Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
Transcript of Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
-
7/29/2019 Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
1/9
Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
1. Faktor Iatrogenik
Ada beberapa prosedur, teknik dan bahan yang dipakai dalam kedokteran gigi yang
secara tidak langsung, dan kadang-kadang secara langsung, ikut andil dalam memulai
perkembangan penyakit periodontal.
a. Prosedur Operatif
Sebagian besar cedera pada gingival yang terjadi selama prosedur kedokteran gigi
restorative bersifat ringan dan dapat pulih kembali dengan cepat tanpa adanya
perubahan bentuk atau gangguan fungsi jaringan periodontal. Sekalipun demikian,
ada beberapa pengecualian yang perlu diobservasi. Sebagai contoh, jika cukup
banyak bagian papilla interdental yang rusak akibat pemakaian baji yang kurang hati-
hati selama penstabilan matriks, kemungkinan besar papilla interdental tidak akan
kembali ke bentuk semula. Benang retraksi, tabung impresi, bur intan dan tambalan
sementara dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal yang irreversible bila
ada hal-hal sebagai berikut:
1. Hanya terdapat sedikit gingival cekat ditempat tindakan operatif. Gingival
dapat terlepas, mengakibatkan hilangnya seluruh gingival cekat. Prosedur
operatif yang dilakukan pada keadaan ini dapat mengakibatkan kehilangan
jaringan jika frenulum melekat pada pertemuan mukogingival.
2. Gingiva terlepas dari gigi karena penggunaan restorasi sementara yang
terlalu panjang atau tertekannya bahan penyemen diantara gigi dan gingival
yang dibiarkan. Pada kondisi ini, epitel ini akan menutup jaringan yangtercabik saat restorasi sementara (semen) akhirnya dilepas, sudah terbentuk
poket berlapis epitel yang lebih dalam. Semakin lama suatu bahan dibiarkan
terletak diantara gigi dan jaringan lunak, semakin besar kemungkinan
terjadinya kerusakan gingival cekat yang menetap.
-
7/29/2019 Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
2/9
b. Bahan restoratif dan restorasi.
Kecuali akrilik yang melepaskan kelebihan monomer bebas, sekarang ini tidak ada
bahan restorative dalam kedokteran gigi yang dapat menyebabkan inflamasi.
Restorasi dapat memainkan peran sama dengan kalkulus yang kasar jika tepinya
mengemper (overhanging) atau permukaannya kasar. Tepi yang mengemper dan
permukaan yang tidak mulus menyediakan tempat untuk pembentukan dan perlekatan
plak. Adanya kedua hal ini menyebabkan pembersihan plak sulit dilakukan dan
menjadi tempat berkembangbiaknya mikroorganisme dan pelepasan zat toksiknya.
c. Geligi tiruan sebagian lepasan.
Kerusakan jaringan periodontal secara langsung akan terjadi bila sebuah protesa
terdesain sedemikian rupa sehingga menekan jaringan lunak atau menyebabkan
tekanan torque. Kondisi diperburuk dengan adanya plak bakteri, sehingga
menyebabkan terjadinya kerusakan struktur periodontal yang cepat dan parah.
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan mempermudah penumpukan plak, terutama apabila
desainnya menutup gingiva. Gigi tiruan yang terus dipakai sepanjang siang dan
malam akan menginduksi lebih banyak pembentukan plak dibandingkan gigi tiruan
yang hanya digunakan pada siang hari saja. Oleh karena itu, pemeliharaan kebersihan
mulut bagi pengguna gigi tiruan sangat penting untuk menghindari terjadinya
gangguan terhadap gigi yang masih ada serta jaringan periodonsiumnya.
d. Geligi tiruan sebagian cekat.
Selain bentuk tepi yang baik pada gigi penyangga, desain geligi tiruan sebagian cekat
juga harus memudahkan pasien untuk membersihkan semua permukaan restorasi.
Untuk ini, syaratnya adalah embrasure interproksimal yang terbuka dan permukaan
protesa yang secara umum berbentuk cembung, sehingga mudah untuk dibersihkan.
-
7/29/2019 Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
3/9
Prinsip ini sangat diperlukan dalam mendesain sebuah pontik. Bila pasien tidak dapat
diintruksikan untuk membersihkan geligi tiruan sebagian cekat dengan cara dan
teknik yang benar, maka ini akan merupakan langkah awal terjadinya kerusakan
jaringan periodontal.
e. Eksodonsia.
