PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM...

287
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP TERMODINAMIKA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 105 Jakarta Tahun Ajaran 2019/2020) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ika Shepti Indriani 11140163000027 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP

PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP TERMODINAMIKA

(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 105 Jakarta Tahun Ajaran 2019/2020)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Ika Shepti Indriani

11140163000027

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

iv

ABSTRAK

IKA SHEPTI INDRIANI (11140163000027). PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP

TERMODINAMIKA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 105 Jakarta Tahun

Ajaran 2019/2020). Skripsi Program Studi Tadris Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran fisika di SMA Negeri 105

Jakarta adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dan belum mampu

memecahkan masalah yang bersifat kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika dan

mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diterapkan model

pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) pada konsep termodinamika.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan

desain non-equivalent control group design. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN

105 Jakarta pada siswa kelas XI pada semester genap di tahun ajaran 2019/2020

sebanyak 72 siswa. Sampel dipilih secara purposive sampling, sampel terbagi

menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan jumlah yang

sama. Hasil uji hipotesis menggunakan uji t analisis statistik parametrik pada

pretest dan posttest dengan taraf sig. 5% atau 0,05 diperoleh sig. (2-tailed).

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika

dihitung menggunakan rumus N-gain. Data kemampuan berpikir kritis siswa

diperoleh dengan menggunakan tes uraian. Berdasarkan analisis data dapat

disimpulkan bahwa: (1) terdapat pengaruh penerapan model Double Loop

Problem Solving (DLPS) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep

termodinamika, (2) terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang

diterapkan model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) pada

konsep termodinamika.

Kata Kunci: Model Double Loop Problem Solving; Kemampuan berpikir kritis;

Termodinamika

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

v

ABSTRACT

IKA SHEPTI INDRIANI (11140163000027). THE EFFECT OF DOUBLE

LOOP PROBLEM SOLVING MODEL ON CRITICAL THINKING SKILLS

OF THERMODYNAMICS CONCEPT (Quasi Experiments in SMAN 105

Jakarta Academic Year 2019/2020). Thesis of Physics Education Program,

Science Education Departement, Faculty of Tarbiya and Teachers Training,

Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, 2020.

Problems encountered in physics at SMAN 105 Jakarta is the low ability of

students' critical thinking and not being able to solve problems that are

contextual. This study aims to determine the effect of the Double Loop Problem

Solving (DLPS) learning model on students' critical thinking skills on

thermodynamic concepts and to determine the increase in students' critical

thinking skills that are applied to the Double Loop Problem Solving (DLPS)

learning model on the thermodynamic concept. The research method used was a

quasi-experimental method with a non-equivalent control group design. This

research was conducted at SMAN 105 Jakarta in class XI students in the even

semester in the 2019/2020 school year as many as 72 students. The sample was

chosen by purposive sampling, the sample is divided into two classes, namely the

control class and the experimental class with the same amount. Hypothesis test

results using the t test parametric statistical analysis at pretest and posttest with

sig level. 5% or 0.05 obtained sig. (2-tailed). Increasing students' critical thinking

skills on the concept of thermodynamics is calculated using the N-gain formula.

The data of students' critical thinking skills were obtained using the description

test. Based on data analysis, it can be concluded that: (1) there is an effect of the

application of the Double Loop Problem Solving (DLPS) model on students

'critical thinking skills on thermodynamic concepts, (2) there is an increase in

students' critical thinking skills that are applied to the double loop problem

solving learning model (DLPS) on the concept of thermodynamics.

Keywords: Double Loop Problem Solving model; critical thinking skills;

thermodynamics

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala

yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para

pengikutnya dan senantiasa berada dalam lindungan Allah. Atas ridho-Nya,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis pada Konsep Termodinamika”.

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima

kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris

Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fathiah Alatas, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

waktu, arahan dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik.

5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Program Studi Tadris Fisika yang

telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama

proses perkuliahan.

6. Bapak Drs. Imam Prasaja, M.Si., selaku kepala sekolah SMAN 105 Jakarta.

7. Ibu RR. Sri Wulandari, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika di SMAN 105

Jakarta yang telah memberikan izin penelitian dan membimbing selama

penelitian berlangsung.

8. Keluarga tercinta Ayahanda Khalimi, Ibunda Elly Fajriyah, M.M., Adik Puteri

Anisah Salsabila, serta semua keluarga yang selalu mendoakan dan

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

vii

memotivasi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-

cita. Skripsi ini saya persembahkan untuk Papah dan Mamah.

9. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2014, terkhusus

kepada Herawati, S.Pd., Shahifa Wahyi Fuadyah, S.Pd., Fitria Nibras, dan

Royhanun Athiyyah, S.Pd. yang sudah menemani dan menyemangati penulis,

selalu menjadi tempat berbagi informasi, memberikan waktu, pikiran, saran

dan dukungan kepada penulis.

10. Teman-teman satu bimbingan yang selalu menjadi tempat berbagi informasi

waktu, pikiran dan saran kepada penulis.

11. Candra Untung Prasetio, S.M., yang selalu mendoakan dan menyemangati

penulis hingga penulisan skripsi ini selesai.

12. Sahabat penulis, Febriyanti ayu, Yoga Utama, yang selalu membantu dan

mendengarkan keluh kesah penulis.

13. Teman-teman di bimbel BP CTG, khususnya kepada Rahmawati, S.Pd., dan

Linda Astuti, S.Pd., selaku partner kerja yang selalu menyemangati,

membantu dan mengingatkan untuk segera selesai menyelesaikan skripsi.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan.

Sehingga, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi

kita semua.

Jakarta, 11 Mei 2020

Penulis

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ..................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

BAB II .................................................................................................................... 7

KAJIAN TEORI KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS ..................... 7

A. Deskripsi Teoritik ...................................................................................... 7

1. Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) ............ 7

2. Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................... 12

3. Kajian Materi Termodinamika ........................................................... 20

B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 27

C. Penelitian Relevan .................................................................................... 29

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 31

BAB III ................................................................................................................. 32

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 32

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

ix

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................. 32

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 33

D. Variabel Penelitian ................................................................................... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33

F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 34

1. Instrumen Tes ....................................................................................... 34

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41

H. Hipotesis statistik .................................................................................. 45

BAB IV ................................................................................................................. 47

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 47

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 47

1. Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .............................. 47

2. Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ....................................... 48

3. Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ............. 48

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ................................................. 49

5. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 51

6. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .............................. 52

7. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis pada setiap Aspek ........ 52

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 54

BAB V .................................................................................................................. 58

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 58

A. Kesimpulan ............................................................................................... 58

B. Saran ......................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Termodinamika ................................................... 20

Gambar 2.2 Suatu Sistem Termodinamika .................................................. 21

Gambar 2.3 Siklus Carnot untuk sebuah gas ideal ....................................... 26

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................... 28

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Kemampuan Berpikir Kritis menurut Ennis ................................ 13

Tabel 3.1 Non-Equivalent Control Group Design ...................................... 36

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kritis ......................................... 38

Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi Nilai r ............................................... 41

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ................................................ 41

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Instrumen ..................................................... 42

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................... 42

Tabel 3.7 Kriteria Taraf Kesukaran ............................................................. 43

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Instrumen Tes ..................... 43

Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda ................................................................ 44

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Tes ...................... 45

Tabel 3.11 Kriteria Uji N-Gain .................................................................... 49

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Pretest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................... 51

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Posttest Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................................................... 52

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen .................................................................................. 53

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas data Pretest dan data Posttest .................... 54

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ......................................................................................... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ...................................... 55

Tabel 4.7 Hasil Rata-rata N-gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..... 56

Tabel 4.8 Skor N-gain Peraspek Berpikir Kritis di Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ................................................................................................... 57

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Observasi Penelitian Pendahuluan ................................................ 64

1. Lembar Wawancara Guru ............................................................................ 65

2. Lembar Angket Siswa .................................................................................. 67

3. RPP Kelas Eksperimen ................................................................................ 68

4. RPP Kelas Kontrol ..................................................................................... 105

5. LKS Kelas Eksperimen .............................................................................. 136

6. LKS Kelas Kontrol .................................................................................... 163

Lampiran B Instrumen Penelitian ..................................................................... 187

1. Kisi-kisi Instrumen penelitian .................................................................... 188

2. Instrumen Tes ............................................................................................ 190

3. Analisis hasil uji instrumen tes .................................................................. 204

4. Soal tes instrumen penelitian ..................................................................... 209

5. Lembar Validasi Ahli Materi ..................................................................... 213

Lampiran C Analisis Hasil Penelitian ................................................................ 219

1. Hasil Pretest .............................................................................................. 220

2. Hasil Posttest ............................................................................................. 222

3. Hasil Olah Data Pretest dan Posttest Berpikir Kritis ................................. 224

4. Uji Normalitas hasil Pretest ...................................................................... 232

5. Uji Normalitas Hasil Posttest ..................................................................... 233

6. Uji Homogenitas Hasil Pretest .................................................................. 234

7. Uji Homogenitas Hasil Posttest ................................................................. 235

8. Uji Hipotesis Hasil Pretest ......................................................................... 236

9. Uji Hipotesis Hasil Posttest ....................................................................... 237

10. Uji N-gain .................................................................................................. 238

11. Uji Hipotesis N-gain .................................................................................. 242

Lampiran D Surat Keterangan ........................................................................... 256

1. Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi .......................................... 257

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

xiii

2. Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................................. 258

3. Surat Keterangan Penelitian ....................................................................... 259

4. Uji Referensi .............................................................................................. 260

5. Daftar Riwayat Hidup Penulis ................................................................... 272

6. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 272

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari perilaku alam, sehingga belajar

fisika tidak bisa lepas dari penguasaan konsep fisika. Kurikulum mata pelajaran

fisika membekali siswa untuk memiliki sejumlah kemampuan berpikir salah

satunya yaitu kemampuan berpikir kritis.1 Kemampuan berpikir kritis sangat

penting dalam proses pembelajaran fisika, sehingga dapat mencapai hasil yang

optimal.2 Kemampuan berpikir kritis yang optimal membuat seseorang mampu

mengambil keputusan yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.3 Fisika

sebagai ilmu yang mempelajari perilaku alam dapat digunakan sebagai sarana

untuk melatih kemampuan berpikir kritis melalui penerapan metode ilmiah.4

Kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dilatih dan dikembangkan

pada siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat mengganggu

proses berpikir siswa.5 Metode pembelajaran yang hanya mengajarkan

pengetahuan tanpa melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis dapat

menjadikan siswa rentan melakukan penalaran yang keliru.6

Siswa yang tidak

memiliki kemampuan berpikir kritis tidak akan mampu membuat keputusan dan

menyelesaikan suatu masalah, baik di sekolah, kehidupan pribadi, maupun di

lingkungan kerja nantinya.7 Namun, dalam melatih kemampuan berpikir kritis

1 Khaeruddin, Model Pembelajaran Fisika Berbasis Keterampilan Proses Sains, (Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya, 2017), h.1 2 Deti Ahmatika, “Kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam proses pembelajaran

fisika, sehingga dapat mencapai hasil yang optimal”, 2016, Jurnal Euclid, Vol. 3, No. 1, h. 395 3 Desi Fitria Wulandari, Ida Hamidah, Agus Setiawan, “Physics of Learning Strategy to

Train Critical and Creatif Thinking Skills”, 2014, International Journal of Science and Research,

Vol. 3, h. 2976 4 Syarifah dan Yosaphat Sumardi, “Pengembangan Model Pembelajaran Malcom‟s

Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Motivasi Belajar Siswa”, 2015,

Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 1 No. 2, h. 238. 5 Diyah Ayu Triumiana, “Pengembangan Instrumen Tes Diagnostik Mata Pelajaran Fisika”,

2017, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Vol. 5 No. 2, h. 47. 6 Khaeruddin, Bunga Dara Amin, dan Jasruddin, “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis

Pada Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika SMA”, 2018, Prosiding Seminar

Nasional Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar, h. 180. 7 Syarifah, Loc. Cit

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

2

siswa masih terkendala oleh beberapa faktor. Pertama, seringkali pembelajaran

fisika masih terpusat pada guru, sehingga siswa cenderung pasif dan kurang

menggali kemampuan berpikirnya.8 Kedua, terjadi di SMAN 105 Jakarta yang

dilakukan di kelas XII MIPA 60% siswa masih belum mampu memecahkan suatu

masalah yang sifatnya kontekstual. Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir

kritis siswa tergolong rendah.

Kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah karena siswa tidak

menguasai konsep, siswa kurang dilatih berpikir kritis untuk memecahkan

masalah yang kontekstual.9 Adanya kemampuan berpikir kritis siswa akan lebih

mudah menyelesaikan masalah fisika yang sifatnya menganalisis yang kemudian

siswa mampu menyimpulkan masalah tersebut.10

Kemampuan berpikir kritis

siswa dapat didukung dengan menciptakan struktur pembelajaran yang tepat.

Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah

dengan menggunakan model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

yang dapat mengaktifkan siswa menalar, menjawab pertanyaan serta mampu

mengambil keputusan.11

Model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) yaitu model

yang mampu memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan menganalisis dengan

tingkatan yang lebih tinggi dalam sebuah permasalahan dan siswa aktif dalam

menalar dan menjawab pertanyaan serta membantu siswa dalam mengembangkan

kemampuan berpikir kritis.12

Dimana model double loop problem solving (DLPS)

8 Dyah Shinta Damayanti, dkk, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan

Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013”,

2013, Radiasi, Vol. 3 No. 1, h. 58. 9 Lisa Gueldenzoph Snyder dan Mark J. Snyder, “Teaching critical thinking and problem

solving skills”, 2008, The Journal off Research in Business Education, Vol. 50, No. 2, h. 90-97 10

Halimah, Sutrio dan Ni Nyoman, “Pengaruh Model Pemecahan Masalah Dua Putaran

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik”, 2019, Jurnal Prisma Sains, ol. 7, No. 2, h.

114 11

P. Rahayu, M. Hidayat, dan H. Pathoni, “Penerapan Model Pembelajaran Double Loop

Problem Solving (DLPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di Kelas X

SMAN 13 Muaro Jambi” 2017, Jurnal UNJA, h.4 12

Ibid.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

3

digunakan untuk mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar.13

Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) merupakan salah satu

modifikasi dari pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah dengan

penekanan pada pencarian penyebab utama dari timbulnya masalah yang

diberikan.14

Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman,

mengenali dan memecahkan masalah dengan berbagai alternatif solusi jawaban.15

Tujuan dari digunakannya model pembelajaran Double Loop Problem Solving

(DLPS) yaitu siswa mampu memiliki kemampuan untuk mengelola pemikirannya

sehingga mampu melakukan proses pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan.16

Model ini dikenal sebagai model pengambilan keputusan dimana

keputusan yan diambil menyangkut proses mempertimbangkan berbagai pilihan,

yang akhirnya akan sampai pada suatu kesimpulan yang diambil.

Model Double Loop Problem Solving (DLPS) memberikan siswa untuk

membuat keputusan mengenai informasi yang dikumpulkan, bagaimana

menafsirkannya dan harus memanfaatkannya. Masalah yang diselesaikan pada

model Double Loop Problem Solving melalui dua tahapan (loop) yang berbeda

tetapi saling berkaitan.17

Dua loop yang dimaksud adalah loop I ditujukan untuk

mendeteksi penyebab masalah kemudian merancang dan menerapkan solusi

sementara, loop II menemukan penyebab yang arahnya lebih tinggi dan kemudian

merancang dan mengimplementasikan solusi dari akar masalah.18

13 Mas‟ad, M. Nizar, Agus M. P, “Pengaruh Metode Pembelajaran Double Loop

Problem Solving (DLPS) Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas VIII Smp Negeri 3 Mataram

Tahun Pelajaran 2015-2016”, 2016, Jurnal Kajian Penelitian dan Kependidikan Vol. 14,

No. 2, h. 73 14

Mailen Sari, Syakbaniah, Ermaniati Ramli, “Pengaruh LKS Berorientasi Pembelajaran

Double Loop Problem Solving (DLPS) Terhadap Kompetensi Fisika Kelas XI SMAN 13 Padang,

2015, Pillar O Physics Education, Vol.5, h.74 15

Siti Nurjanah, Entang Kartika dan Tita Mulyati, “Pendekatan Double Loop Problem

Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, 2015, Jurnal

PGSD ,Vol. 1, No. 1, h.4 16

Ibid., h.3 17

P. Dwijananti, R. I. Fatmala, B. Astuti, “Penerapan Model Double Loop Problem Solving

Menggunakan Detektor Geiger Muller untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif”, 2016, Unnes

Science Education JournaI,Vol. 5, No. 3, h.1384 18

Siti Nurjanah, Loc.cit.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

4

Salah satu konsep fisika yang cocok untuk diterapkan pada model Double

Loop Problem Solving (DLPS) yaitu konsep termodinamika. Termodinamika

dikenal sebagai ilmu yang mempelajari kalor (panas) dan cara perpindahannya.19

Konsep suhu, kalor dan perpindahan kalor merupakan materi yang membutuhkan

penguasaan konsep yang kuat dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari

karena bersifat makroskopik.20

Banyak siswa yang salah dalam memahami konsep

suhu dan kalor.21 Hal tersebut disebabkan konsep termodinamika merupakan

materi yang sulit, memiliki konsep fisika yang abstrak dan memiliki kompleksitas

yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan analisis yang tinggi.22

Oleh karena itu,

konsep termodinamika dianggap cocok untuk diterapkan pada model

pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS).

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Double Loop

Problem Solving (DLPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada

Konsep Termodinamika”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti mencoba

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Proses belajar siswa tidak mengajak siswa untuk mengambil keputusan,

sehingga siswa kurang dalam kemampuan berpikir.

2. Kemampuan berpikir tergolong rendah karena tidak melatih siswa untuk

berpikir salah satunya yaitu kemampuan berpikir kritis.

19

Nata Amalia, Albertus Djoko Lesmono, dan Alex Harijanto, “Analisis Kemampuan

Berargumentasi Ilmiah Siswa SMA Pada Konsep Termodinamika”, 2018, Jurnal Pembelajaran

Fisika (JPF), Vol. 7, No. 2, h.197 20

Putri Zakiyatul Zannah, Diah Mulhayatiah, dan Fathiah Alatas, “Penggunaan Media

Pembelajaran Zooming, Presentation untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X pada

Konsep Suhu dan Kalor”, 2014, EDUSAINS, Vol. IV, No. 02, h. 213 21 Fitria Alfisyahrina, Tomo Djudin, dan Syukran Mursyid, “Remediasi Miskonsepsi Siswa

pada Materi Suhu dan Kalor Menggunakan Model PBL di MAN”, Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran, Vol. 4 No. 9, 2015, h. 6. 22

Jamuari, Kosim, dan Aris, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif STAD Berbasis

Multi Media Interaktif Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Termodinamika”, 2015,

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Vol. 1, No. 1, h.124

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

5

3. Kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika tergolong

rendah.

4. Permbelajaran fisika masih berpusat pada guru, sehingga siswa cenderung

pasif dan kurang menggali kemampuan berpikir kritisnya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dibatasi pada kemampuan berpikir kritis. Indikator kemampuan berpikir kritis

yang digunakan yaitu kemampuan berpikir kritis menurut Ennis , yaitu: a)

elementary clarification dengan sub indikator: memfokuskan pertanyaan dan

menganalisis argumen, b) basic support dengan sub indikator:

mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, c) inference dengan sub indikator:

membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan dan membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi, d) advance clarification dengan sub indikator:

mendefinisikan istilah dan mempertimbangkannya, e) strategies and tactics

dengan sub indikator: memutuskan suatu tindakan.Untuk mengatasi kemampuan

berpikir kritis dalam penelitian ini diterapkan model Double Loop Problem

Solving. Double Loop Problem Solving ini diterapkan pada konsep

termodinamika.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah penerapan model double loop problem solving (DLPS) berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diterapkan

model pembelajaran double loop problem solving (DLPS) pada konsep

termodinamika?

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran Double Loop Problem Solving

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika.

2. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diterapkan

model pembelajaran double loop problem solving (DLPS) pada konsep

termodinamika.

F. Manfaat Penelitian

Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi guru dan sekolah, dapat memberikan informasi terkait model

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis pada pembelajaran fisika.

2. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis selama proses

pembelajaran sehingga siswa diharapkan mampu memahami dan menerapkan

konsep yang telah dipelajari.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan masukan untuk melakukan

penelitian sejenis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains

khususnya fisika.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

7

BAB II

KAJIAN TEORI KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

a. Definisi Model Pembelajaran Problem Solving

Pemecahan masalah merupakan proses yang diawali dengan menghadapi

masalah dan diakhiri dengan menjawab permasalahan yang diberikan dengan

menyampaikan informasi.1 Problem solving atau kemampuan penyelesaian

masalah adalah kemampuan menyelesaikan masalah rutin, non-rutin, rutin

terapan, rutin non-terapan, non-rutin terapan, dan masalah non-rutin non-terapan.2

Model pemecahan masalah George Polya merupakan model problem solving

yang paling awal. Terdapat empat langkah yaitu memahami masalah, membuat

rencana, menjalankan rencana dan memeriksa kembali.3

1) Memahami masalah

Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak

mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar.

2) Membuat rencana

Rencana strategi penyelesaian dapat dipilih dari beberapa pilihan strategi

yang dipikirkan dengan berpatokan dari fakta dalam soal dan perkiraan

penyelesaian soal. Apa yang kita ketahui? Apakah kita membutuhkan lebih

banyak informasi?.

3) Menjalankan rencana

Siswa menyelesaikan strategi yang telah direncanakan sampai memperoleh

jawaban.

1 Olaniyan, Ademola Olatide1, Omosewo, Esther O.1, Nwankwo, Levi I.2, 2015, Effect of

polya problem-solving model on senior secondary school students’ performance in current

electricity, European Journal of Science and Mathematics Education, Vol. 3, No. 1, h. 98. 2 Karunia Eka Lestari dan M. Ridwan Y, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: PT

Reika Aditama, 2015), h. 72. 3 George Polya, How to Solve it : New Aspect of Mathematical Method, (New Jersey:

Princeton University Press, 1971), h. 5

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

8

4) Memeriksa kembali

Siswa melaksanakan pengujian jawaban. Langkah terakhir yaitu

membandingkan jawaban apakah sesuai dengan soal. Apakah masuk akal

jawabannya? Haruskah kita mengulangi rencana strategi untuk memenuhi semua

fakta dan kondisi pada soal?

Sejalan dengan pengertian problem solving atau kemampuan pemecahan

masalah dipandang sebagai upaya mencari jalan keluar yang dilakukan dalam

mencapai tujuan.4

b. Definisi Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

Guna memahami lebih dalam tentang Double-Loop Problem Solving

(DLPS) berikut ini definisi menurut para ahli diantaranya:

1) Sharon Cartwright

Model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) merupakan

sebuah proses pembelajaran dan konsep yang melibatkan siswa untuk berpikir

lebih dalam tentang pendapat yang diyakini mereka.5

2) Aris Shoimin

Double-Loop Problem Solving (DLPS) adalah modifikasi dari model

pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dengan penekanan pada

pencarian penyebab utama dari timbulnya masalah, jadi berkenaan dengan

jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanjutnya siswa menyelesaikan masalah

tersebut dengan menghilangkan batasan yang menjadi penyebab munculnya

masalah tersebut.6

3) Siti Nurjannah

Model Double-Loop Problem Solving (DLPS) merupakan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

4 Radiyatul, Sutarto Hadi, 2014, “Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya Untuk

Mengembangkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematis di Sekolah

Menengah Pertama”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, No.1, h. 55 5 Sharon Cartwright, 2002, “Double Loop Learning: A Concept and Proses for Leadership

Education”, Journal of Leadership Education, Vol. 1, h. 68. 6 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum, (Yogyakarta:Ar-Ruzz

Media, 2013), h. 68

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

9

pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan memecahkan masalah

dengan berbagai alternatif solusi jawaban.7

4) Lucky H. Jufri

Double Loop Problem Solving (DLPS) yaitu jenis pendekatan pemecahan

masalah matematika yang menekankan pada pencarian penyebab utama dari

timbulnya masalah.8

5) Pornkasem Kantamara dan Vichita Vathanophas Ractham

Pembelajaran double loop yaitu proses membandingkan keadaan dengan

petunjuk aturan atau sumber yang dipakai, mempertanyakan apakah petunjuk

aturan atau sumber sudah sesuai dengan tindakan yang dilakukan seseorang.

Aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan akan dipertanyakan apakah sudah

cukup atau perlu diperluas. Proses tersebut melibatkan perubahan pengetahuan

dasar, keahlian atau rutinitas.9

Dengan demikian Double-Loop Problem Solving (DLPS) yang digunakan

oleh peneliti yaitu merujuk kepada pembelajaran double loop menurut Pornkasem

Kantamara dan Vichita Vathanophas Ractham.

c. Pelaksanaan Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

Model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) disini

mengkomodasikan dan perbedaan level dari penyebab suatu masalah, termasuk

mekanisme bagaimana sampai terjadi suatu masalah.10

Pemecahan masalah

melalui pendekatan DLPS dimulai dengan mencari penyebab langsung dari

7 Siti Nurjanah, Entang Kartika, Tita Mulyati, 2015, “Pendekatan Double Loop Problem

Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, Jurnal PGSD

,Vol. 1, No. 1, h.4 8 Lucky Heriyanti Jufri, 2015, “Penerapan Double Loop Problem Solving Untuk

Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis Level 3 Pada Siswa Kelas VIII SMPN 27

Bandung”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, Vol. 1, h. 54 9 Pornkasem Kantamara dan Vichita Vathanophas Ractham, 2014, “Single-Loop vs.

Double-Loop Learning: An Obstacle Or A Success Favtor For Organizational Learning”,

International Journal of Education and Research, Vol. 2, No. 7, h. 57. 10

Satya Gading, Hasan Mahud dan Idam Ragil, 2016, “Penerapan Model Pembelajaran

DLPS (Double Loop Problem Solving) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengaruh

Perubahan Lingkungan”, Jurnal FKIP UNS, Vol. 4, No. 10, h. 2

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

10

timbulnya suatu masalah, kemudian menyelesaikan masalah tersebut sesuai

dengan analisis penyebab langsung yang telah dilakukan.11

DLPS merupakan perkembangan lebih lanjut dari teori Double-Loop

Learning yang dikembangkan pertama kali oleh Argyris, dan berfokus pada

pemecahan masalah yang kompleks dan tak terstruktur untuk kemudian dijadikan

semacam perangkat problem solving yang efektif dalam Double Loop Problem

Solving (DLPS), siswa perlu didorong untuk bekerja pada dua loop pemecahan

yang berbeda, akan tetapi saling terkait.12

Model Double Loop Problem Solving

(DLPS) juga dikenal dengan model pengambilan keputusan.13

Keputusan yang

diambil dalam model pembelajaran ini menyangkut proses mempertimbangkan

berbagai macam pilihan, yang akhirnya akan sampai pada suatu kesimpulan atas

pilihan yang akan diambil.14

Ciri utama yang ada pada model DLPS ini yaitu kegiatan pembelajaran yang

dilakukan berpusat pada pemberian masalah. Masalah tersebut diselesaikan

melalui dua tahapan (loop) yang berbeda tetapi saling berkaitan. Dua loop yang

dimaksud adalah sebagai berikut:15

1) Loop pertama: siswa diberikan masalah yang relevan dengan materi dipelajari

dan siswa diarahkan untuk dapat merancang dan menerapkan solusi sementara

dari permasalahan yang ada. Pada tahap ini menuntut siswa untuk saling

berinteraksi dengan teman sekelompok dengan mengembangkan kemampuan

berpikirnya dalam penyelesaian masalah.

2) Loop kedua: pada tahap ini siswa menyelesaikan permasalahan yang levelnya

lebih tinggi dengan mengacu pada solusi yang telah mereka peroleh pada loop

pertama.

Secara umum menurut jufri Double-Loop Problem Solving (DLPS)

meliputi:16

11

Lucky Heriyanti Jufri, Op.cit., h.57 12

Aris Shoimin, Op.cit., h.68-69 13

Roliyani, 2016, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui penggunaan model

pembelajaran Double Loop Problem Solving”, Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3, No. 6, h. 562 14

Ibid. 15

Siti Nurjanah, Entang Kartika, Tita Mulyati, Op.cit., h. 4 16

Aris Shoimin, Op.cit., h.69

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

11

Loop I

a) Mengidentifikasi masalah, tahap ini siswa diminta untuk mengidentifikasi

permasalahan yang telah disajikan di lembar kerja.

b) Solusi sementara, tahap ini siswa dapat menentukan langkah penyelesaian

sementara dari permasalahan yang telah disajikan.

c) Evaluasi, tahap ini siswa diharapkan mampu mengevaluasi keberhasilan dari

solusi sementara yang ia terapkan dan mendiskusikan kembali dengan

kelompoknya agar mendapat solusi yang tepat.

d) Analisis permasalahan, tahap ini siswa diminta menganalisis dari

permasalahan yang disajikan berdasarkan referensi.

Loop II17

a) Mengidentifikasi masalah yang tingkatannya lebih tinggi, siswa diminta untuk

mengidentifikasi lagi permasalahan yang telah disajikan masalah dengan

tingkatan lebih tinggi.

b) Solusi akhir, tahap akhir ini siswa menyelesaikan kembali permasalahan yang

kedua berdasarkan solusi pada analisis loop pertama dan siswa dapat

menyimpulkan dari masalah pertama dan kedua.

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Double Loop Problem

Solving (DLPS)

Kelebihan model pembelajaran Double-Loop Problem Solving (DLPS)

adalah melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak

kritis, melatih siswa untuk bisa berpikir kritis, memecahkan masalah yang

dihadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan,

menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan

kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan

tepat, dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,

khususnya dunia kerja.18

17

Mas‟ad, M. Nizar, Agus M. P, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran Double Loop

Problem Solving terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran

2015-2016”, Vol. 14, No. 2, h. 74 18

Shoimin, Op.cit., h.71

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

12

Kekurangan model pembelajaran Double-Loop Problem Solving (DLPS)

yaitu memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode

pembelajaran lainya, kesulitan dalam mengevaluasi secara tetap yang artinya

kesulitan mencari kesalahan atau kekurangan dari solusi yang dibuat pada

pemecahan masalah secara mandiri dengan kemampuan siswa.19

2. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita

membentuk konsep.20

Menurut Garret dalam Firdha Razak berpikir didefinisikan

sebagai perilaku yang tersembunyi dalam ide dan konsep.21

Dalam berpikir

termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung,

mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau

membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan

yang ada, membuat analisis dan sintesis, menalar atau menarik kesimpulan dari

premi spremis yang ada, menimbang, dan memutuskan.22

Kesemua proses

tersebut merupakan proses yang kompleks, sejalan dengan pendapat Peter Reason

dalam Elda Herlina menyatakan bahwa berpikir adalah proses mental seseorang

yang lebih dari sekedar mengingat dan memahami.23 Guna memahami lebih

dalam tentang makna berpikir kritis, berikut ini definisi yang menggambarkan

hakikat dari orang yang berpikir kritis:

19 Paramita Rahayu dan Haerul Pathoni, 2017, “Penerapan Model Pembelajaran Double

Loop Problem Solving (DLPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di Kelas

X SMAN 13 Muaro Jambi”, Artikel Ilmiah, h. 4 20

Adi Afri Anto, R. Wakhid Akhdinirwanto dan Siska Desy Fatmaryanti, 2013,

“Pemanfaatan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa Di SMP Negeri 27 Purworejo”, Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, Vol. 2, No. 1, h. 5 21

Firdha Razak, “Hubungan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Berpikir kritis

Matematika pada Siswa Kelas VII SMP Pesantren IMMIM Putri Minasatene”, Jurnal Mosharafa,

2017, Vol. 6, No. 1 h. 120 22

Anie Dwi Maylani, “Pengaruh Challenge-based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis Siswa”, (Tugas Akhir Skripsi Pendidikan Matematika UIN Jakarta, 2017), h.11 23

Elda Herlina, “Meningkatkan Disposisi Berpikir Kreati Matematis Melalui Pendekatan

APOS”, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 2013, Vol. 2, No. 2,

h. 170

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

13

1) Renol Afrizon

Berpikir kritis adalah sebuah cara berpikir disiplin yang digunakan oleh

seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-pernyataan, ide-ide,

argument dan penelitian).24

2) Screven dan Paul

Memandang berpikir kritis sebagai proses disiplin cerdas dan

konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi aktif dan

berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh observasi,

pengalaman, refleksi, penalaran atau komunikasi sebagai sebuah penuntun menuju

kepercayaan dan aksi.25

3) Robert H. Ennis

Berpikir kritis sebagai pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang

berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Dalam

mengambil keputusan dan menarik kesimpulan yang logis diperlukan indormasi

yang relevan dan reliabel terkait isu atau topik yang sedang dikaji sehingga akan

saling terkait satu sama lain antara informasi dengan kesimpulan akhir yang logis

dan reflektif. Sehingga perlu adanya kemampuan menganalisis, menginterpretasi

dan menarik kesimpulan.26

4) Fisher dan Sciven

Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap

observasi, komunikasi, informasi, dan argumentasi. Aktivitas berpikir menjadi kritis

apabila memenuhi standar-standar tertentu, yaitu kejelasan, relevansi, masuk akal,

dan lain-lain. Berpikir kritis juga merupakan proses „aktif‟ karena melibatkan tanya-

jawab dan sebagian merupakan peran metakoginisi.27

24

Renol Afrizon, Ratnawulan dan Ahmad Fauzi, 2012, “Peningkatan Perilaku Berkarakter

Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTSN Model Padang Pada Mata Pelajaran

IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based Instruction”, Jurnal Penelitian Pendidikan

Fisika, Vol. 1, No. 1, h.10 25

Ibid. 26

Robert H. Ennis, “Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills”, Education

Leadership, Vol. 4, 1985, h. 45 27

Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 4

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

14

5) Facione

Berpikir kritis yang meliputi kemampuan menganalisis, menarik

kesimpulan, melakukan interpretasi penjelasan, pengaturan diri, ingin tahu,

sistematis, bijaksana mencari kebenaran, dan percaya diri terhadap proses berpikir

yang dilakukan sangat dibutuhkan seseorang dalam usaha memecahkan

masalah.28

Berpikir kritis menuntut upaya memecahkan masalah secara ilmiah dengan

menganalisa informasi dan data sampai mencapai solusi yang relevan. Sehingga

dengan berpikir kritis menimbulkan adanya kemungkinan jawaban yang lebih dari

satu. Orang yang berpikir kritis mampu mengembangkan jawaban -jawaban

tersebut menjadi kemungkinan lain berdasarkan informasi dan analisa yang

dilakukan. Oleh karenanya berpikir kritis merupakan proses berpikir kompleks.

b. Langkah-langkah Berpikir Kritis

Melalui aktivitas pembelajaran berpikir kritis, siswa dapat memahami dan

menguasai tahapan-tahapan dalam berpikir ilmiah, mengkaji suatu objek secara

komprehensif dengan melibatkan proses berpikir aktif dan reflektif, mempelajari

sesuatu secara sistematis dan terorganisasi dalam menemukan inovasi dan solusi

orisinal, membangun argumen dan opini berdasarkan bukti-bukti empiris dan alasan

yang rasional, dan membuat keputusan dengan mempertimbangkan berbagai

komponen secara adil dan bijaksana. Adapun langkah-langkah penerapan strategi

berpikir kritis adalah sebagai berikut:29

1) Guru memberikan siswa tugas atau bahan ajar yang akan dikaji.

