan secara sampling dengan kuota

non random untuk mengambil subyek penelitian (Sevilla, Ochave, Punsalam,

Regala, Uriarte, 1993). Cara melakukannya adalah dengan menetapkan dasar

jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah yang diinginkan,

maka jumlah tersebut dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang

diperlukan (Riduwan, 2008). Metode pengumpulan data dilakukan dengan survei

langsung kepada pengunjung apotek dan apoteker yang ada di apotek

menggunakan wawancara terstruktur dan pengisian kuesioner.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Gambar 10. Ruang Lingkup penelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Obat pada Pegunjung Apotek KF, RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-Juli 2010

Evaluasi Ketersediaan Dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan Dan Perilaku Penggunaan Sendok Takar Sediaan Cair Oral Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr.

Sardjito

Evaluasi Ketersediaan Dan Perilaku Penggunaan Sediaan Obat Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan Dan Perilaku Penggunaan Tetes Telinga Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan Dan Perilaku Penggunaan Tetes Mata Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr. Sardjito

Evaluasi Ketersediaan Dan Perilaku Penggunaan Cup Ukur Sediaan Cair Oral Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr. Sardjito

Page 54: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

32

Penelitian mengenai evaluasi ketersediaan dan cara penggunaan sendok

takar bentuk sediaan cair oral pada pengunjung Apotek KF RSUP Dr. Sardjito

merupakan salah satu penelitian yang diadakan bersama serangkaian penelitian

lain, dengan ulasan topik tentang ”Evaluasi Ketersediaan Dan Penggunaan

Sediaan Obat Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr.

Sardjito”. Penelitian tersebut terdiri dari 5 pokok bahasan dan 5 penelitian sosial.

Lima penelitian tersebut dikerjakan bersama-sama oleh 5 peneliti yang berbeda.

C. Definisi Operasional

1. Ketersediaan meliputi:

a. Ketersediaan informasi adalah informasi yang diberikan oleh Apoteker

Apotek KF, RSUP Dr. Sardjito ataupun informasi yang diterima pengunjung

Apotek KF, RSUP Dr. Sardjito mengenai cara penggunaan sendok takar dan

penggunaan sediaan cair oral.

b. Ketersediaan barang meliputi jumlah produk obat cair oral yang disertai

dengan sendok takar yang tersedia di Apotek KF, RSUP Dr. Sardjito pada

periode Juni-Juli 2010.

2. Cara penggunaan meliputi penggunaan sendok takar obat, cara penuangan

sediaan ke dalam sendok takar, lama pemakaian obat cair, cara

penyimpanan, cara pembersihan sisa obat.

3. Sediaan cair oral yang diteliti meliputi sirup, emulsi, suspensi dan eliksir.

4. Pengambilan sampel penelitian dilakukan di loket bagian Unit Gawat

Darurat (UGD) yang merupakan loket milik Apotek KF RSUP Dr. Sardjito

Page 55: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

33

yang melayani resep untuk pasien rawat jalan, rawat inap, dan resep umum

dari luar sarjito. Loket ini difasilitasi untuk beroperasi selama 24 jam dan

terbuka untuk pengunjung umum yang membeli obat dengan resep maupun

non resep.

5 Pendataan ketersediaan obat dan sendok takar dalam obat cair dilakukan di

seluruh loket Apotek KF RSUP Dr. Sardjito yaitu loket UGD, IRJ, POLI,

INDUK, dan BANGSAL

6. Responden adalah pengunjung apotek yang merupakan pasien rawat jalan

RSUP Dr.Sardjito dan masyarakat umum yang datang ke loket Apotek KF

RSUP Dr. Sardjito selama penelitian berlangsung yang pernah

menggunakan sediaan obat cair oral dengan sendok takar, namun tidak

harus responden membeli sediaan cair oral di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito

pada waktu penelitian berlangsung. Responden harus memenuhi kriteria

inklusi-eksklusi dan bersedia terlibat dalam penelitian ini.

7. Pasien rawat jalan adalah pasien yang tidak dirawat secara intensif di rumah

sakit, berobat ke rumah sakit ketika ada keluhan tertentu, secara berkala

datang ke rumah sakit untuk menerima pengobatan.

8. Apoteker adalah apoteker pendamping yang sedang bertugas saat penelitian

berlangsung di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito.

9. Teknik pemberian informasi oleh apoteker adalah secara aktif dan pasif.

Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang

bersifat aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker pelayanan

informasi obat memberika informasi obat dengan tidak menunggu

Page 56: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

34

pertanyaan melainkan secara aktif memberikan informasi obat, misalnya

penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan

bersifat pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan

informasi obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang diterima (Anonim, cit

Ikasari, 2008).

10. Sendok teh dan sendok makan yang disurvei adalah sendok yang terdapat di

Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta.

11. Aspek pengetahuan adalah pemahaman pengunjung apotek sebagai responden

mengenai penggunaan obat cair oral dan penggunaan sendok takar secara

tepat yang mereka yakini kebenarannya dari berbagai sumber yang dinilai

dengan pemberian kuesioner dan wawancara secara langsung.

12. Aspek sikap adalah respon evaluatif responden terhadap penggunaan obat

cair oral dan sendok takar yang mereka yakini kebenarannya dari

pengetahuan yang mereka miliki yang dinilai dengan pemberian kuesioner

dan wawancara secara langsung.

13. Aspek tindakan adalah hal-hal yang dilakukan oleh responden dalam

penggunaan obat cair oral dan sendok takar yang dinilai dengan pemberian

kuesioner dan wawancara secara langsung.

14. Sebagai pengambilan tingkat pengetahuan, ikap, dan tindakan dikatakan baik

apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya dengan skor

jawaban responden >75%; tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan

dikatakan sedang (cukup baik) apabila responden mengetahui sebagian

dengan skor jawaban responden 40%-75%; tingkat pengetahuan, sikap, dan

Page 57: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

35

tindakan dikatakan kurang baik apabila responden mengetahui sebagian

kecil dengan skor jawaban responden <40% (Pratomo., cit Ganie, 2009).

15. Periode Juni-Juli 2010 yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tanggal 14

Juni 2010 - 10 Juli 2010.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito untuk kegiatan

survei wawancara dan pemberian kuesioner yang berlokasi di loket Unit Gawat

Darurat (UGD). Loket UGD dipilih karena merupakan loket yang melayani resep

rawat jalan maupun rawat inap untuk obat-obatan dengan ataupun tanpa resep.

Penelitian dilakukan setiap hari Senin sampai Sabtu, pada pukul 08.00-15.00

WIB, dimulai dari tanggal 14 Juni 2009 sampai 10 Juli 2010.

E. Subyek Penelitian

Subyek penelitian meliputi pengunjung apotek dan apoteker seperti yang

telah dijelaskan di definisi operasional. Subyek penelitian ini selanjutnya disebut

sebagai responden. Responden harus memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi

batasan dalam penelitian.

Kriteria inklusi adalah subjek berusia minimal 17 tahun, jenis kelamin pria

atau wanita, merupakan pengunjung Apotek KF, RSUP Dr. Sardjito periode Juni-

Juli 2010 yang pernah membeli sediaan cair oral disertai sendok takar di dalam

kemasan baik di Apotek KF, RSUP Dr. Sardjito maupun di Apotek luar.

Pengunjung apotek dan apoteker bersedia bekerja sama berdasarkan persetujuan

Page 58: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

36

dengan informed-consent. Apoteker adalah apoteker pendamping yang sedang

bertugas pada periode Juni-Juli 2010. Responden dan apoteker yang bersedia

bekerja sama berdasarkan persetujuan dengan informed-consent. Kriteria eksklusi

adalah pengunjung dan apoteker Apotek KF, RSUP Dr. Sardjito yang tidak

bersedia bekerja sama untuk memberikan informasi dalam penelitian. Subjek

penelitian selanjutnya disebut sebagai responden.

F. Sampel dan Populasi

Penetapan jumlah sampel yang ingin ditelliti, untuk populasi kecil atau

lebih kecil dari 10.000 menurut Notoadmojo (2005) dengan rumus 1.

N n = ----------------

1 + N (d)2 Rumus 1. Besar sampel yang akan dilibatkan dalam penelitian.

Keterangan: N = besar Populasi ; n = besar Sampel; d = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (0,05) (Sevilla, Ochave, Punsalam, Regala, Uriarte, 1993).

Dalam penelitian ini sampel yang akan terlibat sebesar :

130 n = ---------------- = 98

1 + 130 (0,05)2

N = besar populasi pengunjung Apotek yang membeli sediaan obat cair

bersendok takar rata-rata dalam 1 bulan n = besar sampel penelitian d = ketepatan yang diinginkan (0,05)

Page 59: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

37

Jumlah sampel dihitung dari populasi pengunjung apotek loket UGD

dalam 1 bulan yang membeli sediaan cair oral yang menyertakan sendok takar di

kemasan pada bulan Maret 2010.

Jumlah sampel ditambahkan 10% untuk mengatasi adanya drop out

(Sastroasmoro, Ismael, 2010) menjadi = 10% x 98 = 9,8 sampel ≈ 10 sampel.

Jumlah sampel = 108 sampel.

Untuk survei ketersediaan sendok makan dan sendok teh yang beredar di

masyarakat maka peneliti melakukan survei di lingkungan sekitar peneliti yakni

di kelurahan Ngupasan. Populasi sendok teh dari berbagai jenis yang berbeda

didapatkan 32 macam sedangkan populasi sendok makan didapatkan 33 macam.

Sampel sendok makan dan sendok teh dihitung berdasarkan rumus yang sama

dengan pengambilan sampel responden sehingga didapatkan sampel 15 sendok teh

dan 15 sendok makan. Pengambilan sampel dilakukan secara nonprobabilty

sampling secara quota sampling, dengan cara pengambilan sampel sendok teh dan

sendok makan dilakukan hingga didapatkan sejumlah kuota yang diinginkan

dengan kriteria bahwa setiap sendok berbeda bentuknya.

G. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

pasien yang diperoleh pada saat wawancara awal untuk mencari responden

penelitian seperti umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Data ini terangkum

dalam informed consent yang telah ditandatangani responden dan panduan

wawancara yang telah disiapkan.

Page 60: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

38

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah (1) petunjuk wawancara terstruktur, (2)

lembar kuesioner, dan (3) gelas ukur 5ml, 10ml, 20 ml dan beker glass untuk

mengukur sendok teh dan sendok makan

Kuesioner merupakan suatu set pertanyaan yang berurusan dengan satu

topik tunggal atau set topik yang saling berkaitan, yang harus dijawab oleh

responden (Kartono, 1990). Kuesioner dibuat dengan tujuan mengumpulkan data

dari kelompok besar orang-orang yang beraneka ragam dan terpencar secara luas.

Kuesioner juga digunakan untuk mengumpulkan data obyektif kuantitatif maupun

untuk mencapai keterangan yang bersifat kualitatif (Winardi, 1986).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 3 bagian. Bagian

pertama berisi tentang karakteristik responden dan pernyataan kesediaan

responden untuk mengikuti penelitian (informed consent). Karakteristik responden

meliputi usia, jenis kelamin pendidikan responden dan pekerjaan responden.

Bagian kedua memuat pertanyaan mengenai pengalaman responden dalam

menggunakan obat cair (sudah berulang kali atau baru satu kali menggunakan

obat cair yang disertai sendok takar dalam kemasan) dan pengalaman membeli

obat di Apotek KF RSUP Dr.Sardjito (pengalaman pertama atau sudah berulang

kali) dan pengalaman berkonsultasi pada apoteker di Apotek KF RSUP Dr.

Sardjito (pernah atau tidak). Panduan wawancara terstruktur juga digunakan

untuk melakukan wawancara secara langsung kepada apoteker yang sedang

bertugas di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito.

Page 61: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

39

I. Jalannya Penelitian

Cara kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara umum adalah:

1. Tahap pra penelitian

Tahap ini adalah tahap awal jalannya penelitian. Tahap ini meliputi

proses perijinan, analisis situasi, dan pembuatan kuesioner, wawancara terstruktur

serta penyusunan informed consent.

a. Proses perizinan

Perizinan dilakukan dengan mitra yaitu Manager Apotek Kimia Farma

wilayah Yogyakarta dan Manager Apotek KF RSUP Dr. Sardjito. Proses

perizinan berlangsung selama kurang lebih 1 bulan yaitu dari pada bulan Februari

2010.

b. Analisis situasi

Analisis situasi dilakukan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Maret-April

2010. Tahap ini mencakup pengamatan situasi dan kondisi di Apotek KF RSUP

Dr. Sardjito khususnya loket UGD serta diskusi dengan pihak mitra terkait kasus-

kasus cara penggunaan sediaan obat dan studi pustaka.

Hasil dari tahap ini digunakan untuk memperkirakan jumlah populasi

yang akan diikutsertakan dalam penelitian berdasarkan jumlah pengunjung apotek

pada bulan Maret 2010 yang menggunakan produk sediaan obat cair oral yang

disertai sendok takar dalam kemasannya yang ada di apotek. Hasil dari analisis

situasi juga digunakan untuk menetapkan kriteria inklusi responden.

Page 62: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

40

c. Pembuatan kuesioner dan wawancara terstruktur

Kuesioner dan wawancara terstruktur digunakan untuk mengevaluasi

cara penggunaan sendok takar sediaan cair oral oleh pengunjung apotek yang

menjadi responden penelitian.

Kuesioner berisi kira-kira 30 pertanyaan dengan bahasa sederhana yang

tiap 10 pertanyaan mencakup segi pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan

tindakan (Practice). Pernyataan pada kuesioner ini terdiri atas dua sifat, yaitu:

favourable dan unfavourable. Pembagian pernyataan menjadi dua sifat bertujuan

untuk menghindari stereotype jawaban. Pernyataan favourable merupakan suatu

pernyataan yang berisi hal-hal positif mengenai suatu obyek. Sebaliknya

pernyataan unfavourable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal negatif

mengenai suatu objek. Bentuk pertanyaan dalam kuisioner menggunakan variasi

Dischotomous choice dimana dalam pertanyaan hanya disediakan 2 jawaban atau

alternatif seperti benar atau salah, ya atau tidak (Notoatmodjo, 2005).

Bentuk pertanyaan dalam kuisioner menggunakan variasi Dischotomous

choice dimana dalam pertanyaan hanya disediakan 2 jawaban atau alternatif yaitu

benar atau salah (Notoatmodjo, 2005).

Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti. Kuesioner dikembalikan

oleh responden pada saat itu juga agar tidak ada masalah dalam pengembalian,

sehingga kuesioner yang diisi responden semuanya kembali.

Wawancara terstruktur dilakukan terhadap apoteker terkait pemberian

informasi tentang cara penggunaan sendok takar dan informasi obat terkait

bentuk sediaan yang diteliti. Wawancara terstruktur dilakukan diawal mengenai

Page 63: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

41

pernah tidaknya menggunakan sediaan obat sesuai kriteria inklusi. Wawancara

terstruktur juga dilakukan di akhir untuk mengevaluasi pemahaman terkait cara

penggunaan sendok takar dan sediaan cair oral serta informasi yang diberikan oleh

apoteker di mata responden. Wawancara dibuat dengan bahasa yang sederhana

tidak lebih dari 5 pertanyaan.

d. Penyusunan informed consent.

Informed consent dibuat sebagai tanda persetujuan responden untuk ikut

serta dalam penelitian.

e. Uji bahasa kuesioner

Uji bahasa dilakukan pada 30 responden yang mempunyai kemiripan

kriteria dengan responden penelitian. Uji bahasa dilakukan di loket UGD Apotek

KF RSUP Dr. Sardjito dimulai pada tanggal 14 Juni 2010 dan dilakukan selama 2

minggu. Uji pemahaman bahasa ini dilakukan pada pasien rawat jalan pengunjung

Apotek KF RSUP Dr. Sardjito yang memiliki kemiripan dengan responden

penelitian. Uji bahasa dilakukan untuk menguji apakah kuesioner dibuat telah siap

digunakan sebagai alat penelitian. Uji bahasa ini merupakan bagian dari validitas

bahasa. Validitas bahasa yang dilakukan merupakan pengujian yang dilakukan

untuk mengetahui apakah kalimat pernyataan yang terdapat dalam kuesioner

mudah dimengerti oleh responden.

2. Tahap pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap

responden dan apoteker yang sedang bertugas di apotek. Penyebaran kuesioner

dilakukan dengan memberikan kuisioner pada pengunjung apotek. Pengisian

Page 64: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

42

kuesioner oleh responden didampingi oleh peneliti sehingga kuesioner yang

diberikan pada responden tersebut langsung dikembalikan kepada peneliti.

Pengunjung apotek yang terpilih sebagai responden sesuai kriteria

inklusi-eksklusi, sebelumnya diminta mengisi informed consent sebagai tanda

persetujuan mengikuti penelitian. Informed consent ditanda tangani oleh

responden. Jika responden mengalami kesulitan dalam hal membaca maka peneliti

menyediakan diri untuk membacakan pernyataan kuesioner. Kuesioner yang telah

lengkap diisi kemudian dilanjutkan tahap wawancara, pada tahap wawancara ini

responden diminta untuk melakukan demonstrasi dengan menunjukan takaran

obat cair sesuai pengetahuan, sikap dan tindakan responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuesioner, pemberian

kuesioner yang diwawancarakan dan wawancara terstruktur pada apoteker dan

pengunjung apotek. Jika terdapat kebingungan dalam mengisi, responden dapat

langsung bertanya pada peneliti.

Untuk pengumpulan data mengenai ketersediaan obat, dilakukan

pendaftaran obat-obat yang tersedia di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito. Pendaftaran

obat dilakukan di 5 loket Apotek KF Dr.Sardjito yaitu loket Unit Gawat Darurat

(UGD), loket Instalasi Rawat Jalan (IRJ), loket Poli, loket Bangsal dan loket

Induk. Pengumpulan data dilakukan dimulai tanggal 26 Juni-10 Juli 2010.

Pengumpulan data informasi dari apoteker didapat dari hasil pengamatan peneliti

selama jalannya penelitian ketika apoteker tersebut sedang melakukan pelayanan

informasi obat. Pengamatan dikhususkan ketika sedang memberi informasi

Page 65: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

43

sediaan obat cair oral. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara secara

mendalam pada masing masing apoteker yang bertugas di apotek.

Untuk pengumpulan data mengenai survei volume ukuran sendok teh dan

sendok makan maka peneliti melakukan pengukuran di salah satu loket Apotek

KF RSUP Dr. Sardjito yang memiliki tempat peracikan. Pengukuran

menggunakan gelas ukur ukuran 5ml, 10ml, 20ml karena peneliti hanya ingin

sebatas mengetahui seberapa volume yang terambil menggunakan sendok yang

beredar dimasyarakat. Pengukuran dilakukan dengan menuangkan sejumlah air ke

dalam sendok makan dan sendok teh yang berhasil disampling di kelurahan

Ngupasan. Pengukuran dilakukan sesuai dengan teori yang ada dengan

menuangkan sejumlah air ke dalam sendok searah sejajar dengan mata peneliti

kemudian air tersebut dituangkan ke dalam beker glass dan kemudian dimasukkan

ke dalam gelas ukur untuk mengetahui volume air yang ditakar oleh sendok

makan dan sendok teh. Pengukuran diulang hingga sebanyak 3 kali sehingga

didapatkan rata-rata volume yang terambil dan standar deviasinya.

3. Tahap pengolahan data

Data pada penelitian ini diperoleh dari lembar kuesioner yang diisi oleh

responden, wawancara terstruktur yang dilakukan kepada responden dan apoteker

serta dari daftar sediaan cair oral yang terdapat di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito.

Karakteristik pasien meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat

pendidikan; karakteristik obat yang meliputi jumlah obat cair oral yang terdapat di

Apotek KF RSUP Dr. Sardjito serta persentase obat cair yang menyertakan

sendok takar di dalam kemasannya. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan

Page 66: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

44

disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang menggambarkan cara penggunaan

sediaan cair oral oleh responden Apotek KF RSUP Dr. Sardjito.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi cara pemakaian sendok

takar dan sediaan cair oral oleh pengunjung Apotek KF RSUP Dr. Sardjito. Hasil

dari evaluasi ini akan digunakan untuk mencari cara untuk meningkatkan

pemakaian obat yang rasional di masyarakat, khususnya untuk penggunaan

sendok takar obat cair oral. Tabulasi data dilakukan dengan cara melakukan

perhitungan jawaban kuesioner dari responden yang telah mengisinya kemudian

mengelompokan masing-masing jawaban tersebut dan menghitung persentasenya.

J. Skema Jalannya Penelitian

Gambar 11. Bagan pra penelitian dan pembuatan kuesioner

Analisis situasi (pra penelitian)

Analsis situasi

Memperkirakan jumlah pasien

Menetapkan subjek penelitian, kriteria inklusi dan eksklusi

Pembuatan kuesioner dan wawancara terstruktur

Pembuatan kuesioner yang menyangkut segi pengetahuan, sikap dan perilaku

Uji bahasa pada 30% dari total sampel

Pembuatan pertanyaan terstruktur untuk pasien dan apoteker

Page 67: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

45

Gambar 12. Bagan cara kerja pengambilan subyek penelitian

Pada saat penelitian berlangsung didapatkan 110 pengunjung apotek yang

bersedia menjadi responden penelitian. Dua responden yang harus dikeluarkan dari

penelitian sehingga total menjadi 108 responden. Berkurangnya responden

Pengumpulan data pada bulan Juni–Juli 2010 di Apotek Kimia Farma Sardjito

Subyek Penelitian sebanyak 98 orang ditambah dengan antisipasi adanya dropout 10% sehingga

subyek penelitian 110 orang

Pengunjung Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito periode Juni-Juli 2010

105 orang menyelesaikan pengisian kuesioner dengan

wawancara

Drop Out sebanyak (2 orang)

Memenuhi kriteria inklusi-eksklusi

Selesai menjalani penelitian (108 orang )

3 orang pengisian kuisioner tanpa wawancara

1 orang tidak dapat menyelesaikan pengisian

kuisioner

1 orang hanya mengisi informed consent

Page 68: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

46

penelitian disebabkan oleh beberapa hal, antara lain responden yang berubah

pikiran sehingga tidak mau melanjutkan penelitian serta responden yang terburu-

buru sehingga tidak dapat menyelesaikan pengisian kuesioner.

K. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang diperoleh dari penelitian dibahas secara deskriptif dan diolah

menggunakan statistik deskriptif dengan mendapatkan Persentase rata-rata dan

SD. Hasil wawancara dipaparkan secara deskriptif. Data ditampilkan dalam

bentuk tabel dan gambar (Pratiknya, 1993).

1. Karakteristik responden

Karakteristik responden kecuali usia, ditampilkan dengan bentuk persentase.

1. Usia responden

Penggolongan usia dilakukan dengan menggunakan rumus distribusi

frekuensi Strurgess:

M = 1+3,3 log N

dengan M adalah jumlah kelas dan N adalah jumlah data populasi

(Sugiyono, 2006). Pengelompokkan usia dilakukan dengan mencari

interval kelas yang dihitung dengan rumus:

dengan nilai M merupakan jumlah kelas yang diperoleh dari rumus

strurgess.

