Beberapa analisis dalam ekonomi regional

17
Beberapa Metode Analisis untuk Ekonomi Regional SUGENG BUDIHARSONO Materi dipresentasikan pada kuliah Ekonomi Regional, Program Magister Ilmu Administrasi, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN), 2013

Transcript of Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Page 1: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Beberapa Metode Analisis untuk Ekonomi Regional

SUGENG BUDIHARSONO

Materi dipresentasikan pada kuliah Ekonomi Regional, Program Magister Ilmu Administrasi, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi,

Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN), 2013

Page 2: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Analisis Kesenjangan Antar Daerah

• Beberapa analisis untuk mengukur kesenjangan antar daerah adalah: (1) Indeks Williamson, (2) Indeks Theil, dan (3) Indeks Atkinson .

• Indeks Williamson: merupakan koefisien variasi tertimbang yang dibuat oleh Williamson pada tahun 1965.

• Dimana:

• IW = Indeks Williamson, nilainya antara 0 sampai dengan 1

• yi = PDRB per kapita kabupaten/kota i

• y = Rata-rata PDRB per kapita Provinsi

• Pi = Jumlah penduduk kabupaten/kota i

• P = Jumlah penduduk Provinsi

Page 3: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Analisis Kesenjangan Antar Daerah (1)

• Indeks Theil merupakan indeks yang banyak digunakan dalam menghitung dan menganalisis distribusi pendapatan regional. Karakter utama indeks ini adalah kemampuannya untuk melihat terjadinya kesenjangan antarkelompok wilayah (between inequality) dan kesenjangan dalam suatu kelompok wilayah (within inequality) itu sendiri. Nilainya berkisar antara nol sampai dengan satu, dimana nol menyatakan bahwa distribusi PDRB ADHK merata sempurna antarkelompok wilayah, sedangkan apabila mendekati satu artinya distribusi PDRB ADHK tidak merata antarkelompok wilayah.

• Indeks ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:

• Sifatnya tidak sensitif terhadap skala daerah dan tidak terpengaruh oleh nilai-nilai ekstrim.

• Independen terhadap jumlah daerah sehingga dapat digunakan sebagai pembanding dari sistem regional yang berbeda-beda.

• Dapat didekomposisikan ke dalam indeks ketidakmerataan antar kelompok dan intra kelompok daerah secara simultan.

Page 4: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Analisis Kesenjangan Antar Daerah (2)

• Formula indeks Theil dituliskan sebagai berikut (Tadjoeddin, 2003):

dimana: • T = Indeks Theil

• Tw = Kesenjangan dalam pulau

• TB = Kesenjangan antarpulau

• Yij = PDRB kabupaten j, pulau i

• Y = Total PDRB Provinsi

• Yij = PDRB per kapita kabupaten j, pulau i

• Y'= PDRB per kapita Provinsi

• Yi = PDRB pulau i

• Y'ij = PDRB per kapita pulau i

Page 5: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Analisis Kesenjangan Antar Daerah (3) • Indeks Atkinson adalah ukuran kesenjangan pendapatan yang dikembangkan oleh

ekonom Inggris, Anthony Barnes Atkinson. Ukuran ini mampu menangkap perubahan atau pergerakan pada segmen-segmen yang berbeda dari distribusi pendapatan. Indeks ini bisa diubah menjadi pengukuran normatif dengan mengesankan koefisien ε sebagai penimbang pendapatan. Indeks Atkinson menjadi lebih sensitif untuk berubah ketika mencapai nilai mendekati satu. Sebaliknya, ketika mendekati nol indeks Atkinson menunjukkan bahwa lebih sensitif ke perubahan batas atas distribusi pendapatan. Penghitungan indeks Atkinson dimulai dengan konsep EDE (Equally Distributed Equivalent). EDE adalah level pendapatan dimana jika pendapatan tersebut dihasilkan oleh setiap individu dalam distribusi pendapatan, maka semua individu tersebut dimungkinkan untuk mencapai level kesejahteraan yang sama.

• Indeks Atkinson menggunakan parameter kesenjangan yang dilambangkan dengan ε. Jika pendapatan masyarakat dianalogikan dengan PDRB per kapita kabupaten/kota, berarti penggunaan ε=0 memiliki arti meningkatkan jumlah PDRB per kapita kabupaten/kota terkecil memiliki dampak kesejahteraan sosial yang sama sebagaimana meningkatkan jumlah PDRB per kapita kabupaten/kota terbesar. Untuk ε>0 berarti meningkatkan jumlah PDRB per kapita kabupaten/kota terkecil secara sosial lebih baik dipilih daripada meningkatkan jumlah PDRB per kapita kabupaten/kota terbesar. Parameter kesenjangan ε yang lebih besar menyebabkan peningkatan proporsi yang lebih besar bagi peningkatan PDRB per kapita dari rata-rata PDRB per kapita seluruh kabupaten/kota. IndeksAtkinson dihitung dengan menggunakan parameter kesenjangan ε yang bervariasi dari ε=0,5 , ε=1, ε=2, dan ε=3 dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran kebijakan mana yang paling tepat untuk meminimalisir dampak kesenjangan regional terhadap kesejahteraan masyarakat. Pengukuran Indeks Atkinson sensitif terhadap perubahan ε sehingga menghasilkan indeks yang bervariasi untuk setiap ε yang berbeda.

Page 6: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Analisis Kesenjangan Antar Daerah (3)

• Rumus Indeks Atkinson

Dimana:

• Yi = PDRB per kapita kabupaten/kota

• Yede = Level pendapatan EDE

• ε = Parameter kesenjangan

• n = Jumlah kabupaten/kota

• Y' = Rata-rata PDRB per kapita Provinsi

Page 7: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Tipologi Klassen • Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang

pola dan klasifikasi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata PDRB per kapita sebagai sumbu horisontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu:

• Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income), daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi

• Daerah maju tetapi tertekan (high income but low growth), daerah yang memiliki PDRB per kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi.

• Daerah berkembang cepat (high growth but low income), adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi tingkat PDRB per kapita lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi.

• Daerah relatif tertinggal (low growth dan low income), adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi.

Page 8: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Tipologi Klassen • Klasifikasi Tipologi Klassen adalah sebagai berikut:

• Dimana:

• Rij = laju pertumbuhan ekonomi tiap kabupaten/kota di Provinsi

• Rj = adalah rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

• Yij = PDRB per kapita tiap kabupaten/kota di Provinsi

• Y'j = adalah rata-rata PDRB per kapita Provinsi

Page 9: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Model Ekonomi Basis • Untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non-

basis dapat digunakan beberapa metode, yaitu: (l) metode pengukuran langsung dan (2) metode pengukuran tidak langsung.

• Metode pengukuran langsung dapat dengan survai langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat. Akan tetapi metode ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Mengingat hal tersebut di atas, maka sebagian besar pakar ekonomi wilayah menggunakan metode pengukuran tidak langsung. Beberapa metode pengukuran tidak langsung, yaitu: (l) metode melalui pendekatan asumsi; (2) metode location quotient; (3) metode kombinasi (l) dan (2); dan (4) metode kebutuhan minimum.

• Metode pendekatan melalui asumsi, yaitu bahwa semua sektor industri primer dan manufaktur adalah sektor basis. Sedangkan sektor jasa adalah sektor non-basis. Pada wilayah tertentu yang luasnya relatif kecil dan tertutup, maka metode ini cukup baik bila digunakan. Akan tetapi pada banyak kasus, dalam suatu kerompok industri bisa merupakan sektor basis juga merupakan sektor non-basis.

• Metode Location Quotient (LQ) merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan (tenaga kerja) sektor i pada tingkat wilayah terhadap pendapatan (tenaga kerja) total wilayah dengan pangsa relative pendapatan (tenaga kerja) sektor i pada tingkat nasional terhadap pendapatan (tenaga kerja) nasional.

Page 10: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Model Ekonomi Basis (1) • Rumus LQ adalah sebagai berikut:

Apabila LQ suatu sektor (industri) ≥ 1. maka sektor (industri) tersebut merupakan sektor basis. Sedangkan bila LQ suatu sektor (industri) < l, maka sektor (industri) tersebut merupakan sektor non-basis.

Page 11: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Model Ekonomi Basis (2) • Asumsi metode LQ ini adalah penduduk di wilayah yang bersangkutan

mempunyai pola permintaan wilayah sama dengan pola permintaan nasional. Asumsi lainnya adalah bahwa permintaan wilayah akan sesuatu barang akan dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi wilayah, kekurangannya diimpor dari wilayah lain.

• Kelemahan metode. ini adalah kegagalannya untuk menghitung ketidakseragaman permintaan dan produktivitas nasional secara menyeluruh. Kemudian metode ini mengabaikan fakta bahwa sebagian produksi nasional adalah untuk orang asing yang tinggal di wilayah tersebut. Untuk menanggulangi kelemahan metode tersebut dapat dilakukan beberapa modifikasi. Misalnla deigan melakukan survai contoh. Namun tentu saja memerlukan biaya, wakiu dan ienaga kerja yang besar. Metode kombinasi antara pendekatan asumsi dengan metode Location Quotient dikemukakan oleh Hoyt. Ia menyarankan adanya beberapa aturan untuk membedakan sektor basis dengan sektor non-basis, yaitu:

• Semua tenaga kerja dan pendapatan dari sektor (industri) ekshaktif (extractiye industries) adalah sektor basis.

• Semua tenaga kerja dan pendapatan dari sumber "khusus" seperti politik, pendidikan, kelembagaan, tempat peristirahatan, kegiatan hiburan dipertimbingkan sebagai sektor basis.

Page 12: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Model Ekonomi Basis (3) • Masalah paling mendasar pada model ekonomi basis ini adalah masalah

time-lag. Hal ini diakui, bahwa penggandaan basis (6ase multiplier) tidak berlangsung secara tepat, karena membutuhkan time-lag antara respon dari sektor basis terhadap permintaan luar wilayah dan respon dari sektor non-basis terhadap perubahan sektor basis. Pendekatan yang biasanya dilakukan terhadap masalah ini adalah mengabaikan masalah time-lag ini, berdasarkan pernyataan bahwa dalam jangka panjang masalah time-lag ini pasti terjadi. '

• Beberapa pakar ekonomi wilayah lainnya mencoba mengatasi masalah tersebut dengan memodifikasi rumus penggandaan basis. Penggandaan basis dapat dinyatakan sebagai berikut:

• Akan tetapi beberapa pakar lainnya berpendapat bahwa apabila

penggandaan basis digunakan sebagai alat proyeksi, maka masalah time-lag dapat diatasi dengan menghitung penggandaan basis dengan menggunakan data time series selama tiga sampai lima tahun dengan menggunakan rumus (1).

Page 13: Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Page 14: Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Page 15: Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Page 16: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Pengganda Pendapatan Jangka Panjang

Page 17: Beberapa analisis dalam ekonomi regional

Pengganda Pendapatan Jangka Panjang