FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI...

83
i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 2-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH INDRIANA ANDI WOLIO P00312016073 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2017

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN

MASA NIFAS PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 2-12

BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAMBO

KOTA KENDARI TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan

Pendidikan Studi Diploma IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

INDRIANA ANDI WOLIO

P00312016073

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN

KENDARI

2017

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS

PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 2-12 BULAN DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI TAHUN 2017

Diajukan Oleh:

INDRIANA ANDI WOLIO P00312016073

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi di hadapan Tim

Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari Jurusan

Kebidanan.

Kendari, Desember 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Aisa, AM.Keb, S.Pd,M.Pd Nasrawati L, S.Si.T, MPH Nip. 196810311992032001 Nip. 197405281992122001

Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

Sultina Sarita, SKM, M.Kes Nip. 196806021992032003

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

iii

HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS

PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 2-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAMBO

KOTA KENDARI TAHUN 2017

Disusun dan diajukan Oleh:

INDRIANA ANDI WOLIO NIM. P00312016073

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Prodi D-IV yang

dilaksanakan tanggal 28 Desember 2017

Tim Penguji :

1. Dr. Nurmiaty, S.Si.T,MPH ( )

2. Halijah, SKM, M.Kes ( )

3. Siti Aisa, AM.Keb, S.Pd,M.Pd ( )

4. Nasrawati L, S.Si.T, MPH ( )

Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

Sultina Sarita, SKM, M.Kes Nip. 196806021992032003

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS PENULIS

1. Nama : Indriana Andi Wolio

2. Nim : P00312016073

3. Tempat/Tanggal lahir : Bau-Bau,04 Oktober 1994

4. Jenis kelamin : perempuan

5. Agama : Islam

6. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia

7. Alamat : Kel. Mabulugo,Kec. Kapontori

Kab. Buton

2. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 2 Barangka Buton, tamat tahun 2006

2. SMP Negeri 2 Kapontori Buton, tamat tahun 2009

3. SMA Negeri 1 Kapontori Buton, tamat tahun 2012

4. D-III Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar, tamat

tahun 2015

5. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-IV Kebidanan 2016

sampai sekarang

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kunjungan Masa Nifas pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia

2-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang

membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala

kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih

sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Siti Aisa, AM.Keb, S.Pd, M.Pd

selaku Pembimbing I dan Ibu Nasrawati L, S.Si.T, M.Kes selaku

Pembimbing II yang telah banyak membimbing sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kendari.

3. Bapak Delisan, SKM selaku Kepala Puskesmas Nambo Kota Kendari.

4. Ibu Nurmiaty, S.Si.T, MPH selaku penguji 1, Ibu Halijah, SKM, M.Kes

selaku penguji 2.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

vi

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu

pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan

arahan dan bimbingan.

6. Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,

pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas

selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan

pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.

Kendari, Desember 2017

Penulis

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... I

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ Ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. Iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ Iv

KATA PENGANTAR............................................................................ V

DAFTAR ISI.........................................................................................

DAFTAR GAMBAR..............................................................................

DAFTAR TABEL..................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

Vii

Ix

X

Xi

ABSTRAK ........................................................................................... Xii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.......................................................... 3

C. Tujuan Penelitian................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian.............................................................. 5

E. Keaslian Penelitian............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 7

A. Telaah Pustaka.................................................................. 7

B. Landasan Teori.................................................................. 29

C. Kerangka Teori................................................................... 31

D. Kerangka Konsep............................................................... 32

E. Hipotesis Penelitian............................................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 34

A. Jenis Penelitian.................................................................. 34

B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................ 34

C. Populasi dan Sampel Penelitian......................................... 35

D. Variabel Penelitian............................................................. 35

E. Definisi Operasional........................................................... 36

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

viii

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian.................................... 37

G. Instrumen Penelitian.......................................................... 37

H. Alur Penelitian.................................................................... 38

I. Pengolahan dan Analisis Data........................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 41

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................. 41

B. Hasil Penelitian...................................................................

C. Pembahasan .....................................................................

43

50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 59

A. Kesimpulan........................................................................ 59

B. Saran ................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 61

LAMPIRAN

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori................................................................... 31

Gambar 2. Kerangka Konsep............................................................... 32

Gambar 3. Skema Rancangan Penelitian............................................ 34

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Pegawai/ Pegawai Tata Usaha Di Puskesmas Nambo................

43

Tabel 2. Distribusi Kunjungan Masa Nifas pada Ibu Yang Memiliki Bayi Usia 2-

12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017......................................

44

Tabel 3. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 2-12

Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017..................................................

45

Tabel 4. Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 2-12 Bulan DiWilayah

Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017...............................

45

Tabel 5. Distribusi Jarak Tempat Tinggal Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 2-12

Bulan Ke Tempat Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun

2017...................................................................................

46

Tabel 6. Hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas pada ibu

yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun

2017...................................................................................

47

Tabel 7. Hubungan paritas dengan kunjungan Masa Nifas Pada ibu yang

memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo

Kota Kendari Tahun 2017..................

48

Tabel 8. Hubungan jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan

dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017..................

49

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden

Lampiran 2 : Kuisoner

Lampiran 3 : Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 4 : Hasil perhitungan Uji Chi Square

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

xii

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 2-12 BULAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI TAHUN 2017

Indriana Andi Wolio1Siti Aisa2Nasrawati2

Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil), dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017.

Desain penelitian yang digunakan ialah analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu bayi usia 2-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Nambo yang berjumlah 36 orang. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner mengenai kunjungan masa nifas, tingkat pendidikan, paritas dan jarak ke pelayanan kesehatan. Data dianalisis dengan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan 95% (p=0.05).

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017 (X2=12,378, p=0,002). Ada hubungan paritas dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017 (X2=8,017; p=0,005). Ada hubungan jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan dengan dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017 (X2=5,166; p=0,023).

Kata kunci : kunjungan masa nifas

1. Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari 2. Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan semula (sebelum hamil) ,dan berlangsung selama kira-kira 6

minggu (Ari,2015). Masa ini merupakan masa yang cukup penting selain

masa kehamilan dan persalinan bagi ibu nifas karena bila tidak dilakukan

pemantauan, ibu nifas dapat mengalami berbagai masalah seperti sepsis

puerperalis, infeksi dan perdarahan (Saifuddin, 2012).

Infeksi nifas merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua

setelah perdarahan selama masa nifas, sehingga diperlukan adanya

pemantauan selama masa nifas. Adanya permasalahan pada masa nifas

akan berimbas pada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya,karena bayi

tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Akibatnya,

angka kesakitan dan kematian bayi pun akan meningkat (Saleha, 2014).

Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60%

kematian ibu di Indonesia terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari

kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah

persalinan,diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas.

Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak 4,830,609 jiwa dan

cakupan kunjungan nifas sebesar 90% (Kemenkes RI, 2015).

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

2

Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Propinsi Sulawesi Tenggara

mengalami penurunan dan belum mencapai target nasional sebesar 90%.

Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Propinsi Sulawesi Tenggara pada

tahun 2014 yakni sebesar 87,83%, menurun menjadi 84,93% pada tahun

2015. Cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) di Kota Kendari tahun 2015

sudah mencapai target nasional sebesar 90,7% (Dinkes Sultra. 2016).

Namun, di salah satu puskesmas di Kota Kendari yaitu Puskesmas

Nambo cakupan kunjungan nifas sebesar 80,7% (Puskesmas Nambo,

2016).

Kunjungan masa nifas sangat dianjurkan pada ibu nifas untuk

mengetahui kondisi kesehatannya. Kunjungan masa nifas merupakan

kunjungan yang dilakukan ibu nifas ke tenaga kesehatan selama

masa nifas yaitu dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika

alat–alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas

berlangsung selam kira–kira 6 minggu (Bayhatun 2015).

Program dan kebijakan teknis pada masa nifas, terdapat sekurang-

kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan yaitu pada enam

jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai

dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan

hari ke-42 pasca (Kemenkes RI, 2015). Tujuan pemeriksaan masa nifas

antara lain untuk memantau kemajuan kesehatan ibu dapat dipastikan

keadaannya, untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik

dan mental ibu.

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

3

Apabila ibu nifas tidak memeriksakan diri secara rutin maka

dikhawatirkan akan terjadi perdarahan atau mungkin bisa terjadi infeksi,

dimana kedua hal tersebut merupakan penyebab kematian ibu terbesar

yang sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan

postpartum (Taufik, 2015). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kunjungan masa nifas yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap,

pendidikan, paritas, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai), faktor pendukung

(ketersediaan dan jarak fasilitas kesehatan), faktor pendorong (sikap dan

perilaku petugas kesehatan) (Notoatmodjo, 2012).

