Edisi April

16
Alamat Redaksi: Jalan Raya Tuapeijat Km2 Radio Sasaraina Sipora Utara-Mentawai Sumatera Barat Telp/Fax. (0759) 320099 Website: http//www.sasarainafm.com Email: [email protected] Edisi : 04/Tahun IV/April-2013 Tokoh Perempuan Mentawai Bakal Lahir 8 Baca Selengkapnya...Hal 15 RIJEL SAMALOISA Nekad Mati Lompat Kapal 8 Baca Selengkapnya...Hal 10 AKBP CUCUK TRIHONO

Transcript of Edisi April

Page 1: Edisi April

Alamat Redaksi:Jalan Raya Tuapeijat Km2

Radio SasarainaSipora Utara-Mentawai

Sumatera BaratTelp/Fax. (0759) 320099

Website: http//www.sasarainafm.com Email: [email protected] : 04/Tahun IV/April-2013

Tokoh PerempuanMentawai Bakal Lahir88888 Baca Selengkapnya...Hal 15

RIJEL SAMALOISA

Nekad MatiLompat Kapal88888 Baca Selengkapnya...Hal 10

AKBP CUCUK TRIHONO

Page 2: Edisi April

e d i t o r i a l

edisi : 04/tahun IV/April-2013

2

dapur redaksi

redaksi

Kepala BNPB Bantah Dana Huntap Telah Cair....!

Indak paralu babantah pak, jujur se lah cukuik tu....!

p a n t a i b a r a t

Tataruang Pei-Pei Direncanakan......................!

Bilo mambangunyo lai pak..................................!

REDAKSI BULETIN SASARAINA

Pelindung: Yudas Sabaggalet, Rijel Samaloisa, Penanggung Jawab: dr. Ifdil Gusti, MPPM,

Pemimpin Redaksi: Drs. Joni Anwar, Redaktur: Ayub Khan Sakoikoi, S.Sos, Redaktur Pelaksana:

Ismar Santi, SH, Marcolinus Salamanang, S.IP, Koordinator Liputan: Rahadio Suroso, Staf

Redaksi: Nurtiana Sanenek, Jasni Efita, Erpitanus, Kartani, Koresponden Kecamatan Pagai

Selatan: Suerman, Kecamatan Sikakap: Wahyu Rahmadani, Kecamatan Pagai Utara: Sarman

Parningotan, SH, Kecamatan Sipora Selatan: Sergius, Kecamatan Sipora Utara: TP. Siagian

S,TP, Kecamatan Siberut Barat Daya: Nikolas Raingot, S.IP, Kecamatan Siberut Selatan: Yohana,

Kecamatan Siberut Tengah: Ananias, Kecamatan Siberut Utara: Immanuel, Kecamatan Siberut

Barat: Juanda, Design/Lay Out : Iswanto, S.Pd.I & B. Nainggolan, Percetakan: Singgalang. Alamat

Redaksi: Jl. Raya Tuapejat KM 2 Sipora Utara—Kabupaten Kepulauan Mentawai. Telpon: 0759

320099, SMS Redaksi: 081266088666, Website: www.buletinsasaraina.com, Email:

[email protected]

Wartawan Siaga BencanaRENCANA mengikuti kunjungan

Bupati Kepulauan Mentawai YudasSabaggalet kebeberapa dusun di Keca-matan Siberut Barat Daya sudah valid.Persiapan lapangan pun sudah dikemas.Sesuai informasi, keberangkatan menujuKecamatan Siberut Barat Daya pagi,sekitar pukul 06.00 Wib. Tapi, menurutYudas, kalau cuaca tidak berubah (badaidan hujan), kunjungan bisa batal.

Pukul 05.00 Wib, Wartawanantarasumbar.com, Khalid sudah duduktermenung sendiri di dermaga Tuapeijatditemani derasnya hujan.

”Halo Paklek, bupati jadi berangkattidak. Saya sudah di dermaga sekarang.Coba kontak Mas Diok untuk kepas-tiannya,” katanya meminta informasi.

Tulalit...tulalit. Duh Hape Mas Diokdihubungi juga tidak aktif. Jam sudahmenunjukkan pukul 05.30 Wib. Pagi ituhujan deras membuat tim jurnalis darihumas serba keragu-raguan atas kebe-rangkatan rombongan bupati dini hari,waktu itu.

"Halo, waduh sudah jam berapa ya,aku ketiduran. Ya sudah saya nggak pakemandi, langsung berangkat dan tunggusaja di dermaga, ok," kata Mas Diok saat

dihubungi Iwan alias Paklek.”Halo Paklek, saya sudah di depan ru-

mah sampean, cepat keluar kita ke der-maga,” kata Kabag Humas, Joni Anwaryang sudah menunggu di dalam mobildinasnya.

Paklek pun langsung lari terbirit-biritmenembus derasnya hujan masuk kedalam mobil dinas humas. Perjalansedikit mengebut khawatir ketinggalankapal Sikerei yang membawa rombo-ngan bupati. Tak berapa lama, kapalSikerei pun berangkat untuk menujuDusun Pei-Pei, Kecamatan Siberut BaratDaya. Meski kondisi hujan, masyrakatdan pada siswa pun tetap antusias me-nyambut kedatangan rombongan bupati.

Sabtu pagi, rombongan bupati punbertolak menuju Taileleu yang jugamendapatkan sambutan hangat. Usaisarapan pagi, mendadak telpon bupatipun berbunyi.

”Halo pak, Siberut Selatan dan SiberutUtara kebanjiran. Untuk itu mohon kebi-jakannya,” kata Kabid Logistik BPBDMentawai, Hati Samahura memberikaninformasi kepada bupati.

”Segera ambil bantuan dasar disemuatoko yang ada di Kecamatan Siberut Se-

latan dan Siberut Utara. Saya ingatkan,jangan membawa bantuan dari Tuapei-jat, kondisi cuaca sekarang ekstrem.Lakukan evakuasi secepatnya, semuadata harus dihimpun, saya segera ber-tolak meninjau banjir,” tegas Yudas.

Mendengar hal itu, wajah Mas Diokdan Kabag Humas Joni Anwar mulaitegang. Sudah pasti ada rencana "B". Halini gawat dan darurat, sebab dari rumahhanya membawa pakaian dua stel karenadirencanakan tiga hari saja.

”Gawat, saatnya kita belanja pakaianmurah yang murah saja untuk gantimalam. Kayaknyanya kunjungan bakallama karena harus meninjau beberapalokasi titik banjir,” kata Mas Diok sambilmenggerutu.

Apapun yang terjadi, Tim JurnalisHumas sudah siap pasang badan dalammelakukan liputan apa saja dengankondisi darurat sekalipun. Tak kenal lelah,perjalanan sampai di pedalaman DusunSalappak, Magosi, Kinumbu, terus dija-jaki. Sampai pada akhirnya, tuntas sudahpekerjaan dan menunggu demam da-tang. Mujurnya, semua tim jurnalis humassampai kunjungan bupati selesai, kondisiselalu sehat. (*)

MOJOK: Mas Diok duduk mojok di tengah kerumunan warga Dusun Muntei menikmati denyut bengkak sakit di betis kakinya karena infeksi tertusuk

kayu saat terjun meninjau banjir kebeberapa dusun terdampak banjir.

photo press

DaruratSETIAP Bumi Sikerei dilanda bencana,

terkesan selalu tidak siap dalam menyika-pinya. Hal ini terlihat pada bencana gempadan tsunami 25 Oktober 2010 lalu. Untukmenyikapi tanggap darurat, BNPB Pusatpun mengambil alih karena dinilai BPBDMentawai tidak mampu melaksanakannya.Begitu juga dengan bencana banjir yanghampir merendam separoh pulau Siberut,juga terlihat kurang maksimal.

Pantau Sasaraina di lapangan, ketika ter-jadi bencana, hanya tim dari BPBD yangpontang-panting melakukan evakuasi sam-pai proses pendistriusian. Padahal, ketikasuatu bencana ditetapkan darurat secara res-mi, maka secara bersama semua dinas yangberkaitan, seperti Kesbangpolinmas, DinasSosial, Satpol PP, dan Dinas Perhubunganmenjadi tim gabungan yang kuat untuksegera menyelesaikan tugas mulia ke-manusiaan.

Kita berkayinan, bencana banjir yangmerendam separoh Pulau Siberut tersebutsangat minim dengan komunikasi dan ko-ordinasi. Sehingga beberapa dinas dan ins-tansi terkait yang menjadi satu kekuatan da-lam menyikapi bencana tidak satu koman-do. Maka terjadilah saling tuding-menudingjika proses tanggap darurat tidak maksimalbahkan molor sesuai yang sudah ditentukan.

Perlu disadari, bahwa kedatangan ben-cana tidak ada yang pernah mengundang.Artinya, semua bencana yang terjadi diBumi Siekrei secara spontan dan nalurimenjadi tanggungjawab bersama tanpa ha-rus menunggu perintah secara administra-tif dari pimpinan. Sampai detik ini masihbanyak berpandangan, bahwa setiap terjadibencana selalu beranggapan, semua itu pe-kerjaan satu lembaga BPBD. PadahalBPBD dibentuk bukan untuk menyelesai-kan pekerjaan kebencanaan, melainkansebagai lembaga koordinatif dan pengem-bangan manajemen kebencanaan baiksecara teori maupun praktis.

Kini semua pakar dunia sudah menya-takan, bahwa Sumatera Barat bakal meng-hadapi megathrust Mentawai yang sangatdahsyat. Jika pola pikir instansi siaga bencanadi Mentawai masih seperti ini, maka janganharap kita akan selamat dan berhasil dalammelakukan siaga bencana. Sikap seperti inibakal akan memperbanyak jumlah korbanjiwa yang seharusnya justru diminimalisir.Semoga kesadaran terhadap bencana kitamiliki secara bersama demi menyelamatkanjiwa manusia yang harus diselamatkan.Semoga!

Siberut Dikepung Banjir..................................!

Ayo kita bantu rame-rame..................................!

Korban Banjir Terancam Kelaparan.................!

Awak cari se keladi jo pisang kok indak diagiah

bareh...............................................................!

Page 3: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

3 opini

P a k l e k

c a r i b a d a i

Kolom “cari badai” ini disediakan

untuk pembaca yang memiliki

pandangan kritis secara objektif

terhadap masalah dan kendala yang

dihadapi pemkab Mentawai, tanpa

mengandung unsur sara. Kirimkan

tulisan anda beserta foto di email:

[email protected].

Kolom ini disediakan untuk pembaca

yang memiliki karya tulis baik

berbentuk opini, artikel, esay. Panjang

tulisan maksimal 2 halaman kuarto.

Kirimkan tulisan anda beserta

identitas jelas di email:

[email protected].

UN Membangun atau Merusak Karakter?Oleh : Muhammad Kosim

Penggiat Pendidikan Karakter Sumbar

UJIAN Nasional (UN) yangbanyak disoroti tahun ini lebih kepadapersoalan terlambatnya kedatangansoal sehingga diundurnya beberapasekolah dalam melaksanaan ujiantahunan tersebut. Berita yang meng-hebohkan itu seakan menutupi ter-jadinya praktik kecurangan yang biasaterjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Mungkin sebagian orang me-nyangka praktik kecurangan itu di ta-hun ini sudah dapat dihilangkan kare-na paket soal yang berbeda setiap siswapada lokal yang sama. Namun kenya-taannya, silakan tanya anak, kemana-kan atau anak-anak dari keluarga dekatkita yang menjadi peserta ujian nasio-nal di tahun ini. Tidak jarang di antaramereka, dengan lugunya, menjawabmereka mendapat kunci jawaban se-hingga dengan mudah menyelesaikansoal yang diberikan.

Beragam modus yang dilakukan,mulai dari jual-beli kunci jawaban yangtak jelas sumbernya, atau memang di-peroleh dari orang yang sangat merekapercayai sendiri. Ada yang mencontekcatatan kunci jawaban dalam kelas, adapula yang silih berganti ke toilet siswauntuk mencocokkan kunci jawabansesuai dengan paket soal yang diper-oleh. Parahnya, ada pula “oknum gu-ru” yang merevisi kunci jawaban sis-wanya sehingga siswa bersangkutantetap yakin bahwa nilai yang ia perolehsemata-mata hasil jerih payahnya.

Modus di atas sudah sering terde-ngar dari tahun ke tahun. Tampaknya,di tahun ini, praktik kecurangan itumasih berlangsung di beberapa seko-lah berdasarkan informasi beberapasiswa yang menjadi peserta UN. Aneh-nya, para penentu kebijakan di negeriini hanya diam bergeming: tidak tahu,pura-pura tidak tahu, atau memangtidak mau tahu?

Ironisnya, tiga tahun terakhir peme-rintah telah mengkampanyekan pen-tingnya pengembangan pendidikankarakter di sekolah. Sejumlah kegiatansosialisasi/pelatihan/training/work-shop pendidikan karakter pun sudahdan tampaknya terus akan digelar.

Munculnya program pendidikankarakter tidak terlepas dari kesadaranpemerintah, tokoh dan praktisi pendi-dikan terhadap kasus penyimpanganmoral yang kerap terjadi baik di

kalangan pelajar, maupun orang-or-ang yang dipandang terdidik. Karenaitu, pendidikan karakter dirumuskandan dikembangkan dengan melaku-kan internalisasi nilai-nilai karakter disekolah, termasuk nilai kejujuran.

Sayang, kebijakan UN yang menjadisalah satu syarat kelulusan siswa seringkali bertolak belakang dengan sema-ngat pendidikan karakter. MeskipunUN tidak lagi satu-satunya penentukelulusan, tetapi sadar atau tidak, siswadan sekolah tetap menganggapnya se-bagai program yang menakutkan se-hingga memotivasi pihak-pihak ter-tentu melakukan praktik kecurangan.

