Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

12
1

description

Semoga terbantu yang menggunakan ini,doakan kelancaran kami jika masanya kami ke baitullah( silahkan baa amiin dalam hati...thx

Transcript of Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

Page 1: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

1

Page 2: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

2

TUGAS PERTEMUAN IV

AKUNTASI BIAYA

METODE HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING METHOD)

LANJUTAN

OLEH : NANI KUSUMAWATI NIM : 090055798 MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYA KLAS : MANAJEMEN IV/ KA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

PUTRA BANGSA KEBUMEN

2011

Page 3: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

3

AKUNTASI BIAYA

METODE HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING METHOD) LANJUTAN

Tugas Pertemuan IV

Oleh : Nani Kusumawati NIM : 090055798

Pembahasan berupa metode harga pokok proses yang telah memperhitungkan harga pokok persediaan produk dalam proses awal periode.Harga pokok persediaan produk dalam proses yang dihitung harga pokoknya pada akhir periode akan menjadi harga pokok persediaan produk dalam proses pada awal periode dalam departemen produksi yang bersangkutan.

Harga pokok persediaan produk dalam proses awal periode ini akanmempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen berikut atau gudang.

Metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan untuk memperhitungkan harga pokok persediaan produk dalam proses awal meliputi:

-metode harga pokok rata-rata tertimbang. -metode masuk pertama keluar pertama (mpkp/fifo=first in first out)

PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir

periode akan menjadi persediaan produk dalam proses awal periode berikutnya. Produk dalam proses ini membawa harga pokok produksi per satuan yang berasal dari

periode sebelumnya yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan

yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang. Gambaran mengenai pengaruh adanya persediaan produk dalam proses pada awal periode terhadap penentuan harga pokok produk dalam metode hara pokok proses dapat dilihat lebih dulu pada penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi(material costing). Dimisalkan pada awal periode terdapat persediaan bahan baku sebanyak 100 kg yang harga pokoknya Rp1.000/kg.Dalam periode tersebut terjadi pembelian bahan baku sebanyak 400 kg dengan harga RP 1.200 /kg.Jika pada akhir periode ternyata diketahui jumlah bahan baku yang dipakai sebanyak 250 kg,maka masalahnya adalah harga pokok mana yang akan digunakan untuk menghargai bahan baku yang dipakai tersebut.Sehingga muncul beberapa metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai,antara lain : metode harga pokok rata-rata tertimbang (weighted average cost methode), metode masuk pertama, keluar pertama (first in, first out method/FIFO), metode masuk terakhir, keluar pertama (last in, first-out methode). Berikut akan diuraikan dua metode penentuan harga pokok yaitu:

1. Metode harga pokok rata-rata tertimbang (weighted average cost methode) 2. Metode masuk pertama, keluar pertama (first in, first out method/FIFO)

METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG (WEIGHTED AVERAGE COST METHODE)

Dalam metode ini yang harus diketahui adalah :

Page 4: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

4

1. Harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang

2. Jumlah pada nomor diatas dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang.

3. Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan mengalikan dengan jumlah kuantitasnya. Berikut gambaran penggunaan metode harga pokok rata-rata tertimbang dan metode

FIFO

PT Risa Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi: departemen

1 dan Departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 20x1 di kedua

departemen produksi tersebut disajikan dalam gambar berikut:

PT RISA RIMENDI

Data produksi dan biaya produksi bulan Januari 20x1

Dep 1 Dep2

Data produksi Produksi dalam proses awal: Biaya bahan baku 100 %; BK 40 % Biaya tenaga kerja 20 %; BOP 60% Dimasukkan dalam proses bulan ini Unit yang ditransfer ke departemen 2 Unit yang diterima dari departemen 1 Produk jadi yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir; Biaya bahan baku 100 %; biaya konversi 70 % Biaya tenaga kerja 40%; biaya overhead pabrik 80%

