e-library stikes nani hasanuddin--martiniben-506-1-44145175-1.pdf

4
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 4 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721 517 GAMBARAN PEMBERIAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) PADA ANAK USIA 2 – 4 TAHUN DI PUSAT PELAYANAN SOSIAL TAMAN PENITIPAN ANAK INANG MATUTU MAKASSAR Martini Bennu Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK Menghadapi permasalahan kesejahteraan sosial yang semakin meningkat dan kompleks serta munculnya tuntutan masyarakat atas hak-haknya, maka pelayanan sosial harus dapat dilaksanakan dengan lebih berkualitas dan profesional serta terarah, sehingga pelaksanaan pemberian pelayanan sosial tersebut terarah sampai pada sasaran dan dirasakanlangsung oleh para penerima manfaat pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian permainan edukatif pada anak usia 2 – 4 tahun di UPTD Inang Matutu Makassar. Penelitian ini menggunakan tehnik penelitian deskriptif yang akan mengetahui gambaran pemberian permainan edukatif pada anak usia 2 – 4 tahun. Populasi penelitian adalah 23 orang pekerja sosial, sampel penelitian adalah total sampling sebanyak 23 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk kuisioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi . Hasil penelitian bahwa karakteristik pemberian permainan edukatif baik sebanyak 17 (73,91 %) dan karakteristik jenis permainan edukatif sesuai 14 responden (60,86 %) dan tidak sesuai 9 (39,13 %). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar pekerja soasial yang memberikan alat permainan edukatif dengan baik dan memberi alat permainan yang sesuai. Kata kunci : Pemberian APE PENDAHULUAN Kelahiran seorang anak sangatlah dinantikan oleh banyak pasangan yang menikah. Kehadiran anak seakan – akan menjadi pelita yang terang benderang bagi orang tua dalam mengarungi kehidupan berumah tangga, saat anak lahir ke dunia dia adalah fitrah, masih suci, masih putih cemerlang dan belum ternoda apapun juga maka kewajiban orang tua untuk mewarnai kertas putih tersebut, anak akan menjadi apa dikemudian hari itu tergantung dari bagaimana orang tua memberi pendidikan yang terbaik pada anak (Riyadi S dan Sukarmin 2009). Pada usia 4 – 6 tahun atau pada masa pendidikan Taman kanak – kanak anak sudah sangat membutuhkan alat untuk bermain dalam rangka mengembangkan kemampuannya, sesuai dengan apa yang dilihat, dialami dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar mereka (Sodono & Angani 2010) Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Sekarang ini, banyak sekali dijual bermacam – macam alat permainan. Apabila orang tidak selektif dan kurang memahami fungsinya, alat permainan yang dibelinya tidak dapat berfungsi secara efektif. Motivasi dan minat anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan belajar anak. Oleh karena itu harus dilakukan berbagai upaya sehingga motivasi dan minat anak bisa tumbuh dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan alat permainan eduaktif. Alat permainan anak pada hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal (Nursalam dkk, 2005). Perhatian selama proses bermain pada anak sangat penting mengingat dalam proses bermain dapat ditemukan kekurangan dari kebutuhan bermain seperti kreativitas anak, perkembangan mental dan emosional yang harus diarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangan. Anak yang mendapatkan atau terpenuhinya kebutuhan bermain dapat terlihat pula pada pola perkembangan (Hidayat, 2009). Melalui bermain anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, fantasi

Transcript of e-library stikes nani hasanuddin--martiniben-506-1-44145175-1.pdf

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 4 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    517

    GAMBARAN PEMBERIAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) PADA ANAK USIA 2 4 TAHUN DI PUSAT PELAYANAN SOSIAL TAMAN PENITIPAN

    ANAK INANG MATUTU MAKASSAR

    Martini Bennu

    Poltekkes Kemenkes Makassar

    ABSTRAK

    Menghadapi permasalahan kesejahteraan sosial yang semakin meningkat dan kompleks serta munculnya tuntutan masyarakat atas hak-haknya, maka pelayanan sosial harus dapat dilaksanakan dengan lebih berkualitas dan profesional serta terarah, sehingga pelaksanaan pemberian pelayanan sosial tersebut terarah sampai pada sasaran dan dirasakanlangsung oleh para penerima manfaat pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian permainan edukatif pada anak usia 2 4 tahun di UPTD Inang Matutu Makassar. Penelitian ini menggunakan tehnik penelitian deskriptif yang akan mengetahui gambaran pemberian permainan edukatif pada anak usia 2 4 tahun. Populasi penelitian adalah 23 orang pekerja sosial, sampel penelitian adalah total sampling sebanyak 23 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk kuisioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi . Hasil penelitian bahwa karakteristik pemberian permainan edukatif baik sebanyak 17 (73,91 %) dan karakteristik jenis permainan edukatif sesuai 14 responden (60,86 %) dan tidak sesuai 9 (39,13 %). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar pekerja soasial yang memberikan alat permainan edukatif dengan baik dan memberi alat permainan yang sesuai. Kata kunci : Pemberian APE PENDAHULUAN

