Doc
-
Upload
arief-sulistyawan -
Category
Documents
-
view
25.448 -
download
1
Transcript of Doc
![Page 1: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/1.jpg)
ii
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) UNIT SIMPAN PINJAM DI
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2003-2005
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Nama : Puji Ananingsih
NIM : 3351402046
Prodi : Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
UN
IVER
SI
TAS NEGERI SEMAR
AN
G
![Page 2: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/2.jpg)
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari : Tanggal : Pembimbing I Pembimbing II Drs. Subowo, M.si Drs. Tarsis Tarmudji NIP 131404311 NIP 130529513
Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Sukirman, M.Si NIP 131967646
![Page 3: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/3.jpg)
iv
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan didepan sidang panitia ujian skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Tanggal :
Penguji Skripsi DRs. AM Budiman, B.Sc NIP 130324050 Anggota I Anggota II Drs. Subowo , M.Si Drs. Tarsis Tarmudji NIP 131404311 NIP 130529513
Mengetahui Dekan
Drs. Agus Wahyudin NIP 131685236
![Page 4: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/4.jpg)
v
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, April 2007
Puji Ananingsih NIM 3351402046
![Page 5: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/5.jpg)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : “Sesungguhnya dosa terbesar adalah ketakutan, rekreasi terbaik adalah bekerja,
musibah terdahsat adalah keputusasaan, keberanian terbesar adalah kesabaran,
guru terbaik adalah pengalaman, kehormatan tertinggi adalah kesetiaan,
sumbangan terbesar adalah prestasi dan modal terbesar adalah kemandirian “
(Ali Bin Abi Thalib).
Untuk Keluarga Sahabat&
Almamaterku…
![Page 6: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/6.jpg)
vii
PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini
dalam rangka mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi.
2. Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi.
3. Drs.Subowo, M.Si, Pembimbing I yang dengan tulus dan sabar telah
membimbing dan mengarahkan penulis serta atas kemudahan yang beliau
berikan.
4. Drs.Tarsis Tarmudji, Pembimbing II yang dengan tulus dan sabar telah
membimbing dan mengarahkan penulis serta atas kemudahan yang beliau
berikan.
5. Drs. AM Budiman, Dosen Penguji yang telah memberikan saran demi
perbaikan skripsi ini.
6. Pengurus PKPRI Kabupaten Temanggung atas pemberian ijin penelitian.
7. Bapak dan Ibu atas doa, kasih sayang setiap saat serta dukungan moril dan
materiil.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Semarang, April 2007
Penulis
![Page 7: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/7.jpg)
viii
SARI
Puji Ananingsih, 2007.” Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI USP Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005 ”. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang . Kata Kunci: Analisis Rasio, Rentabilitas, Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Koperasi memerlukan pencatatan dan pembukuan tentang transaksi –
transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan koperasi sebagai bahan
pertanggungjawaban terhadap para anggota, kreditur, bank dan pihak lain. Analisa
rasio keuangan adalah alat untuk mengukur prestasi serta derajat keuntungan
koperasi dengan menghubungkan antar pos-pos dalam neraca atau laporan rugi-
laba atau kombinasi keduanya. Koperasi sebagai suatu badan usaha meskipun
tidak berorientasi mencari keuntungan semata akan tetapi usaha- usaha yang
dikelola harus tetap memperoleh penghasilan yang layak dalam menjaga
kelangsungan hidup dan meningkatkan kemampuan usaha.
Demikian halnya KPRI di Kabupaten Temanggung setiap usaha yang
dijalankan harus senantiasa dapat bertujuan untuk memperoleh SHU yang wajar.
SHU yang besar belum merupakan ukuran koperasi telah bekerja secara efisien.
Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan SHU dengan modal yang
menghasilkan SHU tersebut dengan kata lain menghitung rentabilitasnya.
Rentabiliats adalah kemampuan koperasi menghasilkan laba. Permasalahan yang
muncul dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah kondisi rasio likuiditas,
rasio aktivitas dan rentabilitas (2) seberapa efektif tingkat rasio likuiditas, rasio
aktivitas dan rentabilitas (3) apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas
berpengaruh terhadap rentabilitas.
Populasi dalam penelitian ini adalah KPRI di kabupaten Temanggung.
Dari 49 KPRI yang ada diambil 15 KPRI sebagai sampel penelitian dengan
menggunakan purposive sampling. Variabel yang diukur yaitu Rasio Likuiditas
dengan indikator current ratio dan acid test ratio, Rasio Aktivitas dengan
indikator receivable turnover dan cash turnover serta Rentabilitas sebagai
variabel terikat. Pengukuran rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rentabilitas KPRI
![Page 8: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/8.jpg)
ix
menggunakan skala interval berdasarkan standar yang telah ditetapkan dari
DepKop&UKM 2002. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder yang diolah lebih lanjut. Tehnik analisa
data menggunakan regresi linear berganda yang sebelumnya dilakukan analisis
variabel. Pengujian hipotesis menggunakan Ftest dan ttest dengan taraf sifnifikasi
sebesar 5%.
Hasil penelitian berdasarkan regresi berganda dapat diketahui bahwa rasio
likuiditas dan rasio aktifitas secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
terhadap Rentabilitas. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji F, diperoleh Fhitung
sebesar 1.069 < F tabel sebesar 2,61. Hasil uji R2 (koefisien determinasi) sebesar
9,7% tidak bermakna. Secara parsial current ratio, acid test ratio, receivable
turnover dan cash turnover tidak ada yang berpengaruh terhadap rentabilitas. Dari
hasil uji t diperoleh masing-masing dari t hitung < t tabel . ketidaksignifikanan yang
terjadi pada penelitian ini disinyalir output-output laporan keuangan yang
disajikan pada publikasi ternyata bukan merupakan analisa rasio keuangan
melainkan berasal dari strategi manajemen. Demikian juga untuk mengetahui
rentabilitas ternyata tidak sepenuhnya dapat diukur dari rasio keuangan tetapi
tergantung pada manajemen koperasi dalam mengelola aspek-aspek keuangan.
Harapan penulis supaya modal KPRI yang berupa simpanan pokok,
simpanan wajib maupun simpanan sukarela agar lebih ditingkatkan guna
memperoleh rentabilitas yang baik. Agar para peminjam uang di USP itu lancar
pengembaliannya maka sebaiknya waktu pelunasan dibatasi 6 bulan, 12 bulan
atau maksimal 18 bulan apabila lebih dari tanggal tersebut dipaksa untuk
membayar. Standar pengukuran variabel penelitian dari Depkop&Ukm 2002
mengingat adanya perkembangan moneter, inflasi, kenaikan harga bbm dan
sebagainya agar perlu ditinjau kembali.
![Page 9: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/9.jpg)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA......................................................................................................... vi
SARI................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian.................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Penegasan Istilah.............................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.5 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 7
1.5.1 Manfaat Teoritis .................................................................... 7
1.5.2 Manfaat Praktis....................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Perkoperasian ................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) .... 9
2.1.2 Modal Koperasi ...................................................................... 10
2.2 Laporan Keuangan Koperasi ........................................................... 12
2.3 Analisa Rasio................................................................................... 14
2.3.1 Pengertian Analisa Rasio Keuangan ...................................... 14
2.3.2 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan .................... 15
2.3.3 Macam-macam analisa Rasio Keuangan................................ 16
2.4 Rasio Likuiditas ............................................................................... 17
![Page 10: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/10.jpg)
xi
2.5 Rasio Aktivitas ................................................................................ 19
2.6 Rentabilitas ……………………………………………………….. 22
2.7 Kerangka Berpikir………………………………………………… 26
2.8 Hipothesis…………………………………………………………. 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi Penelitian ................................................................. 30
3.1.2 Sampel Penelitian ................................................................... 30
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Likuiditas ............................................................................... 32
3.2.2 Aktivitas ................................................................................. 32
3.2.3 Rentabilitas ............................................................................. 32
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber Data ........................................................................... 34
3.3.2 Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 34
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Deskriptif Variabel ................................................... 35
3.4.2 Analisis Inferensial................................................................. 35
3.4.3 Koefisien Determinasi ............................................................ 36
3.4.4 Uji Hipotesis........................................................................... 37
3.4.5 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum KPRI di Kabupaten Temanggung............. 41
4.1.1.1 Tujuan didirikannya KPRI di Kabupaten Temanggung
................................................................................................ 41
4.1.1.2 Jenis Usaha pada KPRI di Kabupaten Temanggung
................................................................................................ 41
4.1.1.3 Keanggotaan pada KPRI di Kabupaten Temanggung
................................................................................................ 44
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian................................................. 45
![Page 11: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/11.jpg)
xii
4.1.2.1 Variabel Penelitian..................................................... 45
4.1.2.2 Analisis Efisiensi Variabel Penelitian........................ 56
4.2 Pembahasan
4.2.1 Deskriptif Kuantitatif........................................................... 60
1. Uji Normalitas Data............................................... 60
2. Analisis regresi Berganda...................................... 61
3. Koefisien Determinasi ........................................... 62
4. Uji Hipothesis ........................................................ 63
5. Uji Asumsi Klasik ................................................. 66
4.2.2 Deskriptif Kualitatif
4.2.2.1 Pengaruh Secara Simultan Rasio Likuiditas (current
ratio, acid test ratio) dan Rasio Aktivitas (receivable
turnover, cash turnover) Terhadap Rentabilitas........ 68
4.2.2.2 Pengaruh Secara Parsial Rasio Likuiditas (current ratio,
acid test ratio) dan Rasio Aktivitas (receivable turnover,
cash turnover) Terhadap Rentabilitas........................ 69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan………………………………………………………….. 75
5.2 Saran……………………………………………………………… 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
![Page 12: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/12.jpg)
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Daftar Sampel Penelitian ..................................................................... 31
2. Standar Pengukuran Variabel Penelitian.............................................. 33
3. Unit Usaha Pada KPRI Sampel............................................................ 42
4. Rata-rata Volume Pinjaman pada USP KPRI Sampel ......................... 43
5. Jumlah Anggota pada KPRI Sampel Kab.Temanggung...................... 45
6. Tingkat Current Ratio USP pada KPRI Sampel Kab.Temanggung .... 46
7. Tingkat Acid Ratio USP pada KPRI Sampel Kab.Temanggung ......... 48
8. Tingkat RTo USP pada KPRI Sampel Kab.Temanggung ................... 50
9. Tingkat CTo USP pada KPRI Sampel Kab.Temanggung .................. 52
10. Tingkat Rentabilitas Ekonomi USP pada KPRI Sampel
Kabupaten Temanggung..................................................................... 54
11. Tingkat Efektifitas Current Ratio Tahun 2003-2005 .......................... 56
12. Tingkat Efektifitas Cash Ratio Tahun 2003-2005............................... 57
13. Tingkat Efektifitas RTo Tahun 2003-2005.......................................... 58
14. Tingkat Efektifitas CTo Tahun 2003-2005.......................................... 59
15. Tingkat Efektifitas Rentabilitas Ekonomi Tahun 2003-2005.............. 60
16. Hasil Regresi Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas
Terhadap Rentabilitas.......................................................................... 62
17. Hasil Regresi Multikolinearitas .......................................................... 66
18. Durbin –Watson .................................................................................. 67
![Page 13: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/13.jpg)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Skema Kerangka Berpikir .................................................................. 29
![Page 14: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/14.jpg)
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Instrumen Penelitian
2 : Perhitungan Tingkat Current Ratio
3 : Perhitungan Tingkat Cash Ratio
4 : Perhitungan Tingkat Receivable Turnover
5 : Perhitungan Tingkat Cash Turnover
6 : Perhitungan Tingkat Rentabilitas Ekonomi
7 : Tabel Persiapan Analisis Regresi Linier Berganda.
8 : Hasil Regresi
9 : Tabel Uji F
10: Tabel Uji t
11: Laporan Keuangan
![Page 15: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/15.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang
melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor
kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk mencapai
kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur
maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan dan
bekerjasama dengan baik dan teratur. Lebih lanjut dalam pasal 33 UUD 1945
dijelaskan bahwa produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah
pimpinan atau anggota-anggota masyrakat. Kemakmuran rakyatlah yang
diutamakan bukan kemakmuran perseorangan. Oleh karena itu, perekonomian
disusun atas asas kekeluargaan, badan usaha yang sesuai adalah koperasi.
