kesmas kelompok 5

26
PUSAT PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK KELOMPOK 5: Ayu Novitasari Azizah Istiharoh Bela Nurdianti Pratami Isriani Nurlia Nia Audina Nurlaela Ratih Tri Agustin STIKES YPIB MAJALENGKA 1

description

AS HOMEWORK

Transcript of kesmas kelompok 5

Page 1: kesmas kelompok 5

PUSAT PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

KELOMPOK 5: Ayu NovitasariAzizah IstiharohBela Nurdianti PratamiIsriani NurliaNia AudinaNurlaelaRatih Tri Agustin

STIKES YPIB MAJALENGKA

JL.GERAKAN KOPRASI NO.003 MAJALENGKA 45411

TAHUN 2014/2015

1

Page 2: kesmas kelompok 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Puskemas merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai beberapa unit

pelayanan kesehatan .Salah satunya adalah unit pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Kegiatan

pokok Unit KIA adalah melayani kesehatan ibu hamil dan anak. Pelayanan tersebut terdiri dari

pelayanan antenatal care, pelayanan persalinan, pelayanan kesehatan ibu nifas, pelayanan kesehatan

neonatus, pelayanan kesehatan bayi, pelayanan kesehatan balita dan pelayanan keluarga berencana.

Proses pelayanan kesehatan pada Unit KIA dimulai saat pasien datang ke Unit Pelayanan Pendaftaran

untuk dilakukan pendaftaran, kemudian petugas pendaftaran mencari kartu status pasien berdasarkan

nomor indeks pasien.

1.2 Tujuan

1.Mengetahui tentang pusat pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

2.Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak

3. Memahami apa yang dimaksud PUSKESMAS, POSYANDU dan POLINDES

1.3 Rumusan masalah

1.Apa saja yang termasuk pelayanan kesehatan ibu dan anak ?

2.Apa itu puskesmas,posyandu dan polindes?

3.Apa saja manfaat dari posyandu?

2

Page 3: kesmas kelompok 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

A. Pelayanan Kesehatan Antenatal

Cakupan pelayanan antenatal dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil ( K1 ) untuk

melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil yang sesuai standar yaitu minimal berkunjung 4 kali

selama masa kehamilan (K4).kunjungan selama masa kehamilan ini dengan distribusi sekali pada

triwulan pertama dan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan antenatal kepada ibu hamil

yang diberikan oleh petugas kesehatan meliputi penimbangan berat badan,pemeriksaan

kehamilan,pemberian tablet besi,pemberian iminisasi TT, pemeriksaan tensi,/tekanan darah dan

konsultasi.

Cakupan K4 tahun 2009 sebesar 92,49 % dan capaian ini berada di bawah SPM sebesar 95 %, dan

juga menurun dibandingkan capaian tahun 2009 sebesar 92,81 %.

Deteksi resiko tinggi ibu hamil tahun 2009 adalah 20% sebesar 3.007 ibu hamil resiko tinggi.capaian

resiko tiggi ibu hamil tahun 2009 ini sesuai target yaitu sebesar 20 %.diharapkan dengan semakin

besarnya cakupan deteksi resiko tinggi ibu hamil akan dapat segera diambil langkah antisipasi

kemungkinan terjadinya kematian.seluruh ibu hamil resiko tinggi yang terdeksi dirujuk ke pelayanan

lebih atas.

Salah satu pelayanan  pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi.cakupan pemberian tablet besi Fe 1

pada ibu hamil tahun 2009 sebesar 99,08 % dan cakupan pemberian tablet Fe 3 sebesar 87, 55 %.

Pemberian tablet besi pada ibu hamil merupakan salah satu upaya untuk mencegah timbulnya anemia

pada ibu hamil, karena pada sebagian besar kematian ibu maternal salah satu penybabnya adalah

anemi

Pelayanan terhadap ibu dan bayi adalah pemberian vitamin A. Dari 14.380 orang ibu nifas yang

terlaporkan 94,75 % mendapatkan tablet vitamin A.

