Dian Panduan Manajemen Nyeri
-
Upload
nonjan-algifariis -
Category
Documents
-
view
242 -
download
0
Transcript of Dian Panduan Manajemen Nyeri
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 1/36
PANDUAN MANAJEMEN NYERI
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri bukan hanya merupakan modalitas sensorik tapi juga adalah
sebuah pengalaman.IASP (The International Association for the Study of Pain)
mendefinisikan nyeri sebagai suatu pengalaman sensoris dan emosi yang tidak
menyenangkan yang dikaitkan dengan kerusakan jaringan yang jelas atau
potensial terjadi, atau yang dikemukakan dalam istilah tertentu yang digunakan
untuk menggambar kerusakan tersebut. Ketidakmampuan seseorang untuk
berkomunikasi tidak menjamin seseorang tidak merasakan nyeri atau tidak
memerlukan manajemen nyeri. espon terhadap nyeri dapat sangat ber!ariasi
antar indi!idu maupun pada orang yang sama namun dalam "aktu yang berbeda
dan dipengaruhi oleh banyak faktor meliputi usia, jenis kelamin pendidikan dan
budaya. #$% (World Health Organization) membagi nyeri berdasarkan
beberapa klasifikasi. &erdasarkan patofisiologinya nyeri dibedakan menjadi nyeri
nosiseptif dan neuropatik, berdasarkan durasi nyerinya menjadi nyeri akut dan
kronis, berdasarkan etiologinya menjadi keganasan dan non'keganasan, serta
berdasarkan anatominya.
atalaksana nyeri ini sangat penting bahkan #$% menempatkannya
nyeri sebagai tanda !ita ke'lima setelah tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.
atalaksana yang efektif harus bersifat multimodal sehingga semua faktor yang
menyebabkan nyeri dapat diatasi. Selain itu, juga sebaiknya melibatkan pasien
dan keluarganya, dokter, pera"at dan semua pihak yang telibat. Panduan
manajemen nyeri ini dibuat dengan tujuan untuk menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas akibat nyeri serta memperepat lama pera"atan dan
penyembuhan pasien
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 2/36
BAB II
RUANG LINGKUP MANAJEMEN NYERI
1 PENILAIAN DERAJAT NYERI
*ntuk melakukan manajemen nyeri yang baik, maka penilaian derajat
nyeri yang tepat sebaiknya dilakukan. Nyeri bersifat sangat subjektif dan alat
ukurnya yang paling reliabel dan !alid adalah yang dikeluhkan oleh pasien
sendiri. +ang menjadi permasalahan adalah bila pasien tidak dapat seara
langsung mengemukakan rasa nyerinya misalnya pada kelompok pasien anak
atau kelompok tertentu (misalnya mereka dengan keterbatasan kognitif,
mendapatkan obat anestesi, atau dalam pera"atan I* (intensive care unit ),
dalam pengaruh obat'obatan hipnotik sedatif, dan kondisi khusus lainnya).
Penilaian nyeri akut yang akurat pada pasien anak tidak mudah karena
sifat nyeri sendiri yang sangat subyektif dan keterbatasan komunikasi pada
sebagian besar anak. *ntuk melakukan penilaian tersebut maka diperlukan
suatu alat ukur yang efektif. Pemahaman mengenai pengaruh tahapan
perkembangan anak terhadap kemampuannya mengekspresikan nyeri akan
membantu klinisi untuk memilih skala penilaian nyeri yang tepat dan kemudian
menginterpretasikannya.Alat ukur nyeri yang digunakan haruslah sesederhana
mungkin sehingga dapat digunakan oleh klinisi dengan epat serta dipahami
dengan mudah oleh anak'anak.
antangan yang paling jelas dalam melakukan penilaian akurat terhadap
nyeri pada bayi ialah ketidakmampuannya untuk berbiara sehingga digunakan
ukuran tingkah laku dan fisiologis. Seiring dengan semakin berkembangnya
kemampuan kognitif maka anak akan mampu mengekspresikan nyeri dengan
menggunakan alat bantu. Skala nyeri yang menggunakan gambar atau "ajah
yang me"akili gambaran obyektif rasa nyeri dapat digunakan untuk anak'anak
dengan usia di atas - tahun. Skala ukur seperti ini memungkinkan anak untukmengekspresikan pengalaman nyeri dengan ukuran obyektif sebelum
menunjukkannya dalam skala angka. Setelah kemampuan berbahasa
berkembang maka anak akan menggunakan kata'kata selain dengan menangis
misalnya sakit/ atau pedih/. Selain itu juga telah ditunjukkan bah"a anak'anak
berumur 00 tahun dapat menunjukkan gejala bingung sebagai ungkapan nyeri.
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 3/36
abel 0. Alat *kur &erdasarkan entang *mur
Alat Ukur Rentang Usia Skr
NIPS 1'2 minggu 1'3
45A Semua umur 1'01
4PS' -'06 tahun 1'7
4PS (&ieri dkk) -'08 tahun 1'7#ong'&aker 4A9S : bulan'08 tahun 1'7
%*$I9 ;'08 tahun 1'7
<AS =8 tahun &er!ariasi
<NS =8 tahun 1'01
eklist Nyeri Anak'Anak
yang &erkomunikasi1'80
45A yang >ire!isi
untuk ?angguan Kognitif -'08 tahun 1'01
NIPS@ Neonatas Infant Pain Scale45A@ Face, Legs, Activity, ry, and onsola!ility 4PS'@ Faces Pain Scale
<AS@ "isual Analogue Scale<NS@ "er!al Nu#eric Scale
Penilaian nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala di ba"ah ini@
0. Skala NIPS (Neonatal Infant Pain Sale)
erupakan alat ukur tingkah laku untuk mengukur rasa nyeri pada
neonatus kurang bulan dan ukup bulan.*ntuk mengukurnya bisa dibantu
dengan alat monitor sebelum, selama dan sesudah suatu rangsangan
nyeri.Ini dikembangkan oleh umah Sakit Anak di %ntario imur.
Parameter ada enam dengan skor 1 (terendah) sampai dengan 3
(tujuh).Nilai 1'6 untuk tidak nyeri atau nyeri ringan, ;'- untuk nyeri ringan
sampai moderat, =- untuk nyeri berat. Keterbatasan skala ini bisa terjadi
false skala yang rendah apabila dilakukan pengukuran pada bayi yang terlalu
sakit untuk merespon rangsangan atau mendapat obat pelumpuh otot.
abel 6. Neonatas Infant Pain Sale (NIPS)
NIPS ! 1 "
9kspresi "ajah elaks Kontraksi '
enangis idak ada $u#!ling Kuat
&ernapas elaks&erbeda dengan
basal'
5engan elaks 4leksiBteregang '
ungkai elaks 4leksiBteregang '
Allertness idurBtenang idak nyaman '
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 4/36
6. Skala I9S
&iasa dipakai untuk bayi 1'2 bulan. erdiri dari lima katagori dengan skor
masing'masing 1'6 (maksimal 01). im penilai dapat bekerjasama dengan
keluarga pasien (jika diperlukan).
