1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
MELALUI MENGANYAM
KELOMPOK A DI TKIT BAKTI INSANI
NIM : 820295861
ABSTRAK
Dari hasil pengamatan pembelajaran di kelas diketahui bahwa
kemampuan menganyam di Kelompok A2 Taman Kanak-kanak Islam Terpadu
Bakti Insani masih kurang merata antara anak yang satu dengan anak yang lain
sehingga perlu ditingkatkan. Untuk itu peneliti ingin melakukan perbaikan
pembelajaran menggunakan metode Menganyam.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas,
dengan subyek penelitian anak Kelompok A2 TKIT Bakti Insani, Semester genap
tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 14 anak. Adapun obyeknya adalah
meningkatkan motorik halus anak melalui metode menganyam. Penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus memiliki komponen tindakan
perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi. Tehnik pengumpulan data
menggunakan observasi. Adapun indikator keberhasilan penelitian ini ditandai
dengan meningkatnya kemampuan menganyam dengan berbagai tahapan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diterapkan metode praktek langsung
kemampuan motorik halus anak meningkat. Peningkatan kemampuan motorik
halus anak adalah melalui metode menganyam, dapat dilihat pada siklus I
setelah tindakan adalah 40 % , siklus kedua setelah tindakan adalah 90 %. Hal
ini berarti bahwa target penelitian untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak melalui metode menganyam rata-rata kelas sebesar 90 % telah
tercapai.
Kata kunci : Kemampuan, motorik halus, menganyam
PendahuluanPerkembangan anak pada tahun – tahun pertama sangat penting atau
menentukan kwalitasnya di masa depan. Anak adalah individu yang berbeda dan
unik. Memiliki karakteristik sesuai dengan tahapan usianya. Karena pendidikan
anak usia dini ( PAUD ) sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi
pembentukan kepribadian manusia secara utuh, terampil. Oleh karena itu upaya
pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar sambil
bermain. Hal ini bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak.
Melalui bermain anak memperoleh kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan,
mengekspresikan perasaannya dan berkreasi. Selain itu, bermain juga dapat
membantu anak mengenal dirinya dengan siapa anak hidup serta lingkungan
tempat tinggalnya atau tempat ia berada.
Perlindungan anak usia dini sangat dibutuhkan baik dari segi kesehatan
maupun perkembangan kemampuan intelegensi, emosi, sosial spiritual dan
psikomotorik. Oleh karena itu usia dini sering dikatakan sebagai the golden age
atau masa emas di mana masa itu stimulus sangat penting untuk diberikan.
Secara psikososial, usia dini sangat peka terhadap berbagai rangsangan
dari luar. Apabila diberikan stimulus yang bersifat mendidik, yang cukup,
diyakini kemampuan perkembangan kognitif, afektif, psikomotoriknya akan
berkembang secara optimal.
Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan peran serta masyarakat dalam
menyelenggarakan pendidikan dini. Penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia
dini sudah sangat banyak dimasyarakat yang kita kenal dengan Taman Pendidikan
Balita, pelaksanaan pendidikan pengembangan perilaku meliputi pembiasaan dan
pembentukan kemampuan dasar tersebut dapat dicapai melalui tema yang sesuai
dengan lingkungan anak TK dan kegiatan yang menunjang dalam ketrampilan
menganyam yang menunjang keberhasilan anak terutama untuk motorik halus,
sebab dengan semakin matangnya motorik akan menentukan masa depan anak
tersebut. Oleh karena itu pendidik harus memperhatikan kemajuan dan
perkembangan fisik motorik anak didik sesuai dengan anak usia dini yang masih
sangat memerlukan bimbingan dasarnya untuk mencapai keberhasilan dalam
motorik halus.
Karena anyaman di samping beraneka ragam motif juga ditunjang oleh
tehnologi, baik tehnologi itu masih tradisional maupun modern.
Walaupunkerajinan anyaman yang beraneka dan banyak macamnya tetapi prinsip
kerjanya sama yaitu ada lungsi dan pakan. Tanpa lungsi dan pakan maka anyaman
tidak akan dapat diproses dan tidak dapat menghasilkan karya anyaman.
Kegiatan menganyam terdapat disemua wilayah daerah, baik diperkotaan
maupun di pedesaan di seluruh nusantara yang masing – masing mempunyai khas
dan corak atau motif yang berbeda – beda dari corak atau motif yang dimiliki oleh
masing – masing menjadikan keanekaragaman motif anyam di nusantara.
Maka peran guru sangat diperlukan dalam membentuk pribadi serta
motorik anak terutama dalam menganyam. Oleh karena itu guru perlu
memperhatikan permasalahan yang terdapat dalam lembaga dimana anak bermain
sambil belajar seperti yang dialami anak TKIT Bakti Insani kelompok A dimana
kemampuan motorik halusnya masih sangat kurang terutama dalam hal kegiatan
kemampuan menganyam.
