Divertikulum Meckel

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Divertikulum Meckel merupakan malformasi kongenital dari traktus gastrointestinal yang paling sering ditemukan, yaitu sekitar 2%-4% dari populasi. Divertikulum Meckel merupakan suatu keadaan malformasi dari traktus gastrointestinal dengan adanya persistensi dari duktus vitello-intestinal atau omphalomesenterik yang gagal mengalami penutupan dan absorpsi . 1,2 Nama dari kelainan ini diambil dari nama seorang anatomist Jerman yaitu Johann Friedrich Meckel. Pada tahun 1809 JF Meckel merupakan orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi detail dari anatomi dan sumber embriologik dari kelainan ini 1,2 Divertikulum Meckel terjadi akibat regresi yang kurang sempurna pada duktus omphalomesenterik, yang dapat disertai dengan adanya fistula umbilikoileal, sinus umbilikal, kista umbilikal, dan korda fibrosis yang menghubungakan ileum ke umbilikus. 3 Kelainan kongenital ini umumnya ditemukan secara insidental pada saat dilakukan laparatomi ataupun laparoskopi, namun kelainan ini sendiri dapat memberikan ancaman jiwa bagi pasien yang menderitanya. Angka onset dan frekuensi dari komplikasi Divertikulum 1

description

divmeckel

Transcript of Divertikulum Meckel

Page 1: Divertikulum Meckel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Divertikulum Meckel merupakan malformasi kongenital dari traktus

gastrointestinal yang paling sering ditemukan, yaitu sekitar 2%-4% dari populasi.

Divertikulum Meckel merupakan suatu keadaan malformasi dari traktus

gastrointestinal dengan adanya persistensi dari duktus vitello-intestinal atau

omphalomesenterik yang gagal mengalami penutupan dan absorpsi. 1,2

Nama dari kelainan ini diambil dari nama seorang anatomist Jerman yaitu

Johann Friedrich Meckel. Pada tahun 1809 JF Meckel merupakan orang yang

pertama kali mempublikasikan deskripsi detail dari anatomi dan sumber

embriologik dari kelainan ini 1,2

Divertikulum Meckel terjadi akibat regresi yang kurang sempurna pada

duktus omphalomesenterik, yang dapat disertai dengan adanya fistula

umbilikoileal, sinus umbilikal, kista umbilikal, dan korda fibrosis yang

menghubungakan ileum ke umbilikus.3

Kelainan kongenital ini umumnya ditemukan secara insidental pada saat

dilakukan laparatomi ataupun laparoskopi, namun kelainan ini sendiri dapat

memberikan ancaman jiwa bagi pasien yang menderitanya. Angka onset dan

frekuensi dari komplikasi Divertikulum Meckel menurun sejalan dengan umur.

Rentang resiko komplikasinya sebanyak 4-25%. Komplikasi yang dapat

ditimbulkan adalah adanya ulkus, pendarahan, obstruksi usus kecil, divertikulitis,

dan perforasi.2

Dari beberapa komplikasi tersebut, pendarahan merupakan komplikasi

yang tersering terjadi yaitu sebanyak 20-30%.1,2,3 Walaupun resiko komplikasi dari

penyakit ini menurun seiring dengan bertambahnya usia, komplikasi yang

ditimbulkan sangatlah serius dan dapat mengancam nyawa. Jadi pemahaman akan

kelainan kongenital ini, baik definisi, anatomi, prevalensi, gambaran klinis,

penatalaksanaannya, dan komplikasinya sangatlah penting untuk diketahui.

1

Page 2: Divertikulum Meckel

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Embriologi dan Anatomi Usus Halus

2.1.1. Embriologi Usus Halus ( Midgut)

Dalam permulaan perkembangannya, saluran cerna hanya berupa tabung

sederhana dengan beberapa benjolan. Bakal lambung berupa suatu pelebaran

berbentuk kerucut, sedangkan bakal sekum ditandai oleh suatu pelebaran yang

asimetris. Duktus vitelinus masih berhubungan dengan saluran kolon usus ini.