abel ;. Skala I9S
rying C harateristi ry of pain is high pithed
0. No ry that is not high'pithed6. ry high pithed but baby is easily onsolable;. ry high pithed but baby is inonsolable
eDuire %6 for Sa%6 E:7F ' &abies eGperiening pain manifest
deresed oGygenation. onsider other auses of hypoGemia
(o!ersedation, ateletasis, pneumothoraG)
0. No oGygen reDuired
6. E;1 F oGygen reDuired;. =;1 F oGygen reuired
Inreased !ital signs (&P and $) C ake &P last as this may a"aken
hild making other assessments diffiult
0. &oth $ and &P unhanged or less than baseline6. $ or &P inreased but inrease in E61 F of baseline;. $ or &P is inreased =61 F o!er baseline
9Gpression C he faial eGpression most often assoiated "ith pain is a
grimae. A grimae may be harateriHed by bro" lo"ering, eyes
sDueeHed shut, deepening naso'labiaal furro", or open lips and mouth0. No grimae present6. ?rimae alone is present;. ?rimae and non'ry !oaliHation grunt is present
Sleepless C Sored based upon the infants state during the hour
preeding this reorded sore
0. hild has been ontinuously asleep6. hild has a"akened at the freDuent inter!als;. hild has been a"ake onstantly
;. Skala 45A (4ae 5eg Ati!ity ry onsolability)
Skala 45A adalah suatu alat pengukuran rasa nyeri unidimensi
berdasarkan tingkah laku pada periode post operasi pada anak keil. Skala
ini meliputi lima unsur yaitu "ajah (4ae), tungkai (5eg), gerakan (Ati!ity),
tangisan (ry) dan dapat dihibur (onsolability). Skala 45A dibuktikan
lebih realistis untuk menilai rasa nyeri pada anak dengan penyakit kritis.abel -. Skala 45A
(Face, Legs, Activity, ry, onsola!ility )
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 5/36
#a$a% idak ada ekspresi yang khusus (seperti
senyum)
Kadang meringis atau mengerutkan dahi,
menarik diri
Sering B terus menerus mengerutkan dahi,
rahang mengatup, dagu bergetar
1
0
6
Ekstre&itas Posisi normal B rileks
idak tenang, gelisah, tegang
enendang atau menarik kaki
1
0
6
Gerakan &erbaring tenang, posisi normal, bergerak
mudah
enggeliat'geliat, bolak'balik berpindah, tegang
Posisi tubuh meringkuk, kaku B spasme atau
menyentak
1
0
6
Menangis idak menangis
erintih, merengek, kadang mengeluh
enangis tersedu'sedu, terisak'isak, menjerit
1
0
6
Ke&a&'uan
Ditenangkan
Senang, rileks
>apat ditenangkan dengan sentuhan, pelukan,
atau berbiara, dapat dialihkan.
SulitB tidak dapat ditenangkan dengan pelukan,
sentuhan atau distraksi.
1
0
6
ara menggunakan skor 45A@
• Pada pasien yang sadarBbangun@ pengamatan pasien dilakukan selama
0'7 menit atau lebih. &agian yang diamati adalah tungkai dan tubuh yang
terbukaBterlihat, perubahan posisi dan akti!itas, kemudian pemeriksa
meraba tubuh pasien untuk menilai ketegangan otot, dan melakukan
inter!ensi atau konseling jika diperlukan.
• &ila pasien tertidur@ pengamatan dilakukan selama 7 menit atau lebih.
&agian yang diamati adalah tubuh dan tungkai yang terbukaBterlihat. Jika
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 6/36
memungkinkan rubah posisi pasien, raba tubuh pasien, serta nilai
ketegangan otot.
Interpretasi hasil skala 45A adalah@ relaks dan nyaman (1),
ketidaknyamanan ringan (0';), ketidaknyamanan sedang (-'2) dan
ketidaknyamanan berat atau nyeri atau keduanya (3'01).-. Skala 4PS' (4aes Pain Sale'e!ised)
*ntuk anak sekolah berusia -'06 tahun, skala pengukuran nyeri ini paling
!alid dan mampu mengukur nyeri akut dimana pengertian terhadap kata atau
angka tidak diperlukan. Kriteria nyeri di"akilkan dalam enam sketsa "ajah
(dari tujuh B 4PS sebenarnya) yang me"akili angka 1'7 atau 1'01.Anak'anak
memilih satu dari enam sketsa muka yang menerminkan nyeri yang mereka
rasakan.Skor tersebut dikelompokkan menjadi nyeri ringan (1';), nyeri
sedang (-'2), dan nyeri berat (3'01).?ambar 0. 4aes Pain Sale'e!ised
7. Skala #ong &aker 4A9SPengukuran nyeri ini menggunakan enam sketsa "ajah kartun, jenis
kelamin netral dimana menggambarkan dari tanpa nyeri ("ajah tersenyum)
sampai nyeri hebat ("ajah menangis).>igunakan untuk anak'anak ; tahun
keatas. Skor nyeri mulai dari nol sampai dengan lima. Skala pengukuran ini
sangat mudah dan sederhana, minimal instruksi, diterjemahkan dalam 01
bahasa, dan dipakai juga dalam diagnosis di ruang darurat.Kelemahan skala
ini bah"a sketsa muka dianggap me"akili emosi yang berlebihan.
?ambar 6. Skala Nyeri #ong'&aker 4A9S
2. Skala %*$9Skala %*$9 adalah skala pengukuran nyeri dengan menggunakan
kombinasi foto jepretan muka dengan kombinasi ukuran angka berbentuk
!ertikal, dari 1 C 011 mm. &iasanya dipakai untuk anak berusia diatas 2
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 7/36
tahun. 4oto jepretan kamera ini terdiri dari enam "ajah yang sensitif
(termasuk kulit putih, afrika, amerika, dan hispanik).Skoring dari 1 C 7.?ambar ;. Skala %uher
3. Skala <AS (<isual Analog Sale)Skala ini menggunakan garis mendatar atau tegak lurus yang memiliki
ukuran (011 mm) untuk menggambarkan kualitas nyeri.*jung akhir dari garis
itu adalah penjelasan !erbal terhadap nyeri yang paling hebat.Anak
menandai garis tersebut untuk menyatakan besarnya nyeri yang
dirasakan.Peneliti merekomendasikan skala ini untuk anak diatas 8 tahun.
?ambar -. Skala Analog <isual
8. Skala <NS (<isual Numeri Sale) B NS (Numerial ating Sale)Skala ini menggunakan garis lurus mendatar dan memiliki angka 1 C 01,
dari tanpa nyeri sampai dengan nyeri sangat hebat.Anak diminta untuk
memilih beratnya nyeri sesuai dengan berat tingan nyeri yang mereka alami.?ambar 7. Skala <NS
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 8/36
:. Skala nyeri anak yang tak bisa berkomunikasi (Nonommuniating hildrens
Pain heklist)Pengukuran nyeri untuk anak yang tidak bisa berkomunikasi dan
!ariasinya telah dibuat dan digunakan untuk anak'anak dengan keterbatasan
seperti autisme dan kelumpuhan otak (cere!ral %alsy ), untuk anak dengan
keterbatasan kemampuan.&iasanya dipakai untuk anak umur ;'08
tahun.>igunakan untuk menilai nyeri akut atau nyeri kronis anak dirumah.
ara menilainya, dilakukan pengamatan terlebih dahulu anak yang hendak
dinilai selama dua jam.Sebagai atatan bah"a item makanBtidur tidak selalu
terjadi sela dua jam pengamatan, untuk itu pengukuran ini berdasarkan
pengamatan tingkah laku anak seharian. Skor antara 1 C 0, dalam enam
subklas.Panjangnya daftar isian membuat skala ini jarang digunakan di ruang
ga"at darurat.otal nilai 3 atau lebih menunjukkan bah"a anak merasakan nyeri dan
nilai 2 atau kurang tidak nyeri.
?ambar 2.Nonco##unicating hildren&s Pain hec'list
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 9/36
Pada pasien yang mengalami penurunan kesadarn maka penilaian nyeri
dilakukan berdasarkan skala pengukuran sebagai berikut@() o#fort Scale
Pada pasien dengan penurunan kesadaran baik akibat dari penyakit yang
diderita, mendapat terapi analgetik atau pun sedasi tidak dapat mengeluhkan
nyeri yang dialami. o#fort scale dapat digunakan untuk menilai derajat nyeri
pada pasien dengan penurunan kesadaran. Skala ini memiliki 8 indikator (2
penilaian perilaku dan 6 penilaian fisiologis), yaitu ke"aspadaan (alertness),
ketenangan (cal#ness*agitation), distres pernafasan (res%iratory distress)
atau menangis (crying ), pergerakan ( %hysical #ove#ent ), tonus otot (#uscle
tone), tegangan "ajah (facial tension), tekanan darah basal (!lood %ressure)
dan denyut jantung basal (heart rate). Indikator distres pernafasan tidak
digunakan pada pasien yang bernafas spontan, sedangkan indikator
menangis tidak digunakan pada pasien dengan !entilasi mekanik.
