diploma-2013-307663-chapter1

9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat. Tabel 1 merupakan data mengenai pengguna Air Mineral. Air minum dalam kemasan dapat dikonsumsi oleh masyarakat dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. Tabel 1. Tabel Data Pengguna Air Mineral Tahun 2008 hingga 2012 Tahun Jumlah Perusahaan Produksi Riil Konsumsi Dalam Negeri (Unit Usaha) (Ribu Liter) (Ribu Liter) 2008 611 12.800.000 12.776.239 2009 654 13.440.000 13.409.397 2010 705 14.592.857 14.555.356 2011 721 15.681.600 15.644.692 2012 723 16.632.096 16.607.915 Sumber : Kementrian Perindustrian Negara Indonesia Menurut Badan Standarisasi Nasional, air minum dalam kemasan merupakan air baku yang telah diproses, dikemas, dan aman diminum yang mencakup air mineral dan air demineral. Air baku sendiri merupakan air yang sudah memenuhi syarat mutu air bersih sesuai dengan peraturan yang berlaku.

description

aa

Transcript of diploma-2013-307663-chapter1

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk

    berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat

    konsumsi air minum dalam kemasan semakin tinggi seiring dengan

    bertambahnya jumlah penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

    serta kesadaran masyarakat. Tabel 1 merupakan data mengenai pengguna Air

    Mineral. Air minum dalam kemasan dapat dikonsumsi oleh masyarakat

    dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

    Tabel 1. Tabel Data Pengguna Air Mineral Tahun 2008 hingga 2012

    Tahun

    Jumlah

    Perusahaan Produksi Riil

    Konsumsi Dalam

    Negeri

    (Unit Usaha) (Ribu Liter) (Ribu Liter)

    2008 611 12.800.000 12.776.239

    2009 654 13.440.000 13.409.397

    2010 705 14.592.857 14.555.356

    2011 721 15.681.600 15.644.692

    2012 723 16.632.096 16.607.915

    Sumber : Kementrian Perindustrian Negara Indonesia

    Menurut Badan Standarisasi Nasional, air minum dalam kemasan

    merupakan air baku yang telah diproses, dikemas, dan aman diminum yang

    mencakup air mineral dan air demineral. Air baku sendiri merupakan air yang

    sudah memenuhi syarat mutu air bersih sesuai dengan peraturan yang

    berlaku.

  • 2

    Di Indonesia, parameter air layak konsumsi tertuang dalam

    Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat dan

    Pengawasan Kualitas Air Minum. Berikut ini merupakan tabel mengenai

    kriteria kualitas air yang dapat digunakan sebagai air minum yang tertuang

    dalam tabel 2.

