Etiologi Penyakit Periodontal

download Etiologi Penyakit Periodontal

of 132

description

Etiologi Penyakit Periodontal

Transcript of Etiologi Penyakit Periodontal

  • ETIOLOGI

    PENYAKIT GINGIVA

    &

    PERIODONTAL

  • PENGERTIAN

    Etiologi penyakit gingiva dan periodontal

    Semua faktor atau ajen yang dengan sesuatu cara menyebabkan, memodifikasi atau berperan serta dalam terjadinya perusakan pada periodonsium.

    Konsep etiologi perlu dipahami o. k konsep pencegahan & perawatan

    ptal tergantung pd pemahaman thd antara faktor etiologi & patogenesik

    penyakit ptal.

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

  • KLASIFIKASI & INTERAKSI ANTARA

    FAKTOR-FAKTOR ETIOLOGI

    a. Faktor etiologi primer berupa plak dental/plak bakterib. Faktor etiologi sekunder/faktor pendorong yang

    mempengaruhi efek dari faktor etiologi primer

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    I. Berdasarkan Peranannya dalam

    Menimbulkan Penyakit

    a. Faktor etiologi lokal/faktor ekstrinsik - Faktor-faktor yang berada di sekitar periodonsium- Keberadaannya adalah di luar jaringan periodonsium

    b. Faktor sistemik/faktor intrisik- Berkaitan dengan kondisi umum dari pasien- Berada di dalam tubuh pasien

    II. Berdasarkan Keberadaannya

  • KEMUNGKINAN INTERAKSI FAKTOR

    LOKAL & FAKTOR SISTEMIK

    Inflamasi kronis, plak bakteri sebagai faktor lokal merupakan faktor etiologi utamaFaktor-faktor sistemik berperan sekunder dengan jalan memperparah respon periodonsium terhadap iritan lokal, faktor sistemik bukanlah faktor yang memulai terjadinya perubahan pada periodonsium.Namun, faktor sistemik tertentu mis. pemakaian obat-obatan nifedipin dpt berperan primerdgn terjadinya hyperplasia gingiva non inflamasi dan faktor lokal berperan sekunder dengan memperparah hiperplasia apabila telah terjadi inflamasi.

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

  • Inflamasi kronis

    Pengguna obat-obatan tertentu

  • Masalah estetisMasalah oral

    higiene

    Rasa Sakit

    Pembesaran kombinasi

  • FAKTOR-FAKTOR ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA & PERIODONTAL

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    LAK DENTALP

    Ad. deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di r.mulut seperti restorasi lepasan dan cekat.

    Lingkungan biofilm penting artinya o. k bisa merugikan bagi m.organisme dan dpt mempengruhi sifat-sifat bakteri yang ada di sana.

    Misalnya: kerentanan bakteri terhadap bahan antimikrobial bisa menurun oleh karena struktur biofilmnya.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Pembentukan biofilm dimulai dari interaksi bakteri dgn gigi tjd interaksi fisikal & fisiologis antara berbagai spesies dlm massa mikrobial bakteri yg ada dlm biofilm plak yg sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal yg diperantarai pejamu.

    Kesehatan periodonsium merupakan keseimbangan populasi bakteri dgn pejamu tanpa menimbulkan kerusakan yg tidkterperbaiki pd bakteri a pejamu.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    KLASIFIKASI BERDASARKAN LOKASI

    Plak Supragingival

    Berada pada atau koronal dari tepi gingiva

    Plak Subgingival

    Lokasinya apikal dari tepi gingiva, diantara gigi dengan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva

    Secara morfologis

    Plak subgingival yang berkaitan dengan gigi

    (tooth associated)

    Plak subgingival yang berkaitan dengan

    jaringan (tissue associated)

    Dijumpai bakteri yang invasi ke jaringan

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Gambar 1. Gambar

    mengenai hubungan

    antara plak/bakteri

    dengan permukaan gigi

    dan jaringan periodontal

  • 3 TAHAP PEMBENTUKAN PLAK DENTAL

    1. Pembentukan pelikel yang membalut permukaan gigi

    Mekanisme:

    Perm. gigi a restorasi akan dibalut oleh pelikel glukoprotein

    Asal pelikel saliva & cairan sulkular, produk sel bakteri & pejamu, debris.

    Pelikel enamel yg baru tbentuk, komposisi asam aminonya beda dari komposisi saliva pelikel dibentuk o adsorpsi makromolukel sekitar secara selektif.

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

  • Mekanisme yang terlibat: Tekanan Elektrostatis

    Tekanan Van Der Waals

    Tekanan Hidrofobik Permukaan Hidroksiapatit didominasi o grup

    posfat (PO4-) sec. langsung a tdk langsung

    berinteraksi dgn makromolekul saliva & cairan sulkural

    bermuatan listrik (+). Pelikel fungsi sbg penghalang proteksi btindak

    sbg pelumas perm. & mencegah desikasi (pengeringan)

    jaringan. Pelikel substrat kemana bakteri sekitarnya akan

    melekat.

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

  • 2. Kolonisasi awal pada permukaan gigi

    Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel. Bakteri didominasi oleh m.o. fakultatif gram (+) mis. A.

    viscosus & S. sanguis.

    Pengkoloni awal melekat ke pelikel dgn bantuan adhesin, adhesin berinteraksi dgn reseptor pd pelikel dental.

    Contoh: Sel-sel A. Viscous memiliki struktur protein

    fibrous (fimbria) yg menjulur dari perm.sel bakteri. Adhesin tsb bkaitan dgn protein kaya prolin pd plak dental tjadi perlekatan sel bakteri ke perm. gigi dibalut pelikel.

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

  • Massa plak matang bersamaan dgn ptumbuhan bakteri

    Dlm pkembangan tjadi perubahan ekologis biofilm peralihan dari lingkungan aerob dgn spesies bakteri fakultatif gram (+) menjadi

    lingkungan anaerob dan didominasi m.o anaerob

    gram(-).

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

  • 3. Kolonisasi skunder & Matrikulasi plak.

    Pengkoloni sekunder ad. m.o yg tidak turut sbg pengkoloni awal keperm. gigi yang bersih, mis. :

    - P. Intermedia, P. Leoscheii, species capnocytophaga,

    F. Nucleatum, P. Gingivalis

    M.o tsb melekat ke sel bakteri dalam massa plak. Proses perlekatannya berupa interaksi stereo

    chemical spesifik dari molekul protein & karbohidrat yg

    ada pd perm. sel bakteri & interaksi yg kurang spesifik

    yg berasal dari:

    - tekanan hidrofobik- tekanan elektrostatis

    - tekanan vander walls

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

  • Interaksi yg mnimbulkan plekatan bakteri pkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal disebut

    koagregasi terjadi antara F.nucleatum dgn S.sangius, P.leoscheii dgn A.viscous, C. ochracea

    dgn A.viscous.

    Pd stadium akhir pbentukan plak dominan koagregasi spesies gram (-) mis. F. nucleatum dgn P.

    gingivalis.

