Draft Osce Cvs

14

description

Draft OSCE Zaman CVS

Transcript of Draft Osce Cvs

WEEK 1 PEDIATRIC CARDIOPULMONARY RESUSCITATIONRESUSITASI JANTUNG PARU PADA ANAK

1. Periksa apakah korban sadar atau tidak dengan cara:a. Panggil dengan suara yang nyaring dan jelasb. Berikan stimulasi mekanik seperti menggoyangkan bahunya2. Jika korban tidak merespons, maka ia memang tidak sadar. Panggil bala bantuan secepatnya3. Letakkan korban pada permukaan yang rata dan keras dengan posisi supine (menghadap ke atas)4. Airway. Buka jalan nafas, lalu:a. Lakukan head tilt & chin lift maneuver agar jalan nafas tetap terbuka (jika dicurigai ada trauma di leher, lakukan jaw thrust maneuver agar leher tetap dalam posisi netral)b. Periksa apakah ada obstruksi jalan nafas dengan cara membuka mulut korban dengan menggunakan cross-finger maneuverc. Gunakan finger sweep untuk mengeluarkan benda-benda yang menyumbat jalan nafas (jika tidak dapat dilihat, keluarkan benda-benda tersebut dengan cara melakukan back blow/chest thrust atau Heimlich maneuver/abdominal thrust (pilih salah satu)5. Breathing. Periksa apakah korban masih bernafas atau tidak. Jangan lakukan lebih dari 10 detik.Letakkan pipi di depan hidung dan mulut korban, lalu lakukan triple maneuver:a. Look. Lihat pergerakan dinding dadab. Listen. Dengarkan pernafasan korbanc. Feel. Rasakan udara yang terekspirasi dengan pipi pemeriksaJika korban tidak bernafas atau periodic gasping/agonal gasps (tidak banyak bernafas dan tidak beraturan)a. Berikan 5 nafas penyelamatan pertama untuk mencapai 2 ventilasi yang efektifb. Gunakan teknik mouth-to-mouth, mouth-to-nose, atau mouth-to-mouth and nose (pilih salah satu)6. Circulation. Periksa sirkulasi darah dengan merasakan pulsasi carotid, femoral, atau brachial artery (pilih salah satu). Jangan lakukan lebih dari 10 detik.Jika tidak dapat merasakannya atau pulsasi < 60 bpm dan perfusi buruk (pucat atau cyanosis), lakukan chest compression. Lakukan dengan posisi yang benar.Infants (kurang dari 1 tahun)a. Tarik garis khayal di antara kedua nipples, letakkan satu jari di bawah garis tersebutb. Lakukan chest compression dengan teknik dua jari atau dua ibu jari (pilih salah satu)Child (lebih dari 1 tahun)a. Tekan setengah bawah dari sternum, tapi jangan tekan xiphoidb. Letakkan heel salah satu tangan pada tempat penekanan, atau heel salah satu tangan dan tangan yang lain di atasnya pada tempat penekanan, lalu lakukan chest compressionRasio chest compression dengan ventilasi seharusnya 30:2 (jika hanya ada 1 penolong) atau 15:2 (jika ada dua penolong).Kedalaman penekanan seharusnya 1/3 hingga diameter anteroposterior dari thoracic cage.7. Lakukan evaluasiSetelah dua menit atau 5 kali siklus resusitasi, evaluasi kondisi korban:a. Pulse/denyut nadib. Pernafasanc. Warna (apakah masih pucat/cyanosis)d. Kesadarane. Pupil mataJika masih tidak ada pulse atau pulsasi kurang dari 60 bpm, tetap lakukan CPRJika pulsasi lebih dari 60 bpm namun masih belum bernafas atau kurang, lakukan penyelamatan pernafasan 12 20 kali per menit (1 pernafasan sekitar 3 5 detik) hingga korban dapat kembali bernafas dengan baik.