Badan usaha koperasi merupakan wadah kesatuan tindakan ekonomi
dalam rangka mempertinggi efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan ekonomi
individu anggotanya. Menurut UUD No. 25 tahun 1992 koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum sekaligus sebagai
kegiatan ekonomi rakyat yang berdasar asas kekeluargaan. Sebagai badan usaha
koperasi juga berarti merupakan kombinasi dari manusia, aset-aset fisik dan non
fisik, informasi, dan teknologi.
Sebagaimana diketahui koperasi memiliki ciri khas yang berbeda dengan
badan usaha lain, yaitu dimilikinya identitas ganda (dual identity), dimana para
![Page 16: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/16.jpg)
2
anggota koperasi disamping sebagai pemilik (owner) juga sebagai pelanggan
(user) dari produk atau jasa yang dihasilkan koperasi. Selain partisipasi anggota,
koperasi dapat tumbuh dan berkembang melalui manajemen aktiva yang baik,
pinjaman dari kreditur, pengelolaan dana yang baik dan pengalokasian dana yang
tepat.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan koperasi primer
yang anggotanya para pegawai negeri di Indonesia. Dengan dibentuknya koperasi
ini diharapkan pegawai mampu berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan
sesuai dengan kemampuan masing-masing dan memetik hasil dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat pada
umumnya. Menurut survei pendahuluan, jumlah KPRI yang terdaftar di Pusat
Koperasi Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Temanggung adalah 49
koperasi. Sebagian besar KPRI yang ada di Temanggung memiliki kegiatan atau
bidang usaha yang hampir sama yaitu usaha pertokoan dan unit simpan pinjam.
Untuk penelitian ini akan lebih berfokus pada KPRI Unit simpan pinjam
(USP) dengan pertimbangan, USP adalah unit usaha yang paling menonjol, USP
mempunyai kedudukan yang sangat vital terutama menunjang sektor riil yang
diusahakan oleh masyarakat koperasi serta USP sangat dibutuhkan dan
dimanfaatkan oleh anggota koperasi dalam rangka meningkatkan modal usaha
maupun memenuhi kebutuhannya.
Kegiatan dari USP adalah menerima simpanan (sejumlah uang yang
disetorkan oleh anggota pada koperasi ). Terkait dengan kegiatan ini maka USP
memiliki kewajiban bunga yang harus dibayarkan dalam periode tertentu. Selain
menerima simpanan atau tabungan dari anggota, USP mempunyai kegiatan lain
![Page 17: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/17.jpg)
3
yaitu memberikan pelayanan pinjaman bagi anggota yang membutuhkan. Dengan
adanya unit ini maka dapat memberikan kemudahan bagi anggota untuk
memperoleh pinjaman yang sangat diperlukan. Semakin banyak anggota yang
melakukan pinjaman dan tepat waktu dalam pengembaliannya maka hal ini akan
meningkatkan laba koperasi atau simpan pinjam.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba begitu pula
dengan koperasi, walaupun usaha koperasi bukan semata-mata berorientasi pada
laba, namun didalam menjalankan aktivitas usahanya koperasi harus
memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap
menguntungkan sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga.
Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu badan usaha
menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 2001:33). Rentabilitas
sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal dalam suatu perusahaan dengan
memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi,
oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan
ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel. Oleh karena itu bagi manajemen atau
pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang
besar.
Bagi koperasi rentabilitas adalah penting sebagai ukuran koperasi itu telah
dapat bekerja dengan efisisen atau tidak. Efisien baru diketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi. Dengan kata lain, menghitung
rentabilitasnya.
![Page 18: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/18.jpg)
4
Berdasarkan laporan keuangan pada 15 objek KPRI USP tahun 2003-
2005, tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Temanggung rata-rata
yang dicapai selama tiga tahun adalah 6.92 %, 7.22 %, 6.47%. Apabila
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh Depkop&UKM yaitu
tingkat rentabilitas ekonomi koperasi yang efisien yaitu 8 %, maka pada tahun
2003-2005 tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung belum efisien. Hal ini menunjukkan pengelolaan harta yang dimiliki
kurang optimal. Masih rendahnya rentabilitas yang dicapai oleh KPRI USP di
Kabupaten Temanggung menunjukkan juga bahwa pengelolaan komponen modal
kerja yang terdiri dari kas dan piutang yang dimiliki masih belum efektif dan
efisien.
Koperasi Simpan Pinjam memerlukan pengelolaan yang baik tentang
modal kerjanya yang meliputi kas dan piutangnya serta perlu mengetahui
rentabilitasnya. Agar koperasi dapat mencapai rentabilitas seperti yang
dikehendaki, maka sebaiknya pihak koperasi dapat mengelola harta (Asset) yang
dimiliki dengan baik diantaranya adalah likuiditasnya, melalui rasio likuiditas dan
rasio aktivitas.
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
finansiilnya yang harus segera terpenuhi serta untuk memperoleh gambaran
tentang seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya perlu dilakukan analisis
keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan
pinjam. Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta
informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam
![Page 19: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/19.jpg)
5
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam
penelitian ini yaitu ” Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap
Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit
Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005”
1. 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang
benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang
berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah
likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung,
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi rasio likuiditas, aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada
KPRI USP di Kabupaten Temanggung?
2. Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas, aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung?
3. Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas
ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial?
1.3 Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian
istilah dalam judul skripsi. Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang
jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini. Adapun penegasan
istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
![Page 20: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/20.jpg)
6
1.3.1 Likuiditas
Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto, 1997:25).
Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di
Kabupaten Temanggung tahun 2003 s.d 2005. Indikator pengukuran
likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio.
1.3.2 Aktivitas
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu. Indikator pengukuran aktivitas pada
penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover.
1.3.3 Rentabilitas
Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Riyanto, 1997:35). Dalam penelitian ini Rentabilitas yang
dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut. Indikator
pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas
ekonomi.
1.3.4 KPRI
Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri.
Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik,
bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundang-
undangan yang telah ditetapkan. (Tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa 1989: 65). Adapun KPRI dalam penelitian ini
adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten
Temanggung.
![Page 21: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/21.jpg)
7
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan diadakannya
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas, aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung.
2. Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas, aktivitas dan
rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3. Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas
dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung.
1.5 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.5.1 Manfaat teoritis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian. Dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas
terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian ini.
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Bagi PKPRI
![Page 22: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/22.jpg)
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan
menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi.
b. Bagi KPRI
Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi
dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang
telah dicapai, kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan
kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga
berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam
mengambil kebijakan-kebijakan.
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan
dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan rasio keuangan.
![Page 23: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/23.jpg)
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Perkoperasian
2.1.1 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik, bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan. (Anoraga, 1997:4). KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya, sedangkan menurut Ninik (2003: 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya.
Sebagaimana kita ketahui, anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan:
a. Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan,
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya .
b. Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya.
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun, 1990:90)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
![Page 24: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/24.jpg)
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila.
Menurut Pratama (2000:156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil. Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop, 1999:33). Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan.
2.1.2 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi, permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No. 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari:
1. Modal Sendiri
1.1) Simpanan Pokok
1.2) Simpanan Wajib
1.3) Dana Cadangan
1.4) Hibah
2. Modal Pinjaman.
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi, berupa:
1.1) Anggota
1.2) Koperasi lain
![Page 25: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/25.jpg)
11
1.3) Bank dan Lembaga lain
1.4) Penerbitan obligasi
1.5) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996: 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain:
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa:
1) Modal tetap
1.1) Modal yang disetor pada awal pendirian
1.2) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
1.3) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
1.1) Modal penyertaan
1.2) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota, maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting. Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP, berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap. Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
![Page 26: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/26.jpg)
12
terhadap pinjaman, sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa:
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas.
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro, tabungan dan
deposito.
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop.
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga.
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain.
2.2 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia, yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya, antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana.
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban, laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya. (Harahap, 2002: 7)
![Page 27: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/27.jpg)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi.
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha, pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara. Menurut IAI
dalam PSAK No.27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74, Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil usaha, Laporan
Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan catatan atas laporan
keuangan.
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No. 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan. Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No.25 tahun 1992 pasal 45 terdiri:
1. Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa:
1). Pendapatan bunga
Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP.
Bunga dari bank berupa giro, tabungan dan deposito
Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka.
![Page 28: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/28.jpg)
14
Pendapatan administrasi.
2). Pendapatan operasional lainnya.
2. Beban Operasional
Beban operasional USP berupa;
1). Beban biaya bunga
2). Biaya bunga pinjaman
3). Beban komisi atau profisi
4). Biaya umum dan administrasi
5). Biaya organisasi
3. Beban Non Operasonal
2.3 Analisa Rasio
2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2002:37). Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.
Dari definisi tersebut diatas, maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi
![Page 29: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/29.jpg)
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pos-
pos dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya.
2.3.2 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas. Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan.
Dari informasi tersebut, manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang.
Bagi pihak ekstern, analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan.
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli,
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut. Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik, maka investor akan lebih berhati-hati.
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya. Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata, pada rata-rata atau dibawah rata-rata.
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
![Page 30: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/30.jpg)
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan.
2.3.3 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (2002:68) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa.
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir, 2002:68)
a. Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c. Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas, (2) rasio-rasio solvabilitas, (3) rasio-
rasio rentabilitas, (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir, 2002:69)
Menurut Robert Anggoro (1997:18-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai, yaitu:
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b. Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
![Page 31: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/31.jpg)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan.
d. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga leverage ratio
e. Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
2.4 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto, 1997:25).
Menurut Nitisemito (1989;107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar. Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo. Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0. 9 tahun 1995 adalah:
![Page 32: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/32.jpg)
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek.
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alat-
alat yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo.
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto, 2001:332). Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar.
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar.
Rumus:
Current Ratio = gLancarHu
arAktivaLanctan
X 100 %
Contoh:
001.500.000, Rp.003.000.000, Rp X 100 % = 200%
![Page 33: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/33.jpg)
19
Menurut Riyanto (2001: 26) Current ratio kurang dari 2:1 dianggap kurang
baik, sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50%, maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya. Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175%-200% (Depkop&PPKM:
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio/ Acid Test Ratio)
Riyanto (2001: 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid.
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi.
Rasio ini lebih tajam dari current ratio, karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar. Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan.
Rumus:
Cash ratio = Lancar Hutang
PiutangBank Kas ++ X100%
Contoh:
001.000.000, Rp.0,00Rp1.850.00 X 100% = 185%
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175%-200%
(DepKop&PPKM: 2002)
2.5 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan, 2005: 19).
![Page 34: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/34.jpg)
20
Menurut Tunggal, Amin Wijaya (1996:6) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu. Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan, cara waktu digunakan, proses dan keluaran.
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya.
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun. Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang. Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta. Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut:
1. Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan. Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut, yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata.
Receivable Turnover = piutang rata-Ratadiberikan yangKredit X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
![Page 35: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/35.jpg)
21
lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.
Contoh:
,0014.229.425 Rp.0,00226.900.10 Rp. X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah >15 kali
(DepKop&PPKM: 2002)
2. Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto,
1999: 95). Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi. Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja.
Rumus :
cash turnover = kasrata-Rata
diberikan yangKredit X kali
Contoh:
008.847.189, Rp.0,00416.149.05 Rp. X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah >45 kali
(DepKop&PPKM: 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik. Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
![Page 36: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/36.jpg)
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi. Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas. Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah.
2.6 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain,
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan:
Rentabilitas = Modal
UsahaLaba X 100%
Menurut Bawsir ( 1997: 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba, baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal. Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan, bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase.
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif. Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut.
Menurut Riyanto ( 1997: 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua, yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri.
![Page 37: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/37.jpg)
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto, 1997: 36). Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan, maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba.
Rentabilitas ekonomi = AktivaTotal
(SHU) UsahaLaba X 100%
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan, maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat. Menurut Riyanto (1997: 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor:
1.1) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase.
Profit Margin =UsahaPenjualan
UsahaLaba X 100%
1.2) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu. Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha.
Turnover of Operating Asset =UsahaModal
BersihPenjualan X 100%
![Page 38: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/38.jpg)
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan.
