Gayuti Indriani

30
TUGAS PROPOSAL PTK METODELOGI PENELITIAN OLEH Nama : Gayuti Indriani No. Reg. : 5215 06 7295 Jurusan : Pend. Teknik Elektronika JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2010

description

Proposal

Transcript of Gayuti Indriani

Page 1: Gayuti Indriani

TUGAS PROPOSAL PTK

METODELOGI PENELITIAN

OLEH

Nama : Gayuti Indriani

No. Reg. : 5215 06 7295

Jurusan : Pend. Teknik Elektronika

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2010

Page 2: Gayuti Indriani

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI

PADA MATA PELAJARAN MEMPERBAIKI / MEREPARASI VCD/DVD

DI KELAS XII JURUSAN TEKNIK AUDIO-VIDEO

DI SMK HATAWANA JAKARTA

SMK HATAWANA JAKARTA

DINAS PENDIDIKAN KOTA JAKARTA

2009

Page 3: Gayuti Indriani

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah secara umum

adalah untuk mentransfer ilmu dalam bentuk pengetahuan maupun

keterampilan kepada peserta didik dengan melalui berbagai proses. Proses

pembelajaran yang dilakukan dengan berbagai metode untuk mencapai tujuan

tersebut tidak selalu cocok pada semua siswa. Penyebabnya bisa saja karena

latar belakang pendidikan siswa, kebiasaan belajar, minat, sarana, lingkungan

belajar, metode rnengajar guru, dan sebagainya.

Hampir semua mata pelajaran produktif yang diajarkan di SMK

Teknologi harus dilaksanakan dengan cara praktek secara langsung ke benda

kerja untuk tujuan memberikan keterampilan sebagai penerapan teori yang

telah diajarkan sebelumnya. Dalam pelaksanaannya sangat banyak faktor

pendukung yang akan ikut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Faktor-faktor pendukung tersebut antara lain berupa ketersediaan sarana dan

prasarana praktek, kenyamanan belajar, lingkungan yang mendukung dan lain-

lain. Semua itu bertujuan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.

Kenyataan yang dihadapi dilapangan terkait dengan prestasi siswa

kelas XII Jurusan Teknik Audio-Video SMK HATAWANA Jakarta pada

umumnya mengalami kesulitan untuk pencapaian nilai lulus pada mata

pelajaran Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD. Ketika ditanya tentang

masalah kesulitan belajar. pada umumnya siswa memiliki jawaban yang sama

Page 4: Gayuti Indriani

tentang kesulilan belajar sistem kelistrikan, yaitu karena cara kerja rangkaian

kelistrikan tidak bisa diamati secara kasat mata, tetapi melalui pengukuran dan

pengujian. Berbeda dengan pelajaran produktif lainnya di jurusan otomotif

yang secara umum bisa dipelajari dengan memperhatikan konstruksi dan

mekanismenya. Sebagai contoh, untuk nilai rata-rata mata diklat Memperbaiki

/ Mereparasi VCD/DVD diperoleh siswa di dalam kelas itu adalah 6,00. Masih

belum mencapai standar minimal kelulusan yang ditentukan, yaitu sebesar

7.00. Sedangkan mata diklat produktif yang lain bisa dicapai siswa dengan

nilai rata-rata 7,50.

Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran

tersebut dialas disebabkan oleh berbagai faktor. Antara lain kurangnya media

yang memadai sebagai sarana praktek Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD,

sehingga pembelajaran dalam bentuk pengalaman tidak cukup diperoleh siswa.

Salah satu peluang unluk memberikan pengalaman kepada siswa adalah

dengan menggunakan media yang bisa menunjukkan dengan jelas kepada

siswa tentang cara kerja Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD dalam bentuk

tayangan video maupun animasi. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman siswa tentang cara kerja tiap komponen pada rangkaian yang

dipelajarinya.

Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD ini untuk menambah keahlian

pada siswa dimana teknolgi saat ini menggunakan sistem digital dengan

menggunakan program-program khusus yang sering disebut dengan software,

sedangkan pada CD/DVD Player mempunyai program permanen dimana kita

Page 5: Gayuti Indriani

bisa langsung menggunakannya tanpa menginstal terlebih dahulu. Begitu pula

cara memperbaiki sebuah CD/DVD Player pada gejala-gejala yang sering kita

jumpai seperti no dick, gambar tidak tampil, tidak ada suara, tombol-tombol

tidak berfungsi, mekanik tidak bekerja, dan masih banyak lagi gejala yang akan

terjadi. Dan pada dasarnya kerusakan tersebut dikarenakan kerusakan pada

komponen, koneksitas atau kabel, bagian mekanik, atau optic pembaca dick.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka

diidentiflkasikan penyebab kurangnya pencapaian hasil belajar siswa pada

mata diklat Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD di kelas XII Teknik Audio-

Video SMK HATAWANA Jakarta, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang diterapkan belum tepat sasaran.

2. Model pembelajaran kurang menarik bagi siswa.

3. Terlalu banyak siswa di dalam kelas.

4. Perlu adanya media pembelajaran audio visual seperti animasi, video, dan

media interaktif.

5. Minat belajar siswa kurang.

6. Minimnya peralatan atau sarana dan prasarana yang tersedia.

7. Lingkungan belajar yang kurang mendukung.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi

permasalahan pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan

media animasi yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

Page 6: Gayuti Indriani

mata pelajaran Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka penulis dapat

merumuskan : “Apakah pembelajaran dengan menggunakan media animasi

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Memperbaiki /

Mereparasi VCD/DVD di kelas XII Teknik Audio-Video SMK HATAWANA

Jakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Sebagai referensi metode pembelajaran dengan penggunaan media animasi

bagi guru bidang studi yang lain pada kompetensi yang sama.

2. Dengan metode pembelajaran menggunakan animasi diharapkan juga

dapat diterapkan oleh guru yang lain.

3. Sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah.

4. Menambah wawasan peneliti tentang strategi dan metodologi

pembelajaran dengan media animasi.

5. Menghemat waktu dan biaya.

F. Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media

animasi pada mata pelajaran sistem pengapian konvensional.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII Teknik Audio-Video

SMK HATAWANA Jakarta pada mata pelajaran Memperbaiki /

Mereparasi VCD/DVD dengan menggunakan media animasi.

Page 7: Gayuti Indriani

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Media Animasi

Perkembangan teknologi dalam bidang komputer telah banyak

membawa perubahan dalam berbagai bidang teknologi, mulai dari hal-hal

sederhana seperti word processor sampai pada teknologi rekayasa maupun

komunikasi. Dalam dunia pendidikan, komputer pada umumnya dipergunakan

sebagai media untuk presentasi rnateri pelajaran yang sulit dijelaskan dengan

menggunakan gambar diam dan butuh penjelasan yang lebih detail tentang cara

kerja komponen-komponen. Misalnya komponen kelistrikan maupun

komponen mesin yang sulit untuk ditampilkan dalam bentuk gambar diam

ataupun dalam bentuk model sederhana.

Dengan menggunakan komputer, gambar bisa dibuat dalam bentuk

tiga dimensi agar memberikan kesan nyata seperti benda yang sebenarnya.

Penampang potong, dan menggerakkaan gambar komponen mesin sesuai

dengan urutan kerja atau dengan timing suatu sistem juga bisa ditampilkan

dcngan komputer. Jenis tampilan gambar bergerak yang biasa digunakan unluk

presentasi dengan menggunakan komputer adalah video dan animasi.

1. Pengertian Animasi

Animasi adalah susunan gambar diam (static graphics) yang dibuat

efek sehingga seolah-olah tampak bergerak. Tulisan yang meluncur dari

samping ke tengah layar, atau gambar yang dapat bergerak-gerak dari

menghadap kiri berubah ke kanan atau gambar yang seolah-olah menunjukan

Page 8: Gayuti Indriani

gambar kartun yang sedang berlari-lari atau juga berjalan, itu adalah contoh

animasi yang sederhana. Menurut Ramadhan(2004:115):

“Animasi adalah proses bergeraknya objek atau beberapa objek dari suatu posisi ke posisi lain. Proses berubahnya ukuran atau bentuk suatu objek juga dapat disebut sebagai animasi”

Dalam aplikasinya gambar yang dianimasikan bias dibuat sedemikian

rupa sehingga dapat menampilkan perubahan dari suatu bentuk kebentuk lain.

