file · Web viewgambaran indeks eritrosit pada ibu yang baru melahirkan dengan persalinan...
Transcript of file · Web viewgambaran indeks eritrosit pada ibu yang baru melahirkan dengan persalinan...
1
GAMBARAN INDEKS ERITROSIT PADA IBU YANG BARU MELAHIRKAN DENGAN PERSALINAN NORMAL DI
RUMAH SAKIT BERSALIN ST FATIMAH MAKASSAR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
Universitas Indonesia Timur Makassar
R I D W A N09.901.267
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA ANALIS KESEHATANFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMURMAKASSAR
2012
2
LEMBAR PENGESAHANKARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN INDEKS ERITROSIT PADA IBU YANG BARU MELAHIRKAN DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RUMAH SAKIT BERSALIN ST.FATIMAH MAKASSAR
Disusun dan Diajukan Oleh :
RIDWAN09.901.267
Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Pada Tanggal 9 Agustus 2012 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
(Nur Adi,S.Si.,M.kes) (Herdiana Herman,S.ST.,M.Kes)Pembimbing I/Penguji Pembimbing II/Penguji
(Prof.DR.H.M.Galib M.MA)Penguji
Mengetahui
Direktur Program Diploma III Analis KesehatanUniversitas Indonesia Timur
(Kalma Mannang,S.Pd.,M.Si)Direktur
3
ABSTRAK
RIDWAN : GAMBARAN INDEKS ERITROSIT PADA IBU YANG BARU MELAHIRKAN DENGAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT BERSALIN ST.FATIMAH MAKASSAR. (Dibimbing oleh : Nur Adi dan Herdiana Herman).
Indeks eritrosit adalah bagian dari pemeriksaan laboratorium hitung darah lengkap yang memberikan keterangan mengenai tiga parameter pemeriksaan, diantaranya hitung jumlah eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit yang digunakan untuk membantu diagnosis anemia.
Dari ketiga metode pemeriksaan ini anemia dapat ditentukan dengan melihat klasifikasi morfologi anemianya terhadap si penderita yang dapat dikatakan anemia mikrositik hipokrom, anemia normositik normokrom, dan anemia makrositik hiperkrom dan menentukan nilai MCV, MCH, dan MCHC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel terdapat nilai MCV kurang dari normal 20%, MCV normal 80%, MCH kurang dari normal 30%, MCH normal 70%, MCHC kurang dari normal 10% dan MCHC normal 90%. Nilai indeks eritrosit yang kurang dari normal menggambarkan anemia mikrositik hipokrom dan Nilai indeks eritrosit yang normal menggambarkan anemia normositik normokrom.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan petugas Laboratorium melakukan pemeriksaan indeks eritrosit supaya mudah untuk mengkalasifikasikan jenis anemia tersebut untuk menghindari terjadinya pemberian obat.
Daftar pustaka : (2001 – 2009)
Kata kunci : indeks eritrosit, persalinan normal
4
KATA PENGANTAR
Seagung, seindah serta sehikmah ucapan yang memenuhi qalbu,
meresapi jiwa sebagai pembuka kata pada kesempatan ini ialah memuja
dan memuji kehadirat Allah SWT di mana berkat rahmat dan taufik-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“GAMBARAN INDEKS ERITROSIT PADA IBU YANG BARU
MELAHIRKAN DENGAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT
BERSALIN ST FATIMAH MAKASSAR” dapat diselesaikan dengan baik.
Karya tulis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Program Studi Diploma Tiga Analis Kesehatan Universitas Indonesia
Timur Makassar.
Dengan penuh rasa rendah hati dan rasa terimakasih yang dalam
dan jiwa yang belum bisa terbalaskan serta penghargaan dan cinta
sedalam-dalamnya dan sembah sujud kepada ibunda tercinta
Hj.Rabaniah, Ayahanda tersayang Syaleng serta istriku tercinta Ulfa
Dahlan atas jasa pengorbanan dan doa serta cinta yang tiada putus –
putusnya diberikan kepada penulis. Mereka yang tak pernah mengatakan
“tidak ada” apapun yang terjadi semua materi ia adakan dengan jalal halal
walaupun bermandikan keringat dengan penuh keikhlasan tanpa
mengharapkan balasan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis ini.
5
Tak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya dan penghargaan kepada :
1. Bapak H.Haruna,MA, selaku ketua Yayasan Program Studi D III
Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur Makassar.
2. Bapak Prof.Dr.H.A. Muin (almarhum) selaku Rektor Universitas
Indonesia Timur Makassar.
3. Bapak Prof.Dr.H.Baso Amang S.E.M.Si selaku Rektor Kesehatan
Universitas Indonesia Timur Makassar
4. Bapak Herman Rachman S.Pd,M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat.
5. Bapak Kalma Mannang,S.Pd,M.Si, selaku Direktur Program Studi D
III Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur Makassar dan
sekaligus sebagai pembimbing 1 yang telah banyak memberikan
saran dan masukan dalam penulisan KTI ini.
6. Ibu Herdiana Herman,S.ST.,M.Kes, selaku Wakil Direktur Program
Studi D III Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur Makassar,
dan sekaligus sebagai pembimbing 2 yang telah banyak
memberikan saran dan masukan dalam penulisan KTI ini.
7. Ibu Isnawaty Darwis,S,ST. Staf Akademik Program D III Analis
Kesehatan Universitas Indonesia Timur Makassar
8. Bapak Nur Adi,S.Si.,M.kes sebagai pembimbing 1 yang telah
banyak memberikan saran dan masukan dalam penulisan KTI ini.
6
9. Bapak Prof.DR.H.M.Galib M.MA sebagai penguji yang banyak
memberikan saran dan masukan dalam penulisan KTI ini.
10. Ibu Fitriani kahar S.ST Selaku pembimbing penelitian.
11.Bapak dan Ibu Dosen Program Diploma Tiga Analis Kesehatan
Universitas Indonesia Timur Makassar yang telah mendidik dan
membimbing pada masa perkuliahan hingga penyelesaian studi.
12.Buat rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 Program Diploma
Tiga Analis Kesehatan Universitas Indonesia timur Makassar,
khususnya kelsa F9 atas bantuan dan partisipasinya selama
penelitian dan perkuliahan.
