e Case Obsgyn

4
Laporan Kasus Profesi Kategori Ilmu Obstetri dan Gyriekologi Judul Penatalaksanaan Hipertensi Gestasional pada G3P0A1 Hamil 37+2 Minggu Abstrak Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia. Semua kasus PEB dan eklampsia harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan neonatal, untuk mendapatkan terapi definitif dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi- komplikasi. Isi Pasien merasa hamil 9 bulan. Pasien mengatakan hari pertama menstruasi terakhir pada tanggal 19 Agustus 2011 dengan hari perkiraan lahir 26 Mei 2012. Usia kehamilan sekarang adalah 37+2 minggu. Pasien mengatakan bahwa kurang lebih 1 bulan yang lalu sebelum pasien datang ke Rumah Sakit, pasien memeriksakan kandungannya ke bidan setempat, pasien mengatakan saat diperiksa tensinya 150/100 mmHg, kemudian pasien diberi obat oleh bidan, setelah itu pasien memeriksakan lagi kandungannya ke bidan yang sama, pasien mengatakan waktu diperiksa tensinya semakin tinggi (pasien lupa), lalu bidan tersebut merujuk ke dr Spesialis obstetri dan ginekologi. Saat diperiksa oleh dr Sp. OG tekanan darah pasien 160/110 mmHg, kemudian dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pasien mengatakan bahwa tekanan darah sebelumnya tidak pernah tinggi, dan mengeluhkan mulai usia kandungan 8 bulan kedua kakinya agak bengkak. Ketika masuk Rumah Sakit pasien tidak merasakan keluhan sakit ataupun kencang-kencang pada perut. Pasien tidak mengeluhkan lemas, pusing, pandangan

description

koll

Transcript of e Case Obsgyn

Page 1: e Case Obsgyn

Laporan Kasus Profesi

Kategori

Ilmu Obstetri dan Gyriekologi

Judul

Penatalaksanaan Hipertensi Gestasional pada G3P0A1 Hamil 37+2 Minggu

Abstrak

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia. Semua kasus PEB dan eklampsia harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan neonatal, untuk mendapatkan terapi definitif dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi-komplikasi.

Isi

Pasien merasa hamil 9 bulan. Pasien mengatakan hari pertama menstruasi terakhir pada tanggal 19 Agustus 2011 dengan hari perkiraan lahir 26 Mei 2012. Usia kehamilan sekarang adalah 37+2 minggu. Pasien mengatakan bahwa kurang lebih 1 bulan yang lalu sebelum pasien datang ke Rumah Sakit, pasien memeriksakan kandungannya ke bidan setempat, pasien mengatakan saat diperiksa tensinya 150/100 mmHg, kemudian pasien diberi obat oleh bidan, setelah itu pasien memeriksakan lagi kandungannya ke bidan yang sama, pasien mengatakan waktu diperiksa tensinya semakin tinggi (pasien lupa), lalu bidan tersebut merujuk ke dr Spesialis obstetri dan ginekologi. Saat diperiksa oleh dr Sp. OG tekanan darah pasien 160/110 mmHg, kemudian dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati Bantul.    Pasien mengatakan bahwa tekanan darah sebelumnya tidak pernah tinggi, dan mengeluhkan mulai usia kandungan 8 bulan kedua kakinya agak bengkak. Ketika masuk Rumah Sakit pasien tidak merasakan keluhan sakit ataupun kencang-kencang pada perut. Pasien tidak mengeluhkan lemas, pusing, pandangan kabur, mual dan muntah. Riwayat ANC : > 4 kali di bidan. Riwayat menstruasi : menarkhe umur 13 tahun, lama menstruasi 7 hari, teratur, dismenorhea disangkal.Pada pemeriksaan, didapatkan kesan umum : Baik, CM, Nadi : 80 x/menit, isi dan tegangan: cukup, kuat, reguler, Suhu badan: 36 C, Pernafasan: 20 x/menit, Tekanan Darah    : 160 / 110 mmHgAbdomen :    Inspeksi    : perut membesar karena kehamilan, stria gravidarum (+), venektasi (+)    Auskultasi    : peristaltik (+)    Palpasi        : Leopold :                I   : teraba massa lunak                II  : teraba bagian memanjang di kanan                III : teraba bagian keras                IV : floating, konvergen belum masuk PAP    Kesan : janin tunggal memanjang preskepPx dalam :  vulva uretra tenang, dinding vagina licin, portio tebal, belum ada pembukaan,