    E

    T

    I

    O

    L

    O

    G

    I

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    STRUKTUR & SIFAT FISIOLOGIS PLAK DENTAL

    PERMUKAAN YG MENGHADAP KE GIGI PERMUKAAN LUAR MASSA PLAK

    YG MATANG

    - KOKUS GRAM (+)-BAKTERI BATANG -YANG PENDEK

    - BAKTERI BATANG- FILAMEN GRAM - SPIROKHETA

    1. Struktur Plak Supragingiva

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    PLAK YG BERKAITAN DGN/

    MELEKAT KE GIGI

    PLAK YG BERKAITAN

    DGN/MELEKAT KE JARINGAN

    - KOKUS- BATANG - BAKTERI BATANG GRAM(+)

    S.mitis S. sanguis

    A. viscosus A. naeslundii SPESIES

    E.gingivalis

    KOKUS & BAKTERI BATANG

    GRAM (-) BAKTERI BATANG

    BERFLAGELLA SPIROKHETA SEL JARINGAN PEJAMU PORPHYROMONAS PREVOTELLA INTERMEDIA CAPNOCYTOPHAGA OCHRACEA

    2. Struktur Plak Subgingiva

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Peralihan m.org. struktur plak dental dari gram (+) gram (-) sejalan dgn peralihan fisiologis pd perkemb. plak.

    Pengkolonian awal (mis. Streptokoki & actinomyces) mgunakan O2 menurunkan potensi reduksi-oksidasi spesies anaerob mudah tumbuh.

    Spesies gram (+) : Sumber energi gula

    Sumber karbon saliva

    Bakteri dominan pd plak yg matang ad. Anaerob askarolitik

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    INTERAKSI FISIOLOGIS ANTARA BAKTERI DLM PLAK

    - Laktat & format, merupakan produk sampingan dari

    metabolisme streptokokus & actinomyces.

    Suksinat, produk-sampingan mempercepat

    Capnocytophaga ochracea pertumbuhan

    porphyromonas gingivalis

    Prothem, produk-sampingan

    Campylobacter rectus

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    SUMBER NUTRISI YG BERASAL DARI PEJAMU

    Degradasi protein pejamu oleh ensim bakteri,

    dilepasnya amonia yg digunakan bakteri sbg sumber nitrogen.

    Besi dalam bentuk hemin berasal dr phancuran hb pejamu penting bagi metabolisme P. gingivalis.

    Hormon steroid dimanfaatkan oleh P.

    intermedia

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    HUBUNGAN ANTARA MIKROORGANISME PLAK & PENYAKIT PERIODONTAL

    Dikemukakan oleh Loesche (1976)

    Peny. Periodontal berasal dari produk rusak (noxius products) dari seluruh plak yg ada- Plak < produk perusak < dapat

    dinetralisir pejamu- Plak > produk perusak > pertahanan pejamu kalah

    Konsep yg menjadi acuan perawatan klinis, khususnya pengontrolan terhadap plak.

    Konsepnya adalah kontrol terhadap penyakit periodontal tergantung pada pengontrolan jml penumpukan plak dengan jalan perawatan lokal (secara non-bedah maupun bedah)

    1. Hipotesa Plak Non Spesifik

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Hanya bakteri plak tertentu yg patogen dan

    patogenitasnya tergantung pada keberadaan

    atau peningkatan mikroorganisme yg

    spesifik.

    Plak yg mengandung patogen bakteri yg

    spesifik akan menyebabkan peny. Periodontal

    karena organisme tsb memproduksi substansi

    yg memperantarai perusakan jaringan

    periodonsium.

    Pada setiap tipe penyakit berperan 6-12 spesies

    bakteri patogen

    2. Hipotesa Plak

    Spesifik

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    PERBEDAAN UMUM DALAM HAL TIPE MORFOLOGIS

    BAKTERI ANTARA PERIODONSIUM SEHAT DENGAN

    PERIODONSIUM TERINFLAMASI

    Sel kokus

    spirokheta >

    - Dominasi bakteri yg terkultur dr periodonsium Sehat :

    Bakteri & kokus

    fakultatif gram-positif (75%)

    - Gingivitis (44%)

    - Periodontitis (10-13%)

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    PENURUNAN PROPORSI KELOMPOK BAKTERI TSB DISERTAI KENAIKAN PROPORSI BAKTERI BATANG GRAM-NEGATIF

    Periodonsium sehat 13 % Gingivitis 40 % Periodontitis juvenil lokalisata 65 % Periodonsium stadium lanjut 74 %

    KOMPOSISI BAKTERI PADA PERIODONSIUM YG SEHAT

    Spesies fakultatif gram-positif

    anggota streptococcus :

    - strept. Sanguis - A. Viscous

    - strept. Mitis - A. Naeslundii

    Spesies gram negatif :

    - prevotella intermedia - fusobacterium nucleatum

    - Capnocytophaga - neisseria

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Veilonella

    Spirokheta (sedikit)

    Bakteri batang motil

    BAKTERI YANG MENGUNTUNGKAN BAGI PEJAMU

    o Strept. Sanguis

    o Veillonella parvula

    o Capnocytopaga ochracea

    Berfungsi mencegah kolonisasi atau proliferasi mikroorganisme.

    Cth. Strep. Sanguis memproduksi H2O2, yg bisa menghancurkan sel A.

    actinomycetemcomitans

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    KOMPOSISI PD GINGIVITIS KRONIS

    a. Spesies gram-positif 56%b. Spesies gram-negatif 44%

    - Spesies yg fakultatif 59%- Spesies anaerob 41%

    Spesies Gram Positif :- Strept. Sanguis - Actinomycesnaeslundii- Strept. Mitis - Peptostrept. Micros - Actinomyces viscous

    Spesies Gram Negatif :- Fusobacterium nucleatum - Spesies haemophilus

    - Prevotella intermedia - Camphylobacter- Veillonella parvula

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    KOMPOSISI PD GINGIVITIS KEHAMILAN

    Prevotella intermedia (ok bakteri ini mgunakan

    hormon steroid untuk faktor pertumbuhan).

    KOMPOSISI PADA GUNA

    Prevotella intermedia

    Spirokheta

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    KOMPOSISI PD PERIODONTITIS BERKEMBANG LAMBAT

    Porphyromonas gingivalis

    Bacteroides forsythus

    Prevotella intermedia

    Camphoylobacter rectus

    Eikenella corredens

    Fusobacterium nucleatum

    A.actinomycetemcomitans

    Spesies treponema

    Eubacterium

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    KOMPOSISI PD PERIODONTITIS JUVENIL

    Bakteri batang anaerobik, kapnofilik gram-negatif

    Aa

    Porphyromonas gingivalis

    Eikenella corrodens

    Camphylobacter rectus

    Fusobacterium nucleatum

    Bacteroides capillus

    Eubacterium brachy

    Spesies capnocytophaga

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    KOMPOSISI PD PERIODONTITIS PRA PUBERTAS

    Porphyromonas gingivalis

    Prevotella intermedia

    Aa

    Fusobacterium nucleatum

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    MEKANISME PERUSAKAN JARINGAN PEJAMU

    1. Kemampuannya secara langsung menyebabkan degradasi/penghancuran pada jaringan pejamu.

    2. Kemampuannya utk memicu jar. Pejamu shg sel-sel jar. Pejamu melepas substansi yg scr biologis aktif dgn kemampuannya ini bakteri menimbulkan perusakan jar. Pejamu secara tidak langsung.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    ENSIM BAKTERI YG DAPAT MERUSAK JARINGAN PEJAMU

    ENSIM BAKTERIAL SPESIES

    KOLAGENASE P. Gingivalis

    A. actinomycetemcomitans

    ENSIM MIRIP TRIPSIN P. Gingivalis

    A. actinomycetemcomitans

    KERATINASE Treponema denticola

    P. Gingivalis

    ARISULFATASE C. Rectus

    P. Gingivalis

    NEURAMINIDASE C. Rectus

    P. Gingivalis

    Bacteroides forsythus

    ENSIM PENDEGRADASI FIBRONEKTIN P. Gingivalis

    P.intermedia

    POSFOLIPASE A P. Gingivalis

    P.intermedia

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    DEPOSIT DENTAL LAINNYA

    ALKULUSK

    Efek primer kalkulus bukan berasal dari iritasi mekanis melainkan dari bakteri yg selalu membalutnya.