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan diatas
ditemukan adanya masalah rendahnya motorik halus yang ditandai dengan
beberapa kondisi sebagai berikut :
1. Ketika anak diberikan kesempatan untuk membuat anyaman terdapat 5
anak yang mampu membuat dengan benar atau sekitar 17% dari 28
anak, sedang yang lain hanya membuat 1/3 tugas yang diberikan atau
sekitar 28% , untuk 71% bagi anak yang membuat tidak sesuai
petunjuk
2. Anak kurang sabar dan telaten dalam menganyam
3. Kurangnya media dan alat peraga dalam kegiatan menganyam
Oleh karena itulah peran guru sangat diperlukan dalam memberikan stimulus
agar anak lebih baik lagi dalam motorik halus terutama dalam kegiatan
menganyam. Dengan media yang menarik dan membuat anak lebih senang,
telaten dan sabar sehingga anak bisa berhasil dalam membuat kerajinan
menganyam.
Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus selalui
ketrampilan menganyam di kelompok A TKIT Bakti Insani.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan proses
pembelajaran dengan penerapan ketrampilan menganyam untuk meningkatkan
motorik halus anak kelompok A di TKIT Bakti Insani.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
Melatih siswa dalam motorik halus dengan ketrampilan menganyam.
2. Bagi guru
Memperkaya pengetahuan tentang menganyam yang dapat
meningkatkan motorik halus anak.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan layanan
pendidikan di Taman Kanak – kanak.
Kajian Teori
Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
Secara keilmuan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) merupakan upaya
pembinaan yang diberikan bagi anak usia dini 0 – 6 tahun. Dalam aspek-aspek
kesehatan gizi, dan psikososial ( Kognitif, sosial, emosional ) yang dilakukan
secara integratif oleh lingkungan ( keluarga, sekolah, lembaga dan tempat
pengasuhan anak serta teman sebaya ) dimana anak usia dini atau TK berada.
Pembinaan integratif tersebut sangat penting sebab nantinya akan berpengaruh
besar pada proses tumbuh kembang anak.
Keberadaan PAUD sangat diperlukan sebagai usaha membantu
meletakkan dasar pengembangan multipotensi dan multi kecerdasan pada diri
setiap anak berupa pengetahuan, ketrampilan, dan setiap sebelum anak memasuki
jenjang pendidikan selanjutnya. Selain itu adanya kelompok bermain, TK juga
merupakan fenomena kehidupan masyarakat yang memberikan layanan
pendidikan pada anak usia dini sebagai suatu kebutuhan yang didasarnya oleh
meningkatnya dinamika kehidupan suatu masyarakat yang modern.
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang mengalami suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak
usia dini berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Anak usia dini mengalami masa
yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. ( Berk 1992 ).
Karakteristik Anak Usia TK
Perkembangan diartikan sebagai perubahan yang kontinu dan sistematis
dalam diri seseorang sejak tahap konsepsi sampai meninggal dunia ( David
Shaffer ). Perkembangan berkaitan dengan kematangan secara biologis dan proses
belajar. Demikian pula dalam perkembangan anak. Pola khas yang terjadi dalam
setiap tahap usianya disebut dengan perkembangan normatif dan idiografik (
idiographic development ) yang kemudian dikenal sebagai standar perkembangan
normatif yang di asumsikan sebagai pola universal tugas perkembangan yang
harus dilalui oleh seorang anak. Perkembangan normatif atau developmental lask/
mikstone menjadi ciri karakteristik anak secara umum yang dapat dijadikan acuan
dalam setiap tahap usia.
Secara garis besar karakteristik perkembangan sosial emosional, kognitif
dan psikomotorik anak usia dini dan kelompok bermain adalah sebagai berikut :
1. Aspek perkembangan fisik
a. Sudah dapat berjalan sendiri
b. Menendang bola
c. Mulai mencoba naik turun tangga walaupun masih di bimbing
d. Mulai memakai baju sendiri
e. Mulai memakai sepatu sendiri
f. Mulai makan dengan sendok garpu
2. Aspek kognitif
a. Ia mulai mengetahui namanya, berimajinasi
b. Senang menyanyi lagu sederhana
c. Mengenal bunyi – bunyi
d. Mendengar cerita sederhana
e. Dapat menyatukan puzzle
f. Mulai mengenal konsep
3. Aspek perkembangan sosial emosional
Dalam usia kelompok bermain, TK mempunyai berbagai
keinginan selalu mengamati, melihat, dan meniru. Hari – harinya
selalu diisi berbagai kegiatan untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya.
Usia TK adalah tahap dengan keinginan untuk kemandirian. Anak –
anak usia ini seringkali ingin melakukan segalanya sendiri yang sering
kali malah membuatnya frustasi karena perkembangan kemampuan
dasarnya yang terbatas.
Ciri – ciri emosional lainnya antara lain :
a. Mencari perhatian
b. Menerima arahan sederhana
c. Menyukai kegiatan rumah tangga
d. Dapat membuat pilihan dari dua alternatif
e. Mencari teman yang seusia atau sebaya
f. Mulai menunjukkan emosi yang sesuai yang diharapkan atau
diterima lingkungan sosialnya.
Motorik Halus
Berdasarkan informasi data perkembangan secara normatif tersebut
diharapkan orang tua dan pendidik dapat menyiapkan dan mendisain suatu
kegiatan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dan memperhatikan
keunikan setiap anak sehingga kegiatan perkembangan dapat berhasil dengan
efektif. Oleh karenanya pendidik ( guru dan orang tua ) harus merencanakan
kegiatan pengembangan dengan sebaik – baiknya.