2) Guru menyampaikan aturan dalam mengkaji bahan ajar tersebut (boleh dilakukan

secara kelompok atau mandiri).

3) Siswa (secara kelompok atau mandiri) mengidentifikasi hakikat dari objek yang

dikaji.

4) Siswa menggunakan sudut pandang atau menentukan pendekatan yang digunakan

dalam menganalisis bahan ajar tersebut.

28

Rifaatul Mahmuzah, “ Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP

Melalui Pendekatan Problem Posing”, Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Serambi Mekkah, Vol. 4, No.1, h. 66 29

Try Susanti, “Asesmen Penalaran Inch”, Jurnal Al-Ta’lim, Vol. 21 No. 1, 2014, h. 74

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

15

5) Siswa mencari dan membuat alasan yang mendasari temuannya.

6) Siswa membuat berbagai asumsi yang mungkin terjadi.

7) Siswa merumuskan pandangannya dengan bahasa yang sesuai.

8) Siswa menyediakan bukti-bukti empiris berdasarkan data.

9) Siswa membuat keputusan berdasarkan bukti empiris.

10) Guru dan siswa bersama-sama melakukan evaluasi terhadap implikasi yang

ditimbulkan dari hasil keputusan tersebut.

c. Aspek Berpikir Kritis

Ennis menyebutkan ada enam unsur dasar dalam berpikir kritis, yang

disingkat dengan FRISCO, yang mempunyai kepanjangan:30

1) Focus (fokus), memfokuskan pertanyaan atau isu yang ada untuk membuat

keputusan tentang apa yang diyakini.

2) Reason (alasan), mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau menolak

putusan-putusan yang dibuat berdasar situasi dan fakta yang relevan.

3) Inference (menyimpulkan), membuat kesimpulan yang beralasan atau

meyakinkan. Bagian penting dari langkah penyimpulan ini adalah

mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan, pertimbangan dari

interpretasi terhadap situasi dan bukti.

4) Situation (situasi), memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam

berpikir untuk membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui

arti istilah-istilah kunci, bagian-bagian yang relevan sebagai pendukung.

5) Clarity (kejelasan), menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.

Ennis mengklasifikasikan berpikir kritis ke dalam dua aspek, yaitu aspek

sifat (dispositions) dan kemampuan (abilities).31

Aspek keterampilan berpikir

kritis yang digolongkan sebagai sifat (disposition) oleh Ennis adalah sebagai

berikut:

a) mencari pernyataan yang jelas dari pernyataan atau pertanyaan

30

Siti Zubaidah, AD. Corebima, dan Mistianah, “Asesmen Berpikir Kritis Terintegrasi Tes

Essay”, Symposium on Biology Education, 2015, h. 200 31

Arthur L. Costa (ed.), Developing Mind: a Resource Book for Teaching Thinking ed.

Arthur L. Costa, (Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development, 1991),

h.68

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

16

b) mencari alasan

c) mencoba untuk mendapat informasi

d) menggunakan dan menyebutkan sumber yang terpercaya

e) memperhitungkan situasi total

f) mencoba untuk tetap relevan dengan poin utama

g) mengingat perhatian asli atau dasar

h) mencari alternatif

i) berpikiran terbuka

(1) mempertimbangkan dengan serius sudut pandang lain selain sudut

pandang diri sendiri (pemikiran dialogis)

(2) alasan dari pernyataan yang tidak disetujui seseorang, tanpa membuat

perbedaan pendapat yang bertolak belakang dengan alasannya (pemikiran

tambahan)

(3) mempertahankan pendapat meskipun bukti dan alasan tidak mencukupi

j) mengambil posisi atau mengubah posisi ketika bukti dan alasan sudah cukup

untuk melakukannya

k) mencari sebanyak mungkin ketepatan

l) berurusan secara teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan yang

kompleks

m) menggunakan kemampuan berpikir kritis seseorang

n) peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan, dan tingkat kecanggihan orang

lain

Aspek keterampilan berpikir kritis yang digolongkan sebagai kemampuan

(abilities) oleh Ennis dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:32

Tabel 2.2 Kemampuan Berpikir Kritis menurut Ennis

Aspek

Kemampuan

Berpikir Kritis

Sub-Kemampuan

Berpikir Kritis

Indikator

1. Memberikan 1. Memfokuskan a. Mengidentifikasi atau

32

Robert H. Ennis, Op.cit., h. 46

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

17

penjelasan

sederhana

(elementary

clarification)

pertanyaan merumuskan pertanyaan

b. Mengidentifikasi atau

merumuskan kriteria-kriteria

untuk mempertimbangkan

jawaban yang mungkin

c. Menjaga kondisi pikirian

2. Menganalisis

argumen

a. Mengidentifikasi kesimpulan

b. Mengidentifikasi alasan

c. Mengidentifikasi alasan yang

tidak relevan

d. Mengidentifikasi

ketidakrelevanan dan

kerelevanan

e. Mencari persamaan dan

perbedaan

3. Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

klarifikasi dan

pertanyaan yang

menantang

a. Merangkum

b. Mengapa

c. Apa intinya

d. Apa contohnya

e. Bagaimana menerapkannya

dalam kasus tersebut

2. Membangun

keterampilan

dasar (basic

support)

1. Mempertimbangkan

kredibilitas

(kriteria) suatu

sumber

a. Ahli

b. Tidak adanya konflik interest

c. Menggunakan prosedur yang

ada

d. Mampu memberikan alasan

e. Kebiasaan berhati-hati

2. Mengobservasi dan

mempertimbbangka

n hasil observasi

a. Ikut terlibat dalam

menyimpulkan

b. Dilaporkan oleh pengamat

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

18

sendiri

c. Mencatat hal-hal yang

diinginkan

d. Penguatan dan kemungkinan

penguatan

e. Kondisi akses yang baik

f. Penggunaan teknologi yang

kompeten

3. Menyimpulkan

(inference)

1. Membuat dedukasi

dan

mempertimbangkan

hasil dedukasi

a. Kelompok yang logis

b. Kondisi yang logis

c. Interpretasi pertanyaan

2. Membuat induksi

dan

mempertimbangkan

induksi

a. Membuat generalisasi

b. Membuat kesimpulan dan

hipotesis

c. Investigasi

d. Kriteria berdasarkan asumsi

3. Membuat dan

mempertimbangkan

nilai keputusan

a. Latar belakang fakta

b. Konsekuensi

c. Penerapan prinsip-prinsip

d. Memikirkan alternatif

4. Membuat

penjelasan

lebih lanjut

(advanced

clarification)

1. Mendefinisikan

istilah dan

memertimbangkan

nya

a. Bentuk : sinonim, klarifikasi,

rentang ekspresi yang sama,

operasional, contoh dan bukan

contoh

b. Strategi definisi (tindakan

mengidentifikasi)

c. Isi (content)

2. Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan

(implisit)

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

19

b. Asumsi yang diperlukan,

rekontruksi argumen

5. Mengatur

strategi dan

taktik

(strategies and

tactics)

1. Memutuskan suatu

tindakan

a. Mendefinisikan masalah

b. Menyeleksi kriteria untuk

membuat solusi

c. Merumuskan alternatif yang

memungkinkan

d. Memutuskan hal-hal yang

dilakukan secara tentatif

e. Menelaah

f. memonitor

2. Berinteraksi dengan

orang lain

a. Menyenangkan

b. Strategi logis

c. Strategi retorika

d. presentasi

Sedangkan menurut Fisher dan Sciven, dalam berpikir kritis terdapat beberapa

kemampuan yang sangat penting, yaitu:33

1) Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus yang dipikirkan, khususnya alasan-

alasan dan kesimpulan-kesimpulan.

2) Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi.

3) Mengklarifikasi dan menginterpretasi pertanyaan dan gagasan.

4) Menilai akseptabilitas, khususnya kredibilitas dan klaim-klaim.

5) Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam.

6) Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan.

7) Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.

8) Menarik kesimpulan.

9) Menghasilkan argumen-argumen.

33

Fisher, Op. Cit., h.8

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

20

3. Kajian Materi Termodinamika

a. Pengertian Termodinamika

Termodinamika adalah nama yang diberikan untuk mempelajari proses di

mana energi di transfer sebagai kalor dan sebagai usaha/kerja.34

b. Peta Konsep

Gambar 2.1 Peta Konsep Termodinamika

34

Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 518

Kesetimbangan

Termal

Hukum

Kekekalan Energi

Proses/

Perubahan

Usaha

yang

dilakukan

Proses

Termodinamika

TERMODINAMIKA

Hukum ke - nol

Termodinamika

Hukum I

Termodinamika

Hukum II

Termodinamika Usaha dan Proses

Termodinamika

Aplikasi

Ekspansi Kompresi Usaha Kalor Energi

Dalam

Isotermal Isobarik Isokhorik Adiabatik

Mesin

Kalor

Mesin

Carnot

Mesin

Pendingin

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

21

c. Istilah-Istilah dalam Termodinamika

1) Sistem, Lingkungan dan Batas Sistem

Dalam pembahasan termodinamika, sering kali mengacu pada suatu sistem

tertentu. Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan zat atau benda yang akan

menjadi pusat perhatian kita untuk diteliti. Lingkungan didefinisikan sebagai

benda-benda lainnya yang ada diluar sistem. Sistem dipisahkan dari lingkungan

oleh suatu batas sistem (boundry).35

Gambar 2.2 Suatu Sistem Termodinamika36

Ada beberapa macam sistem dalam termodinamika diantaranya yaitu, sistem

tertutup, sistem terbuka dan sistem terisolasi.

2) Usaha dan Kalor

Usaha dilakukan ketika energi ditransfer dari satu benda ke benda yang lain

melalui cara-cara mekanis. 37

Kalor merupakan transfer energi dari satu benda ke

benda kedua yang suhunya lebih rendah melewati batas sistem, yang diistilahkan

dengan transfer panas.38

3) Energi Dalam

Energi dalam sistem dapat didefinisikan sebagai jumlah total semua energi

molekul pada sistem. Energi dalam sistem akan naik jika ada usaha, atau jika

kalor ditambahkan.39

Kita simbolkan energi dalam dengan (U). selama terjadi perubahan pada

keadaan sistem, energi dalam dapat berubah dari nilai awal (U1) ke nilai akhir

(U2). Dapat kita tuliskan perubahan energi dalam yaitu

35

Ibid. 36

Fathiah Alatas dan Ai Nurlela, Termodinamika I, (Jakarta: UIN PRESS, 2015), h. 17 37

Douglas C. Giancoli, Loc.cit. 38 T. L. Lowe, J. F. Rounce, Calculations or A-level Physics, (Cheltenham: Nelson Thornes

Ltd, 2002), h.160 39

Douglas C. Giancoli, Op.cit., h.519

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

22

.40

(2.1)

d. Usaha dan Proses Termodinamika

1) Usaha yang Dilakukan Selama Perubahan Volume

Persamaan usaha yang dilakukan gas dapat kita tulis menjadi41

(2.2)

Jika tekanan p tetap konstan sementara volume berubah dari V1 ke V2, kerja

yang dilakukan sistem adalah42

(2.3)

2) Proses-Proses Termodinamika

Jika variabel keadaan gas dalam ruang tertutup (p, V, T) mengalami

perubahan, maka dikatakan gas tersebut sedang mengalami proses termodinamika.

Beberapa proses termodinamika yang akan dijelaskan diantaranya adalah: proses

isobarik, proses isokhorik, proses isotermal, serta proses adiabatik.43

a) Proses Isobarik

Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem dengan tekanan

konstan. Persamaan keadaan untuk proses isobarik (p tetap) adalah

(2.4)

Sedangkan rumus usahanya adalah

(2.5)

b) Proses Isokhorik

Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem (gas) dengan

volume konstan.44

Persamaan keadaan untuk proses isokhorik (V tetap) adalah

(2.6)

Karena volume gas tidak berubahh , maka usaha yang dilakukan oleh

gas sama dengan nol.

40

Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I Edisi Kesepuluh, (Jakarta:

Erlangga, 2002), h.629 41

Douglas C. Giancoli, Op.cit., h.522 42

Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Op.cit., h.635 43

Ibid., h.634 44

Douglas C. Giancoli, Loc.cit., h.522

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

23

(2.7)

c) Proses Isotermal

Proses isotermal adalah proses yang berlangsung pada suhu tetap.45

Persamaan keadaan untuk proses isotermal (T tetap) adalah46

(2.8)

Karena perubahan volume tidak linier, maka kita tidak dapat menggunakan rumus

, tetapi dengan menggunakan persamaan integral. Karena nRT tetap,

maka faktor tersebut dapat dikeluarkan tanda integral. Kemudian dengan

menggunakan sifat integral ∫

, kita peroleh

47

(

) (2.9)

d) Proses Adiabatik

Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem dimana tidak ada

kalor yang dibiarkan mengalir ke dalam atau keluar sistem (Q = 0). 48

Persamaan

keadaan untuk proses adiabatik dapat diturunkan dengan menggunakan teknik

integral yang hasilnya adalah sebagai berikut:49

(2.10)

(2.11)

Usaha yang dilakukan sistem pada proses adiabatis dirumuskan sebagai

berikut:

(2.12)

e. Hukum I Termodinamika

Hukum I termodinamika merupakan pernyataan lain dari hukum kekekalan

energi.50

Hukum I termodinamika menyatakan bahwa untuk setiap proses jika

kalor (Q) diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha (W), maka sistem

45

Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Op.cit., h.635 46

T. L. Lowe, J. F. Rounce, Op.cit., h.163 47

Daniel Milton Oman, Robert Milton Oman, How To Solve Physics Problems, (New York:

Mc Graw Hill Education, 2016), h.193 48

Douglas C. Giancoli, Loc.cit. 49

Daniel Milton Oman, Robert Milton Oman, Op.cit., h.190 50

Douglas C. Giancoli, Op.cit., h.519

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

24

akan mengalami perubahan energi dalam (ΔU). Secara matematis hukum I

termodinamika dituliskan sebagai berikut51

(2.13)

f. Penerapan Hukum I Termodinamika

Proses-proses gas ideal terdapat empat proses, yaitu:

1) Proses Isotermal

Pada proses isotermal, suhu tetap yang artinya (ΔT = 0), sehingga perubahan

energi dalamnya nol (ΔU = 0). Dengan demikian, hukum I termodinamika

menjadi:52

(2.14)

2) Proses Isokhorik

Pada proses isokhorik, volume tetap yang berarti ΔV = 0 (karena ΔV = 0,

maka W = 0). 53

Dengan demikian, jika sistem menerima kalor (Q) pada proses ini,

maka kalor tersebut digunakan seluruhnya untuk perubahan energi dalam,

sehingga hukum I termodinamika menjadi:

(2.15)

3) Proses Isobarik

Pada proses isobarik, tekanan tetap, sehingga kalor yang diberikan untuk

melakukan usaha dan perubahan energi di dalamnya adalah:

(2.16)

4) Proses Adiabatik

Pada proses adiabatik, proses dimana tidak ada kalor yang dibiarkan

mengalir ke dalam atau keluar sistem (Q = 0). Dengan demikian, hukum I

termodinamika menjadi:54

(2.17)

51

Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Op.cit., h.630 52

Douglas C. Giancoli, Op.cit., h.521 53

Daniel Milton Oman, Robert Milton Oman, Op.cit., h.188 54

Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Op.cit., h.635

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

25

g. Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat

untuk menaikkan suhu zat itu sebesar satu kelvin.

(2.18)

h. Hukum II Termodinamika

Hukum II termodinamika merupakan pernyataan mengenai proses yang

dapat terjadi di alam maupun yang tidak. Hukum ini dapat dinyatakan dengan

berbagai cara, semuanya sama. Pernyataan pertama dibuat oleh Rudolf Julius

Emanuel Clausius (1822-1888), yang menyatakan: “kalor mengalir secara alami

dari benda yang panas ke benda yang dingin; kalor tidak akan mengalir secara

spontan dari benda dingin ke benda panas”.55

i. Mesin Kalor

Perkembangan pernyataan umum hukum II termodinamika didasarkan pada

studi mesin kalor. Mesin kalor adalah suatu alat yang mengubah energi panas

menjadi energi mekanik, seperti mesin uap dan mesin mobil.56

j. Siklus Carnot

Ilmuwan Perancis Sadi Carnot (1796-1832) meneliti karakteristik mesin

ideal yang disebut mesin carnot.57

Gambar 2.3 menunjukkan sebuah siklus Carnot

menggunakan gas ideal sebagai bahan kerja dalam silinder dengan sebuah piston.

55

Douglas C. Giancoli, Op.cit., h.527 56

Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Op.cit., h.652 57

Ibid., h.531

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

26

Gambar 2.3 Siklus Carnot untuk sebuah gas ideal58

Gambar 2.3 langkah-langkah yang terjadi adalah sebagai berikut:59

1. Proses ab gas berekspansi secara isotermal pada suhu (TH), menyerap panas

(QH).

2. Proses bc gas berekspansi secara adiabatik sampai suhu (TC).

3. Proses cd gas mengalami kompresi terjadi secara isotermal pada (TC),

mengeluarkan panas (QC).

4. Proses da gas mengalami kompresi terjadi secara adiabatic kemabali ke

keadaan semula pada suhu (TH).

Kalor (QH) dan (QC) sebanding dengan temperatur operasi (TH) dan (TC)

(dalam kelvin) sehingga efisiensi dapat dituliskan sebagai:60

(2.19)

k. Mesin Pendingin

Mesin pendingin (refrigerator) yaitu mesin kalor yang beroperasi secara

terbalik. Sebuah mesin yang menarik panas dari tempat yang dingin dan

melepaskan panas ke tempat yang lebih hangat.61

58

Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Op.cit., h.664 59

Ibid., h.663 60

Ibid., h.665 61

Douglas C. Giancoli, Op.cit., h.532

QH

QC

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

27

B. Kerangka Berpikir

Kurikulum mata pelajaran fisika membekali siswa untuk memiliki sejumlah

kemampuan berpikir salah satunya yaitu kemampuan berpikir kritis. Kemampuan

berpikir kritis yang optimal membuat seseorang mampu mengambil keputusan

yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari. kemampuan berpikir kritis siswa

dalam menganalisis masih tergolong rendah karena siswa tidak menguasai

konsep, kurangnya latihan berpikir kritis berupa masalah yang kontekstual.

Metode yang dipilih oleh guru dalam pembelajaran fisika masih didominasi oleh

ceramah, sehingga siswa cenderung pasif dan kurang menggali keterampilan

berpikirnya. Salah satu konsep fisika yang kemampuan berpikir kritisnya

tergolong rendah dan cenderung pembelajaran masih terpusat pada guru yaitu

konsep termodinamika. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya

kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika yaitu memiliki

konsep-konsep abstrak dan memiliki kompleksitas yang cukup tinggi. Siswa yang

tidak memiliki kemampuan berpikir kritis tidak akan mampu membuat keputusan

dan menyelesaikan suatu masalah.

Salah satu solusi dari permasalahan di atas adalah penggunaan model

pembelajaran. Pada penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah Double

Loop Problem Solving (DLPS). Double Loop Problem Solving (DLPS) adalah

model yang dapat mengaktifkan siswa menalar, menjawab pertanyaan serta

mampu mengambil keputusan. Model Double Loop Problem Solving (DLPS)

memberikan siswa untuk membuat keputusan mengenai informasi yang

dikumpulkan, bagaimana menafsirkannya dan harus memanfaatkannya. Masalah

yang diselesaikan pada model double loop problem solving melalui dua tahapan

(loop) yang berbeda tetapi saling berkaitan. Dua loop yang dimaksud adalah loop

I ditujukan untuk mendeteksi penyebab masalah kemudian merancang dan

menerapkan solusi sementara, loop II menemukan penyebab yang arahnya lebih

tinggi dan kemudian merancang dan mengimplementasikan solusi dari akar

masalah. model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) dapat

membuat siswa aktif dalam pemecahan masalah, pengambil keputusan dan

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

28

mengajak siswa untuk berpikir kritis, sehingga kemampuan berpikir kritis siswa

dapa meningkat.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas dapat dibuat bagan kerangka

pemikiran seperti Gambar 2.12 berikut:

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Penelitian

Proses pembelajaran di sekolah

berpusat pada guru

Model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika.

Tuntutan Kurikulum 2013 Revisi

Siswa sulit memecahkan masalah

dan mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis siswa

kurang berkembang.

Siswa tidak dilibatkan pada

aktivitas yang melatih kemampuan

berpikir kritis

Kemampuan berpikir kritis siswa menjadi rendah, salah satunya pada konsep

termodinamika

Perlu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa menjawab

pertanyaandan dan mengambil keputusan untuk memaksimalkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

Menerapkan model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

pada konsep termodinamika.

Kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika meningkat dan

kelas eksperimen dlebih unggul daripada kelas kontrol.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

29

C. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian ini antara lain adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mailen Sasri, Syakbaniah dan Ermaniati

Ramli (2015) dalam jurnalnya berjudul “Pengaruh LKS Berorientasi

Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) Terhadap Kompetensi

Fisika Siswa Kelas XI SMAN 13 PADANG” yang menunjukkan bahwa

model pembelajaran double loop problem solving (DLPS) berpengaruh

terhadap kompetensi fisika siswa, baik pada ranah pengetahuan maupun pada

ranah sikap dan keterampilan.62

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Umiyaroh dan Budi Handoyo (2017)

dalam jurnalnya berjudul “The Influence Of Double Loop Problem Solving

Learning Models to Senior High School Learners Spatial Thinking Ability”

yang menunjukkan bahwa model pembelajaran DLPS berpengaruh pada

kemampuan berpikir spasial peserta didik Kelas Sosial XI di SMA 01 Batu.63

3. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Yurisah Prastika Wulandari, Muh.

Tawil, Bunga Dara Amin (2015) dalam jurnalnya berjudul “Penerapan

Pembelajaran Fisika Berbasis Hands On Activities Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X MAN 2 Model Makassar” yang

menunjukkan bahwa skor kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih

tinggi dari skor hasil belajar fisika kelas kontrol.64

4. Penelitian yang dilakukan oleh Paramita Rahayu, M. Hidayat, Haerul Pathoni

(2017) dalam artikel ilmiahnya berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Double Loop Problem Solving (DLPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir kritis Siswa Di Kelas X SMAN 13 Muaro Jambi” yang menunjukkan

62

Mailen Sasri, Syakbaniah dan Ermaniati Ramli, “Pengaruh LKS Berorientasi

Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) Terhadap Kompetensi Fisika Siswa Kelas XI

SMAN 13 PADANG”, Pillar Of Physics Education, 2015, Vol. 5, No. 1, h.80 63

Fitri Umiyaroh dan Budi Handoyo, “The Influence Of Double Loop Problem Solving

Learning Models to Senior High School Learners Spatial Thinking Ability”, International

Interdisciplinary Journal Of Scholarly Research (IIJSR), 2017, Vol. 3, No. 1, h.34 64

Andi Yurisah Prastika Wulandari, Muh. Tawil, Bunga Dara Amin, “Penerapan

Pembelajaran Fisika Berbasis Hands On Activities Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Kelas X MAN 2 Model Makassar”, Jurnal Pendidikan Fisika Universitas

Muhammadiyah Makassar, 2015, Vol.3, No. 2, h.115

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

30

bahwa dari ketiga siklus yang dilakukan terlihat adanya peningkatan yang

dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kritis, sehingga disimpulkan model

pembelajaran double loop problem solving dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa di SMAN 13 Muaro Jambi.65

5. Penelitian yang dilakukan oleh Roliyani (2016) dalam jurnalnya berjudul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model

Pembelajaran Double Loop Problem Solving” yang menunjukkan bahwa

model pembelajaran DLPS ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

matematika dan memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar

siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam

setiap siklus.66

6. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni Fajar Arum (2017) dalam jurnalnya

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving dan

Problem Posing Pada Materi Fluida” yang menujukkan bahwa terdapat

pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah serta keterampilan berpikir kritis

tinggi dan rendah pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 terhadap

hasil belajar mahasiswa, sehingga ada pengaruh model pembelajaran double

loop problem solving dan problem posing terhadap hasil belajar

mahasiswa.67

7. Penelitian yang dilakukan oleh Mas‟ad, Muhammad Nizaar, Agus M. P.

(2016) dalam jurnalnya berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Double

Loop Problem Solving (DLPS) Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran 2016-2016” yang menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran Double Loop Problem

Solving (DLPS) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 3

65

Paramita Rahayu, M. Hidayat, Haerul Pathoni, “Penerapan Model Pembelajaran Double

Loop Problem Solving (DLPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir kritis Siswa Di Kelas

X SMAN 13 Muaro Jambi”, 2017, Jurnal UNJA, h.11 66

Roliyani, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model

Pembelajaran Double Loop Problem Solving”, Jurnal Pena Edukasi, 2016, Vol. 33, No. 6, h.565 67

Wahyuni Fajar Arum, “Pengaruh Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving Dan

Problem Posing Pada Materi Fluida”, Jurnal Teknika STTKD, 2017, Vol. 4, No. 2, h.50

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

31

Mataram tahun pelajaran 2016-2016.68

8. Penelitian yang dilakukan oleh P. Dwijananti, R.I Fatmala, B. Astuti (2016)

dalam jurnalnya berjudul “Penerapan Model Double Loop Problem Solving

Menggunakan Detektor Geiger Muller Untuk meningkatkan Hasil Belajar

Kognitif” yang menunjukkan bahwa model DLPS dengan metode diskusi dan

eksperimen menggunakan detector geiger muller dapat meningkatkan hasil

belajar kognitif mahasiswa Fisika Dasar 2 rombel 2 pada materi inti atom dan

radioaktivitas.69

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir dan deskripsi teoritik di atas, maka hipotesis

penelitian yang dapat dirumuskan adalah model Double Loop Problem Solving

(DLPS) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep

termodinamika.

68

Mas‟ad, M. Nizar, Agus M. P, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran Double Loop

Problem Solving terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran

2015-2016”, Vol. 14, No. 2, h. 73 69

P. Dwijananti, R. I. Fatmala, B. Astuti, Penerapan Model Double Loop Problem Solving

Menggunakan Detektor Geiger Muller untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif”, Unnes

Science Education JournaI,Vol. 5, No. 3, h.1384

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 105 Jakarta, yang berlokasi Jalan

Haji Usman No.5, RT 2/RW 4, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Kota Jakarta Timur.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI pada semester genap di tahun ajaran

2019/2020.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuasi eksperimen (quasi-exsperiement research). Metode penelitian ini biasa juga

disebut eksperimen semu.1

Dalam metode ini terdapat kelompok eksperimen yang

akan diberikan treatment khusus (variabel yang akan diuji) yaitu proses

pembelajaran dengan mengguakan model pembelajaran Double Loop Problem

Solving.

Sedangkan desain penelitian yang akan digunakan adalah desain non-

equivalent control group design, yang divisualisasikan pada Tabel 3.1 sebagai

berikut:

Tabel 3. 1 Non-Equivalent Control Group Design2

Kelompok Pre-test Perlakuan (X) Post-test

Eksperimen O1 XE O2

Kontrol O1 XK O2

Keterangan:

O1 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)

O2 = Tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)

XE = Perlakuan pembelajaran fisika dengan model pembelajaran double loop

problem solving

XK = Perlakuan pembelajaran fisika secara konvensional

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h.207 2 Ibid.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

33

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.3 Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 105 Jakarta.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Purpossive Sampling. Purpossive Sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu.4 Hasil pada pemilihan sampel yakni XI MIPA A

sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 36 dan XI MIPA B sebagai kelas

kontrol dengan jumlah siswa 36.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian.5 Variabel yang mempengaruhi adalah variabel independen atau

variabel bebas (X). Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah model

pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS). Variabel akibat disebut

variabel dependen atau variabel terikat (Y). Variabel terikat (Y) pada penelitian

ini adalah kemampuan berpikir kritis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data atau dikatakan dengan

metode pengumpulan data.6 Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan pemberian tes. Tes merupakan

metode pengumpulan data penelitian yang berfungsi untuk mengumpulkan data

3 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D),

(Bandung: Alfabet, 2010), h.389 4 Ibid., h.389

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h.159 6 Ali Idris Soentoro, Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika,

(Depok: PT Taramedia Bakti Persada, 2015), h.79

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

34

tentang kemampuan subjek penelitian.7 Tes berupa pemberian pretest dan posttest.

Tes dilakukan sebelum pembelajaran yaitu pretest dan sesudah pembelajaran

yaitu posttest, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.8

Secara garis besar, instrumen penelitian dapat digolongkan menjadi dua macam,

yaitu instrumen tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Instrumen Tes

Penelitian ini mengunakan instrumen tes berupa uraian sebanyak 12 soal

yang telah divalidasi. Tes yang diberikan disusun untuk mengukur kemampuan

berpikir kritis siswa yang meliputi memberikan penjelasan sederhana,

membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut,

dan mengatur strategi dan taktik.9

Adapun kisi-kisi instrumen tes kemampuan berpikir kritis dapat ditunjukkan

pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis

Indikator

Aspek Kemampuan Berpikir Kritis

Ʃ Memberikan

penjelasan

sederhana

Membangun

keterampila

n dasar

Menyimpul

-kan

Membuat

penjelasa

n lebih

lanjut

Mengatur

strategi

dan

taktik

1. Mengident

ifikasi

Hukum

Nol

Termodina

mika dan

kesetimba

1a**, 1b**

2

7 Yuberti dan Antomi Saregar, Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika

dan Sains, (Bandar Lampung: Anugerah Utama Raharja, 2017), h.123 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Op.cit.,h.203

9 Robert H. Ennis, “A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills”, Educational

Leadership Journal, 1985, Vol. 43, No.2, h. 43

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

35

ngan

termal.

2. Menganali

sis sistem,

lingkunga

n dan

batas

sistem

pada

sistem

terbuka,

tertutup

dan

terisolasi.

2a**

2b**

2

3. Menganali

sis Hukum

I

Termodina

mika.

3a** 3b**

2

4. Menganali

sis kalor,

usaha,

energi

dalam

termodina

mika pada

proses

isotermal,

isobarik,

isokhorik,

adiabatik.

4a**, 4b**

2

5. Menganali

sis

efisiensi

hukum II

termodina

mika pada

mesin

kalor dan

5a**, 5b**

2

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

36

siklus

carnot

6. Menganali

sis

koeisien

kinerja

hukum II

termodina

mika pada

mesin

pendingin.

6a*

6b* 2

Ʃ 3 3 4 1 1 12

**soal valid yang digunakan sebagai instrumen tes

Tes yang baik adalah tes yang harus valid dan reliabel. Oleh karena itu,

sebelum dilakukan pengumpulan terlebih dahulu dilaksanakan uji coba untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas soal-soal yang akan di ujikan. Sementara

pelaksanaan uji coba dilaksanakan diluar subjek penelitian.