Semoga Allah SWT membalas amal baik tersebut dan
merupakan amal jariah disisi-Nya, Amin.
Segala sesuatu di dunia ini tidak pernah luput dari ketidak
sempurnaan, namun kritik dan saran pembaca merupakan jalan
menuju proses penyempurnaan. Besar harapan penulis, semoga
apa yang tertuang dalam Karya Tulis ilmiah ini, dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan terkhusus bagi penulis sendiri.
Wassalam Alaikum Wr.Wb
Makassar, Juni 2012
Penulis
Ridwan
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ ii
ABSTRAK................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR............................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................3
C. Tujuan Penelitian...........................................................................3
D. Manfaat Penelitian.........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................5
A. Tinjauan Umum Tentang Darah.....................................................5
1. Definisi Darah......................................................................5
2. Volume Darah....................................................................5
3. Fungsi Darah.......................................................................7
4. Komponen Darah................................................................9
B. Tinjauan Umum Tentang Sel Darah Merah (Eritrosit)....................9
C. Tinjauan Umum Pemeriksaan Jumlah Eritrosit............................11
8
a. Kamar Hitung....................................................................11
b. Pipet Thoma......................................................................13
D. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin.........................................14
E. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hemoglobin...................14
F. Tinjauan Umum Tentang Hematokrit...........................................15
G. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hematokrit.....................16
H. Tinjauan Umum Tentang Persalinan Normal...............................16
I. Tinjauan Tentang Indeks Eritrosit................................................17
1. Mean Corpuscular Volume (MCV)....................................17
2. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH).............................18
3. Mean Corpuscular Hemoglobin Concertation (MCHC).....18
J. Kerangka Pikir..............................................................................19
BAB III METODELOGI PENELITIAN....................................................22
A. Jenis Penelitian............................................................................22
B. Skema Alur Penelitian..................................................................22
C. Populasi dan Sampel...................................................................22
D. Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................23
E. Variable Penelitian.......................................................................23
F. Definisi Operasional Variabel.......................................................24
G. Cara Pengambilan Sampel..........................................................25
H. Prosedur Kerja.............................................................................26
I. Perhitungan Indeks Eritrosit.........................................................31
J. Analisa Data.................................................................................32
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................33
A. Hasil Penelitian............................................................................33
B. Pembahasan................................................................................35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................38
A. Kesimpulan..................................................................................38
B. Saran...........................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................39
LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Indeks Eritrosit Pada Ibu Yang Baru
Melahirkan Dengan Persalinan Normal di Rumah Sakit Bersalin ST
Fatimah Makassar……………………………………………………………….33
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Penugasan Bimbingan Penelitian
Lampiran 2 Hasil Penelitian
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
12
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan
usia kehamilan cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu
badan ibu, persentasi belakang kepala, keseimbangan diameter
kepala bayi, dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri.
Pada persalinan normal dapat berubah menjadi persalinan patologi
apabila kesalahan dalam penilaian kondisi ibu dan janin atau juga
akibat kesalahan dalam memimpin proses persalinan. (Saifuddin,
AB. 2002)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Saifuddin, AB. 2002)
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang
dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan
tetap demikian selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan
dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42
minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi sehat.
Hampir separuh dari jumlah ibu hamil yang melahirkan
normal (melalui vagina) kehilangan darah sejumlah 500 ml atau
13
lebih, dan mereka yang menjalani operasi (pembedahan caesar)
pada umumnya kehilangan 1.000 ml atau lebih. Bagi banyak ibu
hamil jumlah kehilangan darah ini tidak selalu menjurus pada
terjadinya efek samping, namun dampaknya berbeda antara satu
ibu hamil dengan yang lain. Bagi ibu hamil yang anemia berat,
kehilangan darah 200 sampai 250 ml saja dapat berakibat fatal.
(Mariam.A dan Yurniati, 2006).
Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi
hemoglobin eritrosit. Istilah lain untuk indeks eritrosit adalah indeks
kospouskuler. Indeks eritrosit terdiri atas volume atau ukuran
eritrosit (MCV : mean corpuscular volume atau volume eritrosit rata-
rata), berat (MCH : mean corpuscular hemoglobin atau hemoglobin
eritrosit rata-rata), konsentrasi (MCHC : mean corpuscular
hemoglobin concentration atau kadar hemoglobin eritrosit rata-
rata), dan perbedaan ukuran (RDW : RBC distribution width atau
luas distribusi eritrosit). (Joice L.K, 2007).
Nilai indeks eritrosit Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean
Corpuscular Hemoglobin (MCH), Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration (MCHC) sangat menunjang diagnose laboratorium
dalam mengklasifikasi anemia atau sebagai penunjang dalam
membedakan berbagai macam anemia. Kaitan antara indeks
eritrosit dengan kehamilan biasanya sering terjadi anemia atau
14
fisiologis, yang biasanya disebut hemodilusi atau retensi air dimana
terjadi pengeluaran cairan di dalam tubuh. (Anonim 2004).
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis berkeinginan
melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran indeks eritrosit
pada ibu yang baru melahirkan dengan persalinan normal di
Rumah Sakit Bersalin St.Fatimah Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana Gambaran Indeks
Eritrosit Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular
hemoglobin (MCH), Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
(MCHC) pada ibu yang baru melahirkan dengan persalinan normal
di Rumah Sakit Bersalin St.Fatimah Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran indeks eritrosit pada ibu yang
baru melahirkan dengan persalinan normal di Rumah Sakit Bersalin
St.Fatimah Makassar yang meliputi :
a. Volume eritrosit rata-rata (VER) atau Mean Corpuscular Volume
(MCV).
b. Hemoglobin eritrosit rata-rata (HER) atau Mean Corpuscular
Hemoglobin (MCH).
c. Kadar hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER) atau Mean
Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC).
15
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Untuk Institusi
Sebagai sumbangsih ilmiah yang diberikan untuk dipergunakan
sebagai bahan wawasan dan informasi.
2. Manfaat Untuk Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang gambaran indeks eritrosit setelah
persalinan normal.
3. Manfaat Untuk Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama ini,
khususnya di bidang laboratorium.
