Ekonomi Makro 3

18
Perbedaan Teori Klasik Dan Keynes Pada 4 Macam Pasar 1. Pasar Barang dan Jasa Menurut teori klasik,pada jangka panjang barang dipasar tidak mungkin mengalami surplus (kelebihan) atau shortage (kekurangan).Hal ini karena berlaku hukum permintaan dan penawaran.Jadi,kalaupun terjadi over atau kekurangan produksi itu hanya bersifat sementara.Karena barang dalam pasar tersebut secara otomatis melakukan penyesuaian. Oleh karena itu, lama kelamaan dengan jangka panjang,dengan sendirinya akan mencapai tingkat equilibrium dan secara otomatis dapat memenuhi kebutuhan total masyarakat atau lebih sering disebut “Full Employment Level of Activity”. Pandangan semacam itu dilandasi oleh kepercayaan kaum klasik tentang: Hukum Say yang ditemukan oleh “Jeans Baptise Say” yaitu Supply Create its own demand(Penawaran menciptakan permintaan sendiri). Barang-barang yang diproduksi oleh produsen itu pasti ada yang membutuhkan. Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa di dunia nyata ini: Harga-harga dari hampir smeua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel,yaitu dapat dengan mudah berubah (naik atau turun) sesuai dengan daya tarik-

description

pasar makro dalam teori keynes dan klasik

Transcript of Ekonomi Makro 3

Perbedaan Teori Klasik Dan Keynes Pada 4 Macam Pasar

1. Pasar Barang dan JasaMenurut teori klasik,pada jangka panjang barang dipasar tidak mungkin mengalami surplus (kelebihan) atau shortage (kekurangan).Hal ini karena berlaku hukum permintaan dan penawaran.Jadi,kalaupun terjadi over atau kekurangan produksi itu hanya bersifat sementara.Karena barang dalam pasar tersebut secara otomatis melakukan penyesuaian. Oleh karena itu, lama kelamaan dengan jangka panjang,dengan sendirinya akan mencapai tingkat equilibrium dan secara otomatis dapat memenuhi kebutuhan total masyarakat atau lebih sering disebut Full Employment Level of Activity.Pandangan semacam itu dilandasi oleh kepercayaan kaum klasik tentang: Hukum Say yang ditemukan oleh Jeans Baptise Say yaitu Supply Create its own demand(Penawaran menciptakan permintaan sendiri). Barang-barang yang diproduksi oleh produsen itu pasti ada yang membutuhkan.Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa di dunia nyata ini: Harga-harga dari hampir smeua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel,yaitu dapat dengan mudah berubah (naik atau turun) sesuai dengan daya tarik-menarik antara permintaan dan penawaran.Ditinjau dari segi kebijakan ekonomi,berarti pemeritah tidak perlu melakukan campur tangan atau intervensi apapun.Kalau terjadi resesi atau depresi (GDP menurun dan terjadi pengangguran) kita cukup menunggu saja sampai perekonomian tersebut melakukan penyesuaian dan keadaan keseimbangan pasti akan kembali terjadi.Pada pasar barang menurut Keynes,dalam jangka panjang kemungkinan terjadi Over Stock yang diakibatkan oleh permintaan barang oleh masyarakat lebih kecil dari produk yang tersedia.Hal ini berarti Keynes menolak pendapat j.B Say yang menyatakan Over Stock tidak mungkin terjadi.Keynes menyatakna bahwa terdapat 2 pengertian didalam pasar barang yakni:1. Daya beli yakni daya beli menggunakan semua uang yang diterima masyrakat2. Daya Beli (permintaan) efektif yakni daya beli menggunakan uang masyarakat,namun tidak semua dibelanjakan.Hal ini karena sebagian uang ada yang ditabung.Hal inilah yang menyebabkan barang dipasar tidak habis terjual sehingga menimbulan over stock. Jadi,perbedaan pasar barang menurut Keynesian dengan klasik terletak pada Hukum Say bahwa permintaan sama dengan penawaran sehingga tidak akan terjadi kelebihan atau kekurangan permintaan atau penawaran.Menuru t Keynesian permintaan barang tidak selalu sama dengan penawaran karena tidak semua income dibelanjkan tetapi sebagian dari pendapatan tersebut akan disimpan dalam bentuk tabungan.Tabungan tidak menambah permintaan efektif terhadap barang dan jasa kalau tidak segera diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok barang atau kelebihan stok produksi barang (penawaran).Apa akibat dari ketidakseimbangan permintaan dengan penawaran ini terhadap perekonomian negara?Ada dua akibat yang terjadi.Pertama,para produsen akan mengurangi jumlah produksi mereka pada tahun atau peroide berikutnya,artinya output atau GDP akan berkurang pada tahun berikutnya.Bila output berkurang maka dampaknya akan sangat serius terhadap variabel makro karena income,lapangan pekerjaan,konsumsi menurun.Kedua,akibat dari turunnya GDP dan income maka harga-harga akan turun karena turunnya permintaan akibat penurunan income.Apabila harga-harga (harga barang dan harga tenaga kerja) tidak kaku tetapi fleksibel dan turun sebanding dengan penurunan income,seperti yang diasumsikan oleh teori Klasik,maka keadaan down turn ini tidak akan berlangsung lama karena harga yang turun akan kembali mendorong naiknya permintaan (sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran).Naiknya permintaan akan mendorong produsen menggenjot produksi mereka dan keadaan terpuruk akan segera terkoreksi kembali.Pabrik dan industri tidak akan tutup sehingga para buruh tidak banyak yang kena PHK.Berbeda dengan teori Klasik yang mengasumsikan harga-harga adalah fleksible,kenyataanya menurut Keynes,harga-harga adalh tidak fleksible tetapi kaku (rigid),tidak mau turun.Akibatnya permintaan akan turun dan produksi tidak akan naik sehingga ekonomi akan terjebak pada resesi atau depresi.Keadaan sebaliknya bisa juga terjadi yaitu terjadinya kelebihan permintaan dan kekurangan produksi.Misalnya produsen membuat perhitungan yang optimis dengan menambah investasi sehingga permintaan agregat naik (ingat investasi adalah komponen Aggregate Deman). Bila kapasitas terpasang pabrik sudah penuh maka tidak akan terjadi produksi sehingga produksi berkurang dan sementara permintaan naik.Kenaikan permintaan dan kekurangan produksi ini akan ditransmisikan kedalam inflasi.Jadi jika dibuat tabel perbedaannya adalah:Teori KlasikTeori Keynes