Setelah hasil uji coba diperoleh, kemudian tiap butir soal dianalisis untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan uji daya pembeda

instrumen. Uji coba instrumen tes ini diberikan kepada siswa kelas XII IPA

SMAN 105 Jakarta yang telah mendapatkan materi termodinamika.

a. Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya.10

Validitas suatu instrumen digunakan untuk

memperoleh data yang valid.11

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus korelasi product moment dengan bantuan sotware AnatesV4, dengan rumus

sebagai berikut:12

√{ }{ }

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D,Op.cit., h.267 11

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2003) h.64 12

Ibid., h.72

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

37

Keterangan : = koefisien korelasi

= skor butir soal yang menjawab benar

= skor total siswa yang menjawab benar

= jumlah siswa

Setelah diperoleh harga rxy kemudian dapat dilihat berdasarkan kriteria

penafsiran koefisien korelasinya (r) pada Tabel 3.3 sebagai berikut.13

Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Validitas

0.80-1,00 Sangat tinggi

0,60-0.80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat rendah

Adapun hasill uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah soal 12

Jumlah siswa 35

Nomor soal yang valid 1a, 1b, 2a, 2b, 3a, 3b, 4a, 4b, 5a, 5b, 6a, 6b

Jumlah soal yang valid 12

Persentase soal yang valid 100%

Lampiran B.3

Berdasarkan Tabel 3.4 terlihat bahwa dari 12 soal yang diujicobakan kepada

35 siswa semua soal dinyatakan valid. Dengan demikian persentase soal valid

sebesar 100%.

b. Uji Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut di uji berkali-kali hasilnya

relatif sama, artinya hasil tes pertama dan hasil tes berikutnya dikorelasikan maka

13

Ibid., h.75

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

38

terdapat korelasi yang signifikan. Reliabilitas dapat dicari menggunakan rumus

Alpha dengan bantuan software AnatesV4, yaitu:14

Keterangan : = reliabilitas yang dicari

n = banyaknya butir soal atau pertanyaan

= jumlah varians butir

= varians total

Kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 0,20 Sangat rendah

0,20 0,40 Rendah

0,40 0,70 Sedang

0,70 0,90 Tinggi

0,90 1,00 Sangat tinggi

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

Statistik Reliabilitas soal

0,76

kriteria Tinggi

Lampiran B.3

Berdasarkan Tabel 3.6 menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas

sebesar 0,76 dengan kriteria tinggi.

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proposi dari keseluruhan siswa

yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Soal yang baik soal yang tidak

14

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Op.cit., h.239

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

39

terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran dihitung mengunakan

software AnatesV4 dengan rumus sebagai berikut:15

JS

BP

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh

digunakan Tabel 3.7 sebagai berikut:16

Tabel 3.7 Kriteria Taraf Kesukaran

Indeks Taraf Kesukaran Kriteria Taraf Kesukaran

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

Adapun hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel

3.8 berikut:

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Taraf

Kesukaran

Kriteria Tara Kesukaran

Jumlah Soal Persentase

Sukar 0 0%

Sedang 10 83,3%

Mudah 2 16,7%

Jumlah 12 100%

Lampiran B.3

Berdasarkan Tabel 3.8 menunjukkan bahwa dari 12 soal terdapat 10 soal

dengan taraf kesukaran sedang dan 2 soal dengan taraf kesukaran mudah. Dengan

15

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Op.cit.,h.207 16

Ibid.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

40

demikian persentase soal dengan kategori sedang yaitu sebesar 83,3% dan

kategori mudah sebesar 16,7%.

d. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya

rendah. Daya pembeda dalam penelitian ini menunakan software AnatesV4,

dengan rumus sebagai berikut:17

B

B

A

A

J

B

J

BDP

Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

J A = Banyaknya peserta kelompok atas

J B = Banyaknya peserta kelompok bawah

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilai tersebut

diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda seperti tertera pada Tabel 3.9

sebagai berikut:18

Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda

17

Ibid., h.211-213 18

Ibid., h. 218

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat jelek

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

41

Adapun hasil perhitungan daya pembeda instrument tes dapat dilihat pada Tabel

3.10 berikut:

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Tes

Kriteria Daya

Pembeda

Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Sangat buruk 0 0%

Buruk (poor) 0 0%

Cukup (satisfactory) 6 50%

Baik (good) 6 50%

Sangat baik (excellent) 0 0%

Jumlah 12 100%

Lampiran B.3

Berdasarkan Tabel 3.10 terlihat bahwa dari 12 soal terdapat 6 soal memiliki

daya pembeda dalam kategori cukup (satisfactory) dan 6 soal memiliki kategori

baik (good). Dengan demikian persentase soal daya pembeda kategori cukup

sebbesar 50% dan daya pembeda kategori baik 50%.

G. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.

Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis dengan

maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji

hipotesis. Pengolahan dan penganalisisan data tersebut menggunakan statistik.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 23 dalam

menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk membuktikan apakah data dari sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.19

Uji normalitas yang

19

Yuberti dan Antomi Saregar, Op.cit., h.100

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

42

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Saphiro-Wilk. Persamaan yang

digunakan adalah:20

Keterangan:

a : konstanta yang dihasilkan dari rata-rata

: nilai data sampel

: nilai rata-rata data sampel

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:21

a. Jika sig. (2-tailed) > 0,05 (5%) maka Ho diterima H1 ditolak, dengan

kesimpulan sampel berasal dari populasi terdistribusi normal.

b. Jika maka Ho ditolak H1 diterima, dengan

kesimpulan sampel berasal dari populasi terdistribusi tidak normal.

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

memiliki kemampuan yang sama atau tidak.22

Uji homogenitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan bantuan SPSS 23, persamaan yang

digunakan sebagai berikut:23

∑ ∑ ( )

Dimana

| |

Keterangan:

n = jumlah observasi

k = jumlah kelompok

20

Nornadiah Mohd Razali dan Yap Bee Wah, “Power Comparisons of Saphiro-Wilk,

Kolmogrof-Smirnov, Lilliefors and Anderson-Darling Tests”, Journal of Statistical Modeling and

Analytics, 2011, h. 25 21

Yuberti dan Antomi Saregar, Loc.cit. 22

Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. (Bandung: CV Andira, 1998),

h.294 23

J.I Gastwirth, Y.R Gel dan W. Miao, “The Impact of Levene‟s Test of Equality

Variences on Statistical Theory and Practice”, Statistical Sciense, Vol. 24, No. 30, 2009, h. 346

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

43

= rata-rata kelompok ke-i

= rata-rata keseluruhan data

= rata-rata subkelompok ke-i

Penentuan kriteria pengambilan keputusan uji Levene sebagai berikut:24

a. Jika . (2-tailed) > 0,05 (5%) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, dengan

kesimpulan tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)

b. Jika . (2-tailed) ≤ 0,05 (5%) maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, dengan

kesimpulan ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan pengujian data menggunakan uji normalitas dan

homogenitas, selanjutnya dilakukan penujian hipotesis. Uji hipotesis dilakukan

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Double Loop Problem Solving

(DLPS) secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep

termodinamika. Uji hipotesis dihitung dengan bantuan SPSS 23 dengan asumsi-

asumsi statistik yang terdiri dari distribusi dan varians data. Uji hipotesis

dilakukan dengan langkah sebagai berikut:25

a) Tetapkan hipotesis statistik

Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada

kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok kontrol

H1 = terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada

kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok kontrol

b) Gunakan tara signifikansi α = 5%

c) Perhatikan signifikansi (2-tailed) pada output setelah pengolahan data

d) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan

1) Jika sig. (2-tailed) ≤ (𝛼 = 0,05) maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1diterima, dengan

kesimpulan terdapat perbedaan rata-rata kemampuan literasi siswa pada

kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok kontrol.

24

Yuberti dan Antomi Saregar,, Op.cit., h. 101 25

Ruseffendi, Op.cit., h.273-275

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

44

2) Jika sig. (2-tailed) > (𝛼 = 0,05) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, dengan

kesimpulan tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan literasi sains

siswa pada kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok kontrol.

a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen

Pada data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan analisis tes

statistik parametrik. Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya,

rumus yang digunakan adalah uji t atau t test, yaitu:26

t =

dimana,

= √

Keterangan: t : Harga uji statistik

: rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen

: rata-rata hasil belajar fisika kelas kontrol

nx : jumlah sampel kelas eksperimen

ny : jumlah sampel kelas kontrol

: varians kelas eksperimen dan kelas kontrol

Penentuan kriteria uji hipotesis pada uji t atau t test sebagai berikut.

1) thitung ttabel, H0 diterima dan Ha ditolak

2) thitung ˃ ttabel, H0 ditolak dan Ha diterima

b. Data Tidak Terdistribusi Normal dan Homogen

Data yang tak terdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis

menggunakan analisis tes non parametrik yaitu uji Mann-whitney. Secara

sistematis dirumuskan sebagai berikut:27

26

Ibid., h.315 27

Ibid., h.305-309

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

45

dan

√ √

c. Uji N-Gain

Untuk melihat peningkatan pretest ke posttest di setiap kemampuan berpikir

kritis, maka dilakukan uji N-Gain (normalized gain). Nilai N-Gain ini dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut.28

Dengan kriteria perolehan N-gain pada Tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11 Kriteria Uji N-Gain29

Nilai N-Gain Kategori

0,7 ˂ G Tinggi

0,3 G 0,7 Sedang

G ˂ 0,3 Rendah

H. Hipotesis statistik

Berdasarkan hipotesis penelitian yang dikemukakan pada bab sebelumnya,

maka hipotesis statistik dari penelitian ini dapat ditulis sebagai beriku:

𝐻 𝛼

𝐻 𝛼

Keterangan:

H0 = Hipotesis nol, tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan

berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1 = Hipotesis alternatif, terdapat perbedaan rata-rata kemampuan

berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

28

David E. Meltzer, “The relationship between mathematics preparation and conceptual

learning gains in physics: A possible „„hidden variable‟‟ in diagnostic pretest scoresThe

relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible

„„hidden variable‟‟ in diagnostic pretest scores”, 2002, Vol.70, No.12, h.1260 29

Richard R. Hake, “Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-

student survey of mechanics test data for introductory physics courses”, 1998, Vol.66, No.1, h.65

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

46

Sig. (2-tailed) = Nilai probabilitas hasil uji hipotesis.

α = Taraf Signifikansi (0,05).

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada subbab ini akan diuraikan gambaran umum dari data yang telah

diperoleh. Data-data yang di deskripsikan merupakan hasil data dari pretest,

posttest, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Hasil pretest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen

sebelum diberikan treatment atau perlakuan ini disajikan dalam Tabel 4.1 berikut

ini.

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Pretest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pemusatan dan Penyebaran Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Skor Terendah 35,42 29,17

Skor Tertinggi 60,42 58,33

Mean 46,93 41,14

Median 45,83 41,67

Modus 45,83 39,58

Standar Deviasi 6,54 6,48

Lampiran C.1

Tabel 4.1 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data berdasarkan skor

benar yang diperoleh oleh siswa kelas kontrol dan kelas ekperimen dengan skor

total maksimum 100,00. Hasil pretest terlihat bahwa kelas kontrol dan kelas

eksperimen tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Skor terendah dan skor

tertinggi pada kelas kontrol lebih besar dari kelas eksperimen. Sedangkan untuk

skor rata-rata, modus, median dan standar deviasi pada kedua kelas tersebut

memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Penentuan kelas kontrol dan kelas

eksperimen sudah dijelaskan di bab 3 bahwa skor pretest terkecil dipilih sebagai

kelas eksperimen dan skor pretest terbesar dipilih sebagai kelas kontrol.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

48

2. Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil posttest yan diperoleh dari kelas kontrol dan eksperimen setelah

diberikan treatment atau perlakuan. Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh

beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan

Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Posttest Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pemusatan dan Penyebaran Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Skor Terendah 58,33 62,50

Skor Tertinggi 85,42 91,67

Mean 72,10 77,66

Median 72,92 77,08

Modus 68,75 79,16

Standar Deviasi 7,45 6,61

Lampiran C.2

Tabel 4.2 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data berdasarkan skor

yang benar diperoleh oleh siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan skor

maksimal 100,00. Hasil posttest terlihat bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen

memiliki perbedaan yang signifikan.

3. Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

a. Data Hasil Pretest dan Posttest

Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat

dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

49

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

Skor Terendah 35,42 58,33 29,17 62,50

Skor Tertinggi 60,42 85,42 58,33 91,67

Mean 46,93 72,10 41,14 77,66

Median 45,83 72,92 41,67 77,08

Modus 45,83 68,75 39,58 79,16

Standar Deviasi 6,54 7,45 6,48 6,61

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean)

pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki cukup perbedaan yan

signifikan. Sementara skor rata-rata (mean) posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen juga memiliki cukup perbedaan. Skor rata-rata (mean) posttest kelas

eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kedua

kelas mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan yang berbeda.

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang

akan dianalisis untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh dalam penelitian yang

dilakukan. Uji normalitas dilakukan pada dua data yang diperoleh yaitu data

pretest dan data posttest pada dua kelompok kelas yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan rumus Shapiro-

wilk melalui sotware SPSS 23. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

50

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Uji Saphiro-

Wilk

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

Sig. 0,213 0,190 0,614 0,521

α 0,05 0,05

Keputusan Terdistribusi

normal

Terdistribusi

normal

Terdistribusi

normal.

Terdistribusi

normal

Lampiran C4 dan C5

Pada Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji normalitas dengan uji saphiro-wilk

pada taraf signifikansi 5% atau 0,05. Data dapat dikatakan terdistribusi normal

jika skor Sig. > 0,05 maka H0 diterima begitupun sebaliknya jika

skor ≤ 0,05 maka data dapat dikatakan tidak terdistribusi normal. Pada hasil data

pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah terdistribusi normal.

Kemudian pada hasil data posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

keduanya terdistribusi normal.

b. Hasil Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan

atau populasi.uji homogenitas dilakukan terhadap dua data, yaitu hasil data pretest

dan hasil data posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas

pada penelitian ini menggunakan Levene statistic melalui software SPSS. Hasil uji

homogenitas dapat dilihat Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Levene Statistic Pretest Posttest

Sig. 0,973 0,183

α 0,05

Keputusan Homogen Homogen

Lampiran C.6 dan C.7

Berdasarkan uji homogenitas pada pretest dan posttest menggunakan levene

statistic dengan tara signifikansi 5% atau 0,05 diperoleh nilai sig.

keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

51

homogenitas yaitu jika . > 0,05 (5%) maka 𝐻0 diterima, dapat

dinyatakan tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen),

begitupun sebaliknya jika . ≤ 0,05 (5%) maka 𝐻1 diterima, dapat

dinyatakan ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen).

Pada hasil uji diatas skor sig. pada data pretest dan posttest diatas

yaitu 0,05 yaitu pretest sebesar 0,973 dan posttest sebesar 0,183 sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok

(homogen).

5. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, uji normalitas menggunakan

Shapiro-Wilk diperoleh data skor pretest dan data posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen terdistribusi normal. Pada uji homogenitas menggunakan uji levene

statistik varian kedua kelas baik pada pretest maupun posttest sama atau

homogen. maka pada uji hipotesis pretest dan posttest menggunakan uji t analisis

statistik parametrik melalui software SPSS. Hasil uji pretest dan posttest dapat

dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest

Uji t Pretest Posttest

Sig.(2-tailed) 0,000 0,001

α 0,05

Keputusan H1 diterima H1 diterima

Lampiran C.8 dan C.9

Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji t analisis statistik parametrik

pada pretest dan posttest dengan taraf sig. 5% atau 0,05 diperoleh

sig. (2-tailed). Keputusan diambil berdasarkan pada ketentutan pengujian

hipotesis. Pada hasil pretest kedua kelas dan hasil posttest kedua kelas yaitu sig.

(2-tailed) 𝐻0 ditolak dan 𝐻1diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran Double Loop Problem Solving terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

52

6. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika

dihitung menggunakan rumus N-gain. Skor N-gain pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Hasil Rata-rata N-gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Nilai Rata-rata

Pretest Posttest N-Gain Kategori

Eksperimen 41,15 77,66 0,62 Sedang

Kontrol 45,66 70,16 0,47 Sedang

Lampiran C.10

Tabel 4.7 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata skor N-gain pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol mendapatkan skor N-gain sebesar

0,47 sehingga dapat diartikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada

konsep termodinamika pada kategori sedang. Sedangkan pada kelas eksperimen

mendapatkan skor N-gain sebesar 0,62 yang dapat diartikan peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika berada pada

kategori sedang. Berdasarkan hasil rata rata N-gain diatas menunjukkan bahwa

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dikelas eksperimen yang diberi

perlakukan dengan model Double Loop Problem Solving (DLPS) lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan pendekatan

konvensional yaitu model problem solving.

7. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada setiap Aspek

Kemampuan berpikir kritis siswa pada penelitian ini berdasarkan Ennis.

Aspek berpikir kritis yang digunakan pada penelitian ini yaitu, memberikan

penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat

penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi dan taktik. Peningkatan kemampuan

berpikir kritis pada setiap aspek masing-masing dihitung menggunakan rumus N-

gain. Skor N-gain pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada

Tabel 4.8 sebagai berikut.

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

53

Tabel 4.8 Skor N-gain Per Aspek Berpikir Kritis

di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Aspek Kemampuan

Berpikir Kritis

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

N-gain Kategori N-gain Kategori

Memberikan penjelasan

sederhana 0,50 Sedang 0,76 Tinggi

Membangun keterampilan

dasar 0,50 Sedang 0,64 Sedang

Menyimpulkan 0,49 Sedang 0,59 Sedang

Membuat penjelasan lebih

lanjut 0,32 Sedang 0,60 Sedang

Mengatur strategi dan

taktik 0,37 Sedang 0,34 Sedang

Lampiran C. 11

Tabel 4.8 menunjukkan perbedaan rata-rata nilai N-gain pada tiap aspek

kemampuan berpikir kritis kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada aspek

elementary clarification (memberikan penjelasan sederhana), N-gain kelas kontrol

yaitu 0,50 yang berada pada kategori sedang dan N-gain kelas eksperimen yaitu

0,76 yang berada pada kategori tinggi. Pada aspek basic support (membangun

keterampilan dasar), N-gain kelas kontrol yaitu 0,50 yang berada pada kategori

sedang dan N-gain kelas eksperimen yaitu 0,64 yang berada pada kategori sedang.

Pada aspek inference (menyimpulkan), N-gain kelas kontrol yaitu 0,49 yang

berada pada kategori sedang dan N-gain kelas eksperimen yaitu 0,59 yang berada

pada kategori sedang. Pada aspek advance clarification (memberikan penjelasan

lebih lanjut), N-gain kelas kontrol yaitu 0,32 yang berada pada kategori sedang

dan N-gain kelas eksperimen yaitu 0,60 yang berada pada kategori sedang. Pada

aspek strategy and tactics (mengatur strategi dan taktik), N-gain kelas kontrol

yaitu 0,37 yang berada pada kategori sedang dan N-gain kelas eksperimen yaitu

0,34 yang berada pada kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai

N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dibanding N-gain kelas control, walaupun

pada empat aspek yaitu basic support (membangun keterampilan dasar), inference

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

54

(menyimpulkan), advance clarification (memberikan penjelasan lebih lanjut),

strategy and tactics (mengatur strategi dan taktik) sama-sama berada pada

kategori sedang.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Data hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol

dilakukan uji prasyarat statistik. Uji normalitas menunjukkan bahwa data hasil

pretest kelompok kontrol dan eksperimen terdistribusi normal. Sementara itu data

hasil posttest kelompok kontrol dan eksperimen terdistribusi normal. Pada uji

homogenitas, data pretest homogen dan data posttest homogen. Uji hipotesis

menggunakan software SPSS 22 dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05.

Pengujian hipotesis keseluruhan menyatakan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran Double Loop Problem Solving terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa pada materi termodinamika. Hal ini serupa dengan pernyataan Paramitha

Rahayu yang menyatakan bahwa hasil yang diperoleh model pembelajaran

Double Loop Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa.1 Sejalan dengan penelitian Paramitha Rahayu bahwa Double Loop Problem

Solving melatih siswa untuk aktif menalar dan menjawab pertanyaan serta

membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis.2 Tujuan dari

digunakannya model pembelajaran dalam penelitian ini yaitu siswa mampu

memiliki keterampilan untuk mengelola pemikirannya sehingga mampu

melakukan proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.3

Rendahnya peningkatan kemampuan berpikir kritis kelas kontrol

diakibatkan oleh kurang terlatihnya siswa dalam mengembangkan kemampuan

berpikir kritis selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Snyder bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam menganalisis

1 P. Rahayu, M. Hidayat, dan H. Pathoni, 2017, “Penerapan Model Pembelajaran Double

Loop Problem Solving (DLPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di Kelas

X SMAN 13 Muaro Jambi” Jurnal UNJA, h.11 2 Ibid., h.4

3 Siti Nurjanah, Entang Kartika dan Tita Mulyati, “Pendekatan Double Loop Problem

Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, 2015, Jurnal

PGSD ,Vol. 1, No. 1, h.3

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

55

masih tergolong rendah karena siswa tidak menguasai konsep, kurangnya latihan

berpikir kritis berupa masalah yang kontekstual.4 Siswa tidak terbiasa untuk

menganalisis masalah lebih lanjut yang levelnya lebih tinggi tetapi saling

berkaitan dengan masalah sebelumnya dan dinilai masih rendah dikarenakan pada

model problem solving tidak memfasilitasi siswa secara lebih untuk menganalisis

masalah yang lebih lanjut karena problem solving hanya memiliki I loop. Dengan

pembelajaran seperti ini siswa kurang memunculkan argumen secara kemampuan

berpikir kritis ketika diberikan masalah yang levelnya lebih tinggi. Problem

solving tidak memfasilitasi siswa secara lebih dalam tahap pembelajaran untuk

mengasah kemampuan berpikir kritis siswa dari masalah yang dikategorikan

mudah sampai dengan yang sulit, dimana jika menggunakan model pembelajaran

Double Loop Problem Solving siswa mempunyai kesempatan untuk mengasah

dari mulai masalah yang kecil hingga mampu menyelesaikan masalah yang

levelnya lebih tinggi tetapi saling berkaitan karena memiliki II loop pembelajaran.

Berdasarkan pembahasan di atas, hal ini membuktikan bahwa penerapan

Double Loop Problem Solving memberikan pengaruh yang lebih baik

dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.5 Penerapan Double Loop

Problem Solving merupakan model pembelajaran yang pada komponennya

terdapat komponen-komponen berpikir kritis.6

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kedua kelas tergolong

sedang, dengan N-gain kelas kontrol mendapatkan skor N-gain sebesar 0,47 dan

pada kelas eksperimen mendapatkan skor N-gain sebesar 0,62. Berdasarkan hasil

rata rata N-gain tersebut menunjukkan bahwa meskipun N-gain kedua kelas sama-

sama tergolong sedang namun nilai N-gain kemampuan berpikir kritis siswa

dikelas eksperimen yang diberi perlakukan dengan model double loop problem

solving (DLPS) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberikan

perlakuan dengan pendekatan konvensional yaitu model problem solving, karena

4 Lisa Gueldenzoph Snyder dan Mark J. Snyder, “Teaching critical thinking and problem

solving skills”, 2008, The Journal off Research in Business Education, Vol. 50, No. 2, h. 90-97 5 Yuliana, Ismail dan Rispawati, “Pengaruh Model Double Loop Problem Solving terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran PPKn”, 2018, Jurnal Sosial dan

Keberagaman, Vol. 4, No. 13, h. 9-10 6 Ibid., h. 10

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

56

semakin tinggi nilai N-gain maka semakin besar pula peningkatannya.

Berdasarkan data yang diperoleh aspek keterampilan yang mengalami

peningkatan paling tinggi yaitu memberikan penjelasan sederhana dengan rata-

rata N-gain 0,76 (kategori tinggi) pada kelas eksperimen dan 0,50 (kategori

sedang) pada kelas kontrol. Tingginya peningkatan aspek memberikan penjelasan

sederhana pada kelas eksperimen dikarenakan dalam pembelajaran menggunakan

DLPS tepatnya pada tahap loop I (mengidentifikasi masalah dan solusi sementara)

siswa dilatih untuk memecahkan masalah yang paling sederhana sesuai dengan

peristiwa yang disajikan sehingga siswa mampu mengidentifikasi dan

memberikan solusi sementara. Hal tersebut didukung oleh penelitian Siti Nurjanah

yang menyatakan bahwa siswa mampu memiliki keterampilan untuk mengelola

pemikirannya sehingga mampu melakukan proses pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan.7 Meningkatnya aspek kemampuan berpikir kritis siswa

dikarenakan tahapan-tahapan dalam Double Loop Problem Solving sejalan dengan

aspek kemampuan berpikir kritis yaitu yang didukung oleh penelitian Paramitha

Rahayu yaitu model DLPS mampu memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan

menganalisis dengan tingkatan yang lebih tinggi dalam sebuah permasalahan.8

Aspek kemampuan berpikir kritis yang mengalami peningkatan paling

rendah pada kelas kontrol yaitu pada tahap loop II membuat penjelasan lebih

lanjut dengan rata-rata N-gain 0,32 (kategori sedang) sedangkan pada kelas

eksperimen yaitu mengatur strategi dan taktik dengan rata-rata N-gain 0,34

(kategori sedang). Rendahnya peningkatan aspek mengatur strategi dan taktik

pada kelas eksperimen dikarenakan dalam pembelajaran menggunakan DLPS

tepatnya pada tahap loop II (solusi akhir) siswa kelas eksperimen banyak yang

memberikan jawaban yang tidak lengkap dan tidak memberikan kesimpulan yang

tepat. Siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak terbiasa berlatih

soal dengan berpikir kritis pada permasalahan yang diberikan lebih lanjut dengan

level yang lebih tinggi tetapi saling berkaitan dengan sebelumnya. Hal tersebut

didukung oleh penelitian Lisa yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis

7 Siti Nurjanah, Entang Kartika dan Tita Mulyati, Loc.cit.

8 P. Rahayu, M. Hidayat, dan H. Pathoni, Loc.cit

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

57

siswa dalam menganalisis masih tergolong rendah karena siswa tidak menguasai

konsep, kurangnya latihan berpikir kritis berupa masalah yang kontekstual.9

9 Lisa Gueldenzoph Snyder dan Mark J. Snyder, Lo.cit

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa :

1. Model double loop problem solving (DLPS) berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep termodinamika. Pengaruh

tersebut terbukti dari hasil uji hipotesis yang memperoleh nilai sig. (2-tailed)

(0,01) < nilai taraf signifikansi (0,05).

2. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dengan N-

gain sebesar 0,62 (kategori sedang).

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya pelaksanaan pretest tidak dilakukan dalam pembelajaran karena

menyita waktu, sehingga mempengaruhi hasil akhir.

2. Pembelajaran dengan model Double Loop Problem Solving akan mencapai

hasil yang lebih maksimal jika pada loop ke-2 bisa melatihkan siswa membuat

proyek atau praktikum sederhana, sehingga ada kesinambungan antara loop I

dan loop II yang dibutuhkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa lebih baik.

3. Penerapan model pembelajaran Double Loop Problem Solving dapat menjadi

salah satu variasi model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru pada

konsep yang memiliki karakteristik sama dengan termodinamika seperti suhu

dan kalor dan teori kinetik gas.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

59

DAFTAR PUSTAKA

A, D. N., Sutopo, & Zulaikah, S. (2017). Identifikasi Pemahaman Konsep Siswa

SMA Pada Materi Termodinamika. Jurnal Pendidikan IPA Pascasarjana

UM, 2, 134.

Afrizon, R., Ratnawulan, & Fauzi, A. (2012). Peningkatan Perilaku Berkarakter

Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTSN Model Padang

Pada Mata Pelajaran IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based

Instruction. Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, 1(1), 10.

Ahmatika, D. (2016). Kemampuan Berpikir Kritis Sangat Penting dalam Proses

Pembelajaran Fisika, sehingga dapat Mencapai Hasil yang Optimal. Jurnal

Euclid, 7(2), 114.

Alatas, F., & Nurlela, A. (2015). Termodinamika I. Jakarta: UIN Press.

Amalia, N., Lesmono, A. D., & Harijanto, A. (2018). Analisis Kemampuan

Bergumentasi Ilmiah Siswa SMA pada Konsep Termodinamika. Jurnal

Pembelajaran Fisika (JPF), 7(2), 134.

Anto, A. A., Akhdinirwanto, R. W., & Fatmaryanti, S. D. (2013). Pemanfaatan

Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Peningkatan Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa Di SMP Negeri 27 Purworejo. Jurnal Berkala

Pendidikan Fisika, 2(1), 5.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arum, W. F. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Double Loop Problem

Solving Dan Problem Posing Pada Materi Fluida. Jurnal Teknika STTKD,

4(2).

Awalia, F. U., Sri, A., & Maryani. (2018). LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing

untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi

Termodinamika. FKIP E-Proceeding, 3(2), 72.

Cartwright, S. (2002). Double Loop Learning: A Concept and Proses for

Leadership Education. Journal of Leadership Education, 1, 68.

Dwijananti, P., Fatmala, R. I., & Astuti, B. (n.d.). Penerapan Model Double Loop

Problem Solving Menggunakan Detektor Geiger Muller untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif. Unnes Science Education JournaI,

5(3), 1384.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

60

Ennis, R. H. (1985). A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills.

Educational Leadership Journal, 43(2).

Fatimah, E. Y. (2020). Efektifitas Penerapan Pendidikan Matematika Realistik

terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMK Negeri

1 Batang Angkola. Mathematic Education Journal, 3(1).

Fatimah, E. Y. (2020). Efektifitas Penerapan Pendidikan Matematika Realistik

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMK

Negeri 1 Batang Angkola. Mathematic Education Journal, 3(1), 38.

Fisher, A. (2007). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Gading, S., Mahud, H., & Ragil, I. (2016). Penerapan Model Pembelajaran DLPS

(Double Loop Problem Solving) Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Pengaruh Perubahan Lingkungan. Jurnal FKIP UNS, 4(10), 2.

Gastwirth, J., Gel, Y., & Miao, W. (2009). The Impact of Levene‟s Test of

Equality Variences on Statistical Theory and Practice. Statistical Science,

24(30).

Giancoli, D. C. (2001). Fisika Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six-

thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics

courses. 66(1).

Halimah, Sutri, & Nyoman, N. (2019). Pengaruh Model Pemecahan Masalah Dua

Putaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal

Prisma Sains, 7(2), 114.

Herlina, E. (2013). Meningkatkan Disposisi Berpikir Kreati Matematis Melalui

Pendekatan APOS. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP

Siliwangi Bandung, 2(2), 170.

Jamuari, K., & Aris. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Berbasis Multi Media Interaktif Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada

Materi Termodinamika. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), 1(1),

124.

Jufri, L. H. (2015). Penerapan Double Loop Problem Solving Untuk

Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis Level 3 Pada Siswa Kelas

VIII SMPN 27 Bandung. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 54.

Kantamara, P., & Ractham, V. V. (2014). Single-Loop vs. Double-Loop Learning:

An Obstacle Or A Success Favtor For Organizational Learning.

International Journal of Education and Research, 2(7), 57.

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

61

Khaeruddin. (2017). Model Pembelajaran Fisika Berbasis Keterampilan Proses

Sains. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Khaeruddin, Amin, B. D., & Jasruddin. (2018). Analisis Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika

SMA. Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian Universitas

Negeri Makassar.

Lowe, T. L., & Rounce, J. F. (2002). Calculations or A-level Physics.

Cheltenham: Nelson Thornes Ltd.

Mahmuzah, R. (n.d.). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

SMP Melalui Pendekatan Problem Posing. Jurnal Program Studi

Pendidikan Matematika Universitas Serambi Mekkah, 4(1).

Mailen Sari, S. E. (2015). Pengaruh LK Berorientasi Pembelajaran Double Loop

Problem Solving (DLPS) Terhadap Kompetensi Fisika Kelas XI SMAN

13 Padang. Pillar Of Physics Education, 5, 74.

Mas‟ad, Nizar, M., & P, A. M. (2016). Pengaruh Metode Pembelajaran Double

Loop Problem Solving terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 3 Mataram Tahun Pelajaran 2015-2016. 14(2), 73.

Maylani, A. D. (2017). Pengaruh Challenge-based Learning Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa. Tugas Akhir Skripsi

Pendidikan Matematika UIN Jakarta.

Meltzer, D. E. (2002). The relationship between mathematics preparation and

conceptual learning gains in physics: A possible „„hidden variable‟‟ in

diagnostic pretest scores. 70(12).

Nurjanah, S., Kartika, E., & Mulyati, T. (2015). Pendekatan Double Loop

Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa. Jurnal PGSD, 1(1), 4.

Olaniyan, Olatide1, A., Omosewo, O.1, E., Nwankwo, & I.2, L. (2015). Effect of

polya problem-solving model on senior secondary school students‟

performance in current electricity. European Journal of Science and

Mathematics Education, 3(1), 98.

Oman, D. M., & Oman, R. M. (2016). How To Solve Physics Problems. New

York: Mc Graw Hill Education.

Polya, G. (1971). How to Solve it:New Aspect of Mathematical Method. New

Jersey: Princeton University Press.

Radiyatul, & Hadi, S. (2014). Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya Untuk

Mengembangkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

62

Matematis di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika,

2(1), 55.

Rahayu, P., Hidayat, M., & Pathoni, H. (2017). Penerapan Model Pembelajaran

Double Loop Problem Solving (DLPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Di Kelas X SMAN 13 Muaro Jambi. p. 4.

Razak, F. (2017). Hubungan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Berpikir

kritis Matematika pada Siswa Kelas VII SMP Pesantren IMMIM Putri

Minasatene. Jurnal Mosharafa, 6(1), 120.

Razali, N. M., & Wah, Y. B. (2011). Power Comparisons of Saphiro-Wilk,

Kolmogrof-Smirnov, Lilliefors and Anderson-Darling Tests. Journal of

Statistical Modeling and Analytics.

Roliyani. (2016). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan

Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving. Jurnal Pena Edukasi,

33(6).

Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV

Andira .

Sari, M., Syakbaniah, & Ramli, E. (2015). Pengaruh LKS Berorientasi

Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) Terhadap

Kompetensi Fisika Kelas XI SMAN 13 Padang. (`, Ed.) Pillar O Physics

Education, 5, 74.