Hasil studi awal di Puskesmas Nambo diperoleh data cakupan

kunjungan ibu nifas pada tahun 2015 sebesar 80,7% menurun menjadi

76,9% pada tahun 2016. Dampak negatif bila ibu nifas tidak melakukan

kunjungan masa nifas adalah terjadinya masalah-masalah seperti infeksi,

sepsis hingga berujung pada kematian ibu. pada tahun 2016 di Puskesmas

Nambo terdapat 1 kasus infeksi nifas dan 3 kasus mastitis (Puskesmas

Nambo, 2017). Berdasarkan latar belakang tersebut sehingga penulis

tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan

masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017 .

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian

yaitu faktor apa saja yang berhubungan dengan kunjungan masa nifas

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

4

pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan

masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kunjungan masa nifas pada ibu nifas yang memiliki

bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota

Kendari Tahun 2017

b. Mengetahui tingkat pendidikan ibu nifas yang mempunyai bayi

usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota

Kendari Tahun 2017.

c. Mengetahui paritas ibu nifas yang mempunyai bayi usia 2-12

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017.

d. Mengetahui jarak tempat tinggal ibu nifas yang mempunyai bayi

usia 2-12 bulan ke tempat pelayanan kesehatan di Wilayah

Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017.

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

5

e. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan

masa nifas pada ibu nifas yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di

Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017.

f. Menganalisis hubungan paritas dengan kunjungan masa nifas

pada ibu nifas yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017.

g. Menganalisis hubungan jarak tempat tinggal ke tempat

pelayanan kesehatan dengan kunjungan masa nifas pada ibu

nifas yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Ibu Nifas

Untuk menambah wawasan ibu nifas tentang manfaat kunjungan

selama masa nifas.

2. Manfaat Bagi Puskesmas

Untuk dapat meningkatkan peran petugas dalam memberikan

asuhan kebidanan pada ibu nifas tentang kunjungan masa nifas.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian Komariya (2015) yang berjudul hubungan pengetahuan,

sikap dan perilaku ibu nifas dengan kunjungan pemeriksaan nifas di

Wilayah Kerja Puskesmas Sukorame tahun 2015”. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian Komariya adalah pada variabel

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

6

bebas penelitian. Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat

pendidikan, paritas, jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan

kesehatan, sedangkan pada penelitian Komariya adalah

pengetahuan dan sikap ibu dalam kunjungan masa nifas.

2. Penelitian Muflikhatul (2015) yang berjudul hubungan pengetahuan

ibu nifas dengan kepatuhan kunjungan masa nifas di BPM Ny.

Subiyanah, SST Desa Parengan Kecamatan Maduran Kabupaten

Lamongan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Muflikhatul

adalah pada variabel bebas penelitian. Variabel bebas pada

penelitian ini adalah tingkat pendidikan, paritas, jarak tempat tinggal

ke tempat pelayanan kesehatan, sedangkan pada penelitian

Muflikhatul adalah pengetahuan dan sikap ibu dalam kunjungan

masa nifas.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kunjungan Masa Nifas Pada Ibu Nifas (Post Partum)

a. Pengertian Masa Nifas (Puerperium)

Menurut Rukiyah (2014) bahwa masa nifas (puerperium)

adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung kira-kira enam minggu. Puerperium adalah masa dari

kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode

intrapartum) hingga kembalinya reproduksi wanita pada kondisi

tidak hamil (Varney, 2014).

Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura.

Batasan waktu nifas yang paling singkat tidak ada batas waktunya,

bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah

keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. Jadi

masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-

alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal

masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati,

2014).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Rukiyah (2014) selama bidan memberikan asuhan

sebaiknya bidan mengetahui apa tujuan dari pemberian asuhan

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

8

pada ibu nifas. Tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama masa

nifas antara lain

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun

psikologis dimana dalam asuhan pada masa ini peranan

keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan

psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh)

dimana bidan harus melakukan manajemen asuhan

kebidanan pada ibu nifas secara sistematis yaitu mulai

pengkajian data subjektif, objektif maupun penunjang.

3) Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan

harus menganalisa data tersebut sehingga tujuan asuhan masa

nifas ini dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan

bayi.

4) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka

bidan dapat langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga

tujuan diatas dapat dilaksanakan.

5) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi

sehat.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

9

c. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas

Menurut Rukiyah (2014) setelah proses persalinan selesai

bukan berarti tugas dan tanggung jawab seorang bidan terhenti,

karena asuhan kepada ibu harus dilakukan secara komprehensif

dan terus menerus, artinya selama masa kurun reproduksi

seorang wanita harus mendapatkan asuhan yang berkualitas dan

standar, salah satu asuhan berkesinambungan adalah asuhan ibu

selama masa nifas, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab

antara lain:

1) Bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa

saat untuk memastikan keduanya dalam kondisi yang stabil.

2) Periksa fundus tiap 15 menit pada jam pertama, 20-30 menit

pada jam kedua, jika kontraksi tidak kuat. Massase Uterus

sampai keras karena otot akan menjepit pembuluh darah

sehingga menghentikan perdarahan.

3) Periksa tekanan darah, kandung kemih, nadi, perdarahan

tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam

kedua.

4) Anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, bersihkan

perineum, dan kenakan pakaian bersih, biarkan ibu istirahat,

beri posisi yang nyaman, dukung program bounding

attachman dan ASIeksklusif ,ajarkan ibu dan keluarga untuk

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

10

memeriksa fundus dan perdarahan, berikonseling tentang

gizi, perawatan payudara, kebersihan diri.

5) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama

masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi

ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.

6) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta

keluarga.

7) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan

meningkatkan rasa nyaman.

8) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang

berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan

administrasi.

9) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

10) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai

cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,

menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan

yang aman.

11) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan

data, menetapkan diagnose dan rencana tindakan serta

melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,

mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan

bayi selama periode nifas.

12) Memberikan asuhan secara professional.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

11

c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1) Perubahan Sistem Reproduksi

Menurut Mitayani (2014) perubahan-perubahan yang terjadi

antara lain sebagai berikut:

a) Uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu

proses dimana uterus kembali kekondisi sebelum hamil.

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:

1) Iskemia Miometrium : hal ini disebabkan oleh

kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus

setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat

uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat

otot atrofi.

2) Atrofi jaringan : atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi

penghentian hormon esterogen saat pelepasan

plasenta.

3) Autolysis : merupakan proses penghancuran diri

sendiri yang terjadidi dalam otot uterus. Enzim

proteolitikakan memendekkan jaringan otot yang telah

mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang

sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum

hamil yang terjadi selama kehamilan. Hal ini

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

12

disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan

progesteron.

4) Efek Oksitosin: oksitosin menyebabkan terjadinya

kontraksi dan retraksi otot uterus sehingga akan

menekan pembuluh darah yang mengakibatkan

berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini

membantu untuk mengurangi situs atau tempat

implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.

b) Lokhia

Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang

mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua

yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.

Percampuran antara darah dan desidua inilah yang

dinamakan lokhia. Lokhia adalah ekskresi cairan rahim

selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa atau alkalis

yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari

pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokhia

mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak

terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada

setiap wanita. Lokhia mengalami perubahan karena proses

involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokhia

rubra, sanguilenta, serosa dan alba.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

13

Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita

postpartum dalam posisi berbaring dari pada berdiri. Hal

ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian

atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian

akan mengalir keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata

pengeluaran lokia sekitar 240 hingga 270ml.

c) Vagina dan perineum

Selama proses persalinan vulva dan vagina

mengalami penekanan serta peregangan. Rugae timbul

kembali pada minggu ketiga. Ukuran vagina akan selalu

lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan

pertama. Perubahan pada perineum pasca melahirkan

terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan

jalan lahir dapat terjadi secara spontan atau pun dilakukan

episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian,

latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut

dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu.

Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan

latihan harian.

2). Perubahan sistem pencernaan

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh

beberapa hal, di antaranya tingginya kadar progesteron yang

dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

14

kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.

Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun.

Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk

kembali normal (Wheeler, 2013). Beberapa hal yang berkaitan

dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain :

a) Nafsu Makan

Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga

diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan

nafsu makan diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus

kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun

setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami

penurunan selama satu atau dua hari.

b) Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus

cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi

lahir. Kelebihan algesia dan anastesia bisa memperlambat

pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

c) Pengosongan Usus

Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini

disebabkan tonus otot usus menurun selama proses

persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum

persalinan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid atau pun

laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

15

membutuhkan waktu untuk kembali normal. Beberapa cara

agar ibu dapat buang air besar kembali teratur,antara lain:

1) Pemberian diet atau makanan yangmengandung serat.

2) Pemberian cairan yang cukup.

3) Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.

4) Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.

Bila usaha diatas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian

huknah atau obat yang lain.