    Berperan penting dlm mempertahankan & memperhebat pnk periodontal dgn jalan memegang plak sehingga berkontak rapat ke jaringan ggv dan menciptakan daerah di mana penyingkiran plak sukar bahkan tidak mungkin.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    1. Klasifikasi

    Kalkulus Dental massa terkalsifikasi atau berkalsifikasi yg melekat ke permukaan gigi asli maupun gigi tiruan.

    Dibedakan atas : a. Kalkulus supragingivalb. Kalkulus subgingival

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    a. Kalkulus Supragingival

    Lokasi : koronal dari tepi gingiva

    Visibel

    Warna putih atau kuning keputih-putihan

    Konsistensi keras seperti batu apung

    Pembentukan cepat terutama pd sisi oral insisivus RB

    Warna dipengaruhi substansi yg berkontak dgnnya mis.

    Tembakau, pigmen makanan.

    Lebih banyak menumpuk di perm. Vestibular gigi molar RA

    o.k permukaan itu setentang dgn duktus Stensen dan

    permukaaan oral gigi anterior RB o.k setentang dgn duktus

    Wharton

    Pd keadaan ekstrimm membentuk struktur mirip seperti

    jembatan melewati papila interdental gigi yg bertetangga

    atau menutupi perm. Oklusal gigi yg tdk punya antagonis

    fungsional.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    b. Kalkulus Subgingival

    Lokasi : Apikal dr krista tepi gingiva

    Non Visibel

    Warna coklat tua atau hitam kehijau-hijauan.

    Konsistensi keras seperti batu api dan sangat melekat erat

    ke perm. gigi

    Dulu dinamakan juga sbg kalkulus serumal

    Bila gingiva resesi, kalkulus subgingiva dpt diklasifikasikan

    menjadi kalkulus supragingival.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Komponen anorganik kalkulus supragingival :- 75,9 % kalsium posfat- 3,1 % kalsium karbonat- sejumlah kecil magnesium posfat & mineral lain.

    Komponen anorganik kalkulus :- kalsium (39%)- posfor (19%)- CO21,9%)- Magnesium (0,8%)- Sejumlah kecil natrium, stronsium, brom,

    tembaga, tungsten, emas, alumunium, fluor, silikon.

    2/3 komponen anorganik berbentuk kristal a.l :- hidroksilapatit (58%)- magnesium whitockite (21%)- oktakalsium posfat (21%)- brusit (9%)

    2. Komposisi

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Komponen organik kalkulus :- senyawa protein polisakarida- sel-sel epitel deskuamasi- lekosit & bakteri

    Antara 1,9 9,1 % berupa galaktosa, glukosa, ramnosa, mannosa, glukoronat, galaktosamin, kadang-kadang arabinosa, asam galakturonat, glukosamin (semuanya berada pd protein saliva kecuali arabinosa dan ramnosa. :

    Protein saliva merupakan 5,9%-8,2% komponen organik kalkulus berupa asam amino. Lemak (0,2%) berupa kolesterol, lemak bebas, possolipid, kolesterol ester.

    Komposisi kalkulus subgingival : mirip dgn supragingivaldi mana hidrokasilapatit sama, magnesium whitlockitelebih banyak, brusit dan kalsium posfat lebih sedikit.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    4 Cara perlekatan kalkulus :

    (1). Perlekatan dengan bantuan pelikel

    organik

    (2). Penetrasi bakteri kalkulus ke

    sementum

    (3). Perlekatan mekanis ke ketidakrataan

    pada perm. Gigi misal lakuna

    resorpsi, karies

    (4). Adaptasi rapat antara depresi/

    lekukan pd permukaan dalam

    kalkulus ke penonjolan pd permukaan

    senetm yg masih utuh (tdk

    terganggu)

    3. Perlekatan Kalkulus ke Permukaan

    Gigi

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    - Kalkulus melekat ke plak dental termineralisasi Plak Lunak menjadi keras o.k. Pengendapan garam mineral pdhari 1 14 dari pembentukan plak.

    - Kalsifikasi berlangsung 4 8 jam mencakuppengikatan ion-ion kalsium ke senyawa karbohidrat protein dari matriks organik dan pengendapan kristal garam posfat.

    - Kalsifikasi terjadi sepanjang permukaan dalam plak supragingival yg berbatasan dgn gigi membentuk fokus-fokus terpisah fokus membesar, menyatu membentukmassa kalkulus padat, bakteri berfilamen bertambah, perubahan basofil menjadi eusionofil.

    - Kalkulus dibentuk lapis demi lapis, setiap lapis dipisahkan oleh kutikula tipis yang tertanam dlm kalkulus dan terkalsifikasi

    4. Pembentukan Kalkulus

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Klasifikasinya :(1). Individu pembentuk kalkulus banyak(2). Individu pembentuk kalkulus sedang(3). Individu bukan pembentuk kalkulus

    Rata-rata banyaknya kalkulus yg terbentuk per harinya pd individu pembentuk kalkulus : 0,10% -0,15%.

    5. Laju Pembentukan dan Penumpukan Kalkulus

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    (1). Pengendapan mineral disebabkan peningkatan derajat kejenuhan ion Ca dan Posfat secara lokal, terjadi dgn cara :- Peningkatan pH saliva menyebabkan pengendapan garam kalsium posfat dgn jalan menurunkan konstanta pengendapan.- Protein koloid dlm saliva mengikat ion-ion Ca dan posfat dan mempertahankan larutan yg sudah jenuh terutama dgn garam-garam Ca Posfat.- Posfatase yg dilepas oleh plak dental, sel-sel epitel yg deskuamasi atau bakteri mengendapkan Ca Posfat dgn jalan menghidrolisa Posfat organik dlm saliva yg akan meningkatkan konsenterasi ion-ion posfat bebas.

    (2). Ajen benih (seeding agent) menginduksi fokus kecil kalsifikasi yg kemudian akan membesar & menyatu membentuk massa terkalsifikasi (konsep epitaktik atau nukleasi heterogen).

    6. Teori-Teori yg Berkaitan Dgn Mineralisasi Kalkulus

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Mineralisasi plak dimulai ekstraseluler sekeliling baktri gram (+) atau negatif maupun intraseluler

    Bakteri yg berperan : Organisme berfilamen, difteroid, spesies Bacterionema, Veilonella memiliki kemampuan membentuk kristal apatit interseluler.