16
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Darah
1. Defenisi Darah
Darah adalah jaringan tubuh berbeda dengan jaringan
tubuh yang lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam
suatu sistem tertentu yang dinamakan sebagai pembuluh darah
yang menjalankan transport sebagai bahan serta hemostasis.
Penggolongan darah sebagai suatu jaringan berdasarkan
atas defenisi jaringan yaitu kelompok sel atau beberapa jenis
sel yang mempunyai bentuk yang sama dan menjalankan fungsi
tertentu. Berbeda dengan jaringan lain sel-sel yang terdapat
dalam jaringan darah dinamai sebagai sel-sel darah tidaklah
terikat satu sama lain membentuk suatu struktur yang bernama
organ melainkan berada dalam suatu cairan (Sadikin,2001).
2. Volume Darah
Volume darah pada orang sehat ditentukan oleh jenis
kelamin, volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter,
sedangkan pada perempuan dewasa agak lebih rendah yaitu
4,5 liter. Nilai ini tidak mutlak karena ditentukan oleh dua hal,
pertama ada keseimbangan antara vena pulmoner yang
membawa kembali darah ke dalam atrium kiri. Setelah penuh,
atrium kiri berkontraksi serentak dengan atrium kanan dan
darah dipompa melalui katub atrio-ventrikular kiri ke dalam
17
ventrikel kiri. Ventrikel kanan dan memompa darah ke dalam
aorta yang merupakan arteri utama dalam tubuh. (Guntur H,
2003)
Darah mengalir ke dalam atrium dari vena-vena besar
sampai kedua atrium penuh dan kemudian berkontraksi secara
serentak mendorong darah ke dalam ventrikel. Kontraksi
ventrikel akan mengalirkan darah ke semua bagian tubuh
melalui sejumlah pipa disebut arteri yang kemudian bercabang
menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang disebut arteriol. Arteriol
bercabang lagi untuk membentuk jaringan pembuluh
mikroskopis yang disebut kapiler. Darah kemudian terkumpul di
dalam pembuluh-pembuluh kecil yang disebut venul yang
kemudian bersatu dan membentuk vena. Vena-vena akan
bergabung satu sama lain dan akhirnya membawa kembali
darah ke jantung.
Kapiler membentuk suatu jejaring antara anterior da
venula. Kapiler terdiri dari selapis tunggal sel-sel endotel, sama
dengan sel-sel yang membentuk tunika intima semua ruang
intra pembuluh darah (ruang intra vaskuler) dengan antar sel.
Meskipun secara anatomis sistem pembuluh darah adalah
ruang tertutup mudah dilihat secara mikroskopis ada celah
diantara sel – sel yang dapat dillalui oleh cairan. Kedua nilai
tersebut tergantung pada cara pengukuran. (Guntur H, 2003)
18
Suatu senyawa yang tidak diolah oleh sel-sel tubuh dan
mudah dikeluarkan melalui kencing setelah beberapa waktu
digantikan dalam jumlah dan konsentrasi tertentu dalam
pembuluh darah balik. Beberapa menit kemudian setelah
dianggap bahwa senyawa telah tersebar rata diseluruh ruang
pembuluh darah. Konsentrasi senyawa tersebut dalam darah
diukur oleh karena volume dan konsentrasi senyawa tersebut di
dalam cairan yang disuntikan diketahui dan konsentrasi dalam
darah beberapa waktu. Pasca penyuntikan dapat diukur
berdasarkan rumus umum pengenceran V1 x C1 = V2 x C2,
volume darah dapat dihitung (V1 adalah volume cairan senyawa
yang disuntikan, C1 adalah konsentrasi senyawa tersebut di
dalam cairan yang disuntikan, C2 adalah konsentrasi senyawa
tersebut diukur dalam darah dan V2 adalah volume darah).
Senyawa yang akan dipakai untuk pengukuran tersebut selain
tidak dimetabolisme oleh sel dan tidak toksik, tidak boleh keluar
dengan mudah melalui dinding pembuluh darah (Sadikin,2001).
3. Fungsi Darah
Darah bergerak dalam sitem sirkulasi sampai kapiler dari
organ dan jaringan kemudian manjalankan tugas fungsinya
untuk mengangkut bahan yang dibutuhkan oleh sel dari sel
mengangkut bahan yang tidak dibutuhkan untuk dibuang. Yang
paling penting dari bahan yang ditransfer menuju sel serta
19
membawa glukosa menuju ke sel dan jaringan yang sangat
dibutuhkan untuk reaksi metabolisme, oksidatif yang sangat
penting untuk kehidupan.
Selain itu darah berfungsi sebagai transport asam amino,
asam lemak, mineral dan bahan nutrisi lainnya. Vitamin ke sel
untuk mengatur proses metabolisme di dalam sel. Melalui
pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstisial, darah
membantu mempertahankan pH dan konsentrasi elektrolit pada
cairan intenstisial dalam batasan yang dibutuhkan untuk fungsi
sel yang normal. Darah mengangkut hasil metabolisme dari sel
seperti karbondioksida dari paru-paru, bilirubin menuju ke hati
dan bahan toksik lainnya. Darah mentransport panas menuju ke
kulit dan paru-paru dengan demikian ikut suhu tubuh. Selain
fungsi tersebut fungsi lainnya untuk memepertahankan tubuh
dan invasi mikroorganisme dan untuk reaksi imunologis akibat
masuknya benda-benda asing. Selain itu darah juga berperan
penting dalam proses hemostasis. Jadi dapat disimpulkan darah
mempunyai tiga fungsi, yaitu:
a. Berfungsi sebagai transport.
b. Berfungsi sebagai regulasi.
c. Berfungsi sebagai pertahanan tubuh.
20
4. komponen Darah
Unsur sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit).
Beberapa jenis sel darah putih (leukosit) dan fragmen sel yang
disebut trombosit. Eritrosit berfungsi sebagai transport atau
pertukaran oksigen, leukosit berfungsi untuk mengatasi infeksi
dan trombosit untuk hemostasis (Sylvia.A dan M.Wilson,2005).
