Uploed Jurnal Bu Nani

27
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGANYAM KELOMPOK A DI TKIT BAKTI INSANI [email protected] NIM : 820295861 ABSTRAK Dari hasil pengamatan pembelajaran di kelas diketahui bahwa kemampuan menganyam di Kelompok A2 Taman Kanak-kanak Islam Terpadu Bakti Insani masih kurang merata antara anak yang satu dengan anak yang lain sehingga perlu ditingkatkan. Untuk itu peneliti ingin melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan metode Menganyam. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan subyek penelitian anak Kelompok A2 TKIT Bakti Insani, Semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 14 anak. Adapun obyeknya adalah meningkatkan motorik halus anak melalui metode menganyam. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus memiliki komponen tindakan perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi. Adapun indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan menganyam dengan berbagai tahapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diterapkan metode praktek langsung kemampuan motorik halus anak meningkat. Peningkatan kemampuan motorik halus anak adalah melalui metode menganyam, dapat dilihat pada siklus I setelah tindakan adalah 40 % , siklus kedua setelah tindakan adalah 90 %. Hal ini berarti bahwa target penelitian untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui metode menganyam rata-rata kelas sebesar 90 % telah tercapai. Kata kunci : Kemampuan, motorik halus, menganyam

Transcript of Uploed Jurnal Bu Nani

Page 1: Uploed Jurnal Bu Nani

1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI MENGANYAM

KELOMPOK A DI TKIT BAKTI INSANI

[email protected]

NIM : 820295861

ABSTRAK

Dari hasil pengamatan pembelajaran di kelas diketahui bahwa

kemampuan menganyam di Kelompok A2 Taman Kanak-kanak Islam Terpadu

Bakti Insani masih kurang merata antara anak yang satu dengan anak yang lain

sehingga perlu ditingkatkan. Untuk itu peneliti ingin melakukan perbaikan

pembelajaran menggunakan metode Menganyam.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas,

dengan subyek penelitian anak Kelompok A2 TKIT Bakti Insani, Semester genap

tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 14 anak. Adapun obyeknya adalah

meningkatkan motorik halus anak melalui metode menganyam. Penelitian ini

dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus memiliki komponen tindakan

perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi. Tehnik pengumpulan data

menggunakan observasi. Adapun indikator keberhasilan penelitian ini ditandai

dengan meningkatnya kemampuan menganyam dengan berbagai tahapan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diterapkan metode praktek langsung

kemampuan motorik halus anak meningkat. Peningkatan kemampuan motorik

halus anak adalah melalui metode menganyam, dapat dilihat pada siklus I

setelah tindakan adalah 40 % , siklus kedua setelah tindakan adalah 90 %. Hal

ini berarti bahwa target penelitian untuk meningkatkan kemampuan motorik

halus anak melalui metode menganyam rata-rata kelas sebesar 90 % telah

tercapai.

Kata kunci : Kemampuan, motorik halus, menganyam

Page 2: Uploed Jurnal Bu Nani

PendahuluanPerkembangan anak pada tahun – tahun pertama sangat penting atau

menentukan kwalitasnya di masa depan. Anak adalah individu yang berbeda dan

unik. Memiliki karakteristik sesuai dengan tahapan usianya. Karena pendidikan

anak usia dini ( PAUD ) sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi

pembentukan kepribadian manusia secara utuh, terampil. Oleh karena itu upaya

pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar sambil

bermain. Hal ini bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak.

Melalui bermain anak memperoleh kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan,

mengekspresikan perasaannya dan berkreasi. Selain itu, bermain juga dapat

membantu anak mengenal dirinya dengan siapa anak hidup serta lingkungan

tempat tinggalnya atau tempat ia berada.

Perlindungan anak usia dini sangat dibutuhkan baik dari segi kesehatan

maupun perkembangan kemampuan intelegensi, emosi, sosial spiritual dan

psikomotorik. Oleh karena itu usia dini sering dikatakan sebagai the golden age

atau masa emas di mana masa itu stimulus sangat penting untuk diberikan.

Secara psikososial, usia dini sangat peka terhadap berbagai rangsangan

dari luar. Apabila diberikan stimulus yang bersifat mendidik, yang cukup,

diyakini kemampuan perkembangan kognitif, afektif, psikomotoriknya akan

berkembang secara optimal.

Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan peran serta masyarakat dalam

menyelenggarakan pendidikan dini. Penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia

dini sudah sangat banyak dimasyarakat yang kita kenal dengan Taman Pendidikan

Balita, pelaksanaan pendidikan pengembangan perilaku meliputi pembiasaan dan

pembentukan kemampuan dasar tersebut dapat dicapai melalui tema yang sesuai

dengan lingkungan anak TK dan kegiatan yang menunjang dalam ketrampilan

menganyam yang menunjang keberhasilan anak terutama untuk motorik halus,

sebab dengan semakin matangnya motorik akan menentukan masa depan anak

tersebut. Oleh karena itu pendidik harus memperhatikan kemajuan dan

perkembangan fisik motorik anak didik sesuai dengan anak usia dini yang masih

Page 3: Uploed Jurnal Bu Nani

sangat memerlukan bimbingan dasarnya untuk mencapai keberhasilan dalam

motorik halus.

Karena anyaman di samping beraneka ragam motif juga ditunjang oleh

tehnologi, baik tehnologi itu masih tradisional maupun modern.

Walaupunkerajinan anyaman yang beraneka dan banyak macamnya tetapi prinsip

kerjanya sama yaitu ada lungsi dan pakan. Tanpa lungsi dan pakan maka anyaman

tidak akan dapat diproses dan tidak dapat menghasilkan karya anyaman.