Kondisi itu semakin diperparahdengan upaya pemerintah menjagakerahasiaan UN. Naskah soal UN dika-wal dan diamankan secara ketat danpihak keamanan pun masuk dalamlingkungan sekolah. Seakan-akan nas-kah soal UN seperti bom teroris yangsiap kapan saja meledak.

Kita memang tidak menyalahkanketerlibatan pihak keamanan dalamsuksesi UN ini. Sebab, dengan keama-nan super ketat itu, masih saja adaoknum yang berupaya untuk membo-corkannya. Yang pasti, kepercayaan dankejujuran di negeri ini memang sangatmahal harganya.

Anehnya, sudah tahu praktik kecu-rangan itu kerap terjadi, kenapa pe-merintah seolah menutup mata dan te-linga? Lalu pemerintah pun mengim-bau, “jangan terkecoh bocoran UN yangberedar”, bagaimana kalau peredaranitu dikondisikan oleh oknum guru?

Kemudian, pemerintah juga ber-kata, jika masyarakat mengetahui adapraktik kecurangan seperti itu, silakanlaporkan. Persoalannya, siapa yang maumelaporkan? Jika dilaporkan, apakahpelaku mau menjadi saksi? Bagaimanapula mengumpulkan alat buktinya?

Jika memang praktik kecuranganitu benar-benar terjadi, apalagi dior-ganisir secara sengaja oleh oknumguru, sebusuk itukah hati mereka me-nanamkan benih-benih ketidakju-juran bagi peserta didik? Tanpa harusmembela perilaku menyimpang itu,yang jelas perbuatan itu pasti berten-tangan dengan hati nurani mereka.

Mereka berani mengorbankanharga dirinya di hadapan murid-mu-ridnya sendiri, pasti terasa menyakit-

kan.Pernahkah pemerintah selakupengambil kebijakan merasakanpenderitaan mereka?

Sadarkah pula pemerintah pusattekanan-tekanan yang kerap terjadi disekolah. Kepala sekolah merasa terte-kan jika siswanya banyak tidak lulus,bisa jadi tekanan itu datang dari atasandengan target yang harus dicapai, ataudari masyarakat sendiri.Masih ingatkahkasus tahun lalu, siswa SD berna-maAlief, di Surabaya yang menolak prak-tik kecurangan, justru dimusuhi bah-kan “diusir” oleh masyarakat setempatdari tempat tinggalnya.

Lain lagi dengan reward yang dibe-rikan oleh pemerintah kepada sekolahyang meraih nilai UN tertinggi, me-motivasi sebagian di antara mereka un-tuk mencapai nilai sempurna, mes-kipun dengan menghalalkan banyakcara. Bupati/wali kota dengan banggamenargetkan kelulusan 100% didaerahnya, namun ia tak sadar tekananyang amat berat bagi kepala sekolah-kepala sekolah. Tekanan-tekanan itutentu dirasakan pula oleh guru sehing-ga isu kecurangan dalam UN seringterdengar memang diorganisir olehoknum guru-guru tertentu, melaluisms, kerpean, dan sebagainya.

Karena itu, praktik UN yang demi-kian telah berlawanan dengan usahapendidikan karakter. UN yang dibarengidengan praktik kecurangan telah me-runtuhkan struktur nilai-nilai karakteryang telah dibangun bertahun-tahunsebelumnya.

Lalu apa yang harus dilakukan?Hemat penulis, penyelenggaraan

UN mesti dikaji ulang; lanjutkan atauhentikan.Jika pemerintah tetap ngototuntuk meneruskan, maka ada dua pili-han mendasar. Pertama, jangan jadi-kan UN sebagai salah satu syarat pe-nentu kelulusan. Cukuplah UN seba-gai alat ukur untuk menentukan sejauhmana kemampuan siswa di negeri inidalam menguasai kompetensi yangtelah ditetapkan dalam standar isi.Masalah kelulusan, serahkan sajasepenuhnya kepada sekolah.

Dengan begitu, alasan pemerintahuntuk mengukur kemampuan peserta

didik secara nasional bisa terjawab,meskipun harus menghabiskan biayayang sangat mahal.Hanya saja, perlutindak lanjut nyata dari setiap hasil eva-luasi yang dilakukan. Namun, jika pe-merintah tetap menjadikan UN seba-gai salah satu penentu kelulusan, ma-ka praktik kecurangan tampaknya akanterus menjadi isu, bahan pergunjing-an, dan kasus memilukan yang tak kanbisa dibuktikan.

Kedua, jika pemerintah tetap me-nginginkan hasil UN menjadi salahsatu penentu kelulusan, maka peme-rintah mesti menjamin proses pem-belajaran sesuai dengan standar. Ba-gaimana mungkin masyarakat siapdan ikhlas menerima evaluasi distan-darkan, tetapi proses tidak!

Sesungguhnya, inilah yang selalumenjadi keluhan, dianggap tidak adil,bahkan menjadi alasan orang-orangtertentu yang siap menjadi “martir”melakukan kecurangan UN tersebutsehingga dosa itu dianggap sebagai“kecurangan bilma’lum”, atau kecu-rangan yang harus dimaklumi. Prosespenyelenggaraan pendidikan di se-kolah tidak standar, tiba-tiba evaluasidipaksa untuk memenuhi standar.

Padahal ada delapan aspek yangharus memenuhi standar, yaitu stan-dar isi, kompetensi lulusan, pendidikdan tenaga kependidikan, proses,pengelolaan, evaluasi, sarana prasara-na, dan pembiayaan.

Cobalah lihat dengan teliti, berapasekolah sebenarnya yang telah meme-nuhi standar pelayanan minimal padadelapan aspek tersebut. Misalnya,standar yang telah disepakati adalahguru harus berpendidikan minimal S1,mata pelajaran yang diajarkan sesuaidengan kualifikasi akademiknya, setiapkelas hanya beranggotan 32 orangsiswa, penentuan KKM apa adanya,pembelajaran dilakukan secara teren-cana, pembelajaran diterapkan dengankegiatan eksplorasi, elaborasi dan kon-firmasi, dan masih banyak indiktorlainnya yang harus distandar-kan.Tegasnya, masih banyak se-kolahkita yang belum mampu me-menuhistandar tersebut.

Selain itu, sejak dua tahun lalusudah ada software yang mampumenganalisa apakah jawaban ujiansiswa merupakan hasil mencontek

atau dari bocoran kunci jawaban. Ke-curangan peserta ujian akan segera bisadideteksi. Namun belum terdengarada pemerintah daerah kabupaten/kota yang memberi sanksi kepada se-kolah yang terdeteksi melakukan ke-curangan tersebut. Sebaliknya, peme-rintah harus memberi reward kepadasekolah yang tidak terdeteksi mela-kukan kecurangan, merkipun hasil UNdan tingkat kelulusan rendah.

Kemudian pemerintah daerah pa-tut memberi reward kepada setiap se-kolah yang siswanya banyak diterimadi perguruan tinggi pavorit. Sejak duatahun lalu pemerintah Sumbar telahmelakukannya, tetapi perlu dilanjut-kan, ditingkatkan dan disosialisasikankepada masyarakat luas.

Jika upaya-upaya seperti ini tidak di-lakukan, maka program pendidikan ka-rakter hanya isapan jempol, mengha-biskan anggaran, dan kegiatan serimo-nial yang dipergunjingkan. Ujian Na-sional pun dianggap hanya dari sisi pro-yek ratusan miliyar dari pada signifikan-sina dalam sebuah proses pendidikan.

Lebih dari itu, kita juga berharapkepada media masa, peneliti, LSMpendidikan, perguruan tinggi dan pi-hak kompeten lainnya turut memban-tu peningkatan kualitas pendidikan dinegeri ini. Lakukan investigasi terha-dap praktik kecurangan. Teliti kondisisekolah yang ada, memenuhi standaratau tidak!

Pemerintah dan masyarakat harusberkolaborasi memikirkan danberbuat untuk meningkatkan kualitaspendi-dikan nasional. Pemerintahharus terbuka menerima masukanyang konstruktif, masyarakat pundidorong untuk berpartisipasi aktif.

Optimisme harus tetap dibangunsebagai modal untuk menapak jalanmenuju puncak peradaban melaluipendidikan yang berkarakter. InsyaAllah. (*)

TE ESTAHUN 2014 masih satu tahun

lagi. Tapi baliho dengan tampangseorang cengar-cengir berlatar belakanglogo partai politik itu menghiasi jala-nan, mulai perkotaan sampai perde-saan. Sudah pasti, mereka yang cengar-cengir di jalanan itu ingin berkenalandengan masyarakat luas hingga meng-habiskan ratusan juta rupiah. Sudahpasti mereka orang yang akan menca-lonkan diri sebagai anggota DPRD/DPD/DPR pada 2014 nanti. Umum-nya mereka yang jual tampang itu me-mang masih baru membawa, sehinggaperlu memperkenalkan diri sejak dini.

Lagi, kehadiran mereka jual tam-pang itu sebenarnya juga ingin mencariTim Sukses atau TE ES untuk keme-nangannya nanti. Menjadi Tim Suksesatau TE ES dalam mensukseskankemengan seorang legislatif, bupatisampai gubernur sudah dialami.Namun toh setelah duduk, umumnyamereka yang sudah mendapatkanjabatan banyak lupanya. Sampaiduduk dikursi pesakitan pengadilankalau ditanya juga banyak lupanya.Entahlah, lebih baik jadi Tim Susah

dari pada Tim Sukses, sebab hidupjuga jadi gembel intelektual.

Melaju dari Radio Sasaraina Km 2sampai kantor bupati, juga sudah ber-tebaran tampang elit politik yang inginmaju jadi calon legislatif. Kadang jugamembosankan, tapi itulah cita-cita me-reka yang harus dihargai oleh semuarakyat Mentawai. Sampai di kantorbupati, saya pun langsung menujukantin. Sebab saya pegawai ngeri, jaditidak punya kursi di kantor bupati.Di kantin itu juga sudah banyak ka-wan-kawan pegawai ngeri berpakaianlogo Kemendagri, yang juga tidakbetah duduk di kantor bupati.

”Te Es ciek Uni,” pintaku kepadaseorang pemilik kantin. Mendadak,seorang pegawai ngeri tadi berceloteh,”Pertarungan bupati sudah selesaiPaklek, jadi pesannya kopi setengahsaja biar bisa ngobatin sakit kepala,”katanya disambut tawa terkekeh daritemannya di kantin itu juga.

Cerita ngelantur pun terus berjalanmenunggu waktu istirahat selama duajam itu. Saya menceritakan, bahwaakan berencana maju menjadi calon

bangunannya. Untuk mensosialisakandiri sebagai calon anggota susah, sayapun akan menyiapkan kain putih lebardan panjang (bukan digital printing)dengan tulisan, ”Paklek Menuju2014”. Sosialisasi itu rencananya akandipasang oleh tim susah saya di PulauKandui, Karangmajat, Siloinan, BatuTongga, Pulau Miau, serta Pulau Sand-ing. Sebab di pulau itu banyak orangsusah yang siap diajak susah padatahun 2014 nanti.

Prediksi saya, dari dapil di pulau su-sah itu masyarakat akan solid memilihsaya untuk menjadi ketua anggota susahpada tahun 2014. Sebab dari awal, timsusah saya sudah komitmen, kalau sayaduduk menjadi anggota susah, harussama-sama menjadi orang susah, tidakboleh lupa dengan semua orang susahyang mendukung saya.

Selain itu, kalau saya terpililih men-jadi orang susah, juga akan membagi-bagikan proyek kepada semua orangsusah yang sudah memilih saya.Setidaknya semua warga susah akansaya beri proyek mengelola koprah dansagu yang sangat menyusahkan itu.

Dan begitu, maka semua warga susahyang memilih saya akan mendapatkanpemerataan proyek susah.

Menurut hemat saya, tidak adagunanya juga menjanjikan kesuksesanterhadap semua warga yang meilih sa-ya, toh hidupnya selama di Mentawaitidak pernah merasakan sukses, bah-kan susah secara berkepanjangan. Ma-ka lebih baik saya membawa masyara-kat dalam kesusahan, namun merekabisa menikmati hidup yang sebenarnyadengan damai. Terima kasih kepadasemua pendukung, yang siap saya ajaksusah hidup. Semoga kenikmatan hi-dup dan kedamaian meyertai kitasemua. Semoga!

anggota susah di Mentawai dari PartaiSusah. Tujuannya, selama ini jadi timsukses, tapi hidup di Mentawai koknggak pernah sukses juga.

Strategi politik pun sudah sayarencanakan dengan menyiapkan timsusah dari berbagai pelosok yang sayaanggap paling susah kemajuan pem-

Page 4: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

4utama

Siberut Dikepung Banjir

Mentawai, Sasaraina—Se-minggu terkahir hujan derasmengguyur KabupatenKepulauan Mentawai tanpa hentimengakibatkan dua kecamatan dipulau Siberut terendam banjir.Sampai saat ini, sekitar pukul17.00 wib, bantuan baru datangdari pemerintah KabupatenMentawai dan beberapa jalurdarat lumpuh total akibatdikepung banjir.

Kepala BPBD KabupatenKepulauan Mentawai, ElisaSiriparang menyatakan, sampaisaat ini pemerintah belummengeluarkan status darurat un-tuk daerah pulau Siberut yang te-rendam banjir. Sebab, selain tidakada korban jiwa, pemerintah jugamasih sanggup mengatasinya.