  • 3

    Tabel 2. Kriteria Kualitas Air Yang Dapat Digunakan Sebagai Air Minum

    No. Jenis Parameter Satuan

    Kadar

    maksimum

    yang

    dibolehkan

    1. Parameter yang berhubungan l

    angsung dengan kesehatan

    a) Parameter Mikrobiologi

    1. E.Coli

    Jumlah per 100

    mL sampel

    0

    2. Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 mL sampel

    0

    b) Kimia an-organik

    1. Arsen Mg/L 0,01

    2. Fluorida Mg/L 1,5

    3. Total Kromium Mg/L 0,05

    4. Kadmium Mg/L 0,003

    5. Nitrit, (Sebagai NO2) Mg/L 3

    6. Nitrat, (Sebagai NO3) Mg/L 50

    7. Sianida Mg/L 0,07

    8. Selenium Mg/L 0,01

    2. Parameter yang tidak berhubungan

    langsung dengan kesehatan

    a) Parameter Fisik

    1. Bau Tidak berbau

    2. Warna TCU 15

    3. Total Suspended Solid Mg/L 500

    4. Kekeruhan NTU 5

    5. Rasa Tidak berasa

    6. Suhu oC Suhu udara 3

    b) Parameter Kimiawi

    1. Aluminium Mg/L 0,2

    2. Besi Mg/L 0,3

    3. Kesadahan Mg/L 500

    4. Klorida Mg/L 250

    5. Mangan Mg/L 0,4

    6. pH 6,5-8,5

    7. Seng Mg/L 3

    8. Sulfat Mg/L 250

    9. Tembaga Mg/L 2

    10. Amonia Mg/L 1,5

    Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

    492/MENKES/PER/IV/2010

  • 4

    Kepmenkes tersebut memuat beberapa persyaratan yang perlu

    dipenuhi air untuk layak konsumsi, baik secara fisik, kimia maupun

    mikrobiologi. Pertama, dari segi fisik, air harus tidak berbau, tidak berasa,

    tidak berwarna, serta tidak keruh. Kedua, dari segi kimiawi, air minum itu

    boleh mengandung cemaran logam, tetapi harus sesuai dengan kadar

    maksimum yang telah ditetapkan. Cemaran logam dimaksud seperti timbal

    (Pb); tembaga (Cu); Cadmium (Cd); Raksa (Hg); Perak (Ag) dan Cobalt

    (Co). Sedangkan dari segi mikrobiawi, air minum sama sekali tidak boleh

    mengandung cemaran mikrobiawi.

    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan alternatif

    terhadap penyediaan air bersih dengan diperkenalkannya air minum dalam

    kemasan (AMDK) yang diproduksi dalam kemasan gelas, botol, dan galon.

    Tentu saja, AMDK ini memiliki ketentuan tersendiri dan harus memenuhi

    standar yang telah ditetapkan sesuai dengan SNI 01-3553-2006, untuk bisa

    dikonsumsi dengan aman.

    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menjadi

    pendorong beberapa industri-industri untuk membuka industri air minum

    dalam kemasan atau AMDK. Salah satu indutsri AMDK yang sudah baik

    untuk sistem produksi dan distribusi adalah AQUA (Danone) yang dikelola

    oleh PT Tirta Investama. PT Tirta Investama adalah salah satu industri yang

    bergerak di bidang air minum dalam kemasan. Di daerah Cianjur, PT Tirta

    Investama (Danone AQUA) merupakan cabang dari industri AMDK yang

    sudah memiliki sistem berpredikat baik karena sistemnya diatur dan dikelola

  • 5

    dengan baik, dengan sistem penjadwalan yang baik dan pengadaan evaluasi

    setiap usai produksi.

    Pengolahan limbah sudah melalui standar pengolahan yang baik

    sehingga limbah aman untuk dibuang dan tidak mencemari lingkungan.

    Pengolahan limbah industri yang dilakukan dengan baik mencerminkan

    tanggung jawab moral perusahaan terhadap kelestarian lingkungan. Untuk

    menjaga mutu air baik itu dari sumber mata air maupun air minum dalam

    kemasan, pengendalian limbah perlu dilakukan untuk menghindari

    tercemarnya lingkungan dengan adanya bahan sisa bahkan limbah yang

    dihasilkan oleh industri. Pengolahan limbah cair menggunakan cara

    penetralan dengan cairan kimia dimana kebutuhannya disesuaikan dengan

    keadaan pH limbah cair.

    Jenis limbah berbeda-beda sesuai dengan bahan baku dan bahan

    kemas yang digunakan. Terdapat limbah cair, padat, dan limbah gas. Limbah

    cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil

    dari berbagai kegiatan baik kegiatan industri maupun kegiatan manusia

    sehari-hari. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara

    kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah

    domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan

    dipelihara oleh masyarakat setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih

    harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.

    Disamping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses

    pengolahannya air harus dibuang.

  • 6

    Selain itu juga terdapat limbah padat yaitu hasil buangan industri

    berupa padatan yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah padat

    berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah padat ini memerlukan

    perlakuan khusus supaya tidak mencemari lingkungan dan sebisa mungkin

    dapat digunakan atau dimanfaatkan kembali. Jenis limbah padat yaitu kertas,

    kayu, kain, karet atau kulit tiruan, plastik, metal, gelas atau kaca, organik,

    bakteri, kulit telur, dan lain-lain. Pengolahan limbah padat dapat dilakukan

    dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak

    berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan. Untuk menanggulangi

    pencemaran tanah akibat penumpukan sampah itu dapat dilakukan melalui

    berbagai cara seperti melalui program 3 R yaitu Reduce, Reuse, Recycle.

    Reduce artinya mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk.

