Evidence Based Practise
-
Upload
roselii-firda-ratma-pratiwi -
Category
Documents
-
view
899 -
download
78
Transcript of Evidence Based Practise
Mengapa riset penting untuk EBP
GambaranMengidentifikasi dan memahami fenomena dan hubungan antar fenomena.
PenjelasanMengklarifikasi hubungan antar fenomena dan mengidentifikasi alasan mengapa peristiwa tertentu terjadi.
PrediksiMemperkirakan outcome yang spesifik pada situasi tertentu.
KontrolJika outcome suatu situasi bisa diprediksi, langkah selanjutnya adalah mengontrol atau memanipulasi situasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Hambatan dalam EBP
Terbagi 3 yaitu:
1. Hambatan dari perawat* pengetahuan riset tidak adekuat.* rendahnya perhatian terhadap riset.* minat yang kurang terhadap riset.* role model yang kurang.* gagal dalam penggunaan riset pada
peran klinikal dan manajerial.* kurang penguatan dan percaya diri.
Con’t2. Hambatan dari riset
* kurang fokus pada masalah klinik.* komunikasi temuan tidak adekuat.* hasil riset tidak dipublikasi.* desiminasi tidak aplikatif untuk klinik.
3. Hambatan dari organisasi atau institusi* manajemen yang tidak ingin berubah.* perawat tidak diijinkan untuk
menggunakan hasil penelitian.* beban kerja perawat yang terlalu banyak.* tidak mempunyai wewenang untuk
mengimplementasikan hasil riset.* dukungan dan kerjasama yang kurang seperti
perawat senior, dokter, tenaga kesehatan lain.
Peran perawat pada riset keperawatan
• Diploma: Membantu identifikasi masalah, membantu pengumpulan data, menggunakan hasil riset di lapangan dengan pengawasan.
• Sarjana: Mengkritisi penemuan riset, menggunakan hasil riset di lapangan.
… con’t• Master: Berkolaborasi di proyek
penelitian, menyediakan keahlian klinik untuk research
• Doktor: Mengembangkan ilmu dan teori keperawatan melalui riset, melakukan riset yang didanai secara mandiri.
• Postdoc: Mengembangkan dan mengkoordinir program riset yang didanai
Sumber ilmu di keperawatan
• Traditions• Authority• Borrowing• Trial and Error• Personal experience• Role modelling• Intuition• Reasoning
Perolehan ilmu melalui riset
keperawatanPenelitian quantitatif: proses yang
sistematis, objektif dan formal dimana data numerik digunakan untuk mendapatkan informasi.Jenisnya:- penelitian deskriptif- penelitian korelasi- penelitian quasi-eksperimental- penelitian eksperimental
Evidence-Based Nursing Practice (EBNP)
• Adalah integrasi hasil-hasil penelitian terbaru dengan subyek pasien dalam membuat asuhan keperawatan .
• EBNP merupakan hasil-hasil penelitian terbaru yang merupakan integrasi antara pengalaman klinik, pengetahuan patofisiologi dan keputusan terhadap kesehatan pasien.
• Atau • merupakan integrasi keadaan untuk menentukan
asuhan keperewatan.
• Dengan melihat pada penelitian-penelitian praktek keperawatan dan literatur-literatur (individual atau group), sehingga dapat membantu perawat membuat asuhan keperawatan.
• Selama ini jenis penelitian terbaik adalah :– Randomised nursing care trials. – Meta-analysis.
• Bukti-bukti klinik biasanya ditulis dalam suatu journal dan dokumen-dokumen, sehingga memudahkan seorang perawat untuk memanfaatkanya.
• Menggunakan tehnik EBNP berskala besar dengan pengelompokan pada masalah yang sama dapat digunakan untuk pembuatan suatu “ practice guidelines” atau konsensus.
• Manfaat “practice guideline” oleh para perawat digunakan untuk menentukan :– Asuhan terutama intervensi keperawatan
EBNP • Merupakan bukti penelitian terbaru
– untuk memutuskan tentang penatalaksaan pasien-pasien secara individu.
– untuk memperbaiki dan mengevaluasi perawatan pada pasien.
• Digunakan sebagai” gold standart/ standar baku/standar emas “ untuk praktisi klinik keperawatan dan guideline asuhan keperawatan.
Sumber EBNP
• Sistematic reviews dari literatur keperawatan.
• Large Randomised controlled trials ( efikasi asuhan)
• Large prospective studies (pemantauan waktu). Bukti penelitian asuhan keperawatan.