3). Perubahan Tanda-Tanda Vital

a) Suhu badan : setelah melahirkan, suhu tubuh dapat naik

kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal,

setelah dua jam pertama melahirkan suhu badan akan

kembali normal.

b) Nadi dan pernafasan : nadi berkisar antara 60-80 denyutan

per menit setelah melahirkan, dan dapat terjadi bradikardia.

Bila terdapat takikardia dan suhu tubuh tidak panas, mungkin

ada perdarahan berlebihan pada penderita, sedangkan

pernafasan akan sedikit lebih meningkat setelah melahirkan

kemudian kembali seperti keadaan seperti semula.

c) Tekanan darah : setelah melahirkan pada kasus normal,

tekanan darah biasanya tidak berubah. Bila terjadi

hipertensi post partum akan menghilang dengan sendirinya

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

16

bila tidak ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya

dalam setengah bulan tanpa pengobatan.

d. Kebijakan Program Nasional Nifas

Seorang bidan pada saat memberikan asuhan kepada ibu

dalam masa nifas, ada beberapa hal yang harus dilakukan, akan

tetapi pemberian asuhan kebidanan pada ibu masa nifas

tergantung dari kondisi ibu sesuai dengan tahapan

perkembangannya antara lain (Saleha, 2015).

1) Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan) : mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri; mendeteksi dan

merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan

berlanjut; memberikan konseling pada ibu atau salah satu

anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa

nifas karena atonia uteri; pemberian ASI awal; melakukan

hubungan antara ibu dan bayi baru lahir; menjaga bayi tetap

sehat dengan cara mencegah hipotermia; jika petugas

kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu

dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran,

atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Menurut

Varney (2014), selama puerperium awal bidan sebaiknya

menemui wanita sedikitnya satu hari sekali. Setiap

kunjungan meliputi aspek sebagai berikut:

a) Tinjauan Catatan Klien

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

17

Sebelum bidan memulai kunjungan, bidan meninjau

setiap bagian perawatan kelahiran dan antepartum yang

belum diketahuinya sehingga dapat memiliki

pengetahuan ketika berbicara dengan ibu baru tersebut.

Hal ini meliputi kewaspadaan terhadap adanya

komplikasi pada status kesehatan bayi baru lahir.

Peninjauan catatan sejak kelahiran juga membantu

bidan mengetahui catatan tanda-tanda vital ibu, hasil

laboratorium, penggunaan obat-obatan, dan setiap

komentar dari perawat. Catatan perkembangan dan

program sebelumnya juga ditinjau. Waktu yang sudah

berlalu sejak kelahiran, dalam jam atau hari, dipastikan

untuk mengidentifikasi temuan fisik yang diharapkan.

b) Riwayat

Saat bidan memulai kunjungannya, topic

pertamanya adalah kelahiran. Saat wanita membagi

pengalamannya, memberi informasi yang dapat

divalidasi atau diperbaiki, dan memberi petunjuk topic

mana yang merupakan masalah besar baginya.

Informasi tambah anda pat ditanyakan untuk mengkaji

pemulihan fisik dan kemajuan ibu dalam belajar menjadi

orang tua bagi anaknya yang baru lahir.

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

18

c) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan selama periode pasca partum awal meliputi

sebagai berikut:

1) Pengkajian tanda - tanda vital termasuk

kecenderungan selama periode setelah kelahiran.

2) Pemeriksaan payudara termasuk menunjukkan

adanya kolostrum dan penatalaksanaan puting susu

pada wanita menyusui.

3) Auskultasi jantung dan paru-paru, sesuai indikasi

keluhan ibu, atau perubahan nyata pada

penampilan atau tanda-tanda vital.

4) Evaluasi bagian perut ibu terhadap involusio uterus

dan kandung kemih.

5) Evaluasi nyeri tekan sudut costo-vertebral angle

(CVA) jika di indikasikan oleh keluhan maternal

atau tanda-tanda klinis.

6) Pengkajian perineum terhadap memar, edema,

hematoma dan penyembuhan setiap jahitan.

7) Pemeriksaan tipe, kuantitas dan bau lokhia

8) Pemeriksaan anus terhadap adanya haemoroid

9) Pemeriksaan ekstremitas terhadap adanya edema,

nyeri tekan atau panas pada betis dan refleks.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

19

2). Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan) : memastikan

involusi outerus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal;

memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan

istirahat; memastikan ibumenyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit; memberikan konseling

pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi

tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3). Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan) : di sesuaikan

berdasarkan perubahan fisik, fisiologis, dan psikologis yang

diharapkan dalam dua minggu pasca partum. Perhatian

khusus harus diberikan pada seberapa baik wanita mengatasi

perubahan ini dan tanggung jawabnya yang baru sebagai

orangtua. Pada saat ini juga adalah kesempatan terbaik untuk

meninjau pilihan kontrasepsi yang ada. Banyak pasangan

memilih memulai hubungan seksual segera setelah lokhia ibu

menghilang.

4). Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan) : menanyakan

pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau bayi alami;

memberikan konseling untuk keluarga berencana secara dini,

imunisasi, senam nifas, dan tanda - tanda bahaya yang

dialami oleh ibu dan bayi. Meskipun puerperium berakhir

sekitar enam minggu, yang menunjukkan lamanya waktu

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

20

yang di gunakan saluran reproduksi wanita untuk kembali ke

kondisi pada saat tidak hamil. Pemeriksaan yang dilakukan

pada kunjungan ini sering kali terdiri dari pemeriksaan riwayat

lengkap, fisik, dan panggul. Selain itu, kunjungan meliputi

penapisan adanya kontra indikasi terhadap setiap metode

keluarga berencana. Selain pengkajian yang dibahas diatas

untuk penggunaan panggilan telepon atau kunjungan dua

minggu, riwayat tambahan lain meliputi sebagai berikut:

1) Permulaan hubungan seksual dan waktu penggunaan

kontrasepsi

2) Metode keluarga berencana yang di inginkan

3) Adanya gejala demam, kedinginan, pilek dan flu

4) Payudara apakah ada masalah pada puting susu,

perawatan payudara, atau gejala mastitis.

5) Fungsi perkemihan

6) Perubahan lokhia

7) Kramatau nyeritungkai

e. Program Tindak Lanjut Asuhan Masa Nifas diRumah

Suatu kunjungan rumah akan mendapat lebih banyak

kemajuan apabila direncanakan dan diorganisasikan dengan

baik. Bidan perlu meninjau kembali catatan kesehatan ibu,

rencana pengajaran dan catatan lain yang bisa digunakan sebagai

dasar wawancara dan pemeriksaan serta pemberian perawatan

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

21

lanjutan yang diberikan. Setelah kunjungan tersebut

direncanakan, bidan harus mempersiapkan semua peralatan yang

diperlukan, materi instruksi dan keterangan yang dapat di berikan

kepada keluarga yang akan dikunjungi (Saleha, 2015).

Setelah melahirkan ibu memasuki masa nifas dimana

sebelum pulang dari tempat bidan, ibu harus diberikan beberapa

petunjuk untuk melakukan perawatan baik terhadap dirinya

maupun terhadap bayinya, hal ini dapat dilakukan ibu dan dibantu

oleh suami, maupun keluarganya agar ibu dapat mempelajari

semua yang harus dilakukan maka ibu diberikan buku pegangan

agar jika ibu lupa melakukannya ibu dapat melihat ulang apa yang

harus dilakukan (Saleha, 2015).

Kunjungan rumah postpartum memiliki keuntungan yang

sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi

dengan anggota keluarga didalam lingkungan yang alami dan

aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada

dirumah, demikian pula keamanan dirumah dan lingkungan

sekitar. Kedua data tersebut bermanfaat untuk merencanakan

pengajaran atau konseling kesehatan. Kunjungan rumah lebih

mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian fisik dan

psikologis yang rumit (Saleha,2015). Menurut Saleha (2015)

selain keuntungan, kunjungan rumah postpartum juga memiliki

keterbatasan yang masih sering dijumpai, yaitu sebagai berikut:

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

22

a. Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya

jauh.

b. Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan

kebidanan.

c. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien

didaerah tertentu.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Masa Nifas

Faktor-faktor yang membentuk perilaku untuk intervensi dalam

pendidikan kesehatan adalah salah satunya dijelaskan dalam Teori

Lawrence Green. Teori Lawrence Green merupakan salah satu teori

modifikasi perubahan perilaku yang dapat digunakan dalam

mendiagnosis masalah kesehatan atau pun sebagai alat untuk

merencanakan kegiatan kesehatan. Teori ini sering menjadi acuan

dalam penelitian – penelitian kesehatan masyarakat. Isi Teori Lawrence

Greendalam Priyoto (2014) menyebutkan bahwa perilaku kesehatan

seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Faktor predisposisi merupakan faktor yang menjadi dasar

atau motivasi bagi perilaku. Dapat dikatakan faktor predisposisi ini

sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok

kedalam suatu pengalaman belajar. Preferensi ini dapat

mendukung atau menghambat perilaku sehat, dan dalam setiap

kasus faktor ini selalu memiliki pengaruh. Predisposing factor ini

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

23

mencakup pengetahuan dan sikap terhadap kesehatan, tradisi dan

kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,

pekerjaan, sosial, dan ekonomi.