Page 2: e Case Obsgyn

selaput ketuban sulit dinilai, lendir darah (-), air ketuban (-), kepala masih tinggiStatus kehamilan :G3P0A1HPMT : 19-8-2011HPL : 26-5-2012UK 37+1 mingguTFU  30 cm  DJJ : 143 x/menitPada pemeriksaan penunjang didapatkan proteinuria +2, leukositosis, Anemia, Angka Trombosit normal, Neutrofilia, kimia darah dbn.

Diagnosis

Pre Eklampsia Berat, G3P0A1, Hamil Aterm, Belum dalam persalinan

Terapi

-Usul induksi misoprostol 25 mg/ vag/ 6 jam/ tab I-Observasi HIS dan DJJ-Evaluasi 6 jam-Inj. MgSO4 4 gram IV dilanjutkan 1 gram/jam maintenence dosis jika urine output >45 cc/kgBB/jam-Nifedipin 3x10 mg-NSTkemudian dilakukan SC emergency a/i induksi gagal, PEB, G3P0A1

Diskusi

Preeklampsia berat adalah timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan setelah 20 minggu. Pada kasus ini ibu dikatakan mengalami preeklampsia berat karena mengalami hipertensi, yaitu tekanan darahnya sebesar 160/110 mmHg dan disertai proteinuria +2. Ibu mengalami edema pada kedua kaki, namun edema memang bukan lagi menjadi kriteria untuk mendiagnosis preeklampsia berat. Dalam kasus ini ibu telah hamil cukup bulan. Hipertensi terjadi sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat tercukupi. Proteinuria terjadi karena pada preeklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat. Edema terjadi karena terjadi penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial. Pada preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi daripada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Pada preeklampsia terjadi perubahan pada ginjal yang disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun sehingga mengakibatkan filtrasi glomerulus berkurang atau mengalami penurunan. Penurunan filtrasi glomerulus akibat spasmus arteriole ginjal menyebabkan filtrasinatrium melalui glomerulus menurun yang menyebabkan retensi garam dan juga retensi air.Pada kasus ini terapi pertama yang diberikan adalah induksi misoprostol 25 mg/ vag/ 6 jam/ tab I untuk menginduksi terjadinya persalinan, pemberian Nifedipin 3x10 mg peroral juga efektif pada pasien ini, dan MgSO4 40% 4 g IV terbukti efektif dalam mencegah terjadinya kejang pada penderita. Setelah itu diberikan drip oxcytosin 5 UI sampai dengan botol kedua, ternyata belum memperlihatkan adanya tanda-tanda persalinan sehingga diputuskan untuk dilakukan SC emergency atas indikasi gagal induksi. Setelah bayi lahir keadaan tekanan

Page 3: e Case Obsgyn

darah pasien segera turun dan pemberian MgSO4 hanya diberikan sampai dengan 24 jam post operasi.

Kesimpulan

Pengobatan preeklampsia ditujukan untuk: mencegah kejang, menurunkan tekanan darah dengan antihipertensi dan memulihkan organ vital kepada keadaan normal, melahirkan bayi dengan trauma sekecil-kecilnya pada ibu dan bayi.

Referensi

- Cunningham, F.G. et all, 2003, Williams Obstetrics, 21st ed, McGraw-Hill Companies.- Mochtar, R., 1998, Toksemia Gravidarum, dalam: Sinopsis Obstetri, Jilid I edisi II, EGC, Jakarta.Musalli,G. & Linden, A. (2007), Preeclampsia, Available from:http://www.babycenter.com/refcap/pregnancy/pregcomplications/257. - Rachimhadhi, T., 2005, pereklamsia dan Eklamsia, dalam: buku Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina PustakaSarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Penulis

Puguh Danu Sanjaya, Program Elective Posting, Bagian Ilmu Obstetri Gynecology, RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta.