EKLAMPSIA
description
Transcript of EKLAMPSIA
EKLAMPSIA
Agus Abadi, M.Nadir Abdullah, Erry Gumilar D., Hermanto Tri J
Aditiwawarman, bangun T.Purwaka, Agus Sulistyono
BATASAN
Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa
niafs ditandi dengan timbulnya kejang atau koma, sebelumnya sudah menunjukkan gejala-
gejala pre-eklampsia (hipertensi, edema, proteinura)
PATOFISIOLOGI
Sama dengan pre-eklampsia, dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati,
ginjal, otak, paru dan jantung, yakni terjadi nekrosis dan perdarahan pad organ-organ tersebut
GEJALA KLINIS/SYMPTOM
1. Kehamilan > 20 minggu, atau saat persalinan atau masa nifas
2. Tanda-tanda pre – ekslamsia (hipertensi, edema dan proteinuria)
3. Kejang-kejang dan / atau koma
4. Kadang-kadang disertai dengan gangguan fungsi organ-organ
CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS
1. Berdasarkan gejala klinis di atas
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Ada protein dalam air seni
b. Fungsi organ, hepar, ginjal, jantung
c. Fungsi Hematologi . Hemostatus
3. Konsultasi dengan disilin lain kalau dipandang perlu
a. Kardiologi
b. Optalmologi
c. Neurologi
d. Anestesiologi
DIAGNOSIS BANDING .
Kehamilan disertai kejang oleh karena sebab – sebab yang lain misalnya :
1. Epilepsy (anamnesis epilepsy + )
2. Meningitis / ensefalitis (pungsi lumbal)
Berdasarkan atas pengamatan kasus-kasus eklampsia selama 10 tahun terakhir sejak 1992 di
R.S.U Dr. Soetomo Surabaya maka guna memudahkan dalam penatalaksanaannya eklampsia
dibagi atas :
1. Eklampsia klasik : pada umumnya penderita datang dengan kesadaran dan hemodinamika
yang relative baik serta kalau disertai komplikasi biasanya hanya oliguria
2. Eklampsia krusial : pada dasarnya kesadaran penderita dan hemodinamika terganggu
diserta komplikasi multi organ
Tidak semua kasus eklampsia dapat dipisahkan secara tajam seperti hal di atas, maka untuk
mempermudah penggolongan tersebut dibuat suatu skema sebagai berikut
EKLAMSIA
≤ 2 KALI
<90/m
< 150/90
≤20x/m
≤ 37,50C
COMPOSMENTIS
NORMAL
NORMAL
KEJANG
NADI
TEKANAN DARAH
RESPIRASI
TEMPERATUR
KESADARAN
STATRUS KARDIOLOGI
STATUS PARU
≥ 4 KALI
≥ 96/m
≥150/90
≥28 x/m
≥380C
MENURUN
PAYAH JANTUNG
EDEMAPARU
EKLAMPSIA
KLASIK
EKLAMPSIA
KRUSIAL
PENYULIT
I. Ibu :
1. Perdarahan serebral
2. Edema paru
3. Gagal ginjal
4. Payah jantung
5. Ablaiso retinae
6. Sindroma Hellp (Hemolysis, elevated liver enzymes and low platelets)
7. DIC (Dissemined Intracascular Coagulopathy) dan perdarahan post parfum
II. Anak :
1. Prematuritas
2. IUGR (Intra uterine Growth Retardation)
3. Gawat janin
4. Kematian janin dalam rahim
III. Perawatan selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan observasi dari :
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Suhu rectal
d. Pernapasan
e. Tingkat Kesadaran
Pada 1 jam pertama diperiksa tiap 15 menit untuk selanjutnya tiap 1 jam / 1 kali
2. Pemeriksaan Lab (lihat pre-eklampsia)
Setelah persalinan dicatat tingkat kesadaran pada 15 menit, 1 jam, dan 6 jam.
Pemberian antibiotic (amoxycilline + clavulanic acid tiap 8 jam, cephalosporine 1k tiap
8 jam )
PENATALAKSANAAN
PRINSIP TERAPI
EKLAMPSIA KLASIK :
Mengutamakan Pemberian Anti Konvulsan
EKLAMPSIA KRUSIAL :
Mengutamakan Keselamatan Ibu (“life saving)
Terapi Eklampsia
1. Infuse Rd5
2. Furosemid 2 ampul i.v
3. Dogixin/Cedilanid 1 ampul i.v
4. Bila perlu pemberian morphin inj
5. Pertimbangan pemberian vasodilator (dopamine) untuk perfusi jaringan
6. Terapi supartif
a. Antibiotic (ampicilline, cephalosporine)
b. Dezamethasone 1 amp i.V tiap 6 jam
7. Setelah 1, 2, 3 evaluasi tanda vital
a. Mgso dosis penuh
b. Terminasi
Eklampsia krusial , dilakukan sc : Terutama janin hidup estimasi berat janin1800-2000 gr
Eklampsia klasik persalinan pervaginam (prostaglandin, drip oksitosin; diharapkan
persalinan selesai dalam waktu 24 jam )
8. Konsultasi
a. Neurologi :
Bila tanda perdarahan otak
b. Kardiologi
c. Anestesi :
d. Mata
9. Ct scan kepala buila kejang ≥ 4x
10. Bila edema otak dipertimbangkan pemberian manitol
Obat-obat untuk antikejang:
MgSO4 (magnesium SUlfat)
Dosis awal 4 gr20% i.v pelan-pelan selama 3 menit atau lebih, disusul 10 gr 50% i.m (selanjutnya
lihat prosedur pada preeclampsia berat)
Sebagai anti kejang pada eklampsia post partum dapat dipikirkan pemberian Phenyl hydantoin
100 mg parenteral (diencerkan dalam 25 cc dan diberika dalam waktu 5 menit ) diulang tiap 6
jam.
Setelah pemberian kurang leboh 4-5 jam berikutnya (terutama pada eklampsia krusial)
dilakukan penilaian tanda vital bila leboh 10 dilakukan terminasi kehamilan. Pda eklampsia
klasik diutamakan persalinan pervaginam dengan induksi
1. 50 mikrogram prostaglandin pada fornik posterior sebanyak 2 kali bila Pelvic Score (PS) <5
2. Drip oxytocin bila Pelviks Score (PS) ≥ 5 skor dari “vital sign”:
a. Tekanan darah
Skor Sistole Diastole
1. Berat ≥200-<100 ≥100-<50
2. Sedang 140-200 90-110
3. Ringan 100-140 50-90
b. Nadi
Skor
1. ≥ 120 x/menit
2. 100-200 x/menit
3. 80-180 x/menit
c. Temperature
Skor
1. ≥ 400C
2. 38,5 – 400C
3. ≤ 38,40C
d. Pernapasan
Skor
1. 40 /menit, atau < 16 x/menit
2. Ireguler, “abnormal pattern”
3. 29-40 x/menit
4. 16-28 x/menit
e. Tingkat kesadaran
Skor
1. GCS 3-4
2. GCS 5-7
3. GCS ≥ 8
Bila skor total atau lebih, saat yang optimal untuk mengakhiri persalinan . tindakan persalinan.
Bila skor total 9 atau ada nilai (1) sebanyak dua atau lebih, dimohon konsul pada staaaf untuk
penentuan terminasi atau tidak
Bila skor 8 atau kurang, persalinan ditunda, kalau selama 6 jam tidak ada perbaikan maka
persalinan pervaginam dipertimbangkan untuk ruginya serta cenderung perabdominal.