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 10/36
Setiap indikator mempunyai nilai antara 0 dan 7. Nilai total antara 8
sampai -1. Nilai 03 sampai 62 menunjukkan kontrol sedasi dan nyeri yang
adekuat. Karena pengukuran tekanan darah dan denyut jantung yang
kompleks, skala ini terutama digunakan pada pasien dalam pera"atan
intensif.
Prosedur o#fort scale@
() Penilai memeriksa #edical flo+ chart pasien dan menghitung !aseline,
batas denyut jantung dan tekanan arteri rata'rata tertinggi dan terendah.
Nilai denyut jantung dan tekanan arteri rata'rata terendah selama 6- jam
dipakai sebagai !aseline, "alaupun pasien diberikan sedasi.
) Penilaian dimulai dengan periode obser!asi selama 6 menit dimana
penilai dapat mengamati "ajah dan seluruh tubuh pasien serta monitor
tanda !ital. >ilakukan penilaian seara epat gerakan, posisi tubuh,
ekspresi "ajah, respon terhadap stimulus eksternal, dan lain'lain
berdasarkan omfort sale.
-) Setiap 07'61 detik, penilai mengobser!asi denyut jantung dan tekanan
arteri rata'rata dan menentukan bila terjadi perubahan 07F dari !aseline.
.) Sekitar 01 detik sebelum akhir periode obser!asi, tonus otot dinilai dari
respon pasien terhadap fleksi ekstremitas seara epat dan lambat (pada
siku atau lutut tanpa kateter intra!ena, plester, arterial line). Pergelangan
tangan atau tumit dapat digunakan bila sendi lain tidak dapat digunakan.
/) Penilai kemudian menatat nilai pada setiap skala. Perilaku yang paling
ekstrim (distres) yang didapat selama obser!asi dinilai pada setiap
!ariabel. otal nilai dari setiap !ariabel dijumlahkan.
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 11/36
abel 7. o#fort Scale
Kategori PenilaianNilai
Skor
Ke"aspadaan
idur pulasBnyenyak 0
idur kurang nyenyak 6
?elisah ;
Sadar sepenuhnya dan "aspada -
Hi%er Alert 7
Ketenangan
enang 0
Agak emas 6
emas ;
Sangat emas -
Panik 7
>istressPernafasan
idak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk 0
espirasi spontan dengan sedikitBtidak ada respon terhadap !entilasi 6
Kadang'kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap !entilasi ;
Sering batuk, terdapat tahananBperla"anan terhadap !entilator -
ela"an seara aktif terhadap !entilator, batuk terus menerusBtersedak 7
enangis
&ernapas dengan tenang, tidak menangis 0
Sering terisak'isak 6
erengek ;enangis -
&erteriak 7
Pergerakan
idak ada pergerakan 0
Kadang'kadang bergerak perlahan 6
Sering bergerak ;
Pergerakan aktif terbatas -
Pergerakan aktif termasuk kepala dan badan 7
onus %tot
%tot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot 0
Penurunan tonus otot 6
onus otot normal ;
Peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan dan kaki -
Kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan tangan dan kaki 7
egangan
#ajah
%tot relaks sepenuhnya 0
onus otot "ajah normal, tidak terlihat tegangan otot "ajah yang nyata 6
egangan beberapa otot "ajah terlihat nyata ;egangan hampir di seluruh otot "ajah -
Seluruh otot "ajah tegang, meringis 7
ekanan >arah&asal
ekanan darah di ba"ah batas normal 0
ekanan darah berada di batas normal seara konsisten 6
Peningkatan tekanan darah sesekali 07F diatas batas normal (0'; kali) ;
Sering peningkatan tekanan darah 07F di atas batas normal (=; kali) -
Peningkatan tekanan darah terus menerus 07F 7
>enyutJantung &asal
>enyut jantung di ba"ah batas normal 0
>enyut jantung berada di batas normal seara konsisten 6
Peningkatan denyut jantung sesekali 07F di atas batas normal (0'; kali) ;
Seringnya peningkatan denyut jantung 07F di atas batas normal (=; kali) -
Peningkatan denyut jantung terus menerus 07F 7
otal Sore
) Non "er!al Pain Scale 0evised
Skala ini digunakan untuk menilai nyeri pada pasien dengan penurunan
kesadaran.. Ada 7 kategori yang akan dinilai ("ajah, aktifitas, posisi tubuh,
fisiologis, dan pernapasan). Skor 1'6 berarti tidak ada nyeri, ;'2 berarti nyeri
sedang, dan 3'01 berarti nyeri berat. Pasien dinilai tiap - jam pada
nursingflo+ sheet dan melakukan penilaian sebelum dan setelah inter!ensi
untuk memastikan kenyamanan pasien. Pasien dengan sepsis, hipoksia,
hipo!olemia perlu dieksklusi terlebih dahulu sebelum melakukan inter!ensi.
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 12/36
abel 2. Non "er!al Pain Scale 0evised
Kriteria Skor 1 Skor 0 Skor 6
#ajah idak ada
ekspresi
tertentu atau
senyum
Sesekali meringis,
mengeluarka air mata,
mengerutkan dahi.
Sering meringis,
mengeluarkan air
mata,
mengerutkan dahi.
Aktifitas &erbaring
tenang. Posisi
normal
enari perhatian
dengan gerakan
berhati'hati.
?erakan gelisah
dan atau mela"an
Posisi
ubuh
&erbaring
tenang, tidak
ada posisi
tangan diatas
tubuh
?erakan mengeliat,
ketegangan pada
tubuh
Kekakuan tubuh
4isiologis > dan nadi
stabil, tidak ada
perubahan
dalam - jam.
Perubahan dalam -
jam dari salah satu@
tekanan darah
sistolik=61, nadi=61,
laju pernafasan=01
Perubahan dalam
- jam dari salah
satu@ tekanan
darah =;1, nadi
=67, laju
pernapasan =61
Pernafasan Pernafasan
sesuai base
line, Sp%6
sesuai setting
!entilator
=01 dia atas
baseline atau
penurunan Sp%6 tidak
sinkronisasi ringan
dengan !entilator.
= 61 di atas
baseline atau
penurunan Sp%6
01F, tidak
sinkronisasi berat
dengan !entilator
;. 1ehavioral Pain Scale (&PS)erupakan pengukuran nyeri berdasarkan tingkah laku, digunakan pada
pasien penyakit kritis yang dira"at di I*.erdiri dari tiga item penilaian
dengan skor ;'06. Nilai E7 berarti pasien bebas nyeri, =7 pasien mengalami
nyeri yang perlu diterapi.