Kegiatan menganyam terdapat disemua wilayah daerah, baik diperkotaan

maupun di pedesaan di seluruh nusantara yang masing – masing mempunyai khas

dan corak atau motif yang berbeda – beda dari corak atau motif yang dimiliki oleh

masing – masing menjadikan keanekaragaman motif anyam di nusantara.

Maka peran guru sangat diperlukan dalam membentuk pribadi serta

motorik anak terutama dalam menganyam. Oleh karena itu guru perlu

memperhatikan permasalahan yang terdapat dalam lembaga dimana anak bermain

sambil belajar seperti yang dialami anak TKIT Bakti Insani kelompok A dimana

kemampuan motorik halusnya masih sangat kurang terutama dalam hal kegiatan

kemampuan menganyam.

Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan diatas

ditemukan adanya masalah rendahnya motorik halus yang ditandai dengan

beberapa kondisi sebagai berikut :

1. Ketika anak diberikan kesempatan untuk membuat anyaman terdapat 5

anak yang mampu membuat dengan benar atau sekitar 17% dari 28

anak, sedang yang lain hanya membuat 1/3 tugas yang diberikan atau

sekitar 28% , untuk 71% bagi anak yang membuat tidak sesuai

petunjuk

2. Anak kurang sabar dan telaten dalam menganyam

3. Kurangnya media dan alat peraga dalam kegiatan menganyam

Oleh karena itulah peran guru sangat diperlukan dalam memberikan stimulus

agar anak lebih baik lagi dalam motorik halus terutama dalam kegiatan

Page 4: Uploed Jurnal Bu Nani

menganyam. Dengan media yang menarik dan membuat anak lebih senang,

telaten dan sabar sehingga anak bisa berhasil dalam membuat kerajinan

menganyam.

Rumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus selalui

ketrampilan menganyam di kelompok A TKIT Bakti Insani.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan proses

pembelajaran dengan penerapan ketrampilan menganyam untuk meningkatkan

motorik halus anak kelompok A di TKIT Bakti Insani.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

Melatih siswa dalam motorik halus dengan ketrampilan menganyam.

2. Bagi guru

Memperkaya pengetahuan tentang menganyam yang dapat

meningkatkan motorik halus anak.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan layanan

pendidikan di Taman Kanak – kanak.

Kajian Teori

Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )

Secara keilmuan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) merupakan upaya

pembinaan yang diberikan bagi anak usia dini 0 – 6 tahun. Dalam aspek-aspek

kesehatan gizi, dan psikososial ( Kognitif, sosial, emosional ) yang dilakukan

secara integratif oleh lingkungan ( keluarga, sekolah, lembaga dan tempat

pengasuhan anak serta teman sebaya ) dimana anak usia dini atau TK berada.

Page 5: Uploed Jurnal Bu Nani

Pembinaan integratif tersebut sangat penting sebab nantinya akan berpengaruh

besar pada proses tumbuh kembang anak.

Keberadaan PAUD sangat diperlukan sebagai usaha membantu

meletakkan dasar pengembangan multipotensi dan multi kecerdasan pada diri

setiap anak berupa pengetahuan, ketrampilan, dan setiap sebelum anak memasuki

jenjang pendidikan selanjutnya. Selain itu adanya kelompok bermain, TK juga

merupakan fenomena kehidupan masyarakat yang memberikan layanan

pendidikan pada anak usia dini sebagai suatu kebutuhan yang didasarnya oleh

meningkatnya dinamika kehidupan suatu masyarakat yang modern.

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang mengalami suatu proses

perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak

usia dini berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Anak usia dini mengalami masa

yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. ( Berk 1992 ).

Karakteristik Anak Usia TK

Perkembangan diartikan sebagai perubahan yang kontinu dan sistematis

dalam diri seseorang sejak tahap konsepsi sampai meninggal dunia ( David

Shaffer ). Perkembangan berkaitan dengan kematangan secara biologis dan proses

belajar. Demikian pula dalam perkembangan anak. Pola khas yang terjadi dalam

setiap tahap usianya disebut dengan perkembangan normatif dan idiografik (

idiographic development ) yang kemudian dikenal sebagai standar perkembangan

normatif yang di asumsikan sebagai pola universal tugas perkembangan yang

harus dilalui oleh seorang anak. Perkembangan normatif atau developmental lask/

mikstone menjadi ciri karakteristik anak secara umum yang dapat dijadikan acuan

dalam setiap tahap usia.

Secara garis besar karakteristik perkembangan sosial emosional, kognitif

dan psikomotorik anak usia dini dan kelompok bermain adalah sebagai berikut :

1. Aspek perkembangan fisik

a. Sudah dapat berjalan sendiri

b. Menendang bola

Page 6: Uploed Jurnal Bu Nani

c. Mulai mencoba naik turun tangga walaupun masih di bimbing

d. Mulai memakai baju sendiri

e. Mulai memakai sepatu sendiri

f. Mulai makan dengan sendok garpu

2. Aspek kognitif

a. Ia mulai mengetahui namanya, berimajinasi

b. Senang menyanyi lagu sederhana

c. Mengenal bunyi – bunyi

d. Mendengar cerita sederhana

e. Dapat menyatukan puzzle

f. Mulai mengenal konsep

3. Aspek perkembangan sosial emosional

Dalam usia kelompok bermain, TK mempunyai berbagai

keinginan selalu mengamati, melihat, dan meniru. Hari – harinya

selalu diisi berbagai kegiatan untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya.

Usia TK adalah tahap dengan keinginan untuk kemandirian. Anak –

anak usia ini seringkali ingin melakukan segalanya sendiri yang sering

kali malah membuatnya frustasi karena perkembangan kemampuan

dasarnya yang terbatas.

