Doc
-
Upload
andika-wein -
Category
Documents
-
view
3.127 -
download
4
Transcript of Doc
![Page 1: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/1.jpg)
PERANAN INDUSTRI RUMAH TANGGA BORDIR DALAM
MENYERAP TENAGA KERJA DAN MENINGKATKAN
PENDAPATAN KELUARGA PENGRAJIN BORDIR
DI DESA PACUL KECAMATAN TALANG
KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Idatul Fitriah
5401403039
JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2008
![Page 2: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/2.jpg)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 18 Nopember 2008
Idatul Fitriah
ii
![Page 3: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/3.jpg)
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skipsi Jurusan
Teknologi Jasa dan Produksi FT UNNES pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 18 Nopember 2008
Panitia Ketua Sekretaris Ir. Siti Fathonah, M.Kes Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.PdNIP. 131781326 NIP. 132058079 Penguji Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd NIP. 132058079 Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II Dra. Uchiyah Achmad, M.Pd Dra. Musdalifah, M.SiNIP. 130604209 NIP. 131658243
Mengetahui, Dekan FT UNNES
Drs. Abdurrahman, M.Pd NIP. 131476651
iii
![Page 4: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/4.jpg)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. ( Q.S. Ar-Ra’d : 11 )
PERSEMBAHAN :
Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa
mendoakanku
Kakak dan adikku yang selalu menghiburku
Teman-teman TJP Busana S1 angkatan ‘03
Keluarga besar “Griya Bunda Kost “
Keluarga besar “Yayasan Al-Hikmah”
iv
![Page 5: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/5.jpg)
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat,
taufik, serta hidayahNya sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peranan industri rumah tangga bordir dalam menyerap tenaga kerja dan
meningkatkan pendapatan keluarga pengrajin di desa Pacul kecamatan Talang
kabupaten Tegal.”
Penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Teknik, atas kebijakan kepada penulis selama kuliah.
2. Ketua jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis selama skripsi.
3. Ketua program studi PKK Tata Busana S1, yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis selama skripsi.
4. Dra. Uchiyah Achmad M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Dra. Musdalifah M.Si sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Bapak Ahmad Zaeni, kepala Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten
Tegal, yang telah memberi ijin kepada penelitian kepada penulis.
7. Teman-temanku ( Eka, Sefi, Dewi, Eni, Ifa, Rodhiyah, Zuhaidah ) terima
kasih motivasinya.
v
![Page 6: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/6.jpg)
8. Semua pihak yang tidak dapat punulis cantumkan disini yang turut
membantu dalam proses penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Akhirnya segala masukan dan kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan penelitian ini.
Semarang,
Penulis.
vi
![Page 7: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/7.jpg)
ABSTRAK
Fitriah, Idatul. 2008. Peranan industri rumah tangga bordir dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan di desa Pacul kecamatan Talang kabupaten Tegal. Teknologi jasa dan produksi, fakultas teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Uchiyah Achmad, M.Pd, pembimbing II: Dra. Musdalifah M.Si.
Kata Kunci: Peranan, industri rumah tangga bordir, penyerapan, tenaga kerja,
peningkatan pendapatan. Industri kecil diharapkan mampu berkembang menjadi usaha mandiri dan
mampu membuka lapangan kerja di pedesaan,sehingga mengurangi pengangguran. Berkembangnya industri kecil di pedesaan juga mengurangi laju urbanisasi penduduk dari desa ke kota. Pada umumnya tenaga kerja dari pedesaan cenderung memilih lapangan kerja yang dekat dengan tempat tinggalnya, sehingga kesempatan untuk bertemu dengan anggota keluarga lebih mudah dilakukan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana peranan industri rumah tangga bordir dalam menyerap tenaga karja, (2) Seberapa besar peranan industri rumah tangga bordir dalam meningkatkan pendapatan keluarga pengrajin bordir.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengrajin bordir di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal yang berjumlah 241 orang yang tersebar di 7 RW. Sampel penelitian diambil secara random, penentuan jumlah sample diambil 20% dari jumlah populasi sehingga diperoleh sample sebanyak 50 orang. Variabel penelitian ini adalah peranan industri rumah tangga bordir dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan pengrajin bordir. Pengumpulan data menggunakan metode angket,analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan industri bordir mencapai 34,6%, penyerapan tenaga kerja mencapai 33,1%, dan peningkatan pendapatan pendapatan 32,2%.
Simpulan yang diperoleh industri rumah tangga bordir yang berada di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal turut berperan dalam yang menyerap tenaga kerja dengan persentase 70,00% (total dari kategori cukup menyerap, menyerap, dan sangat menyerap). Industri rumah tangga bordir yang berada di Desa Pacul Kecamatan Talang turut berperan dalam meningkatkan pendapatan pengrajin bordir yaitu sekitar 46,00% (total dari kategori cukup meningkatkan, meningkatkan dan sangat meningkatkan). Saran yang diajukan perlu adanya upaya riil dari pemerintah bekersama dengan sekolah yang ada di Desa Pacul pada khususnya maupun di Kecamatan Talang dan Kaupaten Tegal pada umumnya untuk memberikan pelajaran muatan lokal membordir secara khusus untuk meningkatkan kemampuan membordir. Perlu adanya upaya pemerintah atau DISNAKERTRANS untuk memberikan pelatihan kepada para pengrajin bordir agar lebih meningkatkan ketrampilan
vii
![Page 8: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/8.jpg)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
PERNYATAAN.................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PRAKATA ........................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
1.5 Penegasan Istilah................................................................................. 7
1.6 Sistematika Skripsi.............................................................................. 8
BAB 2 LANDASAN TEORI................................................................................ 11
2.1 Pengertian, Penggolongan, dan Karakteristik Industri........................ 11
2.2 Industri Rumah Tangga Bordir ........................................................... 13
2.3 Bordir .................................................................................................. 17
2.4 Tenaga Kerja ....................................................................................... 22
2.5 Pendapatan Keluarga........................................................................... 28
viii
![Page 9: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 33
3.1 Populasi dan Sampel ........................................................................... 33
3.1.1 Populasi ................................................................................... 33
3.1.2 Sampel dan Teknik Sampling ................................................. 33
3.2 Variabel Penelitian .............................................................................. 34
3.3 Uji Coba Instrumen............................................................................. 36
3.4 Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 36
3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 38
3.6 Metode Analisis Data.......................................................................... 39
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 42
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 42
4.1.1 Peranan Industri Bordir .............................................................. 42
4.1.2 Penyerapan Tenaga Kerja Bordir ............................................... 44
4.1.3 Peningkatan Pendapatan Pengrajin Bordir................................. 47
4.2 Pembahasan......................................................................................... 51
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................ 54
5.1 Simpulan ............................................................................................. 54
5.2 Saran.................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
LAMPIRAN.......................................................................................................... 56
ix
![Page 10: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/10.jpg)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Mata Pencaharian Penduduk Desa Pacul Tahun 2007.......................... 3
Tabel 4.1 Deskriptif Persentase Peranan Industri Bordir...................................... 42
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Tentang Peranan Industri Bordir ..................... 44
Tabel 4.3 Deskriptif Persentase Penyerapan Tenaga Kerja Bordir....................... 45
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Tentang Penyerapan Tenaga Kerja Bordir ...... 46
Tabel 4.5 Deskriptif Persentase Peningkatan Pengrajin Bordir ............................ 47
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Peningkatan Pendapatan.................... 48
Tabel 4.7 Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga Pengrajin Bordir Per Bulan .... 50
x
![Page 11: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/11.jpg)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Diagram 4.1 Peranan Industri Bordir .................................................................... 43
Diagram 4.2 Tanggapan Responden tentang Peranan Industri Bordir.................. 44
Diagram 4.3 Penyerapan Tenaga Kerja Bordir ..................................................... 45
Diagram 4.4 Tanggapan Responden tentang Penyerapan Tenaga Kerja Bordir... 46
Diagram 4.5 Peningkatan Pendapatan Pengrajin Bordir....................................... 47
Diagram 4.6 Tanggapan Responden tentang Peingkatan Pendapatan .................. 48
Diagram 4.7 Peranan Industri Rumah Tangga Bordir dalam Menyerap
Tenaga Kerja dan Meningkatkan Pendapatan Keluarga
Pengrajin Bordir di desa Pacul Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal .............................................................................. 49
xi
![Page 12: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/12.jpg)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Peranan Industri Rumah Tangga Bordir
dalam Menyerap Tenaga Kerja dan Meningkatkan Pendapatan
di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ......................... 56
Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Peranan Industri Bordir ........ 64
Lampiran 3. Perhitungan Validitas Angket Peranan Industri Bordir.................... 65
Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Angket Peranan Industri Bordir ................ 66
Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Penyerapan Tenaga Kerja..... 67
Lampiran 6. Perhitungan Validitas Angket Penyerapan Tenaga Kerja ................ 68
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Angket Penyerapan Tenaga Kerja............. 69
Lampiran 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Peningkatan Pendapatan
Pengrajin Bordir................................................................................ 70
Lampiran 9. Perhitungan Validitas Angket Peningkatan Pendapatan
Pengrajin Bordir................................................................................ 71
Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Angket Peningakatan Pendapatan
Pengrajin Bordir................................................................................ 72
Lampiran 11. Distribusi Frekuensi Masing-Masing Butir Soal ............................ 73
Lampiran 12. Tabulasi Data Peranan Industri Bordir ........................................... 81
Lampiran 13. Tabulasi Data Penyerapan Tenaga Kerja Bordir ............................ 82
Lampiran 14. Tabulasi data Peningkatan Pendapatan Pengrajin Bordir............... 83
Lampiran 15. Dokumentasi................................................................................... 90
xii
![Page 13: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat harus
diimbangi dengan usaha peningkatan sarana dan prasarana di segala bidang.
Sarana dan prasarana tersebut antara lain adalah penanganan produksi pangan,
sandang, perumahan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan sebagainya.
Pertumbuhan penduduk sekitar 1,49 persen pertahun, pengangguran
mencapai 0,66 persen (BPS,2006 : 65). Dengan adanya jumlah pertumbuhan
penduduk indonesia yang besar ini, akan berpengaruh terhadap peningkatan
jumlah tenaga kerja dan angkatan kerja.
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin besar ini harus diimbangi
dengan usaha antara lain peningkatan produksi sandang, papan, pendidikan,
lapangan pekerjaan dan lain-lain. Meningkatnya jumlah penduduk tersebut juga
akan berpengaruh pada peningkatan jumlah angkatan kerja dan tenaga kerja.
Peningkatan jumlah penduduk yang terus menerus tersebut akan semakin
menambah keseriusan dalam masalah ketega kerjaan, sehingga perlu adanya
kebijakan untuk mengatasi hal tersebut. Hal ini terjadi akibat dari pertambahan
jumlah tenaga kerja dan penyempitan kesempatan kerja.
