e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianekawat 596-1-511417_2 1

download e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianekawat 596-1-511417_2 1

of 8

description

kebidanan

Transcript of e Library Stikes Nani Hasanuddin Dianekawat 596-1-511417_2 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD KOTA MAKASSAR

Dian Ekawati1, Munawir2, Suhartatik3

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar2STIKES Nani Hasanuddin Makassar3STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi tiga kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare di ruang rawat inap di RSUD Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah semua penderita diare yang datang berobat di ruang rawat inap di RSUD Kota Makassar pada tahun 2013, sampelnya adalah dimana jumlah populasi pada tahun 2013 januari maret didapatkan rata-rata 45 perbulan pasien diare yaitu 31 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Hasil analisis bivariat didapatkan pengaruh antara pengetahuan terhadap kejadian diare ( < 0,028), pengaruh pola makan terhadap kejadian diare ( 25 tahun23874,225,8Total31100,0Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Ruang Rawat Inap Di RSUD Kota Makassar

PendidikanFrekuensi(n)Persen(%)

SDSLTP SMA D3S1Tidak sekolah114851235,512,525,816,13,26,5

Total31100,0

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mendapatkan dukungan dari suami/keluarga dengan jumlah sebanyak 22 orang (22.57%), sedangkan responden yang mendapat dukungan sebanyak 19 orang (46.3% Berdasarkan tabel 5.3 terlihat bahwa pendidikan terbanyak responden adalah tingkat SD sebanyak 11 orang (35,5 %) sedangkan yang paling sedikit adalah S1 yaitu hanya 1 responden (6,5 %).

Variabel DependenKejadian DiareTabel 4. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Di

Kejadian DiareFrekuensi(n)Persen(%)RinganBerat42712,987,1Total31100Ruang Rawat Inap Di RSUD Kota Makassar

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa yang berusia > 25 tahun lebih sedikit yaitu sebanyak8 responden (25.8%), dibanding umur < 25 tahun lebih banyak yaitu 23 responden (74,2%).

Jenis kelaminFrekuensi(n)Persen (%)Laki-lakiPerempuan141745,254,8Total31100,0Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruang Rawat Inap Di RSUD Kota Makassar

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa kejadian diare berat lebih banyak yaitu 27 orang (87,1%) sedangkan yang mengalami diare ringan hanya 4 orang (12,9 %).

Variabel IndependenPengetahuan

PengetahuanFrekuensi(n)Persen (%)KurangCukup24777,422,6Total31100Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasien Diare Di RSUD Kota Makassar

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang (45,2%) sedangkan perempuan sebanyak 17 orang (54,8%).

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Di Ruang Rawat Inap Di RSUD Kota Makassar

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 24 responden (77,4 %) memiliki pengetahuan yang kurang tentang penyakit diare, sedangkan 7 responden (22,6%) memiliki pengetahuan yang cukup.

Pola MakanTabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan pasien yang dirawat Di RSUD Kota MakassarPola Makan terhadap Kejadian Diare

PolaMakanKejadian DiareTotalRinganBeratn%n%n%KurangBaik002064,52064,5Baik412,9722,61135,5Total412,92787,131100p = 0.010Tabel 9. Pengaruh Pola Makan Terhadap Kejadian Diare Di Ruang Rawat Inap Di RSUD Kota Makassar

Pola MakanFrekuensi(n)Persen(%)Kurang BaikBaik201164,535,5Total31100Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 20 responden (64,5%) memiliki pola makan yang kurang baik dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan hanya 11 responden (35,5%) yang memiliki pola makan yang baik.

Keadaan Lingkungan

LingkunganFrekuensi(n)Persen(%)BurukBaik191261,338,7Total31100Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Keadaan Lingkungan Pasien Yang di Rawat Di RSUD Kota Makassar

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden (61,3%) dalam keadaan lingkungan yang buruk, sedangkan12 responden (38,7%) dalam keadaan lingkungan yang baik.

Analisis BivariatPengetahuan terhadap Kejadian Diare

Penge- tahuanKejadian DiareTotalRinganBeratn%n%n%Kurang13,22374,22477,4Cukup39,7412,9722,6Total412,92787,131100p = 0.028Tabel 8. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kejadian Diare Di Ruang Rawat Inap di RSUD Kota Makassar

Berdsarkan tabel 9 terlihat bahwa dari31 pasien tidak di dapatkan pasien yang pola makan kurang baik dengan diare ringan dan yang mengalami diare berat sebanyak 20 orang (64,5%), sedangkan pasien yang pola makannya baik dan mengalami diare ringan sebanyak 4 orang (12,9%) sedangkan yang mengalami diare berat sebanyak 7 orang (22,6%).Setelah dilakukan uji statistik denganmenggunakan uji Chi Square di peroleh nilai = 0.010 < 0.05 yang berarti bahwa terdapathubungan antara kejadian diare dengan pola makan.