4.000 kg -

40.000 kg 35.000 kg

- -

9.000 kg -

- 6.000 kg

- -

35.000 kg 38.000 kg

-

3.000kg

Harga pokok produk dalam proses awal; Harga pokok dari departemen 1 Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

-

Rp 1.800.000 1.200.000 1.920.000

Rp 11.150.000 -

1.152.000 4.140.000

Biaya produksi Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

Rp 20.200.000

29.775.000 37.315.000

Rp 37.068.000 44.340.000

METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG DEPARTEMEN PERTAMA

Rumus perhitungan harga pokok per unit produk departemen pertama dengan menggunakan

metode harga pokok rata-rata tertimbang

Page 5: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

5

Biaya bahan baku

=

Biaya bahan baku yang melekat pada produk dalam

proses

+ Biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam periode sekarang

Per unit Unit ekuivalensi biaya Bahan baku

Biaya tenaga kerja

=

Biaya tenaga kerja yang melekat pada produk dalam

proses awal

+ Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam periode sekarang

Per unit Unit ekuivalensi biaya Tenaga kerja

Biaya overhead

=

Biaya produk yang melekat pada produk dalam proses

awal

+ Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam periode sekarang

Per unit Unit ekuivalensi biaya Overhead pabrik

Perhitungan biaya produksi per satuan departemen 1 bulan Januari 20x1

Unsur biaya produksi

Yang melekat pada produk dalam proses

Yang dikeluarkan dalam periode sekarang

Total biaya Unit ekuivalensi

Biaya produksi per kg

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Biaya bahan baku 1.800.000 20.200.000 22.000.000 44.000 500

Biaya tenaga kerja

1.200.000 29.775.000 30.975.000 41.300 750

Biaya overhead pabrik

1.920.000 37.315.000 39.235.000 41.300 950

Selanjutnya dihitung harga produk selesai yang ditransfer oleh Departemen 1 ke departemen 2 dan harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen 1 pada akhir bulan Januari 20x1 berikut:

Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen 2 = 35.000 unit @ Rp 2.200

Rp 77.000.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: Biaya bahan baku = 100 % x 9.000 units x Rp 500 Biaya tenaga kerja = 70 % x 9.000 units x Rp 750 Biaya overhead pabrik = 70 % x 9.000 unit x Rp 950

Rp 4.500.000

4.725.000 5.985.000

15.210.000

Jumlah biaya produksi dibebankan dalam departemen 1 92.210.000

Perhitungan diatas dapat disajikan dalam bentuk laporan biaya produksi Departemen 1

Page 6: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

6

METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG DEPARTEMEN SETELAH DEPARTEMEN PERTAMA

Rumus perhitungan harga pokok per unit produk Departemen ke dua dengan menggunakan Metode harga pokok rata-rata tertimbang

Harga pokok produk per unit yang dibawa dari

=

Harga pokok produk dalam proses awal yang berasal dari

departemen sebelulmnya

+

Harga pokok produk yang ditransfer dari departemen sebelumnya dalam periode sekarang

Departemen sebelumnya (1)

Produk dalam proses awal + Produk yang ditransfer dari departemen sebelumnya dalam periode sekarang

Biaya bahan baku

=

Biaya bahan baku yang melekat pada produk dalam proses awal

+ Biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam periode sekarang

Per unit (2)

Unit ekuivalensi biaya Bahan baku

Biaya tenaga kerja

=

Biaya tenaga kerja yang melekat pada produk dalam proses awal

+ Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam periode sekarang

Per unit (3)

Unit ekuivalensi biaya Tenaga kerja

Biaya overhead

=

Biaya produk yang l elekat pada produk dalam proses awal

+ Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam periode sekarang

Per unit (4)

Unit ekuivalensi biaya Overhead pabrik

Total harga pokok per satuan

= (1) +(2)+(3)+(4)