Ciri – ciri emosional lainnya antara lain :

a. Mencari perhatian

b. Menerima arahan sederhana

c. Menyukai kegiatan rumah tangga

d. Dapat membuat pilihan dari dua alternatif

e. Mencari teman yang seusia atau sebaya

f. Mulai menunjukkan emosi yang sesuai yang diharapkan atau

diterima lingkungan sosialnya.

Motorik Halus

Berdasarkan informasi data perkembangan secara normatif tersebut

diharapkan orang tua dan pendidik dapat menyiapkan dan mendisain suatu

kegiatan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dan memperhatikan

Page 7: Uploed Jurnal Bu Nani

keunikan setiap anak sehingga kegiatan perkembangan dapat berhasil dengan

efektif. Oleh karenanya pendidik ( guru dan orang tua ) harus merencanakan

kegiatan pengembangan dengan sebaik – baiknya.

Dengan memperhatikan kebutuhan tiap anak. Walaupun karakteristik anak

usia TK aktif dan mempunyai rasa keingintahuan yang besar tetapi perkembangan

motorik halusnya belum matang. Dan kemampuan konsentrasinya masih singkat.

Hal tersebut akan menyebabkan anak usia dini mudah mengalami frustasi apabila

menerima kegiatan ketrampilan yang tidak dapat atau mudah di selesaikannya

karena waktu yang lama atau jenis pekerjaan yang rumit dan kompleks.

Ketrampilan Menganyam

Demikian juga untuk ketrampilan menganyam bagi anak usia TK sangat

membutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan konsentrasi dan dorongan dari

pendidik. Oleh sebab itu pendidik perlu menyiapkan alat peraga atau alat

permainan yang memadai sesuai jumlah anak. Misalnya untuk 10 anak paling

tidak disiapkan 5 -7 anyaman sehingga anak tidak terlalu lama menunggu dan

proses belajar menganyam dapat berlangsung lancar.

Secara umum anak usia kelompok bermain dan TK ditandai dengan

beberapa periode atau dimana secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi bagaimana sebenarnya seorang pendidik menghadapi anak usia

dini yang memiliki ciri atau sifat yang berbeda dari setiap anak misalnya :

1. Sebagian besar pendidik dan orang tua belum sepenuhnya mampu

menciptakan suatu kondisi yang kondusif yaitu memberi kesempatan

dan mengadakan keterampilan suatu alat peraga tertentu yang dapat

memicu munculnya masa peka atau masa kritis perkembangan.

2. Pendidik harus memahami bahwa anak usia kelompok bermain dan

TK masih berada pada masa egosentris yang ditandai dengan seolah –

olah setiap tindakan yang dilakukan anak adalah paling benar.Setiap

keinginannya harus dituruti dan sikapnya selalu menang sendiri.

Sebaiknya pendidik dapat memberi pengertian secara bertahap pada

anak agar anak dapat menjadi makhluk sosial yang baik dengan

Page 8: Uploed Jurnal Bu Nani

memberikan contoh dan teladan bagaimana seharusnya bersikap dan

bertingkah lakundalam kehidupan bermasyarakat.

3. Pada usia ini proses peniruan anak terhadap segala sesuatu yang ada

disekitarnya tampak semakin meningkat. Penerimaan ini ditunjukkan

anak dengan mengikuti sikap, perilaku, tindakan ataupun ucapan orng

di sekitarnya. Oleh karenanya pendidik harus dapat menjadi tokoh dan

contoh teladan yang baik bagi anak didiknya.

4. Anak usia TK yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin

mencoba oleh karenanya pendidik harus memahami pentingnya

eksplorasi bagi anak. Pendidik harus memfasilitasi dan memberi

kesempatan yang seluas – luasnya pada anak didiknya. Untuk

menyalurkan rasa ingin tahu dan mencoba dengan cara membiarkan

anak mengeksplorasi dan memanfaatkan benda – benda yang ada

disekitarnya. Serta membiarkan anak melakukannya. Dengan cara

demikian anak akan dapat mencari dan menemukan sendiri

pengetahuan tentang menganyam.

Implementasi

Implementasi yang saya lakukan di TKIT Bakti Insani saya akan

melakukan kegiatan ketrampilan menganyam untuk anak – anak untuk

meningkatkan ketrampilan motorik halus anak diantaranya dengan kegiatan 2

siklus. Siklus 1 ada 5 hari, siklus 2 ada 5 hari dengan tema pekerjaan yaitu :

1. Menganyam dengan 1 pola 2 warna

2. Menganyam dengan 2 pola 3 warna

3. Menganyam dengan 2 pola 3 warna

4. Menganyam sesuai kreatifitas

Dengan media spon ati, kertas manila, kertas warna, kertas mas, daun

kelapa, daun janur, dan daun pisang.

Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan dengan keterangan sebagai berikut:

Page 9: Uploed Jurnal Bu Nani

1. Lokasi

a. Nama Sekolah : TKIT BAKTI INSANI

b. Kelompok : A

c. Tema : PEKERJAAN

d. Waktu : 07.30 – 1 I .00 WIB

2. Waktu Pelaksanaan

Jadwal kegiatan di TKIT Bakti Insani sebagai lokasi penelitian

dilaksanakan setiap hari dari hari Senin sampai dengan hari Jum’at. Dari

jam 08.00-11.00.