Klasifikasi EBNP
• 1. Evidence-Base guideline.– EBM praktis pada tingkat organisasi atau
institusi dalam bentuk guideline, pedoman, dan aturan
• 2.Evidence-Base individual decision making.– EBM praktis pada individual.
Manfaat EBNP
• Practice guideline atau Evidence-base asuhan guidelines.
1. Membantu menurunkan mortalitas atau kematian pasien.
2. Memperbaiki derajat kesehatan dan perawatan.
3. Mengevaluasi dan merencanakan asuhan.4. Memilih pola hidup dan perawatan kesehatan
terbaik.
Kualifikasi EBM Klinik
1. U.S. Preventive Services Task Force
2. U. K. National Health Service (level of evidence [LOE])
1 .U.S. Preventive Services Task Force
• Level I:– Designed randomized controlled trial.
• Level II-1:– Designed controllled trial tanpa random
• Level II-2:– Studi cohort atau case-control analytic.
• Level II-3:– Multiple time series dengan atau tanpa intervensi.
• Level III:– Pendapat ahli, penelitian klinik dasar, studi descriptive atau
laporan kasus.
Kategori dari rekomendasi( US. Preventive Services Task Force)
• Level A:– Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik lebih baik
dengan resiko sedikit.• Level B:
– Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik sedikit lebih baik dengan resiko sedikit
• Level C:– Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik sedikit, dimana
perbandingan antara manfaat dan resiko sama.• Level D:
– Suatu penelitian yang memberikan resiko klinik lebih berat.• Level I:
– Suatu penelitian yang tidak mempunyai bukti cukup, kualitas jelek atau banyak pertentangan.
2. UK National Health Service ( level of evidence [LOE])
• Pembagaian berdasarkan pendekatan prevention, diagnosis, intervensi.
• Level A: – Consistent Randomised Controlled Clinical Trial,
Cohort study, keputusan klinik berdasarkan validitas pada populasi yang berbeda.
• Level B:– Consistent Retrospective Cohort,Explonatory Cohort,
Ecological Study,,Outcomes Research, Case-control Study, atau extrapolasi dari studi level A.
• Level C:– Case-series Study atau extrapolasi dari studi level B
• Level D:– Opini tanpa critical appraisal atau berdasarkan
patophysiologi.
Jenis-jenis metode penelitian• Meta Analysis
– Evaluasi implementasi, efektifitas dan rencana penelitian baru.
• Systemic overview– Topik klinik dan untuk mejawab pertanyaan yang
spesifik.• Randomized Controlled Clinical Trial/Controlled
Clinical Trial– Diagnostik, implementasi dan efektifitas
profilaksi. • Cohort Study (Penelitian prospektif)
– resiko, etiologi dan prevensi.• Case-control Study (Penelitian retrospektif)
– resiko, etiologi dan prevensi• Cross-Sectional Study• Review
Meta-analisis atau sistemik overview
• Digunakan untuk informasi asuhan bila tidak ada penelitian RCT dalam jumlah besar.
• Meningkatkan kekuatan (akibat intervensi ) secara statistik bila dibandingkan dengan penelitian RCT dalam jumlah kecil.
• Meningkatkan presisi bila dibandingkan dengan beberapa penelitian RCT.
• Bisa memperkirakan efek asuhan.
Randomized controlled trial/RCT
• Bila dilakukan dalam jumlah besar, menjadi sumber yang paling baik untuk memperkirakan manfaat dan kerugian dari hasil penelitian.
• Kesempatan yang sama diantara kelompok penelitian.
• Bisa meninimalkan bias (kesalahan)• Metode doubel-blind RCT merupakan gold
standar untuk mengetahui efek asuhan atau intervensi.
Apa sebenarnya arti Uji Klinik atau clinical trial ?• Istilah uji klnik merupakan aplikasi dari semua jenis
eksperimental yang direncanakan dengan mengikutsertakan pasien dan dirancang untuk mendapatkan asuhan pasien yang sesuai dimasa mendatang dengan kondisi tertentu ( Pocock, 1984).
• Ciri khas dari uji klinik adalah hasil-hasil berdasarkan jumlah sampel yang terbatas – Untuk mendapatkan kesimpulan mengenai bagaimana asuhan
dapat digunakan – Dapat digunakan untuk asuhan pada masa yang akan datang.
• .
