DIKTAT Penyakit- Kelainan Gingiva Dan Periodontal
description
Transcript of DIKTAT Penyakit- Kelainan Gingiva Dan Periodontal
1
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME PERTAHANAN GINGIVA
Gingiva adalah jaringan yang secara terus-menerus teriritasi,
baik secara mekanis maupun oleh bakteri. Reaksi pertahanan
terhadap iritasi tersebut terjadi oleh adanya saliva, ephitel dan tahap
awal reaksi peradanagan gingiva.
Permeabilitas ephytel penghubung atau junction epithelium dan
epitel sulkus gingiva, serta peranan cairan sulkus gingiva, leukosit,
dan saliva didalam reaksi pertahanan gingiva akan diterangkan
sebagai berikut ini.
CAIRAN SULKUS GINGIVA
Menurut Brill dan Krasse pada tahun 1958, pada penelitiannya
dengan menggunakan kertas filter dan cairan fluoressen, cairan
sulkus gingiva adalah suatu transudat normal. Peneliti lain
menganggapnya sebagai eksudat yang timbul bila ada peradangan.
Pada keadaan normal, cairan ini jumlahnya sedikit sekali bahkan
hamper tidak ada.
Permeabilitas epitel penghubung dan epitel sulkus gingiva.
Brill dan Krasse juga membuktikan adanya material-material
yang keluar dari pembuluh darah menuju ke jaringan ikat, kemudian
menembus epitel menuju ke sulkus gingiva. Substansi yang terlihat
menembus epitel adalah albumin, endotoxin, timidin, histamine,
fenitoin dan horseradish peroksidasi. Hal ini membuktikan adanya
permeabilitas epitel utuk molekul-molekul dengan berat sampai 10-6
gm. Mekanisme penetrasi melalui epitel yang intak dikemukakan oleh
Squier dan Johnson. Kemungkinan terjadi pergerakan molekul dan ion
melalui ruang interselular. Substansi yang melalui lintasan ini tidak
menembus sel membran.
Komposisi
2
Elemen-elemen sellular. Elemen-elemen sellular yang
ditemukan pada cairan gingiva adalah bakteri, sel-sel epitel
deskuamasi, leukosit-leukosit, (PMN, limfosit, monosit) yang migrasi
melalui epitel sulkus gingiva.
Elektrolit-elektrolit. Elektrolit-elektrolit yang terdapat didalam
sulkus gingiva adalah potassium, sodium, dan kalsium. Beberapa
penelitian menunjukan adanya korelasi antara konsentrasi sodium,
potassium, dan rasio sodium potassium dengan peradangan.
Ikatan-ikatan organik. Telah diselidiki adanya karbohidrat dan
protein. Glukosa heksosamine dan asam heksuronik ditemukan
didalam cairan gingiva. Kadar glukosa didalam darah tidak
mempunyai korelasi dengan kadar glukosa didalam cairan gingiva :
konsentrasi glukosa didalam cairan gingiva 3 – 4 X lebih tinggi
dibandingkan dalam serum darah. Hal ini bukan saja menunjukkan
aktivitas metabolik jaringan gingiva, tetapi juga fungsi flora mikrobial
didaerah tersebut.
Kandungan protein didalam cairan gingiva lebih rendah
dibandingkan dalam serum darah. Tidak ada korelasi antara
konsentrasi protein dalam cairan gingiva dengan derajat keparahan
keradangan gingiva, kedalaman poket, dan besarnya kerusakan
tulang. Identifikasi protein didalam cairan gingiva dengan
menggunakan immunoelektroforesis dan metode lain telah dilakukan
oleh sejumlah peneliti. Telah ditemukan adanya immunoglobulin (IgG,
IgA dan IgM), komponen-komponen komplemen (C3 dan C4) dan
protein plasma (albumin fibrinogen dll).
Produk-produk metabolik dan produk bakteri yang ditemukan
dalam cairan gingiva yaitu : asam laktat, urea, hidroksiprolin,
endotoksin, substansi sitotoksik, hydrogen sulfite, dan faktor-faktor
antibakteria. Ditemukan juga enzim-enzim : fosfatase,
betaglukoronidase, lisozim, alkalin fosfatase, katepsin D, protease,
alkalin fosfatase dan dehidrogenase laktat.
Aksi antibakterial
3
Cairan gingiva berperan sebagai pelindung. Mekanisme yang
diperkiran terjadi :
1. aksi pembersihan terhadap bakteri-bakteri dan partikel-partikel
2. efek antibakteri karena mengandung leukosit dan antibody
3. efek adesif oleh adanya protein plasma yang bersifat lekat,
yang meningkatkan daya adesif epitel penghubung ke
permukaan gigi
Pengamatan klinis
Sejumlah penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara
jumlah cairan gingiva dan komponen-kompinennya, dengan derajat
keparahan gingivitis. Korelasi ini terlihat pada berbagai penelitian
yang telah dilakukan dengan metode yang berbeda-beda. Terlihat
juga adanya pengaruh faktor-faktor tertentu terhadap jumlah cairan
gingiva, misalnya pengaruh periode Circadian, hormonal, stimulasi
mekanis dan terapi periodontal.
Pengaruh periode circadian. Hasil pengamatan menunjukkan
adanya peningkatan jumlah volume cairan gingiva dari jam 6 pagi
sampai jam 10 malam, kemudian akan menurun lagi.
Pengaruh hormon sex. Hormon sex wanita meningkatkan
jumlah cairan gingiva, mungkin kerena hormone ini meningkatkan
permeabilitas vaskuler. Misalnya pada kehamilan, pembuahan, dan
penggunaan kontraseptive hormonal, produksi cairan gingiva akan
meningkat.
Pengaruh stimulasi mekanis. Gerakan menggigit dan
penyikatan gingiva secara kuat akan meningkatkan aliran cairan
gingiva. Walaupun rangsangan yang sangat kecil, misalnya dengan
memasukkan sepotong kecil kertas, produksi cairan gingiva terbukti
meningkat.
Pengaruh terapi periodontal. Telah dibuktikan adanya
peningkatan produksi cairan gingiva selama periode penyembuhan
sesudah tindakan bedah periodontal.
Obat-obatan didalam cairan sulkus gingiva. Obat-obatan yang
diekskresi melalui cairan gingiva mempunyai kemungkinan untuk
4
digunakan dalam terapi periodontal. Hasil pengamatan Bader dan
Goldhaber menunjukkan bahwa tetrasiklin diekskresi melalui cairan
gingiva, dan penelitian mengenai hal ini masih terus dilakukan oleh
sejumlah peneliti.
LEKOSIT DIDALAM AREA DENTOGINGIVA
Hasil pengamatan pada manusia maupun pada binatang
ditemukan adanya leukosit-leukosit walaupun pada gingiva yang
sehat. Leukosit yang dominan adalah neutrofil. Sejumlah kecil terlihat
ekstravaskular didalam jaringan ikat pada dasar sulkus, untuk
kemudian menembus epitel dan keluar ke sulkus gingiva.
Leukosit ditemukan dalam sulkus gingiva, walaupun pada
keadaan dimana secara histologis tidak terlihat adanya infiltrasi
peradangan. 91,2% merupakan PMN, sedangkan 8,5% sampai 8,8%
adalah sel-sel mononuclear.
Sel-sel mononuclear yang ditemukan 85% adalah sel-sel
limfosit B, 24% sel-sel T, dan 18% sel-sel fagosit. Perbandingan
jumlah sel limfosit T dan B didalam cairan gingiva 1 : 3 jadi
berbanding terbalik dengan didalam pembuluh darah tepi yaitu 3 : 1.