Lingkungan terhadap Kejadian Diare

Lingku- nganKejadian DiareTotalRinganBeratn%n%n%Buruk001961,31961,3Baik412,9825,81238,7Total412,92787,131100p = 0.016Tabel 10 Pengaruh Lingkungan Terhadap Kejadian Diare di Ruang Rawat Inap di RSUD Kota Makassar

Berdasarkan tabel 8 terlihat 31 pasien diare di dapatkan yang pengetahuannya kurang dan mengalami diare ringan yaitu hanya 1 orang (3,2%) dan yang mengalami diare berat sebanyak 23 orang (74,2%), sedangkan yang berpengetahuan cukup yang mengalami diare ringan hanya 3 orang (9,7%) dan yang mengalami diare berat sebanyak 4 orang (12,9%).Setelah dilakukan uji statistik denganmenggunakan uji Chi Square diperoleh nilai = 0.028 < 0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan kejadian diare dengan Pengetahuan.

Berdasarkan tabel 5.10 terlihat bahwa dari 31 pasien tidak di dapatkan pasien yang berada di lingkungan yang buruk dengan diare ringan dan yang mengalami diare berat sebanyak 19 orang (61,3%) sedangkan pasien yang tinggal di lingkungan baik dan mengalami diare ringan sebanyak 4 orang (12,95%) dan yang mengalami diare berat sebanyak 8 (25,8%).Setelah dilakukan uji statistik denganmenggunakan uji Chi Square di peroleh nilai = 0.016 < 0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara kejadian diare dengan lingkungan.

PEMBAHASAN1. Hubungan Antara Tingkat PengetahuanDengan Kejadian DiarePengetahuan (Knowledge)merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadisetelah seseorang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penghidup, perasa, dan peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Effendy & Makhfudli, 2009:101).Dengan tingkat pengetahuan yang rendah tentang diare, seseorang cenderung kesulitan untuk melindungi danmencegah dirinya dari penularan diare. Pengetahuan yang rendah ini menyebabkan masyarakat mempunyai pandangan tersendiri dan berbeda terhadap penyakit diare.Dari 31 pasien diare di dapatkan yang pengetahuannya kurang danmengalami diare ringan yaitu hanya 1orang (3,2%) dan yang mengalami diare berat sebanyak 23 orang (74,2%), sedangkan yang berpengetahuan cukup yang mengalami diare ringan hanya 3 orang (9,7%) dan yang mengalami diare berat sebanyak 4 orang (12,9%). Dari uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai = 0.028 < 0.05Artinya secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pengetahuan dengan kejadian diare.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amin Rahman Hardi dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas BaranglompoKecamatan Ujung tanah pada tahun 2012 didaerah ujung tanah kota Makassar, dengan menggunaan metode penelitian cross sectional. Dari hasilnya ia menyebutkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (=0,036) dengan kejadian diare.Menurut asumsi peneliti bahwapengetahuan pasien tentang penyebab diare sangat berpengaruh terhadap kejadian diare. Pada hasil penelitian yang dilakukan didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang penyakit diare artinya responden belum memahami tentang kejadian penyakit diare yang diketahui melalui jawaban responden pada kuesioner meliputi penyebab penyakit diare, tanda dan gejala penyakit Diare, pencengahan penyakit diare dan cara penularan penyakit diare. Dari hasil penelitian pasien diare yang di rawat di ruang inap di RSUD Kota Makassar, masih banyakyang sering

