DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

37
Pembimbing: Dr. Agung Frijanto, Sp.KJ Kelompok 1 Priscilia Fikiawati Triana Muhammad Isa Fuad Affan Nur Zaimah Nurila

description

Diagnosis Psikiatri

Transcript of DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Page 1: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Pembimbing:Dr. Agung Frijanto, Sp.KJ

Kelompok 1Priscilia

Fikiawati TrianaMuhammad Isa Fuad Affan

Nur ZaimahNurila

Page 2: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Manifestasi fenomena perilaku manusia:1. Perilaku2. Pikiran 3. Perasaan Manifestasi perilaku sangat luas perlu

empati dan tidak praduga/menghakimi orang lain

Page 3: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Suatu kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna dan yang disertai dengan penderitaan (distress) pada kebanyakan kasus, dan yang berkaitan dengan terganggunya fungsi (disfungsi/hendaya) seseorang.

(Narrow approach)

Page 4: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Pendekatan narrow approach paradigma yg hanya menggunakan standar penderitaan dan/atau disfungsi seseorang .

Beda dgn pendekatan broad approach (pra tahun 1980-an) menggunakan paradigma standar ‘normalitas’ utk mengukur perilaku manusia.

Penggunaan standar normalitas pd manusia kini tidak lagi digunakan sekarang digunakan pendekatan multikultural atau pluralisme

Multikultural/pluralisme: konsep yg menerima dan menghargai adanya perbedaan dalam aspek perilaku manusia berdasarkan tradisi, kepercayaan, agama, dan budaya.

Page 5: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Orang yang sehat jiwanya adalah seseorang yang:

Merasa sehat dan bahagia Mampu menghadapi tantangan hidup Dapat menerima orang lain sebagaimana

adanya (dpt berempati atau tidak secara apriori berpandangan negatif thd orang atau kelompok berbeda)

Mempunyai sikap positif terhadap diri dan orang lain.

Page 6: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Gangguan jiwa bukanlah sesuatu hal yg berdiri sendiri.

Apabila kita memeriksa dan mengobati harus juga menilai aspek perilaku, pikiran dan perasaan pasien.

Berlaku utk sebaliknya juga jika keluhan utama adalah keluhan mental jgn lupa menjajaki aspek fisik yg mempengaruhi

Page 7: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Bersifat netral tanpa melihat mengapa gejala itu terjadi dari suatu sudut pandang atau paradigma

Cara pendekatan: memasuki situasi itu dan membiarkan “kesadaran sensorik” (sensory awareness) untuk menemukan “apa yg ada” (what is obvious/given)

Merupakan suatu pengalaman atau penghayatan interaktif (bukan hanya berdasarkan alloanamnesis saja)

Perlu membina rapport butuh empati

Page 8: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Gangguan jiwa sebagai suatu keseluruhan dikelompokkan oleh WHO dalam sebuah bab iaitu bab F dalam buku International Classification of Diseases edisi 10 (ICD-10) atau terjemahannya dalam indonesia sebagai PPDGJ III.

Page 9: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Berguna untuk memahami pasien secara menyeluruh baik dari segi:

1. Ada tidaknya gangguan jiwa 2. Kepribadian3. Kondisi medik/fisikal4. Problem psikososial-lingkungan5. Fungsinya sebagai makhluk psikososial

secara menyeluruh Dengan evaluasi ini terapi dapat dilakukan

secara lebih komprehensif

Page 10: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

1. Semua gangguan jiwa yg terdapat dalam blok F0 – F9 (kecuali F60 dan F61) Khusus blok F7 – F9 adalah gg.jiwa yg awitannya mulai masa kanak atau remaja. Pd anak dan remaja dpt pula ditemukan gg.jiwa yg terdapat dlm blok F0 –F6 asalkan memenuhi kriteria diagnostiknya.

2. Kode Z dan kode V : problem kehidupan yg tidak memenuhi kriteria gg.jiwa tetapi membuat orang itu datang untuk minta pertolongan atau kondisi medis yg memerlukan perhatian/terapi

Page 11: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

1. Gangguan Kepribadian (F60 dan F61) atau Ciri Kepribadian (tidak menggunakan kode diagnostik)

2. Retardasi mental (F7)

Page 12: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Kondisi medis umum

Aksis IV • Problem psikososial dan lingkungan

Page 13: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Penilaian fungsi secara global (menyeluruh) dalam fungsi psikologis, sosial dan okupasional

Untuk memastikan suatu diagnosis gg.jiwa perlu beberapa syarat:

1. Kumpulkan gejala-gejala menjadi suatu kumpulan gejala (sindrom) yg bermakna

2. Pikirkan secara urutan hierarkis mulai dari F0 sampai F5 dlm upaya membedakan pelbagai DD.

3. Telusuri jangka waktu/berapa gejala itu sudah ada serta lama perjalanan penyakit termasuk ada tidaknya serta sifat dari awitan gejala

Page 14: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Definisi: pada umumnya gangguan-gangguan jiwa yang secara hierarkis terletak dalam urutan di atas mempunyai lebih banyak unsur (gejala) dari gg.jiwa yg terletak dalam blok di bawahnya.