”Ini cuma banjir biasa dantidak ada korban jiwa, jadi belumada status darurat, hanya siaga sajadengan kondisi hujan yang masihtinggi,” ujarnya kepada Sasaraina.

Kepala Bidang Darurat danLogistik BPBD Mentawai, HatiSamahura bersama Sasaraina disaat mendistribusikan bantuanmenjelaskan, sampai saat inijumlah pengungsi sudah mencapai800 Kepala Keluarga dengan3.000 jiwa. Ribuan korbantersebut sampai sekarang sudahdievakuasi dan diungsikanditempat bebas banjir.

”Data sementara tidak adakorban jiwa, hanya ada 10 rumahroboh dan 1 hilang terbawa banjir.Untuk Kecamatan Siberut Utaraada empat desa yang terendamdengan ketinggian mencapai duameter. Kemudian KecamatanSiberut Selatan tiga desa dengankedalaman mencapai tiga meter,”katanya.

Menurut Hura, terlambatnyapendistribusian bantuan terhadapkorban akibat cuaca buruk serta

badai yang selalu menghadang.Akibatnya, kapal milik pemkabMentawai yang sudah disiapkantidak sanggup membawa bantuandi pagi hari dan diberangkatkanmenjelang siang.

”Menjelang siang, kapal Nademilik Pemkab Mentawai yangmembawa tim gabunganevakuasi baru berangkat untukmendistribusikan bantuanmakanan dan obat-obatanterhadap para korban,” jelasnya.

Malangnya lagi, ketika bantuansudah sampai pada titik banjir,justru juga tidak bisadidistribukasi dengan maksimalakibat badan jalan putus terendam

Bantuan KorbanDihadang Badai

banjir sampai dua meter. Namunhingga sore ini, bantuan sudahmenyentuh para korban di pedu-sunan yang bisa dijangkau denganspeedboat dan perahu.

Camat Siberut Selatan,Nainggolan menyatakan, DusunSalappak, yang terletak dipedalaman sudah tiga hari terakhirini terendam banjir denganketinggian mendapai tiga meter.Selama tiga hari itu juga belummendapatkan bantuan dari pihakmanapun. Sebab dusun tersebuthanya bisa diakses dengan perahupompong berkapasitas tiga orangserta tidak ada jaringankomunikasi.

”Untuk di Dusun Salappak,sampai saat ini kita tidak tahubagaimana kabarnya. Sebabtempatnya di pedalaman dantidak ada komunikasi. Tapi targetkita, hari ini juga bantuan harustembus ke Salappak itu,”optimisnya.

Untuk menjamin kenyamanankorban dalam mengungsi, pihakKabupaten sudah menyiapkantenda dan dapur umumdibeberapa titik yang dijadikantarget mengungsi. Selain itu, timmedis dan bantuan makanansudah tersedia dan cukup untukbeberapa hari ke depannya.

Bupati Kepulauan Mentawai,

Yudas Sabaggalet direncanakan,akan mengunjungi para korban diDusun Monganpoula, DesaMalancan, Kecamatan SiberutUtara. Kunjungan tersebut tak lainuntuk turut memberikan bantuanpara korban sekaligus meninjaulangsung ke lapangan.

”Di dalam Kapal Sikerei ini,saya gelar jumpa pers, bahwaSenin kita berangkat keKecamatan Siberut Utara, dansaya batalkan untuk pertemuandengan Menteri terkait persiapanfestival surfing. Menurut saya,melihat para korban banjir lebihpenting,” tegasnya kepadaSasaraina. (*)

Pasca Banjir, Pemprov Distribusikan BantuanGUBERNUR Sumatera

Barat, Irwan Prayitno mengin-struksikan kepada PemerintahKabupaten Mentawai untuk ber-sama mengevakuasi warga yangterkena musibah banjir.

“Menyelamatkan warga dinilaipaling urgen untuk menghindarikorban jiwa lebih kecil,” kataIrwan Prayitno.

Kebutuhan logisitik bagi wargakorban banjir, seperti makanan,obat-obatan dan tenda dilokasipengungsian, sudah didistribu-

sikan. Sementara, bantuan logis-tik Pemprov Sumbar akan didis-tribusikan hari ini, Kamis (11/4).

Selain logistik yang akan didis-tribusikan ke Mentawai, Pemerin-tah Provinsi Sumatera Baratmemberikan bantuan komunikasitelepon, SMS dan BBM.

Pasca banjir yang melandaSiberut, Kabupaten MentawaiMinggu lalu, pemerintah setempatmenetapkan 14 hari masa tanggapdarurat terhitung sejak Minggu, 6April lalu. (*)

Beberapa warga di Dusun Muntei nekad menyeberangi banjir dari luapan air sungai yang mengalir di sepanjang Desa Muntei.

FOTO: IWAN/SASARAINA

FOTO: IWAN/SASARAINA

Tim gabungan evakuasi semangat mendistribusikan bantuan sampai ke Dusun Magosi pedalaman Kecamatan Siberut Selatan.

Page 5: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

5 utama

Mentawai Resmi Darurat Banjir

Mentawai, Sasaraina—Ban-jir yang melanda Pulau Siberut,Kabupaten Kepulauan Mentawaimembuat daerah tersebut benar-benar lumpuh. Jumlah pengungsiterus bertambah menjadi 1.312kepala keluarga (KK) atau 10 ribujiwa dengan total kerugian dipre-diksi Rp 10 miliar. Terhadap kon-disi itu, Pemkab menetapkanMentawai darurat banjir selamasatu 10 hari, terhitung sejakkemarin (8/4).

Penetapan darurat banjir itu di-sampaikan Bupati Mentawai Yu-das Sabaggalet kemarin, sekitarpukul 17.00, usai melakukan pe-mantauan lokasi banjir di Keca-matan Siberut Selatan. “Kita pre-diksi banjir tidak sebesar ini. Kitaperlu melakukan pantauan lang-sung di beberapa titik banjir diKecamatan Siberut Selatan. Ke-nyataannya, beberapa fasilitasumum lumpuh, seperti sekolah,jembatan dan jalan putus,” jelasYudas kepada Sasaraina saatmengunjungi Desa Muntei,Kecamatan Siberut Selatan.

Yudas mengakui banjir kali iniyang terbesar selama hampir 30tahun di Siberut. Tinggi banjirmencapai tiga meter. “Biasan ha-nya sebatas lutut orang dewasa,dan beberapa jam surut kembali.Kita sudah melakukan koordinasidengan semua dinas bersangkutanuntuk melakukan evakuasi ter-hadap para korban. Bantuan jugasudah menyentuh ke semua dusunyang dilanda banjir meskipunbelum maksimal,” ujarnya.

Selama masa tanggap da-ruratselama 10 hari ke depan, Bupatimewanti-wanti semua tim medis,baik dokter, bidan, dan perawatdi Pulau Siberut dilarang ke luarMentawai. Semuanya tetap fokusmemberikan pelayanan maksimalter-hadap korban banjir.

Ketua DPRD Mentawai, Hen-dri Dori Satoko menyatakan adaseorang korban tewas di Desa Sai-bi, Kecamatan Siberut Tengah. “In-formasi ini baru kita terima,”katanya.

Kepala BPBD Mentawai, ElisaSiriparang mengklaim bantuanlogistik sudah menyentuh seluruhpelosok pedalaman sore kemarin.Untuk Dusun Salappak, bantuansudah menyentuh 97 KK, diDusun Mabosi sebanyak 25 KK,dan Dusun Bekeluk 23 KK setelahempat hari terendam banjir.

“Tiga dusun ini bukannya tidakdiperhatikan pemkab, tapi karenamemang akses menuju dusun itusangat sulit. Pagi tadi (kemarin, red)sudah kita coba mendistribusikan

bantuan menggunakan speedboatkapasitas mesin 15 PK, tapi tidaksanggup karena arus sungai cukupderas. Baru sorenya bantuan bisadidistribusikan menggunakanspeedboat dengan mesin berkapa-sitas 80 PK,” jelasnya.

Hingga kemarin, bantuan dariPemprov belum sampai ke Men-tawai. “Cuaca masih ekstrem,dikhawatirkan kapal dari Padangyang membawa sembako diha-dang badai. Jika minggu ini KapalAmbu-Ambu atau Gambolotidak datang ke Siberut, stok sem-bako untuk korban banjir dipas-tikan habis. Kita sangat berharapbantuan semua pihak,” harapnya.

Kepala Puskesmas Siberut Se-latan, Toni Rusli menyatakan, sam-pai saat ini pasien Poliklinik Desa(Polindes) Meileppet sebanyak 35orang. Umumnya menderita flu,batuk dan demam. Namun di-pastikan tiga hari pascabanjir pa-sien bakal mem-beludak. “Air ber-sih minim sehingga korban banjirrawan diare, muntaber, flu, batukdan gatal-gatal,” ujarnya.

Sementara itu, tingginya ge-lombang laut akibat cuaca eks-trem, menyebabkan beberapa ka-pal yang membawa ban-tuan lo-gistik dan relawan dari Padang,terpaksa balik ke Padang. Hinggaberita ini diturunkan, belum diper-oleh kapal dari institusi mana yangdihantam ombak yang dilaporkanmencapai tiga meter lebih. (*)

Satu Orang Tewas,Kerugian CapaiRp 10 M

Hujan Bukan PenyebabUtama Banjir Siberut

Padang, Sasaraina—Banjirhebat yang melanda sejumlah ka-wasan di Kecamatan Siberut Se-latan dan Siberut Utara, Kabupa-ten Mentawai Jumat (5/4), selainakibat dari intensitas curah hujanyang cukup tinggi juga disebab-kan oleh banyak hal di antaranyastruktur tipologi dan morfologitanah mentawai, tanah liat dengankarakteristik tanah yang tergolonglembab atau berjenis lempung se-hingga sulit untuk menyerap ge-nangan air dan akibat dari Hak Pe-ngelolaan Hutan (HPH) yang adadi pulau Siberut. Hal ini disam-paikan Rifai Lubis, KoordinatorDivisi Hukum dan Kebijakan Ya-yasan Citra Mandiri (YCM) sepertidikutip Padang Ekspres.

Dikatakan Rifai Lubis selaincurah hujan yang memang cukuptinggi serta struktur tanah Mentawaiyang sulit untuk menyerap air,adanya kondisi kawasan bekas izinHak Pengelolaan Hutan (HPH) jugadiduga turut mempengaruhi faktor

penyebab terjadinya banjir. Menu-rut data YCM yang ada saat ini, se-tidaknya ada sekitar tujuh titik ka-wasan yang terkena banjir meru-pakan bekas lokasi konsesi peru-sahaan, di antaranya di Desa Siri-logui, Sotboyak, Bojakan di Siberututara, Dusun Subelen dan SaibiHulu di Siberut Tengah, Hulu Sa-lappa di Seberut Selatan, dan DusunPolicoman, Sigapokna di SiberutBarat, walau kenyataannya untukizin pemanfaatan kayunya telah di-cabut beberapa tahun belakangan.

” Selain curah hujan yang tinggiserta struktur tanah liat yang sulitmenyerap air, faktor HPH juga di-duga kuat penyebab terjadinyabanjir kali ini,” kata Rifai Lubis.

Lebih lanjut, Rifai Lubis, banjiryang terjadi di Siberut kali initergolong cukup parah jika diban-dingkan dengan yang sebelumnya.Melihat kenyataan ini, pemerintahMentawai harus memberikan per-hatian penuh atas peristiwa yangterjadi saat ini, pemerintah haruslebih jeli lagi melihat soal rehabili-tasi lahan yang telah dieksploitasiperusahan, di samping perusahanyang pernah terlibat dalam rekla-masi kawasan juga harus bertang-gung jawab atas musibah ini.

Sementara itu, Elisa Siriparang,kepala BPBD Mentawai, untuk sa-at ini kondisi banjir sudah mulaisurut, namun dalam upaya pena-nganan kali ini kita tetap akan res-ponsif terutama soal penyaluranbantuan logistik dan hal lain yangterkait karena banjir kali ini meru-pakan banjir terbesar kedua sejakdulu pernah terjadi di tahun 1988,sedangkan untuk masa tanggap da-rurat sudah kita tetapkan dua ming-gu ke depan terhitung tiga hari lalu.

”Masa tanggap darurat banjirSiberut sudah kita tetapkan selamadua minggu”, tuturnya.

Senada dengan Ade Edward,Manajer Pusdalops BPBD Sum-bar, saat ini masa tanggap daruratbanjir Mentawai ditetapkan selamadua minggu. Untuk bantuan logistikseperti alat dapur, bahan makananserta keperluan anak bayi dan obat-obatan sebagian sudah kita drop,selebihnya akan terus dikirim meng-gunakan kapal logistik milik pe-merintah Mentawai. ”Untuk saat inisaja kita sudah mengemas logistikbantuan yang rencananya padaKamis siang mendatang akandikirim ke Siberut dengan meng-gunakan kapal ASDP Ambu-ambu,” imbuh Ade Edward. (*)

Struktur Tanah danHPH Juga MenjadiFaktor Penyebab

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet, di dampingi Kepala BPM KB Sermon, Camat Siberut Selatan Tambunan Lumabn Raja saat meninjau langsung banjir di

Kecamatan Siberut Selatan.

FOTO: IWAN/SASARAINA

Page 6: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

6khusus

Warga Agam Dihantui Banjir Susulan

Korban Banjir Terancam Kelaparan

Mentawai, Sasaraina—Kor-ban banjir melanda sejumlah keca-matan di Kabupaten KepulauanMentawai, terancam kelaparan.Pasalnya, distribusi bantuan dariPadang tersendat akibat ketiadaankapal akibat cuaca buruk. Akibat-nya, puluhan ton bantuan dari Di-nas Sosial Provinsi Sumbar ma-sih mengendap di Kota Padang.

