Edisi April 2011

142
1. Studi Evaluasi Benefit Cost Ratio (Studi Kasus Proyek Pengembangan Waduk Langsa) Oleh Ir. Mohd. Isa T. Ibrahim, M.T. 2. Identifikasi Formalin dalam Produk Mie Basah dan Tahu dengan Metode Kualitatif Larutan KMnO 4 Oleh Ir. Amri Amin, M.Si. 3. Potensi Perikanan Tangkap di Kota Banda Aceh Pascatsunami Oleh Rizwan, S.T., M.T. 4. Peranan Air Susu Pascapanen Oleh Ir. Zahrul Fuadi, M.Si. 5. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dan Latihan Berstruktur pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa Oleh Drs. H. Muhammad, M.Si. 6. Penerapan Pengajaran Remedial Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Oleh Drs. Bukhari, M.Si. 7. Analisis Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Oleh Yuliana, S.E. 8. Kedudukan Mukim dalam Sistem Pemerintahan Daerah (Suatu Penelitian di Kabupaten Nagan Raya) Oleh Muhammad Nur, S.H., M.Hum. 9. Penerjemahan dan Implikasinya dalam Pengajaan Mata Kuliah Translation Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd.I 10. Interferensi Bahasa Aceh Terhadap Pemakaian Bahasa Indonesia (Studi Kasus pada Siswa Kelas II SMP Negeri di Kabupaten Aceh Besar) Oleh Drs. Djalaluddin A. Aziz. 11. Analisis Status Eksploitasi Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Malaka Provinsi Aceh Oleh Dra. Asmawati, M.Si. 12. AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Kedelai pada Industri Tempe di Kota Subulusalam Oleh Ir. Firdaus, M.Si. VOLUME II, NO 1, April 2011

Transcript of Edisi April 2011

  • 1. Studi Evaluasi Benefit Cost Ratio (Studi Kasus Proyek Pengembangan Waduk Langsa) Oleh Ir. Mohd. Isa T. Ibrahim, M.T.

    2. Identifikasi Formalin dalam Produk Mie Basah dan Tahu dengan Metode Kualitatif Larutan KMnO4

    Oleh Ir. Amri Amin, M.Si.

    3. Potensi Perikanan Tangkap di Kota Banda Aceh Pascatsunami

    Oleh Rizwan, S.T., M.T.

    4. Peranan Air Susu Pascapanen

    Oleh Ir. Zahrul Fuadi, M.Si.

    5. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dan Latihan Berstruktur pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa

    Oleh Drs. H. Muhammad, M.Si.

    6. Penerapan Pengajaran Remedial Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ikatan

    Kimia

    Oleh Drs. Bukhari, M.Si.

    7. Analisis Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di

    Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar

    Oleh Yuliana, S.E.

    8. Kedudukan Mukim dalam Sistem Pemerintahan Daerah (Suatu Penelitian di Kabupaten Nagan Raya)

    Oleh Muhammad Nur, S.H., M.Hum.

    9. Penerjemahan dan Implikasinya dalam Pengajaan Mata Kuliah Translation

    Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd.I

    10. Interferensi Bahasa Aceh Terhadap Pemakaian Bahasa Indonesia (Studi Kasus pada Siswa Kelas II

    SMP Negeri di Kabupaten Aceh Besar)

    Oleh Drs. Djalaluddin A. Aziz.

    11. Analisis Status Eksploitasi Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Malaka Provinsi Aceh

    Oleh Dra. Asmawati, M.Si.

    12. AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Kedelai pada Industri Tempe di Kota

    Subulusalam

    Oleh Ir. Firdaus, M.Si.

    VOLUME II, NO 1, April 2011

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    1

    TASIMAK Media Sain dan Teknologi Abulyatama

    Pelindung/Pembina : Rektor Universitas Abulyatama

    Penanggung Jawab : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian

    Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama

    Pemimpin Redaksi : Drs. Yusri, M.Pd.

    Redaktur Ahli : Prof. Dr. H. Warul Walidin, A.K. M.A. (IAIN)

    Prof.H. Burhanuddin Salim, M.Sc. Ph.D. (Unsyiah)

    R. Agung Efriyo Hadi, M.Sc. Ph.D (Unaya)

    Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. (Unaya)

    Drs. Azwar Thaib, M.Si. (Unaya)

    Redaktur Pelaksana : Drs. Zamzami A.R., M.Si.

    Yuliana, S.E.

    Yulinar, S.Pd.

    Dewan Redaksi : Muhammad Nur, S.H., M.Hum

    Ir. Mulyadi

    Ir. H. Firdaus, M.Si.

    Dewi Astini, S.H., M.Hum.

    Maryati B, S.H., M.Hum.

    Drs. Tamarli, M.Si.

    Yulfrita Adamy, S.E. M.Si.

    Drs. H.M. Hasan Yakob, M.M.

    Drs. Bukhari, M.Si.

    Fakhrurazi Abbas, S.E., M.Si.

    Distributor/Komunikasi : Drs. Akhyar, M.Si.

    Drs. Muhammad, M.Si.

    Bendahara : Drs. Nasruddin A.R., M.Si.

    Desain Cover : aSOKA Communications (www.asoka.web.id)

    Website : www.abulyatama.ac.id.

    Alamat Redaksi : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

    Universitas Abulyatama, Jl. Blang Bintang Lama km 8,5

    Lampoh Keude Aceh Besar, Telepon 0651 21255

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    2

    DAFTAR ISI Halaman

    Studi Evaluasi Benefit Cost Ratio (Studi Kasus Proyek Pengembangan Waduk Langsa)

    Oleh Ir. Mohd. Isa T. Ibrahim, M.T. ... 1 - 14

    Identifikasi Formalin dalam Produk Mie Basah dan Tahu dengan Metode Kualitatif

    Larutan KMnO4

    Oleh Ir. Amri Amin, M.Si. 15 -22

    Potensi Perikanan Tangkap di Kota Banda Aceh Pascatsunami

    Oleh Rizwan, S.T., M.T. . 23 - 36

    Peranan Air Susu Pascapanen

    Oleh Ir. Zahrul Fuadi, M.Si. 37 - 43

    Penerapan Pembelajaran Kooperatif dan Latihan Berstruktur pada Pokok Bahasan

    Larutan Asam Basa

    Oleh Drs. H. Muhammad, M.Si. 44-53

    Penerapan Pengajaran Remedial Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada

    Pokok Bahasan Ikatan Kimia

    Oleh Drs. Bukhari, M.Si. .. 54 - 65

    Analisis Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Terhadap Penanggulangan

    Kemiskinan di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar

    Oleh Yuliana, S.E. 66 - 75

    Kedudukan Mukim dalam Sistem Pemerintahan Daerah (Suatu Penelitian di

    Kabupaten Nagan Raya)

    Oleh Muhammad Nur, S.H., M.Hum. 76 - 98 Penerjemahan dan Implikasinya dalam Pengajaan Mata Kuliah Translation

    Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd.I 99 - 104

    Interferensi Bahasa Aceh Terhadap Pemakaian Bahasa Indonesia (Studi Kasus

    pada Siswa Kelas II SMP Negeri di Kabupaten Aceh Besar)

    Oleh Drs. Djalaluddin A. Aziz. ............................................................................... .... 105 - 115

    Analisis Status Eksploitasi Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Malaka Provinsi Aceh

    Oleh Dra. Asmawati, M.Si. .................................................................................... ..... 116 - 125

    AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Kedelai pada Industri Tempe

    di Kota Subulusalam

    Oleh Ir. Firdaus, M.Si. ................................................................................................. 126 132

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    3

    STUDI EVALUASI BENEFIT COST RATIO

    (Studi Kasus Proyek Pembangunan Waduk Langsa)

    Mohd. Isa T. Ibrahim

    Jurusan Teknik Sipil Universitas Abulyatama

    Abstrak

    Penundaan jadwal pelaksanaan pembangunan proyek Waduk Langsa Aceh Timur

    berdampak kepada cost dan benefit. Hal ini perlu dievaluasi kembali untuk melihat nilai ekonomis

    dari aktivitas pembangunan, yang merupakan inti dari studi evaluasi proyek untuk menentukan

    apakah dan sampai berapa jauhkah proyek tersebut memberikan benefit yang lebih besar daripada

    biayanya kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya dan kegiatan operasi dan

    pemeliharaan sampai akhir umur proyek. Proyek dapat dikatakan mempunyai nilai ekonomis

    apabila manfaat yang diperoleh relatif lebih besar dari biaya pembangunan (investasi) dan biaya

    operasionalnya. Pada proyek ini manfaat yang dimaksudkan adalah hasil dari produksi bertanam

    padi dan pendapatan air baku, sedangkan biaya pembangunan berupa investasi dan biaya

    operasional budi daya tanaman pertanian antara lain biaya sarana produksi, biaya pemeliharaan

    tahunan, penyusutan dan upah. Untuk dapat membandingkan benefit dengan cost tersebut

    diperlukan keseragaman nilai harga pada tahun yang sama. Dari hasil evaluasi menunjukkan

    bahwa NPV proyek umumnya masih positif pada tingkat bunga diskonto 15% dengan NPV = Rp.

    20.519.203,31 dan Net B/C = 1,405. Dari hasil perhitungan dengan mempertimbangkan tingkat

    suku bunga 20% dan analisa sensitivitas dalam beberapa alternatif maka proyek dianggap masih

    layak untuk dilaksanakan pembangunannya untuk kesejahteraan masyarakat.

    Kata Kunci : benefit, cost, kriteria investasi benefit cost ratio

    1. Pendahuluan Waduk merupakan salah satu bentuk

    bangunan utama yang dibangun pada daerah

    yang kemampuan sumber airnya relatif kecil.

    Bangunan ini diharapkan dapat menampung

    kelebihan air di musim hujan, sehingga

    nantinya dapat digunakan di musim kering

    dan waduk diharapkan mampu menyediakan

    air yang dibutuhkan sepanjang tahun. Di

    samping itu waduk juga sebagai salah satu

    sumber daya air yang hakikatnya merupakan

    unsur penting dalam usaha peningkatan

    kehidupan bangsa untuk mencapai tujuan

    nasional, yang hendak diwujudkan melalui

    serangkaian program pembangunan yang

    menyeluruh, terarah, terpadu dan secara terus

    menerus.

    Lokasi daerah studi kasus proyek

    pembangunan Waduk Langsa terletak di

    Sungai Langsa antara Desa Petau dan Desa

    Keumuning. Secara geografis posisi lokasi

    terletak antara 97o.45'. 63" BT 98o. 0'. 0"

    BT dan 04o.20'.88" LU 04o.30' 0" LU.

    Secara administratif berada dalam wilayah

    Kabupaten Aceh Timur. Lokasi terletak

    sekitar + 10 km di sebelah Barat Kota

    Langsa. Di lokasi tersebut sudah dibangun

    sebuah bendungan sungai Langsa mempunyai

    luas Daerah Aliran Sungai (DAS) sekitar 94

    km2 dengan panjang sungai utama + 32 km.

    Sampai dengan saat ini bangunan pengairan

    yang terdapat di sepanjang alur sungai

    Langsa masih sangat terbatas dan bangunan

    persungaian yang ada antara lain sebuah

    bendungan (DAM) yaitu bendungan Langsa

    berlokasi di Desa Petau terletak + 6 km dari

    hilir. Bendungan tersebut dibangun pada

    tahun 1987 yang membendung sungai Langsa

    dan saat ini dimanfaatkan untuk mengairi

    daerah irigasi seluas + 2.500 Ha lahan sawah

    dan kebutuhan air bersih kota Langsa.