Pada usia janin bulan kedua dan ketiga, terjadi suatu proses yang dapat

menerangkan timbulnya cacat bawaan pada bayi dikemudian hari. Usus tumbuh

dengan cepat dan berada dibawah tali pusat. Sewaktu usus menarik kembali ke

dalam rongga perut, duodenum dan sekum berputar dengan arah berlawanan

jarum jam. Duodenum memutar dorsal arteri dan vena mesentrika superior,

sedangkan sekum memutar di ventralnya sehingga kemudian sekum terletak di

fosa iliaka kanan.1

Sebagai hasil dari pelipatan mudigah kearah sefalokaudal dan lateral,

sebagian dari rongga kantung kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung ke

dalam mudigah membentuk usus primitif. Dua bagian lain dari rongga berlapis

tersebut, kantung kuning telur dan allantois, tetap berada di luar mudigah (Gambar

1. A-D).

Pada lapisan kepala dan ekor mudigah, usus primitif membentuk sebuah

tabung berujung buntu, masing-masing usus depan dan usus belakang. Pada

bagian tengah yaitu, usus tengah, untuk sementara tetap berhubungan dengan

kantung kuning telur melalui duktus vitellinus atau tangkai kuning telur (Gambar

1.D).1

    Perkembangan usus primitif  dan turunannya biasanya dibagi menjadi 4 bagian

yakni; usus faringeal atau faring, yang membentang dari membrana bukofaringeal

hingga ke divertikulum trakeobronkialis (Gambar 1.D); usus depan, yang terletak

di sebelah kaudal tabung faring tersebut serta membentang ke kaudal hingga ke

2

Page 3: Divertikulum Meckel

tunas hati; usus tengah, mulai dari sebelah kaudal tunas hati dan berjalan

sampai  ke suatu titik tempat kedudukan, pada orang dewasa, pertemuan dua

pertiga kanan dan sepertiga kiri kolon transversum, dan usus belakang, yang

membentang dari sepertiga kiri kolon transversum hingga ke membrana kloakalis

(Gambar 1). Endoderm membentuk lapisan epitel saluran pencernaan dan

membentuk parenkim berbagai kelenjar seperti hati dan pancreas. Unsur otot dan

unsur peritoneum pada dinding usus tersebut berasal dari mesoderm splangnik.2

Gambar 1. Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6, yang

memperlihatkan pasokan darah ke segmen-segmen usus dan pembentukan serta

rotasi saluran usus primer. Arteri mesenterika superior membentuk sumbu untuk

rotasi ini dan memperdarahi usus tengah. Arteri seliaka dan mesenterika inferior

masing-masing memperdarahi usus depan dan usus belakang.1

Perkembangan Usus Tengah

3

Page 4: Divertikulum Meckel

Pada mudigah berumur 5 minggu, usus tengah menggantung pada dinding

dorsal perut oleh suatu mesentrium pendek dan berhubungan dengan kantung

kuning telur melalui duktus vitellinus atau tangkai kuning telur (Gambar 1 dan 2).

Pada orang dewasa, usus tengah mulai tepat di sebelah distal muara saluran

empedu ke duodenum dan berakhir di perbatasan antara dua pertiga proksimal dan

sepertiga distal kolon transversum. Seluruh usus tengah diperdarahi oleh arteri

mesenterika superior (Gambar 3).2

Gambar 2. A. Gambar skematik gelung usus primer sebelum rotasi (pandangan

lateral). Arteri mesenterika superior membentuk sumbu gelung tersebut. Panah

menandakan perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. B. Pandangan

yang sama seperti A, memperlihatkan gelung usus primer setelah perputaran 180°

berlawanan dengan arah jarum jam. Perhatikan bahwa kolon transversum berjalan

di depan duodenum.1

4

Page 5: Divertikulum Meckel

Gambar 3. Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6 yang

memperlihatkan pasokan darah ke segmen-segmen usus halus dan pembentukan

serta rotasi saluran usus primer. Arteri mesentrika superior membentuk sumbu

untuk rotasi ini dan memperdarahi usus tengah. Arteri seliaka dan mesentrika

inferior masing-masing memperdarahi usus depan dan usus belakang.1

Perkembangan usus tengah ditandai dengan pemanjangan usus yang cepat

dan mesenteriumnya, sehingga terbentuk gelung usus primer (Gambar 3 dan 4).