2. Jenis kelamin

Pengelompokkan jenis kelamin dilakukan dengan perhitungan frekuensi

dan perhitungan Persentasenya. x 100%

Page 69: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

47

dengan N merupakan jumlah total seluruh responden yaitu 108 responden.

3. Tingkat pendidikan akhir

Dalam lembar kuesioner, terdapat 7 tingkatan pendidikan akhir responden

yaitu tidak Sekolah, SD, SLTP, SLTA, Diploma, dan Sarjana.

Pengelompokkan awal dilakukan berdasarkan jumlah masing-masing

tingkat pendidikan akhir yang dimiliki oleh responden, dibagi jumlah

responden keseluruhan kemudian dikali 100%.

4. Tingkat pekerjaan

Pengelompokkan terhadap tingkat pekerjaan dilakukan berdasarkan jumlah

masing-masing pekerjaan yang dimiliki oleh responden, dibagi jumlah

responden keseluruhan kemudian dikali 100%.

5. Jumlah responden yang menggunakan obat cair oral. Pengelompokkan

dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah responden yang baru pertama

kali atau sudah berulang kali menggunakan sediaan cair oral, dibagi

jumlah responden keseluruhan kemudian dikali 100%.

6. Jumlah responden yang membeli obat di loket Apotek KF RSUP Dr.

Sardjito. Perhitungannya dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah

responden yang membeli obat di loket Apotek KF RSUP Dr. Sardjito,

dibagi jumlah responden keseluruhan kemudian dikali 100%.

7. Jumlah responden yang pernah berkonsultasi obat dengan apoteker di loket

Apotek KF RSUP Dr. Sardjito perhitungannya dilakukan berdasarkan

perhitungan jumlah responden yang yang pernah berkonsultasi obat

Page 70: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

48

dengan apoteker di loket Apotek KF RSUP Dr. Sardjito, dibagi jumlah

responden keseluruhan kemudian dikali 100%.

2. Karakteristik obat

Ketersediaan obat meliputi penggolongan obat berdasarkan kelas

terapi, golongan obat, bentuk sediaan, dan ketersediaan sendok takar dalam

obat cair oral. Pengelompokan tersebut dikelompokkan menurut MIMS

Indonesia edisi 2009/2010. Jika ada obat cair oral yang tidak tercantum dalam

MIMS Indonesia, digunakan pustaka yang lain yaitu ISO Indonesia Volume 44

edisi 2009/2010.

Persentase jumlah obat cair oral disertai dengan sendok takar sediaan

cair oral yang terdapat di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito, kemudian

perhitungan persentasenya:

x 100%

Perhitungan ketersediaan takaran disajikan dalam bentuk Persentase dengan

perhitungan sebagai berikut adalah Persentase ketersediaan sendok takar adalah

% ketersediaan sendok takar =

3. Pengetahuan, sikap dan perilaku

Pengolahan hasil kuesioner yang terdiri dari aspek pengetahuan, sikap dan

tindakan dengan menyajikan data dalam bentuk Persentase jawaban responden

dengan perhitungan sebagai berikut:

Page 71: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

49

Rumus berlaku untuk menghitung aspek pengetahuan, sikap dan tindakan

responden. Hasil keseluruhan dari ketiga aspek dirata-rata.

4. Wawancara apoteker

Pengolahan wawancara apoteker hanya dilakukan dengan memaparkan

jawaban apoteker sesuai jawaban yang diberikan apoteker saat penelitian.

Wawancara diketik dan dilampirkan dalam lampiran penelitian

L. Kesulitan Penelitian

Kesulitan yang dialami selama penelitian ini antara lain ketika mencari

responden penelitian. Pada tahap pengambilan data, banyak pengunjung apotek

yang tidak bersedia untuk diikutsertakan dalam penelitian dengan alasan belum

pernah menggunakan obat cair oral yang didalamnya terdapat sendok takar. Hal

ini dikarenakan ada beberapa pengunjung hanya pernah mengenal dan

menggunakan obat dalam bentuk tablet dan kapsul. Selain itu, responden loket

UGD Apotek KF RSUP Dr. Sardjito merupakan responden yang tidak terbiasa

dijadikan subjek penelitan survei. Pengisian kuesioner merupakan hal yang baru

dialami oleh responden sehingga tidak semua pengunjung apotek bersedia terlibat

dalam penelitian.

Kesulitan yang dialami peneliti pada responden yang bersedia

diikutsertakan dalam penelitian adalah responden telah berusia lanjut,

pendengarannya sudah berkurang, dan tidak terbiasa berbahasa Indonesia. Untuk

mengatasi kesulitan ini, peneliti mendampingi saat pengisian kuesioner,

Page 72: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

50

membacakan kuesioner dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah

dimengerti tanpa mengurangi maksud dari pernyataan yang tertulis di kuesioner.

Ada beberapa responden yang memiliki keterbatasan pemahaman

terhadap kuesioner yang diberikan sehingga peneliti membantu menerjemahkan

maksud kalimat pertanyaan pada kuesioner tersebut. Kesulitan lain adalah

responden yang bersedia mengisi kuesioner, tetapi ketika obat yang ditunggu

sudah diterima, responden tersebut terlihat terburu-buru, hal ini dapat

mempengaruhi jawaban yang diberikan.

Kelemahan dalam penelitian ini adalah adanya bias dimana pemahaman

setiap responden mengenai penggunaan sendok takar yang pernah dilakukannya

berbeda-beda. Ini karena pengaruh waktu penggunaannya yaitu ada yang baru

menggunakan, ada yang sudah lama menggunakan sehingga ingatan dari

responden sangatlah berpengaruh pada saat pengisian kuesioner dan wawancara

dan tidak dihitung berapa responden yang benar-benar membeli sediaan cair oral

yang menyertakan sendok takar pada saat penelitian. Hal ini dikarenakan tidak

memungkinkan bagi peneliti untuk memperhatikan dan bertanya apakah

responden sedang membeli produk obat cair yang dibeli di Apotek KF RSUP Dr.

Sardjito saat penelitian. Responden yang sesuai kriteria inklusi eksklusi bersedia

mengisi kuesioner hanya saat dirinya setelah menyerahkan resep dan membayar

resep ke loket KF UGD karena obatnya dalam bentuk resep tidak memungkinkan

peneliti bertanya karena responden tidak tahu obat apa yang sedang dibeli dan

didukung dengan kondisi loket yang ramai membuat antrian panjang di bangku

depan loket.

Page 73: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini terdiri atas 3 bagian. Bagian pertama berisi mengenai

ketersediaan obat cair oral yang terdapat di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito. Bagian

kedua mengenai pemaparan hasil dari kuesioner dan wawancara responden

terhadap penggunaan sendok takar dan penggunaan sediaan cair oral. Bagian

ketiga berisi pemaparan hasil wawancara terhadap apoteker mengenai pemberian

informasi obat kepada pasien yang terkait informasi apa saja yang diberikan

tentang penggunaan sendok takar dan sediaan cair oral. Berikut hasil pembahasan

rekapitulasi data.

A. Ketersediaan sendok takar yang terdapat pada kemasan obat cair di Apotek Pelengkap Kimia Farma

RSUP Dr. Sardjito

Sebelum mengetahui persentase ketersediaan sendok takar akan dibahas

terlebih dahulu mengenai karakteristik obat cair yang terdapat di Apotek KF

RSUP Dr. Sardjito. Karakteristik obat cair oral adalah hal-hal dari obat cair oral

yang dapat dikaji untuk menggambarkan cara penggunaan obat pada responden.

Dalam penelitian ini, karakteristik obat dilihat dari ketersediaan obat cair dengan

mengkaji pembagian obat berdasarkan kelas terapi, golongan obat, bentuk

sediaan, dan ketersediaan sendok takar dalam obat cair oral. Kelima hal tersebut

dipilih karena dianggap dapat menggambarkan penggunaan sendok takar dalam

obat cair oral yang dihubungkan dengan karaktersitik obat.

Page 74: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

52

Pengumpulan data untuk karaktersitik obat cair oral dilakukan dengan

melakukan pendataan jenis obat cair oral dan melakukan pengecekan terhadap

bentuk takaran yang ada dalam obat cair oral yang tersebar di 5 loket Apotek KF

RSUP Dr. Sardjito pada periode Juni-Juli 2010. Obat yang masuk dalam

penelitian adalah obat yang jenisnya sesuai dengan definisi operasional. Obat

yang telah dicatat tersebut kemudian digolongkan berdasarkan bentuk sediaan

obat, kelas terapi obat, golongan obat menurut undang-undang dan ketersediaan

takaran dalam obat cair oral. Secara keseluruhan obat cair oral yang terdapat di

Apotek KF RSUP Dr. Sardjito ada 200 jenis item merek dagang dan 12 item obat

generik. Pengelompokan obat cair oral dilakukan berdasarkan kelas terapinya

menurut nama generiknya.

1. Berdasarkan bentuk sediaan

Sediaan obat cair oral yang tersedia di seluruh loket Apotek KF RSUP

Dr. Sardjito dalam bentuk sirup, dry syrup, suspensi, emulsi, dan eliksir.

Gambar 13. Persentase Obat Cair Oral Berdasarkan Bentuk Sediaan di Apotek

Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-Juli 2010

Sebagian besar bentuk sediaan obat cair yang tersebar di seluruh loket

Apotek KF RSUP Dr. Sardjito adalah sirup sebanyak 150 merek sirup. Sirup yang

tersebar juga ada dalam bentuk dry syrup atau sirup kering dengan persentase

Page 75: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

53

sebanyak 24 merek dry syrup yang terdapat pada obat cair oral jenis antibiotik.

Antibiotik yang beredar kebanyakan dalam bentuk dry sirup dan harus dilarutkan

dengan air sebelum diberikan pada pasien saat penyerahan obat.

Selain bentuk sirup sediaan bentuk suspensi beredar sebanyak 33 merek,

emulsi pada 3 merek produk yaitu Laxadine® pada golongan obat bebas terbatas,

Curvit®, dan Scott’s ®emulsion yang beredar di suplemen. Bentuk sediaan eliksir

ditemukan pada 2 merek produk yaitu produk golongan jamu (Batugin® eliksir)

dan Produk obat bebas terbatas (Bisolvon® eliksir).

Keberadaan bentuk sediaan sirup yang lebih banyak dari pada bentuk

obat cair oral yang lain tersebut tersedia dan tersebar di seluruh loket Apotek KF

Sardjito. Faktor ini diperkuat juga dari hasil wawancara terhadap 108 responden

yang 73 diantaranya adalah wanita mengatakan bahwa obat cair dalam bentuk

sirup lebih menarik karena rasanya, warna dan kemasannya yang bagus. Menurut

mereka untuk pengobatan pada anak mereka atau penggunaan secara pribadi,

mereka lebih memilih sirup karena kenyamanan dan rasanya dalam pemberian

obat. Berbagai macam sediaan obat cair yang terdapat di apotek maka dibutuhkan

peran apoteker untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai cara

penggunaan jenis sediaan cair.

2. Berdasarkan golongan obat menurut Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/IV/2000 dan nomor registrasi

Pengelompokan obat cair oral berdasarkan golongannya yang tersebar di

Apotek KF RSUP Dr.Sardjito adalah golongan obat bebas, bebas terbatas dan

obat keras yang bukan psikotropika dan narkotika. Sementara itu khusus untuk

Page 76: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

54

obat cair oral kategori obat tradisional menurut penggolongan obat tradisional di

Indonesia terdiri atas golongan Jamu dan Fitofarmaka.

Jamu adalah sediaan obat bahan alam yang aman sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan, dibuktikan khasiatnya berdasarkan pengalaman

empiris dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Fitofarmaka adalah

sediaan obat bahan alam yang telah dibutkikan keamanan dan khasiatnya secara

ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah

distandarisasi (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2004).

Gambar 14. Persentase Obat Cair Oral Berdasarkan Golongan Obat Menurut

Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/IV/2000 yang terdapat di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-Juli 2010

Terdapat 161 item obat yang terdapat di Apotek KF, RSUP Dr. Sardjito.

Berdasarkan logo obat yang terdapat di kemasan obat, data dikelompokkan

menjadi 5 kelompok yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, jamu dan

fitofarmaka. Berdasarkan hasil penelitian persentase terbanyak dipegang obat cair

oral golongan obat keras yang tersedia di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito sebanyak

79 macam merek obat kemudian disusul dengan obat bebas terbatas dan obat

bebas. Apotek KF RSUP Dr. Sardjito merupakan apotek yang terletak di dalam

rumah sakit, oleh karena itu obat cair oral yang tersedia sebagian besar merupakan

obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter dan dibeli di apotek.

Page 77: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

55

Penggunaan obat cair oral golongan obat keras harus dilakukan di bawah

pengawasan dokter serta indikasinya harus sesuai dengan penyakit yang diderita.

Ketersediaan obat cair oral yang dominan berlogo obat keras perlu

mendapat obat perhatian. Penggunaan sendok takar yang belum tepat pada

responden yang mengkonsumsi jenis obat pada golongan seperti antibiotik

memiliki kecenderungan kekurangan dosis atau kelebihan dosis jika dalam

penggunaannya ketika mengukur dengan sendok takar tidak benar sehingga dapat

menyebabkan pola kesembuhan pasien kurang optimal. Hasil studi tahun 2009,

kesalahan pemberian obat dengan sistem penghantaran menggunakan droppers

(tetes), sendok takar, cup dan syringe secara patologis menyebabkan kekurangan

dan kelebihan dosis pada obat parasetamol. Ketidakakuratan dosis lebih terjadi

seperti pada obat-obat antibiotika akan memberi kontribusi pada resistensi

antibiotik (Falagas, Vouloumanou, Plessa, Rafailidis, 2010).

Penggolongan obat khusus untuk jenis suplemen didasarkan pada nomor

registrasi suplemen, karena tidak semua jenis suplemen memberi logo obat.

Terdapat 51 jenis suplemen, ada 6 tipe suplemen berdasarkan nomor registrasi

dari Badan POM. Penggolongan ini berdasarkan PerMenKes RI Nomor

949/Menkes/VI/2000 tentang registrasi obat jadi dan PerMenKes RI Nomor

246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan

Pendaftaran Obat Tradisional

Page 78: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

56

Gambar 15. Persentase Suplemen berdasarkan izin registrasi menurut PerMenKes RI Nomor 949/Menkes/VI/2000 dan PerMenKes RI Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 yang terdapat di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-

Juli 2010 Berdasarkan nomor registrasi obat, golongan suplemen dikelompokkan

menjadi 6 kelompok, yaitu golongan obat bebas dengan nama dagang dalam

negeri atau lisensi (DBL), golongan obat bebas terbatas dengan nama dagang

produksi dalam negeri atau lisensi (DTL), suplemen makanan produksi dalam

negeri (SD), suplemen makanan produksi dalam negeri dengan lisensi (SL),

suplemen makanan produksi luar negeri atau impor (SI) dan produk makanan atau

minuman yang berbatasan dengan obat, produksi dalam negeri atau lisensi

(BMD).

Persentase terbanyak suplemen yang tersedia di Apotek KF RSUP Dr.

Sardjito adalah suplemen makanan produksi dalam negeri sebanyak 37 merek

suplemen (72,5%). Persentase terendah adalah suplemen dengan kode registrasi

BMD dan DTL masing-masing sebanyak 2%.

3. Berdasarkan Kelas Terapi dan Sub Kelas Terapi

Berdasarkan kelas terapi dan sub kelas terapi, obat dapat digolongkan

menjadi beberapa kelompok.

Page 79: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

57

Tabel IV. Penggolongan Obat Cair Oral Berdasarkan Kelas Terapi dan Sub Kelas Terapi

Kelas Terapi Sub Kelas Terapi Jumlah merek obat

Persentase Total

Antiinfeksi (Sistemik)

golongan penisilin 10 4,72

16,51%

golongan makrolida 4 1,89

golongan sefalosporin 13 6,13

golongan kloramfenikol 3 1,42

golongan kombinasi antibakterial 2 0,94

Antiamuba 1 0,47

Antituberkulosis 2 0,94

Sistem pernapasan

Obat batuk Golongan lain (obat tradisional)

5 2,36

33,96% Obat batuk dan pilek 55 25,94 Antiasma dan PPOK 12 5,66

Sistem Gastrointestinal

dan Hepatobilier

Antasida, antirefluks, antiulserasi 17 8,02

12,74% Laksatif (pencahar) 5 2,36

Antiemetik 3 1,42

Antidiare 2 0,94

Sistem Saraf pusat

Antiinflamasi Non Steroid 4 1,89

8,02%

Nootropik dan Neurotonik 4 1,89

Analgesik non opiate 1 0,47

Analgesik – Antipiretik 7 3,30

Antikonvulsan 1 0,47

Sistem Kemih dan kelamin Obat saluran kemih golongan lain (obat tradisional)

1 0,47 0,47%

Alergi dan Sistem Imun Antihistamin 8 3,77 3,77%

Vitamin dan Mineral

Vitamin&Mineral pediatrik 12 5,66

17,45%

Vitamin B kompleks dengan Vitamin C 4 1,89

Kalsium dengan Vitamin 5 2,36

Vitamin dan atau Mineral 11 5,19

Vitamin dan Mineral untuk masa hamil/ Antianemia

4 1,89

Vitamin A, D dan E 1 0,47

Nutrisi

Suplemen dan Terapi Penunjang 10 4,72

7,08% Perangsang Nafsu makan 3 1,42

Produk Nutrisi /Enteral 2 0,94

Total 212 100 100%

Page 80: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

58

Persentase terbesar berada pada kelas terapi sistem pernapasan dengan

perincian bahwa sub kelas terapi golongan obat batuk dan pilek memegang

persentase ketersediaan obat terbesar di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito. Kondisi

ini sesuai dengan kondis mayoritas golongan tersebut yang terdiri atas obat bebas

dan obat bebas terbatas. Persentase terendah berada pada kelas terapi sistem

kemih dan kelamin dengan 1 produk obat tradisional cair golongan jamu.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa di Apotek KF RSUP Dr.

Sardjito memiliki ketersediaan obat cair oral dengan kelas terapi yang lengkap.

Faktor inilah yang tentunya mendukung pasien rumah sakit untuk datang membeli

obat cair di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito. Kelengkapan kelas terapi obat cair oral

ini tentunya juga disesuaikan dengan mencermati pola penyakit yang sedang

beredar di lingkungan rumah sakit. Maka dari itu Apotek KF RSUP Dr. Sardjito

dapat memenuhi kebutuhan pasien tentang obat khususnya obat cair oral untuk

penyakit tersebut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa

faktor kelengkapan obat merupakan salah satu faktor yang kerap digunakan alasan

responden untuk menjadi pelanggan setia Apotek Kimia Farma.

4. Ketersediaan alat bantu ukur di dalam kemasan obat cair oral

Ketersediaan alat bantu ukur merupakan fokus utama dan menjadi salah

satu dalam kajian permasalahan. Keberadaan takaran dalam sediaan obat cair oral

seperti sendok takar obat menjadi faktor penting dalam keberhasilan terapi.

Keberadaan sendok takar dalam obat cair oral mencerminkan pentingnya

ketepatan dosis dalam pemberian obat. Hal ini sangat bermanfaat untuk obat cair

oral jenis antibiotik. Antibiotik dengan indeks terapi sempit memerlukan perhatian

Page 81: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

59

karena dengan perubahan militer dosis yang berbeda baik itu kelebihan atau

kekurangan maka akan membawa dampak pada kesehatan pasien.

Penelitian di Amerika dibuktikan bahwa saat pasien menggunakan

sendok teh ukuran sedang dosis obat yang diminum berkurang 8%. Sementara itu

saat menggunakan sendok teh ukuran besar (table spoons), dosis obatnya rata-rata

kelebihan 12% (Wansink dan van Ittersum, 2010). Meski kelebihan atau

kekurangan obat cair tidak akan membahayakan jiwa namun bila pengobatan

dilakukan dalam jangka panjang tentu akan menimbulkan konsekuensi kesehatan

terutama jika konsumennya adalah anak-anak. Oleh sebab itu perlu dilihat

keberadaan sendok takar obat yang biasanya terdapat dalam kemasan.

Gambar 16. Persentase Ketersediaan Alat Bantu Ukur Dalam Kemasan Obat Cair Oral di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-Juli 2010

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dalam kemasan obat cair oral

mayoritas tersedia alat takar yaitu sendok takar, sisanya adalah bentuk cup ukur

dan terdapat sekitar 60 buah kemasan obat tidak menyediakan alat takar.

Page 82: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

60

Masing masing jumlah ketersediaan takaran pada setiap jenis obat cair secara rinci

terlihat pada tabel V.

Tabel V. Ketersediaan Alat Bantu Ukur Dalam Kemasan Obat Cair Oral di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-Juli 2010

Jenis Obat Cair Jumlah Merek Obat

Jumlah cup

Jumlah sendok takar

Jumlah Tanpa cup dan sendok takar

Obat Keras (Antibiotik) 27 1 24 2 Obat Keras (non Antibiotik) 43 2 26 15 Obat Bebas dan Bebas Terbatas

75 17 32 26

Suplemen 51 4 32 15 Obat Tradisional 4 1 1 2 Generik 12 0 12 0

Total 25 127 60

Berdasarkan Tabel V diatas, paling banyak tidak terdapat alat bantu ukur

adalah pada jenis obat cair oral di posisi obat bebas terbatas dan obat bebas

sebanyak 26 macam merek obat. Pada jenis antibiotik hanya 2 macam merek obat

yaitu Aclam® dry syrup (Amoksisilin) dan Flagyl® oral suspension

(Metronidazol). Walaupun sebagian besar sediaan cair tidak disertai dengan alat

bantu ukur, namun dalam penyerahan obat ke pasien, apoteker selalu memberikan

alat bantu ukur tanpa meminta biaya tambahan. Hal ini dilakukan apoteker untuk

mencegah agar pasien tidak menggunakan sendok makan atau sendok teh dan juga

merupakan upaya meningkatkan pemakaian obat yang rasional oleh pasien.

Khusus untuk obat generik, pada waktu penelitian memang tidak

ditemukan sendok takar dalam kemasan obat karena antara kemasan dan botol

obat sudah terpisah. Namun berdasarkan hasil dari wawancara apoteker dan

pegawai apotek yang bekerja menyiapkan obat khusus untuk obat generik, pihak

apotek selalu menyediakan sendok takar khusus sebelum diserahkan pasien.

Page 83: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

61

Gambar 17. Macam sendok takar yang ada di kemasan obat

Ketidakseragaman obat yang masuk secara oral akibat tidak adanya

sendok takar dalam obat cair menyebabkan kecenderungan pasien untuk

menggunakan sendok rumah tangga seperti sendok teh atau sendok makan. Hal ini

bisa membuat seorang pasien memiliki kadar obat yang terabsorbsi menjadi

bervariasi akibat dari variasi sendok yang digunakan di Indonesia berbeda dengan

ketentuan yang ada di Farmakope Indonesia III.

B. Perilaku Responden Terhadap Penggunaan Sendok Takar dan Sediaan

Cair Oral

Sebelum membahas mengenai perilaku responden terhadap penggunaan

sendok takar dan sediaan cair oral terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai

karakteristik responden yang terlibat dalam penelitian ini.