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    2

    Dalam pembangunan waduk diper-

    lukan perencanaan pemanfaatan sumber daya

    air yang matang dan menyeluruh karena

    memiliki peran yang sangat penting, maka

    sejak tahun 2001 dilakukan pekerjaan peren-

    canaan awal (pradesain) Waduk Langsa serta

    dibuat gambar typical bendungan waduk,

    rencana anggaran biaya konstruksi waduk dan

    biaya operasional dan pemeliharaan tahunan.

    Adanya permasalahan krisis ekonomi

    dan keamanan yang berkepanjangan mulai

    awal tahun 2002 sampai dengan tahun 2005

    mengakibatkan penundaan rencana pem-

    bangunan waduk Langsa yang akibatnya terjadi

    perubahan kelayakan nilai ekonomi proyek.

    Berdasarkan keadaan ini perlu dilakukan

    evaluasi kembali bagaimana pengaruh per-

    ubahan penundaan proyek tersebut berkaitan

    dengan kondisi aman dan terjadi perubahan

    nilai uang sehingga berpengaruh terhadap biaya

    dan manfaat proyek.

    Penelitian ini dilaksanakan bertujuan

    untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

    penundaan rencana pembangunan Waduk

    Langsa terhadap manfaat dan biaya proyek,

    dalam hal ini perlu dievaluasi kembali

    hubungan perbandingan antara manfaat dan

    biaya dengan menggunakan parameter kriteria

    investasi yaitu Benefit Cost Ratio dan hal ini

    salah satu alat pengukuran kelayakan proyek

    ditinjau dari segi ekonomi teknik, kemudian

    untuk dapat membandingkan manfaat dan

    biaya tersebut diperlukan keseragaman nilai

    harga pada tahun yang sama, dapat berupa nilai

    uang saat ini (present value) ataupun nilai uang

    akan datang (future value). Selanjutnya benefit

    cost ratio adalah perbandingan antara benefit

    dan cost yang sudah disesuaikan dengan nilai

    sekarang (present value).

    Penelitian ini diharapkan dapat mem-

    berikan masukan kepada pemerintah terutama

    Dinas Sumber Daya Air untuk pengambilan

    keputusan terhadap rencana pembangunan

    Waduk Langsa.

    Berdasarkan dengan tujuan di atas,

    maka ruang lingkup penelitian ini adalah :

    1. Analisa biaya (cost) tahun 2006, meliputi biaya konstruksi, biaya operasional dan

    pemeliharaan dengan berpedoman kepada

    rencana anggaran biaya proyek bulan

    Desember 2001 dan disesuaikan berda-

    sarkan perubahan nilai uang.

    2. Analisa manfaat (benefit) tahun 2006 ditinjau dari hasil produksi padi dan air

    baku untuk kebutuhan domestik.

    Metode yang digunakan dalam penelitian

    ini untuk mencapai tujuan penelitian tersebut di

    atas adalah melakukan terlebih dahulu

    penyusunan program kerja dari seluruh

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    3

    kegiatan penelitian, dalam hal ini perlu

    digambarkan bagan alir proses penelitian untuk

    mencapai tujuan evalausi proyek.

    Berdasarkan hasil evaluasi menun-

    jukkan bahwa NPV proyek waduk langsa

    sebesar Rp. 20.519.203,31, ini menunjukkan

    masih positif pada tingkat bunga diskonta 15%.

    Hasil evaluasi Net B/C = 1,405. Kemudian

    grafik hubungan suku bunga terhadap B/C

    dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga

    20% juga masih positif. Hasil analisis

    sensitivitas menunjukkan bahwa resiko

    investasi masih positif. Hasil-hasil analisis

    tersebut berkesimpulan bahwa masih layak

    direkomendasikan kepada pemerintah untuk

    dilaksanakan pembangunanya.

    2. Tinjauan Kepustakaan Biaya (Cost) Gittinger, (1986), menjelaskan bahwa,

    definisi biaya secara sederhana adalah segala

    sesuatu yang mengurangi suatu tujuan yaitu

    mengurangi pendapatan bersih pihak-pihak

    terkait.

    Macam-macam cost dalam proyek:

    1. Biaya Investasi adalah Biaya atau modal yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek

    2. Biaya Tetap atau Overhaed adalah Biaya yang tidak terpengaruh oleh adanya

    kegiatan-kagiatan (misal : gaji)

    3. Biaya Variabel adalah Biaya yang lang-sung berhubungan dengan kegiatan-

    kegiatan.

    4. Biaya tambahan adalah Biaya yang diakibatkan oleh kenaikan output suatu

    produk.

    5. Biaya Hilang adalah Biaya yang dikelu-arkan pada waktu yang lalu sebelum

    kepastian pelaksanaan proyek.

    6. Biaya Kesempatan adalah Biaya yang diakibatkan karena penggunaan sumber

    daya karena keterbatasan kesempatan.

    Manfaat (Benefit)

    Menurut Gittinger, (1986), bahwa,

    definisi manfaat adalah segala sesuatu yang

    membantu suatu tujuan yaitu merupakan

    peningkatan penerimaan barang ataupun jasa

    dalam hal peningkatan pendapatan bersih

    pihak-pihak terkait.

    Ada dua macam benefit, yaitu:

    1. Manfaat langsung yaitu manfaat yang langsung diperoleh sesuai dengan tujuan

    investasi.

    2. Manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang merupakan dampak dari adanya

    proyek suatu investasi.

    Benefit juga dapat diklasifikasikan sebagai:

    a. Tangible Benefit atau yang dapat dinilai dengan uang

    b. Intangible Benefit atau yang sulit dinilai dengan uang.

    Proyek

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    4

    Menurut Kadariah (1978), proyek

    adalah suatu rangkaian aktivitas yang

    direncanakan untuk mendapatkan benefit/

    manfaat dalam jangka waktu tertentu. Di dalam

    proyek-proyek pengairan dilakukan evaluasi

    ekonomi pada:

    Tahap Recounaissance Tahap Master Plan Tahap Feasibility Study

    Perhitungan pada tahap Feasibility

    study proyek dianggap layak, maka kemudian

    dilaksanakan detail design untuk seterusnya

    menginjak pelaksanaan. Tetapi pada prak-

    teknya bahwa kadang-kadang ada keraguan

    terhadap analisa yang dilaksanakan pada

    feasibility study tersebut, karena hal-hal

    berikut:

    a. Biaya pelaksanaan pekerjaan sering lebih besar dari biaya yang telah dihitung pada

    feasibility study.

    b. Ada perbedaan hasil dari proyek yang sudah berfungsi dengan perkiraan hasil yang ada

    pada entimasi sebelumnya (biaya maupun

    benefitnya).

    Parameter Kelayakan Proyek

    Menurut Yacob (1997) parameter-

    parameter kelayakan ekonomi yang biasa

    digunakan dalam analisa ekonomi teknik

    adalah sebagai berikut :

    1. Net present Value (NPV) NPV merupakan selisih antara Present

    Value benefit dan present value dari cost, yang dinyatakan dengan rumus :

    NPV =

    n

    it

    ti

    CtBt

    1................ (1)

    Dimana :

    t = umur proyek

    i = tingkat bunga

    Bt = benefit (manfaat proyek) pada tahun t

    Ct = cost (biaya) pada tahun t

    Bila nilai NPV > 0 dan positif berarti

    proyek dapat dilaksanakan, karena akan

    memberikan manfaat. NPV = 0, berarti proyek

    tersebut mengembalikan persis sebesar biaya

    (cost) yang dilakukan, sedangkan apabila nilai

    NPV < 0, maka proyek tidak akan memberikan

    manfaat sehingga tidak layak untuk dilak-

    sanakan.

    2. Benefit Cost Ratio (B/C) Benefit cost ratio adalah perbandingan

    antara benefit dan cost yang sudah disesuaikan

    dengan nilai sekarang (present value). B/C

    dapat dinyatakan dengan persamaan :

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    5

    B/C =

    n

    it

    t

    n

    it

    t

    t

    Ct

    i

    Bt

    1

    1(2)

    Proyek dapat dikatakan layak apabila

    parameter :

    Apabila nilai B/C > 1, NPV > 0 dan

    IRR > suku bunga bank.

    Analisis Sensitifitas

    Menurut Kadariah, (1978), analisa

    sensitivitas tujuannya adalah untuk melihat apa

    yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek

    jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan

    dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau

    manfaat. Di dalam analisis ekonomi sering

    timbul pertanyaan :

    Seberapa handal dan seberapa tepatkah prakiraan dari analisa

    tersebut?

    Sudah tepatkah prakiraan cost dan benefit hasil dari perhitungan?

    Cara yang paling umum dilakukan

    untuk mencari kesalahan atau mencari hal yang

    paling berpengaruh pada hasil perhitungan

    adalah mencari dari kesalahan tersebut

    berdasarkan persentase (%) kenaikan biaya dan

    penurunan harga. Cara untuk mencari variabel

    yang berpengaruh pada hasil analisa tersebut

    dinamakan : analisa sensitivitas. Biasanya

    dilakukan dengan mengubah-ubah komponen-

    komponen yang menentukan, yaitu:

    a. Biaya investasi b. Produksi atau Yield c. Harga atau nilai jual produksi

    Setelah kita dapat menentukan komponen

    mana, dari ketiga komponen tersebut yang

    sangat berpengaruh pada analisa kelayakan

    proyek, kemudian kita cari sejauh mana

    perubahan komponen tersebut mempengaruhi

    perhitungan analisa, yaitu dengan cara

    mengubah-ubah komponen tersebut. Dari nilai-

    nilai tersebut, kemudian dicari kombinasi yang

    mana yang paling memuaskan. Setelah

    diperoleh kombinasi tersebut kemudian

    dibandingkan dengan perhitungan sebelumnya.

    Evaluasi Proyek

    Menurut Yacob, (1997), evaluasi

    proyek bertujuan untuk menilai kelayakan

    suatu gagasan usaha/ proyek dan hasil dari

    penilaian kelayakan ini merupakan bahan

    pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk

    menerima atau menolak usaha/ proyek yang

    direncanakan.

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    6

    Proyek menyatakan suatu rangkaian

    aktivitas yang direncanakan untuk menda-

    patkan benefit/ manfaat dalam jangka waktu

    tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut

    diperlukan pengorbanan dari resources yang

    dimiliki, karenanya dalam pemilihan suatu

    proyek yang akan dikerjakan harus diadakan

    penilaian, baik dari segi teknis maupun

    ekonomis agar penanaman modal/ investasi

    jatuh pada pilihan proyek yang paling tepat.

    Manfaat yang berdasarkan evaluasi

    proyek pada umumnya lebih bersifat sosial

    benefit dari pada financial benefit. Sebaliknya

    perhitungan studi kelayakan lebih menitik

    beratkan pada financial benefit dari pada social

    benefit. Ruang lingkup studi kelayakan, pada

    umumnya, lebih menitik beratkan pada

    kelayakan usaha dari pengusaha secara

    individu. Sedangkan ruang lingkup dari

    evaluasi proyek, melihat kelayakan suatu

    proyek ditinjau dari kepentingan masyarakat

    secara keseluruhan.

    3. Metode Penelitian Pengumpulan Data Proyek

    Dalam studi ini diperlukan data pokok

    yaitu gambar desain waduk, rekapitulasi

    rencana anggaran biaya konstruksi proyek

    tahun 2001, biaya operasi dan pemeliharaan

    proyek hasil produksi padi, biaya produksi

    padi, harga jual padi, luas areal sawah

    pertanian, pendapatan air baku dan referensi

    kepustakaan. Daridata tersebut dapat dihitung

    dan dianalisis biaya (cost) dan manfaat

    (benefit) proyek Waduk Langsa untuk studi

    evaluasi benefit cost ratio.