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power.
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover, masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power. Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
= BersihPenjualan
UsahaLaba X UsahaModal
BersihPenjualan
= UsahaModal
UsahaLaba
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak. Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto, 1997: 44)
Rentabilitas Modal sendiri = sendiriModal
(SHU) UsahaLaba X 100%
![Page 39: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/39.jpg)
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah:
a. Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri, dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri. Menurut Riyanto (1997: 36),
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Maka, jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal.
b. Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih, yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan. Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar, berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri.
c. Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya,
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya. Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah, maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh.
![Page 40: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/40.jpg)
26
2.7 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia. KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya, watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya, memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga. Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik. Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi.
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi. Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota, yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan. Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKop&UKM 2002. Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi. Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi.
![Page 41: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/41.jpg)
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio, sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover.
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek, atau kemampuan koperasi untuk membayar hutang-
hutang tersebut. Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas. Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi. Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya, yang akibatnya laba juga akan menurun.
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba.
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan.
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi.
Dengan demikian, akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
![Page 42: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/42.jpg)
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi, dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun.
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata. Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar. Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi. Dengan demikian,
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi. Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi.
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata. Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang. Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya. Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi, semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode. Dengan demikian, tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas.
Dari uraian tersebut, dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut:
![Page 43: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/43.jpg)
29
Gambar 1 Skema Kerangka Berfikir
2.8 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah. Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995:183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya. Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi.
2. Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi.
Current RatioLikuiditas (X1)
Laporan Keuangan
Bisnis KPRI
Rentabilitas ekonomi (Y)
Standar DepKop& UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnoverAktivitas (X2)
Cash turnover
![Page 44: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/44.jpg)
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah
dan waktu dengan kualitas tertentu yang akan diamati atau diteliti (Supardi,
1993). Arikunto (2003:129) memberikan pengertian populasi sebagai
keseluruhan subyek penelitian. Berdasarkan dua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan unit, nilai, ataupun individu
yang menjadi obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
KPRI di Kabupaten Temanggung yang terdaftar di PKPRI serta telah
melaksanakan RAT tutup buku sampai tahun 2005. KPRI dikabupaten
Temanggung terdapat 49 unit KPRI.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Arikunto (1992:104)
menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sampel menurut Sudjana dan Rivai (1990:6) adalah bagian dari populasi
yang mencerminkan segala karakteristik yang dimiliki oleh keseluruhan
populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil dilakukan secara
purposive sampling. Tehnik ini untuk memilih memilih target tertentu yang
dapat memberikan informasi sesuai dengan kriteria-kriteria kelompok
![Page 45: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/45.jpg)
31
tersebut dan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Adapun kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
• KPRI yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten Temanggung.
• Melakukan RAT selama 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 2003 s.d
2005.
• Memiliki usaha simpan pinjam serta kebijakan dari PKPRI kabupaten
Temanggung.
Berdasarkan kriteria tersebut maka KPRI yang dapat dipertimbangkan
sebagai sampel penelitian ini adalah sebanyak 15 KPRI.
Berikut nama-nama KPRI yang menjadi sampel penelitian yaitu :
Tabel 1: Daftar Sampel Penelitian
NO Nama Koperasi Alamat 1 Bangkit Ktr. Cab. Dinas Pend. Kec. Bulu 2 Berdikari SD Negeri manding 3 Among siswo Ktr. Cab. Dinas Pend. Kec. kaloran 4 Bina husada Dinas kesehatan Temanggung 5 Goritra PSBN pengganti temanggung 6 Handayani JL. Dr Sutomo No. 36 7 Lugu Ktr. Cab. Dinas Pend. Kec pringsurat 8 Mekar Jl.Medono Secang kec. Pringsurat 9 Serba usaha MAN Temanggung 10 Sadar Ktr. Cab. Dinas Pend. Kec. Parakan 11 Sehat Jl. Kaloran No. C 316 Kranggan 12 Kencana Jl. Jend sudirman No. 130 13 Sidodadi Dinas pertanian Jl. Suyoto no. 37 14 Swakarya Bina Ekonomi SMK N 2 Jl. Kartini No.34B 15 Trijaya Jl. Raya No. 33 Candiroto
3.2 Variabel Penelitian
![Page 46: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/46.jpg)
32
Varibel penelitian adalah subyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1998 : 99). Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen
atau bebas (X) yaitu variabel yang menjadi pendugaan sedangkan variabel
dependen atau tidak bebas (Y) yaitu variabel yang diperkirakan nilainya. Adapun
variabel bebas dalam penelitian ini adalah Likuiditas dan Aktivitas dengan
variabel dependen (Y) adalah Rentabilitas
3.2.1 Likuiditas (X1)
1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current Ratio = Lancar HutangLancar Aktiva X100%
2. Acid Test Ratio (Rasio Cepat)
Acid Test Ratio = Lancar Hutang
PiutangBankKas ++ X100%
3.2.2 Aktivitas (X2)
1 Receivable Turnover (Perputaran Piutang)
Receivable Turnover =Piutang rata-Ratadiberikan yangKredit X kali
2 Cash Turnover (Perputaran Kas)
Cash Turnover =Kasrata-Rata
diberikan yangKredit X kali
3.2.3 Rentabilitas (Y)
Rentabilitas Ekonomi = AssetTotal
(SHU) UsahaHasil Sisa X 100%
![Page 47: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/47.jpg)
33
Rumus tersebut dapat dijadikan dasar dalam perhitungan rasio likuiditas,
rasio aktivitas dan rentabilitas bagi unit usaha simpan pinjam KPRI yang
menjadi sampel penelitian. Untuk mengkategorikan tingkat efisiensi
likuiditas, aktivitas serta rentabilitas digunakan standar pengukuran
Depkop&PPKM tahun 2002 sebagai berikut:
Tabel 2: Standar Pengukuran Rasio Likuiditas,Rasio Aktivitas dan Rentabilitas
N0 Variabel Pengukuran Kriteria
1
2.
3.
Rasio Likuiditas (X1)
a. Current ratio
b. Acid Test ratio Rasio Aktivitas (X2) a. Perputaran piutang b. Perputaran kas Rentabilitas ekonomi (Y)
175%-200% 150%-174% atau 225%-249% 125%-149% atau 250%-274% <125% atau > 275% 175%-200% 150%-174% atau 225%-249% 125%-149% atau 250%-274% <125% atau >275% >15 kali 10-14 kali 5-9 kali <5kali >45 kali 31-44 kali 17-30 kali <17 kali >10% 6%-9% 0-5% <0%
Sangat efisien Efisien Cukup efisien Kurang efisien Sangat efisien Efisien Cukup efisien Kurang efisien Sangat efisien Efisien Cukup efisien Kurang efisien Sangat efisien Efisien Cukup efisien Kurang efisien Sangat efisien Efisien Cukup efisien Kurang efisien
Sumber : KEP.MEN.NEG. Koperasi&UKM NO.129/KEP/M/KUKM/XI/2002
![Page 48: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/48.jpg)
34
3.3 Metode Pengumpulan Data
Guna mendapatkan data yang diperlukan, maka dilakukan pengumpulan
data dengan memakai metode sebagai berikut:
3.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan
mempelajari literatur atau dokumen yang berhubungan dengan laporan
keuangan KPRI di Kabupaten Temanggung yang bernaung dibawah PKPRI
yaitu Neraca dan Perhitungan hasil Usaha (PHU) periode 2003 s.d 2005.
3.3.2 Tehnik Pengumpulan Data
3.3.2.1 Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan sebagai dasar untuk menganalisa data
dalam penelitian ini data yang digunakan berupa pendirian struktur
organisasi dan laporan keuangan.
3.3.2.2 Metode Kepustakaan
Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang
bersifat teoritis mengenai permasalahan yang berkaitan dengan
penelitian ini. Metode kepustakaan dilakukan dengan membaca
buku-buku pustaka, referensi dan berbagai literatur lain yang
berhubungan dengan penelitian.
![Page 49: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/49.jpg)
35
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk mengubah atau
menganalisis data penelitian agar dapat di Interprestasikan sehingga laporan
yang dihasilkan mudah dipahami.
3.4.1 Analisis Deskriptif Variabel
Analisis ini bertujuan untuk melihat sejauh mana variable yang
diteliti yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rentabilitas telah sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.
3.4.2 Analisis Inferensial
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
variable dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi
normal. (Ghozali, 2001:74)
Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat histrogram dari
residualnya dan melihat persebaran data pada sumbu diagonal atau grafik
normal. Bila distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan
regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel
idependen (Algifari, 2000: 64). Alat analisis ini digunakan untuk
mengetahui bentuk hubungan antara Variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y). Data yang digunakan untuk melakukan regresi liner berganda
![Page 50: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/50.jpg)
36
yaitu data efisiensi masing-masing indikator dari Variabel bebas yaitu
Likuiditas dan Aktivitas dan Variabel terikat yaitu Rentabilitas.
Rumus linier berganda ditunjukkan oleh persamaan:
Υ= α+β1Χ1+β2Χ2+β3Χ3+β4Χ4+β5Χ5+β6Χ6+ε
(Subiyanto, 2000:205)
Di mana:
Y = Rentabilitas
α = intercept
β1β2β3β4β5β6 = koefisien regresi
X1 X2Χ3 Χ4 Χ5 Χ6 = prediktor
ε = error item
3.4.3 Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan prosentase pengaruh
semua variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus Koefisien
determinasi dapat ditunjukkan sebagai berikut:
R2 = 21y
Jkreg∑
Niai R2 berbeda antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 1 maka
variabel bebas hampir memberikan semua informasi untuk memprediksi
variabel terikat atau merupakan indikator yang menunjukkan semakin
kuatnya kemampuan menjelaskan perubahan variabel bebas terhadap
variabel terikat.
![Page 51: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/51.jpg)
37
3.4.4 Uji Hipothesis
1. Uji hipotesis T-test
Dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial
dari variabel independennya. Nilai thitung dapat dicari dengan
rumus:
thitung =2r-12-nr
Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan taraf signifikasi
5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dimana n adalah jumlah
observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan:
~ Perumusan hipotesis statistik:
Ho :β1 = 0 artinya X1 tidak berpengaruh secara parsial terhadap
Y
Ho :β1 ≠ 0 artinya X1 berpengaruh secara parsial terhadap Y
~ Dasar keputusan uji
Terima HO jika thitung < ttabel
Tolak Ho jika thitung > t tabel
2. Uji hipotesis F-test
Digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen mempunyai pengaruh yang secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan antara Ftabel
dengan F hitung yang terdapat dalam tabel Analysis of Variance.
Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus:
![Page 52: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/52.jpg)
38
F = )1/()R-(1
k/R2
2
−− kn
di mana:
R2 = koefisien determinasi
k = banyaknya variabel bebas
n = banyaknya sampel
untuk menentukan nilai F tabel , tingkat signifikasi yang digunakan
sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df= (n-
k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah
variabel termasuk intercept.
~ Dasar Keputusan Uji:
Terima Ho jika F hitung < Ftabel
Tolak Ho jika F hitung > Ftabel
Dalam penelitian ini olah data akan dilakukan dengan
menggunakan software SPSS release 11,0.
3.4.5 Uji Asumsi Klasik
Model regresi dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary
least Square) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator
linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator) jika
terpenuhi asumsi-asumsi klasik. Untuk menghindari penyimpangan
asumsi-asumsi klasik perlu dilakukan uji asumsi klasik. Model uji asumsi
klasik tersebut adalah :
![Page 53: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/53.jpg)
39
a. Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel
dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal.
(Ghozali, 2001:74)
Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat persebaran
data pada sumbu diagonal atau grafik normal. Bila distribusi normal
maka model regresi memenuhi asumi normalitas.
b. Multikolinearitas
Multikolineritas maknanya antar variabel independen yang
terdapat mendekati sempurna (koefisien relasi tinggi) (Algifari, 2000:
84).
Diagnosis secara sederhana terhadap adanya multikolinearitas
di dalam model regresi salah satunya adalah melalui nilai thitung , r2 dan
f hitung , jika r2 tinggi nilai fhirtung tinggi sedangkan nilai thitung sangat
rendah, maka kemungkinan terdapat multikolinearitas dalam model
tersebut.