Kepala BPBD Kabupaten Ke-

pulauan Mentawai, Elisa Siripa-rang mengatakan, pihaknya belummendapatkan kepastian informasisoal kapal bakal membawabantuan di Kota Padang. Namun,jajaran Pemkab Mentawai akanberkoordinasi secepat mungkinguna menjemput puluhan tonbantuan tersebut.

”Ada bantuan dari Dinas SosialSumbar, tapi masih di Kota Pa-dang akibat tidak ada armada ka-pal membawanya. Untuk bantuandari Dinas Kesehatan Provinsisudah datang sebanyak 40 kardusobat-obatan, dan segera didistri-busikan di setiap kecamatan ter-

BPDB: CuacaBuruk, Kapal takBerlayar dari Padang

Agam, Sasaraina—Pasca ter-jadinya banjir bandang di Keca-matan Palupuah, KabupatenAgam, tepatnya di daerah Si-mauang Mudiak, Nagari Nan Tu-juah, sekitar pukul 17.00 WIB, Ra-bu (24/4), masyarakat setempattetap masih dihantui banjir ban-dang susulan, akibat masih turun-nya hujan deras di daerah setempatsampai kemarin (26/4).

”Kami sekeluarga tidak bisatidur sejak banjir bandang terjadi.

Pasalnya, hujan lebat masih terjadihingga saat ini (kemarin). Jika kamilengah, jangan-jangan banjir ban-dang susulan datang lagi, yang tidaksaja menghanyutkan harta benda,tapi juga manusia,” ujar Menanseperti dilansir Padang Ekspres.

Menan mengaku, akibat ban-jirbandang yang menimpa dae-rahnya, tidak saja lahan pertanianmasyarakat porak poranda, tapijuga jembatan, bendungan dansaluran air, yang nilainya miliaranrupiah. “Ya, kalau saya taksirkerugian akibat banjir bandang,miliaran rupiah,” katanya sem-barimenambahkan bahwa dan ke-

luarganya saat ini masih bertahandi rumah, karena tidak ada ins-truksi dari pemerintah kecamatanuntuk dievakuasi.

Camat Palupuah, Syahrul Ha-midi mengatakan, masyarakatyang tinggal di dataran rendah danperbukitan diminta untuk waspa-da dengan banjir bandang susu-lan, karena saat ini curah hujanmasih tinggi. “Karena curah hujanmasih cukup tinggi, kita memintakepada masyarakat untuk tetapwaspada,” harapnya.

Kerugian Rp 3,5 miliar Akibat banjir bandang di Si-

mauang Mudiak, Nagari Nan Tu-

juan, Kecamatan Palupuah, me-nurut Syahrul Hamidi, kerugiansementara tercatat sekitar Rp 3,5miliar dengan rincian 30 hektaretanaman padi tertimbun longsor,dua unit jembatan rusak, satu unitjembatan dibawa arus, satu mu-shala dan satu unit rumah meng-alami rusak, dan enam irigasimengalami kerusakan.

Terhadap kerusakan yang terjadi,menurut Syahrul Hamidi, BadanPenanggulangan Bencana Daerah(BPBD) bersama Dinas PekerjaanUmum dan unsur Muspika sedangmelakukan gotong royong (goro).“Prioritas utama yang dilakukan

adalah membangun jembatandarurat agar akses lalulintas bisaberjalan lancar,” ujarnya.

Kepala Badan penanggulanganBencana Daerah (BPBD) kabu-paten Agam Bambang, Warsito,mengatakan, hampir separo pers-onilnya bersama PU dan timMuspika kecamatan dan masya-rakat setempat melakukan goromembangun jembatan dan mem-bersihkan lahan pertanian yangterkena banjir. “Intinya, kita inginsegera ekonomi masyarakat kem-bali normal. Makanya pemba-ngunan jembatan darurat sangatdiprioritaskan,” jelasnya. (*)

Kerugian SementaraCapai Rp3,5 M

dampak banjir,” katanya.Menurut Elisa, pihaknya kewa-

lahan menangani sanitasi (air ber-sih) untuk para korban banjir dipengungsian. Bahkan, sampai saatini kondisi air di semua titik lokasibanjir masih berwarna kuning.Namun, warga terpaksa menggu-nakannya guna mencuci pakaiandan mandi.

”Perilaku warga tetap meng-gunakan air genangan sa-ngatrentan penyakit,” kata putra Sibe-rut Utara ini kepada Sasaraina saatmengunjungi Dusun Mongan-poula, Desa Malancan, Kecama-tan Siberut Utara. Dia juga me-

ngatakan, sekarang pihaknya ma-sih fokus mendistribusikan ban-tuan makanan sampai ke pelosokpedalaman.

Meski kewalahan, pihaknyaakan terus melakukan rapat koor-dinasi guna mencari solusi dalammenyediakan air bersih. Selain itu,Pemkab Mentawai juga mengha-rapkan du-kungan semua pihakguna mem-bantu korban banjirterkait pemenuhan air bersih.

Pantauan Sasaraina di lapangan,banjir mulai surut di KecamatanSiberut Selatan dan Siberut Utara.Sedangkan di Kecamatan SiberutBarat Daya dan Siberut Tengah,

masyarakat mulai membersihkanrumahnya dari lumpur dan sampah.

Korban banjir juga mulai mera-sakan sejumlah penyakit. ”Parakorban banjir umumnya meme-riksakan diri di po-li-klinik desa.Sebab jarak desa terdampak ban-jir dengan pus-kesmas, rata-rata7 kilometer. Kemungkinan besar,Jumat mendatang tim medis dipoliklinik desa mulai kewalahan,karena jumlah pasien akan me-ningkat drastis,” ujar seorangperawat yang tak ingin disebutkannamanya di puskesmas DesaSikabaluan, Kecamatan SiberutUtara. (*)

FOTO: IWAN/SASARAINA

Beberapa warga di Dusun Muntei bersiap untuk mngungsi dengan menggunakan perahu dayung di kawasan aman dan beban dari banjir.

Page 7: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

7 fokus

25 Negara Siap Bantu Sumbar

Kepala BNPB Bantah DanaHuntap Telah Cair

Padang, Sasaraina—Danalun-curan pembangunan huniantetap (huntap) bagi korban gempadan tsunami Mentawai yangsebelumnya diklaim BPBD Sum-bar telah disetujui Menkeu, diban-tah Kepala Badan Nasional Pe-nanggulangan Bencana (BNPB)Syamsul Maarif. Dia menegaskandana tersebut masih dalam prosespersetujuan di KementerianKeuangan.

”Artinya, belum ada dana lun-curan yang dicairkan. BNPB jugatak bisa memastikan kapan per-setujuan Menteri Keuangan akankeluar. Kami (BNPB, red) masihmenunggu. Kita berharap, per-setujuan itu secepatnya keluar. Adadana sebesar Rp 450 miliar yangkita minta persetujuannya keMenteri Keuangan,” ujar SyamsulMaarif dalam acara InternationalTable Top Exercise Mentawai Mega-thrust 2013 di Hotel Pangeranseperti dikutp Padang Ekspres.

Dia menjelaskan, saat ini telahdilakukan land clearing (pember-sihan lahan) di lokasi pembangu-nan huntap se-la-ma 3 bulan.“Sekarang kan jadwalnya land clear-ing. Mudah-mudahan secepatnyapersetujuan Menteri Keuangan itu

keluar,” ulas pria yang diberi gelarkehormatan Yang Dipatuan RajoMaulana Paga Alam ini.

Kepala Badan PenanggulanganBencana Daerah (BPBD) Sum-bar, Yazid Fadhli menyampaikanhal senada. ”Saya meralat apa yangdisampaikan staf saya, persetu-juan Menteri Keuangan itu belumkeluar dan masih dalam proses.Secara prinsip telah ada, namunhitam di atas putihnya dalam ben-tuk persetujuan be-lum keluar,”ujarnya.

“Saya perlu meluruskan kem-bali, supaya masyarakat tidak salahpersepsi. Kami berharap persetu-juan Menteri Keuangan ini segerakeluar dan masyarakat dapatsegera terbantu,” ucapnya.

Sebelumnya, Manager PusdalOps BPBD Sumbar, Ade Edwar(20/4) saat menghadiri Pra-TableTop Exercise (TTX) mengungkap-kan Kemenkeu telah menyetujuidana luncuran huntap. “Saat ini su-dah tak ada persoalan lagi. Seluruhproses regulasi pembangunanhuntap bagi korban gempa telahselesai. Baik itu dari KementerianKehutanan ataupun dari Kemen-terian Keuangan,” ujarnya bebera-pa waktu lalu. (*)

Padang, Sasaraina—Duniamemberikan perhatian serius padaupaya penanganan bencana diSumbar. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan siapmembantu Sumbar dalam pengu-rangan risiko (mitigasi) bencana,untuk meminimalisir korban jiwa.

Pernyataan itu disampaikanDirektur United Nation Office for theCoordination of Humanitarian Affairs(UN-OCHA) Geneva, lembagaPBB yang bertugas mengoordinasiTim SAR Internasional, Bashid Ka-likov saat 25 negara donor yangtergabung UN-OCHA, Geneva,menggelar rapat dengan BadanNasional Penanggulangan Bencana(BNPB), Pemprov Sumbar danpihak terkait lainnya di GubernuranPemprov Sumbar, kemarin (25/4).

Kehadiran para negara donoryang dipimpin Direktur UN-OCHA Geneva ke Padang, gunamengevaluasi pelaksanaan pena-nganan gempa 2009 dan recoverypascagempa di Sumbar.

Hadir dalam rapat evaluasi itu,Wakil Gubernur Muslim Kasim,Ketua DPRD Sumbar Yultekhnil,Deputi Bidang Penanganan Daru-rat BNPB Pusat, Dody Ruswandi,Kepala BPBD Yazid Fadli danlainnya.

“Selama ini kami sudah mem-bantu Sumbar dan sela-ma ini cu-

kup lancar. Namun, kami tidakingin sampai di sana saja. Sebab,penanganan bencana juga harusdiiringi proses rehabilitasi parakorban. Nah, ini yang akan kamitawarkan ke Sumbar jika masihdiperkenankan,” sebut BashidKalikov dalam rapat bersama itu.

Bashid menilai kesiapsiagaanbencana masyarakat Sumbar ma-sih relatif awam. Kondisi itu, se-but Bashid, tampak dari masih ba-nyaknya masyarakat Sumbar yangtinggal di daerah rawan bencana.

“Masyarakat harus diberikanpengetahuan kesiapsiagaan ataumitigasi bencana, dengan begitu

sih sebatas kesiapsiagaan gempa. Se-mentara untuk kebencanaan lainnyaseperti banjir, longsor, dan lainnya,baru akan diprogramkan. “Untukkesiapsiagaan bencana gunung api,kini sedang kami siapkan untukbeberapa daerah, termasuk Sum-bar,” kata Dody.

Wakil Gubernur Muslim Kasimmenyatakan, kehadiran lembagaasing dalam membantu Sumbardalam penanganan bencana sangatdiharapkan. “Kita juga mengharap-kan lembaga asing itu bisa mem-bantu dalam membuat perenca-naan pascabencana, sehingga adapenguatan bagi masyarakat meng-hadapi bencana,” kata mantanBupati Padangpariaman duaperiode itu.

Meski begitu, Wagub mengingat-kan, dalam membuat perencanaanpascabencana itu, pemkab/pemkodan masyarakat tetap mempedo-mani kearifan lokal.

Ketua DPRD Sumbar, Yul-tekhnil mengakui penangananbencana ataupun pas-ca-ben-canaharus ada sinergisitas pemerintahdaerah dengan lembaga asing agarberjalan lancar. “Kami di DPRDmendukung program mitigasidengan mengesahkan anggaran Rp7 miliar pada APBD 2013 bagipembangunan shelter di pesisirpantai,” kata Yultekhnil. (*)

risiko korban nyawa bisa diper-kecil,” jelas Bashid

Deputi Bidang PenangananDarurat BNPB, Dody Rus-wandimengakui saat ini ada 90 jutaanpenduduk Indonesia yang tinggaldi daerah rawan bencana.

“Sebagian besar masyarakatyang tinggal di daerah rawan ben-cana itu, awam dengan kesiapsia-gaan bencana. Jadi bila terjadibencana, diyakini risikonya cukupbesar,” jelas Dody.

Menurut Dody, bila terjadi ben-cana skala besar di Indonesia, ti-dak ada batasan bagi organisasi ke-manusiaan dunia untuk terjun

membantu di lapangan. “Nah, halitu pula yang dilakukan UN-OCHApada Sumbar, tepatnya beberapahari setelah gempa besar pada Sep-tember 2009 lalu. Tanpa diminta,mereka (UN-OCHA, red) langsungmenurunkan personelnya mem-bantu penanganan bencana di sini(Padang, red),” ulasnya sepertidilansir Padang Ekspres. ”Yangnamanya bencana, walaupun negarabesar dan kuat sekalipun, merekatetap membutuhkan bantuan darinegara lain,” tambahnya.

Menyangkut program kesiap-siagaan bencana BNPB untuk dae-rah rawan bencana, diakui Dody ma-

FOTO: IWAN/SASARAINA

Suasana gersang di pengungsian Pagai Utara membuat warga mulai tidak betah tinggal terlalu lama.

25 Negara yang tergabung dalam UN-OCHA sepakat untuk membantu Sumatera Barat dalam menghadapi bencana gempa dan

tsunami sebagaimana yang sudah diprediksikan oleh banyak pakar.