Deskripsi Per Siklus

Perencanaan

Dari penelitian yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Ketrampilan

Motorik Halus Melalui Menganyam pada anak Kelompok A di TKIT Bakti Insani

menitik beratkan pada fokus masalah kurangnya kreatifitas dan minat anak dalam

menganyam (kebanyakan menganyam anak monoton / itu-itu saja), tingkat

kematangan perkembangan motorik halus dan kognitif anak yang belum optimal,

hasil belajar anak yang belum terselesaikan dengan baik, penggunaan metode dan

jenis kegiatan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan sebuah upaya tindakan dalam

rangka memperbaiki kualitas pembelajaran.

Dari hasil analisis masalah yang dilakukan peneliti maka rencana tindakan

sebagai upaya memperbaiki kualitas pembelajaran dalam Upaya meningkatkan

ketrampilan motorik halus melalui menganyam pada anak yang dilaksanakan

dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 5 hari.

Perencanaan Tindakan

Dalam melakukan penelitian perbaikan pembelajaran ketrampilan

menganyam, peneliti bisa mempersiapkan perencanaan secara rinci setiap langkah

dan persiapan yang matang dan terprogram agar dapat mencapai tujuan yang

diharapkan, persiapkan tersebut antara lain:

a. Menyusun perencanaan perbaikan pembelajaran

b. Menentukan waktu perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan

c. Mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam kegiatan

Page 10: Uploed Jurnal Bu Nani

d. Menentukan metode yang akan digunakan dalam menyampaikan

pembelajaran.

e. Mempersiapkan lembar penilaian yang telah dirumuskan.

Dari penelitian yang berjudul Meningkatkan kemampuan ketrampilan

motorik halus melalui menganyam pada anak Kelompok A TKIT Bakti Insani,

peneliti lebih menitik beratkan pada masalah motorik halus anak. Dalam

melaksanakan kegiatan di samping peneliti mempersiapkan pembelajaran peneliti

juga melakukan penataan lingkungan kelas, setting meja dan berbagai media yang

lainnya.

Peneliti juga melakukan triangulasi data dengan melakukan

kolaborasi dengan teman sejawat, dan dalam pelaksanaan implementasi

penelitian ini dibimbing dan diarahkan oleh supervisor tindakan dalam

rangka memperbaiki kualitas pembelajaran untuk meningkatkan

ketrampilan menganyam dilaksanakan dalam kegiatan dalam siklus I dan

ke II. adalah sebagai berikut:

Rancangan Satu Siklus I

a. Rancangan satu Siklus I

Siklus : I (satu)

Tema : PEKERJAAN

Kelompok : A

Tanggal : 17 Maret s/d 21 Maret 2014

b. Rancangan satu Siklus II

Siklus : II (dua)

Tema : PEKERJAAN

Kelompok : A

Tanggal : 24 Maret s/d 28 Maret 2014

Jadwal penelitian/siklus sebagai berikut:

Page 11: Uploed Jurnal Bu Nani

Tabel 3 Jadwal Penelitian Siklus I

Hari / Tanggal Waktu Keterangan

Senin, 17 Maret 2014sampai

Jum’at, 21 aret 2014

07.30 – 08. 3008. 30 – 09. 3009. 30 – 10.3010.30 – 11.00

PembukaanKegiatan IntiIstirahatPenutup

Jadwal Penelitian Siklus II

Hari / Tanggal Waktu Keterangan

Senin, 24 Maret 2014sampai

Jum’at, 28 Maret 2014

07.30 – 08. 3008. 30 – 09. 3009. 30 – 10.3010.30 – 11.00

PembukaanKegiatan IntiIstirahatPenutup

c. Tujuan Perbaikan

Untuk meningkatkan ketrampilan motorik halus melalui menganyam.

d. Identifikasi Masalah

1. Lemahnya ketrampilan motorik halus anak

2. Kegiatan menganyam dengan berbagai media kurang maksimal.

3. Kurangnya kemampuan guru dalam memfasilitasi ketrampilan

anak.

4. Kurangnya kreatifitas anak dalam menggunakan bahan anyaman

yang ada di sekitar anak.

5. Ketergantungannya anak dalam melaksanakan tugas / kegiatan

menganyam.

e. Analisis Masalah

Dari kelima masalah yang teridentifikasi yang akan

dipecahkan adalah ketrampilan motorik halus melalui menganyam

di TKIT Bakti Insani karena anak usia 5-6 tahun adalah membuat

hasil anyaman dengan berbagai media untuk menghadirkan hasil

anyaman, mengembangkan hasil anyaman yang mendukung tugas-

tugas sekolahnya dikemudian hari.

Page 12: Uploed Jurnal Bu Nani

f. Perumusan masalah

Bagaimana ketrampilan motorik halus anak melalui ketrampilan

menganyam pada anak di TKIT Bakti Insani ?

Untuk itu dari berbagai uraian di atas, peneliti mengupayakan rancangan

pembelajaran yang memberikan stimulasi berupa ketrampilan motorik halus.

Rancangan pembelajaran ini nantinya dinamakan sebagai rancangan satu siklus.

Di bawah ini adalah rincian rancangan kegiatan satu siklus yang dilaksanakan

pada siklus pertama dimulai hari Senin, 17 Maret s/d 21 Maret 2014

Dari berbagai rancangan kegiatan pada siklus pertama di atas, maka

pelaksanaan kegiatan penelitian memiliki rincian langkah-langkah sebagai berikut

1. Guru merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan.

2. Guru melakukan persiapan setting ruangan, media dan

perangkat pembelajaran yang dibutuhkan

3. Guru menyusun bahan ajar.

4. Guru memotivasi anak dalam menganyam

5. Guru memberi refleksi waktu menganyam.

Dari rancangan di atas menunjukkan bahwa penelitian ini dilakukan

selama siklus tertentu dengan harapan dengan adanya perubahan peningkatan

motorik halus melalui menganyam pada anak didik di TKIT Bakti Insani.