Dengan memperhatikan kebutuhan tiap anak. Walaupun karakteristik anak
usia TK aktif dan mempunyai rasa keingintahuan yang besar tetapi perkembangan
motorik halusnya belum matang. Dan kemampuan konsentrasinya masih singkat.
Hal tersebut akan menyebabkan anak usia dini mudah mengalami frustasi apabila
menerima kegiatan ketrampilan yang tidak dapat atau mudah di selesaikannya
karena waktu yang lama atau jenis pekerjaan yang rumit dan kompleks.
Ketrampilan Menganyam
Demikian juga untuk ketrampilan menganyam bagi anak usia TK sangat
membutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan konsentrasi dan dorongan dari
pendidik. Oleh sebab itu pendidik perlu menyiapkan alat peraga atau alat
permainan yang memadai sesuai jumlah anak. Misalnya untuk 10 anak paling
tidak disiapkan 5 -7 anyaman sehingga anak tidak terlalu lama menunggu dan
proses belajar menganyam dapat berlangsung lancar.
Secara umum anak usia kelompok bermain dan TK ditandai dengan
beberapa periode atau dimana secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi bagaimana sebenarnya seorang pendidik menghadapi anak usia
dini yang memiliki ciri atau sifat yang berbeda dari setiap anak misalnya :
1. Sebagian besar pendidik dan orang tua belum sepenuhnya mampu
menciptakan suatu kondisi yang kondusif yaitu memberi kesempatan
dan mengadakan keterampilan suatu alat peraga tertentu yang dapat
memicu munculnya masa peka atau masa kritis perkembangan.
2. Pendidik harus memahami bahwa anak usia kelompok bermain dan
TK masih berada pada masa egosentris yang ditandai dengan seolah –
olah setiap tindakan yang dilakukan anak adalah paling benar.Setiap
keinginannya harus dituruti dan sikapnya selalu menang sendiri.
Sebaiknya pendidik dapat memberi pengertian secara bertahap pada
anak agar anak dapat menjadi makhluk sosial yang baik dengan
memberikan contoh dan teladan bagaimana seharusnya bersikap dan
bertingkah lakundalam kehidupan bermasyarakat.
3. Pada usia ini proses peniruan anak terhadap segala sesuatu yang ada
disekitarnya tampak semakin meningkat. Penerimaan ini ditunjukkan
anak dengan mengikuti sikap, perilaku, tindakan ataupun ucapan orng
di sekitarnya. Oleh karenanya pendidik harus dapat menjadi tokoh dan
contoh teladan yang baik bagi anak didiknya.
4. Anak usia TK yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin
mencoba oleh karenanya pendidik harus memahami pentingnya
eksplorasi bagi anak. Pendidik harus memfasilitasi dan memberi
kesempatan yang seluas – luasnya pada anak didiknya. Untuk
menyalurkan rasa ingin tahu dan mencoba dengan cara membiarkan
anak mengeksplorasi dan memanfaatkan benda – benda yang ada
disekitarnya. Serta membiarkan anak melakukannya. Dengan cara
demikian anak akan dapat mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan tentang menganyam.
Implementasi
Implementasi yang saya lakukan di TKIT Bakti Insani saya akan
melakukan kegiatan ketrampilan menganyam untuk anak – anak untuk
meningkatkan ketrampilan motorik halus anak diantaranya dengan kegiatan 2
siklus. Siklus 1 ada 5 hari, siklus 2 ada 5 hari dengan tema pekerjaan yaitu :
1. Menganyam dengan 1 pola 2 warna
2. Menganyam dengan 2 pola 3 warna
3. Menganyam dengan 2 pola 3 warna
4. Menganyam sesuai kreatifitas
Dengan media spon ati, kertas manila, kertas warna, kertas mas, daun
kelapa, daun janur, dan daun pisang.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan dengan keterangan sebagai berikut:
1. Lokasi
a. Nama Sekolah : TKIT BAKTI INSANI
b. Kelompok : A
c. Tema : PEKERJAAN
d. Waktu : 07.30 – 1 I .00 WIB
2. Waktu Pelaksanaan
Jadwal kegiatan di TKIT Bakti Insani sebagai lokasi penelitian
dilaksanakan setiap hari dari hari Senin sampai dengan hari Jum’at. Dari
jam 08.00-11.00.
Deskripsi Per Siklus
Perencanaan
Dari penelitian yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Ketrampilan
Motorik Halus Melalui Menganyam pada anak Kelompok A di TKIT Bakti Insani
menitik beratkan pada fokus masalah kurangnya kreatifitas dan minat anak dalam
menganyam (kebanyakan menganyam anak monoton / itu-itu saja), tingkat
kematangan perkembangan motorik halus dan kognitif anak yang belum optimal,
hasil belajar anak yang belum terselesaikan dengan baik, penggunaan metode dan
jenis kegiatan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan sebuah upaya tindakan dalam
rangka memperbaiki kualitas pembelajaran.
Dari hasil analisis masalah yang dilakukan peneliti maka rencana tindakan
sebagai upaya memperbaiki kualitas pembelajaran dalam Upaya meningkatkan
ketrampilan motorik halus melalui menganyam pada anak yang dilaksanakan
dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 5 hari.