Adanya leukosit disebabkan adanya berbagai bakteri didalam
plak. Walaupun demikian leukosit juga ditemukan pada dentogingiva
binatang percobaan yang tidak ada bakterinya. Leukosit juga
ditemukan didalam sulkus gingiva normal yang tidak terkena iritasi
mekanis, hal mana memberikan kesan bahwa migrasi leukosit selalu
terjadi dan tidak tergantung pada meningkatnya permeabilitas
vaskuler. Karena kemampuannya untuk migrasi dengan mudah, serta
memfagosit dan membunuh, sel-sel leukosit memegang peran utama
dalam mekanisme pertahanan gingiva terhadap ekstensi plak
didalam sulkus gingiva.
Walaupun sel-sel leukoksit juga ditemukan didalam saliva,
tetapi sulkus gingiva tetap merupakan “port of entry” utama
masuknya sel-sel ini kedalam rongga mulut.
5
SALIVA
Sekresi saliva secara alamiah mempunyai fungsi sebagai
pelindung karena mempertahankan kondisi fisiologis jaringan-
jaringan didalam mulut. Selain itu saliva memberikan perlindungan
terhadap plak oleh adanya efek “mechanical cleansing” yang
ditimbulkannya, serta menetralkan produk-produk asam yang
dihasilkan oleh bakteri, selain juga mengontrol aktivitas bakteri.
Faktor-faktor antibacterial
Saliva mengandung sejumlah faktor antibacterial, antara lain
lisozim, laktoperoksidase dan antibodi-antibodi.
Lisozim adalah enzim hidrolitik yang pada penelitian invitro
terbukti dapat memecah ikatan asam muramik glikopeptida yang
terdapat pada dinding sel sejumlah mikroorganisme. Fungsi ini
mungkin yang dapat mencegah invasi bakteri kedalam jaringan
dalam rongga mulut.
Sistem laktoperoksidase tiosianat didalam saliva terbukti
mempunyai efek bakterisid terhadap strain-strain laktobasilus dan
streptococcus, dengan cara mencegah akumulasi lisin dan asam
glutamik yang berguna untuk pertumbuhan bakteri.
Antibodi-antibodi didalam saliva. Saliva, seperti juga cairan
sulkus gingiva mengandung antibodi-antibodi yang dapat merusak
sistem pencernaan sejumlah bakteri didalam mulut. Immunoglobulin
yang terbesar jumlahnya didalam saliva adalah IgA, berbeda dengan
didalam cairan sulkus gingiva, yaitu IgG. Walaupun demikian didalam
saliva ditemukan juga adanya IgG dan IgM.
Antibodi-antibodi didalam saliva disintesa secara lokal, mereka
hanya bereaksi terhadap bakteri-bakteri didalam mulut, tetapi tidak
terhadap bakteri-bakteri yang terdapat didalam organ lain, misalnya
strain-strain yang terdapat didalam traktus intestinal. Sejumlah
bakteri yang ditemukan didalam mulut terbukti terbungkus oleh IgA,
dan deposit yang mengandung bakteri pada permukaan gigi
mengandung IgA dan IgG lebih dari 1% berat deposit tersebut dalam
6
keadaan kering. Telah dibuktikan bahwa IgA yang ditemukan pada
saliva parotis dapat menghambat perlekatan streptococcus rongga
mulut pada sel-sel epitel.
Glibbons dan kawan-kawan menyatakan bahwa antibodi dalam
ludah dapat merusak kemampuan bakteri untuk melekat pada
permukaan mukosa, atau permukaan gigi. Enzim-enzim yang normal
ditemukan dalam saliva adalah berasal dari kelenjar-kelenjar ludah,
bakteri-bakteri, leukosit-leukosit, jaringan mulut, dan substansi hasil
pencernaan. Enzim yang terbanyak adalah amylase parotid.
Dilaporkan adanya peningkatan konsentrasi sejumlah enzim pada
penyakit periodontal, yaitu hialuronidase dan lipase, beta-
glukoronidase dan chondroitin sulfatase, amino asid dekarboksilase,
katalase, peroksidase, dan kolagenase.
Glikoprotein yang mempunyai berat molekul yang tinggi
didalam saliva, mengikat sejumlah bakteri pembentuk plak. Interaksi
glikoprotein-bakteri membentuk akumulasi pada permukaan gigi.
Adanya spesifisitas interaksi ini telah dibuktikan. Matriks-
matriks interbakterial didalam plak mengandung polimer-polimer
yang serupa dengan glikoprotein saliva, yang berguna dalam
mempertahankan integritas plak. Sebagai tambahan, glikoprotein
secara selektif diabsorbsi oleh hidroksiahapatit, membentuk pelikel
pada permukaan gigi. Glikoprotein yang lain menghambat perlekatan
sejumlah bakteri pada permukaan gigi dan sel-sel epitel mukosa
mulut. Aktivitas ini tampaknya sesuai dengan reaksi-reaksi
glikoprotein yang terdapat didalam darah. Glikoprotein dan glikolipid
yang terdapat pada permukaan sel mammalia terlihat sebagai
reseptor perlekatan sejumlah virus dan bakteri. Adanya kesamaan
antara glikoprotein yang terdapat didalam sekresi saliva dengan yang
terdapat pada permukaan sel-sel epitel, memberikan kesan bahwa
glukoprotein saliva mengadakan kompetisi untuk menghambat
perlekatan antigen, sehingga mencegah terjadinya reaksi patologis.
Efek buffer saliva dan faktor-faktor pembekuan darah.
7
Efek buffer saliva penting terutama untuk mempertahankan
konsentrasi ion hydrogen fisiologis (pH) pada permukaan sel-sel
epitel mukosa dan pada permukaan gigi. Fungsi ini sangat erat
hubungannya dengan terjadinya karies gigi. Didalam saliva unsur
yang memberikan efek buffer yang utama adalah sistem
“bicarbonate-carbonic acid”.
Saliva juga mengandung faktor-faktor pembekuan (faktor VIII,
IX, X; plasma tromboplastin anteseden (PTA); dan faktor Hageman)
yang mempercepat proses pembekuan darah dan melindungi luka
dari invasi bakteri. Dalam hubungannya dengan proses pembekuan
darah ini, diduga juga adannya enzim fibrinolitik yang aktif.
Lekosit
Selain mengandung sel-sel epitel desquamasi saliva
mengandung segala bentuk lekosit terutama polimorfonuclear
leukosit (PMN). Jumlah leukosit bervariasi dan tidak sama antara satu
individu dengan individu lainnya, antara waktu yang berbeda dalam
satu hari, dan jumlahnya bertambah bila terjadi gingivitis. Leukosit
keluar kerongga mulut dengan cara migrasi menembus lapisan pada
sulkus gingiva. Adanya sel-sel PMN didalam saliva kerap kali disebut
sebagai orogranulosit, dan kecepatannya bermigrasi kedalam rongga
mulut disebut sebagai “orogranulocytic migratory rate” (OMR).
Sejumlah peneliti berpendapat bahwa kecepatan migrasinya
mempunyai korelasi dengan derajat keparahan gingivitis sehingga
dapat digunakan sebagai parameter untuk mempelajari gingivitis.
Peranan saliva dalam “Periodontal patology”
Saliva mempunyai pengaruh yang besar terhadap terjadinya
plak, maturasi plak, dan metabolismenya. Terjadinya kalkulus,
penyakit periodontal, dan karies juga dipengaruhi oleh aliran saliva
dan komposisinya. Pada percobaan dengan binatang terbukti bahwa
8
tidak adanya kelenjar ludah akan meningkatkan insiden karies gigi
dan penyakit periodontal, serta memperlambat terjadinya
penyembuhan.
Adaya pendapat bahwa terdapat hubungan yang terbalik antara
jumlah kalkulus dengan pirofosfat didalam parotid saliva, sampai
sekarang masih diperdebatkan.