Shoimin, A. (2013). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Snyder, L. G., & Snyder, M. J. (2008). Teaching critical thinking and problem

solving skills. The Journal off Research in Business Education, 50(2), 90-

97.

Snyder, L. G., & Snyder, M. J. (2008). Teaching critical thinking and problem

solving skills. The Journal off Research in Business Education, 50(2).

Soentoro, A. I. (2015). Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan

Aplikasi Statistika. Depok: PT Taramedia Bakti Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R & D). Bandung: 2010.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabet.

Syarifah, & Sumardi, Y. (2015). Pengembangan Model Pembelajaran Malcom's

Modeling untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Motivasi

Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 1(2).

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

63

Triumiana, D. A. (2017). Pengembangan Instrumen Tes Diagnostik Mata

Pelajaran Fisika. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 5(2).

Umiyaroh, F., & Handoyo, B. (2017). The Influence Of Double Loop Problem

Solving Learning Models to Senior High School Learners Spatial

Thinking Ability. International Interdisciplinary Journal Of Scholarly

Research (IIJSR), 3(1).

Widyowati, I. I. (2015). Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Respon

Mahasiswa terhadap Penggunaan Model Pembelajaran Advance Organizer

pada Materi Larutan Penyangga. 4(1), 90.

Wulandari, A. Y., Tawil, M., & Amin, B. D. (2015). Penerapan Pembelajaran

Fisika Berbasis Hands On Activities Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Kelas X MAN 2 Model Makassar. Jurnal

Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, 3(2).

Wulandari, D. F., Hamidah, I., & Setiawan, A. (2014). Physics Of Learning

Strategy To Train Critical and Creatif Thinking Skills. International

Journal of Science and Research, 3.

Young, H. D., & Freedman, R. A. (2002). Fisika Universitas Jilid I Edisi

Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Yuberti, & Saregar, A. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan

Matematika dan Sains. Bandar Lampung: Anugerah Utama Raharja.

Yuliana, Ismail, & Rispawati. (2018). Pengaruh Model Double Loop Problem

Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Mata

Pelajaran PPKn. Jurnal Sosial dan Keberagaman, 4(13).

Zannah, P. Z., Mulhayatiah, D., & Alatas, F. (2014). Penggunaan Media

Pembelajaran Zoominh, Presentation untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas X pada Konsep Suhu dan Kalor. EDUSAINS, IV(02).

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

64

LAMPIRAN A

OBSERVASI PENELITIAN PENDAHULUAN

1. Lembar wawancara guru pada studi pendahuluan

2. Lembar angket siswa pada studi pendahuluan

3. RPP kelas eksperimen

4. RPP kelas kontrol

5. Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas eksperimen

6. Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas kontrol

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

65

Lampiran A. 1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan Guru Fisika

SMAN 105 Jakarta

Wawancara Guru

Hari/ Tanggal :

Waktu :

Responden :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana hasil belajar siswa

dalam belajar fisika, khususnya

materi termodinamika?

2. Konten fisika apa yang menurut ibu

sulit ?

3.

Berapa KKM disekolah ini?

4. Apakah disekolah ini sudah

menggunakan soal-soal HOTS/

berpikir kritis?

5. Bagaimana kemampuan siswa

dalam berpikir kritis (menganalisis,

mensisntesis, dan mengevaluasi)?

6. Bagaimana kemampuan siswa

untuk menyelesaikan soal-soal

yang bertipe tinggi dalam

pembelajaran fisika?

7. Bagaimana keberanian siswa untuk

mengajukan pertanyaan dan

pendapat?

8. Bagaimana kemampuan siswa

untuk berdiskusi dalam

pembelajaran fisika?

12. Bagaimana rasa ingin tahu siswa

tentang fenomena fisika

dikehidupan sehari-hari?

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

66

13. Apa saja pendekatan/metode yang

pernah ibu lakukan selama proses

pembelajaran?

14. Apakah ada kendala ketika ibu

menerapkan metode-metode

selama proses pembelajaran?

17. Buku-buku apakah yang ibu

gunakan dalam pembelajaran?

Jakarta, Januari 2020

Tanda tangan

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

67

Lampiran A. 2 Lembar angket siswa pada studi pendahuluan

Angket Siswa

Nama :

Kelas :

Sekolah :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anda menyukai

pelajaran fisika? Berikan alasan!

Ya

Tidak

…………………………………………….

…………………………………………….

………………………………………........

2. Apakah anda selalu

mendapatkan nilai ulangan

harian fisika di atas KKM?

Berikan alasan!

Ya

Tidak

…………………………………………….

……………………………………………

……………………………………………

3. Metode belajar apa yang sering

guru lakukan dalam mengajar

fisika?

Ceramah

Diskusi

Praktikum

…………………………………………….

4 Apa anda senang metode belajar

yang guru anda berikan? berikan

alasan!

…………………………………………….

…………………………………………….

5 Apakah guru anda sering

mengaitkan konsep fisika

dengan kehidupan sehari-hari?

…………………………………………….

…………………………………………….

…………………………………………….

Jakarta, Januari 2020

Tanda tangan

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

68

Lampiran A. 3 RPP kelas eksperimen

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SMA N 105 Jakarta

Kelas/Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Termodinamika

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong-

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.7 Menganalisis

perubahan keadaan

3.7.1 Mengidentifikasi Hukum Nol

Termodinamika dan kesetimbangan

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

69

gas ideal dengan

menerapkan hukum

Termodinamika

termal dalam penerapan kehidupan

sehari-hari.

3.7.2 Menganalisis sistem, lingkungan dan

batas sistem pada sistem terbuka,

tertutup dan terisolasi berdasarkan

contoh dikehidupan sehari-hari.

3.7.3 Menganalisis Hukum I Termodinamika

dalam penerapan kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran dilakukan, peserta didik diharapkan dapat:

1. Siswa mampu mengidentifikasi Hukum Nol Termodinamika dalam penerapan

kehidupan sehari-hari setelah mengerjakan LKS.

2. Siswa mampu menganalisis sistem, lingkungan dan batas sistem pada sistem

terbuka, tertutup dan terisolasi berdasarkan contoh dikehidupan sehari-hari

setelah mengerjakan LKS.

3. Siswa mampu menganalisis Hukum I Termodinamika dalam penerapan

kehidupan sehari-hari setelah mengerjakan LKS.

D. Materi Pembelajaran

1. Peta Konsep

Terlampir

2. Uraian Materi Singkat

a. Termodinamika

Termodinamika merupakan suatu cabang ilmu isika yang mempelajari

hukum-hukum dasar yang dipatuhi oleh kalor dan usaha.

b. Hukum ke-nol termodinamika

Bunyi hukum ke-nol termodinamika: “Jika dua sistem berada dalam

kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam

kesetimbangan termal satu sama lain.”

c. Sistem, lingkungan dan batas sistem

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

70

Sistem didefinisikan sebagai sejumlah zat dalam suatu wadah. Segala

sesuatu diluar sistem disebut lingkungan. Sistem dan dipisahkan dari

lingkungan oleh suatu batas sistem. Batas ini bisa tetap atau bergerak.

d. Usaha, kalor dan energi

Usaha yang dilakukan pada (atau oleh) sistem merupakan ukuran energi

yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Energi

mekanik (kinetik atau potensial) sistem merupakan energi yang dimiliki

sistem akibat gerak koordinat posisinya. Kalor mirip seperti usaha, yaitu

muncul jika terjadi perpindahan energi antara sistem dan lingkungan.

Kalor muncul ketika energi dipindahkan akibat adanya perbedaan suhu

atau perubahan wujud zat.

e. Hukum Pertama Termodinamika

Hukum pertama termodinamika adalah prinsip kekekalan energi yang

diaplikasikan pada kalor, usaha dan energi dalam. Bunyi hukum ke-I

termodinamika: “energi tidak dapat diciptakan ataypun dimusnahkan,

melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja.”

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Problem Solving

Model : Double Loop Problem Solving

Metode : Dsikusi kelompok, tanya jawab, dan studi referensi

F. Media Dan Alat Pembelajaran

Media : Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Alat dan bahan : Laptop, proyektor, dan LCD

G. Sumber Belajar

1. Halliday, Resnick dan Walker. 2012. Fisika Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

2. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga

3. Kanginan, Marthen. 2016. Fisika SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

71

4. Astra, I made dan Hilman Setiawan. 2007. Fisika untuk SMA dan MA Kelas

XI. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan

Pembelajaran

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

(Menit) Guru Siswa

Pembukaan

Memulai pembelajaran

dengan berdoa,

mengucapkan salam dan

melakukan absensi siswa.

Berdo‟a, Menjawab

salam dan Absensi.

2

Apersepsi

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran pada

pertemuan tersebut dan

materi yang akan dipelajari

yaitu hukum nol

termodinamika dan hukum

I termodinamika.

Menyimak tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh

guru. 3

Motivasi

Memberikan gambaran

tentang manfaat

mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari.

Menyimak

penjelasan

mengenai manfaat

materi yang akan

dipelajari yang

disampaikan oleh

guru.

5

Kegiatan Inti Siswa diberikan stimulus

untuk memusatkan

perhatian pada topik materi

Termodinamika, Hukum ke

Nol Termodinamika, dan

Hukum ke I

Termodinamika.

siswa dan guru

mendiskusikan

materi tersebut.

5

Membagikan siswa untuk

membentuk kelompok

kecil secara heterogen,

masing-masing terdiri atas

5-6 orang.

Siswa menyimak

dan mencatat

anggota

kelompoknya dan

berkumpul bersama

anggotanya.

5

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

72

Mengamati

Loop 1 :

Mengidentifikasikan

masalah, tidak hanya

gejalanya

a. Setiap kelompok

diberikan lembar kerja

yang berisikan

permasalahan.

b. Guru mengarahkan

siswa untuk membaca

dan mengerjakan

lembar kerja.

Setiap

kelompok

menerima

lembar kerja

dari guru dan

masing-masing

kelompok

mengerjakan

lembar kerja.

Siswa

diharapkan

mampu

menemukan

pola awal.

10

Menanya

Mendeteksi masalah

(solusi sementara)

a. Guru mengarahkan

setiap kelompok

untuk dapat

mencari solusi

sementara.

b. Siswa diarahkan

untuk menentukan

solusi yang tepat

menurut mereka.

Siswa mencari inti

permasalahan dan

solusi sementara.

10

Mengumpulkan Informasi

Mengevaluasi

keberhasilan dari solusi

sementara

a. Siswa diarahkan

untuk

menyelesaikan

masalah tersebut

pada lembar kerja.

b. Siswa diarahkan

untuk

mempresentasikan

hasil diskusi

permasalahan awal

dengan kelompok

lain dan guru

membimbing siswa

untuk memecahkan

masalah dari

permasalahan awal

Masing-masing

perwakilan

kelompok

mempresentasikan

setelah

menyelesaikan

permasalahan awal.

10

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

73

Mengasosiasi

Memutuskan apakah

analisis akar masalah

diperlukan, jika ya

a. Guru mengarahkan

perwakilan siswa

untuk kembali pada

kelompoknya

masing-masing

b. Siswa diarahkan

untuk melakukan

diskusi dan

menemukan pola

penyimpulan yang

lebih tepat.

Siswa berdiskusi

kembali utnuk

menyimpulkan

masalah yg lebih

tepat.

5

Loop 2 : Mendeteksi

masalah yang

tingkatannya lebih

tinggi

a. Siswa diberikan

permasalahan yang

tingkatannya lebih

tinggi.

b. Memfokuskan

siswa agar dapat

memahami secara

utuh pola solusi

yang mereka

ajukan.

c. Memberikan

penjelasan

mengenai hal-hal

penting yang

menjadi alasan

siswa sulit untuk

menemukan solusi.

d. Siswa diarahkan

solusi akhir untuk

untuk menemukan

menyelesaikan

masalah secara

efektif.

Siswa mengerjakan

permaslahan yang

tingkatannya lebih

tinggi yang

disediakan di

lembar kerja dan

siswa harus

menemukan solusi

akhir.

10

Mengkomunikasikan

Merancang solusi akar

masalah

Siswa

mempresentasikan

kembali dan

10

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

74

a. Siswa diarahkan

untuk memberikan

kesimpulan terdapat

pada pola yang

lebih tepat.

b. memberikan

kesempatan kepada

salah satu

kelompok untuk

menanggapi hasil

pekerjaan

kelompok tersebut.

c. Guru bersama-sama

dengan siswa

menyimpulkan

mana solusi yang

belum dapat

mengarah pada

solusi yang tepat

walaupun sudah

ada yang benar

namun yang lain

masih belum

menyelesaikan

masalah.

d. Diberikan

penjelasan

mengenai hal-hal

penting yang

menjadi alasan

siswa sulit untuk

menemukan

solusinya.

menyimpulkan

kesimpulan dari

solusi akhir yang

dijelaskan guru

Penutup 1. Bersama-sama

dengan siswa

dan/atau sendiri

membuat simpulan

materi.

2. Melakukan penilaian

atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan

terprogram.

3. Memberikan umpan

balik terhadap proses

- Menyimak

kesimpulan dari

guru

- Mengerjakan

soal dari guru

- Siswa

mengerjakan

tugas yang

diberikan guru.

15

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

75

dan hasil

pembelajaran

(evaluasi).

4. Merencanakan

kegiatan tidak lanjut

dalam bentuk

program pengayaan,

memberikan tugas

baik tugas idividu

maupun kelompok

sesuai dengan hasil

belajar.

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Teknik Bentuk Instrumen

Tes Tertulis Tes uraian

Portofolio Lembar Kerja Siswa

J. PEDOMAN PENILAIAN

1. Penilaian Afektif (Terlampir)

2. Penilaian Psikomotor (Terlampir)

3. Penilaian Kognitif (Terlampir)

Jakarta, 2020

Menyetujui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Praktikan

RR. Sri Wulandari, S.Pd Ika Shepti Indriani

NIP 196605091989032008 NIM 11140163000027

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

76

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Tes Formatif I

No Soal Jawaban Skor

1

Dalam kehidupan sehari-hari

Hukum ke-Nol termodinamika

banyak ditemukan. Pernahkah

kalian mengalami demam? Ya,

pasti hampir setiap orang pernah

mengalami demam. Ada banyak

cara menurunkan peningkatan

suhu tubuh salah satunya yaitu

dengan mengkompres anak

dengan handuk kecil yang sudah

dicelupkan kedalam air dingin.

Ketika sedang mengkompres

anak, maka akan terjadi

kesetimbangan termal pada

handuk dan tubuh anak.

Mengapa mengkompres dengan

handuk bisa menurunkan panas

pada tubuh? Mengapa peristiwa

tersebut dikatakan penerapan

hukum nol termodinamika?

Jelaskan!

Keadaan suhu tubuh

dikompres secara berulang

akan mengalami penurunan

suhu tubuh karena ada

perpindahan suhu yang tinggi

(tubuh) ke suhu yang rendah

dan suhu yang rendah

(handuk) akan mengalami

kenaikan suhu.

karena ada perpindahan suhu

badan ke handuk dan

sebaliknya sehingga suhu

keduanya akan seimbang, itu

yang dinamakan

keseimbangan termal.

Hukum nol termodinamika

mengatakan “hukum nol

termodinamika berhubungan

dengan kesetimbangan

termal antara benda yang

saling bersentuhan”. Benda

yang saling bersentuhan

yaitu tubuh yang panas

dengan handuk yang dingin.

4

Mengidentifikasi alasan dengan

2 poin.

3

Mengidentifikasi alasan dengan

1 poin

2

Jawaban salah 1

Tidak menjawab 0

2

Tentukan dan jelaskan

berdasarkan pengamatanmu yang

termasuk sistem terbuka, sistem

tertutup dan sistem terisolasi!

Gambar A : system

terbuka, karena energy

panas yang didalam panci

berikan dengan lingkungan

begitu pula dengan zat nya.

Gambar B : system

tertutup, karena energy

panas yang didalam panci

bertukar dengan

lingkungan, tetapi tidak

terjadi pertukaran zat

4

A B C

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

77

dengan lingkungan.

Gambar C : system

terisolasi, karena energy

panas dan zat tidak bisa

bertukar dengan

lingkungan.

Memberikan jawaban dan

penjelasan 2 poin.

3

Memberikan jawaban dan

penjelasan 1 poin

2

Memberikan jawaban tetapi

tidak memberikan penjelasan.

1

Tidak menjawab 0

Formatif penilaian kognitif:

1. Skor maksimal = 4 x 2 = 8

2.

3. Nilai kognitif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

78

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Memperhatikan

Keterlibatan

dalam

diskusi

Bertanya

1

2

RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Memperhatikan

ketika guru

menjelaskan

Seluruh anggota kelompok

memperhatika penjelasan dari guru. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

memperhatikan penjelasan dari guru. 2

Seluruh anggota kelompok tidak

memperhatikan penjelasan dari guru. 1

2 Terlibat aktif dalam

diskusi

Seluruh anggota kelompok terlibat aktif

dalam berdiskusi. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

terlibat aktif dalam berdiskusi. 2

Diskusi kelompok tidak berjalan 1

3 Mengajukan

pertanyaan

Mengemukakan pertanyaan yang sesuai

dengan masalah. 3

Mengemukakan pertanyaan, namun

kurang sesuai dengan masalah. 2

Mengemukakan pertanyaan tidak sesuai

dengan masalah. 1

Format penilaian afektif:

1. Skor maksimal = 3 x 3 = 9

2.

3. Nilai afektif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

79

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Menyajikan

hasil diskusi Menyimpulkan

1

2

RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Keterampilan

menyajikan hasil

diskusi

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

masalah serta mengaitkannya dengan

konsep termodinamika dengan tepat.

3

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

dengan masalah, namun kurang tepat

saat mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

2

Menyampaikan hasil diskusi tidak

sesuai masalah serta tidak

mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

1

2 Keterampilan

menyimpulkan

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika secara tepat. 3

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika, namun kurang tepat. 2

Menyimpulkan tidak sesuai dengan

konsep termodinamika. 1

Format penilaian afektif:

1. Skor maksimal = 3 x 2 = 6

2.

3. Nilai psikomotorik dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

80

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SMA N 105 Jakarta

Kelas/Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Termodinamika

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong-

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, procedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

81

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.7 Menganalisis

perubahan keadaan

gas ideal dengan

menerapkan hukum

Termodinamika

3.7.4 Menganalisis kalor, usaha, energi

dalam termodinamika pada proses

isotermal, isobarik, isokhorik,

adiabatik.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran dilakukan, peserta didik diharapkan dapat:

1. Siswa mampu menganalisis kalor, usaha, energi dalam termodinamika pada

proses isotermal setelah mengerjakan LKS.

2. Siswa mampu menganalisis kalor, usaha, energi dalam termodinamika pada

proses isobarik setelah mengerjakan LKS.

3. Siswa mampu menganalisis kalor, usaha, energi dalam termodinamika pada

proses isokhorik setelah mengerjakan LKS.

4. Siswa mampu menganalisis kalor, usaha, energi dalam termodinamika pada

proses adiabatik setelah mengerjakan LKS.

D. Materi Pembelajaran

4. Peta Konsep

Terlampir

5. Uraian Materi Singkat

a. Proses-proses Termodinamika

Ada empat jenis proses dalam termodinamika:

1) Proses Isobarik

Persamaan keadaan untuk proses isobarik (p

tetap) adalah

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

82

Sedangkan rumus usahanya adalah

Pada proses isobarik, tekanan tetap, sehingga kalor yang diberikan

untuk melakukan usaha dan perubahan energi di dalamnya adalah:

2) Proses Isokhorik

Persamaan keadaan untuk proses isokhorik (V

tetap) adalah

Karena volume gas tidak berubah ,

maka usaha yang dilakukan oleh gas sama

dengan nol.

Pada proses isokhorik, volume tetap yang berarti ΔV = 0 (karena ΔV =

0, maka W = 0)

3) Proses Isotermik

Persamaan keadaan untuk proses isotermal (T tetap)

adalah

Karena perubahan volume tidak linier, maka kita tidak

dapat menggunakan rumus , tetapi dengan

menggunakan persamaan integral.

(

)

Pada proses isotermal, suhu tetap yang artinya ΔT = 0, sehingga

perubahan energi dalamnya nol (ΔU = 0).

4) Proses Adiabatik

Persamaan keadaan untuk proses adiabatik dapat

diturunkan dengan:

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

83

Usaha yang dilakukan sistem pada proses adiabatis dirumuskan

sebagai berikut:

Pada proses adiabatik, proses dimana tidak ada kalor yang dibiarkan

mengalir ke dalam atau keluar sistem (Q = 0).

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Problem Solving

Model : Double Loop Problem Solving

Metode : Dsikusi kelompok, tanya jawab, dan studi referensi

F. Media Dan Alat Pembelajaran

Media : Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Alat dan bahan : Laptop, proyektor, dan LCD

G. Sumber Belajar

1. Halliday, Resnick dan Walker. 2012. Fisika Dasar Jilid I. Jakarta:

Erlangga

2. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga

3. Kanginan, Marthen. 2016. Fisika SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

4. Astra, I made dan Hilman Setiawan. 2007. Fisika untuk SMA dan MA

Kelas XI. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

84

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan

Pembelajaran

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pembukaan

Memulai pembelajaran

dengan berdoa,

mengucapkan salam dan

melakukan absensi siswa.

Berdo‟a, Menjawab

salam dan Absensi.

2

Apersepsi

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran pada

pertemuan tersebut dan

materi yang akan dipelajari

yaitu usaha, kalor dan

energgi dalam pada proses-

proses termodinamika.

Menyimak tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh

guru. 3

Motivasi

Memberikan gambaran

tentang manfaat

mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari.

Menyimak

penjelasan

mengenai manfaat

materi yang akan

dipelajari yang

disampaikan oleh

guru.

5

Kegiatan Inti Siswa diberikan stimulus

untuk memusatkan

perhatian pada topik materi

Proses-proses

Termodinamika.

siswa dan guru

mendiskusikan

materi tersebut. 5

Membagikan siswa untuk

membentuk kelompok

kecil secara heterogen,

masing-masing terdiri atas

5-6 orang.

Siswa menyimak

dan mencatat

anggota

kelompoknya dan

berkumpul bersama

anggotanya.

5

Mengamati

Loop 1 :

Mengidentifikasikan

masalah, tidak hanya

gejalanya

a. Setiap kelompok

diberikan lembar kerja

Setiap

kelompok

menerima

lembar kerja

dari guru dan

masing-masing

kelompok

10

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

85

yang berisikan

permasalahan.

b. Guru mengarahkan

siswa untuk membaca

dan mengerjakan

lembar kerja.

mengerjakan

lembar kerja.

Siswa

diharapkan

mampu

menemukan

pola awal.

Menanya

Mendeteksi masalah

(solusi sementara)

a. Guru mengarahkan

setiap kelompok

untuk dapat mencari

solusi sementara.

b. Siswa diarahkan

untuk menentukan

solusi yang tepat

menurut mereka dan

dapat

menyelesaikan

kasus yang lain.

Siswa mencari inti

permasalahan dan

solusi sementara.

10

Mengumpulkan Informasi Mengevaluasi

keberhasilan dari solusi

sementara

a. Siswa diarahkan

untuk

menyelesaikan

masalah tersebut

pada lembar kerja.

b. Siswa diarahkan

untuk

mempresentasikan

hasil diskusi

permasalahan awal

dengan kelompok

lain dan guru

membimbing siswa

untuk memecahkan

masalah dari

permasalahan awal

Masing-masing

perwakilan

kelompok

mempresentasikan

setelah

menyelesaikan

permasalahan awal.

5

Mengasosiasi Memutuskan apakah

analisis akar masalah

diperlukan, jika ya

Siswa berdiskusi

kembali utnuk

menyimpulkan

masalah yg lebih

10

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

86

a. Guru mengarahkan

siswa kembali pada

kelompoknya

masing-masing

b. Siswa diarahkan

untuk melakukan

diskusi dan

menemukan pola

penyimpulan yang

lebih tepat.

tepat.

Loop 2 : Mendeteksi

masalah yang

tingkatannya lebih

tinggi

a. Siswa diberikan

permasalahan yang

tingkatannya lebih

tinggi.

b. Memfokuskan

siswa agar dapat

memahami secara

utuh pola solusi

yang mereka

ajukan.

c. Memberikan

penjelasan

mengenai hal-hal

penting yang

menjadi alasan

siswa sulit untuk

menemukan solusi.

d. Siswa diarahkan

untuk menemukan

solusi akhir untuk

menyelesaikan

masalah secara

efektif.

Siswa mengerjakan

permaslahan yang

tingkatannya lebih

tinggi yang

disediakan di

lembar kerja dan

siswa harus

menemukan solusi

akhir.

10

Mengkomunikasikan Merancang solusi akar

masalah

a. Siswa diarahkan

untuk memberikan

kesimpulan

terdapat pada pola

yang lebih tepat.

b. memberikan

Siswa

mempresentasikan

kembali dan

menyimpulkan

kesimpulan dari

solusi akhir yang

dijelaskan guru

10

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

87

kesempatan kepada

salah satu

kelompok untuk

menanggapi hasil

pekerjaan

kelompok tersebut.

c. Guru bersama-sama

dengan siswa

menyimpulkan

mana solusi yang

belum dapat

mengarah pada

solusi yang tepat

walaupun sudah

ada yang benar

namun yang lain

masih belum

menyelesaikan

masalah.

d. Diberikan

penjelasan

mengenai hal-hal

penting yang

menjadi alasan

siswa sulit untuk

menemukan

solusinya.

Penutup 1. Bersama-sama dengan

siswa dan/atau sendiri

mebuat simpulan

materi.

2. Melakukan penilaian

atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan

terprogram.

3. Memberikan umpan

balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran

(evaluasi).

4. Merencanakan kegiatan

tidak lanjut dalam

bentuk program

pengayaan, memberikan

tugas baik tugas idividu

- Menyimak

kesimpulan dari

guru

- Mengerjakan

soal dari guru

- Siswa

mengerjakan

tugas yang

diberikan uru.

15

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

88

maupun kelompok

sesuai dengan hasil

belajar.

I. TEKNIK PENILAIAN

Teknik Bentuk Instrumen

Tes Tertulis Pre Test dan Post Test

Portofolio Lembar Kerja Siswa

J. PEDOMAN PENILAIAN

1. Penilaian Afektif (Terlampir)

2. Penilaian Psikomotor (Terlampir)

3. Penilaian Kognitif (Terlampir)

Jakarta, 2020

Menyetujui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Praktikan

RR. Sri Wulandari, S.Pd Ika Shepti Indriani

NIP 196605091989032008 NIM 11140163000027

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

89

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Tes Formatif 2

No Soal Jawaban Skor

1 Gas pada suatu sistem suhunya 200oC.

Gas ini mengalami proses kompresi

isobarik, Setelah itu gas mengalami

proses isokhorik.

Dari 2 grafik diatas, dapatkah kalian

menyimpulkan grafik yang mana yang

sesuai dengan wacana? Kemukakan

alasanmu!

Grafik yang sesuai dengan

wacana ialah grafik B.

Alasannya:

Gas mula-mula mengalami

proses kompresi isobarik

dimana proses ini

mengalami pemampatan

volume dengan tekanan

konstan, maka grafik mula-

mula bergerak horizontal

kea rah kiri. Setelah itu gas

mengalami proses isokhorik

dimana ada volumenya

tetap, maka grafik yang

tepat setelahnya bergerak

vertikal kebawah.

4

Jawabannya benar, alasan

kurang tepat.

3

Jawaban benar, alasan salah. 2

Jawaban salah 1

Tidak menjawab 0

2

Gas pada suatu sistem suhunya 200oC.

Usaha total yang dilakukan pada gas

tersebut sebesar 200 J. Buktikan

apakah usaha total yang dilakukan pada

gas tersebut sebesar 200 J?

Proses dari A-B yaitu

isobarik sehingga usaha:

Proses dari B-C yaitu

iskhorik sehingga usaha:

W P ΔV W = P (0 ) WBC = 0 Maka usaha total yang

dilakukan gas adalah

W = WAB + WBC

= 200 + 0

= 200 J

4

Jawaban benar, memberikan 3

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

V (L)

B.

A.

A B

C

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

A

V (L)

B

C

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

A

V (L)

B

C

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

90

cara pengerjaan, tetapi tidak

ada satuan

Jawaban benar, tidak

memberikan cara

pengerjaan, tidak ada satuan

2

Jawaban tidak tepat 1

Tidak menjawab 0

Formatif penilaian kognitif:

1. Skor maksimal = 4 x 2 = 8

2.

3. Nilai kognitif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

91

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor

Memperhatikan

Keterlibatan

dalam

diskusi

Bertanya

1

2

RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Memperhatikan

ketika guru

menjelaskan

Seluruh anggota kelompok

memperhatika penjelasan dari guru. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

memperhatikan penjelasan dari guru. 2

Seluruh anggota kelompok tidak

memperhatikan penjelasan dari guru. 1

2 Terlibat aktif dalam

diskusi

Seluruh anggota kelompok terlibat aktif

dalam berdiskusi. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

terlibat aktif dalam berdiskusi. 2

Diskusi kelompok tidak berjalan 1

3 Mengajukan

pertanyaan

Mengemukakan pertanyaan yang sesuai

dengan masalah. 3

Mengemukakan pertanyaan, namun

kurang sesuai dengan masalah. 2

Mengemukakan pertanyaan tidak sesuai

dengan masalah. 1

Format penilaian afektif:

e) Skor maksimal = 3 x 3 = 9

f)

g) Nilai afektif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

92

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Menyajikan

hasil diskusi Menyimpulkan

1

2

RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Keterampilan

menyajikan hasil

diskusi

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

masalah serta mengaitkannya dengan

konsep termodinamika dengan tepat.

3

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

dengan masalah, namun kurang tepat

saat mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

2

Menyampaikan hasil diskusi tidak

sesuai masalah serta tidak

mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

1

2 Keterampilan

menyimpulkan

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika secara tepat. 3

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika, namun kurang tepat. 2

Menyimpulkan tidak sesuai dengan

konsep termodinamika. 1

Format penilaian afektif:

1. Skor maksimal = 3 x 2 = 6

2.

3. Nilai psikomotorik dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

93

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SMA N 105 Jakarta

Kelas/Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Termodinamika

Pertemuan ke : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong-

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, procedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.7 Menganalisis

perubahan keadaan

3.7.5 Menganalisis efisiensi hukum II

termodinamika pada mesin kalor dan

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

94

gas ideal dengan

menerapkan hukum

Termodinamika

siklus carnot

3.7.6 Menganalisis koefisien kinerja hukum

II termodinamika pada mesin

pendingin.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran dilakukan, peserta didik diharapkan dapat:

4. Siswa mampu menganalisis efisiensi hukum II termodinamika pada mesin

kalor.

5. Siswa mampu menganalisis efisiensi hukum II termodinamika pada siklus

carnot.

6. Siswa mampu menganalisis koeisien kinerja hukum II termodinamika pada

mesin pendingin.

D. Materi Pembelajaran

1. Peta Konsep

Terlampir

2. Uraian Materi Singkat

a) Hukum II termodinamika merupakan pernyataan mengenai proses yang

dapat terjadi di alam maupun yang tidak.

b) Perkembangan pernyataan umum hukum II termodinamika didasarkan

pada studi mesin kalor. Mesin kalor adalah suatu alat yang mengubah

energi panas menjadi energi mekanik, seperti mesin uap dan mesin mobil.

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

95

Efisiensi e dari mesin kalor dapat didefinisikan sebagai perbandingan kerja

yang dilakukannya W terhadap masukan kalor pada temperature tinggi QH:

Karena energi kekal, kalor masukan QH harus sama dengan kerja yang

dilakukan ditambah kalor yang keluar pada suhu rendah (QL):

c) Siklus carnot terdiri dari dua proses isotermal reversibel dan dua proses

adiabatik reversibel.

Kalor QH dan QC sebanding dengan temperatur operasi TH dan TC (dalam

kelvin) sehingga efisiensi dapat dituliskan sebagai:

d) Mesin pendingin (refrigerator) yaitu mesin kalor yang beroperasi secara

terbalik. Sebuah mesin yang menarik panas dari tempat yang dingin dan

melepaskan panas ke tempat yang lebih hangat.

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

96

Koefisien kinerja (KK) mesin pendingin didefinisikan sebagai kalor QL

yang diambil dari area dengan temperatur rendah dibagi dengan kerja W

yang dilakukan untuk mengeluarkan kalor:

Energi adalah kekal, sehingga dari hukum termodinamika pertama kita

dapat menuliskan QL + W = QH atau W = QH - QL. Kemudian persamaan

menjadi:

Untuk mesin pendingin ideal yang terbaik yang bisa didapat adalah

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Problem Solving

Model : Double Loop Problem Solving

Metode : Dsikusi kelompok, tanya jawab, dan studi referensi

F. Media Dan Alat Pembelajaran

Media : Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Alat dan bahan : Laptop, proyektor, dan LCD

G. Sumber Belajar

1. Halliday, Resnick dan Walker. 2012. Fisika Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

2. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga

3. Kanginan, Marthen. 2016. Fisika SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

4. Astra, I made dan Hilman Setiawan. 2007. Fisika untuk SMA dan MA Kelas

XI. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

97

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan

Pembelajaran

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

(Menit) Guru Siswa

Pembukaan

Memulai pembelajaran

dengan berdoa,

mengucapkan salam dan

melakukan absensi siswa.

Berdo‟a, Menjawab

salam dan Absensi. 2

Apersepsi

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran pada

pertemuan tersebut dan

materi yang akan dipelajari

yaitu Hukum II

Termodinamika serta

aplikasinya.