WEEK 2HISTORY TAKING FOR ADULT CARDIAC PATIENTSANAMNESIS UNTUK PASIEN JANTUNG DEWASA

Persiapan1. Sapa pasien dengan baik, perkenalkan diri, lalu terangkan apa yang akan dilakukan dan tujuannya. Setelah itu, minta kerjasamanya.2. Identifikasi data pasien (nama, umur, pekerjaan, alamat, dll)Anamnesis1. Keluhan utamaa. Dyspnea & lelah berkepanjanganb. Nyeri dadac. Syncope d. Palpitasie. Edema2. Kuak masalah penyakit yang diderita sekaranga. Kapan awal mula terjadinya dan bagaimana kronologinyab. Lokasinya (Dimana? Apakah menjalar?)c. Kualitas dan intensitas (Sampai mengganggu aktivitas sehari-hari?)d. Faktor-faktor yang mencetuskan, memperberat, atau memperingane. Waktu, durasi, frekuensi (Sebelumnya pernah? Seberapa sering? Seberapa lama?f. Kondisi yang menyebabkan terjadinya gejala (Saat melakukan aktivitas apa? Lingkungan seperti apa? Saat emosi tidak terkontrol bagaimana?)g. Gejala-gejala lain yang menyertaih. Riwayat pengobatan dan responsnya (nama obat, dosis, frekuensi)3. Riwayat medis secara umuma. Riwayat terdahului. Riwayat rheumatic fever 5 10 tahun sebelumnya (nyeri sendi dan demam hingga dirawat di rumah sakit)ii. Riwayat COPD (batuk-batuk dan sesak berbulan-bulan)b. Riwayat keluargac. Riwayat pekerjaan, tanyakan apakah kambuh di tempat kerja (bisa saja berhubungan dengan pabrik kimia, asbes, dll)d. Riwayat pola makan/nutrisional (junk food, dll)4. Riwayat faktor risiko utama untuk coronary artery disease (CAD)a. Cigarette smokingb. Hipertensi (Jika iya, sejak kapan? Seberapa tinggi? Teratur minum obat?)c. Hypercholesterolemiad. Diabetes mellituse. Riwayat keluarga (terutama orang tua dan kakak-adik) yang meninggal karena serangan jantung prematur (laku-laki < 55 tahun, perempuan < 60 tahun)Catatan:1. Untuk sesak, tanyakan jenisnya. Misalnya sesak saat beraktivitas (dyspnea on exertion), tidur berapa bantal (orthopnea), malam-malam terbangun karena dyspnea (nocturnal)2. Untuk nyeri dada, minta tunjukkan bagian yang sakit. Untuk penyebab non-cardiac (intrathoracic) biasanya menunjuk satu jari. Kalau rasanya tight, bukan nyeri, curigai itu angina pectoris3. Untuk syncope, ini karena perfusi ke otak yang kurang. Tanyakan apakah ada gejala-gejala presyncope (berdebar-debar, berkeringat), jika iya biasanya penyebabnya adalah cardiac4. Untuk palpitasi, tentukan apakah itu gangguan pada iramanya (lub lub dub) atau denyut/lajunya (tachycardia, dll)5. Untuk edema, jika karena cardiac biasanya simetris, disertai sesak, dll. Jika karena gangguan hati biasanya lemah, jika karena gangguan ginjal biasanya kronis.

WEEK 3PHYSICAL EXAM FOR ADULT CARDIAC PATIENTSPEMERIKSAAN FISIK UNTUK PASIEN JANTUNG DEWASA

1. Sapa pasien dengan baik, perkenalkan diri, lalu terangkan apa yang akan dilakukan dan tujuannya. Setelah itu, minta kerjasamanya.2. Minta pasien untuk berbaring di meja pemeriksaan3. Cuci tangan dengan sabun, lalu keringkan 4. Pemeriksa berada di sisi kanan pasien5. Pemeriksaan umum LeherJugular venous pressure1. Buat pasien senyaman mungkin2. Tidurkan kepala pada bantal cukup tinggi agar otot sternocleidomastoid menjadi relaks3. Angkat meja pemeriksaan bagian atas hingga sekitar 300, lalu minta pasien memalingkan wajah ke sisi kiri4. Identifikasi external jugular vein dan titik pulsasi tertinggi pada external jugular vein kanan di leher bagian setengah bawah (internal jugular vein susah dilihat, cukup external saja)5. Panjangkan benda berbentuk kotak secara horizontal dari titik ini dan penggaris secara vertical dari sternal angle (kira-kira 5 cm di atas atrium)6. Hitung jarak vertikal dalam cm di atas sternal angle hingga pertemuan titik penggaris dengan kotak tadi7. Didapatlah hasil pengukuran JVP = 5 + cm H2OCarotid pulseNilai amplitudo dan kontur1. Sudut bagian atas meja tetap 30 4502. Inspeksi leher untuk pulsasi carotid3. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah kiri pada right carotid artery (di 1/3 bawah leher, tekan secara posterior dan rasakan pulsasinya)4. Untuk left carotid artery, gunakan jari yang kanan5. Tingkatkan tekanan hingga kita rasakan pulsasi maksimal dan konturnya6. Jangan tekan kedua carotid artery secara bersamaan!Thrills dan bruits1. Saat palpasi, deteksi apakah ada humming vibration atau thrills2. Dengarkan kedua carotid arteries dengan bagian diafragma dari stetoskop, minta pasien menahan nafas. Dengarkan apakah ada bruit.