• Berdasarkan “Uji klinik” yang baik dan mengikuti prinsip-prinsip eksperimental ilmiah merupakan satu-satunya dasar yang dapat dipercaya untuk dapat menilai efisiensi dan keamanan dari asuhan yang baru
• Uji klinik merupakan jenis khusus dari studi kohort yang kondisi studinya selektif, diintervensi yang bertujuan untuk membandingkan suatu intervensi dengan intervensi standart.
• Ada 2 pertanyaan yang dijawab dalam uji klinis yaitu :
1. Dapatkah bekerja pada keadaan ideal ? – Efikasi adalah lebih memberikan manfaat dari
pada kerugian dalam kondisi edeal
2. Apakah intervensi dapat dilakukan pada tatanan biasa ?
– Efektif adalah lebih memberikan manfaat dari pada kerugian dalam kondisi sebagaimana adanya
• Bagaimana menentukan suatu rencana asuhan ? – Sebaiknya mengacu pada
• Teori yang sesuai logika
• Hasil uji secara eksperimental.
• Bagaimana para prkatisi untuk menentukan intervensi ?– Berdasarkan pengalaman pribadi.
– Berdasarkan pengalaman yang didapat baik secara tertulis (tulisan ilmiah) maupun lisan dari sejawat.
Struktur Uji kinik dalam bentuk sederhana yaitu:
• Pertama : – pasien diseleksi dari jumlah sampel yang lebih besar
dengan kondisi yang sama.
• Kedua :– Dibagi menjadi 2 kelompok (dengan prognosis yang
sebanding ):• Kelompok eksperimen (intervensi baru) yang diperkirakan
bermanfaat.• Kelompok kontrol (intervensi lama).
• Paparan klinik selanjutnya diamati dan setiap perbedaan dalam keluaran dihubungkan dengan intervensi.
Struktur Uji Klinik
Populasi pasien dgn kondisi
Sampel
Intervensi eksperimen
Intervensi pembanding (kontrol)
Alokasi
Sembuh
Tidak sembuh
Sembuh
Tidak sembuh
• Studi pada binatang tidak dimasukan dalam uji klinik.
• Yang termasuk uji klinik adalah– Percobaan pada manusia sukarelawan sehat – Uji lapangan dari vaksin. (Medis)– Uji pencegahan unutk subyek dengan gejala
progejala.– Uji kelompok pasien.
Tahapan eksperimen dalam Uji Obat (drug trial):
• 1.Uji Tahap I – Uji toksisitas dan farmakologi klinik– Terhadap sukarelawan.
• 2 Uji Tahap II– Uji efek pengobatan (efektifitas dan keamanan).– Terhadap pasien terbatas antara 100-200 pasien.
• 3 Uji Tahap III.– Uji evaluasi terapi dalam skala penuh.– Membandingkan obat yang baru dengan obat standart.– Disebut “Uji klinik” atau “studi komparatif.”
• 4 Uji Tahap IV.– Surveilan pasca pasar atau post marketing.– Dilihat efek samping obat, mortalitas dan morbiditas
dalam skala besar.
Tahapan eksperimen dalam Uji
• Uji Tahap I– Uji efek implementasi (efektifitas dan keamanan).– Terhadap pasien terbatas antara 100-200 pasien.
• Uji Tahap II.– Uji evaluasi implementasi dalam skala penuh.– Membandingkan implementasi yang baru dengan
implementasi standart.– Disebut “Uji klinik” atau “studi komparatif.”
• Uji Tahap III.– Surveilan pasca pasar atau post marketing.– Dilihat efek samping, mortalitas dan morbiditas
dalam skala besar.
Kesimpulan• asuhan diberikan apabila seorang perawat sudah
mempunyai kejelasan tentang tujuan asuhan.• Asuhan diberikan berdasarkan hasil-hasil uji
klinis dengan prinsip EBMP.• Dalam membaca journal asuhan sebaiknya dipilih
journal dengan metode Randomised clinical trials atau Meta-analysis.
Kepustakaan.
• Greenberg,et al, 2001 . Medical Epidemiology. Edisi 3 Lange Medical Books/ MCGraw-Hill.Toronto
• Gerstein H.C and Haynes RB. 2001 Evidence-based diabetes care. BC decker Inc London.
• http://en.Wikipedia.org/wiki/Evidence-based_medicine• Soeparto ,dkk. 1998 Epidemiologi Klinis .Gramik FK
UNAIR.• Tierney et al. 2005.Current medical Diagnosis & treatment .
MacGraw-Hill Toronto.