Industri kecil diharapkan mampu berkembang menjadi usaha mandiri dan
mampu membuka lapangan kerja di pedesaan, dengan demikian makin
1
![Page 14: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/14.jpg)
2
berkembangnya industri kecil di pedesaan juga mampu mengurangi laju
urbanisasi penduduk dari desa ke kota. Pada umumnya tenaga kerja dari pedesaan
cenderung memilih lapangan kerja yang dekat dengan tempat tinggalnya,
sehingga kesempatan untuk bertemu dengan anggota keluarga lebih mudah
dilakukan.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Faisal Karyono
(1984 : 2004) didaerah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur yang
menyatakan bahwa sebagian besar tenaga kerja pedesaan yang terserap dalam
lapangan karja non pertanian merupakan tenaga kerja tidak terampil, pendidikan
rendah dan upah yang diterima sangat rendah. Oleh karena itu dalam
perkembangan lapangan kerja non pertanian di pedesaan diprioritaskan pada jenis
industri yang berteknologi sederhana, modal usaha kecil, dan bersifat pada karya,
sehingga jenis industri tersebut mudah untuk dikembangkan dan diusahakan oleh
masyarakat pedesaan.
Besarnya kesempatan kerja disektor nonpertanian didesa dipengaruhi
oleh: (1) letak desa dekat dengan pusat ekonomi, (2) adanya kegiatan industri
rumah tangga di desa atau di sekitar warga yang didukung oleh adanya
permintaan produk industri rumah tangga, (3) adanya bahan baku industri rumah
tangga yang tersedia dididesa, (4) tingkat pendidikan dan keterampilan anggota
masyarakat yangmemungkinkan mereka dapat meningkatkan adanya alternatif
kegiatan yang dapat dilakukan. (Kasryono, 1984 : 132)
![Page 15: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/15.jpg)
3
Kabupaten Tegal memiliki luas wilayah + 878.78 km2 dengan jumlah
penduduk 1.279.628 jiwa, merupakan wilayah pusat pengembangan industri di
pantai utara propinsi Jawa Tengah, sehingga dikenal dengan sebutan jepangnya
Indonesia. Hal ini memang dibuktikan oleh masyarakat industri di kabupaten
Tegal yang cukup dinamis dalam mengembangkan usaha industrinya. Berbagai
jenis komoditas mampu diproduksi dimana jangkauan pemasarannya hampir
keseluruh wilayah Indonesia bahkan kemanca negara.
Salah satu komoditas yang ada di kabupaten Tegal adalah industri bordir
yang terletak Desa Pacul Kecamatan Talang. Industri bordir termasuk dalam
industri aneka.
Tabel 1.1 Mata pencaharian penduduk Desa Pacul Tahun 2007.
NO MATA PENCAHARIAN JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petani
Buruh tani
Wiraswasta
Pegawai Negeri
Pengrajin Bordir
Pedagang
Peternak
Lain-lain
163
864
1350
32
241
334
6
36
Sumber : Data Monografi Desa Pacul Tahun 2007
![Page 16: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/16.jpg)
4
Usaha bordir ini, sebagai mata pencaharian pokok sudah ada sejak dulu.
Usaha ini merupakan usaha keluarga dimana seluruh tenaga kerjanya anggota
keluarganya sendiri. Tetapi setelah berkembang usahanya dan tidak lagi
memenuhi permintaan konsumen, mereka baru mempekerjakan orang lain sebagai
tenaga kerjanya untuk memaksimalkan produksinya.
Jumlah usaha industri kecil bordir di Desa Pacul tahun 2002 sejumlah 20
buah. Pada tahun 2007 jumlah usaha ini menjadi 50 buah (monografi Desa Pacul,
2007). Ini berarti dalam jangka waktu 5 tahun usaha industri ini mengalami
peningkatan
Dibangunnya industri rumah tangga bordir di desa Pacul, maka secara
otomatis akan memberi kesempatan penduduk sekitar berarti semakin besar
kemungkinan untuk meningkatkan stabilitas keamanan wilayah sekitar karena
banyak tenaga kerja yang menganggur. Disamping sebagai tenaga kerja di
industri rumah tangga bordir juga akan memberi peluang kerja pada penduduk
sekitar pada sektor lain yang berhubungan dengan industri bordir tersebut,
misalnya penjual benang bordir, penjual peralatan membordir seperti
pemidangan, gunting bordir, mesin bordir, dan lain sebagainya.
Keuntungan yang dirasakan penduduk desa Pacul dan sekitarnya dengan
adanya industri rumah tangga bordir antara lain :
1. Dapat menyerap tenaga kerja
2. Teknologi yang cukup
![Page 17: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/17.jpg)
5
3. Sistem distribusi lebih sederhana karena dilayani oleh pasar yang lebih
kecil ( Baratha, 1998 : 117)
Industri rumah tangga yang mempunyai potensi besar di desa Pacul
adalah industri bordir. Industri bordir tersebut didukung dengan keahlian yang
dimiliki masyarakat disekitar desa tersebut terutama kaum wanita. Dengan adanya
industri rumah tangga bordir berarti membuka kesempatan kerja disektor industri
bagi penduduk Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal,yang dapat
mengurangi pengangguran disamping juga meningkatkan pendapatan keluarga.
Peningkatan ekonomi rumah tangga dapat di lihat dari hasil penjualan
bordir yang tidak hanya di daerah Tegal saja tetapi sudah merambah keluar
kabupaten Tegal. Penduduk di Desa Pacul sudah dapat memenuhi kebutuhan
rumah tangganya,seperti untuk keperluan hidup sehari-hari, biaya sekolah anak,
maupun untuk keperluan lain.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti membuat judul
penelitian PERANAN INDUSTRI RUMAH TANGGA BORDIR DALAM
MENYERAP TENAGA KERJA DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN
KELUARGA PENGRAJIN BORDIR DI DESA PACUL KECAMATAN
TALANG KABUPATEN TEGAL.
1.2 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
![Page 18: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/18.jpg)
6
1.2.1 Bagaimanakah peranan industri rumah tangga bordir terhadap penyerapan
tenaga kerja di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal?
1.2.2 Seberapa besar peranan industri rumah tangga bordir terhadap peningkatan
pendapatan keluarga di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.3.1 Mengetahui peranan industri rumah tangga bordir terhadap penyerapan
tenaga kerja di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
1.3.2 Mengetahui seberapa besar peranan industri rumah tangga bordir terhadap
peningkatan pendapatan keluarga di Desa Pacul Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah:
1.4.1 Memberi masukan kepada masyarakat khususnya instansi terkait yaitu
Depnaker tentang penyerapan tenaga kerja industri bordir di desa Pacul,
sehingga dapat membuat kebijakan untuk mengatasi tenaga kerja yang tidak
tertampung, dan memberi masukan bagi industri bordir tersebut agar bisa
meningkatkan produksi sehingga dapat lebih banyak menampung jumlah tenaga
kerja.
1.4.2 Bagi Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi almamater serta para
pembaca sebagai masukan untuk peneliti selanjutnya.
![Page 19: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/19.jpg)
7
1.4.3 Bagi peneliti merupakan
Pengembangan ilmu pengetahuan dan penambah wawasan khususnya didunia
industri rumah tangga.
1.5 Penegasan Istilah
1.5.1 Peranan Industri Rumah Tangga Bordir
1.5.1.1 Peranan adalah : Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Peranan
memiliki kosakata yaitu partisipasi yang diartikan hal turut serta dalam suatu
kegiatan atau peranan serta ( KBBI, 1989 : 650 )
1.5.1.2 Industri Rumah Tangga Bordir
Industri adalah : kegiatan memproses atau mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan peralatan (KBBI, 1997 : 378 ), industri rumah
tangga bordir adalah industri yang mengolah barang atau bahan yang menitik
beratkan pada keindahan dan komposisi warna benang pada medium berbagai
kain, dengan alat bantu seperangkat mesin bordir.
1.5.2 Penyerapan Tenaga Kerja
1.5.2.1 Penyerapan adalah : masuknya jumlah tenaga kerja yang dapat tertampung
dalam suatu industri karena berbagai alsan seperti motivasi kerja, curahan jam
kerja, dan kedisiplinan jam kerja ( Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1989 : 927 )
1.5.2.2 Tenaga kerja adalah : orang yang bekerja atau yang mengerjakan sesuatu,
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik dalam maupun luar hubungan
![Page 20: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/20.jpg)
8
kerja (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
1998 : 927)
1.5.2.3 Tenaga Kerja Bordir adalah : orang yang bekerja memproses atau mengolah
barang atau bahan dengan dengan menggunakan mesin bordir.
1.5.3 Peningkatan Pendapatan pengrajin
1.5.3.1 Peningkatan adalah : total penerimaan ( uang dan barang ) seseorang atau
suatu Peningkatan adalah : adanya kenaikan atau perubahan pada suatu usaha
( KBBI, 1997 : 210). Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah peningkatan
pendapatan pengrajin bordir.
1.5.3.2 Pendapatan adalah : hasil kerja usaha ( KBBI, 1997 : 209 ). Pendapatan rumah
tangga selama periode tertentu ( Prathama Raharjo dan Mandala Manurung,
2001 : 206 )
1.5.3.3 Peningkatan Pendapatan Pengrajin Bordir adalah : peningkatan yang diterima
dan diberikan kepada pengrajin bordir berdasarkan prestasi-prestasi yang
disarankan yaitu pendapatan dari pekerjaan, pendapatan dari profesi yang
dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan peningkatan pendapatan dari
kekayaan serta dari sektor sub sistem ( Mulyanto Sumardi, 1998 : 34-35 )
1.6 Sistematika Skripsi
Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini terbagi dalam tiga bagian
yaitu : Awal Skripsi, Isi Skripsi, Akhir Skripsi.
![Page 21: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/21.jpg)
9
1.6.1 Bagian awal skripsi terdiri dari : halaman judul, halaman pengesahan, abstrak,
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar
lampiran.
1.6.2 Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab yaitu : pendahuluan, landasan teori dan
hipotesis, metodologi penelitian, hasil penelitian, penutup.
Bab 1 pendahuluan, bab ini meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah,
permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
skripsi.
Bab 2 landasan teori dan hipotesis, bab ini berisi landasan teori yang
mendukung penulisan skripsi mengenai peranan industri rumah tangga bordir
terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan keluarga
pengrajin di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Bab 3 metode penelitian, metode penelitian akan dijelaskan tentang penentuan
populasi penelitian, sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan
data, validitas reliabilitas instrumen, serta metode analisis data.