    Sebagian pakar -> Bakteri berperan aktif dalam mineralisasi kalkulus dgn jalan membentuk posfatase, mengubah pH plak, menginduksi mineralisasi

    Sebagian lain -> kalkulus terlibat secara pasif dan terkalsifikasi bersama komponen plak lainnya

    7. Peranan Mikroorganisme dlm Mineralisasi Kalkulus

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Ada korelasi positif antara kalkulus dgn gingivitis namun tidak sebesar korelasi plak dgn gingivitis.

    Pd individu muda, kondisi periodontal terkait erat dgn penumpukan plak dibanding penumpukan kalkulus namun pd orangtua sebaliknya.

    Plak pd permukaan kalkulus merupakan iritan utama, plak terkalsifikasi di bagian dalam amerupakan faktor pendorong.

    Plak memulai inflamasi dari dlm saku dan saku merupakan tempat menguntungkan bagi penumpukan plak dan bakteri.

    Kalkulus merupakan faktor patogen yg signifikan dlm penyakit periodontal

    8. Signifikansi Kalkulus sebagai Faktor Etiologi

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    ATERI ALBA

    M

    Ad. Deposit lunak, melekat, berwarna kuning atau putih keabu-abuan, daya lekatnya lebih rendah dibanding plak dental.

    Merupakan kumpulan mikroorganisme, sel-sel epitel deskuamasi, lekosit, campuran protein saliva dan lemak dengan sedikit atau tanpa partikel makanan, tidak punya susunan pola teratur seperti plak.

    Visibel Terbentuk cenderung pd 1/3 gingival dan gigi

    malposisi Terbentuk pd permukaan gigi yg baru dibersihkan

    dan selama tidak mengunyah makanan Efek pengiritasi berasal dari bakteri dan produknya

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    EBRIS MAKANAN

    D

    Dgn cepat dilarutkan ensim bakteri, tersingkirkan dlm waktu 5 menit setelah makan tetapi tetap ada yg tertinggal di r. Mulut.

    Pembersihan dipengaruhi aliran saliva, aksi mekanis lidah, pipi, , bibir, bentuk susunan gigi & rahang.

    Pembersihan meningkat pd waktu mengunyah makanan dan pd saliva dgn viskositas rendah.

    Bedakan debris makanan dgn sisa makanan yg terperangkap di interproksimal (food impaction).

    Laju pembersihan debris makanan tergantung pada jenis makanan

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Tein DentalS

    Ad. Deposit berpigmen pd permukaan gigi -> menimbulkan masalah estetis

    Terjadi akibat pigmentasi pelikel perkembangan (pelikel yg membalut gigi pd masa gigi erupsi) oleh bakteri kromogenik, makanan, bahan kimia.

    Bervariasi dalam hal warna, komposisi, dan kekuatan perlekatannya ke permukaan gigi.

    Macam-macam stein dental berdasarkan warna atau penyebab timbulnya :

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Tein coklatS

    Pelikel yang terpigmentasi tipis, bebas bakteri, akuid, transluen

    Timbul pada individu yang tidak menyikat gigi dengan baik, atau tanpa menggunakan pasta gigi tanpa aksi pembersih yang adekuat.

    Dijumpai pada permukaan vestibular molar maksila dan permukaan oral insisivus mandibula.

    Warna coklat timbul karena adanya tannin.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Tein TembakauS

    Ad. Deposit permukaan yg melekat erat, warna coklat atau hitam disertai perubahan warna substansi gigi menjadi coklat.

    Pewarnaan akibat dari produk pembakaran tar, penetrasi sari tembakau ke pit dan fisur, enamel dan dentin

    Derajat pewarnaan tidak selamanya berbanding langsung dgn banyaknya konsumsi tembakau tergantung pd pelikel akuid.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Tein HitamS

    Ad. Stein berupa garis hitam tipis pd permukaan vestibular, oral dari gigi dekat tepi ggv, sebagai daerah difus pd permukaan proksimal.

    Melekat erat ke permukaan gigi dan cenderung timbul kembali setelah disingkirkan

    Lebih sering pd wanita Timbul pd individu dgn higiena oral baik Sering dikaitkan dgn bakteri kromogenik,. Penyebab

    : bakteri batang gram (+), Actinomyces, Prevotella melaninogenicus.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Tein HijauS

    Ad. Stein berwarna hijau atau kuning kehijau-hijauan Kadang-kadang cukup tebal, sering dijumpai pd anak-

    anak Diduga akibat sisa stein dari kutikula enamel Pewarnaan disebabkan bakteri dan jamur fluorosensi

    seperti Penicillicum dan Aspergilus. Biasa terjadi pd gingival permukaan vestibular gigi

    anterior maksila, sering dijumpai pd anak laki-laki (65%) dibanding anak perempuan (43%).

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Tein OranyeS

    Lebih jarang dijumpai dibanding stein hijau dan coklat

    Bisa terjadi baik pd perm. Vestibular maupun oral gigi anterior

    Diduga penyebabnya bakteri kromogenik Serratia marcescens dan Flavobacterium lutescens.

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Tein LogamS

    Ad. Disebabkan oleh logam dan garam-garam logam yg masuk ke r. Mulut karena debu mengandung logam terhisap oleh buruh industri atau melalui obat-obatan secara oral.

    Berkaitan dgn pelikel di perm. Gigi dan menimbulkan stein permukaan atau penetrasi ke substansi gigi menimbulkan pewarnaan permanen.

    Debu tembaga -> stein hijau Debu besi -> stein coklat Obat-obatan mengandung besi -> deposit sulfit besi

    berwarna hitam Stein logam lain mis. Mangan -> warna hitam , air

    raksa -> hitam kehijau-hijauan, nikel -> hijau, perak -> hitam

  • ET

    I

    O

    L

    O

    G

    I

    Tein Klorheksidin

    S

    Ad. Stein yg timbul akibat pemakaian obat kumur klorheksidin dalam jangka waktu lama.

    Klorheksidin retensi di r. Mulut karena afinitasnya thd sulfat dan grup asam seperti pd kandungan plak, lesi karies, pelikel, dinding sel bakteri.

    Retensi klorheksidin tergantung pd konsentrasi & lama pemakaian.

    Stein klorheksidin : warna coklat kekuning-kuningan sampai kecoklat-coklatan di r. Mulut

    Pewarnaan terjadi pd daerah serviks dan interproksimal gigi asli, restorasi, plak dan permukaan lidah.

    Pewarnaan pd enamel & dentin tdk permanen karena dpt dibersihkan dgn penyikatan atau profilaksis

  • FAKTOR IATROGENIK &FAKTOR LOKAL LAIN

    Adalah : kesalahan pada restorasi dan protesa, yang bisa berperan dalam menyebabkan inflamasi gingiva dan

    perusakan jaringan periodontal.

    Faktor Iatrogenik

  • Tepi tumpatan yg mengemper (overhanging) turut

    berperan dlm terjadinya inflamasi gingiva & perusakan

    periodontal o.k : merupakan lokasi ideal bagi penumpukan plak mengubah keseimbangan ekologis sulkus ggv ke

    arah yg menguntungkan bagi organisme anaerob

    gram-negatif yg menjadi penyebab penyakit

    periodontal.

