Faktor Risiko Low Back Pain

4
Faktor Risiko Low Back Pain Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya low back pain secara umum a yaitu faktor individu dan faktor pekerjaan (Delitto, et al., 2012). Faktor individu antara lain jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, dan keadaan Faktor pekerjaan yaitu pekerjaan yang memerlukan tenaga besar, masa kerja postur tubuh. 1. Faktor individu - Usia Usia merupakan salah satu faktor utama yang mendukung ter low back pain. Low back pain biasanya di derita oleh ora lanjut karenapenurunanfungsi-fungsi tubuhnyaterutama tulang sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda. Beberapa peneli menunjukkan bahwa LBP terjadi terbanyak pada usia dekade dan semakin meningkat pada usia lebh dari 60 atau 65 tahun (Hoy, al.,2010). - Jenis kelamin Prevalensi terjadinya low back pain lebihbanyak pada wanita dibandingkan dengan laki-laki, beberapa penelitian menunjukkan

description

fr

Transcript of Faktor Risiko Low Back Pain

Faktor Risiko Low Back PainFaktor risiko yang mempengaruhi terjadinya low back pain secara umum ada 2 yaitu faktor individu dan faktor pekerjaan (Delitto, et al., 2012). Faktor individu antara lain jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, dan keadaan psikologis. Faktor pekerjaan yaitu pekerjaan yang memerlukan tenaga besar, masa kerja dan postur tubuh.1. Faktor individu UsiaUsia merupakan salah satu faktor utama yang mendukung terjadinya low back pain. Low back pain biasanya di derita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulang sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa LBP terjadi terbanyak pada usia dekade ketiga dan semakin meningkat pada usia lebh dari 60 atau 65 tahun (Hoy, et al.,2010).

Jenis kelaminPrevalensi terjadinya low back pain lebih banyak pada wanita dibandingkan dengan laki-laki, beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih sering izin untuk tidak bekerja karena low back pain (Hoy, et al., 2010).

Indeks massa tubuhHasil penelitian Purnamasari (2010) menyatakan bahwa seseorang yang overweight lebih berisiko 5 kali menderita LBP dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Richard et al (2001), yakni faktor risiko LBP meningkat pada seseorang yang overweight. Ketika seseorang kelebihan berat biasanya kelebihan berat badan akan disalurkan pada daerah perut yang berarti menambah kerja tulang lumbal (Silveri, 2009). Ketika berat badan bertambah, tulang belakang akan tertekan untuk menerima beban yang membebani tersebut sehingga mengakibatkan mudahnya terjadi kerusakan dan bahaya pada stuktur tulang belakang. Salah satu daerah pada tulang belakang yang paling berisiko akibat efek dari obesitas adalah verterba lumbal.

Keadaan psikologisFaktor psikososial, seperti stres, ansietas dan depresi tidak hanya dihubungkan dengan kejadian low back pain tetapi juga berhubungan dengan transisi dari akut menjadi kronis. Faktor psikososial di tempat bekerja seperti ketidakpuasan dalam bekerja, stress, tugas yang monoton serta hubungan dengan rekan kerja yang buruk dihubungkan dengan transisi low back pain dari akut menjadi kronis (Hoy, et al., 2010).

2. Faktor pekerjaan Heavy physical workTenaga merupakan jumlah usaha fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau gerakan. Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan tenaga besar akan memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligament, dan sendi. Beban yang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot, kerusakan otot, tendon, dan jaringan lainya.

Masa KerjaMasa kerja adalah faktor yang berkaitan dengan lamanya seseorang bekerja disuatu perusahaan. Terkait dengan hal tersebut, LBP merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan bermanifestasi. Jadi semakin lama waktu bekerja atau semakin lama seseorang terpajan faktor risiko MSDs ini maka semakin besar pula risiko untuk mengalami LBP.

Hal ini merupakan faktor risiko dari suatu pekerja yang terkait dengan lama bekerja. Dapat berupa masa kerja dalam suatu perusahaan dan masa kerja dalam suatu profesi tertentu. Masa kerja merupakan faktor risiko yang sangat mempengaruhi seorang pekerja untuk meningkatkan risiko terjadinya musculoskeletal disorders, terutama untuk jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan kerja yang tinggi.

Postur tubuhPostur dinilai ketika didapatkan adanya faktor risiko pada pekerja menimbulkan cedera muskuloskeletal yang secara visual ataupun keluhan yang dialami pekerja tersebut. Dengan adanya penilaian terhadap postur tubuh dapat mengurangi adanya risiko terhadap keluhan muskuloskeletal pada pekerja. Untuk melakukan peneliaian postur tubuh dapat menggunakan beberapa metode yaitu antara lain : OWAS (Ovako Working Posture Analysis System), RULA (Rapid Upper Limb Assesment), REBA (Rapid Entei Body Assesment), dan QEC (Quick Exposure Check) (Dina, 2009).