Pada manusia, meningkatnya peradangan gingiva, karies gigi
dan kerusakan gigi dengan cepat yang dihubungkan dengan karies
servikal atau semental terutama disebabkan oleh berkurangnya
sekresei kelenjar ludah (xerostomia). Xerostomia dapat terjadi karena
beberapa faktor, misalnya sialolithiasis, sarcoidosis, sindroma
Sjogren’s, penyakit Mikulicz’s, irradiasi, atau pengangkatan kelenjar
ludah.
9
KELAINAN GINGIVA
Klinis keradangan gingiva disebut gingivitis. Gingivitis disini
disebabkan oleh adanya plak yang terdapat disulcus gingiva yang
kemudian menyebabkan keradangan.
Tetapi pada periodontology gingivitis kelainan gingiva meliputi :
keradangan, atrophy, degenerasi, dsb. Oleh karena itu gingival
disease dimaksudkan sebagai keadaan patologis dari gingiva yang
nonspesifik.
Tetapi kadang kelainan yang nonspesifik ini didahului oleh
gangguan sistemik.
Menurut lokalisasinya kelainan dari gingiva dibagi menjadi :
1. Localized marginal disease.
Kelainan terdapat pada satu atau lebih daerah-daerah marginal
gingiva.
2. Localized diffuse disease.
Kelainan yang meliputi gingiva margin sampai muccobuccal fold
pada tempat yang terbatas.
3. Papillary disease.
Kelainan terdapat pada interdental-papil.
4. Generalized marginal disease.
Kelainan terdapat diseluruh gingival margin.
5. Generalized diffuse disease.
Kelainan meliputi seluruh gingival margin sampai muccobuccal
fold biasanya disebabkan oleh kelainan sistemik.
Menurut penjalaran dan lama proses dari gingival disease :
- Akut.
- Sub-akut, agak sukar dibedakan dengan kelainan gingiva yang
kronis dengan eksacerbasi yang akut.
- Kronik
- Rekuren
10
Penjalarannya dapat menjadi kronis dan sembuh, yang kronis dapat
mengalami eksacerbasi yang akut.
Akut gingival disease terjadi mendadak dalam jangka waktu pendek
dan terasa sakit. Pada sub-akut keadaan lebih ringan. Sedangkan
yang kronik terjadi lama dan tak memberikan rasa sakit yang nyata.
Untuk menentukan macam dari kelainan gingiva dilakukan
pemeriksaan pada :
- Warna
- Size (ukuran)
- Contour (bentuk)
- Konsistensi
- Surface texture (susunn permukaan)
- Posisi
- Pendarahan
- Rasa sakit
W A R N A
a). Pada kelainan gingiva biasanya akan menimbulkan
perubahan warna. Pada keadaan yang kronik perubahan dari
merah kemerahan, kebiru-biruan sesuai dengan proses
keradangan dari akut sampai kronik.
Warna merah menunjukan kerusakan dari sirkulasi
dengan stagnasi dari vena dan akan terjadi anoxaemi.
Bila terjadi extravasasi dari erytrocyt dan diikuti dengan
kerusakan dari hemoglobin, warna menjadi lebih tua.
Contoh lokalisasi dari perubahan warna :
- Marginal : keradangan yang akut : Anug
- Diffuse : herpetic gingivostomatitis
- Circumscript : iritasi bahan kimia
b). Perubahan warna karena logam berat : bismuth, arsen,
mercury.
11
Bila logam ini dipakai sebagai terapy dapat menyebabkan
hiperpigmentasi dari gingiva pada bagian contournya.
Diskolorasi ini terjadi karena pengendapan dari mentallic
sulfide disekitar pembuluh darah dijaringan ikat bawah epitel.
Pigmentasi ini bukan disebabkan oleh keracunan tetapi
karena permeabilitet dari pembuluh darah yang meningkat
yang disebabkan karena iritasi dari gingiva yang meradang,
juga pigmentasi yang terdapat pada bibir bila ada iritasi.
Bila iritasi dihindari pigmentasi dapat dikurangi walaupun
terapy dengan heavy metals masih dapat diberikan.
Pigmentasi ini dapat dihilangkan sementara dengan H2O2
sulfide dioxideer.
Pada keracunan logam biasanya pigmentasi berupa
merah kebiru-biruan sampai biru tua. Ini disebut BURTONIAN
LINE. Biasanya terdapat pada orang-orang yang bekerja di
pabrik.
C).Perubahan warna karena faktor sistemik pada Addison
disease. Misalnya pada warna gingiva dapat beubah dari abu-
abu sampai hitam.
Pada Anemia ---------- gingiva jadi pucat
Leukemia ---------- warna gingiva menjadi kebiru-
biruan
Diabetes ---------- merah terang
Hypo vit B Complek ---------- warna kebiru-biruan
Pregnancy ---------- merah kebiru-biruan
Orang yang bekerja dipabrik juga menunjukkan perubahan
warna. Misalnya pada pabrik kuningan : kehijau-hijauan ;
perak : diffuse metallic ; tembakau : abu-abu hyperkeratosis.
S I Z E ( UKURAN)
12
Kelainan ukuran gingiva biasanya merupakan pembesaran yang
disebut gingival enlargement. Pada keradangan gingiva sering terjadi
gingival enlargement ( g . e ) dan ini disebut : hypertrophye gingivitis.
Menurut lokalisasinya g.e digolongkan menjadi :
a. Localized : terbatas pada gingiva dari satu atau
sekelompok gigi.
b. Generalized g.e : meliputi seluruh gingiva
c. Marginal g.e : terbatas pada gingival margin
d. Diffuse g.e 6 : pada gingiva margin dari attached gingiva
contoh : Localized g.e.
ialah suatu g.e yang terdapat pada gingival margin
dan attached gingiva dan meliputi satu atau
sekelompk gigi.
Macam lain : isolated tumor like lesion discreate g.e (dungkul).
Klasifikasi dari g.e :
I. G.e : karena radang= inflammatory g.e
A. Kronis = dapat generalized,localized atau tumor
like.
B. Akut = gingival abscess
II. Non-inflammatory
A. Marginal = dilantin
B. Diffuse = fibromatosis, etiologi tidak jelas
III. Combined g.e
IV. Conditioned g.e
A. Hormonal = pregenancyPuberty
B. Leucaemia g.e
C. Deficiency Vit. C
13
D. Non specific conditioned
V. Gingival neoplasma (ganas dan tidak ganas)
VI. Development g.e
Ad. I. INFLAMATORY G.E
Macam ini paling sering terdapat
A. Kronis
Biasanya terdapat pada marginal gingiva. Pada stadium
permulaan pembengkakan terdapat pada contour sekitar
gigi, makin lama makin membesar sehingga tampak kelas
sampai menutup enamel.
Interdental papilla menjadi tumpul terutama dibagian
buccal.
- Pada g.e ini pertumbuhannya pelan
- Tak sakit kecuali jika ada komplikasi, trauma atau
infeksi yang sekunder
- Mudah berdarah.
Disrete ( tumor like )
Lebih jarang terdapat jika dibandingkan dengan di atas.
Pada macam ini terjadi penonjolan dari interdental yang
prominen seperti tumor. Kadang-kadang terdapat juga
gingival margin lingual dan buccal. Suatu waktu dapat
membesar atau mengecil.
Etiologi dari chronic inflammatory g.e
Semua penyebab yang dapat merangsang gingiva.
Menurut Hirscfeld :
1. Hubungan anatomis yang tak normal dari gigi tetangga
2. Hubungan yang abnormal dengan antagonist
3. Fungsi yang kurang
4. Oral hygine yang jelek
5. Colculus subgingival
14
6. Subgingival cervical caries
7. Overhanging filling
8. Sisa makanan
9. Fixed removable apliences
10. Traumatic acclusion
11. Bernafas dengan mulut
B. Akut
1. Gingival abscess
- Lokalized (marginal interdental)
- sakit
- tumbuh cepat
Mula-mula kemerah-merahan 24-28 jam, kemudian
nampak menonjol
jelas dengan fluktuasi. Biasanya desertai dengan
pericementitis.