Masing-masing tindakan memiliki fokus untuk menyelesaikan masalah yang akan

dipecahkan:

Adapun pelaksanaan penelitian ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan media yang digunakan yaitu kertas mas

daun pisang, busa hati, dan membagi ke dalam 3 kelompok. Hal

ini bisa disebut dengan pijakan lingkungan main.

2. Pada awal pembelajaran guru mengajukan pertanyaan kepada

semua anak berkaitan dengan kegiatan main yang akan

dilaksanakan kegiatan ini lebih sering disebut pijakan sebelum

main..

Page 13: Uploed Jurnal Bu Nani

Pelaksanaan

Penelitian tindakan ini dalam pelaksanaannya melibatkan penilai yang

diharapkan dapat memperkuat pengambilan data di lapangan serta sebagai upaya

kolaborasi peneliti dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan penilai 1 dan penilai 2.

Adapun penilai 1 adalah Ibu Erny Wahyuni,S.Pd.I yang bertugas untuk

membantu peneliti dan dalam hal kemampuan merencanakan perbaiakn kegiatan

pengembangan tentang Alat Penilaian Kemampuan Guru-PKP 1 (APKG-PKP 1)

yang terdiri dari Merancang RKH perbaikan dalam merumuskan / menentukan

indikator perbaikan perbaikan pembelajaran dan menentukan kegiatan perbaikan,

menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kegiaatan perbaikan, skenario

perbaikan, di dalam menentukan tujuan perbaikan, hal-hal yang harus diperbaiki

dan langkah-langkah perbaikan, merancang pengelolaan kelas perbaikan kegiatan

pengembangan, merencanakan alat dan cara penilaian perbaikan kegiatan,

tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran.

Sedangkan untuk penilai 2 adalah Ibu Susi Dewantari, S.Pd.I yang

bertugas untuk membantu peneliti dalamhal penilaian kemampuan guru PKP 2

(APKG-PKP 2) yang terdiri dari cara menata ruang dan sumber belajar serta

melaksanakan tugas rutin, melaksanakan perbaikan kegiatan, mengelola interaksi

kelas, bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif

anak terhadap kegiatan bermain sambil belajar, mendemonstrasikan kemampuan

khusus dalam perbaikan kegiatan pengembangan, melaksanakan penilaian selama

proses perbaikan kegiatan pengembangan, kesan umum pelaksanaan perbaikan

kegiatan pengembangan. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitain tindakan ini

peneliti melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Refleksi

Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus melalui

ketrampilan menganyam pada anak kelompok A di TKIT Bakti

Insani dalam menganyam sampai rapi dan dapat dipahami oleh orang

lain?

Dengan identifikasi masalah :

Page 14: Uploed Jurnal Bu Nani

1) Motorik halus melalui menganyam anak di TKIT Bakti insani

masih rendah.

2) Guru kurang kreatif dalam melakukan metode pembelajaran

3) Terbatasnya sarana prasarana dan waktu untuk bereksperimen.

4) Hasil belajar menganyam anak yang belum terselesaikan dengan

baik.

Dari keempat masalah yang teridentifikasi, masalah yang peneliti

utamakan dan berusaha dipecahkan adalah kurangnya minat dan kreatifitas

berimajinasi anak dalam menganyam. Karena masalah yang penting untuk

mengembangkan aspek-aspek selanjutnya. Penyebab masalah tersebut adalah

metode atau strategi guru yang digunakan kurang bervariasi dan perkembangan

motorik halus anak didik belum terarah dengan baik / masih belum mencapai

kematangan.

Setelah peneliti mengamati dan mengadakan penelitian di TKIT Bakti

insani muncul beberapa masalah yaitu, upaya meningkatkan ketrampilan motorik

halus melalui menganyam pada anak kelompok A di TKIT Bakti insani .

Atas situasi tersebut peneliti berusaha mencari penyebab serta

merenungkan hal-hal yang menyebabkan situasi masalah itu terjadi.

Dari hasil renungan peneliti mencoba mencari / menganalisis masalah

yang terjadi di TKIT Bakti insani . Analisis yang dapat peneliti temui adalah

bahwa motorik halus anak melalui menganyam di TKIT Bakti Insani masih

rendah. Cara guru menyampaikan kurang kreatif serta terbatasnya sarana

prasarana dan waktu untuk berkesperimen sehingga hasil belajar menganyam anak

yang belum terselesaikan dengan baik dan sempurna.

Identifikasi Masalah

Peneliti mencoba mencari solusi masalah untuk meningkatkan dengan cara

membuat tindak dengan konsep :

Meningkatkan kemampuan Motorik Halus Melalui ketrampilan Menganyam

pada Anak Kelompok A di TKIT Bakti Insani

Tindakan di atas diimplementasikan atau dipraktekkan dengan

memberikan tindakan berupa pembelajaran di kelas. Pembelajaran tersebut

nantinya terdiri dari 2 siklus.