Bab 4 hasil penelitian, baba ini berisi hasil-hasil penelitian dan pembahasan.
Bab 5 penutup, bab ini berisi simpulan dan saran yang di uraikan berdasarkan
hasil penelitian.
1.6.3 Bagian Akhir Skripsi
Bagian skripsi terdiri dari daftar pustaka akan lampiran-lampiran. Daftar
pustaka berisi daftar buku-buku acuan yang digunakan sebagai dasar penulisan
skripsi ini dan lampiran-lampiran yang berisi pengelolaan data, tabel, lembar
instrumen, serta surat-surat ijin penelitian.
![Page 22: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/22.jpg)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian, Penggolongan, dan Karakteristik Industri
2.1.1 Pengertian Industri
Pembangunan Industri disesuaikan dengan perkembangan masyarakat,
ilmu pengetahuan, dan teknologi (Bintarto, 1997 : 86). Industri adalah semua
perubahan atau suatu usaha yang melakukan kegiatan merubah bahan mentah
menjadi barang jadi yang lebih tinggi nilainya. Termasuk dalam sektor ini
adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri dan perakitan ( BPS,
2002 : 8).
Industri juga dapat didefenisikan sebagai suatu usaha untuk memproduksi
barang jadi, bahan baku atau barang mentah melalui proses penggarapan dalam
jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah
mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin. Industri dapat diartikan dengan
seluruh kegiatan manusia yang produktif. Jadi disini industri meliputi juga
industri pertanian, industri peternakan, industri pertambangan, dan sebagainya.
Industri merupakan bagian dari produksi dimana bagian itu tidak
mengambil bahan-bahan yang langsung dari alam yang kemudian diolah menjadi
barang yang bernilai bagi masyarakat (Bintarto, 1997 : 88).
11
![Page 23: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/23.jpg)
12
2.1.1.1 Penggolongan Industri
Berdasarkan penyelenggaraannya, industri dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu: (1) industri rakyat atau industri kecil yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: produksinya banyak menggunakan pekerjaan tenaga manusia,
menggunakan alat-alat dan teknik sederhana, tempat produksi yang dilakukan di
rumah dan upah pekerja yang murah, yang termasuk termasuk industri kecil
adalah industri batik, industri bordir, industri konveksi, dan lain-lain, (2) industri
besar yang mempunyai ciri-ciri modal yang digunakan besar, menggunakan mesin
modern dalam proses produksi, tenaga kerja yang digunakan tenaga kerja terdidik.
Yang termasuk industri besar diantaranya: industri otomotif, industri pengolahan
kayu, industri kertas dan lain-lain.
Berdasarkan penyelenggaraannya, industri bordir termasuk industri kecil
atau rakyat, pada industri bordir tempat produksinya dilakukan dirumah, dan
bahan bakunya di dapatkan dengan mudah seperti benang bordir, pemidangan,
gunting bordir dijual dekat dengan lokasi industri bordir.
2.1.1.2 Karakteristik Industri
Berkaitan dengan usaha pengembangan dan pengalolannya sebagai
usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu: a) mempunyai fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang
sudah sulit dilakukan industri besar, b) tidak tergantung dari sumber tenaga, oleh
karena itu bisa menghindari dari krisis energi, c) pemasaran barang tidak terlalu
terpengaruh oleh krisis ekonomi dunia dan menurunnya intensitas perdagangan
![Page 24: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/24.jpg)
13
internasional, d) pengembangan industri kecil dan kerajinan rumah tangga
mengurangi tendensi monopoli (Raharjo, 1984 : 96).
Berdasarkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh industri kecil
dan rumah tangga diatas, kedua industri tersebut mempunyai prospek yang baik
untuk pengembangannya. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga jaga memiliki
kelemahan-kelemahan antara lain dalam hal keorganisasian, keuangan, pengelola
administrasi, dan pembukuan (Singgih, 1980 : 3)
2.2 Industri Rumah Tangga Bordir
2.2.1 Pengertian Industri Rumah Tangga
Menurut Badan Pusat Statistik industri rumah tangga adalah industri
yang mempunyai tenaga kerja antara 1-5 orang (BPS, 2000 : 56). Sedangkan
menurut Saleh (1996 : 51) industri rumah tangga berdasarkan eksistensinya
dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. industri lokal adalah kelompok industri yang menggantungkan kelangsungan
hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas dan relatif tersebar disatu lokasi
saja. Skala industri sangat kecil dan mencerminkan pola industri yang bersifat
sub bagian. Pemasaran produksi yang terbatas menyebabkan industri ini hanya
menggunakan sarana transportasi yang sederhana dan pedagang perantara
kurang menonjol.
2. industri sentra adalah industri berskala kecil denga membentuk kelompok atau
kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan
![Page 25: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/25.jpg)
14
barang sejenis. Target pemasaran umumnya menjangkau pasar yang lebih luas
dari industri lokal, sehingga peranan perantara menonjol.
3. industri mandiri adalah jenis induatri yang masih memiliki sifat-sifat industri
rumah tangga tetapi telah memberi sarana yang canggih. Pemasaran hasil
produksinya tidak tergantung pada pedagang perantara.
Berdasarkan eksistensinya industri bordir didesa Pacul termasuk
kelompok industri sentra karena merupakan industri penghasil seni-seni kerajinan
yang sejenis. Industri bordir tersebut pada pada umumnya mempunyai suatu
bentuk perusahaan dengan bentuk usaha paling mudah, sederhana dalam
pengelolaan dan pengorganisasiannya, serta industri dimiliki secara pribadi yang
untung ruginya ditanggung secara pribadi. Menurut Wibowo (1994:3) ciri-ciri
industri bordir tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Usaha dimiliki secara bebas ( terkadang tidak berbadan hukum )
2. Operasionalnya tidak menunjukkan keunggulan yang mencolok.
3. Usaha dimiliki dan dikelola oleh satu orang atau keluarga
4. Usaha tidak mempunyai pekerja yang berstatus karyawan
5. Modal usaha dari tabungan sendiri
6. Wilayah pemasaran produknya masih bersifat nasional
Pembangunan industri di pedesaan merupakan salah satu alternatif yang
diharapkan mampu memberikan peluang terserapnya tenaga kerja di pedesaan.
Mendirikan industri yang terpenting adalah menentukan lokasi, bahan baku
industri dan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomis, seperti tersedianya
bahan dasar, besarnya biaya angkutan dan tenaga kerja. Menurut Raharjo. D,
![Page 26: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/26.jpg)
15
(1998:12) pemilihan lokasi industri yang benar mempunyai syarat- syarat sebagai
berikut :
1. Dekat dengan pasar
2. Tersedinya fasilitas transportasi
3. Tersedianya peraturan daerah yang menunjang
4. Kondisi tophografi daerah
Ternyata lokasi industri bordir di desa Pacul sesuai dengan teori Raharjo.
D seperti atas. Dekat dengan pasar, karena lokasi industri bordir di desa Pacul
dikelilingi oleh daerah - daerah pemasaran bordir yang sedang berkembang.
Tersedianya fasilitas transportasi yaitu adanya sarana jalan yang berupa jalan
tanah yang diaspal sehingga dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan terutama
kendaraan pengangkut barang. Tersedianya tenaga kerja yaitu tenaga kerja
industri bordir kebanyakan tenaga kerja kasar dan berpendidikan rendah, oleh
karena itu tenaga kerja sangat mudah didapatkan. Adanya peraturan daerah yang
menunjang, dalam hal ini kebijakan dari pemerintah daerah kabupaten Tegal yang
telah menertibkan dan mengeluarkan ijin usaha bagi pengusaha- pengusaha bordir
di desa Pacul. Kondisi topoghrapi daerah, yaitu pada lokasi bordir desa Pacul
berupa dataran rendah yang rata.
Teknologi menyangkut bagaimana sumber, tanah, modal dan tenaga
kerja serta ketrampilan untuk dikombinasikan dalam melaksanakan tujuan
produksi. Teknologi dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis teknologinya, yaitu :
teknologi modern atau maju, teknologi madya dan teknologi rakyat atau
![Page 27: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/27.jpg)
16
tradisional. Pemilihan teknologi untuk pedesaan dipilih teknologi tepat guna, hal
ini disebabkan :
1. Teknologi tepat guna lebih mudah dipahami oleh masyarakat yang berada
dalam tingkat kebudayaan dan ketrampilan yang rendah.
2. Peralatan relatif sederhana dan mudah yang memberikan kemungkinan skala
produksi lebih rendah dan lebih tepat untuk pasaran yang bersifat terbatas.
Dibangunnya industri bordir di desa Pacul, maka secara otomatis akan
memberi kesempatan penduduk sekitar berarti semakin besar kemungkinan untuk
meningkatkan stabilitas keamanan wilayah sekitar karena banyak tenaga kerja
menganggur. Disamping sebagai tenaga kerja di industri bordir juga akan
memberikan peluang kerja pada penduduk sekitar pada sektor lain yang
berhubungan dengan industri bordir tersebut, misalnya penjual makanan, penjual
alat- alat bordir, penjual mesin bordir.
Menurut Bintarto (1999 : 87) industri kecil adalah kegiatan produksi
yang dilaksanakan secara sederhana oleh sekelompok orang yang biasanya
dikerjakan disekitar rumah.
Pada umumnya industri kecil didirikan tanpa ijin usaha dan tanpa
melalui prosedur resmi sehingga perusahaan tersebut mempunyai ciri- ciri :
1. Sering menghadapi kesulitan modal karena bentuk usahanya yang informal
sehingga sulit dipercaya lembaga perbankan untuk meminjam modal
2. Pertukaran keuangan pada umumnya lambat
3. Kegiatan pribadi pengusaha sangat besar
![Page 28: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/28.jpg)
17
4. Secara yuridis, pengusaha bertanggung jawab tidak terbatas dan harta pribadi
terlibat untuk melunasi hutang jika pengusaha mengalami kerugian besar. (
Soebroto, 1999 : 1-3 )
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah industri
bordir di desa Pacul kecamatan Talang kabupaten Tegal. Industri ini termasuk
industri kecil jika menurut jumlah tenaga kerja karena jumlah tenaga kerja antara
1 - 5 orang, dan menurut pengelolaan termasuk industri kecil karena industri ini
dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat secara perorangan.