B. Tinjauan Umum Tentang Eritrosit (Sel Darah Merah)
Eritrosit atau sel darah merah adalah sel yang terbanyak di
dalam darah. Karena sel ini mengandung sel yang berwarna merah
yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna sel ini
mudah dilihat dengan bantuan mikroskop pada sediaan apusan
darah (Sadikin.M.2001)
Sel darah merah bentuknya seperti cakram/bikonkaf dan
tidak mempunyai inti. Warnanya kuning kemerahan, karena di
dalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna
ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung
oksigen.
Sel darah merah membawa hemoglobin ke dalam sirkulasi.
Sel ini berbentuk lempeng bikonkaf dan dibentuk di sum-sum
tulang. Pada mamlis sel ini kehilangan intinya sebelum memasuki
peredaran darah. Pada manusia sel ini berada di dalam sirkulasi
sel selama lebih kurang 120 hari. Hitung rata-rata sel darah merah
adalah 4,5 juta/µl pada pria 4,8 juta/µl pada wanita. Setiap sel
21
darah memiliki diameter sekitar 7,5 µl dan tebal 2 µl. Dengan
demikian didapat sekitar 3 x 1013 sel darah merah sekitar 900g Hb
dalam perdearan darah seorang wanita (Genong, 2003).
Sel darah merah merupakan sel yang paling banyak
dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal
mencapai hampir separuh dari volume darah, sel darah merah
mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah
membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh
jaringan tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-
sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan
diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-
paru.
Sel darah merah dibentuk dalam sum-sum tulang, kemudian
beredar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Jumlah eritrosit
dalam relative konstan, artinya sel darah baru dibentuk pada
kecepatan yang dengan rusaknya sel lama. Sel darah merah dapat
bertahan selama 120 sampai 125 hari dalam peredaran kemuian
sel tersebut mengalami kerusakan sel tejadi pada limpa, hati dan
sum-sum tulang (Poedjiadi.A,2007).
Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen(O2) ke
jaringan dan mengembalikan karbondioksida (CO2) dari jaringan
paru-paru.
22
C. Tinjauan Umum Pemeriksaan Jumlah Eritrosit
a. Kamar Hitung
Metode manual untuk menghitung jumlah eritrosit adalah
dengan melarutkan darah dalam perbandingan 1 : 200 pada
larutan yang mengandung Formaldehida dan trisodium sitrat
(formol-sitrat) dan mengisi kamar hitung neubauer serupa
dengan darah yang sudah diencerkan. Kamar hitung
ditempatkan pada meja mikroskop dan paling sedikit 500 sel
eritrosit dihitung secara visual. Jumlah eritrosit yang ditentukan
dari total jumlah 500 sel eritrosit. (Anonim, 2003)
Kamar hitung terdiri dari 9 bidang yang luas masing-
masing 1mm2 bidang besar ini dibagi menjadi 16 bidang yang
luasnya masing2 ¼ x ¼ mm2 bidang berdasar yang terletak
ditengah kamar hitung dibagi menjadi 25 bidang dan tiap-tiap
bidang dibagi lagi menjadi 16 bidang kecil dengan demikian
jumlah bidang kecil seluruhnya 400 bidang, masing-masing
mempunyai luas 1/20 x 1/20 mm2
Tinggi kamar hitung yaitu jarak antara pembukaan yang
bergaris-garis dengan kaca penutup yang terpasang adalah
1/10 mm2, maka volume di atas tiap-tiap bidang adalah:
1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x 1/20 = 1/4000 mm3
1 bidang besar = 1/4 x 1/4 x 1/10 = 1/160 mm3
1 bidang besar = 1 x 1 1/10 = 1/10 mm3
23
Seluruh bidang = 3 x 3 1/10 = 9/10 mm3
Untuk menghitung eritrosit terlebih dahulu hitung semua
eritrosit yang ada pada bidang besar ditengah kamar hitung
dengan luas 1x1x1/10=1/10 mm3. prinsip dari perhitungan sel
darah merah. Sample darah diencerkan dengan suatu larutan
tertentu dan dimasukan ke dalam kamar hitung dengan
memperhitungkan faktor pengenceran sehingga jumlah eritrosit
dalam darah dapat diketahui. (Anonim, 2003)
Gambar 2.1 : Kamar Hitung
24
b. Pipet Thoma
Pipet Thoma untuk mengencer eritrosit (pipet eritrosit)
terdiri dari sebuah pipa kalpiler yang bergaris-bagi dan yang
membesar pada salah satu ujung menjadi bola. Dalam bola itu
terdapat sebutor kaca merah. Pada pertengahan pipa kapiler itu
ada garis bertanda angka “0,5” dan pada bagian atasnya, yaitu
dekat bola, terdapat garis tanda “1,0”. Di atas bola ada angka
lain lagi yaitu pada garis tanda “101”
Gambar 2.2 : Pipet Thoma
Berbagai kesalahan dalam menghitung jumlah eritrosit:
a. Jumlah darah yang dihisap ke dalam pipet tidak tepat.
b. Pengenceran dalam pipet salah.
c. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan
hayem.
d. Tidak membuang beberapa tetes dan isi pipet sebelum
mengisi kamar hitung.
25
e. Kamar hitung atau kaca penutup kotor.
f. Ada gelembung udara yang masuk bersama cairan.
g. Letak kaca penutup salah.
D. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan
heme (berisi zat besi) dan 4 rantai globin di dalam eitrosit bertugas
utama mengangkrut oksigen (O2) ke atas darah dan warna
ditentukan oleh kadar hemoglobin. (Sutejo, 2009).
Hemoglobin adalah suatu substansi protein dalam sel-sel
darah merah yang terdiri zat besi, yang merupakan pembawa
oksigen. Nilai hemoglobin yang tinggi dapat disebabkan karena
hemokonsentrasi akibat dehidrasi (kadar hemoglobin yang telah
berikatan dengan masalah yang berkaitan dengan kulit). Nilai
hemoglobin yang rendah berhubungan dengan masalah klinis
anemia (Kee.L.J.2008)
Hemoglobin adalah kompleks antara globin dan hem,satu
molekul hem mengandung 1 atom besi, demikian 1 protein globin
hanya mengikat 1 molekul hem. Sebaliknya, 1 molekul hemoglobin
terdiri atas 4 buah kompleks molekul globin dengan hem. Jadi,
dalam setiap molekul hemoglobin terkandung 4 atom besi.