mengkomsumsi makanan yang dibeli di pinggir jalan, makan makanan yang pedas, sehingga dengan mudah diserang oleh diare.Adapun sebagian responden yang berpengetahuan cukup tetapi mengalami diare, itu karena disebabkan pasien tidak mengira jika pada saat mereka membelimakanan dipinggir jalan yang terbuka itu ternyata sudah dihinggapi oleh berbagai bakteri dan lalat yang dapat menimbulkan diare, ini sangat cenderung terjadi pada anak usia SD yang suka jajan sembarangan.2. Hubungan Antara Pola Makan DenganKejadian DiarePola makan merupakan tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan, sedangkan menurut suhasdjo (1989:251) pola makan diartikan sebagai cara seseorang atau sekelompok oranguntuk memilih makanan dan mengkomsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh fisiologis, psokologis, budaya dan social. Sumber lain mengatakan bahwa pola makan didefinisikan sebagai karakteristik dari kegiatan yang berulang kali individu dalam memenuhi kebutuhan fisiologis, sosial dan emosionalnya dapat terpenuhi. (Buletin Gizi, 1988:82). Dalam hal tersebut seseorang yang salah mengkomsumsi makanan maka peluang besar terjadinya diare.Makanan menjadi perhatian yang penting bagi para ahli lingkungan karena tubuh selalu membutuhkan bahan-bahandari luar untuk memenuhi fungsinya baik dalam perannya untuk tumbuh, berkembang, reproduksi maupun kesejahteraan. Makanan harus dimasak, disimpan, disajikan menurut selera yang beraneka ragam, sehingga ada hubungan yang lebih erat antara bahan makanan dengan para penanganan makanan (food handlers). Ini juga menjadi sasaran perhatian bagi para ahli kesehatan lingkungan. Secara umum agar faktor makanan ini tidak berbahaya bagi kesehatan, maka perlu tindakan-tindakan terhadap makanan (food protection). Makanan yang sehat adalah makanan dengan kandungan gizi yang cukup, jumlah atau ukurannya seimbang, bersih dan tidak terkontaminasi.Dari hasil penelitian,31 pasien tidak di dapatkan pasien yang pola makan kurang baik dengan diare ringandan yang mengalami diare berat sebanyak 20 orang (64,5%), Sedangkan pasien yang pola

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

dipinggir jalan, atau bagi yang hobby makan yang kecut-kecut, rata-rata yang didapatkan, responden sangat menyukai makanan yang kecut seperti mangga, dalam hal ini jika mengkomsumsi mangga terlalu banyak maka dapat menyebabkan terjadinya diare.

KESIMPULANBerdasarkan penelitian yang dilakukan,maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:1. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian diare di Ruang Rawat Inap di RSUD Kota Makassar.2. Ada hubungan pola makan dengan kejadian diare di Ruang Rawat Inap di RSUD Kota Makassar.3. Ada hubungan lingkungan dengan kejadian diare di Ruang Rawat Inap di RSUD Kota Makassar.

SARAN1. Diharapkan bagi instansi kesehatan dalam hal ini RSUD Kota Makassar untuk melakukan program penyehatan lingkungan yang berbasis masyarakat.2. Bagi masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin terhadap kejadian diare .3. Bagi peneliti untuk lebih lanjut meneliti mengenai permasalahan yang sama, namun dengan variabel yang berbeda dalam pengaruh tentang kejadian diare. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti dengan menambah faktor-faktor lain diluar penelitian ini.Penelitian selanjutnya juga dapat menambah jumlah sampel yang lebih banyak dan menggunakan metode penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Proposal Penelitian hubungan Sanitasi,(online), (http://arahamanempi.blogspot.com, sitasi tanggal 07 april 2012).

Anonim, 2011. Awas Makin Banyak Warga Makassar Kena Diare, (online), (http://makassar.tribunnews.com/2011/11/02/awas-makin-banyak-warga-makassar-kena-diare, sitasi tanggal 10 juni 2013).

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Edisi I. Diva Press: Jogyakarta

Awi. 2011. Ditjen Bina Upaya Kesehatan dalam Pustadin KEMENKES2011.(online),(http:///E/referensi/Data(angka)Diare di Indonesia.Html, sitasi tanggal 22 april 2013)

Gouzali, S.2012. Memahami Berbagai Penyakit. Alfabeta CV: Bandung.

Hidayat, A. Aziz. Alimul. 2012. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Jakarta.

Jessy. 2012. Girl on The Move, (online), (http://.girlonthemove.biz/2012/06/epidemiologipenyakitmenulardiare.html sitasi tanggal 22 april 2013).

Notoatmodjo, S.2010. Ilmu Perilak Kesehatan. Edisi I. Rineka Cipta : Jakarta

Ode, S., L. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika: Yogyakarta

Rahman. A.H. 2012. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare di Wilayah Kerja PuskesmasBaranglompoa Kecamatan Ujung Tanah :Makassar

Shanty, M. 2011. Penyakit Saluran Pencernaan: Pedoman Menjaga dan Merawat Kesehatan Pencernaan. KataHati: Jogyakarta

Sunaryati, S., S.2012.14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan. Edisi I FlashBooks: Jogyakarta

Soemirat, J. 2012. Epidemiologi Lingkungan. Edisi III. Gadjah Mada University: Jokyakarta

Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Edisi II. Graha Ilmu: Jogyakarta

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan,Pencegahan, dan Pemberantasan. Edisi II.Erlangga: Semarang

7Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721