2.3 Bordir
Istilah bordir identik dengan menyulam karena kata ”bordir” diambil
dari istilah Inggris embroidery (im-broide) yang artinya sulaman. Pengerjaan
kerajinan hias ini sangat sederhana, berawal hanya dengan bantuan alat berupa
jarum dan benang. Dengan menggunakan jari jemari tangan, kedua alat ini
ditusuk-tusukkan pada kain, lalu muncullah berbagai istilah jenis tusuk, yang pada
akhirnya disebut dengan istilah sulam. Dengan berkembangnya teknologi,
pengerjaan bordir ini meningkat dengan memakai alat bantu berupa mesin jahit
(mesin bordir), sehingga hasil pekerjaannya menjadi lebih baik. Bahkan kini
sudah banyak diproduksi mesin jahit bordir pengembangan dari komputer (bordir
komputer). Sejak saat itu, orang Indonesia mulai menggunakan istilah yang
populer dengan istilah border (bordir). ( Suhersono, 2005 : 6)
Istilah bordir lebih populer di Indonesia daripada sulam, sehingga orang
mendefinisikan bordir sebagai salah satu kerajinan ragam hias (untuk aksesoris
![Page 29: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/29.jpg)
18
berbagai busana) yang menitik beratkan pada keindahan dan komposisi warna
benang pada medium berbagai kain, dengan alat bantu seperangkat mesin jahit
(mesin jahit bordir).
Industri bordir yaitu suatu proses membordir yang kegunannya untuk
mempercantik berbagai busana seperti kebaya, baju kurung, tunik, blus, gamis,
blazer, baju pengantin, gaun pesta, baju koko, baju santai, dan kelengkapan
kebutuhan yang lainnya. Sentuhan bordir ini mempunyai nilai tambah serta daya
tarik tersendiri supaya pakaian itu sedap dipandang mata dan bisa menaikkan
gengsi orang yang memakainya.
Dengan perkembangan, kemajuan, dan maraknya dunia mode, serta
didukung oleh sarana dan prasarana yang lebih baik dengan daya kreativitas yang
relatif tinggi, aplikasi bordir sekarang bukan saja untuk berbagai busana, tetapi
untuk perlengkapan seperti taplak meja, seprai, sarung bantal, sapu tangan, tutup
lemari, tutup TV, tutup alat saji, dan alas seperangkat alat minum. Bahkan hiasan
bordir pun sudah banyak diterapkan pada hiasan eksterior dan interior rumah.
Misalnya untuk tirai, bantalan kursi, penyekat ruangan, dan hiasan dinding.
2.3.1 Proses Produksi Bordir
Seperti keterampilan lainnya, keterampilan dan kerajinan seni bordir ini
dapat dipelajari oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, pria dan wanita, yang
terpenting memiliki niat minat dan minat dan berusaha keras untuk bisa
membordir. Karena keterampilan ragam hias seni bordir ini merupakan salah satu
keterampilan yang erat kaitannya dengan seni rupa, diperlukan praktek dan latihan
terus-menerus, terutama bagi yang memiliki bakat seni.
![Page 30: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/30.jpg)
19
2.3.1.1 Tahap Pembuatan Keterampilan Ragam Hias Seni Bordir
Tahap pekerjaannya secara garis besar dibagi menjadi delapan bagian, dari
mulai penyediaan bahan, alat-alat sampai menjadi karya bordir. Tahap-tahap
tersebut adalah:
1. Menyediakan dan menyiapkan alat-alat (bahan-bahan) yang diperlukan untuk
membordir.
2. Menyiapkan dan membuat desain motif untuk diaplikasi bordir.
3. Memindahkan atau menjiplak desain motif pada medium (kain) yang hendak
dibordir
4. Memasang kain yang sudah diberi motif pada ring (pembidangan).
5. Memilih, menentukan, memasang benang bordir pada mesin bordir.
6. Memeriksa dan menggerakkan mesin bordir yang hendak kita pakai untuk
membordir
7. Membuat bordiran dengan berbagai teknik (jenis bordir) disesuaikan dengan
medium (kain) yang dibordir.
8. Menyelesaikan pekerjaan akhir:
- membuat krancang dengan alat solder, apabila krancangnya tidak dibuat
langsung dengan mesin bordir.
- membersihkan sisa-sisa benang bordir yang melekat di balik permukaan
kain yang sudah dibordir.
- merendam, menjemur, dan menyetrika hasil bordiran.
![Page 31: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/31.jpg)
20
2.3.1.2 Kualitas dan Keindahan Bordir ditentukan oleh :
1. Peralatan
Alat yang digunakan untuk membordir adalah mesin jahit dan mesin
jahit komputer. Alat ini merupakan salah satu pendukung untuk menghasilkan
karya seni bordir yang baik. Peralatan yang baik akan menghasilkan karya
seni bordir yang cantik dan berkualitas.
Mesin jahit (mesin bordir) harus dalam keadaan baik, artinya dapat
digunakan dengan layak, dan memadai (tidak harus selalu yang bermerk).
Jenis pekerjaan ini masih digolongkan manual, walau menggunakan alat bantu
mesin jahit (mesin bordir) dan bukan komputer bordir. Penempatan teknik
perpaduan benang ke kain atau ke medium yang hendak kita bordir masih
didominasi oleh kemahiran dan keterampilan tangan. Sedangkan pada
komputer bordir tangan hanya digunakan sebagai pengendali (operator) saja.
Hasil bordir yang memakai alat bantu mesin jahit (mesin bordir) dan komputer
bordir itu masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pengerjaan
secara manual lebih menonjolkan nilai artistik dan kualitasnya lebih bagus
dibanding dengan pengerjaan memakai komputer bordir. Tetapi, kalau kita
memilih kuantitas, kerapihan, kecepatan, ekonomis, dan produk skala besar,
maka komputer bordillah sarannya.
2. Sumber Daya Manusia Yang Profesional
Seni bordir harus aktual, orisinil, inovatif, dan selalu disesuaikan
dengan kemajuan dunia mode (agar tidak monoton dan membosankan) sudah
tentu diperlukan disainer bordir (motif) dan pembordir (tukang bordir) yang
![Page 32: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/32.jpg)
21
profesional, kreatif, dan inovatif. Perpaduan kerja keduanya (pembordir dan
disainer bordir/motif) akan membuahkan karya bordir yang berkualitas tinggi.
Sekarang ini masih banyak pengusaha bordir yang memaksakan tukang
bordirnya (pembordir) bekerja rangkap sebagai disainer bordir, bahkan ada
juga yang sebaliknya. Dengan cara ini pun dapat dihasilkan karya seni bordir,
secara mendalam. Begitupun disainer bordir yang merangkap sebagai tukang
bordir akan terganggu imajinasi dan waktunya bila melakukan pekerjaan lain.
Lebih-lebih lagi, jika yang dikerjakanb adalah produk massal yang
membutuhkan kualitas, kreativitas, (nilai seni) dan kuantitas. Tentu saja besar
atau kecil gangguan ini akan berpengaruh negatif bagi karya yang dihasilkan.
2.3.1.3 Teknik Pengerjaan Yang Profesional
Peralatan yang baik dan tenaga yang profesional akan menghasilkan
proses kerja yang baik dan hasil yang akan memenuhi standar mutu:
1. Hasil yang diperoleh sesuai dalam penempatan dan penuangan teknik-teknik
bordir (teknik uter, seret, tutup, semprot, krancang, dan lainnya) keatas kain
(medium) yang hendak dibordir. Susunan benangnya kencang, rapi, dan sesuai
pola desain motif.
2. Desain motif bordirnya aktual, orisinil, kreatif dan inovatif.
3. Desain secara keseluruhan serasi, dinamis, dan artistik dalam paduan warna
benang.
4. Waktu yang dihasilkan relatif cepat dan tepat.
(Suhersono, 2005: 10)
![Page 33: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/33.jpg)
22
2.4 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terampil, merupakan potensi sumber daya manusia
yang sangat di butuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era
globalisasi. Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup, manusia meliputi:
tenaga kerja (dari manusia itu sendiri) modal, lahan, dan kewirausahaan.
Tenaga kerja merupakan suatu faktor produksi sehingga dalam kegiatan
industri di perlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai perusahaan.
Tenaga kerja adalah sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara
potensial dapat menghasilkan barang dan jasa, atau bagian dari penduduk yang
termasuk golongan tingkat usia 10-64 tahun (Ananta, 1986:286) sedangkan
menurut DR. Payama Simanjuntak dalam bukunya Pengantar Ekonomi
Sumber Daya Manusia, tenaga kerja (Man Power) adalah:Penduduk yang
sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan
kegiatan lain seperti bersekolah dan rumah tangga (Simanjuntak 1990:30)
Tenaga yang bekerja dalam industri rumah tangga bordir di Desa Pacul
Kecamatan Talang Kabupaten tegal ini menggunakan tenaga kerja minimal
usia 12 tahun dan tidak ada batas maksimum. Karena di desa-desa walaupun
sudah tua kalau masih mampu bekerja juga tetap bekerja. Tenaga kerja pada
industri bordir ini merupakan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan rendah
sehingga mudah di dapatkan di pedesaan.
Dalam tenaga kerja disini akan dibahas mengenai angkatan kerja,
penyerapan tenaga kerja dan pendapatan.
![Page 34: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/34.jpg)
23
2.4.1 Angkatan Kerja
Angkatan kerja yaitu bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya
terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.
(Priyono,1991: 172 ).
Golongan angkatan tenaga kerja adalah mereka yang aktif ikut serta
menyumbangkan tenaganya dalam kegiatan produksi ( Sagir.S,1996 : 18 )
Menurut UU No. 14 Tahun 1999 pasal I tentang ketentuan- ketentuan pokok
mengenai tenaga kerja, penggolongan angkatan kerja dapat dibedakan sebagai
berikut :
1. Angkatan kerja, terdiri dari golongan yang bekerja, golongan pengangguran,
dan golongan pencari kerja.
2. Bukan angkatan kerja, terdiri dari golongan bersekolah, golongan yang
mengurus rumah tangga dan golongan lain- lain.
Dalam UU tersebut juga dijelaskan tentang pengertian buruh, yaitu pekerja
pada perusahaan serta harus tunduk pada pemerintah dan peraturan yang diadakan
oleh perusahaan atau majikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah
penduduk yang dapat menghasilkan barang atau jasa. Untuk bangsa Indonesia
batas usia kerja adalah 10 tahun atau lebih. Penduduk diatas 10 tahun ada yang
aktif mencari kerja dan tidak aktif mencari kerja. Golongan aktif bekerja dibagi
menjadi dua golongan yaitu golongan bekerja dan golongan mencari kerja.
Golongan mencari kerja dibagi lagi menjadi dua yaitu golongan yang pernah
bekerja dan golongan yang belum pernah bekerja.