(Sadikin.M, 2001).
E. Tinjauan Umum Pemeriksaan Hemoglobin
26
Penetapan kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan
bermacam-macam cara yang banyak dipakai di laboratorium klinik
ialah cara fotoelektrik dan kolorimetrik visual. Cara fhotoelektrik
kolorimetri.
Prinsipnya adalah hemoglobin diubah menjadi
cyanmethemoglobin dalam larutan Drabkin yang berisi kalium
sianida dan kalium ferisianid, absorbansi larutan diukur pada
panjang gelombang 540 nm.
Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah
hemoglobin, oxyhemoglobin, methehemoglobin dan
karboxymoglobin menjadi cyanmethemoglobin ,sedangkan
sulfhemoglobin tidak berubah karena itu tidak ikut diukur. Cara ini
sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk
penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar
cyanmethemoglobin yang ditanggung kadarnya stabil dan dapat
dibeli. Larutan Drabkin terdiri dari natriumbikarbonat 1 gram,
kaliumsianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aquadest 100 ml.
normalnya untuk pria 14-18 g/dl dan wanita 12-16 g/dl
(Gandasoebrata R,2006).
F. Tinjauan Umum Tentang Hematokrit
Hematokrit adalah persentase volume seluruh eritrosit yang
ada di dalam darah dan diambil dalam volume eritrosit yang
dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya di dalam tabung
27
khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang nilainya
dinyatakan dalam persen (%). (Sadikin.M.2001).
Hematokrit adalah angka yang menunjukkan persentase zat
padat dalam darah terhadap cairan darah dengan demikian terjadi
pembesaran cairan darah keluar pembuluh darah. Kekurangan
cairan membuat persentase zat padat darah terhadap cairannya
naik sehingga kadar hematokrit juga meningkat, biasanya kadar
normal berkisar antara 3 kali nilai hemoglobin.
G. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hematokrit
Penetapan nilai hematokrit dapat ditentukan dengan
menggunakan metode yaitu automatic dan manual, makrometode
dan mikrometode.
Metode mikrohematokrit menggunakan darah vena atau
kapiler untuk mengisi sebuah tabung kapiler dengan panjang 7 cm
dan garis tengah 1 milimeter. Tabung yang telah terisi disentrifuge
dari 3 sampai 5 menit pada kecepatan 16.000 Rpm. Untuk
mendapatkan plasma dan sel darah merah dengan memakai
sentrifuge hematokrit mencapai kecepatan yang jauh lebih tinggi.
Maka dari itu pemusingan diperpendek. Nilai normal hematokrit :
pria : 40-49 vol%
wanita : 37-43 vol%
(Gandasoebrata R,2006).
H. Tinjauan Umum Tentang Persalinan Normal
28
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau
tanpa bantuan . Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi
pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam. Dan menurut Sarwono Persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar.
I. Tinjauan Indeks Eritrosit
Mean Corpuscular Values atau nilai eritrosit rata-rata
memberi keterangan mengenai ukuran rata-rata eritrosit dan
mengenai banyaknya hemoglobin sel rerata (MCH), konsentarsi
hemoglobin sel rerata (MCHC) dihitung dari hematokrit (MCV),
perkiraan hemoglobin, dan hitung sel darah merah. (Sacher.
A.R.2004).
Angka-angka ini telah digunakan secara luas dalam
klasifikasi anemia. Kadar hemoglobin atau hematokrit sering
dipergunakan untuk menyatakan derajat anemia. Keduanya biasa
memiliki hubungan yang tetap satu-satuan hemoglobin dalam gram
per desiliter setara dengan tiga satuan hematokrit dalam angka
persentase. (Sacher. A.R.2004).
1. Mean Corpuscular Volume (MCV)
29
Besaran ini mencerminkan volume rata-rata sel darah
merah. Dengan perhitungan elektronik. MCV diukur secara
langsung, tetapi MCV dapat dihitung dengan membagi
hematokrit dengan hitung sel darah merah yang dinyatakan
dalam juta per mikroliter dan dikali 1000. jawabannya
dinyatakan dalam femtoliter (fl) per sel darah merah (fl = 10 -15
liter). Rentang normal adalah 80 sampai 98 fl.
MCV= ht x 10 fljumlah eritrosit ( juta)
2. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
Besaran ini dihitung secara otomatis pada penghitung
elektronik tetapi juga dapat ditentukan apabila hemoglobin dan
hitung sel darah merah diketahui. Besaran ini dinyatakan dalam
pikogram dan dapat dihitung dengan mambagi jumlah
hemoglobin per liter darah dengan jumlah sel darah merah per
liter. Rentang normal adalah 26 sampai 32 pikogram (pg = 10 -
12 gram, atau mikromikogram).
MCH= hbx 10 pgjumlah eritrosit ( juta)
3. Mean Corpuscular Hemoglobin Concertration (MCHC)
Mean Corpuscular Hemoglobin Concertration (MCHC)
adalah konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER).
Besaran ini juga dihitung dengan penghitung elektronik setelah
30
pengukuran hemoglobin dan perhitungan hematokrit. Mean
Corpuscular Hemoglobin Concertration (MCHC) dapat
ditentukan secara manual dengan membagi hemoglobin per
desiliter darah dengan hematokrit. Nilai rujukan berkisar dari 32
sampai 36%.
MCHC=HbHtX 100%
(Sacher.A.R. 2004).
J. Kerangka Pikir
Menghitung sel darah merah bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang jumlah sel darah merah dalam tubuh seseorang.
Di mana produksi sel darah merah dalam keadaan normal ataupun
abnormal. Ibu setelah persalinan normal adalah salah satu pasien
yang sering mengalami anemia, di mana pasien ini memerlukan
vitamin B12. Asam folat ataupun zat besi, kejadian ini akan sangat
mempengaruhi pembentukan sel darah merah yaitu dalam sumsum
tulang dan bila ini terjadi maka dapat mempengaruhi nilai indeks
eritrosit. Dalam menentukan nilai indeks eritrosit biasanya
dilakukan apabila seseorang dicurigai mengidap suatu penyakit
yang gejala klinisnya sudah nampak jelas maupun belum nampak
dengan jelas. Hal ini bertujuan untuk memastikan pengobatan atau
terapi yang tepat.