Page 15: Uploed Jurnal Bu Nani

b. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran

Disini peneliti berusaha memperbaiki pembelajaran

kreatifitas berimajinasi melalui metode menggambar pada anak usia 5-

6 tahun yang diberikan secara continue dengan kegiatan yang menarik

sehingga dapat memberikan inspirasi kepada anak didik untuk

berkreasi (menganyam sesuai imajinasi). Untuk pelaksanaan

perbaikan dilakukan pada proses merancang / pembuatan SKH dari

saat melakukan tindakan kelas apakah sudah sesuai dengan SKH yang

telah dibuat sebelumnya. Hal ini dilakukan mulai dari kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1. Lembar Observasi Anak

Merupakan instrument penelitian yang digunakan untuk

mengamati kemajuan dan perkembangan yang didapat oleh siswa dan

hasilnya diharapkan dapat menjadi acuan, pertimbangan, bahan refleksi,

untuk merencanakan pelaksanaan siklus berikutnya. Data ini diambil

melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai orang yang

terlibat aktif dalam pelaksanaan tindakan dan dibantu oleh teman sejawat

sebagai observer. Kegiatan siswa yang diamati selama kegiatan main

dengan tanda checklist. Kemampuan menganyam setiap anak dinilai

dengan menggunakan tanda bintang 1 sampai 4. Adapun kriterianya

penilaian anak sebagai berikut:

a. : Belum berkembang (BK)

b. : Mulai Berkembang (MK)

c. : Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

d. : Berkembang Sangat Baik ( BSB )

Tabel 2. Hasil Observasi pada Siklus 1

Indikator KemampuanJumlah Anak

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

Belum Berkembang 0 0 0 0 0

Mulai Berkembang 6 4 2 3 2

Berkembang Sesuai dengan 5 6 6 6 8

Page 16: Uploed Jurnal Bu Nani

Harapan

Berkembang Sangat Baik 0 0 0 0 0

Tabel 3. Hasil Observasi pada Siklus 2

Indikator KemampuanJumlah Anak

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

Belum Berkembang 0 0 0 0 0

Mulai Berkembang 3 2 2 0 0

Berkembang Sesuai dengan

Harapan

13 12 10 11 9

Berkembang Sangat Baik 5 5 7 8 10

1. Pengamatan/Pengumpulan Data/ Instrumen

Penelitian ini dalam pelaksanaannya menggunakan instrument

pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui hasil pelaksanaan

tindakan. Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa :

1) Instrumen Pengumpulan Data

Adapun instrument pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan Langsung

Sebagai peneliti juga sebagai pengamat.

2) Hasil Pengumpulan Data

a. Lembar observasi anak, terlampir.

b. Lembar APKG 1, terlampir

c. Lembar APKG 2, terlampir

2. Refleksi

Dalam pelaksanaannya terdapat kekuatan dan kelemahan dalam

penelitian ini. Adapun kekuatan dan kelemahannya sebagai berikut:

a. Kelebihan / kekuatan secara umum

Secara umum tindakan perbaikan yang dilaksanakan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan kegiatan pembelajaran

sudah mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Page 17: Uploed Jurnal Bu Nani

Dengan pemberian media dan metode yang bervariasi serta

berulang-ulang, kreatifitas anak cenderung meningkat dan hasilnya

cukup memuaskan.

Anak-anak sangat antusias dan bersemangat dalam menganyam r.

Kreasi berimajinasi anak dalam menganyam lebih optimal.

Hasil Observasi Penilaian Anak Siklus 1

PenilaianIndikator

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

* *****

****

* *****

****

* *****

****

* *****

****

* *****

****

1. Melaksanakantugas yangdiberikan gurumenganyamdengan pola selangsatudengan sponati

0 4 10 0

2. Melaksanakantugas dari gurumenganyamdengan pola selangdua dengan daunpisang dan kertas

0 6 8 0

3. Melaksanakantugas dari gurumenganyambentukserbet makandengan pola selangdua dengan kertasmas

0 4 10 0

4. Melaksanakantugas dari gurumenganyambentuk kesetdengan polabervariasi warnaselang satu dengankertas mas

0 2 12 0

5. Melaksanakantugas dari gurumenganyam pagarrumah dengan polamembentuk jajarangenjang / gambirdengan kertas lmas

0 3 11 0

Keterangan :* : Belum Berkembang

Page 18: Uploed Jurnal Bu Nani

** : Mulai Berkembang*** : Berkembang Sesuai Harapan**** : Berkembang dengan Baik

Hasil Observasi Penilaian Anak Siklus 2

PenilaianIndikator

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

* *****

****

* *****

****

* *****

****

* *****

****

* *****

****

1. Melaksanakantugas yangdiberikan gurumenganyamdengan pola selangtiga dengan daunpisang

0 3 8 3

2. Melaksanakantugas dari gurumenganyamdengan pola selangdua dengan daunpisang dan kertas

0 2 7 5

3. Melaksanakantugas dari gurumenganyambentukserbet makandengan pola selangsatu dengan kertaslipat

0 2 8 4

4. Melaksanakantugas dari gurumenganyambentuk kesetdengan polabervariasi warnaselang satu dengankertas lipat

0 0 8 6

5. Melaksanakantugas dari gurumenganyam pagarrumah dengan polamembentuk jajarangenjang / gambirdengan kertas lipat

0 0 6 8

Keterangan :* : Belum Berkembang** : Mulai Berkembang*** : Berkembang Sesuai Harapan**** : Berkembang dengan BaikHasil Dan PembahasanDiskripsi Per Siklus

Page 19: Uploed Jurnal Bu Nani

Penelitian yang berjudul Meningkatkan kemampuan Motorik Halus

Melalui ketrampilan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TKIT Bakti

Insani dilakukan dengan tindakan berupa perbaikan kualitas pembelajaran.

Perbaikan kualitas pembelajaran ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi dan

melalui dua tahap siklus. Siklus dalam penelitian tindakan ini mencakup siklus

pertama dan siklus kedua sebagai pengembangan hasil evaluasi siklus pertama.

Masing-masing siklus memiliki tingkat pencapaian indikator yang berbeda.

Seperti penulis memberi indikator berkembang melebihi harapan disajikan pada

siklus kedua dengan asumsi tingkat kesulitan yang lebih lanjut. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengembangan

pembelajaran.