![Page 35: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/35.jpg)
24
Kelompok umur yang termasuk sebagai angkatan kerja yaitu mereka yang
berumur antara 15- 54 tahun ( Amien. M 1982 : 32-39 ). Daerah perkotaan
sebagian besar penduduknya bekerja di sektor formal, mempunyai batas umur 15-
54 tahun. Sebaliknya didaerah pedesaan sebagian besar penduduknya bekerja
pada sektor informal, seringkali tidak dapat diketahui batas umur terakhir
seseorang tidak mampu lagi untuk bekerja karena pekerja pada sektor informal
tidak mengelan batasan umur seseorang bekerja. ( Ananta ; 1986 : 14 )
mengemukakan bnahwa tenaga kerja meliputi semua penduduk yang berusia 14
tahun keatas kecuali :
1. Anak- anak yang berusia dibawah 14 tahun
2. Mereka yang berusia diatas 14 tahun, tetapi masih sekolah untuk waktu penuh
3. Mereka yang usia lanjut
4. Mereka yang karena sesuatu hal tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan,
seperti narapidana, dan tahanan politik.
Tenaga kerja kadang disebut juga buruh. Pengertian buruh menurut UU RI
No. 14 / 1996 adalah para pekerja yang bekerja pada perusahaan serta harus
tunduk pada pemerintah dan peraturan kerja yamg diadakan oleh pengusaha
dimana tenaga kerja tersebut akan memperoleh upah dan jaminan hidup lainnya
yang wajar.
Pendekatan tenaga kerja yang membedakan antara orang bekerja dan
menganggur menggunakan pendekatan yang menitik beratkan pada seseorang
apakah dia cukup dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja,
produktifitas kerja dan pendekatan dengan hasil yang diperolehnya ( Ananta,1986
![Page 36: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/36.jpg)
25
: 12 ). Standar waktu kerja di Jawa Tengah dan yang berlaku di Indonesia adalah
sebanyak 7 jam kerja dalam satu hari kerja atau 40 jam per minggu.
2.4.2 Penyerapan Tenaga Kerja
Menurut Wibowo ( 1994 : 43 ) ada dua penyerapan tenaga kerja yaitu :
1. Cara formal
Cara ini ditempuh melalui bantuan Depnaker yang ada atau melalui bursa
tenaga kerja.
2. Non formal
Cara ini ditempuh melalui perantara pegawai yang sudah ada dan rekan-
rekan kerja.
Menurut UU RI tentang serikat kerja ( 1996 : 21 ) mengemukakan bahwa
penyerapan tenaga kerja dapat diklasifikasikan berdasarkan umur, tingkat
pendidikan terahir, dan jenis kelamin. Pada industri bordir di desa Pacul tenaga
kerja yang dikerahkan adalah tenaga kerja untuk menghasilkan barang berupa
bordiran.
Undang- undang RI tentang serikat kerja ( 1996 : 21 ) penyerapan tenaga
kerja dapat diklasifikasikan berdasar umur, pendidikan, dan jenis kelamin.
2.4.1.1 Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau ditiadakan)
( Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ). Umur
tenaga kerja produktif adalah umur tenaga kerja yang mampu memproduksi baik
barang maupun jasa semaksimal mungkin yaitu 14 – 50 tahun ( Ananta, 1986 :
20)
![Page 37: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/37.jpg)
26
Pada industri bordir di desa Pacul usia tenaga kerja produktif yaitu 17- 23
tahun. Usia tenaga kerja juga berpengaruh pada hasil produk, misalnya usia diatas
50 tahun hasil produk lebih rendah baik kualitas maupun kuantitasnya dibanding
dengan usia dibawah 50 tahun. Karena tingkat usia seseorang juga mempenaruhi
daya ingat orang tersebut, misalnya semakin tua seseorang semakin bertambah
sifat lupa.
2.4.1.2 Pendidikan
Menurut Holling Shead dalam bukunya Svalostoga ( 1989 : 27 ) tingkat
pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga sebagai berikut :
1. Tingkat pendidikan rendah : buta huruf – tamat SD
2. Tingkat pendidikan sedang : tamat SD – tamat SMU
3. Tingkat pendidikan tinggi : tamat Akademi / peguruan tinggi
Tingkat pendidikan atau juga disebut jenjang pendidikan adalah tahap
pendidikan berkelanjutan yang ditentukan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, tingkat kerumitan, bahan pengarahan, dan cara penyajian bahan
pengajaran. Tingkat pendidikan ada dalam pendidikan formal dan ada dalam
pendidikan non formal yang memakai jenjang atau tingkatan.
Pendidikan akhir tenaga kerja juga menentukan tingkat status dan jabatan
seseorang dalam pekerjaan yang dikerjakan ( Ananta, 1986: 31)
Dalam hal ini misalnya tenaga kerja lulusan SLTP kebawah biasanya
bekerja sebagai tenaga kerja kasar, bahkan sekarang lulusan SLTA mempunyai
jabatan pekerjaan sama seperti lulusan dibawahnya. Sebagai contoh cleaning
service disebuah instansi atau perusahaan kebanyakan meraka lulusan SLTA.
![Page 38: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/38.jpg)
27
Kenyataan yang terjadi pada industri bordir di desa Pacul sebagian besar
tenaga kerja berpendidikan lulusan SD. Jadi bisa disimpulkan bahwa pendidikan
akhir seseorang menentukan tinggi rendahnya status pekerjaan seorang tersebut.
2.4.1.3 Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah sifat atau keadaan ( laki – laki / perempuan ) ( Tim
Penyusun Kamus Pusat dan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ). Tenaga
kerja laki – laki sebagian besar bekerja pada sektor informal atau lapangan,
sedangkan tenaga kerja perempuan sebagian besar bekerja di sektor formal. (
Soebroto,1986 : 18 )
Sedangkan kenyataan yang ada pada industri bordir di desa Pacul baik laki
– laki maupun perempuan sama – sama bekerja di sektor informal atau kerja
lapangan. Karena pada industri bordir lebih banyak tenaga perempuan, ini
disebabkan perempuan lebih telaten dan sabar dalam mengerjakan bordir.
Pembangunan suatu usaha industri yaitu industri bordir di desa Pacul yang akan
menyebabkan terbukanya lapangan kerja baik pada industri bordir itu sendiri
maupan sektor lain di sekitar lokasi industri. Dengan terbukanya lapangan kerja
otomatis akan membawa dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja.
Perubahan – perubahan yang terjadi akibat adanya industri disuatu daerah
meliputi :
1. Faktor ekonomi, yaitu meliputi mata pencaharian, sarana trasportasi,
komunikasi dan kesempatan kerja penduduk sekitar
2. Faktor sosial yaitu mengenai karakteristik dan demografinya serta hubungan
antara tenaga kerja
![Page 39: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/39.jpg)
28
3. Faktor keamanan yaitu tentang keamanan lingkungan (
Kartomojoyo, 1987 : 52 )
Sedang penyerapan tenaga kerja disini dibagi menjadi dua yaitu :
1). Penyerapan tenaga kerja secara langsung
Daya tampung tenaga kerja yang terserap pada industri bordir di desa
Pacul itu sendiri terhadap kelompok usia.
2). Penyerapan tenaga kerja tidak langsung
Daya tampung tenaga kerja yang terserap diluar industri bordir atau tenaga
kerja yang terserap disektor lain yang berhubungan dengan keberadaan
industri bordir di desa Pacul, misalnya penjual benang bordir, penjual
peralatan membordir, penjual mesin bordir.
Penyerapan tenaga kerja pada industri bordir di desa Pacul meliputi
beberapa karakteristik antara lain : Tingkat pendidikan, umur tenaga kerja, dan
jenis kelamin.
2.5 Pendapatan Keluarga
2.5.1 Pengertian Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan dipengaruhi oleh mata pencaharian/ pekerjaan
yang dilakukan. Pendapatan seorang individu dapat diartikan sebagai semua jenis
pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu
kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara (Sukirno, 1997 : 49)
Pendapatan adalah perolehan aktiva/ sumber ekonomi dari pihak lain sebagai
imbalan atas penyerahan barang dagangan, jasa/ aktivitas-aktivitas usaha
![Page 40: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/40.jpg)
29
perusahaan lainnya (Wahyudin, 2000 : 27). Pendapatan sebagai jumlah balas jasa
berupa upah atau gaji keuntungan yang diterima berbagai faktor produksi (BPS,
2000 : 3). Sedangkan menurut Saedah pendapatan adalah besarnya pendapatan/
penghasilan yang diterima oleh suami, istri dan anak (bila ada) baik yang berasal
dari pendapatan pokok atau pendapatan sampingan, biasanya diukur dalam jumlah
rupiah yang diterima setiap bulan (Saedah, 1990 : 10)
2.5.2 Penggolongan Pendapatan
Berdasarkan jenisnya, BPS dalam Suratmi (1999) membedakan pendapatan
menjadi dua yaitu :
2.5.2.1 Pendapatan berupa barang
Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan yang diterima
dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diterima dinilai dengan harga
pasar sekalipun tidak diimbangi ataupun disertai transaksi uang yang menikmati
barang dan jasa tersebut. Demikian juga pemerimaan barang secara Cuma-Cuma,
pembelian barang dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan
pendapatan berupa barang.
2.5.2.2 Pendapatan berupa uang
Pendapatan berupa uang merupakan penghasilan yang diterima biasanya
sebagai balas jasa, misalnya dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri
dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang-barang yang dipelihara
dari halaman rumah, hasil investasi seperti modal, tanah, uang pensiunan, jaminan
sosial serta keuntungan sosial.
![Page 41: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/41.jpg)
30
2.5.3 Peningkatan Pendapatan Keluarga
Pendapatan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada subyek
ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang disarankan yaitu pendapatan dari
pekerjaan, pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan
dan pendapatan dari kekayaan serta dari faktor sub sistem (Mulyanto Sumardi,
1998: 34-35). Pendapatan adalah total penerimaan (uang dan bukan uang)
seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu (Prathama Raharjo dan
Mandala Manurung, 2001: 266)
Batasan rendahnya pendapatan berkaitan erat dengan fenomena
kemiskinan yang banyak menarik perhatian akhir-akhir ini. Menurut Bank Dunia
batasan kemiskinan yang dipakai di Indonesia cukup beragam yaitu: tingkat
pendapatan, batas minimal kalori yang dikonsumsi per orang, indeks mutu hidup
fisik (Bank Dunia dalam Yoto, 1992 : 12)
Kemakmuran masyarakat sangat ditentukan oleh besarnya tingkat
pendapatan dan konsumsi dari masyarakat sendiri. Pendapatan yang rendah dapat
menyebabkan masyarakat sendiri. Pendapatan yang rendah dapat menyebabkan
masyarakat dibawah garis kemiskinan. Dalam keluarga, kemakmuran dapat
ditentukan dari pendapatan keluarga.
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah pendapatan keluarga.