Kesalahan dalam menghitung pemeriksaan ini sangat
berdampak buruk pada pasien, di mana dapat menyebabkan dalam
31
pemberian obat, yang pada akhirnya dapat merusak sebagian sel
dalam tubuh yang akan berakhir pada kematian.
Untuk mendapatkan hasil yang teliti dan akurat umumnya
melewati 3 tahap, yaitu pra analitik, analitik, dan pasca analitik.
Tahap pra instrumentasi meliputi persiapan pasien, pengambilan
penampungan, penyimpanan dan pengiriman bahan. Hasil
pemeriksaan laboratorium khususnya hematologi banyak diminta
para dokter untuk membantu menegakkan diagnose, menunjang
diagnose, membuat diagnose banding, memantau perjalanan
penyakit, menilai beratnya sakit dan menentukan prognosis. Oleh
karena itu pemeriksaan laboratorium yang telah melalui ketiga
tahap pemeriksaan harus dilakukan dengan baik menurut prosedur
yang telah ada sehingga didapatkan hasil yang teliti, tepat, cepat
dan dapat dipercaya.
32
Berdasarkan kerangka pikir di atas,maka dapat digambarkan sbb:
Gambar 2.3 : Skema Kerangka Pikir
Ibu yang baru melahirkan dengan persalinan normal
MCV,MCH,MCHC
Kamar HitungMetode MikroCyanmetthemoglobin
Hematokrit EritrositHemoglobin
Darah EDTA
33
BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara
observasi laboratorium, gambaran indeks eritrosit (MCV), (MCH),
(MCHC) pada ibu yang baru melahirkan dengan persalinan normal
di Rumah Sakit Bersalin St.Fatimah Makassar.
B. Skema Alur Penelitian
Gambar 3.1: Skema Alur Penelitian
Analisa Data
Hasil Pembahasan
Kesimpulan
MCV,MCH,MCHC
Ibu yang baru melahirkan dengan persalinan normal
Darah EDTA
Hemoglobin EritrositHematokrit
Cyanmetthemoglobin Metode Mikro Kamar Hitung
34
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang baru melahirkan di
Rumah Sakit Bersalin St.Fatimah Makassar.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah darah ibu yang baru
melahirkan dengan persalinan normal di Rumah Sakit Bersalin
St.Fatimah Makassar, diambil dengan menggunakan teknik
accidental sampling sebanyak 10 sampel.
D. Waktu dan lokasi penelitian
1. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 - 17 Juni 2012
2. Lokasi penelitian
a. Tempat pengambilan sampel dilaksanakan di Rumah Sakit
Bersalin St. Fatimah Makassar.
b. Tempat pemeriksaan sampel dilaksanakan di Laboratorium
Program Diploma Tiga Analis Kesehatan Universitas
Indonesia Timur Makassar.
E. Variabel penelitian
1. Variabel bebas
Yang merupakan variabel bebas pada penelitian ini
adalah ibu yang baru melahirkan dengan persalinan normal.
35
2. variabel terikat
Yang merupakan variabel terikat adalah nilai indeks
eritrosit (MCV), (MCH), (MCHC) pada ibu yang baru melahirkan
dengan persalinan normal.
F. Definisi operasional variabel
1. Darah adalah sejenis cairan yang mengandung bermacam –
macam sel darah yang bergabung di dalam cairan kekuningan
yang disebut plasma.
2. Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin
eritrosit. Mean corpuscular values atau nilai eritrosit rata-rata
memberi keterangan mengenai ukuran rata-rata eritrosit dan
mengenai banyaknya hemoglobin per eritrosit.
3. Eritrosit adalah sel darah merah yang mengandung hemoglobin,
bentuknya cakram, bikonkaf, dan tidak berinti.
4. Hemoglobin adalah zat warna merah pada sel darah merah
yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Kadar hemoglobin
adalah jumlah hemoglobin yang terdapat dalam darah
dinyatakan dalam gr/dl.
5. Hematokrit adalah semua volume eritrosit dalam 100 ml dan
disebut dengan (%) dari volume darah itu. Biasanya nilai itu
ditentukan dengan daah vena atau darah kapiler.
36
6. Mean Corpuscular Volume (MCV) = volume eritrosit rata-rata
(VER) yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit disebut dengan
femtoliter.
MCV= ht x 10 fljumlah eritrosit ( juta)
7. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) = hemoglobin eirtrosit
rata-rata (HER) yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit
disebut dengan pikogram.
MCH= hbx 10 pgjumlah eritrosit ( juta)
8. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration ( MCHC) =
konsentarsi hemoglobin eritrosit rata-rata ( KHER), yaitu kadar
hemoglobin yang didapat per eitrosit, dinytakan dengn persen.
MCHC=HbHtX 100%
9. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau
tanpa bantuan.
G. Cara Pengambilan Sampel
1. Persiapan pasien : Pada ibu ibu yang baru melahirkan dengan
persalinan normal.
2. Cara pengambilan darah vena:
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
37
b. Dibendung lengan atas dengan karet pembendung dan
diraba vena yang akan ditusuk.
c. Disinfeksi tempat yang akan diambil dengan alcohol 70%
dan biarkan sampai kering.
d. Ditegangkan kulit di atas vena itu dengan jari-jari tangan kiri
supaya vena tidak bergerak.
e. Ditusuk kulit dengan jarum dan semprit dalam tangan kanan
sampai ujung jarum masuk ke dalm lumen vena.
f. Dilepas atau di regangkan pembendungan dan perlahan-
lahan, tarik penghisap semprit/spoit sampai jumlah darah
yang dibutuhkan.
g. Dilepas pembendungan jika masih terpasang, ditaruh kapas
alcohol di atas jarum dan cabut semprit secara perlahan-
lahan.
h. Darah yang sudah diambil kemudian dimasukkan ke dalam
tabung EDTA, dihomogenkan dengan cara membolak-balik
tabung selama ± 3 menit.