Penyebab : iritasi dari benda asing (sakit gigi)
2. Periodontal abscess
Keradangan perulent yang localized dan terdapat pada
jaringan periodontal.
Ad. II. NON INFLAMATORY GINGIVAL HYPERLASI
Terjadinya tidak ada hubungannya dengan keradangan pada
kelainan ini terjadi
- Pembesaran
- Perubahan bentuk
- Gingiva pucat
- Gingiva menjadi padat
A. Marginal non-inflammator gingiva hyperplasi
15
Ini terjadi pada pemakaian Delatine sodium, biasanya
kelaianan terdapat dibagianinterproximal labial dan
bucco-lingual.
Kons subtensi = padat dan kenyal
Warna = pucat
Tak mudah berdarah dan terbatas jelas dengan oral
mucosa.
Dapat menjadi besar sampai dataran occlusal dan dapat
meliputi seluruh mulut.
Bila ada keradangan dapat berubah warna, ukuran,
bentuk dan konsistensinya.
Pembesaran karena delantin ini biasanya tidak terdapat
pada tempat-tempat dimana tdk ada giginya.
Dengn penghentian terapi delantin , hyperplasi akan
menghilang .
B. Diffuse non inflammatory gingival hyperplasi.
Hyperplasi ini meliputi gingival margin sampai
muccobuccal fold, labial dan buccal. Biasanya terdapat
dirahang atas dan bawah hanya kadang-kadang terdapat
pada satu rahang.
Tanda-tanda : berwarna pink
Konsistensi seperti kulit keras
Karakteristik : berbenjol
Diffuse g.e ini disebut juga :
- gingivomatosis
- elephantiasis
- familial elephant
- idopathis fibromatosis
- diffuse fibroma
16
Etiologi belum jelas, mungkin :
- familiair
- neoplasma
- gangguan makanan
- gangguan endocrine.
Ad. III.COMBINED G.E.
Terjadi bila gingival hyperplasi ini disertai dengan infeksi yang
sekunder. Pada gingival hyperplasi ini mudah tertinggal
plak,karena bentuknya dan dapat menimbulkan keradangan.
Ad. IV. CONDITIONED G.E.
G.e. ini terjadi bila keadaan sistemik ikut mempengaruhi
pembesaran karena irritasi. Biasanya faktor local dulu yang
merupakan faktor penyebab utama dan faktor sistemik ikut
mempengaruhinya.
A. Hormonal.
1. G.e karena pregnancy
Dapat merupakan :
- marginal gingiva keseluruhan membengkak
- satu atau beberapa benjolan (discrete, tumor like)
Terjadinya didahului dengan adanya iritasi local pada
tempat itu G.e ini lebih prominent bila terdapat pda bagian
interproksimal drip[adbila terdapat pada bagian labial,
buccal, atau lingual. Warnanya merah biru konsistensinya
lunak dan mudah rusak. Permukaan harus mengkilap.
G.e pada pregnancy ini mudah dibedakan dengan mukosa
lainnya.
Pregnancy tumor (epilus gravidarum) merupakan suatu lesi
yang meradang yang disebabkan oleh reaksi terhadap
faktor iritasi local disertai pengaruh dari kondisi pasien.
17
Biasanya terjadi sesudah bulan ketiga dengan gejala :
- tak sakit.
- Menonjol dari gingiva diinterproksimal (mostcommon)
atau labal/lingual.
- Karena tekanan lidah menjadi pipih.
- Warna merah.
- G.e. ini merupakan tumor yang superficial dan tidak
mengenai tulang dibawahnya.
- Konsistensinya dapat : sedikit padat, lunak dan mudah
berdarah.
2. G.E. Pubertet
Sering tampak pada masa pubertet dmana terjadi pada
tempat tempat yang ada irritasi local . Biasanya lebih besar
daripada g.e. karena faktor local biasa.
G.e. ini terdapat dibagian manapun , dimana pada bagian
interproksimal lebih membesar.
- Pada umumnya hanya terdapat dibagian buccal, labial
tetapi tidak dibagian Lingual.
- Sering disertai keradangan yang kronis.
B. G.E. Karena Leukemia :
Gambaran klinis hampir sama dengan keradangan kronis
yang murni.
G.e. karena leukemia ini terjadi bila ada iritasi local.
Pembesaran gingiva disertai dengan infiltrasi dan leukosit
yang berproliferasi dan yang masih muda dan banyak
sekali.
Biasanya G.e ini terdapat pada leukemia yang akut dan sub
akut.
Dapat terjadi : marginal/ diffuse
18
Localized/generalized
Kadang-kadang merupakan discrete/tumor-like (dungkul)
Dungkul ini dapat :
- simple/multiple- bentuk tidak teratur- tak sakit, kecuali bila ada komplikasi- konsistensi dapat lunak atau sedikit
padat- mudah rusak/berdarah
Ulcero membraneus yang akut sering terdapat pada servix
gigi.
C. G.E. karena vitamin C deficiency
Klinis G.e karena vitamin C ini disebabkan oleh iritasi local.
Vitamin C deficiency sendiri menunjukkan kelainan
gingiva :
- hyperaemia
- mudah berdarah
- resistensi terhadap keradangan menurun.
Kombinasi dari vitamin C deficiency yang akut dengan
keradangan gusi dapat menimbulkan G.e yang padat atau
acurvey.
G.e ini :
- Terdapat dimarginal
- Merah kebiru-biruan
- Lunak
- Mudah berdarah
- Permukaan halus
Kadang –kadang dapat menjadi necrose dan disertai
pseudo membrane.
D. Non specific conditioned G.E
19
Granuloma pyogenicum ialah suatu G.e yang terjadi karena
reaksi yang besar dari jaringan gingiva terhadap trauma
yang kecil.
Faktor sistemik biasanya tidak mempengaruhinya
Tampak sebagai dungkul (benjolan)
dengan tangkal dan dasarnya luas.
Warnanya merah muda, kadangkadang
padat tergantung pada lama terjadinya
dan pada umumnya juga tergantung
pada adanya mecrasi dan exudasi yang
purelent.
Bentuk non specific conditioned G.e
Mempunyai sifat dapat berubah menjadi fibroepthelial
papilloma atau bertahun-tahun tak berubah. Klinis tampak
sebagai pregnancy tumor.
Ad. V. NEOPLASTIC GINGIVAL ENLARGEMENT (GINGIVAL
TUMOR)
Terdapat sedikit bila dibandingkan dengan neoplasma lain yang
terdapat dalam mulut. Perkataan epulis biasa digunakan pada
sebutan semua tumor dari gingiva.
Macam-macam gingiva tumor :
- Fibroma
- Nevus
- Myoblastoma
- Haemangioma
- Papilloma
- Giant cel tumor
20
- Leukoplakia
- Carcinoma
- Malignant melanoma
Ad. VI. DEVELOPMENTAL GINGIVAL ENLARGEMENT
G.e ini sering terdapat pada bagian muka dari rahang dan
penyebabnya karena adanya pertumbuahan dari gigi. Klinis
menunjukkan suatu poertumbuhan berbentuk bulat pada
bagian labial dan marginal dari gingiva dimana gigi erupsi.
Sebetulnya ini fisiologis, terdapat semasa permulaan dewasa
sampai epithelial attachment bergerak dari enamel ke cemento
enamel junction.Tetapi karena sering ada komplikasi maka
tampak lebih besar.
Perubahan dari Gingival Contour
Perubahan ini sering terjadi pada G.e tetapi kadang-kadang
disebabkan oleh penyebab lain.