Beberapa prosedur koreksi jika multikolinearitas ditemukan
adalah dengan memperbesar ukuran sampel atau menghilangkan salah
satu atau beberapa variabel yang mempunyai korelasi tinggi dari model
regresi atau dengan mentranformasi variabel (nilai variabel yang
digunakan mundur satu tahun.
c. Heteroskedastisitas
![Page 54: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/54.jpg)
40
Heteroskedastisitas adalah adanya variansi variabel dalam
model regresi tidak sama ( konstan). Salah satu cara untuk
mendiagnosis adanya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi
adalah dengan uji Glesjer. Uji ini dilakukan dengan membuat model
regresi yang melibatkan nilai absolut residual ( │e│), sebagai variabel
dependen terhadap semua variabel independen. Jika semua variabel
independen signifikan secara statistik, maka terdapat
heteroskedastisitas.
Untuk menghilangkan heteroskedastisitas dilakukan dengan
mentransformasi variabel menjadi log, kemudian di antilog kan
sehingga diperoleh model regresi yang baru (Algifari, 2000: 88)
d. Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota–anggota
serangkaian observasi yang tersusun dalam rangkaian waktu atau yang
tersusun dalam rangkaian ruang ( Sumodiningrat, 1999: 231). Untuk
melihat adanya autokorelasi, digunakan uji Durbin-Watson (Uji Dw)
dengan menentukan besarnya α, k dan n dapat diketahui melalui tabel
Dw.
![Page 55: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/55.jpg)
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Gambaran Umum KPRI di Kabupaten Temanggung
4.1.1.1 Tujuan Didirikannya KPRI di Kabupaten Temanggung
Pada awalnya tujuan pendirian koperasi pegawai Republik
Indonesia (KPRI) adalah didasarkan pada dorongan untuk membantu
meringankan beban pegawai negeri dalam memenuhi kebutuhannya
serta meningkatkan kesejahteraannya. Pegawai negeri adalah orang
yang mengabdikan diri pada negara karenanya masalah kesejahteraan
selayaknya menjadi perhatian.
Selain tujuan yang lebih bersifat materi tersebut, didirikannya
KPRI juga ditujukan pada upaya pendidikan berorganisasi. Pendidikan
berorganisasi ini diartikan pada penghayatan dan pengalaman jiwa-jiwa
koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Dengan kondisi
demikian, diharapkan tumbuhnya militansi jiwa berkoperasi pada
pegawai negeri anggotanya. Jadi, tujuan didirikannya koperasi adalah1)
Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya, 2) Maksimal
memperbaiki kualitas hidup anggotanya.
4.1.1.2 Jenis Usaha
Setiap KPRI di Kabupaten Temanggung memiliki unit usaha yang
berupa perkreditan atau simpan pinjam. Disamping memiliki USP,
![Page 56: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/56.jpg)
42
sebagian besar KPRI di Kabupaten Temanggung juga memiliki unit
pertokoan atau Waserda yang menjual aneka macam barang kebutuhan
anggota. Selain USP dan Waserda tersebut, beberapa diantara KPRI
tersebut juga mengembangkan unit usaha-usaha jasa lainnya seperti:
wartel, fotocopy, warnet, bengkel, persewaan kursi dan lain-lain. Data
terakhir pada tahun 2005 mengenai unit usaha-usaha yang telah
diselenggarakan oleh KPRI yang terambil sebagai sampel dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3: Unit Usaha pada KPRI Sampel di Kabupaten Temanggung
No Nama KPRI Jenis Usaha
1 Bangkit USP, Waserda 2 Bhakti praja USP, Waserda 3 Among Siswo USP 4 Bina Husada USP 5 Goritra USP,Waserda 6 Handayani USP,Waserda 7 Lugu USP,Waserda, Lebah Madu dan usaha lain 8 Mekar USP,Waserda 9 Serba Usaha USP,Waserda, fotocopy 10 Kencana USP,Waserda 11 Sadar USP,Waserda 12 Sehat USP,Waserda 13 Sidodadi USP,Waserda 14 Swakarya b. ekonomi USP 15 Trijaya USP,Transportasi, Bengkel dan Sijakop
Sumber: Data Laporan RAT KPRI di Kabupaten Temanggung
1) Unit Usaha Pertokoan
Unit pertokoan (waserda) pada KPRI di Kabupaten Temangggung
diutamakan untuk melayani kebutuhan anggota berupa barang secara
kontan maupun secara kredit barang, baik barang yang telah ada pada unit
pertokoan maupun yang dipesan oleh anggota. Barang-barang yang dijual
![Page 57: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/57.jpg)
43
pada unit pertokoan antara lain barang-barang konsumsi, alat-alat tulis
kantor, konfeksi dan sebagainya. Selain menjual persediaan barang sendiri,
pada unit pertokoan juga dilaksanakan sistem konsinyasi, yaitu
menjualkan barang tetapi yang dimiliki oleh partner usaha lain.
Keuntungan yang diterima dari penjualan barang konsinyasi ini adalah
berupa pendapatan komisi.
2) Unit Simpan Pinjam atau Perkreditan
USP pada KPRI di Kabupaten Temanggung merupakan unit usaha
unggulan yang paling banyak memberikan manfaat pada anggotanya.
Dikatakan unit usaha unggulan karena hal ini dibuktikan dengan makin
meningkatnya volume kredit atau pinjaman yang diberikan (Lihat
Lampiran 4) kepada anggota dari untuk keperluan konsumsi rumah tangga
sampai biaya untuk pendidikan putra-putrinya. Rata-rata volume kredit
pada USP KPRI Sampel di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005
dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4: Rata-rata Volume Pinjaman pada USP KPRI Sampel di Kabupaten Temanggung
Tahun Volume Pinjaman USP
2003 762.072.347,87 2004 902.060.636,80 2005 953.538.082,67
Rata-rata 873.223.689,10 Sumber : Laporan Keuangan KPRI di Kabupaten Temanggung yang diolah Pinjaman yang diberikan oleh KPRI yang terambil sebagai sampel
dalam penelitian ini dapat digolongkan dengan dasar waktu pinjaman
sehingga pinjaman ini tergolong menjadi:
![Page 58: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/58.jpg)
44
- Pinjaman Jangka Pendek
Pinjaman jangka pendek di KPRI Temanggung ada 3 jangka waktu yang
sudah ditetapkan yaitu 10 bln, 12 bln, dan 15 bln.
- Pinjaman Jangka Panjang
Pinjaman jangka panjang di KPRI Temanggung jangka waktu yang
sudah ditetapkan yaitu 20 bln, 24 bln, 30 bln, 36 bln, 48 bln dan 3 thn.
- Pinjaman Sebrakan
Pinjaman sebrakan di KPRI Kabupaten Temanggung jangka waktu yang
ditetapkan adalah 1 bln.
Selain melayani pinjaman kepada anggota, beberapa KPRI di
Kabupaten Temanggung juga melayani pinjaman kepada non anggota.
4.1.1.3 Keanggotaan pada KPRI di Kabupaten Temanggung
Koperasi merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam badan
usaha. Sebagai salah satu badan usaha yang membedakan dengan badan
usaha lainnya, tentunya koperasi memiliki perbedaan yang jelas apabila
dibandingkan dengan jenis badan usaha lain. Perbedaan tersebut salah
satunya terutama terletak pada masalah keanggotaan. KPRI sebagai
koperasi primer didirikan dengan berdasar pada ketentuan yang berlaku
bahwa minimal anggotanya adalah 20 orang anggota yang didasarkan
pada prinsip sukarela.
Jumlah anggota akan mempengaruhi permodalan pada KPRI di
Kabupaten Temanggung. Banyak sedikitnya anggota pada KPRI akan
menentukan pada besar kecilnya simpanan pokok - simpanan wajib
![Page 59: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/59.jpg)
45
(SPSW) serta volume usaha yang dicapai KPRI. Daftar yang
menunjukkan keadaan jumlah anggota pada KPRI yang terambil sebagai
sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5: Jumlah Anggota pada KPRI Sampel di Kabupaten Temanggung
Tahun No Nama KPRI 2003 2004 2005
Rata-rata orang
1 Bangkit 258 252 242 251 2 Bhakti praja 710 710 709 710 3 Among Siswo 239 230 227 232 4 Bina Husada 561 582 590 578 5 Goritra 45 41 40 42 6 Handayani 380 371 354 368 7 Lugu 272 268 264 268 8 Mekar 112 116 116 115 9 Serba Usaha 69 79 80 78 10 Kencana 146 146 144 145 11 Sadar 541 552 556 550 12 Sehat 340 339 342 340 13 Sidodadi 55 54 53 54 14 Swakarya b. ekonomi 60 61 60 60 15 Trijaya 302 309 175 262
Sumber: Data Laporan RAT KPRI di Kabupaten Temanggung
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian
4.1.2.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada penelitian ini adalah berupa variabel
bebas yang meliputi current ratio, cash ratio, receivable turnover dan
cash turnover serta variabel terikat yaitu tingkat rentabilitas ekonomi pada
KPRI di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005.
1. Current Ratio
Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisis posisi
modal kerja koperasi adalah current ratio yaitu perbandingan antara
![Page 60: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/60.jpg)
46
jumlah aktiva dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai
kekayaan lancar ada sekian kalinya hutang jangka pendek
Deskripsi mengenai tingkat Current Ratio pada KPRI USP Sampel
di Kabupaten Temangggung selama tahun 2003-2005 tampak pada
lampiran 2. Tingkat current ratio pada USP pada masing-masing KPRI
sampel di Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005 dapat dirangkum
dalam tabel 6 berikut:
Tabel 6: Tingkat Current Ratio USP pada KPRI Sampel di Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005
Current Ratio (%) No Nama KPRI 2003 2004 2005
Rata-rata
1 Bangkit 360.25 320.92 392.21 357.79 2 Bhakti praja 110.25 120.93 113.31 114.83 3 Among Siswo 153.09 133.63 136.46 141.06 4 Bina Husada 293.76 358.02 255.25 302.34 5 Goritra 238.70 233.63 259.75 244.03 6 Handayani 126.59 122.67 120.33 123.20 7 Kencana 433.46 335.86 310.75 360.02 8 Lugu 277.43 282.56 282.22 280.74 9 Mekar 215.96 207.89 184.59 202.81 10 Serba Usaha 136.26 138.68 129.25 134.73 11 Sadar 582.59 409.25 339.01 443.62 12 Sehat 355.77 268.43 248.27 290.82 13 Sidodadi 204.33 310.06 176.62 230.34 14 Swakarya b. ekonomi 236.48 252.47 220.94 236.63
15 Trijaya 107.44 214.41 400.23 240.69 Rata-Rata Gabungan 255.49 247.29 237.95 246.91
Sumber: LapKeu KPRI di Kabupaten Temanggung
Dalam tabel 6, diketahui bahwa tingkat current ratio tertinggi selama
tahun 2003-2005 terjadi pada KPRI Sadar dengan rata-rata sebesar
443.62% pertahun. Ini berarti bahwa rata-rata setiap Rp. 1.000.000,00
![Page 61: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/61.jpg)
47
Hutang Lancar dijamin dengan Aktiva lancar rata-rata sebesar Rp
4.436.200,00. Rata-rata tingkat current ratio yang dicapai oleh KPRI
Sadar ini diperoleh karena Aktiva lancar rata-rata yang dicapai adalah
sebesar Rp 1.814.806.569,00. Dengan menggunakan Hutang lancar rata-
rata Rp 450.074.066,70 Pertahun.
Dalam tabel 6, juga diketahui bahwa tingkat current ratio terendah
selama tahun 2003-2005 terjadi pada KPRI Bhakti Praja dengan rata-rata
sebesar 114.83% pertahun. Ini berarti bahwa rata-rata setiap Rp.
