DIMENSI kesmas

download DIMENSI kesmas

of 7

Transcript of DIMENSI kesmas

A. Pendahuluan

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Indera penglihatan (baca: mata) merupakan faktor kunci bagi terwujudnya SDM yang berkualitas. Hal ini disebabkan karena jalur utama penyerapan informasi dalam proses belajar individu terjadi melalui penglihatan (83%). Karena itu, upaya pemeliharan kesehatan indera penglihatan dan pencegahan kebutaan menjadi satu hal yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak.

Angka Kebutaan di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

Angka kebutaan di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5 % dari total penduduk, atau setara dengan 3 juta orang. Angka ini bahkan jauh melampaui Banglades (1 %), India (0,7 %) maupun Thailand (0,3%).Masalah kebutaan di Indonesia lebih merupakan masalah sosial, ketimbang masalah kesehatan. Hal ini sesuai dengan kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni bila angka kebutaan melebihi 1%, maka termasuk kriteria masalah sosial, bukan semata-mata masalah kesehatan. Hal ini menegaskan bahwa upaya untuk mengurangi angka kebutaan di Indonesia mesti bersifat lintas sektoral dan melibatkan peran aktif masyarakat luas.Katarak sebagai Penyumbang Kebutaan Terbesar di Indonesia

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di kebutaan di Indonesia (0,78%), kemudian diikuti glukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), sedangkan sisanya akibat penyakit kornea, retina, dan kekurangan vitamin A (xeroftalmia).Pada tahun 2000, jumlah penderita katarak di Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut, yaitu sekitar 15,3 juta. Diperkirakan setiap satu menit terdapat satu orang menjadi buta dan setiap tahun bertambah 500.000 orang buta, terutama bagi penduduk yang berada di daerah miskin dengan sosial ekonomi lemah. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kebutaan akibat katarak dari tahun ke tahun (Gloria Cyber Minister).Katarak merupakan masalah nasional yang perlu segera ditanggulangi. Katarak dapat menyebabkan penurunan produktivitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Farida (1989-1999), lebih dari separuh (52%) kebutaan disebabkan katarak, dan 16% diantaranya dialami penduduk usia produktif (40-54 tahun).Menurut Gloria Cyber Ministries, penyakit katarak di Indonesia terjadi pada usia lebih muda, yaitu pada usia 45 tahun. Sedangkan di negara maju seperti AS, Inggris, dan Jepang, kasus katarak terjadi pada usia 60 tahun. Ini berarti, orang Indonesia lebih awal 10-15 tahun mengidap katarak.Sesungguhnya kebutaan akibat katarak merupakan kebutaan yang dapat dicegah (avoidable blindness) melalui tindakan operasi. Tetapi, setiap tahun di Indonesia hanya sekitar 60.000 penderita katarak yang bisa dioperasi, sementara penambahan jumlah penderita katarak tiap tahunnya mencapai 200.000 orang. Ini berarti akan selalu ada penumpukkan jumlah kasus katarak yang belum tertangani.

Apakah Penyebab dari Penykit Katarak ?

Katarak berkembang karena berbagai sebab, seperti kontak dalam waktu lama dengan cahayaultraviolet,radiasi, efek sekunder dari penyakit.Sepertidiabetesdanhipertensi, usia lanjut, atau trauma(dapat terjadi lebih awal), mereka biasanya akibatdenaturasidari lensa protein. faktor-faktor genetik sering menjadi penyebab katarak kongenital dan sejarah keluarga yang positif juga mungkin berperan dalam predisposisi seseorang untuk katarak pada usia lebih dini, fenomena "antisipasidalam katarak pra-senilis. Katarak juga dapat diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik. Sebuah studi menunjukan katarak berkembang diantara pilot-pilot pesawat komersial tiga kali lebih besar dari pada orang-orang dengan pekerjaan selain pilot. Hal ini diduga disebabkan olehradiasiberlebihan yang berasal dari luar angkasa. Katarak juga biasanya sering terjadi pada orang yang terkena radiasiinframerah, seperti para tukang (meniup) kaca yang menderita "Sindrom Pengelupasan". Eksposur terhadapradiasi gelombang mikro juga dapat menyebabkan katarak. Kondisi atopik atau alergi yang juga dikenal untuk mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak. Katarak dapat terjadi hanya sebagian atau penuh seluruhnya, stasioner atau progresif, keras atau lembut.

B. Pembahasan

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of preventation) dr Leavel and Clark, sbg brikut:1. Promosi Kesehatan (Health promotion).Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan, misalnya :a. Peningkatan gizi dan gaya hidup sehat

1) Pola Makan Kaya AntioksidanKarena pembentukan katarak berhubungan dengan oksidasi, mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran yang kaya antioksidan dapat membantu mencegah katarak. Sayuran yang mengandung karotenoid yang tinggi sangat penting. Secara khusus, sayuran hijau, seperti bayam, brokoli, kangkung, sawi, dan lobak adalah sumber utama antioksidan lutein karotenoid yang ada pada lensa mata.Vitamin C dan E juga tampaknya penting dalam mencegah pembentukan dan perkembangan katarak. Sumber vitamin C termasuk buah jeruk, paprika, buah-buahan tropis, melon, stroberi, kiwi, sayuran, tomat, kentang, dan ubi jalar. Sumber vitamin E antara lain terdapat pada wheat germ, bayam matang, susu kedelai, berbagai jenis kacang-kacangan, biji bunga matahari, mangga, zaitun, kacang tanah, dan minyak sayur.