Kelebihan utama media animasi adalah kemampuan memberikan kesan hidup

pada terhadap gambar yang ditampilkan untuk memperjelas penyampaian pesan

pelajaran. Kusrianto (2006:167)

"Animasi adalah proses membuat efek gerakan atau pergantian tampilan dari waktu ke waktu. Animasi dapat berarti suatu perpindahan suatu item dari suatu tempat ke tempat lain, atau pergantian warna suatu objek. Pergantian yang terjadi bisa merupakan morp (proses perubahan dari suatu bentuk ke bentuk lain setahap demi setahap), perubahan bentuk secara langsung sehingga pergantian bentuk maupun posisi suatu item". Dengan mempergunakan media animasi, maka kesulitan dalam hal

mengajar akan jauh terkurangi karena guru dengan mudah bias memperagakan

cara kerja, tanpa harus mengeluarkan alat praktek terlebih dahulu. Waktu yang

dibutuhkan untuk memberikan penjelasan akan lebih pendek sehingga akan

banyak waktu tersisa untuk memberikan latihan dan pengayaan kepada siswa

2. Jenis Animasi

Secara umum animasi terdiri dari dua jenis, yaitu animasi dua

dimensi dan animasi 3 dimensi. Animasi dua dimensi adalah animasi yang

berupa gambar berubah bentuk secara frame by frame. Sedangkan animasi tiga

Page 9: Gayuti Indriani

dimensi adalah animasi yang dapat menunjukkan bentuk utuh dari suatu benda

nyata, atau model dari suatu benda nyata. Animasi seperti ini dibuat dengan

software berbasis bitmap, beda dengananimasi dua dimensi yang pada

umumnya dibuat dengan software berbasis vector.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Sejak dilahirkan Manusia secara bertahap mengalami perubahan

kemampuan. Baik kemampuan dalam berfikir maupun kemampuan dalam

berbuat. Semua perubahan itu kemampuan itu pada umumnya terjadi karena

perkembangan fisik dan kebutuhan untuk bias melakukan sesuatu. Kemampuan

untuk bias melakukan sesuatu itu dicapai dengan cara belajar dan latihan,

sehingga denga latihan dalam berbagai bentuk akan menghasilkan pengalaman

yang berbeda dan pemehaman seseorang terhadap sesuatu akan tercermin

dengan adanya perubahan sikap.

Menurut Hakim (1988:1)

“Belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia. dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan lain-lain”.

Seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan perubahan maka

pengetahuan akan cepat menjadi kuno dan cenderung ketinggalan jaman. Oleh

karena itu setiap orang perlu terus menerus belajar. Dengan demikian belajar

akan menciptakan perubahan permanen pada pengetahuan dan perilaku karena

pengalaman yang berulang. Kemampuan untuk memperbaiki keterampilan

Page 10: Gayuti Indriani

yang ada dan memperoleh yang baru merupakan daya saing yang sangat

berharga dalam upaya mendapatkan kesempatan untuk diterima dalam dunia

kerja.

2. Pengertian Hasil Belajar

Dalam usia sekolah, seorang siswa dituntut untuk mempelajari semua

mata pelajaran yang sudah digariskan di dalam kurikulum tanpa adanya

kesempatan untuk memilih pelajaran yang disenangi. Hal ini jelas berdampak

berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa. Keterpaksaan akan membuat

mereka jadi menganggap bahwa belajar adalah suatu beban.

Dapal disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam

tingkah laku, dimana perubahan itu terjadi melalui latihan atau pengalaman

yang berulang-ulang. Perubahan belajar selalu dilakukan oleh individu

sepanjang hidupnya, sedangkan perubahan yang terjadi pada diri individu yang

belajar dapat berupa hasil belajar yang diperoleh.