FOTO: ISTIMEWA

Page 8: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

8lensa

Rumah panggung milik warga Dusun Muntei terendam banjir hingga mencapai ketinggi 150 cm.FOTO: IWAN/SASARAINA

FOTO: IWAN/SASARAINA

Seorang ibu memegang tangan anaknya di tengah derasnya air banjir yang mengalir

dari luapan sungai Kecamatan Siberut Selatan.

Seorang ibu bersama anaknya duduk di atas pondasi bangunan ketika banjir merendam rumahnya.

FOTO: IWAN/SASARAINA

Beberapa warga di Dusun Muntei menyiapkan diri untuk mengungsi di kawasan yang bebas banjir akibat rumahnya terendam

banjir hingga mencapai ketinggian 150 cm.

FOTO: IWAN/SASARAINA

INI kondisi Desa Muntei danMaileppet saat banjir datang

merendam ratusa rumahwarga hingga mencapai

ketinggian dua meter sejakhari pertama bencana datang.

Namun tim gabunganevakuasi dengan cepat

memberikan bantuan dasarterhadap para korban.

Page 9: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

9 wisata & budaya

MENTAWAI daerah yangdikenal mempunyai beragam ke-kayaan dan potensi alam sangatberharga, namu tidak semua po-tensi itu dapat dimanfaatkan de-ngan optimal.

Sama seperti objek wisata yangterdapat di kawasan Desa Sima-legi, Kecamatan Siberut Barat. Se-buah objek wisata yang begitu di-istimewakan oleh masyarakat se-tempat, yaitu “Gojib” atau yangdisebut Danau.

Danau ini terletak di pertenga-han kawasan Desa Simalegi, Du-sun Sute’uleu tidak jauh dari bibirpantai, untuk menuju danau ha-nya membutuhkan waktu 25 me-nit mendayung sampan manual.

Hal yang memudahkan Ma-syarakat untuk menuju ke danauyaitu dengan terbentuknya jalur airyang menyerupai badan sungaibermuara di bibir pantai tepatnyadi tanjung dekat pemukimanDusun Sute’uleu.

Pada saat musim hujan, muara“Gobjib” ini akan terbuka. Ini di-sebabkan oleh dorongan sungaidari hulu yang bermuara tepat ditengah-tengah danau. Sampai se-jauh ini belum ada jalan darat yangdirintis untuk menuju ke danau.

Danau yang begitu indah ini tak

hanya dapat memberikan kepua-san pada pandangan mata, tetapijuga bisa memberikan pengala-man-pengalaman yang berhargakarena begitu banyak menyimpansejarah-sejarah keajaiban dancerita-cerita penuh mistisisme.

Pada 60 tahun yang lalu danauini keadaannya masih satu bagian,ukurannya hampir seperti lautan,diapit oleh tiga bukit sebelah Ba-rat, Utara, dan Timur. Sehinggapada saat pertamakali ditemukan,danau ini diberi nama “Togat Koat”(anak laut ).

Tetapi sekarang Danau ini su-dah terbagi tiga bagian namun te-tap saling terhubung. Dari ketigabagian danau ini masing-masingnama yaitu; Danau Sigabbu, Da-nau Kakailau, dan Danau Sasi-labbei. Terbaginya danau ini dise-babkan oleh pesatnya pertum-buhan pohon “Bolak” Nipah.

Meskipun ketiga danau ini di-huni oleh ratusan buaya dan baru-baru ini sering muncul bahkanpernah naik dan masuk di areaperkampungan Dusun Sute’uleu,namun hal ini tidak menjadi suatuhalangan bagi orang-orang yangmau berkunjung ke sana.

Sebab masyarakat sudah sejakdahulu sampai sekarang telah

meyakini bahwa buaya-buaya ituadalah keturunan peliharaan Ne-nek moyang, yang ekornya se-ngaja dipotong lalu dilepas de-ngan melalui beberapa upacara-upacara ritual, sehingga buaya-buaya tersebut tidak mau meng-ganggu apalagi mencelakakanmanusia yang bermain bahkanmandi-mandi di sana, dan itu ter-bukti sampai saat ini.

Sampai sekarang ini masyara-kat hanya menggunakan danau iniuntuk tempat santai, wisata seko-lah, dan liburan keluarga. Masya-rakat juga belum menemukan caramerawat yang baik dan solusi un-tuk mencegah pertumbuhan po-hon nipah, dikhawatirkan 50 sam-pai 100 tahun ke depan danau iniakan punah karena pertumbuhanpohon nipah tersebut.

Danau yang sudah pernah di-rintis oleh dua orang turis bebe-rapa tahun lalu termasuk KepalaDinas Pariwisata yang sempat ber-kunjung pada 2011, hanya bisamenunggu nasib, apakah akantetap bertahan dengan keadaanseperti sekarang ini, ataukah akandi pelihara dengan maksimal, ataumungkin akan dibiarkan punahbegitu saja.

(murdani)

Misteri Danau di Desa Simalegi yang dihuni ratusan buaya sampai sekarang belum dikelola oleh Dinas Pariwisata Mentawai.

FOTO: MURDANI/SASARAINA

FOTO: MURDANI/SASARAINA

Page 10: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

10hukum dan peristiwa

ANDA INGIN MEMILIKI USAHAYANG MAJU DAN MENGUNTUNGKAN.

IKLAN SAJA DI HALAMAN BULETIN SASARAINA

PELUANG USAHA

Mentawai, Sasaraina—Se-orang warga Sikakap dinyatakanmelompat dari Kapal Motor(KM) Simasin tujuan Pulau Sikap- Tuapeijat. Aksi nekad itu sampaisaat ini belum diketahui, sehinggatim gabungan dari Polrles, BPBD,TNI AL, Satopol PP, dan DinasPerhubungan Kabupaten Kepu-lauan Mentawai.

Kapolres Kabupaten Kepula-uan Mentawai AKBP Cucuk Tri-hono menyatakan, berdasarkanpengakuan saksi dari salah seorangpenumpang KM Simasin, melihatadanya seorang lelaki melompatdari awak kapal. Saat ini pihakpolres hanya masih menduga ada-nya motif bunuh diri tanpamengetahui masalahnya.

”KM Simasin itu berlayar dariSikakap menuju Tuapeijat, Ke-camatan Sipora Utara, Selasa (30/4), sekitar pukul 7.30 Wib. Ketika

KM Simasin sudah sampai di se-kitar perairan Dusun Sagicik, DesaBosua, Kecamatan Sipora Selatan,mendadak ada seorang lelaki mu-da lompat dari kapal. Di ketahui,korban yang nekad lompat darikapal yang masih berlayar itu ber-nama Candra (25), warga Si-kakap,” jelasnya kepada Sasaraina.

Menurut Cucuk, hasil laporansementara korban pergi ke Tua-peijat di dampingi istrinya. Saat itu,korban sedang mengalami sakitdan akan berobat ke RSUD Tua-peijat. Sampai saat ini, tim gabu-ngan sudah menyisir kawasan per-airan Kecamatan Sipora Selatan,namun belum ada petunjuk baru.

"Istrinya sudah kita mintai ke-terangan, namun hanya sebatasmemberikan informasi kondisisuaminya sedang sakit. Namunkita akan terus melakukan intero-gasi kepada istrinya untuk menge-tahui masalah yang sebenarnya ter-kait aksi nekad suaminya,” ujarnya.

Kepala BPBD Kabupaten Men-

Diduga Bunuh Diri

Nekad Mati Lompatdari Kapal

tawai, Elisa Siriparangbersama tim gabu-ngan lainnya saatmencari korbanmenjelaskan, sam-pai saat ini hasilpencarian masihnihil dan belumada petunjukbaru. Namunbelum bisa di-prediksikan kondisikorban saat ini.

"Hasil pencarian kita bersamatim gabungan lainnya belummendapatkan petunjuk. Hanyasaat kejadian itu, korban lompatkeluar dari kapal dan diketahuioleh penumpang lainnya. Saat itujuga, saksi mata langsung melihatkeluar dari dek kapal, ternyatakorban sudah tidak terlihat lagi.Sontak saksi pun memberikaninformasi kepada Kapten Kapal.Dalam pantauan KM Simasin,korban tidak terlihat lagi setelahmelompat keluar," katanya. (*)

Mahasiswa Mentawai Kecewa

Padang, Sasaraina—Maha-siswa Mentawai di Padang ke-cewa karena janji PemerintahKabupaten Kepulauan Mentawaiyang akan mencairkan bantuanbiaya pendidikan paling lambatMaret 2013 ternyata belum adatitik terang. Sementara dalamAPBD Mentawai 2012, bantuankepada mahasiswa itu tercantumsebesar Rp2,5 miliar.

Wakil Ketua Bidang Peme-rintahan Forum Mahasiswa Men-tawai (Formma) Sumatera Barat,Fredik P. Tampubolon kepadaPualiggoubat mengatakan, sangatkecewa dengan janji pemerintahtersebut.

“Tidak ada kejelasan pencairandana pendidikan tersebut, kamimerasa sangat dikhianati, kamiberharap pemerintah segeralahmencairkan dana pendidikan ter-sebut,” katanya, Rabu, 27 Maret.

“Saya bicara atas nama For-mma sekaligus mewakili mahasis-wa Mentawai, kapan janji Pak Bu-pati waktu mengunjungi mahasis-wa Mentawai pada 9 Desember2012, akan mencairkan dana pen-didikan paling lambat awal Maret,serius atau nggak karena kita disini sangat berharap,” sambungFredik.

Fredik menyebutkan, merekasudah pernah menanyakan hal itukepada Dinas Pendidikan Menta-wai, “Jawabannya saat itu, datakami di sana tidak ada, lalu kamitanya ke DPPKAD, katanya tanyasaja ke dinas bersangkutan, inisangat membingungkan, merekasaling lempar, kami minta Bupatiharus tegas,” ujarnya.

Akibat ketidakjelasan pencairandana tersebut, lanjut Fredik,sekitar 20 mahasiwa Mentawaiyang kuliah di Sekolah Tinggi Ke-guruan dan Ilmu Pendidikan(STKIP) PGRI Padang terancam

dikeluarkan.Penyebabnya kata Fredik, bu-

nyi kesepakatan antara mahasiswadengan pihak kampus yakni pem-bayaran uang praktek lapanganpaling lambat Desember 2012.Bupati Mentawai Yudas Sabagga-let pernah berjanji akan menyele-saikan persoalan itu saat perte-muan dengan mahasiswa 9 De-sember tahun lalu namun hasilnyabelum jelas.

Syafrizal Sanene, salah satumahasiswa STKIP PGRI menye-butkan, sejak dijanjikan bupatihingga saat ini belum ada tindak

lanjutnya. “Sampai sekarang belum, pi-

hak kampus pernah tanyakan ke-pada saya tentang kapan keluarnyadana bantuan pendidikan maha-siswa Mentawai, karena dispen-sasinya sudah lewat,” ujarnyaseperti dilansir puailiggoubat.com.

Ketua DPRD Mentawai Hen-dri Dori Satoko yang dikonfir-masi Puailiggoubat mengatakanpihaknya akan berkoordinasi lagidengan Dinas Pedidikan. ”Kamis,28 Maret, kita ada pertemuan de-ngan Dinas Pendidikan yang jugamembahas hal ini,” ujarnya. (*)

Realisasi Bantuan DanaPendidikan Tak jelas

Jawabannya saat itu, data

kami di sana tidak ada, lalu

kami tanya ke DPPKAD,

katanya tanya saja ke dinas

bersangkutan, ini sangat

membingungkan, mereka

saling lempar, kami minta

Bupati harus tegas”

FO

TO

: IW

AN

/SA

SA

RA

INA

Page 11: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

11 kisah

MENELUSURI SEKOLAH HUTAN DI MENTAWAI

Belajar Sebatas MendengarWAJAH clemotan kusam dengan

baju kumal seadanya, mata para siswayang menuntut ilmu di PedalamanKabupaten Kepulauan Mentawaiselalu fokus menatap wajah gurunyayang sedang membaca buku. Ditengah keheningan hutan belantara,suara 15 siswa bersorak menggemahmengikuti ejaan kalimat yang dibaca-kan seorang guru.

Kabar masih adanya sekolah hutandi Mentawai menjadi perhatian seriusbagi dunia pendidikan Indonesia. Halini akibat sekolah hutan di Mentawaiempat terekspos di salah satu stasiuntelevisi nasional dengan membuatheboh Kementerian Pendidikan.Untuk memastikan semua itu,rombongan Bupati KepulauanMentawai di dampingi Pejabat DinasPendidikan dan Camat Siberut Selatanmengunjungi Dusun Taileleu, DesaTaileleu, Kecamatan Siberut BaratDaya. Kegiatan tersebut memang un-tuk melihat segala pembangunanMentawai yang masih dalam kendala.Di dalam rumah ibadah sudah ber-kumpul puluhan warga Desa Taileleudari berbagai dusun untuk menyam-paikan segala aspirasi terhadap bupatiterkait keterisoliran kampung mereka.

Mendadak seorang guru yangmengajar di pedalaman Dusun Bolo-tok, mengacungkan tanggannyamenyampaikan masalah pendidikandi sekolah yang dialaminya. Meskigedung semi permanen sekolah sudahberdiri dengan bantuan PNPM Man-diri Perdesaan, namun fasilitas pendu-kung belajar tidak memadahi. Akibat-nya, siswa pun balajar seadanya untukmenimba ilmu dalam membangunBumi Sikerei.

"Pak bupati, tolong bantu sekolahsaya yang berada di pedalaman hutanDusun Bolotok. Kami tidak punyabuku tulis untuk para siswa. Sampaisaat ini, siswa belajar hanya sebatasmendengar tanpa menulis. Siswa kamiterdiri dari anak-anak sampai orang tuayang sudah mempunyai anak dan istri.Mereka tidak malu, bahkan semangayuntuk bisa membaca dan menulis,"katanya mengeluh dengan tujuanmeminta bantuan langsung dalamrapat di salah satu rumah Ibadah.