    Data ukuran Waduk Langsa Aceh

    Timur berdasarkan batasan kondisi topografi

    dan analisa keseimbangan air, dengan batasan

    tersebut direkomendasikan sebagai berikut :

    - Volume waduk : 102,18 juta m3 - Tinggi maximum bendungan: + 55 m - Volume tubuh bendungan : 0,702 juta m3 - Panjang As bendungan: 185 m - Panjang pelimpah utama :212 m - Panjang terowongan pengelak:325 m.

    Perhitungan dan Cara Pengukuran

    Kelayakan Proyek

    Perhitungan kelayakan ekonomi tek-

    nik proyek dalam kaitan evaluasi proyek

    Waduk Langsa Kabupaten Aceh Timur

    dimaksudkan untuk melihat nilai ekonomi dari

    aktivitas pembangunan. Kapasitas operasi dan

    pemeliharaan sampai akhir umur proyek.

    Proyek dapat dikatakan ekonomi apabila

    manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya

    pembangunan (investasi) dan biaya operasional

    & pemeliharaan.

    Pada proyek ini, manfaat yang

    dimaksudkan adalah hasil sebagai berikut :

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    7

    - Manfaat dari tanaman pertanian seperti peningkatan hasil produksi padi

    - Manfaat dari pandangan air baku kebutuhan domestik.

    Untuk dapat membandingkan manfaat

    terhadap biaya tersebut diperlukan kesera-

    gaman nilai harga pada tahun yang sama.

    Dapat berupa nilai uang saat ini (present value)

    ataupun nilai uang yang akan datang (future

    value). Perhitungan dan cara pengukurannya

    sebagai berikut :

    a) Perhitungan nilai uang sekarang Rumus yang digunakan untuk menghitung

    nilai uang sekarang (present value) adalah:

    PV = n

    i

    F

    1

    Dimana :

    PV = Nilai uang sekarang

    F = Nilai uang tahun yang akan

    datang

    i = Besar bunga uang

    n = Jangka waktu (tahun)

    b) Cara Pengukuran Nilai Proyek Cara pengukuran nilai suatu proyek yang

    biasa digunakan dalam analisa ekonomi

    teknik dengan rumus sebagai berikut :

    - Net Present Value (NPV)

    - Benefit Cost Ratio (BCR)

    Analisis Sensitivitas

    Dalam analisa sensitivitas bahwa

    setiap kemungkinan itu, harus diuji, yang

    berarti setiap waktu harus diadakan analisis

    kembali. Ini perlu sekali, karena analisa proyek

    didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang

    mengandung banyak ketidakpastian tentang

    apa yang akan terjadi di waktu yang akan

    datang. Bagaimana sensitifitas (kepekaan)

    interval economic return suatu proyek terhadap

    kenaikan biaya atau terhada turunnya harga-

    harga. Jadi analisa sensitifitas mencoba melihat

    hasil realitas rencana proyek yang sangat

    dipengaruhi unsur-unsur ketidakpastian menge-

    nai apa yang akan terjadi, maka perlu menguji

    proyek yang diajukan untuk mengetahui

    sentifitas terhadap kesalahan-kesalahan dalam

    memperkirakan hasil yang mungkin bisa

    dicapainya. Cara penerapannya adalah hanya

    menghitung nilai proyek sekali lagi dengan

    menggunakan perkiraan baru untuk salah satu

    unsur biaya atau manfaat.

    4. Hasil dan Pembahasan Hasil Perhitungan

    Sehubungan dengan maksud dan

    tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

    mengetahui bagaimana pengaruh perubahan

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    8

    tahun pelaksanaan pembangunan proyek

    waduk langsa dari tahun 2001 ke tahun 2006

    akibat penundaan pembangunan dan hal ini

    perlu dievaluasi kembali dengan analisa

    berdasar parameter benefit cost ratio (BCR)

    untuk penentuan kelayakan proyek; hasil

    perhitungan sebagai berikut :

    4.1.1. Perhitungan Biaya Konstruksi

    Berdasarkan hasil analisa biaya

    pembangunan (investasi) untuk pembangunan

    Waduk Langsa sebesar Rp. 72.000.000.000,-

    dan biaya operasional, pemeliharaan & peng-

    gantian pertahun sebesar Rp.231.653.846,20,-

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    7

    4.1.2 Perhitungan Nilai Hasil Produksi Padi a. Tabel P.9. Perhitungan Nilai Hasil Produksi Padi pada Musim Hujan.

    Tahun

    Luas

    Area

    (Ha)

    Luas

    Area

    Baku

    (Ha)

    Luas Area

    Fungsional

    (Ha)

    Hasil Padi

    (Kw/Ha)

    Nilai Hasil

    (Rp/Ha)

    Biaya Produksi

    (Rp / Ha)

    Nilai Hasil

    Bersih

    (Rp/Ha)

    Nilai Hasil Total

    (Rp)

    (1) (2) (3) (3) (4) (5) = 180.000

    x (4) (6) (7) = (5) - (6) (8) = (7) x (3)

    1 2500 2500 2250 35,00 6.300.000 3.925.000 2.375.000 5.343.750.000

    2 2500 2500 2250 35,00 6.300.000 3.925.000 2.375.000 5.343.750.000

    3 2500 2500 2250 35,00 6.300.000 3.925.000 2.375.000 5.343.750.000

    4 2500 2500 2250 35,00 6.300.000 3.925.000 2.375.000 5.343.750.000

    5 5000 5000 4500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 13.522.500.000

    6 5000 5000 4500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 13.522.500.000

    7 5000 5000 4500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 13.522.500.000

    8 5000 5000 4500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 13.522.500.000

    9 5000 5000 4500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 13.522.500.000

    10 5000 5000 4500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 13.522.500.000

    11 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

    12 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

    13 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

    14 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

    15 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

    16 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

    17 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

    18 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

    19 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    8

    Tahun

    Luas

    Area

    (Ha)

    Luas

    Area

    Baku

    (Ha)

    Luas Area

    Fungsional

    (Ha)

    Hasil Padi

    (Kw/Ha)

    Nilai Hasil

    (Rp/Ha)

    Biaya Produksi

    (Rp / Ha)

    Nilai Hasil

    Bersih

    (Rp/Ha)

    Nilai Hasil Total

    (Rp)

    20 5000 5000 4500 40,40 7.272.000 4.710.000 2.562.000 11.529.000.000

    b. Tabel P.10 Perhitungan Nilai Hasil Produksi Padi Pada Musim Kemarau

    Tahun

    Luas

    Area

    (Ha)

    Luas Area

    Baku (Ha)

    Luas Area

    Fungsional

    (Ha)

    Hasil Padi

    (Kw/Ha)

    Nilai Hasil

    (Rp/Ha)

    Biaya Produksi

    (Rp / Ha)

    Nilai Hasil Bersih

    (Rp/Ha) Nilai Hasil Total (Rp)

    (1) (2) (3) (3) (4)

    (5) =

    180.000 x

    (4)

    (6) (7) = (5) - (6) (8) = (7) x (3)

    1 0 0 0 0,00 - - - -

    2 0 0 0 0,00 - - - -

    3 0 0 0 0,00 - - - -

    4 0 0 0 0,00 - - - -

    5 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 10.517.500.000

    6 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 10.517.500.000

    7 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 10.517.500.000

    8 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 10.517.500.000

    9 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 10.517.500.000

    10 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 3.925.000 3.005.000 10.517.500.000

    11 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

    12 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

    13 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

    14 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

    15 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    9

    16 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

    17 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

    18 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

    19 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

    20 5000 5000 3500 38,50 6.930.000 4.710.000 2.220.000 7.770.000.000

    4.1.3 Perhitungan Present Value dan BCR dalam beberapa Interest Rate

    Tabel P.14. Perhitungan Present Value dan Benefit Cost Ratio Untuk berbagai

    Interest Rate T

    a Biaya

    Hasil

    Total Manfaat PV Biaya PV Benefit PV. Biaya PV Benefit PV Biaya PV Benefit PV. Biaya PV Benefit

    h

    u

    n (Cost) (Benefit) Bersih (15 % IR) (15 % IR) (25 % IR) (25 % IR) (35 % IR) (35 % IR) (65 % IR) (65 % IR)

    Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

    ( 1

    ) (2) (3)

    (4) =

    (2)/1.10^n

    (4) =

    (3)/1.10^n

    (5) =

    (2)/1.20^n (5) = (3)/1.20^n

    (6) =

    (2)/1.30^n (6) = (3)/1.30^n

    (7) =

    (2)/1.40^n (7) = (3)/1.40^n

    1

    25,000,00

    0,000 5,343,750,000 -19,656,250,000 22,727,272,727.3 4,857,954,545 20,833,333,333 4,453,125,000 19,230,769,231 4,110,576,923 17,857,142,857 3,816,964,286

    2 20,000,00

    0,000 5,343,750,000 -14,656,250,000 16,528,925,619.8 4,416,322,314 13,888,888,889 3,710,937,500 11,834,319,527 3,161,982,249 10,204,081,633 2,726,403,061

    3 15,000,00

    0,000 5,343,750,000 -9,656,250,000 11,269,722,013.5 4,014,838,467 8,680,555,556 3,092,447,917 6,827,492,035 2,432,294,037 5,466,472,303 1,947,430,758

    4

    12,000,00

    0,000 5,343,750,000 -6,656,250,000 8,196,161,464.4 3,649,853,152 5,787,037,037 2,577,039,931 4,201,533,560 1,870,995,413 3,123,698,459 1,391,021,970

    5

    2,830,000

    ,000 24,822,776,800 21,992,776,800 1,757,207,344.3 15,412,991,413 1,137,313,529 9,975,717,271 762,201,280 6,685,495,498 526,194,443 4,615,408,907

    6

    2,830,000

    ,000 24,842,292,400 22,012,292,400 1,597,461,222.1 14,022,826,423 947,761,274 8,319,633,461 586,308,677 5,146,732,013 375,853,173 3,299,312,521

    7

    2,830,000

    ,000 24,874,256,800 22,044,256,800 1,452,237,474.6 12,764,426,812 789,801,062 6,941,948,561 451,006,675 3,964,118,674 268,466,552 2,359,684,088

    8

    2,830,000

    ,000 24,903,272,800 22,073,272,800 1,320,215,886.0 11,617,560,553 658,167,551 5,791,705,329 346,928,211 3,052,879,113 191,761,823 1,687,454,769

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    10

    9

    2,830,000

    ,000 24,916,423,600

    22,086,423,6

    00 1,200,196,260.0 10,566,995,907 548,472,959 4,828,969,820 266,867,855 2,349,608,664 136,972,731 1,205,961,337

    10

    2,830,000

    ,000 25,111,757,440

    22,281,757,4

    40 1,091,087,509.1 9,681,669,567 457,060,800 4,055,689,023 205,282,965 1,821,560,435 97,837,665 868,153,961

    11

    2,830,000

    ,000 20,391,199,680

    17,561,199,6

    80 991,897,735.5 7,146,991,091 380,884,000 2,744,410,492 157,909,973 1,137,799,928 69,884,046 503,540,475

    12

    2,830,000

    ,000 20,412,035,040

    17,582,035,0

    40 901,725,214.1 6,503,903,416 317,403,333 2,289,345,567 121,469,210 876,125,009 49,917,176 360,039,274

    13

    2,830,000

    ,000 20,433,263,520

    17,603,263,5

    20 819,750,194.7 5,918,788,604 264,502,778 1,909,772,069 93,437,854 674,643,213 35,655,126 257,438,367

    14

    2,830,000

    ,000 20,454,885,120

    17,624,885,1

    20 745,227,449.7 5,386,410,555 220,418,981 1,593,160,756 71,875,272 519,505,455 25,467,947 184,079,127