1. Karakteristik responden

Karakteristik responden adalah kondisi diri responden yang mungkin

mempunyai hubungan dengan perilaku penggunaan obat. Pada penelitian ini,

karaktersitik responden dikaji dari segi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

dan jenis pekerjaan. Keempat hal ini dipilih karena keempatnya adalah hal yang

paling umum yang dapat dikaji dari segi responden. Selain itu jika pertanyaan

Page 84: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

62

tersebut diajukan kepada responden melalui wawancara, tidak akan menimbulkan

hal yang tidak menyenangkan dari sisi peneliti maupun sisi responden itu sendiri.

Pengunjung apotek yang menjadi responden juga dikaji dari segi

penggunaan sendok takar dalam sediaan obat cair oral, sudah berapa kali

responden membeli obat di loket Apotek KF RSUP Dr. Sardjito serta pernah

tidaknya responden berkonsultasi obat dengan apoteker di apotek. Hal tersebut

ditanyakan untuk mengetahui apakah responden tersebut sesuai dengan kriteria

inklusi-eksklusi.

a. Usia responden

Dalam penelitian ini, usia merupakan salah satu kriteria inklusi. Sesuai

kriteria inklusi, responden adalah pengunjung apotek yang datang membeli obat di

Apotek KF RSUP Dr. Sardjito yang telah berumur 17 tahun ke atas pada saat

mengikuti penelitian. Di Indonesia, 17 tahun merupakan batasan usia dewasa.

Artinya penduduk yang berumur ≥17 tahun termasuk kelompok usia dewasa.

Sedangkan ≥65 tahun adalah kelompok umur lanjut usia (lansia). Peneliti

mengambil batasan usia dewasa untuk usia reponden karena pada usia tersebut

responden sudah dapat memahami dan mengerti penggunaan sendok takar dalam

obat cair oral secara tepat, sehingga dapat memberikan informasi dengan jelas

terkait penggunaan sendok takar dalam obat cair oral melalui kuesioner dan

wawancara yang diberikan.

Page 85: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

63

Tabel VI. Persentase Usia Responden yang Menggunakan Obat Cair Oral Kelompok Umur Jumlah Responden Persentase

19-24 tahun 23 21,3

25-30 tahun 17 15,7

31-36 tahun 14 12,9

37-42 tahun 15 13,9

43-48 tahun 9 8,3

49-54 tahun 16 14,8

55-60 tahun 8 7,4

61-66 tahun 4 3,7

67-72 tahun 2 2

Berdasarkan data yang diperoleh didapat usia termuda responden adalah

usia 19 tahun dan usia tertua responden adalah 68 tahun. Persentase pengunjung

Apotek yang menjadi responden dalam penelitian ini yang paling besar yaitu

berada pada rentang usia 19-24 tahun. Selanjutnya adalah rentang 25-30 tahun dan

Persentase penggunaan obat cair oral yang paling kecil pada rentang usia 67-72

tahun. Persentase penggunaan obat cair oral yang besar pada rentang usia 19-24

tahun mungkin disebabkan karena pada usia tersebut adalah usia dewasa produktif

sehingga dapat mengambil dan bertanggung jawab atas keputusan dalam

pencarian tindakan pengobatan untuk mengatasi gejala atau keluhan yang dialami.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pada usia 19-24 tahun,

penggunaan sediaan cair sebagian besar ditujukan untuk mengobati keluhan

penyakit ringan seperti batuk dan responden pengguna obat cair pada rentang usia

tersebut mengaku obat cair yang mereka konsumsi hanya sebatas obat batuk dan

suplemen.

Page 86: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

64

b. Jenis kelamin responden

Responden yang masuk dalam kriteria inklusi penelitian ini digolongkan

berdasarkan jenis kelamin yang terbagi atas jenis kelamin pria dan wanita. Dari

hasil penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas responden yang pernah

menggunakan sendok takar dalam obat cair oral berjenis kelamin wanita dengan

sebanyak 73 wanita dan sisanya yang lain adalah 35 pria.

Gambar 18. Persentase Jenis kelamin Responden

Dari hasil wawancara terhadap seluruh responden wanita sebanyak 26,9%

merupakan ibu rumah tangga menyatakan bahwa lebih sering menggunakan obat

cair oral karena selain juga untuk penggunaan secara pribadi juga karena mereka

sering meminumkan obat ke anak seperti obat demam, batuk atau pilek, mereka

menggunakan obat cair oral. Wanita lebih banyak membuat keputusan kesehatan

untuk bertemu dengan tenaga kesehatan profesional ataupun dengan

menggunakan produk tanpa resep (Holt dan Hall, 1990)

Responden pria lebih sedikit dalam menggunakan obat cair oral ketika

mereka sakit dikarenakan ada beberapa alasan dari hasil wawancara yaitu

responden yang diteliti berjenis kelamin pria lebih sering menerima pengobatan

dengan bentuk sediaan seperti tablet atau kapsul. Selain itu responden pria lebih

Page 87: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

65

menyukai bentuk tablet atau kapsul karena apabila menggunakan obat cair lebih

repot dan harus menuang seusai takaran dengan kemungkinan tumpah besar.

c. Tingkat pendidikan responden

Pendidikan berpengaruh pada pola pikir seseorang untuk menghadapi

masalah yang ada di sekitarnya, dalam hal ini masalah kesehatan. Beberapa

penelitian menyatakan intelegensi berbanding lurus dengan tingkat pendidikan

(Azwar, 1999).

Kajian tingkat pendidikan responden yang ikut dalam penelitian ini

dibagi menjadi 5 kategori yaitu responden yang tidak pernah menempuh

pendidikan apapun, SD (Sekolah Dasar), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas), Diploma, dan Sarjana. Tidak dapat

diperkirakan tingkat pendidikan mana yang dapat menggambarkan penggunaan

sendok takar yang tepat karena tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden

berbeda–beda.

Gambar 19. Persentase Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan data tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini

adalah mayoritas SLTA sebanyak 52 responden disusul pendidikan Sarjana

Page 88: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

66

meliputi S1 dan S2. Persentase terkecil yaitu pada responden yang tidak sekolah

hanya sebanyak 2 responden. Pendidikan dapat mempengaruhi aspek kehidupan

termasuk pemeliharaan kesehatan (Notoadmojo, 2002). Perbedaan pendidikan

akan berpengaruh pada perilaku seseorang, karena setiap responden memiliki cara

pandang yang berbeda tergantung cakupan informasi yang mereka dapatkan,

dalam hal ini tentang penggunaan sendok takar obat cair oral.

d. Jenis pekerjaan responden

Gambaran jenis pekerjaan dari pengunjung apotek yang menjadi

responden dalam penelitian dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu tidak

bekerja/pensiunan, ibu rumah tangga, pegawai negeri sipil/TNI, wiraswasta,

swasta, dan pelajar/mahasiswa.

Gambar 20. Persentase Jenis Pekerjaan Responden

Berdasarkan data yang diperoleh mayoritas responden yang ikut serta

dalam penelitian adalah swasta dengan jumlah responden sebanyak 35 orang

diikuti jenis pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 29 orang. Persentase terkecil

adalah responden tidak bekerja atau merupakan pensiunan. Semakin baik

pekerjaan seseorang maka kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan

dalam hal frekuensi penggunaan pelayanan kesehatan akan semakin tinggi pula.

Page 89: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

67

Sebaliknya, kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada kemungkinan

disebabkan karena tidak mempunyai cukup dana untuk membeli obat,

memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Berdasarkan

hasil wawancara, responden dengan pekerjaan swasta dan ibu rumah tangga

sangat pastisipatif dalam memberikan informasi karena mereka menggap bahwa

pemberian informasi obat sangat berguna untuk kesembuhan anggota keluarga

mereka.

e. Frekuensi penggunaan sendok takar sediaan cair oral.

Frekuensi penggunaan sendok takar dalam obat cair oral merupakan

karakteristik yang perlu diketahui karena untuk melihat seberapa sering responden

benar-benar menggunakan sendok takar dalam obat daripada sendok rumah

tangga yaitu sendok teh atau sendok makan. Hal ini bisa menggambarkan

perhatian responden terhadap keberadaan sendok takar dalam obat cair oral.

Gambar 21. Persentase Responden yang Pernah Menggunakan Sediaan Cair Oral

Bersendok Takar

Dari 108 responden yang ikut dalam penelitian ini 106 responden

menyatakan sudah berulang kali mengkonsumsi sediaan obat cair yang bersendok

takar. Hasil wawancara peneliti memaparkan responden mengkonsumsi obat cair

Page 90: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

68

bersendok takar khususnya obat batuk dan suplemen yang sering mereka beli di

apotek. Hanya 2 orang yang menyatakan baru pertama kali mengkonsumsi obat

cair yang menggunakan sendok takar.

Hal ini menunjukan sendok takar dalam obat cair oral umum digunakan

di masyarakat dan keberadaan sendok takar dalam obat cair juga menjadi

perhatian secara umum dalam masyarakat yang mengkonsumsi obat cair tersebut.

f. Frekuensi pembelian obat di loket Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito.

Pertanyaan ini diajukan kepada responden karena penelitian yang

dilakukan oleh peneliti berlangsung di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito.

Ketertarikan untuk mengetahui berapa jumlah responden yang membeli obat cair

di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito adalah untuk menggambarkan juga ketersediaan

kelengkapan obat cair baik yang dibeli dengan resep dokter ataupun non resep.

Gambar 22. Persentase Jumlah Responden yang Membeli Obat di Loket Apotek

Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-Juli 2010

Sebanyak 62 responden mengaku sudah sering membeli obat cair di

Loket Apotek KF RSUP Dr. Sardjito yakni lebih dari satu kali. Sementara itu

sebanyak 46 responden mengaku baru pertama kali membeli obat cair di Loket

Apotek KF RSUP Dr. Sardjito karena obat yang mereka cari tidak ada di Instalasi

Page 91: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

69

Farmasi RSUP Dr. Sardjito. Berdasarkan hasil wawancara terhadap seluruh

responden yang sering membeli obat di Apotek KF Sardjito ada beberapa alasan

dikarenakan loket Kimia Farma punya fasilitas Loket yang 24 jam (khusus loket

UGD), responden juga mengaku merupakan pelanggan Kimia Farma karena

kelengkapan ketersediaan obatnya selain itu apabila tidak ada obat yang mereka

cari biasanya pihak apotek membantu mencarikan dan bersedia mengantarkan

hingga sampai ke rumah responden.

Perlu diketahui bahwa Apotek KF RSUP Dr. Sardjito bekerja sama

dengan pihak Rumah Sakit Sardjito dalam menyediakan obat dan alat kesehatan

bagi para tenaga medis dan pasien baik itu pasien rawat jalan dan pasien rawat

inap. Ketertarikan pengunjung apotek yang menjadi responden dalam penelitian

ini untuk datang dan membeli obat di loket Apotek KF RSUP Dr. Sardjito

dikarenakan ketersediaan kelengkapan obat, pelayanan informasi obat dan sistem

pelayanan yang ada 24 jam. Perlu diketahui ada 5 Loket KF dan sudah terbagi

berdasarkan kinerja dan posisinya yaitu:

1). Loket Poli adalah loket milik Apotek KF RSUP Dr. Sardjito yang khusus

melayani resep dan non resep dari Poli anak dan AsKes (Asuransi

Kesehatan).

2). Loket Induk adalah loket milik Apotek KF RSUP Dr. Sardjito yang khusus

melayani resep AsKes (Asuransi Kesehatan).

3). Loket Instalasi Rawat Jalan adalah loket milik Apotek KF RSUP Dr. Sardjito

yang melayani resep untuk pasien rawat jalan, pasien poli mata dan THT

karena letaknya yang berada di dalam dekat Poli Mata dan THT.

Page 92: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

70

4). Loket Unit Gawat Darurat adalah loket milik Apotek KF RSUP Dr. Sardjito

yang melayani resep untuk pasien rawat jalan, rawat inap, dan resep umum

dari luar sarjito. Loket ini difasilitasi untuk beroperasi selama 24 jam dan

terbuka untuk pengunjung umum yang membeli obat dengan resep maupun

non resep.

5). Loket Bangsal adalah loket milik Apotek KF RSUP Dr. Sardjito yang khusus

melayani resep yang datang dari pasien rawat inap.

Keberadaan Loket KF di RSUP Dr. Sardjito ini bagi responden yang ikut

serta dalam penelitian ini juga mengakui adanya akses yang mudah untuk

membeli obat serta lengkapnya ketersediaan obat yang tersedia di apotek tersebut.

g. Frekuensi konsultasi obat dengan apoteker

Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui bagaimana seorang pasien

rumah sakit berkonsultasi terkait obat yang mereka dapat. Hal ini juga memberi

gambaran pelayanan apotek terkait peran profesi apoteker dalam melakukan

pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) yang merupakan suatu bentuk

pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan

kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Gambar 23. Persentase Jumlah Responden yang Konsultasi Obat Dengan Apoteker

Page 93: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

71

Dari hasil penelitian ini, 91 responden menyatakan belum pernah

konsultasi obat dengan apoteker di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito dan 17

responden menyatakan pernah konsultasi obat dengan apoteker. Dari hasil

wawancara peneliti bagi yang pernah konsultasi obat dengan apoteker responden

menyatakan mereka hanya konsultasi obat terkait obat yang diterima, pengobatan

mandiri, dan kelanjutan keberlangsungan terapi bagi pasien yang rawat jalan atau

obat yang sebelumnya pernah dipakai.

Gambaran terkait konsultasi obat yang jarang terjadi di Apotek KF RSUP

Dr. Sardjito diperkuat juga dari pernyataan apoteker yang bertugas di loket ketika

di wawancara menyatakan bahwa peran apoteker di Apotek KF RSUP Dr.

Sardjito adalah melayani penyerahan obat baik resep maupun non resep dan

sebatas melayani Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat obat tersebut diserahkan

pada pasien.

Dari sisi layout apotek memang dikhususkan bahwa Apotek KF ini

bekerja sama dengan RSUP Dr. Sardjito memberikan pelayanan kefarmasian pada

pasien. Sekalipun ada konsultasi obat memang pihak apotek tidak menyediakan

tempat khusus tapi konsultasi obat bisa dilakukan saat ada di masing-masing

loket. Konsultasi obat juga jarang terjadi karena kondisi apotek di dalam rumah

sakit yang menutut kecepatan pelayanan obat sehingga minim sekali jika ada

konsultasi obat karena dari hasil pengamatan peneliti saat berada di loket UGD

dengan kondisi pasien yang terburu-buru dan antri membeli obat menuntut juga

para pegawai apotek termasuk apoteker untuk bekerja secara cepat, benar dan

tepat.

Page 94: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

72

2. Perilaku responden terhadap penggunaan sendok takar sediaan cair oral

Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh aspek pengetahuan, sikap dan

tindakan. Gambaran perilaku cara penggunaan sendok takar dan penggunaan

sediaan cair oral dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Tiap aspek pada

kuesioner terdiri dari pernyataan favourable dan unfavourable. Pernyataan

favourable merupakan jenis pernyataan yang harus dijawab benar sesuai teori

sedangkan unfavourable merupakan jenis pernyataan yang harus dijawab salah.

Penelitian ini juga melakukan wawancara untuk mendukung data

kuesioner yang telah diisi oleh responden, sehingga dari hasil wawancara akan

memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penggunaan sendok takar dan

sediaan cair oral

a. Aspek Pengetahuan

Penelitian ini akan melakukan evaluasi terhadap pengetahuan responden

terkait penggunaan sendok takar dan obat cair oral secara umum. Aspek

pengetahuan diukur dari setiap butir pernyataan dalam kuesioner dan dari

wawancara. Dari 10 pernyataan dalam pengukuran aspek pengetahuan

mengandung 3 pernyataan yang bersifat unfavourable dan 7 pernyataan yang

bersifat favorable.

Berdasarkan hasil penelitian dari kuesioner untuk pernyataan pertama

untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan responden mengetahui tentang

penggunaan obat. Hasilnya 50,9% responden menjawab dengan benar,

menandakan bahwa responden tersebut tahu bahwa tidak semua jenis obat harus

digunakan sampai habis.

Page 95: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

73

Tabel VII. Aspek Pengetahuan Responden Terhadap Penggunaan Sendok Takar dan Sediaan Cair Oral

No Aspek Pengetahuan

Pernyataan Kuisioner Responden

menjawab

Benar

Responden

menjawab

Salah

Persentase

Jawaban

Benar(%)

Persentase

Jawaban

Salah(%)

1 Semua jenis obat harus digunakan sampai habis. *)

55 53 50,9 49,1

2 Cara penggunaan obat yang benar akan mempengaruhi kesembuhan penyakit.

101 7 93,5 6,5

3 Penyimpanan obat cair harus di suhu kamar tempat yang kering, dan terlindung cahaya.

59 49 54,6 45,4

4 Penggunaan obat cair tidak boleh menggunakan sendok makan/sendok teh di rumah.

55 53 50,9 49,1

5 Semua obat cair yang diminum berbentuk sirup.*)

14 94 12,9 87,1

6 Walaupun rasa, warna, bau dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah, obat masih dapat digunakan kembali. *)

81 27 75,0 25,0

7 Pengukuran volume obat cair dengan sendok takar harus sejajar dengan mata

29 79 26,8 73,2

8 Pembacaan brosur pada kemasan obat akan mengurangi resiko yang tidak dikehendaki

93 15 86,1 13,9

9 Sebelum meminum obat cair sebaiknya dikocok terlebih dahulu.

98 10 90,7 9,3

10 Kebersihan adalah hal yang penting dalam penggunaan obat cair

104 4 96,3 3,7

Rata-Rata 63,7 36,2

Keterangan : *) pernyataan unfavourable

Dari hasil wawancara peneliti terhadap responden mengenai pernyataan

ini, responden yang menjawab dengan benar memiliki pendapat bahwa jika sudah

sembuh obat tidak perlu dihabiskan kecuali antibiotik. Secara umum responden

penelitian mengetahui bahwa obat yang harus digunakan sampai habis biasanya

merupakan obat-obat golongan antibiotik. Pemahaman mereka yang mereka tahu

didapat dari informasi dari dokter maupun apoteker untuk obat cair yang

tergolong antibiotik mereka akan menggunakannya sampai habis sesuai petunjuk

Page 96: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

74

dokter atau apoteker. Sementara masih ada responden yang menjawab tidak benar,

hal itu disebabkan karena mereka punya alasan tertentu bahwa setiap obat yang

mereka terima ketika menebus resep di apotek harus digunakan sampai habis

sebanyak jumlah obat yang tertera di resep atau etiket. Mereka beranggapan kalau

tidak sampai habis akan menyebabkan tidak cepat sembuh.

Semua jenis obat memang tidak semuanya harus digunakan sampai

habis. Penggunaan obat yang harus sampai habis adalah obat yang tergolong

antibiotik, antiparasit, antijamur, antiprotozoa, dan antivirus. Jika antibiotika tidak

digunakan sampai habis maka jika diserang bakteri yang sama tubuh pasien akan

kembali sakit dan lebih parah lagi (Wibowo, 2010). Keberhasilan terapi antibiotik

sangat ditentukan oleh kepatuhan pasien pada terapi (Wattimena, 1991).

Pengetahuan responden mengenai permasalahan penyimpanan obat pada

pernyataan ketiga, hal ini banyak diberi respon oleh responden. Sebagian besar

responden menjawab dengan benar. Hasil wawancara terhadap mereka

menunjukan bahwa selama ini kalau menyimpan obat di toples khusus obat, kotak

obat tertutup dan terlindung cahaya, di lemari tertutup dibungkus rapi atau di

lemari obat dan mereka paham bahwa obat cair tersebut juga harus terlindung dari

jangkauan anak anak karena bentuknya botol kaca dan mudah pecah. Hal ini

menunjukan tampak pemahaman mereka mengenai cara menyimpan obat cair.

Terkait permasalahan penyimpanan khusus aturan obat cair yang harus

dengan suhu dan tempat yang kering, sebanyak 23 orang berpendapat bahwa hal

itu mereka asumsikan di kulkas tetapi tidak di frezzer, obat cair biasanya mereka

letakkan dekat tempat telur di dalam kulkas. Alasan mereka menyimpan di kulkas

Page 97: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

75

adalah agar kandungan atau cairan dalam obat cair tetap terjaga, udara di kulkas

relatif stabil dan lebih dingin daripada suhu kamar, tidak cepat rusak sebelum

kadaluarsa karena jika diletakkan di udara terbuka biasanya udaranya lebih panas

daripada suhu kamar secara umunya, lebih awet, tidak kena semut karena obat

cair biasanya manis dan lebih tahan lama, hal itu mereka lakukan untuk semua

obat cair. Ketika dikonfirmasi mengenai informasi yang diberikan oleh apoteker,

mereka mengaku bahwa ketika membeli obat cair tidak pernah diberitahu cara

menyimpan hanya aturan penggunaan seperti berapa sendok dan harus dihabiskan

atau tidak.

Farmasis seharusnya menyarankan penggunaan dengan memberi nasehat

terkait cara penyimpanan obat cair yang sesuai (Dusdieker, Murph, Milavetz,

2010). Responden lainnya yang menjawab tidak benar mengaku hanya

meletakkan obat cair disembarang tempat seperti di meja, di dekat jendela kamar

tidur, buffet, di rak meja, ada yang berpendapat kalau simpan di lemari es takut

terkena uap air es karena ada beberapa responden yang tidak mempunyai kulkas

sehingga obat cair mereka letakkan di meja terbuka, tidak memperhatikan dengan

cermat pencahayaan baik dari lampu atau sinar matahari. Sepengetahuan mereka

tidak ada aturan khusus penyimpanan, di etiket hanya tertulis simpan di suhu

kamar. Jadi mereka beranggapan menyimpannya adalah diletakan di ruang

terbuka agar terkena suhu kamar. Peneliti kemudian mengamati beberapa etiket

yang tercantum dikemasan obat batuk cair yang terkait dengan penyimpanan.

Page 98: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

76

Tabel VIII. Aturan Penyimpanan Pada Etiket Obat Cair yang Tersebar di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Periode Juni-Juli 2010

NO Aturan Penyimpanan

1 Simpan ditempat yang sejuk 15-30° C.

2 Simpan pada suhu tidak lebih dari 25° C

3 Simpan ditempat yang sejuk dibawah 30° C

4 Simpan pada suhu kamar 25-30° C

5 Simpan dalam wadah tertutup rapat dan

terlindung dari cahaya

6 Simpan di almari pendingin suhu 2°-8°C

Kriteria yang tertulis di etiket kemasan obat sebenarnya menunjukan

bahwa produk obat cair tersebut dianjurkan untuk disimpan pada suhu kamar yang

kering dan terlindung dari cahaya. Hal inilah yang sampai sekarang belum

dipahami secara benar oleh responden, walaupun menjawab dengan benar pada

prakteknya beberapa responden masih salah dalam melakukan penyimpanan obat

cair oral. Jika dilihat dari etiket sebutan kata ‘sejuk’ oleh kebanyakan pasien

mengasumsikan sebagai instruksi untuk menyimpan obat di dalam lemari

pendingin, ada yang berpendapat bahwa sejuk dan kering adalah diatas meja,

padahal suhu yang ditunjuk menunjukan suhu kamar.

Beberapa etiket obat cair yang memuat aturan penyimpanan tidak

sepenuhnya sesuai dengan teori yang ada. Namun ada beberapa merek obat

golongan antibiotik dianjurkan memang untuk disimpan di lemari pendingin. Hal

tersebut sesuai dengan yang tertera di Farmakope Indonesia IV.

