KLIPING kesmas

24
KLIPING Pengaruh PHBS terhadap kesehatan Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Perilaku Manusia Dan Etika Profesi Disusun Oleh: Elsa Mariani(13-10-2258) Maria Ulfah(13-10-2288) Novita Listiani(13-10-2301) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Cahaya Bangsa Banjarmasin 2015

description

etika kesehatan

Transcript of KLIPING kesmas

KLIPINGPengaruh PHBS terhadap kesehatanDisusun untuk memenuhi Mata Kuliah Perilaku Manusia Dan Etika Profesi

Disusun Oleh: Elsa Mariani(13-10-2258)Maria Ulfah(13-10-2288)Novita Listiani(13-10-2301)

Program Studi Ilmu Kesehatan MasyarakatSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)Cahaya BangsaBanjarmasin2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaikan kliping yang berjudul Ketidak Profesionalan Petugas Dipuskesmas.Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan kliping ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan kliping ini.Kami harapkan kliping ini juga dapat berguna bagi kita bersama.Semoga kliping yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Banjarmasin, 24 maret 2015Penyusun

Kelompok VII

iDaftar IsiKATA PENGANTAR ..iDaftar isiiiBAB I : PENDAHULUAN1.1 Latar belakang.11.2 Tujuan penulisan.2BAB II : KASUS YANG TERJADI DAN PEMECAHAN MASALAH1. Jamban terapung jadi masalah....32. Warga buang sampah sembarangan karna tidak tersedia TPS...53. 117 Siswa SD keracunan chiken...7BAB III : PENUTUP3.1 Kesimpulan.......153.2 Saran..15Daftar Pustaka

iiBAB IPRNDAHULUANTema :PENGARUH PHBS TERHADAP KESEHATAN1.1 Latar BelakangPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development Goals (MDGs)."Health is not everything, but without health everything is nothing". Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)

12Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :a. Nilaib. Sikapc. Pendidikan/PengetahuanKesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003) 1.2 Tujuan PenulisanUntuk mengetahui pengaruh phbs terhadap kesehatan yang tidak sesuai dengan hukum perundang-undangan dan kode etik kesehatan, sehingga mahasiswa kesehatan dapat mengerti dan memahami betapa pentingnya phbs dan dapat pula mencegah bahkan memperbaiki keadaan yang telah terjadi sehingga kesehatan dapat ditingkatkan.