Pada bagian puncaknya, saluran usus itu tetap berhubungan langsung dengan

kantung kuning telur melalui duktus vitellinus yang sempit (Gambar 3).

Bagian kranial saluran usus ini berkembang menjadi bagian distal duodenum,

jejunum dan bagian ileum. Bagian kaudal menjadi bagian bawah ileum, sekum,

apendiks, kolon asendens dan dua pertiga bagian proksimal kolon transversum.1

5

Page 6: Divertikulum Meckel

Gambar 4. A. Gambar skematik gelung usus primer sebelum rotasi (pandangan

lateral. Arteri mesentrika superior membentuk sumbu gelung tersebut. Panah

menandakan perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. B. Pandangan

yang sama seperti A, memperlihatkan gelung usus primer setelah perputaran 180o

berlawanan arah jarum jam. Perhartikan bahwa kolon transversum berjalan di

depan duodenum.3

2.1.2 Anatomi Usus Halus

Secara anatomi usus halus dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum,

jejenum, dan ileum. Panjang duodenum kira-kira 20 cm, jejenum 100-110 cm,

sedangkan ileum 150-160 cm. Jejunoileum memanjang dari ligamentum Treitz ke

katup ileosekal. Jejenum lebih besar dan lebih tebal jika dibandingkan dengan

ileum, dan hanya memiliki satu atau dua arcade valvular dibandingkan empat

sampai lima pada ileum.3

Usus halus digantung oleh mesenterium yang membawa pasokan darah

dan limfatik. Mesenterium berjalan secara oblik dari kiri L2 ke kanan dari sendi

S1 dan bersifat sangat mobile. Pasokan darah ke jejunum dan ileum melalui arteri

mesenterika superior, yang juga melanjutkan pasokan sampai kolon transversal

proksimal. Arcade vaskular dalam mesenterium menyediakan pasokan kolateral.

Drainase vena sejajar dengan pasokan arteri, membawa ke vena mesenterika

superior, bergabung dengan vena splenika di belakang pancreas untuk membentuk

vena porta. Drainase limfatik dari dinding usus melalui nodus mesenterikus ke

nodus mesenterikus superior ke dalam sisterna kili dan akhirnya ke duktus

torasikus.Lipatan mukosa membentuk plica plika sirkularis transversal

sirkumferensial. Persarafannya adalah parasimpatis dan mempengaruhi sekresi

serta motilitas . Simpatik berasal dari nervus splanikus melalui pleksus seliaka,

mempengaruhi sekresi dan motalitas usus serta vascular dan membawa aferen rasa

nyeri.3

6

Page 7: Divertikulum Meckel

Gambar 5. Anatomi usus halus

Dinding usus halus di bagi dalam 4 lapisan :

1. Tunica Serosa.

Terdiri dari jaringan ikat longgar yang dilapisi oleh

mesotel.

2. Tunica Muscularis.

Dua selubung otot polos tidak bergaris membentuk tunica muskularis usus

halus.Lapisan ini paling tebal di dalam duodenum dan berkurang dalamnya

kearah distal.Lapisan luarnya stratum longitudinale dan lapisan dalamnya

stratum sirkulare.Plexus myentericus (Auerbach) dan saluran limfe terletak

di antara kedua lapisan otot ini.

3. Tunica Submukosa.

Tunica Submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar yang terletak diantara

tunika muskularis dan lapisan tipis lamina muskularis mukosa, yang terletak

dibawah mukosa. Dalam ruang ini berjalan jalinan pembuluh darah halus dan

pembuluh limfe.Juga ditemukan neuroplexus Meissner.

4. Tunica Mukosa.

Tunica mukosa usus halus, kecuali pars superior duodenum tersusun dalam

lipatan sirkuler tumpang tindih yang berinterdigitasi secara transversa.