Stilman’s cleft :
Ialah suatu cleft yang terdapat pada
gingival margin. Biasanya terdapat
pada bagian labial atau buccal. Cleft ini
disebabkan oleh karena occlusal
trauma. Menurut Boxcleft ini terjadi
karena adanya pocket yang sempit yan
prosesnya merusak tulang dan
membungkus gingiva karena tulang
dibagian buccal/labial tipis.
Panjang cleft 5 – 6 mm.
Mc. Call’s Festoon
Pembesaran dari marginal gingiva yang menonjol generalized.
21
Pada permulaan pertumbuhan belum ada perubahan dari
warna dan konsistensi. Dapat sering terjadi komplikasi
keradangan karena bentuknya.
Penyebabnya : Occlusal trauma.
KELAINAN DARI KONSISTENSI
Pada kelainan dari gingiva akan menimbulkan perubahan
konsistensi dari gingiva.
Kadang-kadang terdapat perkapuran dalam gingiva. Dapat
disebabkan oleh karena sisa akar, fragment dari cement (calcified
masses). Karena adanya calcified masses ini dapat menimbulkan
fibrosis.
SURFACE TEXTURE
Permukaan dari gingiva dengan stipplingnya dapat berubah
karena kelainan gingiva. Pada keradangan kronis permukaannya
halus. Kadang-kadang pada gingival hyperplasi atau keradangan
kronis yang lama tampak bulatan kecil-kecil pada permukaan
(nodular surface texture).
PERUBAHAN POSISI DARI GINGIVA
Dalam peridontologi sering disebut recession, definisinya :
Terbukanya permukaan dari akar karena bergeraknya gingiva
kejurusan apical dan diikuti dengan rusaknya alveolarcrest dan
periodontal membrane yang bersangkutan. Dapat dibedakan macam
resesi gingiva :
Actual position : tempat dimana epithelial attachment melekat pada
gigi.
Apparent position : tempat dari gingiva margin crest yang melekat
pada gigi. Resesi dapat atau tidak disertai keradangan.
Etiologi
Fisiologis : Pada waktu pertumbuhan gigi pada orang tua.
22
Patologis : Karena kerusakan gingiva dan alveolar bone.
Dapat terjadi localized atau generalized.
Pada umumnya penyebab local seperti :
- Keradangan gingiva
- Traumatik oklusi
- Sikat gigi
Pada gingiva yang letaknya labial buccal, mudah terjadi resesi
karentipisnya tulang, sehingga dengan adanya keradangan/trauma,
tulang mudah rusak. Juga sering terjadi resesi pada gigi 6I6
disebabkan oleh akar yang terlalu divergence, sehingga bagian
palatal/buccal dari akar-akar tulangnya tipis. Dan karena fungsi dari
6I6 terhadap gigi-gigi bawah resesi sering terjadi dibagian palatal.
Arti Klinis dari Resesi
Dapat menyebabkan :
- Akar yang telanjang ---- - caries pada akar
- Sensitive
- Rusaknya processes alveolar kadang-kadang dapat terjadi.
- Pada bagian interproximal resesi dapat menimbulkan,
keradangan dengan akibat terbentuknya pocket.
23
PERDARAHAN DARI GINGIVA
Perdararahan gingiva yang kronis sering disebabkan oleh gingiva
marginalis yang kronik dengan adanya iritasi mekanis, misalnya :
bruxisim. Banyak dan lamanya perdarahan tergantung pada derajat
dari keradangan. Juga dengan barang-barang yang tajam, gingiva
mudah berdarah.
Pada acute necrotizing gingivitis, pendarahan yang spontan mudah
terjadi, walaupun dengan iritasi yang kecil.
Perdarahan gingiva dapat juga disebabkan oleh faktor sistemik,
misalnya :
- Gangguan pembekuan darah karena defisiensi dan
fibrinogen, prothrombing atau viatamin K.
- Permeability dari capplier naik karena kelemahan dari
endothelium, misalnya : - defisiensi vitamin C
- penyakit infeksi
- alergi
- Pada haemorrhagic desease terjadi perdarahan yang hebat
tanpa adanya kerusakan atau perdarahan yang hebat
setelah terjadi kerusakan yang relative tidak besar,
- Pada haemophilia karakteristik perdarahan dari gingiva
yang lama sekalipun luka kecil (deffisiency dari
thromboplastine). Hanya terjadi pada laki-laki, walaupun
pembawanya wanita.
24
GINGIVITIS KRONIS DAN AKUT
Gingivitis yaitu peradangan gingiva, merupakan bentuk umum
penyakit gingiva. Peradangan gingiva biasanya disebabkan oleh plak
dan akibat peradangan ini dapat berupa degenerasi, nekrosis
maupun proliferasi dari jaringan gingiva.
Ditinjau dari penjalaran dan lama prosesnya, gingiva dapat berbentuk
:
- Akut : sakit mendadak dan tak berlangsung lama
- Sub akut : lebih ringan daripada tipe akut
- Rekuren : kambuh kemali sesudah terapi atau yang tiba-
tiba mereda tetapi kambuh lagi
- Kronis : terjadi perlahan-lahan dalam waktu lama, tidak
sakit, kecuali ada komplikasi menjadi akut atau
sub akut.
Ditinjau dari penyebabnya, dapat, berbentuk :
- Lokal : mengenai gingiva dari satu gigi atau beberapa
gigi saja
- Menyeluruh : mengenai seluruh mulut
- Marginal : mengenai tepi gingiva dan sebagian “ attached
gingiva” yang berdekatan
- Papillary : mengenai papilla interdental kadang meluas ke
margin tepi yang erdekatan. Permukaan papilla
interdental lebih sering terkena dibandingkan
dengan tepi gingiva dan tanda permulaan
gingivitis lebih sering tampak didaerah papilla.
- Diffuse : mengenai marginal, attaches, papilla
interdental sampai ke mokobukal.
25
Gingivitis Akut
Contoh :
1. A.N.U.G. “Acute Neorotizing Ulcerative Gingivo Stomatitis”.
2. “Acute, Herpetic Gingivo Stomatitis.
Penyebabnya : mikro organisme yang “spesifik” misalnya
Barellia vincentie dan virus herpes simplex.
Gejala-gejala gingivitis akut lebih berat daripada gingivitis kronis.
Gejala klinisnya berupa :
- rasa sakit yang hebat dan tiba-tiba pada saluran mulut
- gingiva sangat mudah berdarah walau hanya dengan iritasi
kecil, warna merah hebat.
- Ulserasi para interdental papilla disertai adanya lapisan (pseudo
membrane) yang berwarna keabu-abuan.
- Lama kelamaan terjadi nekresis pada interdental papilla.
- Akan terjadi crter interdental (bawah interdental) disebut juga
crater gingiva.
- Ulserasi hanya mengenai tepi gingiva, tetapi jarang mengenai “
attached gingiva”.
- Bau mulut yang khas.
Keadaan umum dari pasien :
- temperature meninggi
- pasien lemah dan lesu
- tidak ada nafsu makan
- susah tidur
- pada kelenjar limpha setempat terjadi pembengkakan dan sakit
pada perabaan.
26
Gingivitis Kronis
Gejala klinisnya berupa :
- terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi merah
- bentuk marginal gingiva membesar karena oedem (sembab)
- bentuk interdental menjadi tumpul
- permukaan mengkilap dan stypling menghilang
- konsistensi lunak atau keras (fibrotik)
- pada pemeriksaan dengan probe mudah berdarah
- keluar eksudat yang dapat berupa purulent eksudat atau serous
eksudat
- tidak sakit bila disentuh, kecuali disertai komplikasi infeksi atau
trauma.