    T epi Restorasi

  • Lokasi tepi restorasi yg mengarah ke gingiva

    bkaitan langsung dgn status kesehatan periodontal. Tepi restorasi yg letaknya subgingival diikuti dgn

    penumpukan plak yg banyak, gingivitis lebih parah,

    saku lebih dalam.

    Tepi restorasi setentang dgn gingiva menginduksikondisi yg lebih ringan keparahannya; sedangkan tepi

    restorasi yg terletak supragingival kesehatan

    periodonsiumnya sama dgn sisi kontrol yg tdk ada

    restorasinya.

  • Meskipun restorasi dibuat dgn standard kualitas

    tinggi, bila tepinya pd subgingival akan

    penumpukan plak dan laju aliran cairan sulkular.

    Adanya kekasaran pd daerah subgingiva akibat

    penempatan tepi restorasi pd daerah subgingiva

    merupakan penyebab penumpukan plak dgn akibat

    inflamasi.

    Beberapa penyebab kekasaran tersebut ad.:

    - garis atau guratan pd permukaan restorasi y terbuat

    dari resin akrilik, porselen, atau emas, meskipun

    telah dipoles

    - larut dan disintegrasinya bahan semen, sehingga

    timbul celah antara preparasi dgn restorasi

    - restorasi yg tdk pas pd bagian tepinya.

  • Restorasi yg mengemper

    (radiografis)

    Restorasi yg

    mengemper (klinis)

  • Mahkota tiruan & restorasi dgn kontur berlebih(overcontoured)mempermudah penumpukan plak

    & mencegah mekanisme self-cleansing oleh pipi, bibir,

    dan lidah.

    Pernah diduga restorasi & mahkota tiruan dgnkontur kurang (undercontoured) menyebabkan

    kurangnya proteksi thd tepi gingiva pd waktu

    pengunyahan tapi tidak terbukti.

    Kontak proksimal inadekuat / penempatannya tdkbenar + tdk dikembalikannya anatomi occlusal

    marginal ridge & developmental groove cenderung

    menimbulkan impaksi makanan.

    Embrasur interproksimal inadekuat akanmempermudah penumpukan iritan.

    K ontur Restorasi

  • Restorasi (Pontik) yg

    overkontur

  • Restorasi yg tdk sesuai dgn pola oklusal akanmenimbulkan disharmoni bisa mencederai jaringan

    periodontal pendukung.

    O klusi

    -Umumnya bahan restorasi tdk mencederai periodontal,

    kecuali bahan akrilik self-curing.

    -Yang penting bahan restorasi harus dipoles

    baik agar tidak mudah ditumpuki plak

    B ahan Restorasi

  • GTSL mempermudah penumpukan plak biladisainnya menutup gingiva.

    Gigi tiruan yg terus dipakai siang-malam menginduksi lebih banyak plak dibandingkan gigi

    tiruan yg hanya digunakan siang hari saja.

    Kenyataan ini menunjukkan pentingnya pemel.o.h bagi pemakai gigi tiruan utk mencegah terjadinya

    gangguan thd gigi yg ada dan periodonsiumnya.

    D esain GTSL

  • Klamer pd GTSL yg

    menyebabkan gingivitis

  • Penggunaan klem rubber dam, cincin untuk matriks,dan disc yg tidak baik bisa mencederai ggv dgn

    akibat tjadinya inflamasi. Separasi gigi yg tlalu memaksa menimbulkan

    cedera pd jar. periodontal pendukung.

    P rosedur Kedokteran Gigi

  • Penggunaan matriks utk

    penambalan klas II dgn amalgam

  • Perawatan ortodonsi bisa berperan dalam menimbulkan penyakit atau kelainanpada periodonsium dengan berbagai cara yaitu :

    Perawatan Ortodonsi

  • Piranti ortodonsi mpermudah penumpukan plakdental & debris makanan dgn akibat gingivitis, dan

    memodifikasi ekosistem ggv.

    Dilaporkan bahwa setelah pemasangan cincinortodonsi terjadi proporsi Prevotella

    melaninogenica, Prevotella intermedia, dan

    Actinomyces odontolyticus, dan pengurangan flora

    anaerob/fakultatif di dalam sulkus gingiva.

    R etensi Plak

  • Pemasangan cincin ortodonsi yg dipaksakan terlalujauh ke subgingival menyebabkan terpisahnya

    ggv dari gigi terjadi migrasi epitel penyatu ke

    apikal timbul resesi gingiva.

    I ritasi dari Cincin Ortodonsi

  • Tekanan ortodonsi normal dpt diadaptasiperiodonsium berupa remodeling.

    Tekanan berlebihan menimbulkan nekrose lig.periodontal dan t. alveolar bisa mengalami

    perbaikan bila tekanan dikurangi.

    Bila kerusakan melibatkan lig. periodontal pd kristat. alveolar kerusakannya irreversibel.

    Tekanan ortodonsi berlebihan menyebabkanresorpsi pada apeks akar gigi.

    T ekanan dari Piranti Ortodonsi

  • Inflamasi gingiva pd

    pemakai ortodonti cekat

  • Inflamasi gingiva pd

    pemakai ortodonti cekat

    Inflamasi hilang setelah

    pesawat dibuka

  • Impaksi Makanan

    Adalah : terdesaknya makanan secara paksa ke periodonsium oleh tekanan oklusal.

    Impaksi makanan bisa terjadi pada permukan interproksimal atau pada permukaan vestibular/oral.

    Kegagalan dalam mendeteksi dan menyingkirkan impaksi makanan bisa menjadi sumber gagalnya perawatan periodontal.

  • M ekanismeTerdesaknya makanan secara normal dihalangi okeutuhan & lokasi kontak proksimal, kontur marginal ridge &

    developmental groove, dan kontur perm. vestibular & oral.

    Hubungan kontak proksimal yg utuh & ketat mencegahtdesaknya makanan secara paksa ke interproksimal.Lokasi kontak penting dlm mencegah terjadinya impaksi Lokasi kontak proksimal yg optimal dalam arah serviko-oklusal adalah pada diameter mesiodistal terbesar gigi,dekat ke krista marginal ridge.

    Dekatnya titik kontak ke dataran oklusal mengurangikecenderungan tjadinya impaksi makanan pd embrasuroklusal yg lebih kecil.

    Tidak adanya kontak atau kontak proksimal yg tidak baik kondusif bagi terjadinya impaksi makanan.

  • Kontur permukaan oklusal yg dibentuk oleh marginal ridge

    & developmental groove secara normal akan mendefleksikan

    makanan menjauhi ruang interproksimal.

    Bila gigi aus & permukaan oklusalnya datar efekmendesak dari tonjol (cusp) gigi antagonis ke ruang

    interproksimal bertambah hebat terjadinya impaksi .Tonjol gigi yg mendesak makanan ke interproksimal dinamakan tonjol pendorong (plunger cusp) timbulkarena keausan gigi, atau karena perubahan posisi gigi

    karena tidak digantinya gigi yang hilang.

    Overbite anterior yg berlebihan penyebab umum impaksimakanan di regio anterior makanan terdesak ke ggv pdperm. vestibular atau oral gigi anterior maksila.