ThoraxPoint of Maximal Impulse (PMI)Inspeksi1. Pastikan ruangan cukup penerangan2. Tentukan lokasi PMI (normalnya di midclavicular line ICS 5)Palpasi1. Gunakan bantalan jari untuk mempalpasi impuls2. Impuls ventrikel bisa saja menggetarkan jari3. Tekan bola tangan dengan kuat pada dada, lalu periksa apakah ada thrillPMI di area ventrikel kiri Nilai PMI dengan posisi supine. Jika gagal, coba posisi left lateral decubitus, minta pasien mengeluarkan nafas dalam dan berhenti beberapa detik. (pada perempuan, angkat payudara kiri ke atas atau ke lateral Lokasi biasanya di ICS 4 atau 5 Nilai diameter. Biasanya kurang dari 2,5 cm dan menempati satu interspace Nilai amplitudo. Biasanya kecil dan terasa cepat serta berirama Nilai durasi. Biasanya berlangsung selama 2/3 sistol pertamaPMI di area ventrikel kanan Pasien dalam posisi supine 300 Letakkan ujung-ujung jari yang ditekuk pada ICS 3, 4, dan 5 Rasakan impuls sistolik pada ventrikel kananPerkusiHal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ukuran jantung normal atau membesar. Lakukan perkusi seringan mungkin, seiring waktu dan pengalaman, akan terasa vibrasinya.1. Untuk menentukan batas kiri jantung, mulai dari bagian lateral, lalu perkusi hingga menuju ke sternum. Akan terasa dullness di midclavicular line.2. Untuk menentukan batas kiri jantung, perkusi mulai dari lateral kiri menuju medial. Normalnya, batas kiri ada di anterior axillary line. 3. Untuk batas kanan jantung, kita periksa di setiap ICS di midclavicular line hingga terasa batas abdomen dan liver. Lalu kembali 2 ICS ke atas dan perkusi ke bagian medial.Heart soundTentukan suara jantung (S1 dan S2), lalu periksa juga apakah ada suara tambahan baik S3 maupun S4.S11. Dengarkan seluruh precordium, pasien tetap supine2. S1 terjadi bersamaan dengan impuls apex dan tanda dari permulaan sistol ventrikel. Ada dua komponen: penutupan mitral valve, lalu penutupan tricuspid valve. Normalnya, dua komponen ini tidak dapat dibedakan. Untuk membedakannya dengan S2, ia biasanya lebih lama dan lebih dalam.3. Carotid pulse dapat dirasakan segera setelah S1S2S2 juga memiliki dua komponen: penutupan aortic valve, lalu penutupan pulmonic valve.

Cardiac murmursJika terdapat cardiac murmurs, identifikasi dan gambarkan: Timing1. Tentukan apakah sistolik (antara S1 dan S2) atau diastolik (antara S2 dan S1)2. Atau jika murmur bersamaan dengan carotid upstroke, maka ia adalah sistolikLokasi maximal intensityDeskripsikan lokasi dimana murmur itu jelas terdengar (ICS-nya, hubungannya dengan sternum, apex, midsternal, midclavicular, hingga axillary line)Radiasi/transmisi dari PMIIntensitasNilai systolic murmur menggunakan 6 skala:1 mungkin tidak terdengar/tidak jelas terdengar2 baru terdengar sedikit setelah meletakkan stetoskop3 cukup keras4 keras dengan adanya palpable thrill5 sangat keras, bahkan setelah stetoskop sedikit dilepaskan di dada6 sangat keras, dengan thrill, mungkin terdengar bahkan setelah stetoskop dilepaskan Diastolic murmur hanya memiliki 4 skalaPitch (tinggi, medium, rendah)Kualitas (blowing, rumbling, musical)Dua posisi penting untuk mendengar mitral stenosis dan aortic regurgitation:1. Minta pasien menghadap ke sisi kiri hingga posisi left lateral decubitus position. Letakkan bell dari stetoskop secara ringan pada impuls apex2. Duduk, agak menunduk ke depan, ekshalasi dalam dan berhenti bernafas. Dengarkan melalui stetoskop sepanjang left sternal border dan apex