abel 3. 1ehavioral Pain Scale (&PS) untuk enilai Nyeri pada Pasien
Non!erbal dengan <entilasi ekanik
Perilaku >eskripsi Skor
9kspresi
"ajah
elaksasi 0
Partially tightened (misalnya
menggerakkan alis)
6
Fully tightened (misalnya menutup mata) ;
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 13/36
enyeringai -
9kstremita
s atas
idak ada gerakan 0
enekuk sebagian 6
enekuk penuh dengan fleksi jari'jari ;
etraksi permanen -
Komplian
dengan
!entilasi
entoleransi pergerakan 0&atuk namun masih mentolerasi
!entilasi sebagian besar "aktu6
idak bisa mengikuti !entilator (fighting
ventilator );
idak dapat mengonrrol !entilasi -
-. 1ehavioral Indicators of Infant Pain (&IIP) Adalah skala pengukuran nyeri dengan mengkombinasikan pengukuran
saat tidur dan bangun, lima mimik "ajah, dua gerakan tangan.Skala ini
dipakai untuk bayi baru lahir baik ukup bulan atau kurang bulan hingga umur
08 bulan.abel 8. Skala &IIP
Sore State Skor
1 >eep sleep
1 Ati!e sleep
1 >ro"sy
1 Luiet a"ake
0 Ati!e a"ake
6 Agitated rying
4ae
0 &ro" bulge
0 9ye sDuueHe
0 Naso'labial furro"
0 $oriHontal mouth streth
0 aut tongue
$and0 4inger splay
0 4isting
otal Sore
" MANAJEMEN NYERI
Nyeri seara umum dibedakan menjadi akut atau kronik. Nyeri akut
diartikan sebagai nyeri yang berlangsung kurang dari ;1 hari dan kronis lebih
dari ;1 hari. &agaimanapun juga definisi berdasarkan durasi tersebut tidak
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 14/36
mutlak dan tidak terlalu bermakna dalam menentukan strategi manajemen. Nyeri
akut biasanya dikaitkan dengan kerusakan B edera jaringan yang baru terjadi
dan durasi yang singkat.Nyeri menghilang setelah kerusakan sembuh. Nyeri ini
menyebabkan penderita "aspada untuk menghindari kerusakan B edera lebih
lanjut dengan akti!asi sistem saraf simpatis (!asokonstriksi, nadi epat,
terkadang menjadi agitasi). Nyeri kronis atau nyeri persisten terjadi lama setelah
kerusakan B edera jaringan sembuh (penyebab nyeri tidak jelas). Pasien dengan
nyeri kronis dapat mengalami perubahan fisiologi dengan gejala@ depresi,
+ithdra+al (menarik diri), anoreGia, fati2ue (lemah), hipersomnolen atau
insomnia, irritabilitas atau ketidakstabilan emosi, kurang inisiatif dan inaktifitas.
Perubahan tersebut dapat ringan dan memerlukan obser!asi keluarga, kerabat,
dan tenaga sosial. Pasien mungkin sepertinya tidak merasakan nyeri (nadi dan
ekspresi "ajah tidak menunjukkan rasa sakit). Nyeri kronis ini enderung sulit
untuk diatasi karena dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan psikologi. anajemen
yang ideal memerlukan multidisiplin, +hole3%erson a%%roach dan "aktu yang
panjang.
abel :. Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis
Nyeri Akut Nyeri Kronis
erjadi segera setelah terjadi kerusakan B
edera jaringan
erjadi setelahkerusakan B edera jaringan
hilang atau sembuh
>ianggap sebagai peringatan kerusakan B
edera jaringanM proteksi kerusakan jaringan
lebih lanjut
idak memiliki fungsi proteksi
Akti!asi nosiseptos elibatkan sensitisasi sentral dan kelainan
struktur permanen susunan saraf pusat
Akti!asi sistem saraf simpatis Adaptasi fisiologis
>urasi singkat >urasi lama
$ilang setelah kerusakan jaringan hilang erjadi lama setelah resolusi kerusakan B
edera jaringan
Seara langsung berkaitan dengan
kerusakan B edera, kondisi postoperasi,
dan proses penyakit
idak berkaitan seara langsung dengan
kerusakan B edera jaringan, prosedur
operasi, dan proses penyakit
espon terhadap terapi Sulit respon terhadap terapi
"(1 MANAJEMEN NYERI PEDIATRI
Pada a"alnya diyakini bah"a bayi tidak memiliki kemampuan untuk
mengekspresikan nyeri sehingga tidak memerlukan obat antinyeri namun
sekarang diketahui bah"a struktur nosiseptif telah berfungsi sejak janin (fetus).
&ayi, meskipun memiliki susunan saraf pusat yang sedang berkembang, juga
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 15/36
merasakan nyeri sehingga memerlukan penilaian dan tatalaksana lebih lanjut.
Kenyataan yang ditemukan kemudian ialah bah"a nyeri yang tidak teratasi saat
neonatus telah dikaitkan dengan efek terapi antinyeri yang kurang baik di usia
de"asa.
*ntuk merespon dan mengatasi rasa nyeri pada bayi dan anak yang
belum bisa diajak berkomunikasi,seorang dokter harus memiliki kemampuan
untuk menangkap segala hal atau tanda yang berkaitan dengan rasa nyeri
berdasarkan hasil pengamatan seara seksama. anajemen nyeri pediatri@
0. Pasien berusia E03 tahun6. anajemen nyeri pada pasien pediatri dapat dilakukan dengan pendekatan
multimodal menggunakan farmakologi dan nonfarmakologi;. &erikut adalah algoritma manajemen nyeri mendasar pada pediatri@
?ambar 3. Algoritme Nyeri pada Pediatri
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 16/36
-. Pemberian analgesik@a. 1y the ladder (pemberian analgesik seara bertahap sesuai dengan le!el
nyeri anak (ringan, sedang, berat))@
• A"alnya berikan analgesik ringan sedang
• Jika nyeri menetap dengan pemberian analgesik tersebut, berikan
analgesik yang lebih poten
• Pada pasien yang mendapat terapi opioid, pemberian parasetamol
tetap dilakukan sebagai analgesik adju!ant
• Analgesik adju!ant merupakan obat yang memiliki indikasi primer
bukan untuk nyeri tetapi dapat berefek analgesik dalam kondisi
tertentu
• Pada anak dengan nyeri neuropatik, dapat diberikan analgesik
adju!ant pada a"al terapi karena lebih spesifik dan efektif untuk
mengatasi nyeri neuropati@0) Analgesik multimodal@ anti depresant, agonis adrenergi alfa'6,
kortikosteroid, anestesi topial6) Analgesik untuk nyeri neuropati@ antidepresant, antikon!ulsi,
agonis ?A&A, anestesioral lokal;) Analgesik untuk nyeri musuloskeletal@ relaksan otot,
benHodiaHepin, inhibitor osteoklas, radiofarmakab. 1y the cloc' (mengau pada "aktu pemberian analgesik)@
• Pemberian haruslah teratur, misalnyasetiap -'2 jam (disesuaikan
dengan masa kerja obat dan derajat keparahan nyeri pasien, tidak
boleh (jika perlu) keuali episode nyeri pasien benar'benar
intermiten dan tidak dapat diprediksi. 1y the child (mengau pada pemberian analgesik yang sesuai dengan
kondisi masing'masing indi!idu)@
• 5akukan monitor dan asesment nyeri seara teratur
• Sesuaikan dosis analgesik jika perlu
d. 1y the #outh mengau pada jalur pemberian obat@
• %bat harus diberikan melalui jalur yang paling sederhana, tidak
in!asif, dan efektif, biasanya per oral
• Karena pasien takut dengan jarum suntik, pasien dapat menyangkal
bah"a mereka mengalami nyeri atau tidak memerlukan pengobatan
• *ntuk mendapatkan efek analgesik yang epat dan langsung,
pemberian parenteral terkadang merupakan jalur yang paling efisien
• %pioid kurang poten jika diberikan per oral
• Sebisa mungkin jangan memberikan obat !ia intramusular karena
nyeri dan absorbsi obat tidak dapat diandalkan
• Infus kontinu memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan I,I<,
dan subkutan intermiten, yaitu@tidak nyeri,menegah terjadinya
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 17/36
penundaanBketerlambatan pemberian obat, memberikan kontrol
nyeri yang kontinu pada anak.
• Indikasi@ pasien nyeri di mana pemberian per oral dan opioid
parenteral intermiten tidak memberikan hasil yang memuaskan,
adanya muntah hebat (tidak dapat memberikan obat per oral)
e. Analgesik dan anestesi regional@ epidural
• Sangat berguna untuk anak dengan nyeri kanker stadium lanjut yang
sulit diatasi dengan terapi konser!atif.