Mendengar hal itu, wajah BupatiMentawai, Yudas Sabaggalet mulaimemucat dan gundah atas informasipendidikan yang baru saja diterima dandidengarnya. Kedua telapak tangannyamenutup wajah dan mengusapnyasambil menarik napas panjang. Tidakterpikirkan olehnya, ternyata masihada anak bangsa di Mentawai yang be-lum layak mendapatkan pendidikan.

"Saya paham. Warga yang tinggaldi Dusun Bolotok itu umumnyabekerja bukan ditukar menjadi uang,melainkan hasil ladangnya diolahhanya untuk makan sehari-hari. Makasaya mengharapkan seorang guruharus cerdas dan bisa melakukannyadengan cara barter. Saya sarankan, kalaugurunya pergi ke Ibukota DesaTaileleu belanja buku dan alat tulis,kemudian di jual kepada orang tuasiswa secara berter. Selain itu, bulandepan kita akan kirimkan buku bacaanmata pelajaran sesuai dengan kebu-

tuhan seklah di Pedalaman DusunBolotk," singkat Yudas memelas.

Belum usai rapat dengar pendapatbersama warga, mendadak Yudas ke-luar ruangan mengajak beberapa rom-bongan yang dibawanya untuk mem-bantu secara langsung kepada seorangguru yang megajar di Dusun Bolotok.Bantuan beberapa juta berupa uangtunai akan diberikan langsung gunamembeli buku dan alat tulis.

"Bu guru, baru saja saya kumpul-kan uang dari rombongan yang sayabawa. Tolong uang ini dibelanjakanuntuk membeli buku dan alat tulisguna dibagikan kepada setiap siswa.Mohon dengan sangat, didiklah anak-anak saya menjadi manusia yang ber-kualitas," pesan Yudas kepada seorangguru tersebut yang baru lulus PNS tigatahun lalu.

Keesokan harinya, Yudas bersamarombongan pun menuju DusunSalappak, Desa Muntei, KecamatanSiberut Selatan. Perjalanan di awali dariDusun Puro dan terus melaju meng-gunakan speedboat menantang arussungai. Sampah dan bongkahan kayupun banyak melintang di tengahsungai akibat terseret banjir beberapaminggu lalu. Perjalanan dari DusunPuro menuju Dusun Salapak denganmenyusuri sungai menelan waktu de-lapan jam. Sampai pada Dusun Sala-pak di pedalaman, beberapa wargasudah berdiri ditepi sungai untuk me-nyambut. Namun dari beberapa wargayang siap menyambut itu satu pun diantara mereka tidak mengenal wajahseorang bupati. Sambil berjalan, kepalaDusun Salapak pun datang menyalamibupati.

"Sudah kenal kan, ini bupati kita.Namanya Yudas Sabaggalet, asalnyajuga dari Pulau Siberut," kata Kepala

Dusun Salapak yang datang terlambatmengenalkan kepada warganya.Spontan, puluhan warga yang me-nyambut pun kembali menyalami Yu-das Sabaggalet. Warga pun tidakmenyangka, kalau Bupati mereka maublusukan sampai ke pedalaman untukmelihat warganya yang hidup dalamketerbatasan dan kemiskinan.

Di Dusun Salapak terlihat rumah-nya sudah cukup modern. Sebagianrumah warga ada yang semi permanen.Rombongan bupati pun makan soresambil mendapatkan informasi terkaitpendidikan di Dusun Salapak, sebagaidusun pedalaman.

"Kita sudah ada SD pak. Anak-anak sudah belajar dengan fasilitas se-kolah yang lumayan cukup mendu-kung. Hanya kalau meneruskan jenjangSMP, mereka harus ke Desa MuaraSiberut Ibukota Kecamatan SiberutSelatan. Bagi kami itu terlalu jauh danmembutuhkan biaya yang sangattinggi. Jadi masih banyak anak-anakdi sini pendidikannya sampai tamatSD saja," jujur Kepala Dusun Salapakkepada Sasaraina.

Usai makan sore, rombonganbupati pun meneruskan perjalananuntuk meihat kondisi sekolah hutanterkini di Dusun Magosi. Perjalananmenyusuri sungai pun kembai ditem-puh dengan menghabiskan waktusekitar dua jam. Menjelang petang,rombongan pun di sambut oleh limawarga bersama anak-anak di tepi su-ngai. Warga Dusun Magosi juga tidakmengenal seorang bupatinya. Merekasekadar menyalam dan senyum danlangsung mendampinginya berjalanmenuju rumah tokoh masyarakat un-tuk menginap. Setiba di rumah salahseorang tokoh masyarakat, kaum iburumah tangga itupun menyibukkan

diri membuat hidangan makanankhas pedalaman Mentawai yang ter-buat dari bahan baku sagu yang dibalutdengan daun atap nipah, kemudiandibakar sampai matang. Selain itu, jugadisuguhkan keladi bercampur pisangyang sudah diolah layaknya lapek(Padang-red), sebagai koleksi hida-ngan kue khas pedalaman Mentawai.Cukup nikmat di samping untukmengganjal perut yang sudah laparmenunggu makan malam.

Umumnya, warga Dusun Magosimakanan pokoknya sagu, keladi danpisang. Sebagian warga menyatakan,sudah puluhan tahun mereka hidupdi Dusun Magosi tidak makan nasi.Sebab sejak kecil mereka memangsudah diberi makan dari sagu, keladidan pisang. Namun kadang merekacemburu dan bertanya melihat pulu-han karung beras bulog di atas speed-boat melintasi peraian sungainya un-tuk didistribusikan ke Dusun lainnyayang sudah maju. Meski demikian,akhirnya warga Dusun Magosi punsempat menikmati rasa beras setelahmenerima bantuan banjir dari BPBDMentawai beberapa Minggu lalu.

Ternyata sekolah hutan itu bukanberada di Dusun Magosi, tapi masihjauh dan harus ditempuh jalan kakimenembus hutan sekitar satu jam le-bih. Melihat kondisi fisik rombonganbupati mulai lemah, akhirnya niat un-tuk mengunjungi sekolah hutan tidakterpantau secara dekat. Hanya dila-kukan rapat dengar pendapat bersamawarga dan tokoh masyarakat DusunMagosi untuk mengetahui keadaansekolah hutan. Mujurnya, salahseorang guru sukarela yang mengajardi sekolah hutan itu turut hadir,sehingga bisa mendapatkan informasikeberadaan yang sebenarnya.

Seorang guru yang mengajar diSekolah Hutan menceritakan, limatahun yang lalu memang anak-anakhanya belajar di bawah pohon rindang.Siswa tersebut menerima pelajaransebatas mendengar saja akibat belumada fasilitas pendukung seperti bukudan alat tulis. Namun baru beberapatahun terakhir ini, siswa sudah mulaibelajar menulis dan membaca denganbantuan dari LSM lokal Mentawai.

"Sekarang rumah warga yangtinggal di pedalaman itu sudahberkumpul. Bahkan sudah didirikanrumah ibadah untuk sarana belajarpara siswa yang awalya belajar di tengahhutan. Itu sebabnya diberi namasekolah hutan," jelasnya ketika mem-berikan keterangan kepada rombo-ngan bupati usai makan malam.

Menurutnya, para siswa tersebutsangat antusias untuk sekolah. Meskitinggal di pedalaman, tapi mereka me-miliki kelebihan ingatan menghadapsemua materi yang diberikan oleh se-orang guru. Hal ini merupakan modalyang sangat mendukung bagi anak-anak sekolah hutan untuk bisa cepatmemahami setiap pelajaran yangdiberikan seorang guru.

"Aneh, anak-anak sekolah hutan itumemiliki kemampuan ingatan yangcukup kuat. Pelajaran yang kami be-rikan beberapa hari itu masih sang-gup diingatnya. Ini modal bagi kamidan anak-anak untuk bisa pintar dancerdas. Hanya tinggal tambahan fasi-litas belajar saja, seperti sekolah denganfailitas pendukung yang memadahi,"harapnya.

Sampai saat ini, tercatat kurang le-bih sekitar 15 siswa asal sekolah hu-tan yang dididik. Sebagian di antaramereka sudah melanjutkan sekolahdasar umum dari pemerintah Menta-wai di Dusun Salapak. Sebab umum-nya, para siswa sekolah hutan tersebutdididik sampai kelas tiga. Proseskenaikan kelas pun diseleksi denganstandar bisa baca dan tulis. Umumnyasiswa kelas satu itu sudah berusiasembilan sampai dua belas tahun.

"Standar menaikan kelas bagi kami,anak-anak itu sudah bisa membacadan menulis. Selain itu, juga adapenilaian lainnya," ujarnya.

Menyikapi hal ini, Yudas Sabaggaletpun akan menarik semua anak-anaksekolah hutan tersebut untuk menda-patkan pendidikan yang layak. Renca-nanya, di Dusun Magosi akan didiri-kan SD pilial dari Dusun Salapak. Na-mun pihak pemerintah akan melaku-kan koordinasi terhadap LSM lokalMentawai dan yayasan lainnya yangsudah mengelola dan mendidikananak-anak pedalaman tersebut.

”Jadi intinya sekarang tidak ada lagisekolah hutan di Mentawai. Sebabmereka sekarang itu kan sudah belajardi dalam rumah ibadah, meskipunkampungnya masih di kelilingi hutan.Ini penting, agar terkesan dan tidakada lagi informasi keluar Mentawaiadanya sekolah hutan. Jika mereka paraorang tua yang tinggal di pedalamanbersedia bergabung di Dusun Magosiini, maka kita akan bangun sekolahSD pilial,” tegas Yudas penuhharapan. (*)

Seorang anak mempraktikan membaca sehelai kertas dengan isi tulisan perjalanan jurnalis

FOTO: DOK SASARAINA

Page 12: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

12sorot

AnggaranRakorDicoret

DIPUJI, tapi selalu dikritik dan diprotes. ItulahPNPM Mandiri Perdesaan yang selama ini menjadiujung tombak dalam melakukan pembangunan sam-pai ke pelosok Desa. Meski demikian, semua programkegiatan yang dilakukan PNPM Mandiri Perdesaansangat bermanfaat dan dinikmati oleh seluruh wargaBumi Sikerei yang tinggal di pelosok desa.

Sejauh ini, banyaknya kendala dalam merealisasikanprogram PNPM Mandiri Perdesaan di Bumi Sikereiakibat minimnya komunikasi, baik terhadap pemerin-tah maupun masyarakat sendiri. Semua itu juga diaki-batkan tidak adanya rapat koordinasi antara PNPMMandiri Perdesaan dengan pemerintah Mentawai danmasyarakat.

Fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan KabupatenKepulauan Mentawai Feri Irawan menyatakan, rapatkoordinasi sangat perlu dilakukan untuk merealisasikansemua program kegiatan. Sebab melalui rapat koordi-nasi tersebut, pemerintah dan masyarakat semakinmemahami rencakan kerja yang akan dilakukan.

”Minimal dalam setahun tiga kali dilakukan rapatkoordinasi antara PNPM Mandiri Perdesaan denganpemerintah yang melibatkan masyarakat Mentawai.Sebab dengan rapat koordinasi tersebut, adaperencanaan sekaligus evaluasi terhadap semua programPNPM Mandiri Perdesaan. Maka melalui rapatkoordinasi itulah ada jalan keluar untuk menyelesaikanmasalah yang dihadapi PNPM Mandiri Perdesaan,” jelasVeri Irawan pada acara rapat koordinasi yang digelardi aula kantor Bappeda, Tuapeijat, Mentawai.

Kesempatan sama juga disampaikan Kepala BadanPemberdayaan Masayarakat dan Keluarga Berencana(BPM KB), Sermon, bahwa rapat koordinasi antaraPNPM Mandiri Perdesaan dengan pemerintah yangmelibatkan semua pelaku PNPM sangat dibutuhkan.Hal ini harusnya menjadi pertimbangan bagi anggotaDPRD Kepulauan Mentawai untuk memberikan ang-garan rapat koordinasi setiap tahunnya.

”Kami sangat mengharapkan, kepada anggotaDPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2014jangan dicoret lagi untuk anggaran rapat koordinasiPNPM Mandiri Perdesaan. Bila perlu, untuk anggaranperubahan nanti sudah ada dana untuk rapat koordinasi,sehingga progres PNPM Mandiri Perdesaan bisa direa-lisasikan dengan maksimal,” harap Sermon.

Menurut Sermon, sejauh ini, program PNPMMandiri Perdesaan di Mentawai sangat mendukunglajunya pembangunan pemerintah. Sebab dengan ha-dirnya PNPM Mandiri Perdesaan, pembangunan jalan,jembatan, gedung sekolah sudah menyentuh sampai kepelosok desa. Menariknya lagi, masyarakat jugamendapatkan pembinaan pertanian serta keterampilanlainnya.

”PNPM Mandiri Perdesaan sudah melatih para petaniuntuk membudidayakan kakao. Di samping itu paraibu rumah tangga juga dibekali keterampilan untukmenyalurkan potensi serta mendongkrak ekonomikeluarga. Ini sangat positif dan harus didukung olehsemua pihak, khususnya pemerintah dan DPRD Ka-bupaten Kepulauan Mentawai,” ujarnya.