    Kelahiran seorang anak sangatlah dinantikan oleh banyak pasangan yang menikah. Kehadiran anak seakan akan menjadi pelita yang terang benderang bagi orang tua dalam mengarungi kehidupan berumah tangga, saat anak lahir ke dunia dia adalah fitrah, masih suci, masih putih cemerlang dan belum ternoda apapun juga maka kewajiban orang tua untuk mewarnai kertas putih tersebut, anak akan menjadi apa dikemudian hari itu tergantung dari bagaimana orang tua memberi pendidikan yang terbaik pada anak (Riyadi S dan Sukarmin 2009).

    Pada usia 4 6 tahun atau pada masa pendidikan Taman kanak kanak anak sudah sangat membutuhkan alat untuk bermain dalam rangka mengembangkan kemampuannya, sesuai dengan apa yang dilihat, dialami dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar mereka (Sodono & Angani 2010)

    Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Sekarang ini, banyak sekali dijual bermacam macam alat permainan. Apabila orang tidak selektif dan kurang memahami

    fungsinya, alat permainan yang dibelinya tidak dapat berfungsi secara efektif.

    Motivasi dan minat anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan belajar anak. Oleh karena itu harus dilakukan berbagai upaya sehingga motivasi dan minat anak bisa tumbuh dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan alat permainan eduaktif.

    Alat permainan anak pada hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal (Nursalam dkk, 2005).

    Perhatian selama proses bermain pada anak sangat penting mengingat dalam proses bermain dapat ditemukan kekurangan dari kebutuhan bermain seperti kreativitas anak, perkembangan mental dan emosional yang harus diarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangan. Anak yang mendapatkan atau terpenuhinya kebutuhan bermain dapat terlihat pula pada pola perkembangan (Hidayat, 2009).

    Melalui bermain anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, fantasi

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 4 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    518

    serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan kreatifitasnya dan beradaptasi lebih efektif terhadap berbagai sumber stress. Dengan bermain anak dapat belajar mengungkapkan isi hati melalui kata kata, anak belajar dan mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, obyek bermain, waktu, ruang dan orang (Riyadi S & Sukarmin, 2009).

    Selain menggunakan alat permainan secara edukatif, harus ada peran orang, pendidik, atau pembimbing dalam bermain yang memiliki pengetahuan tentang jenis alat permainan dan kegunaannya, sabar dalam bermain, tidak memaksakan, mampu mengkaji kebutuhan bermain sepert kapan harus berhenti dan kapan harus di mulai, memberikan kesempatan untuk mandiri (Hidayat, 2009).

    Bagi orang tua bermain pada anak harus selalu diperhatikan sebagaimana memperhatikan terhadap pemenuhan kebutuhan lainnya. Dengan bermain anak akan selalu mengenal dunia, mampu mengembangkan kematangan dari fisik, emosional dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif (Rusdi E, 2009).

    Guru sebagai ujung tombak dan fasilitator dalam pembelajaran ditempat penitipan anak hendaknya memiliki pemahaman yang memadai dan menyeluruh mengenai alat permainan dan pengembangannya yang digunakan untuk anak usia bermain karena alat permainan ini selain untuk memenuhi kebutuhan naluri bermainnya juga sebagai sumber yang mutlak diperlukan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia bermain. Aspek aspek tersebut meliputi aspek moral, agama, sosial, emosi, kognitif, bahasa, fisik motorik, dan seni. Kesemua aspek perkembangan tersebut hendaknya dikembangkan secara serempak dan bersamaan sehingga anak diharapkan lebih siap untuk menghadapi lingkungannya dan untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi (Sudono & Anggani, 2010).

    Bermain adalah suatu konsep yang sangat penting bagi anak. Konsep pembelajaran pada anak bagaimana mereka bermain. Dengan bermain mereka belajar tentang dunia luar dan lingkungannya dimana mereka berada. Fungsi khusus bermain pada anak mencakup perluasan keterampilan sensorimotor, kreativitas, intelektual dan perkembangan sosial. Oleh karena itu pada anak yang berada pada tempat penitipan anak

    juga tidak boleh terlupakan kebutuhan bermainnya terutama karena mereka akan melewati waktu yang lebih banyak dengan guru dan pengasuh dibandingkan dengan orang tua (Suriadi & Rita, 2010).