Menyimak tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh

guru. 3

Motivasi

Memberikan gambaran

tentang manfaat

mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari.

Menyimak

penjelasan

mengenai manfaat

materi yang akan

dipelajari yang

disampaikan oleh

guru.

5

Kegiatan Inti Siswa diberikan stimulus

untuk memusatkan

perhatian pada topik materi

Hukum Kedua

Termodinamika.

siswa dan guru

mendiskusikan

materi tersebut. 5

Membagikan siswa untuk

membentuk kelompok

kecil secara heterogen,

masing-masing terdiri atas

5-6 orang.

Siswa menyimak

dan mencatat

anggota

kelompoknya dan

berkumpul bersama

anggotanya.

5

Mengamati

Loop 1 :

Mengidentifikasikan

masalah, tidak hanya

gejalanya

a. Setiap kelompok

diberikan lembar kerja

yang berisikan

permasalahan.

b. Guru mengarahkan

Setiap

kelompok

menerima

lembar kerja

dari guru dan

masing-masing

kelompok

mengerjakan

lembar kerja.

10

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

98

siswa untuk membaca

dan mengerjakan

lembar kerja.

Siswa

diharapkan

mampu

menemukan

pola awal.

Menanya

Mendeteksi masalah

(solusi sementara)

a. Guru mengarahkan

setiap kelompok

untuk dapat

mencari solusi

sementara.

b. Siswa diarahkan

untuk menentukan

solusi yang tepat

menurut mereka

dan dapat

menyelesaikan

kasus yang lain.

Siswa mencari inti

permasalahan dan

solusi sementara.

10

Mengumpulkan Informasi

Mengevaluasi

keberhasilan dari solusi

sementara

a. Siswa diarahkan

untuk

menyelesaikan

masalah tersebut

pada lembar kerja.

b. Siswa diarahkan

untuk

mempresentasikan

hasil diskusi

permasalahan awal

dengan kelompok

lain dan guru

membimbing siswa

untuk memecahkan

masalah dari

permasalahan awal

Masing-masing

perwakilan

kelompok

mempresentasikan

setelah

menyelesaikan

permasalahan awal.

5

Mengasosiasi

Memutuskan apakah

analisis akar masalah

diperlukan, jika ya

a. Guru mengarahkan

Siswa berdiskusi

kembali utnuk

menyimpulkan

masalah yg lebih

tepat.

10

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

99

siswa kembali pada

kelompoknya

masing-masing.

b. Siswa diarahkan

untuk melakukan

diskusi dan

menemukan pola

penyimpulan yang

lebih tepat.

Loop 2 : Mendeteksi

masalah yang

tingkatannya lebih

tinggi

a. Siswa diberikan

permasalahan yang

tingkatannya lebih

tinggi.

b. Memfokuskan

siswa agar dapat

memahami secara

utuh pola solusi

yang mereka

ajukan.

c. Memberikan

penjelasan

mengenai hal-hal

penting yang

menjadi alasan

siswa sulit untuk

menemukan solusi.

d. Siswa diarahkan

untuk menemukan

solusi akhir untuk

menyelesaikan

masalah secara

efektif.

Siswa mengerjakan

permaslahan yang

tingkatannya lebih

tinggi yang

disediakan di

lembar kerja dan

siswa harus

menemukan solusi

akhir.

10

Mengkomunikasikan

Merancang solusi akar

masalah

a. Siswa diarahkan

untuk memberikan

kesimpulan

terdapat pada pola

yang lebih tepat.

b. Memberikan

kesempatan kepada

Siswa

mempresentasikan

kembali dan

menyimpulkan

kesimpulan dari

solusi akhir yang

dijelaskan guru

10

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

100

salah satu

kelompok untuk

menanggapi hasil

pekerjaan

kelompok tersebut.

c. Guru bersama-sama

dengan siswa

menyimpulkan

mana solusi yang

belum dapat

mengarah pada

solusi yang tepat

walaupun sudah

ada yang benar

namun yang lain

masih belum

menyelesaikan

masalah.

d. Diberikan

penjelasan

mengenai hal-hal

penting yang

menjadi alasan

siswa sulit untuk

menemukan

solusinya.

Penutup 1. Bersama-sama dengan

siswa dan/atau sendiri

mebuat simpulan

materi.

2. Melakukan penilaian

atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan

terprogram.

3. Memberikan umpan

balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran

(evaluasi).

4. Merencanakan kegiatan

tidak lanjut dalam

bentuk program

pengayaan, memberikan

tugas baik tugas idividu

maupun kelompok

- Menyimak

kesimpulan dari

guru

- Mengerjakan

soal dari guru

- Siswa

mengerjakan

tugas yang

diberikan uru.

15

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

101

sesuai dengan hasil

belajar.

I. TEKNIK PENILAIAN

Teknik Bentuk Instrumen

Tes Tertulis Pre Test dan Post Test

Portofolio Lembar Kerja Siswa

J. PEDOMAN PENILAIAN

1. Penilaian Afektif (Terlampir)

2. Penilaian Psikomotor (Terlampir)

3. Penilaian Kognitif (Terlampir)

Jakarta, 2020

Menyetujui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Praktikan

RR. Sri Wulandari, S.Pd Ika Shepti Indriani

NIP 196605091989032008 NIM 11140163000027

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

102

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Tes Formatif 3

No Soal Jawaban Skor

1

Berdasarkan data pada grafik,

berapa besar kalor yang

keluar dan efisiensi pada

mesin Carnot adalah…

4

Jawaban benar, memberikan cara

pengerjaan, tetapi tidak ada satuan

3

Jawaban benar, tidak memberikan

cara pengerjaan, tidak ada satuan

2

Jawaban tidak tepat 1

Tidak menjawab 0

2

Kedua gambar lemari es dan

penghangat ruang memiliki

prinsip kerja yang sama hanya

saja tujuannya yang berbeda.

Identifikasikanlah prinsip

kerja dan tujuan akhir kerja

pada kedua gambar tersebut.

Prinsip kerja lemari es

mengambil QL dari dalam kulkas

dan membuang QH keluar

lingkungan yang tujuannya

adalah QL (dalam kulkas).

Prinsip kerja penghangat

ruangan/ pompa kalor mengambil

QL dari luar dan memberikan QH

ke dalam yang tujuannya adalah

QH (dalam ruangan).

4

Memberikan jawaban dan

penjelasan 1 poin.

3

Memberikan jawaban dan

penjelasan kurang tepat

2

Memberikan jawaban dan

penjelasan salah.

1

Tidak menjawab 0

Formatif penilaian kognitif:

1. Skor maksimal = 4 x 2 = 8

2.

3. Nilai kognitif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

QH = 900 J

QL

𝜂 𝑇𝐿

𝑇𝐻

𝜂 00

600

𝜼 50 %

𝜂 𝑄𝐿

𝑄𝐻

0,5 =𝟏 𝑸𝑳

𝟗𝟎𝟎

QL = 450 Joule

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

103

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Memperhatikan

Keterlibatan

dalam

diskusi

Bertanya

1

2

RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Memperhatikan

ketika guru

menjelaskan

Seluruh anggota kelompok

memperhatika penjelasan dari guru. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

memperhatikan penjelasan dari guru. 2

Seluruh anggota kelompok tidak

memperhatikan penjelasan dari guru. 1

2 Terlibat aktif dalam

diskusi

Seluruh anggota kelompok terlibat aktif

dalam berdiskusi. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

terlibat aktif dalam berdiskusi. 2

Diskusi kelompok tidak berjalan 1

3 Mengajukan

pertanyaan

Mengemukakan pertanyaan yang sesuai

dengan masalah. 3

Mengemukakan pertanyaan, namun

kurang sesuai dengan masalah. 2

Mengemukakan pertanyaan tidak sesuai

dengan masalah. 1

Format penilaian afektif:

1. Skor maksimal = 3 x 3 = 9

2.

3. Nilai afektif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

104

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Menyajikan

hasil diskusi Menyimpulkan

1

2

RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Keterampilan

menyajikan hasil

diskusi

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

masalah serta mengaitkannya dengan

konsep termodinamika dengan tepat.

3

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

dengan masalah, namun kurang tepat

saat mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

2

Menyampaikan hasil diskusi tidak

sesuai masalah serta tidak

mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

1

2 Keterampilan

menyimpulkan

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika secara tepat. 3

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika, namun kurang tepat. 2

Menyimpulkan tidak sesuai dengan

konsep termodinamika. 1

Format penilaian afektif:

c. Skor maksimal = 3 x 2 = 6

d.

e. Nilai psikomotorik dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

105

Lampiran A. 4 RPP kelas kontrol

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Kontrol)

Sekolah : SMA N 105 Jakarta

Kelas/Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Termodinamika

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong-

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, procedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

106

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.7 Menganalisis

perubahan keadaan

gas ideal dengan

menerapkan hukum

Termodinamika

3.7.1 Mengidentifikasi Hukum Nol

Termodinamika dan kesetimbangan

termal dalam penerapan kehidupan

sehari-hari.

3.7.2 Menganalisis sistem, lingkungan dan

batas sistem pada sistem terbuka,

tertutup dan terisolasi berdasarkan

contoh dikehidupan sehari-hari.

3.7.3 Menganalisis Hukum I Termodinamika

dalam penerapan kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran dilakukan, peserta didik diharapkan dapat:

1. Siswa mampu mengidentifikasi Hukum Nol Termodinamika dalam penerapan

kehidupan sehari-hari.

2. Siswa mampu menganalisis sistem, lingkungan dan batas sistem pada sistem

terbuka, tertutup dan terisolasi berdasarkan contoh dikehidupan sehari-hari.

3. Siswa mampu menganalisis Hukum I Termodinamika dalam penerapan

kehidupan sehari-hari.

D. Materi Pembelajaran

1. Peta Konsep

Terlampir

2. Uraian Materi Singkat

a) Termodinamika

Termodinamika merupakan suatu cabang ilmu isika yang mempelajari

hukum-hukum dasar yang dipatuhi oleh kalor dan usaha.

b) Hukum ke-nol termodinamika

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

107

Bunyi hukum ke-nol termodinamika: “Jika dua sistem berada dalam

kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam

kesetimbangan termal satu sama lain.”

c) Sistem, lingkungan dan batas sistem

Sistem didefinisikan sebagai sejumlah zat dalam suatu wadah. Segala

sesuatu diluar sistem disebut lingkungan. Sistem dan dipisahkan dari

lingkungan oleh suatu batas sistem. Batas ini bisa tetap atau bergerak.

d) Usaha, kalor dan energi

Usaha yang dilakukan pada (atau oleh) sistem merupakan ukuran energi

yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Energi

mekanik (kinetik atau potensial) sistem merupakan energi yang dimiliki

sistem akibat gerak koordinat posisinya. Kalor mirip seperti usaha, yaitu

muncul jika terjadi perpindahan energi antara sistem dan lingkungan.

Kalor muncul ketika energi dipindahkan akibat adanya perbedaan suhu

atau perubahan wujud zat.

e) Hukum Pertama Termodinamika

Hukum pertama termodinamika adalah prinsip kekekalan energi yang

diaplikasikan pada kalor, usaha dan energi dalam. Bunyi hukum ke-I

termodinamika: “energi tidak dapat diciptakan ataypun dimusnahkan,

melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja.”

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Problem Solving

Metode : Dsikusi kelompok, tanya jawab, dan studi referensi

F. Media Dan Alat Pembelajaran

Media : Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Alat dan bahan : Laptop, proyektor, dan LCD

G. Sumber Belajar

1. Halliday, Resnick dan Walker. 2012. Fisika Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

2. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

108

3. Kanginan, Marthen. 2016. Fisika SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

4. Astra, I made dan Hilman Setiawan. 2007. Fisika untuk SMA dan MA Kelas

XI. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan

Pembelajaran

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

(Menit) Guru Siswa

Pembukaan

Memulai pembelajaran

dengan berdoa,

mengucapkan salam dan

melakukan absensi siswa.

Berdo‟a, Menjawab

salam dan Absensi. 2

Apersepsi

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran pada

pertemuan tersebut dan

materi yang akan

dipelajari yaitu hukum nol

termodinamika dan

hukum I termodinamika.

Menyimak tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh

guru. 3

Motivasi

Memberikan gambaran

tentang manfaat

mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari

dalam kehidupan sehari-

hari.

Menyimak

penjelasan

mengenai manfaat

materi yang akan

dipelajari yang

disampaikan oleh

guru.

5

Kegiatan Inti (Mengamati)

Siswa diberikan stimulus

untuk memusatkan

perhatian pada topik

materi Termodinamika,

Hukum ke Nol

Termodinamika, dan

Hukum ke I

Termodinamika.

siswa dan guru

mendiskusikan

materi tersebut.

5

Membagikan siswa untuk

membentuk kelompok

kecil secara heterogen,

masing-masing terdiri atas

5-6 orang dan

Siswa menyimak

dan mencatat

anggota

kelompoknya dan

berkumpul bersama

5

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

109

membagikan LKS pada

setiap kelompok.

anggotanya serta

siswa menerima

LKS

(Menanya)

Memahami masalah

Guru meminta kelompok

siswa memahami masalah.

Siswa berdiskusi

dengan teman

kelompoknya

masalah yang

disampaikan oleh

guru pada LKS.

10

(Mengumpulkan

Informasi)

Membuat rencana

Guru meminta kelompok

siswa membuat rencana

penyelesaian masalah

soal.

Siswa berdiskusi

dengan tujuan

kelompoknya

merencanakan

masalah yang

disampaikan oleh

guru pada LKS.

10

(Mengasosiasi)

Melaksanakan rencana

Guru meminta kelompok

siswa melaksanakan

rencana penyelesaian

masalah soal.

Siswa berdiskusi

dengan tujuan

kelompoknya

melaksanakan

masalah yang

disampaikan oleh

guru pada LKS.

10

(Mengkomunikasikan)

Memeriksa kembali

1. Guru meminta

kelompok siswa untuk

mempresentasikan

soal.

2. Guru meminta siswa

kelompok lain sama-

sama memeriksa

kembali kebenaran

jawaban soal yang

sudah

dipresentasikan.

Siswa

mempresentasikan

hasil diskusi.

Siswa memeriksa

kembali kebenaran

jawaban soal.

5

Guru mengulang langkah

penyelesaian soal untuk

dikerjakan soal

berikutnya.

Siswa mengerjakan

soal berikutnya 20

Penutup 1. Bersama-sama dengan

siswa dan/atau sendiri

membuat simpulan

materi.

- Menyimak

kesimpulan dari

guru

- Mengerjakan

15

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

110

2. Melakukan penilaian

atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan

terprogram.

3. Memberikan umpan

balik terhadap proses

dan hasil

pembelajaran

(evaluasi).

4. Merencanakan

kegiatan tidak lanjut

dalam bentuk program

pengayaan,

memberikan tugas

baik tugas idividu

maupun kelompok

sesuai dengan hasil

belajar.

soal dari guru

- Siswa

mengerjakan

tugas yang

diberikan guru.

I. TEKNIK PENILAIAN

Teknik Bentuk Instrumen

Tes Tertulis Pre Test dan Post Test

Portofolio Lembar Kerja Siswa

J. PEDOMAN PENILAIAN

1. Penilaian Afektif (Terlampir)

2. Penilaian Psikomotor (Terlampir)

3. Penilaian Kognitif (Terlampir)

Jakarta, 2020

Menyetujui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Praktikan

RR. Sri Wulandari, S.Pd Ika Shepti Indriani

NIP 196605091989032008 NIM 11140163000027

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

111

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Tes Formatif I

No Soal Jawaban Skor

1

Dalam kehidupan sehari-hari

Hukum ke-Nol termodinamika

banyak ditemukan. Pernahkah

kalian mengalami demam? Ya,

pasti hampir setiap orang pernah

mengalami demam. Ada banyak

cara menurunkan peningkatan

suhu tubuh salah satunya yaitu

dengan mengkompres anak

dengan handuk kecil yang sudah

dicelupkan kedalam air dingin.

Ketika sedang mengkompres

anak, maka akan terjadi

kesetimbangan termal pada

handuk dan tubuh anak.

Mengapa mengkompres dengan

handuk bisa menurunkan panas

pada tubuh? Mengapa peristiwa

tersebut dikatakan penerapan

hukum nol termodinamika?

Jelaskan!

Keadaan suhu tubuh

dikompres secara berulang

akan mengalami penurunan

suhu tubuh karena ada

perpindahan suhu yang tinggi

(tubuh) ke suhu yang rendah

dan suhu yang rendah

(handuk) akan mengalami

kenaikan suhu.

karena ada perpindahan suhu

badan ke handuk dan

sebaliknya sehingga suhu

keduanya akan seimbang, itu

yang dinamakan

keseimbangan termal.

Hukum nol termodinamika

mengatakan “hukum nol

termodinamika berhubungan

dengan kesetimbangan

termal antara benda yang

saling bersentuhan”. Benda

yang saling bersentuhan

yaitu tubuh yang panas

dengan handuk yang dingin.

4

Mengidentifikasi alasan dengan

2 poin.

3

Mengidentifikasi alasan dengan

1 poin

2

Jawaban salah 1

Tidak menjawab 0

2

Tentukan dan jelaskan

berdasarkan pengamatanmu yang

termasuk sistem terbuka, sistem

tertutup dan sistem terisolasi!

Gambar A : system

terbuka, karena energy

panas yang didalam panci

berikan dengan lingkungan

begitu pula dengan zat nya.

Gambar B : system

tertutup, karena energy

panas yang didalam panci

bertukar dengan

lingkungan, tetapi tidak

terjadi pertukaran zat

4

A B C

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

112

dengan lingkungan.

Gambar C : system

terisolasi, karena energy

panas dan zat tidak bisa

bertukar dengan

lingkungan.

Memberikan jawaban dan

penjelasan 2 poin.

3

Memberikan jawaban dan

penjelasan 1 poin

2

Memberikan jawaban tetapi

tidak memberikan penjelasan.

1

Tidak menjawab 0

Formatif penilaian kognitif:

1. Skor maksimal = 4 x 2 = 8

2.

3. Nilai kognitif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

113

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Memperhatikan

Keterlibatan

dalam

diskusi

Bertanya

1

2

RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Memperhatikan

ketika guru

menjelaskan

Seluruh anggota kelompok

memperhatika penjelasan dari guru. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

memperhatikan penjelasan dari guru. 2

Seluruh anggota kelompok tidak

memperhatikan penjelasan dari guru. 1

2 Terlibat aktif dalam

diskusi

Seluruh anggota kelompok terlibat aktif

dalam berdiskusi. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

terlibat aktif dalam berdiskusi. 2

Diskusi kelompok tidak berjalan 1

3 Mengajukan

pertanyaan

Mengemukakan pertanyaan yang sesuai

dengan masalah. 3

Mengemukakan pertanyaan, namun

kurang sesuai dengan masalah. 2

Mengemukakan pertanyaan tidak sesuai

dengan masalah. 1

Format penilaian afektif:

h) Skor maksimal = 3 x 3 = 9

i)

j) Nilai afektif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

114

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Menyajikan

hasil diskusi Menyimpulkan

1

2

RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Keterampilan

menyajikan hasil

diskusi

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

masalah serta mengaitkannya dengan

konsep termodinamika dengan tepat.

3

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

dengan masalah, namun kurang tepat

saat mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

2

Menyampaikan hasil diskusi tidak

sesuai masalah serta tidak

mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

1

2 Keterampilan

menyimpulkan

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika secara tepat. 3

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika, namun kurang tepat. 2

Menyimpulkan tidak sesuai dengan

konsep termodinamika. 1

Format penilaian afektif:

1. Skor maksimal = 3 x 2 = 6

2.

3. Nilai psikomotorik dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

115

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Kontrol)

Sekolah : SMA N 105 Jakarta

Kelas/Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Termodinamika

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, procedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

116

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.7 Menganalisis

perubahan keadaan

gas ideal dengan

menerapkan hukum

Termodinamika

3.7.4 Menganalisis kalor, usaha, energi dalam

termodinamika pada proses isotermal,

isobarik, isokhorik, adiabatik.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran dilakukan, peserta didik diharapkan dapat:

1. Siswa mampu menganalisis kalor, usaha, energi dalam termodinamika pada

proses isotermal.

2. Siswa mampu menganalisis kalor, usaha, energi dalam termodinamika pada

proses isobarik.

3. Siswa mampu menganalisis kalor, usaha, energi dalam termodinamika pada

proses isokhorik.

4. Siswa mampu menganalisis kalor, usaha, energi dalam termodinamika pada

proses adiabatik.

D. Materi Pembelajaran

1. Peta Konsep

Terlampir

2. Uraian Materi Singkat

a. Proses-proses Termodinamika

Ada empat jenis proses dalam termodinamika:

1) Proses Isobarik

Persamaan keadaan untuk proses isobarik (p

tetap) adalah

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

117

Sedangkan rumus usahanya adalah

Pada proses isobarik, tekanan tetap, sehingga kalor yang diberikan

untuk melakukan usaha dan perubahan energi di dalamnya adalah:

2) Proses Isokhorik

Persamaan keadaan untuk proses isokhorik (V

tetap) adalah

Karena volume gas tidak berubah , maka

usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan nol.

Pada proses isokhorik, volume tetap yang berarti ΔV = 0 (karena

ΔV = 0, maka W = 0)

3) Proses Isotermik

Persamaan keadaan untuk proses isotermal

(T tetap) adalah

Karena perubahan volume tidak linier,

maka kita tidak dapat menggunakan rumus

, tetapi dengan menggunakan

persamaan integral.

(

)

Pada proses isotermal, suhu tetap yang artinya ΔT = 0, sehingga

perubahan energi dalamnya nol (ΔU = 0).

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

118

4) Proses Adiabatik

Persamaan keadaan untuk proses adiabatik

dapat diturunkan dengan:

Usaha yang dilakukan sistem pada proses adiabatis dirumuskan

sebagai berikut:

Pada proses adiabatik, proses dimana tidak ada kalor yang dibiarkan

mengalir ke dalam atau keluar sistem (Q = 0).

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Problem Solving

Metode : Dsikusi kelompok, tanya jawab, dan studi referensi

F. Media Dan Alat Pembelajaran

Media : Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Alat dan bahan : Laptop, proyektor, dan LCD

G. Sumber Belajar

1. Halliday, Resnick dan Walker. 2012. Fisika Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

2. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga

3. Kanginan, Marthen. 2016. Fisika SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

4. Astra, I made dan Hilman Setiawan. 2007. Fisika untuk SMA dan MA Kelas

XI. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

119

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan

Pembelajaran

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pembukaan

Memulai pembelajaran

dengan berdoa,

mengucapkan salam dan

melakukan absensi siswa.

Berdo‟a, Menjawab

salam dan Absensi.

2

Apersepsi

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran pada

pertemuan tersebut dan

materi yang akan

dipelajari yaitu usaha,

kalor dan energgi dalam

pada proses-proses

termodinamika.

Menyimak tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh

guru. 3

Motivasi

Memberikan gambaran

tentang manfaat

mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari

dalam kehidupan sehari-

hari.

Menyimak

penjelasan

mengenai manfaat

materi yang akan

dipelajari yang

disampaikan oleh

guru.

5

Kegiatan Inti (Mengamati )

Siswa diberikan stimulus

untuk memusatkan

perhatian pada topik

materi Proses-proses

Termodinamika.

siswa dan guru

mendiskusikan

materi tersebut. 5

Membagikan siswa untuk

membentuk kelompok

kecil secara heterogen,

masing-masing terdiri atas

5-6 orang dan

membagikan LKS pada

setiap kelompok.

Siswa menyimak

dan mencatat

anggota

kelompoknya dan

berkumpul bersama

anggotanya serta

siswa menerima

LKS

5

(Menanya)

Memahami masalah

Guru meminta kelompok

siswa memahami masalah.

Siswa berdiskusi

dengan teman

kelompoknya

10

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

120

masalah yang

disampaikan oleh

guru pada LKS.

(Mengumpulkan

Informasi)

Membuat rencana

Guru meminta kelompok

siswa membuat rencana

penyelesaian masalah

soal.

Siswa berdiskusi

dengan tujuan

kelompoknya

merencanakan

masalah yang

disampaikan oleh

guru pada LKS.

10

(Mengasosiasi)

Melaksanakan rencana

Guru meminta kelompok

siswa melaksanakan

rencana penyelesaian

masalah soal.

Siswa berdiskusi

dengan tujuan

kelompoknya

melaksanakan

masalah yang

disampaikan oleh

guru pada LKS.

5

(Mengkomunikasikan)

Memeriksa kembali

1. Guru meminta

kelompok siswa untuk

mempresentasikan soal.

2. Guru meminta siswa

kelompok lain sama-

sama memeriksa

kembali kebenaran

jawaban soal yang

sudah dipresentasikan.

Siswa

mempresentasikan

hasil diskusi.

Siswa memeriksa

kembali kebenaran

jawaban soal.

10

Guru mengulang langkah

penyelesaian soal untuk

dikerjakan soal

berikutnya.

Siswa mengerjakan

soal berikutnya 20

Penutup 1. Bersama-sama dengan

siswa dan/atau sendiri

mebuat simpulan

materi.

2. Melakukan penilaian

atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan

terprogram.

3. Memberikan umpan

- Menyimak

kesimpulan dari

guru

- Mengerjakan

soal dari guru

- Siswa

mengerjakan

tugas yang

diberikan uru.

15

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

121

balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran

(evaluasi).

4. Merencanakan kegiatan

tidak lanjut dalam

bentuk program

pengayaan,

memberikan tugas baik

tugas idividu maupun

kelompok sesuai

dengan hasil belajar.

I. TEKNIK PENILAIAN

Teknik Bentuk Instrumen

Tes Tertulis Pre Test dan Post Test

Portofolio Lembar Kerja Siswa

J. PEDOMAN PENILAIAN

1. Penilaian Afektif (Terlampir)

2. Penilaian Psikomotor (Terlampir)

3. Penilaian Kognitif (Terlampir)

Jakarta, 2020

Menyetujui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Praktikan

RR. Sri Wulandari, S.Pd Ika Shepti Indriani

NIP 196605091989032008 NIM 11140163000027

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

122

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Tes Formatif 2

No Soal Jawaban Skor

1 Gas pada suatu sistem suhunya 200oC.

Gas ini mengalami proses kompresi

isobarik, Setelah itu gas mengalami

proses isokhorik.

Dari 2 grafik diatas, dapatkah kalian

menyimpulkan grafik yang mana yang

sesuai dengan wacana? Kemukakan

alasanmu!

Grafik yang sesuai dengan

wacana ialah grafik B.

Alasannya:

Gas mula-mula mengalami

proses kompresi isobarik

dimana proses ini

mengalami pemampatan

volume dengan tekanan

konstan, maka grafik mula-

mula bergerak horizontal

kea rah kiri. Setelah itu gas

mengalami proses isokhorik

dimana ada volumenya

tetap, maka grafik yang

tepat setelahnya bergerak

vertikal kebawah.

4

Jawabannya benar, alasan

kurang tepat.

3

Jawaban benar, alasan salah. 2

Jawaban salah 1

Tidak menjawab 0

2

Gas pada suatu sistem suhunya 200oC.

Usaha total yang dilakukan pada gas

tersebut sebesar 200 J. Buktikan

apakah usaha total yang dilakukan

pada gas tersebut sebesar 200 J?

Proses dari A-B yaitu

isobarik sehingga usaha:

Proses dari B-C yaitu

iskhorik sehingga usaha:

W P ΔV W = P (0 ) WBC = 0 Maka usaha total yang

dilakukan gas adalah

W = WAB + WBC

= 200 + 0

= 200 J

4

Jawaban benar, memberikan 3

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

V (L)

B.

A.

A B

C

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

A

V (L)

B

C

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

A

V (L)

B

C

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

123

cara pengerjaan, tetapi tidak

ada satuan

Jawaban benar, tidak

memberikan cara

pengerjaan, tidak ada satuan

2

Jawaban tidak tepat 1

Tidak menjawab 0

Formatif penilaian kognitif:

1. Skor maksimal = 4 x 2 = 8

2.

3. Nilai kognitif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

124

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Memperhatikan

Keterlibatan

dalam

diskusi

Bertanya

1

2

RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Memperhatikan

ketika guru

menjelaskan

Seluruh anggota kelompok

memperhatika penjelasan dari guru. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

memperhatikan penjelasan dari guru. 2

Seluruh anggota kelompok tidak

memperhatikan penjelasan dari guru. 1

2 Terlibat aktif dalam

diskusi

Seluruh anggota kelompok terlibat aktif

dalam berdiskusi. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

terlibat aktif dalam berdiskusi. 2

Diskusi kelompok tidak berjalan 1

3 Mengajukan

pertanyaan

Mengemukakan pertanyaan yang sesuai

dengan masalah. 3

Mengemukakan pertanyaan, namun

kurang sesuai dengan masalah. 2

Mengemukakan pertanyaan tidak sesuai

dengan masalah. 1

Format penilaian afektif:

k) Skor maksimal = 3 x 3 = 9

l)

m) Nilai afektif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

125

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Menyajikan

hasil diskusi Menyimpulkan

1

2

RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Keterampilan

menyajikan hasil

diskusi

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

masalah serta mengaitkannya dengan

konsep termodinamika dengan tepat.

3

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

dengan masalah, namun kurang tepat

saat mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

2

Menyampaikan hasil diskusi tidak

sesuai masalah serta tidak

mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

1

2 Keterampilan

menyimpulkan

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika secara tepat. 3

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika, namun kurang tepat. 2

Menyimpulkan tidak sesuai dengan

konsep termodinamika. 1

Format penilaian afektif:

1. Skor maksimal = 3 x 2 = 6

2.

3. Nilai psikomotorik dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

126

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Kontrol)

Sekolah : SMA N 105 Jakarta

Kelas/Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Termodinamika

Pertemuan ke : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong-

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, procedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.7 Menganalisis

perubahan keadaan

3.7.5 Menganalisis efisiensi hukum II

termodinamika pada mesin kalor dan

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

127

gas ideal dengan

menerapkan hukum

Termodinamika

siklus carnot

3.7.6 Menganalisis koefisien kinerja hukum

II termodinamika pada mesin

pendingin.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran dilakukan, peserta didik diharapkan dapat:

1. Siswa mampu menganalisis efisiensi hukum II termodinamika pada mesin

kalor.

2. Siswa mampu menganalisis efisiensi hukum II termodinamika pada siklus

carnot.

3. Siswa mampu menganalisis koeisien kinerja hukum II termodinamika pada

mesin pendingin.

D. Materi Pembelajaran

1. Peta Konsep

Terlampir

2. Uraian Materi Singkat

a. Hukum II termodinamika merupakan pernyataan mengenai proses yang

dapat terjadi di alam maupun yang tidak.

b. Perkembangan pernyataan umum hukum II termodinamika didasarkan

pada studi mesin kalor. Mesin kalor adalah suatu alat yang mengubah

energi panas menjadi energi mekanik, seperti mesin uap dan mesin mobil.

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

128

Efisiensi e dari mesin kalor dapat didefinisikan sebagai perbandingan kerja

yang dilakukannya W terhadap masukan kalor pada temperature tinggi QH:

Karena energi kekal, kalor masukan QH harus sama dengan kerja yang

dilakukan ditambah kalor yang keluar pada suhu rendah (QL):

c. Siklus carnot terdiri dari dua proses isotermal reversibel dan dua proses

adiabatik reversibel.

Kalor QH dan QC sebanding dengan temperatur operasi TH dan TC (dalam

kelvin) sehingga efisiensi dapat dituliskan sebagai:

d. Mesin pendingin (refrigerator) yaitu mesin kalor yang beroperasi secara

terbalik. Sebuah mesin yang menarik panas dari tempat yang dingin dan

melepaskan panas ke tempat yang lebih hangat.

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

129

Koefisien kinerja (KK) mesin pendingin didefinisikan sebagai kalor QL

yang diambil dari area dengan temperatur rendah dibagi dengan kerja W

yang dilakukan untuk mengeluarkan kalor:

Energi adalah kekal, sehingga dari hukum termodinamika pertama kita

dapat menuliskan QL + W = QH atau W = QH - QL. Kemudian persamaan

menjadi:

Untuk mesin pendingin ideal yang terbaik yang bisa didapat adalah

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Problem Solving

Metode : Dsikusi kelompok, tanya jawab, dan studi referensi

F. Media Dan Alat Pembelajaran

Media : Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Alat dan bahan : Laptop, proyektor, dan LCD

G. Sumber Belajar

1. Halliday, Resnick dan Walker. 2012. Fisika Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

2. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga

3. Kanginan, Marthen. 2016. Fisika SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

4. Astra, I made dan Hilman Setiawan. 2007. Fisika untuk SMA dan MA Kelas

XI. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

130

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan

Pembelajaran

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

(Menit) Guru Siswa

Pembukaan

Memulai pembelajaran

dengan berdoa,

mengucapkan salam dan

melakukan absensi siswa.

Berdo‟a, Menjawab

salam dan Absensi.

2

Apersepsi

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran pada

pertemuan tersebut dan

materi yang akan

dipelajari yaitu Hukum II

Termodinamika serta

aplikasinya.

Menyimak tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh

guru. 3

Motivasi

Memberikan gambaran

tentang manfaat

mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari

dalam kehidupan sehari-

hari.

Menyimak

penjelasan

mengenai manfaat

materi yang akan

dipelajari yang

disampaikan oleh

guru.

5

Kegiatan Inti (Mengamati)

Siswa diberikan stimulus

untuk memusatkan

perhatian pada topik

materi Hukum Kedua

Termodinamika.

siswa dan guru

mendiskusikan

materi tersebut.