Jika sebuah gigi dicabut, maka perangkat pendukung gigi pada gigi disebelahnya
akan mengalami kerusakan didekat atau pada daerah pertemuan dentogingiva.
Kerusakan ini biasanya ireversibel. Sebagai contoh, jaringan lunak dan tulang
pendukung pada gigi disebelahnya akan rusak bila secara ceroboh digunakan sebagai
fulkrum elevator bedah. Desain flap yang tidak baik, dan pelekatan serta fiksasi tepi
flap yang buruk selama proses penyembuhan, akan menciptakan kontur jaringan yang
kondusif bagi retensi plak dan makanan. Jika kalkulus dipermukaan gigi yang
berdekatan dengan daerah ekstraksi tidak diambil, tidak akan terjadi eliminasi poket
dan regenerasi perangkat pendukung gigi yang masih ada. Kesalahan ini secara tidak
langsung meningkatkan perkembangan penyakit periodontal.
Pencabutan gigi yang tidak disetai penggantian dengan gigi tiruan dapat
menimbulkan serangkaian perubahan yang menimbulkan dampak bagi periodonsium.
Apabila gigi molar pertama dicabut, perubahan awal yang terjadi adalah drifting
(bergesernya) dan tilting (miring) gigi molar kedua dan ketiga mandibula, dan
ekstrusinya molar pertama maksila.Tilting gigi posterior juga menyebabkan
berkurangnya dimensi vertikal dan bertambahnya overbite anterior. Gigi anterior
mandibula meluncur pada gingival sepanjang permukaan oral gigi anterior maksila
dengan akibat posisi mandibula bergeser ke distal. Selain itu, terjadi impaksi
makanan dan pembentukan saku pada gigi anterior. Drifting premolar kedua
mandibulake distal menyebabkan terjadinya impaksi makanan.
f. Ortodonsia.
-
7/29/2019 Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
4/9
Perawatan ortodonti bisa berperan dalam menimbulkan penyakit atau kelainan pada
periodonsuim dengan berabagai cara :
Retensi plak
Piranti ortodonti tidak saja cenderung mempermudah penumpukan plak dental dan
debris makanan yang mangakibatkan timbulnya gingivitis, tetapi bisa pula
memodofikasi ekosistem gingiva. Dilaporkan bahwa setelah pemasanagn cincin
ortodonti terjadi peningkatan proporsi Prevotella melaninogenica, Prevotela
intermedia, dan Actinomyces odontolyticus, dan pengurangan flora anaerob/fakultatif
di dalam sulkus gingiva.
Iritasi dari cincin ortodonti
Pemasangan cincin ortodonti yang dipaksakan terlalu jauh ke daerah subgingiva bisa
menyebabkan terpisahnya gingiva akibat dari migrasi epitel penyatu ke arah apikal
sehingga timbul resesi gingiva.
Tekanan dari piranti ortodonti
Tekanan ortodonti yang normal dapat diadaptasi periodonsuim berupa remodeling.
Tekanan yang berlebihan bisa menimbulkan nekrose jaringan periodontal dan tulang
alveolar, yang pada umumnya bisa mengalami perbaikan apabila tekanan dikurangi.
Namun demikian, apabila kerusakan melibatkan ligamen periodontal yang berada
pada krista tulang alveolar, kerusakannya adalah ireversibel. Tekanan ortodonti yang
terlalu berlebihan dapat pula menyebabkan resopsi pada apeks akar gigi.
2. Pembentukan kalkulus.
Kalkulus adalah plak yang terkalsifikasi. Kalkulus bukanlah penyebab langsung
terjadinya inflamasi, tetapi berperan penting dalam perkembangan penyakit, bertindak
sebagai permukaan kasar tempat mikroorganisme berkembang biak dan melepaskan
produk toksiknya. Permukaan kalkulus yang kasar mempersulit pasien untuk
-
7/29/2019 Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
5/9
membersihkan plak bakteri. Telah terbukti bahwa pembersihan kalkulus secara tuntas
sangatlah penting untuk kesembuhan poket periodontal.
Kalkulus secara langsung tidak berpengaruh terhadap terjadinya penyakit periodontal,
akan tetapi karena kalkulus terbentuk dari plak gigi yang termineralisasi karena pengaruh
komponen saliva, maka secara tidak langsung kalkulus juga dianggap sebagai penyebab
keradangan gusi (gingivitis). Regio kalkulus dan plak gigi yang telah dibersihkan dan
dipoles permukaannya ternyata tidak menimbulkan keradangan gusi dibandingkan
dengan regio kalkulus yang tidak dipoles.
