Ekonomi Regional

download Ekonomi Regional

of 16

description

Ekonomi Regional

Transcript of Ekonomi Regional

BAB. 2 PENDAPATAN REGIONAL

A.PENDAHULUAN

Tujuan kebijakan ekonomi adalah menciptakan kemakmuran. Salah satu ukuran kemakmuran terpenting adalah pendapatan. Kemakmuran tercipta karena ada kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Ada juga pendapatan dari harta, tetapi harga adalah akumulasi dari kegiatan sebelumnya. Pendapatan regional adalah tingkat pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Ada beberapa parameter yang biasa digunakan untuk mengukur adanya pembangunan wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya pendapatan masyarakat. Parameter lain seperti peningkatan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan juga sangat terkait dengan peningkatan pendapatan wilayah.

B. KONSEP DAN PENGERTIAN NILAI TAMBAHDalam membicarakan pendapatan dan pertumbuhan regional, sangat perlu diketahui tentang konsep nilai tambah. Salah satu pengertian yang biasa terjadi adalah apabila orang menganggap bahwa pendapatan regional adalah identik dengan nilai produksi yang dihasilkan di wilayah tersebut. Nilai produksi tidak sama dengan nilai tambah karena didalam nilai produksi telah terdapat biaya antara yaitu biaya pembelian dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi di sektor lain atau berasal dari impor. Pada umumnya yang termasuk dalam nilai tambah dalam suatu kegiatan produksi adalah berupa upah/gaji, laba, sewa tanah, dan bunga uang yang dibayarkan, penyusutan tak langsung.1. Upah dan gaji adalah balas jasa yang dibayarkan kepada para pekerja sesuai dengan prestasi, sedangkan gaji adalah balas jasa yang nilainya tetap untuk kurun waktu tertentu.Upah/gaji adalah pendapatan bagi pekerja.2. Laba atau keuntungan adalah total nilai penjualan dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.Laba merupakan pendapatan bagi para pengusaha.3. Sewa tanahSewa tanah diperhitungkan karena memberikan pendapatan bagi pemilik tanah. Jika petani memiliki lahan sendiri berarti dia tidak mengeluarkan biaya sewa tetapi labanya akan meningkat.4. Bunga uang adalah pendapatan bagi pemilik modal karena meminjamkan uangnya untuk ikut serta dalam proses produksi.5. Penyusutan berarti menurunnya nilai dari alat yang dipakai dari proses produksi, terutama alat yang dimiliki sendiri.6. Pajak tidak langsungDalam harga jual terdapat unsur pajak penjualan dan bea cukai. Pajak tidak langsung menaikan harga jual dan tidak menambah pendapatan produsen, tetapi jatuh ke tangan pemerintah.

C. CONTOH PERHITUNGAN NILAI TAMBAHMisalnya seorang petani mengolah sebidang tanah seluas 1 ha yang ditanami jagung. Untuk memproduksi jagung, petani tersebut mengeluarkan biaya sebagai berikut :

Membeli bibit 25 kg @ Rp 8.000,00= Rp200.000,00 Menyewa traktor untuk lahan 1 ha= Rp300.000,00 Tenaga kerja yang digaji 50 hk @ Rp 8.000,00= Rp400.000,00 Pupuk 250 kg @ Rp 2.000.00= Rp500.000,00 Pestisida 10 liter @ Rp 50.000,00= Rp 500.000.00 Sewa mesin pipil= Rp500.000,00Total pengeluaran= Rp2.400.000,00 Hasil produksi 5.000 kg @ Rp 1.000,00= Rp5.000.000,00 Keuntungan= Rp2.600.000,00

Dari contoh diatas, biaya antaranya adalah bibit, pupuk dan pestisida sebesar Rp 1.200.000,00 sehingga nilai tambah dari kegiatan tersebut adalah Rp 5.000.000,00 Rp 1.200.000,00 = Rp 3.800.000,00. Ini adalah bagian yang bisa dinikmati msayarakat setempat seandaianya seluruh factor-faktor produksi itu dimiliki masyarakat setempat dengan catatan dari penghasilan tersebut masih perlu dikurangkan biaya penyusutan dan pajak yang mungkin ditagih pemerintah.