BAB IIKasus yang terjadi dan jalan keluar masalahnya

1.Jamban terapung jadi masalahLisasuroso.wordpress.com BANJARMASIN, MK- Salah satu upaya mengentaskan persoalan sanitasi buang air besar (BAB) sembarangan di 2019 yang dicanangkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yakni dengan menghapuskan jamban terapung yang masih banyak terdapat di sepanjang sungai Martapura.Pengamat perkotaan Suryani Khair menyebutkan, program yang dicanangkan tersebut tidak akan berjalan maksimal. Jika, Pemkot Banjarmasin tidak melakukan koordinasi dan kerjasama dengan daerah tetangga. Mengingat, sepanjang aliran sungai Martapura mulai Banjarmasin hingga Kabupaten Banjar serta sebagian Kabupaten Batola terdapat kurang lebih 2.800 jamban terapung. Belum lagi, kebiasaan masyarakat buang sampah ke sungai cukup berpengaruh terhadap pencemaran air.Pengentasan masalah sanitasi terutama persoalan kebiasaan masyarakat BAB disungai sulit diatasi jika jamban terapung masih ada. Penanganannya pun tidak hanya dibebankan satu wilayah, tetapi seluruh daerah yang dialiri sungai Martapura seperti Kabupaten Banjar dan Kabupaten Batola, ucap Suryani Khair, kemarin.Pria yang juga Ketua Forum Kota ini menyebutkan, pengembangan dan perbaikan kualitas lingkungan demi meningkatkan kesehatan masyarakat ini sangat diperlukan lantaran persentase pelayanan sanitasi belum seluruhnya terlayani. Yang ditekankan adalah komitmen dan keseriusan setiap pemimpin daerah dalam melakukan penanganan sanitasi tersebut, katanya.Suryani menjelaskan, pemerintah pusat melalui Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum telah menjalin kerjasama dengan pemerintah Australia melalui34 Australia-Indonesia Insfrastructure Grants for Sanitation (sAIIG) setiap tahun memprogramkan proyek tersebut dengan memberikan bantuan hibah kepada pemerintah kabupaten/kota seluruh Indonesia.Sekarang tinggal usaha dan kerja keras dari pemkot meloby pemerintah pusat untuk mendapatkan bantuan itu, agar kelanjutan program sanitasi, seperti halnya pemberian pelayanan sambuangan air bersih untuk warga miskin serta program pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kota Banjarmasin terus dapat berkesinambungan, katanya.Lebih jauh Suryani Khair mengakui dalam program hibah tahun sejak 2010 hingga 2013 pemkot dinilai cukup berhasil melaksanakan dan memanfaatkan bantuan tersebut dengan kegiatan pembangunan IPAL dan pelayanan air bersih melalui sambungan rumah (SR) khususnya untuk warga miskin.Ruang lingkup lainnya, sebut Suryani adalah, bidang air limbah dan persampahan. Program pembangunan IPAL komonal untuk mengubah prilaku masyarakat membuang BAB di sungai hingga sambungan rumah 200-400 KK dan atau jaringan air limbah sampai sambungan rumah (SR).Diakuinya untuk membudayakan hidup bersih kepada masyarakat sehingga mereka paham dan menjadi kebutuhan dalam hidup memang perlu waktu serta kesabaran. Apalagi di daerah ini cukup banyak masyarakat yang bertempat tinggal di tepian sungai dan BAB langsung ke sungai sudah menjadi kebiasaan masyarakat, pungkasnya.(mahmud husein)

Analisa masalahPersoalan sanitasi buang air besar(BAB) disungai martapura, sulit diatasi dan dihilangkan karna jamban terapung yang masih ada,bahkan masyarakat yang masih bertempat tinggal dan mengonsumsi serta menggunakan air tersebut, dikarnakan oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran diri tentang bahayanya air yang mereka konsumsi dan gunakan.

Jalan keluar masalahSeharusnya kesehatan masyarakat melakukan pembenahan dengan cara sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat, dan memberikan pengetahuan kepada warga. Dan berusaha membangun kesadaran warga untuk pembuatan jamban didarat.

52. Warga buang sampah sembarangan karena tidak tersedia TPS

Wartakotalive.com/Dwi Rizki

Sejumlah kawasan Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dijadikan tempat pembuangan sampah langganan setiap pagi dan malam hari.WARTA KOTA, PASARMINGGU Tidak tersedianya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) diakui sebagai alasan warga untuk membuang sampah sembarangan. Akibatnya sejumlah titik kawasan wilayah Kelurahan Pasar Minggu, tepatnya sekitar gedung PD Pasar Jaya Pasar Minggu dijadikan TPS langganan setiap pagi dan malam hari saat ini.Warta Kota yang menyempatkan diri berkeliling dan melintasi wilayah rawan TPS liar tersebut, tepatnya Jalan Raya Pasar Minggu mulai dari simpang Robinson, samping Stasiun Pasar Minggu, sepanjang toko milik PT KAI hingga perlintasan Kereta Api Poltangan, Pasar Minggu masih melihat tumpukan sampah tersusun rapih di sisi dan separator jalan saat ini.Aktivitas warga yang membuang sampah tersebut terpanyau rutin dilakukan mulai dari malam hari, sekira pukul 22.00 WIB yang berlanjut hingga pagi hari sekira pukul 05.00 WIB. Pada beberapa kesempatan, Warta Kota melihat beberapa warga masih asik menumpuk atau melemparkan kantong-kantong sampah rumah tangga ke TPS liar saat melintas dengan menggunakan sepeda motor.