Yang dimaksud dengan hasil belajar adalah pencapaian kualitas dalam

belajar yang diukur melalui evaluasi. DaJam literature, pencapaian hasil

belajar atau prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti

dikemukakan oleh Robert M. Gagne (1988 : 65) bahwa dalam setiap proses

akam selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai

hasil belajar (achievement) seseorang. Muhibbin Syah (1997: 141) menjelaskan

babwa:

"Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari basil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu".

Page 11: Gayuti Indriani

Pada Umumnya untuk menilai hasil belajar murid, guru dapat

menggunakan bermacam-macam achievement test, seperti oral test, essay test,

dan objective test atau short answer test. Sedangkan untuk nilai proses belajar

dan hasil belajar yang bersifat keterampilan (skill), tidak dapat diukur hanya

dengan test tertulis atau lisan, tapi juga performance test atau test yang bersifat

praktek.

Benjamin S. Bloom (1956 : 1-10) mengklasifikasi hasil belajar dalam

tiga ranah yaitu : ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective

domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Hasil belajar dalam

ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan ranah afektif berkenaan

dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau

reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Dan yang terakhir ranah

psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan

bertindak. Hasil belajar yang diidentifikasikan dalam tulisan ini mengacu pada

ranah kognitif. Dalam kaitan ini Soedjarto mengemukakan pula bahwa hasil

belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti

program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dari

uaraian-uraian di atas jelas bahwa suatu proses belajar.

3. Metode Pembelajaran

Pada proses belajar mengajar pada intinya tertumpu pada suatu

persoalan, yaitu bagaimana guru member kemungkinan bagi siswa agar terjadi

proses belajar mengajar yang efektifdan dapat mencapai hasil sesuai dengan

Page 12: Gayuti Indriani

tujuan. Suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan

melalui penggunaan metode pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru harus

mengetahui beberapa bentuk metode mengajar.

Beberapa metode mengajar yang bisa digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran antara lain:

a) Metode Ceramah

Pada umumnya metode yang digunakan oleh guru selama ini adalah

metode ceramah. Sanjaya (2008:147) menyatakan bahwa:

"Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa".

Peranan siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan

dengan teliti serta mencatat pokok penting yang dikemukankan oleh guru.

Guru biasanya merasa belum puas manakala dalam proses belajar

mengejar tidak melakukan ceramah. Penggunaan metode ini sudah

menjadi kebiasaan dari guru sehingga siswa akan belajar manakalah ada

guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah. Sanjaya

(2008:148) menyatakan metode ceramah mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan metode ceramah antara lain:

1) Ceramah merupakan metode yang "murah" dan "mudah" untuk

dilakukan.

2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.

3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu

ditonjolkan

Page 13: Gayuti Indriani

4) Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, karena kelas

merupakan tanggung jawab guru yang memberikan pelajaran.

5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi

lebih sederhana.

Kekurangan metode ceramah antara lain:

1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai basil dari ceramah akan

terbatas pada apa yang dikuasai guru.

2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan

terjadinya verbalisme.

3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah

sering dianggap sebagai metode yang membosankan.

4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa

sudah mengerti atau belum apa yang dijelaskan.

Metode ceramah lebih menuntut keaktifan guru dari pada siswa,

sehingga mengakibatkan suasana kelas kurang aktif, dan interaksi antara

guru dan siswa tidak terjadi, terlebih lagi interaksi antara siswa dengan

siswa, dan siswa cenderung pasif menerima pelajaran yang diberikan.

Dengan demikian, metode ceramah tidak mengarahkan siswa belajar

bermakna.

b) Metode Diskusi Sanjaya (2008:154) menyatakan bahwa "metode diskusi adalah

metode mengajar yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan".

Diskusi yang dimaksud bukanlah debat yang bersifat mengadu

argumentasi, tapi diskusi yang dimaksud lebih bersifat bertukar

Page 14: Gayuti Indriani

pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode diskusi menurut

Sanjaya (2008:156), manakala diterapkan dalam kegiatan belajar

mengajar. Kelebihan metode diskusi antara lain:

1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya

dalam memberikan gagasan dan ide-ide.