PERHITUNGAN HARGA POKOK KUMULATIF PER SATUAN PRODUK DEPARTEMEN 2 DENGAN

MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG

Unsur biaya produksi Yang melekat pada produk dalam proses

Yang dikeluarkan dalam periode sekarang

Total biaya Unit ekuivalensi

Biaya produksi per kg

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Harga pokok yang berasal dari departemen 1

Rp 11.150.000

Rp 77.000.000

Rp 88.150.000

41.000* Rp 2.150

Biaya yang ditambahkan dalam dep 2. Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

1.152.000 4.140.000

37.068.000 44.340.000

38.220.000 48.480.000

39.200** 40.400***

975 1.200

Total biaya produksi 4.325 *) (100%X38.000)+(100%X3.000)=41.000 **) (100%X38.000)+(40%X3.000)=39.200 ***) (100%X38.000)+(80%X3.000)=40.400

Dari data harga pokok produksi per satuan tersebut maka dapat dihitung harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dan harga produk dalam proses di Departemen 2 pada akhir bulan Januari 20x1,berikut:

Page 7: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

7

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES

DEPARTEMEN 2

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen 2 = 38.000 unit @ Rp 4.325

Rp 164.350.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: Yang berasalh dari departemen 1 : 3.000 unit s x Rp 2.150 Ditambahkan dalam departemen 2: Biaya tenaga kerja = 40 % x 3.000 units x Rp 975 Biaya overhead pabrik = 80 % x 3.000 unit x Rp 1.200

Rp 6.450.000

1.170.000 2.880.000

10.500.000

Jumlah biaya produksi dibebankan dalam departemen 1 174.850.000

Perhitungan diatas dapat disajikan dalam bentuk laporan biaya produksi Departemen 2 METODE MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA

Metode ini menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kalil digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang.Oleh karena itu,dalam perhitungan unit ekuivalensi,tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan. Karena tingkat penyelesaian bahan baku dalam persediaan produk dalam proses awal adalah 100%,maka biaya biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam periode sekarang sebesar Rp20.000.000 di Departemen 1 tidak lagi diserap untuk penyelesaian produk dalam proses awal. Dengan demikian biaya bahan baku tersebut hanya digunakan untuk menyelesaiakan 31.000 kg(35.000kg-4000 kg) produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2 dan 9000 unit produk yang pada akhir periode masih dalam proses di Departemen 1. Perhitungan unit ekuivalensi biaya bahan baku departemen 1 dengan menggunakan MPKP

Persediaan produk dalam proses awal Produk selesai yang ditransfer ke departemen 2 Produk dalam proses akhir 100% x 9.000 Jumlah

0 kg 31.000 kg

9.000 kg 40.000 kg

Perhitungan unit ekuivalensi biaya konversi departemen 1 dengan menggunakan MPKP

Persediaan produk dalam proses awal (100%-40%) Produk selesai yang ditransfer ke departemen 2 Produk dalam proses akhir 70% x 9.000 Jumlah

2.400 kg 31.000 kg

6.300 kg 39.700 kg

Page 8: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

8

Perhitungan biaya per satuan dengan menggunakan metode MPKP

Unsure biaya produksi

Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per satuan

Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

Rp 20.200.000 29.775.000 37.315.000

40.000 39.700 39.700

Rp 505 750 940

87.290.000 2.195

Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen 2: Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Biaya penyelesaian produk dalam proses awal: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja 60 % x 4.000 kg x Rp 750 Biaya overhead pabrik 60 % x 4.000 kg x Rp 940

4.920.000

1.800.000 2.256.000 8.976.000

Harga pokok produk dari produksi sekarang 31.000 kg x Rp 2.195 68.045.000 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2 Rp

77.019.000 Harga pokok produk dalam proses akhir: Biaya bahan baku : 9.000 kg x 100% x Rp 505 = Rp 5.545.000 Biaya tenaga kerja : 9.000 kg x 70% x Rp 750 = Rp 4.725.000 Biaya overhead Pabrik : 9.000 kg x 70 % x Rp 940 =5.922.000

15.192.000 Jumlah biaya yang dibebankan dalam departemen 1 92.210.000 Perhitungan tersebut dapat dibuatkan laporan biaya produksi departemen 1 .