D. BERBAGAI KONSEP DAN DEFINISIBerbagai konsep dan definisi yang biasa dipakai dalam membicarakan pendapatan regional akan dikemukakan berikut ini.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga PasarAdalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang di maksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi dikurangi dengan biaya antara .2. Produk Domestik Regioanal Neto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar Adalah produk domestic regional bruto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut atau pengurangan nilai barang-barang modal karena terpakai dalam proses produksi atau karena faktor waktu.3. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas Dasar Biaya FaktorAdalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung neto. Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea ekspor, bea cukai, dan pajak lain-lain kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan.4. Pendapatan RegionalAdalah produk domestik regional neto atas dasar biaya faktor dikurangi aliran dana yang mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk 5. Pendapatan Perorangan dan Pendapatan Siap DibelanjakanPendapatan perorangan merupakan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga. Sedangkan, apabila pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak yang langsung dibebankan kepada rumah tangga dan hibah yang diberikan oleh rumah tangga, hasilnya merupakan pendapatan yang siap dibelanjakan.6. Pendapatan Regional atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Pendapatan regional yang didalamnya masih ada unsur inflasinya dinamakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan pendapatan regional dengan faktor inflasi yang sudah ditiadakan merupakan pendapatan regional atas dasar harga konstan.7. Pendapatan Per KapitaAdalah total pendapatan suatu daerah dibagi jumlah penduduk di daerah tersebut untuk tahun yang sama. E. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN REGIONALMetode perhitungan pendapatan regional pada tahap pertama dapat dibagi dalam dua metode yaitu metode langsung dan metode tak langsung. Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Sedangkan metode tidak langsung adalah perhitungan dengan mengalokasikan pendapatan nasional menjadi pendapatan regional memakai berbagai macam indikator.

1. Metode Langsung

a. Pendekatan ProduksiAdalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi bruto sektor atau subsektor tersebut.

b. Pendekatan PendapatanDalam pendekatan pendapatan, nilai tamabah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi yaitu, upah dan gaji dan surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto.

c. Pendekatan Pengeluaran Adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri. Kalau dilihat dari segi penggunaan maka total produksi barang dan jasa itu di gunakan untuk Konsumsi rumah tangga Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung Konsumsi pemerintah Pembentukan modal tetap bruto (investasi) Perubahan stok Ekspor neto2. Metode tidak langsungMetode ini adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik bruto dari wilayah yang lebih luas ke masing-masing bagian wilayah, misalnya mengalokasikan PDB Indonesia ke setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu yaitu : Nilai produksi bruto atau neto setiap sektor/subsektor pada wilayah yang dialokasikan Jumlah produksi fisik Tenaga kerja Penduduk Alokator tidak langsung lainnya

BAB 3. TEORI BASIS EKONOMI

A.PENGERTIAN DASAR Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.Dalam kondisi pasar tertutup, bertambahnya produsen atau pasar yang tidak dibarengi dengan bertambahnya permintaan lokal, dapat membuat harga jual menjadi turun. Apabila harga jual berubah turun, nilai tambah dari kegiatan itu akan turun karena laba investor (petani) berkurang. Namun kerugian bukan hanya diderita oleh petani itu sendiri karean petani lain yang sebelumnya telah aktif pada kegiatan tersebut juga menderita penurunan nilai tambah.Dalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalh menjual produk ke luar wilayah baik ke wilayah lain dalam Negara itu maupun ke luar negeri. Tenaga kerja yang berdomisili di wilayah kita, tetapi bekerja dan memperoleh uang dari wilayah lain termasuk dalam pengertian ekspor. Pada dasarnya kegiatan ekspor adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah disebut kegiatan basis. Atas dasar anggapan diatas, satu-satunya sector yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sector basis.

B. PENGGANDA BASIS Analisis basis dan non basis pada umumya didasarkan atas nilai tambah ataupun lapangan kerja. Misalmya, penggabungan lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis merupakan total lapangan kerja yang tersedia untuk wilayah tersebut. Demikian pula penjualan pendapatan sektor basis dan pendapatan sektor non basis merupakan total pendapatan wilayah tersebut. Di dalam suatu wilayah dapat dihitung berapa besar lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis dan apabila kedua angka itu dibandingkan dapat dihitung rasio basis dan kemudian dapat dipakai untuk menghitung nilai pengganda basis. Rasio basis adalah perbandingan antara banyaknya lapangan kerja non basis yang tersedia untuk setiap satu lapangan kerja basis.Dalam menggunakan ukuran pendapatan, nilai pengganda basis adalah besarnya kenaikan pendapatan seluruh mayarakat untuk setiap satu unit kenaikan pendapatan di sektor basis. Dalam hal pendapatan, nilai pengganda basis yang diperoleh dinamakan pengganda basis pendapatan. Seandainya nialai pengganda basis sudah diketahui dari pengalaman terdahulu maka apabila pada suatu tahun tertentu diketahui besarnya perubahan lapangan di sektor basis bisa di ramalkan jumlah lapangan kerja yang berubah untuk keseluruhan wilayah, yaitu dengan rumus :

Perubahan total lapangan kerja = ( nilai pengganda basis ) x ( perubahan pada lapangan kerja basis )

C. CARA MEMILAH KEGIATAN BASIS DENGAN NONBASISBagian yang cukup sulit dalam menggunakan analisis basis ekonomi adalah memilah antara kegiatan basis dan kegiatan nonbasis. Beberapa metode memilah antara kegiatan basis dan nonbasis dikemukakan berikut ini.