Proses kerusakan/destruksi dan proses perbaikan/repair jaringan
pada gingivitis kronis terjadi serempak atau berganti-ganti dan hal
ini mempengaruhi gambaran klinis gingiva. Bila proses perbaikan
lebih cepat daripada proses kerusakan maka gingiva tampak lebih
normal warnanya dan lebih kenyal konsistensinya atau mengalami
fibrosis dan bagian marginal gingiva tampak tumpul. Sebaliknya bila
proses kerusakan lebih besar/lebig cepat daripada proses perbaikan.
Maka gambaran gingiva juga berbeda yaitu gingiva menjadi lunak.
Pada permukaan tidak tampak adanya “stippling” warnanya lebih
merah dan mengkilap permukaannya.
27
PENYAKIT-PENYAKIT PERIODONTAL PADA ANAK-ANAK
Inflamasi (Radang)GingivitisPeriodontitis Marginalis
SystemicMeassle (Rubiola)Chichen pox (Variela)Scarlet FeverDiphteriaGangguan sirkulasiErythroblastic anemiaAcute Subacute leukemiXanthomateus diseaseNutritional deficiencyDiabetes
LocalAcute Herpetic gingivo stomatitisMoniliasisAcute Necrotizing gingivitisStomatitis CatarrkalisStreptococcal GingivitisGonococcal & Staphylococcal gingivitis
Bagian khusus
DystropyGingivosisPeriodontosis
28
Gingivitis pada anak-anak
- Gingivitis pada anak-anak tidak sama dengan orang dewasa
- Pada beberapa penelitian :
Sesudah pengumpulan plak, keradangan klinis belum
terlihat/reaksi lebih lambat dibandingkan dengan orang dewasa.
Adanya perbedaan dengan orang dewasa yaitu :
- Pada anak-anak sel plasma dan sel B <<, karena :
o Tidak adanya poket gingiva pada anak-anak, kecuali pada
penggunaan orthodontic band subgingivally :
Terjadi perubahan dominasi sel-sel T menjadi
sel-sel B
o Perbedaan struktur jaringan gingiva :
Pada penelitian anak anjing : keratinisasi oral epithelium
dan struktur cutikular pada permukaan junction, epithel >
tebal
> Resisten terhadap zat-zat antimikroba
Periodontal mikrofora tidak sama dengan orang dewasa.
Gingivitis pada anak-anak tidak selalu menjadi periodontitis seperti
umumnya pada orang dewasa.
Pendapat dulu ( Greene 1963)
Gingivitis adalah bentuk dini periodontitis.
Terjadi bila gingivitis tidak dirawat.
Indeks untuk gingivitis dan periodontitis disatukan disebut
Periodontal disease indeks.
Sekarang
Gingivitis bisa sebagai :
Tanda awal ManifestasiDestruksi host defense yang tidakPeriodontal berbahaya
29
KELAINAN PERIODONTAL
PERIODONTAL POCKET
TANDA-TANDA KLINIS PERIODONTAL POCKET
Kelaianan biasanya terdapat didaerah gingiva margin yang
dapat sampai buiccal fold.
- berwarna merah sampai merah kebiru-biruan tergantung pada
derajat kelainan.
- permukaan halus mengkilap, stippling menghilang karena
oedeem.
- Marginal gingiva membesar sampai kadang-kadang menutupi
sebagian dari enamel.
- Terjadinya kerusakan kejurusan bucco-lingual.
- Perdarahan yang teratas.
- Kadang-kadang terdapat recession terutama dibagian buccal.
Pada keadaan yang lebih lanjut :
- gigi menjadi goyang
- gigi menjadi panjang (exfoliasi)
- pembentukan pus (nanah)
- migrasi
KELUHAN PENDERITA (SUBJEKTIF)
Pada pembentukan pocket penderita sering mengeluh
- rasa sakit atau rasa tekanan yang kadang-kadang timbul
- bau tidak enak pada tempat-tempat tertentu
- kebiasaan menghisap darah pada interdental space
- rasa sakit yang dalam ditulang (osteitis)
- gatal-gatal pada gingiva
- dorongan ingin menusuk-nusuk interdental space
- rasa kurang aman mengunakan giginya
- sensitif terhadap panas/dingin
- rasa sakit pada gigi tanpa caries
30
Menurut Glickman morphologis periodontal pocket dapat dibagi
menjadi :
1. Relative Pocket
Pocket ini terbentuk oleh karena pembesaran gingiva tanpa
disertai kerusakan jaringan dibawahnya dan tanpa pergerakan
epithelial attachment kejurusan apical.
Pocket ini disebut juga pseudo-pocketGoldman menggolongkan pocket ini dalam suprabony pocket
2. Absolute Pocket
Pocket ini terjadi karena pergerakan epithelial attachment
kejurusan apical dan dapat disertai dengan kerusakan supporting
bone dan periodontal membrane.
Absolute pocket ini dibagi menjadi :
a. Suprabony Pocket, dengan nama-nama lain :
- Gingival pocket
- Supraingival pocket
- Supracrestal pocket
Pocket ini dasarnya terletak diatas alveolar crest.
b. Infrabony Pocket, dengan nama-nama lain :
- Intrabony pocket
- Intraalveolar pocket
- Subcrestal pocket
Pocket ini dasarnya melekat pada gigi dibawah puncak dari alveolar
crest.
Absolute pocket ini terjadi karena proliferasi dan degenerasi
jaringan ikat akibat keradangan.
Ringkasan perbedaan diantara suprabony pocket dan infrabony
pocket sebagai berikut :
31
- pada suprabony pocket dasar dari pocket (epithelial
attachment) terletak diatasnya alveolar crest, sedangkan pada
infrabony pocket terletak lebih apical daripada alveolar crest.
- Suprabony pocket terletak antara gigi dan gingiva, sedangkan
infrabony pocket terletak antara gigi dan tulang.
- Terjadinya suprabony pocket karena regenerasi dari transeptal
fibers dan horisontl fibers lebih sempurna daripada infrabony
pocket.
Macam dari pocket ini perlu diketahui karena berhubungan
dengan rencana terapi.
Terutama infrabony pocket yang sangat complicated, sangat
penting untuk diketahui.
Infrabony pocket sering terdapat pada bagian approximal dari
gigi atau bagian palatal, tetapi jarag terdapat dibagian buccal/labial
dari gigi muka, karena disini tulang tipis, sehingga pada keradangan
dibagian labial biasanya terjadi kerusakan total dari alveolar crest
akibatnya akan terjadi suprabony pocket atau recession.
Menurut bentuknya infrabony pocket kita bagi :
1. Dangkal sempit
2. Dangkal lebar
3. Dalam sempit
4. Dalam lebar
25% dari periodontal pocket merupakan infrabony pocket.
Penyebab utamanya biasanya occlusal trauma dimana pocket yang
terdalam terdapat pada bagian tulang yang mendapat tekanan, juga
keradangan sering menyebabkan terjadinya infrabony pocket.
Menurut jumlah permukaannya periodontal pocket yang absolute
digolongkan menjadi :
32
1. Simple pocket - pocket yang hanya meliputi satu permukaan
gigi
2. Compound pocket - pocket yang tempatnya meliputi :
2 atau lebih permukaan gigi dimana bagian
margin dan dasarnya pocket meliputi
permukaan yang sama.
3. Complex pocket - (spiral pocket), Pocket dimana letak dari
dasarnya tidak pada satu permukaan gigi
dengan bagian marginal. Misalnya : dasar
terletak dibagian buccal dan permulaan
pocket dibagian approximal.
Goldman menggolongkan infrabony pocket menjadi jumlah dinding :
1. Satu dinding
2. Dua dinding
3. Tiga dinding
4. Empat dinding sumber penyembuhan dari empat arah,
akan > baik dari satu dinding.
Pembagian ini penting untuk melakukan terapinya nanti.