Perencanaan Tindakan
Dalam melakukan penelitian perbaikan pembelajaran ketrampilan
menganyam, peneliti bisa mempersiapkan perencanaan secara rinci setiap langkah
dan persiapan yang matang dan terprogram agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, persiapkan tersebut antara lain:
a. Menyusun perencanaan perbaikan pembelajaran
b. Menentukan waktu perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan
c. Mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam kegiatan
d. Menentukan metode yang akan digunakan dalam menyampaikan
pembelajaran.
e. Mempersiapkan lembar penilaian yang telah dirumuskan.
Dari penelitian yang berjudul Meningkatkan kemampuan ketrampilan
motorik halus melalui menganyam pada anak Kelompok A TKIT Bakti Insani,
peneliti lebih menitik beratkan pada masalah motorik halus anak. Dalam
melaksanakan kegiatan di samping peneliti mempersiapkan pembelajaran peneliti
juga melakukan penataan lingkungan kelas, setting meja dan berbagai media yang
lainnya.
Peneliti juga melakukan triangulasi data dengan melakukan
kolaborasi dengan teman sejawat, dan dalam pelaksanaan implementasi
penelitian ini dibimbing dan diarahkan oleh supervisor tindakan dalam
rangka memperbaiki kualitas pembelajaran untuk meningkatkan
ketrampilan menganyam dilaksanakan dalam kegiatan dalam siklus I dan
ke II. adalah sebagai berikut:
Rancangan Satu Siklus I
a. Rancangan satu Siklus I
Siklus : I (satu)
Tema : PEKERJAAN
Kelompok : A
Tanggal : 17 Maret s/d 21 Maret 2014
b. Rancangan satu Siklus II
Siklus : II (dua)
Tema : PEKERJAAN
Kelompok : A
Tanggal : 24 Maret s/d 28 Maret 2014
Jadwal penelitian/siklus sebagai berikut:
Tabel 3 Jadwal Penelitian Siklus I
Hari / Tanggal Waktu Keterangan
Senin, 17 Maret 2014sampai
Jum’at, 21 aret 2014
07.30 – 08. 3008. 30 – 09. 3009. 30 – 10.3010.30 – 11.00
PembukaanKegiatan IntiIstirahatPenutup
Jadwal Penelitian Siklus II
Hari / Tanggal Waktu Keterangan
Senin, 24 Maret 2014sampai
Jum’at, 28 Maret 2014
07.30 – 08. 3008. 30 – 09. 3009. 30 – 10.3010.30 – 11.00
PembukaanKegiatan IntiIstirahatPenutup
c. Tujuan Perbaikan
Untuk meningkatkan ketrampilan motorik halus melalui menganyam.
d. Identifikasi Masalah
1. Lemahnya ketrampilan motorik halus anak
2. Kegiatan menganyam dengan berbagai media kurang maksimal.
3. Kurangnya kemampuan guru dalam memfasilitasi ketrampilan
anak.
4. Kurangnya kreatifitas anak dalam menggunakan bahan anyaman
yang ada di sekitar anak.
5. Ketergantungannya anak dalam melaksanakan tugas / kegiatan
menganyam.
e. Analisis Masalah
Dari kelima masalah yang teridentifikasi yang akan
dipecahkan adalah ketrampilan motorik halus melalui menganyam
di TKIT Bakti Insani karena anak usia 5-6 tahun adalah membuat
hasil anyaman dengan berbagai media untuk menghadirkan hasil
anyaman, mengembangkan hasil anyaman yang mendukung tugas-
tugas sekolahnya dikemudian hari.
f. Perumusan masalah
Bagaimana ketrampilan motorik halus anak melalui ketrampilan
menganyam pada anak di TKIT Bakti Insani ?
Untuk itu dari berbagai uraian di atas, peneliti mengupayakan rancangan
pembelajaran yang memberikan stimulasi berupa ketrampilan motorik halus.
Rancangan pembelajaran ini nantinya dinamakan sebagai rancangan satu siklus.
Di bawah ini adalah rincian rancangan kegiatan satu siklus yang dilaksanakan
pada siklus pertama dimulai hari Senin, 17 Maret s/d 21 Maret 2014
Dari berbagai rancangan kegiatan pada siklus pertama di atas, maka
pelaksanaan kegiatan penelitian memiliki rincian langkah-langkah sebagai berikut
1. Guru merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan.
2. Guru melakukan persiapan setting ruangan, media dan
perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
3. Guru menyusun bahan ajar.
4. Guru memotivasi anak dalam menganyam
5. Guru memberi refleksi waktu menganyam.
Dari rancangan di atas menunjukkan bahwa penelitian ini dilakukan
selama siklus tertentu dengan harapan dengan adanya perubahan peningkatan
motorik halus melalui menganyam pada anak didik di TKIT Bakti Insani.
Masing-masing tindakan memiliki fokus untuk menyelesaikan masalah yang akan
dipecahkan:
Adapun pelaksanaan penelitian ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan media yang digunakan yaitu kertas mas
daun pisang, busa hati, dan membagi ke dalam 3 kelompok. Hal
ini bisa disebut dengan pijakan lingkungan main.
2. Pada awal pembelajaran guru mengajukan pertanyaan kepada
semua anak berkaitan dengan kegiatan main yang akan
dilaksanakan kegiatan ini lebih sering disebut pijakan sebelum
main..