Untuk saat ini, anggaran rapat koordinasi terpaksamenggunakan dari anggaran sekretaris daerah Mentawai.(*)

Kinerja PNPM MinimKomunikasi

Pei-Pei Terang tanpa PLNTERANGNYA malam di Bumi

Sikerei melalui Pembangkit ListrikNegara (PLN) belum semua menyen-tuh di pelosok pedesaan Mentawai. Se-bagian masih gelap gulita tanpa adasentuhan lampur dari PLN atau punmesin diesel. Namun cepat atau lam-bat, Mentawai terang seperti yang di-rencanakan oleh pemerintah Mentawaibakal terjadi di seluruh pelosok desayang ada di Bumi Sikerei.

Seperti Ibukota Kecamatan Pei-Pei,kini lampu sudah masuk ke rumahwarga. Tentunya, terangnya DusunPei-Pei di malam hari dengan adanyapembangkit listrik desa (mesin diesel)bantuan dari PNPM MandiriPerdesaan. Meski penerangan lampudi malam hari masih terbatas, namunwarga bisa menikmati hiburan melaluitelevisi, VCD dan lainnya. Selain itu,anak-anak juga bisa belajar malamdengan tekun di malam haris denganterangnya listrik desa.

Camat Siberut Barat Daya, Pir Pau-lus menyatakan, sejak adanya bantuanmesin listrik dari PNPM MandiriPerdesaan, kehidupan di malam haridi Dusun Pei-Pei mulai berubah. Sua-sana silaturahmi di malam hari kerapdilakukan ketika adanya lampu. Tidakseperti sebelumnya, menjelang petang,biasanya warga lebih memilih mengu-rung di dalam rumah sampai pagiuntuk istirahat.

”Lebih pentingnya lagi, sekaranguntuk rapat dengan warga justru se-ring dilakukan malam hari. Sebab ka-lau pagi sampai sore, warga selalusibuk bekerja di ladang sebagai petani.Maka dengan adanya lampu, rapat

pertemuan dengan warga membahaspembangunan kecamatan di malamhari, dan warga pun yang datang cu-kup banyak,” jelas Pir Paulus.

Bupati Kepulauan Mentawai, Men-tawai terang memang sudah diren-canakan. Namun setidaknya, sebelumdisentuh oleh PLN, akan diterangidengan cara yang sederhana melaluimesin diesel. Namun melalui kese-derhanaan, justru akan lahir optimismembangun Mentawai lebih cepat.

”Jadi program Mentawai terang ti-dak harus dengan PLN, dengan dieselyang sederhana ini juga sama terangnya.Namun memang belum bisa dijadikan

ketergantungan atau dukungan untukmembuat home industri. Sebab daya-nya listriknya juga terbatas,” jelasnya.

Menurut Yudas, semua programPNPM Mandiri Perdesaan di Menta-wai sangat bermanfaat untuk warga-nya. Mulai pembangunan fisik, sepertijalan, jembatan, bangunan sekolah,beasiswa sekolah dan guru, pendidikandan pelatihan bagi warga Mentawaiuntuk mengembangkan potensinya.

”Kita akan selalu mengharapkanPNPM Mandiri Perdesaan menjadisalah satu lembaga yang sangat ber-manfaat bagi masyarakat Mentawai,”ujarnya. (*)

Jajaran pemerintah bersama tim PNPM Mandiri Perdesaan menggelar rapat koordinasi tanpa restu anggaran di Aula Kantor Bappeda Tuapeijat.

FOTO: IWAN/SASARAINA

FOTO: IWAN/SASARAINA

BUPATI Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet bersama Ketua DPRD Hendri Dori Satoko,

Kepala BPM KB Sermon, Camat Siberut Barat Daya Pir Paulus foto di depan bangunan mesin

genset bantuan PNPM Mandiri Perdesaan.

Page 13: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

13 sorot

Tata Ruang Pei-Pei Direncanakan

SEJAK Siberut Barat Daya di-jadikan sebagai kecamatan, na-mun sampai saat ini fasilitas pen-dukung kecamatan tersebut be-lum maksimal. Infrastruktur jalanbangunan sekolah lainnya dipan-dang perlu untuk ditingkatkan la-yaknya kecamatan yang lainnya.

Bupati Kepulauan Mentawai,Yudas Sabaggalet menyatakan,Dusun Pei-Pei sebagai ibukota ke-camatan sudah saatnya harus ber-benah. Untuk melakukan pem-benahan itu, maka perlu dilakukanperencanaan tata ruang. Jika sejakawal penataan tata ruang dilaku-kan, maka ke depannya untukmenindak lanjuti pembangunansangat mudah tanpa ada kendala.

”Kita jadikan samping kantorcamat ini sebagai kawasan peru-mahan warga, sekolah SD, SMP,SMA dan puskesmas. Sebab disini letaknya sangat strategis. Jikaseperti ini kondisinya, dalamjangka semenit Dusun Pei-Peiakan habis tersapu oleh tsunami.Sebab letaknya terlalu dekat de-ngan pantai serta dataran yangmenghampar luas,” jelas Yudasmemberikan saran kepada CamatSiberut Barat Daya, Pir Paulus.

Yudas mengharapkan, sejakdini camat beserta warga terusaktif melakukan pendekatan danmusyawarah terkait arah pemba-ngunan di Dusun Pei-Pei sebagaiibukota kecamatan. Sebab jikawarga tidak mengetahuinya, makapemabangunan nantinya bakal

menuai banyak masalah dan ken-dala secara teknis.

”Pastikan status tanahnya. Usa-hakan masyarakat memberikanhibah, sehingga pembangunanbisa lancar. Sebab pembangunandi Mentawai sering terkendala aki-bat tanahnya bermasalah. Akibat-nya, kita sering gagal melakukanpembangunan,” katanya.

Rencananya, di Dusun Pei-Peitahun 2014 segera akan dilakukanpembangunan sekolah tingkatSMP dan SMA. Ini perlu dila-kukan untuk mengurangi mahal-nya biaya pendidikan untuk tingkatSMP dan SMA. Sebab selama ini,

siswa di Kecamatan Siberut BaratDaya untuk tingkat SMP danSMA harus melanjutkan di Keca-matan Siberut Selatan. Jarang yangjauh tersebut sangat syarat denganmahalnya biaya pendidikan. Aki-batnya, sebagaian orangtua di Ke-camatan Siberut Barat Daya ha-nya sanggup menyekolahkananaknya sampai SMA dan SMA.

”Kalau anak-anak melanjutkanpendidikan SMP dan SMA diSiberut Selatan sudah banyakbaiaya. Orang tuanya setiapbulannya harus mengirim uangkos, makan bulanan, serta belanjahariannya. Ini sangat besar. Selain

itu, kalau SMP dan SMA di ba-ngun di Dusun Pei-Pei, orangtuanya juga bisa memantaupergaulan anak-anaknya di luarjam sekolah,” ujarnya.

Yudas mengaharapkan, di ta-hun 2013 ini, semua desain mas-ter plan untuk tata ruang DusunPei-Pei harus selesai. Ini perlu agarpihak Bappeda bisa memberikananalisa terkait pengelolaan tataruang Dusun Pei-Pei sebagaipusat ibukota kecamatan.

”Memang yang akan mem-buat master plan-nya nanti pihakBappeda. tapi untuk sementaradari Kecamatan Siberut Barat

Merencanakan pembangunantidak harus di hotelberbintang dengan

menghabiskan dana ratusanjuta. Namun cukup di awahgubuk reot di ujung Dusun

Pei-Pei, Desa Taileleu,Kecamatan Siberut BaratDaya. Mengawali rencana

pembangunan, PNPMMandiri Perdesaan pun

dituntut untuk berpartisipasimensukseskannya.

Daya juga mempersiapkannya.Jadi kalau sama-sama bekerja kanpembangunan lebih cepatselesainya,” tuturnya.

Camat Siberut Barat Daya, PirPaulus menyatakan, pihaknyasendiri sengaja membangun jalandi ujung Dusun Pei-Pei. Tujuan-nya, untuk menarik simpatikwarga agar bersedia pindah. Se-lain itu, juga untuk antisipasi an-caman gempa dan tsunami.

”Sebab untuk saat ini, pemu-kiman warga sangat dekat denganbibir pantai. Dan ini risikonyasangat besar terhadap bencanagempa dan tsunami,” ujarnya. (*)

Harga Rendah, Petani Biarkan Pisang MembusukMentawai, Sasaraina—Ren-

dahnya tarif yang diberikan parapengepul pisang yang datang didusun Belekraksok, desa Malak-kopak, kecamatan Pagai Selatan,membuat warga enggan menjualpisangnya. Mereka membiarkanpisang tersebut matang di pohon-nya lalu membusuk ketimbangmenjual dengan harga yangditekan.

Menurut Tika, salah seorangwarga, dulu ada warga dari dusunSeaybaru, desa Sikakap yang

membeli pisang mereka namunharganya terlalu rendah hanya Rp6ribu per tandan untuk ukuran be-sar dan Rp3 ribu per tandan untukyang kecil.

“Modal kerja saja tidak balik,mau beli gula tidak cukup apalagiberas, tidak sebanding,” katanya.

Padahal menurut Tika, meng-angkut pisang dari ladang sangatsusah karena jaraknya sekitar 2kilometer dan bebannya yangberat. Dari ladang, pisang merekatumpuk di tepi jalan, kemudian

pengepul datang mengambil.Beberapa kali mereka coba ber-

negosiasi dengan pengepul untukmenaikkan harga, namun hasilnyanihil.

”Kata mereka (pengepul) har-ganya cuma segitu, ya daripadakasih untung orang lain, pisangkami biarkan membusuk di la-dang, karena buat konsumsi dirumah sudah berlebih,” katanya.

Menambahkan kata Tika, AniSaogo, warga lain menyebutkan,sebagian kecil warga terpaksa

menjual pisang ke pengepul ka-rena desakan kebutuhan uanguntuk menutupi keperluan keluar-ga.

”Situasinya sangat dilematis,dijual rugi, tidak dijual juga rugi,”katanya.

Terkadang lanjut Ani, anak-anak mereka yang sekolah diSMAN I dan SMPN I Pagai Uta-ra Selatan di Sikakap minta diki-rim belanja, dengan kondisi eko-nomi berat seperti ini merekaterasa ditekan.

Tika menambahkan, terkadangdirinya berkhayal ada pabrik ataupengolahan pisang di Sikakap agarpisang mereka laku dengan hargayang lebih manusiawi.

“Kami berharap pemerintahmemberi solusi tempat pemasa-ran pisang dengan harga yang la-yak, kontrol harga di tingkat pe-tani juga perlu, karena jika terpe-nuhi kebutuhan masyarakat makamasyarakat tidak akan gelisah dansengsara,” katanya seperti dikutippuailiggoubat.com.

Bupati Kepulauan Mentawai di dampingi Ketua DPRD Hendri Dori Satoko, Camat Siberut Barat Daya Pir Paulus, Kepala Dusun Pei-Pei saat merencanakan pembangunan

ibukota kecamatan di bawah gubuk reot.

FOTO: IWAN/SASARAINA

Page 14: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

14pendidikan

Proses Belajar Mulai Normal

Syaiful Jannah

Mentawai, Sasaraina—MeskiPemerintah Kabupaten KepulauanMentawai menyatakan tanggap daruratbanjir sampai 18 April, namun aktivitasbelajar mengajar tidak terganggu secarasignifikan. Untuk kawasan sekolah yangterendam banjir, para siswa akan alih-kan dan digabungkan dengan sekolahlainnya yang masih dekat di masing-masing desa tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan KepulauanMentawai, Syaiful Jannah menyatakan,sekolah yang terendam hanya untuktingkat SD. Namun tidak semua SDterendam akibat banjir. Artinya, hari ke-dua pascabanjir, sekolah sudah bisadifungikan kembalu untuk prosesbelajar mengajar.

”Hanya tingkat SD saja yang teren-dam banjir, itu pun tidak semuanya. Jadidalam tanggap darurat ini, mungkinsekolah yang terendam banjir diga-bungkan dulu dengan sekolah SD lain-

nya yang masih satu desa. Tujuannyaagar pelajaran siswa tidak tertinggaljauh,” ujarnya kepada Sasaraina di DesaMuara Siberut.

Menurut Syaiful Jannah, bencana banjir

yang melanda tiga kecamatan di PulauSiberut tidak akan mengganggu prosespersiapan Ujian Nasional. Sebab padaprinsipnya, masing-masing satu ke-camatan hanya satu titik tempat untukujian. Jadi UN pasti akan lancar.

Diyakinkannya, untuk beberapasekolah SD yang terdampak banjirsudah mulai melakukan proses belajarseerti biasanya. Sebab sekolah tidak adayang rusak akibat banjir, melainkanhanya beberapa buku perpustakaanyang rusak, namun masih ada sebagianyang layak pakai untuk dibaca.

”Sekolah yang terdampak banjir ha-nya tingkat SD saja, untuk SMP danSMA semuanya aman. Kita yakin bisamenghadapi UN dengan suasana nor-mal. Sebagai harapan, saat ujian nasionalnanti, semoga tidak ada hujan derassampai seminggu yang disertai denganbanjir pada saat siswa mengikuti UN,”harapnya. (*)

Bukan Sekolah Hutan, tapi Kelompok Belajar

Hasil UAS SMAN ISiberut Selatan danPUS Memuaskan

Mentawai, Sasaraina—Dua SMA di Mentawai yakniSMAN I Siberut Selatan dan Pagai Utara Selatan yangtelah melaksanakan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yangtelah digelar seminggu yakni 18-23 Maret. Dari hasil yangdidapat, kedua kepala SMAN itu mengaku cukup senangkarena jumlah nilai anak didiknya cukup memuaskan.

Kepala SMAN I Siberut Selatan, Yubob Salim, menga-takan, hasil UAS anak didiknya tidak mengecewakankarena nilai tersebut memenuhi standar minimal jumlahnilai yakni 70. Sementara mata pelajaran yang diujikansaat itu berjumlah 11 bidang studi atau semua matapelajaran kecuali praktek.

