etika keperawatan

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi. Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman

description

KEPENTINGAN MASYARAKAT

Transcript of etika keperawatan

Page 1: etika keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala

bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap

meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk

pelayanan keperawatan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam

mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas.

Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan

basis pada etik dan moral yang tinggi.

Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam

setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam

merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang

etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan

mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu

menjadi pertimbangan dan dihormati.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :

1.      Apa Saja Konsep Moral Dalam Keperawatan ?

2.      Bagaimana Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam Pelayanan Keperawatan ?

Page 2: etika keperawatan

3.      Apa Saja Perilaku Etis Profesional ?

C.    Tujuan

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mengetahui dan memahami Konsep Moral Dalam Keperawatan

2.Mengetahui dan memahami Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam Pelayanan

Keperawatan

3. Mengetahui dan memahami Perilaku Etis Profesional.

Page 3: etika keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

A.           Konsep Moral Dalam Keperawatan

Etika keperawatan mempunyai berbagai dasar penting seperti advokasi,

akuntabilitas, loyalitas, kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia. Di

antara pernyataan ini yang lazaim termaktub dalam standar praktik keperawatan dan

telah menjadi bahan kajian dalam waktu lama adalah advokasi, akuntabilitas, dan

loyalitas (Fry, 1991; lih. Creasia, 1991).

1.      Advokasi

Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi

dan memberi bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun yang dibuat pasien.

Memberi informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai dengan

kebutuhan pasien. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan

peran nonaksi. Dalam menjalankan peran aksi, perawat memberikan keyakinan

kepada pasien bahwa mereka mempunyai hak dan tanggung jawab dalam

menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang

lain. Sedangkan peran nonaksi mengandung arti pihak advokat seharusnya menahan

diri untuk tidak mempengaruhi keputusan pasien (kohnke, 1989; lih. Megan, 1991).

2.      Akuntabilitas

Mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang

dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, 1991).

Page 4: etika keperawatan

Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama,

yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang

dilakukan perawat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang

dapat dibenarkan atau absah.

3.      Loyalitas

Merupakan suatu konsep yang pelbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan

hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara professional berhubungan dengan

perawat. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain sebagai nilai

dan tujuan sendiri. Hubungan professional dipertahankan dengan cara menyusun

tujuan bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta

mengupayakan pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry, lih. Creasia,

1991). Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan, bila terhadap anggota

profesi atau teman sejawat, loyalitas lebih penting daripada kualitas asuhan

keperawatan.

Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan

berbagai pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap

perawat baik loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi.

Untuk mewujudkan ini, AR. Tabbner (1981; lih. Creasia, 1991) mengajukan berbagai

argumen:

a)      Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus

bijaksana bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara professional.

b)      Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat.

Page 5: etika keperawatan

c)      Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat.

d)     Perawat harus loyal terhadap profesi dengan berperilaku secara tepat saat

bertugas.

B.            Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam Pelayanan Keperawatan

Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan

nilai-nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat

frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasien yang

mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan

karena pasen kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang

dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi

nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus

sebagai berikut:

Seorang pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam

negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat

kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang

menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat

sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan

pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa,

karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam

bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat

menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasien tersebut. Pertanyaannya,

Page 6: etika keperawatan

“Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah

ini ?” Pasien diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut.

1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau

membaca).

2. Meluangkan waktu bersama keluarga.

3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.

4. Menonton televisi.

5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.

6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.

Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang

dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai-nilai

sebagai berikut:

1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen,

misalnya stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu

aktifitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang

dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda

positif.

2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasien dan

promosikan nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari

keluarganya. Contoh: istri dan anak anda pasti akan merasa senang bila anda

memutuskan untuk berhenti merokok serta mengurangi kegiatan bisnis anda, karena

dia sangat menghargai kesehatan anda.

Page 7: etika keperawatan

3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang

konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk

memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan

sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: “Bila

anda pulang, anda akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda

menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi kesehatan anda”.

C.           Perilaku Etis Profesional

Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang

berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.

Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut

pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis

mencapai puncaknya bila perawat mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan

keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini,

perawat seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan

prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan.

Pendekatan Berdasarkan Prinsip

Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk

menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994)

menyatakan empat pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain;

(1) Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap

kapasitas otonomi setiap orang.

(2) Menghindarkan berbuat suatu kesalahan.

Page 8: etika keperawatan

(3) Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala

konsekuensinya.

(4) Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.

Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab

konflik dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk

pengobatan progresif bagi bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan

tidak akan pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di

sini terlihat adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan

pengobatan bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila

pengobatan diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan

hidup yang besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu metoda

pun yang mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih

penting, bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya,

pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih

membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat terhadap sesuatu yang

penting dalam etika.

Pendekatan Berdasarkan Asuhan

Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam

bioetik mengarahkan banyak perawat untuk memandang “care” atau asuhan sebagai

fondasi dan kewajiban moral. Hubungan perawat dengan pasien merupakan pusat

pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus

kepada pasien, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat.

Page 9: etika keperawatan

Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana perawat dapat membagi

waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasien atau sejawat, merupakan suatu

kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika.

Karakteristik perspektif dari asuhan meliputi :

(1) Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan;

(2) Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau

pasien sebagai manusia;

(3) Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang

mengarah pada tanggung-jawab profesional;

(4) Mengingat kembali arti tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti:

kebaikan, kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan.

(Taylor,1993).

Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasien

dan belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasien merupakan salah satu

peran yang sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan keperawatan.

Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-

hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat, dalam

menemukan kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu

pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat yang memiliki komitmen tinggi

dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat

hal-hal sbb:

Page 10: etika keperawatan

(1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen

utamanya terhadap pasien;

(2) Berikan prioritas utama terhadap pasien dan masyarakat pada umumnya;

(3) Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam

kesembuhan pasien. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan harus

memberikan informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien

dalam mengambil keputusan.

Page 11: etika keperawatan

BAB III

KESIMPULAN

A.           Kesimpulan

Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai

oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-

nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat

dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima

tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional.

Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi,

keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien,

penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningkatan

kualitas asuhan keperawatan.

B.            Saran

Kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-

Nya dan mentaati hukum serta aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Maka dari itu

agar kelak kita tidak mendapatkan kesusahan melainkan memperoleh kebahagiaan di

dunia dan di akhirat, hendaknya kita selalu menjalankan segala perintah-Nya dan

menjauhi segala larangan-Nya serta segala sesuatu yang madlarat yakni yang tidak

berguna bagi hidup dan kehidupan manusia.

Page 12: etika keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, Robert, Pengantar Etika Keperawatan, Penerbit Kanisius,

Yogyakarta:1995

www.google.com