Pelaksanaan
Penelitian tindakan ini dalam pelaksanaannya melibatkan penilai yang
diharapkan dapat memperkuat pengambilan data di lapangan serta sebagai upaya
kolaborasi peneliti dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan penilai 1 dan penilai 2.
Adapun penilai 1 adalah Ibu Erny Wahyuni,S.Pd.I yang bertugas untuk
membantu peneliti dan dalam hal kemampuan merencanakan perbaiakn kegiatan
pengembangan tentang Alat Penilaian Kemampuan Guru-PKP 1 (APKG-PKP 1)
yang terdiri dari Merancang RKH perbaikan dalam merumuskan / menentukan
indikator perbaikan perbaikan pembelajaran dan menentukan kegiatan perbaikan,
menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kegiaatan perbaikan, skenario
perbaikan, di dalam menentukan tujuan perbaikan, hal-hal yang harus diperbaiki
dan langkah-langkah perbaikan, merancang pengelolaan kelas perbaikan kegiatan
pengembangan, merencanakan alat dan cara penilaian perbaikan kegiatan,
tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran.
Sedangkan untuk penilai 2 adalah Ibu Susi Dewantari, S.Pd.I yang
bertugas untuk membantu peneliti dalamhal penilaian kemampuan guru PKP 2
(APKG-PKP 2) yang terdiri dari cara menata ruang dan sumber belajar serta
melaksanakan tugas rutin, melaksanakan perbaikan kegiatan, mengelola interaksi
kelas, bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif
anak terhadap kegiatan bermain sambil belajar, mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam perbaikan kegiatan pengembangan, melaksanakan penilaian selama
proses perbaikan kegiatan pengembangan, kesan umum pelaksanaan perbaikan
kegiatan pengembangan. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitain tindakan ini
peneliti melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Refleksi
Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus melalui
ketrampilan menganyam pada anak kelompok A di TKIT Bakti
Insani dalam menganyam sampai rapi dan dapat dipahami oleh orang
lain?
Dengan identifikasi masalah :
1) Motorik halus melalui menganyam anak di TKIT Bakti insani
masih rendah.
2) Guru kurang kreatif dalam melakukan metode pembelajaran
3) Terbatasnya sarana prasarana dan waktu untuk bereksperimen.
4) Hasil belajar menganyam anak yang belum terselesaikan dengan
baik.
Dari keempat masalah yang teridentifikasi, masalah yang peneliti
utamakan dan berusaha dipecahkan adalah kurangnya minat dan kreatifitas
berimajinasi anak dalam menganyam. Karena masalah yang penting untuk
mengembangkan aspek-aspek selanjutnya. Penyebab masalah tersebut adalah
metode atau strategi guru yang digunakan kurang bervariasi dan perkembangan
motorik halus anak didik belum terarah dengan baik / masih belum mencapai
kematangan.
Setelah peneliti mengamati dan mengadakan penelitian di TKIT Bakti
insani muncul beberapa masalah yaitu, upaya meningkatkan ketrampilan motorik
halus melalui menganyam pada anak kelompok A di TKIT Bakti insani .
Atas situasi tersebut peneliti berusaha mencari penyebab serta
merenungkan hal-hal yang menyebabkan situasi masalah itu terjadi.
Dari hasil renungan peneliti mencoba mencari / menganalisis masalah
yang terjadi di TKIT Bakti insani . Analisis yang dapat peneliti temui adalah
bahwa motorik halus anak melalui menganyam di TKIT Bakti Insani masih
rendah. Cara guru menyampaikan kurang kreatif serta terbatasnya sarana
prasarana dan waktu untuk berkesperimen sehingga hasil belajar menganyam anak
yang belum terselesaikan dengan baik dan sempurna.
Identifikasi Masalah
Peneliti mencoba mencari solusi masalah untuk meningkatkan dengan cara
membuat tindak dengan konsep :
Meningkatkan kemampuan Motorik Halus Melalui ketrampilan Menganyam
pada Anak Kelompok A di TKIT Bakti Insani
Tindakan di atas diimplementasikan atau dipraktekkan dengan
memberikan tindakan berupa pembelajaran di kelas. Pembelajaran tersebut
nantinya terdiri dari 2 siklus.
b. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran
Disini peneliti berusaha memperbaiki pembelajaran
kreatifitas berimajinasi melalui metode menggambar pada anak usia 5-
6 tahun yang diberikan secara continue dengan kegiatan yang menarik
sehingga dapat memberikan inspirasi kepada anak didik untuk
berkreasi (menganyam sesuai imajinasi). Untuk pelaksanaan
perbaikan dilakukan pada proses merancang / pembuatan SKH dari
saat melakukan tindakan kelas apakah sudah sesuai dengan SKH yang
telah dibuat sebelumnya. Hal ini dilakukan mulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1. Lembar Observasi Anak
Merupakan instrument penelitian yang digunakan untuk
mengamati kemajuan dan perkembangan yang didapat oleh siswa dan
hasilnya diharapkan dapat menjadi acuan, pertimbangan, bahan refleksi,
untuk merencanakan pelaksanaan siklus berikutnya. Data ini diambil
melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai orang yang
terlibat aktif dalam pelaksanaan tindakan dan dibantu oleh teman sejawat
sebagai observer. Kegiatan siswa yang diamati selama kegiatan main
dengan tanda checklist. Kemampuan menganyam setiap anak dinilai
dengan menggunakan tanda bintang 1 sampai 4. Adapun kriterianya
penilaian anak sebagai berikut:
a. : Belum berkembang (BK)
b. : Mulai Berkembang (MK)
c. : Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
d. : Berkembang Sangat Baik ( BSB )
Tabel 2. Hasil Observasi pada Siklus 1
Indikator KemampuanJumlah Anak
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
Belum Berkembang 0 0 0 0 0
Mulai Berkembang 6 4 2 3 2
Berkembang Sesuai dengan 5 6 6 6 8
Harapan
Berkembang Sangat Baik 0 0 0 0 0
Tabel 3. Hasil Observasi pada Siklus 2
Indikator KemampuanJumlah Anak
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
Belum Berkembang 0 0 0 0 0
Mulai Berkembang 3 2 2 0 0
Berkembang Sesuai dengan
Harapan
13 12 10 11 9
Berkembang Sangat Baik 5 5 7 8 10
1. Pengamatan/Pengumpulan Data/ Instrumen
Penelitian ini dalam pelaksanaannya menggunakan instrument
pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui hasil pelaksanaan
tindakan. Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa :
1) Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrument pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan Langsung
Sebagai peneliti juga sebagai pengamat.
2) Hasil Pengumpulan Data
a. Lembar observasi anak, terlampir.
b. Lembar APKG 1, terlampir
c. Lembar APKG 2, terlampir
2. Refleksi
Dalam pelaksanaannya terdapat kekuatan dan kelemahan dalam
penelitian ini. Adapun kekuatan dan kelemahannya sebagai berikut:
a. Kelebihan / kekuatan secara umum
Secara umum tindakan perbaikan yang dilaksanakan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan kegiatan pembelajaran
sudah mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Dengan pemberian media dan metode yang bervariasi serta
berulang-ulang, kreatifitas anak cenderung meningkat dan hasilnya
cukup memuaskan.
Anak-anak sangat antusias dan bersemangat dalam menganyam r.
Kreasi berimajinasi anak dalam menganyam lebih optimal.
Hasil Observasi Penilaian Anak Siklus 1
PenilaianIndikator
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
* *****
****
* *****
****
* *****
****
* *****
****
* *****
****
1. Melaksanakantugas yangdiberikan gurumenganyamdengan pola selangsatudengan sponati
0 4 10 0
2. Melaksanakantugas dari gurumenganyamdengan pola selangdua dengan daunpisang dan kertas
0 6 8 0
3. Melaksanakantugas dari gurumenganyambentukserbet makandengan pola selangdua dengan kertasmas
0 4 10 0
4. Melaksanakantugas dari gurumenganyambentuk kesetdengan polabervariasi warnaselang satu dengankertas mas
0 2 12 0
5. Melaksanakantugas dari gurumenganyam pagarrumah dengan polamembentuk jajarangenjang / gambirdengan kertas lmas
0 3 11 0
Keterangan :* : Belum Berkembang
** : Mulai Berkembang*** : Berkembang Sesuai Harapan**** : Berkembang dengan Baik
Hasil Observasi Penilaian Anak Siklus 2
PenilaianIndikator
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
* *****
****
* *****
****
* *****
****
* *****
****
* *****
****
1. Melaksanakantugas yangdiberikan gurumenganyamdengan pola selangtiga dengan daunpisang
0 3 8 3
2. Melaksanakantugas dari gurumenganyamdengan pola selangdua dengan daunpisang dan kertas
0 2 7 5
3. Melaksanakantugas dari gurumenganyambentukserbet makandengan pola selangsatu dengan kertaslipat
0 2 8 4
4. Melaksanakantugas dari gurumenganyambentuk kesetdengan polabervariasi warnaselang satu dengankertas lipat
0 0 8 6
5. Melaksanakantugas dari gurumenganyam pagarrumah dengan polamembentuk jajarangenjang / gambirdengan kertas lipat
0 0 6 8
Keterangan :* : Belum Berkembang** : Mulai Berkembang*** : Berkembang Sesuai Harapan**** : Berkembang dengan BaikHasil Dan PembahasanDiskripsi Per Siklus
Penelitian yang berjudul Meningkatkan kemampuan Motorik Halus
Melalui ketrampilan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TKIT Bakti
Insani dilakukan dengan tindakan berupa perbaikan kualitas pembelajaran.
Perbaikan kualitas pembelajaran ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi dan
melalui dua tahap siklus. Siklus dalam penelitian tindakan ini mencakup siklus
pertama dan siklus kedua sebagai pengembangan hasil evaluasi siklus pertama.
Masing-masing siklus memiliki tingkat pencapaian indikator yang berbeda.
Seperti penulis memberi indikator berkembang melebihi harapan disajikan pada
siklus kedua dengan asumsi tingkat kesulitan yang lebih lanjut. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengembangan
pembelajaran.
B.1.a. Analisis Hasil Pembelajaran Siklus I
Berikut ini adalah hasil pengambilan data dari lembar observasi dalam bentuk
grafik.