  • Inflamasi gingiva &

    pembentukan abses

    dihubungkan dgn impaksi

    makanan pd regio P2 dan

    M1 Mandibula

    a. Bolus makanan yg terdorong

    akibat plunger cusp

    b. Kontur perm. oklusal yg

    dibentuk oleh marginal ridge &

    developmental groove

    sec.normal akan

    mendefleksikan makanan

    menjauhi ruang interproksimal

  • Inflamasi & pembesaran gingiva

    pada regio anterior mandibula

    dihubungkan dgn over bite dan

    impaksi makanan

    A. Hilangnya M3 menyebabkan

    pergeseran M2 ke distal

    B. Bolus makanan akan

    didesak oleh tonjol gigi M1

    RB ke arah ruangan yg

    terbentuk akibat

    bergesernya M2 RA ke

    distal

  • Kehilangan tulang akibat

    impaksi makanan dlm

    jangka panjang

    Gigi C yg labioversi dapat

    menyebabkan impaksi

    makanan

  • Hirschfeld mengemukakan beberapa faktor yangmenjurus ke terjadinya impaksi makanan, yaitu:

    (1) keausan oklusal yang tidak sama rata

    (2) terbukanya titik kontak sebagai akibat hilangnya

    dukungan proksimal atau karena ekstrusi

    (3) abnormalitas morfologis kongenital, dan

    (4) restorasi yang tidak baik konstruksinya.

    Impaksi makanan dpt tjadi lateral sumber tekanan ad.tek. lateral dari lidah, pipi, dan bibir mudah terjadi bilaembrasur gingiva menjadi besar o.k kerusakan jaringan

    akibat penyakit periodontal atau resesi.

  • Tidak Digantinya Gigi Yang Hilang

    Pencabutan gigi tanpa diganti gigi tiruan menimbulkan perubahan pd periodonsium.

    Bila gigi M1 RB dicabut perubahan awal ad. drifting(bergesernya) dan tilting (miring) gigi M2 & M3 RB, dan ekstrusi M1 maksila.

    Tonjol distal M2 RB meninggi dan bertindak sbg tonjol pendorong mendesak makanan ke interproksimal diantara M1 RA yg ekstrusi dgn M2 RA.

    Bila M3 RA (-), tonjol distal M2 RA akan bertindak sebagai baji yg memisahkan kontak antara M1 dgn M2 maksila dan mendefleksikan M2 maksila ke distal tjadi impaksi makanan, inflamasi gingiva, dan kehilangan tulang pada daerah interproksimal antara M1 dan M2 RA.

    Tilting gigi posterior dimensi vertikal dan overbiteanterior. posisi mandibula bergeser ke distal. terjadiimpaksi & tbentuk saku pada gigi anterior.

  • Hilangnya gigi anterior RB

    dihubungkan dgn

    penumpukan kalkulus

  • Maloklusi & Malposisi

    Gigi geligi yang letaknya tidak teratur kontrol plak sukar / tidak mungkin dilakukan.

    Resesi gingiva bisa terjadi pd gigi labioversi. Disharmoni oklusal akibat maloklusi dapat mencederai

    periodonsium . Overbite anterior berlebihan menyebabkan iritasi ggv

    pada rahang antagonis. Open bite bisa menjurus ke perubahan periodontal yang

    disebabkan penumpukan plak dan hilangnya fungsi.

  • Open bite anterior serta

    penumpukan debris makanan dan

    plak menyebabkan gingivitis

    kronis

  • Kebiasaan Buruk

    Kebiasaan buruk merupakan faktor yg terlibat dlm terjadi & bkembangnya penyakit periodontal.

    Keberadaan kebiasaan yg tdk diduga sebelumnya terungkap pd pasien yang tidak memberi respon yang baik terhadap perawatan periodontal.

    Beberapa diantara kebiasaan buruk tersebut a.l :

  • Bernafas dari mulutmenyebabkan gtis Dampaknya : dehidrasi permukaan Beberapa kesimpulan mengenai hubungan antara

    bernafas dari mulut dgn gingivitis :

    (1) bernafas dari mulut tdk mempengaruhi prevalensi

    & perluasan gtis kec. pd pasien dgn kalkulus(2) gtis pd orang yg bernafas dari mulut lebih

    parah dari orang yg bernafas normal meskipun

    skor plaknya sama

    (3) tdk ada hubungan antara bernafas dari mulut dgn

    prevalensi gingivitis kec. sedikit peningkatan

    prevalensi

    (4) gigi crowded disertai gtis hanya terjadi padaorang yang bernafas dari mulut.

    B ernafas dari Mulut

  • Kebiasaan bernafas dari

    mulut

    Hiperplasaia ggv yg

    dihubungkan dgn kebiasaan

    bernafas dari mulut

  • Dilakukan dgn cara menekankan lidahnya kuat-kuat kegigi terutama gigi anterior secara tetap.

    Pd waktu mengunyah dimana seharusnya bagiandorsal lidah menekan ke palatum dan ujung lidah

    berada di belakang gigi-gigi maksila, lidahnya justru

    ditekankan ke gigi anterior.

    Kebiasaan ini menimbulkan tek. lateral berlebihan mencederai periodonsium juga mnyebabkan berserak

    & miringnya gigi anterior + gigitan terbuka (open bite)

    pada daerah anterior, posterior, atau premolar.

    M endorong-dorongkan Lidah

  • Kebiasaan mendorong-

    dorongkan lidah

    menyebabkan tilting dan

    bergesernya gigi anterior RA

    Hipooklusi dari gigi C, I2 dan

    P RA akibat kebiasaan

    mendorong-dorongkan lidah

  • Termasuk merokok atau mengunyah tembakau. Berperannya merokok sbg faktor etiologi bisa o.k :

    (1) mempermudah penumpukan kalkulus o.k stein

    tembakau yg kasar sehingga mudah ditumpuki

    plak terkalsifikasi menjadi kalkulus

    (2) asap rokok kemampuan khemotaksis dan

    fagositosis netrofil

    (3) kandungan nikotin rokok kemampuan

    fagositosis, menekan proliferasi osteoblas, dan

    mengurangi aliran darah ke gingiva.

    Dampak dari kebiasaan mengunyah tembakau:(1) mengurangi aliran darah ke gingiva

    (2) mehalangi sekresi mediator inflamasi o monosit.

    P engunaan Tembakau

  • Stein tembakau akibat

    kebiasaan menyirih

    Stein tembakau akibat

    kebiasaan merokok

  • Penyikatan tlalu agresif + pasta gigi yang terlaluabrasif mencederai gingiva sec. langsung.

    Pd ggv : terkelupasnya epitel gingiva, pembentukanvesikel, atau eritema difus.

    Trauma sikat gigi kronis ad. resesi gingiva disertaitersingkapnya akar gigi, dan biasanya tepi gingiva

    sedikit menggembung.

    Pemakaian tusuk gigi berlebihan menyebabkanterbukanya ruang interproksimal yang akan menjurus

    ke penumpukan debris dan perubahan inflamatoris.