Banyak faktor yang merupakan predisposisi terbentuknya plak gigi. Plak gigi dan
kalkulus mempunyai hubungan yang erat dengan keradangan gusi, bila keradangan gusi
ini tidak dirawat, akan berkembang menjadi periodontitis atau keradangan tulang
penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang atau tanggal.
3. Faktor trauma
Trauma terhadap jaringan periodontal dapat menyebabkan hilangnya perangkat
pendukung gigi dan berperan dalam memicu perkembangan penyakit periodontal.
Misalnya :
a. Abrasi karena penyikatan gigi .
Abrasi ini dapat merusak daerah gingival cekat yang sempit dan menyebabakan resesi
yang luas. Abrasi karena penyikatan gigi merupakan satu dari dua faktor yang paling
umum menyebabkan resesi.
Penyikatan yang terlalu agresif, baik dengan gerak horizontal atau rotasi, bisa
mencederai gingival secara langsung. Akibat buruk tersebut akan lebih parah apabila
digunakan pula pasta gigi yang terlalu abrasive yang dapat meyebabkan :
- Perubahan Akut Gingiva, yaitu terkelupasnya epitel gingival, pembentukan vesikel,
atau eritema yang difus.
-
7/29/2019 Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
6/9
- Perubahan Kronis Gingival berupa resesi gingival disertai tersingkapnya akar gigi
dan tepi gingival sedikit menggembung.
b. Penyakit kebiasaan (kebiasaan yang disengaja dan tidak wajar).
(1) Bernafas dari mulut
Gingivitis sering dikaitkan dengan kebiasaan bernapas dari mulut . Dampaknya
terhadap gingival adalah berupa dehidrasi permukaan. Ada hubungan antara
kebiasaan bernapas dari mulut dengan gingivitis :
1. Bernapas dari mulut tidak mempengaruhi prevalensi dan perluasan gingivitis
kecuali pada pasien yang ada kalkulusnya.
2. Gingivitis pada orang yang bernapas dari mulut lebih parah daripada orang yang
bernapas normal meskipun skor plaknya sama.
3. Terjadi sedikit peningkatan prevalensinya
(2) Mendorong-dorong lidah
Yaitu menekankan lidah kuat-kuat ke gigi, terutama ke gigi anterior,secara tetap.
Pada waktu mengunyah dimana seharusnya bagian dorsal lidah menekan ke palatum
dan ujung lidah berada di belakang gigi-gigi maksila, lidahnya justru ditekankan ke
gigi anterior. Kebiasaan ini menyebabkan :
- Miringnya gigi-geligi anterior , disertai gigitan terbuka (open bite) pada daerah
anterior,posterior, dan premolar.
- Berubahnya inklinasi gigi anterior maksila menyebabkan perubahan arah tekanan
fungsional, sehingga tekanan lateral terhadap mahkota gigi meningkat.
- Bergeraknya gigi lebih jauh ke labial dan timbulnya tekanan rotasi dalam arah
labiolingual.
-
7/29/2019 Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
7/9
- Beradunya tekanan yang mendorong gigi ke labial dengan tekanan bibir kea rah
rongga mulut akan menyebabkan gigi menjadi goyang.
- Perubahan inklinasi gigi yang terjadi menyebabkan terganggu ekskursi makanan
sehingga mempermudah penumpukan debris makanan pada tepi gingival.
- Hilangnya kontak proksimal karena berseraknya gigi dapat menjurus ke terjadinya
impaksi makanan.
(3) Kadang-kadang, ada pasien yang memiliki kebiasaan mencungkil atau menggaruk
gingival dengan kuku jarinya (penyakit kebiasaan). Perilaku ini mengakibatkan
terbukanya akar yang cukup luas dan inflamasi terbatas didaerah tersebut. Kasus yang
langka ini menimbulkan masalah diagnostik yang sulit. Kapanpun ditemukan daerah
resesi terbatas dan dari evaluasi menyeluruh tidak teridentifikasi faktor etiologi yang
pasti, harus dipertimbangkan kemungkinan pasien tersebut menderita penyakit
kebiasaan.