B.1.a. Analisis Hasil Pembelajaran Siklus I

Berikut ini adalah hasil pengambilan data dari lembar observasi dalam bentuk

grafik.

Siklus 1

HasilJumlah Anak

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’atBelum Berkembang 0 0 0 0 0Mulai Berkembang 3 2 3 5 2Berkembang SesuaiHarapan

11 12 11 9 10

Berkembang Sangat Baik 0 0 0 0 0Hasil Prosentase

Belum Berkembang 0% 0% 0% 0% 0%Mulai Berkembang 31,6% 21,1% 10,5% 15,8% 10,5%Berkembang SesuaiHarapan

68,4% 78,9% 89,5% 84,2% 89,5%

Berkembang Sangat Baik 0% 0% 0% 0% 0%Dari data di atas maka diperoleh gambar grafik sebagai berikut:

Page 20: Uploed Jurnal Bu Nani

Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa anak yang memiliki

kemampuan membentuk menggabungkan / mengkombinasikan beberapa

bentuk anyaman tahap satu menganyam dengan selang satu. Pada hari

Senin dengan hasil mulai berkembang adalah sebesar 31,6% sedangkan

berkembang sesuai harapan adalah 68,4%.

Kemudian dilanjutkan di hari Selasa anak yang memiliki kemampuan

membentuk menggabungkan / mengkombinasikan beberapa bentuk

anyaman, mulai memberi nama, satu bentuk, satu nama, memberi nama

obyek-obyek yang terpisah. Pada hari selasa dengan hasil mulai

berkembang adalah sebesar 21,1% sedangkan berkembang sesuai harapan

adalah 78,9%. Hari berikutnya anak yang memiliki kemampuan

membentuk menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk

bangunan, mulai memberi nama, satu bangunan, satu nama, memberi

nama obyek-obyek yang terpisah pada hari Selasa dengan hasil mulai

berkembang adalah sebesar 10,5% sedangkan berkembang sesuai harapan

adalah 89,5%.

Penurunan grafik pada hari Kamis anak yang memiliki kemampuan

membentuk menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa warna kertas,

mulai dari warna merah, hijau, orange, biru. Pada hari Selasa dengan hasil

mulai berkembang adalah sebesar 15,8% sedangkan berkembang sesuai

harpan adalah 84,2%. Kenaikan kembali pada hari Jum’at yaitu anak yang

memiliki kemampuan membentuk menggabungkan/mengkombinasikan

beberapa bentuk bangunan, menganyam selang satu. Pada hari Selasa

dengan hasil mulai berkembang adalah sebesar 10,5% sedangkan

berkembang sesuai harapan adalah 89,5%.

0

5

10

15

20

BelumBerkembang

MulaiBerkembang

Page 21: Uploed Jurnal Bu Nani

Semua kegiatan yang dilakukan dengan perolehan angka di atas

tentunya membutuhkan rencana pembelajaran yang baik dan juga media

yang mencukupi. Tentu saja kolaborasi penilai satu dan penilai dua sangat

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.

Kemudian kemampuan anak sebelumnya juga cukup

mempengaruhi keberhasilan imajinasi dan kreativitas anak dalam

menganyam sesuai dengan rencana pembelajaran yang diberikan

sebelumnya. Beberapa anak juga sudah mampu berkembang melebihi

harapan guru, sehingga dari siklus pertama ini cukup dapat memberikan

gambaran pada penulis bahwa stimulasi kecerdasan visual special dapat

mulai dikembangkan.

1. Siklus 2

Pada siklus 2 ini terdiri dari rancangan satu siklus, kemudian

dilanjutkan dengan implementasi, dimana penulis menyusun lembar

observasi. Kemudian penilai dari sisi perangkat pembelajaran adalah

berupa APKG 1 dan 2 yang dinilai oleh teman sejawat. Kemudian dari

hasil ketiga instrument diatas dikombinasikan dengan hasil refleksi maka

beberapa hal dapat sari pati dari kesimpulan-kesimpulan yang sudah

ditemukan berdasarkan observasi.

Dari data di atas maka diperoleh gambar grafik sebagai berikut:

Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus ke 2 di atas

dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan menganyam yang dilakukan

disentra menganyam dapat meningkatkan ketrampilan motorik halus anak.

Hal ini terlihat dari indikator belum berkembang adalah 0% sehingga

dapat disimpulkan bahwa anak sudah menunjukkan ketrampilan motorik

halusnya. Indikator mulai pada angka 10,5% pada hari rabu. Kemudian

0

5

10

15

BelumBerkembang

Page 22: Uploed Jurnal Bu Nani

indikator berkembang sesuai harapan mencapai 68,4% dan indikasi

berkembang sangat baik sudah mencapai 10% peningkatan. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan menganyam maka

ketrampilan motorik halus anak meningkat dengan sangat baik.

Hal tersebut juga didukung dengan adanya perangkat pembelajaran

yang berkolaborasi dengan teman sejawat. Sehingga evaluasi, triangulasi

data, dan konsultasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan bisa

ditelaah dengan data-data yang terukur dengan baik.