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga (Notoatmodjo,2012). Pengetahuan ibu tentang masa

nifas merupakan salah satu faktor yang penting dalam

kesuksesan proses menyusui. Hasil penelitian yang dilakukan

Ibrahim (2012) menyebutkan bahwa ibu yang berpengetahuan

baik 1,9 kali berpeluang untuk melakukan kunjungan nifas

dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan kurang.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin ibu melakukan

kunjungan nifas.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan dan akses ibu terhadap media masa

juga mempengaruhi pengambilan keputusan, dimana semakin

tinggi pendidikan semakin besar peluang untuk memberikan

kolostrum kepada bayinya. Tingkat pendidikan formal yang

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

24

tinggi memang dapat membentuk nilai-nilai progresif pada diri

seseorang, terutama dalam menerima hal-hal baru, termasuk

pentingnya pemberian kolostrum. Tingkat pendidikan inilah yang

membantu seorang ibu untuk lebih mudah menangkap dan

memahami suatu informasi, sehingga lebih mudah mengadopsi

pengetahuan baru khususnya mengenai pentingnya kunjungan

masa nifas (Ibrahim,2012). Dalam penelitian yang dilakukan

Asmijati (2015) menunjukkan bahwa rendahnya pendidikan dan

kurangnya informasi dapat berpengaruh terhadap kegagalan

kunjungan masa nifas.

c. Sikap

Selain pengaruh pengetahuan, pendidikan dan motivasi

ibu, faktor lain yang dapat berpengaruh adalah sikap ibu

terhadap pemberian kolostrum. Menurut Notoatmodjo (2012),

sikap merupakan reaksi ataurespon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap

tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Penelitian yang

dilakukan oleh Permana (2016), menunjukan hasil bahwa faktor

kognitif atau keyakinan adalah faktor yang paling berpengaruh

terhadap perilaku ibu dalam kunjungan nifas yaitu sebesar

75,63%. Sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.

Terwujudnya sikap agar menjadi tindakan nyata diperlukan faktor

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

25

dukungan dari pihak - pihak tertentu, seperti petugas kesehatan

dan orang-orang terdekat ibu. Menurut Alport (dalam

Notoatmodjo, 2012), sikap terdiri dari tiga komponen yaitu

kepercayaan (keyakinan), kehidupan emosional atau evaluasi

emosional terhadap suatu objek dan kecenderungan untuk

bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama

membentuk sikap yang utuh, dimana pengetahuan, berpikir,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

d. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita.

Ibu hamil dan suami yang telah memiliki anak sebelumnya

cenderung memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih

dibandingkan dengan yang baru pertama kali memiliki anak

(Asmijati,2014). Penelitian yang dilakukan Asmijati (2014) dan

Frinsevae (2015) menyebutkan bahwa paritas mempunyai

hubungan yang signifikan dengan kunjungan nifas. Menurut

Saifuddin (2012), paritas dapat dibedakan menjadi nullipara

(wanitayang belum pernah melahirkan anak hidup), primipara

(wanitayang telah melahirkan satu anak), multipara (wanita yang

telah melahirkan anak kedua sampai keempat), grandemultipara

(wanita yang telah melahirkan anak lebih dari empat).

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

26

e. Kondisi kesehatan ibu dan bayi

Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi

kunjungan nifas.

f. Kepercayaan

Menurut Notoatmodjo (2012), kepercayaan adalah

komponen kognitif dari faktor sosio-psikologis. Kepercayaan ini

dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan. Hal ini

dimaksudkan bahwa orang percaya kepada sesuatu karena ia

mempunyai pengetahuan tentang itu. Keyakinan sering diperoleh

dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima

kepecayaan itu berdasarkan keyakinandan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan yang diyakini

masyarakat dapat juga berupa kebiasaan yang ada

dimasyarakat yang merupakan pelaziman dari waktu kewaktu.

Kebiasaan ini sering dikaitkan dengan adat dimasyarakat yang

turun temurun karena kebiasaan pada umumnya sudah melekat

pada diri seseorang termasuk kebiasaan yang kurang

menguntungkan bagi kesehatan. Kepercayaan yang dimaksud

dalam hal ini adalah dengan menganggap bahwa kolostrum

merupakan air susu yang kotor yang pertama kali keluar.

2. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)

Faktor pemungkin merupakan faktor estenden yang

memungkinkan suatu atau motivasi dapat terlaksana, termasuk

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

27

didalamnya keterampilan dan sumber daya pribadi di samping

sumber daya masyarakat. Enabling Factor mencakup

ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi

masyarakat untuk melakukan perilaku kesehatan. Faktor

pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan sumber daya,

biaya, jarak, ketersediaan transportasi, jam buka atau jam

pelayanan, dan sebagainya. Dalam hal ini fasilitas klinik

merupakan salah satu faktor pemungkin.

3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah

tindakan kesehatan, memperoleh dukungan atau tidak. Faktor

penguat merupakan faktor penyerta (yang datang sesudah)

perilaku dan berperan bagi menetap atau melenyapnya perilaku

itu. Yang termasuk dalam faktor ini adalah penghargaan atau

dukungan dari keluarga, teman, petugas kesehatan, tokoh

masyarakat, dan pengambil keputusan.

a. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga ini pada prinsipnya merupakan

suatu kegiatan yang bersifat fisik, emosional maupun

psikologis yang diberikan kepada ibu yang baru saja

melahirkan bayinya.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

28

b. Dukungan Petugas Kesehatan

Sebagai seseorang yang dipercaya ibu-ibu dalam

mengatasi masalah bayi, petugas kesehatan hendaknya

memberikan nasihat kepada seorang ibu pemulaan

menyusui agar dapat menumbuhkan kepercayaan diri ibu

untuk menyusui bayinya sesegera mungkin.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

29

B. Landasan Teori

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira enam minggu. Puerperium adalah

masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode

intrapartum) hingga kembalinya reproduksi wanita pada kondisi tidak

hamil (Varney, 2014). Wanita yang melalui periode puerperium disebut

puerpura.

Batasan waktu nifas yang paling singkat tidak ada batas

waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah

keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas

adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih

seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung

selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2014).

Tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama masa nifas antara

lain 1) menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun

psikologis dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat

penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan

ibu dan bayi selalu terjaga. 2) Melaksanakan skrining yang komprehensif

(menyeluruh) dimana bidan harus melakukan manajemen asuhan

kebidanan pada ibu nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajiandata

subjektif, objektif maupun penunjang. 3) Setelah bidan melaksanakan

pengkajian data maka bidan harus menganalisa data tersebut sehingga

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

30

tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada

ibu dan bayi. 4) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat

langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat

dilaksanakan. 5) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian

imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kunjungan masa

nifas yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, pendidikan, paritas,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai), faktor pendukung (ketersediaan dan

jarak fasilitas kesehatan), faktor pendorong (sikap dan perilaku petugas

kesehatan) (Notoatmodjo, 2012).

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

31

C. Kerangka Teori

Faktor Pendukung 1. Ketersediaan dan

jarak fasilitas atau sarana kesehatan

kunjungan masa nifas

pada ibu yang memiliki

bayi usia 2-12 bulan

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian dimodifikasi dari teori Green dalam

Notoatmodjo (2012); Varney (2014); Priyoto (2014)

Faktor Predisposisi 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tingkat Pendidikan 4. Paritas 5. Kepercayaan 6. Keyakinan 7. Nilai-nilai

Faktor Pendorong 1. Sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

32

D. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Variabel terikat (dependent) : kunjungan masa nifas pada ibu yang

memiliki bayi usia 2-12 bulan

Variabel bebas (Independent) : tingkat pendidikan, paritas, jarak tempat ke

fasilitas kesehatan

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas

pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari.

2. Ada hubungan paritas dengan kunjungan masa nifas pada ibu

yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari.

3. Ada hubungan jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan

kesehatan dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki

Tingkat Pendidikan

kunjungan masa nifas

pada ibu yang

memiliki bayi usia 2-

12 bulan

Paritas

Jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan

kesehatan

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

33

bayi usia 2-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota

Kendari.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

34

BAB III

METODE PENELITIAN

F. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah observasional. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kunjungan masa nifas

pada ibu nifas yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Puskesmas Nambo.

Rancangan penelitian menggunakan cross sectional (belah lintang)

karena data penelitian (variable independen dan variable dependen) di

lakukan pengukuran pada waktu yang sama/sesaat (Notoatmodjo,2012).