1.000.000,00 Hutang Lancar dijamin dengan Aktiva lancar rata-rata
sebesar Rp 1.148.300,00. Rata-rata tingkat current ratio yang dicapai oleh
KPRI Bhakti Praja ini diperoleh karena Aktiva lancar rata-rata yang
dicapai adalah sebesar Rp 1.341.728.777,00. Dengan menggunakan
Hutang lancar rata-rata Rp 1.170.997.065,00 Pertahun
Rata-rata tingkat current ratio yang dicapai pada KPRI di
Kabupaten Temanggung selama Tahun 2003-2005 adalah sebesar 246.91
%. Ini berarti bahwa rata-rata setiap Rp. 1.000.000,00 Hutang Lancar
dijamin dengan Aktiva lancar rata-rata sebesar Rp 2.469.100,00
2. Acid Test Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid yang
yang tersedia di dalam koperasi. Rasio ini menunjukkan perbandingan
antara akiva lancar dikurangi dengan persediaan dengan hutang lancar.
![Page 62: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/62.jpg)
48
Deskripsi mengenai tingkat Acid Test Ratio pada KPRI USP
Sampel di Kabupaten Temangggung selama tahun 2003-2005 tampak pada
lampiran 3. Tingkat Acid Test ratio pada USP pada masing-masing KPRI
sampel di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005 dapat dirangkum
dalam tabel 7 berikut:
Tabel 7: Tingkat Acid Test Ratio USP pada KPRI sampel di Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005
Acid Test Ratio (%) No Nama KPRI
2003 2004 2005 Rata-rata
1 Bangkit 360.25 320.92 392.21 357.79 2 Bhakti praja 110.25 120.93 113.31 114.83 3 Among Siswo 153.09 133.63 136.46 141.06 4 Bina Husada 288.37 135.92 244.95 223.08 5 Goritra 238.70 233.63 259.75 244.03 6 Handayani 126.57 122.67 120.31 123.18 7 Kencana 433.46 335.86 310.75 360.02 8 Lugu 277.43 282.56 282.22 280.74 9 Mekar 215.96 207.89 184.59 202.81 10 Serba Usaha 136.24 138.62 129.21 134.69 11 Sadar 582.59 409.25 339.01 443.62 12 Sehat 355.77 268.43 248.27 290.82 13 Sidodadi 204.33 310.06 176.62 230.34 14 Swakarya b. ekonomi 236.39 252.44 220.86 236.56 15 Trijaya 107.44 195.28 376.38 226.36
Rata-Rata Gabungan 255.12 231.20 235.66 240.66 Sumber: LapKeu KPRI di Kabupaten Temanggung
Dalam tabel 7, diketahui bahwa tingkat Acid test ratio tertinggi
selama tahun 2003-2005 terjadi pada KPRI Sadar dengan rata-rata sebesar
443.62% pertahun. Ini berarti bahwa rata-rata setiap Rp. 1.000.000,00
Hutang Lancar dijamin dengan kas+Bank+Piutang rata-rata sebesar Rp
4.436.200,00. Rata-rata tingkat cash ratio yang dicapai oleh KPRI Sadar
![Page 63: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/63.jpg)
49
ini diperoleh karena Kas+Bank+Piutang rata-rata yang dicapai adalah
sebesar Rp 1.814.806.569,00. Dengan menggunakan Hutang Lancar rata-
rata Rp. 450.074.066,70 Pertahun.
Dalam tabel 7, diketahui juga bahwa tingkat acid test ratio
terendah selama tahun 2003-2005 terjadi pada KPRI Bhakti Praja dengan
rata-rata sebesar 114.83% pertahun. Ini berarti bahwa rata-rata setiap Rp.
1.000.000,00 Hutang Lancar dijamin dengan Kas+Bank+Piutang rata-rata
sebesar Rp. 1.148.300,00. Rata-rata tingkat acid test ratio yang dicapai
oleh KPRI Bhakti Praja ini diperoleh karena Kas+Bank+Piutang rata-rata
yang dicapai adalah sebesar Rp. 1.341.728.777,00. Dengan menggunakan
Hutang lancar rata-rata Rp. 1.170.997.065,00 Pertahun.
Rata-rata tingkat cash ratio yang dicapai pada KPRI di Kabupaten
Temanggung selama Tahun 2003-2005 adalah sebesar 240.66%. Ini berarti
bahwa rata-rata setiap Rp. 1.000.000,00 Hutang Lancar dijamin dengan
Kas dan Bank rata-rata sebesar Rp. 2.406.600,00.
3. Receivable Turnover
Receivable Turnover adalah perputaran sejumlah modal kerja yang
tertanam dalam piutang dalam satu periode akuntansi. Dengan demikian,
tingkat perputaran piutang menunjukkan kecepatan kembalinya modal
kerja yang tertanam pada piutang menjadi kas kembali melalui penagihan.
Kecepatan tingkat perputaran piutang sangat dipengaruhi oleh syarat
pembayaran piutang tersebut, makin lunak syarat pembayaran piutang
![Page 64: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/64.jpg)
50
maka piutang akan dilunasi dengan waktu yang cukup lama atau lambat
kembalinya sehingga tingkat perputaran akan menjadi rendah. Demikian
sebaliknya apabila syarat pembayarannya ketat, maka pinjaman akan
dilunasi dengan cepat.
Deskripsi mengenai tingkat Receivable Turnover pada KPRI USP
Sampel di Kabupaten Temangggung selama tahun 2003-2005 tampak pada
lampiran 4. Tingkat perputaran piutang pada USP pada masing-masing
KPRI sampel di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005 dapat
dirangkum dalam tabel 8 berikut:
Tabel 8: Tingkat Perputaran Piutang USP pada KPRI sampel di Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005
Receivable Turnover (Kali) No Nama KPRI
2003 2004 2005 Rata-rata
1 Bangkit 1.47 1.19 1.18 1.29 2 Bhakti praja 1.13 0.56 0.37 0.68 3 Among Siswo 1.25 1.32 1.22 1.26 4 Bina Husada 0.46 1.60 1.56 1.21 5 Goritra 1.34 1.96 1.65 1.65 6 Handayani 1.52 1.44 1.15 1.37 7 Kencana 1.83 1.79 1.71 1.78 8 Lugu 0.46 0.50 0.36 0.44 9 Mekar 0.71 1.00 0.96 0.89 10 Serba Usaha 2.17 2.46 1.20 1.94 11 Sadar 1.30 1.48 1.48 1.42 12 Sehat 1.40 1.46 1.54 1.47 13 Sidodadi 2.35 2.62 1.84 2.27 14 Swakarya b. ekonomi 2.12 2.04 1.10 1.75 15 Trijaya 1.65 1.16 0.99 1.26
Rata-Rata Gabungan 1.41 1.50 1.22 1.38 Sumber: LapKeu KPRI di Kabupaten Temanggung
Dalam tabel 8, diketahui bahwa selama tahun 2003-2005 tingkat
perputaran piutang tertinggi terjadi pada KPRI Sidodadi dengan rata-rata
![Page 65: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/65.jpg)
51
sebesar 2.27 kali pertahun. Ini berarti bahwa rata-rata piutang yang
terdapat pada modal kerja unit Simpan Pinjam terkumpul kembali dalam
waktu 160.33 hari atau 160 hari. Tingkat perputaran piutang ini diperoleh
karena rata-rata volume pinjaman yang diberikan oleh KPRI Sidodadi
selama tahun 2003-2005 adalah Rp 246.010.713,30. Sedangkan rata-rata
piutang adalah Rp 109.563.209,20.
Dalam tabel 8 tersebut juga diketahui bahwa selama tahun 2003-
2005 tingkat perputaran piutang terendah terjadi pada KPRI Lugu dengan
rata-rata sebesar 0.44 kali pertahun. Ini berarti bahwa rata-rata piutang
yang terdapat pada modal kerja unit Simpan Pinjam terkumpul kembali
dalam waktu 827,50 hari atau 828 hari. Tingkat perputaran piutang ini
diperoleh karena rata-rata volume pinjaman yang diberikan oleh KPRI
Lugu selama tahun 2003-2005 adalah Rp 469.428.250,00. Sedangkan rata-
rata piutang adalah Rp 1.079.037.500,00.
Rata-rata tingkat perputaran piutang USP pada KPRI di Kabupaten
Temanggung selama Tahun 2003-2005 adalah 1.38 kali. Ini berarti pula
bahwa rata-rata piutang yang tertanam dalam modal kerja terkumpul
kembali dalam waktu 299,04 hari atau 299 hari.
4. Cash Turnover
Perputaran Kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang
tertanam dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas
diketahui dengan membandingkan antara jumlah pemberian pinjaman
![Page 66: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/66.jpg)
52
dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian tingkat perputaran kas
menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas
atau setara kas menjadi kas kembali melalui pendapatan.
Deskripsi mengenai tingkat Cash Turnover pada KPRI USP
Sampel di Kabupaten Temangggung selama tahun 2003-2005 tampak pada
lampiran 5.Tingkat perputaran kas pada USP pada masing-masing KPRI
sampel di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005 dapat dirangkum
dalam tabel 9 berikut:
Tabel 9: Tingkat Perputaran Kas USP pada KPRI Sampel di Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005
Cash Turnover (Kali) No Nama KPRI
2003 2004 2005 Rata-rata
1 Bangkit 110.1.51 50.29 46.29 399.36 2 Bhakti praja 158 31.60 13.25 67.62 3 Among Siswo 923.13 126.05 132.31 393.83 4 Bina Husada 15.87 359.10 51.62 142.20 5 Goritra 11.17 19.05 29.34 19.85 6 Handayani 139.96 153.09 50.77 114.60 7 Kencana 52.83 66.64 123.50 80.99 8 Lugu 37.84 38.94 47.04 41.27 9 Mekar 47.68 52.56 46.86 49.03 10 Serba Usaha 59.12 93.33 95.65 82.7 11 Sadar 82.18 293.78 331.53 235.83 12 Sehat 100.63 142.26 292.15 178.35 13 Sidodadi 27.81 30.91 43.11 33.94 14 Swakarya b. ekonomi 25.66 18.20 10.12 17.99 15 Trijaya 29.42 23.74 76.36 43.17
Rata-Rata Gabungan 187.52 99.97 92.66 126.72 Sumber: LapKeu KPRI di Kabupaten Temanggung
Dalam tabel 9, diketahui bahwa selama tahun 2003-2005 tingkat
perputaran kas tertinggi terjadi pada KPRI Bangkit dengan rata-rata
![Page 67: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/67.jpg)
53
sebesar 399.66 kali pertahun. Ini berarti bahwa rata-rata kas yang terdapat
pada modal kerja unit Simpan Pinjam terkumpul kembali dalam waktu
5.25 atau 5 hari. Tingkat perputaran kas ini diperoleh karena rata-rata
volume pinjaman yang diberikan oleh KPRI Bangkit selama tahun 2003-
2005 adalah Rp 896.118.166,70. Sedangkan rata-rata kas adalah Rp
13.061.942,50
Dalam tabel 9 tersebut juga diketahui bahwa selama tahun 2003-
2005 tingkat perputaran kas terendah terjadi pada KPRI Swakarya bina
ekonomi dengan rata-rata sebesar 17.99 kali pertahun. Ini berarti bahwa
rata-rata kas yang terdapat pada modal kerja unit Simpan Pinjam
terkumpul kembali dalam waktu 22,86 atau 23 hari. Tingkat perputaran
kas ini diperoleh karena rata-rata volume pinjaman yang diberikan oleh
KPRI Swakarya Bina Ekonomi selama tahun 2003-2005 adalah Rp
245.523.333,33. Sedangkan rata-rata kas adalah Rp 15.592.433,67.
Rata-rata tingkat perputaran kas USP pada KPRI di Kabupaten
Temanggung selama Tahun 2003-2005 adalah 126.72 kali. Ini berarti pula
bahwa rata-rata kas yang tertanam dalam modal kerja terkumpul kembali
dalam waktu 6,026 hari atau 6 hari.
5. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi merupakan gambaran kemampuan koperasi
dalam memperoleh laba atau SHU dengan seluruh asset yang dimilikinya.
Rentabilitas ekonomi KPRI diketahui dengan membandingkan antara SHU
![Page 68: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/68.jpg)
54
yang diperoleh dengan seluruh asset yang digunakan pada periode
tersebut. Dengan demikian, rentabilitas ekonomi dapat digunakan sebagai
ukuran efisiensi penggunaan selurus asset yang dimilikinya untuk
memperoleh SHU dalam satu periode akuntansi.