    15

    2,830,000

    ,000 20,710,969,680

    17,880,969,6

    80 677,479,499.7 4,958,041,476 183,682,484 1,344,255,253 55,288,671 404,622,611 18,191,391 133,131,216

    16

    2,830,000

    ,000 20,737,897,680

    17,907,897,6

    80 615,890,454.3 4,513,170,750 153,068,737 1,121,669,189 42,529,747 311,652,841 12,993,850 95,217,364

    17 2,830,000

    ,000 20,765,364,240 17,935,364,2

    40 559,900,413.0 4,108,316,613 127,557,281 935,962,331 32,715,190 240,050,472 9,281,322 68,102,483

    18 2,830,000

    ,000 20,793,302,040 17,963,302,0

    40 509,000,375.4 3,739,858,143 106,297,734 781,017,982 25,165,531 184,902,644 6,629,516 48,710,077

    19

    2,830,000

    ,000 20,821,778,400

    17,991,778,4

    00 462,727,614.0 3,404,527,152 88,581,445 651,739,653 19,358,101 142,427,590 4,735,368 34,840,561

    20

    2,830,000

    ,000 20,850,793,320

    18,020,793,3

    20 420,661,467.3 3,099,337,566 73,817,871 543,873,204 14,890,847 109,712,355 3,382,406 24,920,794

    Total 72,407,328,400 139,784,784,500 55,643,306,600 66,662,420,310 45,347,350,420 39,484,619,790 38,484,685,140 25,627,815,390

    Benefit Cost Ratio (BCR) 1.92 1.198 0.864 0.665

    Perhitungan Present Value dan Benefit Cost Ratio Untuk berbagai Interest Rate T

    a Hasil Total Manfaat PV Biaya PV Benefit PV. Biaya PV Benefit PV Biaya PV Benefit PV. Biaya PV Benefit

    h

    u

    n

    (Cost) (Benefit) Bersih (10% IR) (10% IR) (20% IR) (20% IR) (30% IR) (30% IR) (40% IR) (40% IR)

    Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

    ( 1

    ) (2) (3)

    (4) =

    (2)/1.10^n

    (4) =

    (3)/1.10^n

    (5)

    =(2)/1.20^n (5) = (3)/1.20^n

    (6) =

    (2)/1.30^n (6) = (3)/1.30^n

    (7) = (2)/1.40

    ^n (7) = (3)/1.40^n

    1 25,000,00 - 22,727,27 4,857,954,545 20,833,333,33 4,453,125,000 19,230,769,23 4,110,576,923 17,857,142,85 3,816,964,286

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    11

    0,000 5,343,750,000 19,656,250,

    000

    2,727 3 1 7

    2 20,000,00

    0,000

    5,343,750,000

    -

    14,656,250,

    000

    16,528,92

    5,620 4,416,322,314

    13,888,888,88

    9 3,710,937,500

    11,834,319,52

    7 3,161,982,249

    10,204,081,63

    3 2,726,403,061

    3 15,000,00

    0,000

    5,343,750,000

    -

    9,656,250,0

    00

    11,269,72

    2,014 4,014,838,467 8,680,555,556 3,092,447,917 6,827,492,035 2,432,294,037 5,466,472,303 1,947,430,758

    4 12,000,00

    0,000

    5,343,750,000

    -

    6,656,250,0

    00

    8,196,161,

    464 3,649,853,152 5,787,037,037 2,577,039,931 4,201,533,560 1,870,995,413 3,123,698,459 1,391,021,970

    5 2,830,000

    ,000

    24,822,776,80

    0

    21,992,776,

    800

    1,757,207,

    344

    15,412,991,41

    3 1,137,313,529 9,975,717,271 762,201,280 6,685,495,498 526,194,443 4,615,408,907

    6 2,830,000

    ,000

    24,822,776,80

    0

    21,992,776,

    800

    1,597,461,

    222

    14,011,810,37

    5 947,761,274 8,313,097,726 586,308,677 5,142,688,845 375,853,173 3,296,720,648

    7 2,830,000

    ,000

    24,822,776,80

    0

    21,992,776,

    800

    1,452,237,

    475

    12,738,009,43

    2 789,801,062 6,927,581,438 451,006,675 3,955,914,496 268,466,552 2,354,800,463

    8 2,830,000

    ,000

    24,822,776,80

    0

    21,992,776,

    800

    1,320,215,

    886

    11,580,008,57

    4 658,167,551 5,772,984,532 346,928,211 3,043,011,151 191,761,823 1,682,000,331

    9 2,830,000

    ,000

    24,822,776,80

    0

    21,992,776,

    800

    1,200,196,

    260

    10,527,280,52

    2 548,472,959 4,810,820,443 266,867,855 2,340,777,808 136,972,731 1,201,428,808

    10 2,830,000

    ,000

    25,111,757,44

    0

    22,281,757,

    440

    1,091,087,

    509 9,681,669,567 457,060,800 4,055,689,023 205,282,965 1,821,560,435 97,837,665 868,153,961

    11 2,830,000

    ,000

    20,391,199,68

    0

    17,561,199,

    680

    991,897,7

    36 7,146,991,091 380,884,000 2,744,410,492 157,909,973 1,137,799,928 69,884,046 503,540,475

    12 2,830,000

    ,000

    204,129,535,0

    40

    201,299,535

    ,040

    901,725,2

    14

    65,041,960,66

    9 317,403,333 22,894,485,793 121,469,210 8,761,644,314 49,917,176 3,600,554,742

    13 2,830,000

    ,000

    20,433,263,52

    0

    17,603,263,

    520

    819,750,1

    95 5,918,788,604 264,502,778 1,909,772,069 93,437,854 674,643,213 35,655,126 257,438,367

    14 2,830,000

    ,000

    20,454,885,12

    0

    17,624,885,

    120

    745,227,4

    50 5,386,410,555 220,418,981 1,593,160,756 71,875,272 519,505,455 25,467,947 184,079,127

    15 2,830,000

    ,000

    20,710,969,68

    0

    17,880,969,

    680

    677,479,5

    00 4,958,041,476 183,682,484 1,344,255,253 55,288,671 404,622,611 18,191,391 133,131,216

    16 2,830,000

    ,000

    20,737,897,68

    0

    17,907,897,

    680

    615,890,4

    54 4,513,170,750 153,068,737 1,121,669,189 42,529,747 311,652,841 12,993,850 95,217,364

    17 2,830,000

    ,000

    20,765,364,24

    0

    17,935,364,

    240

    559,900,4

    13 4,108,316,613 127,557,281 935,962,331 32,715,190 240,050,472 9,281,322 68,102,483

    18 2,830,000

    ,000

    20,793,302,04

    0

    17,963,302,

    040

    509,000,3

    75 3,739,858,143 106,297,734 781,017,982 25,165,531 184,902,644 6,629,516 48,710,077

    19 2,830,000

    ,000

    20,821,778,40

    0

    17,991,778,

    400

    462,727,6

    14 3,404,527,152 88,581,445 651,739,653 19,358,101 142,427,590 4,735,368 34,840,561

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    12

    20 2,830,000

    ,000

    20,850,793,32

    0

    18,020,793,

    320

    420,661,4

    67 3,099,337,566 73,817,871 543,873,204 14,890,847 109,712,355 3,382,406 24,920,794

    Total 63,220,10

    5,150

    94,637,971,36

    0

    49,901,361,29

    0 50,573,454,570

    31,095,944,54

    0 41,604,756,830

    28,034,774,02

    0 12,224,883,060

    Benefit Cost Ratio (BCR) 1.497 1.013 0.747 0.436

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    13

    Perhitungan/ analisa Sensitifitas dalam Beberapa Alternatif adalah sebagai berikut:

    Perbandingan NPV (i = 15% )

    I. Hasil Perhitungan Pertama = Rp 20.519.203,31 II. Hasil 30% cost over-run = Rp 12.408.979,21 III. Harga Padi Turun dengan 10% = Rp 22.274.413,76

    Perbandingan Net B/C Ratio ( = 15% )

    I. Hasil Perhitungan Pertama = 000.625.50

    31,203.144.71 = 1.405

    II. Hasil 30% Cost Over Run = 450.423.54

    21,429.832.66 = 1,22

    III. Harga Padi Turun dengan 10% = 429.868.39

    76,838.142.62 = 1,558

    2.2 Hasil Analisis Ekonomi Teknik

    4.2.1 Hasil Evaluasi Setelah melakukan perhitungan

    sebagaimana di atas, maka di peroleh hasil

    evaluasi, yaitu Cash Flow Diagram, Benefit

    Cost Ratio, Present Value dan Benefit Cost

    Ratio untuk berbagai interest rate dan analisa

    sensitivitas. Dari hasil tersebut dapat

    diketahui perbandingan biaya dan manfaat

    dalam hal pembangunan proyek Waduk

    Langsa pada tahun 2006. Perhitungan

    tersebut dilakukan untuk membandingkan

    antara waktu rencana pembangunan proyek

    pada tahun 2001 dengan waktu rencana

    pelaksanaannya dilakukan pada tahun 2006,

    dijelaskan sebagai berikut :

    4.2.2 Hasil Cash Flow Diagram

    Cara lain untuk memperkirakan nilai

    suatu proyek adalah dengan jalan

    mengurangkan biaya (cost) pada manfaat

    (benefit) tahun demi tahun untuk memperoleh

    incremental net benefit (manfaat tambahan

    bersih) atau Cash Flow yang digunakan untuk

    memperoleh kembali modal yang ditanamkan

    pada proyek Waduk Langsa sama dengan

    penyusutan dan mengkompensasikan

    penggunaan uang untuk keperluan proyek

    sama dengan profit. Dalam evaluasi ini,

    untuk memperoleh Cash Flow sebagai basis

    untuk mengetahui produktivitas modal.

    Diagram Cash Flow untuk biaya

    Investasi, operasi, pemeliharan dan

    pergantian (O, P dan P) dan keuntungan

    (manfaat) digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 4.1. Diagram Cash Flow

    Pendapatan

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    14

    4.2.2 Hasil Benefit Cost Ratio (BCR) Salah satu tujuan evaluasi ini adalah

    membandingkan biaya dan manfaat dengan

    menggunakannya metode Diskonto untuk

    waktu pelaksanaan proyek waduk Langsa yang

    dilaksanakan pada tahun anggaran baru dengan

    tahun anggaran lama. Sebagaimana hasil yang

    diperoleh pada perhitungan di atas, dapat

    dijelaskan bahwa Benefit Cost Ratio untuk

    waktu pelaksanaan proyek Waduk Langsa

    tahun anggaran baru (tahun 2006) sebesar

    1.405. Bila Benefit Cost Ratio digunakan untuk

    mengevaluasi suatu proyek, supaya bisa

    diterima nilainya maka harus sama dengan 1

    (satu) atau lebih untuk disetujui

    pembangunannya.

    4.2.3 Hasil Present Value dan Benefit Cost Ratio untuk Berbagai Interest Rate

    Nilai Benefit Cost Ratio sangat

    tergantung pada tingkat bunga. Makin tinggi

    tingkat bunga, makin kecil Benefit Cost Ratio

    dan bila tingkat bunga cukup tinggi, nilai

    Benefit Cost Ratio bisa kurang dari satu. Bila

    nilai Benefit Cost Ratio pada tingkat bunga

    yang diasumsikan lebih kecil dari satu berarti

    nilai sekarang manfaat lebih kecil dari pada

    nilai sekarang biaya. Bila demikian halnya,

    lebih baik uangnya di simpan di Bank dari pada

    di investasikan dalam proyek Waduk Langsa.