H. Prosedur Kerja
1. Cara Pemeriksaan Jumlah Eritrosit
Pra Analitik
a. Persiapan pasien.
b. Alat :
1. Mikroskop
38
2. Kamar Hitung
3. Cover Glass
4. Pipet Thoma
5. Tabung Reaksi
6. Rak Tabung
c. Bahan :
1. Sampel Darah EDTA
2. Larutan Hayem
Analitik
Cara Kerja :
a. Mengisi Pipet Eritrosit
1. Darah EDTA dihisap dengan pipet eritrosit sampai pada
garis 0,5 tepat, jika kelebihan darah yang melekat pada
ujung pipet dibersihkan
2. Darah diencerkan dengan hayem sambil menahan darah
pada garis tanda tersebut. Hayem dihisap perlahan-lahan
sampai tanda 101.
3. Pipet diangkat dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung
jari lalu lepaskan karet penghisap.
4. Dihomogenkan selama 15-30 detik.
b. Mengisi dalam kamar hitung
1. Objek gelas ditutup dan ditutup pada kamar hitung kemudian
diletakkan diatas meja.
39
2. Cairan yang telah dihomogenkan dibuang tiga tetes
pertama.
3. Tetes selanjutnya dimasukkan pada bilik hitung.
4. Kamar hitung dibiarkan selama 2 atau 3 menit supaya
eritrosit-eritrosit dapat mengendap.
5. Menghitung jumlah sel eritrosit dengan pembesaran 40 x.
6. Perhitungan
a. Diturunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma dan
meja mikroskop harus dalam sikap rata.
b. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif
kecil (10x) sampai garis bagi dalam bidang besar tengah
jelas nampak.
c. Hitung eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang
tersususun dalam 16 bidang kecil, misalnya pada
keempat sudut bidang besar ditambah yang berada
ditengah-tengah. Cara menghitung sel mulai dari kiri ke
kanan, kemudian ke bawah terus ke kiri. Untuk
menghitung atau tidaknya eritrosit yang menyinggung
garis batas sebelah kanan atau bawah tidak dihitung,
begitu pula sebaliknya.
1. Faktor pengenceran :
101−10,5
=200 X
2. Faktor pekalian :
40
a. Luas 1 KS = P x L x T¿ 15X 15X 110
= 1250
b. Luas 5 KS = ¿5 X1250
= 5250
= 150
c. 501X 200=10000
3. Jumlah Eritrosit = N x 10.000
2. Cara Pemeriksaan Hemoglobin
Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
b. Alat :
Hemoglobinometer (hemometer) yang terdiri dari :
1. Gelas berwarna sebagai warna standar.
2. Tabung hemometer dengan pembgian skala putih 2 – 22.
3. Pengaduk dari gelas.
4. Pipet sahli sama yang merupakan kaspiler yang
mempunyai volume 20µl.
5. Kertas saring atau tissue.
c. Bahan : Darah vena
d. Reagen :
a. Aquadest
b. Larutan HCL 0,1 N
41
Analitik
Cara Kerja :
1. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai
tanda 2.
2. Dihisap darah vena dengan pipet sahli sampai tanda 20 µl.
3. Dihapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet
dengan kapas dengan hati-hati jangan sampai darah keluar dari
pipet sehingga darahnya berkurang.
4. Dimasukkan darah sebanyak 20 µl ini ke dalam tabung yang
berisi larutan HCL tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
5. Dibilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dari
dalam pipet secara berulang – ulang (3 kali).
6. Ditunggu 3 menit untuk pembentukan asam hematin.
7. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquadest
setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk
dari gelas sampai di dapat warna yang sama dengan warna
standar.
3. Cara Pemeriksaan Hematokrit
Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
Darah EDTA dihomogenkan lalu diisikan ke dalam tabung
mikro kapiler, dicentripuge diskala 5 menit dengan
kecepatan 16.000 rpm
42
b. Alat :
1. Tabung mikrokapiler
2. Centripuge Mikro
3. Dempul atau Lilin
4. Skala
c. Bahan : Darah EDTA
Analitik
Cara Kerja:
1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk preparasi
mikrosismatokrit dengan darah.
3. Dempul atau tutuplah salah satu ujung dengan lilin.
4. Masukkan tabung mikrokapiler ke dalam centripuge khusus
yang mencapai kecepatan besarnya yaitu 16.000 rpm.
I. Perhitungan Indeks Eritrosit
MCV=Ht (% ) x10 fl
JumlahEritrosit ( juta)
MCH=Hb (gr /dl)x 10 pg
Jumlah Eritrosit (Juta)
MCHC=Hb (gr /dl )Ht (% )
x100%
43
J. Analisa Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskriptif
berdasarkan persentase hasil rendah, normal. Dengan
menggunakan Rumus :
%= tNX 100%
Ket:
t = Jumlah sampel yang rendah
N= Jumlah sampel keseluruhan
44
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 16
Juni – 17 Juni 2012 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Indeks Eritrosit Pada Ibu Yang Baru
Melahirkan Dengan Persalinan Normal di Rumah Sakit Bersalin ST
Fatimah Makassar
NO KodeSampel
Hasil Pemeriksaan
Hb(g/dl)
Ht(Vol %)
RBC(Juta/mm3)
MCV(fl)
MCH(pg)
MCHC(%)
1 A 10,8 33 3,87 85 27 32
2 B 9,4 28 3,26 85 28 33
3 C 11,8 36 4,31 83 27 32
4 D 10,0 30 3,42 87 29 33
5 E 7,2 23 2,95 77 24 31
6 F 8,4 26 3,15 82 26 32
7 G 10,6 33 3,67 89 28 32
8 H 7,8 24 3,05 78 25 32
9 I 8,0 25 3,11 80 25 32
10 J 9,8 30 3,35 89 28 32
Sumber : Data Primer 2012
Ket : Hb : Hemoglobin
Ht : Hematokrit
RBC : Red Blood Cell atau Sel Darah Merah (Eritrosit)
MCV : Mean Corpuscular Volume atau volume eritrosit rata-rata
45
MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin atau hemoglobin eritosit
rata-rata
MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concertration atau
kadar hemoglobin eritrosit rata-rata
Analisa data :
Pengolahan data dilakukan dengan menghitung persentase
penelitian sebagai berikut, pada tabel 4.1 hasil pemeriksaan indeks
eritrosit Pada Ibu Yang Baru Melahirkan Dengan Persalinan Normal di
Rumah Sakit Bersalin ST Fatimah Makassar.