“Dengan hasil ini, siswa sudah memiliki modal untuklulus, nanti tergantung nilai ujian nasionalnya bagaimanayang akan dilaksanakan dua minggu lagi,” katanya saatdihubungi Puailiggoubat lewat telepon, Jumat, 29 Maret.

Proses pelaksanaan ujian yang diikuti 169 siswa inikata Yubob, berjalan lancar, sementara tempat pelaksa-naan di gedung baru yang berlokasi di Maileppet karenagedung lama yang ada di Muara Siberut tak layak lagi.

Saat ini, lanjut Yubob, dirinya beserta guru-guruberkonsentrasi mempersiapkan siswa untuk menghadapiUN. “Saat ini pelajaran sudah selesai, maka kami fokusmemberi pelajaran berupa kisi-kisi UN kepada siswa agarmereka tidak kaku saat pelaksanaannya nanti,” ujarnya.

Agar semua berjalan lancar, Yubob berharap kepadaorang tua murid mendorong siswa untuk belajar lebih giatdan mengurangi beban kerja kepada siswa khususnyakelas III agar mereka lebih fokus.

Yubob menyebutkan, mesti persiapan sudah maksimalnamun ia tidak berani memasang target kelulusansiswanya saat UN nanti. “Yang jelas kami siap danberharap lulus 100 persen,” katanya.

Senada dengan Yubob, Kepala SMAN I PUS, RitaWati, menyebutkan hasil UN anak didiknya yang ber-jumlah 185 orang sudah ada. “Jumlah nilai minimal yangmereka dapat 80 sementara yang tertinggi 90,” katanya dihari yang sama.

Dengan hasil ini, lanjut Rita, murid sudah memiliki modallulus sebesar 40 persen, dan untuk menentukan lulusnyananti kalau UN sudah dilaksanakan dengan persentase60 persen. “Kedua nilai itu nanti digabung , baru ditentukansiswa memenuhi kriteria lulus atau tidak,” ujarnya.

Rita mengatakan, hasil UAS telah mereka kirimkanke Puskom Padang untuk dikalkulasikan jika nilai UNsudah ada. “Yang jelas kami berharap tidak ada kendala,dan anak didik saya lulus semuanya,” katanya sepertidilansir puailiggoubat.com.

SEJAK munculnya kehadiranaktivitas anak pedalaman di sebe-lah Dusun Magosi, Desa Muntei,Kecamatan Siberut Selatan, di sa-lah satu televisi nasional, pemerin-tah pusat sampai daerah Menta-wai meradang. Dalam acara khu-sus di televisi itu, anak-anak yangkonon tergabung dalam sekolahhutan ditampilkan dalam rupasangat memprihatinkan.

Camat Siberut Selatan Tambu-nan Lumban Raja menyatakan, su-dah lama anak-anak pedalaman itutidak sekolah di hutan, melainkanbeajar di dalam gereja. Artinya tidak

ada lagi aktivitas belajar anakMentawai di tengah hutan sepertiyang ditontonkan ditelevisi nasional.

”Menurut saya mereka buka se-kolah hutan, tapi kelompok bela-jar. Sebab sekolahnya sekarang su-dah di dalam gereja,” tegasnya ke-pada Sasaraina.

Lumban menyatakan, ketikaanak-anak pedalaman tersesebutsudah belajar di dalam gereja, tapiekspos televisi masih di hutan, ber-arti sama halnya melakukan eksploi-tasi budaya dan anak-anak Men-tawai untuk keuntungan sendiri.Harusnya, dalam melakukan liputan

program khusus dan tertentu, perlumelakukan koordinasi denganpemerintah setempat, sehingga bisamenghasilkan karya liputan yangberkualitas dan seimbang.

”Kalau kita diberitahu bahwaadanya liputan khusus anak pe-dalaman Mentawai, tentu akan kitajelaskan terlebih dahulu. Sehinggaperencanaan liputan bisa berkua-litas dan seimbang. Kalau sepertikemaren yang tayang ditelevisi,memang berkualitas, tapi tidakseimbang. Sebab tidak seperti itukondisi dan sertia sebenarnya,"ujarnya. (*)

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet bersama Kepala BPM KB saat membaca buku yang dijemur karena basah akibat terendam banjir di

Dusun Monganpoula.

FOTO: KHALID UNTUK SASARAINA

FOTO: IWAN/SASARAINA

Page 15: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

15 politika

Warga Laporkan 100 JaksaNakal Per Bulan

Tokoh PerempuanMentawai Bakal Lahir

SUDAH tiga periode proses pemilihanlegislatif berjalan, namun sampai saat ini belummuncul sosok perempuan Mentawai yangduduk dikursi legislatif. Artinya, selama tigaperiode terakhir pandangan perempuan Men-tawai masih minim untuk menyetarakan diridengan kaum laki-laki. Terkesan, pekerjaan pe-rempuan sebatas di rumah dan mengasuh anak.

Wakil Bupati Kepulauan Mentawai RijelSamaloisa mengakui, paradigma perem-puan Mentawai 15 tahun yang lalu me-mang belum maju. Mereka meng-anggap, bahwa peran perempuansebatas mendampingi suami danmenyelesaikan pekerjaan rumahtangga. Padahal, untuk zaman se-karang, peran perempuan sangatpenting dalam menciptakan ke-berhasilan pembangunan nasio-nal, khususnya dikancah politik.

”Sekarang zaman sudahberubah, maka kaum perem-puan Mentawai harus bang-kit dan bisa menyeimbangkandiri dengan kaum laki-laki.Saya mendengar, sudah ba-nyak kaum perempuan Mentawaiyang mendaftarkan diri sebagaicalon legislatif tahun 2014 men-datang,” ujarnya saat memberikankata sambutan pada lomba kebayaperingatan Hari Kartini di AulaKantor Bappeda, Tuapeijat.

Menurut Rijel, untuk tahun2014 nanti, perempuan Mentawaiyang mendaftarkan diri sebagaicalon legislatif bukan hanyasekadar untuk memenuhi syaratkuota partai saja, melainkan me-mang ada tekad untuk menjadi ang-gota legislatif. Jika ini terjadi, makaperempuan Mentawai tahun 2014tidak lagi menjadi tumbal politik dalammemenuhi persyaratan partai politik.

”Saya yakin, 2014 nanti, ada perempuanMentawai duduk di kursi legislatif. Jika initerjadi, maka banyak lahir tokoh perempuanMentawai sebagaimana yang ditunggu dandinantikan,” optimisnya. (*)

Padang, Sasaraina—Buruknya penanganan hukum

dan tingkah aparatur penegakanhukum di negeri ini masih menjadi

sorotan. Jaksa nakal sampai hari inimasih bergentayangan. Setiap bulan

Komisi Kejaksaan (Komjak) menerima100 laporan masyarakat terkait jaksa nakal.Artinya, setiap hari minimal ada 3 laporanyang masuk ke Komjak.

“Rata-rata saya terima laporan jaksabermasalah 100 buah per bulan. Dalamempat bulan belakangan ini, sudah ada 600laporan,” kata Ketua Komjak HoliusHosen di Padang baru-baru ini. Putrakelahiran Kuranji, Padang ini menjelaskan,laporan masyarakat rata-rata tentang jaksapemeras.

Sebagian besar pengaduan masyarakatitu telah dilengkapi bukti-bukti beruparekaman percakapan, video, serta buktilainnya. “Rata-rata laporannya sudah leng-kap dengan bukti dan data-data,” ujarmantan Kajati Sumbar itu.

Karena itu, dia mengingatkan korpsAdhyaksa memperbaiki diri. “Saya mintakejaksaan hati-hati, rakyat tidak bisadibodohi lagi, mereka tentu tidak bisa teri-ma kalau rasa keadilan mereka diusik.Coba bayangkan ada laporan yang sayaterima langsung dari Ternate. Tentunya kitaminta Kejagung menindaklanjuti laporanseperti itu,” tuturnya.

Dia menjelaskan, dalam SOP (standardoperation procedur), sebelum laporan ituditindaklanjuti, ada beberapa mekanismeyang harus dilalui oleh pelapor. Setelahmendapat laporan masyarakat, lalu dibahasdi internal Komjak. “Jika dinyatakan layak,Komjak menyurati Kejaksaan Agung (Ke-

jagung) agar menindaklanjuti rekomendasiKomjak,” terangnya.

Selama beberapa tahun belakangan, kataHalius, Komjak sudah memberikanrekomendasi kepada Kejagung terhadapjaksa-jaksa bermasalah tersebut.Rekomendasi yang diberikan berupa sanksiringan hingga berat. “Ada juga beberapajaksa nakal itu dihu-kum dipidana,”tuturnya.

Halius tak menampik jika sumber dayamanusia (SDM) kejaksaan belum sepertiyang diharapkan. “Yang jelas perlu recov-ery SDM jaksa,” te-gasnya.

Masih sekaitan dengan jaksa nakal itu,Halius menyadari keterbatasan Komjakmelakukan pengawasan mengingat jumlahSDM Komjak terbatas.

“Saya sadari kemampuan kami terbatasmengawasi seluruh jaksa di Indonesia.Begitu juga tidak mungkin itu diawasi olehJaksa Agung Muda Pengawasan di selu-ruh daerah,” paparnya.

Namun, Halius menegaskan hal itu tidakmenjadi hambatan Komjak dalammenjalankan fungsinya. Salah satu upayayang dilakukan Komjak, menggandengsejumlah perguruan tinggi di Indonesia se-bagai bentuk perpanjangan tangan kerjapengawasan Komjak di daerah.

“Itulah salah satu upaya kita mem-bangun jaringan pengawasan di daerah,terutama dalam rangka menggerakankekuatan LSM,” ujarnya seperti dilansirPadang Ekspres.

Di samping itu, jelas Halius, Komjakjuga mengusulkan kepada Kejagung untukmelakukan pengawasan melekat terhadapanak buahnya di daerah.

“Kita juga mengusulkan pendelegasianwewenang jaksa agung pada jaksa tinggidi kejaksaan tinggi di daerah. Tujuannyauntuk memberikan wibawa kepada Ka-jati di daerah. Ini sedang diuji coba ditahun 2013 ini,” terangnya.

Dia tak menampik kinerja kejaksaanmasih jauh dari yang diharapkan baik darisegi kualitas dan kuantitas. (*)

Ketua Komjak :Kinerja Kejaksaanmasih Jauh dari

Harapan

Perkuat Peran Politik PerempuanPadang, Sasaraina—Semua

elemen bangsa diajak bersama-sama meningkatkan peran perem-puan dalam penguatan kelemba-gaan demokrasi di Indonesia. De-mokrasi yang sehat, kuat dan pro-duktif harus memperhatikan ke-

setaraan dan keadilangender.

Ketua KPU RIHusni Kamil Manik

mengatakan, perem-puan harus berani

ambil bagian dalamdunia politik, terma-suk berkompetisi da-lam pemilihan umum

anggota DPR, DPDdan DPRD yang akan

digelar 9 April 2014.Menurutnya, perempuan

memiliki peluang besar mendudu-ki kursi legislatif di berbagai ting-katan. Pasalnya, secara demografi,penduduk Indonesia lebih banyakperempuan dibandingkan laki-laki.Hanya saja, kekuatan politik pe-rempuan belum terkonsolidasidengan baik sehingga berbagaikebijakan affirmative action (tindakankhusus) untuk perempuan belumdapat dimanfaatkan secara optimal.

“Begitu juga kesadaran dan ka-pasitas politik perempuan perluterus ditingkatkan. Sehingga, ketikaduduk di lembaga legislatif dapatmemberikan kontribusi terhadapperubahan arah kebijakan yangmampu mendorong peningkatanpartisipasi politik perempuan,” ujarHusni seperti dikutip Padang Ekspres,terkait sulitnya parpol di Sumbar

mencari caleg perempuan.Partisipasi perempuan,tidak se-

kadar bertarung dalam perebutankursi kekuasaan, tapi berkontribusidalam proses pembangunan disegala bidang. Pemilu 2014, me-miliki makna kuat bagi penguatanhak-hak politik perempuan. Un-dang-Undang Nomor 8 Tahun2012 tentang Pemilihan UmumAnggota DPR, DPD dan DPRDmemberikan “hak istimewa” bagiperempuan dalam kepengurusanpartai dan pengajuan bakal calonanggota legislatif (bacaleg).

Kepengurusan partai di semuatingkatan wajib mengakomodir se-kurang-kurangnya 30 persen pe-rempuan. Begitu juga dalam pro-ses pengajuan bacaleg wajib me-nyertakan 30 persen perempuan di

setiap dapil. “Pada proses pendafta-ran, verifikasi dan penetapan partaipolitik beberapa waktu lalu, partaibanyak yang tidak memenuhisyarat, salah satunya karena tidakmemenuhi kuota sekurang-kurang-nya 30 persen perempuan dalamkepengurusan,” ujarnya.

Begitu juga dalam pengaturanpengajuan bacaleg yang dituangkandalam Peraturan KPU Nomor 7Tahun 2013 yang sudah diubahmenjadi Peraturan KPU Nomor13 Tahun 2013. Partai politik wajibmengakomodir perempuan dalamdaftar bacaleg di setiap dapil, seku-rang-kurangnya 30 persen. “Pe-nempatannya tidak boleh semba-rang, tetapi diatur sedemikian rupa.Setiap tiga calon, wajib ada satucalon perempuan,” tegas Husni. (*)

FO

TO

: IW

AN

/SA

SA

RA

INA

Page 16: Edisi April

edisi : 04/tahun IV/April-2013

16iklan