Siklus 1
HasilJumlah Anak
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’atBelum Berkembang 0 0 0 0 0Mulai Berkembang 3 2 3 5 2Berkembang SesuaiHarapan
11 12 11 9 10
Berkembang Sangat Baik 0 0 0 0 0Hasil Prosentase
Belum Berkembang 0% 0% 0% 0% 0%Mulai Berkembang 31,6% 21,1% 10,5% 15,8% 10,5%Berkembang SesuaiHarapan
68,4% 78,9% 89,5% 84,2% 89,5%
Berkembang Sangat Baik 0% 0% 0% 0% 0%Dari data di atas maka diperoleh gambar grafik sebagai berikut:
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa anak yang memiliki
kemampuan membentuk menggabungkan / mengkombinasikan beberapa
bentuk anyaman tahap satu menganyam dengan selang satu. Pada hari
Senin dengan hasil mulai berkembang adalah sebesar 31,6% sedangkan
berkembang sesuai harapan adalah 68,4%.
Kemudian dilanjutkan di hari Selasa anak yang memiliki kemampuan
membentuk menggabungkan / mengkombinasikan beberapa bentuk
anyaman, mulai memberi nama, satu bentuk, satu nama, memberi nama
obyek-obyek yang terpisah. Pada hari selasa dengan hasil mulai
berkembang adalah sebesar 21,1% sedangkan berkembang sesuai harapan
adalah 78,9%. Hari berikutnya anak yang memiliki kemampuan
membentuk menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk
bangunan, mulai memberi nama, satu bangunan, satu nama, memberi
nama obyek-obyek yang terpisah pada hari Selasa dengan hasil mulai
berkembang adalah sebesar 10,5% sedangkan berkembang sesuai harapan
adalah 89,5%.
Penurunan grafik pada hari Kamis anak yang memiliki kemampuan
membentuk menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa warna kertas,
mulai dari warna merah, hijau, orange, biru. Pada hari Selasa dengan hasil
mulai berkembang adalah sebesar 15,8% sedangkan berkembang sesuai
harpan adalah 84,2%. Kenaikan kembali pada hari Jum’at yaitu anak yang
memiliki kemampuan membentuk menggabungkan/mengkombinasikan
beberapa bentuk bangunan, menganyam selang satu. Pada hari Selasa
dengan hasil mulai berkembang adalah sebesar 10,5% sedangkan
berkembang sesuai harapan adalah 89,5%.
0
5
10
15
20
BelumBerkembang
MulaiBerkembang
Semua kegiatan yang dilakukan dengan perolehan angka di atas
tentunya membutuhkan rencana pembelajaran yang baik dan juga media
yang mencukupi. Tentu saja kolaborasi penilai satu dan penilai dua sangat
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
Kemudian kemampuan anak sebelumnya juga cukup
mempengaruhi keberhasilan imajinasi dan kreativitas anak dalam
menganyam sesuai dengan rencana pembelajaran yang diberikan
sebelumnya. Beberapa anak juga sudah mampu berkembang melebihi
harapan guru, sehingga dari siklus pertama ini cukup dapat memberikan
gambaran pada penulis bahwa stimulasi kecerdasan visual special dapat
mulai dikembangkan.
1. Siklus 2
Pada siklus 2 ini terdiri dari rancangan satu siklus, kemudian
dilanjutkan dengan implementasi, dimana penulis menyusun lembar
observasi. Kemudian penilai dari sisi perangkat pembelajaran adalah
berupa APKG 1 dan 2 yang dinilai oleh teman sejawat. Kemudian dari
hasil ketiga instrument diatas dikombinasikan dengan hasil refleksi maka
beberapa hal dapat sari pati dari kesimpulan-kesimpulan yang sudah
ditemukan berdasarkan observasi.
Dari data di atas maka diperoleh gambar grafik sebagai berikut:
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus ke 2 di atas
dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan menganyam yang dilakukan
disentra menganyam dapat meningkatkan ketrampilan motorik halus anak.
Hal ini terlihat dari indikator belum berkembang adalah 0% sehingga
dapat disimpulkan bahwa anak sudah menunjukkan ketrampilan motorik
halusnya. Indikator mulai pada angka 10,5% pada hari rabu. Kemudian
0
5
10
15
BelumBerkembang
indikator berkembang sesuai harapan mencapai 68,4% dan indikasi
berkembang sangat baik sudah mencapai 10% peningkatan. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan menganyam maka
ketrampilan motorik halus anak meningkat dengan sangat baik.
Hal tersebut juga didukung dengan adanya perangkat pembelajaran
yang berkolaborasi dengan teman sejawat. Sehingga evaluasi, triangulasi
data, dan konsultasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan bisa
ditelaah dengan data-data yang terukur dengan baik.