1. Metode LangsungMetode langsung dapat dilakukan dengan survey langsung kepada pelaku usaha kemana mereka memasarkan barang yang diproduksi dan dari mana mereka membeli bahan-bahan kebutuhan untuk menghasilkan produksi tersebut. Dari jawaban yang mereka berikan, dapat ditrntukan berapa persen produk yang dijual kel uar wilayah dan berapa persen dijual di dalam wilayah. Hal yang sama juga dapat dilakukan pada bahan baku yang mereka gunakan. 2. Metode Tidak LangsungMengingat rumitnya melakukan survey langsung ditinjau dari sudut waktu dan biaya banyak juga dipakai metode tidak langsung dalam mengukur kegiatan basis dan nonbasis tersebut. Salah satu metode tidak langsung adalah dengan menggunakan asumsi atau disebut juga metode asumsi. Ada kegiatan yang secara tradisional dikategorikan sebagai kegiatan basis, misalnya : Asrama militer karena gaji penghuninya dan biaya operasional/perawatan lokasi berasal dari uang pemerintah pusat. Kegiatan pertambangan karena umumnya hasilnya dibawa ke luar wilayah. Kegiatan pariwisata karena mendatangkan uang dari luar wilayah3. Metode CampuranSuatu wilayah yang sudah berkembang sudah cukup banyak usaha yang tercampur antar kegiatan basis dan kegiatan non basis. Penggunaan metode asumsi murni akan memberikan kesalahan besar. Akan tetapi penggunaan metode langsung yang murni juga cukup berat, yang sering dilakukan orang adalah gabungan dari metode asumsi dengan metode langsung yang disebut metode campuran. Dalam metode campuran dilakukan survey pendahuluan yitu pengumpulan data sekunder, biasanya dari instansi pemerintah atau lembaga pengumpul data seperti BPS. Dari data sekunder berdasarkan analisis ditentukan kegiatan mana yang dianggap basis dan yang nonbasis.4. Metode Location QuotientMetode lain yang tidak langsung adalah dengan menggunakan location quotient . Metode LQ membandingkan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk sektor tertentu di wilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional. Model LQ banyak dikritik karena didasarkan atas asumsi bahwa produktivitas rata-rata atau konsumsi rata-rata wilayah adalah sama.

D. MODEL BASIS EKONOMI MENURUT TIEBOUTCharles M. Tiebout dalam makalahnya berjudul The Community Economic Base Study (1962) untuk Committee for Economic Development, New York (dalam Avrom Bendavid: Regional Economic Analysis, 1974) menggunakan perbandingan dalam bentuk pendapatan dan membuat rincian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang terkait dalam pengganda basis. Dalam bentuk pendapatan, hubungan antara perubahan pendapatan basis dengan perubahan total pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut.

Perubahan pendapatan total = pengganda basis x perubahan pendapatan basis

E. KOMENTAR TERHADAP METODE TIEBOUTDi satu segi metode Tiebout sangat membantu bagi seorang regional analyst untuk melihat faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong pertumbuhan wilayah. Di lain segi masih banyak analis yang beranggapan bahwa sektor-sektor tersebut ada yang menganggap terlalu rinci, tetapi ada pula yang menganggap untuk sektor tertentu perlu diprinci lebih lengkap. Kelemahan terbesar dari metode Tiebout adalah metode tersebut hanya bisa diterapkan pada wilayah kecil dengan kegiatan ekonomi yang belum terlalu bervariasi dan agak terisolasi. Dengan demikian, dimungkinkan untuk mendata semua kegiatan ekonomi secara cermat termasuk misalnya asal usul dari barang yang dipakai dalam proses produksi, investasi apa saja yang telah terjadi, dari mana asal barang yang dipakai dalam investasi tersebut.Melihat itu, Harry W. Richardson membuat perumusan yang lebih sederhana tentang pengganda basis tersebut yang hanya menggunakan unsur-unsur expenditure, impor, dan ekspor. Dengan demikian, metode Richardson masih memungkinkan untuk diterapkan di wilayah yang cukup luas dengan perekonomian terbuka.