Upaya perlindungan ibu dan bayi terhadap kemungkinan tetanus pada saat persalinan dilaksanakan

melalui pemberian iminisasi TT kepada ibu hamil. Cakupan imunisasi TT1 dan TT2

Ibu hamil tahun 2009 masing-masing sebesar 14,05 % dan 12,29 %.rendahnya cakupan TT ibu hamil

perlu mendapat perhatian lebih serius. Salah satu penyebabnya rendahnya.

3

Page 4: kesmas kelompok 5

Cakupan TT adalah pelaporan yang sulit didapat dari pelayanan swasta, sehingga perlu dicari suatu

mekanisme untuk mendapat data yang akurat dari pelayanan swasta.

B.Pertolongan persalinan,kunjungan neonates dan bayi

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2009 sebesar 96, 68 %. Hasil ini

menunjukkan bahwa peran dukun sebagai penolong persalinan tradisional sudah hampir tidak ada.

Cakupan ini sudah mencapai target apabila dibandingkan dengan target SPM sebesar 90 %.

Cakupan kunjungan neonatal ( KK ) tahun 2008 sebesar 98, 11 %. Cakupan KN ternyata lebih besar

dari cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 96,,68 %, hal ini menunjukkan

atau dapat diasumsikan bahwa terdapat kunjungan persalinan dari luar wilayah, atau dari perantau.

Adanya kesenjangan data ( terutama di Puskesmas Bulu dan Nguter) antara cakupan KN dan

Pesalinan Nakes harus dapat dicari penyebabnya, apakah betula tenaga kesehetan penolong persalinan

tidak mengunjungi neonatal atau adanya kelamahan Dalam system pencatan dan pelaporan.

Neonatal resiko tinggi yang terdeteksi sebanyak 1.391 anak atau 10,15 % dan seluruhnya dirujuk ke

pusat pelayanan kesehatan tingkat lanjut.

Cakupan kunjungan bayi tahun 2009 sebesar 104 %. Hasil cakupan yang melebihi 100% harus

dievaluasi lagi terhadap penentuan target sasaran pada awal tahun, dan target SPM ( Berat Badan

Lahir Lemah) pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 382 bayi.jumlah ini menurun 23,6 %

dibandingkan tahun 2008 sejumlah 500 bayi. Penyebab terjadinya BPLR harus diidentifikasi lebih

lanjut karena hal ini dapat disebabkan salah satunya oleh karena kualitas ANC yang masih dibawah

standar.

C.Pelayanan Kesehatan Anak Balita

1.Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Prasekolah

Salah satu upaya mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan balita adalah melalui program

pelayanan kesehatan anak, di antaranya adalah pemberian vitamin A. cakupan pemberian vitamin A

pada balita usia 6 – 11 bulan tahun 2009 sebesar 98,74 %, hasil ini menurun dibandingkan tahun 2008

sebesar 98,9 %. Bila dibandingkan dengan hasil cakupan kunjungan bayi tahun 2009 sebesar 104 %,

maka tidak semua bayii mendapatka vitamin A.

Sedangkan pemberian Vitamin A dua kali ( 2X ) untuk balita tahun 2009 sebesar 98,71 %, hasil ini

meningkat apabila dibandingkan hasil tahun 2008 sebesar 98,11 %.

4

Page 5: kesmas kelompok 5

Pertumbuhan dan perkembangan anak balita, pra sekolah, SD sampai remaja perlu mendapatka

perhatian karena pada masa inilah terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Cakupan deteksi anak balita dan pra sekolah tahun 2009 sebesar 100% dari 19.968 anak yang ada.

a.Program Imunisasi

Dalam upaya menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi dan anak balita dilaksanakan

program imunisasi untuk penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ( PD 31 ) yaitu

penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan Cambak. Setiap bayi wajib

mendapatkan imunisasi dasar yaitu HB 0, 1 kali ; BCG 1 kali ; DPT-HB 3 kali, Polio 4 kali ; dan

Cambak 1 kali. Untuk menilai kelengkapan imunisasi dasar bayi dapat dilihat pada cakupan imunisasi

DPT HB 3, Polio 4 dan Cambak.

Cakupan imunisasi DPT1 tahun 2009 sebesar 102,25 %. Sedangkan cakupan imunisasi cambak

sebesar 101,7 %. Terdapat selisih antara cakupan Campak dan DPT1 sehingga ada anak balita yang

tidak lengkap dasar imunisasinya.