6Walau diketahui aksi tersebut menyalahi aturan, beberapa warga justru mengaku rutin membuang sampah di TPS liar setiap hari. "Ah abis gimana bang, nggak ada tempat sampah (TPS), makanya saya buang disini," jelas seorang ibu yang terlihat keluar dari Jalan Masjid Al Makmur, Pejaten Timur, Pasar Minggu.Hal serupa pun diungkapkan oleh Fuad (43) warga RT 10/03 Pejaten Timur, Pasar Minggu. Dikatakannya, selain tidak memiliki TPS, tidak adanya pengelolaan pembuangan sampah di lingkungannya membuat warga harus mencari akal untuk membuang sampah setiap hari."Habis nggak ada tukang sampah, lagian kalau buang di TPS belakang terminal (Pasar Minggu-Red) kita juga susah lewat, kalo malem banyak pedagang, pagi juga begitu. Makanya kita buang sampah di pinggir jalan, walaupun itu kita tahu salah," ujarnya berkilah. Analisa masalahTidak tersedianya tempat pembuangan sampah sementara(TPS) dan tidak adanya pengolahan pembuangan sampah, membuat warga menjadi membuang sampah sembarangan, akibatnya sejumlah titik kawasan wilayah kelurahan pasar minggu, tepatnye sekitar gedung PD Pasar jaya, pasar TPS dan menimbulkan pemandangan yang tak lazim diakibatkan sampah yang berserakan dimana mana.

Jalan keluar masalahTampak jelas seharusnya dari pihak kesehatan masyarakat memberikan penyuluhan tentang pembuangan sampah dan berusaha untuk merubah sikap warga yang cenderung menjadikan kebiasaan yang salah tentang membuang sampah sembarang sebagai hal hal-hal yang lazim dan juga berusaha membangun kesadaran warga untuk menyediakan lahan pembuatan TPS agar warga tidak membuang sampah sembarangan da n kawasanpun jadi terbebas dari sampah dan penyakit.

73.117 Siswa SD Keracunan 'Chiken' Sabtu, 07 Februari 2015 | 00:14 WIB

TEMPO.CO , Tasikmalaya:Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tasikmalaya Kota masih menyelidiki kasus keracunan siswa sekolah dasar di Mangkubumi, Tasikmalaya. Penyidik telah memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti untuk dilakukan penelitian di laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Bandung. Sebelumnya diduga mereka keracunan 'ciken' (ayam goreng) yang dimakan dengan saos.

"Kami masih dalam proses penyelidikan," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tasikmalaya Kota, Ajun Komisaris Rusdiyanto saat dihubungi Jumat, 6 Februari 2015.

Rusdiyanto belum bisa menyimpulkan sumber atau penyebab keracunan. Setelah hasil uji laboratorium keluar, penyidik baru akan melakukan penyidikan. "Belum disimpulkan sumber keracunan darimana kalau belum ada hasil dari laboratorium," kata dia.Adapun korban keracunan makanan, saat ini sudah mulai membaik. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (Kabid P2KL), Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Didin Fitriyadi mengatakan, saat ini jumlah korban keracunan yang dirawat di Puskesmas Cigantang tinggal sebelas orang.

Selain di puskesmas, ada delapan siswa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Dokter Sukardjo. "Dua pasien dirujuk ke rumah sakit," kata dia.

Sebanyak 117 Sekolah Dasar Negeri 2 Cigantang, Tasikmalaya, Jawa Barat, keracunan makanan. Para korban menyantap jajanan di sekolah yang diduga beracun. Ada 117 orang siswa yang keracunan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Cecep Zainal Kholis, saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis, 5 Februari 2015.

Para siswa mengeluh pusing, mual, dan buang air setelah menyantap jajanan pada Selasa pagi lalu. Gejala itu timbul setelah mereka memakan jajanan ayam goreng tepung yang dinamakan ciken.

Kepolisian Resor Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, telah memeriksa empat pedagang yang berjualan di SDN 2 Cigantang. Empat pedagang sudah diperiksa. Kami juga sudah mengambil sampel makanan dan diserahkan ke Dinas Kesehatan, kata Rusdiyanto.

Keempat pedagang itu, kata Rusdiyanto, biasa berjualan di depan sekolah. Namun hingga kini polisi belum menetapkan satu orang pun sebagai tersangka. Polisi masih menunggu hasil uji laboratorium. Menunggu hasil laboratorium, apakah makanan mengandung bahan berbahaya atau tidak, kata dia.

