DM

3
5. MM pola makan sesuai kebutuhan gizi dan sesuai ajaran islam Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis pangan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis pangan yang lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Terdapat tiga kata kunci dalam makanan (menu) berbasis gizi seimbang, yaitu 1) seimbang antara asupan (konsumsi) zat gizi dengan kebutuhan setiap orang sehari; 2) seimbang jumlah antar kelompok pangan dan fungsi yaitu sebagi sumber tenaga (pangan sumber karbohidrat dan lemak mencakup pangan pokok yaitu serealia, umbi-umbian, makanan berpati; gula; buah/biji berminyak; lemak & minyak), sebagai sumber pembangun (pangan sumber protein hewani, yang dikenal sebagai lauk yaitu daging, telur, susu, ikan serta pangan sumber protein nabati, yang dikenal sebagai pauk yaitu berasal dari kacang-kacangan), sebagai sumber pengatur (pangan sumber vitamin mineral yang berasal dari sayur dan buah); serta 3) serimbang jumlah antar waktu makan berdasarkan kebiasaan frekuensi makan sehari. Penetapan berat badan ideal juga dapat digunakan rumus Brocca, yaitu sebagai berikut : Berat Badan Ideal (kg) = (Tinggi Badan dalam cm – 100) ± 10% Berat badan ideal tergantung pada besar kerangka dan komposisi tubuh, yaitu otot dan lemak. Seseorang yang mempunyai kerangka badan yang lebih besar atau mempunyai komposisi otot yang lebih besar mempunyai berat badan ideal yang lebih besar daripada yang sebaliknya. Oleh karena itu, terhadap rumus berat badan diatas diberi kelonggaran ± 10%. Contoh Kasus : (165 – 100) – 10% (+ 10%) = 71.5 kg

description

gizi

Transcript of DM

Page 1: DM

5. MM pola makan sesuai kebutuhan gizi dan sesuai ajaran islam

Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat

gizi pada jenis pangan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis

pangan yang lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Terdapat tiga kata kunci dalam makanan (menu) berbasis gizi seimbang, yaitu 1) seimbang antara asupan

(konsumsi) zat gizi dengan kebutuhan setiap orang sehari; 2) seimbang jumlah antar

kelompok pangan dan fungsi yaitu sebagi sumber tenaga (pangan sumber karbohidrat dan

lemak mencakup pangan pokok yaitu serealia, umbi-umbian, makanan berpati; gula;

buah/biji berminyak; lemak & minyak), sebagai sumber pembangun (pangan sumber protein

hewani, yang dikenal sebagai lauk yaitu daging, telur, susu, ikan serta pangan sumber

protein nabati, yang dikenal sebagai pauk yaitu berasal dari kacang-kacangan), sebagai

sumber pengatur (pangan sumber vitamin mineral yang berasal dari sayur dan buah); serta

3) serimbang jumlah antar waktu makan berdasarkan kebiasaan frekuensi makan sehari.

Penetapan berat badan ideal juga dapat digunakan rumus Brocca, yaitu sebagai berikut :

Berat Badan Ideal (kg) = (Tinggi Badan dalam cm – 100) ± 10%

Berat badan ideal tergantung pada besar kerangka dan komposisi tubuh, yaitu otot dan

lemak. Seseorang yang mempunyai kerangka badan yang lebih besar atau mempunyai

komposisi otot yang lebih besar mempunyai berat badan ideal yang lebih besar daripada

yang sebaliknya. Oleh karena itu, terhadap rumus berat badan diatas diberi kelonggaran ±

10%.

Contoh Kasus :

(165 – 100) – 10% (+ 10%) = 71.5 kg

Bila kerangka badannya kecil, berat badan idealnya adalah :

(165 – 100) – 10% (-10%) = 58.5

Cara lain menilai berat badan adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m2)

Penilaian berat badan berdasarkan IMT menggunakan batas ambang seperti dapat dilihat

pada Tabel 2. dibawah ini :

Tabel 2. Kategori Batas Ambang IMT

Page 2: DM

Kategori Batas Ambang

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekerangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5

Normal > 18,5 – 22,9

Gemuk obesitas > 23,0 – 25,0

Obesitas I > 25,0

Obesitas II > 27,0

Bila berat badan dinilai kurang dari berat badan ideal, maka kebutuhan energinya

ditambah sebanyak 500 Kalori sehari, sedangkan bila lebih, dikurangi sebanyak 500 Kalori

sehari. Penyesuaian kebutuhan energi tersebut dimaksudkan agar dapat dicapai berat

badan ideal.

Contoh Perhitungan IMT:

Pada pasien di kasus tergolong gemuk, obesistas tipe 2.

Pada penghitungan kebutuhan kalori :

BBI x Kebutuhan kalori/kg BB = 58.5 x 25 = 1462.5 = 1500 kal