Penyimpanan obat cair oral tidak harus selalu di lemari es, penyimpanan

obat cair tergantung pada petunjuk yang terdapat pada kemasan obat cair. Masalah

penyimpanan ini perlu dipertimbangkan bahwa sebaiknya di etiket obat tertulis

secara jelas dimana seharusnya tempat menyimpan yang tepat untuk obat cair

Page 99: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

77

oral. Perbedaan petunjuk mengenai aturan penyimpanan membingungkan

responden dalam menyimpan obat cair. Maka diperlukan bantuan dari apoteker

untuk mengatasi kebingungan responden dengan menyediakan informasi yang

tepat.

Ketercapaian kesembuhan tergantung juga dari karakter fisik tiap

antibiotik. Semakin kental kondisi fisik suatu obat cair maka semakin susah untuk

dituang ke dalam sendok takar. Penyimpanan di dalam kulkas menyebabkan

penurunan kemampuan penuangan sediaan obat cair (McMahon, Rimsza, Bay,

2010). Cara penyimpanan yang salah dapat mengakibatkan cairan obat cair sulit

untuk dituang dari botolnya. Suspensi antibiotik sulit untuk tercampur rata

menjadi suspensi karena komponen obat mengendap turun ke dasar botol akibat

terlalu lama disimpan dalam almari pendingin. Hal ini menyebabkan terjadi

ketidakakuratan dosis pada bentuk sediaan antibiotik suspensi sehingga pasien

akhirnya menerima dosis obat yang tidak akurat.

Beberapa suspensi antibiotik mempunyai kestabilan terbatas, apabila

disimpan dalam lemari es menyebabkan terjadinya degradasi komponen obat.

Beberapa suspensi antibiotik di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito mencantumkan

bahwa penyimpananya di dalam lemari es dengan suhu 2-8°C. Suspensi antibiotik

juga hanya dapat dipakai selama 7 hingga 10 hari. Secara teori sedian cair oral

yang berbentuk suspensi akan mengalami Experied Date dalam 2 minggu setelah

dibuka tutupnya, setelah itu maka harus membeli suspensi yang baru (McMahon,

Rimsza, Bay, 2010).

Page 100: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

78

Pengetahuan mengenai pentingnya penggunaan sendok takar tergambar

pada pernyataan favourable nomor 4. Sebanyak 50,9% responden menjawab salah

dan menganggap pernyataan tersebut tepat dengan alasan selama ini jika tidak ada

sendok takar atau sendok takarnya hilang mereka selalu menggunakan sendok teh

atau sendok makan yang tersedia di rumah. Masalah pengukuran dosis tidak

begitu mereka pikirkan. Alasan lain juga karena ketika mereka menerima obat dan

diberi informasi oleh apoteker hanya diberi informasi berapa kali sehari berapa

sendok takar, selain itu sebagian besar di etiket obat cair oral juga hanya ditulis ‘3

kali sehari 1 sendok teh’ sehingga sepengetahuan pasien akan cenderung

menggunakan sendok teh atau jika sendok takar di obat hilang maka mereka akan

menggantinya dengan sendok teh karena adanya pemahaman mereka bahwa tidak

ada yang berbeda menakar dengan sendok biasa atau dengan sendok takar. Dalam

suatu penelitian dikemukakan 75% pasien menggunakan sendok makan atau

sendok teh dalam menggunakan obat cair oral (Bayor, Kipo, Kwakye, 2010).

Responden tidak mengetahui bahwa takaran sendok makan yang dimaksudkan

adalah sebesar 15ml dan sendok teh sebesar 5ml sesuai Farmakope Indonesia III.

Responden lain yang menjawab dengan benar menyatakan bahwa dengan

menggunakan sendok takar dalam obat cair maka ketepatan dosis lebih terjamin.

Pengetahuan responden ini karena mereka mengaku mengumpulkan serta

menyimpan sendok takar obat yang masih ada karena takut variasi sendok yang

ada dirumah yang berbeda-beda sehingga ketika ada obat yang tidak ada

sendoknya mereka masih dapat menggunakannya kembali.

Page 101: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

79

Tingkat pengetahuan responden masih lemah pada pernyataan nomor 5

karena sebagian besar responden masih menganggap bahwa semua bentuk obat

cair oral yang mereka minum pada umumnya sirup. Ketidaktahuan responden

akan berbagai macam bentuk sediaan obat cair oral bisa dikarenakan

ketidaktahuan dari segi tingkat pendidikan responden yang beragam dan adanya

anggapan bahwa sepengetahuan responden obat cair yang dijual dan rasanya

manis dianggap sebagai sirup seperti yang telah dijelaskan di Farmakope

Indonesia IV. Sebenarnya secara awam bagi mereka yang belum tahu memang hal

ini wajar, namun ternyata masih ada beberapa responden yang mengetahui bahwa

obat cair tidak hanya berbentuk sirup namun juga ada yang bentuknya kental atau

tersuspensi, emulsi seperti minyak ikan Scott’s Emulsion®.

Responden yang tahu akan bentuk sediaan cair ini biasanya membaca

pada brosur obat dimana tertulis tulisan emulsi, sirup, atau suspensi. Namun untuk

memastikan mereka benar-benar mengetahui arti bentuk sediaan yang mereka

minum mereka hanya berpendapat secara awam dengan pengertian dan

pemahaman sepengetahuan mereka misalnya emulsi adalah bentuk obat cair yang

kental terdiri atas minyak dan air, suspensi adalah bentuk obat cair yang kental

terdiri atas bahan obat dan cairan. Hasil ini menunjukan bahwa tingkat

pengetahuan responden sebenarnya masih lemah dan belum memahami secara

pasti bentuk obat cair apa yang mereka minum. Hal ini tentu akan mempengaruhi

sikap dan perilaku responden terkait cara penggunaan dan penyimpanan obat cair

oral.

Page 102: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

80

Pemahaman mengenai tanggal kadaluarsa obat cair terlihat pada

pernyataan nomor 6. Sebanyak 75% responden sudah menjawab dengan benar

sedangkan 25% menyatakan alasan bahwa sepengetahuan mereka asalkan belum

lewat tanggal kadaluwarsa obat masih dapat digunakan kembali dan masih

dianggap aman. Pengetahuan responden yang demikian dikarenakan ada anggapan

jika obat belum kadaluwarsa maka masih dapat digunakan kembali karena zat

aktifnya masih berkhasiat. Cairan obat cair tersebut karena masih berada di dalam

botol kemasan jadi sulit dilihat warna, rasa ataupun kejernihannya karena

botolnya berwarna coklat tidak tembus cahaya sehingga beberapa responden

beranggapan dengan melihat tanggal kadaluwarsa saja sudah cukup untuk

mengetahui obat tersebut masih bisa digunakan atau tidak.

Pengetahuan responden mengenai cara penggunaan sendok takar

tergambar pada pernyataan favourable nomor 7 menunjukan hasil penelitian

bahwa ternyata 79 responden masih belum tahu caranya menuangkan obat cair ke

dalam sendok takar secara benar. Kesejajaran ada kaitannya dengan kecembungan

dan ketepatan volume yang dituangkan ke dalam sendok. Ketika seorang pasien

menuangkan ke dalam sendok mereka menuangkannya dan melihat batas garis

takaran dengan melihat dari atas. Beda halnya jika penuangan dan pembacaan

garis takar dilakukan sejajar mata. Hal ini dapat mempengaruhi dosis suatu obat

bisa kurang dosis atau overdosis.

Dosis yang terlalu rendah dalam penggunaan antibiotik dapat

menyebabkan kegagalan outcome terapi. Kekeliruan dosis dapat memicu

terjadinya kegagalan terapi antibiotik sehingga terapi yang diberikan tidak dapat

Page 103: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

81

menghilangkan gejala ataupun infeksi (Wattimena, 1991). Menurut sepengetahuan

mereka tidak ada aturan khusus cara menuang asalkan tepat batas garis takarnya

adalah sudah tepat dan jika dilihat sejajar garis takar tidak kelihatan.

Pemahaman mengenai pentingnya membaca brosur obat cair tergambar

pada pernyataan favourable nomor 8. Sebanyak 86,1% untuk menambah

informasi tak jarang responden membaca brosur obat dan melalui pembacaan

brosur biasanya mereka lebih banyak mengetahui efek samping, hal apa saja yang

harus diperhatikan, fungsi dan kerja obat. Hanya sebagian kecil responden

menganggap mereka lebih percaya aturan pakai yang ditulis resep dari dokter

daripada yang harus ada di brosur karena terkadang aturan pakai di brosur tidak

sama seperti yang ditulis di resep. Farmasis seharusnya menyarankan penggunaan

brosur obat untuk mengurangi efek samping dari obat (Dusdieker, Murph,

Milavetz, 2010).

Pemahaman penggunaan sediaan cair oral secara benar terlihat pada

penyataan nomor 9. Sebanyak 98 reponden mengetahui bahwa sebelum meminum

obat cair harus mengocok botolnya terlebih dahulu tujuannya untuk

menghomogenkan obat yang terkandung didalamnya.

Salah satu kelemahan pada penggunaan suspensi adalah ketidaktabilan

secara fisik. Suspensi dapat membentuk endapan dan menyebabkan dosis menjadi

tidak seragam. Suspensi yang memiliki viskositas lebih tinggi dapat terjadi

segregasi tak kasat mata yang menyebabkan konsentrasi hanya menjadi 5,7%

setelah 24 jam (Griebmann, Bretkreutz, Schubert, Abdel, 2007). Responden

lainnya yang tidak tahu obat harus dikocok dahulu berpendapat jika tidak ada

Page 104: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

82

tulisan di etiket dikocok dahulu maka mereka tidak akan mengocok botolnya.

Dalam penggunaannya, homogenitas sediaan cair sangat penting untuk menjamin

dosis yang didapatkan selalu seragam. Untuk dapat mencegah hal ini, apoteker

dapat mencantumkan tulisan ‘kocok dahulu’ dalam etiket obat untuk

mengingatkan pasien.

Pernyataan nomor 10 memberi gambaran 104 responden menjawab

dengan benar, artinya sterilitas dan kebersihan dalam setiap kali menggunakan

obat cair sangat penting untuk diketahui agar tetap terjaga kesterilan kondisi obat

cair.

Dari hasil rata-rata aspek pengetahuan responden didapatkan tingkat

pengetahuan responden terhadap penggunaan sendok takar dan obat cair oral

sebesar 63,98% tergolong tingkat pengetahuan sedang.

b. Aspek sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

laku terbuka (Azwar, 1995). Pernyataan dalam pengukuran aspek sikap

mengandung 3 pernyataan yang bersifat unfavorable dan 7 pernyataan yang

bersifat favourable.

Pernyataan pertama untuk aspek sikap responden menunjukan bahwa

sebanyak 83,3% responden merasa harus menggunakan sendok takar yang telah

tersedia dalam obat cair.

Page 105: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

83

Tabel IX. Aspek Sikap Responden Terhadap Penggunaan Sendok Takar dan Sediaan Cair Oral

No Aspek Sikap

Pernyataan Kuisioner Responden

menjawab

Benar

Responden

menjawab

Salah

Persentase

jawaban

Benar

Persentase

jawaban

Salah

11 Saya merasa harus menggunakan sendok takar yang tersedia di dalam kemasan obat.

90 18 83,3 16,7

12 Saya merasa perlu bertanya pada petugas apotek tentang informasi yang kurang jelas mengenai cara penggunaan obat.

72 36 66,7 33,3

13 Saya memilih petugas apotek sebagai sumber informasi cara penggunaan obat.

66 42 61,1 38,9

14 Saya yakin obat cair setelah dibuka masih dapat digunakan kembali asal belum lewat tanggal kadaluarsa.*)

63 45 58,3 41,7

15 Saya yakin setelah segel obat dibuka maka pemakaian obat harus memperhatikan rasa,warna, bau, kejernihan dari obat meskipun belum kadaluwarsa.

56 52 51,8 48,2

16 Saya merasa pengukuran volume obat dengan menggunakan sendok makan/sendok teh di rumah sudah tepat*)

41 67 37,9 62,1

17 Saya merasa perlu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan obat cair.

83 25 76,8 23,2

18 Saya merasa penggunaan obat cair dengan sendok takar secara benar akan mengurangi risiko yang tidak dikehendaki.

98 10 90,7 9,3

19 Saya merasa informasi penggunaan sendok takar akan mempengaruhi kesembuhan saya.

94 14 87 13

20 Saya merasa ukuran sendok makan/sendok teh di rumah sama dengan sendok di kemasan obat.*)

48 60 44,4 55,6

Rata-rata 65,8 34,2

Keterangan : *) pernyataan unfavorable

Sebanyak 90 responden beralasan bahwa jika memang dalam obat cair

ada sendok takar maka mereka lebih percaya dan nyaman jika pakai sendok

tersebut sehingga ketepatan dosis obat lebih dapat terjamin. Sisa responden

lainnya sebanyak 16 responden menyatakan sekalipun ada sendok takar mereka

tidak harus menggunakannya dan ada yang lebih suka mengggunakan sendok teh

atau sendok makan di rumah karena lebih praktis pakai sendok rumah tidak perlu

Page 106: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

84

repot-repot menakar. Dua responden yang lain berpendapat khusus obat batuk

yang tergolong Obat Batuk Hitam (OBH) maka mereka langsung meminum dari

botolnya alasannya adalah lebih praktis saja. Mereka yang malas menggunakan

sendok takar dalam mengukur volume obat cair hanya mengira-ngira saja kurang

lebih berapa volumenya.

Pernyataan kedua pada nomor 12 memberikan hasil bahwa 72 responden

merasa perlu bertanya pada petugas apotek bila ada informasi yang kurang jelas

terkait penggunaan obat cair. Biasanya hal yang mereka tanyakan adalah golongan

obat, takaran dan khasiat obat. Sementara itu 36 responden lainnya mengaku tidak

perlu bertanya dan ketika membeli dan mendapat obat cairnya mereka langsung

pergi. Hasil wawancara menunjukkan responden tidak pernah diberitahu

mengenai cara penggunaan sendok takar jika ada hal yang bingung biasanya

mereka akan membaca pada brosur obat.

Pernyataan ketiga pada nomor 13 sebanyak 61,1% responden merasa

yakin memilih petugas apotek sebagai sumber informasi cara penggunaan obat.

Sementara itu 38,9% responden lainnya merasa lebih memilih bertanya ke dokter

atau ke tenaga kesehatan lainnya. Kemudian peneliti melakukan wawancara

secara mendalam terhadap 57 responden yang berhasil diwawancara mengenai

sikap pemilihan informasi cara penggunaan obat.

Tabel X. Alasan Atas Sikap Responden Tentang Pemilihan Sumber Informasi Obat No Alasan Atas Sikap Responden Tentang Pemilihan

Sumber Informasi Cara Penggunaan Obat Jumlah

responden % Responden

1 Lebih memilih dokter karena lebih meyakinkan dan dokter lebih tahu cara penggunaan obat yang paling tepat

44 77,2%

2 Bertanya ke perawat, bidan atau petugas puskesmas 6 10,5% 3 Bertanya ke asisten apoteker 7 12,3%

n (jumlah responden yang menjawab) = 57

Page 107: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

85

Untuk memastikan peran apoteker di mata responden yang memilih

petugas apotek sebagai sumber informasi cara penggunaan obat maka peneliti

melakukan wawancara mendalam tentang peran apoteker di mata mereka. Hasil

wawancara terhadap 66 responden memilih jawaban petugas apotek sebagai

sumber infomasi obat, 55 responden diantara yang menjawab tersebut,

mendefinisikan peran apoteker terlihat pada tabel XI:

Tabel XI. Peran Apoteker Menurut Responden Penelitian No Peran Apoteker Menurut Responden Penelitian Jumlah

responden %

Responden 1 Orang yang paling mengetahui tentang obat 2 3,6% 2 Orang yang menyerahkan obat dan memberi informasi

obat 4 7,3%

3 Ahli meracik obat 8 14,6% 4 Seorang senior di apotek, jarang keluar dan selalu

dibelakang 10 18,2%

5 Apoteker tidak selalu berada di apotek 2 3,6% 6 Apoteker berangkat hanya tiga kali dalam satu bulan 1 1,8% 7 Seseorang yang mengurusi manajemen apotek 2 3,6% 8 Apoteker adalah pengawas obat 2 3,6% 9 Semua petugas apotek adalah apoteker 19 34,6%

10 Tidak tahu sama sekali 5 9,1% n (jumlah responden yang menjawab) = 55

Dalam memberikan pelayanan, farmasis harus berinteraksi dengan pasien

secara individu maupun kelompok mengingat peran seorang farmasis salah

satunya adalah communicator dimana seorang farmasis mempunyai kedudukan

penting dalam berhubungan dengan pasien maupun profesi kesehatan yang

lainnya, sehingga seorang farmasis seharusnya memiliki kemampuan

berkomunikasi yang cukup baik. Dalam hal ini peran apoteker untuk memberi

konsultasi informasi obat dan edukasi kepada pasien sangat penting. Kenyataan di

lapangan saat ini pelayanan kefarmasian yang berupa pemberian informasi

biasanya hanya mengenai cara dan aturan pakai obat yang diberikan oleh asisten

Page 108: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

86

apoteker, bukan oleh apoteker (Handayani, Gitawati, Muktiningsih, Raharni,

2006). Kurangnya keterlibatan apoteker dalam pelayanan kefarmasian membuat

citra seorang apoteker di mata masyarakat menjadi kurang baik sehingga mereka

lebih percaya kepada dokter mengenai pemberian informasi obat.

Tanggal kadaluarsa yang tertera pada kemasan obat biasanya tidak

berlaku lagi setelah segel obatnya dibuka (Widayanti, 2007). Pernyataan keempat

nomor 14, sebanyak 58,3% responden tidak yakin obat cair setelah disimpan

lama masih dapat digunakan kembali. Sebanyak 41,7% responden lainnya merasa

yakin obat cair setelah disimpan lama masih dapat digunakan kembali dengan

pertimbangan belum lewat tanggal kadaluarsa. Dari 106 responden yang

diwawancarai, 63 responden menyatakan alasan mereka lewat wawancara.

Beberapa alasan responden terlihat pada tabel XII.

Tabel XII. Pendapat Responden Terhadap Obat Cair yang Telah Disimpan Lama No Pendapat Responden Jumlah

responden %

Responden 1 Langsung dibuang, tidak berani menyimpannya terlalu lama

karena takut terjadi perubahan warna bentuk dan obat menjadi tidak efektif lagi.

19 30,2%

2 Setelah 1 minggu atau 2 minggu obat tersebut langsung segera dibuang

8 12,7%

3 Setelah 1 bulan langsung dibuang, Jika lebih dari 1 bulan bisa berbahaya dan jika obat cair dikonsumsi masih kurang dari 1 bulan tidak akan terjadi apa-apa.

13 20,6%

4 Jika kurang dari 1 bulan tidak habis biasanya dibuang. 5 7,9% 5 Jika masih sakit dan obat cair masih digunakan maka dia

akan berkonsultasi dulu dengan Apoteker apakah obat masih dapat digunakan kembali.

2 3,2%

6 Lebih dari 2 atau 3 bulan baru dibuang 7 11,1% 7 Membeli Obat Cair yang baru. 9 14,3%

n (jumlah responden yang menjawab) = 63

Sebanyak 45 responden lainnya dari hasil wawancara menyatakan alasan

lain bahwa mereka hanya berpatokan pada tanggal kadaluwarsa dan jika setelah 1

Page 109: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

87

bulan dibuka mereka masih yakin bisa menggunakannya kembali dengan catatan

mereka menutup botolnya dengan rapat dan menyimpan ditempat yang benar.

Mereka juga mengaku tidak takut dengan risiko karena mereka mengkonsumsinya

masih belum kadaluarsa, bahkan salah satu responden berpendapat pernah

menyimpan obat cair sampai 1 tahun dan ada juga obat cair sisa dari obat anggota

keluarga lain yang kebetulan memiliki penyakit yang sama seperti batuk atau

demam maka akan digunakan kembali obat cair yang tersisa. Mereka beralasan

akan tetap menyimpan obat cair dan akan membuangnya jika telah tiba tanggal

kadaluwarsa.

Berdasarkan hasil pengecekan pada obat cair di Apotek KF RSUP

Dr.Sardjito, di etiket obat cair antibiotik berbentuk suspensi tertulis ‘Setelah 7

sampai 10 hari tidak dapat digunakan kembali’, ada juga tertulis ‘Tidak boleh

disimpan lebih dari 7 hari’. Tulisan di etiket ini menandakan bahwa antibiotik

tersebut tidak dapat digunakan lagi lebih dari 7 hari. Obat cair oral berbentuk

suspensi akan mengalami expired date dalam 2 minggu setelah dibuka tutupnya

(McMahon, Rimsza, Bay, 2010). Peranan apoteker diperlukan untuk

menginformasikan kepada pasien sampai batas mana suatu obat cair dapat

digunakan kembali dan untuk penggunaan antibiotik dengan peringatan khusus

seperti di etiket tersebut, apoteker harus dapat mengingatkan pasien bahwa

antibiotik harus habis sebelum 7 hari.

Sebanyak 51,8% responden pada pernyataan nomor 15 yakin bahwa

meskipun belum kadaluwarsa maka rasa, warna, bau dan kejernihan dari obat cair

perlu diperhatikan. Sebanyak 36 responden berpendapat bahwa sebelum

Page 110: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

88

meminum obat yang telah sisa maka mereka mengecek kondisi terutama warna

dan endapan. Ada juga sebanyak 7 responden cara mengeceknya dengan

menuangkan pada sendok makan kemudian dilihat warna dan baunya. Sementara

itu sebanyak 52 responden tidak pernah memperhatikan warna, rasa, bau dan

kejernihan obat yang telah lama mereka simpan karena biasanya mereka juga akan

segera membuangnya jika sudah terlalu lama disimpan.

Sebanyak 62,1% responden masih bersikap belum tepat karena mereka

merasa menakar volume obat cair dengan sendok makan atau sendok teh adalah

tepat. Dari hasil wawancara 67 responden mereka menyatakan tidak ada yang

berbeda antara sendok teh dengan sendok takar. Menurut mereka sekalipun

berbeda hanya kurang atau lebih sedikit dari dosis dan ketentuan takaran maka hal

tersebut juga tidak akan mempengaruhi kegagalan terapi pengobatan. Beberapa

faktor yang mendukung mereka mengatakan demikian karena tidak tersedianya

sendok takar dalam kemasan beberapa obat sehingga mengharuskan mereka

menggunakan sendok yang ada dirumah. Responden juga yang menyatakan lebih

nyaman menggunakan sendok di rumah karena di etiket tertulis aturan sendok teh

atau sendok makan jadi menurut mereka menakar dengan sendok makan atau

sendok teh adalah masih tepat. Akibat dari penggunaan sendok teh atau sendok

makan dalam mengukur volume sediaan cair, dosis yang didapatkan hanya 65%

dari dosis yang direkomendasikan (Bica, Farinha, 2005).

Sebanyak 41 responden (37,9%) yang bersikap tepat memiliki alasan

tersendiri bahwa mengukur volume obat dengan sendok makan atau sendok teh

adalah kurang tepat. Mereka menyatakan bahwa mereka takut jika menggunakan

Page 111: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

89

sendok teh atau sendok makan tidak sama ukurannya dengan standar sendok takar

yang sudah ada dalam obat cair. Menurut mereka sendok yang ada di rumah

ukurannya berbeda dengan yang ada di dalam kemasan obat cair.