Angka Drop Out ( DO ) imunisasi lengkap pada bayi di tahun 2009 sebesar 0,54 %. Kecilnya angka

DO apabila dibandingkan tahun 2008 yang hanya 1,12 % perlu identifikasi penyebabnya lebih lanjut.

Capaian DO tahun 2009 telah sesuai target nasional yaitu angka DO < 10 %. Angka DO tertinggi di

Puskemas Bulu (9,46 %), Weru (3,53 %) dan Polokarto (1,53 %).

Hasil pelayanan iminisasi dapat juga dilihat capaian desa UCI. Target pelayanan imunisasi

berdasarkan SPM adalah 100% desa UCI. Cakupan desa UCI tahun 2009 sebesar 91 %, hasil ini

menurun apabila dibandingkan capaian tahun 2008 sebesar 99 %.

Adapun Puskesmas yang telah mencapai UCI 100 % antara lain Puskesmas Tawangsari, Mojalan,

Gatak, dan Kartusura. Sedangkan Puskesmas dengan UCI terendah adalah Puskesmas Polokarto

sebesar 71 %.

2.1.1 Pusat kesehatan masyarakat

A.Definisi

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri

5

Page 6: kesmas kelompok 5

dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib merupakan

upaya kesehatan yang dilaksanakan seluruh puskesmas di Indonesia. Upaya kesehatan wajib meliputi

upaya promkes, upaya kesehatan ibu dan anak termasuk KB, upaya perbaikan gizi, upaya kesehatan

lingkungan, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2P), dan upaya pengobatan

dasar

1. Fungsi Puskesmas

a. Puskesmas merupakan pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

b. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat

c. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yang terdiri atas

pelayanan kesehatan individu dan pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Sejarah Perkembangan Puskesmas

Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari didirikannya berbagai

institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, serta

diselenggarakannya berbagai upaya-upaya kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi

lingkungan yang masing-masinh berjalan sendiri-sendiri. Pada pertemuan Bandung Plan

(1951) dr. J. Leimena mencetuskan pemikiran mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya

tersebut dibawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien.

Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Konsep pelayanan yang terintegrasi lebih

berkembang dengan pembentukan team work dan team approach dalam pelayanan kesehatan

(1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan

tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan

Kabupaten di setiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970.

Penggunaan istilah puskesmas pertama kali dimuat pada Master Plan of Operation for

Strenghtening National Health Service in Indonesia Tahun 1969. Dalam dokumen tersebut

disebutkan puskesmas terdiri atas 3 tipe puskemas (tipe A, tipe B, tipe C). Kemudian dalam

Rapat Kerja Kesehatan Nasional ke III tahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas

dengan 6 kegiatan pokok. Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan

kegiatan pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan

pemerintah serta keinginan program ditingkat pusat, sehingga kegiatan berkembang menjadi

18 kegiatan pokok, bahkan DKI Jakarta mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok.

3. Wilayah Perkembangan Puskesmas

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi

apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah

kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah

6

Page 7: kesmas kelompok 5

(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional

bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

4. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban masing – masing

puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan

oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan

peraturan daerah.

Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :

1) Kepala puskesmas

Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan  kebutuhan puskesmas dan yang

menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota).

2) Unit tata usaha

Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam

pengelolaan:

a) Data dan informasi

b) Perencanaan dan penilaian

c) Keuangan

d) Umum dan kepegawaian

3) Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:

a) Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM

b) Upaya kesehatan perorangan

4) Jaringan pelayanan puskesmas

a) Unit puskesmas pembantu

b) Unit puskesmas keliling

c) Unit bidan di Desa/Komunitas

b. Tugas pokok :

1) Kepala Puskesmas

Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang

dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.

2) Kepala urusan tata usaha

Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta

pencatatan dan pelaporan.

3) Unit I Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga

berencana dan perbaikan gizi.

4) Unit II

7

Page 8: kesmas kelompok 5

Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya

imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.

5) Unit III

Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.

6) Unit IV

Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan

olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.

7) Unit V

Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan

penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.

8) Unit VI

Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap

9) Unit VII

Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

5. Tata kerja

Tata kerja koordinasi fungsional, adalah sebagai berikut:

1) Antara Puskesmas dengan RSU dalam bidang pelayanan medic

2) Antara Puskesmas dengan Camat dan Badan Penyantun Puskesmas dalam bidang

pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan.