Masing- masing lipatan ini ditutup dengan tonjolan vili.

7

Page 8: Divertikulum Meckel

Lipatan dan vili lebih banyak di dalam jejunum dibandingkan di dalam

ileum, sehingga jejunum bertanggung jawab lebih besar dalam absorbsi. Ada dua

area dalam tingkatan submukosa dan bagian spesifik usus halus :

1. Plaque peyer

Plaque peyer terutama berada di dalam ileum dan lebih banyak ke distal.Ia

terdiri dari agregasi lymphaticus yang dikelilingi oleh plexus lymphaticus di

atas permukaan mesenterica usus.

2. Glandula Brunner

Glandula Brunner ada hampir seluruhnya di dalam duodenum, tetapi di

dalam jejunum proximal juga terdapat di proximal dan menurun dengan

penuaan.

2.2 Definisi

Divertikulum Meckel merupakan suatu keadaan malformasi kongenital

dari traktus gastrointestinal dengan adanya persistensi dari duktus vitello-

intestinal/ omphalomesenterik yang gagal mengalami penutupan dan absorpsi.2,4,5

Divertikulum dikenal dengan rule 2S yaitu :

1. Mengenai 2 % dari populasi.

2. Jaraknya 2 kaki dari ileocaecal valve (valvula bauhini).

3. Panjangnya 2 inchi (4-5 cm).

4. Perbandingan kejadian pada lelaki : perempuan = 2:1.

5. Hanya 2 % yang simptomatik dari semua divertikulum meckel.

6. Didalamnya mungkin terdapat 2 jenis jaringan heteropik yaitu

mukosa gaster dan jaringan pankreas.

7. Dua penyakit mungkin timbul didalamnya yaitu ulkus peptikum

dan divertikulitis.

8. 2 penyulit yang mungkin terjadi yaitu perforasi pada divertikulitis

akut atau ulkus peptikum dan perdarahan ulkus peptikum.

8

Page 9: Divertikulum Meckel

9. Sebagian besar pasien menunjukkan gejala pada umur dibawah 2

tahun.

2.3 Epidemiologi

Dari data epidemiologi menunjukkan bahwa, prevalensi dari Divertikulum

Meckel mencapai 2% pada populasi umum. Kebanyakan dari kelainan ini

ditemukan secara kebetulan pada saat dilakukan laparotomi ataupun laparoskopi.

Rasio Divertikulum Meckel yang asimptomatis pada laki-laki dan perempuan

adalah 1:1, namun pada keadaan yang simptomatis atau keadaan komplikasi yang

sudah menimbulkan gejala cenderung dominan pada laki-laki yaitu dengan rasio

3:1. Sebuah studi menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin pasien Divertikulum

Meckel pada orang Jepang lebih tinggi orang Amerika dan Eropa Dari berbagai

macam studi menyebutkan bahwa resiko untuk terjadinya komplikasi selama

hidup adalah 4-25%. Sedangkan resiko untuk timbulnya komplikasi setelah

postoperasi eksisi dari divertikulum isidental adalah 8%. 4,5

2.4 Patogenesis

Duktus omphalomesenterik atau vitelline merupakan duktus yang

menghubungkan yolk sac dengan midgut yang sedang berkembang. Pada minggu

keenam perkembangan embrio, midgut memanjang dan herniasi menuju korda

umbilikus. Di dalam korda umbilikus, midgut kemudian berotasi 90o arah jarum

jam di sekitar axis dari arteri mesenterik superior. Pada waktu yang bersamaan

midgut juga memanjang untuk membentuk jejunum dan ileum dan lumen dari

duktus omphalomesenterik akan menutup. Pada minggu ke-5 sampai ke-8

perkembangan embrio, midgut kembali menuju kavum abdomen dan duktus

omphalomesenterik akan menjadi pita fibrosis, yang mana akan mengalami

disintegrasi dan absorpsi.2,4

9

Page 10: Divertikulum Meckel

Jika duktus omphalomesenterik mengalami kegagalan atrofi total dan

disintegrasi, maka duktus ini akan terus tumbuh. Karena kegagalan ini akan

menyebabkan berbagai kelainan kongenital, yaitu:4,5

Fistula umbilikoileal; dikarenakan patensi komplit dari duktus

omphalomesenterik dengan lumen yang masih utuh terbuka sepanjang duktus.