2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam

mengatasi setiap permasalahan.

3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau

gagasan secara verbal.

Kekurangan metode diskusi sebagai berikut :

1) Diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki

keterampilan bebicara.

2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga

kesimpulan menjadi kabur.

3) Memerlukan waktu yang cukup panjang.

4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat

emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak

yang merasa tersinggung, sehingga dapat menggangu iklim

pembelajaran.

c) Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan

dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah

Page 15: Gayuti Indriani

untuk mempelajari sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel

mobil, suatu peternakan, museum dan sebagainya. Menurut Muslich

(2007:202), metode karyawisata mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut:

1) Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang

memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

2) Membuat bahan yang dipelajari disekolah menjadi lebih relevan

dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada dimasyarakat.

3) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas siswa.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut:

1) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

2) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

3) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada

tujuan utama. Sedangkan unsur studinya terabaikan.

d) Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan

hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan metode berpikir.

Penggunaan metode ini mengikuti langkah-langkah yaitu (1) ada masalah

yang jelas, (2) mencari data atau keterangan misalnya buku-buku,

bertanya, berdiskusi, (3) menetapkan jawaban sementara, (4) menguji

kebenaran jawaban sementara, dan (5) menarik kesimpulan. Menurut

Muslich (2007:203) "metode pemecahan masalah adalah suatu metode

mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta

Page 16: Gayuti Indriani

pemecahannya". Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode problem solving menurut Muslich (2007:203) sebagai

berikut:

1) Membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah

secara terampil.

2) Merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif

dan menyeluruh.

Kekurangan metode problem solving

1) Proses belajar mengajar sering memerlukan waktu yang cukup

banyak.

2) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan

menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir

memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok.

4. Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD

Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD merupakan salah satu mata

kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa jurusan teknik audio-video.

Selain sebagai syarat untuk lulus dalam ujian, kompetensi ini harus dikuasai

oleh siswa karena merupakan sistem utama yang akan menentukan apakah

sebuah Player VCD/DVD bisa berfungsi atau tidak.

Kesulitan yang paling umum pada proses pembelajaran Memperbaiki /

Mereparasi VCD/DVD adalah memberikan pemahaman kepada siswa tentang

proses kerja dan menunjukkan kapan dan dalam kondisi bagaimana masing-

masing komponen pada rangkaian Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD akan

Page 17: Gayuti Indriani

mulai atau berhenti bekerja. Karena itu siswa jurusan teknik audio-video tidak

boleh memiliki penguasaan yang lemah di dalam bidang sistem kelistrikan,

khususnya Mereparasi VCD/DVD.

Untuk mengatasi kondisi tersebut diatas, salah satu jalan keluar yang

sangat mungkin bisa mempermudah dalam mengajar dan memperjelas konsep

pemahaman kepada siswa adalah dengan cara menggunakan media

pembelajaran yang bisa memperlihatkan bagaimana jalannya arus listrik di

dalam rangkaian Player VCD/DVD. Dengan demikian, diharapkan siswa bisa

dapat dengan lebih mudah menyerap penyampaian materi yang didukung oleh

media yang bisa menunjukkan cara kerja komponen yang sulit diamati secara

kasat mata itu.

Media yang paling tepat untuk itu adalah program animasi komputer

atau program yang bisa menampilkan gambar bergerak yang sesuai dengan

materi yang sedang dijelaskan.

C. Kerangka Berfikir

Target yang diharapkan bisa dicapai dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah peningkatan basil belajar siswa secara menyeluruh pada berbagai

aspek kemampuan siswa. Hasil yang dicapai diukur melalui evaluasi proses,

hasil kerja siswa, penilaian sikap, observasi, wawancara, dan lain-lain.

Agar tujuan tersebut dicapai, maka dalam penelitian ini dilakukan

beberapa tahapan proses seperti diagram di bawah ini.