6. Sistem Rujukan

1) Pengertian

Seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 1972

tentang Sistem Rujukan adalah suatu system penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang

melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau

masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada

unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat

kemampuannya.

2) Jalur Rujukan Kesehatan

a) Rujukan Pelayanan Medis :

(1) Antara masyarakat dengan puskesmas.

(2) Antara Puskesmas Pembantu/Bidan di Desa dengan Puskesmas

(3) Intern antara petugas Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap

(4) Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Laboratorium atau fasilitas pelayanan

lainnya.

b) Rujukan Pelayanan Kesehatan :

(1) Dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

8

Page 9: kesmas kelompok 5

(2) Dari Puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral    maupun

lintas sektoral.

(3) Jika rujukan di Kabupaten/Kota masih belum mampu menanggulangi, dapat

diteruskan ke Provinsi/Pusat.

7. Stratifikasi Puskesmas

a. Pengertian

Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas, dalam rangka

perkembangan fungsi puskesmas sehingga dalam rangka fungsi  puskesmas dapat

dilaksanakan lebih terarah.

b. Tujuan

1) Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan puskesmas dalam rangka

mawas diri

2) Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas dalam waktu mendatang

3) Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas

sebagai masukan untuk pembinaan lebih lanjut  

c. Pengelompokan Stratifikasi

Pengelompokan Strata dibagi menjadi 3

1) Strata I Puskesmas dengan Prestasi kerja Baik (warna hijau)

2) Strata II Puskesmas dengan Prestasi kerja Cukup (warna kuning)

3) Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang(warna merah)

d. Sasaran dari stratifikasi puskesmas adalah :

1) Puskesmas tingkat kecamatan

2) Puskesmas tingkat Kelurahan ( puskesmas pembantu )

3) Unit-unit kesehatan lain

4) Pembinaan peran serta masyarakat

8. Perencanaan Mikro Puskesmas

1) Pengertian

Perencanaan micro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas

untuk 5 tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.

2) Tujuan Umum

Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang

dihadapi puskesmas sehingga meningkatkan fungsi puskesmas.

3) Tujuan Khusus

a) Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis.

b) Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja 5

tahunan.

4) Langkah dalam penyusunan

9

Page 10: kesmas kelompok 5

a) Identifikasi keadaan dan masalah

b) Penyusunan Rencana

Perencanaan yang disusun berdasarkan preoritas masalah yang disusun secara

sistematis. 

a) Penyusunan Rencana Pelaksanaan ( Plan of Action )

b) Penulisan dokumen

(1) Pendahuluan

(2) Keadaan dan masalah

(3) Tujuan dan sasaran

(4) Pokok kegiatan dan pentahapan

(5) Kebutuhan sumber daya

(6) Pemantauan dan penilaian

(7) Penutup

9. Lokakarya Mini Puskesmas

a. Definisi

Upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan upaya

kesehatan puskesmas sesuai dengan rencana yang telah disusun dari tiap-tiap upaya

kesehatan pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam

pelaksanaan kegiatannya.

b. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas bekerja sama dengan tim dan membina

kerjasama lintas program dan lintas sektoral.

c. Tujuan Khusus

1) Terlaksananya kerjasama tim lintas program

2) Terlaksananya kerjasama lintas sektoran dalam rangka pembinaan PSM

3) Terlaksananya rapat kerja bulanan

4) Terlaksananya rapat kerja triwulan dan pembinaan kerjasama lintas Sektoral

d. Ruang lingkup

1) Menggalang kerjasama tim dari masing-masing anggota

2) Meningkatkan kebanggaan dan semangat membela keberhasilan tim Komponen

3) Penggalangan kerjasama dalam tim puskesmas

4) Penggalangan kerjasama lintas sektoral

5) Rapat kerja bulanan puskesmas

6) Rapat kerja triwulan lintas sektoral

10. Supervisi Puskesmas

a. Definisi

Upaya pengarahan dengan cara mendengar alasan dan keluhan-keluhan tentang masalah

10

Page 11: kesmas kelompok 5

dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna

serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.

b. Tujuan Umum

Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdayaguna.