Gambar 3. Skema Rancangan Cross Sectional

G. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Nambo

pada bulan Oktober tahun 2017.

H. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas 6 minggu di

wilayah kerja Puskesmas Nambo yang melahirkan di Puskesmas

Nambo yang berjumlah 36 ibu nifas.

Ibu nifas bayi usia 2-12 bulan

Paritas

a. Primipara b. Multipara c. Grande Multipara

Kunjungan masa nifas a. patuh b. Tidak patuh

Tingkat pendidikan

a. Dasar b. Menengah c. Tinggi

Jarak tempat tinggal ke pelayanan kesehatan

a. Dekat b. Jauh

Kunjungan masa nifas a. patuh b. Tidak patuh

Kunjungan masa nifas a. patuh b. Tidak patuh

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

35

2. Sampel dalam penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 2-

12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Nambo pada bulan Oktober

2017. Pengambilan sampel menggunakan tehnik total populasi

yaitu semua ibu yang mempunyai bayi usia 2-12 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Nambo pada bulan Agustus 2017 dijadikan

sebagai sampel penelitian. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi

sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

1) Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani

lembar persetujuan.

2) Ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Nambo

b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

1) Ibu nifas yang memiliki penyakit berat dan infeksi.

I. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu kunjungan masa nifas pada ibu

yang memiliki bayi usia 2-12 bulan.

2. Variabel bebas (independent) yaitu tingkat pendidikan, paritas,

jarak ke pelayanan kesehatan.

J. Definisi Operasional

1. Kunjungan masa nifas adalah kunjungan yang di lakukan oleh ibu

nifas ke pelayanan kesehatan minimal 4 kali selama masa nifas.

Skala ukur adalah nominal.

Kriteria objektif

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

36

a. Tidak patuh : bila kunjungan <4x selama masa nifas

b. Patuh : bila kunjungan ≥4x selama masa nifas

(Kemenkes RI, 2015)

2. Paritas adalah jumlah anak yang dimiliki oleh ibu nifas. Skala ukur

adalah ordinal.

Kriteria objektif

a. Primipara : paritas 1

b. Multipara : paritas 2-4

c. Grande multipara : paritas ≥5

(Saifuddin, 2012)

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang

ditamatkan oleh ibu balita. Skala ukur adalah ordinal.

Kriteria objektif

a. Pendidikan dasar : SD, SMP

b. Pendidikan menengah : SMA sederajat

c. Pendidikan tinggi : Dipolama, S1, S2, S3

(Diknas, 2003)

4. Jarak ke pelayanan kesehatan adalah adalah jarak antara tempat

tinggal responden dengan tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Skala ukur adalah ordinal.

Kriteria objektif

a. Dekat : Bila jarak pelayanan kesehatan <3 km atau tersedia

transportasi.

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

37

b. Jauh : Bila jarak pelayanan kesehatan ≥3 km dari

jangkauan masyarakat .

(Kemenkes RI, 2015)

K. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data primer. Data primer diperoleh dari

kuesioner mengenai kunjungan masa nifas, tingkat pendidikan,

paritas, jarak ke pelayanan kesehatan.

L. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner mengenai kunjungan masa nifas, tingkat pendidikan,

pekerjaan, jarak kepelayanan kesehatan.

M. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 5 : Alur penelitian

Populasi

Ibu yang mempunyai bayi 2-12 bulan

Sampel

Ibu yang mempunyai bayi 2-12 bulan

Pengumpulan data

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

38

N. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan

langkah - langkah sebagai berikut

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang

telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk

tabel distribusi.

b. Analisis data

1. Univariat

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan

uraikan dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

f : variabel yang diteliti

Kxn

fX

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

39

n : jumlah sampel penelitian

K: konstanta (100%)

X : Persentase hasil yang dicapai

2. Bivariat

Analisis bivariat menganalisis hubungan variabel bebas

(pengetahuan) dengan variabel terikat (tindakan personal

hygiene). Uji statistik yang digunakan adalah chi-square pada

tingkat kemaknaan p=0.05, untuk melihat besarnya risiko

terjadinya efek (outcome) dengan confidence interval (CI) 95%.

Uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan rumus:

( )

Keterangan:

X2= Chi-Square

O = Nilai Observasi

∑ = Jumlah Data

E = Nilai yang diharapkan

Jika nilai p≤0,05 berarti ada hubungan antara variabel bebas

dan terikat dan jika p≥0,05 berarti tidak ada hubungan antara

variabel bebas dan terikat.

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Demografi dan Wilayah Kerja

Puskesmas nambo merupakan puskesmas induk terletak di

atas lahan seluas 16.171 mᶾ, didirikan pada bulan juni 2010.

Puskesmas ini merupakan pemekaran dari puskesmas abeli.

Puskesmas nambo mencakup 5 wilayah kerja (Kelurahan

Bangkutoko, Kelurahan Nambo, Kelurahan Sambuli, Kelurahan

Petoaha, Dan Kelurahan Tondonggeu). Jumlah penduduk

keseluruhan 8.247 jiwa. Sekilas tentang wilayah kerja Puskesmas

Nambo yaitu:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Konda

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Kendari

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo Utara

Konsel

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Abeli

2. Sarana Fisik

Sarana dan prasarana yang terdapat di puskesmas nambo dapat

dilihat sebagai berikut :

a. Sarana Kesehatan Pemerintah

1) Puskesmas induk : 1 buah

2) Puskesmas pembantu : 5 buah

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

41

b. Sarana Kesehatan Bersumber Masyarakat

1) Posyandu : 11 tempat

2) Posyandu Lansia : 4 tempat

c. Sarana / Ruangan Puskesmas

1) Ruangan kepala puskesmas : 1 buah

2) Ruang poli umum : 1 buah

3) Ruang poli gigi : 1 buah

4) Poli KIA/KB : 1 buah

5) Ruang gizi : 1 buah

6) Ruang UGD : 1 buah

7) Ruang Kamar Bersalin : 1 buah

8) Ruang P2M : 1 buah

9) Ruang tata usaha : 1 buah

10) Ruang apotik : 1 buah

11) Ruang kartu : 1 buah

12) Ruang kesling/promkes : 1 buah

13) Ruang rapat : 1 buah

14) Ruang gudang obat : 1 buah

d. Kendaraan Operasional

1) Kendaraan roda empat : 1 buah

2) Kendaraan roda dua : 5 buah

e. Jumlah Pegawai/ Pegawai Tata Usaha

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

42

Tabel 1 Jumlah Pegawai/ Pegawai Tata Usaha Di Puskesmas Nambo

Nama Keterangan PNS PTT/ Honorer/Menga

bdi

Dokter Umum 1

Dokter Gigi 1 1

Perawat (S.1) 2 1

Perawat (D.3) 3 4

Perawat (D.1 SPK) 3

Perawat Gigi (D.III) 1 2

Bidan (D.1V) 1

Bidan (D.III) 4 5

Bidan (D.I) 0

Kesehatan Masyarakat (S.1) 5 2

Gizi (S.I) 0 1

Gizi (D.III) 1 2

Gizi (SPAG) 1

Kesehatan Lingkungan (D.III) 1

Farmasi (S.1) 1

Farmasi (D.III) 1 1

Non Kesehatan (S.1) 0

Non Kesehatan (SMU / SMK) 1

TOTAL 27 19

B. Hasil Penelitian

1. Kunjungan Masa Nifas pada Ibu Yang Memiliki Bayi Usia 2-12

Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

Tahun 2017

Kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari adalah

kunjungan yang dilakukan oleh ibu nifas ke pelayanan kesehatan

minimal 4 kali selama masa nifas. Kunjungan masa nifas dikategorikan

menjadi tidak patuh dan patuh. Hasil penelitian dapat dilihat pada

tabel 1.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

43

Tabel 2 Distribusi Kunjungan Masa Nifas pada Ibu Yang Memiliki Bayi

Usia 2-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Kunjungan Masa Nifas Jumlah

N %

Patuh Tidak patuh

7 29

19,4 80,6

Total 36 100

Sumber: Data Primer

Tabel 2 menyatakan bahwa sebagian besar ibu yang

mempunyai bayi usia 2-12 bulan yang melakukan kunjungan masa

nifas berada pada kategori tidak patuh sebanyak 29 ibu (80,6%).

Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar ibu yang

mempunyai bayi usia 2-12 bulan yang melakukan kunjungan masa

nifas berada pada kategori tidak patuh.

2. Tingkat Pendidikan Ibu Nifas Yang Mempunyai Bayi Usia 2-12

Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

Tahun 2017

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang

ditamatkan oleh ibu. Tingkat pendidikan dibagi menjadi 3, yaitu dasar,

menengah, tinggi. Hasil penelitian tentang tingkat pendidikan dapat

dilihat pada tabel 3.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

44

Tabel 3 Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 2-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017

Tingkat Pendidikan Jumlah

N %

Dasar Menengah Tinggi

20 8 8

55,6 22,2 22,2

Total 36 100

Sumber: Data Primer

Tingkat pendidikan ibu terbanyak dalam kategori tingkat pendidikan

dasar sebanyak 20 orang (55,6%). Hal ini berarti ibu yang mempunyai

bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

memiliki tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP).

3. Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 2-12 Bulan Di Wilayah

Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Paritas adalah jumlah anak yang dimiliki oleh ibu yang mempunyai

bayi usia 2-12 bulan. Paritas dikategorikan menjadi primipara, multipara,

grande multipara. Namun dari hasil penelitian tidak ditemukan ibu dengan

paritas grande multipara. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 4 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 2-12 Bulan Di Wilayah

Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Paritas Jumlah

N %

Primipara Multipara

22 14

61,1 38,9

Total 36 100

Sumber: Data Primer

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

45

Tabel 4 menyatakan bahwa sebagian besar paritas responden

berada pada paritas primipara sebanyak 22 ibu (61,1%). Kesimpulan yang

diperoleh adalah sebagian besar ibu hamil pernah melahirkan

sebelumnya.

4. Jarak Tempat Tinggal Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 2-12 Bulan

Ke Tempat Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Jarak ke pelayanan kesehatan adalah jarak antara tempat tinggal

responden dengan tempat pelayanan kesehatan terdekat. Jarak ke

pelayanan kesehatan dikategorikan menjadi dekat dan jauh. Hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Distribusi Jarak Tempat Tinggal Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 2-12 Bulan Ke Tempat Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Jarak Ke Pelayanan Kesehatan

Jumlah

N %

Dekat Jauh

17 19

47,2 52,8

Total 36 100

Sumber: Data Primer

Tabel 5 menyatakan bahwa sebagian besar jarak tempat tinggal

responden ke tempat pelayanan kesehatan berada pada kategori jauh

sebanyak 19 ibu (52,8%). Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian

besar jarak tempat tinggal responden ke tempat pelayanan kesehatan

berada pada kategori jauh.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

46

5. Hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas pada

ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas pada

ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6 Hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas pada ibu

yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Tingkat Pendidikan

Kunjungan Masa Nifas X2

(p-value) Patuh Tidak Patuh

N % N %

Dasar 1 2,8 19 52,8 12,378 (0,002) Menengah 1 2,8 7 19,4

Tinggi 5 13,9 3 8,3 Total 7 19,4 29 80,6

Sumber: Data Primer

p<0,05, X2tabel: 3,84

Pada tabel 6 terlihat bahwa dari 7 ibu yang patuh melakukan

kunjungan masa nifas terdapat 5 ibu (13,9%) dengan tingkat pendidikan

terbanyak adalah tingkat pendidikan tinggi. Dari 29 ibu yang tidak patuh

melakukan kunjungan masa nifas terdapat 19 ibu (52,8%) dengan tingkat

pendidikan terbanyak adalah tingkat pendidikan dasar. Ada hubungan

tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki

bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

Tahun 2017(X2=12,378, p=0,002).

Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 6 adalah ada hubungan

tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

47

bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

Tahun 2017, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin patuh

ibu melakukan kunjungan masa nifas.

6. Hubungan paritas dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang

memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo

Kota Kendari Tahun 2017

Hubungan paritas dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang

memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota

Kendari Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 7

Tabel 7 Hubungan paritas dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki

bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Paritas Kunjungan Masa Nifas X2

(p-value) Patuh Tidak Patuh

N % N %

Primipara 1 2,7 21 58,4 8,017 (0,005) Multipara 6 16,7 8 22,2

Total 7 19,4 29 80,6 Sumber: Data Primer

p<0,05, X2tabel: 3,84

Pada tabel 7 terlihat bahwa dari 7 ibu yang patuh melakukan

kunjungan masa nifas terdapat 6 ibu (16,7%) dengan paritas terbanyak

adalah multipara. Dari 29 ibu yang tidak patuh melakukan kunjungan

masa nifas terdapat 21 ibu (58,4%) dengan paritas terbanyak adalah

primipara. Ada hubungan paritas dengan kunjungan masa nifas pada ibu

yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo

Kota Kendari Tahun 2017 (X2=8,017;p=0,005).

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

48

Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 7 adalah ada hubungan

paritas dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-

12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017,

semakin sering ibu melahirkan maka semakin patuh ibu melakukan

kunjungan masa nifas.

7. Hubungan jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan

dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia

2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

Tahun 2017

Hubungan jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan

dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan

di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017 dapat

dilihat pada tabel 8

Tabel 8 Hubungan jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan dengan

kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Jarak Kunjungan Masa Nifas X2

(p-value) Patuh Tidak Patuh

N % N %

Dekat 6 16,7 11 30,6 5,166 (0,023) Jauh 1 2,7 18 50,0

Total 7 19,4 29 80,6 Sumber: Data Primer

p<0,05, X2tabel: 3,84

Pada tabel 8 terlihat bahwa dari 7 ibu yang patuh melakukan

kunjungan masa nifas terdapat 6 ibu (16,7%) dengan jarak terbanyak

adalah dekat. Dari 29 ibu yang tidak patuh melakukan kunjungan masa

nifas terdapat 18 ibu (50,0%) dengan jarak terbanyak adalah jauh. Ada

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

49

hubungan jarak ke tempat pelayanan kesehatan dengan kunjungan masa

nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017 (X2=5,166; p=0,023).

Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 8 adalah ada hubungan jarak

tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan dengan kunjungan masa

nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017, semakin dekat jarak ke

tempat pelayanan kesehatan maka semakin patuh ibu melakukan

kunjungan masa nifas.

C. Pembahasan

Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan masa nifas

pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun 2017 telah dilaksanakan pada bulan Oktober

tahun 2017. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan tingkat

pendidikan, paritas, jarak ke pelayanan kesehatan dengan kunjungan

masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017.

1. Hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas pada

ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan tingkat

pendidikan dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi

usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin patuh ibu

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

50

melakukan kunjungan masa nifas. Hasil peneltian ini sesuai dengan

penelitian Tri dkk (2017) yang menyatakan bahwa ada hubungan

pendidikan dengan kunjungan masa nifas.

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira enam minggu. Puerperium adalah

masa dari kelahiran plasenta danselaput janin (menandakan akhir periode

intrapartum) hingga kembalinya reproduksi wanita pada kondisi tidak

hamil (Varney, 2014). Wanita yang melalui periode puerperium disebut

puerpura.

Batasan waktu nifas yang paling singkat tidak ada batas

waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah

keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas

adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih

seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung

selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2014).

Tujuan diberikannya asuhan pada ibu selamamasa nifas antara

lain 1) menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun

psikologis dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat

penting, dengan pemberia nnutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan

ibu dan bayi selalu terjaga. 2) Melaksanakan skrining yang komprehensif

(menyeluruh) dimana bidan harus melakukan manajemen asuhan

kebidanan pada ibu nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajian data

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

51

subjektif, objektif maupun penunjang. 3) Setelah bidan melaksanakan

pengkajian data maka bidan harus menganalisa data tersebut sehingga

tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada

ibu dan bayi. 4) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat

langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat

dilaksanakan. 5) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian

imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kunjungan masa

nifas yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, pendidikan, paritas,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai), faktor pendukung (ketersediaan dan

jarak fasilitas kesehatan), faktor pendorong (sikap dan perilaku petugas

kesehatan) (Notoatmodjo, 2012).

Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung

seumur hidup, serta perlu ditekankan bahwa seseorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

akan tetapi dapat juga diperoleh pada pendidikan non formal.

Hal ini sesuai dengan teori Sulistina (2014) bahwa pendidikan

mempengaruhi proses belajar. Semakin tinggi pendidikan seseorang,

semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Demikian pula menurut

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

52

Notoatmodjo (2012) bahwa pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya sehingga mau

melakukan kunjungan masa nifas.

Ibu yang tingkat pendidikan formalnya lebih tinggi cenderung akan

mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan orang dengan tingkat

pendidik anformal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan

mudah memahami arti kesehatan serta pentingnya kesehatan

(Mutalazimah, 2014). Teori lain yang juga mendukung adalah menurut

Pusdinakes (2013), bahwa tingkat pendidikan juga mempengaruhi

seseorang dalam pengembangan nalar dan analisa. Daya nalar yang baik

akan memudahkan untuk meningkatkan pengetahuan.

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga

dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Informasi yang diperoleh

baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan

pengaruh jangka pendek (Immediate Impact) sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mendorong ibu untuk

berpikiran maju dan mencoba hal-hal baru. Sikap yang demikian ini akan

mendorong ibu untuk selalu mencoba mancari tahu ilmu baru. Tingkat

pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

53

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, makin mudah menafsirkan informasi sehingga

menciptakan suatu hal yang baik, sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat penafsiran informasi seseorang terhadap obyek-obyek

baru yang diperkenalkan (Notoatmodjo, 2012).

