Evidence Based Practise

37
Evidence-Based Nursing Practice (EBNP)

Transcript of Evidence Based Practise

Evidence-Based Nursing Practice (EBNP)

Mengapa riset penting untuk EBP

GambaranMengidentifikasi dan memahami fenomena dan hubungan antar fenomena.

PenjelasanMengklarifikasi hubungan antar fenomena dan mengidentifikasi alasan mengapa peristiwa tertentu terjadi.

PrediksiMemperkirakan outcome yang spesifik pada situasi tertentu.

KontrolJika outcome suatu situasi bisa diprediksi, langkah selanjutnya adalah mengontrol atau memanipulasi situasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Hambatan dalam EBP

Terbagi 3 yaitu:

1. Hambatan dari perawat* pengetahuan riset tidak adekuat.* rendahnya perhatian terhadap riset.* minat yang kurang terhadap riset.* role model yang kurang.* gagal dalam penggunaan riset pada

peran klinikal dan manajerial.* kurang penguatan dan percaya diri.

Con’t2. Hambatan dari riset

* kurang fokus pada masalah klinik.* komunikasi temuan tidak adekuat.* hasil riset tidak dipublikasi.* desiminasi tidak aplikatif untuk klinik.

3. Hambatan dari organisasi atau institusi* manajemen yang tidak ingin berubah.* perawat tidak diijinkan untuk

menggunakan hasil penelitian.* beban kerja perawat yang terlalu banyak.* tidak mempunyai wewenang untuk

mengimplementasikan hasil riset.* dukungan dan kerjasama yang kurang seperti

perawat senior, dokter, tenaga kesehatan lain.

Peran perawat pada riset keperawatan

• Diploma: Membantu identifikasi masalah, membantu pengumpulan data, menggunakan hasil riset di lapangan dengan pengawasan.

• Sarjana: Mengkritisi penemuan riset, menggunakan hasil riset di lapangan.

… con’t• Master: Berkolaborasi di proyek

penelitian, menyediakan keahlian klinik untuk research

• Doktor: Mengembangkan ilmu dan teori keperawatan melalui riset, melakukan riset yang didanai secara mandiri.

• Postdoc: Mengembangkan dan mengkoordinir program riset yang didanai

Sumber ilmu di keperawatan

• Traditions• Authority• Borrowing• Trial and Error• Personal experience• Role modelling• Intuition• Reasoning

Perolehan ilmu melalui riset

keperawatanPenelitian quantitatif: proses yang

sistematis, objektif dan formal dimana data numerik digunakan untuk mendapatkan informasi.Jenisnya:- penelitian deskriptif- penelitian korelasi- penelitian quasi-eksperimental- penelitian eksperimental

Evidence-Based Nursing Practice (EBNP)

• Adalah integrasi hasil-hasil penelitian terbaru dengan subyek pasien dalam membuat asuhan keperawatan .

• EBNP merupakan hasil-hasil penelitian terbaru yang merupakan integrasi antara pengalaman klinik, pengetahuan patofisiologi dan keputusan terhadap kesehatan pasien.

• Atau • merupakan integrasi keadaan untuk menentukan

asuhan keperewatan.

• Dengan melihat pada penelitian-penelitian praktek keperawatan dan literatur-literatur (individual atau group), sehingga dapat membantu perawat membuat asuhan keperawatan.

• Selama ini jenis penelitian terbaik adalah :– Randomised nursing care trials. – Meta-analysis.

• Bukti-bukti klinik biasanya ditulis dalam suatu journal dan dokumen-dokumen, sehingga memudahkan seorang perawat untuk memanfaatkanya.

• Menggunakan tehnik EBNP berskala besar dengan pengelompokan pada masalah yang sama dapat digunakan untuk pembuatan suatu “ practice guidelines” atau konsensus.

• Manfaat “practice guideline” oleh para perawat digunakan untuk menentukan :– Asuhan terutama intervensi keperawatan

EBNP • Merupakan bukti penelitian terbaru

– untuk memutuskan tentang penatalaksaan pasien-pasien secara individu.

– untuk memperbaiki dan mengevaluasi perawatan pada pasien.

• Digunakan sebagai” gold standart/ standar baku/standar emas “ untuk praktisi klinik keperawatan dan guideline asuhan keperawatan.

Sumber EBNP

• Sistematic reviews dari literatur keperawatan.

• Large Randomised controlled trials ( efikasi asuhan)

• Large prospective studies (pemantauan waktu). Bukti penelitian asuhan keperawatan.

Klasifikasi EBNP

• 1. Evidence-Base guideline.– EBM praktis pada tingkat organisasi atau

institusi dalam bentuk guideline, pedoman, dan aturan

• 2.Evidence-Base individual decision making.– EBM praktis pada individual.

Manfaat EBNP

• Practice guideline atau Evidence-base asuhan guidelines.

1. Membantu menurunkan mortalitas atau kematian pasien.

2. Memperbaiki derajat kesehatan dan perawatan.

3. Mengevaluasi dan merencanakan asuhan.4. Memilih pola hidup dan perawatan kesehatan

terbaik.

Contoh EBMP – tata kelola nyeri pada pasien kangker

yang selama ini masih saja terjadi nyeri

Kualifikasi EBM Klinik

1. U.S. Preventive Services Task Force

2. U. K. National Health Service (level of evidence [LOE])

1 .U.S. Preventive Services Task Force

• Level I:– Designed randomized controlled trial.

• Level II-1:– Designed controllled trial tanpa random

• Level II-2:– Studi cohort atau case-control analytic.

• Level II-3:– Multiple time series dengan atau tanpa intervensi.

• Level III:– Pendapat ahli, penelitian klinik dasar, studi descriptive atau

laporan kasus.

Kategori dari rekomendasi( US. Preventive Services Task Force)

• Level A:– Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik lebih baik

dengan resiko sedikit.• Level B:

– Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik sedikit lebih baik dengan resiko sedikit

• Level C:– Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik sedikit, dimana

perbandingan antara manfaat dan resiko sama.• Level D:

– Suatu penelitian yang memberikan resiko klinik lebih berat.• Level I:

– Suatu penelitian yang tidak mempunyai bukti cukup, kualitas jelek atau banyak pertentangan.

2. UK National Health Service ( level of evidence [LOE])

• Pembagaian berdasarkan pendekatan prevention, diagnosis, intervensi.

• Level A: – Consistent Randomised Controlled Clinical Trial,

Cohort study, keputusan klinik berdasarkan validitas pada populasi yang berbeda.

• Level B:– Consistent Retrospective Cohort,Explonatory Cohort,

Ecological Study,,Outcomes Research, Case-control Study, atau extrapolasi dari studi level A.

• Level C:– Case-series Study atau extrapolasi dari studi level B

• Level D:– Opini tanpa critical appraisal atau berdasarkan

patophysiologi.

Jenis-jenis metode penelitian• Meta Analysis

– Evaluasi implementasi, efektifitas dan rencana penelitian baru.

• Systemic overview– Topik klinik dan untuk mejawab pertanyaan yang

spesifik.• Randomized Controlled Clinical Trial/Controlled

Clinical Trial– Diagnostik, implementasi dan efektifitas

profilaksi. • Cohort Study (Penelitian prospektif)

– resiko, etiologi dan prevensi.• Case-control Study (Penelitian retrospektif)

– resiko, etiologi dan prevensi• Cross-Sectional Study• Review

Meta-analisis atau sistemik overview

• Digunakan untuk informasi asuhan bila tidak ada penelitian RCT dalam jumlah besar.

• Meningkatkan kekuatan (akibat intervensi ) secara statistik bila dibandingkan dengan penelitian RCT dalam jumlah kecil.

• Meningkatkan presisi bila dibandingkan dengan beberapa penelitian RCT.

• Bisa memperkirakan efek asuhan.

Randomized controlled trial/RCT

• Bila dilakukan dalam jumlah besar, menjadi sumber yang paling baik untuk memperkirakan manfaat dan kerugian dari hasil penelitian.

• Kesempatan yang sama diantara kelompok penelitian.

• Bisa meninimalkan bias (kesalahan)• Metode doubel-blind RCT merupakan gold

standar untuk mengetahui efek asuhan atau intervensi.

Apa sebenarnya arti Uji Klinik atau clinical trial ?• Istilah uji klnik merupakan aplikasi dari semua jenis

eksperimental yang direncanakan dengan mengikutsertakan pasien dan dirancang untuk mendapatkan asuhan pasien yang sesuai dimasa mendatang dengan kondisi tertentu ( Pocock, 1984).

• Ciri khas dari uji klinik adalah hasil-hasil berdasarkan jumlah sampel yang terbatas – Untuk mendapatkan kesimpulan mengenai bagaimana asuhan

dapat digunakan – Dapat digunakan untuk asuhan pada masa yang akan datang.

• .

• Berdasarkan “Uji klinik” yang baik dan mengikuti prinsip-prinsip eksperimental ilmiah merupakan satu-satunya dasar yang dapat dipercaya untuk dapat menilai efisiensi dan keamanan dari asuhan yang baru

• Uji klinik merupakan jenis khusus dari studi kohort yang kondisi studinya selektif, diintervensi yang bertujuan untuk membandingkan suatu intervensi dengan intervensi standart.

• Ada 2 pertanyaan yang dijawab dalam uji klinis yaitu :

1. Dapatkah bekerja pada keadaan ideal ? – Efikasi adalah lebih memberikan manfaat dari

pada kerugian dalam kondisi edeal

2. Apakah intervensi dapat dilakukan pada tatanan biasa ?

– Efektif adalah lebih memberikan manfaat dari pada kerugian dalam kondisi sebagaimana adanya

• Bagaimana menentukan suatu rencana asuhan ? – Sebaiknya mengacu pada

• Teori yang sesuai logika

• Hasil uji secara eksperimental.

• Bagaimana para prkatisi untuk menentukan intervensi ?– Berdasarkan pengalaman pribadi.

– Berdasarkan pengalaman yang didapat baik secara tertulis (tulisan ilmiah) maupun lisan dari sejawat.

Struktur Uji kinik dalam bentuk sederhana yaitu:

• Pertama : – pasien diseleksi dari jumlah sampel yang lebih besar

dengan kondisi yang sama.

• Kedua :– Dibagi menjadi 2 kelompok (dengan prognosis yang

sebanding ):• Kelompok eksperimen (intervensi baru) yang diperkirakan

bermanfaat.• Kelompok kontrol (intervensi lama).

• Paparan klinik selanjutnya diamati dan setiap perbedaan dalam keluaran dihubungkan dengan intervensi.

Struktur Uji Klinik

Populasi pasien dgn kondisi

Sampel

Intervensi eksperimen

Intervensi pembanding (kontrol)

Alokasi

Sembuh

Tidak sembuh

Sembuh

Tidak sembuh

• Studi pada binatang tidak dimasukan dalam uji klinik.

• Yang termasuk uji klinik adalah– Percobaan pada manusia sukarelawan sehat – Uji lapangan dari vaksin. (Medis)– Uji pencegahan unutk subyek dengan gejala

progejala.– Uji kelompok pasien.

Tahapan eksperimen dalam Uji Obat (drug trial):

• 1.Uji Tahap I – Uji toksisitas dan farmakologi klinik– Terhadap sukarelawan.

• 2 Uji Tahap II– Uji efek pengobatan (efektifitas dan keamanan).– Terhadap pasien terbatas antara 100-200 pasien.

• 3 Uji Tahap III.– Uji evaluasi terapi dalam skala penuh.– Membandingkan obat yang baru dengan obat standart.– Disebut “Uji klinik” atau “studi komparatif.”

• 4 Uji Tahap IV.– Surveilan pasca pasar atau post marketing.– Dilihat efek samping obat, mortalitas dan morbiditas

dalam skala besar.

Tahapan eksperimen dalam Uji

• Uji Tahap I– Uji efek implementasi (efektifitas dan keamanan).– Terhadap pasien terbatas antara 100-200 pasien.

• Uji Tahap II.– Uji evaluasi implementasi dalam skala penuh.– Membandingkan implementasi yang baru dengan

implementasi standart.– Disebut “Uji klinik” atau “studi komparatif.”

• Uji Tahap III.– Surveilan pasca pasar atau post marketing.– Dilihat efek samping, mortalitas dan morbiditas

dalam skala besar.

Kesimpulan• asuhan diberikan apabila seorang perawat sudah

mempunyai kejelasan tentang tujuan asuhan.• Asuhan diberikan berdasarkan hasil-hasil uji

klinis dengan prinsip EBMP.• Dalam membaca journal asuhan sebaiknya dipilih

journal dengan metode Randomised clinical trials atau Meta-analysis.

Kepustakaan.

• Greenberg,et al, 2001 . Medical Epidemiology. Edisi 3 Lange Medical Books/ MCGraw-Hill.Toronto

• Gerstein H.C and Haynes RB. 2001 Evidence-based diabetes care. BC decker Inc London.

• http://en.Wikipedia.org/wiki/Evidence-based_medicine• Soeparto ,dkk. 1998 Epidemiologi Klinis .Gramik FK

UNAIR.• Tierney et al. 2005.Current medical Diagnosis & treatment .

MacGraw-Hill Toronto.