    Reuse, adalah program pemakaian kembali sampah yang sudah terbentuk

    seperti penggunaan bahan-bahan plastik/kertas bekas untuk benda-benda

    souvenir, bekas ban untuk tempat pot atau kursi taman, botol-botol minuman

    yang telah kosong diisi kembali dan sebagainya. Proses recycle berbeda

    dengan kedua program sebelumnya. Dalam hal ini sampah sebelum

    digunakan perlu diolah ulang terlebih dahulu. Bahan-bahan yang dapat didaur

    ulang (recycle) seperti kertas atau sampah bekas, pecahan-pecahan gelas atau

    kaca, besi atau logam bekas dan sampah organik yang berasal dari dapur atau

    pasar dapat didaur-ulang menjadi kompos (pupuk). Proses daur ulang ini juga

    dapat mengubah sampah menjadi energi panas yang dikenal dengan proses

    insenerasi.

  • 7

    Disamping itu terdapat limbah gas yang merupakan asap yang

    diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara

    mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2, dan lain-lain. Maka

    dari itu sebelum dilepas ke udara, asap hasil produksi pabrik di saring dahulu

    supaya tidak membahayakan lingkungan sekitar. Zat pencemar melalui udara

    diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah

    butiran halus dan masih rnungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap

    air, debu, asap, dan kabut. Sedangkan pencemaran berbentuk gas dapat

    dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung.

    Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.

    Maksud dari pembuatan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui

    bagaimana kondisi fisik dari limbah yang dihasilkan dari industri AMDK ini

    dan membandingkannya dengan peraturan dan ambang batas yang menjadi

    landasan, apakah sudah memenuhi kriteria bila akan dilepas ke lingkungan

    atau belum. Pengukuran uji fisik dapat dilakukan dengan mengukur pH, suhu,

    warna, kecerahan atau kekeruhan, dan kadar oksigen terlarut. Dengan adanya

    pengukuran fisik ini maka penulis berharap akan dapat mengetahui

    bagaimana penerapan pengolahan limbah cair di industri AMDK, mengetahui

    apakah limbah yang dibuang apakah sudah aman atau belum, dan yang paling

    penting adalah penulis dapat mengetahui bagaimana proses produksi air

    minum dalam kemasan. Alasan mengapa uji fisik yang dipilih karena dapat

    mengetahui metode, proses, dan kegunaan analisa pengukuran pH, suhu,

    kekeruhan, konduktivitas, salinitas, warna dan bau, serta TDS (Total

  • 8

    Dissolved Solids).Terdapat beberapa masalah yang terdapat pada perusahaan

    yaitu alat tidak berjalan sebagaimana mestinya dikarenakan sensor tidak

    berjalan dengan baik. Akibat dari sensor tidak berjalan dengan baik adalah air

    limbah yang seharusnya dinetralkan di tangki penetrasi langsung mengalir ke

    sungai.

    B. Perumusan Masalah

    Permasalahan yang muncul dalam suatu lingkungan industri yang

    bergerak di bidang air minum dalam kemasan (AMDK) saat melakukan

    proses produksi dalam hal limbah yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan

    adalah limbah cair. Dengan mengukur dan memperhatikan penerapan

    pengendalian limbah yang ada di industri tersebut maka dapat mengetahui

    bagaimana penerapan limbah untuk dikendalikan supaya aman jika dibuang

    ke lingkungan dan tidak mencemari lingkungan.

    C. Batasan Masalah

    Batasan masalah yang akan di ambil untuk mempermudah meninjau

    pengolahan limbah cair di PT Tirta Investama Cianjur adalah :

    1. Kajian pada debit dan sifat uji fisik limbah cair pada PT Tirta Investama.

    2. Kajian yang dilakukan hanya pada uji fisik pada PT Tirta Investama.

  • 9

    D. Tujuan

    1. Mengetahui kualitas limbah cair yang akan di buang ke lingkungan.

    2. Mengetahui proses pengolahan limbah cair pada WWTP.

    E. Manfaat

    1. Memberikan kontribusi ilmiah terhadap peningkatan kinerja sistem IPAL

    (Instalasi Pengendalian Air Limbah) agar effluent yang dihasilkan sesuai

    dengan baku mutu yang sudah ditetapkan.

    2. Mengetahui proses pengolahan limbah cair sampai aman untuk dilepas ke

    sungai di lingkungan sekitar.

    3. Mengetahui cara mengukur dan menganalisa sampel limbah cair di

    laboratorium untuk influent dan effluent.