• $arus dipantau dengan baik
• &erikan edukasi dan pelatihan kepada staf, ketersediaan segera obat'
obatan dan peralatan resusitasi, dan penatatan akurat mengenai
tanda !italB skor nyeri
7. Penggunaan opioid pada pediatri@• Pilih rute yang paling sesuai untuk pemberian jangka panhjang,pilihlah
jalur oral.
• Pada penggunaan infus kontiyu I<, sediaan obat kerja singkat dengan
dosis 71F'611F dari dosis infus perjam koniyu (bila perlu).
• Jika diperlukan =2 kali opioid kerja singkat dalam 6- jam maka dibagi 6-.
Alternatif lainnya adalah dengan menaikkan keepatan infus sebesar 71
F.
• Jika efek analgetiknya tidak adekuat dan tidak ada toksisitas, tingkatkan
sebesar 71F.
• Saat tapering off atau penghentian obat pada semua pasien yang
menerima opoid =0 minggu. $arus dilakukan tapering off ( untuk
menghindari "ithdra"al). Kurangi dosis 71F selama 6 hari,lalu kurangi
sebesar 67F setiap 6 hari. Jika dosis ekuio!alen dengan dosis morfin
oral ( 1,2mgBkg&&Bhari), opioid dapat dihentikan.
• eperidin tidak boleh digunakan untuk jangka lama karena dapat
terakumulasi dan menimbulkan mioklonus, hipereflek, dan kejang.
2. erapi nonfarmakologi meliputi@a. erapi kognitif@ merupakan terapibyang paling bermanfaat dan
memilikinefek yang besar dalam menajeman nyeri non'obat untuk anak.b. >istraksi terhadap nyeri dengan mengalihkan atensi ke hal lain sperti
musik, ahaya, "arna, permainan, permen , komputer, permainan, film,
dan sebagainnya.. erapi perilaku@ bertujuan untuk menguirangi perilaku yang dapat
meningkatkan nyeri dan meningkatkan perilaku yang dapat menurunkan
nyeri.
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 18/36
d. erapi relaksasi@ dapat berupa mengepalkan dan mengendurkan jari
tangan,menggerakkan kaki sesuai irama,tarik nafas dalam.abel 01. erapi Nonfarmakologi
Kognitif Perilaku 4isik
• Informasi
• Pilihan dan kontrol
• >istraksi dan atensi
• $ypnosis
• Psikoterapi
• 5atihan
• erapi relaksasi
• *mpan balik positif
• odifikasi gaya
hidupBperilaku
• Pijat
• 4isioterapi
• Stimulasi termal
• Stimilasi sensorik
• Akupuntur
• 9NS
(transutaneous
elektrial ner!e
stimulation )
3. elakukan manajemen efek samping opioid
abel 00. anajemen 9fek Samping %pioid
9fek samping atalaksana
Pruritus >ifenhidramin (1,7 mgBkg tiap 2 jam PN) AtauNalokson gtt (1,7'6 ugBkgBjam) AtauNalmefen (1,67'1,7 ugBkg tiap 8 jam)
NauseaB!omitus %ndansteron (1,07 mgBkg tiap 2 jam PN sampai maksimal -
mgBkali) AtauNaran gtt (1,7'6 ugBkgBjam) AtauNalmefene (1,67'1,7 ugBkgBkali tiap 8 jam)
Somnolen etilfenidat (1,0 mgBkgBkali)M pikirkan preparat lepas lambat
etensi urin Nalokson gtt (1,7'6 ugBkgBjam) AtauNalmefene (1,67'1,7 ugBkgBkali tiap 8 jam).>apat diperlukan pemasangan kateter urin.
Seringkali gejala dapat diatasi dengan mengurangi dosis opioid 61'67F. eskipun
begitu, tindakan ini dapat mengurangi efek analgesia dan terapi adjuntif sebaiknya
dipertimbangkan.
"(" MANAJEMEN NYERI DE#ASA
"("(1 MANAJEMEN NYERI AKUT DE#ASA
0. elakukan penilaian nyeri melalui anamnesis sampai pemeriksaan
penunjang
6. enentukan mekanisme nyeri@
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 19/36
a. Nyeri somatik
a. Nyeri dengan onset epat, terlokalisasi dengan baik, dan nyeri
bersifat tajam, menusuk, atau seperti ditikamb. Penyebab@ kerusakan jaringan yang menyebabkan pelepasan Hat
kimia dari sel yang edera dan memediasi inflamasi dan nyeri melalui
nosiseptor kulit.. ontoh@ nyeri akibat laserasi, sprain, fraktur, dislokasi
b. Nyeri !iserala. Nyeri yang kurang bisa dilokalisasi, bersifat difus, tumpul, seperti
ditekan benda berat.b. Nyeri ini disebabkan oleh iskemiBnekrosis, inflamasi, peregangan
ligament, spasme otot polos, distensi organ beronggaBlumen. Nyeri neuropatik
a. Nyeri yang dirasakan seperti rasa terbakar, nyeri menjalar,
kesemutan, alodinia (nyeri saat disentuh), atau hiperalgesiab. ?ejala nyeri biasanya dialami dari bagian distal dari tempat edera
(sementara pada nyeri nosiseptif, nyeri dialami pada tempat edera). &erasal dari edera jaringan saraf d. &iasanya diderita oleh pasien dengan diabetes, multiple slerosis,
herniasi diskus, AI>S, pasien yang menjalani kemoterapiBradioterapi.
)( elakukan penilaian derajat nyeri ringan (<AS 0';), sedang (<AS -'2) , dan
berat (<AS 3'01)
*( emberikan analgetika sesuai dengan Step'5adder #$%@
%AINS efektif untuk nyeri ringan (<AS 0';) sampai sedang (<AS -'2) dan
opioid efektif untuk nyeri sedang (<AS -'2) sampai berat (<AS 3'01)
7. *ntuk nyeri ringan sampai sedang mulai dengan %AINS B opioid lemah
2. elakukan e!aluasi nyeri yang dialami pasien dengan melakukan penilaian
ulang derajat nyeri dan memantau hasil pemberian obat, jika kurang efektif B
nyeri menjadi sedang sampai berat, analgetika ditingkatkan menjadi opioid
kuat
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 20/36
3. Jika pasien memiliki kontraindikasi absolut %AINS, dapat diberikan opioid
ringan
8. ute pemberian obat analgetika adalah sebagai berikut@
• %ral@ Antikon!ulsan, antidepresan, antihistamin, ansiolitik, kortikosteroid,
anestetika lokal, %AINS, opioid
• Intra!ena@ Antikon!ulsan, ketamin, %AINS, opioid
• Neuraksial (analgesia spinal, epidural, serta kombinasi spinal dan
epidural)@ Anestetika oral, %pioid
• ektal (suppositoria)@ %AINS, %pioid, Antikon!ulsan
• opikal@ Anestetika lokal
• Infiltrasi@ Anestetika lokal
• Subkutan@ Anestetika lokal, %pioid
• ransdermal@ Anestetika 5okal, %pioid
:. enilai dan memberikan tatalaksana efek samping pengobatan
• %pioid
a. ual dan muntah@ memberikan anti emetikb. Konstipasi@ memberikan stimulant buang air besar,
menghindari laksatif yang mengandung serat karena dapat
menyebabkan produksi gas. Pruritus@ mempertimbangkan untuk mengganti opioid jenis
lain atau dapat juga menggunakan antihistamin.d. ioklonus@ mempertimbangkan untuk mengganti opioid
atau memberikan benHodiaHepin
e. >epresi pernapasan@ memberikan nalokson ( ampur 1,-mg nalokson dengan Nal 1,: F sehingga total !olume
menapai 01ml).&erikan 1,16 mg ( 1,7 ml) bolus setiap
menit hingga keepatan pernapasan meningkat.>apat
diulang jika pasien mendapat terapi opioid jangka panjang
• %AINS
a. ?angguan gastrointestinal@ memberikan A$6 antagonis
atau PPI (proton pump inhibitor)b. Perdarahan akibat disfungsi platelet@ pertimbangkan untuk
mengganti %AINS yang tidak memiliki efek terhadap
agregasi platelet01. &ila diperlukan dapat dikombinasikan atau diganti dengan terapi
nonfarmakologi berupa@a. Heat * cold %ac' b. elakukan reposisi, immbolisasi. 5atihan relaksasi seperti menarik napas, bernapas dengan irama B pola
teratur, dan atau meditasi pernapasan yang menenangkand. >istraksi B pengalih perhatiane. Analgesia neuraksial
f. &lok perifer 00. elakukan penilaian talaksana
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 21/36
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 22/36
?ambar 8. Algoritme anajemen Nyeri Akut
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 23/36
?ambar :. Algoritme Pemberian %pioid Intermitten Intra!ena *ntuk Nyeri Akut
"("(" MANAJEMEN NYERI PADA GERIATRI
0. 5anjut usia ( lansia ) didefinisikan sebagai orang'orang yang berusia = 27
tahun.
