Eliminasi Urine
description
Transcript of Eliminasi Urine
ELIMINASI URINEFisiologi eliminasi urine• Ginjal
Menyaring produk limbah dari darahuntuk membentuk urine
• UreterMentranspor urine dari ginjal kekandung kemih
• Kandung kemihMenampung urine sampai timbul keinginan untuk berkemih
Kerja kandung kemih dipengaruhi oleh korteks serebral, thalamus, hipothalamusdan batang otak
• UretherBagian tempat urine keluar dari tubuh
Proses sisa metabolisme tubuh sampai ke ginjal• Darah sampai ke ginjal melalui arteri renalis yang merupakan
percabangan aorta abdominalis• Arteri renalis memasuki ginjal melalui hilum ke arteriole aferen• Arteriole aferen masuk kedalam nefron membentuk
glomerulus
• Glomerulus tempat filtrasi darah yang pertama dan tempat awal pembentukan urine
GlomerulusKapiler glomerulus memiliki pori-pori sehingga dapat memfiltrasi air dan substansi seperti; glukosa, asam amino,urea, kreatinin dan elektrolit utama ke dalam kapsul bowman.
GlomerulusFiltrat yang tidak diekskresi sebagai urine masuk ke sistim tubulus dan duktus pengumpul yang selanjutnya direabsorpsike dalam plasma darah secara selektif
Faktor yang mempengaruhi urinisasi• Pertumbuhan dan perkembangan
Bayi dan anak-anak tidak dapat memekatkan urin secara efektik sehingga urine mereka tampak kuning jernih dan bening dengan jumlah 33 % lebih banyak dari urine orang dewasa.
Seorang anak tidak dapat mengontrol mikturisi secara volunter sampai ia berusia 18 – 24 bulan.
Seorang anak mungkin tidak dapat mengontrol berkemihnya secara total sampai ia berusia 4 atau 5 bulan dan anak laki-laki umumnya lebih lambat mengontrol berkemihnya dibanding anak perempuan.
Secara dini, biasanya pada usia 2 tahun, pengontrolan mikturisi lebih mudah dilakukan pada siang hari.
Orang dewasa dalam kondisi normal mengekskresikan 1500 sampai 1600 ml urine setiap hari.
Individu dalam kondisi normal biasanya tidak bangun untuk berkemih selama ia tidur karena aliran darah ginjal menurun selama istirahat dan kemampuan ginjal untuk memekatkan urine juga menurun.
Proses penuan mengganggu mikturisi karena kelemah fisik, penyakit, penurunan fungsi sensori dan tonus otot.
• Faktor sosio kulturalAdat istiadat tentang privasi berkemih berbeda-
beda.Peraturan sosial ( mis: saat istirahat sekolah )
mempengaruhi waktu berkemih.Penyediaan pipa di dalam rumah mungkin
jarang tersedia di daerah pemukiman miskin.
• Faktor psikologisAnsietas dan stress emosional dapat
menimbulkan dorongan untuk berkemih meningkat.
Ansietas juga dapat membuat individu tidak mampu berkemih sampai tuntas.
Ketegangan emosional membuat relaksasi otot abdomen dan otot perineum sulit.
Apabila sfingter uretra eksterna tidak dapat berelaksasi secara total, buang air dapat menjadi tidak tuntas dan terdapat sisa urine di dalam kandung kemih.
• Kebiasaan pribadi Privasi dan waktu yang adekuat untuk berkemih
biasanya penting untuk kebanyakan individu. Beberapa individu memerlukan distraksi ( mis;
membaca ) untuk rileks.• Tonus otot
Lemahnya otot abdoment dan otot dasar panggul merusak kontraksi kandung kemih dan kontrol sfingter urethra eksterna.
Kontrol mikturisi yang buruk dapat diakibatkan oleh otot yang tidak dipakai.
• Status volume Ginjal mempertahankan keseimbangan sensitif
antara retensi dan ekskresi cairan. Peningkatan jumlah cairan plasma akan
meningkatkan jumlah urine.• Kondisi penyakit
Rusaknya saraf perifer pada kandung kemih menyebabkan hilangnya tonus kandung kemih.
Kelemahan fisik karena penyakit yang diderita mengurangi kemampuan untuk berkemih di toilet
Penyakit yang mengganggu bahkan merusak berbagai fungsi organ yang berperan dalam proses urinisasi dapat mengganggu proses berkemih baik sementara maupun permanen
• Prosedur bedah Proses penyakit, puasa untuk persiapan operasi
dan stress psikologis dapat menyebabkan penurunan haluan urine.
Obat-obatan anastesi dan analgesi dapat menurunkan haluan urine.
Pembedaha di sekitar organ yang berperan dalam fungsi perkemihan menurunkan haluaran urine.
• Obat-obatan Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau
menurunkan haluaran urine.
Perubahan dalam eliminasi urine• Retensi urine• Infeksi saluran kemih bawah• Inkontinensia urine• Diversi urinariusGejala umum pada perubahan perkemihan• Urgensi• Disuria• Frekuensi• Poliuria
• Oliguria• Nokturia• Dribling• Hematuria• Retensi• Residu urine