1.Pada Pasar Barang-Tidak mungkin ada kelebihan/kekurangan produksi-Produksi total masyarakat=kebutuhan total masyarakat (full employment level of activity)1.Pada Pasar Barang-Dapat terjadi kelebihan/kekurangan produksi-Tidak selalu mencapai full employment

-Landasan berpikirnya:a.Hukum Say:Supply creates its own demandb.Harga umum fleksibel-Landasan berpikirnya:a.Tidak menerima hukum Sayb.Harga umum rigid

-Setiap proses produksi mempunyai dua akibat:a.Menghasilkan outputb.Memberikan penghasilan-Sama dengan pendapat klasik

-Semua penghasilannya dibelanjakan di pasar barang-Tidak perlu campur tangan pemerintah-Tidak smeua penghasilan dibelanjakan ,ada sebagian yang ditabung-Perlu campur tangan pemerintah

2. Pasar UangPasar Uang teori klasikDi pasar uang permintaan akan uang bertemu dengan penawaran akan uang. Mengenai permintaan akan uang, kaum klasik mempunyai suatu teori yang cukup terkenal, yang dinamakan Teori Kuantitas. Teori Kuantitas mengatakan bahwa masyarakat memerlukan uang tunai untuk keperluan transaksi tukar-menukar mereka (misalnya jual beli barang dan jasa). Menurut kaum klasik, karena uang tidak bisa menghasilkan apa-apa kecuali mempermudah transaksi, maka uang akan diminta oleh masyarakat sejumlah yang tidak lebih dari apa yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk membiayai proses transaksi mereka. Jadi semakin banyak transaksi yang dilakukan semakin banyak uang tunai yang dibutuhkan oleh masyarakat.Volume transaksi tersebut tergantung pada dua hal, yaitu : volume barang/jasa yang diproduksi oleh masyarakat (diukur dengan GDP riil atau GDP pada harga konstan), dan tingkat harga umum. Semakin besar GDP semakin banyak transaksi yang diharapkan untuk dilaksanakan oleh para anggota masyarakat. Semakin tinggi harga-harga barang, semakin besar uang tunai yang dibutuhkan untuk menutup setiap transaksi.Penawaran akan uang Ms= ditentukan oleh kebijaksanaan moneterPermintaan akan uang Md= kPQdi mana, k = suatu konstanta, Q = GDP dengan harga konstan , P = tingkat harga umum (rata-rata).Mekanisme pasar akan menyamakan penawaran akan uang dengan permintaan akan uang, sehingga :Ms = Md = kPQPersamaan ini bisa ditafsirkan, bahwa kalau volume uang yang beredar (Md) ditambah dengan, misalnya 10%, maka tingkat harga umum (P) akan naik dengan 10% pula, kecuali bila k dan Q berubah (yang dalam jangka pendek dianggap tidak berubah). Secara ringkas : pasar uang mempertemukan permintaan akan uang (teori Kuantitas) dan penawaran akan uang. Selanjutnya permintaan dan penawaran akan uang ini menentukan tingkat harga umum.Pasar Uang Teori KeynesPasar uang adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang. Permintaan akan uang adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk menunjang kegiatan ekonominya. Sedangkan penawaran akan uang adalah jumlah uang yang disediakan oleh pemerintah dan bank-bank, yaitu seluruh uang kartal dan uang giral yang beredar.Menurut Keynes, permintaan akan uang bersumber pada 3 macam kebutuhan akan uang : (a) kebutuhan transaksi, (b) kebutuhan berjaga-jaga, dan (c) kebutuhan spekulasi. Ketiga macam kebutuhan ini disebut 3 motif (alasan) mengapa orang memegang uang. Permintaan akan uang untuk transaksi ditentukan oleh : (a) volume output yang ditransaksikan (GDP riil) dan (b) tingkat harga umum. Dalam hal ini Keynes tidak berbeda dengan Kaum Klasik. Permintaan uang untuk berjaga-jaga relatif kecil dan dalam analisa bisa diabaikan.Permintaan uang untuk spekulasi menurut Keynes adalah permintaan akan uang tunai untuk tujuan memperoleh keuntungan. Caranya adalah dengan berspekulasi dalam pasar obligasi (surat berharga). Apabila harga obligasi diharapkan untuk naik di masa mendatang, maka orang akan membeli obligasi dengan uang tunainya hari ini. Ini berarti uang tunai yang saat ini ia ingin pegang (untuk tujuan spekulasi) berkurang. Sebaliknya, apabila harga obligasi diharapkan turun, maka permintaannya akan uang tunai saat ini bertambah (ia lebih senang menjual obligasi yang ia pegang dan memperoleh atau memegang uang tunai sekarang).Bila tingkat bunga rendah (sekarang) ada harapan bahwa bunga akan naik di waktu yang akan datang. Bila bunga rendah maka harga asset lain (dalam hal ini obligasi ) adalah tinggi. Bila ada harapan bunga akan tinggi (sekarang bunga masih rendah) berarti ada harapan harga obligasi akan turun. Turunnya harga obligasi akan mengakibatkan pemegang obligasi menderita kerugian (capital loss). Sebelum harga turun maka orang akan menjual obligasi tersebut untuk menghndari kerugian, dan ini berarti orang melepas obligasi dan meminta uang sehingga permintaan terhadap uang menjadi naik.Keynes mengatakan bahwa permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini tinggi apabila tingkat bunga saat ini (dirasa) rendah, dan permintaan untuk spekulasi saat ini rendah apabila tingkat bunga untuk spekulasi mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan tingkat bunga (saat ini). Ini adalah ini teori moneter Keynes.Permintaan masyarakat total akan uang tunai adalah permintaannya untuk transaksi plus permintaannya untuk spekulasi.

Md = P [k.Q + (r)]

di mana : Md = permintaan total akan uang dalam arti riil (Liquidity Preference), kQ = permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, (r) = permintaan akan uang untuk motif spekulasi yang dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga yang berlaku (r). Permintaan untuk berjaga-jaga diabaikan. Fungsi permintaan akan uang ini disebut juga sebagai fungsi Liquidity Preference. Di pasar uang Liquidity Preference bertemu dengan penawaran akan uang dan menentukan harga dari penggunaan uang, yaitu tingkat bunga.Tingkat bunga merupakan penghubung utama antara pasar uang dengan pasar barang, sebab tingkat bunga menentukan berapa pengeluaran investasi yang direncanakan oleh investor, dan selanjutnya pengeluaran investasi ini menentukan tingkat permintaan agregat. Penghubung lain antara kedua pasar ini adalah tingkat harga (P) dan output (Q), karena kedua variable ini mempengaruhi Liquidity Preference (Md). Jadi hubungan antara kedua pasar tersebut adalah timbal balik.3. Pasar Tenaga Kerjaa) Teori KlasikMenurut teori klasik, bila harga dari tenaga kerja (upah) juga cukup fleksibel maka permintaan akan tenaga kerja selalu seimbang dengan penawaran akan tenaga kerja. Bahwa tidak adakemungkinan timbulnya pengangguran suka rela, artinya pada tingkat upah (riil) yang berlaku di pasar tenaga kerja semua orang yang bersedia untuk bekerja pada tingkat upah tersebut akan memperoleh pekerjaan.