Secara klinis akan ditemukan feses yang keluar dari umbilikus. Intususepsi

juga bisa ditemukan pada keadaan ini, dengan temuan klinis berupa prolapse

ileum pada umbilikus.

Sinus duktus omphalomesenterik; dikarenakan oleh kegagalan dari penutupan

bagian distal-end terhubung oleh pita fibrosis. Secara klinis pada bayi akan

ditemukan duh mukus yang keluar dari umbilikus.

Kista duktus omphalomesenterik; dikarenakan oleh bagian tengah dari duktus

masih paten sedangkan sekitarnya sudah mengalami obliterasi. Di dalam kista

akan ditemukan akumulasi mukus, sebab di dalamnya terdapat lapisan

mukosa intestinal

Pita fibrosis dari ileum ke umbilikus; dikarenakan oleh duktus

omphalomesenterik yang atrofi tidak secara sempurna mengalami obliterasi

dan absorpsi. Secara klinis dapat menyebabkan obstruksi intestinal dan

volvulus.

Divertikulum Meckel dan patensi komplit ileal-end dari duktus

omphalomesenterik. Divertikulum Meckel terletak pada sisi antimesenterik

dari ileum dan bisa ditemukan pita fibrous, jika bagian fibrosisnya tidak

terobliterasi secara penuh. Divertikulum ini umumnya ditemukan 40-100 cm

dari klep ileocecal dengan panjang dapat mencapai 5 cm dan diameter 2 cm.

Suplai darah dan venanya berasal dari pembuluh darah omphalomesenterik

yang masih utuh mesenteric superior halus atau sepanjang permukaan

divertikulum.

10

Page 11: Divertikulum Meckel

2.5 Manifestasi Klinis 2

1. Perdarahan

Melena atau tinja khas tampak berwarna merah jernih disebut “current

jelly” atau “brick red appearance”. Perdarahan dapat menyebabkan

anemia yang berat, tetapi biasanya berhenti sendiri karena kontraksi

pembuluh darah splanikus ketika penderita sudah menjadi hipovolemik.

Kadang-kadang perdarahan dari divertikulum Meckel dapat menjadi

begitu dramatis, dengan tinja berwarna kehitaman disebut “tarry stools”.

Gejala ini yang paling sering muncul yaitu sekitar 30 – 50% . kebanyakan

divertikulum Meckel dilapisi oleh mukosa ektopik, termasuk mukosa

pensekresi asam yang menyebabkan perdarahan intermitten tanpa nyeri

karena ulserasi mukosa ileum normal yang ada di dekatnya. Tidak seperti

mukosa duodenum bagian atas, asam tersebut tidak dinetralisir oleh

bikarbonat pankreas. Jadi, jika seorang bayi/ anak datang dengan

perdarahan rectum tanpa nyeri berat, adanya divertikulum Meckel harus

dicurigai.

2. Obstruksi Usus

11

Page 12: Divertikulum Meckel

Divertikulum Meckel sering disertai obstruksi sebagian atau komplit.

Mekanisme obstruksi yang paling sering adalah kalau divertikulum

berperan sebagai titik awal suatu invaginasi. Kejadian ini lebih sering

terjadi pada anak laki-laki yang lebih tua. Penyebab lain obstruksi adalah

pita-pita intraperitoneum yang menghubugkan potongan-potongan sisa

duktus omfalomesenterikus dengan ileum dan umbilicus. Pita-pita ini

menyebabkan obstruksi karena menyebabkan herniasi interna atau

volvulus usus halus di sekeliling pita tersebut. Merupakan gejala kedua

yang sering muncul yaitu sekitar 30 – 35%.