5

Membagikan siswa untuk

membentuk kelompok

kecil secara heterogen,

masing-masing terdiri atas

5-6 orang dan

membagikan LKS pada

setiap kelompok.

Siswa menyimak

dan mencatat

anggota

kelompoknya dan

berkumpul bersama

anggotanya serta

siswa menerima

LKS

5

(Menanya)

Memahami masalah

Guru meminta kelompok

siswa memahami masalah.

Siswa berdiskusi

dengan teman

kelompoknya

masalah yang

10

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

131

disampaikan oleh

guru pada LKS.

(Mengumpulkan

Informasi)

Membuat rencana

Guru meminta kelompok

siswa membuat rencana

penyelesaian masalah

soal.

Siswa berdiskusi

dengan tujuan

kelompoknya

merencanakan

masalah yang

disampaikan oleh

guru pada LKS.

10

(Mengasosiasi)

Melaksanakan rencana

Guru meminta kelompok

siswa melaksanakan

rencana penyelesaian

masalah soal.

Siswa berdiskusi

dengan tujuan

kelompoknya

melaksanakan

masalah yang

disampaikan oleh

guru pada LKS.

5

(Mengkomunikasikan)

Memeriksa kembali

1. Guru meminta

kelompok siswa untuk

mempresentasikan soal.

2. Guru meminta siswa

kelompok lain sama-

sama memeriksa

kembali kebenaran

jawaban soal yang

sudah dipresentasikan.

Siswa

mempresentasikan

hasil diskusi.

Siswa memeriksa

kembali kebenaran

jawaban soal.

10

Guru mengulang langkah

penyelesaian soal untuk

dikerjakan soal

berikutnya.

Siswa mengerjakan

soal berikutnya 20

Penutup 1. Bersama-sama dengan

siswa dan/atau sendiri

mebuat simpulan

materi.

2. Melakukan penilaian

atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan

terprogram.

3. Memberikan umpan

balik terhadap proses

- Menyimak

kesimpulan dari

guru

- Mengerjakan

soal dari guru

- Siswa

mengerjakan

tugas yang

diberikan uru.

15

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

132

dan hasil pembelajaran

(evaluasi).

4. Merencanakan kegiatan

tidak lanjut dalam

bentuk program

pengayaan,

memberikan tugas baik

tugas idividu maupun

kelompok sesuai

dengan hasil belajar.

I. TEKNIK PENILAIAN

Teknik Bentuk Instrumen

Tes Tertulis Pre Test dan Post Test

Portofolio Lembar Kerja Siswa

J. PEDOMAN PENILAIAN

1. Penilaian Afektif (Terlampir)

2. Penilaian Psikomotor (Terlampir)

3. Penilaian Kognitif (Terlampir)

Jakarta, 2020

Menyetujui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Praktikan

RR. Sri Wulandari, S.Pd Ika Shepti Indriani

NIP 196605091989032008 NIM 11140163000027

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

133

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Tes Formatif 3

No Soal Jawaban Skor

1

Berdasarkan data pada

grafik, berapa besar kalor

yang keluar dan efisiensi

pada mesin Carnot adalah…

4

Jawaban benar, memberikan cara

pengerjaan, tetapi tidak ada satuan

3

Jawaban benar, tidak memberikan

cara pengerjaan, tidak ada satuan

2

Jawaban tidak tepat 1

Tidak menjawab 0

2

Kedua gambar lemari es dan

penghangat ruang memiliki

prinsip kerja yang sama

hanya saja tujuannya yang

berbeda. Identifikasikanlah

prinsip kerja dan tujuan

akhir kerja pada kedua

gambar tersebut.

Prinsip kerja lemari es mengambil

QL dari dalam kulkas dan

membuang QH keluar lingkungan

yang tujuannya adalah QL (dalam

kulkas).

Prinsip kerja penghangat ruangan/

pompa kalor mengambil QL dari

luar dan memberikan QH ke dalam

yang tujuannya adalah QH (dalam

ruangan).

4

Memberikan jawaban dan

penjelasan 1 poin.

3

Memberikan jawaban dan

penjelasan kurang tepat

2

Memberikan jawaban dan

penjelasan salah.

1

Tidak menjawab 0

Formatif penilaian kognitif:

4. Skor maksimal = 4 x 2 = 8

5.

6. Nilai kognitif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

QH = 900 J

QL

𝜂 𝑇𝐿

𝑇𝐻

𝜂 00

600

𝜼 50 %

𝜂

𝑄𝐿

𝑄𝐻

0,5 =𝟏 𝑸𝑳

𝟗𝟎𝟎

QL = 450 Joule

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

134

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Memperhatikan

Keterlibatan

dalam

diskusi

Bertanya

1

2

RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Memperhatikan

ketika guru

menjelaskan

Seluruh anggota kelompok

memperhatika penjelasan dari guru. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

memperhatikan penjelasan dari guru. 2

Seluruh anggota kelompok tidak

memperhatikan penjelasan dari guru. 1

2 Terlibat aktif dalam

diskusi

Seluruh anggota kelompok terlibat aktif

dalam berdiskusi. 3

Hanya beberapa anggota kelompok yang

terlibat aktif dalam berdiskusi. 2

Diskusi kelompok tidak berjalan 1

3 Mengajukan

pertanyaan

Mengemukakan pertanyaan yang sesuai

dengan masalah. 3

Mengemukakan pertanyaan, namun

kurang sesuai dengan masalah. 2

Mengemukakan pertanyaan tidak sesuai

dengan masalah. 1

Format penilaian afektif:

n) Skor maksimal = 3 x 3 = 9

o)

p) Nilai afektif dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

135

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Kelompok Nama

Aspek yang dinilai

Skor Menyajikan

hasil diskusi Menyimpulkan

1

2

RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK

No Aspek yang dinilai Rubrik penilaian Skor

1 Keterampilan

menyajikan hasil

diskusi

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

masalah serta mengaitkannya dengan

konsep termodinamika dengan tepat.

3

Menyampaikan hasil diskusi sesuai

dengan masalah, namun kurang tepat

saat mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

2

Menyampaikan hasil diskusi tidak

sesuai masalah serta tidak

mengaitkannya dengan konsep

termodinamika.

1

2 Keterampilan

menyimpulkan

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika secara tepat. 3

Menyimpulkan sesuai dengan konsep

termodinamika, namun kurang tepat. 2

Menyimpulkan tidak sesuai dengan

konsep termodinamika. 1

Format penilaian afektif:

1. Skor maksimal = 3 x 2 = 6

2.

3. Nilai psikomotorik dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut.

Kriteria Nilai

Sangat baik 80-100

Baik 70-79

Cukup 60-69

Kurang ˂60

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

136

Lampiran A. 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas eksperimen

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

137

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

138

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

139

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

140

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

141

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

142

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

143

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

144

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

145

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

146

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

147

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

148

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

149

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

150

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

151

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

152

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

153

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

154

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

155

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

156

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

157

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

158

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

159

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

160

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

161

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

162

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

163

Lampiran A. 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas kontrol

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

164

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

165

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

166

Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

167

Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

168

Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

169

Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

170

Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

171

Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

172

Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

173

Page 188: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

174

Page 189: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

175

Page 190: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

176

Page 191: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

177

Page 192: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

178

Page 193: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

179

Page 194: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

180

Page 195: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

181

Page 196: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

182

Page 197: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

183

Page 198: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

184

Page 199: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

185

Page 200: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

186

Page 201: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

187

LAMPIRAN B

INSTRUMEN PENELITIAN

1. Kisi-kisi instrumen penelitian

2. Instrumen tes penelitian

3. Analisis hasil uji instrumen tes

4. Soal tes instrumen penelitian

5. Lembar validasi ahli materi

Page 202: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

188

Lampiran B.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-Kisi Instrumen Tes Uraian

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Termodinamika

Kompetensi Dasar : Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum Termodinamika

Kelas/Semester : XI/2

Bentuk Soal : Essai

Jumlah Soal : 12 (dua belas)

Kompetensi

Dasar Indikator

Aspek Kemampuan Berpikir Kritis

Ʃ

Memberikan

penjelasan sederhana

(elementary

clarification)

Membangun

keterampila

n dasar

(basic

support)

Menyimpulkan

(inference)

Membuat

penjelasan lebih

lanjut (advanced

clarification)

Mengatur

strategi dan

taktik (strategies

and tactics)

Menganalisis

perubahan

keadaan gas

ideal dengan

menerapkan

hukum

Termodinamika

1. Mengidentifikasi Hukum

Nol Termodinamika dan

kesetimbangan termal dalam

penerapan kehidupan sehari-

hari.

1a, 1b

2

2. Menganalisis sistem,

lingkungan dan batas sistem

pada sistem terbuka, tertutup

dan terisolasi berdasarkan

contoh dikehidupan sehari-

2a

2b

2

Page 203: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

189

hari.

3. Menganalisis Hukum I

Termodinamika dalam

penerapan kehidupan sehari-

hari.

3a 3b

2

4. Menganalisis kalor, usaha,

energi dalam termodinamika

pada proses isotermal,

isobarik, isokhorik,

adiabatik.

4a, 4b

2

5. Menganalisis efisiensi

hukum II termodinamika

pada mesin kalor dan siklus

carnot

5a, 5b

2

6. Menganalisis koeisien

kinerja hukum II

termodinamika pada mesin

pendingin.

6a

6b 2

Ʃ 3 3 4 1 1 12

Page 204: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

190

Lampiran B. 2 Instrumen tes uji coba penelitian

INSTRUMEN BERPIKIR KRITIS TERMODINAMIKA

(Termodinamika)

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi Waktu : 60 menit

Jumlah Soal : 12 soal

Bentuk Soal : Essay

No.

Soal

Indikator

Pembelajaran

Aspek

Berpikir

Kritis

Sub Aspek

Berpikir Kritis

Indikator

Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban Rubrik Penskoran

1 3.7.1

mengidentifikasi

Hukum Nol

Termodinamika

dan

kesetimbangan

termal dalam

penerapan

kehidupan

sehari-hari.

Memberikan

penjelasan

sederhana

a) Memfokuskan

pertanyaan:

“Mengidentifik

asi/merumuska

n pertanyaan”

Disajikan

wacana

tentang

penerapan

yang

mencakup

hukum nol

termodinamik

a dan

kesetimbanga

n termal.

Siswa

mengidentifik

asi atau

merumuskan

Puteri dan Anisah melakukan eksperimen

sederhana. Mula-mula mereka memasukkan gelas

berisi air dingin bersuhu 20oC ke dalam wadah

kosong, kemudian memasukkan kembali air panas

bersuhu 80oC. setelah beberapa menit tercatat suhu

campuran dalam wadah yang berisi campuran air

panas dan dingin.

Berapa besar suhu

campuran yang

diperoleh dari

pencampuran air

dingin dan air panas?

Mengapa

pencampuran suhu air

dingin dengan suhu

air panas mengalami

kesetimbangan

termal?

Mengapa peristiwa

tersebut dikatakan

penerapan hukum nol

termodinamika?

Skor Kriteria

4 Membuat 2

pertanyaan

berdasarkan

kriteria dan

relevan

dengan

wacana

3 Membuat 1

pertanyaan

berdasarkan

kriteria dan

relevan

dengan

Page 205: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

191

pertanyaan

dari wacana

pada

pencampuran

air dingin dan

air panas.

Suhu campuran

Berdasarkan eksperimen tersebut, setelah puteri

mengamati ternyata “pada saat air panas

dicampur dengan air dingin setelah beberapa

saat akan tercapai kesetimbangan termal antara

air panas dengan air dingin”. Proses

pencampuran air dingin dan air panas tersebut

merupakan penerapan hukum nol termodinamika.

Buatlah 2 pertanyaan yang sesuai dengan

wacana diatas!

wacana

2 Membuat 1

pertanyaan

berdasarkan

kriteria

1 Membuat 1

pertanyaan

tidak relevan

0 Tidak

menjawab

b) Memfokuskan

pertanyaan:

“mengidentifik

asi atau

merumuskan

kriteria-kriteria

untuk

mempertimban

gkan jawaban

yang

mungkin”.

Siswa

mengidentifik

asikan

kriteria-

kriteria untuk

mempertimba

ngkan

jawaban yang

mungkin

pada

pertanyaan

yang dibuat

Tentukan jawaban dari pertanyaan yang sudah

kamu buat!

1. jika dihitung :

Suhu campuran yang

dihasilkan yaitu

2. Karena jika benda

yang suhunya panas

dicampur dengan

suhu dingin maka

suhu yang tinggi akan

turun menuju suhu

yang rendah dan suhu

rendah akan menuju

Skor Kriteria

4 jawaban

benar,

memberikan

penjelasan

jelas, fokus

dan akurat.

3 jawaban

benar,

memberikan

penjelasan

kurang fokus

? oC

Page 206: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

192

kesetimbangan

termal.

3. Hukum nol

termodinamika

mengatakan “hukum

nol termodinamika

berhubungan dengan

kesetimbangan termal

antara benda yang

saling bersentuhan”.

Benda yang saling

bersentuhan yaitu air

dingin dengan air

panas.

dan tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tetapi

tidak

memberikan

penjelasan

yang kurang

fokus dan

tidak

lengkap.

1 Pemahaman

tidak tepat.

0 Tidak

menjawab

2 3.7.2

menganalisis

sistem,

lingkungan dan

batas sistem pada

sistem terbuka,

tertutup dan

terisolasi

berdasarkan

contoh

dikehidupan

sehari-hari.

Memberikan

penjelasan

sederhana

a) Menganalisis

argumen:

mengidentifika

si alasan yang

tidak

dinyatakan

Disajikan

deskripsi

argumen

tentang

aplikasi yang

mencakup

sistem

tertutup dan

terisolasi.

Siswa

mengidentifik

asi alasan

yang tidak

dinyatakan

dalam

argumen

tersebut.

Zaki adalah seorang traveler yang sangat

senang membawa air panas. Dimana jika zaki

menaruh air panas kedalam botol air minum biasa

tidak bisa mempertahankan air panas tetap pada

suhu panasnya. Penyebabnya yaitu botol air

minum biasa memiliki dinding plastik sehingga

panas yang didalam dapat keluar dari botol.

Teman zaki memberikan solusi yang tepat

agar air tetap panas yaitu menggunakan termos,

karena termos memiliki keunggulan dibandingkan

botol air minum biasa. Salah satu keunggulannya

yaitu air panas dapat bertahan dalam beberapa jam.

Identifikasi alasan

yang tepat yaitu sebuah

botol yg diberi dinding

dalam rangkap yang

dirancang membentuk

seperti kaca.

Dengan dinding dalam

termos yang dirancang

seperti kaca, maka kalor

yang terdapat pada air

panas tidak bisa

berpindah dengan cepat.

Dengan kata lain, panas

yang dipancarkan oleh

air mendidih ini dapat

ditahan oleh dinding

dalam termos.

Skor Kriteria

4 jawaban

benar,

memberikan

penjelasan

jelas, fokus

dan akurat.

3 jawaban

benar,

memberikan

penjelasan

kurang fokus

dan tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tetapi

tidak

Page 207: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

193

Dari wacana diatas, identifikasilah alasan yang

tepat mengapa air dalam termos dapat

bertahan dalam beberapa jam?

memberikan

penjelasan

yang kurang

fokus dan

tidak

lengkap.

1 Pemahaman

tidak tepat.

0 Tidak

menjawab

Klarifikasi

lanjut

b) Mendefinisika

n istilah dalam

bentuk:

sinonim,

klasifikasi,

ungkapan yang

setara.

Siswa dapat

membuat

definisi

dengan

menyimpulka

n jawaban

dalam bentuk

ungkapan

Simpulkan definisi apa yang kalian dapatkan

diatas terkait sistem tertutup dan sistem

terisolasi?

Yang termasuk

sistem tertutup yaitu

pada botol minum biasa

yang tidak bisa

mempertahankan

panasnya dan ada

energi yang keluar dari

botol sehingga

dikatakan sistem

tertutup.

Yang termasuk

sistem terisolasi yaitu

pada termos karena

bahan dari termos

tersebut selain tertutup

tapi bisa

mempertahankan panas

yang ada didalam

hingga beberapa jam

dan tidak ada energi

yang keluar.

Skor Kriteria

4 jawaban

benar,

penjelasan

jelas, fokus

dan akurat.

3 jawaban

benar,

memberikan

penjelasan

kurang fokus

dan tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tetapi

tidak

memberikan

penjelasan

yang kurang

fokus dan

Page 208: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

194

tidak

lengkap.

1 Pemahaman

tidak tepat.

0 Tidak

menjawab

3 3.7.3

menganalisis

Hukum I

Termodinamika

dalam penerapan

kehidupan

sehari-hari.

Membangun

keterampilan

dasar

a) Mempertimban

gkan

kredibilitas

suatu sumber:

“kemampuan

memberikan

alasan

Disajikan

wacana

tentang

sistem yang

menyerap

kalor. Siswa

memberikan

alasan yang

tepat

bagaimana

cara

menyelesaika

n

permasalahan

tersebut.

Sebuah sistem yang terlihat pada gambar tabung

dipanaskan dengan diberikan kalor sebesar 1600 J

dan diberikan kerja sebesar 2000 J. Perubahan

energi dalam gas pada sistem tersebut sebesar

3600 J.

Setelah mengamati gambar, menurut kalian

apa yang mempengaruhi perubahan energi

dalam gas pada sistem tersebut? Jelaskan!

Sesuai dengan gambar

yang mempengaruhi dari

perubahan energi dalam

yaitu hanya kalor, karena

sistem tersebut dibatasi

oleh batas sistem

sehingga kerja yang

diberikan tidak

berpengaruh pada

tabung.

Skor Kriteria

4 jawaban

benar,

memberikan

penjelasan

jelas, fokus

dan akurat.

3 jawaban

benar,

memberikan

penjelasan

kurang fokus

dan tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tetapi

tidak

memberikan

penjelasan

yang kurang

fokus dan

tidak

lengkap.

1 Pemahaman

W = 2000 J

Q = 1600 J

Batas sistem

Page 209: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

195

tidak tepat.

0 Tidak

menjawab

Inferensi b) Membuat dan

Menentukan hasil

pertimbangan dan

keputusan:

“memikirkan

alternatif”

Siswa dapat

memberikan

keputusan/has

il yang tepat

terkait

perubahan

energi dalam

sistem.

Buktikan apakah perubahan energi dalam

sistem yang terlihat pada gambar tersebut 3600

J?

Sistem Menyerap kalor :

(Q) = +1600 J

Usaha dilakukan pada

gas:

(W ) = -2000 J

Besar perubahan

energi dalam ketika

diberi batas sistem

adalah:

Akan benar jika tidak

ada batas sistem

adalah:

Kesimpulannya,

perubahan energi

dalam pada sistem

tersebut 1600 J.

Skor Kriteria

4 jawaban

benar,

menggunak

an cara dan

ada satuan

dan akurat

3 jawaban

benar,

menggunak

an cara

tetapi tidak

ada satuan

dan tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tidak

menggunak

an cara dan

satuan dan

tidak

lengkap..

1 Jawaban

dak tepat.

0 Tidak

menjawab

4 3.7.4

Menganalisis

Inferensi a) Membuat

deduksi dan

Disajikan

wacana dan

Gas pada suatu sistem suhunya 200oC. Gas ini

mengalami proses ekspansi isobarik, Setelah itu

Grafik yang sesuai

dengan wacana ialah

Skor Kriteria

Page 210: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

196

kalor, usaha,

energi dalam

termodinamika

pada proses

isotermal,

isobarik,

isokhorik,

adiabatik.

mempertimbangk

an hasil deduksi:

menyatakan

tafsiran

grafik tentang

proses

isobarik dan

isokhorik.

Siswa dapat

menafsirkan

proses-proses

termodinami

ka mana yang

sesuai dengan

wacana.

gas mengalami proses isokhorik. Usaha total yang

dilakukan pada gas tersebut sebesar 200 J.

Dari 2 grafik diatas, dapatkah kalian

menyimpulkan grafik yang mana yang sesuai

dengan wacana? Kemukakan alasanmu!

grafik A.

Alasannya:

Gas mula-mula

mengalami proses

ekspansi isobarik dimana

proses ini mengalami

pemuaian volume

dengan tekanan konstan,

maka grafik mula- mula

bergerak horizontal kea

rah kanan. Setelah itu

gas mengalami proses

isokhorik dimana ada

volumenya tetap, maka

grafik yang tepat

setelahnya bergerak

vertikal keatas.

4 jawaban

benar,

memberikan

alasan yang

jelas, fokus

dan akurat.

3 jawaban

benar,

memberikan

alasan kurang

fokus dan

tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tetapi

tidak

memberikan

alasan yang

kurang fokus

dan tidak

lengkap.

1 Pemahaman

tidak tepat.

0 Tidak

menjawab

Inferensi b) Membuat dan

menentukan

hasil

pertimbangan dan

keputusan:

“memikirkan

Siswa dapat

memberikan

keputusan/h

asil yang

tepat terkait

perubahan

Buktikan Apakah usaha total yang dilakukan

pada gas tersebut sebesar 200 J?

Diketahui:

m3

m3

m3

Pa.

Skor Kriteria

4 jawaban

benar,

memberikan

cara

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

V (L)

B.

A.

A B

C

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

A

V (L)

B

C

Page 211: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

197

alternatif” energi dalam

dan usaha

total pada

proses

termodinami

ka.

Pa.

Pa.

Ditanya:

Buktikan

Dijawab:

Proses dari A-B yaitu

isobarik sehingga usaha:

Proses dari B-C yaitu

iskhorik sehingga

usaha:

W P ΔV W = P (0 ) WBC = 0 Maka usaha total

yang dilakukan gas

adalah

W = WAB + WBC

= 200 + 0

= 200

pengerjaan

dan

ada satuan

dan akurat

3 jawaban

benar,

memberikan

cara

pengerjaan

tetapi tidak

ada satuan

dan tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tidak

memberikan

cara

pengerjaan

dan

satuan dan

tidak

lengkap..

1 Jawaban

tidak tepat.

0 Tidak

menjawab

5 3.7.5

Menganalisis

efisiensi hukum

II termodinamika

pada mesin kalor

dan siklus carnot

Klarifikasi

dasar

a) Menganalisis

argumen:

mengidentifikasi

kesimpulan

Disajikan

gambar dan

deskripsi

argumen

tentang mesin

carnot. Siswa

Sebuah mesin uap bekerja antara 800 K dan 300

K. Dimana mesin uap tersebut mampu menyerap

kalor (QH) sebesar 9600 J, menurut temanmu

mesin tersebut akan melepaskan kalor sebesar

3600 J.

Siklus pada mesin carnot

tersebut:

Proses ab adalah

pemuaian isotermal pada

suhu (TH = 800 K). Pada

proses ini sistem

Skor Kriteria

4 jawaban

benar,

memberikan

penjelasan

Page 212: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

198

mengidentifi

kasi

kesimpulan

dari informasi

tersebut.

Deskripsikan gambar siklus carnot diatas

dengan tepat.

menyerap kalor (QH) dari

reservoir bersuhu tinggi

(TH) dan melakukan

usaha (W).

Proses bc adalah

pemuaian adiabatik.

Selama proses ini

berlangsung suhu sistem

turun dari (TH) menjadi

suhu rendah (TL = 300

K) sambil melakukan

usaha (W).

Proses cd adalah

pemampatan isothermal

pada suhu (TL). Pada

proses ini sistem

menerima usaha (W) dan

melepas kalor (QL) ke

reservoir bersuhu rendah

(TL).

Proses da adalah

pemampatan adiabatik.

Selama proses ini suhu

sistem naik dari (TL)

menjadi (TH) akibat

menerima usaha (W).

jelas, fokus

dan akurat.

3 jawaban

benar,

memberikan

penjelasan

kurang fokus

dan tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tetapi

tidak

memberikan

penjelasan

yang kurang

fokus dan

tidak

lengkap.

1 Pemahaman

tidak tepat.

0 Tidak

menjawab

Klarifikasi

dasar

b) Menjawab

pertanyaan

klarifikasi

Siswa

memberikan

jawaban

yang tepat

terhadap

informasi

yang

disampaikan

Apakah pernyataan pada soal benar? Jika

tidak, jelaskan kesalahan dalam pernyataan

tersebut?

Diketahui:

Suhu reservoir tinggi

(TH) = 800 K

Suhu reservoir rendah

(TL) = 300 K

Kalor yang diserap

QH = 9600 J

Skor Kriteria

4 jawaban

benar,

memberikan

cara

pengerjaan

dan

QH

QL

Page 213: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

199

Ditanya:

Apakah pernyataan

temanmu yang

menyebutkan mesin uap

tersebut mampu

melepaskan kalor

sebesar 3600 J dikatakan

benar?.

Untuk mencari QL

terlebih dahulu mencari

efisiensi (η) dari suhu

reservoir

Kemudian untuk

mencari kalor yang

dilepaskan

membutuhkan besar

kerja yang dilakukan

dengan efisiensi (η)

Maka kalor yang

ada satuan

dan akurat

3 jawaban

benar,

memberikan

cara

pengerjaan

tetapi tidak

ada satuan

dan tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tidak

memberikan

cara

pengerjaan

dan

satuan dan

tidak

lengkap..

1 Jawaban

tidak tepat.

0 Tidak

menjawab

Page 214: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

200

dilepas adalah:

= 3600 Joule

6 3.7.4

Menganalisis

koefisien

kinerja hukum

II termodinamika

pada mesin

pendingin dan

pompa kalor.

Inferensi a) Membuat dan

menentukan

hasil

pertimbangan

dan keputusan

Disajikan

wacana dan

gambar

tentang

pompa

kalor. Siswa

dapat

memberikan

keputusan/

hasil yang

tepat.

Di Negara Korea merupakan Negara subtropis

yang memiliki empat musim salah satunya yaitu

musim dingin. Saat musim dingin sangat

diperlukan mesin penghangat ruangan.

Sebuah pompa kalor pada rumah tersebut

menghasilkan kerja sebesar 1500 J. kalor yang

diterima pompa tersebut 3000 J. sehingga

koefisien kinerja mesin tersebut 3,0.

Dengan KK 3,0

menghasilkan kerja

sebesar 1500 J dan kalor

yang diterima pompa

tersebut 3000 J, maka

kalor yang dilepaskan:

W = QH – QL

QH = W + QL

QH = 1500 + 3000

QH = 4500 J

Dengan memperbesar

kalor yang diterima

diperbesar menjadi 4500

J, maka kalor yang

dilepaskan:

W = QH – QL

QH = W + QL

QH = 1500 + 4500

QH = 6000 J

Dari perhitungan diatas

menurut saya akan lebih

efisien mesin pada

rumah 2, karena dengan

kerja yang sama kalor

yang berpindah lebih

banyak pada mesin

Skor Kriteria

4 jawaban

benar,

memberikan

cara

pengerjaan

dan

ada satuan

dan akurat

3 jawaban

benar,

memberikan

cara

pengerjaan

tetapi tidak

ada satuan

dan tidak

lengkap.

2 jawaban

benar, tidak

memberikan

cara

pengerjaan

dan

satuan dan

tidak

Page 215: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

201

Mesin pada rumah 1

Mesin pada rumah 2

Apabila kalor yang diterima dari lingkungan

diperbesar menjadi 4500 J dengan kerja yang

sama, menurutmu mesin mana yang lebih

efisien? Kemukakan alasanmu!

rumah 2.

lengkap..

1 Jawaban

tidak tepat.

0 Tidak

menjawab

Dingin

Hangat

Dingin

Hangat

QL=3000 J

QL=4500 J

Page 216: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

202

Strategi dan

taktik

(strategies

and tactics)

b) Menentukan

tindakan:

mereview

Siswa

mereview

terkait

permsalahan

tersebut.

Menurutmu apakah kesimpulan yang kamu

buat benar pada permsalahan diatas jika

dihubungkan dengan koefisien kinerja pada

alat tersebut?

Pompa kalor mengambil

kalor QL dari luar

ruangan (temperatur

rendah) dan memberikan

kalor QH ke bagian

dalam rumah yang lebih

hangat(temperatur

tinggi) dengan

melakukan kerja sebesar

1500 J.

Dengan KK sebesar

3,0, kalor yang

dilepaskan sebesar

sebesar QH = 4500

Joule

Maka dengan

memperbesar kalor

yang diterima kalor

yang dilepaskan

menjadi QH = 6000 J.

koefisien kinerjanya

ketika kalor yang

diterima dari

lingkungan diperbesar

menjadi 4500 J

sebesar:

KK=

KK =

KK =

koefisien kinerja

menjadi 4.

Semakin besar panas

Skor Kriteria

4 Dapat

diterima,

alasan

mendukung

3 Tidak dapat

diterima,

alasan

mendukung

2 Dapat

diterima,

alasan tidak

mendukung

1 tidak dapat

diterima,

tidak

memberika

n alasan

0 Tidak

menjawab

Page 217: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

203

yang dapat

dipindahkan dengan

sejumlah kerja, maka

koefisien kinerjanya

akan semakin tinggi.

Koefisien kinerja yang

semakin tinggi maka

alat tersebut akan lebih

efisien.

Page 218: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

204

Lampiran B.3 Analisis hasil uji instrumen tes

a. Uji Validitas Butir Soal

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

=================================

Jumlah Subyek= 35

Butir Soal= 12

Nama berkas: D:\SKRIPSI\DATA METLIT\VALIDASI FIX.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi

1 1 0.579 Signifikan

2 2 0.675 Sangat Signifikan

3 3 0.496 Signifikan

4 4 0.574 Signifikan

5 5 0.568 Signifikan

6 6 0.505 Signifikan

7 7 0.766 Sangat Signifikan

8 8 0.522 Signifikan

9 9 0.675 Sangat Signifikan

10 10 0.662 Sangat Signifikan

11 11 0.524 Signifikan

12 12 0.657 Sangat Signifikan

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01

10 0,576 0,708 60 0,250 0,325

15 0,482 0,606 70 0,233 0,302

20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 0,381 0,496 90 0,205 0,267

30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228

50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

Page 219: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

205

b. Uji Validitas Instrumen

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 25.14

Simpang Baku= 8.35

KorelasiXY= 0.61

Reliabilitas Tes= 0.76

Nama berkas: D:\SKRIPSI\DATA METLIT\VALIDASI FIX.AUR

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 A1 19 20 39

2 2 A2 19 16 35

3 3 A3 13 9 22

4 4 A4 14 6 20

5 5 A5 7 8 15

6 6 A6 16 10 26

7 7 A7 8 3 11

8 8 A8 7 7 14

9 9 A9 12 4 16

10 10 A10 17 11 28

11 11 A11 16 9 25

12 12 A12 14 7 21

13 13 A13 19 18 37

14 14 A14 9 11 20

15 15 A15 19 17 36

16 16 A16 18 9 27

17 17 A17 11 13 24

18 18 A18 18 6 24

19 19 A19 9 9 18

20 20 A20 12 4 16

21 21 A21 20 17 37

22 22 A22 21 18 39

23 23 A23 19 11 30

24 24 A24 11 6 17

25 25 A25 13 3 16

26 26 A26 16 12 28

27 27 A27 21 18 39

28 28 A28 13 6 19

29 29 A29 19 9 28

30 30 A30 15 9 24

31 31 A31 15 3 18

32 32 A32 21 19 40

33 33 A33 7 11 18

34 34 A34 18 10 28

35 35 A35 17 8 25

Page 220: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

206

c. Uji Daya Pembeda

DAYA PEMBEDA

============

Jumlah Subyek= 35

Klp atas/bawah(n)= 9

Butir Soal= 12

Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku

Nama berkas: D:\SKRIPSi\DATA METLIT\VALIDASI FIX.AUR

No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)

1 1 3.44 2.33 1.11 0.53 0.87 0.34 3.29 27.78

2 2 4.00 1.33 2.67 0.00 1.50 0.50 5.33 66.67

3 3 2.67 1.22 1.44 0.71 1.20 0.46 3.11 36.11

4 4 3.44 1.00 2.44 0.53 1.32 0.47 5.15 61.11

5 5 2.78 1.33 1.44 0.44 1.22 0.43 3.33 36.11

6 6 2.00 1.00 1.00 1.00 0.87 0.44 2.27 25.00

7 7 3.89 2.00 1.89 0.33 1.22 0.42 4.46 47.22

8 8 2.11 0.67 1.44 0.93 0.87 0.42 3.41 36.11

9 9 4.00 1.33 2.67 0.00 1.50 0.50 5.33 66.67

10 10 2.56 0.44 2.11 1.24 0.73 0.48 4.42 52.78

11 11 3.00 2.00 1.00 0.00 1.22 0.41 2.45 25.00

12 12 3.00 1.00 2.00 0.50 1.00 0.37 5.37 50.00

Page 221: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

207

d. Uji Taraf Kesukaran

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 35

Butir Soal= 12

Nama berkas: D:\ SKRIPSI\DATA METLIT\VALIDASI FIX.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 72.22 Mudah

2 2 66.67 Sedang

3 3 48.61 Sedang

4 4 55.56 Sedang

5 5 51.39 Sedang

6 6 37.50 Sedang

7 7 73.61 Mudah

8 8 34.72 Sedang

9 9 66.67 Sedang

10 10 37.50 Sedang

11 11 62.50 Sedang

12 12 50.00 Sedang

Page 222: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

208

e. Rekap Validitas Instrumen

REKAP ANALISIS BUTIR

=====================

Rata2= 25.14

Simpang Baku= 8.35

KorelasiXY= 0.61

Reliabilitas Tes= 0.76

Butir Soal= 12

Jumlah Subyek= 35

Nama berkas: D:\SKRIPSI\DATA METLIT\VALIDASI FIX.AUR

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 3.29 27.78 Mudah 0.579 Signifikan

2 2 5.33 66.67 Sedang 0.675 Sangat Signifikan

3 3 3.11 36.11 Sedang 0.496 Signifikan

4 4 5.15 61.11 Sedang 0.574 Signifikan

5 5 3.33 36.11 Sedang 0.568 Signifikan

6 6 2.27 25.00 Sedang 0.505 Signifikan

7 7 4.46 47.22 Mudah 0.766 Sangat Signifikan

8 8 3.41 36.11 Sedang 0.522 Signifikan

9 9 5.33 66.67 Sedang 0.675 Sangat Signifikan

10 10 4.42 52.78 Sedang 0.662 Sangat Signifikan

11 11 2.45 25.00 Sedang 0.524 Signifikan

12 12 5.37 50.00 Sedang 0.657 Sangat Signifikan

Page 223: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

209

Lampiran B.4 Soal tes instrumen penelitian

Nama : Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : Materi Pokok : Termodinamika

No. Absen : Waktu : 60 menit

Petunjuk Umum

Tulis terlebih dahulu nama peserta ujian, kelas, nomor absen pada kolom yang

telah disediakan

Kerjakan soal pada kolom jawaban yang telah tersedia.

Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu

SELAMAT MENGERJAKAN !

No Soal Jawaban

1 Puteri dan Anisah melakukan eksperimen

sederhana. Mula-mula mereka memasukkan gelas

berisi air dingin bersuhu 20oC ke dalam wadah

kosong, kemudian memasukkan kembali air panas

bersuhu 80oC. setelah beberapa menit tercatat suhu

campuran dalam wadah yang berisi campuran air

panas dan dingin.

Suhu campuran

Berdasarkan eksperimen tersebut, setelah puteri

mengamati ternyata “pada saat air panas dicampur

dengan air dingin setelah beberapa saat akan

tercapai kesetimbangan termal antara air panas

dengan air dingin”. Proses pencampuran air dingin

dan air panas tersebut merupakan penerapan hukum

nol termodinamika.

a. Buatlah 2 pertanyaan yang sesuai dengan wacana

diatas!

b. Tentukan jawaban dari pertanyaan yang sudah

kamu buat!

? oC

Page 224: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

210

2 Zaki adalah seorang traveler yang sangat senang

membawa air panas. Dimana jika zaki menaruh air

panas kedalam botol air minum biasa tidak bisa

mempertahankan air panas tetap pada suhu

panasnya. Penyebabnya yaitu botol air minum biasa

memiliki dinding plastik sehingga panas yang

didalam dapat keluar dari botol.

Teman zaki memberikan solusi yang tepat agar

air tetap panas yaitu menggunakan termos, karena

termos memiliki keunggulan dibandingkan botol air

minum biasa. Salah satu keunggulannya yaitu air

panas dapat bertahan dalam beberapa jam.

a. Dari wacana diatas, identifikasilah alasan yang

tepat mengapa air dalam termos dapat bertahan

dalam beberapa jam?

b. Simpulkan definisi apa yang kalian dapatkan

diatas terkait sistem tertutup dan sistem

terisolasi?

3 Sebuah sistem yang terlihat pada gambar tabung

dipanaskan dengan diberikan kalor sebesar 1600 J

dan diberikan kerja sebesar 2000 J. Perubahan

energi dalam gas pada sistem tersebut sebesar 3600

J.

a. Setelah mengamati gambar, menurut kalian apa

yang mempengaruhi perubahan energi dalam gas

pada sistem tersebut? Jelaskan!

b. Buktikan apakah perubahan energi dalam sistem

yang terlihat pada gambar tersebut 3600 J?

4 Gas pada suatu sistem suhunya 200oC. Gas ini

mengalami proses ekspansi isobarik, Setelah itu gas

mengalami proses isokhorik. Usaha total yang

W = 2000 J

Q = 1600 J

Batas sistem

Page 225: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

211

dilakukan pada gas tersebut sebesar 200 J.

a. Dari 2 grafik diatas, dapatkah kalian

menyimpulkan grafik yang mana yang sesuai

dengan wacana? Kemukakan alasanmu!

b. Buktikan Apakah usaha total yang dilakukan

pada gas tersebut sebesar 200 J?

5 Sebuah mesin uap bekerja antara 800 K dan 300 K.

Dimana mesin uap tersebut mampu menyerap kalor

(QH) sebesar 9600 J, menurut temanmu mesin

tersebut akan melepaskan kalor sebesar 3600 J.

a. Deskripsikan gambar siklus carnot diatas dengan

tepat.

b. Apakah pernyataan pada soal benar? Jika tidak,

jelaskan kesalahan dalam pernyataan tersebut?

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

V (L)

B.

A.

A B

C

4 6

105

1,2.105

P (N/m2)

A

V (L)

B

C

QH

QL

Page 226: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

212

6 Di Negara Korea merupakan Negara subtropis

yang memiliki empat musim salah satunya yaitu

musim dingin. Saat musim dingin sangat diperlukan

mesin penghangat ruangan.

Sebuah pompa kalor pada rumah tersebut

menghasilkan kerja sebesar 1500 J. kalor yang

diterima pompa tersebut 3000 J. sehingga koefisien

kinerja mesin tersebut 3,0.

Mesin pada rumah 1

Mesin pada rumah 2

a. Apabila kalor yang diterima dari lingkungan

diperbesar menjadi 4500 J dengan kerja yang

sama, menurutmu mesin mana yang lebih

efisien? Kemukakan alasanmu!

b. Menurutmu apakah kesimpulan yang kamu buat

benar pada permsalahan diatas jika dihubungkan

dengan koefisien kinerja pada alat tersebut?

Dingin

Hangat

Dingin

Hangat

QL=3000 J

QL=4500 J

Page 227: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

213

Lampiran B. 5 Lembar validasi ahli materi

Page 228: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

214

Page 229: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

215

Page 230: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

216

Page 231: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

217

Page 232: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

218

Page 233: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

219

LAMPIRAN C

ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pretest

2. Hasil Posttest

3. Hasil olah data berpikir kritis

4. Uji normalitas hasil Pretest

5. Uji normalitas hasil Posttest

6. Uji homogenitas hasil Pretest

7. Uji homogenitas hasil Posttest

8. Uji hipotesis hasil Pretest

9. Uji hipotesis hasil Posttest

10. Uji N-gain

11. Uji hipotesis N-gain

Page 234: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

220

Lampiran C. 1 Hasil Pretest

Data Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Siswa Pretest Eksperimen Pretest Kontrol

1 37.50 39.58

2 41.67 43.75

3 43.75 45.83

4 39.58 45.83

5 58.33 47.92

6 52.08 58.33

7 45.83 60.42

8 41.67 58.33

9 41.67 54.17

10 47.92 45.83

11 43.75 47.92

12 39.58 43.75

13 33.33 37.50

14 29.17 45.83

15 29.17 39.58

16 39.58 47.92

17 35.42 35.42

18 41.67 47.92

19 50.00 50.00

20 31.25 47.92

21 31.25 52.08

22 39.58 50.00

23 43.75 52.08

24 37.50 45.83

25 45.83 47.92

26 37.50 54.17

27 43.75 60.42

28 39.58 50.00

29 39.58 41.67

30 41.67 43.75

31 37.50 39.58

32 47.92 37.50

33 43.75 35.42

34 45.83 45.83

35 50.00 45.83

36 33.33 43.75

Jumlah 1,481.25 1,689.58

Rata-rata 41.15 46.93

SD 6.48 6.54

Page 235: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

221

Deskriptif Data Hasil Pretest

Kelas Eksperimen dan Kontrol

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Hasil Pretest kelas MIPA A Mean 41.1456 1.08015

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 38.9527

Upper Bound 43.3384

5% Trimmed Mean 41.0105

Median 41.6700

Variance 42.002

Std. Deviation 6.48088

Minimum 29.17

Maximum 58.33

Range 29.16

Interquartile Range 7.81

Skewness .229 .393

Kurtosis .364 .768

kelas MIPA B Mean 46.9328 1.09014

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 44.7197

Upper Bound 49.1459

5% Trimmed Mean 46.8231

Median 45.8300

Variance 42.782

Std. Deviation 6.54082

Minimum 35.42

Maximum 60.42

Range 25.00

Interquartile Range 6.25

Skewness .301 .393

Kurtosis -.162 .768

Page 236: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

222

Lampiran C. 2 Hasil Posttest

Data Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Siswa Posttest Eksperimen Posttest Kontrol

1 89.58 81.25

2 85.42 79.17

3 89.58 81.25

4 77.08 81.25

5 81.25 79.17

6 75.00 77.08

7 81.25 81.25

8 83.33 77.08

9 83.33 85.42

10 81.25 70.83

11 79.17 75.00

12 72.92 66.67

13 72.92 68.75

14 75.00 68.75

15 62.50 62.50

16 70.83 60.42

17 70.83 58.33

18 75.00 75.00

19 79.17 60.42

20 79.17 72.92

21 91.67 66.67

22 83.33 70.83

23 85.42 68.75

24 77.08 62.50

25 79.17 66.67

26 77.08 68.75

27 79.17 72.92

28 70.83 79.17

29 77.08 75.00

30 68.75 62.50

31 62.50 60.42

32 72.92 68.75

33 77.08 75.00

34 75.00 79.17

35 79.17 83.33

36 75.00 72.92

Jumlah 2,795.83 2,595.83

Rata-rata 77.66 72.11

SD 6.61 7.45

Page 237: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

223

Deskripsi Data Hasil Posttest

Kelas Eksperimen Dan Kontrol

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Hasil Posttest kelas MIPA A Mean 77.6619 1.10307

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 75.4226

Upper Bound 79.9013

5% Trimmed Mean 77.7777

Median 77.0800

Variance 43.804

Std. Deviation 6.61843

Minimum 62.50

Maximum 91.67

Range 29.17

Interquartile Range 7.81

Skewness -.133 .393

Kurtosis .437 .768

kelas MIPA B Mean 72.1072 1.24300

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 69.5838

Upper Bound 74.6307

5% Trimmed Mean 72.1330

Median 72.9200

Variance 55.622

Std. Deviation 7.45802

Minimum 58.33

Maximum 85.42

Range 27.09

Interquartile Range 12.50

Skewness -.157 .393

Kurtosis -1.000 .768

Page 238: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

224

Lampiran C. 3 Hasil Olah data Pretest dan Posttest kemampuan berpikir kritis

Perhitungan data Pretest Berpikir Kritis

Kelas Eksperimen

NO NAMA Kemampuan Berpikir Kritis

Jumlah 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b

1 AKBAR A. P 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 18

2 ALIVIA R. 2 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 1 20

3 ALYSIA Z. M. 3 2 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 21

4 ARIE SULTON B. 2 0 2 2 2 2 1 1 3 2 1 1 19

5 CAHYA AYU NIKITA 3 2 3 3 2 1 3 1 3 3 2 2 28

6 CHALISHA AZARINE 3 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 25

7 DHAVID K. 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 22

8 ELLISYA PUTRI 2 1 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 20

9 FARHANSYAH 2 1 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 20

10 GANDHI ANDIRA 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 3 23

11 HANUM I. 2 2 2 2 0 0 3 2 3 2 0 3 21

12 HENGGAR P. 2 2 2 2 0 0 1 2 3 2 0 3 19

13 HERDIAN SUKMA 2 2 2 2 0 0 1 2 1 0 1 3 16

14 HERITS TUTUR 2 2 2 2 0 0 2 1 1 0 1 1 14

15 ILHAM R 3 3 1 1 0 0 2 1 1 0 1 1 14

16 INAZ LATHIFA 3 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3 0 19

17 IVA AULIA S. 3 3 1 1 2 1 0 1 2 1 2 0 17

18 LANANG BRIYAN P. 3 3 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 20

Page 239: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

225

19 MAHMUD FAJAR F. 3 3 1 1 2 2 3 2 3 2 2 0 24

20 M. LUKMAN TORO 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 15

21 M. FATHAR AULIA 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 15

22 M. HABIBI 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 1 19

23 M. IQBAL 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 0 0 21

24 M. RADIAN GHOZA 3 2 3 2 1 1 0 0 2 2 0 2 18

25 MUKHTAR A. 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 22

26 NABILA ADELIA 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 18

27 NABILA ALFIANISA 3 2 3 3 0 0 3 2 1 1 1 2 21

28 NAJWA HASYA Q. 3 2 2 2 0 0 1 1 3 2 2 1 19

29 NUR AZIZAH 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 19

30 RANI RIANTIKA 1 1 3 3 1 1 0 1 3 3 2 1 20

31 ROFI ZALIANTY 1 0 3 3 0 0 1 1 3 3 2 1 18

32 SEPTIANI M. 1 1 3 3 2 1 2 1 3 3 2 1 23

33 SHANTY P. 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 21

34 SULTANSYAH DAFA 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 22

35 YAZID ILYAS B. 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 24

36 ZHAFIRA RAKHMA 2 2 2 2 0 0 2 1 1 1 1 2 16

Jumlah

78.00

62.00

76.00

70.00

40.00

31.00

57.00

48.00

77.00

60.00

57.00

55.00

Rata-rata

0.53

0.42

0.51

0.47

0.27

0.21

0.39

0.32

0.52

0.41

0.39

0.37

Presentase 53% 42% 51% 47% 27% 21% 39% 32% 52% 41% 39% 37%

Page 240: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

226

Perhitungan data Pretest Berpikir Kritis

Kelas Kontrol

NO NAMA Kemampuan Berpikir Kritis

Jumlah 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b

1 AKIFAN AQILA 3 1 2 2 1 1 3 2 1 1 2 0 19

2 ALYA AFRILIA 3 2 1 2 2 1 1 1 3 3 1 1 21

3 APRILLIA H. 3 2 1 3 2 1 2 1 2 1 2 2 22

4 ARDINA N. 4 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 22

5 ARYA AZHARA 4 3 2 3 2 2 1 1 2 1 1 1 23

6 CRISTOPHER C. 2 3 4 3 2 2 2 2 3 2 1 2 28

7 DEBY LIA 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3 0 2 29

8 DIAN FEBRIYANTI 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 28

9 DINDA NOVI H. 3 2 3 2 2 2 4 2 1 1 2 2 26

10 FANDREA DWI P. 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 22

11 FARREL M. 3 2 2 2 3 2 2 2 1 0 2 2 23

12 FATTIYA ABIDATI 3 2 1 2 2 1 3 3 1 1 2 0 21

13 GIEZKA NAUVAL 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 2 0 18

14 ILHAM FADILLAH 1 2 2 2 1 1 3 2 2 2 3 1 22

15 KADEK DEVA 1 1 2 3 0 0 3 1 2 2 3 1 19

16 LINDA M. 1 1 1 3 2 2 3 3 2 1 3 1 23

17 MARIA FALLICIA 2 1 0 3 2 2 0 1 2 2 2 0 17

18 MIFTAH IZDAINI 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 23

19 M.ICHWAN ABADI 3 1 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 24

Page 241: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

227

20 M.IRGI F. 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 2 2 23

21 MU. RAIHAN R. 1 2 4 3 1 1 2 2 3 3 2 1 25

22 M.RIDHO P. 2 2 2 2 1 1 2 1 3 3 2 3 24

23 M. RIEFKY DWI 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 25

24 M.YUSRIL N. 2 3 4 2 1 1 1 1 1 1 3 2 22

25 NAJLA T. 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 23

26 PINTA ASKIA 4 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 1 26

27 SHELLYANA 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 0 29

28 SHIFA AULIYA 3 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 24

29 THERESYA C. 2 2 1 1 2 2 1 1 3 1 2 2 20

30 TOBIAS ARIEL 4 2 0 1 1 1 2 1 3 2 2 2 21

31 TRIYADI P. 3 3 1 1 0 0 2 2 3 1 2 1 19

32 YOSIA BOYKE 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 18

33 YULI ESTEFANI 2 2 1 2 2 1 0 0 2 2 2 1 17

34 QUEENCY ZAKIRA 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 3 22

35 M. ADRIL 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 22

36 THESSALONIKA 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2 21

Jumlah

86.00

71.00

69.00

78.00

66.00

57.00

70.00

56.00

80.00

61.00

66.00

51.00

Rata-rata

0.58

0.48

0.47

0.53

0.45

0.39

0.47

0.38

0.54

0.41

0.45

0.34

Persentase 58% 48% 47% 53% 45% 39% 47% 38% 54% 41% 45% 34%

Page 242: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

228

Perhitungan data Posttest Berpikir Kritis

Kelas Eksperimen

NO NAMA Kemampuan Berpikir Kritis

Jumlah 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b

1 AKBAR A. P 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 43

2 ALIVIA R. 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 41

3 ALYSIA Z. M. 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 43

4 ARIE SULTON B. 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 37

5 CAHYA AYU N 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 39

6 CHALISHA A. 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 36

7 DHAVID K. 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 2 39

8 ELLISYA PUTRI 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 40

9 FARHANSYAH 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 40

10 GANDHI ANDIRA 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 39

11 HANUM I 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 38

12 HENGGAR P. 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 35

13 HERDIAN SUKMA 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 35

14 HERITS TUTUR 4 4 4 4 3 2 2 2 4 3 2 2 36

15 ILHAM R. 4 4 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 30

16 INAZ LATHIFA 4 4 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 34

17 IVA AULIA S. 4 3 3 2 2 2 4 2 4 4 2 2 34

18 LANANG BRIYAN P. 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 1 36

Page 243: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

229

19 MAHMUD FAJAR F. 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 38

20 M. LUKMAN TORO 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 38

21 M. FATHAR AULIA 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 44

22 M. HABIBI 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 40

23 M. IQBAL 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 41

24 M. RADIAN GHOZA 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 37

25 MUKHTAR A. 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 1 38

26 NABILA ADELIA 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 1 37

27 NABILA ALFIANISA 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 38

28 NAJWA HASYA Q. 3 2 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 34

29 NUR AZIZAH 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 37

30 RANI RIANTIKA 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 33

31 ROFI ZALIANTY 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 3 30

32 SEPTIANI M. 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 35

33 SHANTY P. 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37

34 SULTANSYAH DAFA 4 3 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 36

35 YAZID ILYAS B. 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 2 2 38

36 ZHAFIRA RAKHMA 3 2 3 3 4 4 3 2 4 4 2 2 36

Jumlah 136 115 128 115 119 101 117 103 115 109 99 85

Rata-rata 0.92 0.78 0.86 0.78 0.80 0.68 0.79 0.70 0.78 0.74 0.67 0.57

Persentase 92% 78% 86% 78% 80% 68% 79% 70% 78% 74% 67% 57%

Page 244: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

230

Perhitungan data Posttest Berpikir Kritis

Kelas Kontrol

NO NAMA Kemampuan Berpikir Kritis

Jumlah 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b

1 AKIFAN AQILA 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 39

2 ALYA AFRILIA 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 38

3 APRILLIA H. 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 2 39

4 ARDINA NURRESTI 4 3 4 2 3 2 4 4 4 3 3 3 39

5 ARYA AZHARA 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 38

6 CRISTOPHER C. 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 37

7 DEBY LIA KARISA 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 4 4 39

8 DIAN FEBRIYANTI 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 37

9 DINDA NOVI H. 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 41

10 FANDREA DWI P. 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 4 3 34

11 FARREL M. 3 3 4 4 3 2 3 2 3 2 4 3 36

12 FATTIYA ABIDATI 3 3 3 3 3 2 4 3 2 1 3 2 32

13 GIEZKA NAUVAL 4 3 2 2 4 2 3 3 3 2 3 2 33

14 ILHAM FADILLAH 4 3 2 2 4 2 3 2 3 2 4 2 33

15 KADEK DEVA 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 30

16 LINDA MARWATUL 4 2 3 3 2 2 2 1 3 2 3 2 29

17 MARIA FALLICIA 3 3 4 3 2 1 2 1 2 1 4 2 28

18 MIFTAH IZDAINI 3 3 4 4 4 1 3 2 3 2 4 3 36

Page 245: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

231

19 M.ICHWAN ABADI 3 3 2 2 4 1 3 2 3 2 2 2 29

20 M.IRGI FAHRUREZA 2 2 3 3 4 2 4 3 4 3 3 2 35

21 MU. RAIHAN R. 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 32

22 M.RIDHO PRATAMA 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 2 2 34

23 M. RIEFKY DWI 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 33

24 M.YUSRIL NASHEH 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 30

25 NAJLA THUFAILAH 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 32

26 PINTA ASKIA 3 3 4 4 4 1 3 3 3 2 2 1 33

27 SHELLYANA 4 3 4 4 2 2 3 3 4 2 3 1 35

28 SHIFA AULIYA 4 3 4 4 4 3 4 2 4 2 3 1 38

29 THERESYA C. 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 1 1 36

30 TOBIAS ARIEL 2 1 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 30

31 TRIYADI P. 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 2 29

32 YOSIA BOYKE 2 2 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 33

33 YULI ESTEFANI 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 36

34 QUEENCY ZAKIRA 4 3 4 2 2 2 4 4 3 3 4 3 38

35 M. ADRIL 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 40

36 THESSALONIKA 4 2 2 1 3 3 4 3 3 3 4 3 35

Jumlah 118 97 115 100 119 85 119 97 115 86 110 85

rata-rata 0.80 0.66 0.78 0.68 0.80 0.57 0.80 0.66 0.78 0.58 0.74 0.57

Persentase 80% 66% 78% 68% 80% 57% 80% 66% 78% 58% 74% 57%

Page 246: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

232

Lampiran C. 4 Uji Normalitas Hasil Pretest

Uji Normalitas Hasil Pretest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:

1. Tetapkan hipotesis statistik

H0 = sampel berasal dari populasi terdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi terdistribusi tidak normal

2. Gunakan tingkat signifikansi α = 5%

3. Perhatikan signifikansi (sig.) pada output setelah pengolahan data

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. > 0,05 (5%) maka Ho diterima H1 ditolak

Jika maka Ho ditolak H1 diterima

Case Processing Summary

Kelas

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Hasil Pretest kelas MIPA A 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%

kelas MIPA B 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil Pretest kelas MIPA A .099 36 .200* .976 36 .614

kelas MIPA B .134 36 .098 .960 36 .213

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:

Kelas Eksperimen: Tingkat Sig. 0,614 yang menunjukkan bahwa Sig. > 0,05

(5%), maka Ho diterima H1 ditolak, sehingga sampel berasal dari populasi

terdistribusi normal.

Kelas Kontrol: Tingkat Sig. 0,213 yang menunjukkan bahwa Sig. > 0,05 (5%),

maka Ho diterima H1 ditolak, sehingga sampel berasal dari populasi

terdistribusi normal.

Page 247: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

233

Lampiran C. 5 Uji Normalitas Hasil Posttest

Uji Normalitas Hasil Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:

5. Tetapkan hipotesis statistik

H0 = sampel berasal dari populasi terdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi terdistribusi tidak normal

6. Gunakan tingkat signifikansi α = 5%

7. Perhatikan signifikansi (sig.) pada output setelah pengolahan data

8. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. > 0,05 (5%) maka Ho diterima H1 ditolak

Jika maka Ho ditolak H1 diterima

Case Processing Summary

Kelas

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Hasil Posttest kelas MIPA A 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%

kelas MIPA B 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil Posttest kelas MIPA A .104 36 .200* .973 36 .521

kelas MIPA B .106 36 .200* .958 36 .190

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:

Kelas Eksperimen: Tingkat Sig. 0,521 yang menunjukkan bahwa Sig. > 0,05

(5%), maka Ho diterima H1 ditolak, sehingga sampel berasal dari populasi

terdistribusi normal.

Kelas Kontrol: Tingkat Sig. 0,190 yang menunjukkan bahwa Sig. > 0,05 (5%),

maka Ho diterima H1 ditolak, sehingga sampel berasal dari populasi

terdistribusi normal.

Page 248: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

234

Lampiran C. 6 Uji Homogenitas Hasil Pretest

Uji Homogenitas Hasil Pretest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:

1. Tetapkan hipotesis statistik

H0 = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)

H1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)

2. Gunakan tingkat signifikansi α = 5%

3. Perhatikan signifikansi (sig.) pada output setelah pengolahan data

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika . > 0,05 (5%) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, yaitu tidak ada

perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)

Jika . ≤ 0,05 (5%) maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, yaitu ada

perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.001 1 70 .973

Kesimpulan:

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa Sig. 0,973 yang menunjukkan bahwa .

> 0,05 (5%) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, sehingga tidak ada perbedaan

varian nilai dari kedua kelompok (homogen).

Page 249: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

235

Lampiran C. 7 Uji Homogenitas Hasil Posttest

Uji Homogenitas Hasil Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:

5. Tetapkan hipotesis statistik

H0 = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)

H1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)

6. Gunakan tingkat signifikansi α = 5%

7. Perhatikan signifikansi (sig.) pada output setelah pengolahan data

8. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika . > 0,05 (5%) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, yaitu tidak ada

perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)

Jika . ≤ 0,05 (5%) maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, yaitu ada

perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Posttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.811 1 70 .183

Kesimpulan:

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa Sig. 0,183 yang menunjukkan bahwa .

> 0,05 (5%) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, sehingga tidak ada perbedaan

varian nilai dari kedua kelompok (homogen).

Page 250: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

236

Lampiran C. 8 Uji Hipotesis Hasil Pretest

Uji Hipotesis Hasil Pretest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Tetapkan hipotesis statistik

Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada

kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok kontrol

H1 = terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada

kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok kontrol

2. Gunakan tara signifikansi α = 5%

3. Perhatikan signifikansi (2-tailed) pada output setelah pengolahan data

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan

l. Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1diterima

m. Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil Pretest kelas MIPA A 36 41.1456 6.48088 1.08015

kelas MIPA B 36 46.9328 6.54082 1.09014

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Hasil

Pretest

Equal variances

assumed -3.771 70 .000 -5.78722 1.53464 -8.84796 -2.72648

Equal variances not

assumed -3.771 69.994 .000 -5.78722 1.53464 -8.84797 -2.72648

Kesimpulan:

Dari hasil di atas Sig. (2-tailed) 0,000 yang menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) ≤

0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1diterima, sehingga terdapat perbedaan rata-rata

kemampuan berpikir kritis siswa pada kelompok eksperimen dan siswa pada

kelompok kontrol.

Page 251: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

237

Lampiran C. 9 Uji Hipotesis Hasil Posttest

Uji Hipotesis Hasil Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

5. Tetapkan hipotesis statistik

Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada

kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok kontrol

H1 = terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada

kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok kontrol

6. Gunakan tara signifikansi α = 5%

7. Perhatikan signifikansi (2-tailed) pada output setelah pengolahan data

8. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan

n. Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1diterima

o. Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil Posttest kelas MIPA A 36 77.6619 6.61843 1.10307

kelas MIPA B 36 72.1072 7.45802 1.24300

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Hasil

Posttest

Equal variances

assumed 3.342 70 .001 5.55472 1.66187 2.24022 8.86923

Equal variances

not assumed 3.342 69.025 .001 5.55472 1.66187 2.23939 8.87005

Kesimpulan:

Dari hasil di atas Sig. (2-tailed) 0,001 yang menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) ≤

0,05 maka ditolak 𝐻0 dan 𝐻1diterima, sehingga terdapat perbedaan rata-rata

kemampuan berpikir kritis siswa pada kelompok eksperimen dan siswa pada

kelompok kontrol.

Page 252: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

238

Lampiran C. 10 Uji N-Gain

Uji N-Gain Kelas Eksperimen

No. Siswa Pretest (X1) Posttest (X2) d = X2 –X1 N-Gain Keterangan

1 AKBAR A. P 37.50 89.58 52.08 0.83 Tinggi

2 ALIVIA R. 41.67 85.42 43.75 0.75 Tinggi

3 ALYSIA Z. M. 43.75 89.58 45.83 0.81 Tinggi

4 ARIE SULTON 39.58 77.08 37.50 0.62 Sedang

5 CAHYA AYU N. 58.33 81.25 22.92 0.55 Sedang

6 CHALISHA A. 52.08 75.00 22.92 0.48 Sedang

7 DHAVID K. 45.83 81.25 35.42 0.65 Sedang

8 ELLISYA PUTRI 41.67 83.33 41.66 0.71 Tinggi

9 FARHANSYAH 41.67 83.33 41.66 0.71 Tinggi

10 GANDHI A. 47.92 81.25 33.33 0.64 Sedang

11 HANUM I. 43.75 79.17 35.42 0.63 Sedang

12 HENGGAR P. 39.58 72.92 33.34 0.55 Sedang

13 HERDIAN S. 33.33 72.92 39.59 0.59 Sedang

14 HERITS TUTUR 29.17 75.00 45.83 0.65 Sedang

15 ILHAM R 29.17 62.50 33.33 0.47 Sedang

16 INAZ LATHIFA 39.58 70.83 31.25 0.52 Sedang

17 IVA AULIA S. 35.42 70.83 35.41 0.55 Sedang

18 LANANG B. P. 41.67 75.00 33.33 0.57 Sedang

19 MAHMUD F. F. 50.00 79.17 29.17 0.58 Sedang

20 M. LUKMAN 31.25 79.17 47.92 0.70 Sedang

21 M. FATHAR 31.25 91.67 60.42 0.88 Tinggi

22 M. HABIBI 39.58 83.33 43.75 0.72 Tinggi

23 M. IQBAL 43.75 85.42 41.67 0.74 Tinggi

24 M. RADIAN G. 37.50 77.08 39.58 0.63 Sedang

25 MUKHTAR A. 45.83 79.17 33.34 0.62 Sedang

26 NABILA ADEL 37.50 77.08 39.58 0.63 Sedang

27 NABILA ALFI 43.75 79.17 35.42 0.63 Sedang

28 NAJWA HASYA 39.58 70.83 31.25 0.52 Sedang

29 NUR AZIZAH 39.58 77.08 37.50 0.62 Sedang

30 RANI RIANTI 41.67 68.75 27.08 0.46 Sedang

31 ROFI ZALIA 37.50 62.50 25.00 0.40 Sedang

32 SEPTIANI M. 47.92 72.92 25.00 0.48 Sedang

32 SHANTY P. 43.75 77.08 33.33 0.59 Sedang

34 SULTANSYAH 45.83 75.00 29.17 0.54 Sedang

35 YAZID ILYAS 50.00 79.17 29.17 0.58 Sedang

36 ZHAFIRA R. 33.33 75.00 41.67 0.63 Sedang

Rata-rata 0.62 sedang

Page 253: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

239

Uji N-Gain Kelas Kontrol

No. Siswa Pretest (X1) Posttest (X2) d = X2 –X1 N-Gain Keterangan

1 AKIFAN AQILA 39.58 81.25 41.67 0.69 Sedang

2 ALYA AFRILIA 43.75 79.17 35.42 0.63 Sedang

3 APRILLIA H. 45.83 81.25 35.42 0.65 Sedang

4 ARDINA N 45.83 81.25 35.42 0.65 Sedang

5 ARYA AZHARA 47.92 79.17 31.25 0.60 Sedang

6 CRISTOPHER C. 58.33 77.08 18.75 0.45 Sedang

7 DEBY LIA 60.42 81.25 20.83 0.53 Sedang

8 DIAN F. 58.33 77.08 18.75 0.45 Sedang

9 DINDA NOVI H. 54.17 85.42 31.25 0.68 Sedang

10 FANDREA DWI 45.83 70.83 25.00 0.46 Sedang

11 FARREL M. 47.92 75.00 27.08 0.52 Sedang

12 FATTIYA A. 43.75 66.67 22.92 0.41 Sedang

13 GIEZKA N. 37.50 68.75 31.25 0.50 Sedang

14 ILHAM F. 45.83 68.75 22.92 0.42 Sedang

15 KADEK DEVA 39.58 62.50 22.92 0.38 Sedang

16 LINDA M. 47.92 60.42 12.50 0.24 Rendah

17 MARIA F. 35.42 58.33 22.91 0.35 Sedang

18 MIFTAH I. 47.92 75.00 27.08 0.52 Sedang

19 M.ICHWAN 50.00 60.42 10.42 0.21 Rendah

20 M.IRGI 47.92 72.92 25.00 0.48 Sedang

21 MU. RAIHAN R. 52.08 66.67 14.59 0.30 Sedang

22 M.RIDHO P. 50.00 70.83 20.83 0.42 Sedang

23 M. RIEFKY DWI 52.08 68.75 16.67 0.35 Sedang

24 M.YUSRIL 45.83 62.50 16.67 0.31 Sedang

25 NAJLA T. 47.92 66.67 18.75 0.36 Sedang

26 PINTA ASKIA 54.17 68.75 14.58 0.32 Sedang

27 SHELLYANA 60.42 72.92 12.50 0.32 Sedang

28 SHIFA AULIYA 50.00 79.17 29.17 0.58 Sedang

29 THERESYA 41.67 75.00 33.33 0.57 Sedang

30 TOBIAS ARIEL 43.75 62.50 18.75 0.33 Sedang

31 TRIYADI P. 39.58 60.42 20.84 0.34 Sedang

32 YOSIA BOYKE 37.50 68.75 31.25 0.50 Sedang

33 YULI E. 35.42 75.00 39.58 0.61 Sedang

34 QUEENCY Z. 45.83 79.17 33.34 0.62 Sedang

35 M. ADRIL 45.83 83.33 37.50 0.69 Sedang

36 THESSALONI 43.75 72.92 29.17 0.52 Sedang

Rata-rata 0.47 Sedang

Page 254: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

240

Descriptives

kelas Statistic Std. Error

NGain_Persen eksperimen Mean 61.8240 1.78794

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 58.1943

Upper Bound 65.4537

5% Trimmed Mean 61.5426

Median 62.0655

Variance 115.083

Std. Deviation 10.72766

Minimum 40.00

Maximum 87.88

Range 47.88

Interquartile Range 13.75

Skewness .404 .393

Kurtosis .178 .768

kontrol Mean 47.1463 2.26113

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 42.5560

Upper Bound 51.7366

5% Trimmed Mean 47.3094

Median 47.0770

Variance 184.057

Std. Deviation 13.56675

Minimum 20.84

Maximum 69.23

Range 48.39

Interquartile Range 24.63

Skewness -.005 .393

Kurtosis -1.030 .768

Page 255: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

241

Hasil Perhitungan Uji N-Gain Score

Kelas Rata-rata

N-Gain Score (%)