METODE MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA DEPARTEMEN SETELAH DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA Perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan departemen 2

Total biaya Unit ekuivalensi Biaya per unit

Harga pokok produk yang ditransfer dari departemen 1

Rp 77.019.000 35.000 kg Rp 2.201

Biaya yang dikeluarkan departemen 2 dalam periode sekarang: Biaya tenaga kerja

37.068.000 44.340.000

38.000 36.800

975 1.205

Page 9: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

9

Biaya overhead pabrik

Jumlah Rp 158.427.000 Rp 4.381

Selanjutnya dihitung harga pokok produk yang ditransfer oleh departemen 2 ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan Januari 20x1 di departemen 2. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES

DEPARTEMEN 2

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang: Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Biaya penyelesaian produk dalam proses awal: Biaya tenaga kerja = 80 % x 6.000 x Rp 975 Biaya Ov. pabrik = 40 % x 6.000 x Rp 1.205 Harga pokok produk dari produksi sekarang 32.000 unit x Rp4.381

Rp16.442.000

4.680.000 2.892.000

Rp 164.350.000

Rp.24.014.000 40.192.000

164.202.000 (jml dikurangi

Rp2000,krn adanya pembulatan waktu

peritungan biaya per unit)

Harga pokok produk dalam proses akhir: Harga pokok dari departemen 1 : 3.000 unit s x Rp 2.201 Biaya tenaga kerja = 40 % x 3.000 kg x Rp 975 Biaya overhead pabrik = 80 % x 3.000 kg x Rp 1.205

Rp 6.603.000

1.170.000 2.892.000

10.665.000

Jumlah biaya produksi dibebankan dalam departemen 2 174.850.000

Perhitungan tersebut dapat dibuatkan laporan biaya produksi departemen 2

PERBANDINGAN ANTARA METODE RATA-RATA TERTIMBANG DENGAN

MPKP(FIFO)

Perbedaan kunci antara metode rata-rata & MPKP adalah pada penanganan unit-unit sediaan barang dalam proses awal. Metode MPKP : memisahkan unit sediaan BDP awal dari unit yang masuk proses dan selesai dalam periode berjalan. Metode Rata-rata Tertimbang : tidak membedakan perlakuan terhadap unit sediaan BDP awal.

Metode MPKP memisahkan biaya yang melekat pada sediaan BDP awal dari biaya pada periode berjalan. Metode Rata-rata : menggunakan biaya per unit rata-rata.

Metode Rata-rata lebih mudah perhitungannya. Metode ini paling sesuai digunakan jika harga bahan langsung, biaya konversi, dan tingkat sediaan stabil.

Metode MPKP : sesuia digunakan jika harga bahan langsung, biaya konversi, atau tingkat sediaan berfluktuasi.

Banyak perusahaan lebih menyukai metode MPKP dibanding metode rata-rata untuk tujuan pengendalian biaya dan evaluasi kinerja karena biaya per unit ekuivalen dengan metode MPKP hanya menyajikan biaya untuk periode berjalan.

Page 10: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

10

Dengan metode rata-rata tertimbang, biaya pada periode sebelumnya dan periode berjalan dicampur, dan penyimpangan kinerja dalam periode berjalan mungkin saja tersembunyi karena adanya variasi biaya per unit antar periode.