3. Divertikulitis Meckel Akut

Terjadi pada 20% pasien yang bergejala dan sering salah diagnosis dengan

appendiks akut. Hal ini terjadi karena adanya obstruksi intraluminal oleh

divertikulum, yang menyebabkan terjadi inflamasi, edema, iskemia,

nekrosis dan perforasi.

2.6 Pemeriksaan Penunjang 6,7

Diagnosis preopeatif divertikulum Meckel adalah sangat sulit. Sehingga

dibutuhkan kecurigaan serta tanda dan gejala klinis yang cukup tinggi untuk

membantu memfokuskan evaluasi radiologi.

1. Foto Polos Abdomen

Foto polos dapat menunjukkan gambaran ileus obstruktif. Jika

divertikulum distensi, terlihat adanya udara di fossa ilaka kanan atau di

tengah abdomen dapat menjadi kunci diagnosis. Jika perforasi terjadi,

maka foto polos abdomen dapat menunjukkan adanya pneumoperitoneum.

Meskipun barium meal biasanya tidak terlalu membantu dalam

menggambarkan divertikulum Meckel pada beberapa pasien, tetapi

anomali ini dapat dideteksi jika teknik ini dilakukan dengan hati-hati.

Barium enema dapat menunjukkan divertikula Meckel jika refluks yang

cukup mencapai ileum terminal.

12

Page 13: Divertikulum Meckel

Penemuan dengan foto polos tidak spesifik. Evaluasi dengan

barium meal konvensional kurang spesifik karena divertikula mengisi dan

mengelilingi usus halus sehingga tumpang tindih dan menyebabkan

divertikula tidak jelas. Barium enema dapat membantu mendeteksi

divertikula Meckel karena terletak di distal.6,7

2. Scan Tektenium-99m perteknetat (99mTc)

Merupakan pemeriksaan yang dipilih untuk mendiagnosis suatu

divertikula Meckel. Dilakukan dengan cara memberikan infus intravena

teknetium-99m perteknetat yang akan terdeteksi melalui kamera. Sel-sel

pensekresi mukus dari mukosa lambung ektopik akan mengambil

perteknetat sehingga memungkinkan visualisasi divertikulum Meckel.

Sensitivitas scan akan lebih meninggi dengan pemberian H2-reseptor

antagonis, seperti cimetidin, glukagon dan gastrin. Sensitivitas scan yang

diperbesar ini adalah sekitar 85% dengan spesivisitas sekitar 95%.6,7

3. Angiografi

Cara deteksi lain adalah angiografi mesenterika. Dapat membantu

mendeteksi bagian yang mengalami perdarahan selama perdarahan aktif

berlangsung. Pengenalan terhadap vaskularisasi embrionik divertikulum

Meckel dapat membantu mengidentifikasi selama proses angiografi

berlangsung.

4. CT-Scan

CT mungkin bukan modalitas utama diagnosis divertikulum Meckel yang

baik. Divertikulum Meckel yang inflamasi tampak sebagai lesi kantung

pemisah, berisi udara, cairan atau kontras oral dan berhubungan dengan

bagian distal usus halus. Inflitrasi lemak mengelilingi lesi. Diagnosis

divertikulum Meckel dapat dicurigai bila gambaran ini terlihat. Klasifikasi

enterolith dan fibrosia sisa duktus vitellinus (pita jaringan lunak) dapat

terlihat. Gambaran divertikulum Meckel yang inflamasi pada CT

13

Page 14: Divertikulum Meckel

dilaporkan pada sedikit kasus pada orang dewasa. CT juga dapat

mengidentifikasi komplikasi lain seperti intususepsi, Littre’s hernia dan

tumor dan dapat memperlihatkan beberapa kondisi yang hampir sama

seperti appendiksitis, divertikulitis usus besar dan penyakit Crohn.