Pendapatan keluarga pada dasarnya terbagi menjadi tiga sumber, yaitu: 1) gaji dan
upah 2) usaha sendiri 3) pendapatan lainnya (Susanto, 1985 : 10). Pendapatan
lainnya berasal dari pekerjaan sampingannya.
![Page 42: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/42.jpg)
31
Pendapatan berupa uang dikategorikan sebagai berikut :
1. Gaji dan upah yang diperoleh dari :
- Kerja pokok
- Kerja sampingan
- Kerja lembur
- Kerja kadang - kadang
2. Usaha sendiri meliputi :
- Hasil bersih dari usaha sendiri
- Komisi
- Penjualan
3. Pendapatan lainnya meliputi :
- Hasil investasi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah
- Keuntungan sosial yaitu pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.
Dari beberapa definisi pendapatan di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah semua
pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang dihitung dari
usaha lain diwujudkan dalam bentuk uang atau barang yang dihitung dengan
rupiah. Pada penelitian ini digunakan tiga jenis pendapatan berdasarkan jenis
pekerjaannya yaitu:
1. Pendapatan pokok pengrajin yaitu pendapatan yang diperoleh dari usaha
bordir dan pendapatan pokok istri.
2. Pekerjaan sampingan pengrajin yaitu pendapatan di luar usaha bordir dan
pekerjaan sampingan istri.
![Page 43: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/43.jpg)
32
3. Pendapatan keluarga yaitu pendapatan pengrajin dari usaha bordir dan usaha
sampingan serta pendapatan istri dari usaha pokok dan usaha sampingannya.
2.6 Kerangka berpikir
Jumlah industri khususnya di bidang industri bordir banyak tuntutan
untuk dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan rumah tangga dengan baik.
Penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan khususnya bidang bordir
dengan cara memberikan kesempatan pelatihan atau dorongan secara spiritual
pada individu masing-masing sehingga dapat dicapai ketrampilan membordir
yang halus, rapi, dan indah. Maka secara otomatis akan meningkatkan jumlah
tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran.
Jumlah industri rumah tangga bordir di desa Pacul pada tahun 2002
sejumlah 20 usaha bordir dan pada tahun 2007 usaha ini mengalami peningkatan
menajadi 50 usaha bordir. Kabupaten Tegal merupakan pusat pengembangan
industri bordir terbesar di kawasan pantura. Karena letak geografis yang dekat
dengan pusat ekonomi. Dari segi permintaan pasar produksi rumah tangga bordir
semakin meningkat terutama bahan baku untuk bordir yang mudah didapatkan
sehingga tidak mengalami kendala dalam proses produksinya. Tenaga kerja bordir
mudah didapat melalui pusat latihan kerja, kursus - kursus ketrampilan membordir
atau bakat pembinaan yang diberikan oleh lingkungan sekitar.
Dengan banyaknya industri bordir di desa Pacul maka secara otomatis
akan menyerap tenaga kerja di sekitar desa tersebut, khususnya tenaga kerja
wanita. Hal ini bisa mengurangi pengangguran dan akan meningkatkan
pendapatan keluarga, sehingga diharapkan akan meningkatkan taraf hidup
keluarga menjadi lebih sejahtera.
![Page 44: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/44.jpg)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. ( Suharsimi, 2006 : 130 )
Populasi dan penelitian ini adalah semua pengrajin industri rumah
tangga bordir Didesa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, yang
berjumlah 241 orang tersebar pada 7 RW.
3.1.2 Sampel Dan Teknik Sampling
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 131 ), sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti. Jadi sampel adalah wakil dari populasi yang
dijadikan obyek penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan proporsional random sampling,
setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi mulai dari satu sampai dengan
banyaknya subjek. Di dalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah
menentukan terlebih dahulu besarnya jumlah sampel yang paling baik.
Jawaban terhadap pertanyaan ini tidaklah sederhana, maka apabila subjeknya
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara
10-15 % atau 20-25 %. (Suharsimi, 2006:134).
33
![Page 45: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/45.jpg)
34
Sampel yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 50 pengrajin bordir,
penentuan banyaknya sampel tidak sama antara RW yang satu dengan RW yang
lain, karena jumlah pengrajin bordir tiap RW tidak sama. Penentuan jumlah
sampel tiap RW adalah sebagai berikut :
Jumlah Tenaga Kerja Sampel yang diambil
RW I 10020 x 10 2
RW II 10020 x 15 3
RW III 10020 x 20 4
RW IV 10020 x 90 18
RW V 10020 x 80 16
RW VI 10020 x 20 4
RW VII 10020 x 15 3
Total 50
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian ( Suharsimi, 2002 : 96). Jadi variabel penelitian dapat juga
diartikan sebagai segala sesuatu yang akan dijadikan objek penelitian.
![Page 46: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/46.jpg)
35
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
NO VARIABEL
PENELITIAN
SUB
VARIABEL
INDIKATOR DESKRIPTOR NO.
ITEM
1
Peranan
Industri rumah
tangga Bordir
dalam
Menyerap
Tenaga Kerja
dan
Meningkatkan
pendapatan
keluarga
pengrajin
Peranan
industri
bordir dalam
penyerapan
tenaga kerja
Peranan
industri
bordir dalam
peningkatan
pendapatan
Industri bordir
di desa Pacul
Kondisi
pengrajin
industri bordir
di desa Pacul
Peranan
secara
keseluruhan
Peranan
penyerapan
tenaga kerja
Peningkatan
pendapatan
pengrajin
bordir
- Faktor
pendukung
- Berapa lama
bekerja dibidang
bordir
- Ketrampilan
membordir
- Perkembangan
bordir
- Penyerapan
tenaga kerja
- Alokasi waktu
- Pendidikan
- Umur
- Gaji
- Pendapatan
pokok suami
- Pendapatan
pokok istri
- Pekerjaan
sampingan suami
- Pekerjaan pokok
istri
- Pengeluaran
keluarga
1 – 12
1 - 15
1 - 14
![Page 47: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/47.jpg)
36
Peranan industri rumah tangga bordir dalam menyerap tenaga kerja dan
meningkatkan pendapatan keluarga pengrajin bordir.
3.3 Uji Coba Instrumen
Mendapatkan data yang relevan dan akurat maka diperlukan alat
pengumpul data yang valid dan relibel. Usaha yang diperlukan yaitu dengan
cara mengadakan uji coba instrumen ( Try Out ), adapun maksud dan tujuan
diadakan uji coba dalam statu penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui kelemahannya serta hal – hal yang memungkinkan
menyulitkan responden dalam menjawab batir – batir soal tes, karena tes
yang disusun adalah tes buatan sendiri sehingga belum stándar.
2. Untuk menjaga validitas dan reliabilitas tes yang disusun terlebih dahulu
sebelum alat ukur digunakan. Hal ini penting karena tingkat validitas dan
reliabilitas dapat menunjukkan mutu dari proses pengumpulan data
sebuah penelitian, apakah instruman itu baik sehingga dapat digunakan
dan dapat diandalkan. Instrumen yang telah dibuat kemudian di uji
cobakan kepada 20 responden yang memiliki ciri yang sama dengan
sampel, masih dalam populasi sehingga mempunyai ciri – ciri dan
karakteristik yang sama dengan sampel,
3.4 Validitas dan Reliabilitas
Dalam kegiatan penelitian yang berhubungan dengan angka – angka
statistik tidak akan terlepas dengan masalah pengukuran, namun yang menjadi
![Page 48: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/48.jpg)
37
pertanyaan disini apakah hasil pengukuran tersebut akan tetap konsisten atau
ajeg bila digunakan lain waktu.
Untuk menghindari kesesatan hasil penelitian hasil penelitian disini perlu
dilakukan uji coba instrumen agar dicapai validitas dan reliabilitas yang tinggi.
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang ingin diukur yaitu mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. ( Arikunto, 2002 : 144 )
Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi produk moment
berikut :
rxy = })(}{)({
))((222 YYNXXN
YXXYN
Σ−ΣΣ−Σ
Σ−Σ
rxy : Koefisien korelasi tiap item
N : Banyaknya subyek uji coba
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total
∑X2 : Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total
∑XY : Jumlah perkalian skor item dan skor total
Hasil uji instrumen diperoleh rtabel = 0,444 dan rxy = 0,660, karena rxy lebih
besar dari r tabel maka angka tersebut valid.
![Page 49: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/49.jpg)
38
2. Reliabilitas
Reliabiltas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrument tersebut
sudah cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2002 :
154 ) Reliabilitas menunjukkan pada intrumen data yang dipercaya untuk
digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. Pengujian reliabilitas instrumen pada metode angket dalam penelitian
ini menggunakan rumus Alpha yaitu :
r11 = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
− 2t
2b
σΣσ
11k
k
r = reliabilitas tes
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσ2b = jumlah varians butir
σt2 = jumlah varians total
(Arikunto, 2006: 196)
Hasil uji instrumen diperoleh rtabel = 0,444 dan rxy = 0,801, karena rxy lebih
besar dari r tabel maka angka tersebut reliabel.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang lengkap dalam penelitian ini
digunakan empat macam metode pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
a. Metode Dokumentasi
![Page 50: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/50.jpg)
39
Metode yang digunakan untuk memperoleh data yang berupa
dokumen atau catatan dan data-data lain yang sesuai dengan kepentingan
penelitian. Metode ini diartikan sebagai metode untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Metode
dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder seperti
data monografi desa dan monografi kecamatan.
b. Metode Wawancara
Metode ini merupakan usaha mengumpulkan informasi dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan
oleh responden. Metode ini dipakai untuk melengkapi metode angket.
c. Metode Angket
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan tentang
pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui ( Suharsimi, 1996 : 152 ).
Dengan metode angket ini diharapkan data yang terkumpul adalah data
yang sebenarnya yang diberikan kepada responden secara jujur. Metode
ini juga digunakan untuk mengetahui peranan keberadaan industri bordir
di desa Pacul dalam penyerapan tenaga kerja. Sehubungan dengan
penelitian ini angket yang digunakan adalah angket langsung terbuka.
![Page 51: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/51.jpg)
40
3.6 Metode Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka teknik analisis yang digunakan
dalam hal ini adalah dengan membuat persentase dari data yang ada
selanjutnya dideskripsikan. Teknik analisis ini digunakan untuk membahas
tentang kondisi demografi desa, sosial ekonomi, dari pengrajin yang bekerja
pada industri bordir tersebut.
Setelah data terkumpul, selanjutnya menganalisis data dengan analisis
Deskriptif Prosentase yang berguna untuk mencari gambaran nyata tentang
peranan keberadaan industri bordir dalam penyerapan tenaga kerja di desa
Pacul dengan Deskriptif Prosentase.