6. Pada lansia, pre!alensi nyeri dapat meningkat hingga dua kali lipatdibandingkan de"asa muda.
;. Penyakit yang sering menyebabkan nyeri pada lansia adalah artritis, kanker,
neuralgia trigeminal, neiralgia pasa'herpetik, reumatika polimialgia, dan
penyakit degeratif.-. 5okasi yang sering mengalami nyeri@ sendi utama B penyangga tubuh,
punggung, tungkai ba"ah,dan kaki.7. Alasan seringnya terjadi manajemen nyeri yang buruk adalah@
a. Kurangnya pelatihan untuk dokter mengenai mamajemen nyeri pada
geriatri.b. Asesmen nyeri yang tidak adekuat.. Keenganan dokter untuk memerapkan opoid.
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 24/36
2. Asesmen nyeri pada geriatri yang !alid, reliabel, dan dapat diaplikasikan
menggunakan Functional and Pain Scale seperti diba"ah ini@abel 06. Functional Pain Scale
Skala nyeri Keterangan
1 idak nyeri
0 >apat ditoleransi ( akti!itas tidak terganggu )
;idak dapat ditoleransi ( tetapi masih dapat menggunakan
telepon,menonton <, atau membaa )
-idak dapat ditoleransi ( tidak dapat menggunakan telepon, menonton t!,
atau membaa
7 idak dapt ditoleransi ( dan tidak dapt berbiara karena nyeri )
Skor normal B yang diinginkan@ 6
3. Inter!ensi non'farmakologia. erapi termal@ pemberian pendinginan atau pemanasan di area
nonseptif untuk menginduksi pelepasan opoid endogenb. Stimulasi listrik pada saraf transkutan B perkutan, dan akupuntur.. &lok saraf atau radiasi tumor.d. Inter!ensi medis pelengkap B tambahan atau alternatif @ terapi
relaksasi, umpan balik positif,hypnosis.e. 4isioterapi dan okupasi.
8. Iner!ensi farmakologi ( tekanan pada keamanan pasien )a. Non'opoid@ %AINS, p araetamol, %O'6 inhibitor, antidepresan trisiklik,
amitriptilin, ansiolitik.b. %poid @
• esiko adiksi rendah jika digunakan untuk nyeri akut ( jangka
pendek).
• $idrasi yang ukup dan konsumsi serat B bulking agent untuk
menegah konstipasi (preparat senna, sorbitol)
• &erikan opoid jangka pendek.
• >osis rutin dan teratur memberikan efek analgesikbyang lebih baik
daupada pemberian intermiten.
•
ulailah dengan dosis rendah, lalu naikan dengan berlahan• Jika efek analgesia mesih kurang adekuat, dapat menaikkan opoid
sebesar 71'011F dari dosis semula.. Analgesik adju!ant
• %AINS dan amfetamin @ meningkatkan toleransi opoid dan resolusi
nyeri
• Notriptilin, klonaHepam, karbamaHepin, fenitoin, gabapntin, tramadol,
meGiletiline,@ efektif untuk nyeri neuropatik
• Antikon!ulsan @untuk neuralgia trigeminal.
• ?abapentin @ neuralgia pasa'herpetik 0';G011mg sehari dan dapat
ditingkatkan menjadi ;11 mgBhari.
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 25/36
:. esiko efek samping %AINS meningkatk pada lansia. Insidens perdarahan
gastrointestinal meningkat hampir dua kali lipat pada pasien =27 tahun01. Semua fase farmakokinetikdipengaruhi oleh penuaan, termasuk
aborsi,distribusi, metabolisme, dan eliminasi.00. Pasien lansia enderung memerlukan pengurangan dosis analgesik. Absorbs
sering tidak teratur karena adanya penundaan "aktu transit atau sindrom
malabsorbsi06. Ambang batas nyeri sedikit meningkat pada lansia.0;. 5ebih disarankan menggunakan obat dengan "aktu paruh yang lebih singkat0-. 5akukan monitor ketat jika mengubah atau meningkatkan dosis pengobatan07. 9fek samping penggunaan opoid yang paling sering dialami konstipasi02. Penyebab tersering timbulnya efek samping obat@ polifarmasi (misalnya
pasien mengkonsumsi analgesik, antidepresant,dasn sedasi seara rutin
harian)
03. Prinsip dasar terapi farmakologi @ mulailah dengan dosis rendah,laludinaikkan perlahan hingga terapai dosis yang diinginkan.
08. Nyeri yang tidak terkontrol dengan baik dapt mengakibatkan@a. PenurunanBketerbatasan mobilitas. Pada akhirnya dapt mengarah ke
depresi karena frustasi dengan keterbatasan mobilitasnya dan
menurunnya kemampuan funsional.b. >apat menurunkan sosialisasi, gangguan tidur, bahkan dapat
menurunkan imunitas tubuh. Kontrol nyeri yang tidak adekuat dapat menjadi penyebab munulnya
agitasi dan gelisahd. >okter enderung untuk meresepkan obat'obatan yang lebih
banyak.polifarmasi dapat meningkatkan resiko jatuh dan delirium.0:. &eberapa obat yang sebaiknya tidak digunakan (dihindari) pada geriatri@
a. %AINS@ indometasin dan piroksikam ("aktu paruh yang panjang dan efek
samping gastrointestinal lebih besar)b. %poid@ pentaHoine, butorphanol (merupakan ampuaran anatagonis dan
agonis, enderung memproduksi efek psikotomimetik pada lansia)M
metadon, le!orphanol ("aktu paruh panjang). PropoGyphene@ neurotoksikd. Antidepresen@ tertiary amine tryylis (efek samping anrikolinergik)
61. Semua pasien yang mengkonsumsi opoid, sebelumnya harus diberikan
kombinasi preparat senna dan obat pelunak fees (buliking agents)60. Pemilihan analgesik menggunakan ;'step ladder #$%( sama dengan
manajemen pada nyeri akut)a. Nyeri ringan'sedang@ analgesik non'opoidb. Nyeri sedang@ opoid minor,dapat dikombinasikan dengan %AINS dan
analgesik adju!ant.
. Nyeri berat@ opoid poten
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 26/36
Satu'satunya perbedaan dalam terapi analgesik ini adalah penyesuaian
dosis dan hati'hati dalam memberikan obat kombinasi.
"("() MANAJEMEN NYERI PADA PERSALINAN PER+AGINAM
0. Nyeri Pada Persalinan
Nyeri pada persalinan primipara merupakan salah satu pengalaman nyeri
yang hebat tinggi yang pernah dialami. Sekitar 71F "anita selama persalinan
mengalami nyeri hebat atau sangat hebat. Jaras nyeri pada persalinan ukup
luas, diantaranya serabut aferen dari 01 sampai S-.