PENGUKURAN POCKET
Pengukuran dalamnya pocket dapat kita lakukan dengan beberapa
macam :
1. Dengan sonde biasa
Sonde dapat dimasukkan dalam sulkus dan dijuruskan kearah
vertical dan lateral.
2. Dengan guttap
Guttap dimasukkan dalam pocket dan diambil Ro foto.
3. Dengan pocket probe
Pocket probe ini ada ukuran mm-nya.
4. Dengan pocket marker
33
Biasanya untuk gingivektomi
Bentuknya semacam pinset dimana salah satu ujungnya
membuat sudut 450 atau 900. Bila dikatupkan kedua ujungnya yang
lurus dan bengkok harus bertemu pada satu titik. Cara mengukurnya
dengan memasukkan ujung yang lurus dalam pocket sampai
dasarnya dan kemudian pocket marker dikatupkan sehingga bagian
ujung yang bengkok menusuk permukaan dari gingiva.
Perubahan dari epithelial pada pembentukan pocket biasanya
disebabkan Karen adanya degenerasi dan proliferasi.
Proliferasi dari epithelial attachment menyebabkan pergerakan
dari pocket ke jurusan apical.
Pada keadaan ini biasanya disertai dengan pembesaran dari gingiva
margin sehingga pocket lebih dalam.
Proliferasi ini biasanya didahului dengan adanya iritasi atau
keradangan dari epithelium lining (daerah sulkus gingiva). Pada
keadaan dimana pergerakan epithelium ke jurusan apical disertai
dengan pergerakan gingiva margin dan kerusakan tulang maka akan
terjadi recession tanpa pocket formation.
Degenerai dari epithelial attachment terdapat pada dasar dari
pocket.
Epithelium lining biasanya mengalami perubahan yang hebat
pada pocket formation ini.
Pocket yang dangkal biasanya terdapat pada degenerasi
epithelium lining.
ISI DARI POCKET
Karena biasanya pembentukan pocket ini disebabkan oleh
karena keradangan atau disertai keradangan, maka biasanya isinya
adalah :
a. Exudat yang purulent yang mengandung :
- Leukosit yang hidup dan mati
- Bakteri yang hidup dan mati
34
- Serum/fibrin
- Sisa-sisa makanan
- Toksin/enzim dari bacteria
- Mucine dari ludah
b. Calculus
c. Jaringan granulasi
Tanda-tanda klinis yang khas dari periondontal pocket :
1. Dinding gingiva dari periodontal pocket :
- berwarna merah kebiru-biruan karena stagnesi
- lunak karena kerusakan gingiva fibers
- halus dan mengkilap permukaannya karena oedeem
- cekung bila ditekan
2. Kadang-kadang dinding gingiva dapat :
- pucat
- merah muda dan padat karena kelainan fibrotic
3. Gingiva margin/dinding gingiva mudah dipisahkan dari gigi karena
lepasnya epithelial attachment dan pembesaran gingiva.
4. Bila ditusuk mudah berdarah karena epitel tipis, terjadi
pembentukan pembuluh-pembuluh darah baru.
5. Sakit bila ditekan karena ulcerasi dibagian dalam dari gingival
margin.
6. Bila ada ulcerasi akan keluar pus bila ditekan.
Dari banyak sedikitnya pus tergantung pada dalam/dangkalnya
pocket, tetapi juga pada besar/kecilnya ulcerasi.
Perubahan dari gigi karena adanya periodontal pocket
1. Necrosis dari cementum
2. Caries dari akar
3. Resorbsi dari akar
4. Perubahan-perubahan kimia dan cement : Phosphor menurun
kalsium meningkat.
5. Pulpitis melalui lateral channel dan forament apical.
35
36
PERIODONTOSIS (Paradontose / Juvenille
periodontitis)
Keadaan dimana terjadi degenerasi yang menyeluruh atau
sebagian dari jaringan penyangga (attachment apparatus) disekitar
cement, terutama jaringan tulang sehingga menyebabkan
pergerakan epithelial attachment ke jrusan apical.
Bisanya dalam keadaan stadium permulaan menunjukkan
keadaan gingiva yang sehat, sehingga jarang sekali periodontosis
ditemukan pada stadium permulaan. Ini disebabkan oleh karena
adanya gejala klnis pada periodontosis yang dapat dirasakan oleh
penderita.
Pada stadium yang lebih lanjut dimana terdapat iritasi lokal dpat
terjadi keradangan saampai dengan pocket formation, sehingga
dalam keadaan ini kadang-kadang sukar dibedakan dengan
periodontitis marginalis.
Pada periodontosis biasanya tidak didapatkan/sedikit karang gigi
dan tak mudah berdarah.
Karakteristik untuk periodontosis ini ialah adanya migration atau
lepasnya gigi. Ini dapat meliputi seluruh gigi atau beberapa gigi saja.
Gigi yang paling menderita ialah gigi anterior dan gigi molar I.
Gigi premolar adalah yang paling kurang ditemukan menderita
periodontosis.
Periodontosis biasanya ditemukan diatas umur 20 tahun,
Causanya tidak jelas, ada beberapa pendapat bahwa
periodontosis ini ada hubungannya dengan :
- malnutrition
- kelainan endocrine
- kelainan sistemik
- kelainan metabolisme
- idiophatic
Periodontosis ini menurut perkembangannya dapat dibedakan
menjadi 3 stadium :
37
1. Terjadinya degenerasi dari fibers dari periodontal membrane.
Dalam stadium ini terjadi resorbsi dari tulang dan biasanya
terjadi migrasi dari gigi anterior atas ke jurusan distolabial.
2. Pada stadium kedua ini terjadi proliverasi yang cepat dan
migrasi dari epithelium attachment ke jurusan apical. Dalam
stadium ini sering terjadi komplikasi gingivitis. Basanya kedua
stadium ini terjadi pada waktu yang singkat dan sukar
dipisahkan.
3. Pada stadium ini terjadi pembentukan pocket yang disertai
dengan keradangan yang lebih hebat karena adanya pocket
yang dalam.
GAMBARAN RO PADA PERIODONTOSIS
1. Hilangnya Processus alveolar pada beberapa gigi terutama
pada incisivus dan molar I.
2. Pelebaran membrane periodontal dan hilangnya lamina dura.
3. Kerusakan dari interdental septum supporting bone pada
jurusan vertical dan horizontal.
4. Kerusakan dari trabeculae (osteoporosis) yang menunjukkan
gambaran Ro rongga-rongga yang lebih besar dan batas
trabeculae yang kurang jelas.
PERIODONTAL ABSCESS
Periodontal abscess adalah suatu keradangan yang purulent dan
terdapat pada jaringan periodontal bagian dalam, kadang-kadang
disebut :
- Lateral abscess
- Perietal abscess
I. TERJADINYA
38
1. Keradangan mula-mula pada pocket yang menjalar dalam
sehingga menunjukkan drainage ke oral-cavity sehingga akan
menimbulkan pengumpulan pus.
2. Pada complex pocket sering dasarnya membentuk abscess
3. pada perawatan periodontal pocket yang kurang sempurna akan
menimbulkan pengkerutan (shrikage) pada bagian marginal,
sedangkan dibagian dasar yang belum bersih akan terbentuk
abscess.
4. Pada dinding gingiva dari pocket dimana terjadi penjalaran
peradangan kejurusan lateral dan dalam sehingga drainage ke
pocket terhalang.
5. Dapat juga terjadi tanpa melalui pocket, misalnya :
- Karena trauma
- Perforasi lateral pada perawatan endodontik.
II. MENURUT LOKALISASI DARI KELAINAN PERIODONTAL ABSCESS, DIBAGI SEBAGAI BERIKUT :
1. Abscess pada jaringan periodontal sepanjang bagian lateral dari
akar dan berhubungan dengan kerusakan processus alveolar.