Penyataan nomor 16 berkaitan juga dengan sikap responden pada

pernyataan unfavourable nomor 20. Sebanyak 60 responden masih salah dan

menganggap bahwa ukuran sendok makan atau sendok teh adalah sama dengan

sendok takar. Sementara itu, 48 responden lainnya menyatakan bahwa ukuran

sendok makan atau sendok teh adalah tidak sama dengan sendok takar. Penelitian

di Amerika Serikat yang mengukur obat dengan sendok teh mendapatkan

gambaran bahwa variasi volume sendok teh yang beredar sebesar 2 hingga 9ml

(McKenzie, 1981).

Peneliti ingin mengetahui range ukuran sendok makan yang terdapat di

lingkungan sekitar tempat tinggal peneliti wilayah Kelurahan Ngupasan,

Kecamatan Gondomanan, maka dari hasil survei didapatkan gambaran mengenai

volume sendok teh dan sendok makan yang tersebar di masyarakat. Hasil

pengukuran didapatkan rata-rata dan dicari besarnya standar deviasi pengukuran

kemudian dihitung volume yang terambil.

Gambar 24. Hasil Survei Sendok Makan dan Sendok Teh yang Terdapat di

Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta.

Page 112: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

90

Tabel XIII. Variasi Ukuran Sendok Makan dan Sendok Teh yang Beredar Kelurahan Ngupasan,Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta

Sendok teh Sendok makan Replikasi 1

(ml) Replikasi 2

(ml) Replikasi 3

(ml) Rata-rata

Replikasi 1 (ml)

Replikasi 2 (ml)

Replikasi 3 (ml)

Rata-rata

3,0 2,6 2,9 2,8 8,5 10,2 8,7 9,1 4,3 4,0 3,8 4,0 10,5 10,2 10,0 10,2 3,3 3,3 3,4 3,3 9,7 9,7 9,4 9,6 2,7 2,4 2,9 2,7 10,0 11,0 11,5 10,8 3,6 4,2 3,7 3,8 9,8 9,5 9,5 9,6 4,4 5,5 6,0 5,3 9,8 9,0 9,0 9,3 4,8 5,7 5,8 5,4 10,0 9,0 9,0 9,3 2,7 2,8 2,9 2,8 10,0 9,0 10,0 9,7 2,4 2,4 2,4 2,4 8,3 7,5 8,5 8,1 3,8 3,9 3,9 3,9 9,4 8,5 8,5 8,8 3,7 4,1 4,1 4,0 9,0 8,5 9,3 8,9 5,3 5,5 6,0 5,6 9,8 10,0 10,0 9,9 7,0 6,9 7,0 7,0 7,5 8,0 8,4 8,0 5,2 5,5 5,5 5,4 7,4 8,5 8,7 8,2 5,5 5,7 5,5 5,6 8,5 8,4 8,0 8,3

Rata-rata = 4,3 SD =1,4

Range = 2,9 -5,6 Volume yang seharusnya terambil = 5

ml (100%) Yang terambil = 58% - 112,8%

Rata-rata = 9,2 SD = 0,8

Range = 8,4 - 10,1 Volume yang seharusnya terambil =

15 ml (100 %) Yang terambil = 55,8 – 67%

Berdasarkan hasil tabel XIII terlihat bahwa sendok teh dan sendok

makan yang beredar di masyarakan berbeda–beda. Sendok teh memiliki range

volume 2,9ml-5,6ml pada setiap sendoknya. Seperti telah diketahui bahwa

umumnya volume sendok takar dalam obat cair asumsinya 5ml. Hal ini

menyebabkan range dosis yang terambil adalah 58-112,8% dari dosis yang

direkomendasikan. Maka jika seseorang masih menggunakan sendok teh dalam

mengukur volume obat cair maka orang tersebut memiliki potensi untuk

kekurangan dosis hingga hampir setengah dari dosis takaran atau juga punya

potensi kelebihan dosis tergantung dari sendok teh yang mereka gunakan.

Sendok makan memiliki range volume 8,4ml-10,1ml pada setiap

sendoknya dan range dosis yang terambil adalah 55,8–67% dari dosis yang

direkomendasikan. Hal ini tentu jauh dari ketentuan yang tertera di Farmakope

Page 113: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

91

Indonesia. Ukuran sendok makan obat cair biasanya banyak tertera pada takaran

yang berbentuk cup ukur atau jika menggunakan sendok takar ukurannya adalah

tiga kali sendok takar. Jika seseorang masih menggunakan sendok makan dalam

mengukur volume obat cair maka orang tersebut memiliki potensi untuk

kekurangan dosis. Sikap responden yang masih saja menganggap bahwa menakar

dengan sendok di rumah tentunya bisa dibenahi dengan penjelasan seksama dari

apoteker dan anjuran yang jelas mengenai pentingnya penggunaan sendok takar

dan menjadi bukti bahwa menakar dengan sendok makan atau sendok teh adalah

tidak sama.

Sikap responden terkait kebiasaan mencuci tangan sebelum meminum

obat cair pada pernyataan nomor 17, sebanyak 76,8% responden merasa

membiasakan cuci tangan terlebih dahulu sebelum meminum obat cair perlu

dilakukan. Hal ini menandakan bahwa higienitas dan kebersihan adalah hal yang

penting dalam penggunaan obat cair oral. Sebanyak 23,2% responden lainnya

menyatakan tidak pernah cuci tangan sebelum meminum obat cair karena menurut

mereka itu tidak perlu. Menurut mereka obat cair yang mereka minum tidak

secara langsung bersentuhan dengan tangan karena mereka hanya memegang

botolnya saja maka hal inilah yang mendasari responden mengapa tidak mau

mencuci tangan.

Sikap responden terhadap penggunaan obat cair dengan sendok takar

pada pernyataan nomor 18, sebanyak 90,7% responden merasa bahwa penggunaan

obat cair dengan sendok takar secara benar akan mengurangi kesalahan dosis.

Sebanyak 9,3% responden lainnya merasa penggunaan obat cair dengan sendok

Page 114: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

92

takar tidak akan berpengaruh terhadap dosis. Namun ketika peneliti meminta

responden untuk mendemonstrasikan cara mereka menuang pada sendok takar,

sebanyak 104 responden masih belum tepat dalam menuangkan secara benar.

Sikap adalah penilaian bisa berupa pendapat seseorang terhadap suatu objek

(Notoadmojo, 2002).

Gambar 25. Gambar ukuran sendok takar dan volumenya yang beredar dalam kemasan obat cair oral

Salah satu penyebab utama kesalahan dosis saat pemberian sendok takar

adalah adanya kesalahan interpretasi penuangan obat cair dengan menuang 1

sentok takar penuh dari dosis yang telah direkomendasikan (Madlon-Kay, Mosch,

2000). Hasil alasan dari 104 responden yang bersikap masih belum tepat dalam

menuangkan obat cair ke dalam sendok takar terlihat pada tabel XIV.

Tabel XIV. Asumsi Responden Dalam Menuangkan Obat Cair ke dalam Sendok Takar

No Asumsi Responden dalam menuangkan obat cair ke dalam sendok takar

Jumlah Responden

% Responden

1 Ukuran 1sendok teh sama dengan 2,5 ml atau 1,25 ml pada batas bawah sendok takar. Sedangkan batas atas sendok takar mereka berasumsi bahwa itu adalah takaran 1 sendok makan yaitu 5 ml.

62 59,6%

2 Menuangkan secara penuh dan hanya mengira-ngira batas takaran.

21 20,2%

3 Menuang dengan tidak melihat batas takaran karena ada sendok takar yang tidak bening.

13 12,5%

4 Memilih tidak menuangkan tepat sampai batas karena ada anggapan lebih baik kurang dari dosis dari pada lebih dari dosis,

5 4,8%

5 1 sendok teh besarnya adalah 15 ml sedangkan sendok makan sekitar 40 ml,

1 1,0%

6 1 sendok makan dianggap 10 ml, 1 sendok teh 2,5 ml. 2 1,9% Total 104 100%

2,5ml 5ml 1,25ml 5ml

Page 115: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

93

Empat orang yang lain berpendapat tidak akan menuangkan tepat sampai

batas karena ada anggapan lebih baik kurang dari dosis dari pada lebih dari dosis,

karena salah satu responden pernah mengalami kejadian mual dan muntah serta

berkeringat dingin ketika meminum sirup obat yang mengandung Salbutamol.

Ternyata dari hasil demonstrasi dan wawancara responden terkait cara mereka

menuangkan menunjukan bahwa masih banyak masyarakat yang belum paham

bagaimana menakar volume obat secara benar meskipun mereka merasa bersikap

benar namun asumsi yang mereka kemukakan menunjukan bahwa pengetahuan

dan tindakan mereka belum tepat. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda

meskipun objeknya sama dan suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu

tindakan (Notoadmojo, 2002).

Dalam data obat yang diteliti ditemukan penulisan aturan sendok makan

atau sendok teh pada 27 merek dagang suplemen, 7 merek dagang golongan obat

bebas yaitu pada sub kelas terapi obat batuk. Untuk semua jenis antibiotik tertulis

aturan ‘1 sendok teh (5ml)’ atau ‘1 sendok takar (5ml)’

Secara keseluruhan sikap responden terhadap penggunaan obat sendok

takar dan obat cair oral tergolong sedang. Untuk mewujudkan sikap menjadi

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain fasilitas, selain itu diperlukan juga faktor dukungan

dari pihak lain (Notoadmodjo, 2002).

Page 116: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

94

c. Aspek Tindakan

Pernyataan pada aspek tindakan ini terdiri dari 4 pernyataan

unfavourable dan 6 pernyataan favourable. Pada bagian ketiga ini tindakan yang

akan dinilai sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap responden.

Tabel XV. Aspek Tindakan Responden Terhadap Penggunaan Sendok Takar dan Obat Cair Oral

No Aspek Tindakan

Pernyataan Kuisioner Responden

menjawab

Benar

Responden

menjawab

Salah

Persentase

jawaban

Benar

Persentase

jawaban

Salah

21 Saya selalu membersihkan sendok takar setelah selesai digunakan

97 11 89,8 10,2

22 Saya akan bertanya pada petugas apotek bila tidak mengerti cara penggunaan obat cair.

78 30 72,2 27,8

23 Saya akan langsung menutup rapat tutup botol obat setelah menggunakan obat cair.

105 3 97,2 2,8

24 Apabila tidak terdapat sendok takar dalam kemasan obat, saya akan menggunakan sendok teh/sendok makan di rumah*)

18 90 16,7 83,3

25 Sebelum meminum obat cair saya akan mengocok botolnya terlebih dahulu.

104 4 96,3 3,7

26 Saya tidak memperhatikan tanggal kadaluarsa yang tercantum pada obat cair.*)

101 7 93,5 6,5

27 Saya tetap memperhatikan label penggunaan yang tercantum pada obat cair meskipun sudah diberi informasi obat

94 14 87 13

28 Saya lebih memilih menggunakan sendok makan/sendok teh di rumah dalam meminum obat cair.*)

71 37 65,7 34,3

29 Saya selalu menggunakan obat cair tanpa harus mematuhi aturan penggunaanya.*)

75 33 69,4 30,6

30 Saya menuangkan isi cairan obat cair pada sendok takar obat sejajar dengan mata

23 85 21,3 78,7

Rata-rata 70,9 29,1

Keterangan : *) pernyataan unfavorable

Pada pernyataan nomor 21 sebanyak 89,8% responden bertindak benar

dalam membersihkan sendok takar setelah selesai digunakan. Mereka

membersihkan menggunakan air mengalir atau direndam air hangat, dibersihkan

dengan air mengalir dan sabun, dan apabila ingin dipakai kembali dibilas

Page 117: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

95

menggunakan air hangat. Menurut responden mencuci sendok takar supaya sisa-

sisa obat cair yang masih tertinggal dalam sendok takar tidak membentuk

endapan. Responden lain sebanyak 10,2% yang tidak bertindak membersihkan

sendok takar biasanya memasukan langsung sendok takar ke dalam kemasan dan

cukup melap saja dengan tisu bersih. Aspek tindakan ini berintegrasi juga dengan

aspek pengetahuan nomor 10 mengenai kebersihan, sterilitas dan higienitas dari

suatu sediaan obat cair menjadi sangat penting dalam pengobatan.

Pada pernyataan nomor 24, sebanyak 83,3% tindakan responden

responden bertindak belum tepat. Responden menyatakan beberapa alasan seperti

yang tertera pada tabel di bawah ini:

Tabel XVI. Alasan Tindakan Responden Memilih Menggunakan Sendok Makan atau Sendok Teh

No Alasan atas tindakan responden yang memilih menggunakan sendok makan atau sendok teh

Jumlah responden

% Responden

1 Tidak terdapat sendok takar dalam kemasan obat 57 63,3% 2 Tidak pernah meminta sendok takar pada pihak apotek jika

sendok takar hilang atau tidak tersedia di kemasan 23 25,6%

3 Tidak mengecek sebelum membeli obat 7 7,8% 4 Malas minta sendok takar ke apotek 3 3,3%

n (jumlah responden yang menjawab) = 90

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa 71% orangtua menggunakan

sendok teh untuk mengukur volume obat cair ketika tidak diberikan alat takar

dalam kemasan (Mc Mahon, 1997). Penelitian yang dilakukan peneliti ternyata

juga membuktikan bahwa akibat ketidaktersedianya alat takar dapat

mempengaruhi tindakan responden untuk menggunakan sendok teh atau sendok

makan dalam menakar volume obat cair. Sementara responden yang bertindak

secara benar punya kebiasaan menyimpan sendok takar yang sisa obat cair yang

telah dibuang. Sendok takar tersebut dikumpulkan untuk berjaga-jaga apabila

Page 118: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

96

ketika mereka membeli obat tidak tersedia sendok takar dalam kemasan. Selain itu

11 responden menyatakan sering meminta sendok takar pada apoteker jika

dikemasan tidak ada. Tindakan positif inilah yang membuat mereka percaya

bahwa menakar volume obat dengan sendok adalah lebih tepat.

Tindakan responden pada pernyataan nomor 25 berkaitan dengan

pengetahuan responden pada nomor 9. Kekuatan pengetahuan akan mendukukung

perilaku responden hasilnya hampir seluruh responden selalu mengocok botol

obat cair sebelu memakainya. Alasan mereka adalah untuk menghomogenkan dan

meratakan kandungan obatnya. Khususnya untuk obat cair yang berbentuk

suspensi sebelum menggunakan perlu dikocok dahulu. Dari hasil pengamatan

beberapa produk obat cair yang tersebar di apotek, untuk merek obat Sanmol®

dan Biolysin® tidak tertera tulisan ‘kocok dahulu’ hal ini tentu bisa

mempengaruhi penggunaan obat yang diterima oleh pasien.

Hasil penelitian menunjukan salah satu faktor ketidak akuratan dosis

antibiotik suspensi karena tidak dikocok dahulu sebelum diminum sehingga

terjadi sedimentasi obat pada dasar botol dan viskositas obat menjadi menurun

karena homogenitas suspensi tidak terjadi (Griebmann, Bretkreutz, Schubert,

Abdel, 2007). Hal ini menjadi titik kritis yang mengakibatkan terjadinya resistensi

akibat penggunaan antibiotik cair. Pentingnya komunikasi antara farmasis dengan

pasien mengenai terapi suspensi antibiotik merupakan hal yang sangat vital perlu

dilakukan untuk meyakinkan pada pasien mengenai outcome yang didapat.

Pada pernyataan nomor 26, sebanyak 93,5% responden adalah bertindak

tetap memperhatikan tanggal kadaluwarsa yang tercantum dalam obat cair.

Page 119: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

97

Sebanyak 6,5% responden tidak begitu memperhatikan tanggal kadaluwarsa

waktu meminum obat.

Pada pernyataan nomor 28 responden bertindak baik, dengan tidak

memilih sendok makan atau sendok teh yang ada dirumah dalam memilih obat

cair. Namun 37 responden lebih memilih menggunakan sendok makan atau

sendok teh yang ada di rumah karena lebih praktis dan lebih mudah tidak perlu

menakar. Ada yang beranggapan lebih enak memakai sendok makan karena lebih

lebar bentuknya daripada sendok takar yang lebih cekung sehingga menyebabkan

banyak sisa obat sirup yang kental dan lengket tertinggal di sendok takar kalau

sendok makan membersihkannya juga lebih mudah.

Hasil wawancara responden lainnya menganggap bahwa ketika

menggunakan sendok takar sering tumpah sehingga 2 responden memilih

menggunakan cup ukur daripada sendok takar dalam menakar karena bisa

diletakan diatas meja dan biasanya bentuk takaran cup ukur warna nya lebih

transparan sehingga tidak kesulitan dalam menuangkan. Sendok takar yang

tersebar pada setiap kemasan bentuknya bermacam-macam dan berwarna warni

sehingga takaran menjadi tidak jelas.

Pernyataan nomor 27 sebanyak 87% responden bertindak sudah tepat dan

hal ini juga berkaitan dengan pengetahuan responden pada nomor 8. Responden

memilih tetap membaca brosur obat cair sekalipun telah diberi informasi obat, hal

ini dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dan mengurangi timbulnya efek

samping. Namun responden membaca brosur obat hanya sesekali saja dan

biasanya hal yang mereka lihat adalah komposisi obat cair, aturan penggunaan,

Page 120: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

98

efek samping, dan perhatian. Responden yang lainnya menyatakan tidak pernah

membaca brosur dan lebih mengutamakan apa yang dia ingat dari ucapan petugas

apotek, karena terkadang sirup obat yang mereka terima sudah dalam kemasan

botol tidak bersama dengan kardusnya sehingga brosur tidak mereka terima.

Kesalahan pemakaian obat dikarenakan masyarakat tidak mempunyai cukup

waktu untuk membaca info di etiket atau label obat (Bailey, 2009).

Tindakan pada pernyataan nomor 28 berkaitan dengan nomor 24 karena

ada berbagai macam alasan yang mempengaruhi mereka lebih memilih sendok di

rumah. Alasannya lainnya adalah pihak dokter atau apoteker memperbolehkan

menggunakan sendok takar karena menurut responden, apoteker yang menyuruh

sesuai yang tertera di brosur dan etiket obat yang sebenarnya juga tertulis aturan

1 sendok makan atau 1 sendok teh. Selain itu responden juga mengakui terbiasa

meminum obat dengan sendok teh atau sendok makan sebelumnya, sehingga jika

tidak terdapat sendok mereka akan membiarkannya saja.

Pernyataan nomor 29, sebanyak 69,4% responden menyatakan bahwa

mereka selalu menggunakan obat cair oral dengan mematuhi aturan yang berlaku

sesuai dengan yang tertera di resep atau di etiket obat. Alasan responden lainnya

masih menggunakan obat cair secara tidak tepat khususnya obat batuk cair yang

seperti OBH. Responden mengaku langsung meminum OBH dari botolnya dan

tidak mematuhi aturan dan cara pakai yang tertera di kemasan. Mereka hanya

mengkira-kira berapa volume yang mereka teguk secara oral. Menurut mereka

semakin sering minum obat batuknya maka batuknya akan semakin cepat sembuh

Page 121: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

99

karena beberapa obat batuk menurut mereka memberi efek lega pada tenggorokan

dan membuat mereka bisa beristirahat.

Tindakan ini tentunya tidak patut untuk dicontoh dan dibiasakan, karena

tidak dapat diperkirakan seberapa takaran volume obat yang masuk. Sekalipun itu

obat batuk dan dianggap tidak berbahaya menurut responden namun tetap saja

mereka punya potensi untuk kelebihan dan kekurangan dosis. Jika tindakan ini

berlaku pada golongan obat keras tentunya sangat berbahaya. Pasien dengan

kondisi batuk perlu untuk dikontrol dari segi interval pemberian dan dosis obat

yang masuk (Waknine, 2008). Kesalahan pengobatan disebabkan karena

kesalahan dosis bukan karena kesalahan pemilihan obat (McMahon, Rimsza, Bay,

2010).

Tindakan responden pada pernyataan nomor 30 ini juga berkaitan dengan

pengetahuan responden nomor 7, hasilnya juga sama yaitu tindakan responden

yang masih kurang tepat karena mayoritas responden tidak melakukan

pengukuran obat cair dengan melihat sejajar dengan mata. Alasan responden sama

dengan yang telah dibahas pada aspek pengetahuan sebelumnya.

Secara umum rata-rata tindakan responden masuk dalam kategori sedang

(70,9%). Hanya pada beberapa pernyataan terkait sendok takar yang menunjukan

tindakan responden masih kurang baik dan belum tepat selama ini dalam

mengukur volume obat cair oral.

Pada setiap responden dilakukan wawancara secara mendalam setelah

pengisian kuesioner. Saat ditanya pernahkan mereka menggunakan sendok makan

Page 122: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

100

atau sendok teh sebagai ukuran dalam menuangkan obat cair sebanyak 76

responden mengaku pernah menggunakan sendok makan atau sendok teh.

Kesulitan penggunaan sendok takar dalam menakar obat menjadi faktor

yang mereka pikirkan karena beberapa jenis sendok takar tidak berwarna

transparan dan mereka menganjurkan agar setiap industri farmasi yang

memproduksi obat cair oral sebaiknya membuat sendok takar dengan bentuk dan

warna transparan seragam. Responden juga menyarankan pada pihak apotek

setiap kali memberi obat cair lebih baik ditandai dengan bolpoin atau spidol letak

garis takaran. Penandaaan ini bisa dilakukan pada bagian luar takaran khususnya

untuk takaran berbentuk cup karena ada beberapa responden nyang memilih lebih

menyukai cup daripada sendok takar. Selain itu lebih baik responden diberitahu

bahwa 1 sendok teh setara dengan 5ml sendok takar dalam kemasan obat.

Responden memberi saran bagi penandaan ketepatan pengukuran pada obat cair

oral sebaiknya di etiket obat tidak ditulis 3 kali sehari 1 sendok makan atau teh,

tetapi diganti dengan 1, ½ atau ¼ sendok takar (5ml; 2,5ml; 1,25ml) sehingga

pasien yang menerima pengobatan dengan obat cair tidak salah dan tahu berapa

volume yang mereka minum.

Dari hasil pengamatan tidak semua produk obat menulis sendok takar

tetapi ditulis dengan pernyataan ‘1 sendok takar atau sesuai petunjuk dokter’;

’1 sendok teh (5ml)’; ‘1 sendok yang tersedia’. Hal ini membingungkan

responden, selama ini yang mereka tahu hanyalah meminum sebanyak 1 takar

penuh tanpa memperhatikan volume. Setiap responden mengaku tidak pernah

mendapat penjelasan dari petugas apotek mengenai berapa satuan mililiter takaran

Page 123: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

101

yang harus dituangkan. Alasan inilah yang membuat responden belum tepat

menakar dosis obat cair dengan sendok takar.