5. Histologi

Pada pemeriksaan histologi, 62% kasus terdapat heterotrofik mukosa

gaster, 6% jaringan pankreas, 5% jaringan pankreas dan mukosa gaster,

2% mukosa jejunum, 2% jaringan Brunner, dan 2% terdiri dari mukosa

gaster dan duodenum. Mukosa gaster yang ditemukan dapat berupa

fundus, bodi, antrum, ataupun pilori. Mukosa fundus dan bodi terdapat

kelenjar oxintik dengan parietal, chief, dan sel-sel mucous neck. Pada

Divertikulum Meckel dengan jaringan pankreas heterotrofik, dapat

ditemukan acini pankreas, duktus, atau islet, ataupun kombinasi diantara

ketiganya. Jaringan terletak di ujung dari Divertikulum Meckel dan

merupakan daerah tempat yang sering terjadi intususepsi.

2.7 Penatalaksanaan 2,4,5,8

Emergensi

Kebanyakan dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien karena kelainan ini

adalah bersifat sakit yang akut, pemasangan jalur intravena harus sesegera

mungkin dengan cairan kristaloid dan pasien dipuasakan secara oral kemudian

periksa laboratorium dan golongan darah. Jika terdapat pendarahan yang

signifikan segera transfusi dengan packed red cells ,obstruksi usus perlu

dilakukan dekompresi nasogastrik dan lakukan pemeriksaan roentgen plain foto.

Jika terdapat perdarahan pada anak-anak dengan kotoran yang dark tarry segera

lakukan gastrik lavage untuk mengeksklusi perdarahan dari sistem cerna atas. Dan

jika negatif lanjutkan dengan endoskopi atas dan sigmoidoskopi fleksibel.

Surgikal

Terapi definitif

14

Page 15: Divertikulum Meckel

Ada empat teknik yang mungkin dapat digunakan pada terapi pembedahan

Divertikulum Meckel, yaitu; 1) penjahitan; 2) penutupan-penjahitan; 3 dan end-to-

end anastomosis; 4) divertikulektomi. Pada keadaan perdarahan wedge resection

atau reseksi segmental dipilih untuk menjamin divertikulum yang tereksisi

terdapat mukosa gaster heterotrofik dan mukosa ileum yang ulserasi. Pada

obstruksi usus, eksisi lebar dibutuhkan untuk memastikan viabilitas dari usus.

Pada kasus anak-anak dengan divertikulum luas yang beresiko terjadi

stenosis ileum jika divertikulektomi atau wedge resection dilakukan, maka reseksi

segmental menjadi pilihan. Pada keadaan Divertikulum Meckel dengan sinus

umbilikus dan fistula, perlu dilakukan eksisi umbilikus.

Terapi asimptomatis

Terapi pembedahan pada kasus asimptomatis masih kontroversial, sebab

dari data menunjukkan bahwa komplikasi dari kelainan ini menurun sesuai

dengan berjalannya waktu. Ada yang menyebutkan bahwa pada kasus dengan

divertikulum yang luas atau dengan pendek perlu dilakukan eksisi universal,

namun pada kedua kasus ini jarang terjadi komplikasi. Studi lain menunjukkan

bahwa hanya pasien-pasien yang dengan umur di bawah 50 tahun yang perlu

dilakukan tindakan bedah.

2.8 Diagnosis Banding

Diagnosis banding tergantung pada komplikasi divertikulum Meckel yang terjadi.

Karena, lokasi ileum yang berubah-ubah menyebabkan kita harus

mempertimbangkan semua kejadian patologis intraabdomen jika pasien datang

dengan proses inflamasi atau obstruksi.

1. Appendiksitis akut, tanda dan gejalanya sulit dibedakan dengan

divertikulitis Meckel akut dan dapat dibedakan saat operasi.

2. Divertikulitis. Divertikulitis sigmoid atau kolon bagian kanan memberikan

gejala yang sama dengan appendiksitis akut atau divertikulitis Meckel.

15

Page 16: Divertikulum Meckel

3. Penyakit Crohn. Perdarahan rectal dapat terjadi, terutama pada pasien

dengan keterlibatan kolon, tetapi tidak menunjukkan gejala yang khas,

dapat dibedakan dari divertikulum Meckel.9

2.9 Komplikasi

Secara garis besar, komplikasi divertikulum Meckel dapat diklasifikasikan sebagai

:

1. The Peptic group, yang mana heterotropik mukosa gaster menyebabkan

perkembangan ulser peptik yang kronik pada divertikulum itu sendiri atau

sekitarnya ke stoma. Hal ini muncul dengan perdarahan, perforasi akut.