TAMBAHAN BAHAN BAKU DALAM DEPARTEMEN PRODUKSI SETELAH

DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA

Tambahan bahan baku mempunyai dua kemungkinan:

a. Tambahan jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut. Jika tambahan bahan baku tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan , maka tambahan ini tidak berpengaruh terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan, dan sebagai akibatnya tidak mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya

b. Menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut. Jika terjadi tambahan produk yang dihasilkan dengan adanya tambahan bahan baku dalam departemen setelah departemen produksi sebelumnya. Penyesuaian ini dilakukan karena total harga pokok produk yang berasal dari departemen sebelumnya, yang semula dipikul oleh jumlah tertentu, sekarang harus dipikul oleh jumlah produk yang lebih banyak sebagai akibat tambahan bahan baku tersebut. Akibatnya harga pokok produk per unit yang berasal dari departemen sebelumnya menjadi lebih kecil

Berikut contoh tambahan bahan baku yang mengakibatkan tambahan jumlah produk yang

dihasilkan di Departemen 2

PT OKI SASANGKA

DATA PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN 2 BULAN JANUARI 20X1

Dep2

Data produksi Produksi dalam proses awal: Biaua tenaga kerja 20 %; BOP 60% Dimasukkan dalam proses bulan ini Unit yang diterima dari departemen 1 Tambahan produk karena tambahan bahan baku Produk jadi yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir; Biaya tenaga kerja 40%; biaya overhead pabrik 80%

6.000 kg -

35.000 kg 4.000 kg

38.000 kg

7.000kg

Harga pokok produk dalam proses awal; Harga pokok dari departemen 1 Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

Rp 11.150.000 -

950.000 1.152.000 4.140.000

Harga pokok kumulatif persediaan produk dalam proses awal

Rp 17.392.000

Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 dalam bulan ini 35.000 x Rp 2.201

Rp 77.019.000

Biaya produksi

Page 11: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

11

Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

15.000.000 Rp 37.068.000

44.340.000

96.408.000

Perhitungan biaya produksi per satuan dengan metode MPKP jika tambahan bahan baku

menambah produk yang dihasilkan di departemen 2

Total biaya Biaya per satuan

Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 Penyesuaian karena adanya tambahan bahan baku yang menambah produk yang dihasilkan

Rp 17.392.000 77.019.000

Rp 2.201

226

Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 setelah disesuiakan

Rp 1.975

Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen 2: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead

15.000.000 37.068.000 44.340.000

385 936

1.109

190.819.000 4.405

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses departemen 2

dengan metode MPKP

Total biaya

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Biaya penyelesaian produk dalam proses awal: BTK 80% x 6.000 x Rp 936 BOP 40 % x 6.000 x Rp 1.109

Rp 17.392.000

4.492.800 2.661.600

Harga pokok produk dari produksi sekarang 32.000 units x Rp 4.405

140.960.000 165.468.600

Harga pokok produk dalam proses akhir : Harga pokok dari departemen 1 = 7000 x Rp 1.975 BBB : 7.000 kg x 100% x Rp1.975 BTK : 7.000 kg x 40% x Rp 936 BOP : 7.000 kg x 80 % x Rp 1.109

13.825.000

2.695.000 2.620.800 6.210.400

25.350.400

Jumlah biaya yang dibebankan dalam departemen 2 190.819.000

Tambahan bahan baku di departemen setelah departemen produksi yang pertama mempunyai 2

kemungkinan : menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen yang bersankutan

atau tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen yang bersangkutan.

Page 12: Nani K_Tugas Akuntansi Biaya_P4_Methode Harga Pokok Proses_lanjutan

12

Jika bahan baku tersebut tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen

yang bersangkutan, tambahan biaya bahan baku tersebut hanya menambah biaya bahan baku

per satuan dalam departemen tersebut. Jika bahan baku tersebut menambah jumlah produk

yang dihasilkan oleh departemen yang bersangkutan, tambahan bahan baku tersebut akan

berakibat terhadap penyesuaian harga pokok per satuan produk yang berasal dari departemen

sebelumnya dan tambahan biaya bahan baku per satuan dalam departemen setelah departemen

produksi pertama.

Selesai

Sumber: Akuntansi Biaya-Bab IV Metode Harga Pokok Proses Lanjutan,Mulyadi Naskah Metode Harga Pokok Proses-LanjutanFl Kusrina Univ Guna Darma ProcessCcosting II-lanjutan,Diah Iskandar,SE,M.Si,Univ.Mercubuana