Responden juga sangat menyayangkan petugas apotek tidak memberi

tahu cara penyimpanan obat cair karena selama ini beberapa dari mereka

beranggapan semakin lama disimpan di kulkas semakin lebih awet dan karena

tidak tahu cara menyimpan yang benar ada yang asal meletakkan di meja, udara

dan cahaya yang masuk mengenai obat tidak diperhatikan. Perilaku responden ini

tentunya sangat memprihatinkan. Ketika ditanya mengenai informasi apa saja

yang diberikan oleh apoteker saat responden menerima obat adalah aturan pakai

berupa 3 kali sehari 1 sendok teh, pakai sendok yang ada di dalam obat;

indikasi/khasiat obat; perhatian (harus sampai habis, sesudah atau sebelum

makan); sedangkan cara menyimpan hanya kadang-kadang untuk obat jenis

tertentu.

Informasi lebih jauh responden dapatkan apabila mereka proaktif untuk

bertanya pada apoteker atau petugas apotek kemudian ketika ditanya manfaat apa

yang bisa dipetik dari setiap kali apoteker memberi informasi adalah sebagian

besar responden menjawab menjadi lebih paham penggunaan obat, lebih paham

dari segi obat apa yang sedang digunakan dan hal apa saja yang perlu diperhatikan

waktu menkonsumsi obat tersebut.

C. Informasi yang Diberikan Apoteker Kepada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

1. Durasi pemberian informasi obat kepada pasien

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 3 apoteker yang bertugas di

Apotek KF RSUP Dr.Sardjito mereka menceritakan bahwa durasi pemberian

Page 124: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

102

informasi obat saat mereka melakukan penyerahan obat kepada pasien adalah 1-2

menit. Pelayanan Informasi obat yang dilakukan oleh apoteker Apotek KF RSUP

Dr. Sardjito merupakan bagian dari pharmaceutical care yang mana apoteker

mempunyai tanggung jawab untuk menjamin tersedianya terapi obat yang optimal

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

Menurut pernyataan salah satu apoteker, kegiatan pemberian informasi

obat dilakukan biasanya dengan durasi pemberian informasi oleh apoteker yang

berlangsung selama 3 menit. Dalam kondisi 3 menit inilah biasanya pasien

berkonsultasi cenderung lebih lama karena bila ada pasien yang berkonsultasi

tentang obat yang pernah diminum sebelumnya maka apoteker akan menggali

lebih lengkap mengenai riwayat penyakit pasien sebelumnya sebelum obat

diserahkan. Namun di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito ini, peran profesi apoteker

salah satunya melayani pelayanan informasi obat, pada posisi ini tempat dan

kondisi lingkungan rumah sakit yang serba terburu-buru dan kondisi pasien yang

antri untuk membeli obat tentunya tidak mewajibkan apoteker untuk harus

memberi informasi selama 3 menit.

Secara teori belum ditemukan sumber yang menyatakan berapa durasi

pemberian informasi obat secara pasti yang harus dilakukan oleh seorang

Apoteker.

2. Sumber informasi yang digunakan apoteker dalam memberikan informasi obat

Sumber informasi yang dapat digunakan dalam pemberian informasi obat

sangat beragam. Sumber informasi tersebut dapat diperoleh baik dari buku-buku

yang memuat informasi obat secara lengkap maupun dari brosur yang terdapat

Page 125: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

103

dalam kemasan obat. Sumber informasi yang dapat diketahui antara lain

komposisi obat, indikasi, cara kerja secara farmakologis, dosis, aturan pemakaian,

kontraindikasi, perhatian, efek samping yang mungkin akan terjadi, dan interaksi

obat bila digunakan bersama dengan obat lain.

Dilihat dari sifat dan sumbernya, sumber informasi obat dibedakan

menjadi 2 yaitu informasi non-komersial berupa tulisan (handbook, textbook,

pedoman pengobatan, buletin obat, formularium, majalah farmasi dan

kedokteran), informasi verbal (praktisi medik lain, spesialis, hasil simposium dan

seminar) dan informasi yang bersifat komersial berupa tulisan (iklan,

leaflet/brosur, iklan), informasi verbal dari medical representative (WHO, 1988).

Dua orang apoteker yang diwawancarai secara bersamaan menyebutkan

sumber informasi obat yang mereka gunakan untuk memperkaya pengetahuan

mereka tentang obat mengacu pada brosur yang terdapat dalam kemasan obat

karena brosur tersebut sudah ada standarisasi yang tepat dari Pabrik Besar Farmasi

(PBF), mereka tidak mengacu pada panduan pustaka tertentu sedangkan 1

apoteker yang diwawancarai di waktu yang berlainan mengacu pada banyak

sumber diantaranya adalah MIMS dan internet. Apoteker tersebut menyebutkan

bahwa di internet terdapat panduan kefarmasian dari Departemen Kesehatan untuk

beberapa penyakit sehingga dapat digunakan sebagai sumber acuan pemberian

informasi di rumah sakit. Sumber informasi lainnya yang digunakan adalah brosur

dalam kemasan obat dan pengalaman yang didapat dari orang lain tentang suatu

penyakit dan penanganannya.

Page 126: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

104

3. Informasi obat yang diberikan oleh apoteker

Dalam menjelaskan penggunaan sendok takar pada sediaan cair oral,

apoteker selalu menggunakan bahasa ‘sendor takar’ untuk menggambarkan alat

takar, bukannya mengatakan sendok makan atau sendok teh. Hal ini dilakukan

oleh apoteker untuk menghindari terjadi kesalahanpahaman pasien. Dalam

memberikan informasi mengenai cara penuangan volume obat cair, apoteker

biasanya untuk sendok takar biasanya hanya ditunjukan pada batas mana

penuangan. Hal ini dilakukan agar pasien dapat menuangkan sesuai dosis yang

dianjurkan.

Pemberian informasi untuk obat cair oral dengan alat bantu ukur sendok

takar yang disampaikan oleh apoteker biasanya adalah aturan pemakaian yang

meliputi pemakaian per hari, berapa kali sendok teh/sendok makan/sendok takar.

Jika ada aturannya sendok makan atau sendok teh dari resep dokter maka khusus

obat yang bukan golongan obat keras biasanya jika tidak ada sendok makan atau

sendok tehnya maka apoteker juga tetap memperbolehkan menggunakan sendok

yang ada di rumah. Namun jika resep obat cair antibiotik maka mereka

mewajibkan seluruh pasien untuk menggunakan sendok takar. Informasi yang lain

adalah untuk yang berbentuk suspensi antibiotik mereka menginformasikan

setelah 7 hingga 10 hari dari pembukaan pertama tutup obat maka harus segera

dibuang dan tidak dapat dikonsumsi lagi. Jika ada aturan penggunaan yang tertulis

di resep adalah aturan sendok makan maka apoteker akan segera mengganti

sendok takar dengan cup ukur yang ada takaran 15 ml dan biasanya apoteker

menunjukan berapa ml yang harus dituangkan ke dalam cup ukur.

Page 127: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

105

Terkait soal penyimpanan biasanya jarang diinformasikan dan pasien

baru akan diberi informasi jika pasien bertanya pada apoteker. Cara penyimpanan

tidak perlu untuk diberitahu karena mereka menganggap bahwa sebagian besar

orang sudah mengetahui bagaimana harus menyimpan obat cair oral, kecuali obat

cair oral yang butuh untuk dimpan di lemari pendingin.

Selain itu apoteker bisa juga memberi informasi pada pasien bahwa cara

meminumnya adalah sebanyak 3 kali sendok takar sehingga didapatkan volume

15ml. Apoteker menganggap pemakaian cup ukur untuk menuang volume obat

cair sebanyak 15ml lebih praktis daripada menggunakan sendok takar. Informasi

ini dibuktikan berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti selama penelitian di

Apotek KF RSUP Dr. Sardjito.

Pemberian informasi untuk pasien anak-anak biasanya apoteker akan

memberi alternatif alat takar berupa spuit syringe yang volume nya 5ml, karena

banyak pasien anak-anak yang kesulitan jika meminum menggunakan sendok atau

cup ukur. Pemberian informasi oleh apoteker belum sepenuhnya lengkap dan

sesuai dengan teori yang ada, hal ini dikarenakan ada beberapa pertimbangan

khusus dengan berbagai alasan yang telah dikemukakan sebelumnya.

Pasien yang datang untuk membeli atau menebus resep obat biasanya

sudah mengetahui penggunaan obat cair oral secara umum yang biasanya perlu

mereka ketahui adalah berapa kali sehari berapa sendok takar. Aturan

penyimpanan obat cair dan berapa mililiter volume obat yang harus dituangkan

jarang dijelaskan oleh apoteker di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito.

Page 128: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

106

Selama berperan pada bagian penyerahan obat, sebelum menyerahkan

obat biasanya pasien yang datang membeli obat ditanya kembali tentang

penyakitnya supaya mereka yakin bahwa obat yang diresepkan oleh dokter adalah

tepat dan sesuai untuk kondisi penyakit pasien. Dalam kondisi seperti ini perlu

pentingnya peran apoteker untuk berkonsultasi dan menghubungi dokter yang

bersangkutan. Apoteker juga menjelaskan mengenai macam obat yang diterima,

aturan penggunaan dan jika memang ada peringatan seperti antibiotik harus

sampai habis, sebelum atau sesudah makan untuk obat obat tertentu biasanya juga

akan diberikan informasi.

Kegunaan obat juga diberikan tetapi tidak setiap masing masing obat

dirinci penggunaanya. Hal tersebut dikarenakan terkadang ada beberapa obat yang

diberikan oleh dokter dalam resep yang tidak sesuai dengan indikasinya. Beberapa

obat tersebut diberikan untuk dimanfaatkan efek sampingnya. Mereka juga

mengaku pernah menanyakan penyakit pasien sesuai dengan indikasi obat, namun

pasien tersebut mengaku tidak menderita penyakit tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara, 3 orang apoteker yang diwawancarai

mengaku tidak pernah menjelaskan penggunaan obat cair oral secara lengkap

hingga sampai detail.

4. Teknik pemberian informasi obat cair oral oleh apoteker

Berdasarkan hasil wawancara kepada apoteker, teknik saat pemberian

informasi tentang obat cair oral adalah tergantung dari kebutuhan informasi yang

ingin diketahui oleh masing-masing pasien. Teknik pemberian informasi obat

dilakukan baik secara aktif atau secara pasif.

Page 129: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

107

Teknik pemberian informasi mereka secara aktif dengan cara apoteker

memberi pelayanan informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan dari pasien

melainkan secara aktif memberikan informasi obat. Teknik secara pasif dilakukan

pada saat pelayanan informasi obat, apoteker memberikan informasi obat sebagai

jawaban atas pertanyaan yang diterima (Anonim, cit., Ganie 2009).

Menurut hasil wawancara dengan apoteker, apoteker di Apotek KF

RSUP Dr. Sardjito juga memberi informasi bahwa ada informasi atau petunjuk di

brosur dalam kemasan obat yang perlu pasien baca. Menurut mereka tidak semua

pasien bisa menangkap apa informasi obat yang diberikan apoteker, pemberian

informasi di etiket atau label obat harus selengkap-lengkapnya sehingga bisa

mendukung penggunaan obat pada pasien.

Ketika melakukan komunikasi dalam pelayanan informasi obat, pasien

juga jarang diminta mengulang aturan penggunaan yang sudah dijelaskan, kecuali

pasien merasa belum jelas kemudian bertanya waktu pemberian informasi obat.

Terkadang kondisi situasi rumah sakit dan apotek yang terburu-buru membuat

pasien dan apoteker tidak bisa berkomunikasi secara seimbang. Terkadang justru

pasien yang melakukan pengecekan sendiri dengan cara mengingat kembali

informasi yang telah diberikan oleh apoteker. Apoteker merasa bahwa pasien akan

mengerti apabila membaca informasi terkait penggunaan obat. Menurut salah satu

apoteker, memberi informasi kepada pasien dengan penjelasan panjang lebar

akan membuat pasien lelah untuk mengingat, oleh karena itu anjuran untuk

membaca brosur obat selalu diinformasikan pada pasien.

Page 130: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

108

5. Kendala yang terjadi dalam pemberian informasi obat

Berdasarkan hasil 3 orang apoteker yang diwawancarai, masing-masing

memiliki kendala tersendiri dalam memberikan informasi obat kepada pasien.

Kendala-kendala yang dihadapi antara lain adalah kendala bahasa, waktu, dan

kebersediaan pasien untuk mendengarkan informasi yang diberikan oleh apoteker.

Kendala bahasa terutama dihadapi oleh salah satu apoteker yang berasal dari

daerah luar kota Yogyakarta karena pengunjung apotek yang datang ke RSUP Dr.

Sardjito mayoritas adalah orang jawa dan mereka berusia lanjut sehingga

seringkali membuat apoteker kesulitan memberikan informasi dalam bahasa

Indonesia.

Kendala waktu dan kebersediaan pasien untuk mendengarkan informasi

menjadi kendala yang dirasakan oleh masing-masing apoteker dalam

menyerahkan obat karena pengunjung apotek yang datang untuk menebus resep

kebanyakan tidak mempunyai banyak waktu, tidak sabar, dan inginnya cepat-

cepat selesai terutama untuk pasien yang sudah menunggu obat terlalu lama. Hal

tersebut yang membuat durasi pemberian informasinya lebih singkat dan

informasi yang diberikan juga sedikit. Dari hasil wawancara, cara apoteker untuk

mengatasi permasalahan tersebut adalah menulis informasi obat dengan lengkap

pada etiketnya.

Melalui hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa dari segi pengetahuan,

sikap dan perilaku responden yang pernah menggunakan obat cair oral memang

cukup baik. Namun ada beberapa pengetahuan, sikap dan tindakan responden

yang masih lemah mengenai pemahaman penggunaan obat cair, cara menyimpan,

Page 131: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

109

sikap dan cara menggunakan sendok takar yang belum benar, serta kebiasaan

responden yang terbiasa menakar menggunakan sendok di rumah. Masih banyak

masyarakat yang belum tahu menakar dengan sendok takar dan memperlakukan

obat cair oral dengan benar secara tepat akibat pemberian informasi dari apoteker

yang belum lengkap. Hasil penelitian ini mendukung peran apoteker untuk lebih

mau memberi penjelasan berdasarkan prosedur pelayanan informasi obat yang

rasional untuk pasien.

Bagi industri Farmasi di Indonesia, diharapkan dapat memproduksi atau

mendesain sendok takar obat cair dengan satu macam bentuk, transparan, bening,

mudah dilihat. Perlu juga ditingkatkan pemberian informasi di etiket kemasan

obat cair seperti informasi ‘harus dikocok dahulu’, kesamaan aturan penggunaan

(1 sendok takar 5ml), informasi cara menyimpan dengan ketentuan seperti di

Farmakope. Informasi ini hendaknya diberikan secara jelas dan tidak

membingungkan masyarakat yang mengkonsumsi karena persepsi mereka

berbeda-beda.

Melalui penelitian ini bisa mulai ditingkatkan peranan apoteker di apotek

rumah sakit sehingga pasien yakin dan percaya bahwa obat yang mereka terima

berasal dari tangan apoteker dan pasien juga dapat menyadari bahwa menanyakan

informasi obat yang benar adalah pada seorang apoteker buka pada petugas apotek

atau tenaga kesehatan lainnya. Hal ini bisa mengangkat citra apoteker di mata

masyarakat. untuk menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat akan tujuan

kepada siapa mereka harus bertanya tentang obat.

Page 132: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

110

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Evaluasi Ketersediaan dan Perilaku

Penggunaan Sendok Takar Sediaan Cair Oral Pada Pengunjung Apotek Pelengkap

Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito maka dapat disimpulkan:

1. persentase ketersediaan obat cair oral yang menyertakan sendok takar (57,5%).

2. perilaku penggunaan sendok takar dan penggunaan sediaan obat cair oral pada

pengunjung apotek berdasarkan hasil kuesioner masuk dalam kategori sedang

(cukup baik) meliputi aspek pengetahuan pengunjung apotek (63,7%), sikap

pengunjung apotek (65,8%), dan tindakan pengunjung apotek (70,9%)

3. pemberian informasi oleh apoteker untuk sediaan cair oral mencakup nama obat

cair, aturan penggunaan dan peringatan.

B. Saran

1. Pengukuran sendok takar obat dan jumlah pengunjung yang benar-benar

membeli obat cair oral dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya.

2. Setiap penyerahan obat di setiap loket Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

disarankan untuk dilakukan oleh seorang apoteker.

3. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi

pihak Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito untuk meningkatkan informasi

penggunaan sediaan cair oral pada pasien yang menggunakan sediaan cair oral.

Page 133: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

111

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1975, Inacuracies in Administering Liquid Medication Pediatrics, Commitee on Drugs, United States Of America, pp.56:327-328.

Anonim, 2008, How to Administer Oral Liquids,

http://www.kidsmeds.info/en/art/12/#spoon, PPAG Advocacy Committe, diakses 9 September 2010

Anonim, 2009a, Nonprescription Cough and Cold Medicine Use in Children,

U.S.Food and Drug Administration, www.fda.gov/Drugs/DrugSafety/DrugSafetyPodcasts/ucm078927.html, diakses 28 Juni 2010.

Anonim, 2009b, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 9 2009/2010, CMP Medica Asia Pte Ltd

Anonim, 2009c, Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, Volume 44,

2009/2010, PT ISFI, Jakarta. Andayani, T.M., Satibi, Handayani, R.D., 2004, Evaluasi Pelayanan Informasi

Obat di Apotek-Apotek Besar di Kota Yogyakarta, Seminar Ilmiah Nasional Hasil Penelitian Farmasi, hal.54-63, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.

Azwar, S., 1999, Metode Penelitian, Pustaka pelajar, Yogyakarta. Azwar, S., 1995, Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya, Edisi 2, hal.1,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2004, Keputusan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta

Bailey, S.C., 2009, Predictors of Misunderstanding Pediatric Liquid Medication

Instrustions, Clinical research and Methods, Vol.41, No. 10, pp.715-721, http://www.stfm.org/fmhub/fm2009/November/Stacy715.pdf, diakses pada tanggal 17 Maret 2010.

Bayor T.M., Kipo L.S, Kwakye O.K, 2010, The Accuracy And Quality of

Household Spoons And Enclosed Dosing Device Used In The Administration Of oral Liquid Medications in Ghana., International Journal Of Pharmacy and Pharmaceutical Science, Vol 2, Suppl 1, http://www.ijppsjournal.com/Vol2Suppl1/439.pdf, diakses 3 Maret 2010.

Page 134: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

112

Bica, A. dan Farinha, A., 2005, Inaccurate Dosage; Result From The FIP-LPS Collaborative Study, International Pharmacy Journal, Vol. 19, No.1, pp.17-19, http://www.fip.org/files/fip/LMCS/Aug%202006/ipj%20article.pdf, diakses pada tanggal 14 Maret 2010.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1974, Farmakope Indonesia, Jilid III, hal.XXXII, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope Indonesia, Jilid IV, hal.15-16, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 1997a, Undang-Undang RI No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 1997b, Undang-Undang RI No.22 Tahun 1997 Tentang Narkotika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004a,

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027 Menkes SK IX 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004b, Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197 Menkes SK X 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. http://dinkessulsel.go.id/new/images/pdf/Peraturan/kmk%20standar%20pelayanan%20farmasi%20di%20rs%201197-2004.pdf, diakses 16 Oktober 2010.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2006, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Bakti Husada, hal.10-11, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,http://www.binfar.depkes.go.id/data/files/1203426275_PEDOMAN%20OBAT%20BEBAS%20DAN%20BEBAS%20TERBATAS.pdf, diakses 2 Agustus 2010.

Departemen Kesehatan, 2008, Profil Kesehatan Indonesia 2008,

www.depkes.go.id/.../Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202008.pdf diakses 7 September 2010

Page 135: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

113

Dusdieker L.B., Murph J.R., Milavetz G., 2010, How Much Antibiotics Suspension Is Enough?, Journal of The American Academy of Pediatrics Vol. 106 No. 1 , Juli 2010., http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/106/1/e10diakses 5 Agustus 2010

Dwiprahasto, I., 2000, Rancangan Penelitian Farmakoepidemiologi I Studi Observasional, Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.

Fischer, L.R, Defor TA, Cooper S., Scott LM, Boonstra, D.M., Eelkema, MA.,Goodman, MJ., 2002, Pharmaceutical Care and Health Care Utilization in an HMO, Effective Clinical Practice, http://www.acponline.org/journals/ecp/marapr02/fischer.htm, diakses tanggal 9 Mei 2010

Falagas,M.E., Vouloumanou E.K., Plessa E., Peppas. G., Rafailidis P.I., 2010, Big teaspoons,little teaspoons: where pharmacology meets the real world, The International Journal Of Clinical Practice,volume 4, 1185-1189, http://www.drgreene.com/blog/2010/01/07/dosing-spoon-surprise diakses tanggal 1 Juli 2010.

Ganie, 2009, Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang 3M Pada Keluarga di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/14262/1/09E02423.pdf 34-35, Skripsi, diakses tanggal 7 September 2010.

Gunn V.L., Taha S.H., Liebelt E.L., Serwint J.R., 2001, Toxicity of Over-The-Counter Cough and Cold Medications, pp.2, http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/108/3/e52 diakses 6 Agustus 2010.

Griebmann K., Bretkreutz J, Schubert-Zsilavecz M., Abdel-Tawab M, 2007, Dosing Accuracy of Measuring Device Provided With Antibiotic Oral Suspensions, Pediatric and Perinatal Drug Therapy, 8, pp.69, http://group.bmj.com/docs/pdf/8_2_s4.pdf, diakses 6 Agustus 2010.

Hartini, S.Y., Sulasmono., 2007, Apotek: Ulasan Beserta Naskah Peraturan Perundang-Undangan Terkait Apotek Termasuk Naskah dan Ulasan Permenkes tentang Apotek Rakyat, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Handayani, R.S., Gitawati R., Muktinigsih,S.R., Raharni., 2006, Eksplorasi Pelayanan Informasi Yang Dibutuhkan Konsumen Apotek Dan kesiapan Apoteker memberi Informasi Terutama Untuk Penyakit Kronik Dan

Page 136: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

114

Degeneratif, http://jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2006/v03n01/rini0301.pdf, diakses 5 Agustus 2010.

Holt, G.A., and Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement in Feldmann, E.G., (Ed.), Handbook of Non Prescription Drug, 9th, APHA, New York, pp.1-10

Ikasari, N.H, 2008, Perbedaan Tingkat Kepuasan Pemberian Informasi Obat Antara Apotek di Kecamatan Kartasura Sukohardjo Dengan Apotek Instalasi Farmasi RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso, Surakarta, hal.4-5, Skrispi, http://etd.eprints.ums.ac.id/1521/1/K100040131.pdf. diakses 7 September 2010.

Kartono,K., 1990, Pengantar Metodologi Riset Sosial, edisi ke-2, Mandar maju, Bandung.

Kimminau, M.D, 1979, Spoons Provide Potential for Dosing Errors, American Pharmacist,United States of America, pp.19:641-643.

Litovitz T, 1992, Implication of Dispensing Cups in Dosing errors and Pediatric Poisionings: A Report from the American Association of Poision Control Centres, Annals of Pharmacotherapy, United States of America, pp.26:917-918.

Jones, R.M., 2008, Pengkajian Pasien dan peran Farmasis Dalam Perawatan Pasien, http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/pengkajian-pasien-dan-peran-farmasis-dalam-perawatan-pasien.pdf, diakses 7 Mei 2010

Pal, S., Self-care and Nonprescription Pharmacotherapy, in : Berardi, R.R., Handbook of Nonprescription Drug, 13 th edition, AphA, Washington, pp.4-20.