4. Impaksi makanan.
Impaksi makanan adalah salah satu faktor lokal yang lebih sering berperan dalam
memicu perkembangan penyakit periodontal inflamatif. Kontak terbuka, linger (ridge)
tepi yang tidak rata, letak gigi yang tidak teratur, serta kontur gigi dan tambalan yang
tidak sesuai dengan bentuk fisiologis, dapat menyebabkan impaksi makanan pada
gingival dan sulkus gingival. Beberapa peneliti meyakini bahwa impaksi makanan
merupakan faktor penting pada terjadinya resorpsi tulang vertikal. Belum dipahami
dengan jelas, apa yang menyebabkan kerusakan awal di daerah impaksi atau retensi
makanan. Diduga karena adanya desakan yang kuat dari makanan terhadap jaringan
gingival yang menyebabkan inflamasi akibat trauma fisik, selain menyobek perlekatan
epitel. Bagaimanapun juga, cedera awal kemungkinan besar terjadi karena penguraian
makanan dan iritasi kimiawi, atau karena impaksi dan retensi makanan memberikan
tempat bertumbuh atau berkembang biaknya bakteri yang mengawali proses penyakit.
-
7/29/2019 Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
8/9
Impaksi makanan dapat diartikan juga terdesaknya makanan secara paksa ke jaringan
periodonsium. Hubungan kontak proksimal yang utuh dan ketat mencegah terdesaknya
makanan secara paksa ke daerah interproksimal. Lokasi kontak proksimal yang optimal
dalam arah serviko oklusal adalah para diameter mesio distal terbesar dari gigi, dekat ke
krista marginal ridge. Tidak adanya kontak atau kontak proksimal yang tidak baik
menagkibatkan terjadinya impaksi makanan.
Kontur permukaan oklusal yang dibentuk oleh marginal ridge dan developmental groove
secara normal akan mendeflesikan makanan menjauhi ruang interproksimal. Apabila gigi
menjadi aus dan permukaan oklusalnya menjadi datar, maka efek mendesak dari
tonjol(cusp) gigi antagonis ke ruang interproksimal akan bertambah hebat dengan akibat
terjadinya impaksi makanan. Efek tonjol pendorong bisa timbul karena keausan gigi, atau
karena perubahan posisi gigi karena tidak digantinya gigi yang hilang.
Overbite anterior yang berlebihan merupakan salah satu penyebab umum impaksi
makanan di region anterior, dimana makanan akan terdesak ke gingival pada permukaan
vestibular gigi anterior mandibula atau permukaan oral gigi anterior maksila.
Hirschfeld mengemukakan beberapa faktor yang menjurus ke terjadinya impaksi
makanan yaitu:
1. Keausan permukaan oklusal yang tidak sama rata
2. Terbukanya titik kontak sebagai akibat hilangnya dukungan proksimal atau karena
estruksi
3. Abnormalitas morfologis congenital
4. Restorasi yang tidak baik konstruksinya
Ada juga impaksi makanan lateral dimana sumber tekanan yang mendesak makanan
adalah tekanan lateral dari pipi, lidah dan bibir. Impaksi lateral lebih mudah terjadi
apabila embrasure gingival menjadi besar karena kerusakan jaringan akibat penyakit
periodontal atau resesi. Dampak impaksi makanan akan menimbulkan penyakit gingival,
periodontal, dan memperhebat keparahan penyakit yang telah ada.
-
7/29/2019 Faktor Predisposisi Lokal Penyakit Periodontal
9/9
5. Cedera Kimiawi
Penggunaan tablet aspirin secara topikal dan tidak sesuai aturan, obat kumur yang keras
dan berbagai obat-obatan escharotic dapat menyebabkan ulserasi gingival. Selain itu,
akibat kecerobohan dokter gigi dalam menggunakan bahan pemutih gigi yang keras atau
garam-garam logam berat sperti perak nitrat, sehingga amengenai jaringan. Cedera ini
biasanya bersifat sementara, tetapi dapat berperan serta dalam proses desktruksi jaringan
periodontal.
6. Efek radiasi
Khususnya dijumpai pada penderita kanker rongga mulut atau disekitar kepala dan leher
yang mendapat perawatan dengan radiasi. Radiasi bisa menyebabkan pembentukan
eritema dan deskuamasi mukosa termasuk gingiva. Apabila radiasinya berlangsung lama
bisa menyebabkan atrofi epitel, jaringan ikat menjadi fibrous dengan pembuluh darah
yang berkurang jumlahnya. Pada tulang alveolar bisa terjadi degenerasi dan
berkurangnya osteoklas dan osteoblast. Akibat perubahan tersebut tulang menjadi tempat
masuknya infeksi dengan akibat terjadinya osteoradionekrosis. Radiasi juga
menyebabkan atrofi kelenjar saliva sehingga terjadi xerostomia dengan akibat perubahan
flora oral yang menjurus ke pembentukan karies