Page 18: Gayuti Indriani

D. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah "Dengan menggunakan

media animasi pada mata pelajaran Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD

diharapkan hasil pembelajaran siswa akan meningkat".

Guru Belum menggunakan media animasi dalam mengajar Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD

Diduga melalui penggunaan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD

Menggunakan media animasi dalam pelajaran Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD

Siklus I Menggunakan media animasi secara berkelompok besar

Siswa Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Memperbaiki/ Mereparasi VCD/DVD rendah

Siklus II Menggunakan media animasi secara berkelompok kecil

KONDISIKONDISIKONDISIKONDISI

AWALAWALAWALAWAL

TINDAKANTINDAKANTINDAKANTINDAKAN

KONDISIKONDISIKONDISIKONDISI

AKHIRAKHIRAKHIRAKHIR

Page 19: Gayuti Indriani

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian.

Sehubungan dengan jadwal mengajar penulis di kelas XII AV yang secara

rutin pada hari Jum’at, maka penelitian dilakukan pada tanggal 9, 16 dan 23

Januari 2010 di kelas XII Jurusan Teknik Audio Video.

2. Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian dilakukan di kelas XII AV Jurusan Teknik Audio Video

SMK HATAWANA Jakarta. Mata pelajaran Memperbaiki / Mereparasi

VCD/DVD dipelajari di kelas XII Jurusan Teknik Audio Video.

B. Subjek penelitian

Kelas XII AV dipilih sebagai subjek penelitian karena sebelumnya nilai

siswa rata-rata rendah pada mata pelajaran dasar kelistrikan. Jurusan Teknik

Audio Video.

C. Sumber Data

Sumber data diambil dari daftar nilai harian siswa, data penilaian tiap

siklus, data observasi serta data informasi dari guru-guru bidang studi lain

yang relevan.

Page 20: Gayuti Indriani

D. Teknik dan Alat-alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini diperoleh

dengan cara melakukan tes tulis dan non tulis :

a. Data primer tentang hasil belajar Sistem Pengapian Konvensional

diambil dari tes akhir siklus satu (1) dan hasil tes akhir siklus dua (2).

b. Data skunder mengenai perubahan sikap, kehadiran dan keaktifan

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran diambil dengan cara

pengamatan dan observasi.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat untuk mengumpulankan data dalam penelitian tindakan kelas ini

berupa: butir-butir soal tes, pedoman dan lembar obsevasi, pedoman dan

lembar wawancara, alat tulis, alat perekam dan kamera.

E. Validasi Data

Untuk data kuantitatif, ditetapkan untuk dilakukan validasi teoritik, dengan

cara memeriksa instrumen dan kisi yang telah dibuat, sedangkan untuk data

kualitatif, dilakukan validasi melalui triangulasi sumber maupun triangulasi

metode.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus:

1. Siklus pertama berlangsung selama tiga kali tatap muka.

2. Siklus kedua berlangsung selama tiga kali tatap muka.

Page 21: Gayuti Indriani

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah

sebagai berikut:

1) Menelaah kurikulum tingkat satuan pelajaran yang berbasis

kompetensi Kelas XII semester ganjil mata pelajaran Memperbaiki /

Mereparasi VCD/DVD.

2) Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah mengenai rencana teknis

penelitian.

3) Membuat rencana, pembelajaran dengan menggunakan media animasi

Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD pada tiap pertemuan. Contoh

rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.

4) Membentuk kelompok belajar yang heterogen dengan anggota 5

orang.

5) Menyiapkan alat bantu pengajaran yang diperlukan. (Menggunakan

komputer di dalam ruang multimedia) atau dengan menggunakan

laptop.

6) Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran

ketika pelaksanaan tindakan sedang berlangsung.

7) Membuat soal tes untuk melihat kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah sederhana pada Memperbaiki / Mereparasi

VCD/DVD.

Page 22: Gayuti Indriani

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilakukan selama 3 kali pertemuan atau 18 jam pelajaran

dengan kajian kompetensi membaca dan memahami Mereparasi

VCD/DVD, sub kompetensi fungsi Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD.