Analisa masalahTasikmalaya, kamis 5 februari 2015.sebanyak 117 siswa sekolah Dasar Negri 2 cigantung mengalami keracunan,yang diakibatkan menyantap jajanan disekolah berupa makananciken(ayam goreng) yng dimakan dengan saos, setelah menyantap jajanan tersebut, para siswa mengeluh pusing, mual, dan buang air besar. Akibat dari kasus tersebut kepolisian langsung memeriksa 4 orang pedanggang yang berjualan disekolah Dasar tersebut dan langsung mengambil sampel makanan untuk di uji di laboraturium untuk mengetahui bahan berbayaha apa saja yang terkandung didalamnya.

Jalan Keluar MasalahDiperhatikan dari kasus tersebut, seharusnya tenaga kesehatan masyarakat melakukan tindakan penyuluhan kesekolah-sekolah Dasar, dan melakukan pemeriksaan makanan dan memberikan pengetahuan tentang makanan-makan yang berbahaya atau tidak untuk dikonsumsi sehingga kasus keracunan tersebut tidak terulang lagi.Dari semua pembahasan kasus diatas solusi yang dapat diterapkan di masyarakat, yaitu :1. Tatanan rumah tanggaMembudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran, keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip 9bahwa kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:a.Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca persalinan dan mencegah infeksi neonatus.b.Memberi Asi esklusifAsi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan Asi ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang menyusui 20 persen terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.c.Menimbang balita setiap bulan.Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan status gizi balita, dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan balita serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.d.Menggunakan air bersihBerbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana.e.Mencuci tangan dengan air dan sabun.Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.f.Menggunakan jamban sehat.Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan sebagainya.10g.Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.

Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.h.Makan buah dan sayur setiap hari.Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.i.Melakukan aktifitas fisik setiap hari.

Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.j.Tidak merokok didalam rumah.

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orangorang disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah.2. Tatanan sekolahIndikator PHBS di sekolah antara lain:a.Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.b.Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.

11c.Menggunakan sampah pada tempatnyaSampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.d.Olah raga yang teratur dan terukur.Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.e.memberantas jentik nyamuk.Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar.Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.f.Tidak merokok.Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri darinikotin, tar dan CO.g.menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.h.Menggunakan jamban.Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar.

12Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.3. Tatanan tempat kerjaIndikator PHBS di tempat kerja antara lain :Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :1.Tidak merokok di tempat kerja2.Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.3.Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik4.Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil5.Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.6.Menggunakan air bersih.7.Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.8.Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.4. Tatanan tempat umumPHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

13a.PHBS di PasarMenggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamukb.PHBS di tempat IbadahMenggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamukc.PHBS di Rumah MakanMenggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah makan, Menutup makanan dan minuman, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamukd.PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok di angkutan umum, Tidak meludah SembaranganManfaat:a.Bagi masyarakat:Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapib.Bagi tempat umumLingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat umum, Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umumc.Bagi pemerintah Kabupaten/kotaPeningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum145. Tatanan fasilitas kesehatanIndikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :1. menggunakan air bersih,2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,3. membuang sampah pada tempatnya,4. tidak merokok,5. tidak meludah sembarangan,6. memberantas jentik nyamuk.Aturan atau Kebijakan Mengenai PHBSPembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaanPHBS adalah :a. Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.d. Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonome. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa dan Kelurahan.f. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan.g. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.h. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan nasional Promosi Kesehatan.i. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanAdapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :1.Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.2.Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.3.Tatanan PHBS ada lima yaitu :a.Tatanan sekolahb.Tatanan Rumah tanggac.Tempat umumd.Tempat kerjae.Fasilitas kesehatan3.2 Saran1.Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.2.Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.3.Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.4.Kebersihan adalah bagian dari iman.

15DAFTAR PUSTAKAwww.promosikesehatan.com(Online)drmiftah.blogspot.com/2010/01/phbs(Online)http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/(Online)http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/21/22519/budayakan_prilaku_hidup_bersih_dan_sehat/#.T5jdO8hlftQ(Online)(Online)