B.1.a Analisa Hasil Pembelajaran Siklus 1

Berikut ini adalah hasil pengambilan data dari lembar observasi dalam

bentuk grafik

HasilJumlah Anak

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

Belum muncul 0 0 0 0 0

Mulai berkembang 1 4 2 3 2

Berkembang dengan bimbingan 13 10 12 11 12

Mandiri 0 0 0 0 0

Hasil Prosentase

Belum muncul 0% 0% 0% 0% 0%

Mulai berkembang 31,6% 21,1% 10,5% 15,8% 10,5%

Berkembang dengan bimbingan 68,4% 78,9% 89,5% 84,2% 89,5%

Mandiri 0% 0% 0% 0% 0%

B.2.b Analisis Hasil Pembelajaran Siklus 2

Berikut adalah hasil perolehan data dari penelitian ini

Indikator KemampuanJumlah Anak

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

Belum muncul 0 0 0 0 0

Mulai berkembang 3 2 2 0 0

Berkembang dengan bimbingan 11 12 12 11 9

Page 23: Uploed Jurnal Bu Nani

Mandiri 3 5 7 8 10

Dari data diatas presentase yang dapat disajikan dalam bentuk table adalah

sebagai berikut

Hasil Indikator

Presentase

Siklus 2

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

Belum muncul 0% 0% 0% 0% 0%

Mulai berkembang 15,8% 10,5% 10,5% 0 0

Berkembang dengan bimbingan 68,4% 63,2% 52,6% 57,9% 47,4%

Mandiri 3 5 7 8 10

Dari data diatas maka diperoleh gambar grafik sebagai berikut

18

16

14

12

10

8

6

4

2

0Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

Page 24: Uploed Jurnal Bu Nani

Jumlah Anak

Keterangan :

: Belum Berkembang

: Mulai berkembang

: Berkembang sesuai harapan

: Berkembang sangat baik

Page 25: Uploed Jurnal Bu Nani

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilaian yang berjudul melalui menganyam sebagai upaya

meningkatkan ketrampilan motorik halus pada anak Kelompok A di TKIT Bakti

Insani dapat disimpulkan bahwa motorik halus anak pada meningkat. Hal ini

dapat dilihat dari tabel hasil observasi dan pembahasan yaitu sebagai berikut:

1. Ketrampilan motorik halus anak dalam menganyam untuk membentuk/

menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk bangunan; mulai

memberi nama; satu bangunan, satu nama; memberi nama obyek-obyek

yang terpisah 95% memiliki kemampuan berkembang sesuai harapan.

2. Ketrampilan motorik halus anak dalam menganyam untuk membentuk/

menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk bangunan; mulai

memberi nama; satu bangunan, satu nama; memberi nama obyek-obyek

yang terpisah meningkat kemampuan berkembang sesuai harapan dari

68,4% menjadi 89,5% pada siklus 1.

3. Ketrampilan motorik halus menganyam untuk membentuk/

menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk bangunan; mulai

memberi nama; satu bangunan, satu nama; memberi nama obyek-obyek

yang terpisah kemampuan berkembang sesuai harapan mengalami

penurunan kemampuannya dikarenakan adanya peningkatan kemampuan

yang melebihi harapan/ berkembang sangat baik dari 15,8% menjadi

52,7% pada siklus 2.

4. Ketrampilan motorik halus dalam menganyam untuk membentuk/

menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk bangunan; mulai

memberi nama; satu bangunan, satu nama; memberi nama obyek-obyek

yang terpisah mempunyai kemampuan melebihi harapan/ berkembang

sangat baik mengalami peningkatan mencapai 52,7% di akhir siklus 2

yang pada awal observasi (siklus I) kemampuan ini tidak muncul.

Dengan melihat peningkatan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

melalui kegiatan menganyam meningkatkan kecerdasan visual spesial anak

khususnya pada TKIT Bakti Insani .

Page 26: Uploed Jurnal Bu Nani

Saran

1. Guru TK diharapkan terus mengikuti perkembangan tentang dunia

pendidikan anak usia dini, sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan

main pada anak.

2. Guru sebaliknya memiliki kreativitas dalam memberikan kegiatan main/

pembelajaran kepada anak sehingga kecerdasan holistik pada anak dapat

testimulasi.

3. Melalui menganyam selain menyenangkan anak, dapat meningkatkan

ketrampilan motorik halus pada anak sehingga kegiatan menganyam

sebaliknya selalu diberikan kepada anak.

4. Perlunya guru TK mendapatkan informasi pentingnya menganyam pada

anak yang dapat meningkatkan seluruh kecerdasan karena belum semua

guru mempunyai pengetahuan tersebut.

Daftar Pustaka

Mursell, Nasution.S. ( 2002 ), Mengajar Dengan Sukses. Jakarta. Bumi

Nasution. Nochi ( 1999 ), Evaluasi Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta

Purwanto , Ngalim ( 2004 ), Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

Jakarta. Rineka

Suyono, Rosdakarya ( 2005 ), Penelitian Hasil Belajar Mengajar, Bandung,

Remaja

Afandi dan Dewa Broto ( 2004 ), Mengenal Seni Rupa Anak, Yogyakarta, Gama

Media

Cut Kamansil dkk, ( 2007 ), Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan,

Jakarta, Universitas Terbuka

Dedi Nurhadiah. ( 1991 ), Seni Rupa Tari dan Praktik, Bandung, Internusa

Edy Fauzi, ( 1989 ) , Belajar Aktif Seni Rupa SD, Jakarta, Gramedia

Page 27: Uploed Jurnal Bu Nani

Oho Graha, ( 1983 ), Seni Rupa Media Pengajaran dengan Kreatifitas, Jakarta,

Depdikbud

Roesjaya. ( 1992 ), Pendidikan Seni Rupa Jakarta, Erlangga

Wawan Roswana , ( 1995 ), Anyaman Konstruksi , Yogyakarta,Depdikbud

Jumiran , ( 1995 ), Anyaman Dasar, Yogyakarta, Depdibud

Wadiyo, ( 1995 ), Teknik Tenun Polos, Yogyakarta, Depdikbud

Graha, (1979 ), Pendidikan Kesenian Seni Rupa II, Jakarta, Depdikbud