Kumpulan gejala itu bisa terdapat pada beberapa dx dgn gejala yg sama atau mirip upaya untuk memastikan sebuah diagnosis sering sukar jika hanya didasarkan pd kumpulan gejala

Makin ke atas hierarki biasanya makin berat tingkat keparahan atau kedaruratannya

Page 15: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Hanya berlaku untuk urutan F0 – F5 F6 dipertimbangkan secara khusus sebab

khusus F60 dan F61 dicatat dalam aksis II dan gg.jiwa lainnya dalam blok F6 dicatat dalam aksis I.

Page 16: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Blok Deskripsi

F0 Gg. Mental Organik termasuk gg.mental simptomatik

F1 Gg. Mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif

F2 Skizofrenia, gg.skizotipal dan gg.waham (gg. Psikotik non-organik)

F3 Gg. Suasana perasaan (mood/afektif)

F4 Gg.neurotik, Gg.somatoform dan Gg. Yang berkaitan dgn stres

F5 Sindrom perilau yang berhubungan dgn gg.fisiologis dan faktor fisik

F6 Gg. Kepribadian dan Perilaku masa dewasa

F7 Retardasi mental

F8 Gg. Perkembangan psikologis

F9 Gg.Perilaku dan emosional dgn awitan biasanya pd masa anak dan remaja

Page 17: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Gangguan jiwa (mentalnya) disebabkan oleh:

1. Penyakit yg secara primer mempengaruhi otak secara fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak

2. Penyakit atau kondisi fisik diluar otak yang secara sekunder atau secara sistemik mempengaruhi fungsi otak secara fisiologis sehingga trjadi disfungsi otak

Utk memastikan diagnosis perlu bukti dari riw.penyakit, pem.fisik, pem.lab yg menyokong

Page 18: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Gangguan disebabkan oleh akibat langsung dari penggunaan zat psikoaktif yg secara fisiologis mempengaruhi otak dan menimbulkan gg.mental dan perilaku.

Page 19: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Gangguan dasarnya adalah gejala psikotik: halusinasi, waham, perilaku katatonik, perilaku kacau yg umumnya disertai oleh tilikan yg buruk

Gejala psikotik ini mendominasi gambaran klinisnya. Satu-satunya gg.mental yg tidak mempunyai gejala psikotik gg. Skizotipal (telah terbukti secara genetik bahwa gg.ini termasuk dalam famili skizofrenia)

Page 20: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Gejala dasar: gg.suasana perasaan/mood (depresi/manik) yg pada umumnya bersifat episodik

Perlu diingat bahwa lama/durasi waktu gejala psikotik selalu lebih pendek dari lama waktu episode gg.mood yg mendasarinya.

Page 21: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Gejala utama Kelompok gg.cemas dan fobik:

- Kecemasan yg dapat bersifat kronis atau episodik atau

- Kecemasan timbul bila dihadapkan pd situasi/objek fobik atau bila melawan pikiran obsesif.

Page 22: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Kelompok gg.yang berkaitan dengan stres 2 jenis stressor:

1. Stresor sehari-hari tetapi orang itu sukar/tidak dapat beradaptasi gg.penyesuaian

2. Stresor yg bertaraf malapetaka dan tidak lazim dalam kehidupan sehari-hari gg.stres pasca trauma

Page 23: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Gejala utama Kelompok Gg. Disosiatif (konversi):

- Kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal antara: ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan sensasi langsung dan kendali thd tubuh

Gejala utama Kelompok Gg. Somatoform: - keluhan/preokupasi dgn rasa sakit atau

menderita penyakit tertentu walaupun tidak ada dasar dasar gg.medis/fisik yg mendasarinya.

- Keluhan sifatnya berulang walaupun terbukti oleh dokter tdak ada dasar medis

Page 24: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Jenisnya: gg.makan, gg.tidur non-organik, disfungsi seksual non-organik, gg.jiwa dan perilaku yg berhubungan dgn masa nifas yg tidak diklasifikasikan di tempat lain, faktor psikologis dan perilaku yg berhubungan dgn gg.atau penyakit yg diklasifikasikan di tempat lain (YDK)

Dahulu dikenal dgn nama gg.psikosomatik

Page 25: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

O Khusus untuk F60: gg.kepribadian dan F61: gg.kepribadian campuran dan lainnya tercatat dalam aksis II

O Ciri khas: blok ini mencakup berbagai keadaan dan pola perilaku yg secara klinis bermakna yg cenderung menetap dan merupakan ekspresi dari gaya hidup yg khas dari seseorang serta cara berhubungan dgn diri sendiri dan org lain.