F. EVALUASI ATAS TINGKAT KEBASISAN SUATU PRODUKUntuk melihat apakah pasar produk yang dihasilkan tidak cepat jenuh perlu dilihat tingkat kebasisan suatu produk yang pada dasarnya melihat berapa luas pasar yang dapat dijangkau oleh produk tersebut. Tingkat kebasisan suatu produk misalnya, dapat dijenjangkan sebagai berikut 1. Jangkauan pemasarannya hanya pada beberapa desa tetangga 2. Jangkauan pemasarannya hanya pada beberapa wilayah kecamatan 3. Jangkauan pemasarannya hanya pada wilayah satu provinsi4. Jangkauan pemasarannya mencakup beberapa wilayah provinsi 5. Jangkauan pemasarannya mancakup sebagian besar wilayah ekonomi nasional dan ekspor6. Jangkauan pemasarannya pada hampir seluruh wilayah ekonomi nasional dan merupakan ekspor tradisionalSebetulnya penjenjangan di atas tidaklah mutlak. Yang sulit adalah memberi bobot antara pemasaran didalam negeri dengan ekspor. Ada komoditi yang wilayah pemasarannya di dalam negeri tidak begitu luas tetapi komoditi itu sudah di pasarkan ke luar negeri. Produk dengan tingkat kebasisan yang lebih tinggi, harus diprioritaskan untuk di kembangkan karena pasarnya tidak mudah jenuh.

G. PERBEDAAN BASIS ANTARA DI KOTA DENGAN DI WILAYAH BELAKANGNYAKegiatan basis bisa berbeda antara di kota dengan di luar kota atau di wilayah belakangnya. Basis di luar kota umumnya adalah pada sektor penghasil barang seperti pertanian, industry dan pertambangan. Namun, karena kegiatan ini di kota umumnya adalah terbatas seperti dilarangnya industri yang berpolusi maka basis perekonomian kota umumnya didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa termasuk jasa angkutan.

BAB 4 TEORI EKONOMI PERTUMBUHAN

A.PENDAHULUANPertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi pada wilayah tersebut yaitu kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi. Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga berlaku. Namun, agar dapat melihat pertambahan dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riel artinya dinyatakan dalam harga konstan. Teori yang membicarakan pertumbuhan regional ini dimulai dari teori yang dikutip dari ekonomi makro dengan mengubah batas wilayah dan disesuaikan dengan lingkungan oprasionalnya, dilanjutkan dengan teori yang dikembangkan asli dalam ekonomi regional.B.TEORI EKONOMI KLASIKOrang yang pertama membahas pertumbuhan ekonomi secara sistematis sehingga dijuluki sebagai nabi ekonomi adalah Adam Smith (1723-1790). Inti ajaran Adam Smith adalah agar masyarakat diberi kebebasan seluas-luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi apa yang dirasanya terbaik untuk dilakukan. Menurut Smith system ekonomi pasar bebas akan menciptakan efisiensi, membawa ekonomi pada kondisi full employment dan menjamin pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi stasioner. Pemerintah tidak perlu terlalu dalam mencampuri urusan perekonomian. Peranan pemerintah adalah menjamin keamanan dan ketertiban dalam kehidupan masyarakat serta membuat aturan main yang memberi kepastian hukum dan keadilan bagi para pelaku ekonomi. Pandangan Smith kemudian dikoreksi John Maynard Keynes dengan mengatakan bahwa untuk menjamin pertumbuhan yang stabil, pemerintah perlu menetapkan kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan pengawasan langsung.Terlepas dari kekurangan dalam teori Smith, pandangannya masih banyak yang relevan untuk diterapkan dalam perencanaan pertumbuhan ekonomi wilayah.

C. TEORI HARROD-DOMAR DALAM SISTEM REGIONALTeori ini dikembangkan hampir pada waktu bersamaan oleh Roy F. Harrod di Inggris dan Evsey D. Domar di Amerika Serikat. Di antara mereka menggunakan proses perhitungan yang berbeda tetapi memberikan hasil yang sama, sehingga keduanya di anggap mengemukakan ide yang sama dan disebut teori Harrod-Domar. Teori ini melengkapi teori Keynes dimana Keynes melihatnya dalam jangka pendek, sedangkan Harrod-Domar melihatnya dalam jangka panjang. Teori Harrod-Domar di dasarkan pada asumsi 1. Perekonomian bersifat tertutup2. Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan3. Proses produksi memiliki koefisien yang tetap, serta4. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja (n) adalah konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk.Teori Harrod-Domar sangat perlu diperhatikan bagi wilayah yang masih terbelakang atau terpencil atau hubungan keluarnya sangat sulit. Untuk wilayah seperti ini, bagi sektor yang hasil produksinya tidak layak untuk diekspor maka peningkatan produksi secara berlebihan mengakibatkan produk tidak terserap oleh pasar lokal dan tingkat harga turun drastis sehingga merugikan produsen.

D. TEORI PERTUMBUHAN NEOKLASIKTeori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Robert M. Solow dari Amerika Serikat dan T.W. Swan dari Australia. Model ini menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model sebelumnya adalah dimasukannya unsur teknologi dalam modelnya.Teori Solow-Swan melihat dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri/mempengaruhi pasar.Terhadap teori Neoklasik perlu dibuat catatan khusus pada praktik yang ditempuh pada negara-negara sedang berkembang. Banyak pemerintah negara berkembang mendorong konglomerat berperan dalam perekonomian sehingga membuat pasar menjadi tidak sempurna. Hal ini dapat dilihat dari dua sisi :1. Sejalan dengan teori ekonomi klaisik, pengusaha perlu mendapat keuntungan yang memadai karena dengan keuntungan itulah mereka bisa melakukan investasi baru dan menyerap tenaga kerja tambahan2. Kondisi pasar dunia umumnya di kuasai oleh konglomerat dunia yang bertindak seperti mafia.

E.TEORI PERTUMBUHAN JALUR CEPAT YANG DISINERGIKAN Teori Pertumbuhan Jalur Cepat diperkenalkan oleh Samuelson (1955). Setiap negara perlu melihat sektor apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat baik karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive advantage untuk dikembangkan.Mensinergikan sektor-sektor adalah membuat sektor-sektor saling terkait dan saling mendukung. Misalnya, usaha perkebunan yang dibuat bersinergi dengan usaha peternakan.Selain itu, perlu diperhatikan pandangan beberapa ahli yang mengatakan bahwa kemajuan ekonomi sangat ditentukan dari jiwa usaha dalam masyarakat. Jiwa usaha berarti pemilik modal mampu melihat peluang dan berani mengambil resiko membuka usaha baru maupun memperluas usaha yang ada.

F. TEORI BASIS EKSPOR RICHARDSONKegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Itulah sebabnya dikatakan basis. Sedangkan, pekerjaan service (nonbasis) adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat didaerah itu sendiri. Richarson dan Tiebout dalam teori basis adalah Tiebout melihatnya dari sisi produksi sedangkan Richardson melihatnya dari sisi pengeluaran. Model teori basis ini sangat sederhana sehingga mempunyai kelemahan yang antara lain adalah sebagai berikut :1. Menurut Richardson, besarnya basis ekspor adalah fungsi terbalik dari besarnya suatu daerah. Artinya makin besar suatu daerah ekspornya semakin kecil apabila dibandingkan dengan total pendapatan, demikian pula impornya.2. Ekspor jelas bukan satu-satunya faktor yang bisa meningkatkan pendapatan daerah.3. Dalam studi atas suatu wilayah maka multiplier basis yang diperoleh adalah rata-ratanya dan bukan perubahannya4. Beberapa pakar berpendapat bahwa apabila pengganda basis digunakan sebagai alat proyeksi maka masalah masa tenggang harus diperhatikan5. Ada studi lainnya yang menunjukan bahwa ada wilayah yang tetap berkembang pesat walaupun ekspor wilayah relatife kecil.

G. MODEL PERTUMBUHAN INTEREGIONAL (PERLUASAN DARI TEORI BASIS)Model ini adalah perluasan dari teori basis ekspor yaitu dengan menambah faktor-faktor yang bersifat eksogen. Selain itu, model basis ekspor hanya membahas daerah itu sendiri tanpa memperhatikan dampak dari daerah tetangga. Model ini memasukan dampak dari daerah tetangga, itulah sebabnya dinamakan model interregional. Dalam model ini diasumsikan bahwa selain ekspor pengeluaran pemerintah dan investasi juga bersifat eksogen dan daerah itu terikat pada suatu system yang terdiri dari beberapa daerah yang berhubungan erat.

H. KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN WILAYAH Dari berbagai teori yang telah diuraikan terdahulu akan dicoba untuk menyimpulkan langkah-langkah/kebijakan yang perlu ditempuh oleh seorang kepala daerah untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di daerahnya, yang secara umum berarti meningkatkan perekonomian daerah tersebut, antara lain1. Sejalan dengan teori basis ekspor, perlu didorong pertumbuhan dari sektor-sektor yang hasil produksinya dapat dijual ke luar daerah terutama ke luar negeri.2. Sejalan dengan teori Harrod-Domar, harus diperhatikan produk-produk yang hanya dipakai memenuhi kebutuhan lokal

3. Sejalan dengan teori ekonomi klasik atau neoklasik harus diusahakn prasarana dan sarana perhubungan yang baik dan lancar, mempermudah arus keluar masuk orang dan barang, serta perbaikan arus komunikasi dan penyebarluasan informasi4. Sejalan dengan model inteeregional perlu diusahakan masuknya investasi dari pemerintah pusat atau luar negeri sebanyak-banyaknya kedaerah kita 5. Daerah tetangga yang berkembang tidak perlu dicemburui tetapi sebaiknya didorong dan dimanfaatkan dengan melihat berbagai kemungkinan untuk menambah ekspor dari daerah kita ke daerah tersebut6. Masyarakat didorong untuk mengonsumsi produk lokal dan industry didorong untuk lebih banyak memakai komponen lokal.7. Dari rumus multiplayer diketahui bahwa tingkat pajak akan mempengaruhi besarnya multiplier regional8. Pemilihan jalur cepat dan dan mensinergikan perekonomian suatu wilayah9. Pentingnya menarik investor untuk menambah modalnya di wilayah kita

BAB.5 ANALISIS POTENSI RELATIF PEREKONOMIAN WILAYAH

A.PENDAHULUANSeorang perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisis potensi ekonomi di wilayahnya. Hal ini terkait dengan kewajibannya di satu sisi dengan menentukan sektor-sektor rill yang perlu dikembangkan agar perekonomian daerah bertumbuh cepat dan di sisi lain mampuh mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat potensi sektor tertentu rendah dan menentukan apakah prioritas untuk menanggulangi kelemahan tersebut.Ada beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan potensi relative perekonomian suatu wilayah. Alat analisis itu antara lain keunggulan komparatif, lacation quotient dan analisis shift-share

B.KEUNGGULAN KOMPARATIF Keunggulan komparatif dari suatu komoditi bagi suatu negara atau daerah adalah bahwa suatu komoditi itu unggul secara relatife dengan komoditi lain di daerahnya. Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk nilai tambah riel. Apabila keunggulan itu adalah dalam bentuk nilai tambah rill maka dinamakan keunggulan absolut. Dalam perdagangan bebas antar daerah, mekanisme pasar mendorong masing-masing daerah bergerak kea rah sektor yang daerahnya memiliki keunggulan komparatif. Akan tetapi mekanisme pasar seringkali bergerak lambat dalam mengubah struktur ekonomi suatu daerah.Pada saat ini istilah yang sering dipakai adalah competitive advantage. Keunggulan kompetitif menganalisis kemampuan suatu daerah untuk memasarkan produknya di luar daerah/pasar global. Istilah keunggulan kompetitif lebih mudah dimengerti yaitu cukup melihat apakah produk yang kita hasilkan bisa di jual dipasar global secara menguntungkanJadi kita tidak lagi membandingkan potensi komoditi yang sama disuatu negara dengan negara lain, melainkan membandingkan potensi komoditi suatu negara terhadap komoditi semua negara pesaingnya di pasar global.

C. LOCATION QUOTIENT (KUOSIEN LOKASI)Location quotient adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor disuatu daerah terhadap besarnya peranan sektor tersebut secara nasional. Istilah wilayah nasional dapat diartikan untuk wilayah induk/wilayah atasan.Analisis LQ sesuai dengan rumusnya memang sangat sederhana dan apabila digunakan dalam bentuk one shot analysis manfaatnya juga tidak begitu besar yaitu hanya melihat apakh LQ berada diatas 1 atau tidak. Akan tetapi, analisis LQ bisa dibuat menarik dalam bentuk time series, artinya dianalisis untuk bebrapa kurun waktu tertentu.

D.ANALISIS SHIFT-SHARE Analisis shift-share juga membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai sektor di daerah kita dengan wilayah nasional. Akan tetapi metode ini lebih tajam dari metode LQ. Metode LQ tidak memberikan penjelasan atas faktor penyebab perubahan sedangkan metode ini memperinci penyebab perubahan atas beberapa variable. Analisis ini menggunakan metode pengisolasi berbagai faktor yang menyebabkan perubahan struktur industry suatu daerah dalam pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya.Analisis ini dapat menggunakan variable lapangan kerja atau nilai tambah. Akan tetapi yang terbanyak digunakan adalah variable lapangan kerja karena datanya lebih mudah diperoleh.

E.FAKTOR-FAKTOR YANG BISA MEMBUAT SUATU WILAYAH MEMILIKI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE) Faktor-faktor yang dapat membuat suatu wilayah memiliki keunggulan komparatif dapat dikelompokan sebagai berikut.1. Pemberian alam, yaitu karena kondisi alam akhirnya wilayah itu memiliki keunggulan untuk menghasilkan suatu produk tertentu.2. Masyarakatnya menguasai teknologi mutakhir untuk jenis produk tertentu, contoh : masyarakat Jepang, Amerika, dan Jerman.3. Masyarakatnya menguasai ketrampilan khusus, misalnya ukiran jepara, ukiran Bali, dll4. Wilayah itu dekat dengan pasar, misalnya lokasi pabrik batu bata di sekitar Lubuk Pakam dan Tanjung Morawa karena dekat dengan pasar yaitu Medan5. Wilayah dengan aksebilitas yang tinggi misalnya Singapura dengan lalu lintas yang ramai baik darat,laut, maupun udara.6. Daerah konsentrasi dari suatu kegiatan sejenis misalnya produksi sepatu di Cibaduyut dan sayur mayur di tanah Karo 7. Daerah agglomerasi dari berbagai kegiatan yaitu memanfaatkan keuntungan agglomerasi yaitu efisiensi dalam wilayah produksi dan kemudahan dalam pemasaran8. Upah buruh yang rendah dan tersedia dalam jumlah yang cukup serta didukung oleh ketrampilan yang memadai dan mentalitas yang mendukung.9. Mentalitas masyarakat yang sesuai untuk pembangunan10. Kebijakan pemerintah, antara lain dengan menciptakan keunggulan seperti disebutkan di atas.

F.PENUTUPBerbagai metode analisis potensi relatif yang dikemukakan diatas adalah bersifat analisis internal, artinya hanya menggunakan data dari sektor yang dibahas. Agar sesuatu sektor betul-betul ingin dikembangkan maka perlu dilengkapi dengan analisis atas kondisi makro dan faktor pendukung lainnya. Namun analisis dengan memperhatikan kondisi makro atau kesesuaian lahan menunjukan bahwa komoditi itu makin tidak popular atau pasarnya terbatas dan makin mnyempit dan sebagainya.Dengan demikian hasil analisis potensi relative harus dilengkapi dengan analisis atas faktor-faktor lainnya yang turut mempengaruhi prospek pengembangan komoditi tersebut.

BAB. 6 ANALISIS INPUT-OUTPUT PEREKONOMIAN WILAYAH A. ARTI DAN RUANG LINGKUP ANALISIS INPUT-OUTPUTAnalisis input-output adalah suatu analisis atas perekonomian wilayah secara komprehensif karena melihat keterkaitan antar sektor ekonomi di wilayah tersebut secara keseluruhan. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tingkat produksi antar sektor tertentu, dampaknya pada sektor lain dapat dilihat. Selain itu analisis analisis ini juga terkait dengan tingkat kemakmuran masyarakat di wilayah tersebut melalui input primer. Artinya akibat perubahan tingkat produksi sektor tersebut dapat dilihat seberapa besar kemakmuran masyarakat bertambah/berkurang. Hal ini menggambarkan bahwa sektor-sektor dalam perekonomian wilayah saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Kaitan itu bisa bersifat langsung maupun tidak langsung.Karena keterkaitan yang begitu luas perubahan pada salah satu sektor misalnya output nya meningkat atau menurun akan memberi dampak pada sektor lainnya. Perubahan itu umumnya berasal dari berubahnya permintaan akhir dari salah satu sektor atau beberapa sektor sekaligus.

B. ILUSTRASI SEDERHANA TENTANG TABEL INPUT-OUTPUT Tabel input-output beserta analisisnya lebih mudah dijelaskan dengan suatu ilustrasi sederhana seperti yang akan dikemukakan berikut ini. Misalnya perekonomian wilayah disederhanakan hanya terdiri atas dua sektor yaitu pertanian dan perindustrian. Perekonomian diasumsikan tertutup, jadi tidak ada ekspor dan impor. Hasil produksi diasumsikan habis terpakai baik sebagai bahan baku atau sebagai konsumsi akhir. Masyarakat yang menerima pendapatan karena ikut berpartisipasi dalam produksi, membelanjakan seluruh pendapatannya untuk membeli produk domestik. Artinya masyarakat tidak menyisihkan uangnya untuk ditabung. Harga-harga dinyatakan dalam harga produsen misalnya, pembeli langsung mendatangi produsen atau sebaliknya sehingga tidak ada margin perdagangan.