B.1.a Analisa Hasil Pembelajaran Siklus 1
Berikut ini adalah hasil pengambilan data dari lembar observasi dalam
bentuk grafik
HasilJumlah Anak
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Belum muncul 0 0 0 0 0
Mulai berkembang 1 4 2 3 2
Berkembang dengan bimbingan 13 10 12 11 12
Mandiri 0 0 0 0 0
Hasil Prosentase
Belum muncul 0% 0% 0% 0% 0%
Mulai berkembang 31,6% 21,1% 10,5% 15,8% 10,5%
Berkembang dengan bimbingan 68,4% 78,9% 89,5% 84,2% 89,5%
Mandiri 0% 0% 0% 0% 0%
B.2.b Analisis Hasil Pembelajaran Siklus 2
Berikut adalah hasil perolehan data dari penelitian ini
Indikator KemampuanJumlah Anak
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Belum muncul 0 0 0 0 0
Mulai berkembang 3 2 2 0 0
Berkembang dengan bimbingan 11 12 12 11 9
Mandiri 3 5 7 8 10
Dari data diatas presentase yang dapat disajikan dalam bentuk table adalah
sebagai berikut
Hasil Indikator
Presentase
Siklus 2
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Belum muncul 0% 0% 0% 0% 0%
Mulai berkembang 15,8% 10,5% 10,5% 0 0
Berkembang dengan bimbingan 68,4% 63,2% 52,6% 57,9% 47,4%
Mandiri 3 5 7 8 10
Dari data diatas maka diperoleh gambar grafik sebagai berikut
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Jumlah Anak
Keterangan :
: Belum Berkembang
: Mulai berkembang
: Berkembang sesuai harapan
: Berkembang sangat baik
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian yang berjudul melalui menganyam sebagai upaya
meningkatkan ketrampilan motorik halus pada anak Kelompok A di TKIT Bakti
Insani dapat disimpulkan bahwa motorik halus anak pada meningkat. Hal ini
dapat dilihat dari tabel hasil observasi dan pembahasan yaitu sebagai berikut:
1. Ketrampilan motorik halus anak dalam menganyam untuk membentuk/
menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk bangunan; mulai
memberi nama; satu bangunan, satu nama; memberi nama obyek-obyek
yang terpisah 95% memiliki kemampuan berkembang sesuai harapan.
2. Ketrampilan motorik halus anak dalam menganyam untuk membentuk/
menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk bangunan; mulai
memberi nama; satu bangunan, satu nama; memberi nama obyek-obyek
yang terpisah meningkat kemampuan berkembang sesuai harapan dari
68,4% menjadi 89,5% pada siklus 1.
3. Ketrampilan motorik halus menganyam untuk membentuk/
menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk bangunan; mulai
memberi nama; satu bangunan, satu nama; memberi nama obyek-obyek
yang terpisah kemampuan berkembang sesuai harapan mengalami
penurunan kemampuannya dikarenakan adanya peningkatan kemampuan
yang melebihi harapan/ berkembang sangat baik dari 15,8% menjadi
52,7% pada siklus 2.
4. Ketrampilan motorik halus dalam menganyam untuk membentuk/
menggabungkan/ mengkombinasikan beberapa bentuk bangunan; mulai
memberi nama; satu bangunan, satu nama; memberi nama obyek-obyek
yang terpisah mempunyai kemampuan melebihi harapan/ berkembang
sangat baik mengalami peningkatan mencapai 52,7% di akhir siklus 2
yang pada awal observasi (siklus I) kemampuan ini tidak muncul.
Dengan melihat peningkatan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
melalui kegiatan menganyam meningkatkan kecerdasan visual spesial anak
khususnya pada TKIT Bakti Insani .
Saran
1. Guru TK diharapkan terus mengikuti perkembangan tentang dunia
pendidikan anak usia dini, sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan
main pada anak.
2. Guru sebaliknya memiliki kreativitas dalam memberikan kegiatan main/
pembelajaran kepada anak sehingga kecerdasan holistik pada anak dapat
testimulasi.
3. Melalui menganyam selain menyenangkan anak, dapat meningkatkan
ketrampilan motorik halus pada anak sehingga kegiatan menganyam
sebaliknya selalu diberikan kepada anak.
4. Perlunya guru TK mendapatkan informasi pentingnya menganyam pada
anak yang dapat meningkatkan seluruh kecerdasan karena belum semua
guru mempunyai pengetahuan tersebut.
Daftar Pustaka
Mursell, Nasution.S. ( 2002 ), Mengajar Dengan Sukses. Jakarta. Bumi
Nasution. Nochi ( 1999 ), Evaluasi Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta
Purwanto , Ngalim ( 2004 ), Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Jakarta. Rineka
Suyono, Rosdakarya ( 2005 ), Penelitian Hasil Belajar Mengajar, Bandung,
Remaja
Afandi dan Dewa Broto ( 2004 ), Mengenal Seni Rupa Anak, Yogyakarta, Gama
Media
Cut Kamansil dkk, ( 2007 ), Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan,
Jakarta, Universitas Terbuka
Dedi Nurhadiah. ( 1991 ), Seni Rupa Tari dan Praktik, Bandung, Internusa
Edy Fauzi, ( 1989 ) , Belajar Aktif Seni Rupa SD, Jakarta, Gramedia
Oho Graha, ( 1983 ), Seni Rupa Media Pengajaran dengan Kreatifitas, Jakarta,
Depdikbud
Roesjaya. ( 1992 ), Pendidikan Seni Rupa Jakarta, Erlangga
Wawan Roswana , ( 1995 ), Anyaman Konstruksi , Yogyakarta,Depdikbud
Jumiran , ( 1995 ), Anyaman Dasar, Yogyakarta, Depdibud
Wadiyo, ( 1995 ), Teknik Tenun Polos, Yogyakarta, Depdikbud
Graha, (1979 ), Pendidikan Kesenian Seni Rupa II, Jakarta, Depdikbud
Top Related