2) Pertahankan Tingkat Kolesterol SehatStudi menunjukkan bahwa tingkat tinggi kolesterol dan trigliserida mengakibatkan peningkatan risiko katarak. Juga rendahnya tingkat High Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik dapat meningkatkan risiko katarak.Cara terbaik untuk menurunkan kolesterol adalah dengan menghindari makanan yang tinggi lemak jenuh, seperti daging, produk susu, dan lemak trans, seperti yang terdapat pada kue-kue makanan ringan dan makanan yang digoreng untuk komersial.

3) Pengurangan Asupan LemakStudi menunjukkan bahwa diet lemak meningkatkan risiko katarak sekitar 10 persen. Seperti disebutkan di atas, lemak yang paling penting untuk dihindari adalah lemak jenuh dan lemak trans.

4) Menghindari AlkoholOrang yang mengonsumsi lebih dari dua gelas per minggu dari setiap jenis (bir, anggur, atau sulingan) memiliki risiko 10 persen lebih besar terkena beberapa jenis katarak.5) Menjaga Berat BadanStudi menunjukkan bahwa penderita obesitas memiliki risiko lebih besar dari 30 persen terkena katarak dibandingkan dengan individu dengan berat badan yang sehat. (pusdat BP/berbagai sumber)

b. Memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat

Katarak juga bisa didapat dari faktor keturunan, terutama katarak dengan jenis kongenital, serta riwayat keluarga yang positifkatarak sangat mungkin berperan seseorang terkena katarak usia dini. Jika anda bisa melihat kembali riwayat keluarga apakah ada yang mengidap katarak jenis tersebut, jika ada sebaiknya anda harus lakukan pencegahan, jika tidaktak ada salahnya anda mencari tahu, karena siapa tahu bisa anda bagi untuk orang lain.

c. Pemeriksaan kesehatan secara berkalad. Perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan

2. Perlindungan Khusus (Specifik Protection). Pencegahan katarak pada bayi dan anak-anak bisa dilakukan saat ibu hamil. Diantaranya, dengan kontrol ke dokter secara rutin dan memperhatikan asupan gizi. Bisa juga dengan infeksi campak dengan imunisasi, mencegah terjadinya Ophthalmia Neonatorum pada bayi baru lahir dengan memberikan tetes mata antibiotik pada seluruh bayi yang baru lahir. Selalu menggunakan sunglass saat beraktivitas diluar ruangan karena terbukti mampu mencegah katarak hingga 60%.

3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and prompt Treatment).Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini.Pemeriksaan slit-lamp dan ofthalmoskopi sebagai alat pendeteksi dini dari penyakit katarak. Jika terdapat kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut. Tujuan utama dari usaha ini adalah :a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.b. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :a. Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi.b. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.c. Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.d. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

4. Pembatasan cacat (Disability Limitation)

Pada katarak yang masih ringan, di mana visus masih baik dan di pemeriksaan tampak lensa sedikit keruh penderita masih dapat menggunakan kacamata untuk membatu tajam pengelihatan lebih baik. Apabila katarak sudah tidak dapat dikoreksi dengan penggunaan kacamata, dan sudah mengganggu pekerjaan sehari-hari tindakan operatif harus segera dilakukan. Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan katarak selain operasi. Tujuan dari operasi katarak itu sendiri untuk mengganti lensa yang keruh dengan lensa buatan (Intra Ocular Lens) sehingga penderita dapat melihat lebih baik lagi. Semakin majunya ilmu kesehatan, pendekatan terhadap penatalaksanaan katarak dengan operasi saat ini sudah semakin baik dan nyaman untuk penderita katarak, meminimalisasi rasa sakit hingga penyembuhan yang lebih cepat. Deteksi dini, monitoring yang ketat dan intervensi dengan tindakan operasi yang tepat waktu dapat menanggulangi kebutaan akibat katarak.

5. Rehabilitasi (Rehabilitation).

a. Rehabilitasi mentalyaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.b. Rehabilitasi sosial vokasionalyaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ginanjar, Wahyu Genis. 2008 . Visi 2020, Hak untuk Melihat. (Online). Tersedia : http://pestagagasan.blogspot.com. ( 27 November 2013)Widyatun, Diah. 2012. Upaya Pencegahan (Preventive) Menurut Leavel and Clark. (Online). Tersedia : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/upaya-pencegahan-preventive-menurut.html (27 November 2013)Istanto, Manda. 2010. Katarak. (Online). Tersedia : http://amandaistanto.blogspot.com/2010/12/katarak.html ( 27 November 2013)Ahira, Anne. Katarak. (Online). Tersedia : http://www.anneahira.com/katarak.htm ( 27 November 2013)Anonim. 2012. Pola Makan untuk Mencegah Katarak. (Online). Tersedia : http://www.balipost.co.id ( 27 November 2013)Anonim. Seputar Katarak dan Pencegahannya. (Online). Tersedia : https://www.optikmelawai.com/eye_info/seputar-katarak-dan-pencegahannya/134/ ( 27 November 2013)