MCV kurang dari normal = tNX 100%
=210X 100%
=20%
MCV Normal =tNX 100%
=810X 100%
=80%
MCH Kurang dari normal =tNX 100%
=310X 100%
=30%
MCH Normal =tNX 100%
46
=710X 100%
=70%
MCHC Kurang dari Normal=tNX 100%
=110X 100%
=10%
MCHC Normal =tNX 100%
=910X 100%
=90%
Dalam pengolahan data menunjukkan bahwa nilai indeks eritrosit
Pada Ibu Yang Baru Melahirkan Dengan Persalinan Normal di Rumah
Sakit Bersalin ST Fatimah Makassar didapatkan nilai MCV kurang dari
normal 20%, MCV normal 80%, MCH kurang dari normal 30%, MCH
normal 70%, MCHC kurang dari normal 10% dan MCHC normal 90%.
B. Pembahasan
Nilai eritrosit rata-rata (Mean Corpuscular Volume) atau disebut
juga Indeks Eritrosit merupakan bagian dari pemeriksaan laboratorium
hitung darah lengkap yang memberi keterangan mengenai banyaknya
hemoglobin (hb) per eitrosit. Biasanya digunakan dalam mengklassifikasi
anemia dan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia. Volume
sel rerata (MCV), hemoglobin sel rerata (MCH), konsentrasi Hemoglobin
47
sel rerata (MCHC) dihitung dari Hematokritn(PCV), perkiraan hemoglobin,
dan hitung sel darah merah (Sacher.A.R. 2004)
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
hidremia atau hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga
pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30,00%,
sel darah merah 18,00% dan hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan
sel darah merah yang terlalu lambat sehingga menyebabkan kekurangan
sel darah merah atau anemia.
Anemia yang terjadi akibat gangguan dalam kualitas pembentukan
sel darah merah timbul apabila sel darah merah berukuran terlalu kecil
(mikrositik) atau terlalu besar (makrositik). Anemia yang berkaitan dengan
kualitas sel darah merah terjadi apabila ada gangguan pembentukan
hemoglobin. Hal ini akan menyebabkan konsentrasi hemoglobin yang
tinggi berlebihan (hiperkomik) atau rendah (hipokromik).
Pada peneiltian ini digunakan sampel darah ibu yang baru
melahirkan dengan persalinan normal yang ada di rumah Sakit Bersalin
Siti Fatimah Makassar yang diambil secara accidental yaitu 10 sampel.
Dalam pemeriksaan ini terdapat nilai MCV kurang dari normal 20%,
MCV normal 80%, MCH kurang dari normal 30%, MCH normal 70%,
MCHC kurang dari normal 10% dan MCHC normal 90%.
Indeks eritrosit Mean Corpuscular Volume, Mean Corpuscular
Hemoglobin, Mean Corpuscular Hemoglobin Concertration yang abnormal
48
menggambarkan anemia mikrositik hipokrom, biasanya ditemukan pada
anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh suplei besi kurang dalam
tubuh yang berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga
konsentrasinya dalam sel darah merah berkurang, hal ini mengakibatkan
tidak adekuatnya pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh, anemia
sideroblastik ditandai dengan adanya sel-sel darah merah imatur
(sideoblas) dalam sirkulasi dan sumsum tulang, kehilangan darah kronis
karena perdarahan atau gangguan sintesis hemoglobin seperti
thalasemia.
Nilai indeks eritrosit Mean Corpuscular Volume, Mean Corpuscular
Hemoglobin, Mean Corpuscular Hemoglobin Concertration normal yang
menggambarkan anemia normositik normokrom, hal ini disebabkan
karena kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi,
gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sum-sum, dan penyakit
metastatik pada sumsum tulang (I Made Bakta, 2006).
49
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 10 sampel darah pada
pasien ibu hamil setelah persalinan normal di Rumah Sakit Bersalin ST
Fatimah Makassar, dilakukan pemeriksaan indeks eritrosit volume sel
rerata (MCV), hemoglobin sel rerata (MCH), konsentrasi hemoglobin sel
rerata (MCHC) dengan menggunakan alat manual, terdapat nilai MCV
kurang dari normal 20%, MCV normal 80%, MCH kurang dari normal 30%,
MCH normal 70%, MCHC kurang dari normal 10% dan MCHC normal
90%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Untuk menghindari kesalahan dalam pengobatan anemia pada ibu
yang baru melahirkan, sebaiknya petugas Laboratorium melakukan
pemeriksaan indeks eritrosit supaya mudah untuk
mengkalasifikasikan jenis anemia tersebut.
2. Bagi calon peneliti selanjutnya untuk pemeriksaan indeks eritrosit
sebaiknya disertai dengan apusan darah untuk mengevaluasi
morfologi eritrosit.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003. Hematologi I Universitas Hasanuddin, Makassar
Gandasoebrata,R.2006. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian rakyat. Jakarta.
Genong,F.W. 2003. Buku Ajar Fisiologis Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guntur H. 2007. Buku Pedoman Transfusi Darah
Joice L.K. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Jakarta : EGC
Kee.L,J.2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.Buku Kedokteran. Jakarta.
Mariam.A dan Yurniati. 2006. Askeb I Edisi 4.EGC. Jakarta.
Poedjiadi A.2007. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Sacher,R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.Buku Kedokteran EGC.
Sadikin,M. 2001. Biokimia Darah. EGC: Jakarta
Saifuddin, AB. 2002. Asuhan Kebidanan (Persalinan) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sutejo,A.Y.2009. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta : Amara Book.
Sylvia,A.P dan Lorraine,M.W. 2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
51
Pemeriksaan Jumlah Eritrosit
52
Pemeriksaan Hemoglobin (Hb
53
DAFTAR LAMPIRAN
Sampel
Pemeriksaan Hematokrit
54
Pemeriksaan Eritrosit
55