Tingkat pendidikan dana akses ibu terhadap media masa juga

mempengaruhi pengambilan keputusan, dimana semakin tinggi

pendidikan semakin besar peluang untuk memberikan kolostrum kepada

bayinya. Tingkat pendidikan formal yang tinggi memang dapat

membentuk nilai-nilai progresif pada diri seseorang, terutama dalam

menerima hal-hal baru, termasuk pentingnya pemberian kolostrum.Tingkat

pendidikan inilah yang membantu seorang ibu untuk lebih mudah

menangkap dan memahami suatu informasi, sehingga lebih mudah

mengadopsi pengetahuan baru khususnya mengenai pentingnya

kunjungan masa nifas (Ibrahim,2012). Dalam penelitian yang dilakukan

Asmijati (2015) menunjukkan bahwa rendahnya pendidikan dan

kurangnya informasi dapat berpengaruh terhadap kegagalan kunjungan

masa nifas.

2. Hubungan paritas dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang

memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo

Kota Kendari Tahun 2017

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan paritas dengan

kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

54

Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017, semakin

sering ibu melahirkan maka semakin patuh ibu melakukan kunjungan

masa nifas. Hasil peneltian ini sesuai dengan penelitian Tri dkk (2017)

yang menyatakan bahwa ada hubungan paritas dengan kunjungan masa

nifas.

Paritas dapat diartikan sebagai banyaknya anak yang dimiliki oleh

seorang ibu (Saifuddin, 2012). Semakin banyak anak, maka semakin

banyak kunjungan masa nifas ibu (Wawan dan Dewi, 2014). Hasil

penelitian ini sudah sesuai dengan teori Wawan dan Dewi (2014) bahwa

ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, pengetahuan dan perilakunya

lebih baik dari ibu yang baru pertama kali melahirkan. Semakin sering

melahirkan, ibu akan memiliki banyak pengalaman tentang persalinan

sehingga ibu telah memiliki informasi tentang kunjungan masa nifas.

Pada hasil penelitian dapat dilihat bahwa ibu yang kunjungan masa

nifasnya dalam kategori patuh, paritanya dalam kategori multiparitas.

Kurangnya kepatuhan pada primipara dapat disebabkan karena

kurangnya pengalaman yang diperoleh ibu. Persalinan merupakan

pengalaman pertama untuk ibu, sehingga ibu belum berpengalaman

dalam melakukan kunjungan masa nifas. Ibu multipara yang memiliki

pengetahuan kurang dapat disebabkan karena kurangnya kemauan ibu

untuk terus belajar. Walaupun ibu sudah memiliki pengalaman melahirkan

sebelumnya, namun tergantung dari kemauan ibu untuk lebih belajar

dalam menangani tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

55

3. Hubungan jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan

dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia

2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari

Tahun 2017

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan jarak tempat

tinggal ke tempat pelayanan kesehatan dengan kunjungan masa nifas

pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun 2017, semakin dekat jarak ke tempat

pelayanan kesehatan maka semakin patuh ibu melakukan kunjungan

masa nifas. Hasil peneltian ini sesuai dengan penelitian Tri dkk (2017)

yang menyatakan bahwa ada hubungan jarak tempat tinggal ke tempat

pelayanan kesehatan dengan kunjungan masa nifas.

Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan semula (sebelum hamil), dan berlangsung selama kira-kira 6

minggu (Ari,2015). Masa ini merupakan masa yang cukup penting selain

masa kehamilan dan persalinan bagiibu nifas karena bila tidak dilakukan

pemantauan, ibu nifas dapat mengalami berbagai masalah seperti sepsis

puerperalis, infeksi dan perdarahan (Saifuddin, 2012).

Kunjungan masa nifas sangat dianjurkan pada ibu nifas untuk

mengetahui kondisi kesehatannya. Kunjungan masa nifas merupakan

kunjungan yang dilakukan ibu nifas ke tenaga kesehatan selama

masa nifas yaitu dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika

alat–alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

56

berlangsung selam kira–kira 6 minggu (Bayhatun 2015). Program dan

kebijakan teknis pada masa nifas, terdapat sekurang-kurangnya tiga kali

sesuai jadwal yang dianjurkan yaitu pada enam jam sampai dengan tiga

hari pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 pasca

persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca

(Kemenkes RI, 2015). Tujuan pemeriksaan masa nifas antara lain untuk

memantau kemajuan kesehatan ibu dapat dipastikan keadaannya, untuk

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu.

Apabila ibu nifas tidak memeriksakan diri secara rutin maka

dikhawatirkan akan terjadi perdarahan atau mungkin bisa terjadi infeksi,

dimana kedua hal tersebut merupakan penyebab kematian ibu terbesar

yang sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan

postpartum (Taufik, 2015). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kunjungan masa nifas yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap,

pendidikan, paritas, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai), faktor pendukung

(ketersediaan dan jarak fasilitas kesehatan), faktor pendorong (sikap dan

perilaku petugas kesehatan) (Notoatmodjo, 2012).

Pada umumnya ibu nifas akan mencari tempat pertolongan

kesehatan ke fasilitas kesehatan yang berlokasi di dekat tempat

tinggalnya. Bila karena alasan tertentu ibu mendatangi tempat pelayanan

yang jauh maka petugas klinik tersebut harus mampu membantu dan

menjelaskan fasilitas kesehatan terdekat yang dapat memberikan

perawatan dan pelayanan kesehatan lanjutan. Fasilitas kesehatan

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

57

tersebut harus memiliki kemampuan yang dapat diandalkan untuk

melayani berbagai keperluan pemulihan kondisi kesehatan, pertolongan

gawat darurat yang memadai atau pelayanan kontrasepsi yang

komprehensif bagi pasien-pasien yang membutuhkan (Saifuddin, 2012).

Metode pengobatan yang memiliki ketergantungan yang besar

pada fasilitas pelayanan akan sulit dilanjutkan apabila pasien tidak

mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas pelayanan fasilitas

pelayanan tertentu. Oleh karena itu, pasien juga harus diinformasikan

beberapa metode alternatif (tidak tergantung dengan fasilitas pelayanan

misalnya penyediaan toko obat, apotik desa, polindes) yang merupakan

perpanjangan tangan puskesmas (Safuddin, 2002). Hal yang harus

diperhatikan adalah kemudahan untuk mendapatkan pelayanan dan

pengobatan serta keterjangkauan biaya yang harus dikeluarkan untuk

suatu prosedur pengobatan agar fungsi pelayanan kesehatan dan sosial

menjadi berimbang (Saifuddin, 2012).

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017 terbanyak pada kategori tidak patuh.

2. Tingkat pendidikan ibu nifas yang mempunyai bayi usia 2-12 bulan

di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017

terbanyak pada kategori tingkat pendidikan rendah.

3. Berdasarkan paritas ibu nifas yang mempunyai bayi usia 2-12

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun

2017 terbanyak pada kategori primipara.

4. Jarak tempat tinggal ibu nifas yang mempunyai bayi usia 2-12

bulan ke tempat pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017 terbanyak pada

kategori jarak jauh.

5. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan masa nifas

pada ibu yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017.

6. Ada hubungan paritas dengan kunjungan masa nifas pada ibu

yang memiliki bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Nambo Kota Kendari Tahun 2017.

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

59

7. Ada hubungan jarak tempat tinggal ke tempat pelayanan

kesehatan dengan kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki

bayi usia 2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota

Kendari Tahun 2017.

B. Saran

1. Petugas kesehatan khususnya di Puskesmas agar selalu lebih giat

memberikan informasi kepada ibu nifas tentang manfaat kunjungan

masa nifas.

2. Ibu nifas yang memiliki bayi usia 2-12 bulan diharapkan selalu

patuh melakukan kunjungan masa nifas untuk memperoleh

informasi tentang kesehatan masa nifas dan dideteksi secara dini

komplikasi yang terjadi dalam masa nifas.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

60

DAFTAR PUSTAKA

Ambrawati, R.E., Wulandari, D. (2014) Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: EGC.

Ari, S. (2015) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jogjakarta:

Andi Offset. Asmijati. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja puskesmas Tiga Raksa Kecamatan Tiga Raksa DATI II Tangerang. Tesis. Depok: Program Studi Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Bahiyatun. (2015). Buku Ajar Kebidanan Asuhan Nifas Normal. Jakarta:

EGC. Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2015). Buku ajar

keperawatan maternitas. (Maria A. Wijayarini, Penerjemah) (Edisi 4). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, (2016). Profil Kesehatan

Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari. Harry, O., William, R.F. (2012) Ilmu Kebidanan, Patologi dan Fisiologi

Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika. Ibrahim, C. (2012). Asuhan masa nifas. Bandung: Bina Pustaka. Kemenkes RI. (2015). Profil kesehatan IndonesiaTahun 2014. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Manuaba, IBG. (2012) Ilmu Kebinanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mitayani. (2014). Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Mochtar, R. (2014) Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. 3rd ed. Jakarta:

ECG. Mutalazimah. (2014) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Masa

Nifas. Jurnal Kebidanan. Sekolah Tinggi Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta.