Sedangkan kegiatan observasi dilakukan selama penelitian berlangsung.

Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati setiap kegiatan siswa

melalui lembar observasi.

Secara umum, implementasi yang dilakukan pada siklus I

dijabarkan sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan dan menjelaskan

rencana kegiatan.

2) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5

orang.

3) Setiap kelompok difasilitasi dengan seperangkat komputer (laptop)

yang di dalamnya sudah dicopykan data program animasi sistem

pengapian konvensional sebagai alat bantu pembelajaran.

4) Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa tentang Memperbaiki /

Mereparasi VCD/DVD secara klasikal dengan memberikan contoh

dengan gambar animasi yang telah disediakan oleh guru.

5) Guru memberikan tugas secara berkelompok. Setiap kelompok

ditugaskan untuk mencatat nama-nama komponen yang digunakan

dalam Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD dan fungsinya masing-

masing serta contoh masalah Memperbaiki VCD/DVD yang biasa

Page 23: Gayuti Indriani

ditemukan di lapangan.

6) Guru membimbing dan mengawasi jalannya diskusi kegiatan pada tiap

kelompok.

7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi.

8) Memantau keaktifan dan kesungguhan siswa dalam proses belajar

mengajar berdasarkan pedoman observasi.

9) Guru memberikan tes untuk mengecek kemampuan siswa.

10) Guru memberikan tes siklus I.

c. Analisa Data dan Evaluasi

1) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah :

a) Tes, digunakan untuk mengetahui peningkatan penguasaan materi

setiap siklus.

b) Lembar observasi, digunakan untuk mengetahui situasi belajar

mengajar (seperti: perubahan sikap dan perilaku belajar siswa) pada

saat dilakukannya tindakan.

2) Analisis Data

Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan setelah terkumpulnya

data. Data yang diperoleh di lapangan dianalisis dengan menggunakan

analisis deskriptif kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk

mendeskripsikan perubahan sikap dan hasil belajar Memperbaiki /

Page 24: Gayuti Indriani

Mereparasi VCD/DVD. Selain itu pula akan ditentukan nilai minimum

dan maksimum yang diperoleh siswa pada setiap siklus. Siswa

dianggap kompeten jika mampu menguasai minimal 70% materi

pelajaran dengan skor 7,0 keatas, dan jika kurang dari itu siswa

dianggap belum kompeten.

Secara klasikal siswa dianggap kompeten penguasaan materi 75%

dengan nilai rata-rata kelas 7,5 ke atas.

3) Evaluasi

Hasil evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau balikan

dari proses kegiatan penelitian. Hal yang di evaluasi menyangkut

tentang hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa, yaitu:

a) Apakah hasil belajar siswa yang dicapai sesuai dengan harapan

yang diinginkan atau belum.

b) Apakah aktivitas belajar siswa sesuai dengan indikator

keberhasilan atau belum.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi,

selanjutnya dikumpulkan dan dianalisis. Refleksi yang dimaksudkan

adalah mengoreksi atau mengkaji ulang hal-hal yang sudah dicapai dan

yang belum dicapai, apa kendalanya dan bagaimana cara mengatasinya

serta apa yang perlu dilaksanakan pada siklus berikutnya sehingga hasil

yang dicapai pada siklus berikutnya sesuai dengan yang diharapkan dan

hendaknya lebih baik dari siklus sebelumnya.

Page 25: Gayuti Indriani

2. Siklus ll

a. Perencanaan Tindakan

Setelah pelaksanaan siklus I ternyata hasilnya tidak sesuai dengan

indikator keberhasilan. Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus

II relatif sarna dengan perencanaan siklus I, namun pada beberapa langkah

dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan kenyataan yang

ditemukan di lapangan.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah

sebagai berikut:

1) Menelaah kurikulum yang berbasis kompetensi Kelas XII semester

ganjil mata pelajaran Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD.

2) Membuat rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan. Contoh

rencana pelaksanaan Pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 1.

3) Membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen dengan

anggota 3 orang.

4) Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran

ketika pelaksanaan tindakan sedang berlangsung.

