Edit

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. Menentukan berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metoda kenaikan titik didih. 2. Menentukan berat molekul suatu zat yang mudah menguap dengan metoda penentuan massa jenis gas. 1 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

description

laporan elektrokimia hoho

Transcript of Edit

Page 1: Edit

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu

1. Menentukan berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metoda

kenaikan titik didih.

2. Menentukan berat molekul suatu zat yang mudah menguap dengan metoda penentuan

massa jenis gas.

1 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 2: Edit

BAB IILandasaan Teori

2.1 Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat

terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat

terlarut) (Ratna : 2009).

Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat

suatu larutan yang mengalami:

1. Penurunan tekanan uap jenuh

2. Kenaikan titik didih

3. Penurunan titik beku

4. Tekanan osmosis

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat

Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah

partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini

dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit

tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat

koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit (Ratna : 2009).

Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah

tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair

menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu

mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang

(Ratna : 2009).

Jika suatu zat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam pelarut, maka akan

terjadi penurunan tekanan uap, yang akhirnya pada temperatur tertentu tekanan uap zat

pelarut dalam larutan akan lebih rendah dari keadaan murninya. Besarnya tekanan uap

tergantung dari banyaknya zat yang dilarutkan. Semakin besar penambahan zat terlarut

maka makin besar pula penurunan tekanan uapnya. Perubahan tekanan mengakibatkan

adanya gangguan kesetimbangan dinamis dari larutan tersebut.

2 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 3: Edit

Menurut hukum Roult: P = X1. Po

X1 = P/Po

Menurut Hukum Roult : P=Po . Xp

ln PPo

=ln Xp

ln PPo

=ln (1−Xt )

Xp+ Xt=1

Xp=1−Xt

Keterangan

P : tekanan uap jenuh larutan

Po : tekanan uap jenuh pelarut murni

Xp : fraksi mol pelarut

Xt : fraksi mol terlarut

Menurut hukum Clausius Clapeyron

ln PPo

=−∆ HR [ 1

¿ − 1T ]

ln PPo

=−∆ H (T−¿)RTTo

karena T dan To hampir sama maka,

T × ¿=T o2 dan ∆ Tb=T−¿ maka

Dari kedua persamaan dapat disimpulkan,

ln (1−Xt )= ∆ Hf . ∆ TbR ¿2

fXt=f ∆ Hf .∆ TbR¿2

Xt=∆ Hf . ∆ TbR ¿2

3 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 4: Edit

∆ Tb= R ¿2

∆ Hf

G2

M 2

G1

M 1

Keterangan :

G1 : berat molekul

G2 : berat zat yang dilarutkan

M 1 : berat molekul pelarut

M 2 : berat molekul zat terlarut

∆ Hf : panas peleburan pelarut

∆ Tb=Kb1000 G2

M 2G1M 2=Kb

1000 G2

∆ Tb G1

Metode penentuan titik beku

Sejumlah tertentu zat yang akan di tentukan berat molekulnya, dibandingkan titik

bekunya dengan zat yang telah diketahui berat molekulnya, dan dilihat perbandingan

tekanan uapnya menurut hukum Raoult digabungkan hukum Clausius Clapeyron sehingga

dapat diketaui berat molekulnya (HIMKA : t.t).

Jika suatu zat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam suatu zat pelarut,

maka akan terjadi penurunan tekanan uap, yang akhirnya pada temperatur tertenru tekanan

uap zat pelarut dalam larutan akan lebih rendah dari keadaan murninya. Besarnya tekanan

uap tergantung dari banyaknya zat yang dilarutkan. Semakin besar penambahan zat

terlarut maka makin besar pula penuruna tekanan uapnya. Perubahan tekana uap

mengakbatkan adanya gangguan kesetimbangan dinamis dari larutan tersebut (Ngatin :

2011).

Metode penentuan massa jenis gas

Sejumlah tertentu zat cair yang akan di tentukan berat molekulnya, dipanaskan dan

ditimbang agar tekanan uapnya sama dengan atmosfir dan dapat diketahui berat zat yang

menguap, serta dapat diketahui volume gas tersebut, dimana volume gas yang menguap =

volume wadah. Sehingga dapat ditentukan berat molekulnya dengan persamaan hukum

gas ideal (HIMKA: t.t).

4 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 5: Edit

Metode kenaikan titik didih

Metodenya sama dengan titik didih, namun pada titik didih larytan perlu dipanaskan

sampa larutan mendidih dan dihitung besar kenaikan titik didihnya.