Data yang diperoleh dari hasil pembagian angket kemudian dianalisis
secara deskripsi untuk mengetahui gambaran dari kondisi variabel yang
diteliti. Teknik analisis deskriptif prosentase dengan rumus :
%100% xNn
=
Keterangan :
n : jumlah skor observasi/skor yang diperoleh
N : skor ideal (skor maksimal butir soal x banyak butir soal)
% : tingkat persentase yang dicapai.
(Muhammad Ali, 1996 : 194)
Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan
kriteria persentase untuk ditarik kesimpulan.
Adapun langkah-langkah pembuatan kriteria persentase indikator jenis
pangan adalah sebagai berikut.
![Page 52: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/52.jpg)
41
a. Mencari persentase maksimal
=maksimalSkormaksimalSkor x 100 % = %100x
44 = 100 %
b. Mencari persentase minimal
= %100xmaksimalSkor
imalminSkor = %100x41 = 25,00%
c. Menghitung rentang persentase
Rentang = Persentase maksimal – Persentase minimal
= 100 % - 25,00% = 75,00 %
d. Menentukan banyaknya kriteria
Kriteria dibagi menjadi 4 yaitu kurang, cukup, baik dan sangat baik.
e. Menghitung banyaknya kriteria
= %75,184
%00,75kriteriaBanyak
gtannRe==
f. Membuat tabel kriteria persentase sebagai berikut.
interval persentase Kriteria
Kriteria
peranan
Ind. bordir
Kriteria
penyerapan
TK
Kriteria
Peningkatan
Pendapatan
25,00% - 43,74%
43,75% - 62,49%
62,50% - 81,24%
81,25% - 100,00%
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
Kurang
berperan
Cukup
berperan
Berperan
Sangat
berperan
Kurang
menyerap
Cukup
menyerap
Menyerap
Sangat
menyerap
Kurang
meningkatkan
Cukup
meningkatkan
Meningkatkan
Sangat
meningkatkan
![Page 53: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/53.jpg)
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 50 pengrajin industri rumah
tangga bordir di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal didapatkan data
hasil penelitian yang kemudian dianalisis untuk menjawab permasalahan dalam
penelitian ini. Analisis data hasil penelitian ini menggunakan analisis deskripsi
persentase.
Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui gambaran
tentang variabel yang diteliti, yang dijabarkan dari masing-masing, indikator.
4.1.1 Peranan Industri Bordir
Hasil penelitian tentang peranan industri bordir yang diukur dengan indikator:
a) faktor pendukung bekerja sebagai pembordir, b) perkembangan bordir di Desa
Pacul, dan c) keterampilan membordir dapat dijabarkan sebagaimana pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.1 Deskriptif Persentase Peranan Industri Bordir
No Indikator n N % Kategori a. faktor pendukung bekerja sebagai
pembordir 297 400 74,25 Baik
b. perkembangan bordir di Desa Pacul 294 400 73,50 Baik c. keterampilan membordir 998 1600 62,38 Cukup d. keseluruhan indikator 1589 2400 55,21 Baik
(Sumber : hasil penelitian yang diolah tahun 2008)
Bila tabel 4.1 dilihat dalam bentuk diagram batang maka akan tampak seperti
pada diagram berikut ini.
42
![Page 54: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/54.jpg)
43
74.25% 73.50%
62.38%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
a b c
Diagram 4.1 Peranan Industri Bordir Keterangan: a. faktor pendukung bekerja sebagai pembordir b. perkembangan bordir di Desa Pacul c. keterampilan membordir
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa secara umum peranan industri bordir
termasuk dalam kategori baik atau dengan persentase 66,21%. Indikator faktor
pendukung bekerja sebagai pembordir termasuk dalam kategori baik atau dengan
persentase sebesar 74,25%. Indikator perkembangan bordir di Desa Pacul termasuk
dalam kategori baik atau dengan persentase sebesar 73,50%. Dan indikator
keterampilan membordir termasuk dalam kategori cukup atau dengan persentase
sebesar 62,48%.
Adapun secara umum penilaian responden terhadap peranan industri bordir di
Desa Pacul dapat dijabarkan sebagai berikut.
![Page 55: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/55.jpg)
44
Tabel 4.2 Tanggapan Responden tentang Peranan Industri Bordir
No Kategori frekuensi % 1. Kurang berperan 2 4,00 2. Cukup berperan 8 16,00 3. Berperan 37 74,00 4. Sangat berperan 3 6,00 Jumlah 50 100,00
(Sumber : hasil penelitian yang diolah tahun 2008)
Bila dilihat dalam bentuk diagram lingkaran maka akan tampak seperti pada
diagram berikut ini.
cukup berperan, 16.00%
kurang berperan,
4.00%sangat berperan,
6.00%
berperan, 74.00%
Diagram 4.2 Tanggapan Responden tentang Peranan Industri Bordir
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden menyatakan bahwa mereka
berperan dalam industri bordir di desanya, hal ini ditunjukkan dengan persentase
sebesar 74,00%. Namun demikian, ternyata ada 4,00% responden yang kurang
berperan dalam industri bordir di desanya.
4.1.2 Penyerapan Tenaga Kerja Bordir
Hasil penelitian tentang penyerapan tenaga kerja bordir yang diukur dengan
indikator: a) penyerapan tenaga kerja bordir, b) sistem pengupahan pada industri
![Page 56: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/56.jpg)
45
bordir, dan c) alokasi waktu kerja pada industri bordir dapat dijabarkan sebagaimana
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Deskriptif Persentase Penyerapan Tenaga Kerja Bordir
No Indikator n N % Kategori a. penyerapan tenaga kerja bordir 688 1000 68,80 Baik b. sistem pengupahan pada industri bordir 409 600 68,17 Baik c. alokasi waktu kerja pada industri bordir 703 1000 70,30 Baik d. keseluruhan indikator 1800 2800 69,23 Baik
(Sumber : hasil penelitian yang diolah tahun 2008)
Berdasarkan tabel 4.3, tampak bahwa secara umum penyerapan tenaga kerja
termasuk dalam kategori baik atau dengan persentase 69,23%. Di mana indikator
penyerapan tenaga kerja bordir termasuk dalam kategori baik atau dengan persentase
sebesar 68,80% dan indikator sistem pengupahan pada industri bordir termasuk dalam
kategori baik atau dengan persentase sebesar 68,17%. Sedangkan indikator alokasi
waktu kerja pada industri bordir termasuk dalam kategori baik atau dengan persentase
sebesar 70,30%.
Visualisasi tabel 4.3 dalam bentuk diagram batang maka tampak seperti pada
diagram berikut ini.
68.80% 68.17% 70.30%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
a b c
Diagram 4.3 Penyerapan Tenaga Kerja Bordir
![Page 57: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/57.jpg)
46
Keterangan: a. penyerapan tenaga kerja bordir b. sistem pengupahan pada industri bordir c. alokasi waktu kerja pada industri bordir
Adapun secara umum penilaian responden terhadap penyerapan tenaga kerja
bordir di Desa Pacul dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 4.4 Tanggapan Responden tentang Penyerapan Tenaga Kerja Bordir
No Kategori frekuensi % 1. Cukup menyerap 11 22,00 2. Menyerap 35 70,00 3. Sangat menyerap 4 8,00 Jumlah 50 100,00
(Sumber : hasil penelitian yang diolah tahun 2008)
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa responden menyatakan bahwa keberadaan
industri bordir di Desa Pacul ternyata menyerap tenaga kerja yang ada, terutama di
lingkungan sekitar industri bordir, ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 70,00%.
Bahkan, 8,00% responden berani menyatakan bahwa industri bordir sangat menyerap
tenaga kerja yang berasal dari sekitar lokasi industri.
Bila tabel 4.4 divisualisasikan dalam bentuk diagram lingkaran maka akan
tampak seperti pada diagram berikut ini.
cukup menyerap,
22.00%
sangat menyerap,
8.00%
menyerap, 70.00%
Diagram 4.4 Tanggapan Responden tentang Penyerapan Tenaga Kerja Bordir
![Page 58: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/58.jpg)
47
4.1.3 Peningkatan Pendapatan Pengrajin Bordir
Hasil penelitian tentang peningkatan pendapatan industri bordir diukur
dengan indikator pendapatan pokok istri dari membordir dan pendapatan tambahan
istri dari membordir. Hal tersebut dapat dijabarkan sebagaimana berikut.
Tabel 4.5 Deskriptif Persentase Peningkatan Pendapatan Pengrajin Bordir
No Indikator n N % Kategoria. pendapatan pokok istri dari membordir 1058 1600 66,19 Baik b. pendapatan tambahan istri dari
membordir 486 800 60,75 Cukup
c. keseluruhan indikator 1549 2400 64,38 Baik (Sumber : hasil penelitian yang diolah tahun 2008)
Diagram 4.5 berikut ini merupakan visualisasi dari tabel 4.5 dalam bentuk
diagram batang.
66.19% 60.75%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
a b
Diagram 4.5 Peningkatan Pendapatan Pengrajin Bordir Keterangan: a. pendapatan pokok istri dari membordir b. pendapatan tambahan istri dari membordir
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, tampak bahwa secara umum peningkatan
pendapatan pengrajin bordir termasuk dalam kategori baik atau dengan persentase
64,38%. Indikator pendapatan pokok istri dari membordir termasuk dalam kategori
![Page 59: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/59.jpg)
48
baik atau dengan persentase sebesar 66,19% dan indikator pendapatan tambahan istri
dari membordir termasuk dalam kategori cukup atau dengan persentase sebesar
60,75%.
Adapun secara umum penilaian responden terhadap peningkatan pendapatan
pengrajin bordir di Desa Pacul dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 4.6 Tanggapan Responden tentang Peningkatan Pendapatan
No Kategori frekuensi % 1. Kurang meningkatkan 2 4,00 2. Cukup meningkatkan 18 36,00 3. Meningkatkan 23 46,00 4. Sangat meningkatkan 7 14,00 Jumlah. 50 100,00
(Sumber : hasil penelitian yang diolah tahun 2008)
Diagram 4.6 berikut ini merupakan bentuk visual dari tabel 4.6 dalam diagram
lingkaran.
cukup meningkatkan
, 36.00%
kurang meningkatkan
, 4.00%sangat
meningkatkan, 14.00%
meningkatkan, 46.00%
Diagram 4.6 Tanggapan Responden tentang Peningkatan Pendapatan
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden menyatakan bahwa ada
peningkatan pendapatan setelah mereka bekerja sebagai pengrajin bordir di desanya,
hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 46,00%. Namun demikian, ternyata ada
![Page 60: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/60.jpg)
49
4,00% responden yang kurang mengalami peningkatan pendapatan meskipun telah
bekerja sebagai pengrajin bordir di desanya.