    Untuk mengatasi pengabaian terhadap pemberian alat permainan edukatif, perlu dilakukan observasi langsung mengenai bagaimana pemberian alat permainan edukatif ditempat penitipan anak yang terkait dan bagaimana kesesuaian alat yang diberikan dengan aspek perkembangan anak yang ingin dikembangkan.

    BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel

    Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif yang akan menilai gambaran pemberian alat permainan edukatif pada anak usia 2-4 tahun di UPTD Inang matutu. Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Inang Matutu Makassar . Waktu penelitian pada tanggal 1 s/d 31 Oktober 2013.

    Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua pendidik atau pekerja sosial yang berada di UPTD Inang Matutu Makassar. Sampel total sejumlah 23 orang, yang terdiri dari laki-laki 13 orang, perempuan 10 orang. 1. Kriteria inklusi

    a. Pekerja sosial yang melaksanakan kegiatan sehari-hari bersama anak yang dititip di UPTD Inang Matutu.

    b. Bersedia menjadi responden 2. Kriteria eksklusi :

    a. Pekerja sosial yang tidak bekerja di UPTD Inang Matutu

    b. Tidak bersedia menjadi responden.

    Pengumpulan Data Dalam penelitian ini proses

    pengambilan dan pengumpulan data diperoleh setelah sebelumnya mendapat izin dari pihak terkait.

    Setelah mendapatkan responden yang dikehendaki maka peneliti meminta persetujuan responden untuk menjadi sampel penelitian kemudian, kuisioner dibagi kepada responden dan diobservasi, dikumpul. Pengolahan Data

    Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan pengelolaan data, antara lain : 1. Editing, yaitu untuk melakukan pengecekan

    pengisian kuesioner apakah jawaban yang ada dalam kuesioner lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.

    2. Codding, Mengelompokkan jawaban responden menurut jenisnya dan memberi kode pada masing-masing jawaban menurut item pada lembar instrument.

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 4 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    519

    3. Tabulasi, Memasukkan data dalam table distribusi frekuensi untuk memudahkan analisa data

    Analisa Data

    Untuk mendapatkan gambaran umum distribusi responden dengan cara mendiskripsikan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian

    HASIL PENELITIAN Tabel 1. Karakteristik responden Berdasarkan Umur di UPTD Inang Matutu Makassar

    umur f % 21 30 tahun 8 34,78 31 40 tahun 11 47,82 41 50 tahun 4 17,39

    Jumlah 23 100,0

    Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 23 responden terdapat 11 orang (47,82%) responden yang berumur 31 40 tahun, 8 orang (34,78%) responden yang berumur 21 30 tahun, dan 4 orang (17,39%) responden yang berumur 41 50 tahun Tabel 2. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin pekerja sosial di UPTD Inang Matutu Makassar

    Jenis kelamin f % Laki-laki 13 56,52

    Perempuan 10 43,47 Jumlah 23 100,0

    Berdasarkan tabel 2 menunjukkan

    bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki laki berjumlah 13 orang dengan persentase 56,52 % dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 10 orang dengan persentase 43,47 %. Tabel 3. Karakteristik responden Berdasarkan Pendidikan Pekerja di UPTD Inang Matutu Makassar

    Pendidikan f % SMA 12 52,17 D3 4 17,39 S1 7 30,43

    Jumlah 23 100,0

    Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 23 responden terdapat 12 orang dengan persentase 52,17 % yang memiliki pendidikan SMA, 7 orang dengan persentase 30,43 % yang memiliki pendidikan S1, dan 4 orang dengan persentase 17,39 % yang memiliki pendidikan D3

    Tabel 4. Gambaran pemberian APE oleh Pekerja Sosial Di UPTD Inang Matutu

    Pemberian APE f % Baik 17 73,91

    Kurang baik 6 26,08 Jumlah 23 100,0

    Berdasarkan tabel 4 menunjukkan

    bahwa 23 jumlah responden yang memiliki gambaran baik dalam pemberian APE yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase 73,91 % dan jumlah responden yang memiliki gambaran kurang baik dalam pemberian APE yaitu sebanyak 6 orang dengan persentase 26,08 %. Tabel 5. Gambaran pemberian Jenis APE oleh Pekerja Sosial Di UPTD Inang Matutu

    jenis pemberian APE f %

    Sesuai 14 60,68 Kurang sesuai 6 39,13

    Jumlah 23 100,0

    Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 23 jumlah responden terdapat 14 orang dengan persentase 60,86 % yang memiliki gambaran sesuai dalam pemberian jenis APE dan 9 orang dengan persentase 39,13 % yang memiliki gambaran kurang sesuai dalam pemberian jenis APE. Tabel 6. Gambaran hambatan pemberian APE oleh Pekerja Sosial Di UPTD Inang Matutu

    Hambatan pemberian APE f %

    Besar 8 34,78 Kecil 15 65,21

    Jumlah 23 100,0

    Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 23 jumlah responden terdapat 15 orang dengan persentase 65,21 % yang memiliki gambaran yang memiliki hambatan kecil dalam pemberian APE dan 8 orang dengan persentase 34,78 % yang memiliki hambatan besar dalam pemberian APE PEMBAHASAN

    Bermain adalah suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan keteramapilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa. Sebagai suatu aktivitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan ketrampilan, kognitif, dan afektif diperlukan suatu bimbingan.