O Jenis: gg.kepribadian khas, gg.identitas jenis kelamin, gg.preferensi seksual

O Orientasi seksual e.g homoseksual tidak dikategorikan sbg gg.jiwa dicantumkan sbg bagian identitas diri seseorang, bersifat netral dan harus diterima sebagaimana adanya

Page 26: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

F7 : Retardasi mental◦ Awitan usia < 18 tahun ◦ Jika IQ dibawah 70 dan awitan baru timbul setelah

usia 18 tahun demensia◦ Perkembangan mental terhenti, ditandai timbulnya

hendaya (disfungsi) ketrampilan◦ Mempengaruhi semua tingkat intelegensia◦ Tes psikometrik : IQ < 70 (bervariasi dr ringan

sampai sangat berat)

Page 27: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Jenis:- Gg. Perkembangan khas (F80-F83)

O Disfungsi pada 1 aspek perkembangan sajaO IQ normalO Dibagi lagi menjadi gangguan berbicara & berbahasa,

belajar, motorik, campuran, pervasif, emosional

- Gg. Perkembangan pervasif (F84)Abnormalitas kualitatif dalam interaksi timbal balik dgn org lain sehingga akibatnya pd kasus yg berat terjadi retardasi mental, awitan dalam masa bayi atau di bawah usia 5 tahun

Page 28: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Jenis: - F90: Gg. Hiperkinetik- F91: Gg. Tingkah laku- F92: Gg. Campuran tingkah laku dan emosi- F93: Gg. Emosional dgn awitan khas pada masa

kanak jenis: gg.ansietas perpisahan masa anak, dll

- F94: Gg. Fungsi sosial dgn awitan khas masa kanak dan remaja jenis: mutisme elektif

- F95: Gg. Tik jenis: gg.tik sementara, dll- F98: Gg. Perilaku dan emosional dgn awitan

biasanya pd masa kanak dan remaja jenis: enuresis non-organik, gagap, dll..

Page 29: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Tidak secara linier (dalam hubungan sebab akibat) akan menimbulkan suatu gangguan jiwa tertentu

Diagnosis gangguan jiwa tidak bergantung dari ada/tidak ada atau jenis stresor tetapi dari gangguan klinis yang ada

Timbulnya gangguan jiwa bergantung dari 2 faktor◦ Taraf berat stresor secara objektif◦ Kemampuan adaptasi,daya tahan,

motivasi,kepribadian, dan persepsi subjektif seseorang

Page 30: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Faktor-faktor yang mempengaruhi sakit / tidak sakitnya, atau keparahan penyakit seseorang

BERAT

TARAF BERAT

STRESOR

RINGAN

SAKIT

TIDAK SAKIT

DAYA TAHAN / PERSEPSI, KEPRIBADIAN

KUAT RENDAH / LEMAH

Page 31: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

Therapy is the art of the possible◦ Pertama assessment◦ Selanjutnya mengurangi taraf berat stresor

Memperkuat daya adaptasi Merubah persepsi subjektif terhadap stresor Membantu dirinya mengontrol/mengandalikan

gejala/ atau problem kehidupannya Kombinasi pelbagai upaya diatas Menggunakan pelbagai aspek Humaniora

Page 32: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

F60 : Gangguan kepribadian khas◦ Usia 17 ke atas◦ Sifat dan perilaku tak serasi, berlangsung lama,

jangka panjang◦ Bersifat maladaptif◦ Menjurus pada penderitaan pribadi◦ Sering berhubungan dengan problem hubungan

sosial & prestasi pekerjaan◦ Dibagi lagi menjadi berbagai jenis seperti

gangguan kepribadian paanoid, skizoid, dissosial, tak stabil, histrionik, anankastik, cemas, narsistik

Page 33: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

O F61 : gangguan kepribadian campuran lainO F62 : gangguan kpribadian lamaO F63 : gangguan kebiasaan & impulsO F64 : gangguan identitas jenis kelaminO F65 : gangguan preferensi seksualO F66 : gangguan yg berhubungan dg

perkembangan & orientasi seksualO F68 : gangguan kepribadian & perilaku masa

dewasa lainnya

Page 34: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

F90 : gangguan hiperkinetik◦ Awitan < 5 thn◦ Kurang perhatian◦ Aktivitas berlebih ◦ Perhatian cepat teralih, tidak bisa menyelesaikan

tugas

Page 35: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

O F91 : gangguan tingkah lakuO Pola tingkah laku dissosial, agresif, menentangO Pelanggaran berat norma sosialO Sering berkelahi, melecehkan, merusak, membakar

O F92 : gangguan campurang tingkah laku & emosiO F93 : Gangguan emosional dg awitan khas masa

anakO F93.0 : Gangguan anxietas perpisahan masa

anakO Takut ditinggal & dipisahkan dr orang tuaO Tidak mau sekolah

Page 36: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

F95 : gangguan tik◦ Jenis : gangguan tik sementara; gangguan tik

motorik atau vokal kronik; gangguan campuran tik vokal dan multipel (sindroma de la tourette)

F98 : gangguan perilaku dan emosional dengan awitan biasanya pada masa kanak dan remaja◦ Jenis : enuresis nonorganik; enkopresis

nonorganik; gangguan makan masa bayi dan kana; pika masa bayi dan kanak \; gangguan gerakan steretipi; gagap

Page 37: DT 1.2. Diagnosis Psikiatri

TERIMA KASIH