Para ahli ekonomi klasik beryakinan apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga pengangguran pada akhirnya dapat dihapuskan. Asumsi yang digunakan para ahli ekonomi klasik antara lain :(1) Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum(2) Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama dengan produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru)Mereka yang menganggur hanyalah mereka yang tidak bersedia bekerja pada tingkat upah yang berlaku (penganggur yang sukarela). Pengangguran sukarela itu hanya berlangsung sementara saja. Sejalan dengan proses penyesuaian pada pasar barang, pada saat jumlah barang berada pada posisi keseimbangan. Pada keadaan demikian, semua angkatan kerja dapat bekerja pada tingkat upah riil yang sama, maka kurva D2 akan kembali ke D1. Akibatnya posisi full employment tercapai kembali, di mana semua angkatan kerja bisa bekerja pada tingkat upah riel yang lama, W1.

b) Teori Keynes (Keynesian)Dalam teori Keynes, pasar tenaga kerja mengikuti pasar barang. Apabila output (Q) naik maka jumlah orang yang mendapat pekerjaan atau tingkat employment (N) juga naik. Sebaliknya, N turun apabila Q turun. Menurut Keynes, anggapan-anggapan kaum Klasik khususnya mengenai fleksibelitas sempurna dari harga-harga dan tingkat upah dan reaksi yang cepat dan rasional dari para pelaku ekonomi, tidak selalu cocok dengan kenyataan. Proses menuju ekuilibrium yang baru, dalam kenyataan, memakan waktu yang kadang-kadang cukup lama, tergantung pada berapa besar hambatan-hambatan yang merintangi proses tersebut. Permintaan Tenaga kerjaDalam analisis permintaan tenaga kerja diasumsikan bahwa pembeli tenaga kerja adalah perusahaan dan penjual tenaga kerja adalah rumah-tangga. Oleh karena itu kurva permintaan tenaga kerja diturunkan dari fungsi produksi perusahaan tersebut. Untuk analisis ini pembahasan fungsi produksi didasarkan pada asumsi Perusahaan-perusahaan menghasilkan satu macam komoditas Perusahaan-perusahaan bersifat homogen (manajemen dan teknologi sama) Perusahaan-perusahaan dalam pasar bersaing sempurna Penawaran Tenaga KerjaDalam analisis penawaran tenaga kerja, diasumsikan rumah tangga sebagai unit fungsional ekonomi, harus membuat keputusan tentang : Waktu kerja (work) dan waktu senggang (leisure) : rumah tangga harus memutuskan berapa banyak waktu yang akan digunakan untuk bekerja dan berapa banyak waktu yang akan digunakan untuk beristirahat/senang-senang. Konsumsi dan tabungan : rumah tangga harus memutuskan berapa banyak pendapatannya yang akan digunakan untuk konsumsi dan berapa yang akan ditabung. Portfolio balance : dari uang yang ditabung berapa banyak yang berupa obligasi dan berapa banyak yang berupa tabungan tunai. Pola konsumsi : berapa banyak tiap komoditi dikonsumsiJadi menurut Keynes, walaupun terjadi keadaan depresi dan pengangguran yang besar, tingkat upah bersifat tegar (tidak mudah turun), sehingga proses menuju keseimbangan dapat berlangsung lama, bahkan bisa terjadi unequilibrium (ketidakseimbangan). Artinya, bisa terjadi excess supply atau excess demand dalam pasar tenaga kerja. Hambatan-hambatan ini termasuk:(1) Ketegaran dan fleksibilitas yang tidak sempurna dari harga-harga dan (terutama) upah, meskipun pengangguran ada dimana-mana(2) Kelambatan reaksi para pelaku ekonomi (produsen, konsumen, buruh) terhadap situasi ekonomi yang baruKasus hambatan yang sering adalah adanya ketegaran tingkat upah (nominal) untuk turun, meskipun pada masa depresi dan pengangguran masal. Dari segi kebijaksanaan, konsepsi Keynes menyarankan bahwa seyogyanya pemerintah tidak mengandalkan pada proses alamiah dari kaum Klasik. Untuk membawa perekonomiannya ke posisi full empoyment, pemerintah harus aktif melakukan sesuatu, dan bukanya hanya menunggu bekerjanya proses alamiah tersebut. Satu tindakan yang bisa uang diambil pemerintah dalam menghadapi keadaan depresi dan pengangguran adalah meningkatkan pengeluaran pemerintah (G). Kenaikan G melalui proses multiplier akan menaikkan permintaan agregat (Z). Pada kasus sebaliknya, Z naik, maka tindakan pemerintah adalah menurunkan G melalui misalnya pengurangan pos-pos pengeluaran pemerintah (APBN), dan dapat diperkuat dengan menaikkan pajak dan tingkat bunga.Secara grafis kondisi keseimbangan pasar tenaga kerja pada teori Keynes dapat digambarkan sebagai berikut:

Teori KlasikTeori Keynesian

Pada Pasar Barang Tidak mungkin ada kelebihan/ kekurangan produksi. Produksi total masyarakat = kebutuhan total masyarakat (full employment level of activity) Landasan berfikirnya :a) Hukum Say: supply creates its own demand.b) Harga umum fleksibel Semua penghasilannya dibelanjakan di pasar barang. Tidak perlu campur tangan pemerintah. Setiap proses produksi mempunyai dua akibat:a) Menghasilkan outputb)Memberikan penghasilan kepada pemilik faktor produksi yang besarnya sama dengan nilai output.Pada Pasar Barang Dapat terjadi kelebihan/kekurangan produksi Tidak selalu mencapai full employment Tidak menerima hukum Say. Sama dengan pendapat Klasik. Tidak semua penghasilan dibelanjakan, ada sebagian yang ditabung. Perlu campur tangan pemerintah.

Pasar Uang Menganut prinsip teori Kuantitas Uang : Uang hanya untuk transaksi. Penawaran uang ditentukan oleh Pemerintah. Keseimbangan dalam pasar uang:MS = MD = k PQPasar Uang Terdapat tiga motif memegang uang: (1) untuk transaksi, (2). jaga-jaga, dan (3) spekulasi. Penawaran uang ditentukan oleh pemerintah. Keseimbangannya :MS = MD = [kQ + r] P

Pasar Tenaga Kerja Tingkat upah fleksibel Selalu full employment Tidak perlu campur tangan pemerintah dalam mengatasi pengangguran.Pasar Tenaga Kerja Tingkat upah rigit/tegar Tidak selalu full employment Perlu campur tangan pemerintah dalam mengatasi pengangguran

4. Pasar Luar NegeriEsensi teori klasik di sektor luar negeri adalah bahwa suatu perekonomian nasional takperlu merepotkan diri untuk menyeimbangkan neraca perdagangan mereka dengan kebijaksanaan kebijaksanaan khusus, asal saja pemerintahannya mau memakai salah satu dari sistem pembayaran luar negeri yaitu :1. Sistem standar emasSistem dimana uang dalam negeri dijamin penuh dengan emas. Artinya setiap satuan uang tersebut selalu bisa ditukarkan dengan emas murni seberat x gram pada Bank Sentral2. Standar Kertas dan Kurs Devisa yang FlekibelSistem keuangan dalam negeri mengikuti standar kertas, yaitu menggunakan uang kertas yang tidak dijamin dengan emas ( seperti rupiah sekarang), tetapi dismping itu juga menganut sistemkurs devisa yang mengambang. Mengambang ini adalah bahwa pemerintah tidak menentukan kurs atau paritas (perbandingan pertukaran) antara satu rupiah dengan misalnya dollar, atau mata uang aing lainnya. Kurs rupiah terhadap mata uang asing manapundibiarkan untuk naik turun secara bebas esuai dengan tarik menarik kekuatan kekuatan pasar devisa. Misalnya defisit perdagangan tidak akan terjadi terus menerus karena akan mengakibatkan nilai mata uang Rupiah rendah sehingga barang import menjadi mahal dan import akan terhenti dengan sendirinya secara otomatis. Dengan mahalnya barang luar negeri maka barang produksi dalam negeri akan murah sehingga export naik.

DAFTAR PUSTAKA

.. . 2010 .Bahan Ajar Teori Ekonomi Makro (GSEP 308).Boediono. 1998. Ekonomi Makro seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2. Yogyakarta : BPFEHanani, Nuhfil. Teori Ekonomi Makro Keynes. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 melalui nuhfil.lecture.ub.ac.id/Kasim, Ruhmi J. 2010. JM Keynes. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 melalui http://ruhmi-jkasim.blogspot.com/2010/11/pemikiran-pemikiran-john-meynard-keynes.htmlMankiw, Gregory. 2001. Pengantar Ekonomi. Jakarta :ErlanggaRayzh, Hasbi. 2014. Bab 2 Teori Klasik Dan Teori Keynes Tentang Pasar Makro Bahan Ajar Teori Ekonomi Makro (GSEP308). Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 melalui http://www.academia.edu/4727140/BAB_2_TEORI_KLASIK_DAN_TEORI_KEYNES_TENTANG_PASAR_MAKRO_Bahan_Ajar_Teori_Ekonomi_Makro_GSEP_308_Sukino, Sadono. 2003. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : UI Press