f2 Kesling Maya
-
Upload
mayasyafiraa -
Category
Documents
-
view
43 -
download
5
Transcript of f2 Kesling Maya
LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYULUHAN TENTANG PENGOLAHAN SUMBER AIR
MENJADI AIR MINUM DI LINGKUNGAN DESA ALUE
PUTROE MANOE KECAMATAN KUTA MAKMUR
Oleh :
Dr. Maya Syafira
Pendamping :
Dr. Kemalasari
PROGRAM DOKTER INTERNSHIP
WAHANA KABUPATEN ACEH UTARA
PUSKESMAS KUTA MAKMUR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah zat yang sangat penting bagi kehidupan semua makhluk yang berada di
bumi. Sekitar 71 persen bumi mengandung air dan tubuh kita sendiri juga mengandung
air sekitar 80 persen. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air,
untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80 %. Menurut perhitungan WHO,
di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari.
Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan
air 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting
adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu untuk keperluan minum, air harus
mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya
tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi
persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.
Air bersih menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji mengingat air merupakan
kebutuhan pokok yang selalu dikonsumsi oleh masyarakat dan dapat berpengaruh besar
pada kelancaran aktivitas masyarakat tersebut. Keterbatasan penyediaan air bersih
masyarakat yang berkualitas dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat, produktifitas
ekonomi dan kualitas kehidupan masyarakat secarakeseluruhan.
1.2 Tujuan
Petugas :
Peningkatan kinerja petugas Puskesmas dalam bidang kesehatan
lingkungan yang berhubungan dengan pengolahan air minum di wilayah
kerja Puskesmas Kuta Makmur.
Masyarakat :
Untuk meningkatkan derajat hidup sehat setiap warga di wilayah kerja
Puskesmas Kuta Makmur
1
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara
pengolahan sumber air menjadi air minum dalam kegiatan sehari-hari.
Untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah lingkungan.
Pemerintahan Daerah:
Untuk menurunkan angka kesakitan dan mengurangi risiko terjangkitnya
penyakit yang berhubungan dengan penggunaan air yang tidak sehat.
Meningkatkan cakupan lingkungan sehat untuk menjamin keadaan
sehat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Menurut Suripin (2002), yang dimaksud air bersih yaitu air yang aman (sehat)
dan baik untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1405/Menkes/Sk/XI/2002, bahwa air bersih adalah air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum
apabila dimasak. Dan menurut Kondoatie (2003), mengatakan bawah air bersih
adalah air yang kita pakai sehari-hari untuk keperluan mencuci, mandi, memasak
dan dapat diminum setelah dimasak.
2.2 Syarat Air Bersih
Kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan yaitu:
1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa, suhu antara 10o C– 25o C (sejuk).
2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun,
tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
Jenis Bahan
Kadar yang Dibenarkan (mg/liter)
Fluor (F) 1-1,5Chlor (Cl) 250Arsen (As) 0,05Tembaga (Cu) 1,0Besi (Fe) 0,3Zat organic 10Ph (keasaman) 6,5-9,0CO2 0
3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri,
kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005). Untuk mengetahui
3
apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa
sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang
dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
2.3 Sumber Air
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber
air ini, sebagai berikut :
1. Air Hujan : Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi
air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat dijadikan
air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air Sungai dan Danau : Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air
danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam
sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan.
Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh
berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah
terlebih dahulu.
3. Mata Air : Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul
secara alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini bila belum tercemar oleh
kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum
yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut
direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air Sumur Dangkal : Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air
tanah. Air ini berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya
lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain
berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari
permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena
kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu
direbus dahulu sebelum diminum.
5. Air Sumur Dalam : Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah.
Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu
4
sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air
minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang
berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat
dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh
kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air
atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan
agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
2.4 Pengolahan air minum
Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya
tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi
persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Ada beberapa
cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut :
1. Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air yang
diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan
sebagainya. Didalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di
tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air
dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel
yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan
pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi
tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat
dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang
berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya
tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh
bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor).
5
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak,
menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan
derajat keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air.
Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk
kebutuhan rumah tangga.
Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan
menjadi 2 yakni :
1) Pengolahan Air Minum untuk Umum
a. Penampungan Air Hujan
Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun
berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau
tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur
pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-
bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan.
Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk
umum.
Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut
secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga
untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut.
b. Pengolahan Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar
yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I
tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian
air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini
baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu.
Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih
dahulu.
c. Pengolahan Mata Air
6
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan
melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air
tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau
penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi
tersebut.
d. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga
1. Air Sumur
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi
persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal,
disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang
lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu
adanya syarat-syarat sebagai berikut :
Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk
ke dalamnya.
Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok,
agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk mengurangi
kekeruhan.Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan
suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat
(tawas). Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan
menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
2. Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan
air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya
masing-masing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi
masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi
keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar
mempunyai tandon (storage) untuk musim kemarau.
7
BAB III
PERMASALAHAN
Kunjungan tentang kesehatan lingkungan mengenai pengolahan air minum di
rencanakan di rumah-rumah warga desa Alue Putroe Manoe yang berada dalam
wilayah kerja Puskesmas Kuta Makmur dan diikuti oleh ± 20 warga pada hari Rabu
tanggal 22 Januari 2014.
Dari kunjungan ke rumah warga didapatkan :
1. Kurangnya pengetahuan mengenai pengolahan sumber air menjadi air
minum
2. Akses sumber air bersih yang masih jauh dari rumah penduduk
3. Sumber-sumber air minum tidak terlindung sehingga air tersebut kurang
memenuhi persyaratan kesehatan
4. Aktifitas MCK masih banyak dilakukan di sungai sehingga sumber air
tercemar
8
BAB IV
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Untuk masyarakat :
Melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga dengan menilai air yang
digunakan untuk sehari-hari
Memberikan informasi mengenai pengolahan air minum
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya menggunakan air bersih.
Memberikan motivasi agar bisa mengunakan air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari.
Untuk puskesmas atau petugas kesling :
Meningkatkan kunjungan ke rumah-rumah warga agar mengetahui
masyarakat yang ketidaktersediaanya air bersih
Mengadakan pengelolaan air bersih untuk masyarakat agar masyarakat bisa
mengakses air bersih.
9
BAB V
PELAKSANAAN
Kegiatan yang telah dilaksanakan:
Kegiatan Pelaksanaan
Penyuluhan tentang pengolahan sumber
air menjadi air minum
Memberikan penyuluhan kepada warga,
dengan materi :
Pengolahan air bersih dengan proses
koagulasi (penggumpalan), filtrasi
(penyaringan), dan desinfeksi
(penyuci hama)
Syarat-syarat air rumah tangga yaitu
mencakup syarat kualitas dan
kuantitas
10
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring dan Evaluasi
Tanggal Monitoring Tanggal Evaluasi
22/01/2014 Diadakan sesi tanya jawab
dan diskusi seputar
sumber air, air bersih serta
pengolahan air minum
13/02/2014 Masyarakat telah
mengetahui tentang
pentingnya pemakaian
air bersih
Masyarakat mengerti
mengolah sumber air
menjadi air minum
2. Kesimpulan
Untuk mencegah meningkatnya permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan
karena sanitasi lingkungan yang kurang bersih, penggunaan air bersih sangatlah
dibutuhkan. Pengolahan air minum diharapkan bisa digunakan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Setelah kegiatan ini usai di harapkan masyarakat dapat memahami dan
mengetahui tentang pentingnya pengunaan air bersih untuk air minum dan
kebutuhan sehari-hari lainnya sehingga dapat menurunkan angka prevalensi dan
angka kesakitan penyakit yang disebabkan oleh air yang tidak bersih.
3. Saran
3.1 Masyarakat:
Mengembangkan sanitasi lingkungan yang baik agar menjaga
kebersihan sumber air bersih.
Mendukung program-program kesehatan lingkungan dalam upaya
pengeloaan sumber air bersih di lingkungan masyarakat.
11
3.2 Puskesmas:
Memonitoring sanitasi lingkungan masyarakat khususnya sumber air
bersih yang tersedia di rumah-rumah warga.
Mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan
kesehatan lingkungan.
3.3 Dinas Kesehatan (Dinkes):
Melakukan evaluasi serta pengadaan perlengkapan yang bisa digunakan
masyarakat untuk mengelola sumber air bersih menjadi air minum.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kondoatie, Robert J dan Sjarief, Roestam. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Linsley, K Ray.dkk.1991.Teknik Sumber Daya Air Jilid 1. Jakarta. Penerbit:
Erlangga.
Mungkasa, Osmar. 2006. Pembangunan Air Minum dan Pembangunan. Jurnal
Percik, Edisi Oktober 2006, hal.18-20.
Suriawiria, Unus. 2005. Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat.
Bandung. Penerbit: ALUMNI.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Sutrisno, Totok C, Eni Suciastuti. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
13