C. MANFAAT/KEGUNAAN ANALISIS INPUT-OUTPUT1. Menggambarkan kaitan antar sektor sehingga memperluas wawasan terhadap perekonomian wilayah 2. Dapat digunakan untuk mengetahui daya menarik dan daya mendorong dari setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana yang dijadikan sebagai sektor strategis dalam perencanaan pembangunan perekonomian wilayah 3. Dapat meramalkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran, seandainya permintaan akhir dari beberapa sektor diketahui akan meningkat4. Sebagai salah satu alat analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah karena bisa melihat permasalahan secara komprehensif5. Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah, seandainya input-nya dinyatakan dalam bentuk tenaga kerja atau modal.

D.MATRIKS PENGGANDA Matriks pengganda adalah faktor yang menentukan besarnya perubahan pada keseluruhan sektor seandainya jumlah produksi suatu sektor ada yang berubah. Matriks pengganda dibutuhkan dalam memproyeksikan dampak dari perubahan salah satu sektor terhadap keseluruhan sektor. Apabila matriks pengganda dikalikan dengan matriks permintaan akhir (yang diproyeksikan berubah) akan menghasilkan output baru untuk keseluruhan sektor.

E. CONTOH PERHITUNGAN UNTUK 3 SEKTOR (MATRIKS 3 X 3)Untuk mendapat gambaran yang lebih lengkap, berikut ini di kemukakan contoh perhitungan untuk 3 sektor (matriks 3x3). Misalnya, table input-output yang disederhanakan berikut ini adalah menyangkut sebuah provinsi pada tahun 2000. Perekonomian wilayah disederhanakan dalam bentuk tiga sektor. Sektor 1 adalah sektor primer (pertanian termasuk peternakan, perikanan, kehutanan, dan pertambangan serta listrik, gas dan air minum), dan sektor 3 adalah sektor tersier (jasa,perdagangan dan transportasi.

F. PENUTUPMetode input-output saat ini sudah sangat berkembang. Misalnya, metode ini dapat digunakan untuk memprediksi tambahan kebutuhan tenaga kerja seandainya permintaan akhir beberapa sektor diperkirakan akan meningkat. Perlu dihitung koefisien tenaga kerja untuk masing-masing sektor. Kenaikan produksi masing-masing sektor diprediksi dengan matriks berganda, setelah itu dikalikan dengan koefisien tenaga kerja. Begitu juga metode ini dapat memperkirakan kebutuhan impor walaupun hitungannya sedikit lebih rumit karena selain digunakan sebagai input antara, impor juga digunakan untuk memnuhi permintaan akhir.

BAB.7 BERBAGAI TEORI LOKASI

A.PENDAHULUAN Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langkah, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun social. Lokasi berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik, pertanian, pertambangan, sekolah dan tempat ibadah tidaklah asal saja/acak berada dilokasi tersebut melainkan menunjukan pola dan susunan yang dapat diselidiki dan dapat dimengerti. Walaupun teori yang menyangkut pola lokasi ini tidak banyak berkembang tetapi telah ada sejak awal abad ke-19. Secara empiris dapat diamati bahwa pusat-pusat pengadaan dan pelayanan barang dan jasa yang umumnya adalah perkotaan, terdapat tingkat penyediaan pelayanan yang berbeda-beda. Pelayanan masing-masing kota untuk tingkat yang berbeda bersifat tumpang tindih, sedangkan untuk yang setingkat walaupun tumpang tindih tetapi tidak begitu besar. Keadaan ini adalah bersifat universal dan dicoba jelaskan oleh Von Thunen melihat perbedaan penggunaan lahan dari sudut perbedaan jarak ke pasar yang tercermin dalam sewa tanah.

B. SISTEM K = 3 DARI CHRISTALLER Walter Christaller pada tahun 1933 menulis buku yang diterjemahkan dalam bahasa inggris berjudul Central Places in Southern Germany. Dalam buku ini Christaller mencoba menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya didalam satu wilayah. Model Christaller ini merupakan suatu system geometri di mana angka 3 yang ditetapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Itulah sebabnya disebut system K = 3 dari Christaller. Ia juga mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak dengan ciri-ciri berikut1. Wilayahnya adalah dataran tanpa roman, semua adalah datar dan sama 2. Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah 3. Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada seluruh wilayah4. Konsumen bertindak rasioanal sesuai dengan prinsip minimisasi jarak/biaya.

C. TERJADINYA KOSENTRASI PRODUSEN/PEDAGANG DARI BERBAGAI JENIS BARANG