EPISTAKSIS

2
EPISTAKSIS Dr Luh Made Ratnawati SMF/Bagian THT RS Sanglah/FK UNUD Definisi Epistaksis: keluar darah dari kavum nasi Perdarahan yang terjadi dapat berhenti spontan atau susah dihentikan Pembagian menurut letak: Epistaksis anterior: sumber perdarahabn berasal dari bagian depan ujung anterior konka media Epistaksis posterior: sumber perdarahan terdapat di belakang dari ujung anterior konka media Etiologi: Lokal: o Trauma: ringan: sisi yg kuat, bersin, ngupil berat: terpukul, kecelakaan Dapat juga o.k iritasi gas, benda asing, trauma pembedahan o Infeksi hidung dan sinus paranasal, peny. granuloma spesifik o Neoplasma jinak dan ganas o Kelainan kongenital telangiektasis hemoragik herediter Sistemik: o Penyakit kardiovaskular: hipertensi dan kelainan pembuluh darah seperti arteriosklerotik, nefritik kronis, sirosis hepatis, sifilis, DM o Kelainan darah: tromositopenia, hemofilia, leukemia o Infeksi sistemik: demam berdarah, tifoid, morbili o Perubahan tekanan atmosfer: Caisson disease o Gangguan endokrin: wanita hamil, menarch, menopause Sumber perdarahan: Anterior: sering berasal dari septum bagian depan (pleksus Kiesellbach) dan a. etmoidalis anterior Pleksus Kiesellbach merupakan sumber perdarahan terbanyak, sering terjadi pada anak- anak, dapat berhenti spontan Poserior: perdarahan berasal dari a. etmoid posterior, a. sfenopalatina. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan. Sering terjadi pada penderita hipertensi Terapi: Prinsip terapi epistaksis adalah menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis. Menghentikan perdarahan: darah yang ada di kavum nasi dibersihkan, sumber perdarahan di identifikasi. Masukkan tampon lidokain adrenalin/ lidokain efedrin selama 5 menit. o Bila perdarahan berhenti titik perdarahan di kaustik dg AgNO3 20-30%, elektrokauter asam triklorasetat 10% (dapat diulang kembali) o Bila perdarahan masih aktif dapat dilanjutkan dengan pemasangan tampon anterior. Tampon kasa berbentuk pita yang dilumuri boorzalf atau zalf antibiotik sehingga tampon tidak melekat dan melukai mukosa. Tampon ini dapat dipertahankan selama 2 hari.

Transcript of EPISTAKSIS

Page 1: EPISTAKSIS

EPISTAKSISDr Luh Made RatnawatiSMF/Bagian THT RS Sanglah/FK UNUD

Definisi Epistaksis: keluar darah dari kavum nasi Perdarahan yang terjadi dapat berhenti spontan atau susah dihentikan Pembagian menurut letak: Epistaksis anterior: sumber perdarahabn berasal dari bagian depan ujung anterior konka media Epistaksis posterior: sumber perdarahan terdapat di belakang dari ujung anterior konka media

Etiologi: Lokal:o Trauma: ringan: sisi yg kuat, bersin, ngupil berat: terpukul, kecelakaan Dapat juga o.k iritasi gas, benda asing, trauma pembedahano Infeksi hidung dan sinus paranasal, peny. granuloma spesifiko Neoplasma jinak dan ganaso Kelainan kongenital telangiektasis hemoragik herediter

Sistemik:o Penyakit kardiovaskular: hipertensi dan kelainan pembuluh darah seperti arteriosklerotik, nefritik kronis, sirosis hepatis, sifilis, DM o Kelainan darah: tromositopenia, hemofilia, leukemiao Infeksi sistemik: demam berdarah, tifoid, morbilio Perubahan tekanan atmosfer: Caisson diseaseo Gangguan endokrin: wanita hamil, menarch, menopause

Sumber perdarahan: Anterior: sering berasal dari septum bagian depan (pleksus Kiesellbach) dan a. etmoidalis anterior Pleksus Kiesellbach merupakan sumber perdarahan terbanyak, sering terjadi pada anak-anak, dapat berhenti spontan Poserior: perdarahan berasal dari a. etmoid posterior, a. sfenopalatina. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan. Sering terjadi pada penderita hipertensi

Terapi:Prinsip terapi epistaksis adalah menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis. Menghentikan perdarahan: darah yang ada di kavum nasi dibersihkan, sumber perdarahan di identifikasi. Masukkan tampon lidokain adrenalin/ lidokain efedrin selama 5 menit. o Bila perdarahan berhenti titik perdarahan di kaustik dg AgNO3 20-30%, elektrokauter asam triklorasetat 10% (dapat diulang kembali)

o Bila perdarahan masih aktif dapat dilanjutkan dengan pemasangan tampon anterior. Tampon kasa berbentuk pita yang dilumuri boorzalf atau zalf antibiotik sehingga tampon tidak melekat dan melukai mukosa. Tampon ini dapat dipertahankan selama 2 hari.o Bila perdarahan belum berhenti, dapat dilakukan pemasangan tampon posterior (Belloq tampon).o Bila perdarahan masih berlanjut, dapat dilakukan ligasi arteri

Mencegah komplikasi Komplikasi yang terjadi dapat oleh karena akibat langsung dari epistaksis atau oleh karena pemasangan tampon (benda asing) Akibat langsung perdarahan adalah syok diatasi dengan pemberian cairan infus k/p transfusi. Akibat pemasangan tampon dapat terjadi sinusitis, otitis media, septikemi → perlu pemberian antibiotik propilaksis

Mencegah berulangnya epistaksis. Epistaksis hanya merupakan gejala, penyakit primernya harus dilacak, sehingga bila dapat diatasi akan mencegah berulangnya epistaksis