5) Menyiapkan alat bantu pengajaran yang diperlukan sebanyak jumlah

kelompok.

6) Membuat soal tes untuk melihat kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah.

Page 26: Gayuti Indriani

b. Pelaksanaan Tindakan

Silkus II dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan kajian

kompetensi menganalisa rangkaian dan memahami Memperbaiki /

Mereparasi VCD/DVD, sub kompetensi Memperbaiki VCD/DVD.

Sedangkan kegiatan observasi dilakukan selama penelitian berlangsung.

Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati setiap kegiatan siswa

melalui lembar observasi.

Secara umum, implementasi yang dilakukan pada siklus II ini

akan dijabarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Analisis dan Evaluasi

Pelaksanaan Refleksi Siklus i

Perencanaan

Pelaksanaan

Analisis dan Evaluasi

Refleksi

?

Siklus iI

Page 27: Gayuti Indriani

a. Guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok, dimana

setiap kelompok beranggotakan 3 orang.

b. Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan dan menjelaskan

rencana kegiatan.

c. Guru menjelaskan materi pokok tentang sistem pengapian

konvensional dengan memberi contoh yang dipakai pada sistem

pengapian. Misalnya distributor, kunci kontak, koil dan baterai dan

sebagainya.

d. Guru memberikan tugas kelompok dengan memberikan alat berupa

multiterter untuk digunakan siswa dalam mengukur dan memeriksa

komponen.

e. Guru membimbing jalannya diskusi tiap kelompok agar tetap

mengarah pada kegiatan yang berhubungan dengan topik

pembelajaran.

f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi.

g. Memantau keaktifan dan kesungguhan siswa dalam proses belajar

mengajar berdasarkan pedoman observasi.

h. Gum memberikan kuis untuk mengecek kemampuan siswa. 1. Gum

memberikan tes siklus ll.

c. Analisis dan Evaluasi

1) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan

Page 28: Gayuti Indriani

kelas ini adalah:

a) Tes, yaitu digunakan untuk mengetahui peningkatan penguasaan materi

setiap silabus.

b) Lembar observasi, yaitu digunakan untuk mengetahui situasi belajar

mengajar (seperti: pembahan sikap dan perilaku belajar siswa) pada saat

dilakukannya tindakan.

2) Analisis Data

Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan setelah

terkumpulnya data. Data yang diperoleh di lapangan dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis kuantitatif

digunakan untuk mendeskripsikan perubahan sikap dan hasil belajar pada

mata pelajaran Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD. Selain itu pula

akan ditentukan nilai minimum dan maksimum yang diperoleh siswa

pada setiap silabus. Siswa yang menguasai materi pelajaran 70% ke atas

memperoleh skor 7,0 ke atas dari hasil belajarnya maka siswa tersebut

dianggap kompeten. Sedangkan perolehan hasil belajar di bawah 7,0

dianggap belum kompeten. Secara klasikal, siswa dianggap kompeten

apabila penguasaan materi siswa mencapai 75 % ke atas skor rata-rata

basil belajar siswa 7,5 ke atas.

3) Evaluasi

Hasil evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau balikan

dari proses kegiatan penelitian. Hal yang di evaluasi menyangkut tentang

hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa, yaitu:

Page 29: Gayuti Indriani

a) Apakah hasil belajar siswa yang dicapai sesuai dengan harapan yang

diinginkan atau belurn.

b) Apakah aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan atau tidak.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi,

selanjutnya dikumpulkan dan dianalisis. Setelah menggunakan media

animasi Memperbaiki / Mereparasi VCD/DVD diharapkan nilai yang

diperoleh hasil sesuai dengan indikator keberbasilan.

Page 30: Gayuti Indriani

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S.Prof,DKK.2007.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi

Aksara.

Hakim, Thursan.1988. Belajar Secara Efektif Jakarta: Pustaka

Pembangunan Swadaya

Kusrianto, Adi.2006. Memakai Macromedia Flash Professional 8. Jakarta:

Media Elex Komputindo

Muslich Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sukardi,Prof.Ph.D. 2007. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.