Pratiknya, A.W., 1993, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, CV Rajawali, Jakarta.

Pratiwiningsih, H.D, 2008, Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap

Kualitas Pemberian Informasi Obat Pada Apotek Di Kecamatan Kartasura Sukoharjo, Skripsi, 10, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Madlon-Kay,D.J., Mosch,F.S., 2000, Liquid Medication Dosing Errors, The

Journal of Family Practice, pp.49:741-744, http://www.jfponline.com/Pages.asp?AID=2582&UID, diakses 22 Agustus 2010.

Matter M, Markello J and Yaffe S, 1975, Inadequacies in the Pharmacologis

Page 137: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

115

Management of Ambulatory Children, Journal American Academy of Pediatrics, Washington, pp.87:137-141..

Maw, Son and Thompson’s., 2002a ., Liquid Medicines And Medicine Bottles

Medicines For Both Internal and External Use, http://www.rpsgb.org.uk/pdfs/mussheet03.pdf, diakses 3 Maret 2010.

Maw, Son and Thompson’s., 2002b., Taking The Medicine Doctors Prescribe a Liquid Medicine And Inform The Patient How to Take it. http://www.rpsgb.org.uk/pdfs/mussheet20.pdf

McKenzie M.W., 1981, Administration of Oral Medications to infants and young

Children,US Pharmacist, pp.55-67. McMahon, S.R., Rimza, M.E., dan Bay, R.C., 1997, Parents Can Dose Liquid

Medication Accurately, Journal American Academy of Pediatrics, pp.100, 330-333, http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/100/3/330, diakses pada tanggal 17 Maret 2010.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990a, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990b, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 347/Menkes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1993a, Permenkes

919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1993b, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/VI/2000 tentang registrasi obat jadi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor HK/02.02/menkes/068/1/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Page 138: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

116

Notoadmojo,S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, hal.89,92,124, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Notoadmojo,S., 2002, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, hal.139-145, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Riduwan, 2008, Dasar-Dasar Statistika, hal.20-21, Penerbit Alfa Beta, Bandung.

Remington, 2006, The Science and practice of Pharmacy, Lipincot and Wilkins, United States of America, pp.282

Rovers, J.P., Currie,J.D.,Hagel,H.P., McDonough, R.P., Sobotka, J.L., 2003, A Practical Guide to Pharmaceutical Care, 2nd ed., American Pharmaceutical Association, Washington.

Strand, L.M., Morley, P.C., Cipolle, R.J., 2004, Pharmaceutical Care Practice : The Clinical’s Guide,2nd ed, McGraw-Hill Companies, United States of America, pp.178-188.

Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasi,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Sastroasmoro,S., Ismael S., 2010, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis,

edisi ketiga, hal.16, CV Agung Seto, Jakarta.

Sevilla,G.C., Ochave,J.A., Punsalam,T.G., Regala.,B.P, Uriarte.,G.G., 1993, Pengantar Metode Penelitian, hal.71-91, 160-171, 175-179, UI Press, Jakarta.

Siregar,J.P., Kumolosasi,E., 2006, Farmasi Klinik Teori dan Penerapan, hal.153 Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta.

Seto S., Nita Y., Triana L., 2004, Manajemen Farmasi, hal.259, Airlangga

University Press,Surabaya.

Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, hal.27, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

Tindall N.W., Beardsley S. R, Kimberlin, L.C, 1994, Communication Skills in

Pharmacy Practice.3rd ed, Lippincot Williams and Wilkins., Philadelphia, pp.3.

Vries., et al., 1994, Guide to Good Prescribing, World Health Organization,

diterjemahkan oleh dr. Zunilda S. Bustami,MS., Penerbit ITB, Bandung.

Waknine,Y., 2008, Cough Medicine Dosing Errors Linked to Patient Deaths,

Page 139: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

117

http://www.medscape.com/viewarticle/571308, diakses tanggal 6 Agustus 2010.

Wang, 2008, Tips on Using Measuring Tools for Liquid Medicines, http://

www.cbwchc.org Charles B. Wang Community Health Center, diakses 3 maret 2010

Wansink,B., van Ittersum, K., 2010, Spoons Systematically Bias Dosing of Liquid

Medicine, Annals of Internal Medicine, Volume 152 , Number 1, Cornell University Ithaca, NY 14853, http://www.annals.org/content/152/1/66.full.pdf+html, diakses 3 Maret 2010.

Watanabe, S.A., Conner, S.C., 1982, Principles of Drugs Information Service, The Hamilton Press Inc, United States of America, pp.5-6.

Wattimena, J.R., 1991, Farmakodinamika dan Terapi Antibiotika, hal.18-32,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. World Health Organization, 1988, Ethical Criteria for Medical Drug Promotion.

World Health Organization, Geneva, http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/whozip08e/whozip08e.pdf, diakses 28 September 2010.

World Health Organization, 1990, The Role of the Pharmacist in the Health Care System, 1,WHO, Geneva

Wibowo, A, 2010, Cerdas Memilih Obat dan Mengenali Penyakit, PT Lingkar

Pena, Jakarta. Widayanti, A.W., 2007, Kapita Selekta Dispensing I, Edisi Revisi, hal.186-187,

Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat (MFFM) Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.

Winardi, 1986, Pengantar Metodologi Research, Penerbit Alumni, Bandung.

Page 140: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

118

LAMPIRAN

Page 141: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

119

Lampiran 1. Karakteristik Responden

A. Kajian umur

Interval data yang digunakan I = (R/K) Data min = 19 th Data max = 68 th N = 108 R = 68 – 19 = 49

K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 108 = 1 + 6,710 = 7,710 I = 49/7,710= 6,3≈ 6 Interval data yang digunakan = 6

B. Kajian Jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden % Responden Pria 35 32,41

Wanita 73 67,59

C. Kajian Tingkat Pendidikan

D. Kajian Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Tidak

bekerja/ pensiunan

Ibu Rmh

Tangga

PNS Wiraswasta swasta Pelajar/ Mahasiswa

Jumlah Responden

6 29 9 13 35 16

% Responden 5,56 26,85 8,33 12,04 32,40 14,82

E. Data Responden Terhadap Penggunaan Sediaan Obat Cair Oral

Jumlah Responden % Responden Baru pertama kali 2 1,85

Sudah berulang kali 106 98,15

Tingkat Pendidikan Tidak

Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Sarjana

Jumlah Responden

2 11 12 52 5 26

% Responden 1,85 10,19 11,11 48,15 4,63 24,07

Page 142: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

120

F. Data Responden yang membeli obat di Loket Apotek Kimia Farma RSUP Dr.

Sardjito

G. Data Responden yang pernah berkonsultasi obat di Loket Apotek Kimia Farma

RSUP Dr. Sardjito

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian 1. Gambar Outlet obat obat OTC dan Golongan Obat Keras

3. Gambar variasi sendok teh dan sendok makan yang beredar di masyarakat

Jumlah Responden % Responden Pertama kali membeli obat di Loket Apotek Kimia Farma

RSUP Dr. Sardjito

46 42,59

Sering membeli obat di loket Apotek Kimia Farma RSUP

Dr. Sardjito

62 57,41

Konsultasi Obat Jumlah Responden % Responden Pernah 17 15,74

Tidak Pernah 91 84,26

Page 143: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

121

Lampiran 3. Daftar Obat Cair Oral Pada Bulan Juni-Juli di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito.

A. Antibiotik (Golongan Obat Keras) No Nama Generik Nama Merek Obat Sub Kelas

Terapi Keterangan

Cup Sendok Takar

Tanpa cup /

Sendok takar

1 Amoxicilin

Amoxsan® dry syrup Antiinfeksi golongan penisilin

+ 2 Amoxsan forte ®dry

sirup +

3 Kalmoxillin® dry syr 4

Amoxicilin, Clavulanic acid

Aclam® dry sirup Antiinfeksi golongan penisilin

+ 5 Clabat® syrup + 6 Clabat forte® syrup + 7 Claneksi forte® dry

syrup +

8 Claneksi® dry syrup + 9

Cefadroxil

Cefat ®dry syrup Antiinfeksi golongan

sefalosporin

+ 10 Cefat forte ® dry

syrup +

11 Doxef® dry sirup + 12 Ethicef ® dry syr + 13 Renasistin® dry syr + 14

Cefixime

Cefila® dry syrup

Antiinfeksi golongan

sefalosporin

+ 15 Cefspan ® dry syrup + 16 Ceptik ®oral

suspension +

17 Comsporin® dry syrup

+

18 Fixiphar® dry syr + 19 Sporetik® syr + 20

Chlorampheni-col

Colsancetine® syr Antiinfeksi golongan

Chloramphenicol

+

21 Clraithromycin

Abbotic® suspensi oral

Antiinfeksi golongan makrolida

+

22 Cotrimoxazol

Sanprima® syr Antiinfeksi golongan

Antibakteria kombinasi

+

23 Eritromisin

Erysanbe® dry syrup

Antiinfeksi golongan makrolida

+

24 Isoniazid,Vit B6

Pyravit® syr Anti Tuberkulosis

+ 25 TB ®vit 6 syr +

Page 144: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

122

26 Metronidazol

Flagyl® oral suspension

Antiamoeba +

27 Thiampenicol Thyamycin® oral suspension

Antiinfeksi golongan

Chloramphenicol

+

B. Obat Keras Lainnya (Non Antibiotik) No Nama Generik Nama Merek

Obat Sub Kelas

Terapi Keterangan

Cup Sendok Takar

Tanpa cup /

Sendok takar

1 Betamethasone, Dexchlorpheniramin maleat

Celestamine® sirup

Antihistamin

+

2 Nilacelin® syr + 3 Dexamethasone,De

chlorpheniramin maleate

Dextamine sirup +

4 Loratadine Claritin® syr + 5 Rihest® syr + 6 Cetirizine HCl Histrine® syr + 7 Ozen® syr + 8 Ryvel® Syr + 9 Oxomemazine,

glyceryl guaiacolate

Comtusi® syr

Obat batuk dan pilek

+

10 Ambroxol HCl

Epexol® sirup + 11 Mirapect ®syr + 12 Mucopect® syr + 13 Transbroncho®

syrup +

14 Pipazethate, isothipendyl HCl,ekstrak liquorice, Glyceril guaiacolate

Transpulmin® exp syrup

+

15 isothipendhil HCl, asetaminofen,phenylephrine HCl

Nipe ®syr +

16 pseudoefedrin,terfenadine

Rhinofed® suspensi

+

17 Levodro propizine Levopront® syr + 18 Erdosteine Vectrine ®dry

syrup +

19 N-Acetylsistein Fluimucil® dry Obat Batuk +

Page 145: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

123

syrup (mukolitik dan

ekspektoran) 20 Valproic acid Depakene® syrup Anti

konvulsan +

21 Domperidone Dom® suspensi Antiemetik

+ 22 Primperan® syr + 23 Vometa®

suspensi +

24 Salbutamol, Gliseril guaiakolat

Fartolin® exp sirup

Antiasma dan PPOK

+

25 Lasal® sirup exp + 26 Ventolin® exp syr + 27 Salbutamol sulfat,

guafenesin Salbuven® exp syr

+

28 Procaterol HCL Ataroc® syr + 29 Meptin® syr + 30 Ketotifen Profilas ®syr

+

31 Salbutamol Sulfat Lasal® sirup Antiasma dan

PPOK

+ 32 Salbuven® syrup + 33 Salbron® syr + 34 Ventolin® syr + 35 Sucralfate Inpepsa® susp

Antasid,

antirefluks, antiulserasi

+

36 Profat sucral forte® suspensi

+

37 Ulsafat® suspensi + 38 Ulsicral®suspensi + 39 Piracetam Latropil® syr

Nootropik& Neurotonik

+ 40 Nootropil® syr + 41 Noocephal® syr + 42 Neurotam®syr + 43 Metampiron Novalgin® syr Analgesik

(non Opiat) +

Page 146: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

124

C. OTC (Obat Bebas dan Bebas Terbatas) No Nama Generik Nama Merek

Obat Sub Kelas

Terapi Golongan Keterangan

Cup Sendok Takar

Tanpa cup /

Sendok takar

1 Pseudoefedrin HCl,triprolidine HCl

Actifed pilek ® syr

Obat batuk dan pilek

BT +

2 Lapifed® sirup BT + 3 Nichofed® syr BT + 4 Tremenza® sirup BT + 5 Trifed ®syr

BT +

6 Pseudoefedrin HCl,triprolidine HCl,Dextrometorphan HBr

Actifed DM® syr

Obat batuk dan pilek

BT +

7 Lapifed DM® sirup

BT +

8 Pseudoefedrin HCl,triprolidine HCl,guafenesin

Actifed Expectorant ® syr

BT +

9 Lapifed® exp syr BT + 10 Pseudoefedrin Triaminic ®pilek

syr BT +

11 Pseudoefedrin, Guafenesin

Triaminic ®exp syr

BT +

12 Pseudoefedrin, klorfeniramin maleate

Rhinos junior® syr

BT +

13 Gliseril guaiakolat

OBH Combi®dahak syr

B +

14 OBH Combi® rasa jahe syr

B +

15 Dextromethorpan

Triaminic ®batuk syr

BT +

16 Vicks formula 44® syr

BT +

17 Alco plus® syrup BT + 18 Dextromethorpan,

gliseril guaiakolat Vicks formula® (dahak+kering)syr

BT +

19 Dexthromethorpan HBr, Dephenhidra-mine

Woods antitusive® syr

BT +

20 DextrometorphanHBr, Ammonium Chloride,Chlorpheniramine maletae,Na citrate,efedrin HCl

Eryslan® syr BT +

21 Glyceryl Allerin® exp BT +

Page 147: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

125

guaicolate,diphenhidramine HCL, phenylpropanolamine HCl,alcohol

sirup

Obat batuk dan pilek

22 difenhidramin HCl, Ammonium Chlorida,guaicolsulfonate,Na citrte,menthol

Benadryl ®DMP syr

BT +

23 Sanadryl exp® 60 syr

BT +

24 Sanadryl exp® 120 syr

BT +

25 difenhidramin HCl, guaicolsulfonate,dextrometorphan HBr, phenylephrine HCl, Ammonium Chloride, Na citrate

Ikadryl® sirup BT +

26 parasetamol, phenylefrin,Dextromethorpan HBr, Gliseril guaikolat,dexchlorpheniramine maleate

Intunal® syrup BT +

27 parasetamol, pseudoefedrine HCl, succus liquid, Noscapine, glyceryl guaicolate,chlorpheniramine maleate,

Paratusin® syr BT +

28 Parasetamol,guafenesin,noscapin,chlorpeniramin maleate, phenylpropanolamine HCl

Flucodin® syrup B +

29 Parasetamol, gliseril guaikolat,Klorfeniramin maleat,fenilpropanolamin HCl

OBH Combi® batuk flu anak syr

Obat batuk dan pilek

BT +

30 OBH Combi® batuk flu syr

B +

31 glyceryl guaicolate, dextrometorphan HBr,dephenhydramine HCl, phenylpropanolamine, na citrate, menthol,Ammonium Chloride

Lapisiv® syr BT +

32 Dextrometorphan,d Sanadryl DMP BT +

Page 148: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

126

ifenhidramin HCl, Ammonium Chlorida,guaicolsulfonate,Na citrte,menthol

®syr

Obat batuk dan pilek

33 Chlorpheniramin Maleate

Cohistan® syr BT +

34 Bromheksin HCl Bisolvon® eliksir B + 35 Bisolvon kids®

sirup B +

36 Mucosolvan® syrup

BT +

37 Mucohexin® syrup

BT +

38 Bromheksin HCl, Gliseril guaiakolat

Woods exp® syr

BT +

39 Bromheksin HCl,parasetamol,chlorpenira-mine maleat,phenylephrine HCl

Bisolvon® flu sirup

B +

40 Ammonium klorida,klorfeniramin maleate,efedrin HCl,succus liquiritae,parasetamol,oleum mentae piperita

Nellco special OBH® 100 ml syr

BT +

41 Amonium klorida, succus liquiritae

New’s baby cough® syr

Obat Batuk dan pilek

B +

42 Asetaminofen,fenilefrin HCl,klorfeniramin maleat,kalium sulfoguaikolat

Coldrexin® syr

BT +

43 Guafenesin, Ekstrak thyme, Ekstrak primulae, Ekstrak althaea,ekstrak drosae,ekstrak serphuli,eucalyptus oil, anise oil

Silex® syr

Obat Batuk

(Herba)

BT +

44 Herba Ivy ekstrak Prospan® cough syr

B +

45 sari akar manis,minyak permen,daun Hibiscus,herba Euphorbiahirta,jah

Laserin® asma + batuk syr

B +

Page 149: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

127

e, cengkeh,daun sirih,daun saga,buah kardamon, Mentho arvensis

Obat Batuk

(Herba)

46 Mg(OH)2, gel kering Al(OH)3, simethicone

Acytral® syr

Antasid, antirefluks, antiulserasi

B + 47 Dexanta®

suspensi B +

48 Farmacrol forte® suspensi

B +

49 Lagesil® suspensi syrup

BT +

50 Magasida® suspensi

B +

51 Mylanta® 50 susp B + 52 Mylanta® 150

susp B +

53 Plantacid® suspension

B +

54 Plantacid forte® suspension

B +

55 Magaldrate, simethicone

Magalat ®suspensi

B +

56 Mg(OH)2, gel kering Al(OH)3, metilpolisiloksan

Polycrol® suspensi

B +

57 Mg trisilikat, gel kering Al(OH)3, dimethicone

Sanmag® suspensi

B +

58 Lactulose Dulcolactol® syr

Laksatif, Pencahar

BT + 59 Lactulax® BT + 60 Laxadilac® syr B + 61 Pralax lactulose®

syr B +

62 Phenolptalein, Liquid parafin,gliserin

Laxadine ®emulsi

BT +

63 Kaolin-Pektin Kaopectate® suspensi

Antidiare

B +

64 Neokaolana® syr

B +

65

Biogesic® anak syr

Analgesik (non opiat)

B +

66 Dumin® syr B +

Page 150: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

128

67 Parasetamol

Panadol® syr Antipiretik B + 68 Praxion Forte®

susp BT +

69 Sanmol® syr B + 70 Tempra forte ®

syr B +

71 Ibuprofen

Bufect® suspensi Antiinflamasi Non Steroid

BT + 72 Bufect forte

®suspensi BT +

73 Proris® suspensi BT + 74 Proris forte®

suspensi BT +

75 Teofilin Bronsolvan® sirup

Antiasma dan PPOK

BT +

D.Suplemen

No Nama Merek Obat Sub Kelas Terapi No. Registrasi Keterangan cup Sendok

takar Tanpa cup/

sendok takar

1 Actavol® multivitamin syr

Vitamin& Mineral pediatrik

DBL 7417802937A1 +

2 Apyalis® syrup POM SD 041618881 +

3 Becombion plus ® syrup

POM SI 044617021 +

4 Becombion grow® syr

DBL 8819908337AI +

5 Biolysin® multivit syr

POM SD 051620051 +

6 Biostrum® sirup POM SD 021602851 +

7 Curmunos® syr suplemen

POM SD 051623441 +

8 Ferlin® suplemen syr

POM SD 051624691 +

9 Ferokid® suplemen Vitamin&

Mineral pediatrik

POM SD 061629731 +

10 Forvit® suplemen syr

DBL 0432709933AI +

11 Likurmin® syr POM SD 041616021 +

12 Zamel® sirup POM SD 021603091 +

13 Becombion ®syrup Vitamin B kompleks dengan Vitamin C

POM SD 041618831 +

14 Becefort® multivit sirup

DBL 0432709933AI +

Page 151: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

129

15 Enervon-C® syrup POM SD 011601021 +

16 Sanvita® syrup DBL 9122211237AI +

17 Calcidin® multivitamin sirup

Kalsium dengan Vitamin

BMD 862710059189 +

18 Calcidol® multivit syr

POM SD 021602381 +

19 Calsource junior® Kalsium sirup

POM SD 051619591 +

20 Calnic® suplemen susp

POM SL 091637201 +

21 Osteocare® syr vitamin

POM SD 021601471 +

22 Curcuma plus ® multivitamin (jeruk dan strawberry) syr

Suplemen dan Terapi Penunjang

POM SD 041618351 +

23 Curcuma plus® syrup

POM SD 041618351 +

24 Curvit® emulsion POM SD 061625021 +

25 Ezygard®suplemen syrup

POM SD 061628411 +

26 Glimunos® syr POM SD 071630621 +

27 Imbost® syrup POM SD 071632241 +

28 Imbost force® syrup POM SD 031609591 +

29 Matovit®syrup POM SD 051624141 +

30 Vistrum® syr POM SD 051623851 +

31 Curliv® sirup Perangsang nafsu

makan

POM SD 021604471 +

32 Curvit® sirup POM SD 06162526 +

33 Vitacur® vitamin syr POM SD 021602471

+

34 Dhavit® suplemen syr

Vitamin dan Mineral

POM SD 041616781 +

35 Elkana® vitamin suspensi

POM SD 031607711 +

36 Elkana ®vitamin syr POM SD 031607711 +

37 Imunos® syrup POM SD 021602631 +

38 Lycalvit ®syr POM SD 02021687 +

39 Lysmin® syr POM SD 021604681 +

40 Maltiron ®sirup suplemen

POM SD 041617871 +

Page 152: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

130

41 Neoboost® syr POM SD 061628871 +

42 Sakatonik® syr POM SD 031605051 +

43 Tonikum bayer® syr POM SD 041617151 +

44 Zinc pro® syr DTL 0904131137AI +

45 Feroglobin ®syrup suplemen

Vitamin dan Mineral

untuk masa hamil/ Antianemia

POM SL 091600481 +

46 Ferriz® syr POM SL 071630321 +

47 Maltover® syr DBL 0204128137 A1 +

48 Sangobion® syr DBL 8315800237 AI +

49 Scot’s emulsion® multivitamin Emulsi

Vitamin A,D dan E DOM SD 021601771 +

50 Glostrum® suplemen dry syr

Produk nutrisi

POM SI 045618021 +

51 Igastrum ®suplemen sirup

POM SD 051623861 +

E. OTC Obat Tradisional

No Nama Obat Sub Kelas Terapi

Golongan Keterangan cup Sendok

takar Tanpa cup/sendok

takar 1 Batugin® elixir Obat

saluran kemih

Jamu +

2 Laserin madu® syr Obat batuk (herba)

Jamu + 3 OB Herbal ®syr Jamu +

4 Stimuno ® syr Suplemen dan terapi penunjang

FF +

Page 153: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

131

F. Generik NO Nama obat Golongan Sub Kelas Terapi

1 Ambroxol syr K Batuk dan pilek 2 Amoxixilin syr kering K Antiinfeksi golongan penisilin 3 Ampicillin dry syr K Antiinfeksi golongan penisilin 4 Antasida doen suspensi B Antasida,antirefluks,antiulserasi 5 Chloramphenicol suspensi K Antiinfeksi golongan

Chloramphenicol 6 Dextromethorpan syr BT Batuk 7 Cefadroxil dry syr K Antiinfeksi golongan

Sefalosporin 8 Cotrimoxzazol susp K Antiinfeksi golongan

kombinasi antibakterial 9 Cefixime dry syr K Antiinfeksi golongan

sefalosporin 10 Parasetamol syr B Analgesik non opiat dan

Antipiretik 11 Eritromisin syr K Antiinfeksi golongan makrolida 12 Eritromisin syr kering K Antiinfeksi golongan makrolida

**) untuk setiap obat generik, dalam kemasannya tidak disertai sendok takar atau cup ukur namun saat penyerahan obat semuanya diberikan sendok takar / cup ukur oleh Apoteker.