*terus, segmen ba"ah uterus dan ser!iks dipersarafi oleh serabut aferen
A dan , yang bersamaan dengan keluarnya simpatis torakolumbal dan
sakral. Nyeri pada persalinan kala 0 berasal dari dermatom pada uterus dan
ser!iks (01'50) kemudian meluas ke dermatom lumbal dan sakral seiring
dengan proses persalinan.
Persalinan kala 6 melibatkan nyeri somatik yang diakibatkan oleh distensi
dan robekan struktur pel!is dan tekanan abnormal pada otot perineal.
6. Analgesia 9pidural Pada Persalinan
Analgesia dengan tehnik epidural dapat diapai dengan 6 ara, yaitu
tehnik blok segmental dan blok komplit.
ehnik blok segmental dapat digunakan pada kala 0 untuk membatasi
penyebaran analgesia sensorik pada segmen 01'50. Ketika persalinan
memasuki kala 6, analgesia dapat ditambah untuk memblok persarafan
sakral. >osis penuh to%3u% diberikan pada posisi duduk selama 7 menit.
Konsentrasi anestetik lokal yg lebih besar dapat diberikan pada kala 6 untuk
memblok motorik dan relaksasi perineal jika direnanakan untuk ekstraksi
foreps atau seksio sesaria. Kekurangan tehnik ini adalah tidak selalu dapatmemblok nyeri perineal (S6'S7).
ehnik blok komplit (01'S7) menghasilkan analgesia sensorik dari 01
sampai S7 saat diberikan dosis a"al. Namun, insiden hipotensi lebih besar
dibandingkan dengan blok segmental. Selama analgesia epidural, diperlukan
monitoring rutin terhadap tanda !ital maternal, denyut jantung fetus dan
kontraksi uterus. ehnik blok komplit dapat diapai dengan tehnik intermiten
atau infus kontinyu. ehnik intermiten memerlukan pemberian anestetik lokal
setiap 00
B6 sampai 6 jam atau jika pasien mulai merasa tidak nyaman.
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 27/36
Analgesia sensorik dijaga dari 01 sampai S7. Anestetik lokal yang biasa
digunakan adalah bupi!akain 1,1267F, 1,067F, dan 1,67F.
ehnik analgesia epidural lumbal@
• Posisi duduk atau lateral dekubitus
• Aseptik dan antiseptik antara 56 dan S0
• Identifikasi ruang epidural, arah be!el ke sefalad
• &ila telah menapai ruang epidural, masukkan kateter epidural 6'2 m
• 5akukan aspirasi. Jika negatif, berikan test dose
• >osis inisial dengan dosis terbagi (7 ml)@
− 1,:F'6,1F lidokain (total 01'06 ml)
− 1,1267F'1,67F bupi!akain (total 01'06 ml)
− 1,0F'1,6F ropi!akain (total 01'06 ml)
− 1,1267F'1,67F ropi!akain (total 01'06 ml)
− Adju!an@ fentanil (total 71Qg), epinefrin ([email protected]'-11.111)
• >osis pemeliharaan@
− Intermiten@ bolus bupi!akain 1,0'1,67F R fentanil ; QgBml,01 ml (7 ml
R 7 ml) jika diperlukan
− Infus kontinyu@ bupi!akain 1,1-F'1,067F R fentanil 0,7'6 QgBml, 06'
02 mlBjam
− Patient3controlled e%idural analgesia (P9A)@
o Keepatan basal@ 8'01 mlBjam
o >osis bolus 7 ml
o Loc'out 01 menit
o &atas tiap jam ;1 ml
• Jika nyeri menetap setelah 07 menit dari saat injeksi, tarik kateter sampai
;'- m di dalam ruang epidural dan berikan tambahan anestetik lokal
• Jika nyeri masih menetap selama 7 menit, abut dan pasang kembali
kateter epidural
;. o#!ined S%inal 4%idural 5S46 Analgesia Pada Persalinan
ehnik S9 mengkombinasikan one3shot s%inal dan epidural kontinyu
menjadi satu prosedur yang memiliki keuntungan dari kedua tehnik dan risiko
yang lebih minimal. S9 semula dianggap bermanfaat hanya pada saat a"al
atau akhir persalinan. Karena opioid spinal menghasilkan analgesia tanpa
memblok motorik, pasien diberikan opioid spinal pada a"al persalinan agar
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 28/36
dapat berjalan dan diberikan analgesia epidural bila memerlukan tambahan
analgesia. Pada pasien dengan fase akhir persalinan, dengan S9
diharapkan dapat mengurangi kebutuhan analgesia epidural karena pada
pasien ini dapat melahirkan dengan analgesia spinal.
ehnik S9@
• Posisi duduk
• Aseptik dan antiseptik antara 56 dan S0
• Identifikasi ruang epidural, kemudian jarum spinal dimasukkan ke dalam
lumen jarum epidural.
•Pastikan ujung jarum spinal melebihi 00'07 mm dari ujung jarum epidural
• Injeksi pada jarum spinal, bupi!akain 1,67F 0,37 mg (1,3 ml) R fentanil 07
Qg (1,; ml) R epinefrin 71 Qg (1,17 ml)
• Jika mungkin, aspirasi 5S sampai total 6 ml sebelum injeksi
• abut jarum spinal, masukkan kateter epidural 7'2 m, abut jarum
epidural
• Amankan kateter
• Pindahkan pasien ke posisi lateral
• &erikan test dose
• >osis pemeliharaan@
− Infus kontinyu@ bupi!akain 1,1-F'1,067F R fentanil 0,7'6 QgBml, 06'
02 mlBjam
− Patient3controlled e%idural analgesia (P9A)@
o Keepatan basal@ 2'01 mlBjam
o >osis bolus 7 ml
o Loc'out 01 menit
o &atas tiap jam ;1 ml
-. Analgesia Spinal Pada Persalinan
Analgesia spinal dosis tunggal jarang digunakan pada persalinan karena
durasinya yang lebih singkat dibandingkan dengan proses persalinan.
Namun, dosis tunggal ini bermanfaat pada fase akhir persalinan.
Penggunaan kateter intratekal kontinyu menghasilkan onset yang epat
dan analgesia dapat dititrasi sesuai dengan kondisi persalinan, namun
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 29/36
memiliki komplikasi yang lebih sering seperti terjadinya injuri neurologik
permanan atau blok spinal tinggi.
>osis pemeliharaan analgesia spinal@
• &olus intermiten@ bupi!akain 1,67F 6,7 mg R fentanil 07 Qg jika diperlukan
• Infus kontinyu@ bupi!akain 1,067F R fentanil 6 QgBml, 1,7'6 mlBjam dan
dititrasi sampai blok setinggi 01
"("(* MANAJEMEN NYERI KR,NIS DE#ASA
0. elakukan penilaian nyeri melalui anamnesis sampai pemeriksaan
penunjang
6. enentukan mekanisme nyeri@
a. Nyeri neuropatika. Nyeri yang disebabkan oleh kerusakan atau disfungsi sistem
somatosensorik.
b. ontoh@ neuropati >, neuralgia trigeminal, neuralgia pasa'
herpetik.
. Karakteristik@ nyeri persisten, rasa terbakar, penjalaran nyeri
sesuai dengan persarafannya, baal, kesemutan, atay alodinia.
d. 4ibromyalgia@ gatal, kaku,dan nyeri yang difus pada musuloskeletal
(bahu, ekstremitas), nyeri berlangsung selama = ;bulan
b. Nyeri otot
a. Nyeri yang mengenai otot leher, bahu, lengan, punggung
ba"ah, panggul, dan ekstremitas ba"ah.
b. Nyeri dirasakan akibat disfungsi pada 0Blebih jenis otot, berakibat
kelemahan, keterbatasan gerak.