Deskripsi mengenai tingkat Rentabilitas Ekonomi pada KPRI USP
Sampel di Kabupaten Temangggung selama tahun 2003-2005 tampak pada
lampiran 5. Tingkat rentabilitas ekonomi pada USP pada masing-masing
KPRI sampel di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005 dapat
dirangkum dalam tabel 10 berikut:
Tabel 10: Tingkat Rentabilitas Ekonomi USP pada KPRI sampel di Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005
Rentabilitas (%) No Nama KPRI
2003 2004 2005 Rata-rata
1 Bangkit 2.00 1.90 2.22 2.04 2 Bhakti praja 0.37 6.91 2.50 3.26 3 Among Siswo 13.70 10.41 11.40 11.84 4 Bina Husada 11.09 10.01 9.29 10.13 5 Goritra 5.69 5.64 5.29 5.54 6 Handayani 7.36 8.19 6.71 7.42 7 Kencana 4.03 3.71 3.46 3.73 8 Lugu 7.82 7.04 8.64 7.83 9 Mekar 8.21 9.64 9.32 9.06 10 Serba Usaha 8.17 9.70 10.18 9.35 11 Sadar 6.47 8.21 7.57 7.42 12 Sehat 3.19 2.32 2.06 2.52 13 Sidodadi 11.12 10.38 6.35 9.28 14 Swakarya b. ekonomi 14.14 7.90 9.12 10.38 15 Trijaya 0.43 6.29 3.01 3.24
Rata-Rata Gabungan
6.92 7.22 6.47 6.87
Sumber: LapKeu KPRI di Kabupaten Temanggung
![Page 69: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/69.jpg)
55
Dalam tabel 10, diketahui bahwa tingkat rentabilitas ekonomi
tertinggi selama tahun 2003-2005 terjadi pada KPRI Among Siswo dengan
rata-rata sebesar 11.84% pertahun. Ini berarti bahwa rata-rata setiap Rp.
1.000.000,00 aktiva yang digunakan akan menghasilkan SHU rata-rata
sebesar Rp.118.400,00. Rata-rata tingkat rentabilitas ekonomi yang dicapai
oleh KPRI Among Siswo ini diperoleh karena SHU rata-rata yang dicapai
adalah sebesar Rp 86.269.016,33. Dengan menggunakan asset rata-rata Rp
741.795.659,00 Pertahun.
Dalam tabel 10, diketahui juga bahwa tingkat rentabilitas ekonomi
terendah selama tahun 2003-2005 terjadi pada KPRI Bangkit dengan rata-
rata sebesar 2.04% pertahun. Ini berarti bahwa rata-rata setiap Rp.
1.000.000,00 aktiva yang digunakan akan menghasilkan SHU rata-rata
sebesar Rp. 20.400,00. Rata-rata tingkat rentabilitas ekonomi yang dicapai
oleh KPRI Bangkit ini diperoleh karena SHU rata-rata yang dicapai adalah
sebesar Rp 17.427.660,67. Dengan menggunakan asset rata-rata Rp
853.003,30. Pertahun.
Rata-rata tingkat rentabilitas ekonomi yang dicapai pada KPRI di
Kabupaten Temanggung selama Tahun 2003-2005 adalah sebesar 6.87 %.
Ini berarti bahwa setiap Rp. 1.000.000,00 aktiva yang digunakan akan
menghasilkan SHU rata-rata sebesar Rp. 68.700,00.
![Page 70: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/70.jpg)
56
4.1.2.2 Analisis Efektivitas Variabel Penelitian
Analisis pada uraian diatas masih belum lengkap karena belum
terdapat penilaian efektivitas atau tingkat efisiensi maing-masing variabel
penelitian. Suatu rasio tidak banyak artinya jika tidak dinilai berdasarkan
patokan atau perbandingan yang tepat. Tanpa menggunakan patokan,
analisis tidak dapat menentukan apakah suatu rasio baik atau tidak baik.
Untuk mengetahui efisiensi rasio pada KPRI USP Sampel di Kabupaten
Temanggung perlu dibandingkan dengan rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar. Berdasarkan standar dari Depkop &UKM
2002 maka rata-rata Rasio Likuiditas, rasio Aktivitas dan Rentabilitas
dapat diketahui dibawah ini:
1. Current Ratio
Tabel 11: Efektivitas Current Ratio Tahun 2003-2005
No Nama KPRI Rata-rata Kriteria 1 Bangkit 357.79 Kurang efisien 2 Bhakti praja 114.83 Kurang efisien 3 Among Siswo 141.06 Cukup efisien 4 Bina Husada 302.34 Kurang efisien 5 Goritra 244.03 Efisien 6 Handayani 123.20 Kurang efisien 7 Kencana 360.02 Kurang efisien 8 Lugu 280.74 Kurang efisien 9 Mekar 202.81 Sangat efisien 10 Serba Usaha 134.73 Cukup efisien 11 Sadar 443.62 Kurang efisien 12 Sehat 290.82 Kurang efisien 13 Sidodadi 230.34 Efisien 14 Swakarya b. ekonomi 236.63 Efisien 15 Trijaya 240.69 Efisien Rata-rata gabungan 246.91 Efisien
Sumber: Lapkeu KPRI di Kabupaten Temanggung
![Page 71: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/71.jpg)
57
Dari 15 KPRI USP Sampel yang memiliki Current ratio paling
efektif yaitu KPRI Mekar. Sedangkan yang memiliki Current ratio kurang
efektif adalah KPRI Bangkit, KPRI Bhakti Praja, KPRI Bina Husada,
KPRI Handayani, KPRI Kencana, KPRI Lugu, KPRI Sadar dan KPRI
Sehat. Rata-rata Current Ratio tahun 2003-2005 berada dalam kriteria
efisien bila dibandingkan dengan Standar Pengukuran dari Depkop&UKM
Tahun 2002.
.
2. Acid Test Ratio
Tabel 12: Efektivitas Acid Test Ratio Tahun 2003-2005
No Nama KPRI Rata-rata Kriteria 1 Bangkit 357.79 Kurang efisien 2 Bhakti praja 114.83 Kurang efisien 3 Among Siswo 141.06 Cukup efisien 4 Bina Husada 223.08 Efisien 5 Goritra 244.03 Efisien 6 Handayani 123.18 Kurang Efisien 7 Kencana 360.02 Kurang efisien 8 Lugu 280.74 Kurang efisien 9 Mekar 202.81 Sangat efisien 10 Serba Usaha 134.69 Cukup Efisien 11 Sadar 443.62 Kurang efisien 12 Sehat 290.82 Kurang efisien 13 Sidodadi 230.34 Efisien 14 Swakarya b. ekonomi 236.56 Efisien 15 Trijaya 226.36 Efisien Rata-rata gabungan 240.66 Efisien
Sumber: Lapkeu KPRI di Kabupaten Temanggung
Dari 15 KPRI USP Sampel yang memiliki acid test ratio paling
efektif yaitu KPRI Mekar. Sedangkan yang memiliki acid test ratio kurang
efektif adalah KPRI Bangkit, KPRI Bhakti Praja, KPRI Handayani, KPRI
Kencana, KPRI Lugu, KPRI Sadar dan KPRI Sehat. Rata-rata acid test
![Page 72: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/72.jpg)
58
Ratio Tahun 2003-2005 berada dalam Kriteria Efisien bila dibandingkan
dengan Standar Pengukuran dari Depkop&UKM Tahun 2002.
3. Receivable Turnover
Tabel 13: Efektivitas Receivable Turnover Tahun 2003-2005
No Nama KPRI Rata-rata Kriteria 1 Bangkit 1.29 Kurang Efisien 2 Bhakti praja 0.68 Kurang Efisien 3 Among Siswo 1.26 Kurang Efisien 4 Bina Husada 1.21 Kurang Efisien 5 Goritra 1.65 Kurang Efisien 6 Handayani 1.37 Kurang Efisien 7 Kencana 1.78 Kurang Efisien 8 Lugu 0.44 Kurang Efisien 9 Mekar 0.89 Kurang Efisien 10 Serba Usaha 1.94 Kurang Efisien 11 Sadar 1.42 Kurang Efisien 12 Sehat 1.47 Kurang Efisien 13 Sidodadi 2.27 Kurang Efisien 14 Swakarya b. ekonomi 1.75 Kurang Efisien 15 Trijaya 1.26 Kurang Efisien Rata-rata gabungan 1.38 Kurang Efisien
Sumber: Lapkeu KPRI di Kabupaten Temanggung
Dari 15 KPRI USP yang dijadikan sampel Receivable Turnover
berada dalam kriteria kurang efisien. Rata-rata tahun 2003-2005
Receivable Turnover berada dalam kriteria kurang efisien bila
dibandingkan dengan Standar Pengukuran Dari Depkop&UKM Tahun
2003-2005.
4. Cash Turnover
![Page 73: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/73.jpg)
59
Tabel 14: Efektivitas Cash Turnover Tahun 2003-2005
No Nama KPRI Rata-rata Kriteria 1 Bangkit 399.36 Sangat Efisien 2 Bhakti praja 67.62 Sangat Efisien 3 Among Siswo 393.83 Sangat Efisien 4 Bina Husada 142.20 Sangat Efisien 5 Goritra 19.85 Cukup Efisien 6 Handayani 114.60 Sangat Efisien 7 Kencana 80.99 Sangat Efisien 8 Lugu 41.27 Efisien 9 Mekar 49.03 Sangat Efisien 10 Serba Usaha 82.7 Sangat Efisien 11 Sadar 235.83 Sangat Efisien 12 Sehat 178.35 Sangat Efisien 13 Sidodadi 33.94 Efisien 14 Swakarya b. ekonomi 17.99 Cukup Efisien 15 Trijaya 43.17 Efisien Rata-rata gabungan 126.72 Sangat Efisien
Sumber: Lapkeu KPRI di Kabupaten Temanggung
Dari 15 KPRI USP yang dijadikan sampel Cash Turnover berada
dalam kriteria sangat efisien. Sedangkan yang berada dalam kriteria cukup
efisien adalah KPRI Goritra dan KPRI Swakarya b ekonomi. Rata-rata
tahun 2003-2005 Cash Turnover berada dalam kriteria sangat efisien bila
dibandingkan dengan Standar Pengukuran Dari Depkop&UKM Tahun
2003-2005
5. Rentabilitas Ekonomi
![Page 74: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/74.jpg)
60
Tabel 15: Efektivitas Rentabilitas Ekonomi Tahun 2003-2005
No Nama KPRI Rata-rata Kriteria 1 Bangkit 2.04 Cukup efisien 2 Bhakti praja 3.26 Cukup efisien 3 Among Siswo 11.84 Sangat efisien 4 Bina Husada 10.13 Sangat efisien 5 Goritra 5.54 Efisien 6 Handayani 7.42 Efisien 7 Kencana 3.73 Cukup fisien 8 Lugu 7.83 Efisien 9 Mekar 9.06 Efisien 10 Serba Usaha 9.35 Efisien 11 Sadar 7.42 Efisien 12 Sehat 2.52 Cukup Efisien 13 Sidodadi 9.28 Efisien 14 Swakarya b. ekonomi 10.38 Sangat Efisien 15 Trijaya 3.24 Cukup Efisien Rata-rata gabungan 6.87 Efisien
Sumber: Lapkeu KPRI di Kabupaten Temanggung Dari 15 KPRI USP sampel yang memiliki Rentabilitas Ekonomi
paling efektif adalah KPRI Among Siswo, KPRI Swakarya b Ekonomi dan
KPRI Bina Husada. Sedangkan yang berada dalam kriteria cukup efisien.
adalah KPRI Bangkit, KPRI Bhakti Praja, KPRI Kencana, KPRI Sehat dan
KPRI Trijaya. Rata-rata tahun 2003-2005 Rentabilitas Ekonomi berada
dalam kriteria efisien bila dibandingkan dengan Standar Pengukuran Dari
Depkop&UKM Tahun 2003-2005.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Deskriptif Kuantitatif
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
variabel dependen dan variable independen keduanya mempunyai
distribusi normal (Ghozali 2001:74). Deteksi normalitas dapat dilakukan
![Page 75: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/75.jpg)
61
dengan melihat histogram dari residualnya dan melihat persebaran data
pada sumbu diagonal.