Page 154: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

132

Lampiran 4. Kuisioner yang digunakan untuk Penelitian

KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA DENGAN APOTEK KIMIA FARMA RSUP Dr. Sardjito YOGYAKARTA

Judul Penelitian : Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sendok Takar Sediaan Obat Cair

Oral Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

Responden yang terhormat, kami Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Sanata Dharma bekerja

sama dengan Apotek Pelengkap Kimia Farma Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta melakukan penelitian

untuk mengetahui bagaimana respon pasien rawat jalan terhadap penggunaan sendok takar sediaan

obat cair oral , ingin meminta kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat atau termasuk sebagai pasien

rawat jalan RSUP Dr. sardjito periode Juni-Juli 2010. Usia responden adalah minimal 17 tahun.

Dalam partisipasi Anda selama penelitian ini, kami membutuhkan kesediaan Anda untuk

meluangkan waktu. Peneliti akan menemui anda dengan maksud:

1) meminta anda membaca dan menandatangani surat pernyataan kesediaan sebagai

responden penelitian;

2) meminta anda untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan;

3) melakukan wawancara lanjutan untuk melengkapi informasi.

Penelitian ini mengharapkan ketulusan anda untuk berpartisipasi. Penelitian ini nantinya

diharapkan bermanfaat untuk dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan dan sebagai sumber

referensi di bidang kesehatan, klinik dan komunitas sebagai sumber kajian mengenai sendok takar dan

informasi cara penggunaan bentuk sediaan obat cair oral yang tepat di masyarakat.

Penelitian ini tidak memiliki risiko yang akan membahayakan Anda secara fisik. Kerahasiaan

anda akan kami jaga. Kami tidak akan menyebutkan nama anda. Kami hanya akan memberikan nama

samaran. Semua informasi yang anda berikan akan kami jaga kerahasiaannya sehingga identitas anda

tetap kami lindungi. Wawancara akan direkam dan kemudian diketik. Semua informasi menjadi

rahasia peneliti. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai skripsi.

Anda dengan sepenuh hati berpartisipasi dalam penelitian ini. Sewaktu-waktu, anda bisa

menarik diri untuk terlibat dalam penelitian ini. Jika ada pertanyaan, anda tidak perlu sungkan atau

ragu untuk bertanya. Jika anda menyetujui kerjasama ini, dimohon kesediaannya untuk melengkapi

surat pernyataan kesediaan sebagai bukti kesediaan responden.

Atas kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

Peneliti

Page 155: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

133

Surat Pernyataan Kesediaan Sebagai Responden Penelitian

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan terakhir :

Saya (baru pertama kali/sudah berulang kali)* menggunakan sediaan cair oral

Saya (pertama kali/sering membeli obat)* di Apotek Kimia Farma Sardjito

Saya (pernah/tidak pernah)* berkonsultasi obat di Apotek Kimia Farma Sardjito

*(coret yang tidak perlu)

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul "EVALUASI

KETERSEDIAAN DAN PENGGUNAAN SENDOK TAKAR SEDIAAN OBAT CAIR

ORAL PADA PENGUNJUNG APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA RSUP Dr

SARDJITO". Semua penjelasan diatas telah disampaikan kepada saya. Saya mengerti bahwa

bila masih memerlukan penjelasan, saya akan mendapat jawaban dari tim peneliti.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam penelitian ini.

Yogyakarta,

Responden/pasien

( )

Page 156: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

134

Kuesioner yang digunakan untuk penelitian Sendok Takar Sediaan Obat Cair Oral Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah disediakan dengan memberi tanda centang ( √ ). Keterangan : Benar : Bila saya cederung menganggap penyataan yang diajukan adalah benar Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah

Aspek Pengetahuan

No Pernyataan Jawaban 1 Semua jenis obat harus digunakan sampai habis. Benar Salah 2 Cara penggunaan obat yang benar akan mempengaruhi

kesembuhan penyakit. Benar Salah

3 Penyimpanan obat cair harus di suhu kamar tempat yang kering, dan terlindung cahaya.

Benar Salah

4 Penggunaan obat cair tidak boleh menggunakan sendok makan/sendok teh di rumah.

Benar Salah

5 Semua obat cair yang diminum berbentuk sirup. Benar Salah 6 Walaupun rasa, warna, bau dan kejernihan dari larutan

obat sudah berubah, obat masih dapat digunakan kembali. Benar Salah

7 Pengukuran volume obat cair dengan sendok takar harus sejajar dengan mata

Benar Salah

8 Pembacaan brosur pada kemasan obat akan mengurangi resiko yang tidak dikehendaki

Benar Salah

9 Sebelum meminum obat cair sebaiknya dikocok terlebih dahulu.

Benar Salah

10 Kebersihan adalah hal yang penting dalam penggunaan obat cair

Benar Salah

Aspek Sikap

No Pernyataan Jawaban 11 Saya merasa harus menggunakan sendok takar yang

tersedia di dalam kemasan obat. Benar Salah

12 Saya merasa perlu bertanya pada petugas apotek tentang informasi yang kurang jelas mengenai cara penggunaan obat.

Benar Salah

13 Saya memilih petugas apotek sebagai sumber informasi cara penggunaan obat.

Benar Salah

14 Saya yakin obat cair setelah disimpan lama masih dapat digunakan kembali asal belum lewat tanggal kadaluarsa.

Benar Salah

15 Saya yakin setelah segel obat dibuka maka pemakaian obat harus memperhatikan rasa,warna, bau, kejernihan dari obat meskipun belum kadaluwarsa.

Benar Salah

16 Saya merasa pengukuran volume obat dengan menggunakan sendok makan/sendok teh di rumah sudah

Benar Salah

Page 157: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

135

tepat 17 Saya merasa perlu mencuci tangan terlebih dahulu

sebelum menggunakan obat cair. Benar Salah

18 Saya merasa penggunaan obat cair dengan sendok takar dengan benar akan mengurangi kesalahan dosis.

Benar Salah

19 Saya merasa informasi penggunaan sendok takar akan mempengaruhi kesembuhan saya.

Benar Salah

20 Saya merasa ukuran sendok makan/sendok teh di rumah sama dengan sendok di kemasan obat.

Benar Salah

Aspek Perilaku

No Pernyataan Jawaban 21 Saya selalu membersihkan sendok takar setelah selesai

digunakan Benar Salah

22 Saya akan bertanya pada petugas apotek bila tidak mengerti cara penggunaan obat cair.

Benar Salah

23 Saya akan langsung menutup rapat tutup botol obat setelah menggunakan obat cair.

Benar Salah

24 Apabila tidak terdapat sendok takar dalam kemasan obat, saya akan menggunakan sendok teh/sendok makan di rumah

Benar Salah

25 Sebelum meminum obat cair saya akan mengocok botolnya terlebih dahulu.

Benar Salah

26 Saya tidak memperhatikan tanggal kadaluarsa yang tercantum pada obat cair.

Benar Salah

27 Saya tetap memperhatikan label penggunaan yang tercantum pada obat cair meskipun sudah diberi informasi obat

Benar Salah

28 Saya lebih memilih menggunakan sendok makan/sendok teh di rumah dalam meminum obat cair.

Benar Salah

29 Saya selalu menggunakan obat cair tanpa harus mematuhi aturan penggunaanya.

Benar Salah

30 Saya menuangkan isi cairan obat cair pada sendok takar obat sejajar dengan mata

Benar Salah

Pengukuran pengetahuan ( 1-10), sikap (11-20), perilaku (21-30) Pertanyaan favorable : 2,3,4,7,8,9,10,11,12,13,15,17,18,19,21,22,23,25,27,29,30 Pertanyaan unfavorable : 1,5,6,14,16,20,24,26,28,29.

Page 158: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

136

Lampiran 5. Panduan wawancara terstruktur yang digunakan untuk Penelitian

Evaluasi Tentang Penggunaan Sendok Takar Sediaan Obat Cair Oral:

1. Bagaimana cara anda menuangkan obat cair ke dalam sendok takar?

2. Bagaimana cara anda menyimpan obat cair setelah dibuka (di lemari es/lemari

obat/tempat terlindung cahaya) ?

3. Apakah anda menggunakan sendok makan/sendok teh sebagai ukuran dalam

menuangkan obat cair? Mengapa ?

4. Apa yang menjadi kesulitan dalam menggunakan sendok takar dalam menuangkan

obat cair?

5. Manfaat apa yang bisa anda dapat dari informasi yang diberikan oleh Apoteker?

Wawancara terstruktur untuk apoteker

1. Berapa lama durasi pemberian informasi obat kepada pasien ?

2. Sumber informasi apa yang sering digunakan dalam pemberian informasi kepada

pasien?

3. Dimana Apoteker memberikan tempat pemberian informasi obat?Apa saja informasi

yang diberikan?

4. Bagaimana teknik konseling/pemberian informasi yang dilakukan oleh apoteker pada

pasien?

5. Kendala apakah yang sering terjadi dalam memberikan informasi kepada pasien?

Page 159: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

137

Lampiran 6. Contoh Kuesioner Dengan Jawaban

Page 160: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

138

Page 161: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

139

Page 162: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

140

Lampiran 7. Hasil wawancara apoteker

Lama durasi pemberian informasi obat kepada paien adalah 1-2 menit, tapi tergantung

jenis obatnya kalau jenisnya banyak bisa lebih lama. Bila pharmaceutical care

(konseling) biasanya 3 menit.

Sumber informasi yang biasa digunakan adalah brosur dari obat, MIMS, panduan

kefarmasian dari Depkes,dan pengalaman.

Tempat pemberian informasi adalah loket, tidak ada ruang khusus untuk

berkonsultasi.

Informasi yang biasanya diberikan tidak detail, yaitu berapa macam obat, aturan pakai

(berapa kali sehari, berapa sendok teh atau berapa sendok takar) dan kegunaan obat.

Apoteker tidak menjelaskan cara penggunaan sendok takar secara detail seperti berapa

mililiter atau sampai batas mana. Pemberian leaflet dirasa sudah cukup menjelaskan

cara penggunaan. Untuk sirup antibiotik diberitahukan harus sampai habis dan setelah

7-10 hari dari pembukaan tidak dapat digunakan kembali. Pemberian informasi bisa

mendetail tergantung dari keingintahuan pasien.

Jika aturan pakai menunjukan 1 sendok makan diberitahukan 1 sendok makan atau 3

kali 1 sendok takar (15ml), bisa juga penggunaan sendok diganti cup ukur. Biasanya

untuk anak-anak kesulitan jika menggunakan cup.

Urutan teknik konseling/ pemberian informasi kepada pasien : pasien ditanya sakitnya

apa, pasien diberi tahu ada berapa macam obat yang diberikan oleh dokter, pasien

diberi tahu aturan pakai, peringatan(harus habis,sesudah makan atau sebelum

makan),dan yang terakhir diberi tahu indikasi obat (jarang dilakukan). Untuk cara

menyimpan biasanya pasien sudah tahu sendiri misalnya harus di suhu dingin atau

kamar jadi cara menyimpan jarang diinformasikan kecuali untuk sirup jenis tertentu

baru diberitahukan.

Bila pasien masih merasa bingung setelah diberi informasi obat, biasanya apoteker

menyuruh pasien membaca brosur dalam kemasan obat, atau apoteker menuliskan

cara pakai di kertas. Selain itu bisa dilakukan dengan menunjukan gambar sebagai

model. Pasien yang menjadi pengunjung apotek biasanya pasien rawat jalan dan

Page 163: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

141

terkdang keluarga dari pasien rawat inap, untuk obat-obat yang digunakan di rawat

inap, biasanya diberi etiket ‘serahkan pada perawat’ karena obat tersebut nantinya

akan dikelola perawat dan baru di berikan pada pasien.

Kendala yang sering terjadi dalam memberikan informasi kepada pasien adalah waktu

dan tempat (pasien biasanya buru-buru ingin mendapat obat belum sempat

menjelaskan sudah pergi), bahasa (terutama orang tua, harus menggunakan bahasa

jawa yang halus), kebersediaan pasien untuk mendengarkan informasi.

Informasi yang diberikan untuk pasien lebih sekedar untuk mengingatkan pasien agar

menggunakan obat secara tepat.

Lampiran 8. Ijin Permohonan Ijin Penelitian Dari Fakultas Farmasi

Page 164: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

142

Lampiran 9. Ijin Penelitian Dari Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

Page 165: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

143

Lampiran 10. Hasil Kuesioner Pengetahuan Sikap Tindakan

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 S B S S B S S B B B B B B B S B B B B S B B B B B S B B S S 2 S B B B B S S B B B B B B B B S B B B S B B B S B S B B S S 3 S B B B B S S B B B B B B B B S B S B S B B B B B S B S S S 4 B B B S B S S B B B B B B B B B B S B B B B B B B S B S S S 5 B B B S S S B B B B B B B B B S B B B S B B B B B S B S S B 6 B B B B B B S B B B B B B B B B S B B B B S B B B S B B B S 7 B B S B B B B B S B S B B S B S S S B B B B B B B S B B B S 8 B B B B B S B B B B B B B B B S B B B S B B B S B S B S S B 9 B B B B B S S B B B B B B B S B B B B B B B B B B S B S B S

10 S B B B B S S B B B B B B S S B B B B B B B B B B S B S S S 11 B B S B B S S S B B B S S B S B S B B B B B B B B S S S S S 12 S B B S S B S B S B B B B S B B S B B B B B B S B S B S B S 13 B B S S B S S B B B B B B B S B S B B B B B B B B S B B S S 14 B B B S S S B B B B B B B S B S B B B S B B B B B S B S S S 15 S B B S B S S B B B B B B S S B B B B B B B B B B S B B S S 16 B B S B S S B B B B B B B S S B B B B B B B B B B S B B S S 17 B B B B B S S B B B B B S S B S B B B S B B B S B S B S S S 18 B B B S B S S B B B B B B B B S B B B S B B B B B S B S S S 19 B B S S S B S B B B S B B B S B B B B B B B B B B S B B B S 20 B B S S B S S B B B B B B B B B B B B B B B B B B S B B B S 21 S B B S B B S B B B S B B S B B B B B B B B B B B S B S B S 22 B B B S B S B B B B B B B S S B B B B S B B B B B S B B B S 23 S B B S B S S B B B B B B B B S B B S S S S B B B S B S S S 24 B B B S B S S B B B S B B S B B B B S B B B B B B S S B S S 25 B B B B B S S B B B B B S B B S B B B S B S B B B S B S B S 26 B B B B B B S B S B B B B B B B S B B B B B B B B S S B B S 27 S B S S S B S B S S S B S B S S S B B S S B B B S S B B S S 28 B B B B B B S B B B B S S B S B S S S B S B B B B S B B S S 29 S B S B B B S B B S B B S S S B B B B B B B B B B S S B S S 30 B B S B B S B B B B B B B B S S S B B B B B B B B S B S S B

Page 166: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

144

31 S B B S B S S B B B B B B S S B B S B S B B B B B S B S S S 32 S B S S B S S B B B B B B B B S B B B S B B B B B S B B S S 33 S B S B B S S B B B B B B S S B B B B B B B B B B S B B S S 34 S B B B S S B B B B B B B S B S B B B S B B B B B S B S S B 35 B B S B S B S B B B B B B S S B B B B S B B B B B S B B B S 36 S B S S B S S B B B B B B B S S B B B B B B B S B S B S B S 37 S B S S B B S B B B B S B S S S B B B S B B B B B S B S S B 38 B B B S B S S B B B S S S S B B B B B S B S B B B S B S S S 39 S B B B S S S B B B B B B B B B B B B B B B B B B S B S B B 40 B B S S B S S B B B B B B S S B B B B B S B B B B S B S B S 41 S B S B B B B B B B B B B S S B B B B B B B B B B S B S B S 42 S B B S B S B B B B B B B B S B B B B B B B B B B S B S B B 43 S B S S B B S B B B B B B S S B B B B B S B B B B S B B S S 44 S B B S B S S B B B S B B B B B S S S B B B B B B S B S S S 45 S B B S B S B B B B B B B S B S B B B S B B B B B S B S S B 46 B B S B B S S B B B B B B S S B B B B S B B B B B S B S S S 47 B B S B B S S B B B S B B S S B B B B B B B B S B B B S B S 48 S B S B B B S B B B B B S S S B S B B B B B B B B S B B B S 49 B B B S B S B B B B B B B S B B B B B B B B B B B S B S S B 50 B B S B B B S B B B B B B B B S B B B S S S B B B B S S B S 51 S B S B B S B B B B B B B S B S B B B S B S B S B S B S S B 52 S B S B B S S B B B B B S B S B B B B B B B B B B S B S S S 53 B B B B B S S S B B B S S S B B B B B B B S B B B S B S B S 54 S B B B B B S S B B B B S B S B S B B B B S B B B S B B S S 55 S B B S B S S B B B B B S S B B B B B S B B B S B S B S B S 56 S B B S B B S B B B B B B S S B B B B S S B B B B S B S S S 57 S B B S B B S B B B B S S S B S B B B B B S B S B S B S S S 58 B B S S B S S B B B B S S S S B B B B B B B B S B S B B S S 59 S B S S B S S S B B S S S S B B B S S B B S B B B S S B S S 60 B B B S B S B B B B B B B S B B B B B B B B B B B S B B S B 61 S B S S B S S S B B B S S S S B B B B B B S B B B S B S B S 62 S B B S B S B B B B B B B S B B B B S B B B B B B S B S S B 63 S B S S B S S B B B B S S S B S B B B S B S B S B S B S S B 64 B B S B B S B B B B S B B B B S S B B B B B B B B S B B S B

Page 167: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

145

65 S B B B S S B B B B B B B S B S B B B S B B B B B S B S S B 66 S B S B B B B B S B S B B B B B B B B B B B B B B S B S B B 67 B B S B B S S S S B S S S B S B B B B B B B B B B B S B S S 68 S B B S B S S B B B S S B S S B B B S B B B B B B S B B S S 69 B B S B B S S B B B B S S B S S B B B B B S B S B S B S S S 70 B B B S B S B B B B B B B S B S B B B S B B B B B S B S S B 71 S B B B B S B B B B B B B B B S B B B S B B B B B S B S S B 72 B B B B B S S B B B B B S S S S B B S S B B B B B S B S S S 73 S S S S B S B S S S B S B S S S S B S B S S S S S B S B S B 74 B B S S B B B B B B S S B S S S B B B S B B B B B S B S B B 75 S B B B S S B B B B B B S S B S B B B S B B B B B S B S S B 76 B B B S B S B B B B B B B B B S B B S S B B B B B S B S S B 77 B B S S B S S S B B B S S B S B B S B B B B B B B S S S B S 78 S B S B B S S B B B B S S B S B S B B B B S B B B S B S S S 79 B B B S B S S B B B B B B S B B B B B B B B B B B B B B S S 80 S B B S B S B B B B B B B S B S B B B S B B B S B S B S B B 81 B B S B B B S B B B B S S B B B B B B B S S B B B S B B S S 82 S B B S B B S S B B B S S B S B B B B S B S B B B S S B S S 83 S B S B B S S B B B B S S S S B B B B S B S B B B S B S S S 84 B S S B B S S S B B B S S S B B B B S B B S B B B S S S S S 85 B S B B B B S S B B B S B S B B S B S S B B B B B S B S B S 86 B B B S B S S B B B B S S S S B S B B S B S B S B S B S B S 87 S B B B S S B B B B B B B S B S B B S S B B B B B S B S S B 88 S B S B B B S B B B B S S B S B B B B B B S B B B S B S B S 89 B B B B B S S B S B B B B S S S S B B B B B B B B S B S S S 90 S B B B S S S B B B B B S S S B S B B S B S B B B B B S S S 91 B B S S B S S S S B B S S B S B B B B B B S B B S S B S S S 92 S B B B B S S B B B B B B S B S B B B S B B B S B S B S S S 93 S S S S B S S B B B B S S S B S S B B S B S B B B S B S B S 94 B S S B B S S B B B B S S B S B S B B S B B B B S S B S B S 95 S B S B B S S B B B B B B B S B S B B B B B B S B S S B S S 96 S B S B B S S S B B B B B S S S B B B S B B B B B S B B B S 97 S S B S B S S S B B B S S B B S B B B S B S S S B S S S S S 98 S S S B B S S B B B B S S S B B B S B S B S B B B S B S S S

Page 168: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

146

99 B B B S B S S B B B B S S S S B B B B B B B B B B S B S S S 100 B B B S B S S B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B S S S 101 B B B B B S B B B B B S S B S B S B B B B S B B B S B S S S 102 S B S B B S S B B B B B B S B B B B B B B B B B B S B S S S 103 B B B B B S B B B B S B S S S S B B B B S B B B B S B B S S 104 B B S B B B S B B B S S S B B S B B B S B S B B B S B B S S 105 S B S B B S B B B B S S S S B B S B B B B B B B B S B B S B 106 S B B S S S S S S S S S S S S B S S S B S S S B B S S B S S 107 B B B S B S S B B B B S S S B B B B B S B B B B B S B S B S 108 B B B S B S S B B B B S S S B S B B B S B S B B B S B S S S ∑B 55 101 59 55 14 81 29 93 98 106 90 72 66 63 56 41 83 98 94 48 97 78 105 18 104 101 94 71 75 23 ∑S 53 7 49 53 94 27 79 15 10 4 18 36 42 45 52 67 25 10 14 60 11 30 3 90 4 7 14 37 33 85

nf f f f nf nf f f f f f f f nf f nf f F f nf f f f nf f nf f nf nf F

Page 169: EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN … fileevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan sendok takar sediaan cair oral pada pengunjung apotek pelengkap kimia farma, rsup

147

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Diana Novitasari. Penulis lahir

lahir di kota Yogyakarta pada tanggal 18 Januari 1989 dan

merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan

Agustinus Darto Harnoko dan Erna Susiyanti. Pendidikan

awal dimulai di Taman Kanak-Kanak Materdei Marsudirini

(1993-1995), dilanjutkan di Sekolah Dasar Marsudirini

(1995-2001). Pendidikan dilanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Stella Duce I

Yogyakarta (2001-2004) dan dilanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Stella

Duce 1 Yogyakarta (2004-2007). Selanjutnya pada tahun 2007 melanjutkan

pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menjalani pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, penulis pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan, yaitu sebagai

panitia pelaksana sumpah apoteker angkatan XVII dan sebagai seksi konsumsi

dalam Panitia Aksi Hentikan Tembakau. Penulis aktif sebagai anggota Pos

Kesehatan Kotabaru, anggota Paduan Suara Fakultas Farmasi ‘Veronica’ (2007-

2008) serta berbagai kegiatan lainnya yang masih dalam lingkup Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis pernah menjadi Duta Patient

Counseling Event (2009) dan menjadi semifinalis pada ajang Patient Counseling

Event 2010 di Institut Teknologi Bandung, serta menjadi Duta dan Finalis Patient

Counseling Competition di Universitas Gadjah Mada (2010).