    Berdasarkan perhitungan dapat digambarkan

    grafik perbandingan tingkat suku bunga

    terhadap Benefit Cost Ratio, sebagai berikut :

    Gambar 4.2. Grafik Hubungan Suku Bunga Vs B

    4.2.4 Hasil Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas adalah menga-

    nalisa kembali proyek waduk Langsa untuk

    melihat apa yang akan terjadi pada proyek

    tersebut bila ada sesuatu yang tidak sejalan

    dengan rencana. Cara-cara penetapan analisa

    sensitivitas hanya menghitung nilai proyek

    sekali lagi dengan menggunakan perkiraan baru

    untuk salah satu unsur biaya atau manfaat.

    Proyek Waduk Langsa di coba sensitivitas

    apabila biaya investasi melebihi rencana

    sampai 30% dan terhadap 10% penurunan

    harga padi. Hasil perhitungannya dapat dilihat

    pada Tabel P.15, sehingga melihat realitas hasil

    Benefit Cost Ratio yang diperoleh masih berani

    memutuskan menempuh resiko investasi untuk

    melan-jutkan pembangunan proyek Waduk

    Langsa pada tahun 2006.

    4.3 Pembahasan Perhitungan kelayakan proyek Waduk

    Langsa Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe

    Aceh Darussalam dalam rangka studi evaluasi

    Benefit Cost Ratio di maksudkan untuk melihat

    kelayakan dari aktivitas pembangunan dan

    kegiatan operasi, pemeliharaan dan

    penggantian (O, P & P) sampai akhir umur

    proyek, dapat dikatakan layak

    pembangunannya apabila manfaat yang

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    15

    diperoleh relatif lebih besar dari biaya

    pembangunan (investasi) dan biaya opera-

    sionalnya. Untuk dapat membandingkan

    manfaat dan biaya tersebut diperlukan

    keseragaman nilai harga pada tahun yang sama,

    dapat berupa nilai uang saat ini (present value)

    ataupun nilai uang yang akan datang (Future

    Value)

    Dari hasil evaluasi menunjukkan

    bahwa NPV proyek umumnya masih positif

    pada tingkat bunga diskonto 15% dengan NPV

    Rp. 20.519.203,31,- dan Net B/C = 1,405. Dari

    hasil perhitungan, dengan mempertimbangkan

    tingkat bunga 20%, maka proyek pembangunan

    Waduk Langsa masih layak untuk dilaksanakan

    pembangunannya. Selanjutnya berdasarkan

    analisa sensitivitas dalam beberapa alternatif

    bahwa resiko investasi masih positif dilihat dari

    perbandingan Net B/C rationya.

    4. Kesimpulan Dan Saran 4.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil perhitungan dan

    analisis yang dilakukan terhadap studi evaluasi

    Benefit Cost Ratio Proyek Waduk Langsa,

    studi kasus yang ditinjau dalam pe-nelitian ini,

    maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

    berikut :

    1. Hasil evaluasi untuk pelaksanaan pembangunan dalam tahun anggaran baru

    (tahun 2006) menghasilkan Net B/C sebesar 1,405.

    2. Sehubungan dengan kesimpulan point (1) menunjukkan bahwa Net B/C anggaran

    baru layak dilanjutkan pembangunannya.

    3. Dari hasil analisa sensitivitas bahwa 30% Cost Overrum menunjukkan bahwa Net

    B/C yang diperoleh sebesar 1,22 pada suku

    bunga 15% sehingga NPV-nya dan Net

    B/C menurun dan masih layak di

    laksanakan pembangunannya.

    4. Dari hasil evaluasi menunjukan bahwa NPV proyek umumnya masih positif pada

    tingkat bunga Diskonto 15%, dengan NPV

    = Rp. 20.519.203,31 dan Net B/C = 1,405.

    Dari hasil perhitungan dengan

    mempertimbangkan tingkat suku bunga =

    20%, maka proyek pembangunan waduk

    Langsa dianggap masih layak untuk

    dilaksanakan pembangunan untuk

    kesejahteraan masyarakat.

    4.2. Saran Dari hasil kesimpulan, maka ada

    beberapa hal yang menjadi saran antara lain :

    1. Dalam penelitian ini asumsi perhi-tungan belum memperhitungkan :

    a. Biaya administrasi proyek b. Tingkat inflasi tahunan c. Biaya pembebasan lahan dan peng-

    gantian

    d. Biaya tidak terduga selama proses pelaksanaan pekerjaan

    e. Besaran pajak pertambahan nilai (PPN).

    Maka disarankan untuk mengkaji lebih

    mendalam keterkaitan terhadap analisa

    finansial. Proyek pembangunan waduk

    Langsa.

    2. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih akurat terhadap pembangunan Waduk

    Langsa, maka selain manfaat proyek dari

    tanaman padi dan pendapatan air minum

    disarankan untuk menganalisa keuntungan

    proyek terhadap manfaat dari kerugian

    banjir yang sering terjadi, manfaat dari

    pembangunan PLTA dan manfaat dari

    tempat rekreasi untuk masyarakat umum.

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Amir F., Z, (2005), Penelusuran Banjir Lewat Waduk Pada Bangunan Pelimpah Embung

    Paya Seunara, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala.

    Badu S. DH., Ibnu S.W, 1998, Pengaturan Bisnis Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

    Daniel W. H., Ronald W.W, Construction Management, Secoud Edition.

    Gittinger, J.P, 1986, Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian, Penerbit Universitas Indonesia,

    Jakarta.

    Gray C., Simanjuntak P, K. Sabur. L; Maspaitella. P.F.L, (1985), Pengantar Evaluasi Proyek,

    Penerbit PT. GRAmedia, Jakarta.

    Grant L., E. Irason, W.G dan S. Leaven Worth. 2001, Dasar-dasar Ekonomi Teknik, Penerbit

    Rineka Cipta, Jakarta.

    Hendrikson, C dan Tung A, 1998, Project Manajement For Kontruction, Prentice Hall,

    Prittsburgh.

    Idris,M. I, Fachrurrazi dan Mubarak, 2004, Strategi Penentuan Alternatif Pembiayaan Proyek

    Real Estate, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala.

    Iqbal, H, 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

    Kadariah, Karlina L, Gray Clive, 1978, Pengantar Evaluasi Proyek, Lembaga Penerbit Fakultas

    Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta.

    Nazir, M, 1999, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

    Rohmanhadi,1996, Ekonomi Tehnik untuk Proyek-Proyek Pengairan, PT. Medica, Jakarta.

    Soeharto, I, 1995, Manajemen Proyek, Penerbit Erlangga, Jakarta

    Soedibyo, 2003, Teknik Bendungan, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

    Sultan Syah, M. 2004, Manajemen Proyek, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Thusen, G.J. Fabrycky, W.J. 1993. Engineering Economy, Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs,

    New Jersey.

    Timothy, M. Whalen, Sajini G and M. Dalcy Abraham, (2004), Cost-Benefit Model for The

    Construction of Tornado Shelters, Journal of Construction Engineering and

    Management, ASCE.

    Yakob, H. M. I, 1997, Studi Kelayakan Bisnis, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    15

    IDENTIFIKASI FORMALIN DALAM PRODUK MIE BASAH DAN TAHU

    DENGAN METODE KUALITATIF LARUTAN KMnO4

    Amri Amin, Fakultas Teknik Universitas Abulyatama Aceh Besar

    Abstrak

    Larutan formaldehid mempunyai nama dagang formalin, formol, atau mikrobisida dengan

    rumus molekul CH2O. Formalin sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama

    dalam bidang industri. Zat ini dapat digunakan sebagai pembersih lantai dan pembersih pakaian.

    Dewasa ini formalin banyak kasus penyalahgunaan dari fungsi kegunaan yang sebenarnya, yaitu

    digunakan sebagai pengawet makanan, padahal formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya

    bagi kesehatan manusia. Penelitian sudah dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pemakaian

    formalin pada mie basah dan tahu di kota Banda Aceh. Sampel mie basah dan tahu diambil dari

    produsen dalam kawasan Banda Aceh, yaitu Pasar Penayong, Pasar Aceh, Pasar Setui, Pasar

    Keutapang dan Pasar Lamnyong, sedangkan tahu pada pabrik tahu di Desa Batoh dan Pango.

    Identifikasi formalin pada mie basah dan tahu dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan

    KMnO4. Dari hasil penelitian bahwa mie basah di kawasan Banda Aceh terbukti positif

    mengandung formalin, sedangkan pada tahu negatif. Dalam hal ini menunjukkan bahwa

    masyarakat khususnya produsen mie basah di Banda Aceh masih banyak menggunakan formalin

    sebagai bahan pengawet makanan.

    Kata kunci: formalin, KMnO4, mie basah, dan tahu

    1. Latar Belakang Bahan aktif adalah bahan yang di-

    tambahkan dan dicampurkan sewaktu peng-

    olahan makanan untuk meningkatkan mutu.

    Bahan aktif dapat berupa pewarna, penyedap

    rasa dan aroma, pemantap, antioksidan,

    pengental, pengemulsi, anti gumpal, pemucat

    dan pengawet (Winarno, 1992).

    Namun, sekarang banyak penyalah-

    gunaan bahan kimia sebagai pengawet

    makanan seperti formalin. Salah satu bahan

    makana yang rawan penambahan formalin

    adalah mie basah, karena mie basah mengan-

    dung kadar air yang tinggi dan memiliki daya

    awet yang rendah. Untuk memperpanjang masa

    simpan mie basah, produsen sering meng-

    awetkan dengan cara sederhana dan mudah

    namun membahayakan bagi kesehatan seperti

    dengan menambahkan formalin (Astawan,

    2005). Selain mie basah, bahan makanan

    lainnya yang rawan penambahan formalin

    adalah tahu, ikan asin dan ikan segar

    (Anonymous, 2006).

    Suharjono (2006) mengatakan bahwa

    ada beberapa hal yang menyebabkan pema-

    kainan formalin untuk pengawet makanan

    meningkat, antara lain harganya jauh lebih

    murah dibandingkan pengawet lainnya seperti

    natrium benzoate atau natrium sorbat, jumlah

    yang digunakan tidak perlu sebesar pengawet

    lainnya, mudah digunakan untuk proses peng-

    awetan karena bentuknya larutan dan waktu

    pemrosesan pengawetan lebih singkat. Di

    samping itu zat tersebut mudah didapatkan di

    pasaran dan rendahnya pengetahuan masya-

    rakat tentang bahaya formalin.

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    16

    Penggunaan formalin pada makanan

    sangat meresahkan masyarakat, padahal

    formalin merupakan bahan kimia yang sudah

    dilarang secara resmi sejak Oktober 1988

    melalui Permenkes nomor 722/Menkes/per/

    IX/1988. Selain bertentangan dengan

    Permenkes, penggunaan formalin untuk bahan

    pangan tidak sesuai dengan Undang-Undang

    Pangan nomor 7 tahun 1996 dan Peraturan

    Pemerintah nomor 28 tahun tahun 2004

    tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan. Tata

    cara perniagaan formalin diatur dengan

    Keputusan Menteri Perindustrian dan

    Perdagangan nomor 254/MPP/Kep/7/2000.

    Formalin merupakan senyawa kimia yang

    digunakan untuk pembersih lantai dan

    pembersih pakaian (Suharjono,2006).

    Pemakaian formalin pada makanan

    dapat menyebabkan keracunan pada tubuh

    manusia. Menurut International Programme

    on Chemical Safety (IPCS), ambang batas

    aman formalin dalam tubuh adalah 1 ppm.

    Gejala yang biasa timbul antara lain sukar

    menelan, sakit perut akut disertai muntah-

    muntah, mencret berdarah, timbulnya depresi

    susunan syaraf, atau gangguan peredaran

    darah. Konsumsi formalin dengan dosis sangat

    tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-

    kejang), haematuri (kencing darah) dan

    haimatomesis (muntah darah) yang berakhir

    dengan kematian. Injeksi formalin dengan

    dosis 100 gram dapat mengakibatkan kematian

    dalam waktu 3(tiga) jam (Astawan,2005).