    T rauma Sikat Gigi & Alat Pembersih Lainnya

  • Permukaan yg erosi dan

    hiperkeratosis dihubungkan

    dgn trauma sikat gigi

    Trauma sikat gigi

    menyebabkan resesi ggv yg

    parah

  • Yang termasuk kebiasaan neurosis :- menggigit-gigit bibir, pipi menyebabkan

    penempatan mandibula yg ekstrafungsional

    - menggigit-gigit tusuk gigi, kuku, atau pensil/ballpoint.

    - Kebiasaan mendorong-dorongkan lidah

    N eurosis

  • Kebiasaan ini (occupational habits) berkaitan dgnpekerjaan sehari-hari, diantaranya :

    - memegang paku dengan menggigitnya yang

    dilakukan oleh tukang sepatu, tukang kayu, tukang

    perabot;

    - memutus benang dengan gigi pada tukang jahit;

    - tekanan dari alat musik tiup tertentu (misalnya

    klarinet) pada pemain musik.

    K ebiasaan Berkaitan dgn Okupasi

  • Permukaan yg khas pd

    bagian insisal dihubungkan

    dgn okupasi

  • Obat kumur yg terlalu keras efeknya, tablet aspirinyg diletakkan pd kavitas gigi yg sedang berdenyut,

    obat-obatan dgn efek membakar, dan kontak dgn

    bahan kimia mis. fenol, AgNo3 menimbulkan

    inflamasi akut dengan ulserasi pada gingiva.

    I ritasi Bahan Kimia

  • Iritasi khemis akibat

    pemakaian obat kumur yg

    berlebihan menyebabkan

    nekrosis pd mukosa

    Nekrosis pd mukosa akibat

    penggunaan tablet aspirin

    yg diletakkan pd gigi dan

    mukosa utk menghilangkan

    sakit gigi

  • Dijumpai pd penderita kanker r. mulut atau disekitarkepala & leher dgn perawatan radiasi.

    Tjadi pembentukan eritema & deskuamasi mukosatermasuk gingiva.

    Bila radiasinya lama bisa tjadi atrofi epitel, jar.ikat fibrous dgn pemb. darah berkurang jumlahnya.

    Pada t. alveolar terjadi degenerasi & berkurangnyaosteoklas dan osteoblas. tulang menjadi tempat

    masuknya infeksi osteoradionekrosis.

    Tjadi atrofi kelenjar saliva xerostomia denganakibat perubahan flora oral yang menjurus ke

    pembentukan karies

    R adiasi

  • Hubungan Oklusal yg Mencederai

    Psium punya kemampuan utk meadaptasi tek. oklusal.

    Bila tek. oklusal melampaui batas adaptasi tjadi cedera

    dinamakan trauma karena oklusi (trauma from occlusion).

  • Ad. kontak yg dpt mhalangi perm. oklusal lainnyamencapai kontak stabil dgn banyak titik kontak.

    Ada beberapa tipe suprakontak:(1) suprakontak retrusif (retrusive supracontacts),

    yaitu suprakontak yg mendefleksikan mandibula

    pd penutupan ke posisi retrusi

    (2) suprakontak interkuspal (intercuspal sprcontacts),

    yaitu suprakontak yg mhalangi penutupanmandibula ke posisi interkuspal (intercuspal

    position / ICP)

    Terjadinya suprakontak bisa karena beberapa sebab :(1) pembuatan restorasi g.t. tanpa memperhatikan

    oklusi yg baik; (2) maloklusi & malposisi gigi; (3)

    tdk digantinya gigi yg hilang

    S uprakontak

  • Gigi mengalami keausan atau atrisi (attrition) akibatberkontaknya gigi dengan gigi tetangganya pada

    waktu berfungsi atau pd kebiasaan parafungsi

    (bruksim).

    Dataran okusal atau insisal gigi yg mengalami atrisidinamakan faset (facets).

    Faset horizontal cenderung mengarahkan tekanansearah as vertikal gigi, yg mudah diadaptasi oleh

    periodonsium. Sebaliknya faset vertikal mengarahkan

    tekanan ke arah lateral, yang berpotensi mencederai

    periodonsium.

    S udut Faset

  • F aktor Etiologi Sistemik

    Efek nutrisi pd periodonsium:(1) ada defisiensi nutrisi tertentu yg menyebabkan

    perubahan pd jar. periodonsium, dikategorikan

    sbg manifestasi peny. nutrisi pd periodonsium;

    (2) tdk ada defisiensi nutrisi yg sendirian saja dpt

    menimbulkan gtis atau saku periodontal.Defisiensi nutrisi mpengaruhi kondisi psium, sehingga memperparah efek dari iritan lokal

    dan tekanan oklusal yang berlebihan.

    P enyakit Nutrisi

  • Disamping menyebabkan scurvy, def. Vit. Cdikaitkan peny. periodontal mperhebat respon ggvthd plak dan mperparah oedema, pembesaran, danpendarahan yg tjadi akibat inflamasi

    Hipotesa mengenai mekanisme berperannya vit. Cpd penyakit periodontal:

    (1) Level vitamin C mpengaruhi metabolismekolagen mpengaruhi kemampuan regenerasijaringan

    (2) Defisiensi vit. C mhambat pembentukan tulang kehilangan tulang

    Defisiensi Vit. C

  • (3) Defisiensi vitamin C permeabilitas epitel

    krevikular thd dekstran tertritiasi (tritriated dextran)

    (4) Peningkatan level vitamin C meningkatkan aksi

    khemotaksis dan aksi migrasi lekosit, tanpa

    mempengaruhi aksi fagositosisnya

    (5) Level vitamin C yg optimal diperlukan utk

    memelihara integritas mikrovaskulatur periodonsium.

    (6) Penurunan level vitamin C yang drastis bisa

    mengganggu keseimbangan ekologis bakteri dalam

    plak sehingga meningkatkan patogenitasnya

  • P enyakit Nutrisi

    Gangguan hormonal bisa:(1) mpengaruhi jar. periodonsium sec. langsung,

    sbg manifestasi peny. endokrin pd periodonsium;

    (2) memodifikasi respon jaringan thd plak pd

    peny. ggv dan periodontal;

    (3) menimbulkan perubahan anatomis di r. mulut

    yg mpermudah penumpukan plak atau traumakarena oklusi.

  • DM penyakit yg penting pd periodonsia. Ada dua tipe diabetes mellitus primer :

    (1) Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM/Tipe I),

    dinamakan diabetes juvenil tjadi o.k samasekali tidak adanya insulin; sangat tidak stabil dan

    sulit dikontrol; ketosis dan koma; tdk didahului

    kegemukan; butuh injeksi insulin utk kontrol;

    disertai simtom klasik : polifagia, polidipsia,

    poliuria, cenderung mudah infeksi, dan anorexia.

    (2) Non-insulin-dependent-diabetes-mellitus

    (NIDDM/Tipe II) terjadi setelah usia 45 tahun;

    biasa pd orang gemuk; dpt dikontrol dgn jalan diet

    atau obat-obat hipoglikemik per oral; simtomnya

    seperti IDDM, hanya lebih ringan.

    D iabetes Mellitus

  • Beberapa hipotesa mengenai keterlibatan DM sbgfaktor etiologi penyakit gingiva dan periodontal:

    (1) Terjadinya penebalan membran basal.