1) Tujuan Khusus

Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan pedoman    

pelaksanaan

a) Kekeliruan dan penyimpangan dapat diluruskan

b) Meningkatkan mutu pelayanan

c) Meningkatkan hasil pencapaian puskesmas

d) Meningkatkan hasil pencapaian pelayanan puskesmas

11. Sistem Pencatatan Pelayanan Terpadu Puskesmas

a. Pengertian

adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas,

meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang

dicapai oleh puskesmas.

b. Tujuan  

1) Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok

puskesmas secara akurat tepat waktu dan mutakhir

2) Terlaksananya pelaporan data-data secara teratur di berbagai jenjang administrasi

sesuai dengan peraturan  yang berlaku

3) Dipergunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan

program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diperbagai tingkat administrasi

c. Ruang Lingkup

1) SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas Pembantu dan

Puskesmas Keliling.

2) Pencatatan dan pelaporan mencakup :

3) Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas

4) Data ketenagaan di puskesmas

5) Data Sarana yang dimiliki puskesmas

6) Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik didalam gedung maupun diluar

gedung.

7) Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan,tribulanan,semester dan tahunan)

d. Pemanfaatan Data SP2TP

1) Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam rangka

pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan

11

Page 12: kesmas kelompok 5

2) Dimanfaatkan puskesmas untuk peningkatan upaya kesehatan puskesmas

2.2 Posyandu

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan

keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)

1. Tujuan Posyandu

a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan

nifas.

b. Membudayakan NKBS

c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB

serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan

keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

2. Kegiatan Pokok Posyandu

a. KIA

b. KB

c. Imunisasi

d. Gizi

e. Penanggulangan diare

3. Pelaksanaan Layanan Posyandu

Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:

a. Meja I : Pendaftaran

b. Meja II : Penimbangan

c. Meja III : Pengisian KMS

d. Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

e. Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:

1) Imunisasi

2) Pemberian vitamin A dosis tinggi.

3) Pembagian pil KB atau kondom.

4) Pengobatan ringan.

5) Konsultasi KB.

4. Keberhasilan Posyandu

Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.

S  : Semua balita di wilayah kerja posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang Berat Badannya naik

12

Page 13: kesmas kelompok 5

5. Kegiatan posyandu

a. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak

1) Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan khusus

terhadap anak yang selama ini 3 kali  tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya

tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah

garis merah KMS.

2) Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A. 

3) Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/

bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.

4) Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.

5) Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.

b. Pelayanan Tambahan yang Diberikan  :

1) Pelayanan bumil dan menyusui. 

2) Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegenerasikan dengan

program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.

3) Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan

sebagainya.

4) Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.

5) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

6) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

7) Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.

8) Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan

lingkungan pemukiman.

9) pemanfaatan pekarangan.

10) Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.

11) Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.

c. Manfaat Posyandu  

Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi,

penanggulangan diare. Kesehatan ibu dan anak :

1) Ibu:  Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilandan nifas,

Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah,

Imunisasi TT untuk ibu hamil.

2) Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan

Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari

kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan

penyakit. (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95)

13

Page 14: kesmas kelompok 5

3) Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu (Dinas

Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan

pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari

penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari   data tersebut dapat diketahui

status pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan

posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.

KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan melihat

garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui status

pertumbuhan anaknya. 

Kriteria Berat Badan balita di KMS:

a) Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertamabah ke

pita warna diatasnya.

b) Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau

naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.

c) Berat badan dibawah garis merah Merupakan awal tanda  balita gizi buruk Pemberian

makanan tambahan atau PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang

ke posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 104)

(1) Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi

kondom, pil KB, dan suntik KB.

(2) Imunisasi Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. 

Macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah

(a) BCG untuk mencegah penyakit TBC.

(b) DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.

(c) Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.

(d) Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

a) Peningkatan Gizi

Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat untuk

meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan gizi

balita  di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa    memberikan penyuluhan

tentang  ASI, status gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh

kembang anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).

14

Page 15: kesmas kelompok 5

b) Penanggulangan diare

Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127). Melakukan

rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas.

(Departemen Kesehatan RI. 2006: 129). Memberikan penyuluhan penggulangan diare

oleh  kader posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 132)

d. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu:

1) Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu.

2) Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu 

3) Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat 

4) Sarana dan prasarana di posyandu 

5) Jarak dari posyandu tersebut

C. Polindes

Pondok bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat

dalammenyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak

lainnya,t e r m a s u k k b d i d e s a ( d e p k e s r i , 1 9 9 9 ) p o l i n d e s d i r i n t i s d a n

d i k e l o l a o l e h p a m o n g d e s a setempat. Berbeda dengan posyandu yang

pelaksanaannya dilakukan oleh kader didukungoleh petugas puskesmas, maka petugas

polindes pelayanannya tergantung pada keberadaan bidan, oleh karena pelayanan di

polindes merupakan pelayan profesi kebidanan.Kader masyarakat yang paling terkait

dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi,oleh karena itu polindes dimanfaatkan

pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam

pertolongam persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan di polindes seperti perannya

dalam melaksanakan kegiatan posyandu yaitu dalam. Penggerakanm a s y a r a k a t d a n

p e n y u l u h a n . S e l a i n i t u b i l a m e m u n g k i n k a n , k e g i a t a n p o s y a n d u

d a p a t dilaksanakan pada tempat yang sama dengan polindes. Idealnya suatu polindes

mempunyai bangunan tersendiri namun bisa juga menumpang disalah satu rumah warga

atau bersatudengan kediaman bidan di desa, dan masih dibawah pengawasan dokter

puskesmas setempat(bisma, 2006).Pertolongan persalinan yang ditangani di polindes

adalah persalinan normal serta kasusdengan faktor resiko sedang (faktor yang secara tidak

langsung dapat membahayakan ibuhamil dan bersalin sehingga memerlukan pengawasan

serta perawatn profesional). Pondok  bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk

upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat(ukbm) yang merupakan wujud nyata bentuk

peran serta masyarakat didalam menyediakantempat pertolongan persalinan dan

pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk kb didesa.

15

Page 16: kesmas kelompok 5

1. Persyaratan Polindes

Secara umum persyaratan untuk mendirikan polindes adalah tersedianya tempat yang bersih,

namun serasi dengan lingkungan perumahan di desa serta tersedianya tenaga bidan didesa.

Secara lebih rinci, persyaratan yang perlu diusahakan adalah:

a. Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.

b. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan, antara lain:

1) Bidan kit

2) IUD kit

3) Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil

4) Timbangan berat badan ibu dan pengukur tinggi badan

5) Infus set dan cairan dextrose 5%, nacl 0,9%

6) Obat-obatan sederhana dan uterotonika

7) Buku-buku pedoman kia, kb, dan pedoman kesehatan lainnya

8) Inkubator sederhana

c. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain:

1) Penyediaan air bersih

2) Ventilasi cukup

3) Penerangan cukup

4) Tersedia sarana pembuangan air limbah

5) Lingkungan pekarangan bersih

6) Ukuran minimal 3x4 meter persegi

d. Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau

olehkendaraan roda empat.

e. A d a t e m p a t u n t u k m e l a k u k a n p e r t o l o n g a n p e r s a l i n a n d a n

p e r a w a t a n p o s t p a r t u m (minimal satu tempat tidur)

2. Fungsi Polindes

a. Sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak (termasuk kb)

b. Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan

c. Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyarakat

dandukun bayi maupun kader.

16

Page 17: kesmas kelompok 5

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami laporkan mengenai materi pusat pelayanan kesehatan ibu

dan anak,tentunya masih banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan dan terbatasnya

referensi yang ada . semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

17

Page 18: kesmas kelompok 5

DAFTAR PUSTAKA

deviputri1384.blogspot.com

dkk.sukoharjokab.go.id/pages/pelayanan-kesehatan-ibu dan anak

fianagustiya.blogspot.com

www. Sarjanaku.com

18

Page 19: kesmas kelompok 5

DAFTAR ISI

PUSAT PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK …………………………………3

A. PELAYANAN KESEHATAN ANTENATAL………………………………………….3

B. PERTOLONGAN PERSALINAN,KUNJUNGAN NEONATUS DAN BAYI…………4

C. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA ………………...................................4

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

D. POSYANDU……………………………………………………………………………..12

E. POSKESDES……………………………………………………………………………15

19