    Untuk meminimalisir kasus penyalah-

    gunaan formalin sebagai bahan pengawet

    makanan, perlu dilakukan upaya peningkatan

    kesadaran dan pengetahuan bagi produsen dan

    konsumen tentang bahaya pemakaian bahan

    kimia yang bukan termasuk katagori BTP

    seperti formalin. Upaya kearah ini dapat

    dilakukan dengan cara sosialisasi dari badan

    atau dinas pemerintah terkait, adanya regulasi

    yang baik dari pemerintah dan tindakan hukum

    yang tegas kepada pelanggar.

    Uji kualitatif formalin dalam makanan

    dapat dilakukan dengan KMnO4, sedangkan

    analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan

    spektrofotometri meggunakan larutan Nash

    (Williams,1984), 2,4- dinitrofenilhidrazin

    (Hadi, 2003) dan alkanon dalam media garam

    asetat (Supriyanto, 2008). Hadi (2003)

    melaporkan bahwa analisis formalin

    menggunakan 2,4- dinitrofenilhidrazin dalam

    tahu diperoleh nilai rekoveri 85,3 + 3,92 % dan

    dalam bakso 43,91 + 3,73%, dengan batas

    deteksi 11,43 pg/mL, sedangkan dengan

    alkanon dalam media garam asetat

    menggunakan spektrofotometer dapat meng-

    analisis kadar formalin sampai 3 ppm

    (Supriyanto, 2008). Selain itu formalin dapat

    juga dianalisa dengan asam kromotropat yang

    dilarutkan dalam asam sulfat (BPPOM, 2000).

    Formalin merupakan aldehid yang

    paling sederhana karena gugus aldehid hanya

    berikatan dengan salah satu atom hidrogen.

    Senyawa ini bersifat polar, mudah larut dalam

    air dan mudah menguap (Fesseden,1999).

    Berdasarkan sifat kimia tersebut, maka pada

    penelitian ini sampel yang diidentifikasi

    mengandung formalin diberi perbedaan

    perlakukan dengan dicuci dan direndam dalam

    air mendidih.

    Pada penelitian ini dilakukan uji

    kualitatif formalin dengan KMnO4. Sampel

    yang diidentifikasi adalah mie basah dan tahu

    yang diambil ditempat produsen, yaitu; Mie

    Basah: Peunayong, Setui, Pasar Aceh,

    Ketapang dan Lamnyong. Tahu: Pango dan

    Batoh.

    Berdasarkan uraian di atas maka yang

    menjadi permasalahan dalam penelitian ini

    adalah apakah dalam produk mie basah dan

    tahu di kota Banda Aceh mengandung

    formalin? Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui ada atau tidaknya kandungan

    formalin pada produk mie basah dan tahu di

    kota Banda Aceh. Hasil dari penelitian ini

    diharapkan dapat memberi informasi kepada

    masyarakat sebagai konsumen mengenai ada

    tidaknya kandungan formalin dalam produk

    mie basah dan tahu yang diproduksi si sekitar

    kota Banda Aceh, dan bahaya yang ditim-

    bulkan bagi kesehatan bila mengkonsumsi

    secara berlebihan produk mie basah dan tahu

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    17

    yang mengandung formalin.

    1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Labora-

    torium Penelitian Kimia FMIPA Unsyiah.

    Alat dan Bahan

    Alat-alat yang dilakukan adalah, pipet

    tetes, labu ukur, pipet volum, gelas kimia,

    spatula, gelas ukur, corong, penghisap. Bahan-

    bahan yang digunakan adalah sampel mie

    basah yang di ambil di beberapa titik yaitu

    Pasar Aceh, Peunayong, Setui, Ketapang dan

    Lamnyong, Sedangkan tahu di ambil di Desa

    Pango dan Batoh, KMnO4 (0,0004 M), dan

    aquades.

    Populasi dan Sampel

    Sampel Mie Basah dan Tahu

    a. Sampel mie basah dan tahu di ambil di

    pasar kawasan kota Banda Aceh.

    b. Sampel mie di ambil sebanyak 1/2 kg dan

    tahu 6 potong dari masing-masing lokasi,

    kemudian dimasukkan kedalam plastic dan

    diikat dengan rapat untuk menjaga kadar

    formalin dalam mie basah dan tahu tidak

    berkurang, karena formalin mudah

    menguap (volatile) di udara bebas.

    Prosedur Kerja

    Pembuatan Kalium Permanganat

    (KMnO4 0.004 M)

    a. Ditimbang serbuk KMnO4 sebanyak 0,05 gr

    b. Kemudian dimasukkan ke dalam gelas

    kimia dan dilarutkan dengan 10 ml

    aquades.

    c. Dimasukkan larutan KMnO4 tersebut ke

    dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan

    sampai tanda batas.

    d. Dipipet larutan KMnO4 yang sudah di

    encerkan sebanyak 5 ml dan dimasukkan

    kedalam labu ukur 100 ml dan diencerkan

    sampai tanda batas.

    e. Larutan KMnO4 ini berwarna pink.

    Uji Kualitatif

    a. Dilarutkan serbuk kalium pemanganat ke

    dalam air hingga larutan berwarna pink

    b. Dimasukkan potongan sampel ke dalam

    larutan kalium pemanganat

    c. jika warna pink hilang atau berkurang maka

    positif adanya formalin dalam sampel.

    (BPPOM,2000)

    2. Hasil dan Pembahasan Pengamatan Identifikasi Formalin

    secara Kualitatif

    Pada penelitian ini diidentifikasi tujuh

    sampel bahan makanan yaitu, mie basah Pasar

    Aceh, mie basah Pasar Peunayong, mie basah

    Pasar Seutui, mie basah Pasar Ketapang, mie

    basah Pasar Lamnyong, pabrik tahu Pango dan

    pabrik tahu Batoh. Sampel yang akan diiden-

    tifikasi ditimbang terlebih dahulu dan kemu-

    dian dimasukkan ke dalam larutan KMnO4

    yang berwarna merah muda. Hasil identifikasi

    pada sampel mie basah menunjukkan bahwa

    setelah diaduk warna larutan KMnO4 yang

    berwarna merah muda lama kelamaan menjadi

    berkurang atau hilang, larutan yang semula

    merah muda menjadi pudar atau tidak

    berwarna. Hal ini mengidentifikasi bahwa

    sampel mie basah positif mengandung for-

    malin pada uji kualitatif. Sedangkan hasil

    identifikasi pada sampel tahu menunjukkan

    bahwa setelah diaduk warna larutan KMnO4

    yang berwarna merah muda lama kelamaan

    menjadi warna pink tua pada tahu pabrik

    Pango, sedangkan pada tahu pabrik Batoh

    berwarna oranye. Hal ini mengidentifikasikan

    bahwa sampel tahu negative mengandung

    formalin pada uji kalitatif.

    Tabel 1 Data Hasil Pengamatan Positif atau

    Negatif Sampel Mengandung Formalin

    No Sampel Lokasi

    Sampel

    Hasil Uji

    Kualitatif

    1 Mie

    Basah

    Pasar Aceh (+)

    Peunayong (+)

    Setui (+)

    Ketapang (+)

    Lamnyong (+)

    2 Tahu Batoh (-)

    Pango (-)

    Sampel Mie Basah

    Pada sampel mie basah yang

    diperoleh dari beberapa tempat kawasan kota

    Banda Aceh, dimana ada 5 titik yaitu, Pasar

    Peunayong, Pasar Aceh, Pasar Setui, Pasar

    Keutapang dan Pasar Lamnyong. Sampel mie

    basah ada dua jenis yang diambil, yaitu :

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    18

    a. Mie yang dibuat untuk mie bakso

    Mie yang dibuat untuk mie bakso ini

    mempunyai sedikit perbedaan dengan mie

    goreng, yaitu warnanya putih tidak terlalu

    kuning dan bentuknya sedikit lebih kecil dari

    mie goreng. Untuk sampel mie bakso ini

    ditimbang sebanyak 20 gram, kemudian

    dimasukkan ke dalam 100 ml larutan KMnO4

    yang berwarna pink yang sudah dibuat dan

    dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250

    ml, selanjutnya di aduk dan sidiamkan sambil

    diperhatikan selama + 5 menit sampai larutan

    yang berwarna pink itu pudar/hilang, dan hasil

    percobaan ternyata pada mie bakso itu terbukti

    positif adanya formalin.

    b. Mie yang dibuat untuk mie goreng

    Mie yang dibuat untuk mie goreng ini

    mempunyai ciri-ciri, yaitu warnanya kuning,

    kenyal, mengkilat dan bentuknya sedikit lebih

    besar dari mie bakso. Pengujian pada mie

    goreng ini dilakukan dengan cara menimbang

    sebanyak 20 gram sampel, kemudian

    dimasukkan kedalam 100 ml larutan KMnO4

    yang berwarna pink yang sudah dibuatdan

    dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250

    ml. selanjutnya di aduk dan di diamkan sambil

    diperhatikan selama + 5 menit sampai larutan

    yang berwarna pink itu pudar/hilang dan hasil

    percobaan pada mie goreng ini hasilnya sama

    juga seperti pada mie bakso yang positif

    adanya formalin.

    Sampel Tahu

    Pada sampel tahu yang diambil di

    pabrik tahu yang ada di kawasan kota Banda

    Aceh ada 2 pabrik tahu yaitu, pabrik tahu di

    Pango dan pabrik tahu di Batoh.

    Pada tahu di pabrik pango hanya dibeli

    sebanyak Rp.2000 dapat 6 potong, dengan ciri-

    cirinya berwarna putih berbentuk segi empat

    dengan kondisi tahu bagus dan kenyal dengan

    baunya yang menyengat, tahu dimasukkan ke

    dalam plastic yang diikat dengan rapat tanpa

    bias masuk udara dari luar. Pengujian pada

    tahu ini dilakukan dengan cara menimbang

    sebanyak 30 gram sampel, kemudian

    dimasukkan kedalam 100 ml larutan KMnO4

    yang berwarna pink yang sudah dibuat dan

    dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250

    ml, selanjutnyadi aduk dan didiamkan sambil

    diperhatikan selama + 5 menit sampai larutan

    yang berwarna pink itu berubah menjadi warna

    pink tua tidak pudar warnanya/hilang.

    Perubahan ini bias disebabkan adanya zat-zat

    lain yang bereaksi dengan KMnO4 yang tidak

    kita ketahui, waktu di beli tahu ini langsung di

    ambil di dalam ember yang terbuka.

    Pada tahu di pabrik Batoh juga dibeli

    sebanyak Rp.2000 dapat 6 potong dengan ciri-

    cirinya berwarna putih berbentuk segi empat

    dengan kondisi tahu kurang bagus sedikit

    kerusakan dan kenyal dengan baunya yang

    menyengat, tahu di masukkan ke dalam plastic

    yang diikat rapat untuk menghindari konta-

    minasi dengan udara luar. Pengujian pada tahu

    ini dilakukan dengan cara menimbang

    sebanyak 30 gram sampel kemudian dima-

    sukkan kedalam 100 ml lerutan KMnO4 yang

    berwarna pink yang sudah dibuat dan

    dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250

    ml, selanjutnya di aduk dan di diamkan sambil

    diperhatikan + 5 menit sampai larutan yang

    berwarna pink itu berubah menjadi warna

    orange tidak pudar/hilang. Mungkin ini

    disebabkan tahu yang digunakan adalah tahu

    sisa dari pasar yabg tidak habis terjual, waktu

    dibeli tahunya di ambil dalam mobil yang baru

    pulangdati pasar dan sisa tahunya masih berada

    di dalam mobil dalam keadaan terbuka di

    udara bebas, jadi kemungkinan besar formalin

    sudah berkurang karena menguap di udara

    bebas, bahkan bias juga disebabkan karena

    adanya zat-zat lain yang bereaksi dengan

    KMnO4.