Dalam keadaan ini dapat terbentuk fistel kejurusan oral mucosa.
2. Abscess pada jaringan periodontal sepanjang bagian lateral tanpa
kerusakan tulang.
3. Abscess dijaringan lunak pada dinding pocket yang dalam
III. GAMBARAN KLINIS DARI PERIODONTAL ABSCESS
Dapat terjadi acute atau chronik. acute dapat terjadi dalam
keadaan yang chronik. Chronik dapat terjadi tanpa gejala yang
acute.
Pada periodontal abscess yang acute menunjukkan suatu benjolan
pada gingiva dibagian lateral dari akar, tampak oedeem, merah, licin
dan mengkilap.
Benjolan ini dapat :
- tidak begitu nyata (tumpul) dan sedikit padat
39
- tajam (jelas) dan lunak
Bila ditekan biasanya pus dapat keluar dari marginal.
Pada pemeriksaan periodontal abscess yang acute :
- tempat yang menonjol lunak terdapat fluktuasi
- pada perkusi gigi sakit
- gigi goyang
- lymphadenitis ; pada keadaan yang hebat penderita :
panas
lemah
leucocytosis
Pada periodontal abscess yang chronis karakteristik berjalan
berbentuk kawah (crater like).
Biasanya penderita hanya mengeluh dengan gigi yang terasa sakit
dan gigi terasa sedikit menonjol.
IV. GAMBARAN RO :
Radiolucency yang jelas tidak circumecript (berbatas jelas)
pada bagian lateral dari gigi. Tetapi hali ini tidak dapat dipakai untuk
menentukkan besar kecilnya abscess, karena adanya overlapping
dari gambaran Ro. Juga bila abscess terdapat pada jaringan lunak
tidak dapat dilihat pada gambaran Ro.
V. DIFFRENTIAL DIAGNOSA
1. Differential diagnosa dengan apical abscess.
Pada periodontal abscess keradangan melalui marginal.
Pada umumnya gigi masih vital. Kecuali bila kelainan periodontal
sudah menjalar ke foramina apical, sedang pada apical abscess
penjalaran melalui caries dan gigi nonvital. Oleh karena itu
40
penting Ro foto dan anamnesa. Baik apical abscess maupun
periodontal abscess sering menimbulkan fistel. Tetapi fistel dari
apical abscess biasanya terletak diujung daripada akar, kecuali
pada anak-anak karena struktur tulangnya dapat terjadi dibagian
lateral, sedangkan pada periodontal abscess biasanya fistel agak
jarang terjadi karena drainase dapat melalui marginal.
2. Differential Diagnosa dengan Gingival Abscess
Gingival abscess terdapat pada marginal gingiva tanpa
disertai dengan kerusakan jaringan periodontal dibawahnya.
Gingival Abscess biasanya merupakan peeradangan yang acute,
karena adanya benda-benda asing yang menusuk gingiva.
Kadang-kadang gingiva abscess ini akibat dari kista yang
menjalar sampai pada gingiva, sedangkan periodontal abscess
merupakan abscess yang mengenai juga jaringan periodontal
dibawahnya sebagai akibat dari kelainan periodontal yang
chronik dan destructive.
MIGRATION (Pathologic migration)
Merupakan salah satu benda yang karakteristik dari kelainan
periodontal. Dua macam kemungkinan dap[at terjadi pada migration
ini.
1. merupakan tanda permulaan dari kelainan periodontal dengan
tidak disertai kelaianan dari jaringan periodontal yang nyata.
2. merupakan akibat dari kelainan periodontal seperti peradangan
gingiva pocket formation, occlusal traumatic, dan sebagainya.
41
Migration inii sering terjadi pada gigi anterior dan hanya kadang-
kadang saja terdapat pada gigi posterior. Migration ini dapat
terjadi kesegala jurusan dan biasanya disertai dengan goyang dan
berputarnya gigi migration kejurusan occlusal/incisal yang
biasanya disebut :
- entrusio
- elogation
- supraclusion
Pada umunya pathologic migration disebabkan oleh :
1. kerusakan jaringan periodontium tanpa keradangan. Disini terjadi
degenerasi dari periodontal fibers. Keadaan ini baisanya
merupakan kelainan yang disebabkan oleh karena kelainan
sistemik atau sebab-sebab yang tidak diketahui misalnya pada
periodontosis. Golongan migration ini merupakan tanda-tanda
permulaan dari kelainan periodontal. Biasanya terjadi pada gigi
sentral atas bergerak kejurusan distolabial, berputar atau
menonjol sehingga menimbulkan suatu diastema. Juga gigi
incisivus lateral dan caninus dapat terjadi migration. Kadang-
kadang gigi sentral bawah juga menunjukkan migration, tetapi
tidak sehebat gigi atas. Migration ini biasanya diperhebat karena
adanya komplikasi :
- traumatic occlusion
- keradangan
- kalkulus, dsb
2. Migration karena kerusakan supporting bone/alveolar bone,
karena penjalaran keradangan, misalnya karena penjalaran dari
periodontitis marginal yang menimbulkan pembentukan pocket.
3. Migration karena trauma
Trauma dapat menyebabkan kerusakan membrane periodontal
dan supporting bone, sehingga dapat menyebabkan migration.
42
Pada perawatan ortodontik migration dapat tanpa disertai
kelainan periodontal, karena trauma yang bekerja sangat kecil.
4. Migration karena hilangnya gigi tetangga
Karena hilangnya/dicabutnya gigi tetangga dan karena fungsi
dari gigi sering menimbulkan migration dari gigi. Pada gigi molar
migration bergerak kejurusan mesial. Besar kecilnya migration
atau drifting dari gigi tetangga karena pencabutan ini biasanya
tergantung pada struktur dari supporting bone dan bentuk
anatomis dari gigi.
5. Migration karena ekspansi dari keradangan yang chronic.
Misalnya :
- Jaringan granulasi pada periodontal pocket dapat mendesak
gigi -----> kalau keradangan hilang, gigi kembali pada tempat
semula.
- Desakan dari kista dapat menyebabkan migration. Bila kista
sembuh gigi akan kembali pada tempatnya.
6. Migration karena gangguan dari pertumbuhan yang aktif maupun
yang pasif bila pertumbuhan tidak menurut waktu yang tertentu,
7. Migration karena kebiasaan jelek, penekanan dengan lidah,
penghisapan jari/bibir, dsb.
Periodontal Atrophy
Atrophy adalah berkurangnya ukuran suatu jaringan atau organ
atau elemen-elemen selular dari keadaan normal. Berkurangnya
tulang alveolar secara menyeluruh yang dihubungkan dengan
terjadinya resesi gingiva tanpa gejala peradangan atau trauma akibat
oklusi, akan timbul dengan bertambahnya usia dan disebut fisiologis
atau senile atrophy. Dikatakan bahwa hal ini bukan disebabkan oleh
proses ketuaan melainkan sebagai akibat kumulasi dari iritasi-iritsi
yang terjadi terus menerus pada jaringan periodontal.
Resenile Atrophy
43
Yaitu suatu reduksi premature jaringan periodontal secara
menyeluruh tanpa terlihat adanya penyebab-penyebab lokal.
Disuse Atrophy
Terjadi apabila rangsangan fungsional yang dibutuhkan untuk
memelihara jaringan periodontal berkurang atau tidak ada sama
sekali. Ditandai dengan menipisnya periodontal ligament, menipis
dan berkurangnya jumlah serat-serat periodontal dan terganggunya
penyusunan serabut-serabut, penebalan cementum, dan
berkurangnya tinggi tulang alveolar, serta osteoporosis yang terlihat
sebagai berkurangnya jumlah dan ketebalan dari trabeculae tulang.