WEEK 4NORMAL ELECTROCARDIOGRAPH READINGPEMBACAAN ECG NORMAL

1. Letakkan precordial leads dengan tepat:

2. Identifikasi data pasien: nama, keluhan, umur, kapan diambil, dll.3. Tentukan kalibrasi standar. Lihat di bagian kiri, terdapat bentuk kotak seperti gedung, biasanya 10 mm.4. Baca kecepatan standard paper-nya di bagian paling bawah, biasanya 25 mm/s5. Nilai apakah detak jantungnya regular/tidak. Lihat jarak antartitik Q, apakah beraturan atau tidak.6. Nilai ritme/iramanya, apakah sinus atau bukan. Sinus jika setiap P-wave diikuti oleh QRS complex. Lalu perhatikan, seharusnya konfigurasi P-wave pada lead I, II, aVL, aVF, V4 V6 positif dan pada aVR negatif. Jika tidak demikian, maka disebut atrial ryhthmNonsinusa. Junctional jika jarak QRS complex pendek, kurang dari tiga kotak kecilb. Ventricular jika jarak QRS complex cukup lebar, 3 kotak kecil7. Kalkulasi heart rate. Caranya: hitung kotak kecil antartitik Q, lalu hitung 1500 dibagi kotak kecil tersebut. Misal: 1500/20 kotak kecil = 75 bpm8. Nilai P-wave:a. Kontur: normalnya halus, kalaupun ada notch, boleh sedikit sajab. Morfologi: normalnya hanya ada satu bukit (monofasik), namun bisa saja biphasic (positif dan negative) pada V1 atau terkadang V2c. Durasi: normalnya kurang dari tiga kotak kecil (0,12 s)d. Amplitudo: normalnya kurang dari dua kotak kecil (0,2 mV)9. Nilai PR-interval: normalnya 3 5 kotak kecil (0,12 0,2 s)10. Nilai morfologi Q-wave:Seharusnya kecil, bahkan tidak terlihat, harus ada di V5 dan V6. Amplitudo hanya dari R-wave dengan durasi kurang dari 0,04 s di leads I, II, V2 V611. Nilai R-wave:Normalnya amplitudo makin tinggi dari V1 V5, lalu turun sedikit di V612. Nilai S-wave:Normalnya amplitudo kecil di V1, lalu tinggi di V2 dan menurun hingga bahkan menghilang di V6.13. Nilai R/S amplitude di V1 atau V2:Rasio normalnya kurang dari 1 (artinya R harus lebih kecil dibandingkan S dari baseline). Jika besar, maka ada ventricular hypertrophy (modul selanjutnya)14. Nilai QRS complex:Durasi: Normalnya 2,5 kotak kecilAmplitudo: harus lebih dari 0,5 mV di limb leads dan kurang dari 1 mV di precordial leadsAxis: lihat lead I dan avF. Normalnya kedua lead tersebut positif sehingga tidak ada left maupun right axis deviation. 15. Nilai morfologi ST-segmentNormalnya ada di baseline. Jika terdapat depresi: ischemic, jika terdapat elevasi: infarct.16. Nilai morfologi T-waveT-wave mengikuti morfologi P-wave (positif di semua lead, kecuali di aVR negatif dan V1 bifasik)17. Nilai morfologi U-waveJika ada U-wave yang cukup jelas setelah T-wave pada V1 dan V2, berarti ada hypokalemia.18. Nilai QTc-intervalQTc(correction) = Normalnya 0,44 s.19. Simpulkan

WEEK 5ABNORMAL ECG READING (HYPERTROPHY, VES, VT, AF)PEMBACAAN ECG ABNORMAL (HIPERTROFI, VES, VT, AF)