    Dari hasil pengujian pada sampel mie

    basah yang diperoleh dari beberapa tempat

    kawasan di kota Banda Aceh, di mana ada 5

    titik yaitu, Pasar Peunayong, Pasar Aceh, Pasar

    Setui, Pasar Keutapang dan Pasar Lamnyong,

    tedapat hasil yang sama pada tiap-tiap

    pengujian sampelnya yaitu terbukti positif

    adanya formalin, sedangkan pada sampel tahu

    hasilnya negative.

    Pada analisis kualitatif, perubahan

    warna pada larutan KMnO4 disebabkan karena

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    19

    aldehid mereduksi KMnO4 sehingga warna

    larutan yang asalnya pink menjadi akhirnya

    pudar/hilang. Hal ini menjadi dasar dalam

    pemilihan untuk melakukan uji kuantitatif

    formalin.

    3. Kesimpulan Sampel mie basah yang diambil dari lima

    tempat yang ada di Kota Banda Aceh semua

    positif mengandung formalin, sedangkan tahu

    tidak mengandung formalin. Hal ini n

    masyarakat produsen mie basah masih banyak

    menggunakan formalin sebagai pengawet

    makanan

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous, 2000, Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional No.3/Makanan dan Minuman,

    Balai Pusat Penelitian Obat dan Makanan, Jakarta.

    Anonymous, 2005, The Complete Drug Reference 34th

    , Pharmaceutical Press.

    Anonymous, 2006, Penggunaan Formalin Pada Bahan Pangan, http://www.iptek.net.id .

    Ariens, E.J. C.S, 1986, Toksinologi Umum: Pengantar, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

    Astawan, M., 2005, Mie Lezat Bergizi Tapi Rawan Formalin, http://www.gizi.net.

    http://www.kompas.co.id.

    Budavari, S.,1989, The Merck Index an Encyclopedia of Chemical, 7th

    Edition, Merck and Co,.

    Inc,Rahway, U.S.A.and

    Curdova, E., Lenka, V., Miloslav, S., Petr, B., and Jiri, G., 2003, ICP-MS Determination of Heavy

    Metals in Submerged Cultures of Wood-Rotting Fungi, Department of Analytical

    Chemistry, Institute of Chemical Technology in Prague, Czech Republic.

    Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1999, Kimia Organik Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.

    Judarwanto, W., 2006, Pengaruh Formalin Bagi Sistem Tubuh, www.puterakembara.org .

    Hadi, A.D., 2003, Penggunaan Metode Spektrofotometri Sinar Tampak Untuk Penentuan

    Formaldehida Dalam Makanan Dengan Pereaksi 2,4-Dinitrofenilhidrazyn, Departemen

    Farmasi ITB, Bandung.

    Harmita, 2006, Amankah Pengawet Bagi Manusia, Depaartemen Farmasi FMIPA-UI, Depok,

    Jakarta.

    Kealey and Fifield, D., 2000, Principles and Practice of Analytical Chemistry, Blackwell Science

    Paris, Prancis.

    Padjaatmaka, H.A dan Setiono, 1994, Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik,

    Terjemahan dari Vogels Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis 4

    th Edition oleh Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H.

    dan Mendham, J., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Riawan, S., 1990, Kimia Organik, Binapura Aksara, Jakarta.

    Sartono, 2001, Racun dan Keracunan, Widya Medika, Jakarta.

    Skoog, A.D., M.Donald and James, H, 1997, Fundamentals of Analytical Chemistry, Harcourt

    Collage Publishers. Tokyo.

    Sopyan, I., 1999, Analysis Kimis Kuantitatif, Edisi Keenam, Terjemahan dari Quantitative Analysis

    Sixth Edition oleh Underwood, AL., and R. A. Day., Erlangga, Jakarta.

    Suharjono, 2006, Mengambil Hikmah Kasus Formalin, www.kagamamm_ugm.com.

    Sukesi, 2006, Cara Baru Kurangi Kadar Formalin, Institut Teknologi Sepuluh November,

    Surabaya.

    Supriyanto, G., 2006, Analisis Bahan Tambahan Pangan Masyarakat Bisa Kontrol Kualitas

    Makanan, www.jatim.go.id.

    Williams, S., 1984, Official Methods Of Analysis, Fourth Edition, Published by The Association of

    Official of Official Analytical Chemistry, Inc, Virginia, U.S.A.

    Winarno, F.G dan Titi, S.R., 1994, Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan, Pustaka

    Sinar Harapan.

    Winarno, F.G., Fardiaz, S.,cdan Fardiaz, d., 1980, Pengantar Teknologi Pangan, PT.Gramedia,

    Jakarta.

    http://www.sobatsehat.com/2010/04/28/ciri-ciri-makanan-mengandung-formalin/

    http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/Mengawetkan%20 tahu%20tanpa%20formalin.pdf

    http://ebook-free-download.com/boraks-pada-makanan.html

    http://etd.eprints.ums.ac.id/745/1/a420040094.pdf

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    24

    http://smk3ae.wordpress.com/2008/06/09/:

    http://www.distan.pemda-diy.go.id

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    25

    Potensi Perikanan Tangkap di Kota Banda Aceh Pascatsunami

    Rizwan, ST., MT

    Jurusan Ilmu Kelautan, Koordinatorat Kelautan dan Perikanan

    Universitas Syiah Kuala

    email: [email protected]

    Abstrak

    Potensi perikanan tangkap di Kota Banda Aceh sebelum terjadinya Gempa dan Tsunami

    prospeknya sangat bagus, setelah terjadinya musibah tersebut potensi perikanan tangkap di Kota

    Banda Aceh mulai menurun, ini dikarenakan oleh banyaknya kehilangan armada perikanan,

    nelayan, sehingga untuk mengelola potensi perikanan tersebuttidak dapat dilakukan. Penelitian ini

    dilakukan untuk mengetahui kembali potensi perikanan tangkap yang terdapat di Kota Banda

    Aceh, dengan melakukan permalan kurun waktu 10 tahun kedepan dengan metode ARIMA 1.0.1

    dan 2.0.1, dan menggunakan 3 variabel yaitu armada perikanan, nelayan dan hasil tangkapan.

    Hasil peramalan tersebut adalah pertumbuhan armada perikanan 44 unit pertahun, nelayan 519

    orang pertahun dan hasil tangkap 4431.5615 ton pertahun.

    Kata Kunci : kapal Perikanan, Alat Tangkap, Hasil Tangkapan.

    Pendahuluan

    Kota Banda Aceh menempati daerah dataran,

    dengan penduduk 264.845 jiwa, dengan

    kepadatan terkonsentrasi pada pusat kota dan

    melebar ke barat dan ke arah pantai. Sebagai

    Ibu Kota Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh

    dilengkapi dengan berbagai prasarana dan

    sarana berskala Regional dan Nasional, dengan

    intensitas kegiatan perkotaan yang cukup

    tinggi. Bahkan sebagai pintu gerbang barat

    Indonesia, Banda Aceh juga memiliki fungsi

    perhubungan internasional yang semakin

    mempertinggi fungsi pelayanan kota ini.

    Secara geografis Kota Banda Aceh 05030

    05035

    Lintang Selatan dan 95

    030

    99016

    Bujur Timur, dimana batas dari Kota Banda

    Aceh adalah sebagai berikut :

    Sebelah utara : Selat Malaka Sebelah selatan : Kabupaten Aceh Besar Sebelah Barat : Samudera Indonesia Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Besar Keadaan topografi Kota Banda Aceh

    dikelilingi langsung oleh laut, tinggi rata rata Kota Banda Aceh 0,80 meter diatas permukaan

    laut. Kota Banda Aceh secara administratif

    memiliki luas 61.36 Km2 yang terdiri dari 9

    kecamatan, 69 desa, dan 20 kelurahan.

    Keadaan Kota Banda Aceh dapat dilihat seperti

    pada gambar 1.

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    24

    Gambar 1. Peta Kota Banda Aceh

    Dari data bathimetri diketahui bahwa rata-rata

    perairan pantai yang ada di Provinsi Aceh

    mempunyai kemiringan 4% - 6%, kedalaman

    6 meter dari MSL atau 5 meter dari LWS

    berada pada jarak 150 meter garis pantai.

    Kecuali perairan Sabang yang mempunyai

    kemiringan antara 30% - 60%, kedalaman -

    4,00 meter LWS dicapai pada jarak 20

    meter, sedangkan kedalaman -14,00 meter

    LWS berada pada jarak 80 dari garis pantai.

    Kapal penangkap ikan yang digunakan pada

    umumnya di Provinsi Aceh, khususnya di Kota

    Banda Aceh dapat dibedakan berdasarkan

    peralatan tangkap yang digunakan kapal ikan

    tersebut. Besarnya ukuran kapal berdasarkan

    peralatan tangkap tersebut dapat dilihat dalam

    tabel 1 berikut

    .

    Tabel 1. Ukuran kapal ikan berdasarkan alat tangkap

    No Jenis Alat Tangkap Ukuran Armada

    1 Hook and Lines (pancing tonda, pancing biasa) 5 20 GT

    2 Giil Net (jaring insang tetap, jaring insang hanyut) 10 30 GT

    3 Purse Seine (pukat cicin) 20 60 GT

    4 Seine Net (Pukat kantong) 20 100 GT

    Sumber : Perikanan NAD Dalam Angka 2004

    Data komunitas kapal ikan dari tahun 1990

    sampai dengan awal tahun 2005 merupakan

    data awal untuk meramalkan pertumbuhan

    kapal ikan 10 tahun ke depan di Kota Banda

    Aceh.

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    25

    Tabel 2. Jumlah Kapal Penangkap Ikan di Kota Banda Aceh

    Sebelum & Pascatsunami

    No Tahun Smtr

    Kapal

    Ikan No Tahun Smtr

    Kapal

    Ikan

    1 1990 I 44

    17 1998 I 50

    2 1990 II 44

    18 1998 II 51

    3 1991 I 45

    19 1999 I 50

    4 1991 II 44

    20 1999 II 50

    5 1992 I 46

    21 2000 I 52

    6 1992 II 46

    22 2000 II 51

    7 1993 I 47

    23 2001 I 57

    8 1993 II 46

    24 2001 II 57

    9 1994 I 47

    25 2002 I 58

    10 1994 II 48

    26 2002 II 58

    11 1995 I 49

    27 2003 I 59

    12 1995 II 48

    28 2003 II 6

    13 1996 I 48

    29 2004 I 63

    14 1996 II 49

    30 2004 II 30

    15 1997 I 49

    31 2005 I 31

    16 1997 II 49

    Sumber : Perikanan Aceh Dalam Angka 2005

    Dari tabel 2, jumlah armada kapal bertambah,

    di karenakan terjadinya bongkar muat hasil

    tangkapan ikan di kota Banda Aceh, sehingga

    komunitas kapal ikan terus bertambah, adapun

    armada yang singgah di Kota Banda Aceh

    adalah Armada kapal ikan dari pesisir timur

    (Meureudu, Tringgadeng, Panteraja,

    Lhokseumawe, Idi, dan Langsa) dan pesisir

    Barat (Meulaboh, Calang, Blang Pidie, dan

    Simeuleu).

    Sedangkan jumlah produksi perikanan dari

    tahun-ketahun di Kota Banda sebelum

    terjadinya gempa dan gelombang tsunami

    seperti terdapat pada tabel 3.