    Dalam pemberian APE pada anak usia 2 4 tahun adalah langkah dini untuk

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 4 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    520

    merangsang langkah dini untuk merangsang perkembangan sensorik maupun motorik anak secara optimal (Notoatmodjo,dkk, 2005).

    dipaparkan pada tabel 4, 5, dan 6 menunjukkan bahwa responden yang berada pada UPTD Pusat Pelayanan Sosial Taman Penitipan Anak mempunyai karakteristik yang baik dalam memberikan APE, memberikan alat permainan yang sesuai dengan jenis APE serta tepat dengan umur anak, dan tidak memiliki hambatan dalam pemberian APE.

    Hasil penelitian dapat dilihat dengan persentase masing masing tabel yaitu pada tabel 4 menunjukkan persentase 73,91 % yang memiliki gambaran baik dalam pemberian APE, pada tabel, 5 menunjukkan persentase 60,86 % yang memiliki gambaran sesuai dalam pemberian jenis APE yang tepat dengan usia anak, serta pada tabel 6 menunjukkan persentase 65,21 % yang memiliki gambaran hambatan yang kecil dalam pemberian APE.

    Menurut Hidayat (2009) Alat permainan edukatif (APE) merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak, di mana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisiknya, bahasa, kemampuan kognitifnya, dan adaptasi sosialnya. . Dalam mencapai fungsi perkembangan yang optimal, maka alat permainan ini harus aman, ukurannya harus sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik, sederhana dan tidak mudah rusak. Permainan anak usia 2-4 tahun dianjurkan untuk bermain dengan tujuan menyalurkan perasaan atau emosi anak,

    mengembangkan kecerdasan, melatih daya imaginasidan melatih kemampuan membedakan permukaan dan warna benda, kemampuan berbahasa, menumbuhkan sportivitas, mengembangkan kordinasi motorik yakni motorik kasar dan motorik halus. Alat yang diperlukan adalah alat-alat untuk menggambar, puzzel sederhana, manik-manik ukuran besar, berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda (Anna, 2010)

    KESIMPULAN 1. Pendidik yang bekerja di UPTD Inang

    Matutu Makassar termasuk pendidik yang memberikan Alat Permainan Edukatif (APE) dengan baik pada anak usia 2 4 tahun ( 86,95 %).

    2. Alat Permainan yang diberikan sesuai dengan Alat Permainan Edukatif (APE) begitu juga permainan sesuai dengan usia anak 2 4 tahun.

    SARAN 1. Bagi Pendidik (Pekerja Sosial).

    Tetap mempertahankan pembinaan yang telah diberikan pada anak terutama dalam pemberian APE, karena APE dapat menstimulus pertumbuhan dan perkembangan anak.

    2. Bagi UPTD Inang Matutu Makassar tetap mempertahankan dan meningkatkan upaya pemberian APE pada anak 2 4 tahun dan meninjau lebih jauh lagi mengenai jumlah pekerja sosial dan luas ruangan tempat bermain anak.

    DAFTAR PUSTAKA Amir ,2012. Penggunaan Alat PermainanEdukatif Untuk Perkembangan Anak (online) Available http://data Profil

    Dinas Sosial Sulawesi Selatan tahun 2009 cakupan pemberian alat Permainan Edukatif pada anak diakses 12 Maret 2013.

    Anna.L.K., 2010, Jenis Alat PermainanEdukatif pada Anak, (online) Available: http://health.

    kompas.com/read/2010/11/10/11362871/. Diakses 12 Maret 2013. Hidayat A.A.A. 2009, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Jakarta, Salemba Medika. Suriadi, 2010, Asuhan Keperawatan Pada Anak, edisi 2, Sagung Seto Soetjiningsih, 2011, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta :EEG Riyadi S dan Sukarmin, 2009, Asuhan Keperawatan Pada Anak,Jakarta Graha Ilmu. Nursalam,dkk,2008. Asuhan Keperawatan Pada Bayidan Anak,Jakarta, Salemba Medika Susila Ningrum, 2008, Asuhan Keperawatan Pada Bayidan Anak, Jakarta, Salemba Medika Anggani, 2010, Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan Anak, Jakarta, Salemba Medika Rita Y, 2008, Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan Anak, Jakarta, Salemba Medika