1. Identifikasi data pasien: nama, keluhan, umur, kapan diambil, dll.2. Tentukan kalibrasi standar. 3. Baca kecepatan standard paper-nya.4. Nilai apakah detak jantungnya regular/tidak. Nilai ritme/iramanya5. Kalkulasi heart rate. 6. Nilai P-wave:a. Konturb. Morfologic. Durasid. Amplitudo7. Nilai PR-interval8. Nilai morfologi Q-wave9. Nilai R-wave10. Nilai S-wave11. Nilai R/S amplitude di V1 atau V212. Nilai QRS complex:DurasiAmplitudoAxis 13. Nilai morfologi ST-segment14. Nilai morfologi T-wave15. Nilai morfologi U-wave16. Nilai QTc-interval17. Simpulkan

Catatan:P-wave Menggambarkan konduksi listrik atrium. Setengah bukit pertama menunjukkan kondisi right atrium, sedangkan yang kedua adalah untuk left atrium.Lihat amplitudo dan durasi:

Jika keduanya, amplitudo & durasi = bilateral enlargementQRS complexJika R/S > 1 dan T-wave-nya negatif, maka terjadi RVH (right ventricular hypertrophy)Jika S (V1) + R (V5/V6, pilih yang lebih tinggi) 35 mm (Sokolow Lyon voltage criterion), dan biasanya terjadi left axis deviation, maka: LVH (left ventricular hypertrophy)

WEEK 6ABNORMAL ECG READING (ACUTE MYOCARDIAL INFARCT)PEMBACAAN ECG ABNORMAL (AMI)

1. Identifikasi data pasien: nama, keluhan, umur, kapan diambil, dll.2. Tentukan kalibrasi standar. 3. Baca kecepatan standard paper-nya.4. Nilai apakah detak jantungnya regular/tidak. Nilai ritme/iramanya5. Kalkulasi heart rate. 6. Nilai P-wave:a. Konturb. Morfologic. Durasid. Amplitudo7. Nilai PR-interval8. Nilai morfologi Q-wave9. Nilai R-wave10. Nilai S-wave11. Nilai R/S amplitude di V1 atau V212. Nilai QRS complex:DurasiAmplitudoAxis 13. Nilai morfologi ST-segment14. Nilai morfologi T-wave15. Nilai morfologi U-wave16. Nilai QTc-interval17. Simpulkan

Catatan:NormalST segment: isoelectric, kecuali di V1 & V2 bisa saja elevated/menaikQ-wave: tidak ada, kalaupun ada sangat kecil, durasi kurang dari 0,04 s dan amplitudo 1/4 dari R-wave pada leads I, II, V2 V6.T-wave: mengikuti P-wave yang positif di leads I, II, V2 V6, boleh negatif di V1 atau lead IIIIschemiaTerjadi ST-segment depression ATAU symmetrical T-wave inversion pada leads yang seharusnya positifAcute InfarctionTerjadi ST-segment elevationFase evolusiJika ada ST-segment elevation, deep Q-wave, hingga T-wave inversion (gabungan mulai dari ischemia hingga old infarction).(Old) InfarctionAda deep Q-wave (lebih dari R-wave)

Perhatikan juga lokasi infarct-nya:

Kelainan di 1 limb saja = tidak bermakna

WEEK 7HISTORY TAKING FOR PEDIATRIC CARDIAC PATIENTSANAMNESIS UNTUK PASIEN JANTUNG ANAK

Persiapan1. Sapa pasien dengan baik, perkenalkan diri, lalu terangkan apa yang akan dilakukan dan tujuannya. Setelah itu, minta kerjasamanya.2. Identifikasi data pasien: nama, umur, jenis kelamin, dll3. Tanyakan keluhan (utama) yang membawa pasien datang ke klinikCYANOTIC CONGENITAL HEART DISEASERiwayat penyakit sekarangCyanosis (kebiruan di ujung jari, bibir, dan lidah)1. Sejak kapan?2. Apakah hal itu terjadi ketika baru lahir, di ruang bayi (nursery), atau segera setelah sampai di rumah?3. Tiba-tiba atau bertahap?4. Terjadi begitu saja atau setelah mengalami kejadian tertentu?5. Terus-menerus atau di suatu waktu tertentu?6. Apa yang memperberat atau memperingan gejalanya? Apakah memburuk setelah diberikan ASI atau menangis?7. Pernahkah ia menangis tak terkendali, lalu bernafas cepat dan semakin membiru?8. Kapan hal itu terjadi, saat pagikah (setelah bangun) atau setelah diberikan ASI? Berapa kali/seberapa sering mengalami spell (kebiruan setelah gangguan nafas misalnya menangis/diberikan ASI)? Durasi/selama apa ia mengalami spell?9. Ketika terjadi spell, apakah ia bernafas dalam dan cepat (cyanotic spell) atau menahan nafasnya (breath-holding spell)10. Apakah ia biasanya berjongkok setelah berlari/berjalan/merasa lelah? Atau memiliki posisi kesukaan saat lelah, misalnya mendekatkan lutut pada dada (knee-chest position)?Post-history addressing1. Apakah ia terlihat lelah/lesu/letih/lemah (fatigue)2. Apakah ia membutuhkan istirahat banyak ketika bermain dengan teman-temannya?3. Apakah ia bernafas cepat ketika istirahat/beraktivitas?4. Apakah ia memiliki denyut jantung yang cepat?5. Apakah ia memiliki pembengkakan yang jelas terlihat pada kedua kakinya, pergelangan kaki, kelopak mata, muka, dan abdomen?6. Bagaimana pertumbuhan/perkembangannya? Apakah ia memiliki masalah dalam pertumbuhan dan penambahan berat badan (susah atau lebih lambat dari yang seharusnya)7. Apakah ia diberikan susu formula atau ASI?8. Jika diberikan susu formula, berapa cc yang ia minum setiap harinya? Seberapa sering ia minum?9. Jika diberikan ASI, bisakah ia meminumnya tanpa kesulitan? Seberapa sering ia tidur atau menangis setelahnya?10. Apakah ia kurang nafsu makan?11. Berapa banyak anak tangga yang bisa ia capai tanpa kelelahan?12. Bisakah ia berdiri, berjalan, berlari, atau mengatakan beberapa kata?13. Seringkah ia demam dengan batuk-batuk dan mengi? Seberapa sering itu terjadi?14. Apakah ia memiliki keringat berlebih?15. Apakah ia sedang dalam pengobatan?16. Apakah ia sering mengalami kejang (episodic seizures)?Riwayat kehamilan dan kelahiran1. Pernahkah Ibu mengalami infeksi saat kehamilan? Ruam kemerahan dengan demam? Pemeriksaan X-ray?2. Punya hewan peliharaan di rumah?3. Pernahkah minum obat-obatan saat hamil?4. Apakah Ibu bekerja? Dimana?5. Apakah Ibu adalah penderita diabetes?6. Berapa umur Ibu? Umur ayahnya? (hal ini bisa ditanyakan saat perkenalan/persiapan sebetulnya)7. Berapa kg anak Ibu saat dilahirkan?Riwayat keluargaAdakah yang mengalami congenital heart disease (penyakit jantung bawaan) di keluarga Ibu?

ACUTE RHEUMATIC FEVERRiwayat penyakit sekarang1. Tanyakan keluhan utama, biasanya demam, nyeri sendi dan ada pembengkakan2. Sejak kapan3. Jika ada nyeri sendi, apakah disertai pembengkakan, kemerahan, terasa hangat, dan ada nyeri tekan? Apakah sakitnya menjalar ke sendi yang lain?4. Apakah ia minum obat aspirin?5. Apakah sebelumnya mengalami sakit tenggorokan?CarditisApakah ia mengalami sesak nafas? Denyut jantung yang cepat? Terlihat lesu? Butuh istirahat banyak saat bermain? Terdapat pembengkakan yang jelas terlihat di kaki, pergelangan kaki, kelopak mata, wajah, dan perut?Erythema marginatumAda ruam merah (red rashes eruption) yang tidak gatal dan tidak sakit pada badan, kaki, atau lengan?Sydenhams choreaTerdapat gerakan tanpa tujuan, tanpa sadar, tak terkendali dengan ketidakstabilan emosi? Kelemahan otot?Subcutaneous nodulesAda nodul keras, tidak sakit, tidak gatal, mudah digerakkan, pembengkakan di siku, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, di tendon Achilles, occiput, atau spinous processus?Riwayat keluargaAdakah di antara keluarganya yang pernah memiliki gejala yang sama, atau pernah mengalami rheumatic heart disease (demam tinggi dengan nyeri sendi sampai harus dirawat di rumah sakit)?