2. The Inflammatory group, yang mana inflamasi akut mengubah tempat dan

menghasilkan gangren serta perforasi. Perforasi juga dapat disebabkan

oleh penetrasi benda asing. Pada kelompok ini, tanda dan gejala mirip

dengan appendiksitis akut.

3. The Obstructive group, yang mana obstruktif intestinal merupakan hasil

dari intususepsi, volvulus, perlengketan, pita, tali fibrosa, benda asing atau

‘concretion’.

4. The Umbilical group, yang meliputi fistula, kista dan granuloma.

5. The Tumor group, yang meliputi baik benigna (mioma, lipoma, neuroma

dan adenoma) dan maligna (adenocarcinoma, leiomyosarcoma dan tumor

carcinoid) dan kista.

2.10 Prognosis

Prognosis divertikulum Meckel baik. Angka kematian setelah operasi pada

pasien divertikulum yang simptomatik dilaporkan mencapai 2 – 5%. Pada pasien

asimptomatik yang dilakukan divertikulektomi insidental, mempunyai komplikasi

awal dan lanjut sekitar 2% kasus dengan angka kematian mencapai 1%.2

BAB III

KESIMPULAN

16

Page 17: Divertikulum Meckel

Divertikulum Meckel merupakan kelainan kongenital dari traktus

gastrointestinal yang sering ditemukan, akibat adanya kegagalan penutupan dan

penyerapan dari duktus omphalomesenterik atau vitellin, yaitu sebuah duktus

yang menghubungkan yolk sac dengan midgut yang sedang berkembang. Angka

kejadiannya mencapai 2-4% pada populasi umum dengan predileksi yang sama

antara laki-laki dengan perempuan.

Gejala yang ditimbulkan dari kelainan beragam tergantung dari komplikasi

yang ditimbulkan. Komplikasi yang sering ditimbulkan adalah adanya obstruksi

usus, perdarahan, dan divertikulitis.

Penatalaksanaan dari kelainan kongenital ini dibagi menjadi dua yaitu terapi

emergensi dan surgical. Terapi emergensi berguna untuk mengembalikan dan

mengoptimalisasi keadaan vital dari pasien. Terapi surgikal dibedakan menjadi

dua yaitu definitf yang dilakukan untuk mengoreksi keadaan kelainan dan

menanggulangi komplikasi serta mencegahnya berlangsung lama. Terapi surgikal

kedua adalah terapi surgikal asimptomatis yang sekarang masih kontroversial dan

dilakukan untuk mengkoreksi kelainan sebelum timbul komplikasi.

Daftar Pustaka

17

Page 18: Divertikulum Meckel

1. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman. ed 10. Alih Bahasa Joko

Suyono, Editor Devi H Ronardy. Jakarta: EGC; 2009. Hal 243, 257-268.

2. Behrman, Richard E, et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15.

Jakarta : EGC, 2000.hal 1313-1317

3. Sjamsuhidajat R, Jong W D. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. Jakarta:

EGC; 2004. Hal 732.

4. Sagar J, Kumar V, Shah DK. Meckel’s diverticulum: a systematic review.

J R Soc Med. 2006;99:501-505.

5. Emedicine. Kuwajerwala NK. Meckel Diverticulum. 2008. Diunduh dari:

http://emedicine.medscape.com/article/194776

6. Levy AD, Hobbs CM. From the Archives of the AFIP. Meckel

Diverticulum: Radiologic Features with Pathologic Correlation.

Radiographics. 2004;2

7. Elsayes KM, Menias CO, Harvin HJ, Francis IR. Imaging Manifestations

of Meckel’s Diverticulum. AJR. 2007;189:81-88.

8. Ghritlaharey RK, Budhwani KS, Shrivastava DK, Shrivastava J. 2011;

5693.

9. Emedicine. Rabinowitz SS. Pediatric Meckel Diverticulum. 2010.

Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/931229

18