. atalaksana@ mengembalikan fungsi otot dengan fisioterapi, identifikasi
dan manajemen faktor yang memperberat (postur, gerakan repetitif,
faktor pekerjaan)
. Nyeri inflamasi
a. ?ontoh@ artritis, infeksi, edera jaringan (luka), nyeri pasa'operasi
b. Karakteristik@ pembengkalan, kemerahan, panas pada tempat nyeri.
erdapat ri"ayat edera B luka.
. atalaksana@ manajemen proses inflamasi dengan antibioti B
antirenatik, %AINS, kortikosteroid.
d. Nyeri mekanis B kompresi
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 30/36
a. >iperberat dengan akti!itas, dan nyeri berkurang dengan istirahat.
b. ontoh@ nyeri punggung dan leher (berkaitan dengan strainBsprainM
ligamentBotot), degenerasi diskus, osteoporosis dengan fraktur
kompresi, fraktur. erupakan nyeri nosiseptif
. atalaksana@ beberapa kasus memerlukan dekompresi atau
stabilisasi.
;. atalaksana nyeri sesuai dengan mekanisme nyeri
-. elakukan penilaian derajat nyeri@ ringan (<AS 0';), sedang (<AS -'2) dan
berat (<AS 3'01)
7. emberikan analgetika sesuai dengan Step'5adder #$%@
%AINS efektif untuk nyeri ringan (<AS 0';) sampai sedang (<AS -'2) dan
opioid efektif untuk nyeri sedang (<AS -'2) sampai berat (<AS 3'01)
2. *ntuk nyeri ringan sampai sedang mulai dengan %AINS B opioid lemah
3. elakukan e!aluasi nyeri yang dialami pasien dengan melakukan penilaian
ulang derajat nyeri dan memantau hasil pemberian obat, jika kurang efektif B
nyeri menjadi sedang sampai berat, analgetika ditingkatkan menjadi opioid
kuat
8. Jika pasien memiliki kontraindikasi absolut %AINS, dapat diberikan opioid
ringan
:. ute pemberian obat analgetika adalah sebagai berikut@
• %ral@ Antikon!ulsan, antidepresan, antihistamin, ansiolitik, kortikosteroid,
anestetika lokal, %AINS, opioid
• Intra!ena@ Antikon!ulsan, ketamin, %AINS, opioid
• Neuraksial (analgesia spinal, epidural, serta kombinasi spinal dan
epidural)@ Anestetika oral, %pioid
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 31/36
• ektal (suppositoria)@ %AINS, %pioid, Antikon!ulsan
• opikal@ Anestetika lokal
• Infiltrasi@ Anestetika lokal
• Subkutan@ Anestetika lokal, %pioid
• ransdermal@ Anestetika 5okal, %pioid
01. enilai dan memberikan tatalaksana efek samping pengobatan00. &ila diperlukan dapat dikombinasikan atau diganti dengan terapi
nonfarmakologi06. elakukan pelilaian lain@
a. asalah pekerjaan dan disabilitasb. Psikologi (apakah pasien mengalami masalah psikiatri seperti depresi,
emas, ri"ayat penyalahgunaan obat'obatan, ri"ayat penganiayaan,
atau gangguan tidur). Spirituald. 4aktor yang mempengaruhi dan hambatan
0;. elakukan penilaian talaksana
?ambar 01. Algoritme anajemen Nyeri Kronik
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 32/36
?ambar 00. enana Pera"atan Pasien Nyeri Kronik
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 33/36
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 34/36
abel 0;. Skor >I9 (>iagnosis, Intratibility, isk, 9ffiay) untuk menilai
kesesuaian aplikasi terapi opioid jangka panjang untuk nyeri kronik non'kanker
Skr -aktr Pen$elasan
Diagnsis
0 Kondisi kronik ringan dengan temuan
objektif minimal atau tidak adanya diagnosis
medis yang pasti. isalnya@ fibromyalgia,migraine, nyeri punggung tidak spesifik.6 Kondisi progresif perlahan dengan nyeri
sedang atau kondisi nyeri sedang menetap
dengan temuan objektif medium. isalnya@
nyeri punggung dengan perubahan
degeneratif medium, nyeri neuropatik; Kondisi lanjut dengan nyeri berat dan
temuan objektif nyata. isalnya@ penyakit
iskemik !askular berat, neuropati lanjut,
stenosis spinal berat
Intra.ti/ilit0keterli/atan2
0 Pemberian terapi minimal dan pasien
terlibat seara minimal dalam manajemen
nyeri6 &eberapa terapi telah dilakukan tetapi
pasien tidak sepenuhnya terlibat dalam
manajemen nyeri, atau terdapat hambatan
(finansial, transportasi, penyakit medis); Pasien terlibat sepenuhnya dalam
manajemen nyeri tetapi respons terapi tidak
adekuat
Risik R2 jumlah skor PRKRR>
Psikologi
0 >isfungsi kepribadian yang berat atau
gangguan ji"a yang mempengaruhi terapi.
isalnya@ gangguan kepribadian, gangguan
aferk berat6?angguan ji"aB kepribadian mediumB
sedang. isalnya@ depresi, gangguan emas;Komunikasi baik. idak ada disfungsi
kepribadian atau gangguan ji"a yang
signifikan
Kesehatan
0Penggunaan obat akhir'akhir ini, alkohol
berlebihan, penyalahgunaan obat6edikasi untuk mengatasi stress, atau
ri"ayat remisi psikofarmaka;idak ada ri"ayat penggunaan obat'obatan
eliabilitas
0&anyak masalah@ penyalahgunaan obat,
bolos kerjaB jad"al kontrol, komplians buruk6erkadang mengalami kesulitan dalam
komplians, tetapi seara keseluruhan dapatdiandalkan;Sangat dapat diandalkan (medikasi, jad"al
kontrol, dan terapi)
>ukungan sosial
0$idup kaau, dukungan keluarga minimal,
sedikit teman dekat, kehilangan peran dalam
kehidupan normal6Kurangnya hubungan dengan oral dan
kurang berperan dalam sosial;Keluarga mendukung, hubungan dekat.
erlibat dalam kerjaBsekolah, tidak ada isolasi
sosial
9dukasi 04ungsi buruk atau pengurangan nyeri
minimal meski dengan penggunaan dosis obatsedang'tinggi
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 35/36
64ungsi meningkat tetapi kurang efisien
(tidak menggunakan opioid dosis sedang'
tinggi);Perbaikan nyeri signifikan, fungsi dan
kualitas hidup terapai dengan dosis yang
stabil
Skr ttal >RIRR9Skor 3'0;@ tidak sesuai untuk menjalani terapi opioid jangka panjang
Skor0-'60@ sesuai untuk menjalani terapi opioid jangka panjang
DA-TAR PUSTAKA
8/17/2019 Dian Panduan Manajemen Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/dian-panduan-manajemen-nyeri 36/36
0. Ambuel, $amlett K#, arG . &lumer J5. Assessing distress in %ediatric
intensive care environ#ents7 the O$FO0T Scale. J Ped Psyh. 0::6M 03@
:7'01:.
6. >atta S. Anesthesia for esarean 8elivery . >alam@ %bstetri Anesthesia
$andbook. Springer@ 6111.;. >rendel A5., Kelly &., Ali S. Pain Asess#ent for hildren Overco#ing
hallenges and O%ti#izing are. Pediatr 9mer are. 6100M 63@ 33;'80.-. Institute for linial Systems Impro!ement (ISI). Health care guideline7
assess#ent and #anage#ent of acute %ain. 9disi ke'2M 6118.7. Institute for linial Systems Impro!ement (ISI). Health care guideline7
assess#ent and #anage#ent of chronic %ain. 9disi ke'7. ISIM 6100.