Dari penelitian ini uji normal dapat dilihat pada grafik histrogram
dan grafik normal p-plot. Dari hasil histogram output SPSS dapat
dipahami bahwa data yang diuji dalam kisaran normal karena dari gambar
(lampiran 8) tersebut ada 1 batang yang menjulang, dari grafik normal p-
plot dapat diketahui bahwa sebaran data terletak di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga diindikasikan bahwa data
hasil penelitian ini dapat dikategorikan normal.
2. Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui pola faktor-faktor yang mempengaruhi
Rentabilitas maka disusun persamaan dasar regresi yang menempatkan
rentabilitas sebagai variabel terikat dan current ratio, cash ratio,
receivable turnover dan cash turnover sebagai variabel bebas.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS
release 11 for window dapat diperoleh output regresi linear berganda yang
diringkas dalam tabel 16 sebagai berikut:
![Page 76: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/76.jpg)
62
Tabel 16 : Hasil Regresi Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas terhadap Rentabilitas
Keterangan Hasil
Konstanta (a) Koefisien Current Ratio (b1) Koefisien Acid Test Ratio (b2) Koefisien Receivable Turnover (b3) Koefisien Cash Turnover (b4) Fhitung Koefisien Determinasi (R2) Adjusted Koefisien regresi simultan (R)
7.695 0.008 -0.017 0.589 0.000 1.069 0.097 0.006 0.311
Sumber: Lampiran 8
Dari Tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa persamaan regresi
berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 7,965 + 0,008X1 - 0,017X2 + 0,589X3 + 0,000X4
Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa, jika
Current ratio (X1) naik sebesar 1% sedang variabel lain (Acid Test Ratio,
Receivable Turnover dan Cash Turnover) dianggap konstan maka
rentabilitas (Y) akan naik sebesar 0.008 jika Acid Test Ratio (X2) naik
sebesar 1% sedang variabel lain dianggap konstan maka rentabilitas (Y)
akan turun sebesar 0.017, jika Receivable Turnover (X3) naik sebesar 1%,
sedang variabel lain dianggap konstan maka rentabilitas (Y) akan naik
sebesar 0.589, jika Cash turnover (X4) mengalami kenaikan atau
penurunan sebesar 1% sedang variabel lain dianggap konstan maka
rentabilitas (Y) tidak mengalami kenaikan atau penurunan.
3. Koefisien Determinasi
Dalam Uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya
koefisien determinasi (R2) secara keseluruhan. Koefisien determinasi
![Page 77: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/77.jpg)
63
menunjukkan seberapa besar prosentase variabel independen (current
ratio, acid test ratio, receivable turnover dan cash urnover) secara
bersama-sama menerangkan variasi variabel dependen (Rentabilitas).
Hasil koefisien regresi (lampiran 8) hasil pengujian menunjukkan R2
sebesar 0,097 atau 9,7%. Jadi dapat dikatakan bahwa 9,7% perubahan
Rentabilitas disebabkan perubahan current ratio, acid test ratio, receivable
turnover dan cash turnover sedangkan 91,3 % sisanya disebabkan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. Uji Hipotesis
1) Uji F ( Simultan )
Uji F-statistik digunakan untuk membuktikan Hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh antara rasio Likuiditas dan rasio Aktivitas
terhadap Rentabilitas KPRI di Kabupaten Temanggung. Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
Hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan release
11 for window SPSS (Lampiran 8) menunjukkan Fhitung sebesar 1,069
dengan signifikasi sebesar 0,384. Harga Ftabel dengan df (degree of
freedom) pembilang = 4 dan df penyebut = 40, a = 5% adalah 2,61
(lampiran 10). Dari hasil perhitungan menunjukkan Fhitung < Ftabel yaitu
1,069 < 2,61 atau kesimpulannya terima Ho artinya variabel
independen X1 dan X2 tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen atau Y.
2) Uji t ( Parsial )
![Page 78: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/78.jpg)
64
Uji t-statistik dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut mana
diantara 4 variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap
rentabilitas. Uji t-statistik dilakukan dengan membandingkan nilai
thitung dengan ttabel. Taraf signifikasi 5%, harga ttabel dengan df = 40
adalah 1,684 ( lampiran 9)
Hasil pengujian menunjukkan sebagai berikut:
a. Variable current ratio memiliki thitung sebesar 0,523 dengan
demikian thitung < ttabel, maka dapat dikatakan variable current ratio
tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Karena nilai t dinyatakan
dalam tanda positif hubungan adalah searah. Semakin besar
current ratio maka rentabilitas akan mengikuti dengan mengalami
kenaikan. Di samping itu berdasarkan analisis SPSS nilai thitung
sebesar 0,523 berada dalam taraf signifikasi 0,604 (60,4%) yang
berarti di atas taraf signifikasi 0.05 (5%). Hal ini menunjukkan
bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
Rentabilitas.
b. Variable acid test ratio memiliki thitung sebesar -1,070 Dengan
demikian thitung<ttabel, maka dapat dikatakan variable acid test ratio
tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Karena nilai t dinyatakan
dalam tanda negatif hubungan adalah berkebalikan. Semakin kecil
acid test ratio maka rentabilitas akan mengikuti dengan mengalami
kenaikan. Di samping itu berdasarkan analisis SPSS nilai thitung
sebesar -1, 070 berada dalam taraf signifikasi 0,291 (29,1%) yang
![Page 79: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/79.jpg)
65
berarti diatas taraf signifikasi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan
bahwa acid test ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
Rentabilitas.
c. Variabel receivable turnover memiliki thitung sebesar 0,609. Dengan
demikian thitung < ttabel, maka dapat dikatakan variabel receivable
turnover tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Karena nilai t
dinyatakan dalam tanda positif hubungan adalah searah. Semakin
tinggi receivable turnover maka rentabilitas akan mengikuti
dengan mengalami kenaikan. Di samping itu berdasarkan analisis
SPSS nilai thitung sebesar 0,609 berada dalam taraf signifikasi 0,546
(54,6%) yang berarti di atas taraf signifikasi 0,05 (5%). Hal ini
menunjukkan bahwa receivable turnover tidak berpengaruh
signifikan terhadap Rentabilitas.
d. Variable cash turnover memiliki thitung sebesar 0,645. Dengan
demikian thitung < ttabel, maka dapat dikatakan variable cash turnover
tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Karena nilai t dinyatakan
dalam tanda positif hubungan adalah searah. Semakin tinggi cash
turnover maka rentabilitas akan mengikuti dengan mengalami
kenaikan. Di samping itu berdasarkan analisis SPSS nilai thitung
sebesar 0,645 berada dalam taraf signifikasi 0,523 (52,3%) yang
berarti diatas taraf signifikasi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan
bahwa cash turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap
Rentabilitas.
![Page 80: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/80.jpg)
66
5. Uji Asumsi Klasik
Model regresi dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary
least Square) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator
linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator) jika
terpenuhi asumsi-asumsi klasik. Untuk menghindari penyimpangan
asumsi-asumsi klasik perlu dilakukan uji asumsi klasik. Model uji
asumsi klasik tersebut adalah :
1) Multikolinearitas
Penyimpangan asumsi klasik yaitu adanya multikolinearitas
dalam model yang dihasilkan artinya antara variabel independen yang
terdapat dalam model regresi memiliki hubungan yang sempurna.
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada
suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF
(variance inflation factor). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada
penelitian tersebut. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel
17 berikut:
Tabel 17 Multikolinearitas Coefficientsa
Collinearity Statistics Model
Tolerance VIF 1 (Constant) Current Ratio Cash ratio RTO CTO
.102 .102 .994 .986
9.801 9.764 1.006 1.014
a. Dependent Variable: Rentabilitas
Sumber: Data diolah
![Page 81: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/81.jpg)
67
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tolerance semua
variabel independen yaitu current ratio, cash ratio, receivable
turnover dan cash turnover > 0,10 sedang VIFnya < 10. Dari hasil
tersebut dapat diketahui tidak terjadi multikoleinaritas.
2) Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi atau hubungan yang terjadi
antara angota-angota dari serangkaian pengamatan yang tersusun
dalam rangkaian waktu (data time series). Salah satu pengujian yang
umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah uji
statistik Durbin-Watson .
Tabel 18
Durbin-Watson Test
Hasil perhitungan Klasifikasi <1.08 Ada autokorelasi
1.08-1.66 Tanpa kesimpulan 1.66-2.34 Tidak ada autokorelasi 2.34-2.92 Tanpa kesimpulan
>2.92 Ada autokorelasi (Algifari,2000:89)
Dari hasil perhitungan mengunakan SPSS diketahui harga
statistik DW sebesar 2,167. Berdasarkan tabel autokorelasi, maka
dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi dalam penelitian ini.
3) Heteroskedastisitas
Penyimpangan asumsi klasik ini adalah adanya
heteroskedastisitas, artinya variabel-variabel dalam penelitian tidak
sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan uji scatterplot.
![Page 82: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/82.jpg)
68
Dari grafik scatterplot (lampiran 8) yang diperoleh setelah data
diolah melalui SPSS dapat diketahui bahwa titik data menyebar secara
acak serta tersebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y.
Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
tersebut.
4.2.2 Deskriptif Kualitatif
4.2.2.1 Pengaruh Likuiditas (current ratio, acid test ratio) dan Aktivitas
(receivable turnover, cash turnover) Terhadap Rentabilitas.
Berdasarkan hasil analisis regresi secara simultan menunjukkan
bahwa variabel Likuiditas (current ratio, acid test ratio) dan Aktivitas
(receivable turnover, cash turnover) secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap rentabilitas.
Likuiditas melalui current ratio, acid test ratio dan Aktivitas
melalui receivable turnover, cash turnover ternyata tidak dapat dipakai
sebagai rasio yang representatif dalam mengukur kemampuan
kemampulabaan koperasi. Aktivitas merupakan rasio untuk mengetahui
seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya. Aktiva tinggi asumsinya,
koperasi memiliki banyak aktiva, sehingga hal ini berdampak pada
semakin besarnya biaya modal, dengan biaya modal besar maka
mengindikasikan laba koperasi akan menurun. Disisi lain jika aktiva
terlalu rendah maka pelayanan kredit yang menguntungkan akan hilang.
Selain koperasi mempunyai pinjaman jangka panjang, disinyalir koperasi
juga mempunyai biaya operasional yang cukup besar sehingga
![Page 83: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/83.jpg)
69
kemungkinan kas yang dimiliki digunakan untuk memenuhi aktivitas
operasional sehari-hari, sehingga banyak sedikitnya pemberian pinjaman
tidak mempengaruhi kemampuan koperasi dalam menciptakan laba.
Likuiditas dengan indikator current ratio dan acid test ratio tidak
berpengaruh terhadap Rentabilitas. Likuiditas efektif dapat diasumsikan
koperasi mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun
jika koperasi memiliki terlalu banyak kas berarti banyak dana yang
menganggur, kondisi ini menyebabkan koperasi tidak dapat
memaksimalkan pendapatannya. Sebaliknya bila likuiditas turun atau tidak
efektif maka mengindikasikan koperasi tidak mampu memenuhi kewajiban
jangka pendeknya karena kas yang tersedia terbatas. Hasil regresi
menunjukkan bahwa tidak terdapat rasio keuangan yang signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba baik satu tahun maupun dua tahun.
4.2.2.2 Hasil Uji Parsial berdasarkan masing-masing indikator likuiditas dan
aktivitas terhadap rentabilitas.
Pengaruh Current Ratio (X1) terhadap Rentabilitas
Dari hasil uji parsial ternyata Current ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap rentabilitas karena harga signifikasi yang diperoleh
lebih besar dari 0,05 sehingga hasilnya Current ratio tidak berpengaruh
terhadap rentabilitas. Rasio ini menunjukkan hubungan aktiva lancar
menurut nilai-nilai rupiahnya. Jika rasio ini rendah dapat dikatakan
koperasi tidak akan dapat melunasi hutang jangka pendeknya dalam
kondisi keadaan darurat. Semakin tinggi rasio lancar menunjukkan adanya
![Page 84: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/84.jpg)
70
kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang
dibutuhkan sekarang. Akan tetapi current ratio yang terlalu tinggi belum
tentu menjamin akan dapat dibayar hutang yang telah jatuh tempo karena
distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.