Notoadmodjo, S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka

Cipta. Pusdiknakes (2013). Asuhan Postnatal. Jakarta : WHO-JHPIEGO.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

61

Puskesmas Nambo. Rekapitulasi Kunjungan Masa Nifas di Puskesmas Nambo Tahun 2016.

Rukiyah, A.Y. (2014). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).

Jakarta: CV. Trans Info Media. Saifuddin, A.B. (2012) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Saleha, (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Selemba

Medika. Sarwono, P. (2015). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan

Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Sulistina, D.R. (2014) Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Nifas

tentang Perawatan Masa Nifas. Jurnal Kesehatan. Universitas

Sebelas Maret.

Taufik, M. (2015)Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang

Keperawatan. Jakarta: Infomedika.

Tri, P., Emmy, R., Aditya, K. (2017) Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Niat Kunjungan Ibu Nifas Ke Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Tlogosari Kolun Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Varney, H. (2015) Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. Vivian, L.D., Tri. (2015). Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas. Jakarta:

Salemba Medika. Wheeler, L. ( 2013). Buku Saku Asuhan Pranatal dan Pasca partum.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Wawan, A., Dewi, M. (2014) Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap,

dan Perilaku Manusia. Cetakan II. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.

Ibu / saudara responden

Di Puskesmas Nambo Nama saya Ind r iana , mahasiswa Program D-IV Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kunjungan masa nifas pada ibu yang memiliki bayi usia

2-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo, yang mana penelitian

ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk

berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu

dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak

yang membahayakan. Jika ibu bersedia, saya akan memberikan

lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah disediakan untuk

diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin

kerahasiaan Jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan

digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan

partisipasinya disampaikan terima kasih.

Kendari, 2017 Responden Peneliti

…………….

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS

PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 2-12 BULAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI

TAHUN 2017

No. Responden :……..……… Diisi oleh peneliti

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Pendidikan Terakhir

a. SD :

b. SMP

c. SMU

d. PERGURUAN TINGGI

5. Jumlah Anak :

6. Tanggal persalinan :

7. Jarak tempat tinggal ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan:

KUNJUNGAN MASA NIFAS

Kunjungan Tanggal Kegiatan

1

2

3

4

........

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

NO NAMA KUNJUNGAN MASA NIFAS

PENDIDIKAN TERAKHIR

PARITAS JARAK TANGGAL

PERSALINAN

1 NY’R 1X SD 1 DEKAT 4/24/2017

2 NY’N 3X SMP 1 DEKAT 03-3-2-17

3 NY’Y 2X SMP 1 DEKAT 9/28/2017

4 NY’S 3X SMP 1 DEKAT 8/12/2017

5 NY’H 5X SMU 1 DEKAT 5/12/2017

6 NY’H 1X SD 1 DEKAT 10/25/2017

7 NY’N 3X SMP 1 DEKAT 5/24/2017

8 NY’R 2X SMP 1 DEKAT 10/1/2017

9 NY’B 1X SD 1 DEKAT 11/4/2017

10 NY’K 1X SMP 2 DEKAT 10/31/2017

11 NY’N 4X SMU 1 DEKAT 1/20/2017

12 NY’M 1X SD 1 DEKAT 10/18/2017

13 NY’S 1X SD 1 DEKAT 10/21/2017

14 NY’A 2X SMP 3 JAUH 7/20/2017

15 NY’Y 5X SMP 1 DEKAT 3/9/2017

16 NY’S 2X SD 1 JAUH 5/29/2017

17 NY’I 3X SMP 1 JAUH 7/4/2017

18 NY’N 3X SD 1 JAUH 7/24/2017

19 NY’D 1X SMP 3 JAUH 8/14/2017

20 NY’U 4X SMU 1 DEKAT 3/10/2017

21 NY’N 1X SMP 3 JAUH 4/5/2017

22 NY’N 4X D3 1 DEKAT 7/10/2017

23 NY’L 2X SD 1 JAUH 2/11/2017

24 NY’N 2X SD 1 JAUH 10/3/2017

25 NY’R 3X SMP 3 JAUH 10/8/2017

26 NY’T 5X D3 1 DEKAT 5/21/2017

27 NY’M 3X SMU 2 JAUH 10/5/2017

28 NY’D 2X SD 2 JAUH 10/11/2017

29 NY’S 1X SMU 1 JAUH 5/28/2017

30 NY’L 1X SMU 3 JAUH 4/5/2017

31 NY’A 2X SMU 1 JAUH 10/15/2017

32 NY’A 1X SMU 2 JAUH 9/15/2017

33 NY’A 4X S1 3 JAUH 10/6/2017

34 NY’R 3X D3 3 JAUH 4/23/2017

35 NY’I 2X S1 2 JAUH 9/25/2017

36 NY’M 1X S1 2 JAUH 5/8/2017

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

HASIL ANALISIS

PARITAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

PRIMIPARA 22 61,1 61,1 61,1

MULTIPARA 14 38,9 38,9 100,0

Total 36 100,0 100,0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

DASAR 20 55,6 55,6 55,6

MENENGAH 8 22,2 22,2 77,8

TINGGI 8 22,2 22,2 100,0

Total 36 100,0 100,0

JARAK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

DEKAT 17 47,2 47,2 47,2

JAUH 19 52,8 52,8 100,0

Total 36 100,0 100,0

KUNJUNGAN_NIFAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

TIDAK PATUH 29 80,6 80,6 80,6

PATUH 7 19,4 19,4 100,0

Total 36 100,0 100,0

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

PARITAS * KUNJUNGAN_NIFAS

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8,017a 1 ,005

Continuity Correctionb 5,758 1 ,016

Likelihood Ratio 8,210 1 ,004

Fisher's Exact Test ,008 ,008

Linear-by-Linear Association 7,794 1 ,005

N of Valid Cases 36

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,72.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab

KUNJUNGAN_NIFAS Total

TIDAK PATUH PATUH

PARITAS

PRIMIPARA

Count 21 1 22

% within PARITAS 95,5% 4,5% 100,0%

% of Total 58,3% 2,8% 61,1%

MULTIPARA

Count 8 6 14

% within PARITAS 57,1% 42,9% 100,0%

% of Total 22,2% 16,7% 38,9%

Total

Count 29 7 36

% within PARITAS 80,6% 19,4% 100,0%

% of Total 80,6% 19,4% 100,0%

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

PENDIDIKAN * KUNJUNGAN_NIFAS

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12,378a 2 ,002

Likelihood Ratio 10,914 2 ,004

Linear-by-Linear Association 10,374 1 ,001

N of Valid Cases 36

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 1,56.

Crosstab

KUNJUNGAN_NIFAS Total

TIDAK PATUH PATUH

PENDIDIKAN

DASAR

Count 19 1 20

% within PENDIDIKAN 95,0% 5,0% 100,0%

% of Total 52,8% 2,8% 55,6%

MENENGAH

Count 7 1 8

% within PENDIDIKAN 87,5% 12,5% 100,0%

% of Total 19,4% 2,8% 22,2%

TINGGI

Count 3 5 8

% within PENDIDIKAN 37,5% 62,5% 100,0%

% of Total 8,3% 13,9% 22,2%

Total

Count 29 7 36

% within PENDIDIKAN 80,6% 19,4% 100,0%

% of Total 80,6% 19,4% 100,0%

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak

JARAK * KUNJUNGAN_NIFAS

JARAK * KUNJUNGAN_NIFAS Crosstabulation

KUNJUNGAN_NIFAS Total

TIDAK PATUH PATUH

JARAK

DEKAT

Count 11 6 17

% within JARAK 64,7% 35,3% 100,0%

% of Total 30,6% 16,7% 47,2%

JAUH

Count 18 1 19

% within JARAK 94,7% 5,3% 100,0%

% of Total 50,0% 2,8% 52,8%

Total

Count 29 7 36

% within JARAK 80,6% 19,4% 100,0%

% of Total 80,6% 19,4% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5,166a 1 ,023

Continuity Correctionb 3,427 1 ,064

Likelihood Ratio 5,558 1 ,018

Fisher's Exact Test ,037 ,030

Linear-by-Linear

Association

5,022 1 ,025

N of Valid Cases 36

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,31.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak
Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak
Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASA NIFAS …repository.poltekkes-kdi.ac.id/58/1/SKRIPSI INDRIANI ANDI WOLIO_001.pdf · Jumlah ibu nifas di Indonesia tahun 2015 sebanyak