PV =nRT

PV = mMr

RT

P M1=mV

RT

M 1=dP

RT

Keterangan :

Mr : berat molekul

d : densitas/massa jenis

P : tekanan gas

R : tetapan gas

T : suhu mutlak

Bila suatu cairan volatil dengan titik didih lebih dari 100°C ditempatkan dalam labu

erlenmeyer tertutup (terdapat lubang keci pada tutup) dan dipanaskan (diletakan dalam

gelas kimia yang berisi air panas/penangas air), maka cairan yang terdapat dalam

erlenmeyer tesebut akan menguap (Ngatin : 2011)

5 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 6: Edit

BAB IIIPROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Metoda Kenaikan Titik didih

6 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 7: Edit

3.2 Metode penentuan massa jenis gas

7 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 8: Edit

3.2 Alat dam Bahan

kenaikan titik didih

NO ALAT Jumlah BAHAN Jumlah1 Piknometer 25 ml 1 Garam NaCl 5 gram2 Stopwatch 1 Aquades -3 Hot plate 1 Glukosa 5 gram4 Erlenmeyer 250 ml 25 Neraca analitik 16 Termometer 150°C 27 Spatula 1

Metode penentuan massa jenis gas

NO ALAT Jumlah BAHAN Jumlah1 Labu ukur 100 mL 1 Aquades -2 gelas kimia 250 mL 1 Aseton 5 mL3 Desikator 14 Aluminium foil 15 erlenmeyer 250 ml 16 termometer 150°C 17 Neraca analitik 18 Karet atau tali dan jarum 1

8 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 9: Edit

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabel / Data Pengamatan

Berat Sampel 5 grVolume pelarut 100 mlBerat jenis pelarut 0,9884 gr

mlBerat pelarut 98.84 grTitik didih pelarut

100 OC

Titik didih larutan

101,5 OC

4.2 Perhitungan

A. Metode Kenaikan Titik Didih

Penentuan massa jenis pelarut

Massa tabung piknometer + tutup = 23,19 gram

Massa piknometer + massa air = 47,83 gram

Massa air = 24,64 gram

Volume tabung piknometer = 25 mL

Massa jenis pelarut (air) = massa air

volume piknometer = 0,9884 grammL

Penentuan K b zat pelarut

Karena zat terlarut yang digunakan NaCl berupa zat elektrolit, maka terdapat faktor Van’t

Hoff.

¡ = n, NaCl Na + Cl, n = 2

Massa zat pelarut = volume zat pelarut x massa jenis zat pelarut

= 100 x 0,9884 = 98,84 grammL

9 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Mrzat terlarut = 1000 gram pelarut x Kb x massa zat terlarut x¡

∆ Tb xmassa zat pelarut

Page 10: Edit

∆ T b = 101,0 – 100 = 1 °C

58,5 =1000 x Kb x5 x2

(101,0−100) x100 x 0,9884

Kb = 58,5x (101−100 ) x100 x0.9884

1000 x 5x 2 = 0.5782

° Cmolal

Penentuan massa molekul sampel

Karena sampel bersifat nonelektrolit, maka tidak terdapat faktor Van’t Hoff

∆ T b = 101,5 - 100 = 1,5°C

Mrzat terlarut = 1000 x0.5782 x5

(101,5−100) x100 x 0,9884 =19,49 grammol

Sampel merupakan glukosa Mr = 180 gr/mol.

Persentase ketelitian Mr praktek banding Mr literatur

= Mr literaturMr praktek . 100%

= 19.49180 . 100%

= 0.1082. 100%= 10.82 %

B. Metoda Penentuan Massa Jenis

Berat Labu + tutup & tali kosong = 151,95 gramBerat Labu + Aseton (dingin) = 152,23 gramBerat Labu kosong = 150,50 gramBerat Labu + air = 463.61 gramTekanan = 76 mmHg = 1 atm

Tetapan gas = 0,08206 L . atmmol . K

Suhu aseton = 58 OC = 331 K

BM aseton literature = 58 grmol

10 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 11: Edit

ρ gas aseton literatur = 2,455 grml

Berat air = (berat Labu + air) – (berat Labu kosong) = 463.61 gram – 150.50 gram = 313.11 gram.Volume air = ρ air (gunakan data pada kenaikan titik didih) x massa air

= 0,9884 x 313,11 = 309,47 mL

Berat aseton = (berat Labu + cairan (dingin)) – (berat Labu + tutup & tali kosong)= 152.23 gram – 151.95 gram= 0,28 gram

ρ gas aseton = massa asetonvolumeair

= 0,28313.11

= 8,94 . 10-4 grml

ρ gas aseton literatur = 2,455 . 10-3 grml

PV = nRT

PV = MMr RT

P.Mr = MV RT

Mr = ρP RT

Mr =8.941 . 0,08 . 331

= 8,94 . 27,03

= 241.64 grmol

11 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 12: Edit

Mr aseton literatur = 58 grmol

Persentase ketelitian Mr praktek banding Mr literatur

= Mr literaturMr praktek . 100%

= 58241.64 . 100%

= 0.24. 100%= 24.00 %

Pembahasan

4.3 Pembahasan oleh Azka Muhamad Syahida

4.4 Pembahasan oleh Eveline Fauziah

4.5 Pembahasan oleh Fajar Nugraha

4.6 Pembahasan oleh Fadil Hardian

12 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik

Page 13: Edit

13 Penentuan Berat Molekul | laporan kimia fisik