Pengaruh Acid test Ratio (X2) terhadap Rentabilitas
Dari hasil uji parsial ternyata acid test ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap rentabilitas karena harga signifikasi yang diperoleh
lebih besar dari 0.05 sehingga hasilnya acid test ratio tidak berpengaruh
terhadap rentabilitas. Acid test ratio merupakan rasio untuk mengetahui
tingkat kemampuan koperasi memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar dikurangi persediaan koperasi. Berdasarkan hasil perhitungan
acid test ratio berada dalam kriteria efisien Semakin tinggi nilai acid test
ratio maka mengindikasikan harta lancar yang dimiliki koperasi
meningkat. Sehingga koperasi dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang jatuh tempo melalui cash asset yang dimiliki, akan tetapi
jika terlalu tinggi ini juga dapat berarti banyak uang yang menganggur di
koperasi. Jika kredit mengalami penurunan, maka pendapatan bunga yang
berasal dari kredit juga menurun sehingga koperasi tidak dapat
memaksimalkan pemasukan. Dengan demikian, kemampuan koperasi
untuk menghasilkan laba belum dapat diketahui. Sebaliknya bila acid test
ratio rendah mengindikasikan adanya biaya modal yang harus dipenuhi
koperasi, disisi lain disinyalir bahwa pos pengeluaran koperasi tidak hanya
![Page 85: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/85.jpg)
71
untuk biaya modal tetapi juga biaya operasional yang tinggi, dengan
demikian sedikit kesempatan untuk mencapai rentabilitas yang diinginkan.
Pengaruh Receivable Turnover (X3) terhadap Rentabilitas
Dari hasil uji parsial ternyata receivable turnover tidak
berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas karena harga signifikasi yang
diperoleh lebih besar dari 0,05 sehingga hasilnya receivable turnover tidak
berpengaruh terhadap rentabilitas. Perputaran piutang yang tinggi
menunjukkan bahwa koperasi efisien dalam memutarkan komponen modal
kerja. yaitu piutangnya yang tidak dapat ditagih pada waktunya. Secara
umum pengelolaan piutang dalam KPRI di Kabupaten Temanggung tahun
2003-2005 masih kurang efisien karena tingkat perputaran piutang ini
masih rendah apalagi bila dibandingkan dengan standar yang ditetapkan
oleh Depkop& PPKM yang menetapkan minimal 5 kali.
Perputaran yang rendah pada KPRI di Kabupaten Temanggung
disebabkan oleh jenis kredit yang diberikan dan besarnya plafon. Sebagian
besar kredit yang diberikan adalah jenis pinjaman jangka panjang yang
jangka waktu pengembaliannya lebih dari satu tahun sehingga waktu
pengumpulannya lama yang menyebabkan tingkat perputaran piutang
rendah dan tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Selain jenis pinjaman
tersebut besarnya plafon pinjaman serta bunga pinjaman juga
mempengaruhi besarnya SHU yang diterima. Plafon pinjaman yang besar
menimbulkan saldo piutang yang besar atau dana mengganggur pada
piutang. Bunga pinjaman yang rendah prosentasenya akan menyebabkan
![Page 86: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/86.jpg)
72
penerimaan bunga menjadi sedikit. Dengan sedikitnya bunga yang
diterima maka SHU yang diperoleh jumlahnya kecil.
Perputaran modal piutang yang terlalu rendah atau lambat maka hal
ini menunjukkan belum efektifnya KPRI dalam mengelola usaha.
Banyaknya piutang yang tidak dapat ditagih pada waktunya menyebabkan
pendapatan yang berasal dan piutang menjadi kecil atau pun rendah.
Pengaruh Cash Turnover (X4) terhadap Rentabilitas
Berdasarkan hasil uji parsial Cash turnover tidak berpengaruh
signifikan terhadap rentabilitas karena mempunyai taraf signifikasi diatas
5% sehingga hasilnya diperoleh cash turnover tidak berpengaruh terhadap
rentabilitas. Pada USP Cash turnover adalah perbandingan antara jumlah
kredit yang diberikan dengan kas rata-rata. Tingkat perputaran kas
merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh koperasi.
Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena tingkat perputaran kas
menggambarkan kecepatan arus kas yang telah ditanamkan dalam modal
kerja. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas
yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas
operasional perusahaan. Oleh karena itu, sumber kas dalam penelitian ini
adalah berasal dari pemberian kredit pada USP. Idealnya makin tinggi
tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas melalui
pelunasan kredit. Dengan demikian, kas dapat digunakan kembali untuk
membiayai operasional koperasi sehingga tidak menganggu kondisi
keuangan. Besarnya kas akan menaikkan tingkat likuiditas pada koperasi.
![Page 87: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/87.jpg)
73
Meski demikian, koperasi akan mengalami kerugian karena makin
besarnya kas berarti makin besar uang yang menganggur sehingga laba
akan turun. Sebaliknya jika aliran kas masuk kecil dari pada aliran kas
keluar disebabkan koperasi mengejar profit maka kas yang tersedia
menjadi kecil.
Dilihat dari rata-ratanya, perputaran kas KPRI di Kabupaten
Temanggung berada dalam kriteria sangat efisien yaitu tahun 2003
perputaran kas 187,52 kali, tahun 2004 perputaran kas 237,24 kali, tahun
2005 perputaran kas 279,55 kali bila dibandingkan Standar pengukuran
DepKop& PPKM tingkat perputaran kas efisien 31- 44 kali. Ini
mengindikasikan tingkat perputaran kas yang terjadi terlalu tinggi berarti
banyak kas yang menganggur atau tidak digunakan untuk investasi
sehingga dapat mengakibatkan laba turun. Hasil penelitian menunjukkan
perputaran kas tinggi namun tidak mempunyai hubungan signifikan
terhadap rentabilitas. Faktor yang kemungkinan menjadi penyebab
mengapa tingkat perputaran kas yang tinggi tidak berhubungan sehingga
tidak berpengaruh adalah sistem pencatatan keuangan yang mempunyai
karakteristik tersendiri pada KPRI di Kabupaten Temanggung.
Secara umum indikator rasio keuangan yang diperoleh untuk
mengukur rentabilitas pada KPRI mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap rentabilitas. Hal ini sesuai dengan konsep irrelevance
theory (Bringham& Houston, 2001:35) dimana terjadi ketidakrelevanan
antara teori yang ada dengan kenyataan yang sebenarnya dilapangan.
![Page 88: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/88.jpg)
74
Disinyalir hal tersebut dikarenakan bahwa laporan keuangan yang
dipublikasikan merupakan laporan keuangan yang kedua atau yang telah
dimanipulasi sehingga terkesan laba yang dihasilkan pada laporan
keuangan tersebut kecil. Dalam Surifah ( 2000: 88) Output pos-pos
laporan keuangan yang disajikan pada publikasi ternyata bukan merupakan
analisis rasio keuangan, akan tetapi berasal dari strategi manajemen.
Demikian juga untuk mengetahui rentabilitas ternyata tidak sepenuhnya
dapat diukur dari rasio keuangan tetapi tergantung pada manajemen
koperasi dalam mengelola aspek-aspek yang berkaitan dengan laporan
keuangan.
Disisi lain koperasi dalam mempublikasikan laba (SHU) juga
memperhitungkan kondisi kebijakan pemerintah yang berhubungan
dengan pajak. Banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh koperasi,
misalnya terkait dengan laba sebelum pajak, koperasi mengambil strategi
untuk mempublikasikan laba sebelum pajak dengan nilai yang lebih kecil
dengan pertimbangan faktor pajak, bila labanya kecil maka pajaknya juga
akan rendah. Karena segala sesuatu berkaitan dengan pengenaan pajak,
maka manajemen koperasi biasanya lebih baik menghindari pajak dengan
menahan sebagian laba dengan asumsi dana tersebut digunakan untuk
menambah modal. Hal ini senada dengan teori preferensi pajak Merton
Miller dan Franco Modigliani.
![Page 89: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/89.jpg)
75
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata tahun 2003-2005 current ratio
berada dalam kriteria efisien, acid test ratio efisien, receivable turnover
kurang efisien dan cash turnover sangat efisien bila dibandingkan
dengan pengukuran dari Depkop& UKM tahun 2002. Perputaran
piutang yang kurang efisien pada KPRI di Kabupaten Temanggung
dikarenakan jenis pinjaman yang diberikan adalah pinjaman jangka
panjang yang waktu pengembalian piutangnya lama dan besarnya
plafon, sehingga banyak dana yang menganggur dalam piutang.
2. Tingkat rentabilitas pada KPRI Kabupaten Temanggung rata-rata tahun
2003-2005 berada dalam kriteria cukup baik bila dibandingkan dengan
pengukuran dari standar Depkop& UKM tahun 2005. Hal ini
disebabkan karena profit margin dan operating asset turnover tinggi.
Ini berarti bahwa laba yang diperoleh lebih besar dari modal kerja yang
tersedia dan perputaran aktiva optimal.
3. Dari hasil Hipotesis, Baik secara simultan maupun secara partial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas dan rasio
aktivitas terhadap rentabilitas. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji F,
diperoleh Fhitung sebesar 1,069 < F tabel sebesar 2,61 dan hasil uji t,
diperoleh masing-masing dari thitung < t tabel .
![Page 90: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/90.jpg)
76
5.2 Saran
1. KPRI di Kabupaten Temanggung Modal sendiri yang berupa simpanan
pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela masih kecil agar
operasional itu bisa mencapai tingkat optimum maka perlu dinaikkan
simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarelanya agar
pencapaian tingkat rentabilitas baik.
2. KPRI USP di Kabupaten Temanggung perputaran piutang sangat kecil
nampak dari para peminjam tidak melunasi hutangnya yang tidak sesuai
dengan ketentuan waktu. Oleh karena itu, disarankan ada pembatasan
waktu pelunasan yang ketat yaitu sebaiknya dibatasi 6 bulan, 12 bulan
atau maksimal 18 bulan. Apabila lebih dari waktu yang ditentukan
disamping membayar bunga atas pinjaman dikenakan denda bahkan
dikenakan sanksi tidak boleh meminjam lagi.
3. Standar pengukuran variabel penelitian yang berupa rasio likuiditas,
rasio aktivitas dan rasio rentabilitas berdasarkan
Kep/Men/Neg/Koperasi&UKM No.129/KEP/KUKM/2002 mengingat
perkembangan ekonomi dan keuangan seperti moneter, inflasi, kenaikan
harga bbm dan lain sebagainya agar perlu ditinjau kembali.
![Page 91: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/91.jpg)
77
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis regresi:Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta :BPFE Anoraga, Pandji & Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha
Kecil. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta Baswir, Revrisound. 1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE Bringham dan Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku 1.Jakarta: Erlangga Depkop&PPKM. 1992. UU no 25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian Indonesia. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: UNDIP Harahap, Sofyan Safri. 1998. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rasa Grafindo Persada IAI, 2004. StandarAkuntansi Keuangan . Jakarta: Salemba Empat Mahfoeds, Mas’ud. 1994. Financial Ratio Anlysis and The Prediction of earning
Changes in Indonesia. Jurnal Kelola No. 7/ 11 Munawir, S. 2001. Analisa laporan keuangan. Yogyakarta: Liberty Nur Fajri Asyik, Seolistyo. 2000. Kemampuan Rasio keuangan dalam
Memprediksi Laba” jurnal ekonomi dan bisnis Indonesia (JEBI) Vol. 15 No.3
Niti Semito, Alex. 1984. Pembelanjaan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia Pratama, Raharja. 2000. Ekonomi. Jakarta: Intan Pariwra Riyanto, Bambang. 1997. Dasar- dasar Pembelanjaan Negara. Yogyakarta :
BPFE Sagimun. 1990. Perkoperasian Indonesia. Bandung: Pionir Jaya
![Page 92: Doc](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052901/5571f7a449795991698bba99/html5/thumbnails/92.jpg)
78
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sumodiningrat, Gunawan.1999. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE Surifah. 2000. Manfaat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Suatu injauan
teoritis dan empiris, KOMPAK. No.23 hal 588-602. Wijaya Tunggal, Amin. 1996. Kamus Akuntansi. Jakarta: Rineka Cipta Widiyanti & Sunindhia. 1992. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa. 1989. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka
78