Berdasarkan ketiga aspek dapat digambarkan bahwa peranan industri mencapai
34,6%, penyerapan tenaga kerja mencapai 33,1% dan peningkatan pendapatan 32,2%.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram lingkaran sebagai berikut.
33.1%
34.6%
32.2%
Peranan industri
Penyerapan tenaga kerja
Peningkatan pendapatan
Diagram 4.7. Peranan industri rumah tangga bordir dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan keluarga pengrajin bordir di desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal
Atas kinerja dan kerja keras para pekerja bordir, maka mereka berhak
mendapatkan gaji, insentif, maupun bonus yang sesuai sehingga secara tidak
langsung hal itu akan mempengaruhi pendapatan para pekerja bordir. Tentu saja
pengaruh tersebut adalah adanya peningkatan pendapatan keluarga yang
disumbangkan oleh para tenaga kerja bordir tersebut untuk keluarganya.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan bekerja sebagai tenaga bordir,
para pekerja dapat meningkatkan pendapatannya bagi keluarga. Pendapatan pokok
dari hasil bekerja sebagai pembordir dalam setiap bulannya sekitar Rp 300.000,00
![Page 61: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/61.jpg)
50
sampai Rp 500.000,00 berdasarkan kinerja masing-masing, mereka juga mendapatkan
uang lembur antara Rp 100.000,00 sampai Rp 150.000,00 yang dibayarkan tepat
waktu sehinga pendapatan mereka dapat mencukupi kebutuhan hidupnya,
kebanyakan pemilik usaha bordir tidak memberikan tunjangan hari raya, namun
demikian ada beberapa pemilik usaha bordir yang memberikan tunjangan hari raya
berdasarkan prestasi dan masa kerja para pekerja. Pendapatan tambahan juga
diperoleh pekerja, pendapatan tersebut diperoleh dari bonus yang diberikan bagi
mereka yang menyelesaikan pekerjaan lebih awal dari waktunya untuk memuaskan
pekerja yang rajin.
Jika ditinjau dalam rupiah pendapatan dan pengeluaran keluarga pengrajin
bordir di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal dapat dipaparkan
sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 4.7 Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga Pengrajin Bordir Per Bulan
Uraian Nominal Kriteria n % Pokok suami
< Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 – Rp 500.000,00 > Rp 500.000,00
Rendah Sedang Tinggi
20 27 3
40,00 54,00 6,00
Sampingan suami
< Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 – Rp 200.000,00 > Rp 200.000,00
Rendah Sedang Tinggi
33 17 0
66,00 34,00 0,00
Pokok istri < Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 – Rp 500.000,00 > Rp 500.000,00
Rendah Sedang Tinggi
4 36 10
8,00 72,00 20,00
Pend
apat
an
Sampingan istri
< Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 – Rp 200.000,00 > Rp 200.000,00
Rendah Sedang Tinggi
28 17 5
56,00 34,00 10,00
Pengeluaran - pangan - non pangan
(pendidikan, penerangan, sosial, lain-lain)
< Rp 400.000,00 Rp 400.000,00 – Rp 1.000.000,00 > Rp 1.000.000,00
Rendah Sedang Tinggi
12 32 6
24,00 64,00 12,00
(Sumber: data hasil penelitian yang diolah tahun 2008)
![Page 62: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/62.jpg)
51
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa secara umum pendapatan pokok suami
termasuk dalam kategori sedang yaitu antara Rp 300.000,00 – Rp 500.000,00,
pendapatan sampingan suami termasuk dalam kategori rendah yaitu di bawah Rp
100.000,00, pendapatan pokok pekerja bordir (istri) termasuk dalam kategori sedang
yaitu antara Rp 300.000,00 – Rp 500.000,00, dan pendapatan sampingannya rendah
atau kurang dari Rp 100.000,00. Sedangkan pengeluaran per bulan secara umum
termasuk dalam kategori sedang yaitu antara Rp 400.000,00 – Rp 1.000.000,00. Bila
dilihat berdasarkan pendapatan dan pengeluaran per bulannya tampak bahwa
pendapatan pekerja bordir memang sangat membantu pendapatan keluarganya. Jadi
dapat dikatakan bahwa dengan bekerja sebagai pengrajin bordir ibu-ibu di Desa Pacul
dan sekitarnya dapat membantu pendapatan keluarganya.
4.2. Pembahasan
Industri kecil merupakan bentuk dari usaha mandiri seseorang untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru. Di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten
Tegal telah tumbuh dan berkembang usaha kecil di bidang bordir dengan tenaga kerja
yang berasal dari warga desa sendiri. Dengan demikian tercipta lapangan pekerjaan
baru bagi warga Desa Pacul khususnya maupun bagi warga desa lainnya yang
letaknya dekat dengan Desa Pacul sehingga dapat mengurangi laju urbanisasi warga
desa. Dari tahun ke tahun tampak bahwa ada peningkatan jumlah pengrajin bordir
yang ada di Desa Pacul, secara teoritis hal ini menunjukkan adanya penyerapan
tenaga kerja yang makin lama makin banyak dan dampak logisnya adalah adanya
peningkatan pendapatan bagi warga desa karena mereka telah bekerja sebagai
pengrajin bordir di desanya.
![Page 63: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/63.jpg)
52
Industri bordir yang ada di Desa Pacul berkembang pesat karena dekat dengan
pasar, tersedia fasilitas transportasi, adanya Perda yang mendukung, dan kondisi
topografi daerah yang juga menunjang. Ini berarti bahwa ada peranan penting yang
diakibatkan oleh keberadaan pengrajin bordir bagi warga Desa Pacul secara khusus
dan warga sekitarnya secara umum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran warga desa ikut berperan aktif
dalam bidang usaha pengrajin bordir, di mana: 1) faktor pendukung bekerja sebagai
pembordir adalah pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun
sekitar 20 tahun, 2) perkembangan bordir di Desa Pacul juga baik, di mana
keterampilan bordir diperoleh dari kursus membordir sehingga para pekerja sudah
terdidik dan terampil, 3) keterampilan membordir yang dimiliki pekerja cukup baik,
karena mereka mahir membordir dengan mesin khusus maupun mesin biasa dengan
menggunakan ram dan jarum mesin nomor 9, bahan yang digunakan adalah bahan
bormotif dan bergaris untuk memudahkan membordir dengan warna benang yang
kontras dengan warna bahan.
Seiring dengan berkembangnya pengrajin bordir di Desa Pacul maka tenaga
kerja wanita yang terserap ke industri kecil tersebut juga terus mengalami
peningkatan kuantitasnya dari tahun ke tahun, di mana usia mereka antara 20 sampai
dengan 50 tahun.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa peranan industri
bordir memiliki prosentase paling besar yaitu 34,6%, sedangkan penyerapan tenaga
kerja bordir memiliki prosentase sedang yaitu 33,1%, dan peningkatan pendapatan
pengrajin bordir memiliki prosentase paling rendah yaitu 32,2%. Hal ini disebabkan
![Page 64: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/64.jpg)
53
karena pekerjaan membordir hanya dijadikan sebagai pekerjaan sampingan,
disamping mengurus keluarga dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, jadi
pendapatan mereka hanya digunakan untuk membantu meringankan beban suami
mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kecil bordir memang menyerap
tenaga kerja yang ada di desa Pacul dan sekitarnya. Terutama untuk kaum ibu-ibu dan
remaja putri. Meskipun ketrampilan hanya diperoleh dari kursus tapi secara tidak
langsung mereka sudah memiliki pekerjaan tetap dan memiliki pendapatan tetap.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
industri rumah tangga bordir yang berada di desa Pacul kecamatan Talang kabupaten
Tegal turut berperan dalam menyerap tenaga kerja dengan persentase 70,00% (total
dari kategori cukup menyerap, menyerap, dan sangat menyerap) dan dalam
meningkatkan pendapatan pengrajin bordir yaitu sekitar 46,00% (total dari kategori
cukup meningkatkan, meningkatkan dan sangat meningkatkan.
![Page 65: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/65.jpg)
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:.
1. Industri rumah tangga bordir yang berada di desa Pacul kecamatan Talang
kabupaten Tegal turut berperan dalam menyerap tenaga kerja dengan
persentase 70,00% (total dari kategori cukup menyerap, menyerap, dan sangat
menyerap).
2. Industri rumah tangga bordir yang berada di desa Pacul kecamatan Talang
turut berperan dalam meningkatkan pendapatan pengrajin bordir yaitu sekitar
46,00% (total dari kategori cukup meningkatkan, meningkatkan dan sangat
meningkatkan).
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain:
1. Perlu adanya upaya riil dari pemerintah bekerja sama dengan sekolah yang
ada di desa Pacul pada khususnya maupun di kecamatan Talang dan
kabupaten Tegal pada umumnya untuk memberikan pelajaran muatan lokal
membordir secara khusus untuk meningkatkan kemampuan membordir.
2. Perlu adanya upaya pemerintah atau DISNAKERTRANS untuk memberikan
pelatihan kepada para pengrajin bordir agar kemampuan dan ketrampilan
yang dimiliki lebih meningkat dan motif atau disain bordir yang dimiliki lebih
inovatif.
54
![Page 66: Doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051111/5571fb0c497959916993cd1f/html5/thumbnails/66.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Amien. M. 1982. Pengantar Demografi. Semarang: Fakultas Keguruan Ilmu
Sosial. IKIP Press Ananta, Aris. 1996. Masalah dan Prospek Ekonomi Indonesia.1996/1997 Dalam
(Ed) Moh. Arsyad Anwar. Jakarta : UI Press Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta Baratha, 1982. Industri Pedesaan. Bandung : Angksa BPS, 2000. Statistik Industri sedang dan Besar. Jakarta : BPS BPS, 2002. Jawa Tengah Dalam Angka Semarang : BPS BPS, 2003. Pedoman Susenas. Jakarta : BPS Bintarto,R.1997. Buku Pedoman Geografi Desa, Yogyakarta : UP Spring Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offet Karsyono, Faisal 1986. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia.
Jakarta: Yayasan Obor Indosia Raharjo, M.Dawan.1984. Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan kesempata
kerja. Jakarta : UI Sandy, I Made. 1985. Rebublik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Dekdikbud Soebroto, 1979. Ekonomi Industri. Jakarta: Rajawali Simanjuntak, DR Payaman. 1990. Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia.Jakarta: Penyebar Swadaya. Sukirno, Sadono. 1997. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta:Raja Grafindo
Persada. Mantra, Ida Bagus. 1994. Pengantar Demografi. Yogyakarta: FE UGM. Mantra, Ida Bagus. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. UU RI No. 14 Tahun 1996. Tentang Serikat Kerja Wibowo, 1994. Usaha Pemasaran. Jakarta
55