Nilai Minimum Nilai Maksimum

Eksperimen 61,82 40,00 87,88

Kontrol 47,14 20,84 69,23

Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Nilai Rata-rata

Pretest Posttest N-Gain

Eksperimen 41,15 77,66 0,62

Kontrol 45,66 70,16 0,47

Perbandingan Persentase Kategori N-Gain

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kategori N-Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Tinggi 8 orang (22,23%) -

Sedang 28 orang (77,77%) 34 orang (94,45%)

Rendah - 2 orang (5,56%)

Page 256: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

242

Lampiran C. 11 Hasil Peningkatan Aspek Kompetensi Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil Peningkatan Perindikator Aspek Kompetensi

Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

a. Kelas Eksperimen

1) Skor Pretest

No Nama

Indikator Berpikir Kritis

Jumlah Memberikan Membangun

Menyimpulkan Membuat penjelasan Mengatur strategi

penjelasan sederhana keterampilan dasar lebih lanjut dan taktik

1a 1b 2a 3a 5a 5b 3b 4a 4b 6a 2b 6b

1 AKBAR A. P 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 18

2 ALIVIA R. 2 1 2 2 3 2 1 1 1 2 2 1 20

3 ALYSIA Z. M. 3 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 21

4 ARIE SULTON 2 0 2 2 3 2 2 1 1 1 2 1 19

5 CAHYA AYU 3 2 3 2 3 3 1 3 1 2 3 2 28

6 CHALISHA A 3 2 3 1 2 2 1 2 2 2 3 2 25

7 DHAVID K. 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 22

8 ELLISYA 2 1 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 20

9 FARHANSYAH 2 1 2 1 3 2 1 1 1 2 2 2 20

10 GANDHI 2 2 2 1 3 2 1 1 2 2 2 3 23

11 HANUM I 2 2 2 0 3 2 0 3 2 0 2 3 21

Page 257: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

243

12 HENGGAR P. 2 2 2 0 3 2 0 1 2 0 2 3 19

13 HERDIAN 2 2 2 0 1 0 0 1 2 1 2 3 16

14 HERITS 2 2 2 0 1 0 0 2 1 1 2 1 14

15 ILHAM R 3 3 1 0 1 0 0 2 1 1 1 1 14

16 INAZ L 3 3 1 2 1 1 1 1 2 3 1 0 19

17 IVA AULIA S. 3 3 1 2 2 1 1 0 1 2 1 0 17

18 LANANG B 3 3 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 20

19 MAHMUD F 3 3 1 2 3 2 2 3 2 2 1 0 24

20 M. LUKMAN 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 15

21 M. FATHAR 1 0 2 1 1 1 1 1 1 3 1 2 15

22 M. HABIBI 1 1 2 1 2 2 1 2 2 3 1 1 19

23 M. IQBAL 3 2 2 2 3 2 2 2 1 0 2 0 21

24 M. RADIAN 3 2 3 1 2 2 1 0 0 0 2 2 18

25 MUKHTAR A. 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 22

26 N. ADELIA 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 18

27 N. ALFIANISA 3 2 3 0 1 1 0 3 2 1 3 2 21

28 NAJWA 3 2 2 0 3 2 0 1 1 2 2 1 19

29 NUR AZIZAH 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 19

30 RANI R 1 1 3 1 3 3 1 0 1 2 3 1 20

31 ROFI Z 1 0 3 0 3 3 0 1 1 2 3 1 18

32 SEPTIANI M. 1 1 3 2 3 3 1 2 1 2 3 1 23

33 SHANTY P. 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 21

34 SULTANSYAH 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 22

35 YAZID ILYAS 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 24

Page 258: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

244

36 ZHAFIRA R 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 2 2 16

Jumlah 78 62 76 40 77 60 31 57 48 57 70 55

Rata-rata 0.54 0.43 0.53 0.28 0.53 0.42 0.22 0.40 0.33 0.40 0.49 0.38

Persentase 54% 43% 53% 28% 53% 42% 22% 40% 33% 40% 49% 38%

Persentase Per Aspek 50% 41% 34% 49% 38%

Kompetensi

2) Skor Posttest

No Nama

Indikator Berpikir Kritis

Jumlah Memberikan Membangun

Menyimpulkan Membuat penjelasan Mengatur

penjelasan sederhana keterampilan dasar lebih lanjut strategi dan taktik

1a 1b 2a 3a 5a 5b 3b 4a 4b 6a 2b 6b

1 AKBAR A. P 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 43

2 ALIVIA R. 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 41

3 ALYSIA Z. M. 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 43

4 ARIE SULTON 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 37

5 CAHYA AYU 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 39

6 CHALISHA 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 36

7 DHAVID K. 4 4 4 4 2 2 3 4 3 3 4 2 39

8 ELLISY 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 40

9 FARHANSYAH 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 40

10 GANDHI 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 39

Page 259: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

245

11 HANUM 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 38

12 HENGGAR P. 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 35

13 HERDIAN 4 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 35

14 HERITS 4 4 4 3 4 3 2 2 2 2 4 2 36

15 ILHAM R 4 4 3 2 3 3 2 2 1 2 2 2 30

16 INAZ LATHIFA 4 4 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 34

17 IVA AULIA S. 4 3 3 2 4 4 2 4 2 2 2 2 34

18 LANANG 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 1 36

19 M. FAJAR 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 38

20 M. LUKMAN 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 38

21 M. FATHAR 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 44

22 M. HABIBI 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 40

23 M. IQBAL 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 41

24 M. RADIAN 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 2 37

25 MUKHTAR A. 3 3 4 3 4 4 2 4 4 2 4 1 38

26 N.ADELIA 3 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 1 37

27 N. ALFIANISA 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 38

28 NAJWA ] 3 2 4 4 2 2 4 3 3 2 3 2 34

29 NUR AZIZAH 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 37

30 RANI 4 3 4 3 2 2 3 2 2 2 4 2 33

31 ROFI 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 30

32 SEPTIANI M. 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 35

33 SHANTY P. 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37

34 SULTANSYAH 4 3 4 2 4 3 2 2 2 3 4 3 36

Page 260: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

246

35 YAZID ILYAS 4 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 2 38

36 ZHAFIRA 3 2 3 4 4 4 4 3 2 2 3 2 36

Jumlah 136 115 128 119 115 109 101 117 103 99 115 85

Rata-rata 0.94 0.80 0.89 0.83 0.80 0.76 0.70 0.81 0.72 0.69 0.80 0.59

Persentase 94% 80% 89% 83% 80% 76% 70% 81% 72% 69% 80% 59%

Persentase Per 88% 79% 73% 80% 59%

Aspek Kompetensi

3) Perhitungan Uji N-gain Indikator Berpikir Kritis

a) Memberikan penjelasan sederhana

0 0 0

0 0

0

0 0

Kategori: Tinggi

b) Membangun keterampilan dasar

0 0

0

Page 261: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

247

0

0

Kategori: Sedang

c) Menyimpulkan

0 0

0

0

0 66

Kategori: Sedang

d) Membuat penjelasan lebih lanjut

0 0 0

0

0

0

Kategori: Sedang

Page 262: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

248

e) Mengatur strategi dan taktik

0 0

0

0

0 6

Kategori: Sedang

Page 263: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

249

b. Kelas Kontrol

1) Skor Pretest

No Nama

Indikator Berpikir Kritis

Jumlah Memberikan penjelasan Membangun

Menyimpulkan Membuat penjelasan Mengatur strategi

sederhana keterampilan dasar lebih lanjut dan taktik

1a 1b 2a 3a 5a 5b 3b 4a 4b 6a 2b 6b

1 AKIFAN AQILA 3 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 0 19

2 ALYA AFRILIA 3 2 1 2 3 3 1 1 1 1 2 1 21

3 APRILLIA H. 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 3 2 22

4 ARDINA N 4 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 22

5 ARYA AZHARA 4 3 2 2 2 1 2 1 1 1 3 1 23

6 CRISTOPHER 2 3 4 2 3 2 2 2 2 1 3 2 28

7 DEBY LIA 2 2 4 3 3 3 2 3 2 0 3 2 29

8 DIAN F. 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 28

9 DINDA NOVI 3 2 3 2 1 1 2 4 2 2 2 2 26

10 FANDREA D. 3 2 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 22

11 FARREL M. 3 2 2 3 1 0 2 2 2 2 2 2 23

12 FATTIYA A. 3 2 1 2 1 1 1 3 3 2 2 0 21

13 GIEZKA N. 1 2 1 3 2 1 2 1 1 2 2 0 18

14 ILHAM F. 1 2 2 1 2 2 1 3 2 3 2 1 22

15 KADEK DEVA 1 1 2 0 2 2 0 3 1 3 3 1 19

16 LINDA M. 1 1 1 2 2 1 2 3 3 3 3 1 23

17 MARIA F. 2 1 0 2 2 2 2 0 1 2 3 0 17

Page 264: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

250

18 MIFTAH I. 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 23

19 M.ICHWAN 3 1 2 2 3 2 2 2 2 1 3 1 24

20 M.IRGI F. 1 2 2 1 3 3 1 3 2 2 1 2 23

21 MU. RAIHAN R. 1 2 4 1 3 3 1 2 2 2 3 1 25

22 M.RIDHO P. 2 2 2 1 3 3 1 2 1 2 2 3 24

23 M. RIEFKY DWI 3 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 3 25

24 M.YUSRIL N. 2 3 4 1 1 1 1 1 1 3 2 2 22

25 NAJLA T. 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 23

26 PINTA ASKIA 4 3 2 1 2 2 1 3 2 3 2 1 26

27 SHELLYANA 4 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 0 29

28 SHIFA AULIYA 3 2 1 3 2 2 3 2 1 2 2 1 24

29 THERESYA C. 2 2 1 2 3 1 2 1 1 2 1 2 20

30 TOBIAS ARIEL 4 2 0 1 3 2 1 2 1 2 1 2 21

31 TRIYADI P. 3 3 1 0 3 1 0 2 2 2 1 1 19

32 YOSIA BOYKE 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 18

33 YULI ESTEFANI 2 2 1 2 2 2 1 0 0 2 2 1 17

34 QUEENCY Z. 2 2 2 3 2 1 2 1 1 1 2 3 22

35 M. ADRIL 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 22

36 THESSALONIKA 1 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2 21

Jumlah 86 71 69 66 80 61 57 70 56 66 78 51

Rata-rata 0.60 0.49 0.48 0.46 0.56 0.42 0.40 0.49 0.39 0.46 0.54 0.35

Persentase 60% 49% 48% 46% 56% 42% 40% 49% 39% 46% 54% 35%

Persentase Per Aspek 52% 48% 43% 54% 35%

Kompetensi

Page 265: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

251

2) Skor Posttest

No Nama

Indikator Berpikir Kritis

Jumlah Memberikan Membangun

Menyimpulkan Membuat penjelasan Mengatur strategi

Penjelasan sederhana keterampilan dasar lebih lanjut dan taktik

1a 1b 2a 3a 5a 5b 3b 4a 4b 6a 2b 6b

1 AKIFAN AQILA 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 39

2 ALYA AFRILIA 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 38

3 APRILLIA H. 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 3 2 39

4 ARDINA N 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 2 3 39

5 ARYA AZHARA 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 38

6 CRISTOPHER 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 37

7 DEBY LIA 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 3 4 39

8 DIAN F. 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 37

9 DINDA NOVI 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 41

10 FANDREA D. 3 2 3 4 2 2 3 3 2 4 3 3 34

11 FARREL M. 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 4 3 36

12 FATTIYA A. 3 3 3 3 2 1 2 4 3 3 3 2 32

13 GIEZKA N. 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 2 2 33

14 ILHAM F. 4 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 2 33

15 KADEK DEVA 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 30

16 LINDA M. 4 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 2 29

17 MARIA F. 3 3 4 2 2 1 1 2 1 4 3 2 28

Page 266: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

252

18 MIFTAH I. 3 3 4 4 3 2 1 3 2 4 4 3 36

19 M.ICHWAN 3 3 2 4 3 2 1 3 2 2 2 2 29

20 M.IRGI F. 2 2 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 35

21 MU. RAIHAN R. 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 1 32

22 M.RIDHO P. 3 2 2 3 4 3 3 4 4 2 2 2 34

23 M. RIEFKY DWI 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 33

24 M.YUSRIL N. 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 30

25 NAJLA T. 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 32

26 PINTA ASKIA 3 3 4 4 3 2 1 3 3 2 4 1 33

27 SHELLYANA 4 3 4 2 4 2 2 3 3 3 4 1 35

28 SHIFA AULIYA 4 3 4 4 4 2 3 4 2 3 4 1 38

29 THERESYA C. 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 3 1 36

30 TOBIAS ARIEL 2 1 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 30

31 TRIYADI P. 3 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 29

32 YOSIA BOYKE 2 2 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 33

33 YULI ESTEFANI 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 36

34 QUEENCY Z. 4 3 4 2 3 3 2 4 4 4 2 3 38

35 M. ADRIL 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 40

36 THESSALONIKA 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 1 3 35

Jumlah 118 97 115 119 115 86 85 119 97 110 100 85

Rata-rata 0.82 0.67 0.80 0.83 0.80 0.60 0.59 0.83 0.67 0.76 0.69 0.59

Persentase 82% 67% 80% 83% 80% 60% 59% 83% 67% 76% 69% 59%

Persentase Per Aspek 76% 74% 71% 69% 59%

Kompetensi

Page 267: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

253

3) Perhitungan Uji N-gain Indikator Berpikir Kritis

a) Memberikan penjelasan sederhana

0 6 0

0

0

0

Kategori: Sedang

b) Membangun keterampilan dasar

0 0

0

0 6

0

Kategori: Sedang

Page 268: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

254

c) Menyimpulkan

0 0

0

0

0

Kategori: Sedang

d) Membuat penjelasan lebih lanjut

0 6 0

0

0

0 6

Kategori: Sedang

e) Mengatur strategi dan taktik

0 0

0

Page 269: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

255

0

0 6

Kategori: Sedang

Page 270: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

256

LAMPIRAN D

SURAT KETERANGAN

1. Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi

2. Surat Permohonan Izin Penelitian

3. Surat Keterangan Penelitian

4. Uji Referensi

5. Daftar Riwayat Hidup Penulis

6. Dokumentasi Penelitian

Page 271: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

257

Lampiran D. 1 Surat Keterangan telah Melakukan Observasi

Page 272: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

258

Lampiran D. 2 Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 273: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

259

Lampiran D. 3 Surat Keterangan Penelitian

Page 274: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

260

Lampiran D. 4 Uji Referensi

UJI REFERENSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM

SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

SISWA PADA KONSEP TERMODINAMIKA

No Footnote Paraf

Pembimbing

BAB I

1 Jamuari, Kosim, dan Aris, 2015, “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif STAD Berbasis Multi Media Interaktif Terhadap

Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Termodinamika”, Jurnal

Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Vol. 1, No. 1, h.124

2 Nata Amalia, Albertus Djoko Lesmono, dan Alex Harijanto,

2018, “Analisis Kemampuan Berargumentasi Ilmiah Siswa

SMA Pada Konsep Termodinamika”, Jurnal Pembelajaran

Fisika (JPF), Vol. 7, No. 2, h.197

3 Dewi N. A., Sutopo, dan Siti Zulaikah, 2017, “Identifikasi

Pemahaman Konsep Siswa SMA Pada Materi Termodinamika”,

Jurnal Pendidikan IPA Pascasarjana UM, Vol. 2, h. 134

4 Awalia F. U., Sri A., Maryani, 2018, “LKS Berbasis Inkuiri

Terbimbing untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

pada Materi Termodinamika”, FKIP E-Proceeding, Vol. 3, No.

2, h. 72

5 Awalia F. U., Sri A., Maryani, 2018, “LKS Berbasis Inkuiri

Terbimbing untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

pada Materi Termodinamika”, FKIP E-Proceeding, Vol. 3, No.

2, h. 72

6 Deti Ahmatika, 2016, “Kemampuan berpikir kritis sangat

penting dalam proses pembelajaran fisika, sehingga dapat

mencapai hasil yang optimal”, Jurnal Euclid, Vol. 3, No. 1, h.

395

7 Halimah, Sutri dan Ni Nyoman, 2019, “Pengaruh Model

Pemecahan Masalah Dua Putaran Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Peserta Didik”, Jurnal Prisma Sains, ol. 7, No. 2,

h. 114

8 Lisa Gueldenzoph Snyder dan Mark J. Snyder, 2008, “Teaching

critical thinking and problem solving skills”, The Journal off

Research in Business Education, Vol. 50, No. 2, h. 90-97

9 Iis Intan Widyowati, 2015, “Hubungan Kemampuan Berpikir

Kritis dengan Respon Mahasiswa terhadap Penggunaan Model

Pembelajaran Advance Organizer pada Materi Larutan

Penyangga”, Vol.4, No. 1, h. 90

Page 275: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

261

10 P. Rahayu, M. Hidayat, dan H. Pathoni, 2017, “Penerapan

Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di

Kelas X SMAN 13 Muaro Jambi” Jurnal UNJA, h.4

11 P. Rahayu, M. Hidayat, dan H. Pathoni, 2017, “Penerapan

Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di

Kelas X SMAN 13 Muaro Jambi” Artikel Ilmiah, h.4

12 Mas‟ad, M. Nizar, Agus M. P, 2016, “Pengaruh Metode

Pembelajaran Double Loop Problem Solving terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Mataram Tahun

Pelajaran 2015-2016”, Vol. 14, No. 2, h. 73

13 Mailen Sari, Syakbaniah, Ermaniati Ramli, “Pengaruh LKS

Berorientasi Pembelajaran Double Loop Problem Solving

(DLPS) Terhadap Kompetensi Fisika Kelas XI SMAN 13

Padang, 2015, Pillar O Physics Education, Vol.5, h.74

14 Siti Nurjanah, Entang Kartika dan Tita Mulyati, 2015,

“Pendekatan Double Loop Problem Solving Terhadap

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”,

Jurnal PGSD ,Vol. 1, No. 1, h.4

15 Siti Nurjanah, Entang Kartika dan Tita Mulyati, 2015,

“Pendekatan Double Loop Problem Solving Terhadap

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”,

Jurnal PGSD ,Vol. 1, No. 1, h.3

16 P. Dwijananti, R. I. Fatmala, B. Astuti, Penerapan Model Double

Loop Problem Solving Menggunakan Detektor Geiger Muller

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif”, Unnes Science

Education JournaI,Vol. 5, No. 3, h.1384

17 Siti Nurjanah, Entang Kartika dan Tita Mulyati, 2015,

“Pendekatan Double Loop Problem Solving Terhadap

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”,

Jurnal PGSD ,Vol. 1, No. 1, h.3

BAB II

1 Olaniyan, Ademola Olatide1, Omosewo, Esther O.1, Nwankwo,

Levi I.2, 2015, Effect of polya problem-solving model on senior

secondary school students’ performance in current electricity,

European Journal of Science and Mathematics Education, Vol.

3, No. 1, h. 98.

2 Fatimah, Ea Yanti S., Marzuki Ahmad, “Efektifitas Penerapan

Pendidikan Matematika Realistik terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMK Negeri 1 Batang

Angkola”, Mathematic Education Journal, Vol.3, No.1, 2020,

h.38

3 George Polya, How to Solve it:New Aspect of Mathematical

Method, (New Jersey: Princeton University Press, 1971), h. 5

Page 276: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

262

4 Radiyatul, Sutarto Hadi, 2014, “Metode Pemecahan Masalah

Menurut Polya Untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa

Dalam Pemecahan Masalah Matematis di Sekolah Menengah

Pertama”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, No.1, h. 55

5 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam

Kurikulum, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), h. 68

6 Siti Nurjanah, Entang Kartika, Tita Mulyati, 2015, “Pendekatan

Double Loop Problem Solving Terhadap Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, Jurnal PGSD

,Vol. 1, No. 1, h.4

7 Lucky Heriyanti Jufri, 2015, “Penerapan Double Loop Problem

Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis

Level 3 Pada Siswa Kelas VIII SMPN 27 Bandung”, Jurnal

Pendidikan Matematika, Vol. 2, Vol. 1, h. 54

8 Pornkasem Kantamara dan Vichita Vathanophas Ractham, 2014,

“Single-Loop vs. Double-Loop Learning: An Obstacle Or A

Success Favtor For Organizational Learning”, International

Journal of Education and Research, Vol. 2, No. 7, h. 57.

9 Sharon Cartwright, 2002, “Double Loop Learning: A Concept

and Proses for Leadership Education”, Journal of Leadership

Education, Vol. 1, h. 68.

10 Satya Gading, Hasan Mahud dan Idam Ragil, 2016, “Penerapan

Model Pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving)

Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengaruh Perubahan

Lingkungan”, Jurnal FKIP UNS, Vol. 4, No. 10, h. 2

11 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam

Kurikulum, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), h. 68

12 Siti Nurjanah, Entang Kartika, Tita Mulyati, 2015, “Pendekatan

Double Loop Problem Solving Terhadap Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, Jurnal PGSD

,Vol. 1, No. 1, h.4

13 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam

Kurikulum, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), h. 69

14 Mas‟ad, M. Nizar, Agus M. P, 2016, “Pengaruh Metode

Pembelajaran Double Loop Problem Solving terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Mataram Tahun

Pelajaran 2015-2016”, Vol. 14, No. 2, h. 74

15 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam

Kurikulum, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), h. 71

Page 277: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

263

16 Paramita Rahayu dan Haerul Pathoni, 2017, “Penerapan Model

Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di Kelas X

SMAN 13 Muaro Jambi”, Artikel Ilmiah, h. 4

17 Adi Afri Anto, R. Wakhid Akhdinirwanto dan Siska Desy

Fatmaryanti, 2013, “Pemanfaatan Model Pembelajaran Problem

Posing Untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Di SMP Negeri 27 Purworejo”, Jurnal Berkala Pendidikan

Fisika, Vol. 2, No. 1, h. 5

18 Firdha Razak, “Hubungan Kemampuan Awal terhadap

Kemampuan Berpikir kritis Matematika pada Siswa Kelas VII

SMP Pesantren IMMIM Putri Minasatene”, Jurnal Mosharafa,

2017, Vol. 6, No. 1 h. 120

19 Anie Dwi Maylani, “Pengaruh Challenge-based Learning

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”, (Tugas

Akhir Skripsi Pendidikan Matematika UIN Jakarta, 2017), h.11

20 Elda Herlina, “Meningkatkan Disposisi Berpikir Kreati

Matematis Melalui Pendekatan APOS”, Jurnal Ilmiah Program

Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 2013, Vol. 2, No.

2, h. 170

21 Renol Afrizon, Ratnawulan dan Ahmad Fauzi, 2012,

“Peningkatan Perilaku Berkarakter Dan Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa Kelas IX MTSN Model Padang Pada Mata

Pelajaran IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based

Instruction”, Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol. 1, No. 1,

h.10

22 Renol Afrizon, Ratnawulan dan Ahmad Fauzi, 2012,

“Peningkatan Perilaku Berkarakter Dan Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa Kelas IX MTSN Model Padang Pada Mata

Pelajaran IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based

Instruction”, Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol. 1, No. 1,

h.10

23 Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, (Jakarta:

Erlangga, 2007), h. 4

24 Rifaatul Mahmuzah, “ Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Problem Posing”,

Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Serambi Mekkah, Vol. 4, No.1, h. 66

25 Robert H. Ennis, 1985, “A Logical Basis for Measuring Critical

Thinking Skills”, Educational Leadership Journal, Vol. 43,

No.2, h. 46

26 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 518

Page 278: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

264

27 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 518

28 Fathiah Alatas dan Ai Nurlela, Termodinamika I, (Jakarta: UIN

PRESS, 2015), h. 17

29 Fathiah Alatas dan Ai Nurlela, Termodinamika I, (Jakarta: UIN

PRESS, 2015), h. 18-19

30 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 518

31 T. L. Lowe, J. F. Rounce, Calculations or A-level Physics,

(Cheltenham: Nelson Thornes Ltd, 2002), h.160

32 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 518

33 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 519

34 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.629

35 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.629

36 T. L. Lowe, J. F. Rounce, Calculations or A-level Physics,

(Cheltenham: Nelson Thornes Ltd, 2002), h.161

37 T. L. Lowe, J. F. Rounce, Calculations or A-level Physics,

(Cheltenham: Nelson Thornes Ltd, 2002), h.161

38 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.630

39 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.530

40 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 522

41 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.635

Page 279: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

265

42 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.634

43 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 522

44 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 522

45 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 522

46 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 522

47 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.635

48 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 521

49 T. L. Lowe, J. F. Rounce, Calculations or A-level Physics,

(Cheltenham: Nelson Thornes Ltd, 2002), h.163

50 Daniel Milton Oman, Robert Milton Oman, How To Solve

Physics Problems, (New York: Mc Graw Hill Education, 2016),

h.193

51 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 521

52 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.636

53 Daniel Milton Oman, Robert Milton Oman, How To Solve

Physics Problems, (New York: Mc Graw Hill Education, 2016),

h.190

54 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 519

55 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.630

56 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.630

Page 280: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

266

57 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 521

58 Daniel Milton Oman, Robert Milton Oman, How To Solve

Physics Problems, (New York: Mc Graw Hill Education, 2016),

h.188

59 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.635

60 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.637

61 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.637-638

62 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.639

63 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 527

64 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 527

65 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 535-536

66 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.652

67 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 527

68 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.655

69 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.655

70 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 529

71 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 529

Page 281: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

267

72 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 531

73 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.564

74 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.563

75 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.665

76 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 532

77 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 533

78 Hugh D. Young, Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid I

Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.659

79 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 533

80 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 534

81 Mailen Sasri, Syakbaniah dan Ermaniati Ramli, 2015, “Pengaruh

LKS Berorientasi Pembelajaran Double Loop Problem Solving

(DLPS) Terhadap Kompetensi Fisika Siswa Kelas XI SMAN 13

PADANG”, Pillar Of Physics Education, Vol. 5, No. 1, h.80

82 Fitri Umiyaroh dan Budi Handoyo, 2017, “The Influence Of

Double Loop Problem Solving Learning Models to Senior High

School Learners Spatial Thinking Ability”, International

Interdisciplinary Journal Of Scholarly Research (IIJSR), Vol. 3,

No. 1, h.34

83 Andi Yurisah Prastika Wulandari, Muh. Tawil, Bunga Dara

Amin, 2015, “Penerapan Pembelajaran Fisika Berbasis Hands

On Activities Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Kelas X MAN 2 Model Makassar”, Jurnal Pendidikan

Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, Vol.3, No. 2,

h.115

84 Paramita Rahayu, M. Hidayat, Haerul Pathoni, 2017, “Penerapan

Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir kritis Siswa Di

Kelas X SMAN 13 Muaro Jambi”, Artikel Imiah, h.11

Page 282: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

268

85 Roliyani, 2016, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Double Loop Problem

Solving”, Jurnal Pena Edukasi, Vol. 33, No. 6, h.565

86 Wahyuni Fajar Arum, 2017, “Pengaruh Model Pembelajaran

Double Loop Problem Solving Dan Problem Posing Pada Materi

Fluida”, Jurnal Teknika STTKD, ol. 4, No. 2, h.50

BAB III

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R &

D, (Bandung: Alfabet, 2016), h.77

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R &

D, (Bandung: Alfabet, 2016), h.79

3 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R & D), (Bandung: Alfabet, 2010), h.389

4 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R & D), (Bandung: Alfabet, 2010), h.389

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik,, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.159

6 Ali Idris Soentoro, Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian

dengan Aplikasi Statistika, (Depok: PT Taramedia Bakti

Persada, 2015), h.79

7 Yuberti dan Antomi Saregar, Pengantar Metodologi Penelitian

Pendidikan Matematika dan Sains, (Bandar Lampung: Anugerah

Utama Raharja, 2017), h.123

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.203

9 Robert H. Ennis, “Logical Basic For Measuring Critical

Thinking Skills”, (Education Leadership, 1985), Vol 4, h. 43

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R &

D, (Bandung: Alfabet, 2016), h.267

11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi

Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) h.64

12 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi

Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) h.72

Page 283: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

269

13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi

Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) h.75

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.239

15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi

Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) h.207

16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi

Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) h.207

17 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi

Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) h.211-213

18 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi

Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) h.218

19 Yuberti dan Antomi Saregar, Pengantar Metodologi Penelitian

Pendidikan Matematika dan Sains, (Bandar Lampung: Anugerah

Utama Raharja, 2017), h.100

20 Nornadiah Mohd Razali dan Yap Bee Wah, “Power

Comparisons of Saphiro-Wilk, Kolmogrof-Smirnov, Lilliefors

and Anderson-Darling Tests”, Journal of Statistical Modeling

and Analytics, 2011, h. 25

21 Yuberti dan Antomi Saregar, Pengantar Metodologi Penelitian

Pendidikan Matematika dan Sains, (Bandar Lampung: Anugerah

Utama Raharja, 2017), h.100

22 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan.

(Bandung: CV Andira, 1998), h.294

23 J.I Gastwirth, Y.R Gel dan W. Miao, “The Impact of Levene‟s

Test of Equality Variences on Statistical Theory and Practice”,

Statistical Sciense, Vol. 24, No. 30, 2009, h. 346

24 Yuberti dan Antomi Saregar, Pengantar Metodologi Penelitian

Pendidikan Matematika dan Sains, (Bandar Lampung: Anugerah

Utama Raharja, 2017), h.101

25 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan.

(Bandung: CV Andira, 1998), h.273-275

26 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan.

(Bandung: CV Andira, 1998), h.315

27 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan.

Page 284: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

270

(Bandung: CV Andira, 1998), h.305-309

28 David E. Meltzer, “The relationship between mathematics

preparation and conceptual learning gains in physics: A possible

„„hidden variable‟‟ in diagnostic pretest scoresThe relationship

between mathematics preparation and conceptual learning gains

in physics: A possible „„hidden variable‟‟ in diagnostic pretest

scores”, 2002, Vol.70, No.12, h.1260

29 Richard R. Hake, “Interactive-engagement versus traditional

methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data

for introductory physics courses”, 1998, Vol.66, No.1, h.65

BAB IV

1 P. Rahayu, M. Hidayat, dan H. Pathoni, 2017, “Penerapan

Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di

Kelas X SMAN 13 Muaro Jambi” Jurnal UNJA, h.11

2 P. Rahayu, M. Hidayat, dan H. Pathoni, 2017, “Penerapan

Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di

Kelas X SMAN 13 Muaro Jambi” Jurnal UNJA, h.4

3 Siti Nurjanah, Entang Kartika dan Tita Mulyati, “Pendekatan

Double Loop Problem Solving Terhadap Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, 2015, Jurnal

PGSD ,Vol. 1, No. 1, h.3

4 Lisa Gueldenzoph Snyder dan Mark J. Snyder, “Teaching

critical thinking and problem solving skills”, 2008, The Journal

off Research in Business Education, Vol. 50, No. 2, h. 90-97

5 Yuliana, Ismail dan Rispawati, “Pengaruh Model Double Loop

Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas X pada Mata Pelajaran PPKn”, 2018, Jurnal Sosial dan

Keberagaman, Vol. 4, No. 13, h. 135

6 Yuliana, Ismail dan Rispawati, “Pengaruh Model Double Loop

Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas X pada Mata Pelajaran PPKn”, 2018, Jurnal Sosial dan

Keberagaman, Vol. 4, No. 13, h.136

7 Siti Nurjanah, Entang Kartika dan Tita Mulyati, “Pendekatan

Double Loop Problem Solving Terhadap Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, 2015, Jurnal

PGSD ,Vol. 1, No. 1, h.3

8 P. Rahayu, M. Hidayat, dan H. Pathoni, 2017, “Penerapan

Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di

Kelas X SMAN 13 Muaro Jambi” Jurnal UNJA, h.4

9 Lisa Gueldenzoph Snyder dan Mark J. Snyder, “Teaching

Page 285: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

271

critical thinking and problem solving skills”, 2008, The Journal

off Research in Business Education, Vol. 50, No. 2, h. 90-97

Tangerang Selatan, 13 Mei 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing

Fathiah Alatas, M.Si

NIP. 19830215 200912 2 008

Page 286: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

272

Lampiran D. 5 Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IKA SHEPTI INDRIANI. Anak pertama

dari dua bersaudara pasangan Khalimi dan

Elly Fajriyah Lahir di Tegal, 22 September

1996. Tempat tinggal di Rumah Dinas

Brimob Blok B No. 9 Kel. Cikeas Udik, Kab.

Bogor, Jawa Barat.

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah di tempuh penulis

diantaranya SDN Jombang 1 lulus pada tahun 2008, SMPN 208 Jakarta lulus pada

tahun 2011, SMAN 105 Jakarta lulus pada tahun 2014. Penulis tercatat sebagai

mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Tadris Fisika melalui jalur ujian mandiri.

Page 287: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52112/1... · iv abstrak ika shepti indriani (11140163000027). pengaruh model

273

Lampiran D. 6 Dokumentasi Penelitian