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    26

    Tabel 3. Jumlah Produksi Perikan di Kota Banda Aceh sebelum dan pascatsunami

    No Tahun Smtr Produksi

    Perikanan (Ton) No Tahun Smtr

    Produksi

    Perikanan

    (Ton)

    1 1990 I 4355 17 1998 I 5742

    2 1990 II 5355.1 18 1998 II 5631

    3 1991 I 5425.3 19 1999 I 5796.2

    4 1991 II 4595.5 20 1999 II 5943.1

    5 1992 I 4731.5 21 2000 I 6044

    6 1992 II 5670.4 22 2000 II 6357.5

    7 1993 I 5324.1 23 2001 I 6578.3

    8 1993 II 5456 24 2001 II 6592

    9 1994 I 5630.3 25 2002 I 6994.7

    10 1994 II 5471.2 26 2002 II 7023.3

    11 1995 I 5795.5 27 2003 I 7521.4

    12 1995 II 5793.2 28 2003 II 6623.1

    13 1996 I 5800.3 29 2004 I 7018.1

    14 1996 II 5802.9 30 2004 II 1289

    15 1997 I 5637.5 31 2005 I 1296

    16 1997 II 5569.9

    Sumber : DKP Kota Banda Aceh, 2005

    Dari tabel 3. diatas dapat dilihat produksi

    perikanan tangkap terus meningkat dari tahun

    ke tahun dan hasil tangkapan tersebut selain

    dikosumsikan di daerah seperi di Kota Banda

    Aceh dan di sekitanya, ada juga yang di jual

    keluar daerah seperti ke sekitar Pulau

    Sumatera. Setelah terjadinya gempa dan

    gelombang tsunami umumnya di Prov. Aceh

    khususnya di Kota Banda Aceh, penurunan

    hasil tangkapan ikan di Kota Banda Aceh turun

    drastis dipenghujun tahun 2004 dan awal tahun

    2005.

    Sedangkan jumlah nelaya dari tahun-ketahun

    di Kota Banda Aceh baik sebelum terjadinya

    benca alam gempa dan tsunami seperti terdapat

    pada tabel 4.

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    27

    Tabel 4. Jumlah Nelayan Sebelum & Pascatsunami di Kota Banda Aceh

    No Tahun Smtr Nelayan No Tahun Smtr Nelayan

    1 1990 I 508

    17 1998 I 666

    2 1990 II 508

    18 1998 II 667

    3 1991 I 522

    19 1999 I 677

    4 1991 II 521

    20 1999 II 677

    5 1992 I 560

    21 2000 I 716

    6 1992 II 560

    22 2000 II 715

    7 1993 I 573

    23 2001 I 803

    8 1993 II 572

    24 2001 II 803

    9 1994 I 591

    25 2002 I 841

    10 1994 II 592

    26 2002 II 841

    11 1995 I 604

    27 2003 I 887

    12 1995 II 603

    28 2003 II 888

    13 1996 I 616

    29 2004 I 898

    14 1996 II 617

    30 2004 II 251

    15 1997 I 634

    31 2005 I 272

    16 1997 II 634

    Sumber : DKP Kota BandaAceh,2005

    Dari tabel 4 dapat dilihat pertumbuhan nelayan

    di Kota Banda Aceh dari tahun-ketahun

    bertambah, pertambahan nelayan dari tahun ke

    tahun di Kota Banda Aceh dipengaruhi oleh

    jumlah pertumbuhan penduduk yang ada,

    sedangkan di akhir tahun 2004 dan awal tahun

    2005 jumlah nelayan di Kota Banda Aceh turun

    drastis, ini di karenakan terjadinya bencana

    alam gempa dan gelombang tsunami.

    Tinjauan Pustaka

    Kemampuan para nelayan dan pembudidayaan

    ikan agar secepatnya mampu memulai

    usahanya dan berproduksi seperti sediakala dan

    bila mungkin dapat lebih ditingkatkan. Dalam

    rangka mendorong ekonomi masyarakat

    nelayan dan pembudidaya ikan serta

    masyarakat pesisir lainnya, kebijakan yang

    ditempuh oleh Departemen Kelautan dan

    Perikanan antara lain adalah (Aceh

    Recontruction. Bapennas/DKP Jakarta, 2005), :

    Pada tahun pertama, dilakukan fasilitasi

    kegiatan ekonomi masyarakat pesisir yang

    sifatnya mendesak (immediate livelihood

    supports), termasuk didalamnya kegiatan

    ekonomi sementara (temporary livelihood)

    yaitu menciptakan lapangan pekerjaan

    sementara untuk memberikan penghasilan bagi

    keluarga (work for cash scheme). Kegiatan

    ekonomi sementara dapat berupa perbaikan

    kapal, pembersihan tambak perbaikan atau

    pembersihan sarana prasarana lain

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    28

    dimaksudkan (Aceh Reconstruction,

    Bappenas/DKP, Jakarta:2005).

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    29

    Upaya pengembangan usaha

    perikanan dilakukan melalui kegiatan utama

    seperti:

    a. Rehabilitasi perikanan tangkap Kebijakan penyediaan sarana dalam tahun pertama

    diprioritaskan untuk penangkapan skala

    kecil dimaksudkan untuk mendorong

    nelayan segera kembali ke laut. Kebijakan

    pengembangan sarana diharapkan mampu

    mendorong peningkatan produksi per-

    ikanan yang berasal laut di atas 12 mil

    sekitar NAD yang pengelolaannya dilak-

    sanakan melalui sistem perguliran, pola

    kemitraan dengan nelayan, dan melalui

    pola Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR)

    serta pengembangan sentra-sentra usaha

    perikanan berbasis perikanan terpadu.

    Peramalan Peramalan merupakan alat bantu untuk

    mengestimasi terhadap keadaan dimasa depan,

    karakteristik dari suatu metode paramalan

    harus dipahami supaya sesuai dengan situasi

    pengambilan keputusan. Secara umum metode

    peramalan dibagi dua katagori utama yaitu

    (Gitosarsudarmo, 1984) :

    1) Metode Kuantitatif, terdiri dari Time Series (runtun waktu) metode kausal

    2) Metode kualitatif terdiri dari : metode eksploratoris normatif

    Metode Kuantitatif formal didasarkan

    atas prinsip-prinsip statistik yang memiliki

    tingkat ketepatan tinggi atau meminimumkan

    kesalahan (error), lebih sistematis dan lebih

    populer dalam penggunaannya. Untuk

    menggunakan metode kuantitatif terdapat tiga

    kondisi yaitu :

    1) Tersedianya informasi tentang masa lalu 2) Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan

    dalam bentuk data numerik

    3) Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut

    Metode Times Series/Univariat

    Times series Method atau metode runtun waktu

    adalah suatu analisa dimana diusahakan

    menggambarkan pola perkembangan dan

    produksi/penjualan pada runtun waktu telah

    lewat untuk memperoleh besar kecilnya tingkat

    perkembangan produksi tahunan. Analisa

    Times series disebut juga univariat method,

    data historis memeberikan pola pergerakan

    atau pertumbuhan permintaan pasar. Dengan

    pola tersebut dapat memeperkirakan, mera-

    malkan permintaan pasar dimasa akan datang.

    Didalam univariat method menggunakan

    ARIMA (1.0.1) dan ARIMA (2.0.1)

    (Makridakis, Wheelwright, Mcgee, 1988)

    Selanjutnya rumus dari univariat

    method ARIMA (1.0.1) dan (2.0.1) adalah

    sebgai berikut :

    1111

    '

    tttteeZZ

    (1)

    Dimana :

    Zt = jumlah pertumbuhan yang dicari

    = nilai konstan

    = parameter moving eiverage ke t

    t = parameter autoregresi ke t

    et = nilai galat pada saat t

    112211

    '

    ttttteeZZZ

    (2)

    Dimana :

    Zt = Jumlah Pertumbuhan yang dicari

    = nilai konstan

    = parameter moving everage ke t

    t = parameter autoregresi ke t

    et = nilai galat pada saat ke - t

    Metode Penelitian

    Pada metode penelitian ini dilakukan dengan

    cara pengambilan data langsung dilapangan,

    terutama data kapal ikan, hasil tangkapan dan

    jumlah nelayan berdasarkan pertumbuhan

    penduduk setiap tahunnya, selanjutnya

    dilakukan peramalan dengan Metode Times

    Series/Univariat, data yang diperlukan kurung

    waktu 10 tahun kebelakang, dan akan

    dilakukan pemaralan dengan metode tersebut

    dengan kurung waktu 10 tahun kedepan.

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    30

    Hasil dan Pembahasan

    Dari data yang terdapat pada tabel 3, maka

    di dapat grafik peramalan pertumbuhan

    kapal penangkap ikan di Kota

    Banda Aceh untuk 10 tahun kedepan seperti

    terlihat pada hasil ranning dari ARIMA

    2.0.1 dan gambar 2 di bawah ini.

    Tabel 5 Peramalan Kapal Ikan

    di Kota Banda Aceh

    Tahun Smt

    r

    Hasil

    Foreces

    Pembul

    atan

    2005 II 32.1396 32

    2006 I 37.7563 38

    2006 II 38.2240 38

    2007 I 41.5207 42

    2007 II 41.6764 42

    2008 I 43.6157 44

    2008 II 43.6369 44

    2009 I 44.7802 45

    2009 II 44.7511 45

    2010 I 45.4267 45

    2010 II 45.3848 45

    2011 I 45.7850 46

    2011 II 45.7457 46

    2012 I 45.9832 46

    2012 II 45.9514 46

    2013 I 46.0926 46

    2013 II 46.0687 46

    2014 I 46.1529 46

    2014 II 46.1358 46

    2015 I 46.1861 46

    Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Kapal Ikan

    Gambar 3. Grafik Pertumbuhan kapal Perikanan

    Berdasarkan hasil Ranning ARIMA 2.0.1 dan persamaan diatas maka didapat persamaan: nZt =

    22,106 0,0347 Zt-1 + 0,5591 Zt-2 + at 0,9281 at-1 (3)

    Hasil peramalan dengan Ranning ARIMA 2.0.1 dapat dilihat di bawah ini :

    2015105

    47

    42

    37

    32

    Index

    for_

    kpl

    p lot forecast kapal

  • Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

    31

    ARIMA Model: kapal

    Final Estimates of Parameters

    Type Coef SE Coef T P

    AR 1 -0.0364 0.2752 -0.13 0.896

    AR 2 0.5900 0.2650 2.23 0.035

    MA 1 -0.9324 0.1699 -5.49 0.000

    Constant 20.639 2.055 10.04 0.000

    Mean 46.226 4.602

    Number of observations: 31

    Residuals: SS = 850.888 (backforecasts excluded)

    MS = 31.514 DF = 27

    Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

    Lag 12 24 36 48

    Chi-Square 3.3 4.9 * *

    DF 8 20 * *

    P-Value 0.911 1.000 * *

    Period Forecast Lower Upper

    32 32.1396 21.1344 43.1448

    33 37.7563 22.9801 52.5326

    34 38.2240 22.2254 54.2226

    35 41.5207 24.5724 58.4690

    36 41.6764 24.3875 58.9653

    37 43.6157 26.0376 61.1938

    38 43.6369 25.9565 61.3172

    39 44.7802 27.0080 62.5524

    40 44.7511 26.9476 62.5545

    41 45.4267 27.5937 63.2597

    42 45.3848 27.5423 63.2274

    43 45.7850 27.9328 63.6371

    44 45.7457 27.8906 63.6008

    45 45.9832 28.1250 63.8414

    46 45.9514 28.0923 63.8104

    47 46.0926 28.2326 63.9527

    48 46.0687 28.2084