INFECTIVE ENDOCARDITISKeluhan utama1. Keluhan utama? Biasanya demam2. Sejak kapan?3. Terjadi tiba-tiba atau bertahap?4. Pernah memiliki riwayat penyakit jantung bawaan (congenital heart disease)?5. Pernah demam tinggi dan nyeri sendi sampai dirawat di rumah sakit (RHD)?6. Pernah cabut gigi, operasi, atau mengalami infeksi?7. Pernah dipasangkan obat-obatan secara intravena (yang tidak sesuai dengan aturan)?Fenomena imunologis1. Ada lesi nodular yang sakit, merah, biasanya terdapat di jari-jari (Osler nodes)?2. Ruam merah kecil (erythematous small red rashes), area yang tidak sakit saat ditekan di telapak tangan dan kaki (Janeway lesions)?3. Ada retinal hemorrhages dengan central clearing (Roth spots)?4. Ada pendarahan linear di bawah kuku (splinter hemorrhages)?Fenomena emboli1. Urin berdarah (karena renal infarct)?2. Nyeri pinggang kiri (left plank pain, karena splenic infarct)?3. Gejala seperti stroke (karena cerebral emboli)?4. Nyeri dada dan sesak nafas (karena pulmonary emboli)?

WEEK 8PHYSICAL EXAM OF PERIPHERAL VASCULAR DISEASESPEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT PEMBULUH DARAH

Menurut salah seorang pengajar skills lab, modul ini tidak diujikan di OSCE

Persiapan1. Sapa pasien dengan baik, perkenalkan diri, lalu terangkan apa yang akan dilakukan dan tujuannya. Setelah itu, minta kerjasamanya.2. Identifikasi data pasien: nama, umur, jenis kelamin, dll3. Tanyakan keluhan (utama) yang membawa pasien datang ke klinikPENYAKIT ARTERIAnamnesis 1. Lokasinya dimana?2. Sejak kapan? Tiba-tiba atau bertahap? Jika ada ulcer, itu karena trauma atau secara bertahap?3. Jika ada nyeri, itu terus-menerus atau kadang membaik? 4. Mengganggu aktivitas sehari-hari (misalnya tidur atau bekerja)?5. Hal yang memperparah atau memperingan gejala? Semakin parahkah ketika berjalan, cuaca dingin, atau emosi tidak stabil?Riwayat masa lalu1. Tanyakan riwayat operasi, diabetes, penyakit jantung, hipertensi, stroke2. Kebiasaan pribadi: merokok, konsumsi alkoholArterial survey (bandingkan kedua ekstremitas!)Minta pasien berbaring di meja pemeriksaanInspeksi kulit1. Periksa apakah ada perubahan warna (pucat/pallor, kemerahan/rubbor, kebiruan/cyanosis, atau hitam/gangrene)2. Inspeksi pertumbuhan rambut3. Pertumbuhan kuku4. Atrofi otot5. Pembengkakan6. Ulcer/gangrene, jika ada deskripsikan lokasinya, kering/basah, adakah pusPalpasi1. Rasakan temperatur, apakah hangat/dingin2. Capillary filling3. Pembengkakan/edema (pitting/nonpitting)4. Nyeri tekanPalpasi arteriDorsal pedis, posterior tibial, popliteal, femoral artery, abdominal aorta, radial, ulnar, brachial, carotid artery

PENYAKIT VENAAnamnesis1. Tanyakan keluhan utama: pembengkakan, varicosities, pain cramps, gatal-gatal, perubahan kulit, ulcer2. Lokasinya dimana?3. Pembengkakan: akut/kronis?4. Varicosities: yang mana yang lebih besar saat berdiri?5. Nyeri/pain cramps: terus-menerus, membaiik ketika kaki diangkat, memburuk ketika berdiri?6. Ulcer: membaik/memburuk?Riwayat masa laluTanyakan riwayat keluarga, riwayat operasi, diabetes, keganasan, stroke, kehamilan, penggunaan agen kontrasepsi hormonal, pekerjaan (yang mengharuskan ia berdiri terlalu lama)Venous survey (bandingkan kedua ekstremitas!)1. Minta pasien berdiri dengan meluruskan kedua ekstremitas bawahnya Inspeksi2. Inspeksi apakah ada telangiectasia, varicosities pada long/short saphenous, stray varicosities, blowout3. Inspeksi perubahan warna (merah, biru, hiperpigmentasi)4. Inspeksi adanya ulcer, lokasinya, dan ukurannya5. Pembengkakan/edemaPalpasi