    Membran basal kapiler ggv mengalami penebalan

    lumen kapiler menyempit terganggunya

    difusi O2, pembuangan limbah metabolisme,

    migrasi PMN, dan difusi faktor-faktor serum

    termasuk antibodi

    (2) Perubahan biokimia.

    Level cyclic adenosine monophosphate (cAMP),

    yg mengurangi inflamasi, pada penderita DM

    memperparah inflamasi gingiva

  • (3) Perubahan mikrobiologis.

    level glukosa dlm cairan sulkular mpengaruhilingk. subgingival menginduksi perubahan

    kualitatif bakteri. Flora mikroba subgingival pasien

    periodontitis penderita DM berbeda dgn flora

    mikroba pasien periodontitis bukan DM. Mikroba

    dominan pd pasien periodontitis penderita DM :

    spesies Capnocytophaga, Actinomyces, dan vibrio

    anaerob; Porphyromonas gingivalis, Prevotella

    intermedia, dan Aa yg biasa dijumpai pd ptis, pdDM hanya dijumpai sedikit; Capnocytophaga hanya

    ditemukan sedikit, sebaliknya Aa, Prevotella

    intermedia, Prevotella melaninogenica, dan

    Campylobacter rectus dijumpai banyak.

  • (4) Perubahan imunologis

    Meningkatnya kerentanan penderita DM thd

    inflamasi o.k defisiensi fungsi lekosit

    polimorfonukleus (LPN) berupa terganggunya

    khemotaksis, kelemahan daya fagositosis, atau

    terganggunya kemampuannya untuk melekat ke

    bakteri;

    (5) Perubahan berkaitan dengan kolagen.

    Peningkatan level glukosa menyebabkan

    berkurangnya produksi kolagen dan peningkatan

    aktivitas kolagenase pada gingiva.

  • Adult diabetic patient.

    Inflamasi ggv, perdarahan

    spontan, oedema

    Setelah pemberian terapi

    insulin tanpa terapi lokal

  • Gtis pd kehamilan disebabkan oleh plak bakteri,seperti pd orang yg tdk hamil.

    Kehamilan mperparah respon ggv thd plak danmemodifikasi gambaran klinis yang menyertainya.

    Beberapa mekanisme kehamilan berperan sebagaifaktor etiologi peny. gingiva dan periodontal, yaitu:

    (1) Peningkatan level estradiol dan progesteron

    bakteri P.intermedia; hormon tsb digunakan

    bakteri sbg substitusi menadion bagi

    perkembangbiakannya

    (2) Tertekannya respon limfosit-T maternal

    (3) Dilatasi dan simpang siurnya mikrovaskulatur

    gingiva, stasis sirkulasi, dan peningkatan

    kerentanan terhadap iritasi mekanis.

    Kehamilan

  • Sebelum

    partus

    Sesudah

    partus

  • General Gingival Enlargement

    reg. anterior

  • Seperti tumor

  • Perubahan yang diakibatkan oleh kehamilan yangdikemukakan di atas bisa pula terjadi pada wanita yang

    menggunakan kontrasepsi hormonal (bentuk pil, implan,

    atau suntikan) untuk jangka waktu lebih dari satu

    setengah tahun.

    Kontrasepsi Hormonal

  • P enyakit Darah

    Leukemia ad. neoplasma maligna pd prekusor seldarah putih. Berdasarkan evolusinya, leukemia terbagi :

    (1) akut, yang bersifat fatal

    (2) sub-akut

    (3) kronis.

    Pd leukemia akut sel-sel leukemia menginfiltrasi ggv, menyebabkan pembesaran gingiva (leukemic

    gingival enlargement).

    L eukemia

  • Anemia ad. defisiensi kuantitas maupun kualitas darahyg dimanifestasikan dgn berkurangnya jumlah eritrosit

    & hemoglobin. Ada 4 tipe, yaitu:

    (1) anemia makrositik hiperkromik (pernicious anemia);

    (2) anemia mikrositik hipokromik (iron def. anemia);

    (3) sickle cell anemia;

    (4) anemia normositik-normokromik (hemolytic/aplastic)

    Anemia aplastik turut berperan dlm etiologi penyakitgingiva dan periodontal. Pada tipe anemia ini

    kerentanan gingiva terhadap inflamasi meningkat karena

    terjadinya neutropenia

    Anemia

  • P enyakit yg Melemahkan Mis. sifilis, nefritis kronis, dan tuberkulosa

    menjadi faktor pendorong dgn jalan melemahkan

    pertahanan periodonsium terhadap iritan lokal,

    terjadinya gingivitis dan kehilangan tulang alveolar.

    G angguan Psikosomatik Ad. efek merusak sbg akibat pengaruh psikis

    terhadap kontrol organik jaringan melalui 2 cara :

    (1) kebiasaan buruk yang mencederai periodonsium;

    (2) efek langsung sistem saraf otonom terhadap

    keseimbangan jaringan yang fisiologis. Mis.

    klensing; menggigit pensil, ballpoint, atau kuku.

  • A IDS (Infeksi HIV) Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)

    ditandai dengan penurunan sistem imunitas yg

    menyolok disebabkan virus HIV menyebabkan

    gangguan terutama terhadap sel-TH, monosit,

    makrofag, dll. Meskipun limfosit B tidak terpengaruh,

    namun akibat terganggunya fungsi limfosit T akan

    menyebabkan deregulasi pada sel-B.

    Penurunan sistem imunitas pada penderita yangterinfeksi HIV menyebabkan peningkatan

    kerentanannya terhadap penyakit gingiva dan

    periodontal.

  • O bat-Obatan Beberapa jenis obat menginduksi hiperplasia gingiva non-

    inflamasi a.l :

    (1) fenitoin atau dilantin (antikonvulsan) perawatan epilepsi;(2) siklosporin (imunosupresif) untuk mencegah reaksi

    tubuh pada pencangkokan anggota tubuh;

    (3) nifedipin, diltiazem, dan verapamil penghambat kasium(calcium blocker) untuk perawatan hipertensimenginduksi hiperplasia gingiva bukanlah obatnyamelainkan metabolit obat.

    Mekanisme penginduksian hiperplasia gingiva oleh obat-obatan tersebut di atas atau oleh metabolitnya belumlah jelas

    betul, namun terlepas dari mana yang paling berperan ada

    beberapa hipotesa yang dikemukakan:

  • phenitoin

  • siklosporin

  • (1) Pengaruh obat/metabolit secara tidak langsung.-

    Obat/metabolit menstimulasi diproduksinya IL-2 oleh

    sel-T, atau diproduksinya metabolit testosteron oleh

    fibroblas gingiva menstimulasi proliferasi dan/atausintesa kolagen oleh fibroblas gingiva;

    (2) Pengaruh obat/metabolit secara langsung.

    Obat/metabolit sec. langsung menstimulasi proliferasi

    fibroblas gingiva, sintesa protein, dan produksi kolagen;

    (3) Penghambatan aktivitas kolagenase.

    Obat/metabolit mhambat aktivitas kolagenasepenghancuran matriks akan terhambat;

    (4) Penghambatan degradasi kolagen.

    Obat/metabolit menstimulasi terbentuknya kolagenase

    fibroblastik inaktif, dengan akibat degradasi kolagen

    akan terhambat;

    (5) Faktor genetis.